perubahan nitrogen tanaman yang di …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
PERUBAHAN NITROGEN TANAMAN YANG DI SEBABKAN TEKANANKEKERINGAN DAN TAKARAN N
Elsje L.Sisworo*,
ABSTRAK
Si sworo *, Sol,ehdan Havid Rasjid*
Solahuddin **, Widjang H.
PBRUBAHAN NITROGBN TANAHAN YANG DISBBABKAM TEKAMAN KJ!KI!RINGAN DAN TAKARAN N.
Telah dilakukan satu percobaan rumah kaca menggunakan kedelai berbintil varietas
Clark (VI) dan isolinnya yang tidak berbintil (VZ) untuk melihat pengaruh kekeringan
(A) dan takaran (N) terhadap mitrogen tanaman. Tanaman dipanen dua kali yaitu pada
saat pembentukan polong (R4) dan pada saat masak (R8). Percobaan ini merupakan per
cobaan faktorial Z x Z x 3 x 3 menggunakan rancangan acak kelompok yang tiap per
lakuannya diulang 4 kali, sehingga jumlah seluruh tanaman yang digunakan 144 buah.
Nitrogen tanaman dalam percobaan ini dipilah-pilah menjadi kandungan N-total, serap
an N-berasal dari pupuk (n-bdp) dan serapan N-berasal dari fiksasi (N-bdf), Ketiga
parameter ini dinyatakan dalam satuan beratftanaman. Ternyata ada perbedaan antara
VI denga VZ dalam hal kandungan N-total dan serapan N-bdp. Tekanan kekeringan yang
bertambah berat menurunkan satuan ketiga parameter yang di terapkan ini. Sebaliknya
takaran N akan meningkatkan ke tiga parameter ini, interaksi antara varietas dengan
tekanan kekeringan (VA), varietas dengan taka ran N (VN) dan tekanan kekeringan
dengan takaran N (AN) menyebabkan perbedaan parameter yang diamati. Sedangkan inter
aksi antara varietas, tekanan kekerinagan dengan takaran N (VAN) menunjukkan bahwa
VI dan VZ sama pekanya terhadap tekanan kekerinagan dan sama tanggapnya terhadap
takaran N. Tekanan kekeringan yang semakin berat dan tekan N yang semakin tinggi
akan menurunkan kemampuan fiksasi NZ-udara oleh tanaman kedelai berbintil. Sebagianbesar N tanaman yaitu sekitar 80% didistribusikan ulang kebiji.
ABSTRACT
CHANGBS IN PLANT NITROGEN CAUSBD BY WATER STRESS AND N DOSES. A green house
experiment has been carried out using soybean, the nodulated Clark variety (VI) and
it's non nodulated isoline (VZ) to test the influence of water stress (A) and doses
of N (N) on plant nitrogen. Plants were harvested twice, fist harvest was done at
pod formation (R4) and the second harvest at seed maturity (R8). The experiment was
2 x Z x 3 x 3 factorial experiment involving a randomized block design where each
treatment was replicated 4 times making the amount of plants used was 144. Plant
nitrogen in this experiment was devided into, total-N, N-derived from fertilizer (N-
* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
** Institut Pertanian Bogor
157
dff) and N-derived from fixation (N-dffix). These parameters are expressed in weight
per plant. Apparently there is a difference between VI and V2 on total-N and N-dff.
Increasina water stress decreased all these 3 parameters. On the other hand
increasing the rate of applied N would increase all the parametrs observe.
Interaction between, variety and water stress (VA), variety and dose of n (VN) and
water stress and dose of N (AN) would create differences in all the parameters
carried out while for the 3 factors interaction, between variety, water stress and
dose of N (VAN) showed no difference in total-N and N-dff meaning that VI and V2 are
both sensitive to water stress and responsive to added N. Water stress and doses of
N had a prominent influence on N-dffix. From this experiment it was also obtained
that most of the N in soyhean is resrlistributed to the seed which reach up to 80%.
PENDAHULUAN
Sebagai tanaman lainnya, pertumbuhan tanaman kedelai di
pengaruhi oleh faktor tanamannya sendiri dan faktor lingkungan
tempat tanaman itu tumbuh. Salah satu faktor lingkungan yang sangat
menentukan pertumbuhan adalah air. Menurut BOYER (1) defisi t air
atau tekanan kekeringan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Selanjutnya dia (1) mengemukakan bahwa tanaman kekeringan
akan menurunkan laju pembesaran daun, fiksasi dan respi rasi daun
akan sangat berpengaruh terhadap metabolisme N tanaman, termasuk
fiksasi N2-udara oleh tanaman legum.Di samping tekanan kekeringan, pemupukan N juga akan mem
pengaruhi fiksasi N2-udara tanaman legum termasuk kedelai. Sampaisekarang banyak peneliti belum sepakat apakah pemberian pupuk N pada
taraf tinggi akan mengurangi fiksasi N2-udara namun di lain pihakakan menaikkan produksi tanaman legum. Tetapi yang pasti adalah
bahwa pemberian pupuk N pada taraf tinggi akan mempengaruhi metabo
lisme N dan fiksasi N2-udara kedelai (2).Mengingat semua hal ini suatu percobaan telah dilakukan untuk
melihat pengaruh tekanan kekeringan dan takaran N terhadap kandungan
nitrogen tanaman kedelai.
BAHAN DAN METODE
Bahan tanaman yang digunakan adalah kedelai varietas Clark
berbintil (V1) clan isoJinnya yang tidak berbint il (V2). Perlakuan
yang diterapkan adalah tekanan kekeringan (A) dan takaran N (N) yang
158
masing-masing bertaraf tiga. Ketiga taraf tekanan kekeringan adalah,
A1: 75% air tersedia, A2 : 50 % air tersedia dan A3 : 25 % air ter
sedia. Penentuan tekanan kekeringan dilakukan secara gravitasi.
