persepsi guru terhadap motivasi dan prestasi … · dengan pengenalan yang baik guru dapat...
TRANSCRIPT
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agatha Trusti Asriyani
NIM : 121134229
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agatha Trusti Asriyani
NIM : 121134229
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Halaman persembahan ini dipersembahkan untuk Tuhan Yesus yang selalu
berkarya di dalam hidupku dan memberkati setiap langkahku sehingga apa yang
kukerjakan diijinkan-Nya berhasil. Selain itu, skripsi ini dipersembahkan untuk Ibu,
Kakak Na, Pinda, Manda dan Andrew. Tidak lupa juga untuk Gema dan keluarganya
serta para guru yang telah bersedia membuka hatinya dan membagi semua informasi
yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Tuhan tidak pernah merancangkan kegagalan di dalam kehidupanku,
segala yang kualami baik menyenangkan maupun kurang menyenangkan hanyalah
proses bagiku untuk bertumbuh lebih indah.
(Agatha Trusti)
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
(Yakobus 4:10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Peneliti menyatakan bahwa segala sesuatu yang dituliskan dalam skripsi ini
sudah memperoleh ijin dari para narasumber dan tidak ada hasil karya lainnya kecuali
yang telah dikutip dan dituliskan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 11 Februari 2016
Peneliti,
Agatha Trusti Asriyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma,
Nama : Agatha Trusti Asriyani
NIM : 121134229
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk
kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan
penelitinya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 11 Februari 2016
Yang menyatakan,
Agatha Trusti Asriyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS
Agatha Trusti Asriyani
NIM : 121134229
Perilaku yang sering ditunjukkan siswa dapat berpengaruh pada persepsi guru
atas siswa tersebut. Persepsi tersebut menjadi tantangan bagi siswa yang dianggap
berkebutuhan khusus karena hal ini juga berpengaruh terhadap cara guru menangani
anak tersebut. Penanganan guru dapat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi
belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mengetahui persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas, (2) mengetahui
persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas, dan (3)
mengetahui persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara tidak terstruktur dan
dokumentasi. Informasi yang diperoleh peneliti berasal dari wali kelas I, wali kelas
VI, GPK sekolah dan orang tua siswa yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, kesimpulan
dan display data.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa adanya
kesamaan persepsi guru tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan
hiperaktivitas. Hal ini dikarenakan persepsi mereka terbentuk ketika mengamati
perilaku yang ditunjukkan oleh siswa secara berulang dan juga dari hasil assesment.
Dengan pengenalan yang baik guru dapat mengetahui bakat dan minat yang dimiliki
siswa sehingga dapat digunakan untuk memotivasi siswa dengan pemberian reward
dan punishment yang berhubungan dengan bakat dan minatnya. Ketika siswa
termotivasi dengan baik, siswa tersebut dapat dimaksimalkan potensinya sehingga
mampu berprestasi.
Kata kunci : Persepsi guru, hiperaktivitas, motivasi belajar, prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TEACHERS PERCEPTION TOWARDS THE LEARNING MOTIVATION
AND ACHIEVEMENT OF A HYPERACTIVE STUDENT
Agatha Trusti Asriyani
NIM : 121134229
The behavior of students in class can build a perception of teacher on the
students. A correct perception may helps the teacher to analyze whether the students
need a special needs or not, hyperactivity is one of them. Learning motivation and
study achievement of hyperactive students can be seen through the perception of the
teacher, whether students has learning motivation and can learn well or not. Based on
the background, this study aims to: (1) determine teachers perception to hyperactive
students, (2) determine teachers perception on learning motivation of hyperactive
students, (3) determine teachers perception on study achievement of hyperactive
students.
This is a qualitative study using case study method. The methods used to collect
the data are observation, unstructured interview, and documentation. The information
is obtained from homeroom teacher of 1st and 6
th year elementary school, special
assistant teacher of Perahu Elementary School, and students parents. The data
analysis methods used are data collection, display data, and summary.
The result of study shows that there is a common perception of teacher on
learning motivation and study achievement of hyperactive students. This is caused by
their perception are built when observing the behaviors exhibits by students and also
from assessments. Moreover, with a correct perception teachers can recognize talents
and interests of students so they can use it to motivate the students by giving rewards
and punishments related to their talents and interests. If the students are motivated,
then they will surely gain achievements and maximized their talents and potentials.
Keyword : teachers perception, hyperactivity, learning motivation, achievement
of study
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala pujian dan kemuliaan hanya untuk Tuhan Yesus yang telah berkarya
dan menyertai peneliti selama proses penelitian dan pembuatan skripsi yang berjudul
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
ANAK DENGAN HIPERAKTIVITAS.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada segenap jajaran Universitas Sanata
Dharma yang telah bersedia membantu dan membimbing dalam penyelesaian skripsi
ini. Terima kasih kepada Rohandi, Ph. D., selaku Dekan FKIP dan Christiyanti
Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. Terima kasih juga
untuk Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph. D., selaku dosen pembimbing satu dan
Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S. Psi., M. Psi., selaku dosen pembimbing dua. Terima
kasih kepada seluruh dosen dan seluruh staff sekretariat PGSD yang telah bersedia
membimbing dan membantu selama proses perkuliahan di Universitas Sanata
Dharma.
Selain itu, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada segenap guru dan
karyawan di SD yang digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas kerjasama
dan keterbukaannya selama masa penelitian, sehingga penelitian ini dapat berjalan
dengan baik.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Pinda, Manda, Kaka Na,
dan Andrew atas segala dukungan yang telah diberikan selama ini. Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
karena selalu mendukung di dalam doa dan tidak pernah mengijinkan peneliti untuk
menyerah. Terima kasih juga atas seluruh nasehat yang diberikan dan kesediaanya
untuk menemani dan membantu.
Peneliti menyusun skripsi ini sebagai pemenuhan salah satu syarat kelulusan
program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti dengan terbuka menerima kritik dan
saran yang dapat membangun.
Yogyakarta, 11 Februari 2016
Peneliti
Agatha Trusti Asriyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................................................vii
ABSTRAK.................................................................................................................viii
ABSTRACT...................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR...................................................................................................x
DAFTAR ISI...............................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xvii
DAFTAR TABEL....................................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN.............................1
1.1. Latar Belakang..................1
1.2. Identifikasi Masalah..........................3
1.3. Pembatasan Masalah.....................3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1.4.Rumusan Masalah......................3
1.5. Tujuan Penelitian...................4
1.6. Manfaat Penelitian.....................4
1.7. Definisi Operasional..............5
BAB II LANDASAN TEORI....................6
2.1 Kajian Pustaka................6
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung..............6
2.1.1.1 Persepsi................6
A. Pengertian Persepsi.......................6
B. Macam-macam Persepsi........................7
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi.............................7
2.1.1.2 Hiperaktivitas...............7
A. Pengertian Hiperaktivitas..........................7
B. Ciri-ciri Hiperaktivitas...........................8
C. Kriteria Hiperaktivitas ......................8
D. Karakteristik Siswa dengan Hiperaktivitas...............................9
2.1.1.3 Belajar...........................12
A. Pengertian Belajar...................................................................12
B. Ciri-ciri Belajar................................12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Prinsip Belajar.....................................13
D. Faktor yang Mempengaruhi Belajar........13
2.1.1.4 Motivasi Belajar.....................14
A. Pengertian Motivasi Belajar.......14
B. Jenis Motivasi Belajar........................15
C. Fungsi Motivasi Belajar.................15
D. Unsur Motivasi Belajar..............15
E. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar........16
2.1.1.5 Prestasi Belajar.............16
A. Pengertian Prestasi Belajar........16
B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.........17
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan....................17
2.2 Kerangka Berpikir...................................19
2.3 Pertanyaan Penelitian..............................20
BAB III METODE PENELITIAN..........................................21
3.1 Jenis Penelitian........................21
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.................................21
3.2.1 Waktu Penelitian........................21
3.2.2 Tempat Penelitian......................22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.3 Partisipan Penelitian................23
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..............................24
3.5 Instrumen Penelitian....................25
3.6 Keabsahan Data...............25
3.6.1 Kredibilitas....................................26
3.6.1.1 Perpanjangan Pengamatan............26
3.6.1.2 Triangulasi............26
3.6.1.3 Menggunakan Bahan Referensi........................27
3.6.2 Transferabilitas..................27
3.6.3 Dependabilitas...................27
3.6.4 Konfirmabilitas..............27
3.7 Teknik Analisis Data.................28
3.7.1 Reduksi Data..................28
3.7.2 Display Data..................28
3.7.3 Kesimpulan dan Verifikasi........................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAN..............................30
4.1. Hasil Penelitian...............................30
4.1.1. Partisipan Penelitian ....................................................30
4.2. Deskripsi Partisipan Penelitian.......................31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.2.1. Partisipan 1...........................31
4.2.2. Partisipan 2 ..................34
4.2.3 Partisipan 3............37
4.2.4. Partisipan 4...................40
4.2.5. Partisipan 5...................................................................................42
4.2.6. Partisipan 6...................................................................................45
4.3. Pembahasan.......................46
4.4. Temuan Lain dalam Penelitian..............................................................54
BAB V PENUTUP......................................................................................................57
5.1. Kesimpulan............................................................................................57
5.2. Keterbatasan Penelitian.........................................................................58
5.3. Saran......................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..............59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Literature Map Penelitian-penelitian Relevan........................................19
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir.......................................................................20
Gambar 3.2. Bagan Teknik Analisis Data...................................................................29
Gambar 4.4. Bagan Temuan dalam Penelitian............................................................56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1. Tabel Jadwal Penelitian..........................................................................22
Gambar 3.2. Tabel Alur Instrumen Penelitian............................................................ 25
Gambar 3.3. Tabel Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data......................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Teks Anekdot...........................................................................................61
Lampiran 2 Triangulasi Transkrip Hasil Wawancara Partisipan.................................64
Lampiran 3 Pemetaan..................................................................................................74
Lampiran 4 Memo Tertulis..........................................................................................75
Lampiran 5 Biodata Peneliti76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan penanganan
khusus yang berkaitan dengan kekhususannya (Fadhli, 2010: 16). Siswa dengan
hiperaktivitas adalah anak kebutuhan khusus yang paling sering dijumpai di sekolah.
