pestisida nabati mimba azadirachta indica a.juss dalam pengendalian organisme pengganggu tumbuhan...

10
Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 509 PESTISIDA NABATI MIMBA ( Azadirachta indica A.Juss) DALAM PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) Jeaneke Wowiling Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara Jl. Kampus Pertanian Kalasey Kode Pos 95013 ABSTRAK Masalah besar yang dihadapi petani dalam bidang pengendalian hama adalah mahalnya harga pestisida kimia sintetis maupun biologi dan timbulnya pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia sintetis secara tidak bijaksana, dimana sejak terjadinya krisis monoter pada tahun 1988, harga pestisida kimia naik 2 – 3 kali lipat dibandingkan dengan sebelum krisis. Kenaikan harga pestisida kimia ini mengurangi minat petani untuk menggunakan pestisida kimia disamping itu pula menyebabkan hama kebal dengan adanya dosis yang lebih tinggi sehingga berdampak positif terhadap lingkungan. Dan untuk inilah dengan penggunaan pestisida nabati diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan’Biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida lebih banyak dibandingkan dengan daunnya. Mimba adalah tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena mengandung beberapa komponen aktif antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin, nimbinen dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nematisida dan virusida.Tujuannya untuk mendapatkan kisaran konsentrasi pestisida nabati dari biji maupun daun mimba yang dibandingkan dengan pestisida kimia didalam pengendalian organisme pengganggu tumbuhan ( OPT) pada beberapa jenis tanaman.Serbuk Biji Mimba (SBM) dapat sebagai larvisida (pembunuh ulat) pada ulat Spodoptera litura dimana menyebabkan mortalitas antara 15% - 100% pada kisaran konsentarsi SBM antara 5 gr/liter air dan 40 gr/liter air dan dengan sekitar 2- 6 gr SBM yang direndam dalam satuliter air selama 3 hari efektif mengendalikan jamur Fusarium dan Sclerotium. Selain Biji maka daun mimba juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, dimana dengan menaburkan 50 – 200 kg bungkil mimba per ha efektif untuk melindungi hama padi. Dari hasil beberapa pengkajian dari tanaman yang telah terserang hama setelah dilakukan pengendalian secara nabati dengan jenis tanaman tertentu maka diperoleh data, dengan pengendalian nabati bisa mengendalikan hama dengan prosentase yang berbeda tergantung jenis hama dan tanamannya termasuk didalamnya tanaman padi dimana kisaran prosentase pengendaliannya adalah antara 20%- 75%. Kata Kunci : Pestisida,Nabati, Mimba

Upload: jamaludin-lombok

Post on 08-Apr-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 509

PESTISIDA NABATI MIMBA ( Azadirachta indica A.Juss) DALAM PENGENDALIAN

ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)

Jeaneke Wowiling

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara Jl. Kampus Pertanian Kalasey Kode Pos 95013

ABSTRAK

Masalah besar yang dihadapi petani dalam bidang pengendalian hama adalah mahalnya harga pestisida kimia sintetis maupun biologi dan timbulnya pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia sintetis secara tidak bijaksana, dimana sejak terjadinya krisis monoter pada tahun 1988, harga pestisida kimia naik 2 – 3 kali lipat dibandingkan dengan sebelum krisis. Kenaikan harga pestisida kimia ini mengurangi minat petani untuk menggunakan pestisida kimia disamping itu pula menyebabkan hama kebal dengan adanya dosis yang lebih tinggi sehingga berdampak positif terhadap lingkungan. Dan untuk inilah dengan penggunaan pestisida nabati diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan’Biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida lebih banyak dibandingkan dengan daunnya. Mimba adalah tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena mengandung beberapa komponen aktif antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin, nimbinen dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nematisida dan virusida.Tujuannya untuk mendapatkan kisaran konsentrasi pestisida nabati dari biji maupun daun mimba yang dibandingkan dengan pestisida kimia didalam pengendalian organisme pengganggu tumbuhan ( OPT) pada beberapa jenis tanaman.Serbuk Biji Mimba (SBM) dapat sebagai larvisida (pembunuh ulat) pada ulat Spodoptera litura dimana menyebabkan mortalitas antara 15% - 100% pada kisaran konsentarsi SBM antara 5 gr/liter air dan 40 gr/liter air dan dengan sekitar 2- 6 gr SBM yang direndam dalam satuliter air selama 3 hari efektif mengendalikan jamur Fusarium dan Sclerotium.Selain Biji maka daun mimba juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, dimana dengan menaburkan 50 – 200 kg bungkil mimba per ha efektif untuk melindungi hama padi. Dari hasil beberapa pengkajian dari tanaman yang telah terserang hama setelah dilakukan pengendalian secara nabati dengan jenis tanaman tertentu maka diperoleh data, dengan pengendalian nabati bisa mengendalikan hama dengan prosentase yang berbeda tergantung jenis hama dan tanamannya termasuk didalamnya tanaman padi dimana kisaran prosentase pengendaliannya adalah antara 20%- 75%.

