persamaan dasar akuntansi sektor publik

27
Persamaan Dasar Akuntansi Oleh : Citra Liza (1361024003) Yulimel Sari

Upload: yulimel-sari

Post on 22-Apr-2015

7.749 views

Category:

Documents


106 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

Persamaan Dasar Akuntansi

Oleh : Citra Liza (1361024003)Yulimel Sari (1361024017)

Page 2: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persamaan akuntansi merupakan filosofi dasar yang sangat penting dalam akuntansi.

Persamaan akuntansi merefleksikan karakteristik sebuah organisasi atau entitas akuntansi dalam

teknik-teknik dasarnya. Organisasi pemerintahan adalah sebuah organisasi khas dengan

karakteristik tersendiri yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam desain dan struktur

akuntansi (Deddi, 2007:139)

Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karakteristik ini memberikan pengaruh

signifikan dalam desain persamaan dalam akuntansi pemerintahan. Dengan tidak adanya laba,

maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi hak pemilik yang dilambangkan dengan

ekuitas, seperti yang terkenal dalam akuntansi perusahaan. Hal ini dipertegas dalam karakteristik

lain yang mengatakan bahwa tidak ada kepemilikan dalam organisi pemerintahan. Dengan

demikian, kekayaan bersih yang dimiliki baik dari investasi maupun akumulasi hasil operasi

bukanlah sebuah ekuitas yang dimiliki seseorang, tapi lebih merupakan informasi bagi

masyarakat tentang jumlah kekayaan bersih pemerintah yang tersedia (avilable) untuk digunakan

dalam menjalankan program-programnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persamaan dasar akuntansi pemerintahan?

2. Apa yang dimaksud dengan akun dan apa kegunaannya dalam persamaan akuntansi

pemerintahan?

3. Apa saja bentuk-bentuk dari akun dalam persamaan akuntansi pemerintahan?

4. Apa saja klasifikasi dari akun dalam persamaan akuntansi pemerintahan?

1

Page 3: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

5. Bagaimana cara menyusun bagan akun yang dipergunakan dalam akuntansi

pemerintahan?

6. Bagaimana aturan debit dan kredit yang ada dalam akun-akun di persamaan akuntansi

pemerintahan?

7. Bagaimana cara mencatat transaksi dalam buku harian dalam atau jurnal?

8. Bagaimana contoh ilustrasi dari pencatatan transaksi dalam jurnal dan memindahbukukan

ke buku besar?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui persamaan akuntansi yang ada di pemerintahan

2. Mengetahui maksud dan kegunaan dari akun dalam persamaan akuntansi pemerintahan

3. Mengetahui bentuk-bentuk dari akun dalam persamaan akuntansi pemerintahan.

4. Mengetahui klasifikasi dari akun dalam persamaan akuntansi pemerintahan.

5. Mengetahui cara menyusun bagan akun yang diperlukan dalam akuntansi pemerintahan

6. Mengetahui aturan debit kredit yang ada dalam akun-akun di persamaan akuntansi

pemerintahan.

7. Mengetahui cara mencatat transaksi dalam buku harian dalam atau jurnal

8. Dapat mempraktekkan cara pencatatan transaksi dalam jurnal dan memindahkannya ke

buku besar sesuai dengan contoh yang telah dijelaskan.

2

Page 4: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

BAB II

PEMBAHASAN

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Persamaan Neraca

Secara garis besar, laporan neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban dan

ekuitas dana pemerintah daerah pada tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam bentuk

berimbang menyamping antara sisi kanan aset dengan sisi kiri kewajiban dan ekuitas dana, atau berurutan

dari atas ke bawah mulai dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Tabel 1Contoh Neraca

