pertimbangan diperlukannya kontrak berjangka obligasi pemerintah indonesia

2
Pertimbangan Diperlukannya Kontrak Berjangka Obligasi Pemerintah Indonesia (Indonesian Government Bond Futures) Bahwa Obligasi Pemerintah dipergunakan sebagai benchmark oleh instrumen keuangan lainnya, karena Obligasi Pemerintah dikatakan mencermikan zero risk (yakni bebas dari resiko keadaan (event risk), resiko penarikan (call Risk) objek untuk ditarik sewaktu-waktu (callable)) Namun demikian Obligasi Pemerintah terpengaruh oleh resiko bunga. Harga obligasi bereaksi atas perubahan tingkat suku bunga dan juga jangka waktu jatuh tempo obligasi. Dimana sesuai dengan pengertian duration, 1 maka semakin lama jangka waktu jatuh tempo sebuah obligasi, semakin berfluktuasi pula tingkat harganya terhadap perubahan bunga, demikian pula jika jangka waktu jatuh temponya pendek, maka fluktuasi akibat tingkat bunga akan semakin rendah. Mengingat adanya resiko fluktuasi tingkat bunga, maka perlu adanya lindung nilai atas adanya resiko bunga dimaksud melalui Kontrak Berjangka Obligasi Pemerintah. Bahwa Pemerintah RI menerbitkan setiap tahunnya tidak kurang 480 Trilyun SBN (Surat Berharga Negara); Ketika saat diterbitkan tidak mendapat respon dari pasar, maka akan menyebabkan Obligasi harus dijual dengan tingkat bunga pasar (yield) yang lebih tinggi agar menarik, dengan demikian akan timbul tambahan bunga yang tidak dikehendaki oleh Negara yang harus dibayar (sebagai contoh bunga seharusnya 8% dapat menjadi 13%, maka negara ada tambahan bunga sebesar 5% yang harus dibayar). Bunga 5% yang tidak diinginkan sangat menganggu perencanaan APBN, dapat dibayangkan tambahan besarnya uang yang harus dibayar pertahun (480T x 5%). Produk hedging (pengelolaan resiko) dibutuhkan untuk menahan fluktuasi tingkat harga, dengan kata lain butuh suatu alat yang dapat melakukan koreksi secara pasar. Dalam hal terjadi peningkatan bunga, pasar berjangka akan melakukan koreksi, 1 Duration: Ukuran tingkat responsif harga obligasi berkaitan dengan perubahan tingkat bunga. Semakin panjang durasi, maka semakin besar perubahan relatif persentase dalam harga obligasi sebagai respon dari perubahan persentase dari tingkat bunga. (lihat: Arthur J. Keown, Basic Financial Management, 7 th ed., hal. 272).

Upload: deafani-perdana-lubis

Post on 24-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pbk; future; igbf; bappebti

TRANSCRIPT

Page 1: Pertimbangan Diperlukannya Kontrak Berjangka Obligasi Pemerintah Indonesia

Pertimbangan Diperlukannya Kontrak Berjangka Obligasi Pemerintah Indonesia (Indonesian Government Bond Futures)

Bahwa Obligasi Pemerintah dipergunakan sebagai benchmark oleh instrumen keuangan lainnya, karena Obligasi Pemerintah dikatakan mencermikan zero risk (yakni bebas dari resiko keadaan (event risk), resiko penarikan (call Risk) objek untuk ditarik sewaktu-waktu (callable))

Namun demikian Obligasi Pemerintah terpengaruh oleh resiko bunga. Harga obligasi bereaksi atas perubahan tingkat suku bunga dan juga jangka waktu jatuh

tempo obligasi. Dimana sesuai dengan pengertian duration,1 maka semakin lama jangka waktu jatuh tempo sebuah obligasi, semakin berfluktuasi pula tingkat harganya terhadap perubahan bunga, demikian pula jika jangka waktu jatuh temponya pendek, maka fluktuasi akibat tingkat bunga akan semakin rendah.

Mengingat adanya resiko fluktuasi tingkat bunga, maka perlu adanya lindung nilai atas adanya resiko bunga dimaksud melalui Kontrak Berjangka Obligasi Pemerintah.

Bahwa Pemerintah RI menerbitkan setiap tahunnya tidak kurang 480 Trilyun SBN (Surat Berharga Negara);

Ketika saat diterbitkan tidak mendapat respon dari pasar, maka akan menyebabkan Obligasi harus dijual dengan tingkat bunga pasar (yield) yang lebih tinggi agar menarik, dengan demikian akan timbul tambahan bunga yang tidak dikehendaki oleh Negara yang harus dibayar (sebagai contoh bunga seharusnya 8% dapat menjadi 13%, maka negara ada tambahan bunga sebesar 5% yang harus dibayar).

Bunga 5% yang tidak diinginkan sangat menganggu perencanaan APBN, dapat dibayangkan tambahan besarnya uang yang harus dibayar pertahun (480T x 5%).

Produk hedging (pengelolaan resiko) dibutuhkan untuk menahan fluktuasi tingkat harga, dengan kata lain butuh suatu alat yang dapat melakukan koreksi secara pasar. Dalam hal terjadi peningkatan bunga, pasar berjangka akan melakukan koreksi, yakni pelaku akan melakukan aksi ambil untung atau akasi arbitrage (karena adanya perbedaan basis – perbedaan antara harga spot dengan harga berjangka), sehingga tingkat bunga akan mencapai tingkat equibilirium.

1

Duration: Ukuran tingkat responsif harga obligasi berkaitan dengan perubahan tingkat bunga. Semakin panjang durasi, maka semakin besar perubahan relatif persentase dalam harga obligasi sebagai respon dari perubahan persentase dari tingkat bunga. (lihat: Arthur J. Keown, Basic Financial Management, 7th ed., hal. 272).