Sedangkan 3 tarap perlakuan N adalah, N1 : setara dengan a kg N/ha,
N2 : setara dengan 20 kg N/ha dan N3 : setara dengan 100 kg N/ha.
Pupuk yang digunakan adalah amonium sulfat (ZA) bertanda 15N dan
mempunyai ekses atom 4,36%. Sebelum di tanam, bij i kedelai dike
cambahkan di pasir steril dan ketika berumur 5 hari dipindahkan ke
pot berisi tanah latosol berasal dari pasar jumat, yang pada saat
kering berkadar air 7,96%. Untuk biji V1 sebelum dikecambahkan biji
diolesi dulu dengan bubur Rhizobium. Perlakuan tekanan kekeringan
di terapkan pada saat tanaman berumur 3 mil1ggu, sedangkan pupuk N
diberi pada saat tanam dan diletakkan di kiri dan kanan tanaman.
Tanaman dipanen pada saat pembentukan polong (R4) dan saat bij i
masak (R8).
Percobaan ini dilakukan dirumah kaca Kelompok Tanah dan Nutrisi
Tanaman, Bidang Pertanian, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Ja
karta. Rancangan yang digunakan adalah percobaan faktorial 2 x 2 x 3
x 3 yang menggunakan rancangan acak kelompok. setiap perlakuan di
ulang empat kali, sehingga jumlah seluruh tanaman yang digunakan
berjumlah 144 buah. Analisis kestatistikan dilakukan berdasarkan
petunjuk GOMEZ dan GOMEZ (3). Parameter yang yang diamati adalah
kandungan nitrogen-total tanaman yang di pilah-pilah dalam, nitro
gen-total (N-total), serapan N-berasal dari pupuk (N-bdp) dan serap
an N-fiksasi (N-bdf). Parameter dinyatakan dalam bobot N (mg/ tanam
an). Parameter per tanaman ini diperoleh dengan menentukan kandungan
N-total, serapan N-bdp dan serapan N-bdf, berbagai komponen tanaman
(lihat Tabel 1, 2, 3, 4, 5, 6.). Kemudian kandungan N berbagai kompo
nen tanaman ini dijumlahkan untuk memperoleh kandungan N-tanaman.
Kandungan N-total, ditentukan dengan metode Kjeldahl. Sedangkan
N-bdp dan N-bdf ditentukan dengan metode yang dikemukakan oleh
HADARSON (4).
KASIL DAN PEMBAHASAN
HasH
Kandungan N-total Tanaman. Kandungan N-total tanaman V1 ter-
159
nyata lebih tinggi daripada V2 baik di P4 maupun RB, walaupun tidak
berbeda nyata (Tabel 1). Tekanan kekeringan (A) yang semakin berat
a~an menurun~an LanJungan U-lolal lanaman Jengan sangat nyata.
Sebaliknya takaran N (N) yang makin meningkat akan menaikkan kan
dungan N-total tanaman. Keadaan ini ditemukan baik di R4 maupun R8
(Tabel 1). Interaksi an tara varietas dengan tekanan kekeringan (VA)
dan varietas dangan takaran (VN) terlihat menyebabkan perbedaan pada
kandungan N-total tanaman. Hal yang sarna ditemukan untuk interaksi
antara tekanan kekeringan dengan takaran N (AN). Ini berlaku di R4
dan R8 (Tabel 1). Sedangkan interaksi antara, varietas, tekanan
kekeringan dengan takaran N (VAN) tidak menyebabkan perbedaan pada
kandungan N-total tanaman pada R4 dan R8 (tabel 1).
Serapan N-bdp Tanaman. Ditemukan perbedaan yang sangat nyata
antara serapan N-bdp tanaman VI dengan V2, baik pada R4 maupun R8.
Terlihat bahwa serapan N-bdp tanaman VI adalah lebih rendah daripada
V2 (Tabel 2). Data dari Tabel 2 ini menunjukkan bahwa dengan bertam
bah beratnya tekanan keker ingan (A) serapan N-bdp tanaman akan
semakin menu run sebaliknya dengan meningkatnya takaran N (N), para
meter ini semakin meningkat. Hal ini berlaku baik pada R4 maupun R8
(Tabel 2). Interaksi an tara varietas dengan tekanan kekeringan (VA)
hanya menyebabkan perbedaan nyata pada serapan N-bdp di R8 (Tabel
2). Walaupun demikian terlihat bahwa di R4 dan R8 tekanan kekeringan
(A) yang semakin berat akan menurunkan serapan N-bdp tanaman, baik
VI maupun V2. Sedangkan interaksi an tara varietas dengan takaran N
(VN) dan interaksi antara tekanan kekeringan dengan takaran N (AN)
pada R4 dan R8 menyebabkan perbedaan nyata pada serapan N-bdp tanam
an (Tabel 2). Data yang diperoleh menujukkan bahwa untuk VI dan V2
takaran N yang semakin meningkat akan menaikkan serapan N-bdp
tanaman, dimana selalu untuk V2 nilai ini adalah lebih tingi daripa
da VI (Tabel 2). Sedangkan yang patut dikemukakan dari interaksi
antara tekanan kekeringan dengan takaran N (AN) adalah, bahwa takar
an N tinggi (N3) masih mampu meningkatkan serapan N-bdp tanaman pada
tekanan kekeringan yang berat sekalipun (Tabel 2 ). Data Tabel 2
juga memperlihatkan bahwa interaksi an tara varietas, tekanan ke
keringan dengan takaran N (VAN) tidak menyebabkan perbedaan pada
serapan N-bdp tanaman. Pada R8 keadaan ini tidak ditemukan. Selain
itu untuk interaksi tekanan kekeringan dengan takaran N (AN) per-
160
bedaan nyata pada serapan N-bdf tanaman hanya di temukan pada R8
(Tabel 3). Namun, terlihat bahwa takaran N tidak meningkatkan serap
an N-bdf tanaman yang mengalami tekanan kekeringan.
