hubungan lama persalinan dengan kejadian asfiksia …
TRANSCRIPT
43
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
HUBUNGAN LAMA PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA
DI RUANG PONEK RSUD JOMBANG TAHUN 2018
Sri Wahyuni1, Semi Na’im2, Ardiyanti Hidayah3
123Stikes Husada Jombang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Partus lama merupakan fase laten lebih dari 8 jam yang persalinannya telah
berlangsung 12 jam atau lebih bayi belum lahir, disertai dengan dilatasi serviks di kanan
garis waspada pada persalinan fase aktif. Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan
napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama persalinan dengan kejadian
asfiksia di Ruang Ponek RSUD Jombang tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan
adalah observasi non eksperimen dengan rancang bangun korelasional atau survey
analitik dengan pendekatan retrospectif. Populasi semua ibu bersalin dengan asfiksia
sebanyak 40 responden. Sampel penelitian berjumlah 40 orang. Sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik total sampling, variabel independennya lama
persalinan dan variabel dependentnya asfiksia, untuk mengetahui hubungan antara
variabel digunakan uji korelasi Chi-Kuadrat.
Dari hasil penelitian sebagian besar responden mengalami partus lama sebanyak
31 responden (77.5%), sebagian kecil responden mengalami partus normal sebanyak 9
responden (22.5%). Hampir dari setengah responden melahirkan bayi dengan asfiksia
ringan sebanyak 17 responden (42.5%), sebagian kecil melahirkan dengan asfiksia berat
sebanyak 8 responden (20%).Hasil analisis Chi-Square mendapatkan ρ value = 0.006 < α
= 0.05 maka H1 diterima, ada hubungan lama persalinan dengan kejadian asfiksia di
Ruang Ponek RSUD Jombang tahun 2018. Nilai korelasi Chi Square0.454 menurut tabel
interpretasi adalah termasuk dalam rentang antara 0,4 – <0,6 yaitu interpretasi sedang.
Persalinan lama dapat dihindarkan dengan pemeriksaan ANC rutin ke tenaga
kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan agar menghindari komplikasi yang terjadi
saat persalinan.
Kata kunci: Lama Persalinan, Asfiksia
44
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
1. PENDAHULUAN
Persalinan lama adalah
persalinan yang berlangsung
lebih dari 18 jam yang dimulai
dari tanda– tanda persalinan.
Persalinan lama merupakan salah
satu penyebab kematian ibu dan
janin. Persalinan lama masih
banyak terjadi dan keadaan ini
menyebabkan angka kesakitan
dan Angka Kematian Ibu (AKI)
serta Angka Kematian Bayi
(AKB) masih tinggi dan harus
diupayakan mencegah terjadinya
persalinan lama tersebut
(Ardhiyanti Y, 2016).
Angka Kematian Bayi
(AKB) merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui
derajat kesehatan suatu negara
dan bahkan untuk mengukur
tingkat kemajuan suatu bangsa.
Tingginya kematian bayi pada
usia 28 hari pertama hingga satu
tahun menunjukkan masih
rendahnya kualitas sektor
kesehatan di negara (BPS,
2016).Asfiksia adalah keadaan
bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur segera setelah
lahir sehingga dapat menurunkan
O2 dan makin meningkatnya CO2
yang menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut.
(Saifudin, 2015 : 421).
Menurut World Health
Organization (WHO) tahun
2018, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Timor Leste 215 per
100.000 KH,Myanmar 178 per
100.000 KH,Indonesia 126 per
100.000 KH. Menurut WHO
tahun 2018, Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia
13,2 per 1.000 kelahiranhidup
(WHO, 2018).
Secara umum terjadi
penurunan kematian ibu selama
periode 1991-2015. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2017).
Demikian pula dengan angka
kematian Ibu turundari 4.999
tahun 2015 menjadi 4912 di
tahun 2016 dan di tahun 2017
(semester I) sebanyak 1712
kasus. Demikian disampaikan
Menteri Kesehatan RI,
NilaDjuwita F. Moeloek, tentang
KinerjaKemenkes RI selama
tahun 2015-2017. Angka
kematian anak dari tahun ke
tahun menunjukkan penurunan.
Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2017 menunjukkan AKN
sebesar 15 per 1.000 kelahiran
45
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup, (Profil
Kesehatan Indonesia, 2017).
