pertemuan koordinasi teknis petugas...

38
PERTEMUAN KOORDINASI TEKNIS PETUGAS PERLINDUNGAN PERKEBUNAN REGIONAL KALIMANTAN TA 2019 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PONTIANAK, 25 - 27 MARET 2019

Upload: buinhi

Post on 19-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERTEMUAN

KOORDINASI TEKNIS PETUGAS

PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

REGIONAL KALIMANTAN

TA 2019

KEPALA DINAS PERKEBUNAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PONTIANAK, 25 - 27 MARET 2019

KEGIATAN

Prakata

Yang terhormat :

Direktur Perlindungan Perkebunan

Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi

Tanaman Perkebunan Medan, Surabaya, dan

Ambon

Kepala Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak

Para Kepala Bidang yang menangani Perlindungan di

Provinsi Regional Kalimantan

Para Kepala UPTD Provinsi yang membidangi

perlindungan perkebunan regional kalimantan

Para Narasumber dan undangan yang berbahagia

Selamat Malam, Salam

Sejahtera bagi Kita Semua

Om Swastiastu

Adil Ka’ Talino Bacuramin Ka’

Saruga Basengat Ka’ JubataPuji syukur kita haturkan ...

Pantun Selamat Datang

BATU KECUBUNG WARNA

UNGU DITATAH BERLIAN BATU

BERMUTU ADAT MELAYU

MENYAMBUT TETAMU

HAMPARKAN TIKAR LEBARKAN

PINTU

CANTIKNYA BURUNG

CENDRAWASIH TERBANG

SEKAWAN DI HARI PETANG

KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH

KEPADA BAPAK IBU YANG TELAH DATANG

SEKILAS KOTA PONTIANAK

Gambaran Umum

Kota Pontianak

Kota Pontianak terbagi 3 daratan yang berada di muara Sungai Kapuas dan Sungai Landak

Luas 107,82 Km² dengan jumlah penduduk 607,428 Jiwa(BPS Kota Pontianak)

2

1

3

6

7

5

8

9

10

11

13

14

12

15

17

KOTA PONTIANAK

4

18

16

1

KANTOR GUBERNUR

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2

Tugu

Digulis

Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu

Bundaran Untan oleh warga setempat, merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas

Tanjungpura, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kota Pontianak. Monumen yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H.

Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang

berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Kemudian, pada

tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan

saat ini. Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat,

yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan

terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat

pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor.

3

Ayani Mega Mall merupakan pusat perbelanjaan terbesar di KotaPontianak dan juga di Kalimantan Barat. Kawasan Ayani Mega Mall berdiri di atas lahan seluas 185.000 meter persegi, terdiri dari gedung mall dan lima blok ruko, sedangkan luas bangunan mall sendiri adalah 100.000 meter persegi, di Jalan Ahmad Yani yang berdekatan dengan Mercure Hotel. Mall ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan resmi dibuka pada 19 Mei 2005. Mall ini terdiri dari 4 lantai (G, 1, 2, 3) dengan anchor tenant seperti CinemaXXI, Hypermart, Matahari Department Store, Ace Hardware dan tenant-tenantberskala nasional maupun internasional lainnya.

4

Masjid Raya Mujahidin

Masjid Raya Mujahidin diresmikan Presiden RI Soeharto pada 23 Oktober 1978 bersamaan 20 Zulkaidah 1398 bertepatan Hari Jadi ke 207 Kota Pontianak. Kemudian ddirenovasi sejak November tahun 2011 dan diresmikan kembali oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo pada tanggal 20 Januari 2015.

5

Masjid Al Jihad yang terletak di Pontianak, Kalimantan Barat memiliki arsitektur khas dari berbagai etnis yakni Melayu, Dayak, China dan Jawa. Masjid yang berdiri sejak 1964 ini menjadi landmark pemersatu Kota Pontianak. Dominasi unsur Melayu tampak pada rangka bangunan utama dengan 2 tangga di samping kanan dan kiri serambi. Setiap lekuk ukiran yang melekat di kayu-kayu belian itu pun kental dengan nuansa Melayu dan Dayak. Sementara unsur Jawanya terlihat pada ukiran di tiang tangga. Tidak ketinggalan pula ciri khas budaya China di setiap sudut atap masjid yang berbentuk kepala naga. Kentalnya berbagai unsur budaya tersebut, merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan masjid dengan masyarakat. Sehingga masjid bukan lagi suatu bentuk yang terasa aneh di tengah lingkungan tertentu, seperti Dayak dan China.

