persepsi dan motivasi

Upload: agyuzs

Post on 10-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    1/23

    PERSEPSI dan MOTIVASI

    Posted onOktober 7, 2012byaliawardhiani

    PERSEPSI dan MOTIVASI

    A. PERSEPSI

    Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan

    menafsirkan kesan-kesan indera, agar memberikan makna bagi lingkungan mereka.

    MENGAPA PERSEPSI PENTING DALAM STUDI PERILAKU ORGANISASI??semata- mata karena perilaku orang didasarkan pada persepsi menreka mengenai realitas itu,

    bukan mengenai realitas itu sendiri.

    FAKTOR-FAKTOR yang MEMPENGARUHI PERSEPSI:

    - SIKAP

    - MOTIF

    - KEPENTINGAN

    - PENGALAMAN

    - PENGHARAPAN

    PELAKU PERSEPSI ;

    - SITUASI : waktu, keadaan, keadaan sosial

    - TARGET : hal baru, gerakan, bunyi,ukuran, latar belakang, kedekatan.

    B. KONSEP-KONSEP MOTIVASI DASAR

    Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan

    organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapakebutuhan individual.

    C. TEORI AWAL TENTANG MOTIVASI

    Dalam pengembangan konsep motivasi terdapat tigateori spesifik dirumuskan, yaitu

    Teori Hierarki Kebutuhan

    Teori motivasi yang paling dikenal baik adalah hierarki menurut Abraham Maslow, ia

    menghipotesiskan bahwa didalam diri manusia itu ada lima jenjang kebutuhan :

    Psikologis

    http://aliawardhiani.wordpress.com/2012/10/07/persepsi-dan-motivasi/http://aliawardhiani.wordpress.com/2012/10/07/persepsi-dan-motivasi/http://aliawardhiani.wordpress.com/2012/10/07/persepsi-dan-motivasi/http://aliawardhiani.wordpress.com/author/aliawardhiani/http://aliawardhiani.wordpress.com/author/aliawardhiani/http://aliawardhiani.wordpress.com/author/aliawardhiani/http://aliawardhiani.wordpress.com/author/aliawardhiani/http://aliawardhiani.wordpress.com/2012/10/07/persepsi-dan-motivasi/
  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    2/23

    Keamanan

    Sosial

    Penghargaan

    Aktualisasi Diri

    Teori X dan Y

    Teori X : Pengandaian bahwa karyawan tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai

    tanggung jawab dan harus dipaksa agar berprestasi

    Teori Y : Pengandaian bahwa karyawan menyukai kerja, kreatif, berusaha

    bertanggung jawab, dan dapat menjalankan pengarahan diri.

    Teori motivasihigiene (Teori Dua Faktor)

    Teori dua faktor atau teori motivasihigiene adalah faktorfaktor intrinsik yang

    berhubungan dengan kepuasan kerja, sementara faktor-faktor ekstrinsik yang dihubungkan

    dengan ketidakpuasan.

    Selain itu juga motivasi memiliki tiga faktor lain, yaitu:

    a) motivasi harus memiliki intensity

    b) motivasi harus adaarah dan tujuan yang jelas

    c) sejauh mana tujuan dalam mencapai cita-citanya.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    3/23

    PSIKOLOGI - EMOSI DAN STRESS ADAPTASI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Modernisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan tentang cara berpikir

    dalam pola hidup bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut membawa pada kosekuensi di

    bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa.

    Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-

    ubah. Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu, merupakan hasil interaksi

    antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu

    dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai

    suatu keseluruhan (holistik) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.

    Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun

    menghadapi stimulus yang sama. Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai keadaan

    dari diri individu pada suatu saat, misalnya orang merasa terharu melihat banyaknya warga

    masyarakat yang tertimpa musibah kebanjiran.(Drs.Sunaryo, M.Kes , 2004 : 149)

    Sumber gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress. Penyesuaian

    yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan ego

    disebut mekanisme pertahanan diri.

    Pemahaman tentang stres dan akibatnya penting bagi upaya pengobatan maupun

    pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering dihubungkan dengan kehidupan

    modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan sumber gangguan stress lainya. Perlu

    diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress berbeda. Hal ini juga bergantung pada

    kondisi tubuh individu yang turut menampilkan gangguan jiwa.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    4/23

    Stress merupakan gangguan kesehatan jiwa yang tidak dapat dihindari, karena

    merupakan bagian dari kehidupan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

    1. Apakah yang disebut emosi ?

    2. Apakah yang dimaksud stress ?

    3. Apakah yang dimaksud adaptasi ?

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dalam makalah ini kami hanya

    membatasi seputar masalah emosi, stress, dan adaptasi.