Angka Kematian Ibu di Jawa
Timur cenderung meningkat pada
dua tahun terakhir. Menurut
Supas tahun 2016, target untuk
AKI sebesar 305 per 100.000
kelahiranhidup. Pada tahun 2017,
AKI Provinsi Jawa Timur
mencapai 91,92 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian
ibu tahun 2017 tertinggi terdapat
di Kabupaten Mojokerto
sebanyak 29 orang. Sedangkan
AKI terendah ada di Kabupaten
Malang yaitu sebesar 46,48 per
100.000 kelahiran hidup atau
kematian ibu pada tahun 2017 di
kabupaten Malang sebanyak 18
orang. (Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Timur, 2017). Keadaan
Angka Kematian Bayi (AKB)
dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) yang diperoleh dari
laporan rutin relative sangat
kecil. Tahun 2017 Angka
Kematian Bayi pada posisi 23,1
per 1.000 kelahiran hidup (angka
estimasi dari BPS Provinsi),
Angka Kematian Bayi Jatim
sampai dengan tahun 2017
masihdiatas target Nasional
(Supas), (Profil Kesehatan Jawa
Timur, 2017).
Di Kabupaten Jombang
tahun 2017 angka kematian ibu
sebesar 149,68 per 100.000 KH.
Angka tersebut berdasarkan data
jumlah kematian maternal 28
kasus dari 18.707 kelahiran
hidup. Jumlah kematian ibu di
Kabupaten Jombang pada tahun
2017 tercatat 28 kasus kematian
maternal. Sehingga angka
kematian ibu (AKI) di Kabupaten
Jombang tahun 2017 adalah
149,68 per 100.000 KH. (Profil
Kesehatan Kabupaten Jombang,
2017). Jumlah kematian bayi
pada tahun 2017 sebanyak 159
bayi dari 18.707 Kelahiran
Hidup, atau dengan kata lain
angka AKB Kabupaten Jombang
tahun 2017 sebesar 8,5 per 1.000
KH. (Profil Kesehatan Kabupaten
Jombang, 2017).
Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan di
Ruang PONEK RSUD Jombang
tahun 2019 didapatkan jumlah
persalinan selama periode 2018.
Tahun 2018 terdapat total
persalinan sebanyak 3400
persalinan, persalinan normal
sebanyak 514 kasus, persalinan
46
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
patologi sebanyak 2886 kasus
dengan persalinan lama sebanyak
31 kasus. Tahun 2018 total bayi
dengan asfiksia sebanyak 40
kasus (Rekam Medik Ruang
PONEK RSUD Jombang, 2018).
Kejadian partus lama dapat
disebabkan oleh berbagai faktor
yaitu faktor janin dan faktor ibu,
faktor janin antara lain kelainan
letak, besarnya janin, kelainan
kongenital, faktor ibu antara lain
usia, paritas, Ketuban Pecah Dini
(KPD), grandemulti, dan
pimpinan partus yang salah.
(Yusmaharani, 2017). Bila
persalinan berlangsung lama
dapat menimbulkan berbagai
komplikasi baik terhadap ibu
maupun bayi. Pada ibu berupa
perdarahan, infeksi dan trauma
persalinan, sedangkan pada bayi
berupa infeksi, trauma persalinan
dan asfiksia sampai kematian
janin dalam rahim yang akhirnya
meningkatkan angka kematian
ibu dan bayi. Komplikasi yang
timbul karena perjalanan partus
lama adalah ibu mengalami
kelelahan karena biasanya tanpa
makan, minum dan istirahat.
Karena tidak adanya his yang
efisiensi dalam pembukaan,
kemacetan persalinan
menyebabkan bayi lama berada
di jalan lahir sehingga bayi
mengalami hipoksia. Selain itu
air ketuban menjadi keruh dan
bercampur mekonium akibat
partus lama. Kondisi tersebut
sangat berpengaruh terhadap
keadaan janin dalam rahim. Janin
dapat mengalami asfiksia ringan,
sedang dan berat bahkan sampai
terjadi kematian dalam rahim.
Selain asfiksia salah satunya
partus lama memiliki efek jangka
panjang yang bisa terjadi pada
bayi yaitu cedera pada otak
karena janin lama dijalan lahir,
sehingga otak pada bayi tidak
bisa berkembang (Erlinawati,
2014).