Hal tersebut seperti dilansir oleh National Institut of Mental Health yang
mengungkapkan bahwa 5% siswa di sekolah Amerika Serikat mengalami
hiperaktivitas yang artinya di setiap kelas yang terdiri dari 25 siswa terdapat satu
siswa dengan hiperaktivitas (Rejeki, 2014: 37). Data yang diperoleh dari Pusat
Pengkajian dan Pengamatan Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Sardjito dalam
kurun waktu 1992-1998 menunjukkan 17,68 anak mengalami hiperaktivitas
(Gamayanti, 2003: 147). Hiperaktivitas adalah salah satu bentuk gangguan pemusatan
perhatian (Apriadji, 2007: 50). Dalam mendidik anak berkebutuhan khusus, guru
dituntut untuk dinamis dan memiliki bekal pengetahuan yang memadai serta mampu
menerapkan strategi dan pola didik yang tepat (Azis, 2010: v). Cara menangani siswa
dengan hiperaktivitas tentu saja berbeda dengan penanganan terhadap siswa tanpa
hiperaktivitas. Penanganan yang tepat dapat menunjang pendidikan siswa sehingga
siswa tersebut mampu berprestasi.
Prestasi belajar didukung oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa adalah motivasi belajar. Menumbuhkan motivasi belajar pada anak dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
hiperaktivitas, membutuhkan usaha dan kejelian seorang guru dan orang tua. Selain
itu, dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam membimbing anak dengan
hiperaktivitas. Saat ini, setiap sekolah yang ditunjuk untuk menerima anak
berkebutuhan khusus dan membuka kelas inklusi oleh pemerintah harus
memperlengkapi setiap gurunya untuk berkompeten dalam menangani siswa dengan
kebutuhan khusus. Ada juga yang menyediakan guru pendamping di kelasnya untuk
membantu menangani siswa dengan kebutuhan khusus itu sendiri.
Ada juga guru yang merasa enggan untuk menangani siswa berkebutuhan
khusus dalam hal ini siswa dengan hiperaktivitas. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini peneliti berusaha mengupas persepsi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar
siswa dengan hiperaktivitas. Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui
pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,
mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati baik dari dalam maupun dari
luar diri individu (Sunaryo, 2013: 96). Dengan mengetahui persepsi guru yang telah
terbiasa menangani siswa dengan hiperaktivitas dapat membantu guru lainnya dalam
melihat motivasi dan prestasi siswa dengan hiperaktivitas dan dapat mengubah sudut
pandang mereka.
Peneliti melakukan penelitian di SD Perahu dari bulan Juli 2015 hingga
Desember 2015. Nama sekolah, siswa dan guru dalam penelitian ini disamarkan agar
tidak terjadi kesalahpahaman dan menjadi permasalahan di kemudian harinya. SD
Perahu merupakan sekolah inklusi dimana terdapat kelas yang menangani siswa
dengan hiperaktivitas. Siswa di sekolah ini dilengkapi dengan assesment dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
psikolog. Siswa yang dinyatakan hiperaktif tidak hanya dugaan semata, tetapi juga
telah didukung bukti yang kuat. Melalui persepsi, guru dapat menemukan celah untuk
mengetahui bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Saat guru mengetahui
celahnya, guru dapat mengoptimalkan dalam mengasah celah tersebut, sehingga
motivasi belajar siswa meningkat dan akan berdampak juga pada prestasi belajarnya.
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa guru SD tentang siswa
dengan hiperaktivitas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
dengan judul Persepsi Guru terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
dengan Hiperaktivitas.
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Belum diketahui bagaimana persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas.
1.2.2 Belum diketahui bagaimana persepsi guru tentang motivasi belajar siswa
dengan hiperaktivitas.
1.2.3 Belum diketahui bagaimana persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan
hiperaktivitas.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada persepsi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas
di SD Perahu.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Bagaimana persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas?
1.4.2 Bagaimana persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas?
1.4.3 Bagaimana persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Mengetahui persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas.
1.5.2 Mengetahui persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas.
1.5.3 Mengetahui persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Peneliti
Manfaat dari hasil penelitian ini bagi peneliti, yaitu sebagai bahan referensi
mengenai motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Selain itu, selama
proses penelitian berlangsung, peneliti banyak belajar tentang karakteristik siswa
dengan hiperaktivitas yang nantinya akan membantu peneliti dalam menganalisa
siswa saat menjadi guru.
1.6.3 Bagi Guru
Manfaat dari hasil penelitian ini bagi guru yaitu sebagai referensi dan
menambah wawasan serta pemahaman mengenai motivasi dan prestasi belajar siswa
dengan hiperaktivitas. Sehingga guru dapat memaksimalkan potensi yang ada pada
diri siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
1.6.4 Bagi Sekolah
Manfaat dari hasil penelitian ini bagi sekolah yaitu menambah bahan referensi
dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang dapat membantu pihak sekolah yang
sedang berusaha membuka kelas khusus untuk siswa berkebutuhan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.7 Definisi Operasional
1.7.1 Persepsi guru adalah suatu proses pemahaman atas informasi yang diperoleh
dari luar maupun dalam individu untuk mengutarakan anggapan tentang sesuatu
yang menjadi pandangan dalam objek pembicaraannya.
1.7.2 Belajar adalah proses kegiatan seseorang berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, perubahan sikap dan keterampilan.
1.7.3 Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar
untuk belajar.
1.7.4 Prestasi belajar adalah suatu pencapaian seseorang yang mengalami
pembelajaran di dalam menemukan suatu pengetahuan yang diterima.
1.7.5 Hiperaktivitas adalah salah satu bentuk gangguan pemusatan perhatian dimana
siswa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa diam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung
2.1.1.1 Persepsi
A. Pengertian Persepsi
Sunaryo (2004: 93) menyatakan bahwa persepsi adalah proses akhir
dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan. Pendapat
Sunaryo tersebut juga diperkuat oleh pendapat Walgito (2010) yang
mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera. Kedua pendapat tersebut juga didukung
oleh pernyataan dari Waidi (2006: 118) yang menyatakan bahwa persepsi
adalah hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang
terjadi di sekitarnya.
Bono (2007: 157) mengungkapkan bahwa persepsi adalah cara
memandang baik perasaan maupun reaksi yang ditentukan dari sudut
pandang. Hardjana (2007: 40) mengatakan bahwa persepsi adalah
pandangan orang tentang kenyataan.. Setelah mengetahui pendapat dari
kelima ahli tersebut tentang persepsi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi adalah pandangan seseorang tentang hal atau sesuatu yang telah
diamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Macam-Macam Persepsi
Sunaryo (2004: 94) mengungkapkan bahwa ada dua macam persepsi
yaitu external perception dan self-perception. External perception adalah
persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri
individu. Self-perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya
rangsang yang datang dari dalam diri individu.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Robbin mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
adanya perbedaan persepsi, yaitu perilaku persepsi, objek yang
dipersepsikan dan konteks dari situasi dimana persepsi itu diberlakukan
(Danardjati, 2013).
2.1.1.2 Hiperaktivitas
A. Pengertian Hiperaktivitas
Hiperaktif juga biasa disebut dengan hiperkinetik. Hiperkenitik
adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini
(sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan
perhatian, hiperaktif, dan implusif (Zaviera, 2014: 11). Hermawan (dalam
Zaviera, 2014:14) ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan
tingkah laku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologis
dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
Hiperaktivitas juga dikenal dengan ADHD. Menurut Barkley
(dalam Wood, 2007:78) ADHD adalah sebuah gangguan di mana respons
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menjadi terhalang dan mengalami disfungsi pelaksana yang mengarah
pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan untuk mengatur
perilaku untuk tujuan sekarang dan masa depan, serta sulit beradaptasi
secara sosial dan perilaku dengan tuntutan lingkungan. Dari pendapat
ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hiperaktivitas adalah salah
satu bentuk gangguan pemusatan perhatian dimana siswa sulit untuk
berkonsentrasi dan tidak bisa diam.
