petrografi acara v

23
PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara : Batuan Sedimen I Nama : Masril Rizal Hari/Tgl : Senin, 25 Oktober 2010 NIM : D 611 08 309 Perbesaran Total : 50X No. Urut : 01 No. Peraga : A.3 ( Salman’04 ) Jenis batuan : Batuan Sedimen Klastik Kedudukan Batuan : (x = 63, y = 16) Kenampakan mikroskopis : Dalam sayatan tipis menunjukkan warna orange kebiruan pada nikol sejajar dan warna pada nikol silang abu-abu kehitaman, bentuk butir subangular- subrounded, sortasi buruk, kemas terbuka, jenis pori sekunder ( oversizepore ), ukuran material 0,1 – 0,6 mm, porositas 10 %, permeabilitas rendah, komposisi material Rock Fragmen, Kuarsa , Ortoklas , Matriks, dan Semen. Kuarsa Orthoklas Rock Fragmen Matriks Oversizepore Nikol Sejajar Semen Nikol Silang

Upload: mazryl-kudo

Post on 26-Jun-2015

433 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petrografi Acara V

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen I Nama : Masril Rizal

Hari/Tgl : Senin, 25 Oktober 2010 NIM : D 611 08 309

Perbesaran Total : 50X

No. Urut : 01

No. Peraga : A.3 ( Salman’04 )

Jenis batuan : Batuan Sedimen Klastik

Kedudukan Batuan : (x = 63, y = 16)

Kenampakan mikroskopis : Dalam sayatan tipis menunjukkan warna orange

kebiruan pada nikol sejajar dan warna pada nikol silang abu-abu kehitaman, bentuk

butir subangular-subrounded, sortasi buruk, kemas terbuka, jenis pori sekunder (

oversizepore ), ukuran material 0,1 – 0,6 mm, porositas 10 %, permeabilitas rendah,

komposisi material Rock Fragmen, Kuarsa, Ortoklas, Matriks, dan Semen.

Kuarsa

Orthoklas

Rock Fragmen

Matriks

Oversizepore

Nikol Sejajar Semen Nikol Silang

Nikol Sejajar Nikol Silang

Page 2: Petrografi Acara V

Deskripsi Material :

Kuarsa : Warna pada nikol sejajar orange sedangkan warna pada nikol

silang adalah tidak berwarna, relief tinggi ukuran 0,2 – 0,3 mm, bentuk

subrounded, sudut gelapan 7°, jenis gelapan miring.

Orthoklas : Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang adalah

putih berkabut, relief sedang, ukuran 0,1 - 0,3 mm, bentuk subangular,

sudut gelapan 10°, jenis gelapan miring.

Rock Fragmen : Warna pada nikol sejajar coklat muda sedangkan warna

pada nikol silang transparan, ukuran 0,4 – 0,6 mm, bentuk subrounded -

subangular.

Matrik : Warna pada nikol sejajar coklat,warna pada nikol silang abu-abu

kehitaman, bentuk butir subrounded, ukuran butir < 0,1 mm.

Semen bersifat silika

Presentase Material :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 30 25 20 25

Orthoklas 15 20 20 18,33

Rock Fragmen 35 30 35 33,33

Matriks 10 15 10 11,67

Silika 10 10 15 11,67

Nama Batuan : Batupasir Sangat Kasar (Wenworth 1922)

Lithic Graywacke (Pettijohn, 1975)

Petrogenesa :Pada pengamatan sayatan tipis diatas menunjukkan warna

pada nikol sejajar adalah orange kebiruan dan warna pada nikol silang yaitu abu-abu

kehitaman dengan tekstur yang terdiri atas bentuk butir subrounded - subangular,

sortasi buruk, kemas terbuka dengan porositas rendah, ukuran material berkisar

antara 0.1 – 0.6 mm, serta komposisi material yang terdiri atas Batuan Beku (Kuarsa

dan Ortoklas), Rock Fragment, Matriks dan semen.