Untuk mencegah partus
lama, melalui asuhan persalinan
normal, mengandalkan
penggunaan partograf untuk
memantau kondisi ibu dan janin
serta kemajuan proses persalinan
sehingga penolong persalinan
(bidan, perawat, dokter umum
atau spesialis obstetri) dapat
membuat keputusan klinik
sebagai upaya pengenalan adanya
gangguan proses persalinan atau
komplikasi dini agar dapat
47
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
memberikan tindakan yang
paling tepat dan memadai. Bidan
diakui sebagai tenaga
professional yang bertanggung
jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa
hamil, masa persalinan dan masa
nifas, memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi
baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis
atau bantuan lain yang sesuai,
serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan (Mobiliu,
2012).
Indonesia harus mampu
menekan Angka Kematian Ibu
(AKI) sebagai upaya mendukung
pencapaian Sustainable
Developments Goals (SDGs).
Pemerintah telah menetapkan
kebijakan untuk mengatisipasi
terjadinya kelainan pada
kehamilan adalah dengan
meningkatkan standar pelayanan
kepada ibu hamil melalui ANC
terpadu, sehingga dapat
mendeteksi secara dini jika
terdapat kelainan dan dapat
mengintervensi secara tepat,
(Kolifah & Anggraini MD,
2013).
Tujuan umum penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah
ada hubungan lama persalinan
dengan kejadian asfiksia di
Ruang PONEK RSUD Jombang.
Sedangkan tujuan khususnya
adalah untuk mengidentifikasi
lama persalinan pada ibu bersalin
di Ruang PONEK RSUD
Jombang, mengidentifikasi
kejadian asfiksia di Ruang
PONEK RSUD Jombang dan
menganalisis hubungan lama
persalinan dengan kejadian
asfiksia di Ruang PONEK RSUD
Jombang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Lama Persalinan
Partus lama merupakan fase
laten lebih dari 8 jam yang
persalinannya telah berlangsung
12 jam atau lebih bayi belum
lahir, disertai dengan dilatasi
serviks di kanan garis waspada
pada persalinan fase aktif (Rita
Mardhani N & Eka Putri K.S,
2012).Sebab-sebabnya dapat
48
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
dibagi dalam 3 golongan berikut
ini (Prawirohardjo, 2010):
kelainan tenaga/ kelainan his
(power), kekuatan janin
(passenger), kelainan jalan lahir
(passage).
Partus lama menimbulkan
efek berbahaya baik terhadap ibu
maupun anak. Terdapat kenaikan
pada insidensi atonia uteri,
laserasi, perdarahan, infeksi,
kelelahan ibu dan shock. Angka
kelahiran dengan tindakan yang
tinggi semakin memperburuk
bahaya bagi ibu. Semakin lama
persalinan, semakin tinggi
morbiditas serta mortalitas janin
dan semakin sering terjadi
keadaan berikut ini : asfiksia
akibat partus lama itu sendiri,
trauma cerebri yang disebabkan
oleh penekanan pada kepala
janin, cedera akibat tindakan
ekstraksi dan rotasi dengan
forseps yang sulit dan pecahnya
ketuban lama sebelum kelahiran.
Keadaan ini mengakibatkan
terinfeksinya cairan ketuban dan
selanjutnya dapat membawa
infeksi paru-paru serta infeksi
sistemik pada janin.
Asfiksia
Asfiksia pada bayi baru lahir
(BBL) adalah kegagalan napas
secara spontan dan teratur pada
saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir (Midwifery Update,
2018). Banyak hal yang dapat
menyebabkan bayi tidak
bernapas saat lahir. Seringkali hal
ini terjadi ketika bayi sebelumnya
mengalami gawat janin. Akibat
gawat janin, bayi tidak menerima
oksigen yang cukup. Gawat janin
adalah reaksi janin pada kondisi
dimana terjadi ketidak cukupan
oksigen (Mochtar, 2010).
Beberapa faktor tertentu
diketahui dapat menjadi
penyebab terjadinya asfiksia pada
bayi baru lahir, diantaranya
adalah faktor ibu, tali pusat dan
faktor bayi berikut ini
(Jitowiyono dan Kristiyanasari,
2011). Faktor ibu misalnya,
preeklampsia dan eklampsia,
perdarahan antepartum abnormal
(plasenta previa atau solusio
plasenta), partus lama atau partus
macet, demam sebelum dan
selama persalinan, infeksi berat
(malaria, sifilid, TBC, HIV),
kehamilan lebih bulan (lebih 42
minggu kehamilan). Faktor tali
49
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
pusat misalnya, infeksi plasenta,
hematom plasenta, lilitan tali
pusat, tali pusat pendek, simpul
tali pusat, prolapsus tali pusat.
