persentase karkas dan non karkas itik mandalung ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi...

27
ISNAINI PUJI ASTUTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG PERSILANGAN ENTOK DENGAN ITIK CIHATEUP PADA UMUR BERBEDA

Upload: trankhanh

Post on 22-Mar-2019

285 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

ISNAINI PUJI ASTUTI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG

PERSILANGAN ENTOK DENGAN ITIK CIHATEUP

PADA UMUR BERBEDA

Page 2: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014
Page 3: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persentase Karkas dan

Non Karkas Itik Mandalung Persilangan Entok dengan Itik Cihateup pada Umur

Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Isnaini Puji Astuti

NIM D14100044

Page 4: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014
Page 5: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

ABSTRAK

ISNAINI PUJI ASTUTI. Persentase Karkas dan Non Karkas Itik Mandalung

Persilangan Entok dengan Itik Cihateup pada Umur Berbeda. Dibimbing oleh

RUKMIASIH dan SUMIATI.

Permintaan daging itik yang meningkat memerlukan adanya terobosan

untuk menghasilkan itik yang mampu tumbuh cepat dan memproduksi daging

tinggi, salah satunya dengan menyilangkan entok (E) jantan dan itik betina

cihateup (C). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi persentase karkas, non

karkas, dan efisiensi ekonomi hasil persilangan kedua spesies unggas tersebut

(EC) pada 3 umur pemotongan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 78 ekor itik mandalung EC yang dibagi menjadi 3

perlakuan umur potong (8, 10, dan 12 minggu) dan 9 kelompok. Data dianalisis

menggunakan ANOVA dan uji duncan. Itik mandalung EC dipelihara intensif

dengan pemberian pakan komersial dan pemberian air minum ad libitum. Hasil

penelitian menunjukkan bobot potong, bobot karkas, bobot dada, dan bobot

punggung pada umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih kecil dari pada 10 dan

12 minggu, sedangkan umur tidak berpengaruh terhadap bobot paha. Umur

potong juga mempengaruhi rasio daging dan tulang dada, namun tidak

mempengaruhi rasio daging dan tulang paha. Umur berpengaruh sangat nyata

P<0.01) pada persentase kaki dan persentase giblet tetapi tidak berpengaruh

terhadap bobot dan persentase lemak abdominal. Umur pemotongan itik

mandalung EC yang tepat yaitu umur 8 minggu karena bobot potong yang dicapai

telah memenuhi selera konsumen dan pemeliharaannya lebih efisien.

Kata kunci: mandalung EC, persentase karkas dan non karkas, umur pemotongan.

ABSTRACT

ISNAINI PUJI ASTUTI. Persentage Carcass And Non Carcass Mule Duck

Crossing Of Muscovy Duck with Cihateup Duck at Different Slaughtering Age.

Supervised by RUKMIASIH dan SUMIATI.

The increasing of duck meat demand needs a penetration to produce duck

that can grow fast and produce a lot of meat, one of the method is crossing male

entok (E) with female cihateup duck (C). This research aimed to analyze the

percentage of carcass and non carcass, and economic efficiency of the crossbreed

(EC mule duck) at different slaughtering age. The statistical analysis was

complete block design using 78 heads of EC mule duck which is distributed into 3

different slaughtering age (8, 10, and 12 weeks) with 9 groups. The datas were

analyzed using ANOVA and duncan test. EC mule ducks were offered feed and

watered ad libitum. The results showed that slaughtering weight, carcass weight,

breast weight, and back weight at 8 weeks were highly significant (P<0.01) than

10 and 12 weeks, whereas slaughtering age did not influence the thigh weight.

Slaughtering age influenced the ratio of breast meat and bone, but it did not

influence the ratio of thight meat and bone. Slaughtering age was highly

Page 6: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

significant (P<0.01) at percentage of foot and oval, but it did not influence the

weight and percentage of abdominal fat. It concluded that 8 weeks is the best

slaughtering age because the final weight has filled the consumer demand and

more efficient.

Key words: slaughtering age, carcas and non carcass percentage, EC mule duck.

Page 7: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG

PERSILANGAN ENTOK DENGAN ITIK CIHATEUP

PADA UMUR BERBEDA

Page 8: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014
Page 9: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

Judul Skripsi : Persentase Karkas dan Non Karkas Itik Mandalung Persilangan

Entok dengan Itik Cihateup pada Umur Berbeda

Nama : Isnaini Puji Astuti

NIM : D14100044

Disetujui oleh

Dr Ir Rukmiasih, MS

Pembimbing I

Dr Ir Sumiati, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah

itik hibrida, dengan judul Persentase Karkas dan Non Karkas Itik Mandalung

Persilangan Entok dengan Itik Cihateup pada Umur yang Berbeda.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Rukmiasih, MS dan Dr Ir

Sumiati, MSc selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan serta saran

yang sangat membangun. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Dr

Ir Sri Darwati, MSi selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan banyak

masukan untuk perbaikan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan

kepada Iyep Komala, SPt selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing selama perkuliahan. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan

kepada teman satu tim penelitian (Anita Rahman; Leonardus KDB; Dwi

Andaruwati; Danang Priambodo, SPt; dan Fitriani Eka PL, SPt), Bapak Jamhar,

Bapak Hamjah, Bapak Ijul yang telah banyak membantu selama penelitian ini

berlangsung. Ungkapan terima kasih kepada Hesti Anggrani, Kartini Tambunan,

Laura Casalla, Gesta Jati Anggara serta keluarga besar IPTP 47 yang telah

membantu dan memberikan semangat. Ungkapan terima kasih yang amat dalam

penulis sampaikan untuk kedua orangtua yaitu Bapak Drs H Teguh Harijono

Mulud, MT; Ibu Dra Hj Endang Purnomo Retno, MM; Kakak Hary Purnama, SE,

MM; dan Kakak Rina Yoanita Rahartanti, SE serta seluruh keluarga atas doa,

support dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah

ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Isnaini Puji Astuti

Page 11: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2 Alat 2

Bahan 2

Prosedur 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Karkas dan komponen karkas terhadap bobot karkas 4

