persepsi para birokrat pemerintah kota salatiga unit kerja...

51
i Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja Non DPPKAD Terhadap Understandability dan Usefulness Laporan Keuangan Yang Disajikan Pemkot Salatiga Oleh Nama : Leila Desy Nugrahaeni NIM : 232009137 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Guna Mememenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERRSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: vuongnguyet

Post on 27-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

i

Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit

Kerja Non DPPKAD Terhadap Understandability dan

Usefulness Laporan Keuangan Yang Disajikan Pemkot

Salatiga

Oleh

Nama : Leila Desy Nugrahaeni

NIM : 232009137

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Guna Mememenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERRSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan
Page 3: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

ii

Page 4: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

iii

Page 5: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

iv

ABSTRACT

Local goverment must inform the financial report as responsible to the

citizens. Public sector financial report is the responsibility of the goverment to the

implementation of its program. The birokrat serve the financial report in the use

of decision making and sence understanding as they are the user and implementor

of public sector financial report. This research aims to reveral the perception of

the non DPPKAD official unit related with the understandability and usefulness of

financial report of the Salatiga lokal Goverment.

Based the sector aspect, the result shows that Salatiga local Goverment

financial report has not fullfiled the main purpose yet.

Keyword: Financial Report, Local Goverment, Birokrat, Understandability,

Usefulness

Page 6: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

v

SARIPATI

Pemerintah Daerah harus memberikan pertanggungjawaban atas kinerja

keuangan daerah terhadap rakyatnya. Laporan keuangan sektor publik merupakan

media pertanggungjawaban Pemerintah terhadap pengguna laporan keuangan

sektor publik. Birokrat selaku pembuat serta pengguna laporan keuangan sektor

publik, harus menyajikan laporan keuangan yang berguna untuk pembuatan

keputusan serta memiliki unsur keterpahaman. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui persepsi birokrat unit kerja non DPPKAD mengenai keterpahaman

dan kegunaan laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa laporan keuangan yang disajikan

Pemkot Salatiga berdasarkan dari aspek penggunanya, belum memenuhi tujuan

utama dari laporan keuangan.

Kata Kunci: Laporan keuangan, Pemerintah Daerah, Birokrat, Keterpahaman,

Kegunaan

Page 7: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

vi

KATA PENGANTAR

Dalam penelitian ini penulis meneliti persepsi para birokrat Pemerintah

Kota Salatiga unit kerja non DPPKAD terhadap understandability dan usefulness

laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga. Laporan keuangan pemerintah

merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat

atas kinerja pemerintah. Agar dapat memenuhi tujuannya laporan keuangan yang

disajikan pemerintah harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan

yaitu keterpahaman (understandability) serta kegunaan dalam pembuatan

keputusan (decision usefulness).

Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

perbaikan penelitian yang serupa dikemudian hari. Akhir kata, penulis berharap

agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penulis,

Leila Desy Nugrahaeni

Page 8: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena

penyertaanNya, kertas kerja penulis yang berjudul “Persepsi Para Birokrat

Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja Non DPPKAD Terhadap understandability

dan Usefulness Laporan Keuangan Yang Disajikan Pemkot Salatiga” telah dapat

diselesaikan dengan baik.

Kertas kerja ini diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam

mencapai gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Program Studi

Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Dalam kesempatan yang membahagiakan ini, penulis bermaksud untuk

menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai pihak antara lain kepada:

1. Keluarga tercinta, ayah, ibu, kakak, adik yang telah mendukung baik moril

maupun materiil.

2. Bapak Marwata, S.E., M.Si., Ph.D., Akt., selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan inspirasi, ide, saran, dan kritik selama

penyusunan kertas kerja ini.

3. Dosen Penguji, bapak Prof. Supramono, S.E., MBA., DBA dan ibu Like

Soegiono, S.E., M.Si yang telah memberikan saran dan ide kepada penulis.

4. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis, serta Bapak Henci I.A Latunussa, S.E., MPA.,

selaku wali studi yang telah membantu selama proses perkuliahan hingga

selesainya kertas kerja ini.

5. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis

UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta

penyusunan kertas kerja ini secara langsung maupun tidak langsung.

6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta SKPD Kota Salatiga yang telah

memberikan ijin kepada penulis dalam proses pencarian data selama

penyusunan kertas kerja ini.

7. Sahabat-sahabat baik saya, Handita Rachma, Erlyna, Anita Ardhiyanti,

Retno Mei, Dian Sari, Prissada Sasanti dan teman-teman lain yang tidak

Page 9: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

viii

dapat penulis sebutkan yang telah membantu maupun merepotkan penulis

dalam segala hal, baik suka maupun duka.

8. Teman-teman seperjuangan, Christine, Hikmah, Wenly yang telah

membantu dan berbagi segala hal dalam proses penyusunan kertas kerja.

Salatiga, 2013

Leila Desy Nugrahaeni

Page 10: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi...........................................................................ii

Halaman Persetujuan Skripsi..................................................................................iii

Abstrac....................................................................................................................iv

Saripati.....................................................................................................................v

Kata Pengantar........................................................................................................vi

Ucapan Terima Kasih............................................................................................vii

Daftar Isi.................................................................................................................ix

1. Pendahuluan........................................................................................................1

2. Telaah Teoritis.....................................................................................................4

3. Metode Penelitian................................................................................................9

4. Temuan dan Pembahasan..................................................................................12

4.1 Gambaran Umum Responden....................................................................12

4.2 Keterpahaman (Understandability) Laporan Keuangan............................13

4.3 Kegunaan (Usefulness)Laporan Keuangan................................................17

4.4 Matrik Hubungan Keterpahaman dan Kegunaan Laporan

Keuangan....................................................................................................30

5. Kesimpulan, Keterbatasan, Saran......................................................................33

Daftar Pustaka........................................................................................................36

Lampiran................................................................................................................38

Page 11: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

1

Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja Non

DPPKAD Terhadap Understandability Dan Usefulness Laporan

Keuangan Yang Disajikan Pemkot Salatiga

1. Pendahuluan

Laporan keuangan merupakan salah satu wujud dari pertanggungjawaban

pemerintah atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/ Daerah

(APBN/APBD), yang dapat menjadi tolok ukur atas kinerja pemerintah yang

dipertanggungjawabkan kepada pengguna. Tuntutan untuk pembuatan laporan

keuangan yang akuntabel menyebabkan terjadinya fenomena adopsi praktik

akuntuntasi sektor swasta oleh organisasi sektor pemerintah (Harun, 2009: 12-13).

Akuntansi basis akrual yang merupakan salah satu praktik akuntansi sektor swasta

yang diadopsi oleh sektor publik, menuntut adanya pembuatan laporan keuangan

baru di sektor publik. Dengan basis akrual itu, kini sektor pemerintah dituntut

untuk membuat laporan keuangan berupa neraca, laporan arus kas, laporan kinerja

pemerintah, selain laporan keuangan tradisional seperti laporan realisasi anggaran

dan laporan target dan realisasi pendapatan dan belanja.

Di Indonesia fenomena adopsi laporan keuangan sudah dimulai sejak

diundangkannya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(UUKN). Di dalam UUKN tersebut disebutkan bahwa organisasi pemerintah

termasuk Pemerintah Daerah (Pemda) harus menyajikan berbagai laporan

keuangan yang baru. Seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.24

Tahun 2005, Pemda wajib untuk menggunakan basis akuntansi kas menuju akrual,

untuk menghasilkan neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, laporan

kinerja keuangan dan laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan

keuangan. Kemudian, PP No.71 Tahun 2010 mengatur mengenai penyusunan

akuntansi Pemerintah basis akrual, yang menuntut Pemerintah untuk

menghasilkan laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih

(SAL), neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,

dan catatan atas laporan keuangan.

Page 12: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

2

PP No.71 Tahun 2010 memberikan batas waktu untuk implementasi

akuntansi basis akrual paling lambat pada tahun 2014. Saat ini beberapa Pemda

sudah menyajikan sebagian dari komponen laporan keuangan yang dipersyaratkan

oleh PP No.71 Tahun 2010 termasuk Pemkot Salatiga, yang pada tahun 2011

Pemkot salatiga telah menyajikan laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus

kas, laporan target dan realisasi pendapatan dan belanja, serta catatan atas laporan

keuangan.

Munculnya laporan-laporan baru Pemda menimbulkan pertanyaan

mengenai sejauh mana laporan-laporan baru tersebut mudah dipahami serta

berguna dalam pembuatan keputusan pengguna. Pertanyaan yang muncul adalah,

apakah laporan-laporan baru tersebut memenuhi karakteristik kualitatif laporan

keuangan yang utama, yaitu understandability dan usefulness.