B. Ciri-ciri Hiperaktivitas
Siswa dengan hiperaktivitas sering menunjukkan ciri-ciri yang
berbeda. Namun umumnya, gangguan perilaku dan perhatian berikut
sering ditemukan di kelas seperti tidak bisa fokus pada detail, perhatian
mudah teralihkan, banyak bicara, sering mengganggu anak-anak lain,
terlihat bingung dan pelupa serta menunjukkan kesulitan menjaga
perhatian dalam mengerjakan tugas dan gagal menyelesaikannya
(Thompson, 2010: )
C. Kriteria Hiperaktivitas
Ada tiga kriteria diagnosis hiperaktivitas yaitu tidak perhatian,
impulsif, dan hiperaktivitas yang terlihat berlebihan dibandingkan anak-
anak lain yang sebaya.
a. Tidak perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Saat menghadapi siswa yang menunjukkan gejala
hiperaktivitas, sangat jelas terlihat bahwa siswa tersebut
umumnya memiliki kesulitan berkonsentrasi pada tugas-tugas
sekolah dan cenderung berpindah dari satu tugas ke tugas
lainnya serta cepat kehilangan motivasi jika merasa tugas
tersebut membosankan.
b. Impulsif
Berdasarkan diagnosis, siswa dengan hiperaktivitas
sering dianggap nakal karena mereka bertingkah tanpa
membayangkan atau memikirkan akibatnya (Wender, 2000).
c. Hiperaktivitas
Siswa dengan hiperaktivitas sering menunjukkan tanda-
tanda hiperaktivitas, termasuk tingkah laku seperti mengetuk-
ngetuk tangan atau kaki, bicara berlebihan, dan sulit duduk
diam lebih dari beberapa menit.
D. Karakteristik Siswa dengan Hiperaktivitas
Tim pustaka familia (2010: 11) mengungkapkan bahwa
karakteristik siswa dengan hiperaktivitas yaitu memiliki perilaku
impulsif, tidak memperhatikan keadaan di lingkungannya dan memiliki
minat terhadap segala hal namun tidak terarah. Menurut psikiater anak
Dwidjo Saputro, siswa dengan hiperaktivitas memiliki karakteristik
utama yaitu tidak mampu memusatkan perhatian, adanya hiperaktivitas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
impulsivitas yang menetap selama enam bulan dan timbul sebelum usia
tujuh tahun (Nadesul, 2011: 129). Oleh karena itu, apabila siswa
menunjukkan perilaku-perilaku seperti yang tercantum dalam lembar
observasi DSM-IV-TR selama enam bulan maka siswa tersebut baru
dapat didiagnosis mengalami hiperaktivitas.
Adapun karakteristik yang terdapat pada lembar observasi DSM-
IV-TR meliputi tipe inatensi dan tipe hiperaktif dan impulsif. Tipe
inatensi ditandai dengan sulit memberikan detail pada tugas dan
cenderung ceroboh, sulit berkonsentrasi, tampak tidak mendengarkan,
gagal dalam menyelesaikan tugas, sulit mengikuti instruksi, sering lupa,
perhatian mudah teralih, sering kehilangan, dan menghindari aktivitas
berpikir. Tipe hiperaktif dan impulsif ditandai dengan sering gelisah dan
meninggalkan tempat duduk, melakukan aktivitas motorik secara
berlebihan, berbicara berlebihan, sulit menunggu giliran, sering menyela
pembicaraan, menjawab tanpa berpikir, dan berlari atau memanjat
berlebihan. Diagnosis baru dapat ditegakkan apabila memenuhi enam
gejala dalam lembar observasi yang dilakukan pada enam bulan atau
setidaknya tiga bulan pengamatan.
Setelah mengamati dan membandingkan assesment yang dilakukan
pada Gema maka perilaku yang ditunjukkan oleh Gema memiliki
kesesuaian sebanyak 15 karakteristik dari 18 karakteristik pada lembar
observasi dari DSM-IV-TR. Perilaku yang ditunjukkan oleh Gema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
meliputi sulit berkonsentrasi, perhatian mudah teralihkan, sering gelisah,
banyak bicara, bergerak berlebihan, sulit menunggu giliran, sering
menyela pembicaraan, menjawab tanpa berpikir, tidak teratur dalam
mengerjakan tugas, ceroboh, cenderung tidak mengikuti instruksi, sering
meninggalkan tempat duduk dan tidak dapat duduk tenang.
Meskipun dilihat dari hasil observasi dan assesment Gema
menunjukkan hiperaktivitas, namun orang tua Gema melihat Gema
sebagai anak yang aktif dan kreatif. Mereka menerima keadaan Gema
namun mereka tidak ingin melabeli anaknya dengan label tertentu dalam
hal ini hiperaktivitas. Bagi orang tua Gema yang merupakan seniman,
mereka percaya bahwa setiap anak itu unik dan memiliki jalannya
masing-masing sehingga tidak dapat disamakan satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian, mereka memberikan kebebasan kepada Gema
untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang dimilikinya. Mereka
percaya bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja dan dengan siapa
saja. Bagi mereka proses belajar jauh lebih penting dibandingkan dengan
hasilnya sehingga karakter apa yang terbentuk dalam proses belajar itulah
yang menurut mereka dapat menjadikan Gema menjadi seseorang.
Keterbukaan, penerimaan dan dukungan mereka yang telah membuat
Gema mampu menerima dirinya dan mengotimalkan potensi yang ada
pada dirinya sehingga ia termotivasi untuk berprestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.1.1.3 Belajar
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang akibat dari
mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan) tertentu
(Uno, 2006: 15). Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain
kemampuan (Hakim, 2005: 1). Dari kedua pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses kegiatan dimana seseorang
berusaha memperoleh keterampilan dan kepandaian atau ilmu.
B. Ciri-ciri Belajar
Menurut Sunarto ciri-ciri kegiatan belajar yaitu kegiatan yang
dilakukan bertujuan untuk mengadakan perubahan kompetensi baru
yang sebelumnya tidak dimilikinya. Selain itu, kompetensi yang dimiliki
adalah sebagai hasil belajar adalah relatif tetap. Kegiatan belajar juga
menunjukkan adanya usaha dari pelaku belajar. Usaha yang dilakukan
dengan cara berinteraksi dengan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
C. Prinsip Belajar
Hakim (2005: 2) mengungkapkan beberapa prinsip belajar, yaitu
belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas dan dihadapkan pada
situasi problematis. Selain itu, belajar dengan pengertian akan lebih
bermakna dibandingkan belajar dengan hafalan. Belajar merupakan
proses yang berkelanjutan yang memerlukan kemauan yang kuat.
Keberhasilan belajar ditentukan oleh beberapa faktor dimana belajar
secara keseluruhan akan lebih berhasil dibandingkan belajar secara
terbagi-bagi. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan
siswa, metode yang tepat dan kemampuan dalam menangkap intisari
pelajaran itu sendiri.
D. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
individu itu sendiri (Hakim, 2005: 11). Faktor internal dibagi menjadi
dua, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri
(Hakim, 2005: 17). Faktor eksternal meliputi waktu, lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.1.4 Motivasi Belajar
A. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi mengacu kepada suatu proses yang mempengaruhi pilihan-
pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang
dikehendaki (Vroom dalam Karwati, 2014: 166). Pernyataan tersebut
juga didukung oleh pernyataan Dimyati (2006: 80) yang
mengungkapkan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Pernyataan yang dikemukakan oleh Dimyati tersebut
merujuk pada motivasi belajar.
Suprijono (2009: 163) motivasi belajar adalah proses yang memberi
semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Selain itu, dalam
kegiatan belajarnya, motivasi itu dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011).
Motivasi adalah suatu keadaan internal maupun eksternal yang
menimbulkan, mengarahkan, dan menguatkan perilaku (Tim
Pengembang FIP-UPI, 2009: 141). Dari pengertian motivasi di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul
baik dari dalam maupun dari luar untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Jenis Motivasi Belajar
Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik (Djamarah, 2005: 223). Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan
tujuan-tujuan murid (Hamalik, 2007: 162). Motivasi ekstrinsik adalah
kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang
yang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya
sendiri (Yamin, 2007: 226).
C. Fungsi Motivasi Belajar
Sardiman (dalam Majid, 2013: 209) mengungkapkan bahwa
motivasi berfungsi sebagai dorongan untuk berbuat, menentukan arah
perbuatan dan menyeleksi perbuatan atau menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan
dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan.
D. Unsur Motivasi Belajar
Unsur-unsur motivasi adalah cita-cita siswa, kemampuan siswa,
kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa dan upaya guru untuk
membelajarkan siswa (Dimyati, 2006: 97). Hal ini menunjukkan bahwa
siswa yang memiliki tujuan akan memiliki motivasi yang kuat untuk
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
E. Ciri-Ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar
Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar ini menurut
Sardiman (2011: 83-84) adalah tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, menunjukkan minat untuk sukses, lebih senang
bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, dan tidak pernah mudah melepaskan hal
yang sudah diyakini. Ciri-ciri tersebut dapat diringkas secara umum
menjadi tiga macam karakteristik dasar dari motivasi yang berkenaan
dengan peserta didik, yaitu usaha, ketekunan, dan arah (Karwati, 2014:
170).
