persalinan dengan presentasi oksiput

Upload: vivi-sabrina-baswedan

Post on 31-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gajsahklahsldxhsalkhlkhdflksa

TRANSCRIPT

LATAR BELAKANG

Keberhasilan setiap kehamilan, dan kelangsungan hidup spesies pada akhirnya, bergantung pada lahirnya bayi yang sehat dan cukup matang untuk bertahan hidup. Pada kehamilan dan persalinan, uterus harus melakukan 2 fungsi yang sangat berbeda. Uterus harus tumbuh, tetapi dalam keadaan tenang selama kehamilan agar janin dapat berkembang dan kemudian, pada saat yang tepat, melakukan aktifitas yang kuat dan terkoordinasi yang menyebabkan lahirnya bayi yang matang. Factor yang mengendalikan tradisi dari suatu keadaan ke keadaan lain masih belum dipahami dengan jelas, tetapi sangat penting untuk memahami, baik kemungkinan penyebab partus prematurus maupun bagaimana mengindusi persalinan tanpa mengakibatkan kegawatan pada janin.

1. Mekanisme Persalinan Normal 1.1 Definisi Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia didalam panggul. Diameter yang besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan. 1.2 Faktor yang berperan penting dalam persalinan Tiga factor yang berperan penting pada persalinan : a. Power:Kekutan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekutan primer, menandai dimulainya pesalinan. Apabila servik berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekutan sekunder, dimana kekutan ini memperbesar kekutan involunter. Kekutan perimer berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan lapisan otot di segman uterus bagian atas, Dari titik pemicu, kontraksi di hantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi peride istirahat singkat. Kekutan skunder terjadi segera setelah bagian peresentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar. Sehingga wanita merasa ingin mengedan, usaha mendorong kebawah ini yang disebut kekutan sekunder. Kekutan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi servik lengkap kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Jika dalam persalinan wanita melakukan usaha volunteer (mengejan) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan akan menimbulkan trauma serviks. b. Passage :Keadaan jalan lahirJalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus behasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

c. Passenger :Janin Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Dari semua bagian janin, kepala merupakan bagian yang paling kecil mendapat tekanan. Namun, karena kemampuan tulang kepala untuk molase satu sama lain, janin dapat masuk melalui jalan lahir asalkan tidak terlalu besar dan kontraksi uterus cukup kuat (Llewelly, 2002, p.57).

Passenger atau janin, bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahhir, maka ia juga dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal1.3 Mekanisme Persalinan Normal Persalinan dengan presentasi oksiput Janin dengan presentasi oksiput ditemukan sekitar 95 % dari semua persalinan. Presentasi tersering ditemukan dengan pemeriksaan abdomen dan dipastikan dengan pemeriksaan vagina yang dilakukan beberapa saat sebelum atau pada awitan persalinan. Presentasi oksiput anterior Karena bentuk panggul yang tidak teratur dan dimensi kepala yang berbeda jelaslah bahwa tidak semua diameter kepala dapat melewati semua diameter panggul. Selanjutnya dibagian kepala yang bersangkutan diperlukan suatu proses adaptasi atau akomodasi terhadap berbagai segmen panggul untuk menyelesaikan persalinan per vaginam.Perubahan perubahan posisi dibagian terbawah janin ini merupakan mekanisme persalinan yang terdiri dari engagement, desensus(penurunan kepala), fleksi, rotasi interna(putar paksi dalam), ekstensi, rotasi eksterna (putar paksi luar), dan ekspulsi. Untuk tujuan pengajaran, berbagai gerakan tersebut sering dijelaskan seolah olah hal ini berlangsung terpisah dan tidak saling berkaitan. Pada kenyataan, mekanisme persalinan merupakan gabungan gerakan gerakan yang berlangsung secara bersamaan. ENGAGEMENT Turunnya bidang biparietal kepala janin sampai pintu atas panggul. Fenomena ini dapat terjadi pada minggu minggu terakhir kehamilan atau mungkin tidak terjadi sampai setelah dimulainya persalinan. Asinklitismus Meskipun kepala janin cenderung berakomodasi terhadap sumbu lintang pintu atas panggul, sutura sagitalis sambil tetap sejajar dengan sumbu tersebut, mungkin tidak terletak tepat di tengah antara simfisis dan promontorium sacrum. Sutura sagitalis seringkali mengalami defleksi posterior kearah promontorium atau defleksi anterior kearah simfisis.defleksi lateral kepala seperti itu ke posisi lebih anterior atau posterior di dalam panggul disebut asinklitismus. Jika sutura sagitalis menddekati promontorium sacrum, akan lebih banyak bagian dari tulang parietal anterior yang teraba, dan kondisi ini disebut asinkllitismus anterior. Tetapi, bila sutura sagitalis terletak dekat simfisis, lebih banyak tulang parietal posterior yang akan teraba dan kondisi ini disebut asinklitismus posterior.