Kata Kunci : Pestisida,Nabati, Mimba

Page 2: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 510

PENDAHULUAN

Meningkatnya kesejahteraan suatu bangsa, maka meningkat pula kebutuhannya, baik kuantitas maupun kualitas. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah makanan yang berkualitas, sehat dan aman dikonsumsi, terhindar dari pencemaran bahan kimia beracun seperti pestisida. Dalam mengantisipasi hal-hal tersebut diatas Pemerintah saat ini kembali menggalakkan apa yang disebut dengan Model Pertanian Organik dimana menempatkan sumberdaya alam sebagai aset yang harus ”hidup” dan berkembang, dengan misalnya cara bertani dikembangkan cenderung selaras dengan alam,menjaga harmoni dengan seluruh tatanan sosial ekonomi sekitar, melestarikan dan memelihara keragaman hayati serta menghargai potensi dan kekakhasan lokal (Anonimous, 2009).

Pada tahun 1960 negara-negara industri bersepakat untuk membentuk Organization Economic Corporation Development (OECD). Akhir-akhir ini OECD melakukan evaluasi tentang perkembangan Organic farming (pertanian organik) yang pertama dikembangkan pada tahun 1993 di masing-masing negara anggota OECD. Disamping pertanian organik, dipakai istilah-istilah seperti law input agriculture, alternatife agriculture dan sustainable agriculture (LISA). Walaupun istilah yang digunakan bermacam-macam, tetapi pada prinsipnya sistem pertanian diatas adalah sama. Kesamaan tersebut menurut Kardinan ( 2001), dapat dilihat pada kriteria yaitu : a). Menghasilkan produk pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang optimal. b). Bersahabat dengan alam. c). Mengupayakan kesuburan tanah secara lestari.d). meminimalkan kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan e). Meminimalkan pemakaian bahan yang tidak dapat diperbaharui.

Menurut Kardinan ( 2009 ), strategi dan arah kearifan lokal penggunaan pestisida nabati dalam pengendalian hama tanaman antara lain 1). Pengembangan pestisida nabati secara in-situ diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pestisida bagi petani secara berkelanjutan (pesticide self suffciency ), 2). Pengurangan penggunaan pestisida sintetis sampai pada tingkat terendah, sehingga tidak menimbulkan eksternalitas negatif terhadap lingkungan, 3). Peningkatan produksi pertanian, khususnya pangan yang bebas residu pestisida, sehingga aman dan sehat bagi konsumen.(toyiban food).

Lebih lanjut dikatakan Kardinan (2001), untuk menghadapi tantangan pembangunan pertanian, pemerintah bersama masyarakat harus mampu membuat terobosan-terobosan dengan berbagai alternatif yang dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan dengan tidak melupakan kepedulian terhadap lingkungan dan mengutamakan keberpihakan kepada petani. Suatu alternatif pengendaqlian hama penyakit yang murah, praktis dan relatif aman terhadap lingkungan sangat

Page 3: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 511

diperlukan oleh negara berkembang seperti Indonesia dengan kondisi petaninya yang memiliki modal terbatas untuk membeli pestisida sintetis.