PEMDA KOTA SALAKNERACA

PER 31 DESEMBER 2002Uraian Jumlah Uraian Jumlah

Aset   Liabilitas  

Aset Lancar Rp 10.601.661.888 Utang Jangka Pendek Rp 11.506.643.910

Investasi Jangka Panjang Rp 3.648.306.899 Utang Jangka Panjang Rp 4.138.819.678

Aset Tetap Rp 409.820.181.389 Ekuitas  

Dana Cadangan   Ekuitas Dana Lancar Rp 904.982.021

Aset lain-lain Rp 1.198.172.729 Ekuitas Dana Diinvestasikan Rp 410.527.841.339

    Ekuitas Dana Dicadangkan  

    Jumlah Ekuitas Rp 409.622.859.318

Total Aset Rp 425.268.322.905 Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 425.268.322.906

Berdasarkan Neraca Pemda Kota Salak diatas dapat dilihat kekayaan pemerintah daerah,

sedangkan di bagian liabilitas dan ekuitas menunjukkan sumber dana atas kepemilikan aset atau kekayaan

tersebut. Kekayaan pemerintah daerah bisa berupa aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan

aset lainnya. Berbagai aset yang dimiliki pemerintah daerah itu tentunya ada sumber dana yang

memperolehnya. Dalam hal ini sumber dana untuk memperoleh aset tersebut diklasifikasikan menjadi dua

sumber utama, yaitu dari utang yang pemerintah daerah wajib untuk mengembalikannya kepada pemberi

3

Page 5: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

pinjaman dan dari kekayaan bersih pemerintah daerah sendiri yang disebut ekuitas dana. Secara

matematis persamaan persamaan akuntansi neraca tersebut dirumuskan sebagai berikut :

KEKAYAAN = SUMBERASET/AKTIVA = UTANG +EKUITAS DANAA = U+E

A = Rp 425.268.322.905U = Rp 15. 645.463.588E = Rp 409.622.859.318

Dari persamaan tersebut di atas bahwa aset pemerintah daerah Kota Salak berjumlah

425.268.322.905 sama dengan jumlah utang tambah modal yaitu = 15. 645.463.588 + 409.622.859.318.

Apabila aset akan bertambah karena bertambahnya utang atau terjadi penambahan ekuitas dana atau

kedua-duanya mengalami kenaikan sekaligus, demikian pula sebalinya apabila terjadi penurunan.

Berdasarkan persamaan tersebut diturukan persamaan kedua untuk menentukan kekayaan bersih

pemerintah daerah (ekuitas dana). Kekayaan bersih pemerintah daerah adalah total aset yang dimiliki

pemerintah daerah dikurangi total utang.

EKUITAS DANA = KEKAYAAN BERSIHASET/AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANAEKUITAS DANA = ASET – UTANGKEKAYAAN BERSIH = ASET – UTANG

A = Rp 425.268.322.905U = Rp 15. 645.463.588Rp 409.622.859.318 (E) = Rp 425.268.322.905(A) - Rp 15. 645.463.588(U)

Pencatatan Dengan Akun

1) Akun dan Kegunaannya

Media atau formulir yang utama dari akuntansi yang dipakai untuk tujuan pengikhtisaran

transaksi adalah akun (Account). Media ini berguna untuk mencatat secara lengkap perubahan-

perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban atau ekuitas tertentu selama suatu periode.

Kelompok akun-akun yang digunakan dalam suatu organisasi disebut buku besar (ledger).

Daftar dari akun-akun yang ada di dalam perusahaan disebut daftar akun (Chart of Account). Akun-

4

Page 6: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

akun ini biasanya disajikan dalam faktur tersebut lengkap dengan nama dan nomor kode akunnya.

Dengan menggunakan akun, maka informasi dapat diperoleh pada saat dibutuhkan dan laporan

keuangan dapat disusun tepat waktu.

2) Bentuk Akun

Bentuk akun yang paling sederhana dan paling banyak digunakan dalam modul ini adalah

bentuk huruf “T”. Bentuk akun ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Nama akun dari masing-masing unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas, diletakkan diatas garis

horizontal pada huruf “T”..

