perspektif terbaru dalam riset pasar modal

11
Perspectives on Recent Capital Market Research WilliamH. Beaver Stanford University I. Introduction Penelitian pasar modal dapat meningkatkan pemahan mengenai akuntansi. Selama sepuluh tahun terakhir terdapat lima bidang penelitian yang telah berkontribusi dalam Pasar Modal. Lima bidang penelitian tersebut ialah Efisiensi Pasar, Model dari Feltham-Ohlson, nilai relevansi, perilaku analis, dan perilaku diskresioner. Dua bidang pertama efisiensi pasar dan model dari Feltham-Ohlson merupakan dasar yang mengatur tentang peran akuntansi di pasar modal. Tiga bidang terakhir merupakan aplikasi yang menggabungkan beberapa bentuk struktur akuntansi atau perilaku individu. II. Market Efficiency Jika pasar tidak efisien pelaporan keuangan dan pengungkapan tidak akan berjalan dengan efektif. Dalam Efisiensi pasar harga mencerminkan informasi yang tersedia. Investor dapat mengandalkan informasi di dalam pasar yang efisien seperti informasi laporan keuangan sehingga investor tidak perlu mengelola semua informasi secara langsung dan investor merupakan penerima manfaat secara tidak langsung dari informasi tersebut. Didalam pasar yang efisien terdapat implikasi dalam alokasi sumber daya dan efisiensi produksi. Selain itu efisiensi pasar berhubungan dengan perhitungan abnormal return. Penelitian terbaru menyimpulkan pasar yang tidak efisien berhubungan dengan tiga bagian, yaitu post-earnings announcement drift, market-to-book ratios and its refinements, dan contextual accounting issues. 1. Post-Earnings Announcement Drift Post-Earnings Announcement Drift merupakan bagian pertama yang menunjukkan bahwa pasar mungkin tidak efisien terhadap data akuntansi.

Upload: thirza-ria-vandari

Post on 11-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

jjj

TRANSCRIPT

Page 1: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

Perspectives on Recent Capital Market Research

WilliamH. Beaver

Stanford University

I. Introduction

Penelitian pasar modal dapat meningkatkan pemahan mengenai akuntansi.

Selama sepuluh tahun terakhir terdapat lima bidang penelitian yang telah

berkontribusi dalam Pasar Modal. Lima bidang penelitian tersebut ialah Efisiensi

Pasar, Model dari Feltham-Ohlson, nilai relevansi, perilaku analis, dan perilaku

diskresioner. Dua bidang pertama efisiensi pasar dan model dari Feltham-Ohlson

merupakan dasar yang mengatur tentang peran akuntansi di pasar modal. Tiga

bidang terakhir merupakan aplikasi yang menggabungkan beberapa bentuk

struktur akuntansi atau perilaku individu.

II. Market Efficiency

Jika pasar tidak efisien pelaporan keuangan dan pengungkapan tidak akan

berjalan dengan efektif. Dalam Efisiensi pasar harga mencerminkan informasi

yang tersedia. Investor dapat mengandalkan informasi di dalam pasar yang efisien

seperti informasi laporan keuangan sehingga investor tidak perlu mengelola

semua informasi secara langsung dan investor merupakan penerima manfaat

secara tidak langsung dari informasi tersebut. Didalam pasar yang efisien terdapat

implikasi dalam alokasi sumber daya dan efisiensi produksi. Selain itu efisiensi

pasar berhubungan dengan perhitungan abnormal return. Penelitian terbaru

menyimpulkan pasar yang tidak efisien berhubungan dengan tiga bagian, yaitu

post-earnings announcement drift, market-to-book ratios and its refinements, dan

contextual accounting issues.

1. Post-Earnings Announcement Drift

Post-Earnings Announcement Drift merupakan bagian pertama yang

menunjukkan bahwa pasar mungkin tidak efisien terhadap data akuntansi.

Page 2: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

Terdapat beberapa studi yang menunjukkan hal tersebut seperti Foster et al

(1984) yang melihat kejadian setelah pengumuman laba. Setelah

pengumuman laba bukti menunjukkan bahwa pasar menjadi tidak efisien

terhadap data akuntansi. Bernard (1989) dan Thomas (1990) juga

melakukan penelitian mengenai Biaya transaksi yang dibandingkan dengan

faktor resiko yang dihilangkan paska pengumuman laba. Selain itu,

Freeman dan Tse (1989) juga menyebutkan bahwa pasar yang tidak efisien

akan normal kembali setelah tanggal pengumuman laba berikutnya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Abarbanell dan Bernard (1992) yang

meneliti perilaku perkiraan analis dalam pengelolaan data akuntansi setelah

pengumuman laba.

