pesan dari alam

52

Upload: edy-hendras

Post on 07-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Majalah lingkungan diterbitkan oleh Orangutan Foundation International.

TRANSCRIPT

Page 1: Pesan Dari Alam

1PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Page 2: Pesan Dari Alam

2 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Vis iV is iV is iV is iV is i :Misi utama Orangutan Foundation International adalahmembantu usaha pelestarian dan memberikanpemahaman, bahwa orangutan dan hutan hujan tropissebagai habitatnya serta melakukan perawatan terhadaporangutan sitaan dan dikembalikan ke alam yang berupahutan tropis.

TTTTTentangentangentangentangentang OFIOFIOFIOFIOFI & YYYYYOIKOIKOIKOIKOIK:OFI merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidangpelestarian orangutan dan habitatnya. Ada beberapakegiatan yang dilakukan oleh OFI antara lain: ProgramPenelitian dan Pelestarian Orangutan, Patroli yang dilakukanoleh masyarakat, Program di Suaka Margasatwa Lamandau,Program Pemugaran Hutan, Perawatan dan Karantina,Perlindungan Orangutan di Amerika Bagian Utara,Pendidikan konservasi, Sepekan Penyuluhan orangutan,Memberikan beasiswa, Program tour, Program relawandan program GIS.

PESAN DARI ALAMISSN: 2085-3203ISSN: 2085-3203ISSN: 2085-3203ISSN: 2085-3203ISSN: 2085-3203

Diterbitkan oleh:Diterbitkan oleh:Diterbitkan oleh:Diterbitkan oleh:Diterbitkan oleh:Orangutan Foundation InternationalYayasan Orangutan Internasional Kalimantan

Alamat Redaksi:Alamat Redaksi:Alamat Redaksi:Alamat Redaksi:Alamat Redaksi:Jl Tebet Barat Dalam VI A No. 9Jakarta, 12810Telp/Fax: 62-21-8291189Wab site: www.orangutan.org

PPPPPemimpin Redaksi: emimpin Redaksi: emimpin Redaksi: emimpin Redaksi: emimpin Redaksi: Prof. Dr. Birute GaldikasRedaksi PRedaksi PRedaksi PRedaksi PRedaksi Pelaksana:elaksana:elaksana:elaksana:elaksana: Edy H. Wahyono dan Affan SuryaStaf Redaksi:Staf Redaksi:Staf Redaksi:Staf Redaksi:Staf Redaksi: Renie Djojoasmoro, Christian Simanjuntak,Bohap Bin Jalan, Fajar Dewanto, Robert Ferdinand,Drh. Popowati, Drh. Prima, Tomin, Tamel,Sehat, Nano Sudarno dan Hartati SaatDesain TDesain TDesain TDesain TDesain Tata Letak:ata Letak:ata Letak:ata Letak:ata Letak: Eko WahonoDistributor:Distributor:Distributor:Distributor:Distributor: Jhoni Apriyanto

Pesan dari Alam, diterbitkan oleh OrangutanFoundation International, sebagai Media Informasi danKomunikasi, mengenai orangutan, hutan sebagaihabitatnya, flora dan fauna, dan masyarakat yang adadi pinggiran hutan.Redaksi menerima tulisan dari berbagaikalangan masyarakat yang mempunyai temapelestarian alam dan lingkungan, baik berupapenelitian, pendidikan dan usaha lain yangmendukung.

Page 3: Pesan Dari Alam

3PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pesan dari Alam

“Telah nampak tanda-tanda kerusakan bumi ini (baik di darat, di laut ataupun di udara) karenaperbuatan manusia ........”. Sebuah kutipan dari Kitab Suci Umat Islam, yaitu Surat Ar Rum ayat 43, kinimemang sudah mulai nampak atau bahkan kenyataan sudah terjadi. Bencana silih berganti, musimhujan tidak menentu dan musim kemarau, kapan akan datang dan berakhir. Sementara ekploitasi sumberdaya alam berlebihan, guna mencukupi kebutuhan akan energi manusia.

Hutan tropis yang menjadi paru-paru bumi, banyak yang sudah berubah fungsi, untuk berbagaikepentingan. Bila diibaratkan “hutan tropis” itu sebagai paru-paru bumi, maka paru-paru itu sudahterserang kanker yang akut. Di mana-mana hutan itu sudah menjadi perkebunan, pemukiman, ataumalah hitam kelam karena terbakar atau terkoyak untuk diambil bahan tambangnya.

Serangan “kanker” hutan tropis itu semakin akut. Pengobatan demi pengobatan, seperti penghijauanataupun perlindungan, belum seimbang dengan kerusakannya. Undang-undang yang telah ditetapkan,masih banyak yang melanggar.

Kini iklim sudah berubah. Suhu di permukaan bumi mulai meningkat, walau sedikit, namun pasti. Gunung esdi kutub, mulai mencair. Salju abadi di Puncak Jaya Wijaya, Papua, mulai berkurang. Namun masih ada titikharapan untuk memperpanjang kehidupan dan mencegah kehancuran, asalkan kita mau, tentu bisa.

PESAN DARI ALAMPESAN DARI ALAMPESAN DARI ALAMPESAN DARI ALAMPESAN DARI ALAM

Page 4: Pesan Dari Alam

4 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

PESAN ALAM

Hutan tropis yang ada di Kalimantan

setiap detik terus berkurang, sedikit demi

sedikit, namun pasti. Hutan yang lebat

dengan tegakan kayu yang lurus menjulang tinggi

berubah, menjadi lahan pertanian, perkampungan

dan perkebunan.

Lengkaplah sudah penderitaan satwa

penghuni hutan itu. Makanan menipis, hutan

semakin gundul. Merekapun mulai memasuki

perkampungan, melahap apa saja yang ada.

Jagung, singkong, buah-buahan, dan kadang-

kadang memasuki pondok dan memakan simpanan

makanan manusia...................................... hal 7hal 7hal 7hal 7hal 7

dariEdisi 6 Tahun III, Juni – Desember 2011 ISSN: 2085-3203

Laporan KhususTTTTTaman Nasional Taman Nasional Taman Nasional Taman Nasional Taman Nasional TanjunganjunganjunganjunganjungPutingPutingPutingPutingPuting

Tahun 1980an, dimana Suaka MargaSatwa

Tanjung Puting ditetapkan dan ditingkatkan

statusnya menjadi Taman Nasional Tanjung Puting,

kunjungan wisatawan masih didominasi oleh para

peneliti, baik dari dalam dan luar negeri, yang ingin

menggali potensi alam, kekayaan flora dan fauna

dan pengembangan sebagai kawasan konservasi

dan usaha melestarikannya. Selain itu juga disusun

sebuah manajement plan untuk jangakan waktu

tertentu............................ hal 10hal 10hal 10hal 10hal 10

Program Program Program Program Program Save Sea TSave Sea TSave Sea TSave Sea TSave Sea Turtle inurtle inurtle inurtle inurtle inYYYYYour Handour Handour Handour Handour Hand .. .........................hal 17.........................hal 17.........................hal 17.........................hal 17.........................hal 17

Pesan dari Alam.......... hal 3

7

10

Dari KarantinaKutangkap dan KulepaskanKutangkap dan KulepaskanKutangkap dan KulepaskanKutangkap dan KulepaskanKutangkap dan Kulepaskan

Page 5: Pesan Dari Alam

5PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Event Organizer bernamaBoemi Edukasi,

menyelenggarakan kegiatan edukasi bernuansa

laut di Taman nasional Laut kepulauan Seribu. Kegiatan

edukasi ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih

dekat salah satu kekayaan alam laut Indonesi. Peserta

dalam kegiatan ini adalah dari sekolah Bina Tunas

Bangsa International School (BTB IS) Jakarta... hal 24hal 24hal 24hal 24hal 24

Membuat Kerajinan dari BarangMembuat Kerajinan dari BarangMembuat Kerajinan dari BarangMembuat Kerajinan dari BarangMembuat Kerajinan dari BarangBekasBekasBekasBekasBekas

Ternyata, sampah masih ada gunanya. Selain

sebagai bahan karya kerajinan tangan, hasilnya

pun bisa mendatangkan uang..... hal 31hal 31hal 31hal 31hal 31

Membuat PikohidroMembuat PikohidroMembuat PikohidroMembuat PikohidroMembuat Pikohidro

Krisis energi sudah mulai dirasakan, listrik mati

bergiliran sudah tak asing lagi di negeri kita

ini. Kebutuhan listrik terus meningkat dari waktu ke

waktu. Sementara, alam menyediakan segala

sesuatu untuk manusia, termasuk air, angin dan

cahaya matahari yang melimpah, sebagai sumber

energi “penghasil listrik”.......................... hal 36hal 36hal 36hal 36hal 36

Rahasia AlamRahasia AlamRahasia AlamRahasia AlamRahasia AlamKeindahan bulu burung Cendrawasih dan semut

yang melakukan bunuh diri masal ...........hal 40.......hal 40.......hal 40.......hal 40.......hal 40

PPPPPerjalananerjalananerjalananerjalananerjalananDari Tanjung Keluang, Kalimantan Barat, berlanjut

ke Titik Nol Indonesia di Pulau Weh, Sabang,

hingga Taman pesisir Pantai Penyu Pangumbahan

................................................................ hal 43hal 43hal 43hal 43hal 43

24

36

46

PendidikanLingkunganMengenal EkosistemMengenal EkosistemMengenal EkosistemMengenal EkosistemMengenal EkosistemLaut di Pulau Pramuka.Laut di Pulau Pramuka.Laut di Pulau Pramuka.Laut di Pulau Pramuka.Laut di Pulau Pramuka.

40

Page 6: Pesan Dari Alam

6 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

dari KARANTINA

Page 7: Pesan Dari Alam

7PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Hutan tropis yang ada di Kalimantan

setiap detik terus berkurang, sedikit demi

sedikit, namun pasti. Hutan yang lebat

dengan tegakan kayu yang lurus menjulang

tinggi berubah, menjadi lahan pertanian,

perkampungan dan perkebunan.

Kehidupanpun tersisih, minggir ke tengah hutan.

Namun di tengah hutan sana ada lagi kegiatan

yang mengganggu mereka, penebangan hutan

untuk berbagai kepentingan. Bergerak lagi ke

daerah lain, namun di tempat itu dicegat lagi

dengan suara gergaji mesin yang meraung-

raung.

Lengkaplah sudah penderitaan para penghuni

hutan itu. Makanan menipis, hutan semakin

gundul. Merekapun mulai memasuki

perkampungan, melahap apa saja yang ada.

