peta studi bahasa arab di uin...
TRANSCRIPT
1
PETA WACANA STUDI BAHASA ARAB DI UIN JAKARTA
(Analisis Substansi dan Metodologi Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA-FITK)
Oleh Muhbib Abdul Wahab Abstrak
Studi bahasa Arab di UIN Jakarta termasuk yang paling tua, namun sejauh ini belum ada pemetaan wacana secara jelas. Penelitian ini berupaya menjelaskan peta wacana substansi dan metodologi studi bahasa Arab yang tercermin dalam skripsi PBA selama 1981-2001. Melalui penelusuran sumber, telaah kritis, dan analisis isi terhadap 611 skripsi, ditemukan bahwa tema yang paling dominan adalah materi pengajaran bahasa Arab (80,52%). Sedangkan metode penelitian yang dominan adalah metode yang berorientasi pengumpulan data dari lapangan (344 orang = 71%), dalam bentuk penelitian eksplanatif dengan dua atau tiga variabel (361 orang = 45,93%). Analisis kualitatif juga relatif mewarnai prosedur penelitian para alumni karena dipilih tidak kurang dari 33% alumni (260 orang). Hal ini juga membuktikan bahwa para alumni PBA lebih cenderung meneliti praktik pengajaran bahasa Arab di lapangan, terutama di madrasah (76,39%), daripada meneliti konsep dan pemikiran melalui kajian pustaka (29% = 178 orang). Dengan demikian, metodologi yang digunakan alumni PBA relatif lebih mempertimbangkan relevansi sosial-eduksional daripada relevansi intelektual-konsepsional.
البحثلخص م
، إال بجامعة شريف هدايةة ا اسسةيمية الحميميةة راارتةا الدراسات العلمية أقدم من العربية تعتبر الدراساتتيضيح الخريطة مةن ااحيةة دراسةال هحاول هذتلم يمن واضحا حتى اآلن. و فيها وضع خريطة الخطاب العربيأن
. 2001و 1431بملية التربية فةي التتةرة مةا بةين الرسائل العلمية لقسم اللغة العربية البحث في مضمين ومناهج ههةذمتشةف تو رسةالة أو بحاةا، 111باالعتماد على استقصاء مصادر البيااةات واقةدها، وتحليةل محتياهةا لةةذلك و %(، وأما مناهج البحث السائد اسةتعماال 30،02هي مادة تعليم اللغة العربية ) بحااأن الميضيع األاار دراسةالالعيقةة االرتباييةة بةين متغيةرين أو ي ةة متغيةرات. ويمةين دراسةة%( الةذ يتماةل فةي 21دااي )هي البحث الميةف
%(. واةل ذلةك يةدل علةى أن معالةم يةيب قسةم 33البحث الميتي من أااةر المنةاهج المسةتعملة فةي الرسةائل )قاراة مع البحث في %( بالم34،21اللغة العربية يتضلين البحث في عملية تدريس العربية، خاصة فى المدراس )
%(. وخيصةةةة القةةةيل إن المنةةةاهج المتبعةةةة فةةةي البحةةةث العلمةةةي تعتمةةةد علةةةى 24األفمةةةار والدراسةةةات الممتبيةةةة ) من االعتبارات النالرية التمرية.حالا هااالعتبارات االرتماعية والتربيية أاار المنطلقات و
Abstract
Arabic studies in State Islamic University (UIN) have considered as the oldest studies,
nevertheless, there is no a clear effort to mapping of the Arabis discourse. This study deal with
map of substance and methodology of Arabic studies which understod from thesises (1981-
2001) of Arabic Teaching Departement of Educataion Faculty of UIN. Based on exploration of
resources of data, critical studies, and analysis content of 611 thesises, its gathered that the
most dominance of theme is subject matter of Arabic teaching (80,52%), while the most
dominance of using research methodology is the field reseach (344 thesises = 71%), such as
correational research with two or three variables (45,93%). The qualitative research is also
dominance in thesises (33%). This fact means that study on Arabic teaching is more favorable,
2
especially in Madrasa (79,39%), than library research (29%). So, the methodology which is
more used
A. Konteks Permasalahan
Penelitian bahasa Arab di dunia Islam merupakan penelitian rintisan yang
mencikal-bakali berbagai studi ilmu-ilmu keislaman. Penelitian ini disemangati oleh
ajaran Islam --yang sangat menghargai pengembangan ilmu dan memposisikan ilmuwan
(`ulama) pada kedudukan terhormat (QS. Fâthir, 35:28 dan al-Mujâdilah, 58:11)-- dan
juga disemangati oleh al-Qur'an yang diturunkan dengan bahasa Arab. Adalah `Alî ibn
Abî Thâlib (w. 40 H) sahabat yang pertama kali menginstruksikan Abu al-Aswad al-
Du'ali (16 s.H.-69 H) untuk melakukan penelitian dan penyusunan tata bahasa Arab
karena ia melihat banyak orang `ajam (non-Arab) yang melakukan kesalahan (lahn)
dalam melafalkan al-Qur’an ('Akkawi, 1993:9), sehingga kesalahan ini dikhawatirkan
dapat membahayakan otentisitas al-Qur'an.
Penelitian bahasa Arab mulai mentradisi pada awal abad kedua Hijriyah. al-Khalîl
ibn Ahmad (100-170 H) merupakan perintis penelitian bahasa Arab. Karya
monumentalnya, Kitâb al-`Ain, merupakan kamus pertama di dunia Islam yang disusun
berdasarkan hasil penelitiannya mengenai bunyi-bunyi bahasa Arab. Sistematika kamus
ini berdasarkan urutan makhârij al-hurûf (tempat artikulasi huruf) dari al-halaq
(tenggorokan) hingga kedua buah bibir (Hijazi, 1993:10).
Penelitian bahasa Arab pada mulanya dilakukan untuk kepentingan ―melayani‖
kebutuhan pemahaman terhadap ajaran Islam. Setelah banyak orang `ajam memeluk
Islam, baik di kawasan Afrika seperti Sudan, al-Jazair, Libya, Marokko dan Tunisia,
maupun Asia seperti Iran, Irak, Azarbeijan dan sebagainya, bahasa Arab menjadi
semakin vital (penting) untuk dikaji sebagai instrumen untuk memahami sumber-
sumber ajaran Islam, khususnya al-Qur'an.
Studi bahasa Arab memang tidak dapat dipisahkan dari "semangat" memahami
ajaran Islam. Karena itu, "motivasi religius" merupakan elan vital yang menggerakkan
umat Islam atau lembaga pendidikan untuk mengkaji dan mendalami bahasa Arab,
meskipun motivasi tersebut masih perlu diperkuat dengan "motivasi akademik-ilmiah".
Tujuan utama pendidikan bahasa Arab di berbagai lembaga pendidikan Islam, mulai
dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, tampaknya lebih diorientasikan kepada
upaya memahami sumber-sumber ajaran Islam yang berbahasa Arab, daripada untuk
kepentingan yang lain, seperti: komunikasi lisan aktif, kepentingan diplomasi, ekonomi,
perdagangan, kebudayaan dan sebagainya.
Pada masa kodifikasi ilmu-ilmu bahasa Arab (masa klasik) ditemukan bahwa
penelitian dan pemetaan wacana studi kebahasaaraban membuktikan bahwa pada masa
itu telah terbentuk sekurang-kurangnya delapan wacana dan tema sentral penelitian dan
studi kebahasaaraban. Kedelapan tema sentral itu adalah: (1) Nahwu & Sharaf, (2)
Ushûl al-Nahwi, (3) Fiqh al-Lughah, (4) Ma`âjim al-Lughah al-`Arabiyyah, (5) `ilm al-
Arûdh, (6) Thabaqât al-Lughawiyyîn wa al-Nahwiyyîn, (7) al-Naqd wa al-Balâghah,
dan (8) al-Dirâsat al-Adabiyyah. Pemetaan ini memang baru didasarkan atas
3
kecenderungan umum wacana yang berkembang saat itu. Namun demikian, menarik
dicatat bahwa masing-masing tema tersebut terdapat berbagai sumber literatur dan para
tokoh pengembangnya (Abu Sulaiman, 1980). Dengan kata lain, peta studi bahasa Arab
sangat terkait dengan wacana dan karya kebahasaaraban yang dikembangkan.