Kandungan N-biji. Hal lain yang patut dikemukakan adalah kan
dungan N-total, serapan N-bdf dan serapan N-bdf sebagian terbesar
di tumpuk di bij i. Kandungan N-bij i yang di temukan di bij i adalah
±80% (Tabel 2, 4, dan 6).
Pembahasan
Kandungan N-total tanaman. Pada percobaan ini kandungan N-total
dinyatakan dalam satuan berat dan merupakan hasil perkalian kadar N
total (%) dengan berat kering (gr). Perbedaan kandungan N-total
tanaman antara VI dan V2 hanya di temukan pada R8. Namun demikian
pada R4 seperti pada R8 kandungan N-total tanaman VI adalah lebih
tinggi dari pada n. Hal yang sarna telah dilaporkan oleh banyak
peneliti (5, 6, 7, 8, 9). Menurut CRAFTS-BRANDNER et al (1) hal ini
disebabkan karena pada kedelai berbintil jumlah daun dan klorofil
lebih banyak daripada kedelai tidak berbintil. Keadaan ini akan
menyebabkan pertumbuhan kedelai berbintil menjadi lebih baik dari
pada kedelai tidak berbintil. Pertumbuhan kedelai berbintil yang
lebih baik akan menyebabkan kedelai berbintil ini mempunyai kandung
an N-total tanaman lebih tinggi daripada V2.
Ternyata kandungan N-total tanaman semakin menu run dengan
bertambah beratnya tekanan kekeringan. Data ini sejalan dengan
penemuan EGLI et al (11). Mereka (1) menemukan bahwa pada percobaan
lapangan yang dilakukan selama 3 tahun berturut-turut tekanan
kekeringan cenderung untuk menurunkan kandungan N-total berbagai
komponen tanaman kedelai. Ini secara keseluruhan akan menurunkan
kandungan N-total tanaman.
Data percobaan ini yang menunjukkan bahwa kandungan N-total
tanaman akan meningkat sejalan dengan meningkatnya takaran N pada R4
dan R8 dapat diterangkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
STREETER (12) dan ELLIS et al (13). Dari hasil percobaan mereka (12
dan 13) diperoleh data mengenai peningkatan kandungan N-total tanam
an kedelai dengan adanya penambahan N. Penemuan mereka (12 dan 13)
inilah yang kiranya dapat menyokong data yang diperoleh pada per
cobaan ini.
Perlakuan interaksi varietas dengan tekanan kekeringan (VA)
161
menyebabkan perbedaan nyata pada kandungan N-total tanaman baik pada
R4 maupun R8. Baik pada VI maupun V2 terlihat bahwa kandungan N-
total tanaman akan menu run Jengan led,ambal1 beratna tekanan keke
ringan. Ini menunjukkan bahwa baik VI maupun V2 sarna pekanya ter
hadap tekanan kekeringan yang dalam hal ini ditunjukkan dengan me
nurunnya kandungan N-total tanaman.
Terlihat bahwa interaksi antara varietas dengan takaran N (VN)
menyebabkan perbedaan nyata pada N-total tanaman di R4 dan RR. Data
menunjukkan bahwa kandungan N-total tanaman akan meningkat ciengan
meningkatnya takaran N. Namun terlihat pada umumnya kandungan N
total tanaman VI adalah lebih tinggi daripada n. Keadaan ini dise
babkan karena VI selain memperoleh N dari tanah dan pupuk juga masih
mampu menambah N2-udara. Hal yang disebut terahir ini yang tidak
dapat dilakukan V2. Dengan adanya NZ-udara di samping N tanah dan
pupuk akan menyebabkan N-total tanaman VI akan menJadi lebih tinggi
daripada V2.
Interaksi antara tekanan kekeringan dengan takaran N (AN)
terlihat menyebabkan perbedaan nyata pada R4 dan R8. Ditemukan bahwa
aplikasi N setara dengan 20 kg N/ha (NZ) dan 100 kg N/ha (N3) masih
mampu menaikkan kandungan N-total tanaman yang mengalami tekanan
kekeringan. Ini berarti bahwa aplikasi N masih mampu mendorong
pertumbuhan tanaman yang mengalami tekanan kekeringan.
Baik pada R4 maupun R8 tidak ditemukan perbedaan pada kandungan
N-total tanaman antara interaksi varietas, tekanan kekeringan dengan
takaran N (VAN). ini mungkin berarti bahwa tanggapan VI dan VZ ter
hadap tekanan kekeringan dan takaran N adalah sarna. Kesamaan tanggap
VI dan VZ terhadap tekanan kekeringan dan takaran N dalam percobaan
ini dinyatakan dalam kandunga N-total tanamall.
Sera pan N-bdp Tanaman. Seperti pada kanciungan N-total tanaman,
serapan N-bdp dinyatakan dalam satuan berat. NUai serapan N-bdp
tanaman diperoleh dari perkalian Kadar N-bdp {%I dengan kandungan N
total tanaman (mg).
Data percobaan ini menunjukkan bahwa serapan N-bdp VI adalah
lebih rendah daripada VZ, pada R4 maupun R8. Data ini memperkuat
pendapat yang dikemukakan sebelumnya, bahwa kedelai tidak berbintil
yang hanya bergantung pada N-tanah akan lebih tanggap terhadap pupuk
N daripada kedelai berbintil yang selain dapat memanfaatkan N-tanah,
162
juga dapat menfiksasi N2-udara.
Tekanan kekeringan (A) mampu dengan nyata menurunkan serapan N
bdp tanaman baik pada tanaman R4 dan R8. Keadaan ini diperkirakan
disebabkan ketidakmampuan akar menyerap unsur hara bila mengalami
kekeringan, seperti yang telah dikemukakan RASJID et. al (14). Mereka32
(14) dalam suatu percobaan P, memperlihatkan bahwa akar kedelai
yang mengalami tekanan kekeringan menurun ·kemampuannya menyerap
unsur hara.
Data percobaan ini menunjukkan bah\va tanaman kedelai rnampll
memanfaatkan N pupuk bila tersedia. Hal ini ditllnjukkan dengan me
ningkatnya serapan N-bdp sejalan dengan meningkatnya takaran N.
