pertum 3

18
Perkembangan gamet jantan, dimulai dari pembentukan polen dalam anter. Pembentukan anter melalui perkembangan yang karakteristik demikian juga pembentukan polen yang dimulai dari pembentukan mikrosporangium (kantung polen). Perkembangan gamet betina, dimulai dengan pembentukan kantung embrio (gametofit betina) kemudian membentuk gamet betina (telur). III. PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

Upload: aroemy

Post on 04-Jan-2016

240 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: pertum 3

• Perkembangan gamet jantan, dimulai dari pembentukan polen dalam anter. Pembentukan anter melalui perkembangan yang karakteristik demikian juga pembentukan polen yang dimulai dari pembentukan mikrosporangium (kantung polen).

• Perkembangan gamet betina, dimulai dengan pembentukan kantung embrio (gametofit betina) kemudian membentuk gamet betina (telur).

III. PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

Page 2: pertum 3

Proses pembentukannya melalui:MIKROSPOROGENESIS

Mikrosporogenesis adalah pembentukan :mikrospora (polen) yang terjadi di dalam anter.

Pembentukan polen diawali oleh pembentukan mikrosporangium ( kantung polen ).

3.1.GAMET JANTAN

Page 3: pertum 3

Gambar mikrosporogenesis

Page 4: pertum 3

• Mikrosoprangium kantung spora/kotak sari : fungsinya menghasilkan mikrospora atau polen.

• Mikrosporangium terbentuk dari adanya: jaringan sporogen, lokulus kantung spora dan lapisan dinding khusus.

pembentukan jaringan mengikuti perkembangan mikrosporangium KEMUDIAN membentuk anter.

Page 5: pertum 3

Anter : - umumnya bercuping dua, dihubungkan

oleh konektivum.- membentuk kotak sari disebut

teka,terdiri dari :# jaringan tapetum,# jaringan endotesium# sporogonium (pollen sac),

yang diisi polen

Page 6: pertum 3

epidermis konektivum

endotesium

tapetum

endotesium

sporogonium

Page 7: pertum 3

• Jaringan meristem pada lapisan pertama dibawah protoderm disebut arkesporial yang terdiri dari bagian luar dan dalam, kedua lapisan membelah secara periklinal.

• Lapisan luar arkesporium menurunkan lapisan yang terdiri dari sel-sel parietal primer, kemudian membentuk 3 lapisan sel-sel parietal sekunder.

• Lapisan luar dari lapisan parietal, membentuk lapisan endotesium, lapisan tengah dan tapetum.

PROSES PEMBENTUKAN DINDING ANTHER

Page 8: pertum 3

Jaringan meristem membentuk jaringan pemula yang membelah secara periklinal membentuk arkespora yang kemudian membentuk lapisan sporogen dan sel parietal.

Lapisan sporogen akan membentuk sel induk serbuk sari dan

Lapisan parietal yang membelah secara antiklinal dan periklinal akan membentuk tapetum.

Lapisan luar dari sel parietal disebut endotesium yang nantinya berfungsi untuk pembukaan kantung sari.

Page 9: pertum 3

Perkembangan selanjutnya adalah:

Lapisan dalam arkesporium menurunkan sel-sel sporogen primer, kemudian berubah membentuk sel-sel sporogen sekunder yang kemudian akan membesar dan berfungsi sebagai sel induk spora, yang akan membesar dan akan membelah meiosis menghasilkan mikrospora haploid.

SEL INDUK SPORA = MIKROSPOROSIT = SEL INDUK POLEN.

Page 10: pertum 3

SKEMA

Epidermis Arkesporium

Sel sporogen primer

Sel parietal primer

Sel parietal sekunder

Sel parietal sekunder

Endotesium

Lap..tengah atas

Lap..tengah bawah

Tapetum

Lap.tengah

Lap.tengah

Lap.tengah

Tapetum

Endotesium

Epidermis

Sel sporogen sekunder

Sel induk Mikrospora

Meiosis

Page 11: pertum 3

POLEN PADA STADIUM BERINTI SATU DISEBUT MIKROSPORA

Epidermis dibentuk dari pembelahan-pembelahan secara antiklinal, yang akan bertambah besar dan akan berfungsi sebagai pelindung.

Dapat dijelaskan pada bagan di slide berikutnya:

Page 12: pertum 3

JARINGAN MERISTEM DI BAWAH

PROTODERM

ARKESPORANGIUM / ARKESPORIAL

SEL-SEL SPOROGEN PRIMER

SEL-SEL SPOROGEN SEKUNDER

SEL INDUK MIKROSORA

SEL PERIETAL PRIMER

SEL PARIETAL SEKUNDER

ENDOTESIUM

LAPISAN TENGAH

TAPETUM

Lapisan luar

Sel sporogen primer

Lapisan dalam

Sel parietal primer

Page 13: pertum 3

. POLEN PADA STADIUM BERINTI SATU DISEBUT MIKROSPORA.

keluar nya serbuk sari apabila endotesium sudah kehilangan air, yaitu:endotesium akan mengecil/mengkerut, maka anther akan terbuka.

(mengenai polen diuraikan pada bagian lain)

. Epidermis dibentuk dari pembelahan-pembelahan secara antiklinal, yang akan bertambah besar dan akan berfungsi sebagai pelindung.

Epidermis dibentuk dari pembelahan-pembelahan secara antiklinal, yang akan bertambah besar dan akan berfungsi sebagai pelindung

Page 14: pertum 3

Endotesium:

- Sel-selnya memanjang,

- Terdiri dari fibrous

- Sel-selnya berdinding tebal, mengandung selulosa, makin dewasa akan berlignin, yang

akan membuat anter menjadi kaku selama perkembangan polensehingga terhindar dari perubahan volume.

Lapisan tengah:

- sel-selnya pipih

- setelah polen bermeiosis, lapisan tengah akan hancur

Page 15: pertum 3

Tapetum:

Sel-selnya homogen dan mempunyai 2 tipe sel, yaitu:

tipe amoeboid dan tipe sekresi.

1.Tipe amoeboid = periplasmodial terdiri dari :organel-organel yang tidak

larut dan mengisi ruang anter, selama polen berkembang akan bergerak dan diduga mengandung enzim.

Page 16: pertum 3

2.Tipe sekresi=glandular

terdiri dari :sel-sel yang mengandung sekresi dari organel retikulum endoplasmik dan diktiosom, yang akan bertahan selama polen dewasa, akan hancur apabila polen matang dan akan mengeluarkan tryfin yang mengandung lipid.

Fungsi tapetum: untuk mengalirkan nutrisi selama polen berdiferensiasi

Page 17: pertum 3

Proses-proses yang terjadi dalam tapetum:

Sebelum polen masak, sel-sel tapetum mengalami penebalan.

Bersamaan dengan terbentuknya tetrad, sel tapetum membesar membentuk pro-orbikula.

Pada tahap tetrad akhir, sporopelenin yang tersimpan di bakula seksin menyelubungi pro-orbikula membentuk orbikula

Page 18: pertum 3

Pada Tumbuhan Heleborus, orbikula bebas didalam anter.

Pada Sorghum bicolor, dinding orbikula menutupi permukaan tangensial bagian tapetum yang akan utuh walaupun protoplasmanya hancur (autolisis) yang akan masuk ke dalam mikrospora untuk sekresi selanjutnya atau untuk disimpan dan dipolimerisasi secara in situ didalam dinding polen.

menunjukkan adanya sintesis prekursor sporopelenin, polimerisasi dan menyimpan sporopelenin