Studi bahasa Arab di UIN Jakarta secara akademik termasuk paling tua. Karena,
sejak IAIN Jakarta didirikan tahun 1957, jurusan yang mula-mula dibuka adalah: 1)
Jurusan Syari`at, 2) Jurusan Bahasa Arab dan 3) Jurusan Khusus (Imam Tentara).
Penanam ―benih‖ dan pengembang awal studi bahasa dan sastra Arab‖ di UIN Jakarta
adalah (alm.) Prof. Dr. Bustami A. Gani (Muhbib, 2002:113). Jadi, usia fakultas Adab
dan Tarbiyah yang di dalamnya terdapat jurusan bahasa Arab sudah lebih 40 tahun.
Setiap calon sarjana PBA diwajibkan menulis skripsi berbahasa Arab. Jika alumni
PBA kini diasumsikan lebih dari 1.000 (seribu) orang, berarti PBA telah memiliki
koleksi 1.000 judul skripsi. Yang menjadi persoalan adalah: "Apakah skripsi bahasa
Arab yang telah ditulis oleh alumni itu sudah dipetakan sedemikian rupa berdasarkan
orientasi dan kategorisasi pencabangan ilmu dalam PBA? Sejauh ini, hasil penelitian
mengenai hal itu belum ada, padahal untuk pengembangan akademik, sebagaimana
tergambar dalam karya skripsi yang dihasilkan alumninya, menjadi sangat krusial,
setidak-tidaknya untuk menggagas dan menciptakan model pengembangan pembe-
lajaran bahasa Arab yang lebih relevan dan efektif.
Metode penulisan skripsi pada jurusan PBA sejauh ini juga tampak masih kurang
relevan dengan tema yang diteliti. Pemahaman mahasiswa terhadap metode penelitian
juga relatif rendah, sehingga nyaris setiap skripsi menggunakan dua metode yang ―itu-
itu saja‖, yaitu metode kepustakaan dan metode lapangan, tanpa elaborasi yang jelas,
padahal keduanya hanyalah sebagian kecil dari sebuah proses atau prosedur penelitian
ilmiah. Hal ini, boleh jadi disebabkan oleh pemahaman dosen pembimbing yang keliru
mengenai hakekat metode penelitian, sehingga mahasiswa cenderung ―meniru‖ begitu
rupa apa yang diperoleh dari dosennya, atau meniru –tanpa proses pemahaman yang
kreatif—skripsi-skripsi masa lalu, tanpa dikritisi.
Pemetaan wacana dan orientasi studi bahasa Arab, sebagaimana tercermin dalam
karya skripsi, juga menjadi sangat penting; karena selain untuk kepentingan
pengembangan akademik jurusan, juga sebagai bahan evaluasi dan reformasi tradisi
akademik di kalangan mahasiswa maupun dosen jurusan di masa-masa mendatang.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dan dimotivasi oleh keinginan kuat
untuk memajukan jurusan PBA ke arah yang lebih prospektif dan profesional,
dipandang penting dilakukannya penelitian mengenai: ―Peta Wacana Studi Bahasa
Arab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Analisis Substansi dan Metodologi
Skripsi Alumni Jurusan PBA-FITK‖.
B. Permasalahan
Objek penelitian ini adalah skripsi sarjana jurusan PBA FITK yang ditulis
dalam kurun waktu 1981-2001. Topiknya adalah orientasi wacana, substansi dan
metodologi yang digunakan dalam skripsi. Pemetaan wacana studi bahasa Arab
4
didasarkan pada pembidangan ilmu-ilmu bahasa Arab dan pendidikan bahasa Arab,
seperti: nahwu, sharaf, balâghah, insyâ’, imla`, muthâlaah, empat mahârât: istimâ’,
kalâm, qirâ`ah, dan kitâbah, mufradât, dan seterusnya. Sedangkan pemetaan
metodologi didasarkan atas pendekatan, format dan analisis yang digunakan: deskriptif,
eksploratif, eksplanatif, kualitatif, kuantitatif, dan normatif atau historis. Model analisis
seperti: analisis kesalahan, analisis komparatif, analisis kontrastif dan analisis isi, juga
menjadi fokus penelitian ini. Pemetaan metodologi mengkritisi: apakah penelitian itu
cenderung: (a) meneguhkan hasil penelitian sebelumnya, (b) mengkritisi dan
mengoreksi teori yang ada, ataukah (c) mengembangkan dan menemukan teori atau model
baru, misalnya, dalam pembelajaran bahasa Arab?
Berdasarkan pembatasan tersebut, masalah yang hendak dijawab melalui
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Peta orientasi studi bahasa Arab
apakah yang cenderung dominan dalam substansi skripsi alumni PBA FITK UIN
Jakarta selama 1981-2001? (2) Metode apakah yang cenderung banyak digunakan
alumni PBA FITK UIN Jakarta (1981-2001) dalam menyusun skrispsi mereka?‖
Permasalahan lanjutan, jika dua pertanyaan tersebut telah terjawab, adalah ―Mengapa
orientasi wacana substansi dan metodologi tertentu cenderung dominan dalam penulisan
skripsi mereka: apa saja yang menjadi faktor penyebabnya?
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wacana studi bahasa Arab yang
berkembang di jurusan PBA FITK UIN Jakarta, khususnya mengenai orientasi substansi
dan metodologi skripsi alumni PBA dalam kurun waktu 1981-2001. Penelitian ini juga
dimaksudkan untuk mengalisis dan mengungkap kecenderungan wacana studi bahasa
Arab yang dominan dalam karya ilmiah tersebut.
Melalui pemetaan wacana dan metodologi yang digunakan dalam skripsi,
penelitian ini berupaya menemukan data faktual mengenai relevansi penggunaan
metodologi dengan tema persoalan yang diteliti dalam skripsi dimaksud berikut jenis
produk penelitian yang dihasilkan: apakah cenderung mengulangi yang sudah ada,
menguatkan, mengkritisi ataukah mengembangkan dan menemukan hal baru?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pemikiran bagi pengambilan
kebijakan akademik dan pengembangan studi bahasa Arab di PBA FITK UIN Jakarta,
sehingga tradisi ilmiah dalam studi bahasa Arab yang relevan dapat dipertahankan;
sambil dievaluasi kemungkinan perubahan dan pembaharuan akademik. Melalui
penelitian ini pula, pembidangan ilmu-ilmu kebahasaaraban dimungkinkan untuk
ditinjau kembali berikut rekonseptualisasi paradigma ilmu bahasa Arab sesuai dengan
perkembangan zaman..
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmiah
dalam bidang pengembangan kajian bahasa Arab pada jurusan PBA, sehingga di masa
mendatang perlu dipikirkan adanya pemograman studi bahasa Arab yang lebih dinamis,
kontekstual dan relevan dengan tuntutan zaman. Khususnya bagi PBA, penelitian ini
dapat menjadi panduan awal dalam menggagas dan mengembangkan program-program
5
dan model pembimbingan skripsi yang lebih tepat, dan melakukan reorientasi studi
bahasa Arab yang dipandang lebih menarik dan prosepektif .
D. Telaah Pustaka
1. Perkembangan Bahasa Arab sebagai Disiplin Ilmu
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Semit paling tua dan tetap eksis
hingga sekarang. Kemampuan bahasa Arab tetap eksis hingga sekarang, antara lain,
disebabkan oleh posisinya sebagai bahasa pilihan Tuhan untuk kitab suci-Nya (al-
Qur’an). Meskipun fungsinya lebih merupakan media ekspresi kitab suci bagi
masyarakat Arab (lokasi awal Nabi Muhammad Saw. mendakwahkan ajaran Islam),
bahasa Arab merupakan bahasa yang telah mencapai puncak ―kedewasaan dan
kematangannya‖. Hal ini, antara lain, terbukti dari penggunaan bahasa Arab sebagai
bahasa sastra pada masa Jahiliyyah (al-Zayyat, 2001). Selain itu, bahasa Arab hingga
kini juga menjadi bahasa yang mampu menampung kebutuhan penggunanya dan
menyerap berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai
bidang (Syubar, 2000:12).