6

Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat (Kalbar) ini terletak Komplek Perkampungan Budaya, Jalan Sutan Syahrir Kota Pontianak. Secara historis, pembangunan Rumah Adat Melayu ini dimulai dengan penancapan tiang pertama pada tanggal 17 Mei 2003 hingga selesai dibangun pada tahun 2005. Selanjutnya, pada tanggal 9 November 2005 Rumah Adat Melayu Kalbar diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

7

Rumah Radakng merupakan rumah panjang yang menjadi rumah adat bagi Suku Dayak yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Ini merupakan rumah adat terbesar yang ada di Indonesia dan menjadi sebuah landmark bagi kota Pontianak setelah Tugu Khatulistiwa. Rumah Radakng memiliki ukuran panjang 138 meter dengan tinggi 7 meter. Lokasinya berada di Jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak. Rumah adat raksasa tersebut telah diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, pada tahun 2013 silam.

8

Tempat wisata kuliner Pontianak tidak kalah dengan tempat wisata kuliner yang ada di kota lainnya. Tentu sudah menjadi hal yang lumrah apabila di setiap kota mempunyai masakan khas yang menjadi andalan kulinernya. Hal ini berlaku juga untuk tempat wisata kuliner Pontianak yang tentu mempunyai beberapa tempat wisata kuliner enak yang wajib untuk dicicipi dan dinikmati. Bahkan Kota Pontianak merupakan Kota Warung Kopi terbesar di Indonesia dengan julukan sebagai “Kota Seribu Satu Warkop”.

9

Paroki Santo Yoseph Katedral Pontianak merupakan paroki dari Gereja Katolik Roma di pusat Keuskupan

Agung Pontianak. Pembangunan gereja pertama sebagai pusat paroki dimulai sejak tahun 1908 oleh Prefek

Apostolik Dutch Borneo Mgr. Pacificus Bos, OFMCap. Bangunan tersebut dirubuhkan pada tahun 2011 untuk

dibangun gereja baru yang berkapasitas 3.000 orang. Gereja St. Yoseph yang baru dibangun dengan

perpaduan arsitektur Romawi dan Timur Tengah. Ornamen bernuansa Dayak mendominasi eksterior bangunan,

dan interiornya didominasi nuansa khas Tionghoa berpadu dengan gaya klasik Eropa; sementara arsitek yang

merancang eksterior gereja baru adalah arsitek Masjid Raya Singkawang --semakin memperkuat kesan Kalbar

yang multi etnis tempat umat berbagai agama hidup berdampingan. diresmikan pada 19 Desember 2014

oleh Gubernur Kalbar Drs. Cornelis MH, dan pemberkatannya pada 19 Maret 2015 --bertepatan dengan

Pesta St. Yosef menurut kalender liturgi Katolik Roma.

10

Pasar Sajuk Pontianak atau sering disebut dengan PSP merupakan pusat

cinderamata oleh-oleh khas Kalimantan Barat. Di kawasan ini terdapat lebih dari 30

kios yang menjual berbagai jenis aneka makanan khas, aksesoris, dan cinderamata.

Pusat oleh-oleh Pontianak ini buka dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam. Tidak perlu

kuatir apabila ingin berbelanja dalam jumlah banyak karena para pemilik kios

menyediakan jasa pengemasan paket secara gratis. Jadi para pengunjung tidak

perlu repot lagi nantinya, tinggal dibawa karena semuanya sudah terkemas rapi.

11 Taman Alun

Kapuas merupakan salah

satu lokasi wisata di

kota Pontianak Provinsi

Kalimantan Barat. Taman

yang merupakan salah

satu proyek ‘Waterfront

City’ dari Pemerintah Kota

Pontianak, dan sering

disebut dengan nama

Taman Alun-alun Kapuas

itu sendiri terletak di

Pinggiran Sungai Kapuas,

Pontianak, tepatnya

berada di depan

kantor walikota Pontianak

yakni di sekitaran

Jalan Rahadi Usman.