Penelitian mengenai understandability dan usefulness laporan-laporan

jenis baru di sektor pemerintahan tersebut sudah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Kober, Lee, dan Ng (2010) meneiliti kegunaan dan keterpahaman laporan

keuangan berbasis akrual pada Pemerintah Australia, dengan melakukan survei

terhadap pengguna internal maupun eksternal serta preparers laporan keuangan

pemerintah. Hasil penelitian Kober dkk menunjukkan bahwa untuk meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas pemerintah, akuntansi berbasis kas dianggap tidak

lagi memadai untuk lembaga pemerintah. Dalam penelitiannya Kober dkk

menemukan dua hal, yang pertama mengenai kegunaan, bahwa basis kas dianggap

tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan dan basis akrual dianggap

lebih berguna. Kedua mengenai keterpahaman, bahwa dalam hal ini laporan

akuntansi akrual dinilai lebih dipahami oleh para pengguna laporan keuangan

sektor publik di Australia dibandingkan akuntansi basis kas.

Deaconu, Nistor, dan Filip (2011) meneliti mengenai ada atau tidaknya

manfaat/ keuntungan menggunakan akuntansi akrual dibandingkan akuntansi kas

pada Pemerintah Rumania. Hasil penelitian mereka menunjukkan manfaat dari

penerapan akuntansi akrual, bahwa akuntansi akrual membuat pengelolaan

keuangan sektor publik di Rumania lebih efisien.

Page 13: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

3

Penelitian seperti yang dilakukan Kober, dkk (2010) dan Deaconu, dkk

(2011) di Indonesia belum ada, apalagi PP No.71 baru akan diimplementasikan

Tahun 2014. Oleh karena itu penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan agar

diketahui persepsi pengguna di Indonesia mengenai karakteristik utama dari

laporan keuangan pemerintah yang baru yaitu understandability dan usefulness.

Ada banyak pihak yang terkait dengan laporan keuangan sektor

pemerintah. Salah satunya adalah birokrat selaku penyedia sekaligus pengguna

dari laporan keuangan Pemda. Birokrat dalam penelitian ini adalah mereka yang

bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Salatiga yang unit

kerjanya di luar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD), artinya mereka yang hanya menyusun laporan keuangan pada satuan

kerja maing-masing saja bukan pembuat kebijakan.

Tujuan dan Manfaat

Pemkot Salatiga saat ini belum sepenuhnya menggunakan akuntansi basis

akrual, baru sebagian dari laporan keuangan yang dipersyaratkan PP No. 71 yang

disajikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah laporan keuangan

yang disajikan Pemkot Salatiga telah memenuhi karakteristik kualitatif yang

utama yaitu understandability dan usefulness dari sudut pandang Birokrat di luar

DPPKAD. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi para birokrat

unit kerja non DPPKAD terhadap understandability dan usefulness laporan

keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga.

Page 14: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

4

2. Telaah Teoritis

2.1 Tujuan Laporan keuangan Pemerintah

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

publik. Laporan keuangan secara umum digunakan untuk memonitor kerja dan

mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati tren antarkurun

waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya

dengan organisasi lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga

memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa

yang diterima, serta memungkinkan mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas

penggunaan sumber daya organisasi (Madiasmo 2002 dalam Nordiawan dan

Hertianti 2010: 126).

Laporan keuangan pemerintah adalah hasil akhir dari laporan akuntansi

yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh

berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan menggambarkan tentang

pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target

pendapatan, realisasi penyerapan belanja, serta realisasi pembiayaan (Bastian,

2010: 9).

Menurut PP No. 71 2010, pelaporan keuangan pemerintah seharusnya

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun

politik dengan:

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya

keuangan

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan

untuk membiayai seluruh pengeluaran

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah

dicapai

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai

seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya

Page 15: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

5

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak

dan pinjaman

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat dari

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Komponen laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010 adalah

sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Aggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan

pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD

dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya

ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode

pelaporan. Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi

realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa

lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara komparatif

dengan periode sebelumnya pos-pos saldo anggaran lebih awal, penggunaan

saldo anggaran lebih, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan,

koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain, dan saldo

anggaran lebih akhir.

3. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal

tertentu.

4. Laporan Operasional (LO)

Laporan operasional ini bermanfaat untuk menyediakan informasi mengenai

seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan, dan penyajiannya

disandingkan dengan periode sebelumnya. Struktur laporan keuangan terdiri

Page 16: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

6

dari pendapatan operasional, beban, surplus/defisit dari operasi, kegiatan non

operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan

surplus/defisit laporan operasi.

5. Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan finansial yang menyajikan

informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang

diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan

transitoris (penerimaan atau pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam

aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan).

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya ekuitas awal,

surplus/defisit laporan operasional, koreksi-koreksi yang langsung

menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang tak terpisahkan

dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos

laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CaLK

ditujukan agar laporan keuangan dapat dipahami dan dibandingkan dengan

laporan keuangan entitas lainnya.

Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Pasal 30 Poin 2 Tentang

Keuangan Negara, pemerintah diwajibkan membuat laporan keuangan setidak-

tidaknya meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan

atas laporan keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan

negara dan badan lainnya.

2.2 Understandability dan Decision Usefulness

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari sistem akuntansi baik sektor

swasta maupun sektor pemerintahan. Laporan keuangan pemerintah merupakan

bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen pemerintah dalam

menginformasikan kepada pihak lain dalam hal ini pengguna laporan keuangan

Page 17: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

7

pemerintah tentang kondisi keuangan pemerintah. Untuk itu, pemerintah perlu

memperhatikan kualitas dari laporan keuangan tersebut.

Gambaran kerangka karateristik kualitatif laporan keuangan sebagaimana

yang dikemukan dalam kerangka konseptual Financial Accounting Standart

Boards (FASB) yaitu Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 2

sebagai berikut :

Gambar 1

Sumber: SFAC No.2 (FASB 1980) dalam Scott (2009)

Dari gambar di atas terlihat bahwa, tujuan laporan keuangan adalah untuk

mengkomunikasikan laporan keuangan kepada pengguna tertentu (user specific

qualities), yaitu pada karakteristik utamanya understandability dan decision

usefulness. Praktik laporan keuangan dipilih atas dasar kegunaannya dalam proses

pembuatan keputusan ekonomik, selanjutnya pengguna akan menggunakan

laporan keuangan jika mereka memandang laporan keuangan itu memiliki

kegunaan dalam proses pembuatan keputusan. Jika pengguna memandang bahwa

laporan keuangan tidak berguna atau laporan keuangan tersebut tidak memenuhi

tujuannya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa praktik laporan keuangan

adalah aktifitas yang sia-sia.

User specific qualities

Page 18: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

8

Agar laporan keuangan berguna dalam pembuatan keputusan, harus

dipenuhi persyaratan tertentu pada aspek informasinya dan aspek penggunanya.

Pada aspek informasinya, laporan keuangan harus memiliki karakteristik utama

relevan dan reliability. Pada aspek penggunanya, laporan keuangan harus

dimengerti atau dipahami oleh penggunanya.

Menurut PP 71 Tahun 2010, informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta

istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,

pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk

mempelajari informasi yang dimaksud.

Menurut Suwardjono (2006: 165), kebijakan akuntansi haruslah melalui

proses pertimbangan apakah pemakai mampu mencerna informasi tersebut, untuk

menentukan apakah suatu informasi terpahami (understandable) oleh mereka

tanpa harus selalu disertai penjelasan rinci yang bersifat mengajari. Kemudian bila

suatu informasi dapat dipahami pemakai, apakah informasi tersebut akan dipakai.

Informasi akan dipakai kalau terdapat kebermanfaatan terhadap keputusan

pemakai (decision usefulness). Menurut Bastian (2010: 90), informasi harus

menghasilkan atau menjadi berguna terkait dengan tindakan yang dirancang untuk

memfasilitasi atau menghasilkan sesuatu yang hendak dihasilkan.

Dalam kerangka IASB/FASB An Improved Conceptual Framework for

Financial Reporting (dalam Kober, 2010) menyatakan relevansi dan representasi

sebagai dasar karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna

(usefulness) untuk pengambilan keputusan. Kualitas informasi laporan keuangan

dilihat sebagai hasil tergantung dari sejauh mana informasi laporan keuangan

tersebut dapat berguna (usefulness) sebagai alat pengambilan keputusan. Agar

pengguna laporan keuangan dapat memanfaatkan laporan keuangan sebagai alat

pengambilan keputusan, maka laporan keuangan tersebut harus memenuhi prinsip

karateristik kualitatif laporan keuangan.

