pertemuan 11 sistem komunikasi kelompok · norma atau etika kelompok 6. jaringan komunikasi serta...

14
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1 Copyright © September 2019 PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK Kompetensi Dasar: Mahasiswa mengerti dan memahami sistem komunikasi dalam kelompok. Sumber: 1) Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rachmat, 2013, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2) Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. 3) Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 4) Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi antara mereka yang memiliki kesamaan dalam hal budaya, linguistik, dan/atau geografi. Hal ini ditegaskan oleh Rakhmat (2001 :140) yang menyatakan bahwa komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran. Secara Teori Komunikasi Kelompok merupakan sebuah kegiatan atau interaksi yang dilakukan oleh beberapa orang di dalam sebuah perkumpulan seperti pertemuan, diskusi, rapat atau berkumpul di suatu tempat dengan jumlah peserta yang relatif kecil. Dengan kata lain, komunikasi kelompok adalah sebuah pertukaran informasi atau pesan yang terjadi secara langsung atau bertatap muka antara tiga orang atau lebih. Peran Komunikasi Kelompok bukan hanya sebagai sarana atau alat pertukaran informasi saja, melainkan memiliki puluhan peran yang sejalan dengan tujuan dari dibentuknya sebuah kelompok. Tujuan dibentuknya sebuah kelompok secara tidak langsung sebenarnya akan menjadi tujuan dari komunikasi kelompok itu sendiri. Namun, untuk mencapai sebuah tujuan komunikasi kelompok yang efektif dan menghasilkan sebuah Komunikasi yang Efektif tentunya haruslah melewati beberapa Tahap-tahap Komunikasi. Tahap-tahap atau proses Komunikasi Lisan di dalam sebuah kelompok tentunya dipengaruhi juga oleh beberapa komponen atau Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Kelompok yang sedang berjalan, karena faktor faktor inilah yang nantinya akan berpengaruh terhadap tujuan komunikasi kelompok tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Usia dan ukuran kelompok 2. Persepsi ataupun pikiran dari anggota kelompok 3. Status dan budaya pada anggota kelompok 4. Struktur kepemimpinan atau kepengurusan kelompok

Upload: others

Post on 12-Jul-2020

41 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1 Copyright © September 2019

PERTEMUAN 11

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

Kompetensi Dasar:

Mahasiswa mengerti dan memahami sistem komunikasi dalam kelompok.

Sumber:

1) Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rachmat, 2013, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

2) Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

3) Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

4) Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth

Publishing Company.

Pengertian Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi antara mereka yang

memiliki kesamaan dalam hal budaya, linguistik, dan/atau geografi. Hal ini ditegaskan oleh

Rakhmat (2001 :140) yang menyatakan bahwa komunikasi kelompok digunakan untuk saling

bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan

perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.

Secara Teori Komunikasi Kelompok merupakan sebuah kegiatan atau interaksi yang

dilakukan oleh beberapa orang di dalam sebuah perkumpulan seperti pertemuan, diskusi,

rapat atau berkumpul di suatu tempat dengan jumlah peserta yang relatif kecil. Dengan kata

lain, komunikasi kelompok adalah sebuah pertukaran informasi atau pesan yang terjadi secara

langsung atau bertatap muka antara tiga orang atau lebih. Peran Komunikasi Kelompok

bukan hanya sebagai sarana atau alat pertukaran informasi saja, melainkan memiliki puluhan

peran yang sejalan dengan tujuan dari dibentuknya sebuah kelompok. Tujuan dibentuknya

sebuah kelompok secara tidak langsung sebenarnya akan menjadi tujuan dari komunikasi

kelompok itu sendiri.