Untuk efektivitas pestisida nabati hampir sama dengan pestisida sintetis yang diuji coba di beberapa daerah di Indonesia dimana penggunaannya di Indonesia sangat perspektif bahan tersedia di alam sekitar, biaya rendah, mudah didapat, tidak memberikan efek negatif dan ramah terhadap lingkungan. (Anonimous, 2008 a) Indonesia merupakan negara yang memiliki keaneka ragaman hayati terluas kedua didunia setelah Brasil (mega-biodiversity), sehingga memiliki berbagai jenis tumbuhan.Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. (Anonimous, 2009). Hal ini juga didukung oleh Kardinan.A. (2001), Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan produksi metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu ( kata lain kaya akan akan bahan bioaktif), dimana ada kurang lebih 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 235 famili mengandung bahan pestisida.

Apriyanto (2009), pada acara pengukuhan Profesor Riset Bada Litbang, mengatakan Pemanfaatan bahan tumbuhan sebagai pestisida nabati, merupakan salah satu cara pengendalian tradisional yang telah lama dikenal oleh petani Indonesia. Cara pengendalian tersebut, merupakan warisan dari nenek moyang kita yang bersumber dari pengalaman hidup dan pengetahuan asli ( indigenous knowledge ) dan kearifan lokal (local wisdom). Nenek moyang kita dalam pengendalian hama tanaman telah menggunakan kearifan lokal secara turun temurun. Contohnya penggunaan air tuba untuk menangkap ikan dan mengendalikan hama perasan daun tembakau untuk membunuh lintah, penggunaan daun suren di pematang sawah untuk menghalau hama walang sangit dan lain-lain. Namun kearifan lokal mulai terlupakan sejak masuknya bahan kimia (pestisida) ke Indonesia.

Masalah besar yang dihadapi petani dalam bidang pengendalian hama adalah mahalnya harga pestisida kimia sintetis maupun biologi dan timbulnya pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia sintetis secara tidak bijaksana, dimana sejak terjadinya krisis monoter pada tahun 1988, harga pestisida kimia naik 2 – 3 kali lipat dibandingkan dengan sebelum krisis. Kenaikan harga pestisida kimia ini mengurangi minat petani untuk menggunakan pestisida kimia disamping itu pula menyebabkan hama kebal dengan adanya dosis yang lebih tinggi sehingga berdampak positif terhadap lingkungan. Dan untuk inilah dengan penggunaan pestisida nabati diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan (Sudarmo. 2005).

Dalam hal untuk mengurangi pencemaran lingkungan yakni upaya mengembalikan kondisi lingkungan pertanian yang saat ini dikenal dengan

Page 4: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 512

Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan (TPRL), merupakan teknologi yang dikembangkan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan teknologi ini diharapkan petani dapat memanfaatkan sumberdaya alam untuk dijadikan sebagai pestisida nabati yang menghasilkan pangan yang sehat dan aman bagi manusia dengan meminimalkan dan ketergantungan pada pestisida sintetis serta pestisida yang ramah lingkungan.(Dimyati, 2008). Tujuannya untuk mendapatkan kisaran konsentrasi pestisida nabati dari biji maupun daun mimba yang dibandingkan dengan pestisida kimia didalam pengendalian organisme pengganggu tumbuhan ( OPT) pada beberapa jenis tanaman.

PENGERTIAN PESTISIDA NABATI

Kardinan (2008), mengatakan bahwa pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami /nabati,maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat ” pukul dan lari ” ( hit and run), yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi.

Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan mengganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif dengan tujuan agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis. Tujuan lainnya adalah agar penggunaan pentisida sintetis dapat diminimalkan sehingga kerusakan lingkungan yang diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi pula. Hal yang sama juga disampaikan oleh Anonimous (2009), bahwa untuk menghasilkan pangan sehat dan aman (toyibanfood) antara lain dapat melalui gerakan pertanian organik, yang melarang penggunaan pestisida kimia sintetis, menggantinya dengan pestisida nabati yang bersahabat dengan lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia .

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu : 1).

Page 5: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 513

Merusak perkembangan telur, larva dan pupa ; 2).Menghambat pergantian kulit, 3). Mengganggu komunikasi seangga ; 4). Menyebabkan serangga menolak makan : 5). Menghambat reproduksi serangga betina ;6). Mengurangi nafsu makan ; 7). Memblokir kemampuan makan serangga,; 8). Mengusir serangga, dan 9).Menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah : 1). Murah dan mudah dibuat oleh petani : 2). Relatif aman terhadap lingkungan ; 3). Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman; 4). Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama ; 5). Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain ; dan 6). Menghasilkan produk pertanian yangsehat karena bebas residu pestisida kimia. Sementara kelemahannya adalah : 1). Daya kerjanya relatif lambat : 2).tidak membunuh jasad sasaran secara langsung ; 3).tidak tahan terhadap sinar matahari ; 4). Kurang praktis ; 5). Tidak tahan disimpan ;dan 6). Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.

PEMANFAATAN MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI

Tanaman mimba ( Azadirachta indica A.Juss) tergolong dalam Famili Meliaceae dengan tinggi pohon sampai 20 meter daunnyamajemuk berbentuk lonjong dan bergigi. Daun sangat pahit dan bijinya mengeluarkan bau seperti bawang putih. Untuk buah berbentuk elips, berdaging tebal, panjang 1,2 – 2 cm, hijau/kuning ketika masak, dengan lapisan tipis kutikula yang keras dan daging buah berair. Biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida lebih banyak dibandingkan dengan daunnya. Biji mimba mengandung beberapa komponen aktif antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin, nimbinen dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin,nimbinen dan meliantriol ( Wiwin. dkk. 2008). Lebih lanjut dilaporkan bahwa kegunaan lain dari mimba ini adalah dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nematisida dan virusida.

Azadirachtin merupakan senyawa yang paling banyak terdapat dalam biji mimba. Satu gram biji mimba mengandundung 2-4 mg azadirachtin, dimana senyawa ini tidak mematikan serangga secara langsung, tetapi melalui mekanisme menolak makan serta mengganggu pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salannin mempunyai daya kerja sebagai penghambat makan serangga. Nimbinen mempunyai daya kerja sebagai antivirus. Sementara meliantriol mempunyai daya kerja penolak serangga.

Berdasarkan inventarisasi beberapa pustaka, ekstrak mimba mempengaruhi serangga melalui berbagai macam cara, antara lain : 1). Menghambat

Page 6: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 514

perkembangan telur, larva atau pupa; 2).Menghambat pergantian kulit pada stadium larva, 3). Mengganggu kopulasi dan komunikasi seksual serangga, 4). Mencegah betina untuk meletakkan telur, 5). Menghambat reproduksi atau menyebabkan serangga mandul, 6). Meracunilarva dan dewasa, dan 7). Mengurangi napsu makan atau memblokir kemampuan makan. Hal yang sama juga didukung oleh Wiwin dkk. ( 2008), bahwa pestisida dari mimba cara kerjanya dapat mempengaruhi reproduksi dan perilaku organisme penggangu tumbuhan ( OPT), dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, menghambat perkembangan serangga, juga baik sebagai racun perut maupun racun kontak. Hal yang sama juga didukung oleh Indiati (2009), melaporkan bahwa cara kerja dari mimba adalah berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung azadirachtin meliantriol, salanin, dan nimbin, yang merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman mimba. Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul. Selain bersifat sebagai insektisida, tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida dan rodentisida. Senyawa aktif tersebut telah dilaporkan berpengaruh terhadap lebih kurang 400 serangga. sebagai senyawa aktif utama.