12

Istana ini merupakan peninggalan kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan

Syarif Abdurrahman pada 14 Rejab 1185 H bersamaan 23 Oktober 1771M dan

terletak 4 km dari pusat kota dan terletak di Kampong Dalam Bugis, Kecamatan

Pontianak Timur. Istana ini masih menyimpan berbagai macam benda peninggalan

seperti Singahsana, Kaca Pecah Seribu, Al-Quran tulisan tangan dan salasilah

keturunan Sultan Pontianak dari sultan pertama, Sultan Sharif Abddurahman Alkadrie

hingga kepada sultan kelapan, Sultan Syarif Hamid Alkadrie yang memerintah pada

tahun 1945.

13

Tugu Khatulistiwa atau Equator

Monument berada di

Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Sejarah

mengenai pembangunan tugu ini dapat

dibaca pada catatan yang terdapat di

dalam gedung. Tahun 1928 telah datang di

Pontianak satu ekspedisi Internasional yang

dipimpin oleh seorang

ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk

menentukan titik/tonggak garis equator di

kota Pontianak dengan konstruksi sebagai

berikut :

a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.

b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.

c.Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian

dalam.

d.Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan

duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam

ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga

menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang"

beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi

Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan

kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.

14

Di dalam kawasan Aloe Vera Center yang terletak di Jalan Budi Utomo, Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara ini juga terdapat Orchid Center, yaitu pusat pembudidayaan berbagai macam anggrek, termasuk anggrek hitam yang merupakan jenis anggrek khas Kalimantan yang kini sudah mulai langka. Aloe Vera Center Pontianak telah resmi didirikan pada tahun 2002 lalu, walaupun budidaya lidah buaya di Pontianak telah ada sejak tahun 1990. Pusat pembudidayaan tanaman lidah buaya ini berada di bawah pengawasan manajemen Pemerintah Kota Pontianak.Pembangunan kawasan ini merupakan hasil dari kerja sama antara Pemerintah Kota Pontianak dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat, serta pasrtisipasi dari pihak BPPT Serpong. Di kawasan ini kita bisa mencicipi dan bisa melihat sendiri bagaimana tanaman Aloe vera tersebut diolah secara higienis dengan memanfaatkan teknologi tepat guna menjadi tepung dan bermacam-macam jenis makanan khas, seperti: dodol, jelly, cokelat, minuman sari lidah buaya, teh dan berbagai macam jenis kuliner khas lainnya serta berbagai produk kecantikan.

15 Serasan Cafe terletak di jl.Tanjung Raya 2, khususnya di tepian sungai kapuas

yang memiliki nuansa alami dengan pemandangan-pemandangan indah.Serasan cafe disebut jugaCAFE TERAPUNG karena keberadaannya di atas sungai kapuas. Serasan Cafe menyediakan aneka masakan SEAFOOD. Serasan Cafe juga memiliki KAPAL WISATA, sehingga dapat melihat indahnya sungai kapuas sambil menikmati hidangan makanan.

16 Festival Meriam Karbit adalah sebuah

festival yang dilaksanakan di kalimantan

barat tepatnya di pesisir sungai kapuas,

beberapa minggu sebelum perayaan hari

raya idul fitri. Dibuat dari ruas-ruas

bambu, batang kelapa dan akhir-akhir ini

langsung diambil dari batang pohon,

diameternya bisa mencapai 60 cm.

Alkisah menurut sebagian para ahli

sejarah, raja pertama Pontianak Syarif

Abdurrahman Alkadrie ketika membuka

lahan untuk bertempat tinggal di

Pontianak sempat diganggu hantu-hantu.

Lalu Sultan kemudian memerintahan

pasukannya mengusir hantu-hantu itu

dengan meriam. Pontianak sebenarnya

adalah sebuah kota yang memiliki hantu

kuntilanak. Karena pada dasarnya

pontianak berasal dari kata Bunting dan

anak. atau dalam bahasa malaysianya

adalah Buntinganak. Ketika pada zaman

orde baru, perayaan meriam karbit

dilarang dan baru kembali diadakan

setelah era orde baru.