    D. Tujuan Penulisan

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini

    adalah :

    1. Mengetahui pengertian emosi, komponen emosi, afek dan emosi, serta sakit mental karena

    gangguan emosi.

    2. Mengetahui pengertian stress, penggolongan stress, kemampuan individu menahan stress,

    sumber stress psikologis, tahapan stress, reaksi-reaksi terhadap stress, dan cara

    mengendalikan stress.

    3. Mengetahui pengertian adaptasi dan dimensi adaptasi.

    E. Manfaat Penulisan

    1. Sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Psikologi Keperawatan.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    5/23

    2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang akan melakukan

    penyusunan makalah dengan topik yang sama.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Emosi

    Emosi adalah Manifestasi perasaan atau afek keluar dan disertai banyak komponen

    fisiologik, dan biasanya berlangsung tidak lama(Maramis, 1990). Sedangkan menurut Bimo

    Walgito, 1989 emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah melampaui batas sehingga

    untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin terganggu. Bisa perasaan marah,

    takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dan lain-lain sebagai akibat dari peristiwa

    yang terjadi pada kita.

    Jadi, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan

    biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi sebagai

    gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi,

    dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-perubahan dalam kejasmanian, misalnya

    ketakutan pada gejala kejasmanian yang tampak adalah muka pucat dan jantung berdebar-

    debar.

    1. Komponen Emosi

    Menurut Atkinson R.L., dkk, komponen emosi terdiri dari :

    a. Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik, misalnya bila

    marah suara menjadi tinggi dan gemetar.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    6/23

    b. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif, misalnya

    kegembiraan saat diterima disalah satu Perguruan Tinggi ternama.

    c. Ekspresi wajah, apabila merasa benci pada seseorang, mungkin akan mengerutkan dahi atau

    kelopak mata menutup sedikit.

    d. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau gembira hinggah

    meneteskan air mata

    2. Afek dan Emosi

    Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta

    dikuasai oleh pikiran. Biasanya afek disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut

    jantung, dan pernapasan bisa cepat atu menjadi lemah. Dan emosi merupakan gejala kejiwaan

    yang berhubungan dengan gejala kejasmanian itu. Contohnya, orang yang sedang marah akan

    mengambil, melempar, dan membanting benda dari sekitarnya, disertai dengan muka merah,

    tekanan darah meningkat, dan tubuhnya gemetar.

    Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian, dengan aspek-aspek yang lain pada

    manusia (proses berpikir, psikomotor, persepsi, ingatan) saling memengaruhi dan

    menentukan tingkat fungsi manusia itu pada suatu waktu.

    Jenis gangguan afek dan emosi yaitu :

    a. Defresi atau melankolis

    Ciri-ciri psikologik misalnya, sedih, susah, murung, rasa tak berguna, kehilangan, gagal,

    putus asa, dan penyesalan yang patologis.

    Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, dan kulit menjadi lembab atau dingin.

    b. Kecemasan (ansietas)

    Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut, dan

    lekas terkejut.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    7/23

    Ciri-ciri somatik, misalnya debaran jantung yang cepat atau keras (palpitasi), keringat dingin

    pada telapak tangan, tekanan darah meninggi, dan peristaltik bertambah.

    3. Sakit mental karena gangguan emosi

    Biasanya sakit mental karena gangguan emosi terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan

    penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar.

    Sakit mental karena gangguan emosi antara lain :

    a. Neurosis cemas, yaitu kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu yang tidak

    ada kaitannya dengan keadaan atau benda, tetapi mengambang bebas.

    Gejalanya :

    Faktor somatik, misalnya nepas sesak, linu, lekas capek, dada tertekan, keringat dingin, dan

    palpitasi.

    Faktor psikologik, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan bicara cepat terputus-putus.

    b. Neurosis histerik, yaitu fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya :

    kejangkejang, anestesia, analgesia, tuli, buta, dan stupor.

    c. Neurosis fobik, yaitu adanya perasaan takut yang berlebihan terhadap benda dan keadaan,

    yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman.

    d. Neurosis depresi, yaitu gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat semakin berkurang,

    rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Biasanya hal ini

    berakar pada rasa salah yang tidak disadari.