Namun, untuk mencapai sebuah tujuan komunikasi kelompok yang efektif dan menghasilkan

sebuah Komunikasi yang Efektif tentunya haruslah melewati beberapa Tahap-tahap

Komunikasi. Tahap-tahap atau proses Komunikasi Lisan di dalam sebuah kelompok tentunya

dipengaruhi juga oleh beberapa komponen atau Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Kelompok yang sedang berjalan, karena faktor – faktor inilah yang nantinya akan

berpengaruh terhadap tujuan komunikasi kelompok tersebut. Faktor-faktor tersebut antara

lain :

1. Usia dan ukuran kelompok

2. Persepsi ataupun pikiran dari anggota kelompok

3. Status dan budaya pada anggota kelompok

4. Struktur kepemimpinan atau kepengurusan kelompok

Page 2: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2 Copyright © September 2019

5. Norma atau etika kelompok

6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok

7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

8. Cara berkomunikasi dan kemampuan berkomunikasi

9. Jenis dan fungsi kelompok

PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.

Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang

untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua

aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan

pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan

pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk

memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan

masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam sesuatu

kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau

mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci

kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.

Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan di atas tersebut, yaitu :

a. elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang

penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok

dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara

serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain.

Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara

teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok

apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang

lain.

b. elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka

waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok

mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini

akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat

sementara.

c. elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk.

Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang

memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah

anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap

anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok

lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota

mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu

melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi

pertama.

d. elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam

suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat

mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

Page 3: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3 Copyright © September 2019

Tujuan Komunikasi Kelompok

Dari beberapa faktor-faktor di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap kelompok akan

memiliki sebuah citra yang baik di mata masyarakat jika seluruh faktor di atas dapat dipenuhi

dan digunakan atau dilakukan dengan baik. Ketika faktor-faktor di atas sudah dilakukan

dengan baik, maka tujuan dari sebuah komunikasi kelompok akan langsung terlihat oleh

setiap anggota kelompok. Tujuan komunikasi kelompok sebenarnya akan paling dipengaruhi

oleh jenis dan fungsi dari sebuah kelompok itu sendiri. Sebagai contoh, tujuan dari

komunikasi kelompok yang dilakukan oleh siswa sekolah tentunya akan berkaitan dengan

kegiatan sekolah yang mereka kerjakan secara berkelompok. Meskipun begitu, secara garis

besar komunikasi kelompok memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menjalin hubungan sosial antar individu

2. Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik

3. Menjadi sarana atau alat terapi diri

4. Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan

5. Membuat sebuah keputusan

6. Menghasilkan sebuah solusi

7. Menjadi media penghubung antar pihak

8. Menyusun rencana atau kegiatan kelompok

9. Memecahkan masalah yang dihadapi

10. Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

Sebuah kelompok yang dibentuk pastinya akan memiliki sebuah tujuan, di mana tujuan

tersebut akan dikomunikasikan secara terus menerus oleh setiap anggota kelompok. Tujuan

komunikasi kelompok secara langsung maupun tidak langsung akan terlihat pada sebuah

kelompok yang kita ikuti. Dari tujuan komunikasi kelompok di atas, tentunya kita sudah

memahami kenapa dan mengapa sebuah kelompok itu dibentuk.

Klasifikasi Kelompok

Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Dikatakan kelompok jika terdapat kesadaran

dan ikatan antara yang mempersatukan anggotanya.

Menurut Baron & Byrne (1979:558), kelompok memiliki dua tanda psikologis yaitu:

pertama, anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sence of belonging).

Kedua, nasib anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam

cara tertentu dengan hasil yang lain.

Seseorang memilih suatu kelompok untuk memenuhi kebutuhannya di dalam konteks sosial.

Kelompok menurut Charles Pavitt & Ellen Curtis, yaitu:

• Produktifitas

• Morale

Page 4: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4 Copyright © September 2019

Menurut Gerald Wilson dan Michael Hanna ada 3 hal yang membuat seseorang masuk

dalam suatu kelompok, yakni:

1. Daya tarik anggota kelompok

2. Daya tarik kegiatan & tujuan kelompok

3. Daya tarik menjadi anggota kelompok

Menurut JF Cragan dan David Wright, mengklasifikasikan kelompok menjadi 4 bagian

yaitu:

1. Primary Group dan Secondary Group (kelompok primer dan kelompok sekunder)

2. Ingroup dan Outgroup

3. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan (Membership group dan Reference

group)

4. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Peskriptif.