Page 19: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

9

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan dan

menganalisis persepsi. Objek penelitian adalah SKPD Kota Salatiga non

DPPKAD. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan

alat atau instrumen kuesioner dan metode wawancara mendalam dengan

instrumen peneliti sendiri. Pertanyaan survei mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Kober dkk, (2010). Pertanyaan wawancara berupa kuesioner yang

kemudian dikembangkan dengan menanyakan alasan terhadap pilihan yang telah

dipilih responden. Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian, bagian pertama mengenai

data diri responden, bagian kedua mengenai keterpahaman laporan keuangan

kegunaan dan bagian ketiga mengenai laporan keuangan dalam 12 konteks

keputusan (Lihat lampiran).

Keterpahaman akan dianalisis berdasarkan tingkat interval, sedangkan

kegunaan akan dianalisis berdasarkan prosentase rata-rata. Hal tersebut

dikarenakan pada bagian keterpahaman responden diminta untuk memberikan

penilaian setuju atau tidak setuju. Sedangkan pada bagian kegunaan, reponden

diminta untuk memberikan tanda centang pada laporan keuangan yang dinilai

paling berguna berdasarkan 12 konteks keputusan yang disediakan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat

dari kuesioner dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat

SKPD non DPPKAD. Sampel dipilih dengan menggunakan metode stratified

random sampling yaitu dengan cara membagi populasi kedalam kelompok-

kelompok yang homogen (strata), yaitu bagian keuangan dan non keuangan

berdasarkan non proporsional. Kemudian sampel diambil secara acak dari tiap

strata. Dari 19 SKPD yang ditunjuk oleh Kesbangpol peneliti mengambil sampel

sebanyak 13 SKPD yang terdiri dari kantor, badan, dan dinas. Dari 13 SKPD

dipilih sampel sebanyak 30 orang yang terdiri dari 13 orang bidang jabatan

keuangan dan 17 orang diluar bidang keuangan. Dari 30 kuesioner yang disebar,

kuesioner yang kembali sebanyak 26 lembar dan yang dapat diolah sebanyak 20

lembar. Beberapa kuesioner tidak dapat diolah dikarenakan, responden dalam

pengisiannya tidak sesuai dengan intrumen yang telah diberikan.

Page 20: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

10

3.1 Metode Pengumpulan Data

1. Langkah awal yang dilakukan adalah penyusunan kuesioner yang

mengacu dari penelitian yang pernah dilakukan Kober dkk, dengan sedikit

melakukan penyesuaian

2. Meminta responden untuk memberikan penilaian setuju atau tidak

mengenai seberapa mudah keempat laporan keuangan yang disajikan

tersebut untuk dipahami. Pada kuesioner bagian understandability dengan

skala penilaian (skala 1: sangat tidak setuju; skala 4: sangat setuju)

3. Persepsi pada point 4 akan dilihat dengan menggunakan rumus interval

sebagai berikut:

Dimana:

I = Interval

k = Kategori jawaban

Nilai max = nilai tertinggi

Nilai min = nilai terendah

Range Kriteria

1,00 – 1,75

1,76 – 2,50

2,51 – 3,25

3,26 – 4,00

Sangat Tidak Setuju/ Sangat Tidak Mudah Dipahami

Tidak Setuju/ Tidak Mudah Dipahami

Setuju/ Mudah Dipahami

Sangat Setuju/ Sangat Mudah Dipahami

4. Setelah diperoleh data mengenai keterpahaman (Understandability)

laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga, data dianalisis

menggunakan statistik deskriptif untuk dapat memaknai data yang telah

diperoleh.

Page 21: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

11

5. Meminta responden untuk menilai laporan mana yang berguna dalam

beberapa konteks keputusan. Laporan keuangan yang disajikan adalah

Neraca, LRA, LAK, dan Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan

Belanja (LTRPB).

6. Selanjutnya akan dihitung prosentase terhadap kegunaan laporan keuangan

berdasarkan 12 konteks keputusan yang ada. Prosentase akan dirata-rata

dan akan dianalisis berdasarkan karakteristik responden.

7. Selain dengan menggunakan kuesioner, peneliti juga menggunakan

metode wawancara mendalam dengan pihak yang bersedia meluangkan

waktu untuk proses wawancara mengenai topik yang diangkat penulis.

8. Selanjutnya akan dibuat matrix yang akan dibagi berdasarkan karakteristik

responden. Penilaian tentang keterpahaman akan dibandingkan dengan

penilaian terhadap kegunaan laporan keuangan pemkot. Dari 12 konteks

keputusan akan dibuat rata-rata, yaitu dengan cara:

Page 22: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

12

4. Temuan dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Responden

Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai data responden, didapat

informasi yang digambarkan dengan tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1

Gambaran Umum Responden

Keterangan Kriteria Jumlah

responden Prosentase

Jenis Kelamin Laki-laki 10 50%

Perempuan 10 50%

Total 20 100%

Tingkat Pendidikan Na (tidak diketahui) 6 30%

SLTA 2 10%

D3 2 10%

S1 8 40%

S2 2 10%

Total 20 100%

Bidang Jabatan Sub Bagian Keuangan 10 50%

Non Keuangan 10 50%

Total 20 100%

Lama Bekerja Na (tidak diketahui) 5 25%

<10 Tahun 2 10%

>10 Tahun 13 65%

Total 20 100%

Sumber: Data Primer, 2013

Page 23: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

13

Pada penelitian ini responden dibagi berdasarkan jenis kelamin, tingkat

pendidikan, bidang jabatan, dan lama bekerja. Jumlah responden yang bersedia

atau tidak berhalangan mengikuti penelitian ini adalah 20 orang dari 13 SKPD

yang dijadikan sampel dan dapat diolah. Menurut jenis kelamin, responden laki-

laki dan perempuan adalah sama masing-masing 10 orang atau 50% laki-laki dan

50% perempuan. Tingkat pendidikan, berkisar antara SLTA, D3, S1, dan S2 serta

didominasi oleh responden yang berpendidkan S1 (40%). Bidang jabatan

responden terdiri dari Kasubbag keuangan dan non keuangan masing-masing 10

orang atau 50% Kasubbag keuangan dan 50% non keuangan. Lama bekerja

responden rata-rata adalah lebih dari 10 tahun.

4.2 Keterpahaman (understandability) Laporan Keuangan

4.2.1 Keterpahaman Laporan Keuangan Berdasarkan Bidang Jabatan

Berdasarkan hasil penilaian kepada responden berdasarkan bidang jabatan

terhadap keterpahaman (understandability) laporan keuangan yang disajikan

Pemkot Salatiga, didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2

Penilaian Responden Terhadap Keterpahaman (Understandability) Laporan

Keuangan Yang Disajikan Pemkot Salatiga Berdasarkan Jabatan

indikator keuangan non keuangan

total

skor

rata-

rata

persepsi total

skor

rata-

rata

persepsi

1 Neraca mudah dipahami oleh

Birokrat unit kerja non DPPKAD

27 2,7 mudah

dipahami

31 3,1 mudah

dipahami

2 Laporan Realisasi Anggaran

(LRA) mudah dipahami oleh

Birokrat unit kerja non DPPKAD

31 3,1 mudah

dipahami

29 2,9 mudah

dipahami

3 Laporan Target dan Realisasi

Pendapatan & Belanja mudah

dipahami oleh birokrat unit kerja

29 2,9 mudah

dipahami

29 2,9 mudah

dipahami

Page 24: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

14

non DPPKAD

4 Laporan Arus Kas (LAK) mudah

dipahami oleh Birokrat unit kerja

non DPPKAD

32 3,2 mudah

dipahami

29 2,9 mudah

dipahami

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil temuan diatas, terlihat dari total skor dan rata-rata

bahwa seluruh responden baik responden bidang jabatan keuangan maupun non

keuangan setuju laporan bahwa keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga mudah

dipahami oleh para birokrat unit kerja non DPPKAD. Responden menilai laporan

keuangan yang disajikan oleh Pemkot Salatiga selama ini mudah untuk dipahami.

Sesuai dengan wawancara kepada responden yang berpendapat sebagai berikut,

“selama ini Pemkot Salatiga telah memberikan palatihan atau

Bintek kepada para birokrat agar laporan keuangan yang

disajikan dapat dipahami, tidak sebatas pada birokrat dengan

bidang jabatan keuangan saja”.

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa laporan keuangan yang

disajikan Pemkot Salatiga mudah untuk dipahami oleh birokrat tidak sebatas pada

birokrat bidang jabatan keuangan saja. Hal tersebut dikarenakan Pemerintah telah

memberikan pelatihan agar laporan keuangan tersebut dapat dipahami.

Akan tetapi dalam wawancara dengan beberapa responden bidang

keuangan mengatakan bahwa tidak semua birokrat memahami neraca. Hal

tersebut seperti pernyataan responden sebagai berikut,

“dalam uraian neraca terdapat item-item tertentu yang belum

sepenuhnya dipahami oleh para birokrat, hal tersebut

dikarenakan pada masing-masing SKPD pengelolaan laporan

keuangannya berbeda-beda. Serta untuk memahami neraca

diperlukan pengetahuan dalam bidang akuntansi yang cukup,

tidak semua orang dapat memahami neraca dengan mudah”.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa, tidak seluruhnya birokrat

dapat memahami neraca dengan baik terutama birokrat non keuangan. Karena

diperlukan pengatahuan akuntansi yang cukup untuk memahami neraca.