    B. Stress

    Dewasa ini perubahan tata nilai kehidupan (perubahan psikososial) berjalan begitu

    cepat karena pengaruh globalisasi, modernisasi, informasi, industrialisasi, serta ilmu

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    8/23

    pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pola hidup, moral, dan etika.

    Beberapa contoh perubahan pola hidup, misalnya pola hidup sosial religius berubah

    individualistis, materialistis, dan sekuler, pola hidup produktif ke pola hidup konsumtif dan

    mewah serta ambisi karier yang menganut asas moral dan etika hukum.

    Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental (stressor psikososial) sehingga

    bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan dan berusaha

    beradaptasi untuk menanggulanginya

    1. Pengertian stress

    Menurut Hans Selye, Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap

    setiap tuntutan kebuthan yang ada dalam dirinya (Pusdiknakes, Dep.Kes.RI, 1989)

    Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu

    ketegangan daqlam diri seseorang (Soeharto Heerdjan. 1987)

    Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri , dan karena itu, sesuatu yang

    mengganggu keseimbangan kita (Maramis, 1999)

    Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau

    beban kehidupan) (Dadang Hawari, 2001)

    Jadi, secara umum yang dimaksud stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang

    menimbulkan tekanan, perubahan, dan ketegangan emosi.

    2. Penggolongan stress

    Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), apabila ditinjau dari penyebabnya stress

    dapat digolongkan sebagai berikut :

    a. Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat

    bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.

    b. Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon, atau gas.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    9/23

    c. Stress mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan

    penyakit.

    d. Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik

    sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.

    e. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan

    perkembangan pada masa bayi hingga trua.

    f. Stress psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hububgan interpersonal, sosial, budaya,

    atau keagamaan.

    Adapun menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan

    menjadi 2 macam, yaitu :

    1. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,

    perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.

    2. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah

    tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.

    Stress dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor psikoedukatif/sosio kultural. Faktor

    frisiologis berupa herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsilogik, dan neurohormonal.

    Sedangkan faktor psikoedukatif/sosio kultural berupa perkembangan kepribadian, dan

    kondisi lain yang memengaruhinya.

    3. Kemampuan individu menahan stress

    Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan stress. Hal

    tersebut sangat bergantung pada sifat dan hakikat stress yaitu intensitas, lokal, lamanya, dan

    umum. Selain itu juga pada sifat individu yang terkait dengan proses adaptasi.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    10/23

    Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang Hawari (2001) bahwa stress apabila

    ditinjau dari tipe kepribadian individu dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

    a. Tipe yang rentan (vulnerable)

    Individu dengan tipe ini memiliki resiko yang tinggi mengalami stress dengan ciri-ciri

    kepribadian sebagai berikut :

    Cita-citanya tinggi (ambisius)

    Agresif

    Suka bersaing yang kurang sehat

    Banyak jabatan rangkap

    Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung, mudah mengalami

    ketegangan, dan kurang sabar

    Terlalu percaya diri (over confident)

    Self kontrol kuat

    Terlalu waspada

    Tindakan dan cara bicaranya cepat serta tidak dapat diam (hiperaktif)

    Cakap dalam berorganisasi (organisatoris)

    Cakap dalam memimpim (leader)

    Tipe kepemimpinan otoriter

    Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic)

    Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri

    Disiplin waktu yang ketat

    Kurang rileks dan serba terburu-buru

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    11/23

    Kurang atau bahkan tidak ramah

    Tidak mudah bergaul

    Mudah empati, namun juga mudah bersikap bermusuhan

    Sulit dipengaruhi

    Sifatnya kaku (tidak fleksibel)

    Pikiran tercurah kepekerjaan walaupun sedang libur

    Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali

    b. Tipe yang kebal (immune)

    Individu dengan tipe ini kebal terhadap stress, yang ciri-ciri kepribadiannya sebagai

    berikut :

    Cita-cita atau ambisinya wajar

    Berkompetensi secara sehat

    Tidak agresif

    Tidak memaksakan diri

    Emosi terkendali, yang ditandai dengan tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung,

    penyabar, dan tenang

    Kewaspadaan wajar

    Self control wajar

    Self confident wajar

    Cara bicara tenang

    Cara bertindak tenang dan dilakukan pada saat yang tepat

    Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahat

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    12/23

    Sikap dalam memimpin maupun berorganisasi akomodatif dan manusiawi

    Mudah bekerja sama (kooperatif)

    Tidak memaksakan diri dalam menghadapi tantangan

    Bersikap ramah

    Mudah bergaul

    Dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual benefit)