Faktor bayi misalnya, bayi
kurang bulan/prematur (kurang
37 minggu kehamilan), air
ketuban bercampur mekonium
dan kelainan kongenital yang
memberi dampak pada
pernafasan bayi.
Asfiksia bayi baru lahir atau
afsiksia neonatorum merupakan
salah satuakibat langsung
persalinan yang lama. Keadaan
ini disertai dengan hipoksia dan
dapat berakhir dengan asidosis
respiratorik. Hipoksia yang
terjadi pada bayi yang mengalami
asfiksia merupakan faktor
terpenting yang dapat
menghambat adaptasi bayi baru
lahir terhadap kehidupan ekstra
uterin (Winkjosastro, 2010).
Hubungan Lama Persalinan
dengan Kejadian Asfiksia
Etiologi dari asfiksia
neonatorum yaitu partus lama
(CPD, serviks kaku dan
atonia/inersia uteri), gangguan
his, hipotensi mendadak pada ibu
karena perdarahan, hipertensi
pada eklampsi, dan gangguan
mendadak pada plasenta (solusio
plasenta). Pada janin partus lama
akan menyebabkan asfiksia,
trauma pada bayi, dan kematian
perinatal. Pada partus lama
semakin lama periode laten maka
semakin lama pula kala satu
persalinan dan semakin besar
insidensi infeksi. Janin bisa
terinfeksi sekalipun tidak terlihat
tanda-tanda sepsis pada ibu.
Tempat paling sering mengalami
infeksi adalah traktus
respiratorius (Mochtar, 2010).
Asfiksia bayi baru lahir atau
afsiksia neonatorum merupakan
salah satu akibat langsung
persalinan yang lama. Keadaan
ini disertai dengan hipoksia dan
dapat berakhir dengan asidosis
respiratorik. Hipoksia yang
terjadi pada bayi yang mengalami
asfiksia merupakan faktor
terpenting yang dapat
menghambat adaptasi bayi baru
lahir terhadap kehidupan ekstra
uterin (Winkjosastro, 2010).
Asfiksia bayi baru lahir atau
afsiksia neonatorum merupakan
salah satuakibat langsung
persalinan yang lama. Keadaan
ini disertai dengan hipoksia dan
dapat berakhir dengan asidosis
50
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
respiratorik. Hipoksia yang
terjadi pada bayi yang mengalami
asfiksia merupakan faktor
terpenting yang dapat
menghambat adaptasi bayi baru
lahir terhadap kehidupan ekstra
uterin (Winkjosastro, 2010).
Faktor-faktor dalam
persalinan bersifat lebih
mendadak dan hampir selalu
mengakibatkan anoksia atau
hipoksia janin dan berakhir
dengan asfiksia bayi baru lahir
(Mochtar, 2010). Menurut Eka
(2011) dalam penelitiannya
hubungan partus lama dengan
asfiksia pada bayi baru lahir
karena adanya beberapa keadaan
yang terjadi pada ibu yang
mengalami partus macet atau
partus lama bisa menyebabkan
kehabisan tenaga dan ibu bisa
dehidrasi serta terjadi perdarahan
postpartum yang dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi
dikarenakan aliran darah ibu
melalui plasenta berkurang,
sehingga aliran darah O2 ke janin
berkurang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara partus lama
dengan kejadian asfiksia pada
bayi baru lahir.
3. KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS
Kerangka Konseptual
Hipotesis
H1 :Ada hubungan lama
persalinan dengan kejadian
asfiksia di RSUD Jombang
Tahun 2018, jika ρ < α (0,05)
4. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan penulis dalam karya
tulis ilmiah ini adalah desain
penelitian observasi non
eksperimen dengan rancang
bangun korelasional atau survey
analitik. Pendekatan yang
digunakan adalah retrospectif
untuk mencari hubungan lama
persalinan dengan kejadian
51
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
asfiksia di RSUD Jombang tahun
2018.
Dalam penelitian ini
populasi dan sampel yang
digunakan adalah semua bayi
asfiksia yang ada di ruang
PONEK RSUD Jombang pada
tahun 2018 sebanyak 40
responden.
Dalam penelitian ini
menggunakan variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah lama
persalinan sedangkan variabel
terikat (dependent) dalam
penelitian ini adalah kejadian
asfiksia.
