pertemuan 2 formulasi i

46
FORMULASI I Tri Anita Sari, S.Farm., Apt

Upload: dyah-arum-anggraeni

Post on 16-Apr-2017

84 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 2   formulasi i

FORMULASI ITri Anita Sari, S.Farm., Apt

Page 2: Pertemuan 2   formulasi i

1. PENDAHULUAN

Definisi.

USP XXII : tablets are solid dosage forms containing medicinal substance(s) with or without suitable diluents.

Farmakope Indonesia Ed. IV : compresi/tablet adalah

sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Page 3: Pertemuan 2   formulasi i

JENIS – JENIS TABLET.

1. Oral Tablet For Ingestion . Compressed Tablets / Std. Compressed Tablet

(CT) . Multiple Compressed Tablets (MCT) - Layered Tablets

- Compression – Coated Tablets . Repeat Action Tablets . Delayed Action & Enteric Coated Tablets . Sugar & Chocolate Coated Tablets . Film Coated Tablets . Chewable Tablets

2. Tablets Used In The Oral Cavity . Buccal Tablets . Sublingual Tablets . Troches & Lozenges

Page 4: Pertemuan 2   formulasi i

3. Tablets Administered By Other Routes . Implantation tablets . Vaginal tablets

4. Tablets Used To Prepare Solutions . Effervescent Tablets

Page 5: Pertemuan 2   formulasi i

Bentuk Sediaan %

Tablets 45,8 Capsules 13,0 Liquid Oral 16,0 Injections 15,0 Topicals 3,0 Eye Preparations 1,8

Suppositories & Pessaries 3,3 Aerosols (Inhalation) 1,2

Others 0,3

Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak diproduksi.

Page 6: Pertemuan 2   formulasi i

Keuntungan tablet vs kapsul/sirup :

1. Lebih murah2. Lebih ringan & lebih kompak3. Pengemasan & transportasinya lebih mudah &

murah4. Identifikasinya lebih mudah & lebih murah5. Lebih mudah ditelan

Kekurangan tablet :

1. Beberapa bahan obat sulit dikompresi (voluminous)

2. Obat-obat yang pahit dan berbau harus disalut

Page 7: Pertemuan 2   formulasi i

2. TAHAPAN PENGEMBANGAN PRODUK

Page 8: Pertemuan 2   formulasi i

1. Desired product performance- Target Product Profile (TPP)

2. Preformulation study

Page 9: Pertemuan 2   formulasi i

3. Product Design

3.1. Identifikasi lokasi pelepasan obat dalam G.I.T

3.2. Pemilihan metode pembuatan3.3. Pemilihan eksipien3.4. Optimasi formula3.5. Uji stabilitas3.6. Uji BA-BE

Page 10: Pertemuan 2   formulasi i

3.1. Identifikasi lokasi pelepasan obat dalam G.I.T

Klasifikasi obat untuk pemakaian per oral :

a. obat-obat yang bekerja lokal mis: Antasida b. obat-obat yang bekerja sistemik

Lokasi pelepasan yang optimum

1. dimana bahan obat paling baik diabsorpsi 2. bagaimana stabilitas bahan obat pada segmen-segmen G.I.T tersebut.

Page 11: Pertemuan 2   formulasi i

3.2. Pemilihan Metode Pembuatan

1. Granulasi basah (GB)2. Granulasi kering

(GK)3. Cetak langsung (CL)

GB GK CL1. Milling bahan obat &

eksipien2. Pencampuran3. Pembuatan larutan bahan pengikat.4. Pembuatan masa granul5. Pengayakan masa 6–12

mesh6. Pengeringan7. Pengayakan granul 14-20

mesh8. Penambahan lubrikan &

disinte- gran9. Kompresi

1. Milling bahan obat

2. Pencampuran3. Slugging4. Pengecilan

ukuran5. Penamb.

lubrikan & disintegran6. Kompresi

1. Milling obat 2.

Pencampuran

3. Kompresi

Page 12: Pertemuan 2   formulasi i

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan

metode pembuatan

1. Dosis2. Kompaktibilitas3. Aliran

4. Stabilitas terhadap air & panas

Page 13: Pertemuan 2   formulasi i

Siklus proses pencetakan tablet dengan mesin “single punch”

filling compaction

ejection

Page 14: Pertemuan 2   formulasi i

Siklus proses pencetakan tablet dengan mesin “rotary”