Walaupun interaksi anLar-a varietas, tekanan kekeringan (VA)
hanya pada R4 menunjllkkan adanya perhedaan nyata pada serapan N-bdp,
namun pada umumnya bahwa terli hat ba ik VI maupun V2 akan menurun
serapan N-bdpnya dengan semakin beratnya tekanan keker'inglln. Data
ini menunjukkan bahwa baik VI maupun V2 hila mengalami tekanan
kekeringan akan menu run kernarnpuannya menyerap umwr haranya, dalam
hal ini dalah serapan N-bdp.
lnteraksi varietas dengan takara N (VN) menyebabkan perbedaan
nyata pada serapan N-bdp pad R4 dan R8. Di sini terlihat bahwa baik
VI maupun V2 akan meningkat serapan N···bdpnya.Terl ihat b[1l1\v/1serapan
N-bdp V2 pada umumnya selalu lebil! linggi daripada VI. Ini menyokong
pendapat yang sudah dikemukakan sebelumnya yaitu bahwa kedelai tidak
berbintil lebih tanggap terhadap pupuk N dibandingkan kedelai
berbintiJ .
Ternyata interaksi antara Lekanan keker'ingan dengan takaran N
(AN) menyebabkan perhedaan nyaLa pada scraplln N-bdp tanaman. Selall
jutnya data percoaan ini menunjukknn bahwa serapan N-bdp akan sema
kin berkurang dengan bertambahnya tekanan kekering1tn. Namun pada
takaran N tinggi (N3) serapan N-hdp tanaman selalu lebi h tinggi
daripada N sedang (NZ). Keadaan ini menunjukkan bahwa walallpun
tanaman mengalami tekanan kekeringan, tanaman masih dapat memanfaat
kan N lebih banyak dari sumber N tllkaran tinggi. Apakah 1ni berarli
untllk tanaman kedelai yang mengalami tekanan kekeringan bila diapli
kasikan dengan N bertakat'an tinggi pertumbllhannya mas ih dapat d i
tolong, merupakan pertanyaan yang cukup menarik IInluk diteliti I.ebih
lanjut.
1G3
I nteraksi antara varietas, tekanan kekeringan dengan takaran N
(VAN) tidak menyebabkan perbedaan serapan N-bdp tanaman di R4 dan
RB. Ini berarti bahwa tekaan kekeringan dan takaran N sama pengaruh~
nya terhadap serapan N-bdp VI dan V2.Serapan N-bdf. Serapan N-bdf disini dinyatakan tlntuk seluruh
tanaman dalam satuan berat.
Tekanan kekeringan di R4 macipun R8 menyebabkan perbedaan nyata
pada serapan N-bdf. Terlihat dari data percobaan ini bahwa tekanankekeringan yang semakin berat akan semakin menurunkan serapan N-bdftanaman kedelai. Bahwa tekanan kekeringan mampu menurunkan serapanN-bdf telah dikemukakan oleh banyak peneliti (15, 16, 17, 18, 20,
21, dan 22). Menurut BENNETTdan ALBRECHT(23) hasil fiksasi N dapatmendekati nol, bila tanaman kedelai berbintil mengaJami tekanan
kekeringan yang herat dan lama. dari percobaan ter li hat ba.hwa f iksasi-N belum mendekati nol, ini herarti bahwa tekanan kekeringan belumtermasuk sangat berat. PANKHURSTdan SPRENT (24, 25) mempostulasikan bahwa efek utama dari tekanan kekeringan terhadap serapan N
fiksasi adalah menurunnya pengambilan 02 oleh bintil, ini akan menekan respi rasi bintil dan selanjutnya akan menyebahkan tertekannyaATP di dalam bintil. Semua ini akan menyebabkan berhentinya pertumbuhan binti 1.
Pada R4 tampak pada takaran N tinggi (N3) nyata menurunkan
serapan N-bdf tanaman. Sedangkan pada RB tidak di temukan perbedaanyang nyata antara serapan N-bdf pada NZ dan N3. Dan kelihatannya Ntakaran tinggi (N3) justru menai kkan serapan N-bdf. Keadaan yangbertentangan ini mungkin secara umum dapat di terangkan dengan pen
dapat yang dikemukakan oleh PATE dan ATKINS (26), yaitu bahwa
interaksi N (bukan N2-udara) dengan fiksasi N2 merupakan hal yangrumit, yang akan sangat bervariasi bergantung pada spesies tanaman,bentuk N yang diaplikasi, tempat N-aplikasi, tempat N-aplikasi di
1etakkan dan sekumpulan faktor lingkungan 1ainnya.
Penghambatan fiksasi N2-udara 01eh bentuk N, NH4 ataupun N03dalam jumlah tinggi telah ditunJukkan oleh LATIJMOREe1; al (27),
mereka menemukan bahwa kedua bentuk N ini akan menurunkan penyedotan
fiksasi N2-udara dan fotosintat. Selanjutnya dikatakan bahwa keciuabentuk ini dapat menurunkan aktivitas enzim nitrogenase, yaitu enzim
yang berperan dalam perubahan N2-udara menjadi bentuk NH3' Selanjut-
164
nya LATIMORE et a1 (27) menyatakan bahlYa penurunan fiksasi N2-udara
oleh bentuk NH4 tidak sebanyak bentuk N03. ~al yang sarna juga di
tentukan oleh YONEYAMA et ~l. (28) I yaitu NH4 (urea) kurang efek
penghambatnya terhadap fiksasi N2-udara dibandingkan dengan N03
(NaN03). Mungkin karena da1am percobaan ini telah digunakan bentuk
NH4 (amonium sulfat) maka dipero1eh data di mana jumlah fiksasi N2
udara cukup tinggi pada takaran N yang setara 100 kg N/ha. Namun,
seperti yang dikemukakan OHKAWARA (29) N dalam jum1ah yang kecil
perlu bagi pembintilan optimum. Pendapat ini nampaknya disetujui
oleh DART dan MERCER (30) yang mengatakan bahwa takaran N rendah
terutama yang diterapkan sebagai pupuk pemicu pada saat perkecambah
an acapkali menstimulir pertumbuhan tanaman kede1ai dan dapat me
ningkatkan jumlah ukuran bintil I terutama bila perkembangan bintil
telah dihambat karena keadaan lingkungan yang buruk.