Persentase meat bone ratio dada dan paha 6 Komponen non karkas 7

Penampilan karkas 9 Efisiensi ekonomi 10

SIMPULAN DAN SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 15

Page 12: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

DAFTAR TABEL

1 Komposisi pakan ayam pedaging 511-bravo 2

2 Jumlah pakan yang diberikan 3 3 Rataan bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan persentase

bagian karkas itik mandalung EC 5 4 Rataan persentase meat bone ratio dada dan paha itik mandalung EC

pada umur pemotongan yang berbeda 7

5 Persentase komposisi komponen non karkas terhadap bobot potong 8

6 Analisis biaya ternak itik mandalung EC per ekor umur pemotongan

8, 10, dan 12 minggu 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot potong pada umur berbeda 13 2 Hasil uji duncan bobot potong pada umur berbeda 13

3 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot karkas pada umur berbeda 13 4 Hasil uji duncan bobot karkas pada umur berbeda 13

5 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot dada pada umur berbeda 13 6 Hasil uji duncan persentase daging dada terhadap bobot dada pada

umur berbeda 13 7 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot dada pada umur berbeda 14

8 Hasil uji duncan persentase daging paha terhadap bobot dada pada umur berbeda 14

9 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot lemak pada umur berbeda 14 10 Hasil uji duncan bobot lemak pada umur berbeda 14

11 Gambar hidup itik mandalung EC pada umur potong berbeda 14

Page 13: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya

kesadaran masyarakat akan nilai gizi suatu pangan, kebutuhan akan daging

semakin meningkat. Produksi daging di Indonesia berdasarkan data Ditjen

Peternakan Kementerian Pertanian tahun 2012 sebesar 2 666 100 ton. Produksi

daging di Indonesia masih didominasi oleh ayam ras pedaging (broiler) sebesar

1 428 800 ton, yang bibitnya masih diimpor dari luar negeri. Berdasarkan hal

tersebut, perlu dilakukan upaya mengurangi ketergantungan pemenuhan daging

unggas dari luar negeri, salah satunya yaitu dengan melakukan pengembangan

ternak unggas lokal seperti ternak itik yang produksi dagingnya masih rendah.

Dua tahun terakhir ini permintaan akan daging itik meningkat pesat.

Produksi daging itik tahun 2011 adalah sebesar 28 200 ton dan tahun 2012

sebesar 30 800 ton (DPKH 2012). Pemenuhan kebutuhan daging itik tersebut

sebagian besar diperoleh dari itik petelur afkir dan itik pejantan, sehingga

membutuhkan waktu yang lama dalam pemeliharaannya. Oleh karena itu

diperlukan itik yang mampu tumbuh cepat dan kualitas karkas memadai,

diantaranya melakukan persilangan itik dengan entok.

Persilangan dari itik dengan entok ini menghasilkan itik mandalung yang

infertil (mandul) sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan itik dan entok

sebagai induk bibit. Entok (E) memiliki produksi daging yang tinggi dan itik

dikenal sebagai unggas penghasil telur yang produktif. Salah satu itik lokal

yang memiliki keunggulan dalam produksi daging dan telur yaitu itik cihateup

(C) yang berasal dari Jawa Barat. Persilangan menggunakan entok jantan dan

itik cihateup betina, diharapkan mampu memproduksi itik mandalung (EC)

yang banyak.

Rata – rata konsumen menginginkan bobot karkas itik sebesar 1 kg dan

untuk mendapatkan karkas 1 kg diperlukan bobot hidup sebesar 1.5 kg – 1.6

kg. Bobot hidup sebesar 1.5 kg ini dicapai kurang lebih umur 8 minggu.

Pemotongan itik mandalung EC pada umur yang tepat diharapkan akan

menghasilkan persentase karkas dengan kualitas fisik yang tinggi serta biaya

yang efisien.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menentukan umur pemotongan itik mandalung

EC yang tepat yang menghasilkan karkas berkualitas baik (berdasarkan bulu

jarum) dengan persentase karkas yang tinggi dan bagian non karkas yang

rendah serta mengetahui efisiensi ekonomi pemeliharaan itik mandalung EC

pada umur pemotongan berbeda.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji bagian karkas, bagian non karkas, penampilan

karkas dan efisiensi ekonomi hasil persilangan entok (E) jantan dengan itik

cihateup (C) betina pada umur yang berbeda (8, 10, dan 12 minggu).

Page 14: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

2

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan (November 2013 - Februari

2014). Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Unggas Blok B, Ilmu

Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,

Dramaga.

Alat

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah 10 boks terbuat dari kawat dengan

ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi pagar penyekat 60 cm. Peralatan

kandang yang digunakan yaitu tempat pakan berupa feeder tray berdiameter 38

cm dan tempat air minum dengan kapasitas 5 liter.

Lampu penerang kandang berdaya 40 watt. Peralatan lain yang

digunakan adalah timbangan digital kapasitas 5 kg, gunting tulang, nampan,

pisau, dan timbangan digital.

Bahan

Ternak dan Pakan

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini meliputi entok jantan dengan

bobot lebih kurang 3 kg, itik cihateup sebesar 1.3 kg, dan 78 ekor DOD itik

mandalung EC hasil persilangan entok (E) jantan dengan itik cihateup (C)

betina tanpa membedakan jenis kelamin. DOD dipelihara sesuai perlakuan

yaitu sampai umur 8, 10, atau 12 minggu.

