persiapan-ruangan-bedah

11
Persiapan Ruangan Karena semua pasien yang terinfeksi tidak bisa dengan mudah diidentifikasi, baik secara historik, pemeriksaan fisik, maupun laboratorium, maka pencegahan secara rutin sebagai berikut harus digunakan pada semua pasien. Apabila dilakukan tindakan bedah mulut, darah yang keluar dan meningkatnya kemungkinan tumbuhnya kuman oleh karena pemakaian instrumen yang tajam (pemaparan parenteral), dapat dikurangi hanya dengan tindakan kontrol yang efektif. 2.1.1 Ruangan Persiapan Ruang Operasi Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel, dinding dan furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang biasa digunakan sudah tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan dijaga tetap 18-21° C, tetapi ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah sakit harus menggunakan AC untuk mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah ruang operasi seharusnya terdapat ruang perawatan dengan staf perawat yang berpengalaman dimana pasien diletakkan pada tempat tidur yang bisa didorong sehingga jika terjadi sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi. Sinar yang digunakan menghasilkan penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan sinarnya mudah diarahkan ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat sinar sehingga operator dengan mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista atau antrum. A. Bagian Kamar Operasi Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area. a. Area bebas terbatas (unrestricted area) Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi. b. Area semi ketat (semi restricted area) Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi. c. Area ketat/terbatas (restricted area).

Upload: ryra-idya

Post on 25-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

persiapan-ruangan-bedah

TRANSCRIPT

Page 1: persiapan-ruangan-bedah

Persiapan Ruangan

Karena semua pasien yang terinfeksi tidak bisa dengan mudah diidentifikasi, baik

secara historik, pemeriksaan fisik, maupun laboratorium, maka pencegahan secara rutin

sebagai berikut harus digunakan pada semua pasien. Apabila dilakukan tindakan bedah

mulut, darah yang keluar dan meningkatnya kemungkinan tumbuhnya kuman oleh karena

pemakaian instrumen yang tajam (pemaparan parenteral), dapat dikurangi hanya dengan

tindakan kontrol yang efektif.

2.1.1 Ruangan

Persiapan Ruang Operasi

Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel,

dinding dan furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang biasa

digunakan sudah tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan dijaga

tetap 18-21° C, tetapi ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah sakit harus

menggunakan AC untuk mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah ruang operasi

seharusnya terdapat ruang perawatan dengan staf perawat yang berpengalaman

dimana pasien diletakkan pada tempat tidur yang bisa didorong sehingga jika terjadi

sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi. Sinar yang digunakan menghasilkan

penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan sinarnya mudah diarahkan

ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat sinar sehingga operator dengan

mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista atau antrum.

A. Bagian Kamar Operasi

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.

a. Area bebas terbatas (unrestricted area)

Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi.

b. Area semi ketat (semi restricted area)

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas

topi, masker, baju dan celana operasi.

c. Area ketat/terbatas (restricted area).

Page 2: persiapan-ruangan-bedah

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan

melaksanakan prosedur aseptic.

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi,

masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.

B.Alur Pasien, Petugas, dan Peralatan

Alur Pasien

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda.

b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.

Alur Petugas

Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

Alur Peralatan

Pintu keluar masuknya peralatan bersih dan kotor berbeda.

C.Persyaratan

Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Letak

Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan dengan unit gawat

darurat (IRD), ICU dan unit radiology.

Bentuk dan Ukuran

a. Bentuk

1) Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk lengkung,

warna tidak mencolok.

2) Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan

menampung debu.

b. Ukuran kamar operasi

1) Minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2)

2) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2)

Sistem Ventilasi

a. Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara

dengan menggunaKan filter. Idealnya menggunakan sentral AC.

Page 3: persiapan-ruangan-bedah

b. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.

Suhu dan Kelembaban.

a. Suhu ruangan antara 190 – 220 C.

b. Kelembaban 55 %

Sistem Penerangan

a. Lampu Operasi

Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas, cahaya terang, tidak

menyilaukan dan arah sinar mudah diatur posisinya.

b. Lampu Penerangan

Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.