Untuk mengetahui efektivitas Serbuk biji mimba sebagai pestisida, telah dilakukan penelitian oleh Sudarmo ( 2005), dengan mengambil dua contoh serangga uji, yaitu ulat buah kapas Helicoverpa armigera dan ulat grayak Spodoptera litura.Kedua jenis hama tersebut merupakan hama yang menyerang berbagai jenis tanaman, misalnya tembakau, kapas, sayuran, kedelai, kacang hijau dan sebagainya. 1. Larvisida (Pembunuh Ulat ) padaSpodoptera litura.Serbuk Biji Mimba (SBM) yang disemprotkan pada ulat S.litura instar 1 (berukuran panjang kurang dari 0,5 cm) pada konsentrasi 5 g/ltr air menyebabkan mortalitas 40%, sedangkanpada konsentrasi 40 gr/ltr air menyebabkan mortalitas 100%. Pada konsentrasi yang sama,penyemprotan terhadap ulat instar 3 menyebabkan mortalitas 15% dan 100%, sedangkan terhadap ulat instar 5 ( berukuran panjang lebih dari 1 cm) menyebabkan mortalitas 3,33% dan 70%.Perbedaan mortalitas ulat pada berbagai instar menunjukkan bahwa semakin tua instar larva, semakin berkurang kerentanannya sehingga persentase mortalitas semakin rendah. Hal ini disebabkan ulat instar tua telah mengalami perkembangan tubuh lebih sempurna dibandingkan dengan ulat instar muda. Dengan demikian, ulat instar tua akan lebih tahan terhadapengaruh insektisida. 2.Ovisida (Perusak Telur) pada ulat buah kapas Helicoverpa armigera

Page 7: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 515

Serbuk biji mimba selain berperan sebagai larvisida juga dapat berperan sebagai ovisida ( perusak telur). Serbuk biji mimba yang disemprotkan pada telur H. Armigera akan menyebabkan penurunan persentase telur menetas. Pada kontrol, telur menetas 96%, sedangkan pada konsentrasi Serbuk biji mimba 10 gr/liter air, telur menetas 67% dan pada konsentrasi Serbuk biji mimba 20 gr/liter air dan 40 gr/liter air, telurmenetas 60%. Ekstrak biji mimba juga menurunkan persentase telur menetas pada nyamuk. 3. Pestisida Nabati Mimba dan jasad sasaran. Baik biji maupun daun mimba dapat digunakan sebagai pestisida. Penaburan 50 – 200 kg bungkil mimba per ha efektif untuk melindungi hama padi. Pemberian 19 mt (metrik ton) daun mimba per hektar ( 7 ton per acre) efektif melindungi serangan rayap. Sekitar 2 -5 kg daun mimba kering dapat melindungi 100 kg biji. Pupuk hijau dicampur dengan daun mimba dapat mengurangi 50% serangannematoda. Daun mimba yang diletakkan antara tumpukan kayu menyebabkan tumpukan kayu terhindar dari serangan ngengat. Pemberian 800 gr minyak mimba efektif untukmelindungi 100 kg biji atau benih. Pencampuran 2,5 bagian serbuk biji mimba untuk 100 bagian biji atau benih efektif melindungi gangguan hama selama 8 -12 bulan. Konsentrasi 0,1 % suspensi mimba dengan 300 -600 liter/ha efektif terhadap serangan belalang.Konsentrasi 0,1% suspensi mimba ( 10 mg/liter air) efektif mengendalikan belalang. Juga sekitar 2 – 6 gr serbuk biji mimba yang direndam dalam 1 liter air selama 3 hari efektif mengendalikan jamur Fusarium dan sclerotium. Sama halnya dengan pestisida nabati, maka pestisida dari mimba ini menurut Wiwin dkk. ( 2008), mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Untuk keunggulannya antara lain:

Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat menjelang panen. Cara kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak) Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.