Berdasarkan komponen-komponen mineral penyusunnya, batuan ini termasuk

dalam batuan sedimen non karbonat dimana material pembentuknya merupakan hasil

dari aktivitas kimia dan proses mekanik terhadap batuan yang sudah ada, yang

diendapkan dari larutan atau arus suspensi dalam air atau udara pada suhu dan

Page 3: Petrografi Acara V

tekanan normal dimana materialnya berasal dari sungai. Selanjutnya material-

material hasil lapukan tersebut tertransportasi oleh media transportasi berupa air dan

angin ke tempat yang lebih stabil atau cekungan sedimen. Batuan ini termasuk dalam

batuan sedimen klastik yang endapannya adalah hasil rombakan dan hancuran batuan

beku yang terdiri dari fragmen batuan, mineral-mineral penyusun batuan beku, dan

berbagai material lainnya. Apabila kekuatan arus/gaya mulai menurun hingga berada

di bawah titik daya angkutnya maka terjadi pengendapan, dimana material-material

sedimen tersebut terakumulasi di suatu tempat atau suatu cekungan. Dalam

pengamatan mikroskopis ini kenampakan bentuk mineralnya subrounded –

subangular serta ukuran material penyusunnya yang berkisar antara 0,1 – 0,6 mm, ini

menunjukkan batuan ini tertransportasi jauh dari sumber materialnya. Kemudian

terjadi kompaksi karena beban akumulasi sedimen oleh material-material lain secara

terus menerus yang menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih kompak dan

air yang dikandung dalam ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume

batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil. Dengan keluarnya air dari ruang

pori-pori, terjadi sementasi yaitu material yang terlarut didalamnya mengendap dan

merekat (menyemen) butiran-butiran material sedimen tersebut. Setelah itu, terjadi

litifikasi yaitu proses dimana sedimen baru yang terombak perlahan-lahan berubah

menjadi batuan sedimen. Kompaksi yang terus-menerus akan menyebabkan

terjadinya pengerasan terhadap material-material sedimen sampai akhirnya menjadi

batuan sedimen. Batuan ini tersusun atas mineral silika dan feldspar, maka batuan ini

merupakan batuan sedimen yang terendapkan di daerah transisi. Berdasarkan hasil

pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat diinterpretasikan nama

batuannya adalah Batupasir Sangat Kasar (Wentworth, 1922) dan Lithic

Graywacke (Pettijohn, 1975). Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan

sedimen lain seperti Konglomerat dan Batugamping. Adapun kegunaan dari batuan

ini yaitu sebagai material bahan bangunan.

Page 4: Petrografi Acara V

KLASIFIKASI WENTWORTH, 1922

Page 5: Petrografi Acara V

KLASIFIKASI PETTIJHON, 1975

F + Q + RF

Perhitungan Persentase Material

Rf + Q + F = 33.33 + 25 + 18.33

= 76.66 %

Rf : (33.33 / 76.66) x 100 % = 43.47 %

Q : (25 / 76.66) x 100 % = 32.61 %

F : (18.33 / 76.66) x 100 % = 23.91 %

Page 6: Petrografi Acara V

Referensi :

Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Jurusan TeknikGeologi Universitas Hasanuddin

Kerr, F. Paul. _____. Optical Mineralogy Third Edition. Columbia : Columbia University

Ria Irvan, Ulva. 2010. Penuntun Mineral Optik Edisi II. Makassar : JurusanTeknik Geologi Universitas Hasanuddin.

Simon and Schuster’s. 1977. Rocks adn Minerals. New York : Simon and Schuster Inc.

