pertemuan 3-asesmen dan diagnosisc

Upload: rahma-wirda

Post on 18-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ffsgs

TRANSCRIPT

  • PSIKOLOGI ABNORMALPertemuan 3Assessmen Klinis, Diagnosis, dan Berbagai Pendekatan untuk Penanganan Gangguan

    Rina [email protected]*

  • PHYSICAL ASSESSMENT*

  • Masalah psikologi dlm beberapa kasus terkait dengan physical abnormalities diperlukan evaluasi medisPemeriksaan fisik diperlukan untuk mengukur integrasi struktur (anatomi) dan fungsi (fisiologis) otak yang berpengaruh thdp terbentuknya perilaku*

  • THE GENERAL PHYSICAL EXAMINATIONPemeriksaan fisik prosedur medical check up

    prosedur pengukuran untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu gangguan yang mungkin terkait dengan problem-problem fisik, misalnya somatoform, ketergantungan obat, organic brain syndromes, dsb.

    *

  • THE NEUROLOGICAL EXAMINATIONBertolak dari adanya keterkaitan antara brain pathology dengan gangguan mental (mis. menurunnya fungsi memori, gangguan motorik).Alat pendeteksi EEG (Electroencephalography) to assess brain wave patterns in awake and sleeping states hasilnya berupa rekaman/cetakan grafis ttg aktivitas elektrik dalam otakMisalnya penderita ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) hasil EEG menunjukkan adanya dysrhythmia (pola-pola yang tidak beraturan)*

  • Anatomical Brain ScansCAT scan (computerized axial tomography) menggunakan sinar X, dapat menunjukkan gambaran bagian otak yang mengalami gangguan

    CAT scan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) karena:Gambaran otak lebih tajam karena mampu membedakan jaringan-jaringan halus di otak Pengoperasiannya lebih sederhanaTidak ada efek radiasi*

  • PET Scans (Positron Emission Tomography)gambaran bagaimana berfungsinya organ ataupun metabolisme tubuh tracking senyawa dalam tubuh, seperti glukosa yang merupakan hasil metabolisme otak ataupun organ lainnyaGambaran aktivitas metabolisme terkait dengan diagnosis yang tepat ttg patologi otak, misal epilepsi, trauma pada kepala, stroke, tumor otak

    *

  • THE NEUROPSYCHOLOGICAL EXAMINATIONDigunakan untuk melihat lokasi kerusakan otakProsedur medis menggunakan EEG, CAT, PET dan MRI scanProsedur psikologis melibatkan penggunaan berbagai alat tes untuk mengukur aspek kognitif, perseptual, dan kemampuan motorik seseorang *

  • Pemeriksaan medis/biologis diperlukan bila ada dugaan munculnya gangguan perilaku yang disebabkan oleh faktor-faktor organikNamun bila gangguan psikologis muncul karena faktor-faktor non-organik digunakan asesmen psikososial*

  • PSYCHOLOGICAL ASSESSMENT*

  • DEFINISI

    Suatu bentuk evaluasi dan pengukuran sistematik terhadap faktor-faktor psikologis (sifat-sifat, skills, abilities, fungsi emosional), biologis, dan sosial pada diri individu yang menunjukkan kemungkinan mengalami gangguan psikologis dan dipergunakan untuk mengembangkan diagnosis*

  • The purposes

    Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk diagnosisMengidentifikasikan target-target untuk intervensi terapeutikMemonitor efek dari tritmen yang sudah diberikan sepanjang waktu

    *

  • Apa yang menjadi target dalam assessmen klinis ?Bagaimana klinisian / peneliti mampu menghadirkan dan mengidentifikasikan permasalahan, gejala-gejala umum, dan perilaku klien

    *

  • METODE PEROLEHAN DATAObservasiWawancaraTes psikologi *

  • OBSERVASIHal-hal yang diamati : external signs or cues dan ekspresi perilaku yang signifikan dengan diagnosisAmati pula penampilan umum klien seperti postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa dan kalimat verbal yang diucapkan, dsb.Bbrp psikolog mengikutsertakan peran a. trained observer lain sebagai teknik antar rater lebih valid b. significant others (orang tua, guru, teman, dsb) untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap *

  • Bedakan hasil Observasi Perilaku dengan Impresi / Kesan !