Oleh karena itu, pilihan Tuhan terhadap bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci
tidaklah semata-mata karena masyarakat yang dihadapi oleh Nabi Muhammad Saw.
pada masa itu adalah masyarakat Arab, melainkan juga karena bahasa Arab dipandang
mampu dan laik untuk mengakomodasi pesan-pesan Ilahi yang universal. Bila
kemudian bahasa Arab menjadi bahasa lebih dari 22 negara di kawasan Timur Tengah
dan sebagian benua Afrika, lalu menjadi bahasa resmi sekaligus bahasa internasional di
PBB, maka faktor utamanya adalah elan vital dan motivasi religius umat Islam untuk
memahami al-Qur'an dan al-Sunnah. Bahasa Arab juga tampil sangat memukau dalam
mentransmisikan berbagai karya intelektual Muslim dalam bentuk teks-teks, yang
hingga sekarang masih menjadi bahan dan sumber inspirasi pemikiran yang sangat
berharga. Sebagian besar karya intelektual Muslim yang non-Arab, seperti al-Ghazzâli,
Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Sibawaih, dan sebagainya ditulis dalam bahasa Arab.
Pada masa Khalifah Malik ibn Marwân, bahasa Arab diposisikan sebagai bahasa
negara, khususnya sebagai bahasa administrasi. Meskipun Arabisasi ini agak bernuansa
politis, karena Bani Umayyah sangat ―fanatik‖ terhadap kesukuan dan kearabannya,
dampaknya cukup luas dan signifikan. Pengaruh bahasa Persia sebagai bahasa
administrasi di masa lalu (sebelum khilafah Umawiyah) menjadi tergantikan oleh
bahasa Arab. Karya-karya sastra (sya’ir) yang bernuansa kearaban banyak muncul.
Mata uang dan bahasa adminitrasi pemerintahan diarabkan. Berbagai transaksi sosial-
ekonomi di hampir seluruh wilayah dinasti Umawi juga menggunakan bahasa Arab.
Dengan demikian, pada masa itu, bahasa Arab tidak lagi sekedar bahasa agama,
melainkan juga sebagai bahasa negara (Hallaq, 1988).
Ketika dinasti Abbasiyah berkuasa menggantikan dinasti Umayyah, orientasi
dan tradisi keilmuan mendapat ruang dan momentum yang tepat. Bersamaan dengan itu,
atas kebijakan khalifah Hârûn al-Rasyid dan terutama al-Ma’mûn, proses
―intelektualisasi‖ berjalan mulus dan berhasil luar biasa. Proses intelektualisasi umat
6
Islam ini tidak dapat dipisahkan dari pergumulan dan interaksi sosial budaya dan
pemikiran antara umat Islam dengan berbagai bangsa lain, utamanya bangsa-bangsa
bekas dominasi Romawi dan Persia yang memang meninggalkan khazanah keilmuan di
berbagai bidang. Yang menarik dalam konteks ini adalah bahwa sang khalifah-lah yang
menginstruksikan gerakan penerjemahan besar-besaran berbagai karya filosof Yunani
dan ilmuwan Persia dan India ke dalam bahasa Arab. Gerakan ini tidak saja melibatkan
SDM umat Islam, melainkan juga ada semacam usaha ―menyewa‖ para penerjemah
Kristen, seperti Hunain ibn Ishâq, untuk mendedikasikan keahliannya dalam
menerjemahkan karya-karya dari bahasa Yunanai dan Suryani ke dalam bahasa Arab
(al-Difâ', 1999). Dengan berdirinya Bait al-Hikmah, bahasa Arab tidak hanya sebagai
bahasa politik, melainkan sebagai bahasa pendidikan dan kebudayaan. Dengan kata lain,
wacana keilmuan dalam berbagai bidang (filsafat, teologi, tasawuf, bahasa, fiqh,
kedokteran, kimia, optika, geografi, musik, matematika, Aljabar, dan sebagainya)
diekspresikan dengan bahasa Arab.
Dapat ditegaskan bahwa bahasa Arab sebagai ilmu di masa lampau merupakan
bidang yang tidak hanya menarik perhatian, melainkan juga telah mengilhami berbagai
penelitian yang melahirkan berbagai disiplin ilmu. Dalam bahasa Arab sendiri tidak
hanya terdapat berbagai cabang dan ilmu kebahasaaraban, melainkan juga telah
memiliki metodologi tersendiri yang digunakan sebagai instrumen untuk penelitian dan
pengembangan ilmu.
2. Sumber-sumber Penelitian dan Pembidangan Studi Bahasa Arab
Sebagai disiplin ilmu, bahasa Arab dengan berbagai cabangnya telah mewaris-kan
khazanah intelektual yang kaya, yang hingga saat ini masih dipandang layak menjadi
referensi. Di antara kekayaan dunia Islam adalah warisan khazanah intelektual Muslim
berupa teks atau manuskrip. Karena itu, Nashr Hamid Abu Zaid, menyatakan bahwa
"jika peradaban Mesir kuna adalah peradaban "pasca kematian", sementara peradaban
Yunani adalah peradaban "intelektualitas", maka peradaban Islam adalah peradaban
"teks" (Abu Zaid, 1993:11). Jadi, warisan peradaban Islam yang paling kaya dan otentik
adalah berupa teks-teks atau manuskrip-manuskrip dan karya-karya ilmiah.
Untuk memudahkan pengkajian khazanah intelektual di bidang bahasa Arab, para
ulama telah berupaya meresensi sumber-sumber penelitian bahasa Arab. Di antara karya
yang menghimpun dan mengelaborasi sumber-sumber penelitian bahasa Arab adalah
sebagai berikut: (1) al-Mashâdir al-Adabiyyah wa al-Lughawiyyah fi al-Turâts al-
'Arabi (Ismâ'îl, 1993), (2) Kitâbat al-Bahts al-'Ilmi wa Mashâdir al-Dirâsat al-
Islâmiyyah (Abû Sulaimân, 1980), (3) Ma'a al-Maktabah al-'Arabiyyah: Dirâsat fi
Ummahât al-Mashâdir wa al-Marâji' al-Muttasilah bi al-Turats (Utbah, 1996), (4) al-
Maktabah al-Arabiyyah wa Manhaj al-Bahts (al-Dâyah, 1999), (5) Mashâdir al-Turâst
al-'Arabi (al-Daqqâq, 1972), dan (6) Manhaj al-Bahts al-Lughawi (Yâqût, 2002).
Klasifikasi sumber-sumber penelitian bahasa Arab yang dilakukan para ulama
tampaknya variatif. Ada yang hanya mengelompokkan menjadi dua, yaitu: sumber-
sumber kesusastraan (al-mashâdir al-adabiyyah) dan sumber-sumber kebahasaan (al-
7
mashâdir al-lughawiyyah), seperti dipetakan oleh Izzu al-Dîn Ismail. Sementara itu,
selain dua kategori tersebut, Muhammad Ridhwan al-Dayah menambahkan dua poin
lagi, yakni: (1) al-ta'lif fi `ulum al-lughah (kodifikasi ilmu-ilmu bahasa) dan (2)
mashâdir al-tarâjum wa al-ansâb (sumber-sumber biografi dan profil para tokoh).
Sementara itu, Abu Sulaimân, membuat kategori atau peta sumber penelitian
bahasa Arab dan mengelompokkannya menjadi delapan, yaitu: (1) sumber-sumber
nahwu dan sharaf, (2) sumber-sumber ushul al-nahwi, (3) sumber-sumber fiqh bahasa,
(4) kamus-kamus atau ensiklopedi-ensiklopedi bahasa Arab, (5) sumber-sumber ilmu
al-Arûdh, (6) sumber-sumber thabaqât para linguis dan ahli nahwu, (7) sumber-sumber
kritik dan balaghah, dan (8) sumber-sumber studi kesusastraan.
