pers

16
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia- Nyamakalah yang berjudul "Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsadan Bernegara" ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini disusunsebagai tugas untuk mata pelajaran PPKN.Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannyamakalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh darikesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaanmakalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.Cikarang, 29 Januari 2008

Upload: robby-firmansyah

Post on 20-Jul-2015

115 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pers

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia -

Nyamakalah yang berjudul "Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan

Berbangsadan Bernegara" ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. makalah ini

disusunsebagai tugas untuk mata pelajaran PPKN.Keberhasilan penulis dalam penulisan

makalah ini tentunya tidak lepas dari b an tu an b e rb ag a i p i h ak . U n t uk i t u

p enu l i s m en yam p a ik an t e r im a ka s i h yan g sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu terselesaikannyamakalah ini.P en u l i s m en yad a r i b ah w a

d a l am penu l i s an mak a lah i n i m as i h j au h d ar i kesempurnaan dan masih banyak

kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaanmakalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membacanya.Cikarang, 29 Januari 2008

Page 2: Pers

BAB I

PENDAHULUAN

Ketika reformasi tahun 1998 digulirkan di Indonesia, pers nasional

bangkitdari keterpurukannya dan kran kebebasan pers dibuka lagi yang ditandai

dengan berlakunya UU No.40 Tahun 1999. berbagai kendala yang membuat pers

nasional"terpasung", dilepaskan. SIUUP (surat izin usaha penerbitan pers) yang berlaku diera

Orde baru tidak diperlukan lagi, siapa pun dan kapan pun dapat

menerbitkan penerbitan pers tanpa persyaratan yang rumit.

Peranan pers dalam masyarakat demokrasi, Pers adalah salah satu sarana bagi warga

negara untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara

demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam

masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang

demokratis. Menurut Miriam Budiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki

pers yang bebas dan bertanggung jawab.

Sedangkan, Inti dari demokrasi adalah adanya kesempatan bagi aspirasi dan suara rakyat

(individu) dalam mempengaruhi sebuah keputusan.Dalam Demokrasi juga diperlukan partisipasi

rakyat, yang muncul dari kesadaran politik untuk ikut terlibat dan andil dalam sistem

pemerintahan.Pada berbagai aspek kehidupan di negara ini, sejatinya masyarakat memiliki hak

untuk ikut serta dalam menentukan langkah kebijakan suatu Negara.

Pers merupakan pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. pers

sebagai kontrol atas ketiga pilar itu dan melandasi kinerjanya dengan check and balance. untuk

dapat melakukan peranannya perlu dijunjung kebebasan pers dalam menyampaikan informasi

publik secara jujur dan berimbang. disamping itu pula untuk menegakkan pilar keempat ini, pers

juga harus bebas dari kapitalisme dan politik. pers yang tidak sekedar mendukung kepentingan

pemilik modal dan melanggengkan kekuasaan politik tanpa mempertimbangkan kepentingan

masyarakat yang lebih besar.

Kemungkinan kebebasan lembaga pers yang terkapitasi oleh kepentingan kapitalisme dan

politik tersebut, mendorong semangat lahirnya citizen journalism. istilah citizen journalism untuk

menjelaskan kegiatan pemrosesan dan penyajian berita oleh warga masyarakat bukan jurnalis

Page 3: Pers

profesional. aktivitas jurnalisme yang dilakukan oleh warga sebagai wujud aspirasi dan

penyampaian pendapat rakyat inilah yang menjadi latar belakang bahwa citizen journalism

sebagai bagian dari pers merupakan sarana untuk mencapai suatu demokrasi.

Wajah demokrasi sendiri terlihat pada dua sisi. Pertama, demokrasi sebagai realitas

kehidupan sehari-hari,orde lama kedua, demokrasi sebagaimana ia dicitrakan oleh media

informasi. Di satu sisi ada citra, di sisi lain ada realitas. Antara keduanya sangat mungkin terjadi

pembauran, atau malah keterputusan hubungan. Ironisnya yang terjadi sekarang justru

terputusnya hubungan antara citra dan realitas demokrasi itu sendiri. Istilah yang tepat digunakan

adalah simulakrum demokrasi, yaitu kondisi yang seolah-olah demokrasi padahal sebagai citra ia

telah mengalami deviasi, distorsi, dan bahkan terputus dari realitas yang sesungguhnya. Distorsi

ini biasanya terjadi melalui citraan-citraan sistematis oleh media massa. Demokrasi bukan lagi

realitas yang sebenarnya, ia adalah kuasa dari pemilik informasi dan penguasa opini publik.