1. Primary Group dan Secondary Group (kelompok primer dan kelompok sekunder)

Menurut Charles Horton Cooley (1999) mendefinisikan kelompok primer dan sekunder,

yaitu:

a. Kelompok primer: hubungan antar anggota keluarga, teman-teman sepermainan yang

lebih akrab, lebih pribadi, lebih menyentuh hati.

b. Kelompok sekunder: hubungan antar anggota yang tidak terlalu dekat, tidak akrab,

impersonal, tidak menyentuh hati.

2. In Group dan Out Group

Sumner membagi kelompok menjadi ingroup dan outgroup. Berikut penjelasannya.

a. In group (kelompok “kita”) merupakan kelompok dalam, dapat berupa kelompok

primer maupun sekunder.

contoh : Keluarga In group primer

Fakultas tempat kita belajar In group sekunder

b. Out group (kelompok “mereka”) merupakan kelompok luar. Seperti letak geografis,

suku bangsa, ideologi, profesi.

contoh : orang yang berbeda suku dengan kita.

3. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership

group) dan kelompok rujukan (reference group).

a. Kelompok Keanggotaan: Kelompok di mana individu secara administratif dan fisik

menjadi anggota kelompok itu.

Page 5: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5 Copyright © September 2019

b. Kelompok rujukan: Kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk

menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

- Jika anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya

bersikap rujukan positif (+).

- Jika anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya tidak

bersikap rujukan negatif ( - )

Contoh :

Saya kuliah di BSI BSI = kelompok keanggotaan saya

Saya tidak mau mengikuti / menyesuaikan diri dengan nilai-

nilai (norma-norma) yang ada di BSI BSI = rujukan (-)

4. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori:

a. Kelompok Deskriptif: klasifikasi kelompok dengan melihat proses

pembentukannya secara alamiah. Kelompok deskriptif dibagi menkadi 3, yaitu :

kelompok tugas (kelompok pemecah masalah), kelompok pertemuan (kelompok

terapi di RS) dan kelompok penyadar (kelompok keamanan)

b. Kelompok Preskriptif: klasifikasi kelompok menurut langkah-langkah rasional

yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya. Terdapat

enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi

panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi Kelompok dalam perilaku komunikasi, yaitu:

Konformitas, Fasilitasi sosial, dan Polarisasi

a. Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok

sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam

kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk

mengatakan dan melakukan hal yang sama.

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok

sebagai akibat tekanan kelompok, baik yang nyata maupun yang dibayangkan (Kiesler

dan Kiesler dalam Rakhmat, 2001 : 150). Konformitas dipengaruhi oleh faktor situasional

dan faktor personal.

Yang termasuk dalam faktor situasional yang mempengaruhi konformitas kelompok

adalah berbagai karakteristik kelompok seperti kejelasan situasi, konteks situasi, cara

menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat

kesepakatan kelompok. Sementara itu, faktor personal yang mempengaruhi konformitas

mencakup berbagai karakteristik personal seperti usia, jenis kelamin, stabilitas emosional,

otoritarianisme, kecerdasan, motivasi, dan harga diri.

Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan anda

untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan

Page 6: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6 Copyright © September 2019

rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota

kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju

juga.

b. Fasilitas Sosial

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau

peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.

Menurut Allport, yang dimaksud dengan fasilitasi sosial adalah prestasi individu yang

meningkat karena disaksikan kelompok. Inti dari fasilitasi sosial adalah kehadiran

kelompok dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan.

Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz

(1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit

energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya

didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi

kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan.

Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah

yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah,

terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah

respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi

kualitas kerja individu.