Berbeda dengan Abu Sulaimân di atas, Abd al-Rahmân Uthbah memetakan
sumber-sumber penelitian bahasa Arab menjadi enam kategori, yaitu: (1) sumber-
sumber mengenai ensiklopedi bahasa dan karya-karya mengenai kosa kata, (2) sumber-
sumber mengenai biografi para sastrawan dan penyair, (3) Biografi para ahli bahasa dan
nahwu, (4) referensi induk karya sastra, (5) referensi induk mengenai syair-syair pilihan
dan (6) referensi induk mengenai bahasa, nahwu dan sharaf.
Dari penelusuran terhadap sumber-sumber tersebut dan berdasarkan
perkembangan yang terjadi di dunia keilmua bahasa Arab, diperoleh titik temu bahwa
tema-tema studi bahasa Arab secara umum dapat dipetakan menjadi dua tema besar,
yaitu: (1) tema kebahasaan, dan (2) tema kesusastraan. Kedua tema dan kecenderungan
kajian ini dapat dirinci menjadi sebagai berikut:
No. Tema Besar Klasifikasi Keilmuan Rincian Cabang
1
Kebahasaan
Ilmu Alat Ilmu Sharaf
Ilmu Nahwu
Ilm al-Lughah
Ilm al-Lughah al-Nazhari
Ilm al-Lughah al-Tathbiqi
Ilm al-Aswat
Ilm Ushul al-Nahwi
Ilm al-Dilalah
Fiqh al-Lughah
Ma'ajim Arabiyyah Ma'ajim al-Alfâzh
Ma'ajim al-Ma'na
2
Kesusastraan
Ilm al-Balaghah Ilm al-Ma'ani
Ilm al-Bayân
Ilm al-Badi'
Ilm al-Arudh Ilm al-Arûdh
Ilm al-Qawafi
Al-Adab al-Arabi Tarikh al-Adab al-Arabi
Qawaid al-Syi'r wa al-Natsr
Al-Naqd al-Adabi
3. Pemetaan Kecenderungan Studi Bahasa Arab
Pembidangan tersebut bukanlah hal yang final, melainkan dapat berubah dan
berkembang sesuai dengan dinamika keilmuan bahasa Arab itu sendiri. Dua tema besar
tersebut dalam perjumpaannya dengan "ilm al-tarbiyah" dan "ilm al-lughah al-tathbiqi"
8
ternyata melahirkan banyak varian bidang kajian. Ketika diaplikasikan dalam kurikulum
bahasa Arab, maka yang menjadi cakupan cabang-cabang bahasa Arab adalah: (1)
hiwar (dialog), (2) qawa'id (nahwu dan sharaf), (3) muthala'ah, (4) mufradat, (5)
insya', (6) imla', (7) mahfûzhat, (9) tarjamah, (10) balâghah.
Ketika diklasifikasi berdasarkan linguistik dari sisi keterampilannya, kajian bahasa
Arab dapat dipetakan menjadi empat mahârat: (1) al-istimâ', (2) al-kalâm, (3) al-
qirâ'ah, (4) al-kitâbah. Sementara itu, jika dikaitkan dengan ilmu-ilmu lain, lahirlah
beberapa kajian penting seperti: Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Media
Pengajaran Bahasa Arab, Teknologi Pendidikan Bahasa Arab, Sistem Evaluasi
Pendidikan Bahasa Arab, dan sebagainya.
Tema lain yang juga menjadi fokus kajian para ahli bahasa dan sastra Arab
adalah tokoh berikut pemikiran dan kontribusinya dalam bidang kebahasaaraban.
Karena itu, banyak bermunculan karya-karya mengenai Tarâjim al-Udabâ' wa al-
Syu'arâ' dan Tarâjim al-Lughawiyyîn wa al-Nahwiyyîn. Karya-karya sejenis tampak-nya
dimaksudkan bahwa penelitian mengenai substansi kebahasaaraban tidak dapat
dipisahkan dari para perintisnya, sehingga dari kajian ini dapat diperoleh benang merah
dan "tali simpul kesinambungan dan perubahan"-nya dari masa ke masa.
Metode penelitian kebahasaaraban juga mengalami perkembangan. Semula,
metode yang banyak digunakan adalah metode deskriptif dan historis. Dewasa ini,
munculnya berbagai pendekatan dan ragam analisis dalam penelitian juga
mempengaruhi penelitian bahasa Arab. Di antaranya adalah: (1) analisis komparatif
sebagai implikasi dari adanya ilm al-lughah al-muqâran (linguistik komparatif), (2)
analisis kontrastif (al-tahlil al-taqâbuli) dan analisis kesalahan (tahlil al-akhthâ')
sebagai implikasi dari adanya ilm al-lughah al-taqabuli, dan (3) analisis isi (tahlil al-
muhtawa) dan analisis wacana (tahlil al-khithâb) sebagai implikasi dari munculnya
hermenetika dan tekstologi (ilm al-nash).
Kecenderungan lain yang juga mewarnai penelitian kebahasaaraban adalah
penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini, analisis statistik
digunakan, terutama dalam rangka membuktikan kebenaran suatu hipotesis atau
menguji validitas asumsi dasar. Karena itu, penelitian eksplanatif korelasional dan
penelitian eksploratif serta penelitian eksperimen, juga menjadi model dan tren yang
menarik dikembangkan. Singkatnya, studi bahasa Arab cenderung mengikuti dinamika
kajian linguistik pada umumnya, meskipun dalam meresponi perkembangan masih
relatif tertinggal dibandingkan dengan kajian serupa dalam bahasa Inggris. Hal ini,
antara lain, disebabkan oleh terlambatnya para sarjana bahasa Arab mengakses
perkembangan yang sudah lebih dulu dimotori oleh para ilmuwan Barat.
E. Kerangka Konseptual
Visi UIN Jakarta adalah menjadikan dan memposisikan diri sebagai pusat kajian
Islam terkemuka di Indonesia dan dunia internasional. Visi ideal ini memotivasi
segenap sivitas akademika UIN untuk berpikir rasional, dinamis, dan reformis serta
9
berkarya kreatif sebagai manifestasi dari cita-cita tersebut. Kreativitas mereka, antara
lain, terlihat dari buku-buku dan tulisan-tulisan, termasuk karya disertasi dan skripsi.
Skripsi jurusan PBA, tentu saja, disusun atas dasar penelitian mengenai persoalan
kebahasaaraban yang menjadi daya tarik penulisnya. Dalam penulisannya, disertasi
maupun skripsi tidak dapat dipisahkan dari aspek metodologi dan substansi.
Metodologi dan substansi merupakan dua hal yang berbeda tetapi menyatu dalam
bingkai wacana skripsi itu sendiri. Karena itu, memetakan substansi skripsi dengan
sendirinya perlu dibarengi dengan pemetaan metodologi. Diasumsikan bahwa baik
substansi maupun metodologi yang digunakan dalam skripsi alumni PBA FITK UIN
Jakarta (1981-2001) sangat bervariasi. Karena bervariasi, maka klasifikasi dan
kategorisasi substansi maupun metodologi menjadi sangat signifikan.
Persoalannya adalah orientasi wacana atau tema kajian apakah yang paling
dominan dalam skripsi alumni PBA tersebut? Mengapa wacana tertentu menjadi
dominan sementara wacana yang lain tidak? Pemetaan studi bahasa Arab di PBA,
dengan demikian, merupakan upaya pemotren sketsa intelektual dalam rangka
penguatan dan pengembangan studi bahasa Arab secara lebih dinamis dan kreatif.
Dengan pemetaaan intelektualitas, posisi dan fungsi PBA sebagai lembaga akademik di
lingkungan FITK UIN Jakarta dapat lebih diberdayakan dan dikembangpesatkan?
F. Metode Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data primer penelitian ini adalah Data Penulisan Skripsi PBA FITK UIN
Jakarta, diperkuat dengan Buku Album Wisuda (dari tahun akademik 1981-2001), dan
skripsi mereka itu sendiri. Setelah didata ulang dari berbagai sumber, ditemukan bahwa
jumlah skripsi yang disusun selama 20 tahun tersebut adalah 611 buah. Semua skripsi
dijadikan sebagai obyek penelitian, dengan pertimbangan agar pemetaan kecenderungan
studi dan penggunaan metodologi dalam skripsi PBA dapat dilakukan secara
komprehensif dan utuh. Namun demikian, setelah ditelusuri, ada beberapa skripsi yang
tidak dapat ditemukan fisiknya.