2. Market-to-Book Ratios and Extensions

Bagian kedua dari penelitian abnormal return terkait dengan strategi

portofolio berbasis market to book ratios. Fama dan French (1992) meneliti

bahwa market to book ratios dapat mewakili beberapa harga di dalam pasar

serta market to book ratios termasuk didalam tiga faktor penentu model

harga.

Untuk memperbaiki market to book ratios terdapat perhitungan

dengan menggunakan market to value ratios. Pada tingkat yang paling

sederhana, argumentasi market to book ratios menjadi ukuran pasar yang

tidak efisien yang merefleksikan beberapa faktor termasuk nilai yang

mendasari seperti nilai buku ataupun faktor nilai yang tidak mendasari

seperti nilai saham yang terlalu mahal.

Dari perspektif tersebut, seseorang dapat memperluas konsep nilai

dengan memasukkan dasar akuntansi di samping nilai buku. Dua contoh

utama adalah Frankel dan Lee (1998) dan Dechow et al. (1999). Mereka

memprediksi nilai intrinsik berdasarkan nilai buku, laba, dan perkiraan

analis.

Page 3: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

3. Contextual Accounting Issues

Dua bagian sebelumnya hanya sedikit area akuntansi yang diambil

seperti nilai buku ataupun laba yang merupakan karakteristik awal dari

laporan keuangan. Keunggulan dalam penelitian akuntansi ialah

menggabungkan pengetahuan melalui standar pelaporan akuntansi dan

komposisi angka. Beberapa penelitian terbaru meneliti pasar yang efisien

didasarkan pada pelaporan keuangan. Sloan (1996) melalukan penelitian

sebagai dasar kunci pengetahuan utama yaitu akuntansi akrual. Aspek

penting dari penelitian tersebut ialah pemeriksaan konsistensi atas dasar

akuntansi akrual yang akan memudahkan dalam menilai laba sehingga arus

kas perusahaan dapat diramalkan oleh para investor.

Selain itu, Teoh et al (1998) menemukan bahwa kejadian yang tidak

biasa terjadi pada saat penawaran umum perdana. Penelitian yang dilakukan

oleh Sloan (1996), Xie (2001), serta Defond dan Park (2001) menghasilkan

kesimpulan bahwa harga yang bersifat Akrual tidak sepenuhnya

mencerminkan keamanan harga dan kondisi pendapatan di masa depan.

Namun, tidak semua data akrual berhubungan dengan abnormal return.

Penelitian juga menunjukkan pengungkapan tambahan sehubungan dengan

data yang akrual dapat mengizinkan pasar modal untuk membentuk

perkiraan laba masa depan

4. Unresolved Issues

Isu atas besarnya abnormal return cukup mengejutkan. Sebagai

contoh, Frankel dan Lee (1998) melaporkan dalam 36 bulan setelah

pembentukan portofolio, akan kembali normal terkait dengan strategi

market to value sebesar 31 persen, sedangkan strategi yang memprediksi

perkiraan analis yang berhubungan dengan abnormal return sebesar 45

persen. Berikut ini beberapa masalah yang belum terselesaikan, antara lain:

Page 4: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

Bagaimana data dapat disebarluaskan dan diperiksa menggunakan

strategi portofolio yang sederhana dan tidak memerlukan pengetahuan

akuntansi terkait dengan abnormal returns

Bagaimana studi mengenai pengungkapan misalnya, kredit bermasalah

dan pensiun dapat mereflesikan harga

Bagaimana studi pengembalian dalam jangka sangat pendek

menunjukkan bukti respon yang relatif cepat dan belum memiliki bukti

abnormal return yang muncul selama bertahun-tahun setelah tanggal

pembentukan portofolio

Bagaimana penelitian dapat menjelaskan mengenai waktu jedah dan

waktu tunggu dalam akuntansi

III. Feltham-Ohlson Modeling

Untuk hal yang lebih baik ataupun lebih buruk penelitian pasar modal

menggunakan studi empiris dari pada teoritis. Satu pengecualian utama adalah

pemodelan oleh Feltham dan Ohlson. Mereka mengembangkan teori akuntansi

selama sepuluh tahun terakhir dan termasuk salah satu penelitian yang penting.