Kemudian responden bagian keuangan dan non keuangan setuju bahwa,

“LRA dan LTRPB lebih mudah dipahami karena LRA dan LTRPB

disajikan secara rinci”. Akan tetapi untuk laporan realisasi

Page 25: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

15

anggaran bagian SILPA sulit dipahami, karena SILPA tidak

disosialisasikan serta hanya dibuat di DPPKAD, dalam hal ini

hanya orang-orang DPPKAD saja yang mengetahui, hal tersebut

perlu dan sebaiknya disosialisasikan agar dapat dipahami”.

Dari peryataan tersebut dapat dikatakan bahwa tidak sepenuhnya item

yang terdapat dalam LRA mudah dipahami. Terutama pada bagian SILPA, para

birokrat non DPPKAD sama sekali tidak memahami SILPA karena hanya dibuat

di DPPKAD dan SILPA tidak disosialisasikan di SKPD non DPPKAD.

Menurut pendapat sebagian besar reponden, LAK juga mudah dipahami

oleh birokrat non DPPKAD serta ada pula yang menyatakan tidak mudah

dipahami. Sesuai dengan pendapat responden bahwa,

”LAK sangat sederhana sehingga mudah untuk dipahami, akan

tetapi kurang disosialisasikan dan tidak semua SKPD menyusun

LAK sehingga tidak seluruh birokrat SKPD memahami LAK”.

Dari pernyataan responden di atas dapat dinilai bahwa, tidak selurunya

reponden menilai LAK mudah untuk dipahami. Karena tidak semua SKPD

menyusun LAK, serta LAK juga kurang disosialisasikan.

4.2.2 Keterpahaman (understandability) Laporan Keuangan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Responden

Setelah dilakukan penelitian mengenai keterpahaman laporan keuangan

terhadap responden yang dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat

hasil seperti pada tabel 3 dan tabel 4 di bawah ini:

Tabel 3

indikator SLTA D3 NA

total

skor

rata-

rata

persepsi total

skor

rata-

rata

persepsi total

skor

rata-

rata

persepsi

1 Neraca mudah

dipahami oleh

Birokrat unit kerja

non DPPKAD

5 2,5 tidak

mudah

dipahami

6 3 mudah

dipahami

18 3 mudah

dipahami

2 Laporan Realisasi 6 3 mudah 6 3 mudah 18 3 mudah

Page 26: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

16

Anggaran (LRA)

mudah dipahami

oleh Birokrat unit

kerja non DPPKAD

dipahami dipahami dipahami

3 Laporan Target dan

Realisasi

Pendapatan &

Belanja mudah

dipahami oleh

birokrat unit kerja

non DPPKAD

6 3 mudah

dipahami

6 3 mudah

dipahami

16 2,7 mudah

dipahami

4 Laporan Arus Kas

(LAK) mudah

dipahami oleh

Birokrat unit kerja

non DPPKAD

7 3,5 mudah

dipahami

6 3 mudah

dipahami

18 3 mudah

dipahami

Sumber: Data Primer 2013

Tabel 4

indikator S1 S2

total

skor

rata-

rata

persepsi total

skor

rata-

rata

persepsi

1 Neraca mudah dipahami oleh Birokrat

unit kerja non DPPKAD

24 3 mudah

dipahami

5 2,5 tidak

mudah

dipahami

2 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

mudah dipahami oleh Birokrat unit kerja

non DPPKAD

24 3 mudah

dipahami

6 3 mudah

dipahami

3 Laporan Target dan Realisasi Pendapatan

& Belanja mudah dipahami oleh birokrat

unit kerja non DPPKAD

24 3 mudah

dipahami

6 3 mudah

dipahami

4 Laporan Arus Kas (LAK) mudah

dipahami oleh Birokrat unit kerja non

DPPKAD

24 3 mudah

dipahami

6 3 mudah

dipahami

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diihat bahwa, menurut

responden dengan pendidikan SLTA dan S2 neraca tidak mudah dipahami oleh

Page 27: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

17

birokrat unit kerja non DPPKAD. Sesuai dengan pernyataan responden dengan

Pendidikan SLTA dan S2 bahwa,

“ tidak semua item-item dalam neraca dapat dipahami, karena

pengelolaan keuangan pada masing- masing SKPD berbeda-

beda, serta untuk dapat memahami neraca diperlukan

pengetahuan yang cukup dalam bidang akuntansi”.

Dari hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa tidak semua birokrat

non DPPKAD memahani neraca dengan mudah. Hal tersebut tidak berbeda

dengan pernyataan responden bidang jabatan keuangan.

Secara keseluruhan responden menyatakan bahwa, seluruh laporan

keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga mudah dipahami oleh birokrat non

DPPKAD. Hal tersebut dikarenakan selama ini Pemkot Salatiga telah memberikan

pelatihan atau Bintek.

4.3 Kegunaan Laporan Keuangan

4.3.1 Analisis Menurut Bidang Jabatan Responden

Berdasarkan penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness) laporan

keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga terhadap 12 konteks keputusan yang

disediakan dibedakan menurut bidang jabatan, didapat hasil seperti terlihat pada

tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5

Konteks Keputusan

Neraca LRA LAK LTRPB

Keu

(%)

Non

Keu

(%)

Keu

(%)

Non

keu

(%)

Keu

(%)

Non

Keu

(%)

Keu

(%)

Non

Keu

(%)

1 Menilai kinerja

Pemkot

80 40 90 70 50 20 80 80

2 Menilai kinerja

Program

20 10 100 90 20 20 80 60

3 Menilai efektivitas

Pemkot dalam

pengelolaan barang/

jasa

30 60 80 30 20 20 50 40

4 Menilai efisiensi

Pemkot dalam

pengelolaan barang/

40 50 50 50 10 10 40 70

Page 28: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

18

jasa

5 Untuk membantu

mengelola aset dan

liabilitas

(kewajiban) Pemkot

100 90 40 50 10 10 20 30

6 Untuk membantu

Pemkot dalam

memenuhi

kewajiban

akuntabilitas

80 50 90 60 50 50 70 50

7 Untuk keputusan

alokasi sumberdaya

Pemkot

10 20 30 40 20 0 30 30

8 Untuk keputusan

belanja modal

Pemkot yang besar

nilainya

50 40 40 30 20 20 30 40

9 Untuk mengevaluasi

keputusan alokasi

sumberdaya Pemkot

10 30 30 40 20 0 20 30

10 Untuk menilai

kebutuhan

sumberdaya masa

depan Pemkot

20 30 20 40 10 0 40 70

11 Untuk

mengidentifikasi

harga pokok barang

dan jasa yang

disediakan Pemkot

30 30 30 30 0 30 30 10

12 Untuk menilai

kebutuhan arus kas

Pemkot

10 10 20 10 60 60 10 0

Rata-rata 40 38,3 52 45 24,2 20 42 42,5

Sumber: Data Primer, 2013

4.3.1.1 Kegunaan Neraca

Berdasarkan hasil temuan pada tabel 5, dapat dilihat bahwa rata-rata

keseluruhan responden bidang jabatan keuangan dan responden diluar keuangan

menilai bahwa neraca tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan.

Untuk beberapa situasi keputusan seperti dalam membantu mengelola aset dan

kewajiban Pemkot serta membantu pemkot memenuhi kewajiban akuntabilitas,

responden bagian keuangan dan non keuangan menilai neraca berguna untuk

konteks keputusan tersebut.

Page 29: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

19

Namun terdapat perbedaan pendapat antara responden bagian keuangan

dan non keuangan terhadap kegunaan neraca untuk beberapa konteks keputusan.

Konteks keputusan tersebut adalah dalam menilai kinerja Pemkot, responden

bagian keuangan menilai neraca berguna dalam konteks keputusan tersebut yang

terlihat bahwa 80% responden menilai berguna, sedangkan responden non

keuangan menilai neraca tidak berguna dalam menilai konteks keputusan tersebut

yang terlihat hanya 40% responden yang menilai berguna.

Selanjutnya adalah untuk keputusan belanja Pemkot yang besar nilainya,

terlihat bahwa 50% responden keuangan menilai neraca berguna untuk konteks

keputusan tersebut dan 50% menilai tidak berguna. Sebaliknya responden non

keuangan menilai neraca tidak berguna untuk konteks keputusan tersebut.