Setiap perlakuan terdiri atas 9 kelompok (periode penetasan) sebagai

ulangan. Ternak diberi pakan ayam pedaging komersial 511-Bravo periode

starter yang diproduksi oleh PT. Charoen Phokphand Indonesia dengan

komposisi pakan berdasarkan label seperti pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi pakan ayam pedaging 511-Bravo

Zat Makanan Komposisi Pakan Air Maks 13 % Protein 21 – 23% Lemak Min 5% Serat Maks 5% Abu Maks 7% Ca Min 0.9% P tersedia Min 0.6% Energi metabolis 2900-3000 kkal kg

-1

Sumber : PT. Charoen Phokphand Indonesia

Page 15: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

3

Prosedur

Pemeliharaan Itik Mandalung

Itik mandalung dipelihara secara intensif mulai dari minggu pertama

hingga berumur 12 minggu. Pakan dan tempat minum diletakkan di dalam

kandang. Itik mandalung diberi makan (kering) sesuai hasil penelitian

Saraswati (2011) seperti disajikan pada Tabel 2 dan air minum diberikan ad

libitum. Itik mandalung ditimbang setiap minggu.

Tabel 2 Jumlah pakan yang diberikan

Umur (minggu) Kebutuhan pakan harian (g ekor-1

) 1 40.00 2 60.58 3 80.00 4 115.00 5 125.00 6 150.00 7 170.00 8 185.00 9 200.00

10 215.00 11 230.00 12 245.00

Sumber : Saraswati 2011

Pemotongan

Itik mandalung EC yang berumur 8, 10, dan 12 minggu dipuasakan dari

pakan 6 – 12 jam kemudian dipotong tanpa membedakan jenis kelaminnya.

Sesaat sebelum dipotong, bobot itik mandalung ditimbang, lalu itik

dimasukkan ke corong yang menggantung dengan posisi kepala di bawah

selama 2 menit.

Pemotongan dilakukan pada perbatasan leher dan kepala, dengan

memotong vena jugularis, arteri karotidea, trachea, dan oesophagus (metode

Kosher). Setelah itu itik dibiarkan menggantung selama 1-3 menit hingga

darah berhenti menetes. Selanjutnya itik mandalung tanpa darah ditimbang,

lalu dicelupkan ke dalam air panas pada suhu lebih kurang 80 oC hingga bulu

mudah dicabut. Bulu dicabut secara manual, dan itik mandalung tanpa bulu

ditimbang lagi. Karkas diperoleh dengan memisahkan kaki, leher, kepala, dan

jeroan. Karkas ditimbang, kemudian dipotong bagian dada, paha, sayap, dan

punggung. Bagian dada dan paha dideboning kemudian ditimbang. Bagian

non karkas ditimbang secara terpisah, sedangkan jeroan dan giblet dibersihkan

terlebih dahulu sebelum ditimbang.

Rancangan Penelitian

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK) yang

terdiri atas 3 perlakuan umur potong (8, 10, dan 12 minggu) dan 9 kelompok

(periode penetasan). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam

Page 16: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

4

(ANOVA) dan uji Duncan (Mattjik dan Sumertajaya 2002). Model rancangan

percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yi j k = μ + Pi + Kj + εi j

Keterangan: Yi j k = Persentase karkas dan non karkas itik mandalung EC pada umur potong taraf ke-i

(8, 10, 12 minggu) dan kelompok ke-j (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)

μ = Rataan umum

Pi = Pengaruh umur potong pada taraf ke-i (8, 10, 12 minggu)

Kj = Pengaruh kelompok ke-j (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)

εi j k = Pengaruh galat percobaan pada taraf ke i (8, 10, 12 minggu) dan kelompok ke-j

(1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)

Analisis Data

Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan sidik ragam ANOVA

(Analysis of Variance), perbedaan rataan antar perlakuan dilakukan uji Duncan

(Steel dan Torrie 1995).

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :

1. Bobot potong (g ekor-1

)

2. Bobot karkas (g ekor-1

)

3. Persentase karkas. Persentase karkas diperoleh dengan membagi bobot

karkas dengan bobot potong dikali 100%

4. Persentase bagian karkas (paha, dada, punggung, dan sayap)

berdasarkan bobot karkas (%)

5. Meat bone ratio dada. Rasio daging dan tulang dada merupakan

perbandingan banyaknya daging dada yang dihasilkan pada setiap satu

satuan tulang dada.

6. Meat bone ratio paha. Rasio daging dan tulang paha merupakan

perbandingan banyaknya daging paha yang dihasilkan pada setiap satu

satuan tulang paha.

7. Persentase bagian non karkas (darah, bulu, leher+kepala, kaki, giblet,

jeroan dan lemak abdomen berdasarkan bobot potong) (%).

8. Penampilan karkas

9. Efisiensi Ekonomi Itik Mandalung EC

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karkas dan Komponen Karkas terhadap Bobot Karkas

Hasil penelitian umur potong itik mandalung EC yang berbeda (8, 10,

dan 12 minggu) terhadap bobot potong dan persentase komponen karkas

disajikan pada Tabel 3.