Ada beberapa alasan mengapa penelitian ini difokuskan pada skripsi-skripsi dalam
kurun waktu 20 tahun tersebut. Pertama, pada masa sebelum 1980-an, lulusan PBA
tergolong sangat sedikit. Menurut data yang ada dalam buku 30 Tahun IAIN Jakarta,
diperoleh keterangan bahwa sejak tahun 1963 hingga 1980, PBA IAIN Jakarta hanya
menghasilkan 60 skripsi atau meluluskan 60 orang sarjana. Hal ini berarti bahwa setiap
tahun dalam kurun waktu 17 tahun (1963-1980) PBA rata-rata mencetak 3-4 orang
sarjana setiap tahun.
Kedua, kurun waktu tersebut (1981-2001) merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan PBA yang secara kuantitatif cukup signifikan. Karena sejak tahun
akademik 1987/1988 PBA menerima mahasiswa baru sebanyak 2 kelas, dengan jumlah
rata-rata per kelas 35-40 orang. Ketiga, kurun waktu tersebut juga tergolong cukup
produktif dilihat dari segi skripsi dan lulusan yang dihasilkan. Mulai tahun 1985, terjadi
juga peralihan dari sistem pendidikan sarjana lengkap menjadi Sistem Kredit Semester.
10
Peralihan sistem pendidikan tinggi, memang berdampak pada meningkatnya jumlah
peminat studi di UIN Jakarta.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Dari segi proses pengolahan dan penyajian hasilnya, penelitian banyak mengandalkan
data kuantitatif, berupa pemetaan kecenderungan sentral, dengan menggunakan
penghitungan distribusi frekuensi. Sedangkan dari pendekatan dan telaah terhadap
substansi skripsi, penelitian cenderung menerapkan pendekatan kualitatif, yaitu dengan
memperlakukan sumber data (skripsi) sebagai teks atau karya yang mempunyai tipikal,
kecenderungan dan karakteristik masing-masing. Pemaknaan terhadap hasil hitung
distribusi frekuensi dilakukan dengan mencermati judul dan analisis isi terhadap
sebagian skripsi, karena ternyata tidak semua skripsi dapat ditemukan bukti fisiknya,
baik di perpustakaan pusat, Fakultas maupun Jurusan PBA.
Dari segi tempat dan prosesnya, penelitian lebih merupakan library research
daripada field research, meskipun proses pengumpulan datanya juga mengharuskan
peneliti ini terjun ke lapangan (ke fakultas, jurusan PBA, HUMAS dan biro akademik
UIN) untuk memperoleh data yang akurat mengenai lulusan PBA FITK. Penelitian
kepustakaan ini kemudian diorientasikan kepada pendataan ulang, klasifikasi judul
skripsi berdasarkan substansi dan metodologi, dan pemetaan kecenderungan isi secara
umum. Dengan demikian, prosedur kerja penelitian lebih mengandalkan data
bibliografis, meskipun prosedur pemetaannya dilakukan melalui kuantifikasi dengan
distribusi frekuensi. Penelitian ini tidak berorientasi pembuktian (eksplanatif) suatu
hipotesis, melainkan cenderung deskriptif analitis, dengan berusaha memetakan dua
kecenderungan sentral mengenai aspek substansi dan metodologi dalam skripsi.
3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Oleh karena data primer penelitian ini adalah pustaka, maka teknik yang
digunakan dalam pengumpulannya adalah survey bibliografis. Peneliti mensurvey,
melacak dan memeriksa seluruh skripsi yang ditulis oleh alumni PBA sejak tahun 1981
hingga Desember 2001. Ketika survey bibliografis dilakukan, pada saat yang sama,
peneliti mengolah data yang dikumpulkan dengan memilah dan mengklasifikasikan
skripsi berdasarkan tema (topik) bahasan. Selain itu, pencatatan dan pendataan masalah
dan metologi penelitian yang digunakan dalam skripsi juga dilakukan sesuai format
pendataan yang telah disediakan. Format dimaksud, antara lain, memuat daftar isian
berupa: identitas penulis, judul skripsi, pembimbing, lama penulisan, tahun selesai,
pokok dan fokus masalah yang dikaji, orientasi substansi, metodologi yang digunakan,
kesimpulan, dan tebal skripsi.
Untuk melengkapi dan memberikan makna yang lebih utuh mengenai hasil
penelitian ini, peneliti juga diminta untuk mengemukakan pandangan dan penialai-
annya terhadap proses pembimbingan dan penyusunan skripsi selama ini. Data kualitatif
mengenai hal ini dihimpun untuk menjelaskan mengapa tema tertentu lebih diminati
mahasiswa penulis skripsi daripada tema lain.
11
4. Teknik Analisis Data
Data mengenai skripsi yang sudah diklasifikasi berdasarkan orientasi tema
wacananya, lalu dikategorisasi sesuai metodologi yang digunakan. Dari klasifikasi dan
kategorisasi substansi maupun metodologi itu, lalu difrekuensikan melalui tabulasi,
dengan tujuan mengetahui derajat kecenderungan masing-masing tema yang menjadi
wacana skripsi. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis isi (content analysis)
terhadap wacana skripsi-skripsi dimaksud.
Analisis isi dimulai dengan memahami kecenderungan persentase dari frekuensi
tema-tema substansi skripsi. Dalam hal ini, diasumsikan ada beberapa varian tematis
studi bahasa Arab, seperti mahârat al-lughah (istimâ, kalâm, qirâ’ah dan kitâbah), furû`
al-lughah (Muthâla`ah, muhâdatsah, Nahwu, Sharaf, Balâghah, Imlâ’, Insyâ’ dan
Mahfûdhât), kurikulum bahasa Arab, metode pembelajaran bahasa Arab, teknologi
bahasa Arab, dan sebagainya. Selain itu, diasumsikan pula varian lain, yaitu: studi
tokoh, studi naskah, studi institusi (pendidikan, pesantren, madrasah dan sebagainya),
dan studi lapangan.
Setelah tabulasi dan pencatatan kecenderungan tematis dilakukan, analisis tersebut
diteruskan dengan menampilkan kesan, potret dan deskripsi wacana, sambil pada saat
yang sama, dilakukan pula sistematisasi deskripsi dimaksud, sehingga pada akhirnya
diperoleh temuan logis yang diperkuat oleh berbagai faktor dan bukti-bukti faktual dari
kecenderungan isi skripsi maupun metodologi yang digunakan.
Agar data yang telah dipetakan memberikan signifikansi, penghitungan data-data
dengan menggunakan distribusi frekwensi juga dijadikan sebagai dasar analisis. Rumus
hitung persentase yang digunakan adalah sebagai berikut:
F Keterangan:
P = ------ x 100 P = Persentase
N F = Frekuensi
N = Number of Case (611 skripsi)
5. Kisi-kisi Pemetaan Studi Bahasa Arab
Studi bahasa Arab yang ditelaah dari skripsi ini diharapkan dapat
memperlihatkan peta kecenderungan sebagai berikut:
1. Aspek Substansi
No. Peta Kecenderungan
Tema Studi
Kisi-kisi Peta
Studi Bahasa Arab 1 Furû' al-Lughah al-'Arabiyyah a. Muthâla'ah b. Muhâdatsah
c. Mufradât d. Nahwu
e. Sharaf f. Balâghah
g. Imlâ' h. Mahfûzhat
i. Insya' j. Tarjamah
2 Mahârat al-Lughah al-'Arabiyyah a. Istimâ' b. Kalâm
c. Qirâ'ah d. Kitâbah
3 Materi Pengajaran Bahasa Arab a. Muthâla'ah b. Muhâdatsah
c. Mufradât d. Nahwu
e. Sharaf f. Balâghah
12
g. Imlâ' h. Mahfuzhat
i. Insya' j. Tarjamah
k. Bhs. Arab (umum) l. al-Qur'an
4 Kurikulum, Pendekatan dan Metode a. Kurikulum BA di Madrasah/PT
b. Pendekatan Komunikatif
c. Pendekatan Tarkinbi (Struktural)
d. Thariqah al-Qawaid wa al-Tarjamah
e. Thariqah al-Mubasyirah
f. Thariqah al-Sam'iyyah-al-Syafawiyyah
g. Thariqah al-Qira'ah
h. Thariqah al-Tarkibiyyah al-Tahliliyah
i. Thariqah Qiyasiyyah
j. Thariqah Istiqra'iyyah
k. Penggunaan Metode (umum)
5 Linguistik, Psikolinguistik dan
Pemanfaatan Teknologi/Media
a. Sistem Linguistik (fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik)
b. Teori-teori linguistik
c. Teori-teori Psikolinguistik
d. Problematika Pengajaran BA.
e. Pemanfaatan Media
f. Teknologi PBA
6 Sistem dan Pengembangan PBA a. Nazhariyyât al-Wahdah
b. Nazhariyyât al-Furu'
c. Pembaharuan Pengajaran BA.
d. Evaluasi Pengajaran BA.
e. Lingkungan Pengajaran BA.
f. Kebijakan Pengajaran BA.