2.1.1.5 Prestasi Belajar
A. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan di dalam sebuah mata pelajaran, yang
biasanya ditunjukkan dengan menggunakan angka (Kusumah, 2009:
153). Darsono (2000: 110) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
siswa adalah perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
pengetahuan/kognitif, keterampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif
sebagai akibat interaksi aktif. Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian pengetahuan dan
keterampilan sebagai hasil dari proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu
faktor internal dan faktor eksternal (Daryanto, 2012: 28). Faktor internal
meliputi faktor psikologis dan faktor fisiologis. Faktor eksternal
meliputi sosial, budaya, lingkungan fisik, dan spiritual (Daryanto, 2012:
28).
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan anak
hiperaktif. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Martin.
Dalam jurnal yang ditulisnya yang berjudul The Role Of Personal Best
(PB) Goals In The Achievement And Behavioral Engagement Of Students
With ADHD And Students Without ADHD, Martin mengungkapkan
bahwa baik siswa dengan hiperaktivitas maupun siswa tanpa
hiperaktivitas dapat memiliki pencapaian yang baik dalam berperilaku
dan pencapaian akademiknya. Martin melakukan penelitian pada siswa
SMA dengan sampel sebanyak 87 siswa dengan hiperaktivitas dan 3374
siswa tanpa hiperaktivitas.
Hasil penelitian dari Martin juga diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Imeraj. Judul penelitian Imeraj adalah The Impact Of
Instructional Context On Classroom On-Task Behavior: A Matched
Comparison Of Children With ADHD And Non-ADHD Classmates.
Imeraj mengungkapkan bahwa prestasi siswa baik siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hiperaktivitas maupun siswa tanpa hiperaktivitas tidak terlepas dari
pengaruh oleh tugas apa yang diberikan kepada siswa tersebut. Imeraj
melakukan penelitiannya dengan mengamati 31 siswa yang terdiri dari 26
siswa dan 6 siswi yang berusia dari 6 tahun hingga 12 tahun.
Barron juga melakukan penelitian terhadap siswa dengan
hiperaktivitas. Barron mencoba menguak apa tujuan dari siswa dengan
hiperaktivitas dan apa motivasi siswa dengan hiperaktivitas yang
membedakannya dengan siswa tanpa hiperaktivitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Barron berjudul Achievement Goals of Students with
ADHD. Barron mengamati 70 siswa kelas VI SD di lima sekolah yang
terletak di Shenandoah Virginia. Siswa dan siswi tersebut berusia antara
10 tahun hingga 13 tahun. Setelah melakukan penelitian, Barron
mendapati bahwa siswa yang memiliki tujuan akan memiliki motivasi
yang lebih kuat. Motivasi tersebut dapat berupa motivasi belajar maupun
motivasi untuk mencapai tujuannya.
Hasil penelitian Martin dan Imeraj menunjukkan bahwa siswa
dengan hiperaktivitas dapat berprestasi. Hasil penelitian tersebut berarti
dapat mematahkan persepsi orang yang mengatakan bahwa siswa dengan
hiperaktivitas cenderung tidak berprestasi. Hasil penelitian Baron
menunjukkan bahwa siswa dengan hiperaktivitas dapat memiliki motivasi
belajar yang kuat jika mereka memiliki tujuan. Berdasarkan tiga
penelitian tersebut, peneliti ingin meneliti tentang persepsi guru terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
motivasi dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas. Adapun
kaitan dari hasil penelitian sebelumnya dengan apa yang diteliti oleh
peneliti akan dijelaskan melalui bagan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Literature Map
2.2 Kerangka Berpikir
Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Jika motivasi
belajar siswa meningkat maka prestasi belajarnya pun akan ikut meningkat. Hal
ini tidak terlepas dari faktor internal maupun faktor eksternal yang
mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi motivasi maupun prestasi belajar pada siswa terutama pada
siswa dengan hiperaktivitas. Oleh karena itu, peneliti ingin menguak persepsi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Persepsi Guru terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dengan Hiperaktivitas
Martin (2012)
The Role Of Personal Best (PB) Goals In The Achievement And Behavioral
Engagement Of Students With ADHD And Students Without ADHD
Barron (2006)
Achievement Goals of Students
with ADHD
Imeraj (2013)
The Impact Of Instructional Context On Classroom On-Task Behavior: A
Matched Comparison Of Children With ADHD And Non-ADHD Classmates
Prestasi
belajar
Motivasi
belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
guru tentang motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa dengan
hiperaktivitas. Hal ini dikarenakan guru adalah orang yang paling sering
berinteraksi dengan siswa, yaitu kurang lebih tujuh sampai delapan jam dalam
sehari. Sehingga guru pasti akan memiliki persepsi yang sangat menarik untuk
dikemukakan tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas.
Dari uraian di atas, maka apabila dibuat skema akan menjadi seperti di bawah ini.
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
2.3 Pertanyaan Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan mengetahui persepsi guru terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas di SD Perahu
maka peneliti selama proses wawancara bertanya seputar tema atau judul penelitian.
Hal ini karena jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak
terstruktur. Sehingga peneliti hanya menggali dari jawaban yang telah dikemukakan
oleh narasumber berkaitan dengan tema atau judul penelitian.
Persepsi Guru tentang Motivasi Belajar dan Prestasi
Belajar
Motivasi Belajar
Prestasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang
menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat produk
statistik atau alat-alat kuantifikasi lainnya (Stratus, dalam Ahmadi, 2014: 15).
Peneliti meneliti bagaimana persepsi guru di sekolah tentang motivasi dan
prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Jenis penelitiannya adalah
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya
tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, dalam Prastowo,
2014: 186)
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2015 Desember 2015,
daftar waktu pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat di tabel
pada tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 3.1 Tabel Jadwal Penelitian
N
o
Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan
Juli
Agustu
s
Sep
tember
Okto
ber
Novem
ber
Desem
ber
Januari
Feb
ruari
1 Observasi
keadaan
lapangan
2 Pengumpulan
data (observasi,
wawancara dan
dokumen)
3 Menyusun
proposal
4 Pengecekan data
dan proposal
5 Pengolahan data
6 Penyusunan
laporan
7 Ujian Skripsi
3.2.2 Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, nama SD yang digunakan sebagai tempat
penelitian disamarkan menjadi SD Perahu. SD Perahu terletak di daerah
Selatan Yogyakarta. SD ini berada di dalam satu area dengan TK dan
SMP Perahu. Halaman dari SD Perahu ini cukup luas dengan ditumbuhi
beberapa pohon besar dan beberapa tanaman hias. SD Perahu memiliki 6
kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 2 kantin, 1 kamar mandi
siswa, dan 2 kamar mandi guru dan pendamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
SD Perahu merupakan SD rintisan inklusi sejak lima tahun yang
lalu. Namun, sejak tahun 2010 SD Perahu telah menerima beberapa siswa
berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, sebagian besar siswa yang
bersekolah di SD ini merupakan siswa dengan kebutuhan khusus dimana
setiap siswa yang didiagnosa berkebutuhan khusus harus memiliki
assesment dari psikolog. Siswa-siswi SD Perahu di Yogyakarta ini
berasal dari kalangan menengah ke atas. Penggunaan SD Perahu sebagai
tempat penelitian dikarenakan SD Perahu memenuhi kriteria penelitian.
SD Perahu di Yogyakarta merupakan sekolah rintisan inklusi dimana
beberapa siswa memiliki karakteristik yang ingin diteliti oleh peneliti.
3.3 Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal
penelitian (Sugiyono, 2010: 13). Pada penelitian ini yang menjadi partisipan
penelitian adalah guru pendamping sekolah, wali kelas I, wali kelas VI dan
salah satu siswanya di SD Perahu di Yogyakarta. Selain itu, peneliti juga
menggali informasi dari orang tua siswa tersebut guna mengimbangi data
yang telah diperoleh sebelumnya.
Peneliti memilih beberapa wali kelas dimana siswa tersebut pernah
dan sedang diajar oleh guru tersebut. Selain itu dalam penelitian ini, peneliti
juga mewawancarai guru pendamping sekolah yang bertugas untuk
menangani anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah ini. Peneliti memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
beberapa guru tersebut karena mereka yang selama ini telah mengamati dan
mendidik Gema saat berada di kelasnya. Objek penelitian adalah sarana untuk
mendapatkan suatu data (Sugiyono, 2010: 13). Objek penelitian ini adalah
persepsi guru di sekolah tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan
hiperaktivitas.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan wawancara tidak terstruktur serta dokumentasi berupa hasil nilai
siswa di sekolah. Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan,
dan perasaan (Ghony, 2014: 165). Sedangkan Burhan menyatakan bahwa
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya
(2007: 115). Observasi partisipan adalah suatu periode interaksi sosial yang
intensif antara peneliti dan subjek dalam suatu lingkungan tertentu (Bogdan,
dalam Ahmadi, 2014: 115).
Wawancara tidak terstruktur adalah adalah suatu teknik pengumpulan
data untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2008: 323).
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, alat
tulis, dan perekam suara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.5 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri.
Sebagai key instrument, peneliti harus dibekali kemampuan metode penelitian
kualitatif, etika penelitian, dan ilmu pengetahuan sesuai bidang yang diteliti
(Ghony, 2014: 95). Human instrument dalam penelitian kualitatif dipahami
sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lokasi penelitian. Tidak ada
alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali
peneliti itu sendiri (Ghony, 2014: 95).