    Bersikap fleksibel, akomodatif, dan tidak merasa dirinya paling benar

    Dapat melepaskan masalah pekerjaan ataupun kehidupan disaat libur

    Mampu menahan dan mengendalikan diri

    4. Sumber stress psikologis

    Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress psikologis, sebagai

    berikut :

    a. Frustasi

    Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral melintang. Frustasi ada

    yang bersifat instrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,

    bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, perselingkuhan,

    pengangguran, dan lain-lain).

    b. Konflik

    Hal ini ditimbulkan karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam keinginan,

    kebutuhan, atau tujuan.

    c. Tekanan

    Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri

    individu maupun dari luar diri individu.

    d. Krisis

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    13/23

    Krisis adalah keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada individu. Keadaan

    stress dapat terjadi oleh beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik dan tekanan.

    5. Tahapan stress

    Menurut Dr.Robert J. Van Amberg (1979), sebagaimana dikemukakan oleh Prof.

    Dadang Hawari (2001) bahwa tahapan stress ada 6 tahapan, yaitu sebagai berikut :

    a. Stress tahap pertama (paling ringan), yaitu stress yang disertai perasaan nafsu bekerja yang

    besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang

    dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.

    b. Stress tahap kedua, yaitu stress yang disertai keluhan, seperti bangun pagi tidak segar atau

    letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks,

    lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, dan punggung tegang. Hal ini karena

    cadangan tenaga tidak memadai.

    c. Stress tahap ketiga, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti defekasi yang tidak teratur,

    otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali, koordinasi

    tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.

    d. Stress tahap keempat, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti tidak mampu bekerja

    sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu,

    gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta

    timbul ketakutan dan kecemasan.

    e. Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental,

    ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan

    berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung, dan panik.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    14/23

    f. Stress tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tanda-tanda seperti jantung

    berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat, loyo, serta

    pingsan atau collaps.

    6. Reaksi-reaksi terhadap stress

    Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, baik reaksi terhadap tubuh maupun

    terhadap psikologis. Adapun reaksi tubuh terhadap stress sebagai berikut.

    a. Rambut

    Rambut semula yang berwarna hitam pekat, lambat laun akan mengalami perubahan

    warna. Ubanan terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.

    b. Mata

    Ketajaman mata seringkali terganggu. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata

    mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.

    c. Telinga

    Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).

    d. Daya pikir

    Kemampuan mengingat, berpikir, dan konsentrasi menurun. Seringkali menjadi pelupa

    dan mengeluh sakit kepala pusing.

    e. Ekspresi wajah

    Orang yang stress wajahnya nampak tegang, dahi berkerut, mimik wajah nampak serius,

    tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum atau tertawa dan kulit muka kedutan.

    f. Mulut

    Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain itu, pada

    tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar untuk menelan, hal ini disebabkan

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    15/23

    karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa

    tercekik.

    g. Kulit

    Reaksi kulit bermacam-macam, pada kulit dari sebagian tubuh terasa panas atau dingin

    dan bahkan keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi

    lebih kering. Selain itu, bisa terkena penyakit kulit, seperti munculnya eksim, urtikaria

    (biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan, juga

    sering dijumpai kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat.

    h. Sistem Pernafasan

    Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas terasa

    berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung,

    tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot

    rongga dada (otot-otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis

    sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas.

    Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena

    otot-otot pada saluran nafas dan paru-paru mengalami spasme.

    i. Sistem Kardiovaskuler

    Sistem jantung dan pembuluh darah dapat terganggu faalnya karena stres. Misalnya,

    jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction)

    sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi

    (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa

    dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebagian atau seluruh tubuh terasa panas

    (subfebril) atau sebaliknya terasa dingin.

    j. Sistem Pencernaan

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    16/23

    Seringkali seseorang yang stress mengalami gangguan pada sistem pencernaannya.

    Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedihd. Hal ini disebabkan karena asam

    lambung yang berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam

    istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung tadi,

    gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya

    mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare.

    k. Sistem Perkemihan.

    Orang yang sedang menderita stress faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu.

    Frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita

    kencing manis (diabetes mellitus).

    l. Sistem Otot dan tulang

    Orang yang menderita stress seringkali juga mengalami gangguan pada otot dan tulang

    (musculoskeletal). Otot terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain itu,

    keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa

    kaku bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini

    sebagai keluhan pegal-linu.

    m. Sistem Endokrin

    Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stress adalah

    kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang

    bersangkutan menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Gangguan hormonal lain

    misalnya pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit

    (dysmenorrhoe).

