persiapan-ruangan-bedah
DESCRIPTION
persiapan-ruangan-bedahTRANSCRIPT
Persiapan Ruangan
Karena semua pasien yang terinfeksi tidak bisa dengan mudah diidentifikasi, baik
secara historik, pemeriksaan fisik, maupun laboratorium, maka pencegahan secara rutin
sebagai berikut harus digunakan pada semua pasien. Apabila dilakukan tindakan bedah
mulut, darah yang keluar dan meningkatnya kemungkinan tumbuhnya kuman oleh karena
pemakaian instrumen yang tajam (pemaparan parenteral), dapat dikurangi hanya dengan
tindakan kontrol yang efektif.
2.1.1 Ruangan
Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel,
dinding dan furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang biasa
digunakan sudah tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan dijaga
tetap 18-21° C, tetapi ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah sakit harus
menggunakan AC untuk mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah ruang operasi
seharusnya terdapat ruang perawatan dengan staf perawat yang berpengalaman
dimana pasien diletakkan pada tempat tidur yang bisa didorong sehingga jika terjadi
sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi. Sinar yang digunakan menghasilkan
penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan sinarnya mudah diarahkan
ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat sinar sehingga operator dengan
mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista atau antrum.
A. Bagian Kamar Operasi
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.
a. Area bebas terbatas (unrestricted area)
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi.
b. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas
topi, masker, baju dan celana operasi.
c. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan
melaksanakan prosedur aseptic.
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi,
masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.
B.Alur Pasien, Petugas, dan Peralatan
Alur Pasien
a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda.
b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.
Alur Petugas
Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.
Alur Peralatan
Pintu keluar masuknya peralatan bersih dan kotor berbeda.
C.Persyaratan
Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Letak
Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan dengan unit gawat
darurat (IRD), ICU dan unit radiology.
Bentuk dan Ukuran
a. Bentuk
1) Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk lengkung,
warna tidak mencolok.
2) Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan
menampung debu.
b. Ukuran kamar operasi
1) Minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2)
2) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2)
Sistem Ventilasi
a. Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara
dengan menggunaKan filter. Idealnya menggunakan sentral AC.
b. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.
Suhu dan Kelembaban.
a. Suhu ruangan antara 190 – 220 C.
b. Kelembaban 55 %
Sistem Penerangan
a. Lampu Operasi
Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas, cahaya terang, tidak
menyilaukan dan arah sinar mudah diatur posisinya.
b. Lampu Penerangan
Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.
Peralatan
a. Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan mudah dibersihkan.
b. Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus menempel pada alat tersebut agar
mudah dibaca.
c. Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk memusatkan arus
listrik mencegah bahaya gas anestesi.
Contoh peralatan yang terdapat pada kamar bedah :
Radiographic viewing box
Diletakkan di depan meja operator sehingga dokter dapat melihat hasilnya tanpa
pindah dari meja operator. Dengan menggunakan cahaya, titik dapat menunjukkan
hasil roentgen pada pasien.
Dental engine
Dental engine yang digunakan adalah berupa sterilisable surgical motors and
handpiece. Untuk membersihkan dan mempercepat pemotongan tulang tanpa panas
yang berlebihan, digunakan bur yang telah dicuci dengan air steril mengalir secara
terus menerus.
Peralatan elektrik
Peralatan elektrik di ruang operasi harus dipastikan dalam keadaan baik dan dapat
bekerja secara maksimal. Periksa kembali apakah kabel-kabel sudah tersambung
seluruhnya agar tidak terjadi kesalahan fatal saat operasi akibat ada suatu alat yang
ternyata tidak bekerja karena tidak tersambung dengan listrik. Periksa pula seluruh
selubung kabel, jangan sampai ada yang terbuka dan mengakibatkan korsleting atau
bahkan ledakan di dalam ruang operasi.
Lasers
Laser modern memberikan hasil yang baik untuk diseksi jaringan lunak. Sel pada
daerah yang dipotong diuapkan dengan hanya sedikit kerusakan di bagian lain. Pada
eksisi di dalam mulut dengan laser, relatif menurunkan rasa sakit setelah operasi dan
menurunkan pembengkakan jaringan. Setiap individu di dalam ruang operasi
seharusnya mengenakan laser proof glasses untuk melindungi mata selama
penggunaan laser. Endotracheal tube juga harus dilindungi untuk menghindari
kebocoran, dan metal instrument harus dihindari untuk menurunkan kemungkinan
refleksi sinar.
Sistem Instaalsi Gas Medis
Pipa (out let) dan konektor N2O dan oksigen, dibedakan warnanya, dan dijamin tidak bocor
serta dilengkapi dengan system pembuangan/penghisap udara untuk mencegah penimbunan
gas anestesi.