Page 17: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

5

Tabel 3 Rataan bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan persentase bagian karkas itik mandalung EC

Ket : huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05)

dan huruf besar menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0.01). 1) Nilai persentase dihitung berdasarkan bobot potong. 2) Nilai persentase dihitung berdasarkan bobot

karkas

Umur pemotongan 8, 10, dan 12 minggu sangat nyata (P<0.01)

berpengaruh terhadap bobot potong. Bobot potong umur 8 minggu lebih

rendah dibandingkan dengan umur 10 dan 12 minggu. Semakin tua umur

bobot potong juga semakin meningkat. Meningkatnya bobot karkas ini

sebanding dengan tingginya bobot potong. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Sunari (2001) yang menyatakan bahwa umur berpengaruh sangat

nyata (P<0.01) terhadap bobot potong dan bobot karkas.

Persentase karkas umur 8 minggu nyata (P<0.05) lebih rendah dari pada

umur 10 minggu, sedangkan persentase karkas umur 10 dan 12 minggu tidak

berbeda nyata. Hal tersebut karena peningkatan bobot karkas tidak sebesar

bobot potongnya sehingga pada umur 10 dan 12 minggu persentasenya relatif

tetap. Persentase karkas itik mandalung EC umur 10 minggu lebih tinggi

dibandingkan tetuanya yaitu itik cihateup 57.73% (Benny 2011) dan entok

60.23% (Putro 2003). Hal ini menjelaskan bahwa persilangan entok dan itik

cihateup mampu menghasilkan persentase karkas yang tinggi.

Bobot dada umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih rendah dari umur

10 dan 12 minggu. Persentase dada terhadap bobot karkas juga menunjukkan

hasil yang sama. Makin tingginya persentase dada seiring dengan makin

tingginya bobot karkas, dengan bertambahnya umur itik. Dada merupakan

salah satu tempat deposisi otot yang besar dengan pertumbuhan yang lambat.

Semakin tua umur jumlah otot pun semakin bertambah. Lambatnya

pertumbuhan otot dada ini diperkuat oleh pernyataan Sari (2003) bahwa arah

perkembangan otot itik mandalung dimulai dari kepala, leher ke punggung dan

pinggul, kemudian dari kaki menyebar ke paha, dada, dan sayap.

Umur pemotongan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot paha.

Persentase paha terhadap bobot karkas umur 12 minggu lebih rendah dibanding

umur 10 dan 8 minggu. Sejalan dengan pernyataan Erisir et al. (2009) yang

menyatakan bahwa semakin tua umur itik akan menurunkan persentase bagian

Peubah Umur potong (minggu)

8 10 12

Bobot Potong (g) 1 639.48 ± 134.56C 1 924.85 ± 218.65B 2 101.00 ± 152.01A

Bobot Karkas (g) 988.74 ± 131.45C 1 197.22 ± 148.95B 1 324.39 ± 102.94A

(%)1) 60.21 ± 5.44b 62.17 ± 2.27a 63.07 ± 2.78a

Dada (g) 197.26 ± 28.24C 292.41 ± 67.88B 381.93 ± 45.78A

(%)2) 20.01 ± 1.87C 24.19 ± 3.32B 28.80 ± 2.20A

Paha (g) 313.83 ± 53.10a 320.26 ± 38.08a 317.25 ± 35.29a

(%)2) 31.99 ± 4.82A 26.88 ± 2.48B 23.96 ± 1.98C

Sayap (g) 171.17 ± 28.74B 212.00 ± 25.72A 223.57 ± 24.40A

(%)2) 17.36 ± 1.99a 17.76 ± 1.35a 16.91 ± 1.59a

Punggung (g) 311.30 ± 56.84C 361.70 ± 53.33B 396.93 ± 36.12A

(%)2)

31.37 ± 2.69a 30.22 ± 2.15ab 29.99 ± 1.84b

Page 18: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

6

paha terhadap bobot karkas. Ketika bagian dada dan pertumbuhan bagian lain

semakin tinggi dan cepat, bagian paha hanya mengalami sedikit peningkatan

dan persentasenya terhadap bobot karkas cenderung semakin kecil. Hal ini

dapat terjadi karena bagian paha tumbuh lebih dulu dibandingkan dengan

pertumbuhan bagian dada dan pertumbuhan secara umum dan lebih banyak

digunakan untuk beraktivitas, sehingga bobot dan persentasenya tidak jauh

berbeda.

Bobot sayap umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih rendah

dibandingkan umur 10 minggu dan bobot sayap umur 10 minggu sama dengan

umur 12 minggu. Umur tidak berpengaruh pada persentase sayap. Hal ini

karena sayap bukan bagian utama penghasil daging sehingga tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap bobot sayap. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

Ratih et al. (2013) bahwa sayap lebih didominasi oleh tulang, dan deposisi

lemak pada bagian sayap juga rendah sehingga pada masa pertumbuhan ini

didapatkan hasil yang tidak nyata.

Bobot punggung umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih rendah

dibandingkan umur 10 dan 12 minggu, namun persentasenya pada umur 8

minggu nyata lebih tinggi dari umur 10 dan 12 minggu. Hal tersebut karena

komponen terbesar punggung adalah tulang. Tulang sangat penting untuk

meyangga tubuh dan tumbuh pesat pada awal pertumbuhan, kemudian

kecepatan pertumbuhannya turun dengan bertambahnya umur. Persentase

punggung itik mandalung umur 4 – 10 minggu memiliki koefisien alometrik

punggung negatif (b<1) (Siswohardjono. 1986). Hal tersebut menandakan

bahwa dengan bertambahnya umur persentase punggung tidak banyak

bertambah atau relatif tetap.