Jagung, singkong, buah-buahan, dan kadang-

kadang memasuki pondok dan memakan

simpanan makanan manusia.

Ada dari mereka yang ditangkap untuk dipelihara

ataupun sebagai makanan umat manusia,

namun ada pula yang dibunuh karena sudah

dianggap sebagai hama. Gambaran yang

menyedihkan para penghuni hutan yang tersisih

dari rumahnya, terusir dari tempat tinggalnya dan

bahkan kadang-kadang terjadi pemusnahan

“etnis” penghuni hutan.

Bagi satwa yang dapat beradaptasi dengan

lingkungan dan dapat mengembara ke tempat

lain atau “mengungsi” mencari kehidupan baru,

tidak masalah. Namun ada beberapa satwa

yang tidak bisa melakukan hal seperti itu,

terutama beberapa jenis primata yang hanya

terpaku pada daerah teritorialnya.

Kejadian semacam itu cukup banyak, terutama

bangsa lutung. Mereka masih tetap bertahan

pada areal hutan yang semakin menipis,

menyempit dan akhirnya secara perlahan tetapi

pasti, mereka mulai kekurangan pakan, akhirnya

mati kelaparan atau ditangkap oleh manusia.

Orangutan yang mempunyai tubuh besar dan

perlu makanan banyak, serta memiliki petualang

bagi jantan, dan betina bersama keluarganya

kadang mencari dan pindah ke tempat lain bila

terdesak. Hutan-hutan kian berkurang, kera-kera

merah ini kehilangan tempat tinggal. Terpaksa

mereka melahap ada saja yang dilaluinya, baik

tanaman masyarakat, ataupun makanan yang

bukan makanan pokoknya dimakan juga.

Lahan yang sudah berubah menjadi perkebunan

sawit, yang tak ada kamus dalam makanan

orangutan, primata ini memakan umbutnya. Satu

ekor orangutan jantan dengan berat lebih dari 50

kg, dapat memakan Kelapa Sawit muda 40

pohon dalam waktu 15 menit. Sambil berjalan

KUTANGKAP danKULEPASKAN

Page 8: Pesan Dari Alam

8 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pesan dari Alam

searah jalur kelapa sawit, orangutan ini dengan

santainya mencabuti dan memakan umbutnya.

Kerugianpun, tak terkira bagi pengusaha kelapa

sawit ini. Para penjaga merasa ketakutan untuk

melawan penguasa hutan, namun apa boleh

buat dari pada terus merugi, dan menyerang

manusia, akhirnya orangutan jantan itupun mati

terbunuh bersimbah darah.

Sekitar pk 15.00 sore, saya dengan 2 orang staff

YOI, datang ke lokasi perkebunan atas permintaan

salah seorang staff perkebunan yang mengerti

tentang pelestarian orangutan. Melalui radio

dipanggil dan sambung menyambung antara satu

“breaker” ke “breaker” yang lain. Dijelaskan masih

ada beberapa orangutan yang mengganggu sawit,

tetapi kali ini orangutannya masih kecil, sekitar 4

– 5 tahun, atau bahkan lebih, karena orangutan

liar perkembangan pertumbuhannya berbeda

dengan orangutan rehabilitasi.

Para staf perkebunan minta tolong untuk

menangkap beberapa anak-anak orangutan yang

masih berkeliaran di perkebunan sawit. Saya

bingung kemana ibunya ? Mungkinkah ibunya

telah mati ketika terjadi pengusiran orangutan

yang memakan dan mengganggu pohon sawit

muda ? Atau mati karena ingin memiliki anaknya

yang masih dalam dekapan ? Mungkin juga.

Tetapi para staff itu tidak mau ceritera masalah itu.

Malah seorang penduduk ceritera bahwa beberapa

waktu lalu ada pembunuhan orangutan jantan

yang mengganggu kebun sawit.

Pengejaran kami lakukan. Jatuh bangun

menangkap orangutan ini terjadi, di tengah

perkebunan sawit yang masih muda,

pengalaman baru. Akhirnya tertangkap juga,

ketika si mungil ini terjebak dan naik pohon yang

hanya satu-satunya di perkebunan itu. Tak ada

yang berani menangkap, mungkin mereka belum

tahu cara menangkap anak-anak orangutan yang

terlepas bebas. Gigitan, cakaran sudah biasa

bagi saya. Anak orangutan ini saya bawa ke

Pangkalan Bun (Klinik) untuk transit sebelum

dilepas ke alam bebas.

Stress, yah itu terjadi juga pada orangutan. Tak mau

makan, minum dan selalu merasa ketakutan bila

didekati manusia. Tetapi melihat teman senasib

seumur, memakan makanan yang diberikan,

orangutan inipun mau makan, hanya tak mau

menerima ketika perawat mengulurkan makanan.

Tak lama dalam karantina. Karena prinsip kami,

orangutan yang masih liar, baru ditangkap atau

baru diserahkan oleh masyarakat serta belum

lama dalam peliharaan, maka langsung dilepas,

walaupun masih melalui proses pemeriksaan,

seperti apakah mengandung cacing dalam

kotorannya? Atau bakteri lain melalui

pemeriksaan sederhana.

Hanya dua hari menghuni karantina, orangutan

inipun dilepaskan ke dalam kawasan Taman

Nasional Tanjung Putting. Tak lebih dari satu

menit semenjak kandang dibuka, diapun lantas

memanjat pohon, dan sempat menoleh ke kami

dan istirahat sebentar. Mungkin kalau bisa bicara

mengucapkan terima kasih atau selamat tinggal.

Kami hanya terharu dan senang orangutan ini

dapat lepas bebas ke dalam hutan, rumahnya,

tempat tinggalnya dan daerah sumber pakannya

karena daerah asalnya telah berubah

peruntukannya. Selamat jalan kawan, mudah-

mudahan kau tenang dan tak lagi menjadi

bulan-bulanan manusia yang terus mengusir,

menggusur dan membunuh bangsamu di tanah

kelahiranmu. Sekali lagi, selamat jalan.

Page 9: Pesan Dari Alam

9PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Page 10: Pesan Dari Alam

10 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

laporan KHUSUS

TTTTTaman Nasionalaman Nasionalaman Nasionalaman Nasionalaman NasionalTTTTTanjung Putinganjung Putinganjung Putinganjung Putinganjung PutingSalah sa tu dar i 15 taman nas iona l yang d i jad ikan p i lo t p rogram DMOSalah sa tu dar i 15 taman nas iona l yang d i jad ikan p i lo t p rogram DMOSalah sa tu dar i 15 taman nas iona l yang d i jad ikan p i lo t p rogram DMOSalah sa tu dar i 15 taman nas iona l yang d i jad ikan p i lo t p rogram DMOSalah sa tu dar i 15 taman nas iona l yang d i jad ikan p i lo t p rogram DMO

Page 11: Pesan Dari Alam

11PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Taman Nasional Tanjung Puting, sudah

menjadi “icon ” dunia bagi wisatawan

yang ingin melakukan perjalanan wisata

alam dan melihat orangutan. Tahun 1980an,

dimana Suaka Margasatwa Tanjung Puting

ditetapkan dan ditingkatkan statusnya menjadi

Taman Nasional Tanjung Puting, kunjungan

wisatawan masih didominasi oleh para peneliti,

baik dari dalam dan luar negeri, yang ingin

menggali potensi alam, kekayaan flora dan

fauna dan pengembangan sebagai kawasan

konservasi dan usaha melestarikannya. Selain itu

juga disusun sebuah manajement plan untuk

jangka waktu tertentu.

Pertengahan tahun 1980an, wisatawan mulai

berdatangan, semenjak Prof. Birute MF Galdikas,

PhD mulai mempublikasikan berbagai artikel

mengenai orangutan khususunya dan Tanjung

Puting pada umumnya ke berbagai publikasi

ilmiah dan semi ilmiah, dengan dihiasi berbagai

foto kegiatan yang cukup menarik. Hingga akhir

tahun 1980an, wisatawan banyak berkunjung

untuk melihat kehidupan flora dan fauna yang

ada di sana.

Terjadinya “booming ” wisatawan mancanegara,

yang berkunjung ke kawasan konservasi ini,

setelah dilakukan konferensi Internasional

mengenai kera besar “Great Ape Conference ”yang mengundang pada pakar, peneliti dan

penggiat pelestarian kera besar seluruh dunia,

berdatangan. Baik peneliti orangutan sendiri,

peneliti Gorilla dan Simpanse, memberikan

masukan untuk program konservasi tersebut. Dan

moment itu telah mengangkat kepariwisataan di

Tanjung Puting, dengan ditandatangi sebuah

piagam mengenai Tanjung Puting oleh Menteri

Wisatawan domestik danmancanegara melihat dari dekatorangutan yang ada di TamanNasional Tanjung Puting

Page 12: Pesan Dari Alam

12 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Dari Karantina

Pariwisata dan Budaya, Soesilo Soedarman, saat

itu. Paska konferensi itulah, banyak biro

perjalana wisata yang memasarkan Tanjung

Puting dengan “icon” orangutan sebagai

“promadona”.

Namun awal tahun 1990an, ketika Tanjung

Puting telah banyak dikunjungi wisatawan, tidak

didukung dengan pelestarian alam di daerah

hulu Sungai Sekonyer. Saat itu terjadi “demam”

emas di hulu sungai. Setiap hari puluhan bahkan

ratusan penambang, ramai-ramai menambang

dengan menyemprotkan air memakai mesin

penyedot ke pasir, dan membuat lubang-lubang,

menyerupai danau kecil. Sejak saat itulah Sungai

Sekonyer mulai tercemar.

Kolam “renang apung” yang dibangun di Hotel

Rimba tak lagi beroperasi, masyarakat Tanjung

Harapan, kesulitan air bersih. Buaya mulai

mengungsi ke Sungai Sekonyer Simpang Kanan.

Era tahun tersebut, Tanjung Puting mengalami

ancaman yang serius. Penangkapan ikan

arowana, pembalakan liar, penambangan emas,

kebakaran hutan. Banyak kayu “glondongan”

mengalir di sepanjang aliran sungai sekonyar,

dan pernah terjadi beberapa orangtan mati

keracunan karena meminum air sekonyer yang

kandungan Hcl nya mendadak tinggi, akibat

kayu ramin yang ditarik di sungai tersebut.