Tempat pengambilan studi
kasus ini dilakukan di ruang
PONEK RSUD Jombang pada
bulan Juni – Juli 2019. Subjek
dalam penelitian ini adalah
semua bayi asfiksia yang lahir
dari persalinan normal sebanyak
9 responden dan persalinan lama
sebanyak 31 responden di ruang
PONEK RSUD Jombang tahun
2018.
Bahan yang digunakan untuk
penelitian ini adalah data yang
ada di buku rekam medik yang
meliputi lama persalinan dan
kejadian asfiksia. Instrument
pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah lembar
tabulasi. menggunakan buku
rekam medik. Dalam hal ini
peneliti melihat buku rekam
medik yang meliputi lama
persalinan, kejadian asfiksia dan
data penunjang pemeriksaan
laboratorium.
Dalam penelitian ini
prosedur pengambilan data yang
dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut
:mengajukan ijin penelitian dari
STIKES Husada Jombang,
meminta ijin kepada Direktur
RSUD Jombang, mendapat surat
balasan, melakukan uji etik,
pengambilan data dokumentasi,
mempelajari data Rekam Medik
di RSUD Jombang. Secara garis
besar pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah berasal dari
data sekunder yaitu variabel
dependen dan independen dengan
menggunakan buku rekam
medik.
Analisa data untuk
mengetahui dan mengidentifikasi
hubungan lama persalinan
dengan kejadian asfiksia
menggunakan uji statistik chi
52
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
square (X2) dengan taraf
signifikasi (α <0,05).
5. HASIL PENELITIAN
Distribusi responden
berdasarkan lama persalinan
ibu bersalin di Ruang PONEK
RSUD Jombang periode tahun
2018
Berdasarkan table menunjukkan
bahwa dari 40 ibu bersalin
sebagian besar responden
mengalami partus lama sebanyak
31 responden (77.5%) dan
sebagian kecil responden
mengalami partus normal
sebanyak 9 responden (22.5%).
Distribusi responden
berdasarkan kejadian asfiksia
di ruang PONEK RSUD
Jombang periode tahun 2018
Berdasarkan tabel menunjukkan
bahwa dari 40 ibu bersalin hampir
dari setengah responden
melahirkan bayi dengan asfiksia
ringan sebanyak 17 responden
(42.5%) dan sebagian kecil
melahirkan dengan asfiksia berat
sebanyak 8 responden (20%).
Tabulasi silang antara lama
persalinan dengan kejadian
asfiksia di ruang PONEK
RSUD Jombang periode tahun
2018
Berdasarkan tabel menunjukkan
bahwa dari 31 responden yang
mengalami partus lama hampir
setengah melahirkan bayi dengan
asfiksia sedang sebanyak 14
responden (45.2%) dan sebagian
kecil responden melahirkan bayi
dengan asfiksia berat sebanyak 8
responden (20%) sedangkan dari
9 responden dengan partus
normal sebagian kecil melahirkan
bayi dengan asfiksia ringan
sebanyak 8 responden (20%) dan
tidak ada bayi yang mengalami
asfiksia berat (0%).
Analisa Data Lama Persalinan
Dengan Kejadian Asfiksia
53
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
Dari hasil uji statistic dapat
dilihat p value = 0.006, dimana p
value < α (0.05). Dari hasil
hitung p value = 0.006 < α = 0.05
maka H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada
hubungan lama persalinan
dengan kejadian asfiksia di
Ruang PONEK RSUD Jombang
tahun 2018.