Kandungan N Bjjj. Ternyata ± 80% N, kandungan N-total ditumpuk
di biji. Bila kandungan N-total biji ini dipilah-pilah dalam serapan
N-bdp dan serapan N-bdf, terlihat bahlYa untuk VI baik N-bdp dan N
bdf juga sekitar 80% ditemukan di biji. Nilai yang hampir serupa (±
80%) untuk N-bdp juga ditemukan pada biji V2. Seperti yang dikemu
kakan oleh EGLI et al (11) I data percobaan ini juga menunjukkan
bahlYa sebagian N di tanaman kedelai didistribusi ulang ke biji.
Keadaan ini perlu diperlihatkan bila dihubungkan dengan penggunaan
sisa tanaman kedelai sebai sumber N tambahan bagi tanaman lain. I
karena ternyata sebagian besar N diangkut bij i I sehingga N sisa
tanaman lain hanya berjumlah sedikit.
KESIMPULAN
Pada umumnya kadar N-total kedelai berbintil lebih tinggi dari
pada kedelai tidak berbintil. Tekanan kekeringan yang semakin berat
umumnya meningkatkan kadar N-total. Pada takaran N sedang ( 20 kg
N/ha) kadar N-total kedelai berbintil lebih tinggi daripada kedelai
tidak berbintil. Namun pada takaran N tinggi ( 100 kg N/ha) sudah
tidak ada perbedaan kadar N-total antara kedelai berbintil dan tidak
berbintil. Kedelai berbintil dan tidak berbintil sarna tanggapanya
terhadap tekanan kekeringan dan takaran N dinyatakan dalam kadar N
total. Pada pan en I, belum tampak perbedaan kandungan N-total
165
antara kedelai berbintil dan kedelai bdak berbinti I, namun pada
Panen II kandungan N-tcital kedelai berbintil sudah lebih tinggi
daripada yang tidak berbintil. Kandungan N-total antara kedelai
berbintil dan tidak berbintil tidak banyak berbeda pada takaran N
tinggi. Takaran N dapat menaikkan kandungan N-total walaupun tanaman
mengalami tekanan kekeringan. Kandungan N- total bij i yang besarnya
sekitar 80% untuk semua perlakuan yang Lelah diterapkan menunjukkan
bahwa senyawa bersifat N sebagian besar di tumpuk di bi.ji. Ini ber
arti bahwa sisa tanaman (selain biji) tidak dapat diharapkan diguna
kan sebagai sumber N bila tanaman kedelai digunakan misalnya dalam
suatu sistem tumpangilir.
Kadar N-bdp kedelai tidak berbintil lebih tinggi daripada
kedelai berbintil pada takaran N sedang maupun tinggi. Tekanan ke
keringan terlihat tidak banyak menyebabkan perbedaan kadar N-bdp
pada Panen I I namun pada Panen II kadar N-bdp naik bila tanaman
mengalami tekanan kekeringan. Takaran N yang semakin meningkat akan
menaikkan kadar N-bdp baik pada kedelai berbintil maupun kedelai
tidak berbinti 1. Baik kedelai berbintil maupun kedelai tidak ber
bintil akan memanfaatkan lebih banyak N-bdp bila mengalami tekanan
kekeringan, ini diperlihatkan dengan meningkatnya kadar N-bdp.
Serapan N-bdp kedelai tidak berbintil selalu lebih tinggi daripada
kedelai berbintil. Tekanan kekeringan akan menurunkan serapan N-bdp,
sebaliknya takaran N semakin meningkat akan menyebabkan serapan N
bdp yang semakin meningkat pula. Dari data serapan N-bdp terlihat
bahwa tanaman kedelai yang alami tekanan keker ingan tertinggi lebih
banyak memanfaatkan N-bdp dinyatakan dalam serapan N-bdp.
Data dari percobaan ini menunjukkan dengan jelas bahwa serapan
N-fiksasi akan turun bila tanaman alami tekanan kekeringan. Pada
Panen I, takaran N tinggi menurunkan serapan N-fiksasi I Namun pada
Panen II baik takaran N sedang maupun tinggi sudah tidak menyebab
kan perbedaan serapan pada N-fiksasi.
Kedelai berbintil (Vl) ternyata mampu mensintesis N-total
tanaman lebih banyak daripada kedelai Udak berbintil (V2) baik pada
R4 maupun R8. Tekanan kekeringan dengan nyata menurunkan kandungan
N-total, serapan N-bdp dan serapan N-bdf di R4 dan RB" Sedangkan
tekaran N dapat menaikkan ketiga parameter, baik di R4 dan R8.
Tetapi untuk serapan N-bdf peningkatan umumnya hanya o.leh takaran
166
yang setara dengan 20 kg N/ha (N2).
Data interaksi antara varietas dengan tekanan kekeringan (VA)
jelas memperlihatkan bahwa VI dan V2 sarna tanggapnya terhadap teka
nan kekeringan. Ini terlihat di R4 maupun R8. Sedangkan interaksi
antara varietas dengan takaran N (VN) menunjukkan bahwa VI dan V2
memanfaatkan N-bdp bila memang tersedia. Namun umumnya di R4 dan R8
terlihat bahwa serapan V2 selalu lebih tinggi daripada VI. Selanjut
nya interaksi antara tekanan kekeringan dengan takaran N (AN) me
nunjukkan bahwa takaran N terutama takaran N tinggi (N3) masih mampu
menyokong pertumbuhan tanaman kedelai yang mengalami kekeringan.