Namun Tanjung Puting tak pernah sepi dari

kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun

Camp Leakey sebagai pusat rehabilitasi orangutan di Taman nasional Tanjung Puting

Page 13: Pesan Dari Alam

13PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

luar negeri. Wisatawan asing tak banyak

terpengaruh oleh kerusakan alam atau tragedi

politik. Karena mereka ingin melihat orangutan,

yang relatif lebih mudah dilihat di alam liarnya,

bila dibandingkan dengan daerah tujuan

wisata lain.

Semuanya sudah terjadi, kini perlu menatap

masa depan kawasan itu. Perlu pengembangan

daerah tujuan wisata lain, agar Tanjung Puting

tidak padat. Untuk itulah, diperlukan memerataan

wisata di Kotawaringin Barat, yang memiliki

potensi alam dan budaya yang kuat, hingga

sangat diperlukan sebuah pengembangan daerah

tujuan wisata lain dan menghidupkan

kebudayaan yang kental akan “budaya melayu”

dan “budaya dayak” .

Kunjungan wisatawan pada saat-saat tertentu

sangat padat, namun sayangnya belum

dibarengi dengan penyiapan sumber daya

manusia yang handal untuk memberikan

pelayanan kepada wisatawan yang datang.

Semua belajar secara alami, tanpa ada yang

membimbing dan memberikan sertifikasi, agar di

waktu yang akan datang kawasan ini

memberikan nilai yang lebih bagi para penggiat

pariwisata serta masyarakat di sekitarnya. Oleh

karena itu perlu duduk bersama, merencanakan,

mengembangkan, dan memasarkan paket

program yang ada. Baik melalui sebuah wadah

yang berupa lembaga ataupun forum atau dalam

bentuk lain, untuk melakukan pengelolaan dan

pengembangan bersama di bidang

kepariwisataan.

Gerbang selamat datang di Taman nasional Tanjung Puting

Page 14: Pesan Dari Alam

14 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

DMO adalah sebuah Gerakan.DMO adalah sebuah Gerakan.DMO adalah sebuah Gerakan.DMO adalah sebuah Gerakan.DMO adalah sebuah Gerakan.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata, telah menerapkan

kebijakan dalam peningkatan kapasitas

pengelolaan daerah tujuan pariwisata atau

Destination Management Organization (DMO).

Kebijakan itu diterapkan selama tiga tahun mulai

tahun 2011 di 15 kawasan wisata.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal

Pengembangan Destinasi Pariwisata

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

(Kemenbudpar), Winarno Sudjas di Bandung,

Kamis (20/5/2010), pada intinya, DMO adalah

struktur tata kelola destinasi pariwisata yang

mencakup koordinasi, perencanaan,

implementasi, dan pengendalian organisasi

destinasi secara inovatif dan sistemik.

Kawasan-kawasan yang akan menjadi lokasi

diberlakukannya DMO yakni Pangandaran,

Danau Toba, Bunaken, Tana Toraja, Mentawai-

Bukittingi, Borobudur, Rinjani, Raja Ampat,

Wakatobi, Tanjung Puting, Derawan, Bromo-

Tengger-Semeru, Danau Batur-Kintamani, Kota Tua

Jakarta, dan Pulau Komodo-Kelimutu-Flores.

Sebelum diterapkan, pemerintah akan

mengadakan konferensi mengenai DMO.

Winarno menambahkan, kementerian-

kementerian yang memiliki wewenang seperti

Pekerjaan Umum, Kelautan dan Perikanan,

Lingkungan Hidup, Perencanaan Pembangunan

Nasional, dan Kehutanan telah berkumpul di

Jakarta pada Agustus 2010 untuk membahas

kebijakan itu.

Sebenarnya DMO adalah sebuah gerakan untuk

memajukan pariwisata dan meningkatkan

jumlah kunjungan, melalui berbagai kegiatan.

Salah satu kegiatannya adalah tata kelola

kawasan daerah kunjungan wisata melalui

Konferensi Nasional Destination Management Organization (DMO)

Page 15: Pesan Dari Alam

15PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Telah dilakukan kajian terhadap stakeholder

pariwisata di Tanjung Puting dan

sekitarnya, sejak bulan April – pertengahan

Mei 2011. Dalam melakukan kegiatan tersebut,

telah dilakukan wawancara langsungterhadap

70 responden, baik bertemu muka ataupun

melalui teleconference, serta menyebarkan

kuisioner kepada rensponden.

Wawancara mendalam dilakukan terhadap

rensponden kunci yang mengetahui pasti

tentang perkembangan pariwisata Tanjung

Puting dan sekitarnya, serta pihak yang

memberikan dukungan atau memiliki kegiatan

langsung. Sedangkan responden lainnya

adalah individu atau lembaga yang

mempunyai peranan tidak langsung terhadap

pariwisata, akan tetapi mempunyai andil

dalam kemajuan kepariwisataan.

Sebanyak 83 % responden berpendapat bahwa

kepariwisataan di Kotawaringin Barat bagus

Pariwisata di Kobar PerluPariwisata di Kobar PerluPariwisata di Kobar PerluPariwisata di Kobar PerluPariwisata di Kobar PerluPerlibatan Semua PihakPerlibatan Semua PihakPerlibatan Semua PihakPerlibatan Semua PihakPerlibatan Semua Pihak

peningkatan kapasiata sumber daya manusia,

penataan daerah kunjungan, paket program,

pemasaran dan yang paling penting adalah

kerjasama semua pihak yang terkait dengan

kepariwisataan. Dan bukan membantu untuk

membangun fasilitas. Untuk mengawali kegiatan

tersebut, talah dilakukan kajian yang akan

menjadi dasar-dasar dalam kegiatan DMO.

Page 16: Pesan Dari Alam

16 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

dan mendukung, bila pengembangan

pariwisata di Tanjung Puting dan sekitanrnya

ditingkatkan. Alasannya adalah, Kotawaringin

Barat memiliki potensi untuk itu, dan belum

dijadikan sebagai “point of interest ” dalam

kepariwisataan, misalnya seperti wisata

kebudayaan. Sedangkan untuk mengurangi

kepadatan kunjungan ke Tanjung Puting yang

sudah menjadi ikon pariwisata di

Kotawaringin barat, perlu alternatif lain, agar

kawasan konservasi itu tidak terlalu padat

kunjungan, mengingat daya dukung Taman

Nasional Tanjung Puting, baik sarana,

prasaran dan sumber daya manusianya belum

memadai, dan masih perlu peningkatan.

Oleh karena itu dari berbagai masukan, saran

dan rekomendasi, memerlukan sebuah

wadah, forum atau bentuk lembaga lain,

untuk memberikan masukan kepada

pemangku kepentingan dan atau pengelola

kawasan, untuk melakukan pengembangan

kawasan tersebut. Selain itu juga diperlukan

suatu kegiatan seperti bimbingan teknis, atau

bentuk pelatihan agar pariwisata maju dan

berkualitas. Karena selama ini, sumber daya

manusia yang bergerak di bidang pariwisata,

belajar secara alami atau otodidak sehingga

sangat diperlukan sebuah pendampingan,

sertifikasi, agar dapat memberikan pelayanan

kepada pengunjung dengan baik.

Page 17: Pesan Dari Alam

17PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Oleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati Saat

SSSSSave Sea Tave Sea Tave Sea Tave Sea Tave Sea Turtle In Yurtle In Yurtle In Yurtle In Yurtle In Your Handsour Handsour Handsour Handsour Hands(SSTIYH), (SSTIYH), (SSTIYH), (SSTIYH), (SSTIYH), begitulah nama program yang

dijalankan oleh sekelompok mahasiswa

Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta

yang tergabung dalam Kelompok Studi Penyu Laut

“Chelonia” (KSPL “Chelonia”) di Pantai Citirem,

Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat. Sejak

terbentuknya kelompok tersebut pada tanggal 6

Februari 1999, KSPL “Chelonia” telah melakukan

kegiatan konservasi penyu laut di lokasi ini.

Program SSTIYH adalah program perdana yang

dilaksanakan selama satu tahun yaitu Mei 2009

hingga April 2010. Kegiatannya mencakup

antara lain pengumpulan data penyu ;

inventarisasi flora dan fauna; kondisi kawasan ;

edu fun games dan adopsi tukik. Program

selama satu tahun ini memperoleh dukungan

dari Inggris yaitu Mr. Peter Cullimore, The King/

Program “Program “Program “Program “Program “Save SeaSave SeaSave SeaSave SeaSave SeaTTTTTurururururtle In Ytle In Ytle In Ytle In Ytle In Your Handsour Handsour Handsour Handsour Hands”””””PPPPPantai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Baratantai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Baratantai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Baratantai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Baratantai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat

Page 18: Pesan Dari Alam

18 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

penelitian dan PENDIDIKAN

Cullimore Trust. Program ini bertujuan untuk

mensosialisasikan keberadaan dan kondisi penyu

laut serta habitatnya dan wahana komunikasi dan

pengabdian mahasiswa terhadap dunia

konservasi. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat

menambah informasi tentang bioekologi penyu

laut serta meningkatkan kepedulian masyarakat

terhadap pelestarian penyu.

Untuk inventarisasi flora dan fauna, telah dibuat

5 jalur transek sepanjang masing-masing

panjang jalur 1 km dengan jarak antar jalur yaitu

500 m yang dibuat dari batas hutan pinggir

pantai mengarah ke arah timur. Kelima jalur ini

digunakan untuk pengamatan vegetasi, insekta

(serangga), amfibia, reptilia, aves (burung) dan

mamalia. Untuk pengamatan jenis kelas pisces

(ikan) yaitu di muara Citirem. Sedangkan

pengamatan kelas Gastropoda (filum moluska,

echinodermata dan arthropoda) ploting area

pada karang Citirem (sebelah selatan dari camp

KSPL) dan karang Tanjung Perahu (sebelah utara

dari camp KSPL). Hasil pengamatan fauna

didapat dari kelas mamalia sebanyak 15 jenis,

dari kelas aves sebanyak 49 jenis, kelas reptilia

sebanyak 7 jenis, kelas pisces sebanyak 16 jenis,

kelas amfibi sebanyak 1 jenis, kelas insekta

sebanyak 8 bangsa dari 17 suku, kelas

gastropoda (filum moluska sebanyak 19 suku;

filum echinodermata sebanyak 1 suku dan 5

marga; filum arthropoda sebanyak 1 bangsa).

Sedangkan pengamatan flora pada kelima jalur

didapat jenis-jenis vegetasi yang ada di area

Pantai Citirem untuk tingkat pohon > 31 cm cbh

sebanyak 56 jenis, tingkat tihang 20-31 cm cbh

sebanyak 35 jenis, tingkat belta 6,3-20 cm cbh

sebanyak 63 jenis dan tingkat semai <6,3 cm

cbh sebanyak 59 jenis.