Tabel 3.2 Alur Instrumen Penelitian
No Partisipan Aspek yang
diteliti
Teknik
pengumpulan
data
Sumber data
1. Siswa dengan
hiperaktivitas
Motivasi belajar
siswa.
Wawancara
tidak terstruktur
dan observasi
Siswa dengan
hiperaktivitas
2. Wali kelas
siswa dengan
hiperaktivitas
Motivasi
belajar, cara
belajar siswa di
kelas, prestasi
siswa di kelas
Wawancara
tidak terstruktur
dan observasi
Wali kelas
siswa dengan
hiperaktivitas
3. Orang tua
siswa yang
diteliti
Motivasi
belajar, prestasi
belajar
Wawancara
tidak terstruktur
Orang tua dari
siswa yang
diteliti.
3.6 Keabsahan Data
Keabsahan data dari hasil penelitian kualitatif, harus memenuhi
persyaratan di bawah ini yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.6.1 Menunjukkan nilai yang benar (kredibilitas)
Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap hasil penelitian antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, analisis kasus negatif,
dan member check.
3.6.1.1 Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan (Sugiyono: 2011). Oleh karena itu, keterlibatan yang
diperpanjang akan memberikan ruang lingkup dan pengamatan yang terus
menerus akan memberikan kedalaman pada penelitian ini. Perpanjangan
pengamatan yang peneliti lakukan adalah melakukan observasi proses belajar
mengajar di kelas sebanyak dua pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan
untuk pembiasaan guru dan siswa di kelas dengan keberadaan peneliti.
Selanjutnya hanya satu pertemuan yang digunakan untuk proses analisis data
yang lebih rinci mengenai mengenai kondisi pembelajaran di kelas .
3.6.1.2 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu (Moleong, 2005: 330).
Triangulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain (Ghony, 2014: 322). Selain itu, untuk memastikan keabsahan data peneliti
juga akan menggunakan triangulasi data dan triangulasi peneliti/investigator.
Triangulasi data meliputi observasi partisipatif, wawancara tidak terstruktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan dokumentasi. Sedangkan untuk triangulasi peneliti meliputi
pembandingan pengamatan dengan teman sejawat dalam membandingkan
data yang diperoleh dari sumber data.
3.6.1.3 Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi berguna untuk mendukung atau menguatkan data yang
telah diperoleh dalam penelitian. Bahan referensi dapat berasal dari buku,
artikel maupun dari jurnal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan buku
dan jurnal sebagai bahan referensinya.
3.6.2 Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan (tranferabilitas)
Transferabilitas merupakan validasi eksternal dalam penelitian kualitatif.
Tujuan dari pengujian transferability ini adalah hasil penelitian ini dapat
menjadi daya transfer pembaca yang memberikan persepsi guru terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas.
3.6.3 Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya (dependabilitas)
Pengujian dependability adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam
pengecekan yang menyatakan bahwa peneliti benar-benar melakukan proses
penelitian ke lapangan, sehingga data yang diperoleh reliabel. Suatu penelitian
dapat dikatakan reliabel apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian
tersebut.
3.6.4 Kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya (konfirmabilitas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pengujian comfirmability merupakan pengujian hasil penelitian yang
berkaitan dengan proses penelitian yang telah dilakukan.
Tabel 3.3 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Kriteria Teknik Pemeriksaan
Kredibilitas (tingkat kepercayaan) 1. Perpanjangan keikut sertaan 2. Ketekunan pengamatan 3. Triangulasi 4. Pengecekan teman sejawat 5. Kecukupan referensi 6. Kajian kasus negatif 7. Pengecekan anggota
Kepastian Uraian rinci
Kebergantungan Audit kebergantungan
Kepastian Audit kepastian
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut
dan untuk memungkinkan bagaimana harus menyajikan materi-materi yang
telah ditemukan tersebut kepada orang lain (Emzir, 2010: 85).
3.7.1 Reduksi Data
Reduksi data adalah bentuk analisis yang mempertajam atau
memperdalam, menyortir, memusatkan, menyingkirkan, dan
mengorganisasikan data untuk disimpulkan dan diverifikasi. Data tersebut
kemudian disusun secara sistematis sehingga kapan pun peneliti
memerlukannya akan lebih mudah untuk diambil. Dalam penelitian ini data
mentah yang diperoleh dalam wawancara yang telah ditranskrip dan disortir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kemudian dikategorikan dalam beberapa kategori tertentu sehingga tidak terjadi
pengulangan. Setelah itu data yang telah dikategorikan dimasukkan ke dalam
tabel sesuai dengan kategorinya.
3.7.2 Display Data
Display data atau penyajian data bertujuan untuk membuat informasi
terorganisasi dalam bentuk yang tersedia, dapat diakses, dan terpadu, sehingga
para pembaca dapat melihat dengan mudah apa yang terjadi tentang sesuatu
berdasarkan pemaparan datanya. Penyajian data dapat berbentuk tabel, grafik,
dan bagan. Pada penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabel dan bagan.
3.7.3 Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan berarti proses penggabungan beberapa penggalan
informasi untuk mengambil keputusan. Verifikasi dalam penelitian antara lain
penggunaan data empiris, observasi, tes, atau eksperimen untuk menentukan
kebenaran atau pembenaran rasional terhadap hipotesis.
Berdasarkan uraian di atas, teknik analisis data dapat dipaparkan dalam
bagan di bawah ini.
Pengumpulan Data
Display Data Reduksi Data
Gambar 3.2 Bagan Teknik Analisis Data
Kesimpulan dan Verifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil
penelitian akan berisi paparan tentang partisipan penelitian, dan deskripsi partisipan
penelitian. Pembahasan dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari kegiatan yang
telah peneliti lakukan selama penelitian dan sesuai dengan hasil triangulasi data.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Partisipan Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di kelas VI dimana terdapat 16 siswa yang
terdiri dari 3 siswi dan 13 siswa. Di kelas tersebut ada 3 siswa dengan
hiperaktivitas, 3 siswa lamban belajar, 6 siswa tanpa kebutuhan khusus, 1
siswa tunarungu, dan 3 siswa dengan masalah sosialnya.
Partisipan dalam penelitian ini adalah salah satu siswa di kelas VI yang
mengalami hiperaktivitas, guru kelas VI, guru kelas I, guru pendamping dan
orang tua siswa tersebut. Guru pendamping ini adalah guru yang mendalami
kebutuhan khusus dan semua anak yang berkebutuhan khusus yang akan
sekolah di SD Perahu ini harus melalui tes dari pendamping ini. Hal ini
dikarenakan, beliaulah yang menentukan apakah siswa ini dapat diterima atau
tidak. Beliau memiliki semua assessment anak berkebutuhan khusus di
sekolah ini. Selain itu, beliau juga yang menentukan apakah siswa tersebut
membutuhkan pendampingan pribadi saat di kelas atau tidak.
4.1.2 Deskripsi Partisipan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4.1.2.1 Partisipan 1 (Gema)
Latar Belakang Partisipan 1
Partisipan 1 dalam penelitian ini adalah salah satu siswa dengan
hiperaktivitas di kelas VI. Siswa tersebut berusia 11 tahun. Dalam penelitian ini,
nama siswa tersebut disamarkan menjadi Gema. Gema merupakan anak ke 4
dari empat bersaudara. Gema terlahir dari keluarga seniman. Orangtuanya
merupakan seniman yang cukup terkenal bahkan sering sekali pentas di luar
negeri terutama di Paris.
Gema menyukai musik, hal ini tidak terlepas dari darah seni yang mengalir
dalam dirinya. Gema suka memainkan gitar bahkan saat berada di kelas. Oleh
karena itu, ada satu gitar milik Gema yang memang sengaja ditinggal di kelas.
Gema dapat memainkan gitar, drum, keyboard dan gamelan, ia juga suka
bernyanyi. Kegemarannya tersebut dijadikan senjata oleh wali kelasnya. Gema
boleh bernyanyi dan bermain gitar jika ia bisa mengerjakan tugas dan duduk
dalam waktu yang lama.
Selama proses pembelajaran di kelas Gema berusaha agar bisa duduk dalam
waktu yang lama, namun ia tidak bisa berhenti bergerak. Ada saja tingkahnya,
dari mengangguk-anggukkan kepala, menggaruk-garuk kepala, menggoyang-
goyangkan kaki, memainkan pulpennya, memukul-mukul meja, memainkan
kursinya bahkan sengaja meminjam penghapus ke temannya agar bisa berjalan-
jalan. Saat di kelas Gema berusaha dapat duduk dalam waktu yang lama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berusaha mengerjakan tugas hingga selesai agar memperoleh reward dari Bu
Lala yaitu boleh bermain gitar saat istirahat.
Gema sudah menjalani terapi sejak kelas I SD. Terapi tersebut dilakukan di
luar sekolah. Sehingga pihak sekolah kurang mengetahui bagaimana proses
terapi terhadap Gema. Namun, menurut papanya Gema hanya diterapi dengan
musik. Musik tersebut dapat melatih konsentrasi Gema dan juga melatih
emosinya. Saat duduk di kelas V SD, Gema sudah tidak didampingi saat berada
di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa terapi yang diterapkan padanya berhasil.