    Sedangkan reaksi psikologis terhadap stress antara lain :

    a. Kecemasan

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    17/23

    Kecemasan merupakan respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang

    menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan. Jantung

    berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.

    b. Kemarahan dan agresi

    Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebuah

    ancaman. Reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi.

    Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar

    dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindakan sadis dan

    usaha membunuh orang.

    c. Depresi

    Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa

    sedih yang berkepanjangan.

    7. Cara mengendalikan stress

    Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan stress yaitu :

    a. Bersyukur

    Bersyukur merupakan cara yang paling ampuh dalam mengatasi stress, bagaimana tidak.

    karena pada umumnya orang mengalami stress karena tidak kuat dengan apa yang telah

    terjadi atau keadaan yang menimpanya. Dengan bersyukur kita akan senantiasa ingat bahwa

    segala sesuatu yang kita peroleh merupakan pemberian dari Tuhan.

    b. Kenali penyebab stress

    Meskipun terdengar mudah, namun tidak segampang itu untuk mengenali sumber stress.

    Apabila stress baru saja terjadi, mungkin bisa segera dikenali penyebabnya. Namun pada

    stress jangka panjang, penyebabnya mungkin sudah dilupakan atau bertumpuk-tumpuk

    dengan penyebab stress baru. Apabila sudah benar-benar mengenali penyabab stress,

    http://arekploso24.blogspot.com/2011/08/kenapa-sebaiknya-berbuka-puasa-dengan.htmlhttp://arekploso24.blogspot.com/2011/08/kenapa-sebaiknya-berbuka-puasa-dengan.html
  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    18/23

    berkonsentrasilah pada masalah tersebut. Apabila belum bisa dipecahkan dengan segera,

    cobalah untuk setidaknya memperkecil dampaknya.

    c. Buatlah perencanaan yang baik

    Stres terjadi karena perubahan. Jika sudah direncanakan semua hal dengan baik, stres tidak

    akan berakibat buruk. Perubahan seharusnya bisa dilakukan dengan menyenangkan. Namun,

    tanpa perencanaan yang matang, perubahan bisa menjadi malapetaka. Buatlah perencanaan

    yang baik untuk segala hal misalnya menikmati saat istirahat di rumah, hingga merencanakan

    keuangan dengan benar.

    d. Jagalah kesehatan

    Tubuh yang sehat akan lebih mudah mengatasi stres. Makan dan berolahraga yang teratur

    serta istirahat dengan cukup.

    e. Jagalah perasaan anda

    Berhentilah selalu menjaga perasaan orang lain. Jika perasaan sendiri tidak dijaga,

    dampaknya juga akan buruk untuk orang-orang di sekitar kita. Tidak ada salahnya menolak

    hal-hal yang tida disukai. Untungnya, perempuan seringkali lebih mudah menunjukkan

    perasaan ketimbang seorang lelaki.

    f. Mintalah bantuan

    Jika tingkat stres sudah terlalu tinggi dan merusak kesehatan, berkonsultasilah pada orang-

    orang terdekat atau pada konsultan ahli. Jangan biarkan diri menderita stres terlalu lama.

    g. Ingatlah bahwa sedikit stress justru baik karena dengan adanya stres, maka akan memiliki

    rangsangan untuk melakukan sesuatu dan bisa menjadikan stres sebagai alat pendorong untuk

    lebih berkembang dan maju. Hal inilah yang disebut dengan stres yang positif.

    h. Terima kenyataan bahwa stres adalah bagian dari hidup. Selama hidup, stres tidak akan

    pernah bisa hindari 100%. Terimalah bahwa dalam hidup selalu akan muncul yang namanya

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    19/23

    stres. Karena jika menerima stres sebagai bagian hidup. Secara mental dan fisik akan lebih

    siap menghadapi stres.

    i. Persiapkan diri untuk menghadapi berbagai berntuk stres setiap hari. Persiapan yang baik

    adalah selalu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan segala situasi.

    j. Hidupkan pengharapan dalam hati. Harapan dapat mengurangi dampak stres yang muncul.