Penyu bertelur di pasir pantai Citirem

Page 19: Pesan Dari Alam

19PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pengambilan data penyu oleh tim KSPL dilakukan

monitoring selama 3 malam tiap bulannya untuk

menghitung populasi penyu yang singgah dan

bertelur di Pantai Citirem. Monitoring dibagi dalam

3 pos pengamatan sehingga bisa diketahui dari

tiap pos bila ada tanda-tanda penyu naik ke darat.

Monitoring penyu dilakukan mulai pukul 19.30 –

04.30 WIB dengan melakukan pemantauan pada

Pantai Citirem sepanjang 2,5 km untuk melihat

adanya penyu yang mendarat untuk bertelur. Data

dari tim KSPL ini akan membantu pengumpulan

data yang juga dilakukan oleh Resort KSDA

Cikepuh dan Cibanteng. Dari kegiatan selama

setahun diperoleh sebanyak 21 ekor penyu hijau

(Chelonia mydas) yang berhasil ditemukan oleh

tim KSPL. Bila data KSPL digabung dengan data

Resort KSDA adalah sebanyak 84 ekor (data satu

tahun Mei 2009 – April 2010). Dari ke-21 ekor

yang berhasil ditemukan oleh tim KSPL hanya 16

ekor saja yang berhasil ditandai (ditagging).

Penandaan (tagging) dengan nomor ID yang

terbuat dari seng aluminium yang telah tercantum

nomor tag serta kontak negara tag berasal.

dilaksanakan dua kali yaitu bulan Agustus dan

Nopember 2009.

Dalam kegiatan edukasi, KSPL “Chelonia” bekerja

sama dengan Yayasan Orangutan Internasional

Kalimantan (YOIK) Jakarta. Christian N.

Simanjuntak adalah edukator dari YOIK yang

bertugas memberi materi bertema lingkungan di

kelas untuk kelas IV, V dan VI. Untuk kegiatan

edukasi bulan Agustus, sebanyak 10 siswa

campuran dari kelas IV, V dan VI serta dua orang

Anak penyu (tukik) yang menetas di kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh

Page 20: Pesan Dari Alam

20 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

guru ikut dalam kegiatan monitoring penyu di

Pantai Citirem bersama-sama dengan tim KSPL.

Sedangkan untuk edukasi di bulan Nopember,

edukasi lebih bernuansa fun games dimana

seluruh siswa/i dari kelas I hingga kelas VI diberi

kesempatan bermain “flying fox ”. Permainan

“bulldozer” juga dimainkan oleh kelas IV, V, VI.

Tidak lupa menyanyikan lagu-lagu bernada riang

juga mengiringi kegiatan fun games.

Sekilas tentang Suaka Margasatwa CikepuhSekilas tentang Suaka Margasatwa CikepuhSekilas tentang Suaka Margasatwa CikepuhSekilas tentang Suaka Margasatwa CikepuhSekilas tentang Suaka Margasatwa Cikepuh

Sejarah kawasan Cikepuh ternyata memiliki

perjalanan panjang sejak tahun 1900 hingga

akhirnya ditetapkan sebagai kawasan Suaka

Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pertanian tanggal 20 Oktober 1973 No. 523/Kpts/

Um/10/1973 dengan luas 8.127,5 ha. Secara

geografis, posisi Suaka Margasatwa Cikepuh (SM

Cikepuh) berada di 7� 11' - 7� 17' LS dan 106� 21' -

106� 27' BT. SM Cikepuh memiliki pantai dengan

kemiringan atau kelandaian 10� - 60�, panjang

pantai kurang lebih 2,5 km dengan lebar pantai 0

– 6 m pada titik pasang tertinggi dan 40 – 90 m

pada titik surut terendah. SM Cikepuh merupakan

salah satu lokasi yang berpotensial yang ada di

Pantai Selatan Jawa untuk pendaratan dan tempat

bertelur bagi penyu hijau (Chelonia mydas).

Pantai Citirem, Suaka Marga Satwa Cikepuh, Jawa Barat

Page 21: Pesan Dari Alam

21PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Masalah yang ada di Pantai CitiremMasalah yang ada di Pantai CitiremMasalah yang ada di Pantai CitiremMasalah yang ada di Pantai CitiremMasalah yang ada di Pantai Citirem

Permasalahan yang ada di area Pantai Citirem

tampaknya menjadi kendala dalam penyelamatan

penyu di area ini. Kebakaran hutan, penebangan

liar, penggembalaan liar bahkan pencurian telur

yang banyak terjadi. Menurut pengakuan polisi

kehutanan setempat, gangguan yang paling

utama terjadi SM Cikepuh adalah kebakaran hutan

baik disengaja maupun karena pengaruh musim

kemarau. Malah pada bulan Agustus 2009,

sempat terdapat titik api (Hot Spot ) pada kawasan

Cagar Alam Cibanteng yang berbatasan langsung

dengan SM Cikepuh bagian utara.

Kondisi kawasan Pantai Citirem saat ini masih

dalam tahap suksesi karena belum pulihnya

kondisi vegetasi pasca penebangan liar yang

terjadi pada tahun 1998 hingga 2002 yang

mengakibatkan sekitar 4.000 ha saat ini masih

berupa semak yang tumbuh rapat bercampur

dengan alang-alang. Pada tahun 2008, kegiatan

rehabilitasi lahan dengan menanam jenis pohon

lokal yaitu Kepuh (Sterculia foetida) yang

tingginya sekitar 30 cm, dilakukan pihak Resort

KSDA Cikepuh dan Cibanteng tampaknya juga

kurang membuahkan hasil karena hampir

seluruhnya mati karena terinjak-injak atau

dimakan oleh kerbau-kerbau yang tidak jelas

kepemilikannya yang sengaja dilepaskan di area

tersebut. Informasi dari Polisi Kehutanan, kerbau-

kerbau ini bukan milik masyarakat di sekitar

kawasan (Desa Pangumbahan), melainkan dari

desa-desa yang jauh dari kawasan. Kendala

yang dihadapi dalam menangani kasus ini

adalah sulitnya menangkap penggembala liar

karena status kepemilikannya tidak jelas.

Banyaknya pendatang atau aktifitas masyarakat

sekitar yang masuk dalam kawasan Pantai

Citirem seperti pemancing ikan juga menambah

pelik persoalan yang ada. Pencurian telur-telur

penyu hijau yang ditangkarkan dalam

penangkaran semi alami di Pantai Citirem

dengan jalan merusak kandang penangkaran

merupakan perbuatan yang sangat disengaja.

Bahkan pada malam hari ketika penyu-penyu

Kendala yang dihadapidalam menangani kasus iniadalah sulitnya menangkappenggembala liar karenastatus kepemilikannya tidakjelas.

Page 22: Pesan Dari Alam

22 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

hijau yang mendarat di Pantai Citirem untuk

bertelur, para pemancing ikan mengambil telur

langsung dari lubang sarang bila mereka

mengetahui ada penyu yang bertelur.

Memang sebenarnya hal ini dapat dicegah bila

ada suatu sistem yang menetapkan penjagaan

penuh di kawasan Pantai Citirem. Hal ini belum

bisa dilaksanakan karena belum adanya

manajemen pemberian gaji bagi penjaga-

penjaga lokal sukarela (pamswakarsa).

Penangkaran akan lebih aman jika ada petugas

yang tinggal 24 jam di lokasi dan pencurian telur

dapat diminimalis karena adanya patroli

memonitor penyu tiap harinya. Pencurian telur

sering terjadi pada saat kondisi camp sedang

kosong ketika para pamswakarsa atau petugas

kehutanan tidak sedang berada di lokasi. Para

pamswakarsa ini adalah masyarakat Desa

Pangumbahan, desa yang paling dekat dengan

Pantai Citirem. Mereka secara bergantian datang

ke Pantai Citirem untuk memonitor penyu. Mereka

melakukan monitoring di sepanjang Pantai

Citirem dan jika bertemu dengan penyu yang

bertelur, telur akan diambil dan ditanam dalam

kandang penangkaran. Mereka juga mencatat

data-data penyu seperti jumlah penyu yang

mendarat, jumlah telur dan jumlah tukik.

Upaya perlindunganUpaya perlindunganUpaya perlindunganUpaya perlindunganUpaya perlindungan

Di dunia, semua jenis penyu telah dilindungi dan

masuk dalam Red Data Book dan Appendix ICITES (Convention on International Trade inEndangered Species ) karena populasinya

semakin berkurang dan terancam punah. Di

Indonesia sendiri, telah melindungi satwa ini

dalam Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1999

Sisi lain pantai Citirem

Page 23: Pesan Dari Alam

23PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

bahwa semua jenis penyu laut di Indonesia

‘Dilindungi’. Bila ada yang melanggar dengan

pemanfaatan satwa-satwa yang dilindungi,

dalam Undang-undang No. 5 tahun 1990

tercantum sanksi denda Rp 100.000.000,- dan

kurungan penjara paling lama 5 tahun.

Usaha penangkaran dan perlindungan habitat

tempat bertelurnya penyu menjadi salah satu

upaya pelestarian penyu laut. Salah satunya

adalah di Pantai Citirem, Suaka Margasatwa

Cikepuh, Jawa Barat.

Seminar Program SSTIYHSeminar Program SSTIYHSeminar Program SSTIYHSeminar Program SSTIYHSeminar Program SSTIYH

Tanggal 13 Agustus 2010, diadakan seminar

hasil kegiatan setahun program SSTIYH yang

diselenggarakan di Ruang Selasar Blok I lantai 3,

Universitas Nasional, Jakarta. Sebagai pembicara

adalah dari KSPL “Chelonia” dan dari pihak

Kementerian Kehutanan khususnya dari Balai

Besar KSDA Jawa Barat yang dihadiri oleh Kepala

Bidang KSDA Wilayah I, Ir. Sri Andajani, M.Si

serta dari World Wildlife Fund yang diwakili

oleh Margareth Meutia, Corporate Champaignerfor Marine Programme.

Seminar ini dihadiri beberapa kalangan khususnya

dari kalangan pelajar, guru, mahasiswa dan

Lembaga Swadaya Masyarakat, seperti Himabio

Rafflesia Universitas Islam Assyafiah (UIA),

Fakultas Teknik UIA, Comata Universitas Indonesia,

Orangutan Foundation International, Flora Fauna

International – IP, SMA Suluh, SMA Bhayangkari I,

Fakultas Pertanian Universitas Nasional serta

Fakultas Biologi Universitas Nasional.