17 Kue Bingke Berendam adalah makanan khas Kota Pontianak yang sangat enak. Kue ini bertekstur lembut dan mempunyai rasa yang manis. Kue Bingke ini adalah makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras,

telur, gula dan santan. Proses pembuatannya harus 2 kali dipanggang baru bisa dimakan, pertama di atas api kompor kemudian di dalam oven untuk mematangkannya. Bingke mempunyai rasa original, keju, susu, istimewa, super serta rasa buah seperti pisang, ubi, pandan, dan jagung. Kue bingke sangat mudah di temui di Pontianak, apalagi menjelang bulan Ramadhan. Bingke mempunyai beraneka macam rasa yaitu rasa original, keju, susu, istimewa, super serta rasa buah seperti pisang, ubi, pandan, dan jagung.

18

Salah satu yang tidak bisa dilepaskan dari

masyarakat Kalimantan Barat dalam bulan

Ramadhan adalah pasar Juadah. Meskipun disebut

pasar, Juadah bukanlah sebuah tempat yang

menyediakan semua jenis kebutuhan seperti pasar-

pasar pada umumnya, bukan juga nama sebuah

tempat. Pasar Juadah hanyalah sebuah istilah yang

disematkan bagi pedagang makanan dadakan di

Kalimantan Barat khususnya kota Pontianak, yang

muncul hanya pada Bulan Ramadhan saja. Umumnya,

aktivitas Pasar Juadah dimulai dari pukul 13.30

hingga menjelang waktu berbuka puasa. Aneka

kuliner khas Pontianak (caikue, lemang, bingke

berendam, bubur pedas, es lidah buaya dan lain

sebagainya) maupun kuliner nusantara tersedia di

Pasar Juadah ini. Bukan hanya masyarakat muslim

saja, mereka yang diluar Islam pun kadang juga

merasa beruntung dengan munculnya Pasar Juadah.

Hal ini dikarenakan di Pasar Juadah banyak

bermunculan makanan tradisional yang sulit didapat

pada hari-hari biasa. Sehingga yang timbul bukanlah

sentimen agama tapi sentiment selera rasa.

4

TERWUJUDNYA

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

KALIMANTAN BARAT

MELALUI

PERCEPATAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

DAN PERBAIKAN

TATA KELOLA

PEMERINTAHAN

YANG SELARAS DENGAN TUPOKSI DISBUN

MISI 4 :

MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA

YAITU DENGAN MENGURANGI ANGKA

KEMISKINAN, DAN PENGANGGURAN

MEMPERTEGAS KEBERPIHAKAN

PEMERINTAH TERHADAP KELOMPOK

MASYARAKAT DAN WILAYAH YANG KURANG

BERUNTUNG, MENGHILANGKAN

DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI ASPEK

PELAYANAN SOSIAL, DAN MEMPERCEPAT

PROSES HILIRISASI DENGAN MEMPERKUAT

SINERGI ANTARA SEKTOR PERTANIAN DALAM

ARTI LUAS DAN SEKTOR PERTAMBANGAN

DENGAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

KALIMANTAN BARAT

VISI MISI

4

TUJUANMeningkatkan perekonomian masyarakat

SASARAN

Meningkatnya produksi komoditas

perkebunan dan Nilai Tukar Petani

Perkebunan Rakyat

4

1.Memfasilitasi usaha perkebunan rakyat yang

berwawasan agribisnis serta mendorong

peningkatan kinerja perkebunan besar

2. Peningkatan mutu dan nilai tambah hasil perkebunan

Strategi

4

Arah Kebijakan

1. Mensinergikan sumberdaya perkebunan untuk pengembangan

komoditi unggulan perkebunan yang produktif melalui

pemanfaatan teknologi budidaya dan pengolahan yang baik

(GAP & GHP) didukung pengembangan kemitraan usaha serta

penanganan gangguan usaha dan dampak perubahan iklim

2. Mensinergikan sumberdaya perkebunan melalui

pengembangan SDM & kelembagaan pekebun, diversifikasi,

teknologi pasca panen (GMP) dan promosi produk

1. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian yang direkomendasikan dalam praktek budidaya yang baik (GAP);

2. Dukungan pengamatan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) penting dan rekomendasi pengendalian OPT secara terpadu dan terkoordinasi;

3. Dukungan pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan/kebun Rakyat;

4. Kewajiban memiliki sistem pengendalian OPT dan kebakaran lahan/kebun pada perkebunan besar;

5. Pengembangan penerapan sistem pertaniankonservasi pada wilayah sentra perkebunan sesuaikaidah-kaidah konservasi tanah dan air;