7 Studi Institusi Pengajaran BA. a. Pondok Pesantren
b. Madrasah/Sekolah
c. Lembaga Kursus/Pelatihan
d. Perguruan Tinggi
e. Laboratorium Bahasa, Masjid,
Departemen, dan sebagainya
8 Studi Tokoh Bahasa Arab a. Nahwu
b. Sharaf
c. Balaghah
d. Sastra Arab
e. Pengajaran Bahasa Arab
f. Tafsir, dsb.
9 Perkembangan Ilmu Bahasa Arab a. Nahwu
b. Sharaf
c. Ushul al-Nahwi
d. Fiqh al-Lughah
e. Ma'ajim
f. Ilmu Arudh-Qawafi
g. Ilmu al-Balaghah
h. Naqd Adabi
i. Dirasat Adabiyyah
13
10
Studi Teks a. al-Qur'an
b. al-Hadits
c. Karya Sastra (Syair, prosa)
d. Buku ilmiah
e. Buku daras/non-sastra
f. Koran/majalah/brosur, dsb
g. Naskah drama, cerpen, dsb.
2. Aspek Metodologi Penelitian
No. Metode Penelitian Kisi-kisi Prosedur Penelitian
1 Jenis Analisis yang digunakan a. Analisis Deskriptif
b. Analisis Historis
c. Analisis Komparatif
d. Analisis Kontrastif
e. Analisis Kesalahan
f. Analisis Isi
g. Analisis Wacana
2 Jenis Data dan Orientasi Penelitian a. Penelitian Deskriptif
b. Penelitian Eksploratif
c. Penelitian Eksplanatif/korelasional
d. Penelitian Eksperimen
e. Penelitian Kuantitatif
f. Penelitian Kualitatif
3 Tempat dan Sumber Data Penelitian
yang digunakan
a. Penelitian Bibliografis/pustaka
b. Penelitian Lapangan
G. Temuan dan Analisis
PBA dalam kurun waktu 20 tahun. menghasilkan 611 buah skripsi. Hal ini
berarti bahwa rata-rata setiap tahun dihasilkan 31 buah atau setiap semester 15-16 buah
skripsi. Dari jumlah tersebut ditemukan 610 skripsi berbahasa Arab, dan hanya 1 skripsi
berbahasa Indonesia. Dari jumlah tersebut, berdasarkan jenis kelamin, diperoleh
informasi bahwa jumlah penulis skripsi PBA dari 1981 hingga 2001 adalah 326
mahasiswa (laki-laki) atau sebanyak 53% dan 285 mahasiswi (perempuan) atau
sebanyak 47%. Dengan demikian, perbandingan alumni PBA laki-laki dan perempuan
relatif berimbang, terutama dalam 10 tahun terakhir.
Belum ditemukan berapa rata-rata lama proses pembimbingan, tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap proses pembimbingan, dan keluhan-keluhan dosen pembimbing
selama proses pembimbingan. Yang sudah hampir pasti adalah bahwa ada
kecenderungan penurunan mutu input mahasiswa dalam proses penulisan skripsi, dan
ada tuntutan dosen agar honor pembimbing dinaikkan, karena tarif yang berlaku
sekarang belum pernah mengalami penyesuaian semenjak awal tahun 1990-an.
Dari penelusuran dan kuantifikasi judul-judul skripsi yang berjumlah 611 itu
ditemukan setidak-tidaknya adalah 10 tema dominan, yaitu: (1) Furû' al-Lughah al-
'Arabiyyah, (2) Mahârat al-Lughah al-'Arabiyyah, (3) Materi Pengajaran Bahasa Arab
dan yang berkaitan dengannya, (4) Kurikulum, Pendekatan dan Metode, (5) Linguistik,
Sosio-psikolinguistik dan Pemanfaatan Teknologi/Media, (6) Sistem dan Pengembang-
14
an PBA, (7) Studi Institusi bahasa Arab, (8) Studi Tokoh, (9) Perkembangan ilmu-ilmu
bahasa Arab, dan (10) studi teks yang terkait dengan bahasa Arab.
Penelusuran dan klasifikasi aspek metodologi yang digunakan alumni PBA dalam
penulisan skripsi menghasilkan temuan bahwa setidak-tidaknya ada tiga tema besar
yang menjadi pilihan alumni PBA adalah pemilihan dan penentuan metodologi, yaitu:
(1) jenis analisis, (2) jenis data dan orientasi penelitian dan (3) tempat dan sumber
pengambilan atau pengumpulan data.
Temuan tersebut memperlihatkan bahwa tema dan kecenderungan yang
mewacai substansi maupun metodologi penelitian dalam skripsi alumni PBA relatif
sangat beragam dan variatif, meskipun belum terjadi pemerataan yang signifikan.
Namun demikian, dapat dinyatakan bahwa tema-tema yang dipilih relatif relevan
dengan posisi bahasa Arab di FITK, yaitu lebih menitik-beratkan pada materi
pengajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan, terutama di madrasah dan pesantren.
Tema gramatika bahasa Arab (nahwu dan sharaf) masih merupakan tema yang paling
menarik minat dan perhatian para alumni, sementara tema yang belum banyak digarap
adalah studi tokoh bahasa Arab, pada dunia Islam telah melahirkan lebih dari 1001
tokoh bahasa Arab sejak Abul Aswad al-Du'ali (perintis ilmu nahwu).
Berikut ini adalah hasil analisis terhadap keseluruhan tema besar yang mewarnai
kecenderungan tema substansial skripsi alumni PBA selama 20 tahun terakhir.
1. Aspek Substansi (N=611)
No. Aspek Substansi Skripsi F P (%)
1 Furu' al-Lughah al-'Arabiyyah 356 58,27
2 Maharat al-Lughah al-'Arabiyyah 106 17,35
3 Materi Pengajaran BA. 492 80,52
4 Kurikulum, Pendekatan dan Metode 79 12,93
5 Linguistik, Psikolinguistik dan Pemanfaatan
Teknologi/Media
199 32,57
6 Sistem dan Pengembangan PBA 13 2,13
7 Studi Institusi Pengajaran BA 288 47,13
8 Studi Tokoh 6 0,98
9 Perkembangan Ilmu Bahasa Arab 10 1,64
10 Studi Teks 25 4,09
Tabel di atas yang merupakan rangkuman dari tabel-tabel sebelumnya
menunjukkan bahwa tema yang menjadi kecenderungan umum alumni PBA adalah
mengenai materi pengajaran bahasa Arab (dipilih oleh 106 orang = 80,52%). Sementara
itu, tema mengenai cabang-cabang bahasa Arab ditulis tidak kurang dari 356 orang
(58,27%). Penelitian mengenai topik tertentu yang dikaitkan dengan institusi yang
membelajarkan bahasa Arab juga relatif diminati oleh alumni karena dipilih sebanyak
228 orang (47,13%).