Peralatan

a. Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan mudah dibersihkan.

b. Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus menempel pada alat tersebut agar

mudah dibaca.

c. Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk memusatkan arus

listrik mencegah bahaya gas anestesi.

Contoh peralatan yang terdapat pada kamar bedah :

Radiographic viewing box

Diletakkan di depan meja operator sehingga dokter dapat melihat hasilnya tanpa

pindah dari meja operator. Dengan menggunakan cahaya, titik dapat menunjukkan

hasil roentgen pada pasien.

Dental engine

Dental engine yang digunakan adalah berupa sterilisable surgical motors and

handpiece. Untuk membersihkan dan mempercepat pemotongan tulang tanpa panas

yang berlebihan, digunakan bur yang telah dicuci dengan air steril mengalir secara

terus menerus.

Peralatan elektrik

Page 4: persiapan-ruangan-bedah

Peralatan elektrik di ruang operasi harus dipastikan dalam keadaan baik dan dapat

bekerja secara maksimal. Periksa kembali apakah kabel-kabel sudah tersambung

seluruhnya agar tidak terjadi kesalahan fatal saat operasi akibat ada suatu alat yang

ternyata tidak bekerja karena tidak tersambung dengan listrik. Periksa pula seluruh

selubung kabel, jangan sampai ada yang terbuka dan mengakibatkan korsleting atau

bahkan ledakan di dalam ruang operasi.

Lasers

Laser modern memberikan hasil yang baik untuk diseksi jaringan lunak. Sel pada

daerah yang dipotong diuapkan dengan hanya sedikit kerusakan di bagian lain. Pada

eksisi di dalam mulut dengan laser, relatif menurunkan rasa sakit setelah operasi dan

menurunkan pembengkakan jaringan. Setiap individu di dalam ruang operasi

seharusnya mengenakan laser proof glasses untuk melindungi mata selama

penggunaan laser. Endotracheal tube juga harus dilindungi untuk menghindari

kebocoran, dan metal instrument harus dihindari untuk menurunkan kemungkinan

refleksi sinar.

Sistem Instaalsi Gas Medis

Pipa (out let) dan konektor N2O dan oksigen, dibedakan warnanya, dan dijamin tidak bocor

serta dilengkapi dengan system pembuangan/penghisap udara untuk mencegah penimbunan

gas anestesi.

Pintu

a. Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda.

b. Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri

c. Setiap pintu menggunakan door closer (bila memungkinkan)

d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa membuka pintu.

Pembagian Area

a. Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat.

b. Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan kepada perawat

kamar operasi.

Page 5: persiapan-ruangan-bedah

Air Bersih

Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Tidak berwarna, berbau dan berasa.

b. Tidak mengandung kuman pathogen.

c. Tidak mengandung zat kimia.

d. Tidak mengandung zat beracun.

D. Dekontaminasi

Kebersihan saja tidaklah cukup untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

kontaminasi silang. Dekontaminasi permukaan-permukaan yang tersentuh sekresi

mulut pasien, instrumen atau tangan operator biasanya bisa diatasi dengan bahan

kimia antikuman (Tabel 1-1). Semua permukaan kerja yang terkontaminasi,

pertama-tama dilap dengan handuk pengisap untuk menghilangkan bahan-bahan

organik kemudian didesinfeksi dengan larutan pemutih (clorox diencerkan dalam

perbandingan 1:10 sampai dengan 1:100 tergantung bahan organik yang ada). Hal

tersebut dilakukan setiap hari. Pemutih adalah salah satu bahan anti-kuman yang

murah dan efektif, namun perlu diperhatikan bahwa bahan ini bersifat korosif

terhadap logam khususnya alumunium.

Pedoman mengenai bahan-bahan disinfeksi dan sterilisasi kimia

Nama Dagang Komposisi kimia Desinfektan Sterilan

Bancide Stearall

Wavicide-01

Glutaraldehid 2%,

sifat asam,

potensinya

ditingkatkan dengan

ethoxylates non-ionik

dari alkohol linear.