Praktikan Asisten

( Masril Rizal ) (Marcy Natalia Lente)

Page 7: Petrografi Acara V

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen I Nama : Masril Rizal

Hari/Tgl : Senin, 25 Oktober 2010 NIM : D 611 08 309

Perbesaran Total : 50X

No. Urut : 02

No. Peraga : B.15 ( Salman’04 )

Jenis batuan : Batuan Sedimen Klastik

Kedudukan Batuan : (x = 51, y = 16)

Kenampakan mikroskopis : Dalam sayatan tipis menunjukkan warna orange

kebiruan pada nikol sejajar dan warna abu-abu kehitaman pada nikol silang, bentuk

butir subangular-subrounded, sortasi buruk, kemas terbuka, jenis pori sekunder

( Oversize pore ) , ukuran material 0,1 – 0,5 mm, porositas 5%, permeabilitas rendah,

komposisi mineral Rock Fragmen, Kuarsa, Ortoklas, Matriks dan Semen.

Kuarsa

Orthoklas

Rock Fragmen

Matriks

Silika

Nikol Sejajar Oversizepore Nikol Silang

Nikol Sejajar Nikol Silang

Page 8: Petrografi Acara V

Deskripsi Material :

Kuarsa : Warna pada nikol sejajar orange sedangkan warna pada nikol

silang adalah tidak berwarna, relief tinggi ukuran 0,1 – 0,2 mm, bentuk

subrounded - subangular, sudut gelapan 7°, jenis gelapan miring.

Orthoklas : Warna pada nikol sejajar orange, warna pada nikol silang adalah

tidak berwarna, relief sedang, ukuran 0,2 - 0,3 mm, bentuk subangular -

angular, sudut gelapan 10°, jenis gelapan miring.

Rock Fragmen : Warna pada nikol sejajar coklat muda sedangkan warna

pada nikol silang transparan, ukuran 0,3 - 0,5 mm, bentuk subrounded -

subangular.

Matrik : Warna pada nikol sejajar coklat, warna pada nikol silang abu-abu

kehitaman, bentuk butir subrounded - subangular, ukuran butir < 0,1 mm.

Semen bersifat silika

Presentase Material :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Kuarsa 30 25 20 25

Orthoklas 15 20 25 20

Rock Fragmen 25 30 30 28,33

Matriks 15 15 10 13,33

Silika 15 10 15 11,67

Nama Batuan : Batupasir Kasar (Wenworth 1922)

Feldspathic Graywacke (Pettijohn,1975)

Petrogenesa :Pada pengamatan sayatan tipis diatas menunjukkan warna

pada nikol sejajar adalah orange kebiruan dan warna pada nikol silang yaitu abu-abu

kehitaman dengan tekstur yang terdiri atas bentuk butir subrounded - subangular,

sortasi buruk, kemas terbuka dengan porositas rendah, ukuran material berkisar

antara 0.1 – 0.5 mm, serta komposisi material yang terdiri atas Rock Fragment,

(Kuarsa dan Ortoklas), Matriks dan semen.

Berdasarkan komponen-komponen mineral penyusunnya, batuan ini termasuk

dalam batuan sedimen non karbonat dimana material pembentuknya merupakan hasil

dari aktivitas kimia dan proses mekanik terhadap batuan yang sudah ada, yang

diendapkan dari larutan atau arus suspensi dalam air atau udara pada suhu dan

tekanan normal yang material penyusunnya berasal dari sungai. Batuan ini termasuk

Page 9: Petrografi Acara V

dalam batuan sedimen klastik yang endapannya adalah hasil rombakan dan hancuran

batuan beku, terdiri dari fragmen batuan, mineral-mineral penyusun batuan beku, dan

berbagai material lainnya. Selanjutnya material-material hasil lapukan tersebut

tertransportasi oleh media transportasi berupa air dan angin ke tempat yang lebih

stabil atau cekungan sedimen. Apabila kekuatan arus/gaya mulai menurun hingga

berada di bawah titik daya angkutnya maka terjadi pengendapan, dimana material-

material sedimen tersebut terakumulasi di suatu tempat atau suatu cekungan. Dalam

pengamatan mikroskopis ini kenampakan bentuk mineralnya subrounded –

subangular serta ukuran material penyusunnya yang berkisar antara 0,1 – 0,5 mm, ini

menunjukkan batuan ini tertransportasi jauh dari sumber materialnya. Kemudian

terjadi kompaksi karena beban akumulasi sedimen oleh material- material lain secara