    Dimana dengan harapan akan merasa adanya jalan keluar dari stres. Harapan akan muncul

    ketika kita sudah melakukan tindakan positif.

    k. Lakukan aktifitas baru. Sesuatu yang baru dan menarik akan terasa lebih menyenangkan.

    l. Meditasi sangat bagus tidak hanya untuk menghilangkan stres, tetapi juga untuk relaksasi

    otot. Penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dapat membantu dalam menurunkan

    tekanan darah. Cobalah mulai sekarang renungkan untuk memanggil energi positif. Caranya

    mudah, cukup hanya mengambil nafas panjang dan mengosongkan pikiran Anda. Lakukan

    meditasi10 menit.

    m. Optimisme dapat menangkal dampak negatif stres, ketegangan dan kecemasan telah di sistem

    kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mengelilingi diri dengan orang-orang positif.

    n. Tertawa, membantu sel-sel kekebalan tubuh berfungsi lebih baik. Temukan humor dalam

    hal-hal dan terlibat dalam aktivitas yang membuat tertawa untuk meningkatkan fungsi

    kekebalan tubuh dan ketahanan terhadap penyakit.

    o. Olahraga teratur dan aktivitas fisik tidak hanya memperkuat sistem kekebalan tubuh, sistem

    kardiovaskular, jantung, otot dan tulang, tetapi juga membantu dalam manajemen stres

    dengan menyediakan gangguan dari situasi stres dan meningkatkan endorfin (merasa-baik

    tubuh kimia).

    C. Adaptasi

    Ada beberapa pengertian tentang mekanisme penyesuaian diri, antara lain :

    http://arekploso24.blogspot.com/2011/08/kurang-berjalan-dapat-mengecilkan-otak.htmlhttp://arekploso24.blogspot.com/2011/08/kurang-berjalan-dapat-mengecilkan-otak.html
  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    20/23

    a. Menurut Soeharto Heerdjan (1987),Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang

    tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.

    b. Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah

    lingkungan sesuai keadaan (keinginan diri)(W.A.Gerungan , 1996).

    Jadi, adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu dalam merespons terhadap

    perubahan yang ada di lingkungan dan dapat memengaruhi keutuhan tubuh baik secara

    fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

    1. Dimensi adaptasi

    Adaptasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

    a. Adaptasi fisiologis

    Indikator adaptasi ini bisa terjadi secara lokal atau umum. Lebih mudah diidentifikasi dan

    secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indikator ini tidak selalu teramati

    sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indikator tersebut bervariasi

    menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan

    tidak mampu untuk beristirahat serta berkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang

    tahap stress.

    Contoh :

    Seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang berat dan tidak merasa

    mengalami gangguan apa-apa pada organ tubuh.

    Seseorang yang mampu mengatasi stress, wajahnya tidak pucat, tangannya tidak berkeringat

    dan tidak gemetar.

    b. Adaptasi psikologis

    Adaptasi psikologis bisa terjadi secara :

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    21/23

    Sadar, individu mencoba memecahkan atau menyesuaikan diri dengan masalah

    Tidak sadar , menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)

    Menggunakan gejala fisik atau psikofisiologik/psikosomatik.

    Apabila seseorang mempunyai kesulitan atau hambatan dalam beradaptasi, baik berupa

    tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan stress.

    c. Adaptasi Perkembangan

    Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan

    tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas

    perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut.

    Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan

    tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat

    mengarah pada krisis pendewasaan.

    d. Adaptasi Sosial Budaya

    Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian

    bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada

    keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara

    keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).

    Perawat juga harus waspada tentang perbedaan cultural dalam respon stress atau

    mekanisme koping. Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai

    mendapatkan dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional

    (Murata, 1994).

    e. Adaptasi Spiritual

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    22/23

    Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara,

    tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat

    mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor sebagai

    hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi dapat

    mengganggu makna hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika perawatan pada

    klien yang mengalami gangguan spiritual, perawat tidak boleh menilai kesesuaian perasaan

    atau praktik keagamaan klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah

    berubah.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Emosi adalah suatu perasaan dengan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis

    dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi sebagai gejala

    kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi,

    dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-perubahan dalam kejasmanian.

    Sedangkan stress yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada

    masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut. Jika masalah

    tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika

    masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut

    marah-marah, frustasi hingga depresi.

  • 5/20/2018 Persepsi Dan Motivasi

    23/23

    Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam

    berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan

    sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress. Ada

    banyak bentuk adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun

    demikian mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya.

    Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal

    menyebabkan penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah

    suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Drs. Sunaryo, M.Kes (2004).Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

    Suliswati, Yenni Sianturi, dkk (2005).Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

    EGC