Perkenalan dengan linguistik umum dan linguistik terapan di semester III dan IV
atau IV dan V di jurusan PBA ternyata memberikan implikasi yang cukup signifikan,
karena tidak kurang dari 199 orang (32,57%) meminati kajian ini. Hal ini merupakan
15
terobosan dan tuntutan yang tidak bisa dielakkan, karena pengembangan kajian atau
pembelajaran bahasa Arab memang tidak dapat dipisahkan dari kedua ilmu tersebut.
Kajian yang relatif mengundang perhatian, meski tidak mayoritas, adalah kajian
mengenai keterampilan berbahasa Arab, karena dipilih tidak kurang dari 106 orang
(17,35%). Pembidangan atau klasifikasi keterampilan bahasa Arab ini juga tidak lepas
dari kontribusi linguistik, karena memang ilmu melihat bahasa secara akademik-ilmiah,
tidak dari sudut pandang subyektif dan interest tertentu.
Yang agak mengejutkan adalah bahwa kajian tokoh hanya dipilih 6 orang
(0,98%), padahal literatur mengenai tokoh bahasa Arab belakangan ini cukup
melimpah. Tingkat kesulitan dalam mengkaji tokoh memang terletak pada sumber data
primer, yaitu karya-karya tokoh yang bersangkutan, dan ini biasanya agak menyulitkan,
karena sebagian dari karya para tokoh sudah menjadi sangat klasik dan langka. Namun
demikian, beberapa tokoh lokal yang layak diskripsikan masih cukup banyak. Ada
Imam Zarkasyi dari Gontor, Abdullah bin Nuh dari Bogor, Muhammad Mansur dari
Sukabumi bahkan AR. Partosentono dari Kediri.
Di atas semua itu, yang masih dinilai kurang memadai adalah penggunaan
metode penelitian. Sejauh ini ditemukan bahwa hampir 90% alumni PBA hanya
mengetahui metode penelitian itu adalah metode kepustakaan dan metode lapangan, dan
anehnya keduanya diterapkan ke dalam hampir semua persoalan yang dibahas dalam
skripsi, dan lucunya lagi ini sudah berlangsung turun-temurun. Setelah dilacak lebih
jauh, penyebabnya adalah buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang
hingga kini masih "disakralkan" di UIN. Sungguh buku ini sudah tidak layak untuk
dijadikan sebagai pedoman penulisan skripsi, lebih-lebih untuk tingkat Magister dan
Doktor, karena hanya memuat hal yang sangat teknis.
Kecenderungan lain yang agak menonjol adalah bahwa sejak tahun 1995-an,
orientasi penulisan skripsi alumni PBA agak sedikit mengalami perubahan, yang
berorientasi kepustakaan murni ke arah penelitian lapangan yang berbasis atau
didasarkan pada asumsi dan hipotesis. Dengan kata lain, terjadi pergeseran dari
penelitian deskriptif ke arah penelitian eksplanatif. Demikian pula analisis yang
mewarnai skripsi alumni PBA, juga terjadi perkembangan menarik, yaitu munculnya
beberapa varian analisis, seperti: analisis statistik, analisis kontrastif, analisis kesalahan,
dan analisis isi. Beberapa model analisis ini memang sangat penting untuk pengem-
bangan model pembelajaran bahasa Arab ke depan, agar tidak monoton dan berjalan di
tempat atau hanya terpaku pada "metode penelitian pustaka", tanpa ada penjelasan
prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian.
Dari 611 judul skripsi yang diteliti, ditemukan tidak kurang dari 40 skripsi yang
berkutat pada satu tema pokok, seperti: ta'lim al-Qira'ah atau tadris al-muthala'ah,
namun berbeda adalah lokasi penelitiannya, yang satu misalnya di Madrasah
Pembangunan, sementara yang lain di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pinang. Beberapa
kajian teks, seperti ayat-ayat al-Qur'an juga, kurang memperlihat-kan kaitan substansial
dengan jurusan PBA. Karena itu, kecenderungan tema seperti: al-na't fi surah …, al-
Athf fi al-Juz al-Awwal min …, al-Maf'ul bih fi surah …, dan sebagainya akan
16
kehilangan relevansinya jika tidak dikaitkan atau dinuansai dengan muatan
pengembangan pembelajaran bahasa Arab, dan karena itu, hampir tidak ada bedanya
antara skripsi mahasiswa jurusan BSA Fakultas Adab dan Humaniora.
Kecenderungan yang juga agak mewarnai pemilihan judul skripsi tampaknya
lebih diilhami oleh skripsi atau kawan lain yang sudah mengajukan judul daripada
berdasarkan riset faktual atau pemahaman secara mendalam terhadap pokok persoalan
yang akan dibahas. Di sinilah letak pentinganya perkuliahan "Seminar Proposal
Skripsi"; mahasiswa diberi orientasi bahwa menulis skripsi bukan sekedar menumpuk
catatan kaki dan pendapat orang lain, melainkan upaya mengekspresikan gagasan dalam
rangka memecahkan suatu persoalan yang memang perlu diberikan solusi melalui
penulisan skripsi. Hal semacam ini, antara lain, tampak pada perumusan masalah, yang
tidak jarang berupa pertanyaan bodoh "Stupid question", misalnya: Ma huwa al-maf'ul
bih? Padahal yang bersangkutan sedang membahas judul maf'ul bih? Kam adad huruf
al-jarr fi surat Yusuf? Pada penulis memang harus tahu jumlah huruf jarr dalam surat
yang diteliti. Dengan kalimat lain, sebagian penulis skripsi masih memperlihatkan
bahwa mereka sesungguhnya belum memahami apa yang seharus dirumuskan dan
dijawab melalui penelitian dan penulisan skripsi. Mereka tampaknya baru belajar
sekedar menulis atau mencontoh skripsi orang lain. Padahal, skripsi yang dicontoh
justru tidak lebih baik. Celakanya lagi, karena alasan sibuk atau biasanya mahasiswa
mengambil momen hari-hari yang mendesak untuk segera mendaftar munaqasyah,
skripsi itu tidak sempat dikoreksi dengan optimal oleh pembimbing.
Dari analisis tersebut, dapat ditegaskan bahwa terdapat sejumlah faktor saling
berkaitan yang mempengaruhi bermutu tidaknya skripsi yang ditulis mahasiswa. Di
antaranya adalah: (1) faktor pemahaman mahasiswa terhadap permasalahan yang akan
dibahas, (2) ketekunan mahasiswa mendalami persoalan dengan mengakses dan
mengumpulkan bahan studi secara memadai dan optimal, (3) proses pembimbingan oleh
dosen pembimbing yang juga memahami substansi dan metodologi penelitian, termasuk
teknik penulisan dan penggunaan bahasa Arab yang baik dan benar, (4) ketersediaan
sarana dan prasaran pendukurng, seperti literatur dan bahan-bahan referensi lainnya
yang disediakan oleh PBA atau perpustakaan UIN, dan tentu saja (5) penghargaan
finansial yang layak dari pihak FITK yang dapat memotivasi dosen pembimbing untuk
lebih serius dan proporsional dalam memberikan layanan bimbingan, serta (6) kebijakan
fakultas atau rektorat yang memberikan peluang dan kesempatan terbuka untuk
menerbitkan karya skripsi dalam jurnal atau menjadi buku, jika memang dinilai
berbobot dan layak publikasi.
I. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis di atas, peneliti berkesimpulan sebagai berikut:
Pertama, peta orientasi subatansi yang mewacanai skripsi alumni PBA-FITK yang
berjumlah 611 orang dalam kurun waktu 20 tahun (1981-2001) adalah tema materi
pengajaran bahasa Arab (80,52%) yang meliputi nahwu (paling dominan), sharaf,
bahasa Arab secara umum, insya', muthala'ah, balaghah dan materi lainnya. Tema kedua
17
yang banyak mewarnai bahasan skripsi alumni PBA adalah tema-tema tentang cabang-
cabang bahasa Arab (58,27%). Hal ini membuktikan bahwa alumni PBA cenderung
untuk menulis tema yang tidak menyimpang dari "khiththah" PBA, yaitu seputar
pembelajaran bahasa Arab dalam arti yang luas. Meskipun demikian, ditemukan pula
sebagian kecil, tema-tema skripsi alumni PBA yang kurang relevan dengan visi-misi
jurusan PBA.