terus menerus yang menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih kompak dan

air yang dikandung dalam ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume

batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil. Dengan keluarnya air dari ruang

pori-pori, terjadi sementasi yaitu material yang terlarut didalamnya mengendap dan

merekat (menyemen) butiran-butiran material sedimen tersebut. Setelah itu, terjadi

litifikasi yaitu proses dimana sedimen baru yang terombak perlahan-lahan berubah

menjadi batuan sedimen. Kompaksi yang terus-menerus akan menyebabkan

terjadinya pengerasan terhadap material-material sedimen sampai akhirnya menjadi

batuan sedimen. Batuan ini tersusun atas mineral silika dan feldspar, maka batuan ini

merupakan batuan sedimen yang terendapkan di daerah transisi. Berdasarkan hasil

pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat diinterpretasikan nama

batuannya adalah Batupasir Kasar (Wentworth, 1922) dan Feldsphatic Graywacke

(Pettijohn, 1975). Batuan ini biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen lain seperti

Konglomerat dan Batulempung. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu sebagai

material bahan bangunan.

Page 10: Petrografi Acara V

KLASIFIKASI WENTWORTH, 1922

Page 11: Petrografi Acara V

KLASIFIKASI PETTIJHON, 1975

F + Q + RF

Perhitungan Persentase Material

Rf + Q + F = 28.33 + 25 + 20

= 73.33 %

Rf : (28.33 / 73.33) x 100 % = 38.63 %

Q : (25 / 73.33) x 100 % = 34.09 %

F : (20 / 73.33) x 100 % = 27.27 %

Page 12: Petrografi Acara V

Referensi :

Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Jurusan TeknikGeologi Universitas Hasanuddin

Kerr, F. Paul. _____. Optical Mineralogy Third Edition. Columbia : Columbia University

Ria Irvan, Ulva. 2010. Penuntun Mineral Optik Edisi II. Makassar : JurusanTeknik Geologi Universitas Hasanuddin.

Simon and Schuster’s. 1977. Rocks adn Minerals. New York : Simon and Schuster Inc.

Praktikan Asisten

( Masril Rizal ) (Marcy Natalia Lente)

Page 13: Petrografi Acara V

PRAKTIKUM PETROGRAFI

Acara : Batuan Sedimen I Nama : Masril Rizal

Hari/Tgl : Senin, 25 Oktober 2010 NIM : D 611 08 309

Perbesaran Total : 50X

No. Urut : 03

No. Peraga : ST.86

Jenis batuan : Batuan Sedimen Klastik

Kedudukan Batuan : (x = 59, y = 25)

Kenampakan mikroskopis : Dalam sayatan tipis menunjukkan warna orange

kecoklatan pada nikol sejajar dan warna abu-abu kehitaman, bentuk butir subrounded

- subangular, sortasi buruk, kemas terbuka, jenis pori packing unhomogen, komposisi

material Radiolaria, Kalsedon, dan Silika

Kalsedon

Radiolaria

Silika

Nikol Sejajar Nikol Silang

Page 14: Petrografi Acara V

Deskripsi Material :

Radiolaria : warna pada nikol sejajar putih, warna pada nikol silang abu-

abu, bentuk subrounded - rounded, diisi oleh Polykristalin Quartz

(Chalcedon)

Matrik : warna orange kecokelatan, ukuran 0,01 mm, bentuk subrounded

Semen bersifat silika

Presentase Material :

Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Radularia 25 15 30 23,33

Matrik 15 15 5 11,67

Silika 60 70 65 65

Nama Batuan : Radiolarian Chert (Boggs,1987)

Quatz Wackes (Pettijohn,1975)

Petrogenesa :Pada pengamatan sayatan tipis diatas menunjukkan warna

pada nikol sejajar adalah orange kecoklatan dan warna pada nikol silang yaitu abu-

abu kehitaman dengan tekstur yang terdiri atas bentuk butir subrounded - subangular,

sortasi buruk, kemas terbuka serta komposisi material yang terdiri atas Radiolaria,

Kalsedon dan Silika.