Persentase Meat Bone Ratio Dada dan Paha

Meat bone ratio itik mandalung EC dihitung pada bagian dada dan paha

(Tabel 4). Dada dan paha merupakan bagian karkas yang banyak terdeposit

daging (Summers 2004). Umur pemotongan sangat nyata (P<0.01)

berpengaruh pada bobot dan persentase daging dada. Bobot daging dada

mempengaruhi bobot dada secara keseluruhan, sehingga apabila bobot daging

dada bertambah maka persentase daging dada juga meningkat. Tingginya

bobot dan persentase daging dada ini karena dada termasuk bagian tubuh yang

masak lambat (b>1). Artinya hingga umur 12 minggu pertumbuhan bagian

dada masih tetap dibutuhkan oleh itik mandalung. Persentase bagian – bagian

tersebut akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan bobot potong

(Sari 2003).

Bobot tulang dada umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih rendah

dari pada umur 10 dan 12 minggu, sedangkan umur 10 dan 12 minggu sama.

Hal ini menunjukkan bahwa tulang dada mulai tetap pada umur 10 minggu.

Persentase tulang dada umur 8 minggu lebih tinggi dari umur 10 dan 12

minggu. Hal ini karena pertumbuhan tulang dada tetap namun bobot daging

dada bertambah, terlihat bahwa umur 12 minggu memiliki rasio bobot daging

dan tulang dada yang tinggi. Tulang merupakan salah satu organ penting yang

harus tumbuh terlebih dahulu karena sangat vital diperlukan dari awal

pertumbuhan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Nena et al. (2013) bahwa pola

Page 19: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

7

pertumbuhan komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang yang cepat

kemudian dilanjutkan pertumbuhan otot.

Tabel 4 Rataan bobot dan persentase meat bone ratio dada dan paha itik

mandalung EC pada umur pemotongan yang berbeda

Peubah Umur potong (minggu)

8 10 12

Dada (g) 197.26 ± 28.24C 292.41 ± 67.88B 381.93 ± 45.78A

Daging (g) 150.04 ± 25.13C 238.15 ± 65.29B 324.96 ± 40.35A

(%) 75.86 ± 3.41C 80.69 ± 4.50B 85.09 ± 2.81A

Tulang (g) 47.22 ± 7.38B 54.26 ± 7.97A 56.75 ± 13.27A

(%) 24.14 ± 3.41A 19.31 ± 4.50B 14.86 ± 2.84C

Rasio Daging : Tulang 3.18 : 1 4.39 : 1 5.73 : 1

Paha (g) 313.83 ± 53.10a 320.26 ± 38.08a 317.25 ± 35.29a

Daging (g) 264.83 ± 53.63a 268.07 ± 37.44a 268.07 ± 32.13a

(%) 84.06 ± 2.26a 83.54 ± 2.10a 84.43 ± 1.93a

Tulang (g) 49.00 ± 3.30b 52.19 ± 5.16a 49.18 ± 6.68b

(%) 15.94 ± 2.26a 16.46 ± 2.10a 15.57 ± 1.93a

Rasio Daging : Tulang 5.40 : 1 5.14 : 1 5.45 : 1

Ket : huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05)

dan huruf besar menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0.01).

Umur pemotongan tidak berbeda nyata pada bobot paha. Hasil yang

sama terlihat pada bobot dan persentase daging serta tulang paha umur 8, 10,

dan 12 minggu. Hal ini disebabkan paha memiliki koefisien pertumbuhan

lebih kecil dari satu (b<1) (Sari 2003) sehingga pertumbuhannya sudah mulai

tetap. Rasio bobot daging dan tulang paha dari umur 8 minggu hingga 12

minggu terlihat tidak mengalami peningkatan karena pertumbuhan yang sudah

relatif tetap.

Komponen Non Karkas

Hasil penelitian bobot dan persentase non karkas itik mandalung EC pada

umur pemotongan yang berbeda yaitu 8, 10, dan 12 minggu disajikan pada

Tabel 5. Bobot darah umur 8 minggu nyata (P<0.01) lebih rendah dari pada 10

minggu dan bobot darah umur 10 sama dengan umur 12 minggu. Persentase

darah yang terbuang berkisar 6.49% – 7.89% dari bobot potongnya. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Anggorodi (1985) yang mengemukakan bahwa darah

dalam tubuh sebanyak 5% – 10% dari bobot tubuh, tergantung pada spesies

dan keadaan gizi hewan tersebut.

Bobot bulu umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih rendah dari pada

umur 10 dan 12 minggu, namun umur 10 minggu tidak berbeda nyata dengan

12 minggu. Persentase bulu umur 8 minggu lebih rendah dibandingkan dengan

umur 10 dan 12 minggu. Rendahnya persentase bulu pada minggu 8

disebabkan belum sempurnanya bulu yang tumbuh, sehingga persentasenya

masih rendah. Semakin bertambahnya umur, bulu semakin tumbuh sempurna

(Sunari 2001) dan persentasenya pun meningkat.

Page 20: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

8

Bobot kepala dan leher umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih

rendah dari 10 dan 12 minggu, sedangkan umur 10 sama dengan umur 12

minggu. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2003) bahwa

kepala itik mandalung memiliki koefisien pertumbuhan kurang dari satu

(b<1.0). Perkembangan kepala pada awal pertumbuhan sangat pesat, tetapi

dengan bertambahnya umur kecepatan pertumbuhannya akan menurun.

Persentase leher tidak berbeda nyata dari setiap umur pemotongan, cenderung

menurun dengan bertambahnya umur. Hal ini sejalan dengan penelitian

Siswohardjono (1999) bahwa leher mandalung umur 4 – 10 minggu memiliki

koefisien alometrik yang bernilai negatif sehingga persentase leher turun

dengan bertambahnya umur.

Tabel 5 Persentase komposisi komponen non karkas terhadap bobot potong

Ket : huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05)

dan huruf besar menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0.01).