Kedua, metode penelitian yang banyak menghiasi penulisan skripsi PBA dalam
kurun waktu tersebut adalah metode yang berorientasi pengambilan dan pengumpulan
data dari lapangan (344 orang = 71%), dengan dominasi kecenderungan menguji
hipotesis (penelitian eksplanatif) dua atau tiga variabel (361 orang = 45,93%). Analisis
kualitatif juga relatif mewarnai prosedur kerja penelitian para alumni karena dipilih
tidak kurang dari 33,08% alumni (260 orang). Hal ini juga membuktikan bahwa para
alumni PBA lebih cenderung meneliti praktik pengajaran bahasa Arab di lapangan,
terutama di madrasah (76,39%), daripada meneliti konsep dan pemikiran melalui kajian
pustaka (29% = 178 orang). Dengan demikian, metodologi yang digunakan alumni PBA
relatif lebih mempertimbangkan relevansi sosial-eduaksional daripada relevansi
intelektual-konsepsional.
Ketiga, ada beberapa faktor yang mempengaruhi temuan pemetaan orientasi
substansi dan metodologi penulisan skripsi alumni PBA tersebut, yaitu: kesungguhnan
mahasiswa dalam memahami persoalan yang akan dibahas, kedisiplinan dosen
pembimbing, kebijakan pimpinan yang mendukung peningkatan mutu karya akademik,
penyediaan fasilitas dan sarana yang mendukung, serta peningkatan "gizi dan vitamin"
yang memadai bagi pembimbing.
J. Rekomendasi
Pertama, agar tidak terjadi duplikasi, perlu dipertimbangkan kemungkinan
penyediaan judul-judul skripsi yang telah dikonsep oleh jurusan sesuai dengan
kebutuhan pengembangan ilmu, agar dapat ditawarkan kepada para mahasiswa yang
hendak mengajukan proposal skripsi. Penawaran judul-judul ini penting agar terjadi
pemerataan tema bahasan yang lebih berkembang, dan tidak berkutat di seputar topik
yang sudah mencapai "titik jenuh" itu.
Ketiga, mata kuliah seminar proposal skripsi hendaknya diposisikan sebagai
prerequisit bagi penerimaan proposal skripsi oleh Jurusan, agar para mahasiswa betul-
betul serius memilih dan menentukan tema bahasan yang relevan dengan minat dan
kemampuannya, dan dapat menyelesaikan tepat waktu, sehingga dosen pembimbing
juga tidak dirugikan oleh keterlambatan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi.
Ketiga, hasil penelitian perlu diseminarkan di lingkungan FITK, khusus di Jurusan
Bahasa Arab, agar temuan-temuan ini menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan,
terutama dalam pengajuan proposal skripsi, yang belakangan ini mulai "kurang
terkontrol" dari sisi orisinalitas dan kemungkinan mewabahnya duplikasi dan plagiasi
skripsi yang sudah ada.
18
Keempat, proses pembimbingan, penulisan dan penilaian skripsi hendaknya
diataur atau diberikan pedomannya sesuai dengan jurusan masing-masing, karena setiap
jurusan mempunyai kekhususan dan karakteristik keilmuan yang berbeda satu dengan
yang lain. Pedoman ini penting dirumuskan agar menjadi panduan dan acuan yang
mengantarkan kepada penulisan skripsi yang bermutu dan layak dibaca orang.
DAFTAR PUSTAKA Abu Sulaimân, `Abd al-Wahhâb Ibrâhim, Kitabât al-Bahts al-`Ilmi wa Mashadir al-
Dirasat al-Islamiyyah, Beirut: Dâr al-Syurûq, 1980.
Abu Zaid, Nashr Hamid, Mafhûm al-Nash: Dirâsat fi 'Ulum al-Qur'an, Kairo: al-Haiah
al-Mishriyyah al-'Ammah, 1993.
Bakalla, MH., Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab, Terj. Dari Arabic Culture,
Through Its Language and Literature oleh Males Sutiasumarga, Jakarta:
Hardjuna Dwitunggal, 1984.
al-Daqqâq, Umar, Mashâdir al-Turâst al-'Arabi, Beirut: Maktabah Dâr al-Syarq, 1972.
al-Dâyah, Muhammad Ridhwân, al-Maktabah al-Arabiyyah wa Manhaj al-Bahts,
Damaskus: Dâr al-Fikr, 1999.
al-Difâ’, `Abdullah Rawâ`i` wa Ishâmat al-Hadlârah al-Islâmiyyah, Beirut: Muassasah
al-Risâlah, 1999.
Dijk, Teun A. van, Ilm al-Nash: Madkhal Mutadakhil al-Ikhtishashât, Terjemahan dari
bahasa Belanda, Kairo: Dar al-Qahirah, 2001.
Fahmi Hijâzi, Mahmûd, al-Bahts al-Lughawi, Kairo: Maktabah Gharîb, 1993.
Hallâq, Husain, Târikh al-Hadlârah al-Islâmiyyah, Kairo: Dâr al-Kutub al-Islâmiyyah,
1988.
Hijazi, Mahmud Fahmi, al-Bahts al-Lughawi, Kairo: Maktabah Gharîb, 1993.
Ismâil, 'Izzu al-Din, al-Mashadir al-Adabiyyah wa al-Lughawiyyah fi al-Turats al-
'Arabi, Kairo: Maktabah Gharib, 1993.
Krippendorff, Klaus, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, Terj. Dari Content
Analysis: Introduction to its Theory and Methodology, Jakarta: Rajawali Pers,
1991.
Muhbib, ―Bustami A. Gani: Perintis dan Pengembang Studi Bahasa dan Sastra Arab di
IAIN‖ dalam Badri Yatim dan Hamid Farihi (Ed.), Membangun Pusat-pusat
Keunggulan Studi Islam: Sejarah dan Profil Pimpinan IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 1957-2002, Jakarta: Logos, 2002.
Nawar, Fathullah, ―al-Bu`d al-Dîni min Ta`lim al-Lughah al-`Arabiyyah li al-Nathiqina
bi Ghairiha‖, dalam Majalah al-Mujtama’ Edisi 1458, Juni 2001.
al-Râjihi, `Abduh, `Ilm al-Lughah al-Tathbîqi wa Ta`lîm al-`Arabiyyah, Alexandria:
Dâr al-Ma`rifah al-Jâmi`iyyah, 1998.
Ramadhân, Abd al-Tawwâb, Fushul fi Fiqh al-`Arabiyyah, Kairo: Maktabah al-Khanijy,
1991.
Rihab Khudlar 'Akkawi, Ma'usuat 'Abaqirat al-Islâm fi al-Nahwi, wa al-Lughah wa al-
Fiqh, Jilid III, Beirut: Dâr al-Fikr al-Lubnâni, 1993.
Syubar, Sa`id, al-Mushthalah Khiyar Lughawi wa Simah Hadlariyyah, Qatar: kitab al-
Ummah, Edisi 78), 2000.
Tim Penyusun, Album Wisuda IAIN/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1981-2001,
Jakarta: IAIN Press, 1981-2001.
Tim Penyusun, Buku Pedoman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Akademik
2000/2001.
19
Tim Penyusun, Tiga Puluh Tahun IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 1 Juni 1957 – 1
Juni 1987, Lustrum VI, Jakarta: IAIN Syahid, 1987.
Uthbah, Abd al-Rahmân, Ma'a al-Maktabah al-'Arabiyyah: Dirasat fi Ummahat al-
Mashadir wa al-Maraji' al-Muttasilah bi al-Turats, (Beirut: Dâr al-Auza'i,
1996), Cet. III.
Yaqut, Mahmud Sulaiman, Manhaj al-Bahts al-Lughawi, Alexandria: Dâr al-Ma'rifah
al-Jami'iyyah, 2002.
al-Zayyât, Ahmad Husan, Târîkh al-Adab al-'Arabi, Beirut: Dâr al-Ma'rifah, Cet. VII,
2001.