Berdasarkan komponen-komponen mineral penyusunnya, batuan ini termasuk

dalam batuan sedimen non karbonat yang material pembentuknya merupakan hasil

dari aktivitas kimia dan mekanik terhadap batuan yang sudah ada, yang diendapkan

dari larutan atau suspensi dalam air atau udara pada suhu dan tekanan normal. Batuan

ini termasuk dalam batuan sedimen klastik yang endapannya adalah hasil rombakan

dan hancuran batuan kerak bumi, terdiri dari fragmen batuan, mineral, dan berbagai

material lainnya. Proses pembentukannya yaitu dimulai dari pelapukan atau proses

perubahan batuan sedimen yang telah ada karena persentuhan dengan atmosfer dan

hidrosfer. Selanjutnya material-material hasil lapukan tersebut tertransportasi oleh

media transportasi berupa air dan angin ke tempat yang lebih stabil atau cekungan

sedimen. Apabila kekuatan arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik

daya angkutnya maka terjadi pengendapan, dimana material-material sedimen

tersebut terakumulasi di suatu tempat atau suatu cekungan. Dalam pengamatan

mikroskopis ini kenampakan bentuk mineralnya subrounded – subangular ini

Page 15: Petrografi Acara V

menunjukkan batuan ini tertransportasi jauh dari sumber materialnya. Kemudian

terjadi kompaksi karena beban akumulasi sedimen atau material lain yang

menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air yang dikandung

dalam ruang pori-pori antar butir tedesak keluar sehingga volume batuan sedimen

yang terbentuk menjadi lebih kecil. Dengan keluarnya air dari ruang pori-pori, terjadi

sementasi yaitu material yang terlarut didalamnya mengendap dan merekat

(menyemen) butiran-butiran material sedimen tersebut. Setelah itu, terjadi litifikasi

yaitu proses dimana sedimen baru yang terombak perlahan-lahan berubah menjadi

batuan sedimen. Kompaksi yang terus-menerus akan menyebabkan terjadinya

pengerasan terhadap material-material sedimen sampai akhirnya menjadi batuan

sedimen. Adapun jenis pori dari batuan ini yaitu packing unhomogen dimana pori ini

terbentuk akibat adanya pelarutan atau diagenesis yang menyebabkan pori yang

terbentuk menjadi tidak merata

Batuan ini tersusun atas mineral yang kaya akan kandungan silika, sehingga

batuan ini merupakan batuan sedimen yang terendapkan di laut dalam. Pada lapisan

batuan ini tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti Radiolaria yang

menyebabkan batuan ini berwarna merah kecoklatan karena pigmen dari Radiolaria

tersebut yang sudah mati bercampur dengan material sedimen. Endapan tersebut

dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang

terakumulasi pada dasar lautan yang dalam. Lumpur tersebut bersama-sama

terkumpul dibawah zona-zona planktonik Radiolaria saat hidup di permukaan air

pada suhu yang hangat. Saat organisme tersebut mati, cangkangnya diendapkan

perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling

lepas.

Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembentukannya maka dapat

diinterpretasikan nama batuannya adalah Radiolarian Chert (Boggs, 1987) dan

Quartz Wackes (Pettijonh, 1975).

Page 16: Petrografi Acara V

KLASIFIKASI PETTIJOHN, 1975

Q = 25 %

Semen = 60 %

Page 17: Petrografi Acara V

Referensi :

Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Jurusan TeknikGeologi Universitas Hasanuddin

Kerr, F. Paul. _____. Optical Mineralogy Third Edition. Columbia : Columbia University

Ria Irvan, Ulva. 2010. Penuntun Mineral Optik Edisi II. Makassar : JurusanTeknik Geologi Universitas Hasanuddin.

Simon and Schuster’s. 1977. Rocks adn Minerals. New York : Simon and Schuster Inc.

Praktikan Asisten

( Masril Rizal ) (Marcy Nataly L)