Gema lebih menyukai aktivitas pembelajaran yang menggunakan fisik misalnya
memasak, olahraga, seni, terutama saat dia diminta bernyanyi dan bergaya
selayaknya rock star. Sedangkan mata pelajaran yang tidak disukai Gema sejak
kelas IV SD adalah matematika.
Saat mengobservasi Gema di kelas, ada banyak hal menarik yang diperoleh
dari Gema. Gema tergolong anak yang dapat mengekspresikan dirinya baik
melalui mimik wajah, kata-kata maupun melalui karyanya. Gema sering
mengatakan kata-kata yang cukup kasar bahkan kurang pantas saat berada di
kelas. Ia juga seringkali mengikuti kata-kata iklan yang ditayangkan di televisi.
Selain itu, Gema juga mampu menirukan gaya yang khas pada tokoh-tokoh
seperti gaya Gusdur.
Saat berkesempatan mengobrol dengan Gema, tidak banyak hal yang dapat
ditanyakan padanya dikarenakan dia mudah sekali teralihkan. Dari
perbincangan tersebut didapati bahwa Gema menyukai musik sejak kecil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
telah banyak meraih prestasi di bidang seni musik. Ia sering ditunjuk oleh
sekolah untuk mewakili sekolah dalam perlombaan baik dolanan anak maupun
gamelan. Gema juga memiliki kebutuhan lainnya yaitu kondisi matanya yang
sejak kecil dinyatakan low vision. Oleh karena itu Gema harus menggunakan
kacamata dan selalu menempati bangku baris pertama atau baris kedua.
Pokok Permasalahan
Gema mengalami low vision selain itu ia juga menunjukkan gejala
hiperaktivitas saat diobservasi. Hal ini terlihat saat ia mengerjakan tugas di
kelas. Gema sulit berkonsentrasi dan cenderung asyik bermain dengan alat
tulisnya atau mengetuk-ngetuk meja. Gema juga tidak teratur dalam
mengerjakan tugas sehingga ada nomor yang sering terlewat saat ada soal yang
harus dikerjakan.
Selama proses pembelajaran di kelas, Gema terlihat gelisah. Hal ini terlihat
dari gesture tubuhnya yang selalu menggerak-gerakkan tangannya, menggaruk-
garuk kepala, menggoyang-goyangkan kaki bahkan beberapa kali menghentak-
hentakkan kaki, dan sering menggoyang-goyangkan badan. Gema juga sering
meninggalkan tempat duduk entah untuk meminjam penghapus, penggaris,
maupun sekedar untuk mengganggu temannya. Selama pembelajaran, Gema
tidak pernah berhenti berbicara. Terkadang ia berbicara sendiri atau
mengomentari semuanya baik yang didengar maupun dilihat. Terkadang ia lebih
suka mengobrol dengan teman. Gema juga sering menjawab pertanyaan
meskipun pertanyaannya belum selesai diajukan. Meskipun demikian, Gema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tergolong anak yang cerdas. Hal ini terlihat dari jawaban yang dikemukakannya
saat guru bertanya. Selain itu, ia memiliki musikalisasi yang baik, ia mengenal
nada dan irama.
4.1.2.2 Partisipan 2 (wali kelas Gema)
Latar Belakang Partisipan 2
Peneliti melakukan wawancara dengan partisipan 2 sebanyak dua kali, yaitu
pada tanggal 22 Agustus 2015 dari pukul 09.47 WIB 10.47 WIB di ruang
rapat yang berada di lantai 2 SD Perahu. Adapun alasan menggunakan ruang
rapat sebagai tempat wawancara agar hasil rekaman suara cukup jernih dan
ruangan tersebut sangat dekat dengan kelas VI SD sehingga jika terjadi sesuatu
lebih mudah untuk mengatasinya. Sedangkan wawancara kedua dilakukan pada
tanggal 23 November 2015 dari pukul 09.56 WIB 10.30 WIB di ruang kelas
VI di lantai 2 SD Perahu.
Dalam wawancara pertama ini, peneliti mewawancarai wali kelas Gema
yang namanya dalam penelitian ini disamarkan menjadi Bu Lala. Bu Lala
adalah guru kelas VI dimana Gema adalah salah satu siswa yang diajar di
kelasnya. Bu Lala telah menjadi seorang pengajar di SD Perahu hampir 7 tahun.
Namun, baru selama 4 tahun ke belakang Bu Lala mengajar anak berkebutuhan
khusus. Hal ini tidak terlepas dari penunjukkan SD Perahu sebagai rintisan
sekolah inklusi sejak 4 tahun lalu.
Bu Lala mengatakan bahwa hiperaktif adalah kondisi dimana polah tingkah
anak di atas rata-rata. Hal tersebut nampak dari jawaban yang diungkapkan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
ditanya persepsi beliau tentang hiperaktif. Hiperaktif itu kan macam-macam
sih. Bisa dilihat dari segi tingkah laku Gema, penyelewengan dari tata tertib.
Nah, biasanya seperti itu kalau tingkah laku ya tadi kita bicara 1 kata dianya 1
paragraf seperti itu lalu tingkah lakunya over. Hal tersebut menunjukkan
bahwa persepsi beliau terbentuk dari pengamatan beliau selama ini terhadap
tingkah laku yang nampak dari Gema.
Bu Lala sangat dekat dengan Gema karena beliau sudah sering bekerja sama
dengan Gema dan keluarga Gema dalam bidang seni. Seperti yang
diungkapkannya dalam wawancara Saya sering manggung sama Gema. hee
kan kami mitra gamelan. Dianya sekeluarga besarnya elektrik semua, kami
gamelannya kan seperti rock tapi etnik begitu tapi dikombinasikan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa meskipun Gema mengalami hiperaktivitas namun
ia tetap berprestasi.
Bu Lala juga sering memberi pujian dan reward sebagai upaya untuk
memotivasi Gema. Jadi, Bu Lala berusaha untuk memberikan motivasi dari luar
kepada Gema. Bu Lala juga meminta Gema untuk menuliskan cita-cita ingin
diterima di SMP mana agar Gema memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri.
Bu Lala juga menjelaskan bahwa selain hiperaktif, Gema juga mengalami
low vision sejak kecil. Hanya dia itu, semua kan pake kacamata, jadi
semuanya itu low vision itu jadi dia itu hanya melihat satu titik itu lo saya
takutnya kan lama-kelamaan buta begitu lo, karena kan bapaknya juga sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengatakan ini harus,udah operasi beberapa kali, tapi kan kalau genetik tidak
bisa, cacat mata kan juga genetik.
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Bu Lala peneliti mencoba menggali
lebih lanjut apakah low vision yang dialami oleh Gema lebih menonjol
dibandingkan hiperaktifnya. Lalu Bu Lala menjawab Iya dia kalau di low
vision, makanya aku tadi, keliatan tidak? hehehehe sering saya goda seperti
begitu, terkadang kan sampai gini-ginike, dia itu hanya 25 cm atau 20 cm bisa
lihat itu makanya kan kalau baca begini ho oh seperti tadi. Dari jawaban
tersebut, memang low vision yang dialami Gema cukup berdampak terhadap
hiperaktifnya Gema dikarenakan Gema menjadi lebih sering meninggalkan
tempat duduk untuk maju ke papan tulis.
Setelah mengetahui jawaban yang dikemukakan oleh Bu Lala, peneliti
mencoba untuk membandingkan lembar assessment yang diisi oleh 2
pendamping dari sekolah, 1 dari Bu Lala, 1 dari Bu Ina, 2 dari papa dan mama
dan 1 yang diisi oleh peneliti sendiri. Setelah membandingkan ketujuh lembar
assessment tadi, peneliti semakin yakin bahwa Gema mengalami hiperaktivitas.
Pokok Permasalahan
Sebelum menjadi wali kelas Gema, Bu Lala sudah mengetahui
bagaimana karakter Gema dan bagaimana harus menanganinya. Hal ini tidak
terlepas dari catatan yang telah diberikan oleh wali kelas V sebelumnya yang
pernah mengajar Gema. Tentu saja itu sangat membantu Bu Lala dalam
memahami Gema. Selain itu, Bu Lala juga sering bekerja sama dengan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gema dalam bidang seni. Hal itu membuat Bu Lala cukup mengenal dengan
baik Gema dan keluarganya.
Menurut Bu Lala, motivasi belajar Gema dan siswa lainnya di kelas VI
saat ini lebih banyak berasal atau didorong dari luar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Bu Lala. Kalau Gema, sama saja sih, kalau tempat saya itu
kebanyakan kalau misalkan berlagak di tes iming-iming.
Selain itu, Bu Lala juga mengungkapkan bahwa Gema lebih
berprestasi dalam bidang seni terutama dalam seni musik. Prestasinya banyak,
dia mempunyai tabungan sertifikat dari dinas. Jadi, meskipun nilainya jelek,
tabungan sertifikat dah banyak. Dia dapat sertifikat seni.
Dari hasil wawancara, Bu Lala mengatakan bahwa Gema itu cerdas
dalam bidang seni musik. Kalau Gema itu orangnya cerdas menciptakan
semuanya kan sering pentas juga, ya gitaris kan ya jadi suaranya bagus. Dari
pernyataan Bu Lala ini lebih menegaskan bahwa Gema memang berbakat di
bidang seni musik terutama gitar dan menyanyi.