Kekuatan penuh

selama 10 menit pada

suhu kamar

Kekuatan penuh, 1

jam pada 60o

4 jam

pada suhu 40-50o ,

dan 10 jam pada suhu

kamar.

Cidex-7

Procide-28

Centra-28

Omnicide

Glutaraldehid 2%

alkalin

Kekuatan penuh, 10

menit pada suhu

kamar

Kekuatan penuh 10

jam pada suhu

kamar.

Sporicidin Glutaraldehid 2%

alkalin dengan buffer

fenol

Diencerkan 1:16, 10

menit pada suhu

kamar

Kekuatan penuh 10

jam pada suhu

kamar.

Glutarex Glutaraldehid 2% Diencerkan 10 menit Kekuatan penuh 10

Page 6: persiapan-ruangan-bedah

netral pada suhu kamar jam pada suhu kamar

Omni II 0-phenylphenol 9,

0% dan o-benzyl-p-

chlorophenol

Diencerkan 1:32, 10

menit pada suhu

kamar

-

Wescodyne Iodopors, iodine 1 % Diencerkan sesuai

petunjuk pabrik 30

menit

-

Larutan Pemutih Sodium hipoklorit Diencerkan 1:5

sampai 1:100, 10-30

menit

-

E. Pelindung permukaan

Kertas dengan lapisan kedap air, alumunium foil atau plastik yang jernih

bisa dipergunakan sebagai penutup permukaan yang mudah terkontaminasi

dengan darah atau saliva, yang sulit didesinfeksi secara efektif misalnya pegangan

lampu dan kepala unit sinar-X. Penutup ini dibuka oleh personel yang

menggunakan sarung tangan pada akhir suatu tindakan pembedahan, kemudian

diganti dengan yang bersih (sesudah melepas sarung tangan atau mengganti

sarung tangan). Selama prosedur pembedahan, permukaan yang tidak terlindung

misalnya pengontrol kursi atau lampu operasi bisa diatur atau digunakan tanpa

menimbulkan kontaminasi dengan menggunakan sponge bedah 4x4 dan tangan

yang memakai sarung tangan sebagai barier tambahan. Idealnya pengontrolan

dengan tangan sebaiknya dihindarkan atau di-kurangi. Tempat kumur, dispenser

untuk sabun dan pengontrol kursi sebaiknya menggunakan peralatan yang bisa

dioperasikan dengan kaki.

F. Peralatan yang tajam

Peralatan tajam yang biasanya digunakan di dalam prosedur bedah mulut

dan sering terkontaminasi darah dan saliva misalnya, jarum suntik, jarum jahit,

Man (blade) skapel, elevator periosteal, dan elevator akar, dianggap berpotensi

untuk menginfeksi dan harus ditangani dengan can khusus untuk mencegah luka

yang tidak sengaja. Untuk menghindari kontak yang tidak diperlukan, semua

peralatan disposibel ditempatkan di dalam wadah yang diletakkan sedekat

mungkin dengan tempat penggunaannya. Jarum yang kotor jangan dibengkokkan,

Page 7: persiapan-ruangan-bedah

dipatahkan/ditutup, atau dengan kata lain jangan dipegang dengan tangan. Untuk

pengulangan suntikan anestesi lokal, sebaiknya jarum ditempatkan terbuka di atas

tempat yang steril ketimbang harus melepas tutup jarum sekali lagi. Kunci

keberhasilan penanganan alat-alat tajam yang terkontaminasi adalah

mengurangi frekuensi pemakaiannya sehingga menurunkan kesempatan

terjadinya tusukan atau goresan yang tidak disengaja. Secara umum, semua alat

yang disposibel diautoklaf dulu sebelum dibuang. Pada kasus perawatan pasien

yang menular, peralatan disposibel dibungkus rangkap dua sesegera mungkin

sesudah digunakan.

G. PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI

Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat

standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk

mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.

Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :

1.Cara pembersihan rutin/harian

2.Cara pembersihan mingguan

3. Cara pembersihan sewaktu.

1. Cara Pembersihan Harian

Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan kamar operasi

agar siap pakai dengan ketentuan sebagai berikut :

Semua permukaaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi harus dibersihkan

dengan menggunakan desinfektan atau dapat juga menggunakan air sabun.

Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan dibersihkan. Ember tempat

sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai, kemudian pasang plastic yang baru.

Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan, antara lain :

Page 8: persiapan-ruangan-bedah

1) Slang suction dibilas.

2) Cairan yang ada dalam botol suction dibuang bak penampung tidak boleh dibuang

di ember agar sampah yang ada tidak tercampur dengan cairan yang berasal dari

pasien.

3) Alat anestesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah dibersihkan direndam

dalam cairan desinfektan.

Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan. Lantai dibersihkan

kemudian dipel dengan menggunakan cairan desinfektan. Air pembilas dalam ember

setiap kotor harus diganti dan tidak boleh untuk kamar operasi yang lain. Lubang

angin, kaca jendela dan kusen, harus dibersihkan. Alat tenun bekas pasien dikeluarkan

dari kamar operasi. Jika alat tenun tersebut bekas pasien infeksi, maka penanganannya

sesuai prosedur yang berlaku. Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada

waktu membersihkan, lampu harus dalam keadaan dingin. Alas kaki (sandal) khusus

kamar operasi harus dibersihkan setiap hari.

2. Pembersihan Mingguan

Dilakukan secara teratur setiap minggu sekali.

Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah dikeluarkan dan diletakkan di

koridor/didepan kamar bedah.Peralatan kamar bedah harus dibersihkan /dicuci dengan

memakai cairan desinfektan atau cairan sabun. Perhatian harus ditujukan pada bagian

peralatan yang dapat menjadi tempat berakumulasinya sisa organis, seperti bagian

dari meja operasi, dibawah matras. Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan

air mengalir.

Page 9: persiapan-ruangan-bedah

Lantai disemprot dengan menggunakan deterjen, kemudian permukaan lantai disikat.

Setelah bersih dikeringkan. Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah

dibersihkan dapat dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.

3. Pembersihan Sewaktu.

Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk tindakan

pembedahan pada kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding, meja operasi, meja

instrument dan semua peralatan yang ada di kamar operasi.

b. Instruemen dan alat bekas pakai harus dipindahkan/tidak boleh campur dengan alat yang

lain sebelum didesinfektan.

c. Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya diijinkan setelah pembersihan secara

menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.

Sterilisasi kamar operasi dapat dengan cara :

1)Pemakaian sinar ultra violet, yang dinyalakan selama 24 jam.

2)Memakai desinfektan yang disemprotkan dengan memakai alat (foging). Waktu

yang dibutuhkan lebih pendek dibandingkan dengan pemakaian ultra violet, yaitu

kurang lebih 1 jam untuk menyemprotkan cairan, dan 1 jam kemudian baru dapat

dipakai.

d. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan pada kasus infeksi dan penyakit menular

adalah :

Page 10: persiapan-ruangan-bedah

1) Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan perawatan yang harus

dilaksanakan terhadap pasien tersebut.

2) Petugas yang menolong pasien harus :

a) memakai sarung tangan

b) Tidak luka atau goresan dikulit atau tergores alat bekas pasien (seperti jarum suntik

dsb.)

c)Memahamai cara penularan penyakit tersebut.

d) Memperhatikan teknik isolasi dan tekhnik aseptic.

e) Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatasi/tertentu dan selama menangani

pasien tidak boleh menolong pasien lain dalam waktu bersamaan.

3) Pasang pengumuman didepan kamar operasi yang sedang dipakai yang menyatakan bahwa

dilarang masuk karena ada kasus infeksi.

4) Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi dibungkus rapat dengan kantong

plastic tebal yang cukup besar agar bau tidak menyebar dan menimbulkan infeksi silang.

5) Ruang tindakan secara periodic dan teratur dilakukan uji mikrobiologi terhadap debu,

maupun terhadap kesehatan yang ada.

H. PENANGANAN LIMBAH

Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan

prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :

Page 11: persiapan-ruangan-bedah

Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang

selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.

Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang

selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau

diserah terimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.

Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup

serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah

sakit.

Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor serta

diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.