6. PEMBAHASAN
Lama Persalinan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan di RSUD Jombang
peneliti berasumsi bahwa dari 40
ibu bersalin cukup tingginya
kejadian partus lama adalah
akibat kelainan his. Pada
penelitian ditemukan kejadian
partus lama akibat kelainan his
sebanyak 16 orang. Kelancaran
proses persalinan sangat
ditentukan oleh kecukupan
hemoglobin dalam darah. Bila
penurunan kadar Hb terus
berlanjut dapat mempersulit
proses persalinan, dapat
menghambat metabolisme tubuh
dalam merespon hormon-hormon
yang berperan dalam proses
persalinan. Akibatnya
pembukaan berjalan lambat atau
terhambat. Otot rahim lelah
berkontraksi, gangguan his dan
tidak adanya kontraksi rahim
yang menjadikan proses
persalinan berjalan lama. Selain
itu pada penelitian juga
ditemukan partus lama akibat
kelainan letak (sungsang)
sebanyak 9 orang. Pada
komplikasi bayi ditemukan
kelainan kongenital
(hidrosefalus) sebanyak 1 orang
dan lain lain seperti bayi besar
sebanyak 4 orang dan gemeli
sebanyak 2 orang. Ukuran janin
yang terlalu besar bisa
mempersulit persalinan dan
membuat melahirkan menjadi
lama, selain juga memperbesar
risiko perobekan perineum
(dinding antara vagina dan anus)
yang cukup parah. Faktor umur
yang menyebabkan partus lama
juga ditemukan bahwa sebagian
besar dari ibu bersalin berumur
20-35 tahun sebanyak 26 orang
dan sebagian kecil ibu bersalin
berumur < 20 tahun sebanyak 3
orang dan > 35 tahun sebanyak 2
orang. Umur ibu yang terlalu
muda sangat mempengaruhi
kesiapan ibu dalam proses
persalinan. Selain itu umur ibu
54
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
yang terlalu tua mempengaruhi
terjadinya kelainan tenaga/his
yaitu menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat
meningkatkan pembukaan atau
pengeluaran janin dari dalam
rahim.
Kejadian Asfiksia
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di ruang PONEK
RSUD Jombang peneliti
berasumsi bahwa pada data
umum penelitian didapatkan
faktor yang mempengaruhi
kejadian asfiksia yaitu umur ibu,
pekerjaan dan paritas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
dari 40 ibu bersalin sebagian
besar responden berumur 20-35
tahun sebanyak 32 responden
(80%) dan sebagian kecil
responden berumur < 20 tahun
dan > 35 tahun masing-masing
sebanyak 4 responden (10%),
hampir setengah responden
bekerja sebagai IRT sebanyak 14
responden (35%) dan sebagian
kecil responden bekerja sebagai
PNS sebanyak 4 responden
(10%), hampir setengah
responden primigravida dan
multigravida masing-masing
sebanyak 19 responden (47.5%)
dan sebagian kecil responden
grandemultigravida sebanyak 2
responden (5%). Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan
persalinan preterm meningkat
pada usia ibu < 20 dan > 35
tahun, ini disebabkan karena
pada < 20 tahun alat reproduksi
untuk hamil belum matang
sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan
janin. Sedangkan pada umur > 35
tahun juga dapat menyebabkan
persalinan preterm karena umur
ibu yang sudah resiko tinggi
(Suririnah, 2010). Wanita hamil
tetap dapat bekerja namun
aktivitas yang dijalaninya tidak
boleh terlalu berat. Istirahat
untuk wanita hamil dianjurkan
sesering mungkin. Seorang
wanita hamil disarankan untuk
menghentikan aktivitasnya
apabila mereka merasakan
gangguan dalam kehamilan
(Sulistyawati, 2014). Selain itu
peneliti juga menemukan faktor
yang menyebakan asfiksia juga
berasal dari umur kehamilan,
komplikasi pada ibu dan
komplikasi pada bayi. Pada umur
kehamilan prematur ditemukan
55
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
sebagian kecil responden
melahirkan bayi dengan asfiksia
sedang sebanyak 7 orang (17.5%)
dan asfiksia berat sebanyak 5
orang (12.5%). Pada umur
kehamilan aterm/matur sebagian
kecil responden melahirkan bayi
dengan asfiksia ringan sebanyak
9 responden (22.5%), asfiksia
sedang sebanyak 7 orang (17.5%)
dan asfiksia berat sebanyak 2
responden (5%). Pada umur
kehamilan postmatur sebagian
kecil responden melahirkan bayi
dengan asfiksia ringan sebanyak
8 responden (20%), asfiksia
sedang dan asfiksia berat masing-
masing sebanyak 1 orang (2.5%).
Pada komplikasi ibu terdapat
sebagian kecil responden dengan
KPD sebanyak 1 orang (2.5%)
dan lain-lain seperti pre-
eklampsia, solusio plasenta dan
infeksi pada ibu bersalin
sebanyak 5 orang (12.5%). Pada
komplikasi bayi terdapat
sebagian kecil responden
melahirkan bayi dengan BBLR
sebanyak 8 orang (20%), air
ketuban bercampur mekonium
sebanyak 4 orang (10%) dan
kelainan kongenital sebanyak 1
orang (2.5%).