Pintu
a. Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda.
b. Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri
c. Setiap pintu menggunakan door closer (bila memungkinkan)
d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa membuka pintu.
Pembagian Area
a. Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat.
b. Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan kepada perawat
kamar operasi.
Air Bersih
Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak berwarna, berbau dan berasa.
b. Tidak mengandung kuman pathogen.
c. Tidak mengandung zat kimia.
d. Tidak mengandung zat beracun.
D. Dekontaminasi
Kebersihan saja tidaklah cukup untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kontaminasi silang. Dekontaminasi permukaan-permukaan yang tersentuh sekresi
mulut pasien, instrumen atau tangan operator biasanya bisa diatasi dengan bahan
kimia antikuman (Tabel 1-1). Semua permukaan kerja yang terkontaminasi,
pertama-tama dilap dengan handuk pengisap untuk menghilangkan bahan-bahan
organik kemudian didesinfeksi dengan larutan pemutih (clorox diencerkan dalam
perbandingan 1:10 sampai dengan 1:100 tergantung bahan organik yang ada). Hal
tersebut dilakukan setiap hari. Pemutih adalah salah satu bahan anti-kuman yang
murah dan efektif, namun perlu diperhatikan bahwa bahan ini bersifat korosif
terhadap logam khususnya alumunium.
Pedoman mengenai bahan-bahan disinfeksi dan sterilisasi kimia
Nama Dagang Komposisi kimia Desinfektan Sterilan
Bancide Stearall
Wavicide-01
Glutaraldehid 2%,
sifat asam,
potensinya
ditingkatkan dengan
ethoxylates non-ionik
dari alkohol linear.
Kekuatan penuh
selama 10 menit pada
suhu kamar
Kekuatan penuh, 1
jam pada 60o
4 jam
pada suhu 40-50o ,
dan 10 jam pada suhu
kamar.
Cidex-7
Procide-28
Centra-28
Omnicide
Glutaraldehid 2%
alkalin
Kekuatan penuh, 10
menit pada suhu
kamar
Kekuatan penuh 10
jam pada suhu
kamar.
Sporicidin Glutaraldehid 2%
alkalin dengan buffer
fenol
Diencerkan 1:16, 10
menit pada suhu
kamar
Kekuatan penuh 10
jam pada suhu
kamar.
Glutarex Glutaraldehid 2% Diencerkan 10 menit Kekuatan penuh 10
netral pada suhu kamar jam pada suhu kamar
Omni II 0-phenylphenol 9,
0% dan o-benzyl-p-
chlorophenol
Diencerkan 1:32, 10
menit pada suhu
kamar
-
Wescodyne Iodopors, iodine 1 % Diencerkan sesuai
petunjuk pabrik 30
menit
-
Larutan Pemutih Sodium hipoklorit Diencerkan 1:5
sampai 1:100, 10-30
menit
-
E. Pelindung permukaan
Kertas dengan lapisan kedap air, alumunium foil atau plastik yang jernih
bisa dipergunakan sebagai penutup permukaan yang mudah terkontaminasi
dengan darah atau saliva, yang sulit didesinfeksi secara efektif misalnya pegangan
lampu dan kepala unit sinar-X. Penutup ini dibuka oleh personel yang
menggunakan sarung tangan pada akhir suatu tindakan pembedahan, kemudian
diganti dengan yang bersih (sesudah melepas sarung tangan atau mengganti
sarung tangan). Selama prosedur pembedahan, permukaan yang tidak terlindung
misalnya pengontrol kursi atau lampu operasi bisa diatur atau digunakan tanpa
menimbulkan kontaminasi dengan menggunakan sponge bedah 4x4 dan tangan
yang memakai sarung tangan sebagai barier tambahan. Idealnya pengontrolan
dengan tangan sebaiknya dihindarkan atau di-kurangi. Tempat kumur, dispenser
untuk sabun dan pengontrol kursi sebaiknya menggunakan peralatan yang bisa
dioperasikan dengan kaki.
F. Peralatan yang tajam
Peralatan tajam yang biasanya digunakan di dalam prosedur bedah mulut
dan sering terkontaminasi darah dan saliva misalnya, jarum suntik, jarum jahit,
Man (blade) skapel, elevator periosteal, dan elevator akar, dianggap berpotensi
untuk menginfeksi dan harus ditangani dengan can khusus untuk mencegah luka
yang tidak sengaja. Untuk menghindari kontak yang tidak diperlukan, semua
peralatan disposibel ditempatkan di dalam wadah yang diletakkan sedekat
mungkin dengan tempat penggunaannya. Jarum yang kotor jangan dibengkokkan,
dipatahkan/ditutup, atau dengan kata lain jangan dipegang dengan tangan. Untuk
pengulangan suntikan anestesi lokal, sebaiknya jarum ditempatkan terbuka di atas
tempat yang steril ketimbang harus melepas tutup jarum sekali lagi. Kunci
keberhasilan penanganan alat-alat tajam yang terkontaminasi adalah
mengurangi frekuensi pemakaiannya sehingga menurunkan kesempatan
terjadinya tusukan atau goresan yang tidak disengaja. Secara umum, semua alat
yang disposibel diautoklaf dulu sebelum dibuang. Pada kasus perawatan pasien
yang menular, peralatan disposibel dibungkus rangkap dua sesegera mungkin
sesudah digunakan.
G. PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI
Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat
standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk
mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam :
1.Cara pembersihan rutin/harian
2.Cara pembersihan mingguan
3. Cara pembersihan sewaktu.
1. Cara Pembersihan Harian
Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan kamar operasi
agar siap pakai dengan ketentuan sebagai berikut :
Semua permukaaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi harus dibersihkan
dengan menggunakan desinfektan atau dapat juga menggunakan air sabun.
Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan dibersihkan. Ember tempat
sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai, kemudian pasang plastic yang baru.
Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan, antara lain :
1) Slang suction dibilas.
2) Cairan yang ada dalam botol suction dibuang bak penampung tidak boleh dibuang
di ember agar sampah yang ada tidak tercampur dengan cairan yang berasal dari
pasien.
3) Alat anestesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah dibersihkan direndam
dalam cairan desinfektan.
Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan. Lantai dibersihkan
kemudian dipel dengan menggunakan cairan desinfektan. Air pembilas dalam ember
setiap kotor harus diganti dan tidak boleh untuk kamar operasi yang lain. Lubang
angin, kaca jendela dan kusen, harus dibersihkan. Alat tenun bekas pasien dikeluarkan
dari kamar operasi. Jika alat tenun tersebut bekas pasien infeksi, maka penanganannya
sesuai prosedur yang berlaku. Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada
waktu membersihkan, lampu harus dalam keadaan dingin. Alas kaki (sandal) khusus
kamar operasi harus dibersihkan setiap hari.
2. Pembersihan Mingguan
Dilakukan secara teratur setiap minggu sekali.
Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah dikeluarkan dan diletakkan di
koridor/didepan kamar bedah.Peralatan kamar bedah harus dibersihkan /dicuci dengan
memakai cairan desinfektan atau cairan sabun. Perhatian harus ditujukan pada bagian
peralatan yang dapat menjadi tempat berakumulasinya sisa organis, seperti bagian
dari meja operasi, dibawah matras. Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan
air mengalir.
Lantai disemprot dengan menggunakan deterjen, kemudian permukaan lantai disikat.
Setelah bersih dikeringkan. Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah
dibersihkan dapat dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.
3. Pembersihan Sewaktu.
Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk tindakan
pembedahan pada kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding, meja operasi, meja
instrument dan semua peralatan yang ada di kamar operasi.
b. Instruemen dan alat bekas pakai harus dipindahkan/tidak boleh campur dengan alat yang
lain sebelum didesinfektan.
c. Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya diijinkan setelah pembersihan secara
menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.
Sterilisasi kamar operasi dapat dengan cara :
1)Pemakaian sinar ultra violet, yang dinyalakan selama 24 jam.
2)Memakai desinfektan yang disemprotkan dengan memakai alat (foging). Waktu
yang dibutuhkan lebih pendek dibandingkan dengan pemakaian ultra violet, yaitu
kurang lebih 1 jam untuk menyemprotkan cairan, dan 1 jam kemudian baru dapat
dipakai.
d. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan pada kasus infeksi dan penyakit menular
adalah :
1) Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan perawatan yang harus
dilaksanakan terhadap pasien tersebut.
2) Petugas yang menolong pasien harus :
a) memakai sarung tangan
b) Tidak luka atau goresan dikulit atau tergores alat bekas pasien (seperti jarum suntik
dsb.)
c)Memahamai cara penularan penyakit tersebut.
d) Memperhatikan teknik isolasi dan tekhnik aseptic.
e) Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatasi/tertentu dan selama menangani
pasien tidak boleh menolong pasien lain dalam waktu bersamaan.
3) Pasang pengumuman didepan kamar operasi yang sedang dipakai yang menyatakan bahwa
dilarang masuk karena ada kasus infeksi.
4) Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi dibungkus rapat dengan kantong
plastic tebal yang cukup besar agar bau tidak menyebar dan menimbulkan infeksi silang.
5) Ruang tindakan secara periodic dan teratur dilakukan uji mikrobiologi terhadap debu,
maupun terhadap kesehatan yang ada.
H. PENANGANAN LIMBAH
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan
prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang
selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang
selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau
diserah terimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup
serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah
sakit.
Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor serta
diberi label warna merah”untuk dimusnahkan”.