1. Key Features of Feltham Ohlson Modeling

Model Feltham-Ohlson merupakan salah satu perkembangan penting

dalam penelitian akuntansi sampai saat ini. Kekuatan kedua model

tersebut terletak pada kemampuannya untuk menghasilkan nilai yang

secara teoretis identik dengan ekspetasi nilai aliran kas bersih. Validitas

kedua model tersebut pada umumnya diuji secara empiris dengan cara

membandingkan hasil valuasinya dengan harga atau return. Berbagai

penelitian yang telah dilakukan secara umum menunjukkan bahwa Model

Ohlson cukup memiliki validitas empiris, dalam arti mampu menjelaskan

harga atau return.

Page 5: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

2. Criticisms of the Feltham-Ohlson Approach

Salah satu kritik utama model FO tidak memiliki permintaan untuk

data akuntansi. Model FO tidak berusaha untuk menurunkan permintaan

untuk data akuntansi. Pendekatan FO hanya menyediakan kerangka kerja

untuk mewakili penilaian dalam hal angka akuntansi. Kritik lain adalah

tidak ada data akuntansi yang timbul dalam kerangka FO. Yang pasti,

banyak masalah pelaporan keuangan yang muncul dari keprihatinan atas

asimetri informasi dan insentif untuk mengelola penomor akuntansi.

Sebagai contoh, penelitian tentang perilaku analis dan isu atas perilaku

asimetri informasi.

IV. Value Relevance Research

Nilai Relevansi adalah bagian utama penelitian secara empiris dalam

sepuluh tahun terakhir. Holthausen dan Watts (2001 ) mengidentifikasi 54 studi

nilai relevansi dan hanya tiga yang diterbitkan sebelum tahun 1990. Penelitian

Nilai relevansi meneliti hubungan antara tingkat keamanan harga berdasarkan

variabel dependen dan satu set variabel akuntansi. Jumlah akuntansi disebut nilai

yang relevan jika secara signifikan terkait dengan variabel.

1. What Are the Distinctive Characteristics?

Penelitian nilai relevansi memiliki dua karakteristik utama. Yang

pertama adalah lebih dari empat bidang lain yang dibahas, penelitian nilai

relevansi menuntut pengetahuan yang mendalam dari lembaga akuntansi,

standar akuntansi, dan fitur tertentu dari yang dilaporkan. Pengetahuan ini

meliputi tujuan yang dinyatakan dalam pelaporan keuangan, kriteria

pembuat standar digunakan, dasar untuk standar tertentu, dan rincian

bagaimana membangun angka akuntansi di bawah standar yang diberikan.

Karakteristik yang membedakan kedua adalah ketepatan waktu

informasi. Meskipun penelitian nilai relevansi termasuk studi yang

meneliti hubungan antara tingkat harga saham dan data akuntansi. Waktu

Page 6: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

informasi adalah perhatian utama dalam desain penelitian event studies.

Event studies menguji reaksi harga saham pada tanggal pengumuman.

2. Why Is Timeliness Not the Key Issue?

Sistem akuntansi mengakui peristiwa kejadian setelah security

prices. Pencatatan yang tertunda merupakan implikasi yang biasa dalam

standar akuntansi, seperti prinsip pengakuan pendapatan. Selain itu, kita

mengetahui bahwa pengumuman laba sebagian besar lebih awal dibanding

pengungkapan informasi lainnya (Ball dan Brown 1968; Beaver 1968).

Landsman dan Maydew (2002) menyimpulkan temuan ini tidak berubah

selama terakhir 30 tahun. Bayangkan sebuah dunia di mana laba adalah

satu-satunya informasi yang relevan dengan nilai perusahaan.

Dengan tidak mencari informasi pribadi atau pengungkapan publik

sebelum yang mendahului pengumuman laba, kita akan mengamati

lonjakan besar dalam perubahan harga pada waktu pengumuman laba,

sebagai tanggapan terhadap pendapatan tak terduga. Namun, prospek ini

menciptakan insentif untuk informasi pribadi dalam mendapatkan

informasi yang akan datang mengenai laba akuntansi.

Model oleh Demski dan Feltham (1994), McNichols dan Trueman

(1994), dan Kim dan Verrecchia (1994) memperkuat penelitian ini.