Dari hasil wawancara dengan Bu Lala, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa motivasi yang dimiliki Gema itu lebih berasal dari luar diri
Gema. Gema lebih termotivasi untuk belajar ketika terdapat reward and
punishment. Sedangkan untuk prestasi belajar dalam bidang akademiknya,
Gema memang kurang berprestasi. Namun, dalam bidang non akademik, yaitu
bidang seni musik Gema memiliki banyak prestasi.
4.1.2.3. Partisipan 3 (Wali Kelas 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Latar Belakang Partisipan 3
Peneliti mewawancarai wali kelas I sebanyak dua kali yaitu pada 24
Juni 2015 pukul 07.30 WIB 08.30 WIB dan 23 November 2015 pukul 12.30
WIB 13.00 WIB. Wawancara pertama dilaksanakan di ruang tamu sekolah.
Sedangkan pada wawancara ke dua dilakukan di ruang kelas I di SD Perahu.
Dalam penelitian ini nama wali kelas I tersebut disamarkan menjadi Bu Ina.
Bu Ina adalah wali kelas 1 yang dulu pernah mengajar Gema saat duduk di
bangku kelas I dan kelas II. Selain itu, beliaulah yang merekomendasikan
Gema sebagai objek penelitian ini. Oleh karena itu, Bu Ina adalah partisipan
pertama yang diwawancarai oleh peneliti. Sehingga peneliti lebih banyak
menggali tentang persepsi beliau mengenai motivasi belajar dan prestasi
belajar pada siswa dengan hiperaktivitas.
Bu Ina sudah mengajar di SD Perahu ini selama 6 tahun. Menurut
beliau, anak berkebutuhan khusus sudah ada sejak dahulu hanya saja dulu
beliau tidak tahu sebutan untuk jenis kebutuhan khusus itu apa. Baru sejak SD
Perahu ini ditunjuk sebagai rintisan sekolah inklusi, beliau mulai mencari tahu
tentang anak kebutuhan khusus dan cara penanganannya.
Saat wawancara berlangsung, Bu Ina mengungkapkan persepsinya
tentang hiperaktif seperti yang terlihat dari pernyataan beliau. Hiperaktif
biasanya gak mau duduk kan? Ciri khususnya biasanya mereka kan tidak bisa
duduk di dalam kelas. Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa hal
pertama yang terlintas dalam benak Bu Ina saat ditanya tentang hiperaktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
adalah anak hiperaktif tidak mau duduk. Hal ini merujuk pada ciri-ciri yang
dapat dilihat secara kasat mata saat berada di dalam kelas saat Bu Ina
mengajar. Selain itu, merujuk pada pernyataan Bu Ina yang lainnya dalam
wawancara diketahui bahwa anak hiperaktif itu banyak bergerak, tidak bisa
duduk tenang, dan tidak bisa konsentrasi.
Bu Ina mengungkapkan bahwa motivasi siswa dengan hiperaktif ini
cenderung naik turun. Ya, tergantung moodnya dia juga kan, kan emosinya
anak hiper ini kan ngga tentu. Kan kalo kira-kira dia udah bosen kan
ditinggal mbak. Dilihat dari jawaban yang dikemukakan oleh Bu Ina, berarti
motivasi ini berkaitan erat dengan mood siswa itu sendiri.
Selain itu, Bu Ina juga mengungkapkan tentang prestasi siswa yang
paling menonjol di bidang apa. Olahraga atau seperti menyanyi, pokoknya
dengan kegiatan yang dia selalu gunakan activity. Bu Ina juga sempat
menyebutkan bahwa Gema itu sangat menonjol dalam bidang seni musik.
Selain suka bermain gitar dan gamelan, Gema juga suka bernyanyi. Apa yang
diungkapkan oleh Bu Ina ini menunjukkan bahwa siswa dengan hiperaktivitas
juga dapat berprestasi meskipun bukan dalam bidang akademik.
Pokok Permasalahan
Bu Ina dulu pernah mengajar Gema saat kelas I dan II SD. Meskipun
saat ini Bu Ina tidak lagi mengajar Gema, namun bukan berarti Bu Ina tidak
mengetahui perkembangan Gema. Menurut Bu Ina, Gema memang memiliki
bakat di dalam seni musik. Ya, seni trus apa ya kayak kalo keterampilan sih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kita kayaknya belum bisa, tapi keseniannya banyak kayak menyanyi itu kami
baru lihat kalo kelas-kelas atas. Pernyataan Bu Ina tersebut merujuk kepada
beberapa siswa di kelas atas yang memang sering berprestasi di bidang musik,
salah satunya adalah Gema.
Bu Ina mengungkapkan bahwa prestasi belajar siswa dengan
hiperaktivitas cenderung kurang baik. Prestasi mereka sebenernya juga
sangat buruk ya. Ya kasihan sih sebenarnya, kasian mereka. Tapi kalo
memang mereka sudah melalui terapi, itu banyak yang lebih baik. Istilahnya
sudah tidak...tidak down banget. Tapi ya sudah paling nggak, dia mengikuti
tuh bisa. Tapi ya hanya itu tadi, kalo dia sudah bosen, ya sudah. Jadi,
cenderung mereka itu cenderung senengnya, sukanya buru-buru kan.
Berdasarkan dari informasi yang telah diperoleh peneliti selama
mewawancarai Bu Ina, dapat diambil kesimpulan bahwa Gema lebih
berprestasi dalam bidang non akademik dalam hal ini seni musik
dibandingkan dengan bidang akademiknya.
4.1.2.4. Partisipan 4 (Guru Pendamping Khusus Sekolah)
Latar Belakang Partisipan 4
Peneliti mewawancarai GPK Sekolah yang dalam penelitian ini
namanya disamarkan sebagai Bu Ani. Selama penelitian ini, wawancara
dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari
Sabtu, 5 September 2015. Pada pertemuan pertama ini, wawancara dilakukan
pada pukul 10.47 WIB 10.48 WIB bertempat di SD Perahu. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
berlangsung sangat singkat karena Bu Ani masih memiliki tugas yang harus
diselesaikannya. Sehingga peneliti akhirnya menggunakan kesempatan
tersebut untuk melihat assessment Gema. Pertemuan kedua dilakukan pada
hari Selasa, 17 November 2015. Wawancara tersebut dilaksanakan pada pukul
09.36 WIB 09.59 WIB bertempat di SD Payung. Wawancara dilaksanakan
di SD Payung dan bukannya di SD Perahu dikarenakan pada hari Senin
Kamis, Bu Ani ditugaskan di SD Payung. Bu Ani sudah lama bergelut
menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Jika SD Perahu adalah SD
rintisan inklusi, maka SD Payung adalah sekolah khusus bagi anak-anak yang
mengalami autis.
Bu Ani sempat mengungkapkan bahwa menjadi seorang guru itu harus
mampu melihat keseluruhan yang dimiliki siswanya baik kelebihan maupun
kekurangannya. Seorang guru tidak boleh hanya melihat satu sisi saja, agar
dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki siswanya. Seorang guru harus
mampu membantu siswanya untuk keluar dan menjadi dirinya seutuhnya.
Bagi Bu Ani, seorang guru haruslah mampu menginspirasi siswanya dan
membesarkan hati siswanya.
Pokok Permasalahan
Dalam wawancara tersebut, Bu Ani mengungkapkan bahwa motivasi
belajar Gema itu lebih besar dari luar dikarenakan motivasi dari dalamnya
hanya seputar keinginan Gema dalam bermain gitar dan menyanyi. Bu Ani
juga menirukan ucapan Gema, Saya itu, besok jadi seniman, gak usah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
belajar. Saya mau nyanyi saja. Dari ucapan Gema tersebut dan dari apa yang
diperhatikan oleh Bu Ani, maka Bu Ani dapat menyimpulkan bahwa untuk
motivasi belajar pada Gema itu lebih dikarenakan motivasi dari luar. Selain
menjadi pendamping dan penerima bagi semua anak kebutuhan khusus di SD
Perahu, Bu Ani juga pernah menjadi guru untuk Gema di kelas V dulunya.
Sehingga, Bu Ani memahami Gema dengan baik, baik dari segi psikologisnya
maupun dari segi kesehatan Gema.
Selain itu, Bu Ani juga mengatakan bahwa Gema memang berprestasi,
namun bukan dalam bidang akademik. Karena dalam bidang akademik,
prestasi Gema sangat kurang. Bu Ani menyatakan bahwa selama ini Gema
mampu menyelesaikan tugas saja itu sudah sangat baik. Iso ngerjakake
sampe selesai ki yo Alhamdullilah, sudah selesai. Meskipun dalam bidang
akademik Gema dapat dikatakan kurang, namun Bu Ani mengatakan bahwa
dalam bidang seni Gema sangat menonjol.