Umur pemotongan tidak berpengaruh pada bobot kaki, namun persentase

kaki umur 12 minggu lebih rendah dibandingkan umur 8 dan 10 minggu. Hal

ini karena kaki merupakan alat gerak dan memiliki koefisien kurang dari satu

(Sari 2003). Bobot jeroan umur 10 minggu sama dengan umur 8 dan 12

minggu, namun persentase umur 8 minggu sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi

dibandingkan umur 10 dan 12 minggu. Bobot giblet umur 8 minggu lebih

rendah dibandingkan umur 10 dan 12 minggu, persentase giblet umur 8 minggu

sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dibandingkan umur 10 dan 12 minggu.

Rendahnya persentase jeroan dan giblet umur 12 minggu karena organ tersebut

sangat diperlukan pada saat awal pertumbuhan sehingga pada awal

pertumbuhan persentasenya meningkat dan setelah umur 10 minggu

persentasenya relatif tetap. Sejalan dengan penelitian Yuhaimi (1990) yang

menyatakan bahwa mandalung memiliki komponen jeroan dan giblet yang

masak dini sehingga walaupun umurnya bertambah, perkembangannya tidak

cepat lagi.

Umur pemotongan tidak berpengaruh terhadap bobot dan persentase

lemak abdominal. Pertumbuhan lemak terjadi ketika adanya sisa hasil

Peubah Pemotongan minggu

8 10 12

Darah (g) 105.71 ± 32.22B 151.59 ± 33.05A 146.14 ± 64.65A

(%) 6.49 ± 1.75b 7.89 ± 1.57a 6.94 ± 2.95ab

Bulu (g) 49.67 ± 20.79B 88.81 ± 37.05A 101.21 ± 50.41A

(%) 3.05 ± 1.22B 4.54 ± 1.68A 4.83 ± 2.37A

Kepala+leher (g) 224.48 ± 24.95B 251.22 ± 28.70A 254.68 ± 53.14A

(%) 13.83 ± 1.05A 13.10 ± 1.15A 12.11 ± 2.29B

Kaki (g) 49.52 ± 4.15a 52.67 ± 5.69a 52.46 ± 11.15a

(%) 3.06 ± 0.28A 2.75 ± 0.26B 2.50 ± 0.52C

Jeroan (g) 37.13 ± 4.45b 38.37 ± 5.10ab 39.82 ± 3.75a

(%) 2.28 ± 0.31A 2.00 ± 0.26B 1.90 ± 0.22B

Giblet (g) 108.30 ± 9.50b 114.48 ± 12.10a 119.55 ± 11.62a

(%) 6.62 ± 0.46A 5.98 ± 0.54B 5.69 ± 0.39C

Lemak abdominal (g) 7.81 ± 4.68a 9.41 ± 6.49a 8.25 ± 6.31a

(%) 0.49 ± 0.29a 0.48 ± 0.33a 0.39 ± 0.30a

Page 21: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

9

metabolisme energi di dalam tubuh (Anggorodi 1995) yang artinya bahwa itik

mandalung EC ini masih menunggunakan energi hasil metabolisme tersebut

untuk pertumbuhan. Persentase lemak abdominal ini lebih kecil dibandingkan

dengan itik cihateup jantan yang berumur 10 minggu (0.61%) (Benny 2011)

dan entok (2.05%) (Putro 2003). Hal ini menunjukkan bahwa hasil silangan

kedua tetua dapat menurunkan kadar lemak abdominal.

Penampilan Karkas

Karkas adalah salah satu bagian yang memiliki nilai ekonomi yang

tinggi. Karkas atau bagian-bagian karkas harus memiliki penampilan yang

bersih, terlebih pada bagian dada dan paha, serta bebas dari bulu-bulu yang

menonjol atau tertinggal pada karkas (USDA 1998). Penampilan karkas itik

mandalung pada umur potong yang berbeda disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Penampilan karkas itik mandalung EC (a) 8 minggu (b) 10 minggu

(c) 12 minggu

Gambar 1 memperlihatkan bulu jarum pada karkas umur 8 minggu (a)

lebih banyak dibandingkan dengan karkas umur 10 (b) dan 12 minggu (c).

Pertumbuhan bulu yang masih pesat pada umur 8 minggu menyebabkan masih

banyak bakal bulu (bulu jarum) yang terlihat di bawah kulit. Pada umur 10

minggu pertumbuhan bulu itik mandalung juga masih belum sempurna,

sehingga pencabutan bulu masih kurang bersih. Penampilan karkas paling

bersih adalah umur 12 minggu karena bakal bulu sudah tumbuh sempurna

menjadi bulu tetap. Sejalan dengan hasil penelitian Putra (2012) yang

menyatakan bahwa semakin tua umur itik, bakal bulu semakin hilang karena

sudah tumbuh menjadi bulu tetap.

Penampilan karkas yang kurang bersih seperti umur 8 dan 10 minggu ini

bisa diminimalisir dengan metode pencabutan bulu yang lebih baik. Pada

penelitian ini, pencabutan bulu masih menggunakan metode pencabutan

manual. Salah satu cara yang biasa digunakan para penjual bebek yaitu dengan

pencabutan bulu dengan metode pelapisan lilin atau wax picking.

Metode wax picking dilakukan pada unggas yang telah dibului dengan

merendamnya dalam cairan lilin. Setelah cukup terlapisi lilin, unggas

dicelupkan ke dalam air dingin atau dikeringkan sehingga lapisan lilin

mengeras. Kemudian bulu yang ada pada karkas akan ikut terlepas bila lapisan

lilin yang telah mengeras dilepaskan (Koswara 2009). Penggunaan metode

wax picking, diharapkan penampilan karkas semakin bersih dan menarik.

a b c

Page 22: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

10

Efisiensi Ekonomi

Analisa efisiensi ekonomi itik mandalung EC per ekor yang dipotong

pada umur 8, 10, dan 12 minggu disajikan di Tabel 6.