2. Sisi kiri dari huruf T.

3. Sisi kanan dari huruf T.

Sebagai contoh, akun kas dari suatu perusahaan dengan bentuk T :

Gambar 1Bentuk Akun Model T

Kas

Sisi Kiri (Debit) Sisi Kanan (Kredit)

Sisi kiri dari akun disebut sisi debit dan sisi kanan disebut sisi kredit. Bentuk akun T sering

kali digunakan untuk maksud memberikan suatu ilustrasi dalam pembahasan masalah akuntansi.

Bentuk akun yang lainnya yang lebih informatif dan lengkap adalah bentuk empat kolom yang

digunakan dalam praktik. Bentuk empat kolom ini merupakan pengembangan dari akun bentuk T.

Dua kolom tambahan diperlukan untuk menunjukkan saldo jumlah debit dan saldo jumlah kredit dari

setiap akun. Contoh dari akun bentuk empat kolo adalah sebagai beikut :

5

Page 7: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

Tabel 1Contoh Bentuk Akun 4 (Empat) Kolom

Nama Akun : Kas   Nomor Akun : 101      

Tanggal Ket Ref Debit KreditSaldo

Debit Kredit

2004            Agust-

07 .................................. j1 Rp 8.000.000   Rp 8.000.000  

8 .................................. j1 Rp 6.000.000   Rp 14.000.000  

10 .................................. j1   Rp 2.500.000  Rp 11.500.000

13 ................................ j1   Rp 3.000.000  Rp 8.500.000

Akun diatas mempunyai saldo debit sebesara Rp 8.000.000 setalah transaksi pertama

dipindahbukukan dari jurnal, dan mempunyai saldo debit sebesar Rp 8.500.000 setelah

pemindahbukuan transaksi keempat.

Sedangkan Permendagri 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mendesain bentuk

akun 3 kolom sebagai berikut :

Tabel 2Contoh Bentuk Akun empat Kolom

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............BUKU BESAR

SKPD : .................. KODE REKENING : .................. NAMA REKENING : ................. PAGU APBD : ................. PAGU PERUBAHAN APBD : .................

Tanggal Uraian Ref Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)                                            

           

6

Page 8: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

3) Klasifikasi Akun

Akun biasanya diklasifikasi dalam tiga kelompok besar yang ada dalam persamaan akuntansi

(accounting equation). Contoh dari klasifikasi akun dengan lebih rinci dapat diuraikan sebagai

berikut:

A. Aktiva (Aset)

Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki pemda yang memberi manfaat ekonomi dimasa depan.

Akun aktiva meliputi :

1. Kas

2. Investasi jangka pendek

3. Piutang

4. Persediaan

5. Investasi non permanen

6. Investasi permanen

7. Tanah

8. Gedung

9. Peralatan

Disamping akun-akun yang disebutkan dimuka, masih ada kelompok aset lainnya seperti akun

investasi. Permanen yaitu investasi atau penyertaan pemda yang bersifat jangka panjang pada

perusahaan lain dari akun aktiva tidak berwujud seperti Hak Paten, dan Hak Cipta.

B. Kewajiban

Kewajiban merupakan utang pemda kepada pihak ketiga yang penyelesaiannya biasanya

digunakan dengan menggunakan sumber daya pemerintah daerah. Contoh dari akun kewajiban

yang sering kali ada pada pemda meliputi :

1. Utang perhitungan pihak ke tiga

2. Utang bunga

3. Utang pajak

7

Page 9: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

4. Bagian lancar utang jangka panjang

5. Pendapatan diterima dimuka

C. Ekuitas dana

Ekuitas dana atau disebut juga modal (capital )adalah hak pemda atas aktiva setelah dikurangi

semua kewajiban yang ada. Ekuitas dana dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.

2. Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset non lancar

selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.

3. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Akun modal menunjukkan hak atau klaim pemerintah terhadap aktiva setelah dikurangi total

kewajiban

D. Pendapatan

1. Pendapatan (basis kas) adalah semua penerimaan kas umum negara/kas daerah yang menambah

ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemrintah pusat/daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat/daerah.

2. Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih.

Contoh dari akun pendapatan meliputi :

a) Pendapatan pajak daerah

b) Pedapatan retribusi

c) Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan

d) Lain-lain PAD yang sah

e) Bagi hasil pajak

f) Bagi hasil bukan pajak

g) Dana alokasi umum

8

Page 10: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

h) Dana alokasi khusus

i) Pendapatan hibah

j) Pendapatan dana darurat

E. Belanja

1. Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran kas negara/kas daeah yang mengurangi ekuitas

dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayaran

kembali oleh pemerintah.

2. Contoh dari akun belanja meliputi :

a. Belanja pegawai

b. Belanja barang dan jasa

c. Belanja bunga

d. Belanja subsidi

e. Belanja hibah

f. Belanja bantuan sosial

g. Belanja bantuan keuangan

h. Belanja modal tanah

i. Belanja modal peralatan

j. Belanja tidak terduga

k. Belanja transfer ke desa

5) Menyusun Bagan Akun

Buku Besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu organisasi yang saling

berhubungan, dan dapat dibagi dalam dua kelompok:

a. Akun-akun Laporan Posisi Keuangan: Aset, Liabilitas, dan Ekuitas.

b. Akun Laporan Realisasi Anggaran: Pendapatan, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan.

Daftar dari akun-akun yang dipergunakan dalam suatu organisasi dengan mencantumkan

seluruh nama akun dan nomor kodenya disebut dengan bagan akun (chart of account). Akun-akun

9

Page 11: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

dalam bagan akun dapat diberi nomor dengan dua angka atau lebih. Kelompok asset biasanya

diidentifikasikan dengan nomor 1 yang berarti semua nomor akun asset dimulai dari nomor 1,

kelompok kewajiban dimulai dengan nomor 2, kelompok ekuitas dimulai dengan nomor 3, kelompok

pendapatan dengan nomor 4, kelompok belanja dengan nomor 5, dan kelompok pembiayaan dengan

nomor 6.

Tabel 3Susunan Kode Akun Keuangan Daerah

Kode Uraian1 Aset2 Liabilitas3 Ekuitas4 Pendapatan5 Belanja6 Pembiayaan

Angka yang kedua dan ketiga dalam nomor akun menunjukkan posisi dari masing-masing

akun dalam kelompoknya. Apabila suatu organisasi menginginkan informasi akuntansi lainnya

seperti SKPD, program dan kegiatan yang ada nomor akun dapat saja ditambah menjadi beberapa

digit di belakangnya. Sistem pemberian nomor akun ini harus fleksibel agar dapat menambahkan

akun-akun baru dimasa yang akan datang tanpa mengubah nomor-nomor akun yang lama.

Sebagai contoh dari pemberian nomor akun untuk APBD seperti yang diatur dalam

Permendagri no. 13/2006 tentang pengelolaan keuangan sebagai berikut:

10

Page 12: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

Gambar 2Bagan Rekening APBD

6) Aturan Debit dan Kredit

Aturan debit dan kredit

akan membantu kita dalam

mencatat informasi ke dalam

buku besar. Aturan ini dapat

dipahami secara lebih mudah dengan melihat penggunaannya pada akun-akun bentuk T yang

tercakup dalam persamaan akuntansi berikut ini:

Gambar 3Aturan Debit Kredit

Aktiva

=Kewajiban

+Ekuitas

Akun-akun Aktiva Akun-akun Kewajiban Akun-akun Ekuitas

Debit untuk penambahan

Kredit untuk pengurangan

Debit untuk pengurangan

Kredit untuk penambahan

Debit untuk pengurangan

Kredit untuk penambahan

11

BAGAN REKENING

APBD

X Urusan Pemda

XXXX

Organisasi

X

Kode Program

XXXXX

Kegiatan

Kelompok Jenis P,B,Py Rincian Obyek

XXXX

Akun APBD

Obyek

Page 13: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

Dalam akun-akun dari persamaan akuntansi di atas aturan debit dan kredit untuk asset

berlawanan arah dengan kewajiban dan ekuitas. Apabila suatu akun asset bertambah, maka akun

tersebut didebit dan jika berkurang, maka akun yang bersangkutan dikredit, sebaliknya, untuk akun

liabilitas dan ekuitas dikredit untuk penambahan dan didebit untuk pengurangan.