Terjadinya perbedaan persepsi ini dikarenakan perbedaan bidang jabatan,

responden, responden bidang jabatan keuangan diasumsikan lebih mengerti isi

dan kegunaan neraca dibanding bidang diluar keuangan.

4.2.1.2 Kegunaan LRA

Berdasarkan temuan tabel 5, terlihat bahwa rata-rata secara keseluruhan

responden bidang jabatan keuangan menilai laporan realisasi anggararan (LRA)

berguna untuk sebagian besar situasi keputusan. Lebih banyak atau 52%

responden bagian keuangan menilai LRA berguna dari pada yang menilai tidak

berguna. Sebaliknya responden bidang jabatan non keuangan menilai tidak

berguna dari keseluruhan responden 10 orang (100%), yang menilai berguna 45%

dan lebih banyak yang menilai tidak berguna. Terjadi perbedaan persepsi terhadap

kegunaan LRA antara responden bidang keuangan dengan non keuangan,

diasumsikan bahwa responden bagian keuangan lebih memahami dan mengerti

terhadap kegunaan LRA dibandingkan dengan responden non keuangan.

Untuk beberapa konteks keputusan, responden non keuangan menilai

bahwa LRA berguna untuk beberapa konteks keputusan. Dari 12 konteks

keputusan yang ada responden non keuangan menilai LRA berguna untuk 5

situasi keputusan, antara lain menilai kinerja Pemkot 70% responden menilai

berguna, menilai kinerja program 90% responden menilai berguna, membantu

Page 30: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

20

Pemkot memenuhi kewajiban akuntabilitas sebanyak 60% responden menilai

berguna. Dalam konteks keputusan menilai efisiensi dalam pengelolaan

barang/jasa, dan membantu mengelola aset dan kewajiban Pemkot responden non

keuangan yang menilai berguna dan tidak berguna adalah sama yaitu masing-

masing 50%.

4.3.1.3 Kegunaan LAK

Berdasarkan temuan diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata secara

keseluruhan responden baik bidang jabatan keuangan maupun non keuangan

menilai laporan arus kas (LAK) tidak berguna hampir dalam seluruh situasi

keputusan. Responden bidang keuangan dan non keuangan sepakat menilai LAK

hanya berguna dalam menilai arus kas yang dibutuhkan Pemkot. Akan tetapi baik

responden bidang keuangan maupun non keuangan masih ragu terhadap kegunaan

LAK dalam membantu kewajiban akuntabilitas Pemkot, hal tersebut terlihat dari

prosentase penilaian responden yaitu 50% responden menilai berguna dan 50%

menilai tidak berguna. Dalam wawancara Responden berpendapat bahwa,

“tidak seluruh SKPD menyusun LAK, maka dari itu responden

ragu terhadap kegunaan LAK untuk beberapa konteks keputusan

termasuk dalam membantu kewajiban akuntabilitas Pemkot”.

Berdasarkan hasil dari kutipan wawancara dapat dikatakan bahwa,

responden menilai LAK tidak berguna dikarenakan rata-rata responden ragu

terhadap kegunaan neraca. Hal tersebut karena tidak semua SKPD menyusun

LAK.

Terdapat perbedaan persepsi antara responden bidang keuangan dengan

non keuangan, 50% dari 100% responden bidang keuangan menilai LAK berguna

dalam menilai kinerja Pemkot. Sedangkan responden non keuangan menilai LAK

tidak berguna dalam menilai kinerja Pemkot, yang terlihat bahwa dari keseluruhan

responden non keuangan (100%) yang menilai berguna hanya 20% saja dan lebih

banyak dari responden yang menilai tidak berguna.

Page 31: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

21

4.3.1.4 Kegunaan LTRPB

Berdasarkan hasil temuan, terlihat bahwa meskipun hampir sama isinya

dengan LRA tetapi rata-rata secara keseluruhan responden baik bidang keuangan

maupun non keuangan menilai laporan target dan realisasi pendapatan dan belanja

(LTRPB) tidak berguna terhadap sebagian besar situasi keputusan. Dapat dilihat

pada prosentase rata-rata keseluruhan (100%) responden bidang keuangan yang

menilai berguna adalah 42% dan responden non keuangan 42,5%. Lebih banyak

responden yang menilai tidak berguna dibandingkan yang menilai berguna.

Untuk beberapa konteks keputusan seperti dalam menilai kinerja Pemkot,

menilai kinerja program, membantu Pemkot dalam memenuhi kewajiban

akuntabilitas kedua responden sama-sama menilai LTRPB berguna untuk situasi

keputusan tersebut. Sedangkan untuk beberapa situasi keputusan terdapat

perbedaan persepsi, seperti kegunaan LTRPB dalam menilai efektivitas Pemkot

dalam pengelolaan barang/jasa responden bidang keuangan menilai LTRPB

berguna dalam konteks keputusan tersebut dan responden non keuangan menilai

LTRPB tidak berguna untuk situasi keputusan tersebut.

Kemudian untuk konteks keputusan menilai efisiensi Pemkot dalam

pengelolaan barang/jasa serta untuk menilai kebutuhan sumberdaya Pemkot masa

depan adalah sama yaitu, sebanyak 70% responden non keuangan menilai LTRPB

berguna untuk situasi keputusan tersebut. Sedangkan reponden bagian keuangan

menilai tidak berguna. Terlihat bahwa dari keseluruhan (100%) responden yang

menilai berguna adalah 40%, lebih banyak responden yang menilai tidak berguna.

4.3.1.5 Analisis kegunaan seluruh laporan keuangan menurut bidang jabatan

terhadap 12 konteks keputusan

Dari hasil analisis kegunaan masing-masing laporan keuangan menurut

bidang jabatan, terlihat bahwa seluruh laporan keuangan yang disajikan Pemkot

Salatiga tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan. Laporan realisai

anggaran (LRA), dan laporan target dan realisasi pendapatan dan belanja

(LTRPB) berguna untuk konteks keputusan menilai kinerja Pemkot serta untuk

menilai kinerja program.

Page 32: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

22

Pada dasarnya seluruh laporan keuangan yang disajikan digunakan sebagai

pertanggunjawaban. Oleh karena itu untuk konteks keputusan membantu Pemkot

memenuhi kewajiban akuntabilitas seluruh laporan keuangan dinilai berguna

dalam situasi keputusan tersebut. Neraca dinilai lebih berguna dalam membantu

mengelola aset dan liabilitas Pemkot. Laporan keuangan yang dinilai responden

paling tidak berguna untuk sebagian besar konteks keputusan adalah laporan arus

kas (LAK). Dalam membuat keputusan tidak selalu menggunakan laporan

keuangan, terdapat beberapa dokumen yang digunakan dalam pembuatan

keputusan.

Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara dengan responden bidang

jabatan keuangan yang menyatakan bahwa,

“untuk mengidentifikasi harga pokok barang atau jasa ada

Perwali (Peraturan Walikota Salatiga) mengenai standarisasi

indeks biaya dilingkungan Pemkot Salatiga. Standarisasi indeks

biaya adalah patokan harga tertinggi belum termasuk pajak

untuk menentukan besaran harga barang sesuai jenis, spesifikasi,

dan kualitas. Sedangkan yang tertuang dalam LRA dan laporan

target dan realisasi pendapatan dan belanja adalah realisasi dari

pengadaan barang atau jasa”.

Berdasarkan dari kutipan wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa

laporan keuangan tidak digunakan dalam menentukan harga pokok barang dan

jasa yang disediakan pemkot. Dalam menentukan harga pokok barang dan jasa

digunakan standarisasi harga

Selanjutnya untuk konteks keputusan menilai kebutuhan sumberdaya masa

depan responden menyatakan bahwa,

“Untuk menilai kebutuhan sumberdaya masa depan (kebutuhan

pegawai, barang/jasa, dll) dikaitkan dengan perencanaan. Ada

beberapa dokumen perencanaan seperti RKPD (Rencana Kerja

Pemerintah Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah), RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah), dan Renstra (Rencana Strategis)”.

Dari kutipan wawancara di atas dapat dikatakan bahwa terdapat dokumen-

dokumen lain yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal

Page 33: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

23

ini pengambilan keputusan tidak selalu menggunakan laporan keuangan yang

telah disajikan Pemkot Salatiga.

Selanjutnya pada tabel analisis di atas terlihat bahwa laporan realisasi

dinilai berguna untuk sebagian besar konteks keputusan oleh responden keuangan.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut,

“Laporan Realisasi Anggaran digunakan untuk mengungkapkan

kegiatan Pemerintah Daerah yang menunjukkan ketaatan

terhadap APBD, atas kegiatan yang dilakukan oleh masing-

masing SKPD”.

Dari kutipat wawancara tersebut dapat dinilai bahwa, laporan realisasi

anggaran berperan untuk mengungkapakan kinerja dari satuan kerja. Oleh karena

itu menurut beberapa responden bagian keuangan laporan keuangan yang paling

berguna adalah LRA.