Tabel 6 Analisis biaya ternak itik mandalung EC per ekor umur pemotongan 8, 10, dan 12 minggu.

Peubah Umur potong (minggu)

8 10 12

Konsumsi (g ekor-1

) 5 914.98 9 068.32 13 252.19 Biaya Pakan (Rp ekor

-1)

a 41 370 63 490 92 750

Bobot Potong (g ekor-1

) 1 639.48 1 924.85 2 101.00 Harga Jual Hidup (Rp ekor

-1)

b 57 365 67 340 73 535

IOFC (Rp ekor-1

hidup) 15 995 3 850 -19 215 Ket : a) Berdasarkan harga pakan komersial 511-Bravo Rp 7 000 kg-1. b) Berdasarkan harga

pasar Rp 35 000 kg-1.

Income Over Feed Cost (IOFC) merupakan selisih pendapatan usaha

peternakan dengan biaya pakan (Siregar 2002). Tabel 6 menunjukkan bahwa

secara ekonomi, pemeliharaan 8 dan 10 minggu lebih menguntungkan

berdasarkan IOFC hidup. Penurunan keuntungan umur 10 minggu disebabkan

biaya pakan yang tinggi.

Pakan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada pertumbuhan

ternak yaitu 60% – 70% dari biaya produksi (Tanwiriah et al. 2007). Agar

menghasilkan itik mandalung yang menguntungkan perlu adanya pengganti

bahan pakan yang murah dan berkualitas. Salah satu kemampuan itik

mandalung adalah mampu mengonsumsi pakan berserat dengan kandungan

ADF kurang dari 20% (Randa et al. 2002) dan dapat merubah pakan

berkualitas rendah menjadi daging maka disarankan untuk pemeliharaan itik

mandalung diberi pakan seefisien mungkin dengan memperhitungkan gizi yang

dibutuhkan. Pemotongan umur 8 minggu sudah mencapai bobot potong yang

diinginkan konsumen (sekitar 1.5 – 1.6 kg), sehingga umur tersebut tepat untuk

dipotong.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Umur potong itik mandalung entok jantan dengan itik cihateup betina

yang tepat hasil penelitian ini adalah pada umur 8 minggu karena bobot potong

sudah mencapai bobot yang diinginkan konsumen dan lebih menguntungkan.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah pemberian pakan terhadap itik

mandalung EC dengan harga yang lebih murah tetapi memiliki kandungan

nutrien sesuai kebutuhan. Pada metode pencabutan bulu perlu digunakan

metode wax picking untuk memperbaiki penampilan karkas. Perlu adanya

Page 23: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

11

pengukuran alometri pertumbuhan otot itik mandalung EC pada setiap umur

potong yang berbeda agar mendapatkan umur pemotongan yang tepat dan

menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi HR. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Ternak Unggas. Jakarta (ID): Penerbit Universitas Indonesia Pr.

Anggorodi HR. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta (ID): Gramedia

Pustaka Utama.

Asyriani. 2005. Pengausan paruh mandalung umur sehari dan pemberian

vitamin C terhadap performans dan kualitas karkasnya. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Benny Y. 2011. Persentase karkas, dada, paha dan lemak abdomen itik

cihateup jantan umur 10 minggu yang diberi tepung daun beluntas,

vitamin C dan E dalam pakan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan. 2012. Buku Statistik

Peternakan. Jakarta (ID): Dirjen Bina Produksi Peternakan. Departemen

Pertanian.

Erisir Z, Poyraz O, Onbasilar EE, Erdem E, Oksuztepe GA. 2009. Effects of

housing system, swimming pool and slaughter age on duck performance,

carcass and meat characteristics. J Anim Vet Adv 8(9): 1864-1869.

Koswara S. 2009. Pengolahan Unggas. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-

content/uploads/2013/07/PENGOLAHAN-UNGGAS.pdf (diunduh 28

Agustus 2014)

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Ed ke-2. Bogor (ID): IPB Pr.

Nena KA, Ismoyowati, Sigit M. 2013. Perbedaan bobot dan persentase bagian-

bagian karkas dan non karkas pada itik lokal (Anas plathyrincos) dan itik

manila (Cairina moschata). Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094.

Putra AA. 2013. Persentase dan kualitas karkas itik cihateup-alabio (ca) pada

umur pemotongan yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Putro AHD. 2003. Penampilan itik, entok dan mandalung yang dipelihara

secara intensif. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ratih D, Irham M, Sudiyono. 2013. Pengaruh penggunaan enceng gondok

(Eichornia crassipes) terfermentasi dalam ransum terhadap persentase

karkas, non-karkas, dan lemak abdominal itik lokal jantan umur delapan

minggu. Buletin Peternakan 37(1): 19-25.

Randa SY, Wahtuni I, Joseph G, Uhi TH, Rukmiasih, Hafid H, Parakkasi A.

2002. Efek pemberian serat tinggi dan vitamin E terhadap produksi

karkas dan nonkarkas itik mandalung. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 24: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

12

Saraswati I. 2011. Performa itik cihateup jantan umur 1-10 minggu yang

diberi daun beluntas, vitamin C, dan vitamin E dalam ransum. [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sari ML. 2003. Pertumbuhan alometri mandalung serta tinjauan histologis serabut otot paha. JITV. 8(4): 227-232.

Siregar E. 2002. pengaruh pemberian tepung buah tanjung (Mimusops elengi l)

dalam ransum terhadap performans kelinci lokal umur 8-16 minggu.

[skripsi]. Medan (ID) : Universitas Sumatra Utara.