4.1.2.5. Partisipan 5 (Bapak)
Latar Belakang Partisipan 5
Peneliti mewawancarai Bapak dari Gema sebanyak dua kali yaitu pada
tanggal 25 November 2015 dan 26 November 2015. Kedua wawancara tersebut
dilakukan di ruang tamu kediaman beliau. Pada pertemuan pertama, peneliti
berbincang dengan orang tua dari Gema selama 3 jam sejak pukul 12.30 WIB
15.30 WIB. Sedangkan wawancara dilakukan pada pertemuan kedua yakni
sejak pukul 11.00 WIB 12.00 WIB. Beliau adalah seorang seniman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bergelut di dalam bidang seni rupa, seni musik dan seni drama. Beliau pernah
menempuh pendidikan di salah satu universitas seni di Indonesia selama 20
tahun namun tidak menyelesaikannya karena terbentur dengan idealismenya
dalam membuat tugas akhir. Saat ini beliau aktif di sanggar yang didirikannya
dan sering pentas di luar kota bahkan di luar negeri.
Bagi beliau, keterbukaan dan kedekatan antar anggota keluarga sangatlah
penting. Meskipun beliau tidak memiliki waktu yang banyak untuk
mendampingi Gema saat belajar, namun ketika ia berada di rumah ia selalu
berusaha mengetahui perkembangan Gema dan mendampingi Gema saat
belajar. Selain itu, menurut persepsi beliau Gema itu anak yang kreatif dan
cerdas. Sejak kecil bakat dan potensi Gema dalam bidang seni musik sudah
terlihat jelas. Menurutnya, Gema awalnya menyukai musik ritmis dan setelah
itu dia baru mulai belajar musik melodis. Bahkan Gema pernah membuat
karyanya sendiri yang pada saat itu direkam dengan alat seadanya.
Pokok Permasalahan
Motivasi belajar iku nek aku lebih pada keinginbukan keinginan
tapi eaku lebih suka pada hasilnya. Maksudnya pada hasilnya
beginiemotivasi itu kan sesuatu yang diinginkan, sesesuatu
yang dicoba untuk apa yadiperoleh oleh semua orang untuke
misale dia pengen apa trus duwe motivasi banjur entuk iki. Motivasi
belajar disini kalau menurut saya ya banjur ming absurd. Maksudnya
absurd disini ya gini, seperti pertanyaan kamu tadi. Saya punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
motivasi belajar itu kadang-kadang muncul dari karena aku pengin
iki, kudu isa iki makane aku ngene. Tapi ana sesuatu, ada sesuatu sing
lebih penting tapi aku ora sadar kuwi. Nah, kudu ana sing ngomong,
Ehkae lho kowe kudu isa ngerti. Nah
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka ungkapan beliau
berbunyi, motivasi belajar itu kalau saya lebih pada keinginan...bukan
keinginan tetapi e.. lebih pada hasilnya. Maksudnya pada hasilnya
begini...e...motivasi itu kan sesuatu yang diinginkan...sesuatu yang dicoba
untuk apa ya... diperoleh oleh semua orang untuke misalnya dia ingin apa
lalu termotivasi baru dapat itu. Motivasi belajar disini kalau menurut saya ya
lalu hanya absurd. Maksudnya absurd disini ya begini, seperti pertanyaan
kamu tadi. Saya punya motivasi belajar itu terkadang muncul dari karena aku
ingin ini, harus bisa ini makanya aku seperti ini. Tetapi ada sesuatu, ada
sesuatu yang lebih penting tetapi aku tidak menyadari hal itu.
Dari pernyataan beliau di atas ketika ditanyai tentang motivasi belajar,
dapat dilihat bahwa persepsi beliau tentang motivasi belajar adalah sesuatu
yang diinginkan untuk diusahakan agar keinginan tersebut dapat terwujud
atau tercapai. Motivasi belajar itu berasal dari luar diri dan juga dari dalam
diri. Baik dari dalam maupun dari luar, motivasi itu berjalan beriringan.
Karena motivasi yang dari luar dapat memicu motivasi dari dalam.
Pengalamannya selama ini telah membuatnya memiliki pandangan
bahwa berprestasi itu tidak sebatas dalam bidang akademik saja. Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dalam bidang non akademik juga dapat dikatakan sebagai prestasi belajar. Hal
ini karena untuk dapat memperoleh hasil terbaik bahkan di bidang seni harus
melalui proses belajar yang intens. Beliau percaya bahwa pengetahuan dapat
diperoleh dimana saja. Diperlukan kerendahan hati untuk mau belajar dan
kepekaan untuk memahami apa yang dipelajari. Beliau berharap bahwa anak-
anaknya dapat memahami dan mengerti tidak hanya mengetahui saja. Karena
ketika memahami mereka dapat mengaplikannya dalam kehidupan mereka.
4.1.2.6. Partisipan 6 (Ibu)
Latar Belakang Partisipan 6
Peneliti mewawancarai Ibu Gema sebanyak dua kali yaitu pada tanggal
25 November 2015 dan 26 November 2015. Kedua wawancara tersebut
dilakukan di ruang tamu kediaman beliau. Pada pertemuan pertama, peneliti
berbincang dengan orang tua Gema selama 3 jam sejak pukul 12.30 WIB
15.30 WIB. Sedangkan wawancara dilakukan pada pertemuan kedua yakni
sejak pukul 12.15 WIB 12.40 WIB.
Tidak berbeda jauh dengan Bapaknya Gema, beliau juga adalah seniman.
Hanya saja Ibu Gema adalah seniman tari dan seniman musik. Seringkali ia
juga harus meninggalkan Gema ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk
melakukan pentas tari atau musik. Dahulu ia juga mengajar tari di sanggar yang
dimilikinya. Namun dua tahun belakangan ini terutama setelah ia menjalani
operasi bola matanya, ia sudah tidak lagi mengajar tari. Ia lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan diri untuk pertunjukan musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan mendampingi suaminya yang akan berpentas. Meskipun demikian, ia
sangat peduli terhadap perkembangan Gema terutama di dalam bidang
akademiknya. Hal ini tidak terlepas dari latar belakangnya dan keluarga
besarnya yang akademisi. Oleh karena itu, sebisa mungkin ia memaksimalkan
waktu yang dimilikinya untuk mendampingi Gema dalam belajar.
Pokok Permasalahan
Selama ini ia membantu Gema untuk belajar dengan membuat jembatan
keledai agar memudahkan dalam mengingat materinya. Namun, saat ini karena
keterbatasan penglihatannya beliau hanya dapat mendampingi anaknya belajar
dan menjadi teman diskusi bagi anaknya. Oleh karena itu, saat ini beliau
menunjuk guru les untuk mengajarkan 3 mata pelajaran pokok ke Gema.
Terutama matematika karena Gema kurang menyukai matematika.
Menurut beliau kegemaran Gema dalam bidang musik sudah terlihat
sejak Gema masih kecil. Meskipun tidak dileskan secara khusus namun Gema
mampu menguasai beberapa alat musik bahkan menghasilkan karyanya sendiri.
Selain berprestasi di bidang seni, menurut beliau Gema juga berprestasi di
bidang akademik. Hal ini terlihat dari peringkat Gema yang selalu masuk lima
besar sejak kelas I SD hingga sekarang.
4.2. Pembahasan
Peneliti mengobservasi beberapa kelas di mana terdapat siswa yang
mengalami hiperaktivitas yang telah ditunjukkan oleh Bu Ana. Adapun kelas
yang diobservasi oleh peneliti adalah kelas I, II, dan VI. Setelah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
observasi di ketiga kelas tersebut, akhirnya peneliti memutuskan untuk
mengambil data di kelas VI dimana salah satu siswanya yakni Gema
mengalami hiperaktivitas.
Alasan mengapa peneliti memilih untuk menjadikan Gema sebagai objek
penelitian dikarenakan Gema yang paling memenuhi kriteria setelah dilakukan
observasi dengan menggunakan kriteria anak hiperaktif pada lembar observasi
dari DSM-IV-TR dan melihat lembar assessment yang dimiliki oleh sekolah.
Dibandingkan dengan beberapa siswa lainnya yang juga memiliki
hiperaktivitas, Gema murni mengalami hiperaktivitas.
Peneliti melakukan observasi di SD Perahu setiap hari Sabtu. Observasi
dilakukan dari pukul 06.30 WIB 12.30 WIB. Penelitian di SD Perahu ini
dilakukan selama 5 bulan. Meskipun penelitian sebagian besar dilakukan pada
hari Sabtu saja, namun data yang didapat sudah mencukupi untuk dapat dibahas
dalam bab ini. Peneliti melibatkan enam partisipan dalam penelitian ini, yakni
Bu Lala, Bu Ina, dan Bu Ani untuk diketahui persepsinya sebagai guru terhadap
motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas dalam hal ini adalah
Gema. Sedangkan Gema dan orang tuanya diwawancarai untuk
menyeimbangkan dan mengkonfirmasi data maupun informasi yang telah
diperoleh dari guru.
Dari data yang diperoleh peneliti baik saat mengobservasi, wawancara
maupun saat melihat lembar assessment, peneliti memperoleh keterangan
identitas Gema. Gema adalah putra bungsu dari pasangan seniman yang tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
di suatu perumahan di daerah Sleman. Gema memiliki tiga orang kakak. Gema
saat ini berusia 11 tahun. Kedua orangtua Gema berlatarbelakang pendidikan
yang baik. Keduanya pernah mengenyam bangku kuliah di