Saldo normal (normal balance) dari sutu aku adalah posisi yang bertambah menurut aturan

debit dan kredit. Sebagai contoh adalah saldo normal dari akun kas adalah saldo debit, karena suatu

asset bertambah dengan mencatat pada posisi debit. Oleh karena itu, saldo normal adalah pada sisi

yang positif, dimana saldo normal dari asset adalah pada sisi debit, sebaliknya kewajiban dan ekuitas

mempunyai saldo normal pada sisi kredit atau disebut akun-akun bersaldo kredit. Saldo-saldo normal

dari akun-akun neraca digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4Saldo Normal Akun-akun Neraca

Aktiva=

Kewajiban+

Ekuitas

Akun-akun Aktiva Akun-akun Kewajiban Akun-akun Ekuitas

Saldo Normal Debit

    Saldo Normal Kredit

  Saldo Normal Kredit

Ekuitas biasanya terdiri atas beberapa akun. Setiap akun ekuitas akan mempunyai saldo

normal pada sisi kredit, apabila akun tersebut merupakan unsure penambahan dalam ekuits. Tetapi,

apabila suatu akun merupakan unsure pengurangan dalam ekuitas, maka akun ini akan mempunyai

saldo normal pada sisi debit. Disamping dua akun diatas, pada kelompok ekuitas juga terdapat dua

jenis akun realisasi anggaran yakni akun-akun pendapatan, akun belanja, akun-akun pembiayaan.

Pendapatan menambah ekuitas dan beban-beban mengurangi ekuitas, oleh karena itu penerapan

aturan debit dan kredit untuk akun pendapatan dan belanja mengikui akun ekuitas.

Suatu akun yang biasanya mempunyai saldo debit dalam kenyataannya bersaldo kredit, atau

sebaliknya, akun yang mempunyai saldo kredit bersaldo debit, maka hal itu dapat menandakan

12

Page 14: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

adanya suatu kondisi yang tidak biasa. Misalnya saldo kredit pada akun piutang dapat disebabkan

oleh kelebihan penerimaan uang dari Wajib Pajak.

Ikhtisar aturan debit dan kredit dan saldo normal dari lima jenis akun yakni asset, liabilitas,

ekuitas, pendapatan, beban dan pembiayaan dapat dilihat pada berikut ini:

Gambar 5Ikhtisar Aturan Debit dan Kredit

Aktiva=

Kewajiban+

Ekuitas

Akun-akun Aktiva Akun-akun Kewajiban Akun-akun EkuitasDebit untuk penambaha

n

Kredit untuk penguranga

n

Debit untuk pengurangan

Kredit untuk

penambahan

Debit untuk penguranga

n

Kredit untuk penambahan

 

  Pembayaran

  Debit untuk penguranga

n

Kredit untuk penambahan

 

 

 

 

 

  Belanja

  Debit untuk penambahan

Kredit untuk pengurangan

 

 

 

 

7) Pencatatan Transaksi dalam Buku Harian atau Jurnal

Dalam praktik setiap terjadi transaksi harus dibuat atau dimintakan buktinya. Berdasarkan

bukti ini, transaksi dicatat pertama ke dalam buku harian atau jurnal. Dalam jurnal ini, setiap

pencatatan atas bukti transaksi yang ada dalam jurnal pemerintahan dilakukan secara kronologis.