Misalnya, Demski dan Feltham (1994) meneliti peran tunggal dari

informasi yang diperoleh sebelum pengumuman laba untuk memberikan

informasi tentang pendapatan yang akan datang. Singkatnya, model ini

menyiratkan lebih ke hubungan harga dan pendapatan dilihat dari reaksi

harga jangka pendek pada tanggal pengumuman. Pendekatan informasi

menyatakan bahwa sinyal informatif hanya dapat mengubah keyakinan

bersyarat pada informasi lain yang tersedia.

Page 7: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

3. What Is the Conceptual Foundation of Value-Relevance Research?

Teori dari value relevance merupakan suatu teori mempelajari

mengenai perpaduan antara valuation theory dan argumen akuntansi

secara contextual yang memperbolehkan para peneliti untuk memprediksi

bagaimana variabel akuntansi terhubung dengan nilai pasar dari modal.

Terdapat tiga jenis model utama dari proses valuasi. Metode yang pertama

adalah earning approach yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani

pada tahun 1966, pendekatan ini mengkarakteristikan suatu nilai sebagai

suatu present value dari laba permanent di masa depan (future earning

permanent). Penelitian dari Landsman (1986), Barth (1991) mengadopsi

pendekatan balance sheet yang merepresentasikan nilai dari suatu

perusahaan sebagai fungsi linear dari book value of equity dan present

value dari laba yang diharapkan di masa mendatang. Value Relevance

mempelajari kombinasi antara nilai buku dan earning approach (Barth,

Beaver, Landsman 2001).

4. What Have We Learned?

Apa yang kita dapat pelajari dari dari ketiga pertanyaan yang

berhubungan dengan accounting number adalah : (1) Hal tersebut dinilai

(Apakah memiliki koefisien yang bukan nol?), (2) Dinilai secara konsisten

dengan nilai secara teoritis (Contoh nya seperti penomeran dalam balance

sheet, apakah koefisien tersebut sama dengan 1?). Apakah beberapa

accounting number dinilai secara sama atau berbeda dari accounting

number sejenis lainya (Apakah seluruh komponen dari net income

memiliki nilai perhitungan yang sama?). Terdapat pula artikel dari value

relevance juga membahasa mengenai pertanyaan terkait aset non

keuangan tidak berwujud. Penelitian ini menemukan bahwa aset tidak

berwujud (goodwill, brand, dll) merupakan suatu aset yang harus selalu

dinilai.

Page 8: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

5. The Role of Value Relevance Research

Penelitian akuntansi dapat memainkan 3 peran yaitu sebagai :

1. Membantu dalam menentukan latar belakang dari suatu permasalahan

dan dapat memberikan gambaran terkait keingintahuan akan suatu

masalah yang digambarkan lewat pertanyaan-pertanyaan yang ada

2. Penelitian dapat menghasilkan suatu teori baru. Teori ini dapat berupa

teori normative yang akan mengarah pada pernyataan perspektif atau

positif yang akan menghasilkan suatu hipotesis dan suatu perkiraan

yang dapat diuji kebenaranya

3. Penelitian dapat memberikan bukti empiris

6. Unresolved Issues

Terdapat beberapa hal yang masih belum terjawab terkait dengan

penelitian value relevance termasuk dalam hal efisiensi pasar, isu

ekonometri, dan tujuan lain dari pelaporan keuangan. Contohnya seperti

pertanyaan mengenai apakah efisiensi pasar mempengaruhi hasil dari

interpretasi? Atau apakah isu standar ekonomi lebih serius pada lingkup

area ini dibandingkan dengan ligkup yang lainya?

V. Research on Analys Behaviour

Perilaku seorang analis merupakan suatu hal yang penting bagi penelitian

akuntansi, karena analis berada diantara kumpulan informasi utama mengenai data

akuntansi yang ia gunakan dan interpretasikan. Sebagai hasilnya, harga suatu

sekuritas merupakan gambaran dari hasil analisa mereka. Dikarenakan mungkin

beberapa investor memiliki waktu, keahlian, dan sumber daya yang terbatas untuk

menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan. Jika terdapat keterbatasan

dalam dan in efisiensi dalam informasi yang diperoleh melalui analis dan pasar saham

tidak mampu merefleksikan aspek-aspek informasi lainya dalam, maka harga saham

tidak sepenuhnya merefleksikan data laporan keuangan.