Siswohardjono W. 1986. Performans produksi ternak entog, itik dan hasil perkawinan silangnya. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Summers JD. 2004. Broiler Carcass Composition. Guelph (US): Poultry

Industry Council for Research and Education.

Sunari. 2001. Persentase bagian pangan dan non pangan itik mandalung pada berbagai umur. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tanwiriah W, Garnida D, Asmara IY. 2007. Pengaruh tingkat pemberian

ampas tahu dalam ransum terhadap performans entok (Muscovy duck)

pada periode pertumbuhan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner; 2007. Bandung, Indonesia. Bandung (ID): Universitas Padjajaran.

[USDA] United State Department of Agricultural. 1998. Poultry-Grading

Manual. Washington DC (US): United States Department of Agriculture.

Yuhaimi L. 1990. Pertumbuhan alat pencernaan dan organ tubuh bagian dalam

itik mandalung II. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Page 25: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

13

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot potong pada umur berbeda

SK Derajat

bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F hitung P value

Umur potong 2 2 680 668.17 1 340 334 53.58 <.0001 Kelompok 8 588 985.41 73 623 2.94 0.0070 Galat 67 1 676 177.74 25 017 Total 77 4 972 904.68

Lampiran 2 Hasil uji duncan bobot potong pada umur berbeda

Hasil Duncan Rataan N Perlakuan

A 2 101.00 28 12 B 1 924.85 27 10

C 1 639.48 23 8

Lampiran 3 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot karkas pada umur berbeda

SK Derajat

bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F

hitung P value

Umur potong 2 1 432 992.90 716 496 57.53 <.0001

Kelompok 8 408 598.46 51 074 4.10 0.0005

Galat 67 834 495.32 12 455 Total 77 2 676 086.68

Lampiran 4 Hasil uji duncan bobot karkas pada umur berbeda

Hasil Duncan Rataan N Perlakuan

A 1 324.39 28 12

B 1 197.22 27 10

C 988.74 23 8

Lampiran 5 Hasil analisis ragam (ANOVA) persentase daging dada terhadap bobot dada pada umur berbeda

SK Derajat

bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F hitung P value

Umur potong 2 1 029.98 514.99 36.16 <.0001 Kelompok 8 81.05 10.13 0.71 0.6805 Galat 67 954.20 14.24 Total 77 2 114.65

Lampiran 6 Hasil uji duncan persentase daging dada terhadap bobot dada pada umur berbeda

Hasil Duncan Rataan N Perlakuan

A 84.98 28 12

B 80.68 27 10

C 75.74 23 8

Page 26: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

14

Lampiran 7 Hasil analisis ragam (ANOVA) persentase daging paha terhadap

bobot paha pada umur berbeda

SK Derajat

bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F hitung P value

Umur potong 2 112.78 56.39 1.04 0.3605 Kelompok 8 565.06 70.63 1.30 0.2600 Galat 67 3 647.22 54.44 Total 77 4 331.42

Lampiran 8 Hasil uji duncan persentase daging paha terhadap bobot paha pada

umur berbeda

Hasil Duncan Rataan N Perlakuan

A 86.55 23 8 A 84.43 28 12

A 83.50 27 10

Lampiran 9 Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot lemak pada umur berbeda SK Derajat

bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F hitung P value

Umur potong 2 25.38 12.69 0.38 0.6844 Kelompok 8 407.48 50.93 1.53 0.1632 Galat 67 2 228.89 33.28 Total 77 2 662.46

Lampiran 10 Hasil uji duncan bobot lemak pada umur berbeda

Hasil Duncan Rataan N Perlakuan

A 9.41 27 10

A 8.25 28 12

A 8.13 23 8

Lampiran 11 Gambar hidup itik mandalung EC pada umur potong berbeda (a)

Umur 8 minggu (b) Umur 10 minggu (c) Umur 12 minggu

(a) Umur 8 minggu (b) Umur 10 minggu (c) Umur 12 minggu

Page 27: PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS ITIK MANDALUNG ... · isnaini puji astuti departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan fakultas peternakan institut pertanian bogor bogor 2014

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 30 Desember

1991 dari pasangan Bapak Teguh Harijono Mulud dan Ibu Endang Purnomo

Retno. Penulis merupakan putri ke 2 dari 2 bersaudara. Pendidikan menengah

pertama diselesaikan pada tahun 2007 di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang.

Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 4 Semarang diselesaikan pada

tahun 2010. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2010 dan diterima pada

jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.

Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif diberbagai kegiatan

kemahasiswaan. Pada tahun 2010 penulis aktif di Organisasi Mahasiswa

Daerah Patra Atlas Semarang sebagai Bendahara II. Pada tahun 2011 penulis

menjadi Sekretaris di Koperasi Mahasiswa bidang Kewirausahaan. Pada tahun

2012 penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak (HIMAPROTER)

sebagai Sekretaris II dan menjadi Sekretaris I pada tahun 2013. Saat menjadi

mahasiswa, penulis pernah mendapatkan penghargaan juara III LKTI tingkat

Nasional dan penulis pernah lolos PKM-M yang didanai DIKTI 2011 dengan

judul “Pembinaan Warga Panti Asuhan Tarbiyatul Yatama Desa Cibadak

sebagai Penyedia Tanaman Obat Pegagan (Centella asiatica) di Kota Bogor”

serta PKM-P yang didanai DIKTI 2012 dengan judul “Pembuatan Sabun Sapi

Perah dengan Pemanfaatan Tallow sebagai Upaya Meminimalkan Jumlah

Bakteri dalam Susu Cair”. Penulis juga sebagai penerima beasiswa PPA pada

tahun 2012 – 2014.