Pertumbuhan dalam hal ini dinyatakan dalam nitrogen total tanaman.
Interaksi antara varieta, tekanan kekeringan dan takaran N
(VAN) menunjukkan bahwa VI dan V2 sarna pekanya terhadap tekanan
kekeringan dan sarna tanggapnya terhadap takaran N.
Kemampuan fiksasi N2-udara tanaman kedelai yang dalam percobaanini dinyatakan dalam serapan N-bdf akan menurun dengan sangat tajam
bila tanaman mengalami tekanan kekeringan. Selain itu takaran sedang
(N2) yang dengan sangat nyata meningkatkan serapan N-bdf. Sedangkan
takaran N tinggi (N3) walaupun tidak menyebabkan serapan N-bdf men
jadi terhalang samasekali, namun terlihat bahwa perlakuan ini menu
runkan serapan N-bdf. Takaran N sedang maupun tinggi ternyata tidak
dapat menaikkan serapan N-bdf bila tanaman mengalami tekanan keke
ringan.
Nitrogen tanaman, yang di sini dinyatakan dalam kandungan N
total; serapan N-bdp dan serapan N-bdf ternyata sebagian besar (±
80%)di tumpuk di biji tanaman kedelai. Hal ini sebaiknya diperlihat
kan bila sisa tanaman kedelai akan digunakan sebagi sumber N untuk
tanaman lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Para penulis mengucapkan terima kasih pada para teknisi
kelompok Tanah dan Nutrisi Tanaman, Bidang Pertanian, Pusat Aplikasi
Isotop dan Radisi yang ikut serta menyelenggarakan percobaan ini,
sehingga percobaan berjalan dengan baik.
167
DAFTAR PUSTAKA
1. BOYER, J.S., Leaf enlargement and metabolic rates in corn,
soylean anJ sun~jower al various jea~ waler polenl!als. ~).nlPhysiol. 46 (1970) 233.
2. ISHlZUKA, J., "Function of simbiotically fixed nitrogen for
grain production in soybean", Intensive Agriculture (Proc.Int. Sem. Soil Environ. Fert. Tokyo, 1977), Tokyo (1977) 618.
3. GOMEZ, K.A., and GOMEZ, A.A., Statistical Procedures of Agricultural Research, John Willey & Sons, New York (1984).
4. HADARSON, G., "The use of 15N methodology to assess symbioticnitrogen and fixation by grain legumes", International Train
ing Course in the Use of Isotopes and Radiation Techniques inStudies in Soil/Plant Relationship, Fiel Experiments and Excercises (1982), tidak diterbitkan
5. BHANGOO, M.S., and ALBRITTON, D.J., Nodulating and non nodulat
ing soybean isolines response to applied nitrogen, Trop. Sci.18 (1976) 773.
6. DIEBERT, E.J., BEJIRElGO, and OLSEN, R.A., Utilization of I5N
fertilizer by nodulating and non nodulating soybean isolines,Agron. J. 71 (1979) 713.
7. HARPER, J.E., Soil and symbiotic nitrogen requirement foroptimum soybean production, Crop. Sci. 14 (1974) 225.
8. CRAFTS - BRANDNER, S.J., BELOW, F.E., and HARPER, J.E., Effect
of nodulating in assimilate remobilizatlon in soybean. PlantPhysiol. 76 (1984) 452.
9. CRAFTS - BRANDNER, S.J., BELOW, F.E., HARPER, J.E., and HAGEMAN,R.H., Effects of pod removel on metabilsm and senescense ofnodulating soybean (Glycine max. L) isolines I. Metabolic
Constituents, Plant Physiol. 75 (1984) 311.
10. CRAFTS - BRANDNER, S.J., BELOW, F.E., HARPER, J.E., and HAGEMAN,R.H., Effects of pod remove 1 on metabilsm and senescense of
nodulating soybean (Glycine max. L) isol ines II. Enzymes andchlorophylll, Plant Physiol. 75 (1984) 318.
11. EGLI, D.R., MECKEL, L., PHILLIPS, R.E., RADCLIFFE, D., and LEG
GETT, J.E., Moisture stress and redistribution in soybean,Agron. J. 75 (1983) 1027.
168
12. STREETER, J .G., Effect of N stravaUon of soybean plant and
growth on seed yield and N concentration of plant parts at
maturity, Agron. J. 70 (1978) 74.
13. ELLIS, W.R., HAM, G.G., and SCHMIDT, E. L., Resistance andrecovery of Rhizobium jaronicum inoculum in a fields soil
Agron. J. 76 (1984) 573.
14. RASJID, H., SISIWORO, E.L., dan SUHARTATIK, E., Pengaruh tekanan
kekeringan terhadap persentase akar aktif dan pertumbuhantanaman kedelai, Majalah Batan XVII (1971) 9.
15. SPRENT, J.E., The effect of water stress on nitrogen fixation in
root nodules I, Effect on the physiology of detache soybeannodules. New Phytol 70 (1971) 9.
16. SPRENT, J.E., Effect of water stress on nitrogen fixation inroot nodules, Plan and Soil, Special volume (1971) 275.
17. SPRENT, J.E., The effect of water stress on nitrogen fixation inroot nodules III, Effect of asomoatically applied stress, New
Phytol 71 (1972) 451.
18. SPRENT, J.E., The effect of water stress on nitrogen fixation in
root nodules IV, Effect of whole plant of Vicia faba and
Glycine max. L., New Phytol 71 (1972) 603.
19. SPRENT, J.E., "Nitrogen fixation by legumes, subjected to light
and water stress" Symbiotic Ni trogen Fixation in Plants
(NUTMAN, P.S., ed.), Cambridge Univ. Press. New York (1976)405.
20. ENGIN, M., and SPRENT, J.I., Effects of water stress in growth
and nitrogen fixing activity of Trifolium repens, New Phytol72 (1972) 117.
21. HUANG, CHI-YING, BOYER, J.S., and VAN der HOEF, L.N., Acetylene
reduction (nitrogen fixation) and metabolic activities of
soybean having various and nodule water potentials, Plant
Physiol. 56 (1975) 222.