Seminar Program “Save Sea Turtle In Your Hand” di Uneversitas Nasional, Jakarta

Page 24: Pesan Dari Alam

24 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pendidikan LINGKUNGAN

Tanggal 20 – 21 April 2011 telah diadakan

suatu kegiatan edukasi bernuansa laut

yang diselenggarakan oleh salah satu

Event Organizer yaitu Boemi Edukasi (BE).

Kegiatan ini dilaksanakan di satu-satunya

kawasan Taman Nasional di Jakarta bagian

utara yaitu Taman Nasional Laut Kepulauan

Seribu (TNKpS) tepatnya di Pulau Pramuka.

Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk

memperkenalkan lebih dekat salah satu kekayaan

MengenalMengenalMengenalMengenalMengenalEkosistem LautEkosistem LautEkosistem LautEkosistem LautEkosistem Lautdi Pulau Pramuka, Tdi Pulau Pramuka, Tdi Pulau Pramuka, Tdi Pulau Pramuka, Tdi Pulau Pramuka, Taman Nasionalaman Nasionalaman Nasionalaman Nasionalaman NasionalKepulauan SeribuKepulauan SeribuKepulauan SeribuKepulauan SeribuKepulauan Seribu

BINA TUNAS BANGSA INTERNABINA TUNAS BANGSA INTERNABINA TUNAS BANGSA INTERNABINA TUNAS BANGSA INTERNABINA TUNAS BANGSA INTERNATIONAL SCHOOLTIONAL SCHOOLTIONAL SCHOOLTIONAL SCHOOLTIONAL SCHOOL

Page 25: Pesan Dari Alam

25PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

alam Indonesia tentang ekosistem laut. Materi

dan praktek lapangan disampaikan dan

dibimbing langsung oleh staf TNKpS Seksi

Konservasi Wilayah III Pulau Pramuka.

Peserta dalam kegiatan ini adalah dari sekolah

Bina Tunas Bangsa International School (BTB IS)

Jakarta untuk kelas 10, 11 dan 12. Kegiatan

bertema “Mengenal Ekosistem Laut” ini terdiri

dari kegiatan snorkling, melihat penangkaran

hiu, transplantasi karang, pemutaran film

ekosistem laut, entertain daur ulang, melihat

tempat penangkaran penyu sisik (Eretmochelysimbricata ), menanam tanaman bakau

Page 26: Pesan Dari Alam

26 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pendidikan LINGKUNGAN

Rhizophora di pantai, melepas tukik, serta untuk

kelas 12 mendapat tambahan kegiatan

pengamatan penyu sisik pada malam hari.

Hari pertama, para siswa-siswi (45 orang) dan

lima orang guru pendamping BTB IS berangkat

dari Marina Ancol dengan menggunakan kapal

“Dolphin” yang berkapasitas 200 orang milik

Kapten Alex, salah satu penduduk Pulau

Pramuka. Perjalanan memakan waktu � 2,5 jam

dan mereka tiba di Pulau Pramuka sekitar pukul

10.00 WIB. Rombongan peserta kemudian

dipandu ke tempat penginapan di Wisma

Dermaga untuk menaruh barang bawaan. Setelah

beristirahat sejenak, peserta dan crew BE

kemudian berkumpul di area Kantor Seksi

Konservasi Wilayah III (KSKW III) yang tak jauh

dengan lokasi penginapan peserta. Peserta

diterima oleh pihak TNKpS yang diwakili oleh

Bapak Ginda Ginanjar selaku perwakilan dari

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Pulau

Pramuka. Selanjutnya pengarahan untuk peserta

selama berada di Pulau Pramuka diberikan juga

oleh staf TNKpS yaitu Bapak Deden H.A. Permas

dan Bapak M. Firdiansyah (Pak Firdi). Setelah

mendapat arahan dan wejangan, peserta

kemudian diajak mengunjungi tempat replantasi

karang. Pemberian materi dan praktek replantasi

karang diberikan oleh Pak Mahmudin petugas

dari TNKpS. Mereka diajarkan pengenalan karang

dan cara mereplantasi karang kemudian

menaruhnya ke laut.

Siswa siswi BTB IS dalam kegiatan pengenalan karan dan cara mereplentasi karang

Page 27: Pesan Dari Alam

27PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Setelah selesai, peserta kembali ke penginapan

untuk makan siang dan bersiap-siap kegiatan

snorkling dan mendengarkan pengarahan dari

staf TNKpS. Kegiatan snorkling dipandu dan

didampingi oleh 4 orang staf TNKpS Seksi

Konservasi Wilayah III (Pak Ginda, Pak Firdi, Pak

Sairan, dan Pak Apen). Pulau pertama yang

dikunjungi adalah Pulau Semak Daun untuk

latihan penggunaan alat-alat snorkling.

Setelah cukup uji coba penggunaan alat

snorkling, peserta kemudian mulai melakukan

snorkling sungguhan pada kedalaman � 5 m di

bagian soft coral Pulau Panggang. Peserta dapat

langsung melihat ekosistem laut sambil

bersenang-senang menikmati pemandangan

bawah laut. Tak ketinggalan pula, para Crew BE

turut serta bersnokling bersama-sama dengan

peserta dan petugas TNKpS. Transportasi yang

digunakan untuk pengangkutan para peserta dari

satu pulau ke pulau lainnya dengan

menggunakan 3 buah kapal. Setelah selesai

bersnokling hingga sekitar pukul 16.00 WIB,

peserta dibawa ke Pulau Gosong Pramuka untuk

melihat penangkaran hiu sirip hitam dan hiu

bodo. Peserta diberi tontonan melihat keagresifan

hiu ketika diberi makan ikan. Akhirnya tanpa

terasa hari sudah senja, rombongan kembali ke

Pulau Pramuka, saatnya mandi…

Setelah makan malam, peserta kembali

berkumpul di area KSKW III untuk melihat film

Siswa siswi BTB IS menaruh karang yang telah direplentasi ke laut

Page 28: Pesan Dari Alam

28 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

tentang ekosistem laut seperti hutan mangrove,

penyu sisik dan lamun. Pemutaran film ini

difasilitasi oleh pihak TNKpS.

Setelah nonton film, kemudian diberikan materi

tentang daur ulang plastik yang disampaikan

oleh salah satu Crew BE, Uto. Kemudian

dilanjutkan dengan entertaint yang masih

bertemakan dengan daur ulang plastik dan kain

(bahan dari karung goni) yang disampaikan oleh

Mamex, Crew BE. Peserta dibagi 3 kelompok

sesuai dengan kelasnya yaitu kelas 10, 11 dan

12. Para peserta dituntut untuk berkreasi

menggunakan plastik dan karung goni untuk

didesain menjadi gaun yang akan dipakai 1

orang laki-laki dan 1 orang perempuan

perwakilan dari masing-masing kelas. Sambil

menunggu desainer-desainer masing-masing

kelas membuat gaun daur ulang, barbekyu dari

jenis-jenis makanan laut juga menyelingi

aktifitas peserta. Akhirnya setelah diadakan

kompetisi gaun daur ulang, dari kelas 11 lah

yang juara I. Disusul kelas 12 juara II dan kelas

10 juara III.

Setelah selesai, acara terakhir adalah api

unggun. Hari sudah pukul 23.30 WIB. Semua

peserta berdiri mengelilingi api unggun sambil

merangkul bahu temannya sambil menundukkan

kepala merenung agar tercipta kebersamaan

diantara mereka. Selesai acara api unggun, para

siswa/i kelas 10 dan 11 beristirahat sedangkan

untuk kelas 12 bersiap-siap untuk melakukan

pengamatan penyu sisik di sebelah timur Pulau

Pramuka. Pantai sebelah timur Pulau Pramuka ini

adalah lokasi pendaratan penyu sisik yang biasa

diamati oleh petugas TNKpS. Titik pengamatan

dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing

Pendidikan LINGKUNGAN

Kompetisi desain gaun dari bahan daur ulang

Page 29: Pesan Dari Alam

29PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

kelompok didampingi oleh petugas TNKpS dan

Crew BE. Keheningan suasana dituntut dalam

pengamatan penyu.

Para peserta sangat patuh setelah diberi arahan

cara mengamati penyu agar tidak membuat

kegaduhan atau berisik. Menurut pengakuan

petugas TNKpS yang menemani, kemungkinan

bertemu dengan penyu sisik kecil sekali karena

kondisi bulan yang sangat terang sehingga

suasana pinggir pantai cukup terang. Penyu

sangat sensitif dengan kondisi yang terang.

Selain itu, kondisi siswa/i yang juga sudah

cukup lelah setelah setengah hari melakukan

snorkling sehingga pengamatan tidak

berlangsung lama hanya sekitar 1 jam. Tanpa

mendapat kesempatan melihat atau bertemu

dengan penyu sisik yang mendarat untuk bertelur,

akhirnya pengamatan dihentikan dan semua

kembali ke penginapan masing-masing untuk

berisitirahat. Tidur… zzzzzz…

Hari kedua, sarapan pagi telah siap. Peserta

nampaknya masih terlihat lelah namun tidak

menyurutkan semangat mereka untuk beraktifitas

kembali. Selesai sarapan pagi, kegiatan pertama

adalah menanam tanaman bakau dari jenis

Rhizophora. Sebelumnya pemberian materi secara

lisan tentang tanaman bakau diberikan oleh Pak

Firdi. Baru kemudian praktek langsung menanam

tanaman bakau dari jenis Rhizophora stylossa di

pinggir pantai dekat KSKW III. Tidak hanya

Salah seorang siswa Bina Tunas Bangsa International School menanam mangrove

Page 30: Pesan Dari Alam

30 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

siswa/i, para guru juga turut menanam. Setelah

menanam bakau, kemudian peserta diajak

melihat tempat penangkaran penyu sisik.

Pak Salim adalah petugas TNKpS yang bertugas

mengurus penangkaran penyu sisik. Sebelumnya

Pak Salim juga memberi praktek cara membuat

persemaian Rhizophora. Selain siswa/i, para guru

juga ikut mencoba membuat persemaian

Rhizophora. Baru kemudian peserta dipersilahkan

melihat secara langsung penyu-penyu sisik yang

ada di bak-bak penangkaran. Para siswa/i dan

guru diberi kesempatan memberi makan ikan

kepada penyu-penyu sisik yang ada di

penangkaran. Tidak lupa Pak Firdi juga

memberikan materi tentang penyimpanan telur-

telur penyu sisik yang ditanam dalam ember-ember

penangkaran yang berisi pasir. Telur-telur penyu

sisik ini banyak yang telah menetas menjadi tukik

(anak penyu) dengan variasi umur dari 3 hari

sampai 2 minggu dengan jumlah � 150 ekor.