Proses memasukkan dan mencatat transaksi dalam jurnal disebut penjurnalan atau pembuatan ayat

jurnal. Ayat jurnal adalah suatu transaksi debit kredit yang telah dianalisis dan dicatat dalam suatu

jurnal.

13

Page 15: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

Proses penjurnalan dapat dilakukan dalam lima langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi transaksi dari bukti transaksi, seperti surat tanda setoran (STS), surat perintah

pencairan dana (SP2D), faktur, bukti penyetor bank, dan kuitansi.

b. Tentukan akun-akun apa yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan dari kelompok mana (asset,

liabilitas dan kewajiban)

c. Tentukan apakah akun-akun yang bersangkutan bertambah atau berkurang

d. Gunakan aturan debit dan kredit

e. Mencatat dalam jurnal pada sisi debit dan pada sisi kredit termasuk keterangan ringkas untuk ayat

jurnal tersebut.

Kelima langkah dari penjurnalan transaksi ini tidak hanya dilakukan dalam sistem manual,

tetapi juga dapat digunakan dalam system akuntansi yang sudah dikomputerisasi. Dalam akuntansi

yang memakai computer, ayat jurnal biasanya dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan

nomor akun saja, dan nama akun tercatat secara otomatis.

Sebagia ilustrasi penerapan kelima langkah untuk penjurnalan dapat digunakan dengan

transaksi pertama dari Pemda Kota X yakni penerimaan pendapatan pajak hotel bintang V sebesar

Rp 7.500.000.

Langkah 1. Transaksi penerimaan kas atau penerimaan pajak hotel dapat diidentifikasi dari bukti

transaksi yang berupa STS dan bukti penyetoran bank, penerimaan kas sebesar Rp 7.500.000

Langkah 2. Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi adalah akun kas dari kelompok aset, dan

akun pajak hotel dari kelompok pendapatan.

Langkah 3. Kedua akun ini masing-masing betambah sebesar Rp 7.500.000

Langkah 4. Mendebit akun kas sebesar Rp 7.500.000 untuk kenaikan dalam aset, dan

mengkreditkan akun pajak hotel sebesar Rp 7.500.000 untuk kenaikan dalam pendapatan

14

Page 16: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

Langkah 5. Membuat ayat jurnal sebagai berikut :

Kas Rp 7.500.000

Pajak hotel bintang V Rp 7.500.000

Setiap ayat jurnal paling tidak terdiri dari satu akun yang didebit dan satu akun yang dikredit.

Disamping bentuk ayat jurnal yang sederhana di atas, bentuk ini dapat disempurnakan lagi menjadi

bentuk standar dua kolom, yang sering kali disebut dengan jurnal umum dengan format sebagai

berikut:

Tabel 4Jurnal Umum

Tanggal Nama akun dan keterangan Ref Debit Kredit

2004          

Jan 2 Kas  7.500.00

0  

    Pajak Hotel Bintaang V    7.500.00

0

Penjurnalan atau pembuatan ayat jurnal meliputi:

a. Memberi nomor urut pada setiap halaman jurnal

b. Mencantumkan tahun baris paling atas dan bulan pada baris berikutnya dalam kolom “tanggal”

untuk setiap halaman, dan mengisikan tanggal transaksi terjadi, kecuali tanggalnya sama hanya

cukup satu kali saja.

c. Mencantumkan nama akun yang didebit pada tepi paling kiri dalam kolom “nama akun dan

keterangan” dan jumlah uangnya pada kolom “debit”

d. Mencantumkan nama akun yang dikredit dan pada baris berikutnya dengan agak bergeser ke

kanan dari akun yang didebit dalam kolom “nama akun dan keterangan”, dan jumlah uangnya

pada kolom “kredit”

e. Mencatat penjelasan singkat atau transaksi di bawah atau baris berikutnya dari mana akun kredit

untuk setiap ayat jurnal.

15

Page 17: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

f. Mencatat nomor kode akun dari buku besar pada kolom “referensi” yaitu pada saat

pemindahbukuan (posting) kea kun buku besar.