Contoh :

Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya . Akan tetapi,

ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (baca: Geng Nero), maka

perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran

dibuatnya, karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat

diam dan kalem.

c. Polarisasi

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi

kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah

diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu.

Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan

tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang negatif, di antaranya adalah:

(1) Kecenderungan ke arah ekstremisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih

jauh dari dunia nyata yang menciptakan peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan

(2) Polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam kelompok gerakan sosial atau politik.

Page 7: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7 Copyright © September 2019

Tahap Perkembangan Kelompok

Terdapat empat tahapan perkembangan suatu kelompok, yaitu:

1. Orientasi (Pengenalan)

Masing-masing anggota kelompok saling mengenal satu sama lainnya. Pada tahap orientasi

ini terjadi :

• Penjelasan, maksudnya dari tahap pengenalan semakin jelaslah keinginan tiap-tiap

anggota untuk membentuk kelompok. Dan kemudian timbul,

• Kesepakatan untuk membentuk kelompok. Karena kelompok terdiri atas beberapa

orang, maka

• Masing-masing anggota mencari arah tujuan kelompok tersebut dan saling

mengungkapkan pendapat dan ide-ide yang tentulah berlainan.

Dari ide-ide yang berlainan dengan tujuan yang berlainan pula maka timbul tahap yang ke 2

yaitu: Konflik.

2. Konflik

Pada tahap ini penuh dengan perdebatan tentang ide-ide yang disampaikan oleh anggota

kelompok untuk mencari cara penyelesaian tugas yang tepat.

3. Kemunculan (Emergence)

• Hilangnya konflik dan berargumentasi, tetapi kemunculan kembali keragu-raguan.

• Kelompok mencapai kesepakatan untuk mencapai tujuan berdasarkan ide-ide dari

anggota kelompok.

• Hal ini terjadi karena konflik yang ada telah berkurang begitu juga dengan argumen-

argumennya.

• Namun dari kesepakatan itu pula timbul keragu-raguan, “Apakah bisa” atau “apakah

benar” tujuan akan tercapai?

Akan tetapi keragu-raguan akan hilang ketika mamasuki tahap yang ke 4, yaitu :

Penguatan (Reinforcement)

4. Penguatan (Reinforcement)

• Masing-masing anggota kelompok menguatkan keputusan yang mereka ambil itu

akan mendorong dalam pencapaian tujuan kelompok bila ada rasa kebersamaan dalam

kelompok.

• Karena ada penguatan maksud dan tujuan itu akan menciptakan suatu kelompok yang

kompak, maka akan berkuranglah argumen-argumen yang ada karena anggota

kelompok menyadari bahwa telah berada pada tahap akhir untuk mencapai tujuan.

• Kesadaran yang timbul diantara anggota kelompok akan membuat akan

menimbulkan usaha mengungkapkan pendapat yang menuju pada kepentingan

kelompok. Kemudian anggota kelompok mendapatkan tugas-tugas tetentu untuk

memudahkan dalam mencapai tujuan.

Page 8: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8 Copyright © September 2019

Keefektifan Kelompok

Keefektifan Kelompok adalah pencapaian tujuan melalui kerjasama antar anggota kelompok.

Anggota kelompok saling bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu melaksanakan

tugas kelompok dan memelihara moral para anggota kelompok. Keefektifan kelompok

dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal. Yang termasuk dalam faktor

situasional keefektifan kelompok mencakup ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi

kelompok, dan kepemimpinan.

Sedangkan, yang termasuk dalam faktor personal keefektifan kelompok mencakup kebutuhan

interpersonal dan proses interpersonal. Kebutuhan interpersonal meliputi inklusi, kontrol,

afeksi, tindak komunikasi, peranan. Proses interpersonal meliputi keterbukaan, percaya, dan

empati.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KELOMPOK

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:

a. melaksanakan tugas kelompok

b. memelihara moral anggota-anggotanya.

Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok disebut Prestasi (Performance) tujuan

kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk

saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari

beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat

memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua factor, yaitu: (a) factor situasional (karateristik

kelompok dan (b) factor personal (karateristik para anggota kelompok).

A. Faktor situasional meliputi:

(1) Ukuran kelompok,

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance

bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan

tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan

yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok

berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, atau keputusan.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok

adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen

(mencapai satu pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan kelompok kecil

supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan

sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas.

Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai kegiatan

gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

(2) Jaringan komunikasi,

Page 9: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9 Copyright © September 2019

Bagan atau gambar Jaringan Kelompok Roda, Rantai, Y, Lingkaran, dan Jaringan

Kelompok Bintang secara lebih lengkap dapat dilihat di buku Jalaluddin Rahmat,

Psikologi Komunikasi.

Gambar 1. Bagan Jaringan

Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus

perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap

anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya.

Pada jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat

berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi dengan dengan D, dan

begitu seterusnya.

Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-

orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat

berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya.

Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan

dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini

tidak ada pemimpin .

Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua

saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota

kelompok yang lain.

Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa jaringan

komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi,

menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi.

Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak memusat, adalah yang paling

lambat dalam memecahkan masalah. Jaringan komunikasi lingkaran cenderung

melahirkan sejumlah kesalahan.

Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa pola komunikasi yang paling

efektif adalah pola semua saluran. Mengapa? Karena pola semua saluran tidak

terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling memberikan kepuasan

kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu berhubungan

dengan masalah yang sulit.

Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah.

Page 10: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10 Copyright © September 2019

(3) Kohesi kelompok,

Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan

interpersonal yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.

Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk

tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok.

Kohesi kelompok diukur dari :

a. keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain

b. ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok

c. sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan

kebutuhan personalnya.

Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif,

sebagai berikut :

a. Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan kelompok. Jika

gagasannya sesuai dengan mayoritas anggota kelompok.

b. Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi.

Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan.

c. Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi

komunikasi di antara anggota-anggota kelompok.

d. Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok, kelompok yang

lebih kohesif akan cenderung menolak pesan.

e. Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat meningkatkan

kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan.

(4) Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok

untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling

menentukan keefektifan komunikasi kelompok.

Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.

a. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Otokratis, seorang Pemimpin atau Manajer Otokratis

tidak memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan.

Pengambilan Keputusan dengan gaya kepemimpinan Otokratis ini biasanya tidak

melakukan konsultasi atau mendengarkan gagasan dari bawahan terlebih dahulu.

Gaya kepemimpinan ini sangat berguna pada saat keputusan harus diambil

secepatnya atau ketika keputusan tersebut tidak memerlukan masukan maupun

kesepakatan dengan tim atau bawahannya. Manajer atau Pemimpin yang

menggunakan gaya otokratis ini harus memiliki keahlian pada bidang dimana dia

harus mengambil keputusan dan kemampuan dalam mempengaruhi anggota Tim

ataupun bawahannya untuk bekerja sama agar tercapainya tujuan yang

dikehendakinya.

Namun di sisi negatifnya, anggota Tim atau bawahannya akan merasa tidak

dihargai sehingga berkurangnya motivasi kerja dan mengakibatkan tingginya

tingkat absensi dan pertukaran karyawan.

Page 11: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11 Copyright © September 2019

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Demokratis, Seorang Pemimpin atau Manajer

biasanya meminta pendapat atau nasehat dari anggota Tim atau bawahannya

sebelum mengambil keputusan. Anggota Tim ataupun bawahannya didorong

untuk lebih kreatif dan diberi kesempatan untuk menyampaikan saran atau

gagasan mereka meskipun keputusan terakhir masih berada di tangan Manajernya.

Keputusan terakhir yang diambil pada dasarnya merupakan kesepakatan dari

anggota tim dengan pemimpinnya atau bawahan dengan manajernya.