Saatnya kegiatan terakhir yaitu melepas tukik.

Sebanyak 10 ekor tukik dilepaskan di pantai

sebelah timur Pulau Pramuka tempat semalam

kami mengadakan pengamatan penyu.

Perwakilan guru dari BTB IS, Mr. George

menandatangi Berita Acara pelepasan tukik yang

telah disediakan oleh pihak TNKpS.

Acara secara keseluruhan telah berakhir dan

makan siang telah siap. Setelah makan siang,

sekitar pukul 13.00 seluruh rombongan dari BTB

IS dan crew BE memasuki kapal yang khusus

kawi sewa kembali ke Marina Ancol. Selamat

tinggal Pulau Pramuka… Keelokan dan

keindahanmu akan selalu kami jadikan

kenangan…. (HS)(HS)(HS)(HS)(HS)

Pendidikan LINGKUNGAN

Sesaat sebelum melepas tukik

Page 31: Pesan Dari Alam

31PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Oleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati Saat

Buanglah sampah pada tempatnya!

Slogan-slogan ini sangat jarang ditemui

di lingkungan sekitar kita. Kurangnya

kesadaran masyarakat yang tinggal di kota besar

seperti Jakarta ini untuk membuang sampah

pada tempatnya menambah pelik kendala-

kendala yang dialami masyarakat Jakarta.

Bagaimana tidak, banjir adalah salah satu yang

disebabkannya. Saluran-saluran air seperti kali,

got, bahkan pintu air juga dipenuhi beragam

sampah sehingga terhambatnya jalur air yang

mengakibatkan meluapnya air ke jalan.

Ternyata, sampah sebenarnya ada gunanya.

Disamping sebagai bahan kerajinan tangan,

hasilnya pun bisa mendatangkan uang.

“Sampah adalah berkah...Uang yang tertunda...”

itulah penuturan dari seorang ibu rumah tangga,

Sampah adalah Berkah...Sampah adalah Berkah...Sampah adalah Berkah...Sampah adalah Berkah...Sampah adalah Berkah...Uang yang TUang yang TUang yang TUang yang TUang yang Tererererertundatundatundatundatunda

MEMBUMEMBUMEMBUMEMBUMEMBUAAAAAT KERAJINAN DARI BARANG BEKT KERAJINAN DARI BARANG BEKT KERAJINAN DARI BARANG BEKT KERAJINAN DARI BARANG BEKT KERAJINAN DARI BARANG BEKAS (IWAS (IWAS (IWAS (IWAS (IWA)A)A)A)A)

Page 32: Pesan Dari Alam

32 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pendidikan Lingkungan

Aryanti (akrab dengan panggilan Uto) yang aktif di

suatu lembaga di Jakarta yaitu Jakarta Green andClean (JGC). JGC pertama kali terbentuk di Surabaya.

Kemudian berkembang di Pulau Jawa salah

satunya di Jakarta pada tahun 2007. JGC sendiri

adalah lembaga yang didukung oleh PT Unilever

Indonesia Tbk. Untuk daerah Jakarta Utara sendiri

mulai terbentuk pada tahun 2008 dan Uto turut

terlibat di dalamnya. Tahun 2009, Uto aktif sebagai

fasilitator RW 03 Semper Barat Jakarta Utara yang

bertugas mensosialisasikan tentang kebersihan,

penghijauan, daur ulang, komposting dan lubang

bio pori. Sekarang Uto menjadi Koordinator JGC

untuk Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Hingga

saat ini Uto aktif membuat karya tangan seperti tas,

hiasan kupu-kupu, gantungan kunci ikan,

gantungan untuk tirai (korden) dan lain-lain yang ia

gunakan sebagai wadah usahanya.

Si “Guru Daur Ulang”Si “Guru Daur Ulang”Si “Guru Daur Ulang”Si “Guru Daur Ulang”Si “Guru Daur Ulang”

Awalnya hanya untuk koleksi pribadi. Tapi

karena banyaknya orang yang melihat dan

tertarik pada tas karyanya tersebut jadi ingin

memesan. Karena kewalahan memenuhi

pemesanan, akhirnya Uto menurunkan ilmu daur

ulangnya ke para ibu-ibu di sekitar rumahnya

untuk bisa memperbanyak hasil karya tangan

dan mengajak secara tidak langsung cara

pengolahan dan pemanfaatan sampah plastik.

Adiknya, Titin, turut serta dan sudah memiliki

keahlian membuat berbagai karya tangan. Saat

ini Uto menjadi “guru daur ulang” bagi 30 ibu

rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya yang

tergabung dari 2 RT (Rukun Tetangga). Para ibu

rumah tangga ini biasanya melakukan kegiatan

belajar membuat tas dan lain-lain pada waktu-

waktu luang setelah memasak dan mencuci.

Page 33: Pesan Dari Alam

33PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Kadang-kadang setelah mampu membuat tas,

para ibu membuat tas di rumahnya masing-

masing. Bahkan saat ini Uto menjadi “bos” bagi

para ibu-ibu di sekitar rumahnya dengan

memberi imbalan pada ibu-ibu yang membantu

proses penyelesaian pembuatan tas. Nilai

imbalannya beragam, tergantung dari jenis yang

dipasang. Seperti pemasangan resluiting, para

ibu akan mendapat Rp 2.000 per satuannya ;

pasang bahan puring Rp 1.500 serta jahit puring

Rp 1.000. Selain membantu pembuatan tas, para

ibu yang juga turut membantu membuat

(menggunting-gunting) pola untuk ikan dan kupu-

kupu, tiap 100 unit nya akan mendapat imbalan

sebesar Rp 10.000. Dalam hal ini, Uto dapat

menciptakan peluang usaha baru walaupun

masih dalam skala kecil. Di sela-sela kesibukan

membuat karya tangan, Uto juga menjadi tenaga

lepas sebagai fasilitator daur ulang di acara-acara

outbound untuk anak-anak sekolah.

Page 34: Pesan Dari Alam

34 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Membuat KMembuat KMembuat KMembuat KMembuat Karararararya Tya Tya Tya Tya Tangan Dari Sampahangan Dari Sampahangan Dari Sampahangan Dari Sampahangan Dari Sampah

Plas t ikP las t ikP las t ikP las t ikP las t ik

Berbagai bungkus plastik produk merk kopi dan

minuman (seperti kopi abc susu, kopi abc mocca,

kopi kapal api, good day, nescafe, nutrisari,

energen dan lain-lain) dapat dibuat menjadi tas

dengan ragam dan corak yang berbeda.

Banyaknya jumlah bungkus plastik yang

diperlukan untuk pembuatan 1 tas tergantung

dari besar kecilnya tas yang akan dibuat. Sekitar

120 - 300 bungkus merk kopi diperlukan untuk

membuat 1 tas. Produk air minum tertentu (seperti

viro) juga dapat dibuat tas dan memerlukan

sekitar 100 – 200 plastik merknya. Pembuatan 1

tas memerlukan proses selama 3 hari. Produk

merk kopi dan berbagai merk cemilan keripik

(seperti chitato, taro, cheetos, lays dan lain-lain)

juga bisa dibuat hiasan bros bentuk kupu-kupu.

Untuk membuat gantungan kunci bentuk ikan,

bahan yang digunakan adalah produk plastik

dari merk pembersih lantai, pencuci piring atau

lainnya (seperti densol, sunlight, mama lemon,

molto, rapika dan lain-lain) yang memiliki

kualitas plastik lebih tebal dibanding plastik dari

merk kopi, air minum dan cemilan keripik.

Sedangkan untuk gantungan tirai (korden) dibuat

dari bahan gelas plastik dari minuman.

Penjualan hasil karya tangan ini pada acara-

acara pameran seperti acara Green Festival atau

pameran bernuansa lingkungan setiap tahunnya

Pendidikan LINGKUNGAN

Page 35: Pesan Dari Alam

35PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

dengan naungan PT Unilever Indonesia Tbk atau

dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Harga tiap karya tangan bervariasi. Untuk

gantungan kunci ikan harga satuannya Rp 3.000,

bros kupu-kupu Rp 2.500, hiasan tirai Rp 50.000/

set dan bermacam produk tas dari Rp 15.000

hingga Rp 150.000.

Sejak tahun 2009, warga di sekitar tempat

tinggal Uto telah memiliki kesadaran untuk

pemilahan sampah terutama sampah-sampah

plastik merk tertentu yang digunakan untuk

membuat karya tangan. Bila ada warga yang

menyerahkan sampah-sampah plastik merk

tertentu tadi, akan diberikan imbalan sebesar Rp

5.000,- per 100 bungkus.

Tampaknya, kegiatan para warga di lingkungan

kediaman Uto, ikut memiliki peran menyelamatkan

bumi. Memilah-milah sampah anorganik untuk

digunakan kembali menjadi sebuah karya tangan

dapat mengurangi limbah dan turut menjaga

lingkungan. Mulai dari yang terkecil oleh beberapa

gelintir kepedulian. Bagaimana jika yang peduli

satu Kecamatan? Satu Kabupaten? Seluruh pulau

di negara kita? Mungkinkah Indonesia bisa bebas

dari sampah? (HS)(HS)(HS)(HS)(HS)

Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan dapat

menghubungi:

Aryanti (Uto). Asrama DKI Rt 016/03 No.15 Blok D Lt.2

Semper Barat, Jakarta Utara

Hp: 021-98778465, 0821-22700665, 0856-7642136

Sampah plastik, bisa mendatangkan uang melaluisentuhan tangan tangan kreatif

Page 36: Pesan Dari Alam

36 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Mengapa Harus Pikohidro.Mengapa Harus Pikohidro.Mengapa Harus Pikohidro.Mengapa Harus Pikohidro.Mengapa Harus Pikohidro.

Krisis energi sudah mulai dirasakan, listrik

mati bergiliran sudah tak asing lagi di

negeri kita tercinta ini. Sementara

kebutuhan akan listrik terus meningkat dari

waktu ke waktu. Penambahan dengan berbagai

cara dilakukan, termasuk pemanfaatan batu bara

yang merupakan pemasok gas rumah kaca

terbesar di planet ini, mau tak mau dilakukan.

Sedangkan di beberapa daerah pemanfaatan

BBM untuk pembangkit listrik, juga ada di mana-

mana.