Page 15: Pertemuan 2   formulasi i
Page 16: Pertemuan 2   formulasi i

kecil(< 50 mg)

DOSIS

ALIRAN STABILITAS thdAIR & SUHU

KOMPAKTIBILITAS

besar

baik

jelek

GK

baik

jelek

baik jelek

CL

CL/GB

GBAq GBNaq

Diagram pemilihan metode pembuatan tablet

Page 17: Pertemuan 2   formulasi i

3.3. Pemilihan eksipien.

International Pharmaceutical Excipient Council (ICPE):

setiap bahan selain dari bahan obat yang telah dieva-

luasi keamanannya dan digunakan dalam formulasi utk

tujuan : ~ memudahkan proses manufaktur ~ meningkatkan stabilitas, bioavailabilitas atau akseptabilitas pasien ~ meningkatkan keamanan dan khasiat produk

Page 18: Pertemuan 2   formulasi i

Eksipien tablet.1. Pengisi2. Pengikat3. Disintegran4. Glidan5. Lubrikan6. Antiadherent7. Lain-lain : . surfaktan . bahan pewarna . flavor & sweeteners . adsorbent8. Bahan pembawa cetak langsung

Page 19: Pertemuan 2   formulasi i

1. PengisiFungsi : meningkatkan masa (bulk) tablet sehingga formula sesuai untuk dikompresi

Page 20: Pertemuan 2   formulasi i

2. Pengikat. Fungsi : meningkatkan kohesivitas serbuk membentuk granul yang pada proses kompresi dapat membentuk masa tablet yang kompak.

Page 21: Pertemuan 2   formulasi i

Cara penambahan bahan pengikat :1. dicampurkan kering kemudian masa dibasahi

dengan air, alkohol atau campuran air-alkohol2. dilarutkan dulu dalam pelarut/dalam bentuk

musilago sebelum ditambahkan

Note : cara 2 lebih baik

Page 22: Pertemuan 2   formulasi i

Faktor-2 yang mempengaruhi efisiensi pengikat:

1. Konsentrasi pengikat . konsentrasi > kekuatan granul/tablet

>2. Interaksi pengikat-bahan obat3. Distribusi pengikat

Page 23: Pertemuan 2   formulasi i

3. Disintegran. Fungsi : memudahkan hancurnya tablet setelah kontak dengan cairan GIT

Page 24: Pertemuan 2   formulasi i

Cara penambahan disintegran :1. Internal2. Eksternal3. Kombinasi

Mekanisme kerja disintegran :1. Swelling (mengembang)2. Wicking (porositas & kapilaritas)3. Deformation

Page 25: Pertemuan 2   formulasi i

4. Glidan Fungsi : memperbaiki aliran granul/campuran serbuk

Page 26: Pertemuan 2   formulasi i

5. Lubrikan. Fungsi : mengurangi friksi antara granul/tablet dengan dinding die pada saat kompresi

Page 27: Pertemuan 2   formulasi i

6. Antiadherent. Fungsi : mencegah melekatnya granul / tablet pada permukaan punch

Bahan % pemakaian

Talc 1-5Metalic stearates <1Cornstarch 3-10Cab-O-Sil 1-3Syloid 0,5-3Sod lauryl sulphate <1D-l leucine 3-10

Page 28: Pertemuan 2   formulasi i

Kombinasi lubrikan

Bahan Glidan Antiadherent

Lubricant

Metalic stearates - + ++Talc + ++ -

Stearic acid o - +High m.p waxes o - ++Corn starch ++ ++ -

Keterangan: o : tidak mempunyai + : baik - : jelek ++: baik sekali

Page 29: Pertemuan 2   formulasi i

Cara penambahan:

1. Langsung ditambahkan pada granul -> tidak efisien2. Dicampur terlebih dahulu dengan sebagian “fines”, kemudian dicampurkan ke dalam granul -> efisien3. Dilarutkan dalam larutan granulasi

Catatan: waktu pencampuran lubrikan 5-10 menit

Page 30: Pertemuan 2   formulasi i

7. Lain-lain

. Bahan pewarna

Fungsi : - membedakan dari produk lain - estetika

Klasifikasi FDA : - FD&C colors - D&C colors - external D&C colors

Page 31: Pertemuan 2   formulasi i

Cara penambahan

1. Dilarutkan/didispersikan dalam larutan bahan pengikat.

Dapat terjadi migrasi, terutama pada pelarut alkohol

Cara mencegah migrasi :menambahkan 5-10% MCC

2. Dicampurkan kering

Page 32: Pertemuan 2   formulasi i
Page 33: Pertemuan 2   formulasi i
Page 34: Pertemuan 2   formulasi i
Page 35: Pertemuan 2   formulasi i