Hubungan Lama Persalinan
dengan Kejadian Asfiksia
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 31
responden yang mengalami
partus lama cenderung
melahirkan bayi dengan asfiksia
ringan sebanyak 9 responden
(22.5%), asfiksia sedang
sebanyak 14 responden (35%)
dan asfiksia berat sebanyak 8
responden (20%). Sedangkan 9
responden dengan partus normal
cenderung melahirkan bayi
dengan asfiksia ringan sebanyak
8 responden (20%) dan asfiksia
sedang sebanyak 1 responden
(2.5%). Dari hasil uji statistik
dapat dilihat p value = 0.006,
dimana p value < α (0.05). Dari
hasil hitung p value = 0.006<α =
0.05 maka H1 diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan lama persalinan
dengan kejadian asfiksia di
Ruang PONEK RSUD Jombang
tahun 2018.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori bahwa pada janin
lama persalinan akan
menyebabkan asfiksia, trauma
pada bayi dan kematian perinatal.
Janin bisa terinfeksi sekalipun
56
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
tidak terlihat tanda-tanda sepsis
pada ibu. Akan tetapi, bayi juga
dapat mengalami asfiksia tanpa
didahului tanda gawat janin.
Banyak hal yang dapat
menyebabkan bayi tidak
bernapas saat lahir. Akibat gawat
janin, bayi tidak menerima
oksigen yang cukup. Dampak
asfiksia pada bayi, yaitu
gangguan sistem saraf pusat,
jantung, ginjal, saluran cerna,
hati, darah dan paru-paru.
Sedangkan dampak bagi ibu,
yaitu gangguan psikis seperti :
stress, cemas dan depresi karena
kekhawatiran terhadap bayinya.
7. KESIMPULAN
Pada penelitian yang
dilakukan di RSUD Jombang
pada bulan Juni tahun 2019,
peneliti menyimpulkan bahwa
sebagian besar responden
sebanyak 31 responden (77.5%)
mengalami partus lama.
Pada penelitian yang
dilakukan di RSUD Jombang
pada bulan Juni tahun 2019,
peneliti menyimpulkan bahwa
hampir setengah sebanyak 17
responden (42.5%) melahirkan
bayi dengan asfiksia ringan.
Pada penelitian yang
dilakukan di RSUD Jombang
pada bulan Juni tahun 2019,
peneliti menyimpulkan ada
hubungan lama persalinan
dengan kejadian asfiksia, hal ini
dibuktikan dengan hasil analisis
Chi Square mendapatkan hasil p
value = 0.006 < α = 0.05. Nilai
korelasi Chi Square 0.454
menurut tabel interpretasi adalah
termasuk dalam rentang antara
0,4 – <0,6 yaitu interpretasi
sedang.
8. DAFTAR PUSTAKA
I. BUKU
Depkes RI. (2017). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun
2017. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik
Indonesia.
Dinas Kesehatan Jawa Timur.
(2017). Profil Kesehatan
Jawa Timur Tahun 2017.
Dinkes: Jawa Timur
Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang. (2017). Profil
Kesehatan Kabupaten
Jombang Tahun 2017. Jawa
Timur : Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
Erlinawati. (2014). Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1.
Jakarta: Salemba Medika
Yusmaharani. (2017). Asuhan
Kebidanan Persalinan
57
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020
dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.
MU. (2017). Midwifery Update
Kemenkes RI. (2012). Buku Saku
Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial.
Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.
Manuaba, I.B.G. (2013). Ilmu
Kebidanan Penyakit
Kandungan dan
Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2010).
Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Maimunah. (2014). Ilmu
Kebidanan Patologi dan
Fisiologi Persalinan
Human Labor and Birth.
Yogyakarta: Yayasan
Essentia Medica.
Prawirohardjo, S. (2009). Buku
Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
II. ARTIKEL
Dina Arihta. (2016). Pengaruh
Persalinan Terhadap
Penurunan Kadar Hb
pada Ibu Bersalin di
RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur. Majalah
Kesehatan Pharma
Medika. Diakses pada
tahun 2017)
Irwanto. (2017). Penanganan
Asfiksia pada Bayi Baru
Lahir. Jurnal KTI.
Diakses pada tanggal 01
Febuari 2017
Tahir R, Rismayanti, Ansar J.
(2012). Risiko Faktor
Persalinan dengan
Kejadian Asfiksia
Neonatorum di Rumah
Sakit Umum Daerah
Sawerigading Kota
Palopo Tahun
2012diakses Tanggal 3
Maret 2016.