pesanggrahan pracimoharjo
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Pesanggrahan Pracimoharjo
1/2
BERITA
Kamis, 1 Januari 1970
PESANGGRAHAN PRACIMOHARJO
Pracimoharjo (0512). Pesanggrahan Pracimoharjo terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Pesanggrahan didirikan
oleh sunan PB VI. Sekitar tahun 1803-1804 pesanggrahan tersebut merupakan bangunan megah. Pada tahun 1817 pesanggrahan digunakan
sebagai tempat istirahat saat beliau melawat ke wilayah bagian barat serta menikmati keindahan alam dan melihat hasil perkebunan kopi saat
itu. Pembangunan dilanjutkan secara lebih intensif pada masa Sri Susuhunan Pakubuwono X, yang memerintah dari tahun 1893-1939. Selama
pemerintahannya, Pakubuwono X banyak membangun berbagai macam infrastruktur salah satunya yaitu pesanggrahan Pracimoharjo. Karena
kemegahannya, pesanggrahan ini dahulu seperti miniatur keraton karena terdiri dari pendapa, tamansari yang lengkap dengan keputrennya,
dan dalem ageng yang biasa digunakan oleh Pakubuwono X untuk tetirah serta taman dan halaman yang luas.Pada tahun 1948, Tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang dipimpin oleh Slamet Riyadi pernah menjadikan pesanggrahan tersebut sebagai
markas. Akan tetapi, saat agresi militer Belanda kompleks pesanggrahan dibakar karena dikhawatirkan markas tersebut direbut oleh Belanda.
Hal tersebut tampaknya merupakan faktor utama dari rusaknya Pesanggrahan Pracimoharjo. Saat ini yang tersisa dari pesanggrahan ini hanya
beberapa bangunan saja diantaranya yaitu:
Sanggar Pamelengan, berupa bangunan yang di dalamnya terdapat batu yang biasa digunakan oleh Pakubuwono X sembahyang.
- Sumur kuno
1.
Bekas air mancur, dua buah terletak di depan areal bekas pendopo dan satu buah berada di halaman belakang (sebelah barat Sanggar
Pamelengan).
2.
Rumah pesanggrahan, berupa bangunan berarsitektur indis yang sekarang digunakan oleh juru kunci pesanggrahan.3.
Tugu pojok4.
Gapura masuk di empat penjuru mata angin5.
Beberapa sisa struktur dan pagar keliling.6.
Pada tahun 2012 dibentuk Komite Pembangunan Pesanggrahan Pracimoharjo, yang merupakan kerjasama antara Keraton Kasunanan
Surakarta selaku pemilik lahan, Pemkab Boyolali, dan Kementerian BUMN selaku fasilitator. Komite tersebut berencana untuk membangun
tempat wisata pendidikan di lahan kosong situs Pesanggrahan Pracimoharjo. Bangunan tersebut rencananya terdiri dari pendopo, tempat
kesenian, workshop untuk galeri seni dan kerajinan, taman, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya. Oleh karena itu dilakukan permohonan
rekomendasi pembangunan/perbaikan Pesanggrahan Pracimoharjo, Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali kepada BP3 Jawa
Tengah. Maka pada tanggal 12 13 Juli 2012 dan 16 17 Juli 2012 dilakukan Tes Pit oleh BP3 Jawa Tengah Menurut keterangan dari pihak
Keraton Kasunanan Surakarta, bahwa areal lahan Pesanggrahan Pracimoharjo ini masih milik Keraton Kasunan Surakarta. Akan tetapi
sebagian dipakai oleh masyarakat untuk dibangun rumah dengan status hak pakai. Penggalian dilaksanakan di areal tanah yang berada di
dalam pagar lama dari Pesanggrahan Pracimoharjo. Bangunan pendopo agung yang dulu merupakan bangunan utama di pesanggrahan ini
sekarang hanya berupa tanah lapang. Rencananya dari pihak pengembang di lokasi bekas pendopo agung ini akan didirikan bangunan
pendopo. Adapun komponen bangunan Pesanggrahan Pracimoharjo yang tersisia adalah: Gapura Masuk, Bekas Air Mancur, Rumah
Peristirahatan (Sanggar Palereman), Sanggar Pamelengan, Tugu pojok, Pagar keliling dan sisa struktur bangunan Secara umum, keberadaan
pesanggrahan merupakan merupakan satu-kesatuan dari kerajaan tradisional Jawa pada waktu itu. Beberapa pesanggrahan yang masih bisa
dijumpai keberadaanya antara lain Sunyaragi yang dibangun oleh Kasultanan Cirebon). Beberapa pesanggrahan yang dibangun oleh
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat diantaranya Tamansari (dibangun atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono I dan selesai pada masaSri Sultan Hamengkubuwono II), Pesanggrahan Ambarbinangun (dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VI) dan Pesanggrahan
Ambarukmo (dibangun pada masa Hamengkubuwono VII). Sedangkan beberapa pesanggrahan milik Kasunanan Surakarta diantaranya
Pesanggrahan Langenharjo (dibangun pada masa Pakubuwono IX), Pesanggrahan Pracimoharjo (digunakan pada masa Pakubuwono IX dan
Pakubuwono X). Adanya alun-alun di areal pesanggrahan Pracimoharjo ini merupakan ciri tersendiri dari pesanggrahan tersebut. Di dalam
kerajaan tradisional, alun-alun berfungsi sebagai areal publik. Karena letaknya di depan kraton, alun-alun juga berfungsi sebagai tempat untuk
interaksi antara raja dengan rakyatnya. Keberadaan alun-alun di pesanggrahan ini sepertinya memiliki fungsi yang sama. Hal tersebut
dikarenakan Pakubuwono X merupakan sosok pemimpin yang cukup demokratis. Pada masa pemerintahannya Pakubuwana X memberikan
kebebasan berorganisasidan penerbitan media massa. Ia mendukung pendirian organisasi Sarekat Dagang Islam, salah satu organisasi
pergerakan nasional pertama di Indonesiadan pada masa pemerintahannya pula di Surakarta diadakan kongres Bahasa Indonesia I (1938).
Terlepas dari fungsinya sebagai tempat peristirahatan raja dan keluarganya, ternyata pesanggrahan ini juga dilengkapi fasilitas publik, yaitu
alun-alun. Dengan demikian, nilai yang dapat diambil dari keberadaan pesanggrahan tersebut adalah bahwa seorang pemimpin tetap harus
berpegang teguh pada prinsip Manunggaling kawula lan gusti , yaitu bersatunya antara pemimpin dengan rakyatnya. (BP3 Jateng).
TA http://purbakalajawatengah.org/cetak.php?jenis=berita
2/10/2013 1
-
7/24/2019 Pesanggrahan Pracimoharjo
2/2
TA http://purbakalajawatengah.org/cetak.php?jenis=berita
2/10/2013 1