Sementara, alam menyediakan segala sesuatu

untuk kebutuhan manusia, termasuk air, angin

dan cahaya matahari yang melimpah, sebagai

sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai

“penghasil listrik” untuk kebutuhan hidup.

Dengan menggunakan air mengalir yang

debitnya kurang dari 10 liter per detik, dan tidak

memerlukan bendungan yang besar, sebenarnya

sudah dapat menghasilkan aliran listrik, cukup

untuk kebutuhan rumah tangga. Mengapa tidak.

Pendidikan LINGKUNGAN

Membuat PikohidroMembuat PikohidroMembuat PikohidroMembuat PikohidroMembuat Pikohidro

Page 37: Pesan Dari Alam

37PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Kini ditemukan sebuah teknologi sederhana,

untuk memenuhi kebutuhan listrik, dengan alat

yang disebut Piko-hidro. Alat ini ada beberapa

cara untuk menghasilkan listrik, dengan

menggunakan atau memanfaatkan aliran air

yang jatuh dari sebuah bak, atau bendungan

kecil. Ada dua bentuk yaitu :

1. Pikohidro celup, dimana turbin dan

pembangkit listrik dicelupkan ke dalam air.

2. Pikohidro semi celup, artinya turbin

dicelupkan ke dalam air, sedangkan

pembangkit listrik, berada di atasnya

dengan menggunakan pipa.

Saluran pemasukan air

Bak dengan ukuran 40X40 cmcukup untuk menghasilkan listrikutuk rumah tangga

Kabel aliran listrik

Saluran pembuangan jika terjadiluapan air

Pikohidro celup

Baling baling akan berputar bilaada aliran air yang keluar

Pipa buangan sekaliguspenghasil energi untukmemutarkan baling baling

SKETSA PEMBUATAN PIKOHIDRO CELUP

Page 38: Pesan Dari Alam

38 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Cara Penyiapan untuk Piko-hidro celup.

1. Bak dengan ukuran 40x40 cm, dan di

dalamnya dibuat lubang paralon. Lubang

paralon ini sebagai saluran pembuangan,

dan sekaligus sebagai tempat menaruh

turbin.

2. Ketinggian dari bak ke pembuangan antara

2-3 meter.

3. Bak diisi dengan air, serta pengisian air ini

sebaiknya konstan atau tetap. Artinya

pemasukan dan pengeluaran seimbang.

4. Pertama-tama isi bak hingga penuh,

kemudian dimasukkan piko-hidro celup. Air

buangan dengan arus yang tinggi, akan

memutarkan turbin, turbin memutar

pembangkit listrik.

Saluran pemasukan air

Bak dengan ukuran 40X40 cmcukup untuk menghasilkan listrikutuk rumah tangga

Kabel aliran listrik

Saluran pembuangan jika terjadiluapan air

Pembangkit listrik

Baling baling akan berputar bilaada aliran air yang keluar

Pipa buangan sekaliguspenghasil energi untukmemutarkan baling baling

SKETSA PEMBUATAN PIKOHIDRO SEMI CELUP

Pendidikan LINGKUNGAN

Page 39: Pesan Dari Alam

39PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Pikohidro celup yang sudah dipasarkan dan

diproduksi oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik (CIT)

Jl. Cihanjuang no 204, Kelurahan Cibabat -

Cimahi Utara – Cimahi, Kabupaten Bandung.

Contoh :

Model Turbin Celup TC-60

Keunggulan Turbin Celup:

• Instalasi sipil dan Instalasi listrik

sederhana

• Kebutuhan air sedikit, banyak potensi yang

bisa diterapkan

• Maintenance free ( tanpa perawatan

khusus)

• Tanpa bahan bakar, dengan perangkat

tambahan mampu meningkatkan tingkat

keawetan, performansi dan kapasitas

energi (ampere-jam) seperti sistem kontrol

beban, aki (baterry) dengan inverter. Atau

menggunakan teknologi lampu LED

• Garansi 3 bulan

Spesifikasi Sistem

Jenis Turbin : Propeller Open Flume

Jenis Generator : Permanent Magnet

Tegangan : 200 - 220 volt

Tegangan tanpa beban : � 300 Volt

Frekuensi : 90 Hz

Putaran : � 2700 rpm

Disain Head : 3 meter

Disain Debit : 5.5 liter/detik

Rating power : 100 watt

Page 40: Pesan Dari Alam

40 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Burung Cendrawasih adalah burung

endemik yang hanya terdapat di Papua.

Keberadaan burung ini sebenarnya

masih mengkhawatirkan karena masih adanya

perburuan untuk dijadikan pajangan ataupun

dipelihara. Keindahan dari warna bulu dan

bentuk ekornya yang panjang, begitu pula

suaranya yang merdu, menjadikan burung ini

banyak diminati oleh pemburu. Salah satu

contoh adalah jenis Cendrawasih Kecil

(Paradisaea minor).

Salah satu upaya pemerintah dalam

perlindungan burung cendrawasih adalah

diterbitkannya peraturan pada tahun 1931

melalui Peraturan Perlindungan Binatang Liar No.

266 tahun 1931 yang kemudian diperkuat lagi

dengan terbitnya SK Menteri Kehutanan tanggal

CendrawasihCendrawasihCendrawasihCendrawasihCendrawasihSi Burung Cantik dari PSi Burung Cantik dari PSi Burung Cantik dari PSi Burung Cantik dari PSi Burung Cantik dari Papuaapuaapuaapuaapua

Rahasia ALAM

Page 41: Pesan Dari Alam

41PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

10 Juni 1991 No. 301/Kpts-II/1991. Ada 6 (enam)

jenis cendrawasih yang dilindungi atas dua dasar

hukum tersebut yaitu Cendrawasih Berpial Ekor

Panjang/Paradigalla Ekor Panjang (Paradigallacarunculata ), Cendrawasih Berpial Ekor Pendek/

Paradigalla Ibinimi (Paradigalla brevicauda ),Cendrawasih Besar (Paradisaea apoda ),Cendrawasih Kecil (Paradisaea minor ),Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra ) dan

Cendrawasih Jingga/Cendrawasih Raggiana

(Paradisaea raggiana ).

Di wilayah Kabupaten Sarmi, masyarakatnya

masih berpegang teguh pada kepercayaan

adat. Di Kabupaten ini, burung cendrawasih

adalah burung yang sangat dilindungi secara

adat sehingga tidak diburu. Hal itu

menunjukkan bahwa masih ada sebagian

masyarakat Papua yang mempunyai kearifan

lokal dalam menggunakan dan memanfaatkan

isi hutannya. HSHSHSHSHS

Turun tahta secara kesadaran diri sendiri

atau dipaksa, umum terjadi pada bangsa

manusia. Seandainya terjadi undur diri

secara massal dengan cara bunuh diri dan terjadi

pada bangsa manusia, mungkin akan menjadi

berita heboh.

Pengalaman ini benar-benar terjadi, tetapi bukan

pada manusia lho..., namun pada bangsa semut.

Unik memang, sisi kehidupan yang ada di sekitar

kita itu. Suatu sore hari, saat aku pulang dari

hutan, di Taman Nasional Tanjung Puting,

Tepatnya di Camp Leakey, Kalimantan Tengah,

SemutSemutSemutSemutSemutBunuh DiriBunuh DiriBunuh DiriBunuh DiriBunuh DiriSecara MasalSecara MasalSecara MasalSecara MasalSecara Masal

Page 42: Pesan Dari Alam

42 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

usai melakukan penelitian, dikejutkan dengan

ribuan semut yang sudah mati di halaman.

Mungkin ratusan ribu, karena semut-semut itu

sudah mati dan memenuhi halaman seluas 3x4

meter itu.

Kemudian aku mengamati satu persatu, apakah

ada yang menyemprot semut semut tersebut

dengan obat serangga atau tidak. Jadi sebuah

pertanyaan dalam benak ini. Terus aku amati dan

mencari lubang semut barang kali ada bekas bau

obat serangga atau tidak. Eh..rupanya tidak, saat

seekor semut yang berwarna coklat tua (semut api

yang gatal kalau menggigit) keluar dari lubang,

berjalan entah apa yang dicari, tetapi setelah

berjumpa dengan seekor semut yang berwarna

coklat juga, mereka langsung saling menggigit,

dan dua-duanya mati.

Aku nggak pecaya terus mencari bukti, mencari

semut yang lain. Ketika keluar semut yang masih

warna pucat. Saat semut tersebut bertemu dengan

semut yang warna coklat tua, mereka tidak saling

menggigit, atau malah “memberi salam” satu

sama lain. Demikian juga kalau semut yang

masih pucat itu (semut muda) berjumpa dengan

sesama semut muda tidak saling menggigit.

Lama aku perhatikan, satu-satu semut yang keluar

dari liang, kemudian saling menggigit dan mati,

sedangkan yang masih muda bebas berkeliaran di

mana-mana. Mungkinkah semut semut tua itu

“undur diri” dan memberikan kesempatan bagi

yang muda untuk hidup. Atau memang sudah

menjadi tugas semut kalau anak-anak menetas

harus mati, seperti ikan salmon yang rela

berenang berkilo-kilo meter menuju hulu sungai,

setelah bertelur, mati. Atau jenis “serangga sehari”

seusai bertelur dan anaknya menetas, langsung

mati. Menunaikan tugas, demi keturunan.

Unik juga kehidupan ini. Tuhan Maha Besar,

masih banyak kehidupan di sekitar kita yang

sangat unik, dan masih menjadi rahasia.

Rahasia ALAM

Page 43: Pesan Dari Alam

43PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

“Sebuah kawasan Taman Wisata Alam (TWA)

berdasarkan SK Menhut No. 046/Kpts-II/1984

tanggal 12 Maret 1984. Dengan luas : +

2.685,50 ha. Secara geografis berada 111�42” –

111�45” BT dan 3�42” – 3�55” LS,tepatnya di

Desa Kubu, Kec. Kumai, Kab. Kotawaringin Barat

- Kalimantan Tengah.

Selain menyajikan panorama landscape dengan

hamparan pasir putih yg berhadapan dengan laut

Jawa, hiasan cemara pantai, mangrove dan

tumbuhan pantai lainnya, ditambah keberadan

satwa dilindungi seperti burung, penyu sisik, an

penyu hijau menambah wajah baru Pariwisata

alam di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini.