Namun beberapa responden juga berpendapat bahwa

“setiap SKPD hanya pelaksana atau pembuat laporan keuangan

pada setiap satuan kerja (Satker) masing-masing. Sehingga untuk

menilai kegunaan dari laporan keuangan tersebut mereka kurang

memahami dan masih ragu atau tidak yakin untuk memberikan

penilaian pada kegunaan masing-masing laporan keuangan yang

disusun”.

Jadi dapat dikatakan bahwa, responden sebenarnya kurang mengerti

kegunaan laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga. Karena SKPD disini

hanya sebagai pelaksana dalam menyusun lapora keuangan.

4.3.2 Analisis Menurut Tingkat pendidikan

4.3.2.1 Kegunaan Neraca

Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness)

Neraca terhadap 12 Konteks keputusan yang disediakan, didapatkan hasil seperti

yang terlihat pada tabel 6 di bawah ini:

Page 34: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

24

Tabel 6

Penilaian Responden Terhadap Kegunaan Neraca Dalam 12 Konteks

Keputusan

Konteks Keputusan Na SLTA D3 S1 S2

(%) (%) (%) (%) (%)

1 Menilai kinerja Pemkot 50 100 0 62,5 100

2 Menilai kinerja Program 0 0 0 12,5 50

3 Menilai efektivitas Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

50 50 50 37,5 50

4 menilai efisiensi Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

67 0 0 62,5 0

5 Untuk membantu mengelola aset dan

liabilitas (kewajiban) Pemkot

83 100 100 100 100

6 Untuk membantu Pemkot memenuhi

kewajiban akuntabilitas

83 100 50 62,5 50

7 Untuk keputusan alokasi sumberdaya

Pemkot

0 0 0 37,5 0

8 Untuk keputusan belanja modal Pemkot

yang besar nilainya

50 50 0 50 100

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi

sumberdaya Pemkot

17 100 100 37,5 0

10 Untuk menilai kebutuhan sumberdaya

masa depan Pemkot

34 0 0 37,5 50

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok

barang dan jasa yang disediakan Pemkot

0 50 50 37,5 50

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot 0 0 0 25 0

Rata-rata 36,2 45,8 29,2 58,3 45,8

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil temuan diatas, terlihat bahwa rata-rata keseluruhan

responden dengan pendidikan S1 menilai neraca berguna untuk sebagian besar

konteks keputusan. Sebanyak 58,3% responden dengan pendidikan S1 menilai

neraca berguna. Sedangkan secara keseluruhan responden dari berbagai tingkat

pendidikan menilai neraca tidak berguna untuk sebagian besar konteks keputusan.

Untuk konteks keputusan membantu mengelola aset dan liabilitas Pemkot

serta dalam membantu Pemkot memenuhi kewajiban akuntabilitas, seluruh

responden dari berbagai tingkat pendidikan menilai neraca berguna untuk situasi

keputusan tersebut.

Page 35: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

25

4.3.2.2 Kegunaan LRA

Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness)

Laporan Realisasi Anggaran terhadap 12 Konteks keputusan yang disediakan,

didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 7 di bawah ini:

Tabel 7

Penilaian Responden Terhadap Kegunaan Laporan Realisasi Anggaran

Dalam 12 Konteks Keputusan

Konteks Keputusan Na SLTA D3 S1 S2

(%) (%) (%) (%) (%)

1 Menilai kinerja Pemkot 83 100 50 75 100

2 Menilai kinerja Program 100 100 100 87,5 100

3 Menilai efektivitas Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

50 100 0 62,5 50

4 Menilai efisiensi Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

50 50 50 37,5 100

5 Untuk membantu mengelola aset dan

liabilitas (kewajiban) Pemkot

67 50 0 25 100

6 Untuk membantu Pemkot dalam

memenuhi kewajiban akuntabilitas

83 100 0 75 100

7 Untuk keputusan alokasi sumberdaya

Pemkot

33 0 0 50 100

8 Untuk keputusan belanja modal Pemkot

yang besar nilainya

33 50 0 37,5 100

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi

sumberdaya Pemkot

33 100 100 50 100

10 Untuk menilai kebutuhan sumberdaya

masa depan Pemkot

33 0 0 37,5 100

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok

barang dan jasa yang disediakan Pemkot

33 50 0 12,5 50

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot 0 0 0 37,5 0

Rata-rata 50 58,3 25 55 83,3

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil temuan diatas, rata-rata keseluruhan responden dari

berbagai tingkat pendidikan menilai bahwa LRA berguna dalam sebagian situasi

keputusan. Hanya responden dengan pendidikan D3 saja yang menilai LRA tidak

berguna untuk sebagian besar situasi keputusan. Untuk beberapa konteks

keputusan seluruh responden dari berbagai tingkat pendidikan menilai LRA

Page 36: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

26

berguna. Seperti yang terlihat pada tebel 7, yaitu dalam menilai kinerja Pemkot

dan menilai kinerja program.

Terdapat pula perbedaan persepsi mengenai kegunaan LRA menurut

tingkat pendidikan, untuk penilaian efektivitas Pemkot dalam pengelolaan barang/

jasa seluruh responden kecuali yang berpendidikan D3 menilai LRA berguna

untuk situasi keputusan tersebut. Selanjutnya seluruh responden kecuali yang

berpendidikan S1 menilai LRA berguna untuk penilaian efisiensi Pemkot dalam

penyediaan barang/ jasa.

4.3.2.3 Kegunaan LAK

Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness)

Laporan Arus Kas terhadap 12 Konteks keputusan yang disediakan, didapatkan

hasil seperti yang terlihat pada tabel 8 di bawah ini:

Tabel 8

Penilaian Responden Terhadap Kegunaan Laporan Arus Kas Dalam 12

Konteks Keputusan

Konteks Keputusan Na SLTA D3 S1 S2

(%) (%) (%) (%) (%)

1 Menilai kinerja Pemkot 17 100 0 37,5 100

2 Menilai kinerja Program 17 0 0 25 100

3 Menilai efektivitas Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

17 0 100 0 50

4 Menilai efisiensi Pemkot dalam pengelolaan

barang/ jasa

0 50 0 0 50

5 Untuk membantu mengelola aset dan

liabilitas (kewajiban) Pemkot

0 50 0 0 50

6 Untuk membantu Pemkot dalam memenuhi

kewajiban akuntabilitas

67 50 0 50 100

7 Untuk keputusan alokasi sumberdaya

Pemkot

0 0 50 12,5 0

8 Untuk keputusan belanja modal Pemkot

yang besar nilainya

0 0 50 25 50

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi

sumberdaya Pemkot

17 100 50 0 0

10 Untuk menilai kebutuhan sumberdaya masa

depan Pemkot

17 0 0 0 50

Page 37: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

27

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok barang

dan jasa yang disediakan Pemkot

17 0 0 12,5 50

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot 67 100 100 37,5 100

Rata-rata 20 37,5 29,2 12,5 58,3

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan temuan pada tabel 8, terlihat bahwa dari berbagai tingkat

pendidikan menilai LAK tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan.

dan rata-rata secara keseluruhan yang menilai LAK berguna untuk sebagian besar

situasi keputusan adalah responden dengan pendidikan S2. Untuk menilai

kebutuhan arus kas Pemkot seluruh responden dari berbagai tingkat pendidikan

kecuali yang berpendidikan S1 menilai LAK berguna dalam konteks keputusan

tersebut.

Untuk sebagian besar situasi keputusan lebih banyak yang menilai LAK

tidak berguna. Terlihat prosentase pada masing- masing konteks keputusan

responden lebih banyak tidak memberikan penilaian 0% atau sama sekali tidak

ada yang menilai LAK berguna. Hal tersebut kemungkinan karena para responden

kurang mengerti terhadap kegunaan LAK untuk beberapa situasi keputusan.

Karena menurut informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan beberapa

responden, bahwa beberapa SKPD tidak menyusun LAK. Sehingga mereka tidak

dapat menilai kegunaan LAK dalam proses pembuatan keputusan.