Pemindahbukuan dari Jurnal ke Buku Besar

Pemindahbukuan (posting) berarti pemindahan jumlah uang dari jurnal kea kun-akun yang

bersangkutan dalam buku besar. Ini merupakan suatu tahap dari proses akuntansi yakni setelah tahap

pencatatan transaksi dalam buku harian atau jurnal. Transaksi penerimaan pendapatan pajak hotel

yang telah dicatat dalam jurnal pada contoh berikutnya dipindahkan ke buku besar. Prosedur ini

secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4Proses Pemindahbukuan Dari Jurnal Ke Buku Besar

Kas 7.500.000

Pajak Hotel Bintang V 7.500.00

0

Pemindah bukuan ke buku besar Kas Pajak Hotel Bintang V 7.500.000 7.500.000

Tahap pemindahbukuan dari transaksi penerimaan pajak hotel di atas, berikutnya akan

dilanjutkan dengan menggunakan format jurnal standard an buku besar bentuk empat kolom.

Prosedur pemindahbukuan untuk transaksi di atas dari jurnal ke buku besar, dengan menggunakan

format jurnal bentuk standar dan akun buku besar dalam bentuk empat kolom sebagai berikut:

1. Catat tanggal yang tercantum dalam jurnal ke dalam kolom “tanggal” pada akun yang

bersangkutan

2. Catat jumlah yang didebitkan dalam jurnal ke dalam kolom “debit & kredit” pada akun yang

bersangkutan (contoh akun kas).

16

Page 18: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

3. Catat nomor halaman jurnal dengan singkatan J.1 (jurnal halaman 1) ke dalam kolom “ref” pada

akun yang bersangkutan

4. Catat nomor kode akun (nomor akun kas) ke dalam kolom “ref” pada jurnal

5. Keterangan singkat dari transaksi diambil dari keterangan dalam jurnal

8) Ilustrasi dari Pencatatan Transaksi dalam Jurnal dan Memindahkan ke Buku Besar

Transaksi

Penerimaan kas atas penerimaan pajak hotel dapat diidentifikasi dari bukti transaksi yang berupa STS dan bukti penyetoran bank, penerimaan kas sebesar Rp.7.500.000,-

Jurnal

Kas di Kasda 7.500.000

Pajak Hotel 7.500.000

Pemindahanbukuan ke buku besar

Kas di Kasda Pajak Hotel7.500.000     7.500.000

     

17

Page 19: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada

akumulasi kekayaan yang menjadi hak pemilik yang dilambangkan dengan ekuitas,

seperti yang terkenal dalam akuntansi perusahaan. Karena itu pada persamaan akuntansi

pemerintah tidak dikenal yang namanya “ekuitas” namun diganti dengan ekuitas dana.

2. Terdapat perbedaan mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Ekuitas adalah selisi

antara aset dan kewajiban yang menunjukkan adanya kepemilikan dalam perusahaan

tersebut oleh pemegang saham. Sedangkan ekuitas dana tidak menunjukkan adanya

kepemilikian siapapun karena memang tidak ada kepemilikan yang diakui.

3. Pengertian akun, kegunaan akun, klasifikasi akun, cara menyusun bagan akun, aturan

debit kredit maupun proses posting jurnal ke buku besar secara garis besar sama dengan

akuntansi komersil hanya saja ada beberapa akun yang tidak sama seperti adanya

klasifikasi akun belanja pada akuntansi pemerintahan.

B. Keterbatasan Makalah

Makalah ini hanya terdiri 2 (dua) referensi/buku sumber saja. Jadi sedikit sekali

informasi-informasi yang kami sajikan pada makalah ini

C. Referensi

1. Suhanda., SE.,MSi.,Ak, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah., Andalas Lima Sisi, 2007

18

Page 20: Persamaan dasar akuntansi sektor publik

2. Deddi Nordiawan, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, 2007.

19