. Flavor & sweeteners. Fungsi : memperbaiki rasa sediaan

Contoh: - Menthol

- Chocolate - Fruit flavors - NaCl : merupakan flavor modifier penting untuk

mengatasi rasa manis yang memualkan Untuk memperbaiki rasa flavor : 1. kombinasi flavor 2. tambahkan flavor enhancer 3. tambahkan flavor modifier

Page 36: Pertemuan 2   formulasi i

Cara penambahan flavor :

1. Kering dalam bentuk “spray dried beadlets” (butir2)

2. Dalam bentuk minyak a. diencerkan dengan alkohol dan disemprotkan. b. diadsorbsikan pada eksipien

Sweeteners. . Sodium sacharin . Sodium cyclamate

Page 37: Pertemuan 2   formulasi i

Adsorbent.Fungsi : mengadsorbsi cairan (minyak, campuran

eutektik, ekstrak cair) supaya dapat dicampurkan

kedalam tablet

Contoh :

- Silicon dioxide : Syloid, Cab-O-Sil, Aerosil- Clays : bentonite, kaolin- Mg Silicate- Mg Carbonate- Mg Oxide- Mg Tricalcium phosphate

- Starch

Page 38: Pertemuan 2   formulasi i

8. Bahan pembawa cetak langsung Syarat : 1. sifat alir baik 2. kompaktibilitas baik

Page 39: Pertemuan 2   formulasi i

Comparative Properties of Some Diluentsa

Diluents Compressibility

Flow-abiliy

Solubili-ty

Disinte-gration

Hygros-copicity

Lubrici-ty

Stabili-ty

Dextrose 3 2 4 2 1 2 3SDL 3 5 4 3 1 2 4Fast-Flo 4 4 4 4 1 2 4Anh. lactose 2 3 4 4 5 2 4Emdex 5 4 5 3 1 2 3Sucrose 4 3 5 4 4 1 4Starch 2 1 0 4 3 3 3STA-Rx 1500 3 2 2 4 3 2 4Dical.phosph. 3 4 1 2 1 2 5Emcompress 3 4 0 4 1 1 5Avicel 5 1 0 2 2 4 5

Note. 0 : poor/low 5 : good/high

Page 40: Pertemuan 2   formulasi i

API

Formulasi

Eksipien

Karakteristik sediaan :. Bobot. Ukuran. Kekerasan (4-8 kP). Kerapuhan (< 1%). Waktu hancur (< 15 menit) . Disolusi (sesuai Farmakope). Stabilitas

3.4. Optimasi formula

Page 41: Pertemuan 2   formulasi i

Masalah-masalah pada proses manufaktur

Sumber penyebab masalah :1. Alat2. Formula3. Kombinasi keduanya

Masalah yang bisa terjadi :1. Capping & lamination2. Picking & sticking3. Mottling4. Variasi bobot5. Variasi kekerasan6. Double impression

Page 42: Pertemuan 2   formulasi i

1. Capping

Penyebab :1. Granul terlalu kering2. “Fines” terlalu banyak3. Bentuk punch4. Die yang aus5. Pengaturan punch bawah yang tidak tepat

Page 43: Pertemuan 2   formulasi i

2. Picking & sticking

Penyebab : 1. MC terlalu besar 2. bahan pengikat kurang/kurang efektif 3. lubrikan kurang/kurang efektif 4. adanya bahan dengan titik lebur rendah

Page 44: Pertemuan 2   formulasi i

3. Mottling.

Penyebab :1. Warna bahan obat/degradasinya beda dengan warna

eksipien2. Terjadi migrasi bahan pewarna

Page 45: Pertemuan 2   formulasi i

4. Variasi bobot.

Penyebab : 1. Ukuran & distribusi ukuran granul/campuran 2. Aliran masa yang kurang baik - glidan kurang/kurang efektif - pencampuran glidan kurang baik - kecepatan mesin terlalu tinggi - desain “hopper” 3. Variasi punch -> pada mesin rotary

Page 46: Pertemuan 2   formulasi i

5. Variasi kekerasan.

Penyebab : seperti no.4