22. MICHEN, F.R., and PATE, J.S., Effects of water, aeration andsalt regime on nitrogen fixation on nodulated legumes,
Defination of an optimum environment. J. Exp. Bot. 26 (1975)60.
169
23. BENNETT, J.M., and ALBRECHT, S.L., Drought and flooding effects
on N2 fixation, water relation, and diffusive resistance of
soybean, Agron. J. 76 (1~81) 735.
24. PANKHURST, C.E., and SPRENT, J.I., Effects and water stress in
the respiratory and nitrogen-fixing activity of soybean rootnodules, J. Exp. Bot. 26 (1975) 287.
25. PANKHURST, C.E., and SPRENT, J.I., Surface features of soybeanroot nodules, Protoplasm 8Q (1975) 85.
26. PATE, J.E., and ATKINS, C.A., "Nitrogen uptake, transport and
utilization", Nitrogen Fixation (BROUGHTON, W.J., ed.), Vol.3 Legumes, Clarendon Press, Oxpord (1983) 245.
27. LATIMORE, P.R., DENISON, R.F., and SINCLAIR, LR., Response todrught stress of nitrogen fixation (acetylen reduction) rates
by field-grown soybean, Plant Physiol. 78 (1985) 525.
28. YONEYAMA, Y., KARASUYAMA, M., KOUCHI, K., and ISHIZUKA, J.,Occurence of ureide assimilation in soybean plants, Effects ofnitrogrn fertilization and N fixation, Soil Sci. Plant. Nutrs.J1 (1985) 133.
29. RICHARDSON, D.A., JORDAN, D.C., and GARRAD, E.H., The influence
of combined nitrogen in nodulation and nitrogen fixation by
Rhizobium meliloti, Can. J. Plant Sci. 31 (1957) 20·5.
30. DART, P.J., and MERCER, F.V., The influence NH4 N03 on the finestructure of nodu les of Nedi cago tr i bol oi des Des r. and
Trifolium subteraneum L. Arch. Microbiol ~1(1965) 233.
170
Tabel 1. Pengaruh tekanan kekeringan dan takaran N terhadapkandungan N-total tanaruan-total kedelai (Panen I dan II)
Panen I Panen II
Pe rlakuan Nl
N2N3VAVANlN2113VAVA
I I I "" II I' •••••• I t I Ig . "" "1'1 t 1'1'1 I. I I
.•••.•••••.••••...... ng •••••••••.• , •..•...
VI
m 483
Al
m10.661 538615m151826 638688
A2
312401H3 406401484381630 414498
A3
231254221 226231298221264 241261
V2
390 WAl
330577744 550331580852 588
A2
251431534 105376391582 450
A3
162221252 214145278278 234
304
433m 353m572
VN VI
361m441 421425573
V2
248m510 284416571
AN Al
402641706 407669839
A2
mm489 430386606
A3
200241231 222250271
BNT
BNTBNT BNTBNTBNT
V 5% tn
VA 5% 59VAN U tnV 5% H.lVA 5% 16.4VAN 5% tn
a tn
a 19IS tn1% 58.6a 101.51a, tn
A U 42
VN 5% 59 A 5% 54.0VN 5% 16.4
IS 56
a 79 a 71.81% tn
N 5% 42
AN 5% 72 N 5% 54.0AN 5% 93.5
a 56
a 97 a 71.8a 12404
171
Tabel 2. Pengaruh tekanan kekeringan dan takaran N terhadapserapan N-pupuk tanaman-total kedelai (Panen I dan II)
172
Tabc] :~. Pengc11"'uh lekanan kekeringan uaB takal'<ln t. L"I'lla l,qsernpan N-fi ksasi Lllnaman kedelaj berb) nL_i](Panen I don II)
P"rlakulln
N2
Panen
N3 A N2
Panen II
N3
•.•••••••••• mg •••••••••.••••••••••.••••• mg .••.....•...
Al
326.28115.53220.91347.10211. 78279.14
A2
222.95110.30116.6373.65170.6312~. 11
A3
74.6052.5563.5818.1595.255] .70
N
207.9492.79 146.30159.22
BNT
A 5%79.69 BNTA 5% 59.52
1%
tn 1% tn
N 5% 79.69
N 5% tn1% 109.16
1% tn
AN 5% tn
AN 5% 81.17
1% tn
1% 115.61
Lampiran 1
Kandungan N-to berbagai
komponpn tanaman dnllLanamar~-Lot.<-ll
kedelai pada soot panen I
ALar
BatangDaun!'o]OJl~TanamaIl-
Lota]
••••.••.••••••••••••• mg ••••••••••••.••••••••.•V] Nl Al
43.550208172473
A2
29.034185125372
A3
20.32485108237
N2 Al
60.095335210372
A2
40.064193.110407
A3
32.33410781254
N3 Al
54.892315256667
A2
38.552182171443
A3
20.8389271.221
1'2 Nl Al
25.031169112330
A2
27.02912273251
A3
17.8195769192
N2 Al
33.867266217577
A2
34.848166183431
A3
24.8288986227
N3 AI
60.0106360218744
A2
42.868218206534
A3
31.02810490252
173
174
Lampiran 2Kandungan N-to berbagai komponen tanaman dan tanaman-totalkedelai pada saat panen II
AkarBatangKulitBijiTanaman-
Polong
total-..•.•••••.•..•••.•.•• mg ............••.•..•..••
VI Nl Al
181225426482
A2151410436484
A3
10911268298
N2 Al
352030673758A2
2913243]6382
A3
111212]89221
N3 Al
272324740826
A2
241728561630
A311813232264
V2 Nl Al
10916296331A2
171015334376A3
958124145
N2 Al
311723510580A2
27817339391A3
14711246278
N3 Al
352534765857A2
242325510582A3
131313249278
Lampiran 3Kandungan N-bdp berbagai komponen tanaman dan
tanaman-total
kede1ai pad a saat panen I
--Akar
13atangDaunPalongTanaman-total
..................... mg .....................•.VI N2 Al