Dengan keunggulan di atas, maka akan dihasilkan produk pertanian dengan kualitas yang prima, dan kelestarian ekosistem tetap terpelihara. Dan untuk kelemahan pestisida mimba antara lain :

Page 8: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 516

Persitensi insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis, karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-ulang agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal. Biaya produksi lebih mahal, sehingga harga jualnya belum tentu lebih murah dari insektisida sintetik.Kendala pengembangan mimba sebagai insektisida alami Aplikasi kurang praktis dan hasilnya tidak dapat segera dilihat, di samping itu petani harus membuat sedia sendiri. Dengan alasan tersebut petani akan lebih memilih pestisida kimia dari pada nabati. Kurangnya dorongan penentu kebijakan Bahan, seperti halnya biji mimba tidak tersedia secara berkesinambungan, hal tersebut disebabkan karena biji mimba hanya dapat dipanen setahun sekali. Frekuensi pemakaian lebih tinggi, yang disebabkan karena sifat racunnya mudah terdegradasi Memerlukan persiapan yang agak lama, untuk mendapatkan konsentrasi bahan pestisida yang baik harus dilakukan perendaman selama 12 jam (semalam).

Dari hasil beberapa pengkajian dari tanaman yang telah terserang hama setelah dilakukan pengendalian secara nabati dengan jenis tanaman tertentu maka diperoleh data dengan pengendalian nabati bisa mengendalikan hama dengan prosentase yang berbeda tergantung jenis hama dan tanamannya dimana kisaran prosentase pengendaliannya adalah antara 20%- 75%. ( Anonimous, 2009).

PENUTUP

1. Mimba merupakan salah satu pestisida nabati yang berperan penting dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), ramah lingkungan sehingga dijamin dapat menghasilkan pangan yang sehat dan aman bagi manusia.

2. Serbuk Biji Mimba (SBM) dapat sebagai larvisida (pembunuh ulat) pada ulatSpodoptera litura dimana menyebabkan mortalitas antara 15% - 100% pada kisaran konsentarsi SBM antara 5 gr/liter air dan 40 gr/liter air dan dengan sekitar 2- 6 gr SBM yang direndam dalam satuliter air selama 3 hari efektif mengendalikan jamur Fusarium dan Sclerotium

Page 9: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 517

3. Selain Biji maka daun mimba juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati, dimana dengan menaburkan 50 – 200 kg bungkil mimba per ha efektif untuk melindungi hama padi.

4. Perlu dikaji lagi jenis tumbuhan yang berperan sebagai zat pengawet sehingga pestisida nabati yang sifatnya tidak tahan lama dapat diolah lebih dan dapat disimpan cukup lama.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2008 a. Performa Beberapa Pestisida Nabati Indonesia. Sinar Tani Edisi 18-24 Juni 2008. No. 3257. Tahun xxxviii . Hal.20.

Anonimous, 2008 b. Mengajak Petani Menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan. Sinar Tani Edisi 17 – 23 Desember 2008. No. 3282. Tahun xxxix. Hal. 11.

Anonimous, 2008 c. Biopestisida Dari Tanaman Biofarmaka. Sinar Tani. Edisi 5 -11 Nopember 2008. No. 3276. Tahun xxxix. Hal.3

Anonimous, 2009. Potensi, Peluang Dan Kendala Pemanfaatan Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No.3299.Tahun xxxix. Hal.4

Apriyanto. A. 2009. Kearifan Lokal Penggunaan Pestisida Nabati Dalam Pengendalian Hama Tanaman. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.4.

Dimyati A. 2008. Enam Pilar Pengembangan Hortikultura. Sinar Tani. Edisi 18 – 24 Juni 2008. No. 3257. Tahun xxxviii. Hal.14.

Kardinan A. 2001. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya.

Kardinan A. 2008.Pengembangan Kearifan Lokal Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299. Tahun xxxix. Hal.5.

Sudarmo S. 2005. Pestisida Nabati. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius.

Page 10: Pestisida Nabati Mimba Azadirachta Indica a.juss Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Opt

Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara

Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta indica A.Juss)… 518

Wiwin, S., R. Murtiningsih, N.Gunaeni dan T.Rubiati, 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/index.php/Info-Aktual/MIMBA- PESTISIDA-NABATI-RAMAH-LINGKUNGAN.html