DESENSUS Hal ini merupakan syarat utama kelahiran bayi. Pada wanita nullipara, engagement dapat terjadi sebelum awitan persalinan, dan desensus lebih lanjut mungkin belum terjadi sampai dimulainya persalinan kala dua. Pada wanita multipara, desensus biasanya mulai bersamaan dengan engagement . Desensus terjadi akibat satu atau lebih dari empat gaya: 1. Tekanan cairan amnion 2. Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi 3. Usaha mengejan yang menggunakan otot abdomen4. Ekstensi dan pelurusan badan bayi Faktor lain yang menentukan terjadinya desensus adalah : Ukuran dan bentuk panggul Posisi bagian terendah janin Semakin besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul akan menyebabkan desensus berlangsung lambat. Desensus berlangsung terus sampai janin lahir.FLEKSI Begitu desensus mengalami tahana, baik dari serviks , dinding panggul atau dasar panggul, biasanya terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu mendekat ke dada janin, dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan diameter oksipitofrontal yang lebih panjang. ROTASI INTERNA Gerakan ini adalah pemutaran dengan suatu cara sehingga oksiput perlahan bergerak dari posisi asalnya ke anterior menuju simpisis pubis, atau yang lebih jarang, ke posterior menuju lubang sacrum. EKSTENSI Setelah rotasi Interna, kepala yang telah terfleksi maksimal mencapai vulva, kepala ini akan mengalami ekstensi yang esensial untuk kelahiran. Gerakan ini membawa dasar oksiput berkontak langsung dengan margo inferior simfisis pubis. Karena pintu keluar vulva mengarah ke atas dank e depan , ekstensi harus terjadi sebelum kepala dapat melewatinya. Jika kepala yang telah terfleksi maksimal, saat mencapai daasar panggul, tidak berekstensi tetapi malah semakin terdoronh ke bawah, kepala ini akan mengenai bagian posterior perineum dan akhirnya akan terdorong ke jaringan perineum. Tetapi pada saat kepala menekan lorong panggul, ada dua kekuatan yang bekerja. Pertama, yang diberikan uterus, bekerja lebih posterior dan kedua, yang ditimbulkan oleh dasar panggul yang resisten dan simfisis, bekerja lebih ke anterior. Resultan gayanya mengarah ke muara vulva, dan dengan demikian menyebabkan ekstensi. Dengan bertambahya distensi perineum dan muara vagina, secara berangsur angsur akan semakin banyka bagian oksiput yang terlihat. Kepala dilahirkan melalui ekstensi lebih lanjut ketika oksiput, bregma , dahi, hidung,mulut, dan akhirnya dagu berhasil melewati tepi anterior perineum. Segera setelahnya seluruh kepala lahir, kepala jatuh ke bawah sehingga dagu terletak diats daerah anus ibu. ROTASI EKSTERNA Kepala yang sudah dilahirkan selanjutnya mengalami putar pemulihan . Jika oksiput pada mulanya mengarah ke kiri , bagian ini akan berorientasi kea rah tuberositas iskhii kiri, bila asalanya ke kanan, oksiput akan berotasi ke kanan . Kembalinya kepala ke posisi oblik diikuti dengan diselesaikannyarotasi eksterna ke posisi libtangm suatu gerakan yang sesuai dengan rotasi badan janin yang berfungsi membawa diameter anteroposterior pintu bawah panggul. Dengan demikian , satu bahu akan terletak anterior dibelakang simfisis dan yang lainnya di posterior. Gerakan ini tampaknya dihasilkan oleh factor panggul yang sama seperti yang menyebabkan rotasi interna. Setelah kepala lahir, terjadi putar paksi luar (restitusi) yang menyebabkan posisi kepala kembali pada posisi saat engagemen terjadi dalam jalan lahir. Setelah putar paksi luar kepala, bahu mengalami desensus kedalam panggul dengan cara seperti yang terjadi pada desensus kepala. Bahu anterior akan mengalami putar paksi dalam sejauh 450 menuju arcus pubis sebelum dapat lahir dibawah simfisis. Persalinan bahu depan dibantu dengan tarikan curam bawah pada samping kepala janin .Setelah bahu depan lahir, dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu posterior. Traksi untuk melahirkan bahu harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari cedera pada pleksus brachialis. Setelah persalinan kepala dan bahu, persalinan selanjutnya berlangsung pada sisa bagian tubuh janin dengan melakukan traksi pada bahu janin. Setelah kelahiran janin, terjadi pengaliran darah plasenta pada neonatus bila tubuh anak diletakkan dibawah introitus vagina. EKSPULSI Hmpir setelah rotasi eksterna, bahu depan akan tampak dibawah simfisis pubis, dan perineum segera teregang oleh bahu belaang. Setelah kedua bahu tersebut lahir, sisa badan bayi lainnya akan segera terdorong keluar.