persamaan akuntansi
TRANSCRIPT
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Persamaan Dasar Akuntansi
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Aset – Kewajiban = Ekuitas Dana
NERACA
Neraca mencerminkan persamaan akuntansi yang umum dikenal yaitu: Aset = Kewajiban + Ekuitas
Ekuitas pemerintah disebut ekuitas dana. Ekuitas di sektor komersial mencerminkan sumber
dari sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, Ekuitas dana pemerintah merupakan selisih aset
dengan kewajiban Aset – Kewajiban = Ekuitas dana
Akun-akun neraca dikembangkan secara berpasangan
Akun-akun aset dan kewajiban berpasangan dengan akun-akun yang ada dalam ekuitas dana
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek.
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka penjang.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
SiLPA Kas dan Setara Kas serta Investasi Jangka Pendek
Pendapatan yang Ditangguhkan Kas di Bendahara Penerimaan
Cadangan Piutang Piutang Lancar Cadangan Persediaan Persediaan Dana yang Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek Kewajiban Jangka Pendek
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Aset Tetap Diivestasikan dalam Aset Lainnya Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka Panjang Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Cadangan
Merupakan akun lawan dari Dana Cadangan
AKUNTANSI PENDAPATAN
Penyajian pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan basis kas.
Berlaku untuk setiap entitas pelaporan yang memperoleh alokasi APBN/APBD, tidak termasuk perusahaan negara/daerah
Entitas yang menyusun laporan berbasis accrual, tetap wajib menyusun Laporan Realisasi Anggaran
Penyandingan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan anggarannya;
Akuntansi Anggaran dalam APBD: Belanja: appropriasi; Pendapatan: estimasi.
BASIS AKUNTANSI
Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima kas pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan kas dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
Copyright 2004 Prentice Hall
AKUNTANSI ANGGARAN
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Anggaran pendapatan disebut estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan.
Anggaran belanja disebut apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment).
Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan
Copyright 2004 Prentice Hall
Jurnal
Jurnal Pengesahan APBD Jurnal Otorisasi Kredit Anggaran/Alokasi Estimasi
Pendapatan &Allotment Jurnal Realisasi Anggaran
termasuk Jurnal Korolari Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup
Jurnal Pengesahan APBD
BUDEstimasi Pendapatan xxx
Apropriasi Belanja xxx
Surplus/Defisit xxx
Estimasi Penerimaan Pembiayaan xxxPembiayaan Neto xxx
Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
Jurnal Otorisasi Kredit Anggaran
BUDAlokasi Estimasi Pendapatan xxx
Alokasi Apropriasi Belanja xxxSurplus/Defisit xxx
SKPDEstimasi Pendapatan yg Dialokasikan xxx
Utang kepada BUD xxxPiutang kepada BUD xxx
Allotment Belanja xxx
DEFINISI PENDAPATAN
Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
AKUNTANSI PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan jenis pendapatan
Transfer masuk adalah penerimaan dana dari entitas pelaporan lain, misal DAU dan DBH
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
Dalam hal BLU, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Realisasi/Penerimaan Pendapatan
Disetor langsung ke BUD Melalui bendahara penerimaan SKPD
Jurnal Realisasi Pendapatan Pendapatan yang disetor ke BUD
SKPDUtang kepada BUD xxx
Pendapatan …. xxx
BUDKas di Kas Daerah xxx
Pendapatan …. xxx
Jurnal Realisasi Pendapatan Pendapatan melalui Kas Bendahara Penerimaan
SKPD Penerimaan Kas oleh Bendahara Penerimaan
Kas Bendahara Penerimaan xxx Pendapatan yang Ditangguhkan xxx
Penyetoran kas oleh SKPD kepada BUDHutang kepada BUD xxx
Pendapatan …. xxxPendapatan yang Ditangguhkan xxx
Kas Bendahara Penerimaan xxx
BUD Penerimaan kas pada SKPD
Tidak ada jurnal
Penerimaan setoran dari SKPDKas di Kas Daerah xxx
Pendapatan …. xxx
KOREKSI DAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN
Normal & Berulang
Dicatat sebagaiPengurang
Ekuitas danaLancar
Dicatat sebagai Pengurang
PendapatanAtas Penerimaan
PendapatanPeriode Berjalan
Atas Penerimaan Pendapatan
Periode sebelumnya
Normal & Tidak
Berulang
Pengembalian PendapatanTahun Anggaran Berjalan
SKPDPendapatan …. xxx
Utang kepada BUD xxx
BUDPendapatan …. xxx
Kas di Kas Daerah xxx
Pengembalian PendapatanTahun Anggaran yang Lalu
SKPDTidak ada jurnal
BUDSiLPA …. xxx
Kas di Kas Daerah xxx
Latihan
1. Pemerintah Kota Padang memberikan kuasa kepada PT Padang Mitra Finansindo (PMF) untuk melakukan pemungutan Pajak Bahan Bakar dengan memberikan fee pungut sebesar 2,5% dari jumlah penerimaan. Dalam bulan Juni 2007 jumlah penerimaan Pajak Bahan Bakar Rp200.000.000,00 dengan fee yang dipotong langsung oleh PT PMF
2. Diterima hasil penjualan kendaraan bermotor sebesar Rp10.000.000,00 dari Dinas Pendidikan. Harga perolehan kendaraan tersebut Rp20.000.000,00
3. Dalam tahun 2006 jumlah pajak tontonan yang sudah dibayar setiap bulan sebesar Rp12.000.000,00. Ternyata setelah diperhitungkan pada akhir tahun, pajak yang menjadi beban perusahaan tersebut pada tahun 2006 hanya Rp10.000.000,00. Pengembalian kelebihan pajak ini dibayarkan pada bulan Maret 2007.
4. Pada periode Januari sampai dengan November 2007 terdapat penerimaan pendapatan retribusi ijin mendirikan bangunan sebesar Rp100.000.000,00. Pada bulan Desember 2007 diketemukan adanya kesalahan dan kelebihan penerimaan sebesar Rp5.000.000,00. Kelebihan ini dikembalikan kepada yang berhak pada bulan Desember 2007.
5. Pada tahun 2006 terdapat penjualan tanah pemda seluas 1.050 m2 dengan harga Rp100.000,00 per m2. Pada tahun 2006 telah diterima seluruhnya. Pada tahun 2007 oleh pembeli dilakukan pengukuran ulang, ternyata luasnya hanya 1.000 m2, sehingga Pemerintah daerah harus mengembalikan kelebihan yang diterima. Pada tahun 2007 tidak terjadi lagi penjualan tanah oleh pemda.