TTTTTanjung Keluanganjung Keluanganjung Keluanganjung Keluanganjung KeluangWWWWWisata Alternatif di Kotawaringin Baratisata Alternatif di Kotawaringin Baratisata Alternatif di Kotawaringin Baratisata Alternatif di Kotawaringin Baratisata Alternatif di Kotawaringin Barat

Page 44: Pesan Dari Alam

44 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Page 45: Pesan Dari Alam

45PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Paket LebaranPaket LebaranPaket LebaranPaket LebaranPaket LebaranPada moment lebaran kemarin TWATK

mengonsep paket release pelepasan anak

penyu /tukik ke laut. Sebanyak 10 ekor tukik

dilepasliarkan kelaut. dalam upaya

pelestarian satwa dilindungi tersebut, kami

menghaturkan ungkapan terima kasih yang

tak terhingga kepada mereka yang telah

berpartisipasi dan peduli pada kegiatan ini,

antara lain : 1.Azmi Mirrah Azizah & M.

Firda T.W; 2.Fitrya Mahayanti (Siswa SMAN

3 P. BUn); 3.Keluarga Bpk Iskandar (Sampit);

4.Rida,ozon,wawan,ade (Gg.Teratai 1

P.Bun); 5 Dhiany & Tom (New Zealand &

Australia). “Mari menjaga dan terus

melestarikan penyu”

Page 46: Pesan Dari Alam

46 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

TTTTTempat Pempat Pempat Pempat Pempat Pendaratan Pendaratan Pendaratan Pendaratan Pendaratan Penyu Lautenyu Lautenyu Lautenyu Lautenyu Lautuntuk Berteluruntuk Berteluruntuk Berteluruntuk Berteluruntuk BertelurKawasan pesisir di Taman Wisata Tanjung

Keluang, yang memiliki hamparan pasir putih,

sering dijadikan tempat bertelur beberapa jenis

penyu laut. Di antaranya adalah Penyu Sisik dan

Penyu Belimbing. Kawasan ini menjadi obyek

wisata untuk pengamatan satwa laut yang

dilindungi ini.

Penyu Bertelur di Lapangan FutsalPenyu Bertelur di Lapangan FutsalPenyu Bertelur di Lapangan FutsalPenyu Bertelur di Lapangan FutsalPenyu Bertelur di Lapangan Futsal(((((Goal Nesting Goal Nesting Goal Nesting Goal Nesting Goal Nesting )))))Malem itu, Jumat 9 September 2011, sekitar

pukul 19.45 WIB si Chaping singgah keTWA,

sempat kebingungan selama 2 jam muter muter

cari tempat yang aman dan nyaman. Tepat pukul

22.00 WIB berhasil membuat sarang alaminya

dengan jumlah telur yang dikeluarkan sebanyak

190 butir tepat di depan gawang arena Futsal.

Page 47: Pesan Dari Alam

47PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Dari Sabang sampai ke MeraukeBerjajar pulau-pulauSambung menyambung menjadi satuItulah Indonesia...

Penggalan lagu yangmenggambarkan

pulau-pulau di nusantara itu, pasti semua

orang tahu. Dari anak-anak hingga

dewasa. Karena lagu itulah yang diajarkan guru

TTTTTitik Nol Indonesiaitik Nol Indonesiaitik Nol Indonesiaitik Nol Indonesiaitik Nol Indonesiakita ketika duduk di bangku SD bahkan di TK. Kini

aku menapakkan kaki di Sabang, sebuah pulau

yang terletak di ujung barat utara negeri ini.

Sungguh luas negeri ini. Konon negeri seperti

untaian jamrud di khatulistiwa.

Titik Nol, begitulah banyak orang menyebut.

Karena di ujung Pulau Weh itu terletak tugu Titik

Nol Kilometer, yang menandai batas wilayah

paling ujung barat Indonesia.

Page 48: Pesan Dari Alam

48 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Titik Nol Kilometer, memang jadi tujuan wisata,

baik wisatawan asing ataupun Nusantara yang

ingin menapakkan kakinya di ujung barat

Indonesia. Untuk menuju ke sana, tidaklah susah.

Dari Banda Aceh, naik kapal feri cepat yang hanya

memakan waktu satu jam. Dari pelabuhan Sabang

menuju Titik Nol memakan waktu kurang dari dua

jam. Jaraknya di peta memang tidak jauh, akan

tetapi jalan yang bekelok-kelok menyusur pantai

dan di lembah tebing yang terjal, sehingga

kendaraan tidak bisa berjalan kencang.

Sebenarnya wisata ke Sabang tak hanya ke Titik

Nol saja, akan tetapi sepanjang perjalanan dari

pelabuhan menuju ujung Indonesia itu, banyak

ditawarkan aneka wisata yang sangat menarik.

Mulai kunjungan ke alam hutan dengan mandi

air panas, keindahan air terjun, juga wisata ke

pantai yang dapat ditemui keindahan kehidupan

alam di bawah laut, dengan aneka terumbu

karangnya.

Keindahan terumbu karang sempat mengalami

kerusakan beberapa waktu lalu, ketika terjadi

tsunami. Akan tetapi beberapa lembaga

swadaya masyarakat melakukan perbaikan

dengan melakukan penanaman kembali terumbu

karang tersebut dengan berbagai cara.

Posisi Titik Nol ada di ujung pulau, dan di

sekelilingnya masih ditumbuhi hutan tropis yang

lebat. Satwa seperti monyet, banyak ditemukan

berkeliaran di sana. Namun keindahan Titik Nol

ini, dikotori oleh para pelancong yang ingin

menuliskan identitas mereka di sekeliling tugu

tersebut, dengan membuat coretan dari cat yang

membuat keindahan Titik Nol terganggu dengan

berbagai warna warni vandalisme.

Sebenarnya hal ini tidak terjadi, seandainya

disediakan tempat untuk menuliskan identitas

kelompok, pengunjung dari luar daerah yang

telah berkunjung ke sana, sehingga tidak

mengganggu keindahan Titik Nol.

Banyak penginapan antara Kota Sabang ke Titik

Nol, baik yang ada di pantai dengan paket wisata

menyelam, snorkeling atau sekadar berlayar

menikmati keindahan alam laut Pulau Weh. Atau

hotel-hotel di kota yang banyak dijumpai.

Page 49: Pesan Dari Alam

49PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Oleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati SaatOleh: Hartati Saat

Waktu itu bulan Agustus 2008, ketika kunjungan

pertama saya ke tempat penangkaran penyu di

Pangumbahan, penyimpanan telur-telur penyu

dengan menggunakan gentong-gentong. Tapi, di

awal bulan tahun 2011, ketika saya kembali

mengunjungi penangkaran penyu di

Pangumbahan, rupanya memiliki banyak

perubahan. Penyimpanan telur-telur penyu tidak

lagi menggunakan gentong, melainkan sudah

dibangun sebidang lahan yang dikelilingi

dengan pagar kawat besi setinggi � 170 cm dan

luas � 12 x 10 m.

PangumbahanPangumbahanPangumbahanPangumbahanPangumbahanTTTTTaman Paman Paman Paman Paman Pesisir Pesisir Pesisir Pesisir Pesisir Pantai Pantai Pantai Pantai Pantai Penyuenyuenyuenyuenyu

(((((PPPPPangumbahan Tangumbahan Tangumbahan Tangumbahan Tangumbahan Turtle Purtle Purtle Purtle Purtle Park ark ark ark ark )))))Kembali mengunjungi penangkaran penyu hijau (Cheloniamydas ) di Pangumbahan

Page 50: Pesan Dari Alam

50 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Taman Pesisir Pantai penyu Pangumbahan

(Pangumbahan Turtle Park) yang berlokasi di

Kecamatan Ciracas, Sukabumi merupakan

kawasan pantai pendaratan dan peneluran

penyu yang dikelola oleh Kementerian Kelautan

dan Perikanan serta Pemerintah Daerah

Kabupaten Sukabumi. Umumnya jenis penyu

yang bertelur di kawasan ini adalah penyu hijau

(Chelonia mydas ). Panjang pantai

Pangumbahan ini adalah � 2,3 Km.

Pelestarian penyu yang memiliki status

“Dilindungi” telah diatur dalam Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah

Kabupaten Sukabumi, seperti:

• Undang - Undang No. 5 tahun 1990

tentang Konservasi Sumber Daya Alam

hayati dan Ekosistemnya

• Undang - Undang No. 31 tahun 2004

tentang Perikanan

• Peraturan Pemerintah No. 7 tahun

1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa

• Peraturan Pemerintah No. 60 tahun

2007 tentang Konservasi Sumberdaya

Ikan

• Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi

No. 5 tahun 2009 tentang Pelestarian

Penyu di Kabupaten Sukabumi.

Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh

dengan menggunakan angkutan umum atau

mobil pribadi hingga lokasi yang disebut dengan

Ujung Genteng. Kemudian perjalanan dilanjutkan

menuju Pantai Pangumbahan dengan

menggunakan ojek motor bila kondisi jalanan

sedang becek. Waktu yang ditempuh � 15 menit

dari Ujung Genteng ke Pantai Pangumbahan.

Ongkos ojek motor seharga Rp 30.000. Tapi bila

kondisi jalan sedang kering, disarankan hanya

mobil dengan 4 gardan (4 wheels) yang bisa

melewati jalan ini. HSHSHSHSHS

Page 51: Pesan Dari Alam

51PESAN dari ALAME d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) memublikasikan hasil pengamatan ilmuwandari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan.

o Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagianbumi, antara 0,15� – 0,3� C.

o Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisanes di kutub-kutub bumi akan habis meleleh.

o Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehinggakelaparan pun akan meluas di seantero jagat.

o Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu.Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnyamenenggelamkan seluruh pulau.

Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi.o Sepanjang tahun 1980- 2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat

0,17o C pertahun.o Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87o C pertahun.o Menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia, yaitu Gunung

Jayawijaya di Papua.

CARA-CARA PRAKCARA-CARA PRAKCARA-CARA PRAKCARA-CARA PRAKCARA-CARA PRAK TIS DAN SEDERHANA ‘MENDINGINKTIS DAN SEDERHANA ‘MENDINGINKTIS DAN SEDERHANA ‘MENDINGINKTIS DAN SEDERHANA ‘MENDINGINKTIS DAN SEDERHANA ‘MENDINGINK AN’ BUMI:AN’ BUMI:AN’ BUMI:AN’ BUMI:AN’ BUMI:1. Matikan listrik.(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger

telepon genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLNmenggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi).

2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hematlistrik dan awet).

3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk

secukupnya, sekitar 21-24o C).5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak

mengeluarkan emisi karbon.9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda

juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

BUMISEMAKIN

GERAH

Page 52: Pesan Dari Alam

52 PESAN dari ALAM E d i s i 6 Ta h u n I I I , J u n i – D e s e m b e r 2 0 11