4.3.2.4 Kegunaan LTRPB

Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap kegunaan (usefulness)

Laporan Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja terhadap 12 Konteks

keputusan yang disediakan, didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 9 di

bawah ini:

Page 38: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

28

Tabel 9

Penilaian Responden Terhadap Kegunaan Laporan Target dan Realisasi

Pendapatan dan Belanja Dalam 12 Konteks Keputusan

Konteks Keputusan Na SLTA D3 S1 S2

(%) (%) (%) (%) (%)

1 Menilai kinerja Pemkot 83 100 50 75 100

2 Menilai kinerja Program 67 100 0 75 100

3 Menilai efektivitas Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

83 50 0 37,5 50

4 Menilai efisiensi Pemkot dalam

pengelolaan barang/ jasa

100 0 0 37,5 100

5 Untuk membantu mengelola aset dan

liabilitas (kewajiban) Pemkot

33 50 0 12,5 50

6 Untuk membantu Pemkot dalam

memenuhi kewajiban akuntabilitas

67 100 50 37,5 100

7 Untuk keputusan alokasi sumberdaya

Pemkot

50 50 50 0 100

8 Untuk keputusan belanja modal Pemkot

yang besar nilainya

17 50 50 37,5 100

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi

sumberdaya Pemkot

17 100 50 25 100

10 Untuk menilai kebutuhan sumberdaya

masa depan Pemkot

83 0 100 37,5 100

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok

barang dan jasa yang disediakan Pemkot

0 50 0 12,5 50

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas Pemkot 0 0 0 12,5 0

Rata-rata 50 54,2 29,2 43,8 79,2

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6, dapat dijelaskan bahwa hampir

seluruh responden dari berbagai bidang pendidikan menilai laporan terget dan

realisasi pendapatan dan belanja (LTRPB) berguna untuk sebagian besar situasi

keputusan. dapat terlihar secara rata-rata responden yang menilai LTRPB tidak

berguna untuk sebagian besar konteks keputusan adalah responden dengan tingkat

pendidikan D3 dan S1.

Meskipun isi dari LTRPB tidak jauh berbeda atau hampir sama dengan isi

dari LRA, akan tetapi dapat dikatakan bahwa sebenarnya responden masih ragu

Page 39: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

29

untuk menilai kegunaan LTRPB. Terlihat dalam prosentase rata-rata responden

yang menilai berguna tidak berbeda jauh dari responden yang menilai tidak

berguna. Terlihat lebih jelas pada responden yang tidak menyebutkan tingkat

pendidikannya, rata-rata sebagian (50%) menilai berguna dan (50%) reponden

menilai tidak berguna.

4.3.2.5 Analisis terhadap kegunaan seluruh laporan keuangan berdasarkan

tingkat pendidikan

Berdasarkan hasil analisis dari masing-masing laporan keuangan yang

dibedakan menurut tingkat pendidikan, terlihat bahwa hampir sama dengan

persepsi responden berdasarkan bidang jabatan. Laporan realisasi anggaran (LRA)

dianggap lebih berguna untuk sebagian besar konteks keputusan.

Dalam wawancara yang dijelaskan oleh responden dengan pendidikan

SLTA, S1, dan S2 yang menyatakan bahwa,

”LRA menunjukkan ketaatan terhadap APBD atas kegiatan yang

dilakukan oleh masing-masing SKPD”.

Dari kutipan hasil wawancara dapat dikatakan bahwa LRA lebih berguna

karena menunjukkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Dari LRA dapat

terlihat realisasi dan anggaran dari pencapaian kinerja masing-masing SKPD.

Selanjutnya laporan target dan realisasi pendapatan dan belanja (LTRPB)

juga dinilai berguna untuk sebagian besar situasi keputusan, meskipun rata-rata

responden masih ragu terhadap kegunaan laporan tersebut. Pada dasarnya, rata-

rata responden menilai laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga tidak

berguna. Meskipun untuk beberapa situasi keputusan laporan-laporan tersebut

dinilai berguna. Laporan keuangan yang dinilai paling tidak berguna untuk

sebagian besar situasi keputusan adalah laporan arus kas (LAK).

Page 40: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

30

4.4 Matrik keterpahaman dan kegunaan laporan keuangan yang disajikan

Pemkot Salatiga

Berdasarkan hasil penelitian mengenai keterpahaman dan kegunaan

laporan keuangan yang telah dilakukan, didapat hasil perbandingan yang

digambarkan dengan menggunakan matrik seperti dibawah ini:

Tabel 10

Matrik Hubungan Keterpahaman dan Kegunaan Neraca

Kegunaan

Ket

erpah

aman

berguna

tidak

berguna

mudah dipahami 4 13

tidak mudah

dipahami 1 2

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, responden yang menilai

neraca tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan adalah responden

yang menilai neraca mudah dipahami. Sedangkan responden yang menilai neraca

tidak mudah dipahami menilai neraca tidak berguna untuk sebagian besar situasi

keputusan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, meskipun menurut para

responden neraca mudah untuk dipahami oleh birokrat unit kerja non DPPKAD.

Namun dalam hal ini neraca tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

yang disediakan. Dalam penelitian ini berarti neraca belum memenuhi salah satu

karakter kualitatif dari laporan keuangan.

Page 41: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

31

Tabel 11

Matrik Hubungan Keterpahaman dan Kegunaan LRA

Kegunaan

Ket

erpah

aman

berguna

tidak

berguna

mudah dipahami 11 8

tidak mudah

dipahami 1 0

Sumber: Data Primer 2013

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa, responden yang menilai laporan

realisasi anggaran beguna untuk sebagian besar situasi keputusan adalah

responden yang menilai LRA berguna. Akan tetapi reponden yang menilai LRA

mudah dipahami ada pula yang menilai LRA tidak berguna untuk sebagian besar

situasi keputusan. Sedangkan responden yang menilai LRA tidak mudah dipahami

menilai LRA berguna untuk sebagian besar situasi keputusan.

Dapat disimpulkan bahwa, hampir secara keseluruhan responden menilai

LRA mudah untuk dipahami para birokrat unit kerja non DPPKAD dan LRA juga

dinilai berguna untuk sebagian besar situasi keputusan yang disediakan. Dapat

dikatakan bahwa dalam penelitian ini LRA sudah memenuhi karakter kualitatif

dari laporan keuangan.

Tabel 12

Matrik Hubungan Keterpahaman dan Kegunaan LAK (Laporan Arus Kas)

Kegunaan

Ket

erpah

aman

berguna

tidak

berguna

mudah dipahami 1 15

tidak mudah

dipahami 0 4

Sumber: Data Primer 2013

Page 42: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

32

Berdasarkan dari tabel di atas terlihat bahwa, responden yang menilai

Laporan Arus Kas tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan adalah

responden yang menilai LAK mudah dipahami. Selanjutnya responden yang

menilai LAK tidak mudah dipahami menilai LAK tidak berguna untuk sebagian

besar situasi keputusan.

Dapat disimpulkan bahwa, meskipun LAK dinilai oleh para responden

mudah untuk dipahami para birokrat unit kerja non DPPKAD. Tetapi LAK yang

disajikan oleh Pemkot Salatiga dinilai tidak berguna untuk sebagian besar situasi

keputusan yang disediakan. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa neraca

belum memenuhi salah satu karakter kualitatif dari laporan keuangan.

Tabel 13

Matrik Hubungan Keterpahaman dan Kegunaan LTRPB (Laporan Target

dan Realisasi Pendapatan dan Belanja)

Kegunaan

Ket

erpah

aman

berguna

tidak

berguna

mudah dipahami 11 9

tidak mudah

dipahami 0 0

Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, responden yang

menilai LTRPB berguna untuk sebagian besar situasi keputusan dan yang menilai

tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan adalah responden yang

menilai LTRPB mudah dipahami. Sedangkan dari tabel di atas dapat terlihat

bahwa tidak satupun responden yang menilai LTRPB tidak mudah dipahami.

Sama halnya dengan LRA, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

responden menilai LTRPB mudah untuk dipahami oleh para birokrat unit kerja

non DPPKAD. Selanjutnya responden juga menilai bahwa LTRPB dinilai berguna

untuk sebagian besar situasi keputusan yang disediakan. Dapat dikatakan bahwa

Page 43: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

33

dalam penelitian ini LTRPB sudah memenuhi karakteristik kualitatif dari laporan

keuangan.

5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran

Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan keterpahaman laporan

keuangan, secara keseluruhan responden setuju bahwa keempat laporan keuangan

yang disajikan Pemkot Salatiga mudah untuk dipahami, hal tersebut dikarenakan

pemerintah telah memberikan pelatihan atau bimbingan mengenai laporan

keuangan pemerintah. Meskipun ada beberapa responden yang menilai terdapat

laporan keuangan yang tidak mudah untuk dipahami, tetapi lebih banyak

responden yang menilai mudah dipahami.

Bedararkan analisis kegunaan laporan keuangan dapat disimpulkan bahwa,

menurut jabatan secara rata-rata responden menilai seluruh laporan keuangan

yang disajikan oleh Pemkot Salatiga tidak berguna dalam 12 konteks keputusan

yang disediakan. Meskipun untuk beberapa konteks keputusan laporan keuangan

dinilai berguna. Responden bidang jabatan non keuangan, secara rata-rata menilai

bahwa seluruh laporan keuangan tidak berguna. Akan tetapi responden bidang

jabatan keuangan secara rata-rata menilai laporan realisasi anggaran (LRA)

berguna untuk sebagian besar keputusan dalam 12 konteks keputusan yang

disediakan.