Karyawan atau anggota Tim yang bekerja di bawah gaya kepemimpinan

manajemen Demokratis ini cenderung lebih bersemangat dan memiliki kepuasan

kerja dan produktivitas yang tinggi. Namun di sisi negatifnya, gaya kepemimpinan

Demokratis ini akan kurang efektif jika dihadapi dengan permasalahan atau situasi

yang mengharuskan pemimpin atau manajernya mengambil keputusan yang cepat.

c. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

Dalam Manajemen yang mengadopsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire, Manajer

atau Pemimpin akan memberikan bawahan kebebasan penuh dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya dan tentunya dengan

batas waktu yang telah ditentukan oleh Manajer mereka. Para Manajer akan

memberikan pendapat dan bimbingan ataupun sumber daya lainnya jika

diperlukan.

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire ini menghasilkan motivasi dan kepuasan kerja

karyawan yang tinggi. Namun akan berdampak negatif bagi bawahan yang tidak

dapat mengatur waktunya dengan baik dan bagi mereka yang tidak memiliki

keahlian serta pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugasnya.

B. Factor personal meliputi:

(1) kebutuhan interpersonal,

(2) tindak komunikasi,

(3) peranan.

Bentuk Komunikasi Kelompok

Secara garis besar, komunikasi kelompok terdiri daru dua bentuk, yaitu komunikasi

kelompok deskriptif dan komunikasi kelompok preskriptif.

1. Komunikasi kelompok deskriptif

Menurut para ahli komunikasi kelompok, terdapat tiga kategori kelompok yaitu kelompok

tugas, kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar yang measing-masing

menggambarkan tahapan perkembangan proses kelompok.

(a) Kelompok Tugas. Menurut Aubrey Fisher, perkembangan proses kelompok terdiri

dari empat tahap, yaitu orientasi, konflik, pemunculan, dan peneguhan.

(b) Kelompok Pertemuan. Menurut Bennis dan Sheperd, perkembangan proses

kelompok terdiri dari dua tahap, yaitu kebergantungan pada otoritas dan

kebergantungan satu sama lain.

Page 12: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |12 Copyright © September 2019

(c) Kelompok Penyadar. Menurut James Chesebro, John Cragan, dan Patricia

McCullough, terdapat empat perkembangan proses kelompok penyadar, yaitu

kesadaran diri akan identitas baru, identitas kelompok melalui polarisasi, menegakkan

nilai-nilai baru bagi kelompok, dan menghubungkan diri dengan kelompok

revolusioner.

2. Komunikasi Kelompok Preskriptif

Berdasarkan formatnya, komunikasi kelompok dibagi menjadi dua macam yaitu

kelompok privat dan kelompok public. Yang termasuk dalam kelompok privat

diantaranya adalah kelompok pertemuan, kelompok belajar, panitia, dan konferensi.

Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok publik diantaranya adalah diskusi panel,

wawancara terbuka, forum, dan simposium.

(a) Format diskusi

Menurut para ahli, terdapat beberapa format diskusi yang didasarkan pada susunan

tempat duduk, urutan siapa yang berbicara dan kapan, dan aturan waktu yang

diizinkan untuk berbicara. Berbagai format diskusi diantaranya adalah :

Diskusi meja bundar – komunikasi bebas dilakukan oleh anggota kelompok

karena susunan tempat duduk yang bundar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

susunan meja bundar memudahkan partiisipasi spontan yang lebih demokratis

daripada susunan meja segiempat yang lebih otokratis dan kaku.

Simposium – serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari

sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversial,

dalam format diskusi yang sudah dirancang sebelumnya.

Diskusi panel – format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berinteraksi,

baik berhadaphadapan maupun melalui seorang moderator, diantara mereka

sendiri dan dengan hadirin, tentang masalah yang kontroversial. Umumnya,

susunan tempat duduk diskusi panel meletakkan peserta diskusi pada meja

segiempat yang menghadap khalayak, dengan moderator duduk di tengah-tengah

diantara dua pihak yang berdiskusi.