5.036.3016.4514.0541.83A2
3.203.8814.1310.3832.18A3
2.451.353.636.5814.00
N3 Al
14.2022.1884.4845.05]65.90A2
9.15]2.2432.1536.9090.43A3
5.707.2016.5316.0045.13
V2 N2 Al
4.986.1523.7536.6865.55A2
4.003.9522.5020.1350.58A3
2.431.854.587.6516.50
N3 Al
17.7527.70111.6871.98229.18A2
14.6015.4815.4851.58143.40A3
8.855.8020.8534.7870.28
LampiE1-'L.1
Kandungan N-bdp bcrbagai komponcn tanaman dan tanaman-t.ota]
kedelai pada saat panen II
Akar Batang Kulit
Polong
Bij i Tanaman
total
••••••••••••••••••••• mg •••••••••••••••••••••••
VI N2 Al 1.800.800.8833.2837.65A2
2.981.351.5527.0332.90A3
1.101.230.4323.5026.25
N3 Al
6.085.059.30173.03193.45A2
6.803.787.15155.68170.95A3
3.432.782.6080.9389.73
V2 N2 Al
2.752.082.6844.4551. 95A2
3.401.131.3837.8843.78A3
2.181.000.5332.6136.35
N3 Al
8.405.4312.15204.50230. 48A2
6.886.435.68175.10194.08A3
6.306.202.33135.70150.53
Lampiran 5Kandungan N-bdf berbagai komponen tanaman dan tanaman-totalkedelai pada saat panen I
Akar Batang Daun Polong Tanaman
total
••••••••••••••••••••• mg •••••••••••••••••.•••••
VI N2 Al 37.0824.93157.68106.60326.68
A2
11. 0816.6592.63101.79222.95
A3
11.5618.2739.2013.5074.60
N2 Al
10. ]020.6489.6545.13115.53
A2
12.177.6065.3346.70110.30
A3
4.156.4019.3729.0852.55
175
Lampiran 6Kandungan N-bdf berbagai komponen Lanaman dan tanaman-totalkedelai pada saat panen II
Akar Batang Kuli tPolong
Biji Tanaman
total
••••••••••••••••••••• mg •••••••••••••••••••••••
V1 N2 A1 13.535.0820.78306.48347.10A2
5.052.705.1860.7373.65A3
2.703.232.259.9818.15
N2 A1
2.050.708.88204.65211. 78A2
1.854.755.25157.50170.63A3
4.081.881. 7387.5895.25
DISKUSI
SUTARTO
1. Untuk kejelasan judul makalah No. 22, kami usulkan ditambah kata
kedelai, yaitu menjadi judul lengkap Perubahan Nitrogen tanaman
Kedelai ....dst.
2. Yang paling sensitif menurunkan nitrogen tanaman dan hasil
kedelai pada kekeringan kapasitas lapang berapa dan fase kapan ?Hal ini menyangkut kapan kedelai ditanam petani, tidak boleh
kekeringan.
ELSJE L.SISWORO.
1. Terima kasih, ini memang kurang cetak.
2. Pada penelitian ini tekanan kekeringan dinyatakan dalam air
tersedia, yang di dalam perhitungannya juga dimasukan kapasitas
lapang. Menurut banyak penelitian fase peka terhadap kekeringa
adalah pada saat pembentukan bunga.
176
SOETJIPTO
Dalam prcobaan Anda menggunakan varitas berbintil dan tidak berbin
til. Apakah ada hubungan antara jumlah bintil pada varietas dengan
hasil. Apakah varietas yang tidak mempunyai bintil akar atau varie
tas yang hanya sedikit jumlah bintil akarnya akan memberikan hasil
rendah ?
ELSJE L.SISWORO.
Tentu ada hubungan antara jumlah bintil dan hasil dalam hal ini
terutama N-bdf.
Umunya dikatakan bila bintil banyak jumlah N-bdf meningkat berarti
N-total meningkat. Tetapi kadang-kadang bintil banyak kemudian dari
bintil-bintil ban yak yang tidak aktif tentu N-bdf tidak akan tinggi,
sehingga N-totalpun tidak tinggi. Jadi yang penting yang diharapakan
di samping jumlah bintil banyak , bintil-bintil ini juga banyak yang
ak t i f.SOEPRIJANTO
Dalam perlakuan tekanan berikutnya diantaranya disebutkan
- 75% air tersedia
- 50% air tersedia
- 25% air tersedia
Dengan perlakuan 25% - 75% air tersedia. Apakah tidak mengalami
banj ir ? Ataukah yang dimaksud dalam makalah tersebut 25% j 50% j
dan 75% dari total air tersedia ?
ELSJE L.SISWORO.
Ya, dari kandungan air total.
Caranya:
1. Tetapkan kapasitas lapang (KL = %)
2. Tentukan keadaan air titik layu permanen (TL = %)
3. Menentukan kadar air tersedia (AT) yaitu dengan menghitung
selisih antara KL dengan TL, dengan cara ini dapat ditentukan
cara untuk tingkat kekeringan yang tersedia:
A1 = 75% 75% x AT + TL
A2 = 50% ••...•..• 50% x AT + TL
A3 = 25% ••....••. 25% x AT + TL
177
ZUHDI SW.
Bagaimana pendapat Anda apabila N yang diberikan adalah slow release
N-pupuk dan varieatas kedelai yang toleran terhadap kekeringan ?
ELSJE L.SISWORO.
Saya belum dapat menjawab secara pasti karena belum pernah mengguna
kan "Slow release fertilizer". Perinsipnya menurut saya, selama air
masih cukup diusahakan perakaran yang baik dengan cara memberi pupuk
N. Kemudian bila tiba musim kering, akar kedelai diharapkan sudah"
lebih ke lapisan bawah yang diharapkan masih ada airnya.
;/178
;I/~,/!