Menurut tingkat pendidikan banyak sekali terjadi perbedaan persepsi

terhadap kegunaan laporan keuangan. Responden dengan pendidikan S2 secara

rata-rata menilai hampir seluruh laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga

berguna sebagian besar keputusan dalam 12 konteks keputusan, hanya neraca

yang dinilai tidak berguna. Berbeda dengan responden yang berpendidikan S1

yang secara rata-rata menilai bahwa, dari keempat laporan keuangan yang

disajikan Pemkot Salatiga yang berguna untuk sebagian besar keputusan dalam 12

konteks keputusan yang disediakan adalah neraca dan laporan realisasi anggaran.

Jika dilihat secara keseluruhan menurut jabatan, terjadi perbedaan persepsi

antara responden keuangan dan non keuangan. Responden non keuangan menilai

seluruh laporan keuangan tidak berguna dalam pengambilan keputusan untuk 12

Page 44: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

34

konteks keputusan yang disediakan. Responden bidang jabatan keuangan menilai

dari seluruh laporan keuangan, hanya LRA yang berguna untuk sebagian besar

situasi kepuusan dalam 12 konteks keputusan yang disediakan.

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, dari keempat laporan keuangan yang

disajikan Pemkot Salatiga hanya laporan realisasi anggaran (LRA) yang dianggap

paling berguna untuk sebagian besar keputusan dalam 12 konteks keputusan yang

disediakan. Dapat dikatakan bahwa, menurut persepsi dari seluruh responden,

laporan realisasi anggaran dinilai paling berguna untuk sebagian besar keputusan

dalam 12 konteks keputusan yang disediakan.

Dari kesimpulan di atas, berdasarkan telaah teoritis dapat dikatakan bahwa

laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga belum sepenuhnya memenuhi

aspek penggunanya yaitu usefulness. Dalam hal ini pengguna beranggapan bahwa,

lebih banyak dari laporan keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga tidak berguna

dalam pembuatan keputusan dalam hal ini untuk 12 konteks keputusan yang

disediakan. Dapat dikatakan dalam penelitian ini, bahwa laporan keuangan yang

disajikan belum memenuhi tujuan utama dari laporan keuangan. Namun hal

tersebut hanya didasarkan pada 12 konteks keputusan pada penelitian yang telah

dilakukan Kober dkk, (2010).

Dalam penelitian ini tentunya terdapat kekurangan, yaitu yang pertama

dalam pengisian koesioner beberapa responden berhalangan hadir dan tidak dapat

mengikuti penelitian ini. Yang kedua, konteks keputusan dalam penelitian ini

hanya terbatas pada 12 konteks keputusan pada penelitian yang dilakukan Kober

dkk, (2010). Yang ketiga penelitian ini hanya sebatas study eksplorasi. Yang

keempat bahwa penelitian ini hanya sebatas pada persepsi dan penulis menyadari

bahwa tidak seluruhnya konteks keputusan dapat dilihat dari keempat laporan

keuangan tersebut.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah beberapa

konteks keputusan, tidak hanya terbatas pada penelitian yang telah dilakukan

Kober dkk, (2010). Dapat pula dengan membedakan konteks keputusan yang

sesuai untuk masing-masing laporan keuangan. Atau dengan memberikan

pertanyaan terbuka seperti, laporan keuangan tersebut berguna untuk keputusan

Page 45: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

35

yang seperti apa. Hasil penelitian mungkin saja dapat berbeda jika menambah

konteks keputusan lain atau dengan memberikan pertanyaan terbuka.

Saran kepada objek bahwa sebaiknya para birokrat unit kerja non

DPPKAD mendapatkan pelatihan atau bimbingan tentang kegunaan dari laporan

keuangan yang disajikan Pemkot Salatiga. Agar para birokrat memahami dengan

tepat kegunaan dari masing-masing laporan keuangan. Karena jika dilihat dari

hasil persepsi ada banyak perbedaan yang sangat jauh terhadap kegunaan laporan

keuangan antara responden bidang keuangan dan non keuangan. Apalagi Pemkot

akan menerapkan laporan akuntansi akrual penuh pada tahun 2014.

Page 46: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

36

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor: Publik Suatu Pengantar, Erlangga,

Jakarta.

Deaconu, Adela.,Nistor, Cristina, S.,dan Filip, Crina. 2011. The Impact of Accrual

Accounting on Public Sector Management An Exploratory Study for

Romania. http://ssrn.com/abstract=1911285. 25 Oktober 2012.

Harun, 2009, Reformasi Akuntasi dan Manajemen Sektor Publik di Indonesia,

Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntan Publik.

Kober, Ralph.,Lee, Janet.,dan Ng, Juliana, 2010, “Mind Your Accruals: Perceived

usefulness Of Financial Information In the Australian Accounting

System”, Financial Accountability & Management, 26(3), August 2010,

0267-4424.

Miles, B. Matthew, A. Michael Huberman. 2004. Analisis Data Kualitatif.

Penerjemah: Tjetjep R. Jakarta: UI-Press.

Nordiawan, Deddi.,dan Hertianti, Ayuningtyas, 2010, Akuntansi Sektor Publik,

Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Tanggal 22 Oktober 2010, Tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Page 47: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

37

Suwardjono, 2006, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE,

Yogyakarta.

Scott, W.R., 2009. “Financial Accounting Theory”. Toronto, Canada: Prentice-Hall.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Tentang Keuangan Negara

Page 48: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

38

LAMPIRAN

Page 49: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

39

Kuesioner Penelitian

Kuesioner ini merupakan wahana untuk menggali informasi mengenai persepsi

para Birokrat unit kerja non DPPKAD Kota Salatiga terhadap usefulness dan

understandability laporan keuangan Yang Disajikan Pemerintah Kota Salatiga.

Tanggal : .................................................

Tempat : .................................................

1. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden : .............................................. (Boleh tidak diisi)

2. Jenis Kelamin : ..............................................(L/P)

3. Umur : .............................................. (Boleh tidak diisi)

4. Pendidikan Terakhir : .............................................. (Bidang Pendidikan)

5. Lama Bekerja : ..............................................

6. Jabatan : ..............................................

7. Lama Jabatan : ..............................................

8. Tempat Kerja : ..............................................

9.

Page 50: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

40

2. Kegunaan (Usefulness) laporan keuangan yang disajikan oleh Pemerintah

Kota Salatiga.

Laporan mana yang berguna untuk konteks keputusan ini?

[Berilah tanda “√” (centang/contreng) pada pilihan Laporan yang

menurut Bapak/Ibu sesuai dengan konteks keputusan yang ada].

No Konteks Keputusan

Laporan

Neraca Laporan

Realisasi

Anggaran

Laporan

Arus

Kas

Laporan Target dan

Realisasi Pendapatan dan Belanja

1 Menilai kinerja Pemerintah Kota

2 Menilai kinerja program

3 Menilai efektivitas Pemerintah Kota

dalam penyediaan barang atau jasa

4 Menilai efesiensi Pemerintah Kota

dalam penyediaan barang atau jasa

5 Untuk membantu dalam mengelola

aset & liabilitas (kewajiban)

Pemerintah Kota

6 Untuk membantu Pemerintah Kota

dalam memenuhi kewajiban

akuntabilitas

7 Untuk keputusan alokasi sumber daya

Pemerintah Kota

8 Untuk keputusan belanja modal yang

besar nilainya

9 Untuk mengevaluasi keputusan alokasi

sumber daya Pemerintah Kota

10 Untuk menilai kebutuhan sumber daya

masa depan Pemerintah Kota

11 Untuk mengidentifikasi harga pokok

barang atau jasa yang disediakan

Pemerintah Kota

12 Untuk menilai kebutuhan arus kas

Pemerintah Kota

Page 51: Persepsi Para Birokrat Pemerintah Kota Salatiga Unit Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3720/2/T1_232009137_Full... · tidak berguna untuk sebagian besar situasi keputusan

41

3. Keterpahaman (Understandability) laporan keuangan yang disajikan oleh

Pemkot Salatiga

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju,

TS = Tidak Setuju,

S = Setuju,

SS = Sangat Setuju

[Berilah tanda “√” (centang/contreng) pada pilihan Bapak/Ibu]

No Indikator STS TS S SS

1 Neraca mudah dipahami oleh Birokrat unit

kerja non DPPKAD

2 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mudah

dipahami oleh Birokrat unit kerja non

DPPKAD

3 Laporan Target dan Realisasi Pendapatan &

Belanja mudah dipahami oleh birokrat unit

kerja non DPPKAD

4 Laporan Arus Kas (LAK) mudah dipahami

oleh Birokrat unit kerja non DPPKAD

Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya dalam membantu

pengisian kuesioner ini dengan baik.