Forum – adalah waktu tanya jawab yang terjadi setelah diskusi terbuka. Khalayak

memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan.

Terdapat lima macam forum, yaitu forum ceramah, forum debat, forum dialog,

forum panel, dan forum simposium.

Kolokium – format diskusi yang memberikan kesempatan pada wakil-wakil

khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang

atau beberapa ahli.

Prosedur perlementer – format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi

yang besar pada periode waktu tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat.

Para peserta harus mengikuti peraturan tata tertib yang telah ditetapkan secara

eksplisit.

(b) Sistem Agenda Pemecahan Masalah

Secara umum, terdapat tiga pola urutan acara pemecahan masalah yang dapat

membantu penyelesaian tugas kelmpok sebagaimana yang diungkapkan oleh para

ahli. Tiga pola tersebut adalah urutan pemecahan masalah kreatif, urutan berpikir

reflektif, dan urutan solusi ideal.

Page 13: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |13 Copyright © September 2019

Urutan pemecahan masalah kreatif. Dikembangkan oleh Alex Osborn, Sidney J.

Parnes, dkk yang ditujukan untuk melahirkan gagasan baru atau mengembangkan

ide yang memerlukan daya imajinasi.

Urutan berpikir reflektif. Urutan ini menganjurkan adanya kritik sebelum

pemecahan masalah dinyatakan.

Pola solusi ideal. Digunakan untuk mengatasi masalah yang akan mempengaruhi

berbagai macam kelompok yang mempunyai kepentingan yang berlainan, atau

yang membutuhkan dukungan berbagai jenis orang yang mempunyai nilai yang

berlainan.

FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK

1. Fungsi pertama dalam kelompok adalah Hubungan Sosial, dalam arti bagaimana suatu

kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para

anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan

kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.

2. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok

secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan

pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota

kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun

demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau

tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan,

jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para anggota

kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk

membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang

disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.

3. Dalam fungsi Persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota

lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-

usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para

anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan

dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha

mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah

membahayakan kedudukannya dalam kelompok.

4. Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan

persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving)

berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya;

sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan

antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan

untuk pembuatan keputusan.

5. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan

dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari

kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya.

Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna

mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan

membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah

kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat

dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan

Page 14: PERTEMUAN 11 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK · Norma atau etika kelompok 6. Jaringan komunikasi serta kohesi kelompok 7. Kebutuhan interpersonal serta tanggung jawab anggota kelompok

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |14 Copyright © September 2019

nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung,

setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi

permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang

yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.

Budaya Kelompok

Budaya kelompok muncul ketika suatu jaringan terbentuk dimana simbol dan aturan yang ada

dibakukan melalui komunikasi.

Fungsi budaya kelompok :

a. Membentuk identitas kelompok yang membedakan satu kelompok dengan kelompok

yang lain.

b. Memberikan rasa kebersamaan.

Praktek

DESKRIPSI TUGAS (Kelompok)

• Tugas ini melatih mahasiswa untuk mampu memahami dan berfikir cepat dalam

memberikan contoh-contoh dalam klasifikasi kelompok yang ada di masyarakat.

Metode Pengerjaan :

• Mahasiswa mengerjakan tugas secara Kelompok dengan jumlah proposional sesuai

jumlah mahasiswa yang hadir pada pertemuan 11.

• Mahasiswa menyebutkan masing-masing 2 contoh dari setiap komponen klasifikasi

kelompok yang ada real di masyarakat.

Mahasiswa memberikan alasan terhadap setiap penentuan alasan di komponen klasifikasi

kelompok.

Deskripsi Pengeluaran :

• Tugas ditulis rapi dan bersih pada lembaran kertas ukuran folio.

• Tugas diberikan judul Contoh Klasifikasi Kelompok.

• Pada cover beri logo UBSI, nama, nim dan kelas, Cabang Kampus.

• Tugas langsung dikumpulkan pada pertemuan 11