    *

    Observasi PerilakuImpresi / kesanIntonasi suara tinggi (observasi verbal)Mata subjek terlihat melotot, dahi berkerut, nafas terdengar tersengal-sengal (observasi non verbal) Subjek marahSubjek terlihat meringis, mata meyipit, menyipit, jari-jari tangannya memegang luka berdarah di kaki Subjek menahan rasa sakit

  • WAWANCARATeknik untuk memperoleh data mengenai kehidupan dan kepribadian seseorang/klien.Wawancara terkadang sangat tergantung pada apa yang menjadi perhatian atau concern interviewer. - Psikiater aspek biologis / fisik klien - Pekerja sosial sejarah kehidupan dan keadaan sosial ekonomi klien - Psikolog klinis menekankan rapport pada klien sebagai bagian dariterapi*

  • Interviewer juga dipengaruhi model / aliran psikologi apa dalam proses wawancara, misalnya : - psikoanalisis lebih byk bertanya ttg proses psikodinamika (masa lalu dan mimpi-mimpi klien) - behavioristik bagaimana pengaruh lingkungan thdp terbentuknya perilaku klien*

  • lanjutan...Errors, dalam hal : 1) proses interview tsb dan hubungan interviewee & interviewer diawal perlu rapport yg baik, adanya perasaan saling menghargai 2) munculnya kecemasan yang inkonsisten dari interviewee slm proses wawancara 3) interviewer tingkat pengalaman, pengetahuan, dan gaya / keunikan yang dimiliki akan sangat berpengaruh thdp interviewee

    *

  • Perlunya standardisasi membuat tipe wawancara yang terstruktur apa yang menjadi target wawancara bisa tercapai, proses wawancara bisa terarah. Hanya saja kendalanya terkesan kaku, kurang luwes.

    Model psikoanalisis asosiasi bebas wawancara tidak terstruktur, klien bebas mengungkapkan pikiran maupun perasaannya tanpa takut dikritik/dipengaruhi terapis

    Model humanistik client centered therapi mrpk non directive therapy Model behavioristik structured interview*

  • TES PSIKOLOGIDigunakan untuk :mengukur perilaku maladaptifperkembangan ketrampilan sosial yang dimilikikemampuan intelektualminatkerusakan otakmemahami dinamika kepribadian dan konflik yang dialami*

  • Bentuk Tes PsikologiProjective Personality Tests menghadirkan stimulus ambigu, misalnya bercak tinta, gambar, dan kalimat tidak lengkap. Klien akan merespon sbg bentuk proyeksi dari attitudes, motif-motif, maupun karakter kepribadian lainnya sesuai situasi yang dihadirkan dalam alat tes. Contoh : Tes Rorschach, Thematic Apperception Test (TAT).*

  • Objective Personality Tests ada alternatif jawaban, merupakan self-descriptive statements. Contoh : Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) terdiri dari 566 pernyataan true false utk mengetahui keadaan psikiatrik klien (hipokondriasis, psikopatik, paranoia, Schizophrenia, dsb). Contoh lain : Tes Inteligensi (WAIS), tes kerusakan otak (Bender - Gestalt)

    *

  • PENGGOLONGAN DAN DIAGNOSIS GANGGUAN*

  • Penggolongan / Klasifikasi ?Penempatan beberapa objek atau orang menjadi kategori-kategori berdasarkan sifat-sifatnya

    Fungsi penggolongan ?Membantu meramalkan perilakupenderita yang mengalami gangguan tertentu menunjukkan pola perilaku tertentu.Misal: Schizophrenia adanya halusinasi, waham, dsbMembantu mengidentifikasi populasi dengan pola perilaku abnormal yang serupaMisal: dari sekelompok penderita depresi, kita bisa tahu etiologi depresi*

  • Syaratnya ?Reliable Reliabilitas derajat dimana suatu alat ukur menghasilkan hasil yang sama ketika digunakan untuk mengukur hal yang sama.

    Kaitan dengan klasifikasi gangguan:Kesepakatan antara para ahli mengenai konsistensi gambaran gejala dari suatu gangguan. Oleh karena itu alat ukur perilaku abnormal yang reliabel harus menunjukkan hasil yang sama bila dilakukan pada kesempatan berbeda*

  • Validitasmampu mengukur apa yang hendak diukurterkait dengan klasifikasi sejauh mana diagnosis secara akurat mampu membantu kita membuat kesimpulan klinis mengenai perilaku individu yang sesuai dengan suatu kategori khususmis. penderita Schizophrenia penderita phobia orang yang tidak mengalami gangguan*

  • Penggolongan Perilaku AbnormalDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) - 4th edition Text Revision by American Psychiatric AssociationDi Indonesia Pedoman Penggolongan & Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) oleh DepKes RI DirJend Pelayanan Medik, 1993*

  • DSMmenggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik yang spesifikpenyebab gangguan mental tidak bisa didasarkan pada satu penyebab saja krn itu, ada kriteria yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, maupun faktor-faktor lingkungan

    *

  • Hal yang Harus Diperhatikan !DSM maupun PPDGJ menggolongkan gangguan, bukan orang-orangnya bukan menggolongkan orang sebagai Schizophrenik melainkan orang yang menderita SchizophreniaIngat bahwa proses Labeling / pemberian stigma khusus pada penderita gangguan punya efek yang merugikan bagi individu*

  • Hal lain yang harus diperhatikan dalam mendiagnosa seseorang : 1. Riwayat penyakit keluarga 2. Secara biologis, ada perbedaan tingkat hormon, neurotransmiter, dsb dibanding individu yang tidak mengalami gangguan perlu pemeriksaan medis*

  • sistem penggolongan multiaksial DSM-IV-TR*

  • Sistem multiaksial merupakan suatu pengukuran yang terdiri dari beberapa aksis, dimana masing-masing aksis menunjuk pada domain berbeda yang memberikan informasi untuk membantu klinisi merencanakan tritmen dan memprediksi hasil tritmen tsb*

  • DSM-IV-TR mengevaluasi individu berdasarkan pada lima aksis tidak hanya pada satu diagnosis saja

    Tiga aksis pertama (Aksis I III) mengukur kondisi status klinis individu saat ini (mutakir)*

  • Aksis I: Gangguan Klinis Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinisAksis II: Gangguan Kepribadian Retardasi MentalAksis III: Kondisi Medik UmumAksis IV: Masalah Psikososial & LingkunganAksis V: Global Assessment of Functioning (GAF)*

  • AKSIS IGangguan Klinis &Kondisi lain yang Menjadi Fokus Perhatian Klinismerupakan suatu penggolongan sindrom (kumpulan simtom/gejala) klinis atau kondisi lain yang terkait dengan masalah klinis.Gangguan klinis perilaku abnormal yg menyebabkan penurunan fungsi dan perasaan tertekan pd individukondisi lain yang terkait dengan masalah klinis permasalahan yang mungkin menjadi fokus diagnosis dan terapi, tapi tidak dapat didefinisikan sebagai gangguan psikologis (misal: Masalah akademik, relasi, dsb). Selain itu, terkait juga dengan faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (misal: depresi pasca operasi sehingga menghambat proses recovery)*

  • AKSIS IGangguan yang didiagnosa pertama ketika bayi, anak-anak, atau remaja (kecuali Retardasi Mental, didiagnosa pada Aksis II)*

  • AKSIS IIGangguan Kepribadian & Retardasi MentalTercakup didalamnya adalah pola perilaku maladaptif yang sifatnya persistenMempengaruhi hubungan antarpribadi dan proses adaptasi dengan lingkunganTermasuk pula dalam aksis ini : Retardasi Mental

    *

  • AKSIS IIIKondisi Medik UmumBerbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi munculnya gangguan mental individu.Misalnya : penyakit sistem pernafasan yang menahun dapat mempengaruhi kondisi psikologis (munculnya depresi) dsb. *

  • AKSIS IVMasalah Psikososial & LingkunganBerbagai situasi / kondisi psikososial & lingkungan yang dapat mempengaruhi proses diagnosis, penanganan, atau prognosis (prediksi) terhadap suatu ganggauan*

  • AKSIS VGlobal Assessment of Functioning (GAF)Sering disebut dengan istilah Skala GAF (GAF scale)Merupakan penilaian klinisian terhadap keseluruhan fungsi individu pada saat pemeriksaan (kondisi mutakir)Berguna untuk merencanakan bentuk tritmen dan mengukur efektifitasnyaSkala GAF terbagi atas 10 jangkauan/ranges dari fungsi individuMasing-masing deciles memiliki range 10 poin : - bagian pertama menunjukkan level simtom - bagian selanjutnya menunjukkan fungsi individu*

  • sebagai contoh :GAF Scale 41 50 menggambarkan gejala yang serius (mis.keinginan bunuh diri) dan bagian selanjutnya terdapat kesulitan dalam sosial, pekerjaan, ataupun sekolah (mis. tidak memiliki pekerjaan, teman, dsb)*

  • GAF : 91 - 100 81 90 71 80 61 70 51 60 41 50 31 40 21 30 11 20 1 10 0

    Semakin keatas, gejala dan disabilitas yang ditunjukkan semakin ringan*