7. Peningkatan penerapan teknologi ramahlingkungan (misalnya: Pembukaan Lahan TanpaBakar, pemanfaatan Agensia Pengendalian Hayati);

8. Penanganan kasus secara prioritas dan berjenjang oleh tim terpadu;

9. Optimalisasi penanganan konflik pada tingkat lapangan secara musyawarah, penggunaan jalur hukum sebagai pilihan terakhir;

10.Dukungan Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat di sekitar perkebunanbesar;

KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN APBD Provinsi Th. 2019

PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI KOMODITAS

PERKEBUNAN BERKELANJUTAN :

KEGIATANNYA TERDIRI DARI :

1. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TANAMAN

KARET

Kegiatan pengendalian penyakit Jamur Akar Putih

(JAP) pada tanaman karet seluas 50 Ha.

Dilaksanakan di kelompok tani yang berlokasi di

Kabupaten Sambas

2. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TANAMAN

LADA

Kegiatan pengendalian penyakit Busuk Pangkal

Batang (BPB) pada tanaman Lada seluas 25 Ha.

Dilaksanakan di kelompok tani yang berlokasi di

Kabupaten Sintang.

3. DEN FARM PENGEDALIAN HAMA/PENYAKIT

TERPADU

Kegiatan Demonstrasi farm Pengendalian Hama

Kumbang Kelapa (Oryctes sp) pada tanaman kelapa

seluas 50 ha. Dilaksanakan di kelompok tani yang

berlokasi di Kabupaten Mempawah.

KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

APBD Provinsi Th. 2019

4. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI GANGGUAN

USAHA DAN KONFLIK PERKEBUNAN

5. PENANGANAN GANGGUAN USAHA DAN KONFLIK

PERKEBUNAN OLEH TIM PEMBINA

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN (TP3P) PROVINSI

6. PEMBINAAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

KEBAKARAN PADA LAHAN KEBUN

7. PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERKEBUNAN

KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

APBD Provinsi Th. 2019

KETERKAITAN DINAS PERKEBUNAN DENGAN BPTP

1. Peran BPTP

❑ Menyediakan data hasil pengamatan perkembangan

OPT Penting dan Inventarisasi kasus GUP

❑ Menyediakan rekomendasi teknologi hasil pengujian

pengendalian OPT

❑ Menyediakan dukungan sumber daya penanganan

eksplosi OPT

❑ Menyediakan personil untuk kegiatan penanganan

OPT (APBD/APBN)

❑ Fasilitasi Brigade Proteksi dalam penanganan OPT dan

kebakaran kebun dan lahan

Mempercepat penyelesaian permasalahan konflik melalui :

1. Musyawarah untuk mufakat (win-win solution);

2. Penyelesaian ganti rugi lahan/ganti rugi tanam tumbuh;

3. Komunikasi intensif dan persuasif antara pihak yang

bersengketa dengan instansi terkait;

4. Fasilitasi melalui pertemuan;

5. Pembinaan Kemitraan Usaha;

6. Mempercepat pembangunan kebun plasma sesuai

peraturan dan ketentuan yang berlaku;

7. Penilaian Usaha Perkebunan;

8. Penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO);

9. Pemberdayaan PPNS;

10. Penerapan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

KEBIJAKAN PENANGANAN KONFLIK LAHANPERKEBUNAN

KENDALA PENANGANAN GUKP

1. Sulitnya koordinasi dalam penyelesaian masalah

karena melibatkan banyak pihak dan instansi terkait.

2. Adanya pihak ketiga (oknum) yang memanfaatkan

situasi konflik antara masyarakat dengan

perusahaan.

3. Lemahnya penegakan hukum.

4. Perbedaan persepsi terhadap peraturan dan

perundang-undangan yang terkait dengan

pembangunan perkebunan.

5. Terjadinya pergantian pimpinan/pejabat yang

menangani usaha perkebunan.

TERIMA KASIH

Demikian kami sampaikan, selamat bekerja kepada para peserta semuanya.

Pantun untuk Menutup Sambutan

SUNGAI KAPUAS AIRNYA BERSIH TEMPAT ORANG MEMANCING IKAN CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIHJIKA ADA SALAH MOHON DI MAAFKAN

Pontianak, Maret 2019