Page 9: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

1. What Have We Learned?

Banyak penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa seorang

cenderung bersifat optimis dalam meramalkan masa depan (O’Brien

1988) dibandingkan dengan pihak yang lainya. Perkiraan masa depan

seorang analis cenderung untuk direvisi lagi setiap tahun-nya (Kasznik

and McNichols, 2001). Analis yang memiliki kemampuan peramalan

masa depan yang lebih baik memungkinkan untuk memiliki probabilitas

yang tinggi untuk bertahan terus dalam usahanya (Mikhail, Walther, and

Wilis 1999).

2. Unresolved Issues

Terdapat beberapa hal yang masih belum terjawab terkait dengan

penelitian perilaku seorang analis. Contohnya adalah mengapa seorang

analis salah mengestimasi suatu laba?, Kenapa estimasi masa depan tidak

sepenuhnya merefleksikan informasi yang ada?. Apakah seorang analis

belajar selama ini terkait pengalaman nya menganalisa? Apakah mereka

lebih akurat dengan pengalaman mereka?

VI. Research on Discretionary Accruals

Pihak manajemen dapat memperbaiki atau mengubah kualitas dari laporan

keuangan melalui discretion pada laporan keuangan. Contoh dari perilaku

diskresioner adalah penelaahan laba masa depan, pengungkapan secara sukarela,

pemilihan metode akuntansi dan estimasi akrual. Akuntansi akrual merupakan pusat

dari sistem pelaporan keuangan. Penulis akan mendiskusikan beberapa aspek dalam

perilaku earning management: motif perilaku earning manajemen, penemuan utama,

estimasi dari komponen discretionary dan no-discretionary, serta isu yang belum

terpecahkan.

1. Motive for Accrual management

Terdapat dua kategori utama dalam motif perilaku accrual

management yaitu perilaku oportunis dan signaling. Motivasi seseorang

melakukan manajemen akrual berkaitan dengan kontrak kompensasi, debt

Page 10: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

covenants, capital market pricing, pajak, litigasi, dan regulatory

behaviour (Watts and Zimmerman 1986).

2. What Have We Learned?

Manajemen melakukan earning management untuk menghindari laba,

untuk menghindari penurunan laba (Burgstahler,1997) dan untuk

menghindari agar tidak terlalu turun jatuh di bawah nilai laba yang

diharapkan. Perusahaan yang menerbitkan perkiraan laba di masa depan

cenderung untuk melakukan earning management agar sesuai dengan nilai

laba yang ia harapkan. Earning management merupakan suatu hal yang

sangat luas dan mudah untuk dideteksi, setidaknya diestimasi melalui

suatu teknik khusus.Manajemen akrual merupakan salah satu bentuk dari

earning management. Pasar modal mencoba untuk mengukur secara

berbeda komponen nondiscretionary dan discretionary akrual. Dalam

sektor perbankan, pasar modal memperlakukan tambahan rugi hutang

merupakan suatu kabar yang baik dan bukan kabar yang buruk.

3. Estimation of Discretionary and Nondiscretionary Accruals

Pada model Jones (1991), menyatakan bahwa penjualan merupakan

kunci utama dari variabel nondiscretionary yang mempengaruhi akrual

saat ini, dan modal merupakan variabel utama yang mempengaruhi

noncurrent accrual. Mengidentifikasi proxy terkait discretionary acrual

dapat menjadikan suatu tantangan bagi para penelitinya.

4. Unresolved Issues

Banyak dari diskusi yang menyatakan metode untuk mengidentifikasi

decretionary acruals, namun metode tersebut memiliki kelemahan.

Banyak pertanyaan terkait earning management yang masih belum

terjawab. Contohnya seperti, mengapa mudah untuk mengidentifikasi

adanya earning manajemen walaupun model nya tidak sepenuhnya kuat?

Page 11: Perspektif Terbaru Dalam Riset Pasar Modal

Apakah manajemen tidak mengetahui apapun terkait hal ini? Apakah

adanya perilaku earning management dapat membuat perusahaan

mencapai tujuan-nya?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meningkatkan

kemungkinan bahwa perilaku earning management terlihat slit untuk

dilakukan.

VII. Concluding Remarks

Market efficiency, Feltham-Ohlson modeling, value relevance, analysts'

behavior, dan discretionary behavior tidak hanya memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penelitian terkait pasar modal selama 10 tahun terakhir ini,

namun mereka juga kontribusi yang besar terhadap ilmu pengetahuan kita

pada 5 hingga 10 tahun kedepan.