Proses demokratisasi disebuah negara tidak hanya mengandalkan parlemen, tapi juga ada media

massa, yang mana merupakan sarana komunikasi baik pemerintah dengan rakyat, maupun rakyat

dengan rakyat. Keberadaan media massa ini, baik dalam kategori cetak maupun elektronik

memiliki cakupan yang bermacam-macam, baik dalam hal isu maupun daya jangkau sirkulasi

ataupun siaran.

Akses informasi melalui media massa ini sejalan dengan asas demokrasi, dimana adanya

tranformasi secara menyeluruh dan terbuka yang mutlak bagi negara yang menganut paham

demokrasi, sehingga ada persebaran informasi yang merata. Namun, pada pelaksanaannya,

banyak faktor yang menghambat proses komunikasi ini, terutama disebabkan oleh keterbatasan

media massa dalam menjangkau lokasi-lokasi pedalaman.

Keberadaan radio komunitas adalah salah satu jawaban dari pencarian solusi akan

permasalahan penyebaran akses dan sarana komunikasi yang menjadi perkerjaan media massa

umum. Pada perkembangannya radio komunitas telah banyak membuktikan peran pentingnya di

tengah persoalan pelik akan akses informasi dan komunikasi juga dalam peran sebagai kontrol

sosial dan menjalankan empat fungsi pers lainnya.

BAB II

Page 4: Pers

PEMBAHASAN

PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI

A. Pengertian, Fungsi dan Peran serta Perkembangan Pers di Indonesia

1. Pengertian Kemerdekaan Pers, Pers, Perusahaan Pers, Wartawan,Organisasi Pers,

Pers Nasional dan Pers Asing

a. Kemerdekaan pers

Kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat

danmenjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan

kehidupanbermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang demokratis, hal ini sesuai

dengan pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945

yang menyebutkan “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan

pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkandengan undang-

undang”, dan pasal 28 E ayat (3) yang berbunyi: “Setiaporang berhak atas

kebebaran berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat

.” Selanjutnya pasal 28F berbunyi “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan

memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi

danlingkungan sosialnya, serta berhakuntuk mencari, memperoleh, memiliki,men

yimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, dengan menggunakansegala

jenis saluran yang tersedia. “Berdasarkan pertimbangan di atas, makaUndang -

undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Persditetapkan.

b. Pengertian pers

Ketentuan umum pasal 1 dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang

Pers menyebutkan: “Pers adalah lembaga sosial dan wahanakomunikasi massa

yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari,memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasibaik dalam bentuk tulisan,

suara, gambar, suara dan gambar, serta data grafik maupun dalam bentuk

lainnya dengan menggunakan media cetak, mediaelektronik, dan segala jenis

saluran yang tersedia

c. Perusahaan pers

Page 5: Pers

Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakanusaha

pers meliputi perusahaan media cetak, media elekrronik, dan kantor berita, serta

perusahaan media Iainnya yang secara khusus rnenyelenggarakan,menyiarkan

atau menyalurkan informasi.

d. Wartawan dan organisasi

persWartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan

jurnalistik.Sedangkan organisasi pers adalah organisasi wartawan dan

organisasiperusahaan pers.

e. Pers nasional dan pers asing

Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan

persIndonesia. Sedangkan pers asing adalah pers yang diselenggarakan olehperus

ahaan asing

1. Fungsi dan Peran Pers

a. Fungsi pers

Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi,

pendidikan,hiburan dan kontrol sosial. Di samping itu pers nasional dapat

berfungsi sebagai lembaga ekonomi.

b. Peran Pers

Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut.

1) Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.

2) Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnyasupremasi

hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormatikebhinekaan.

3) Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,akurat dan

benar.

4) Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-halyang

berkaitan dengan kepentingan umum.

5) Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Pers memegang peranpenting yaitu

menanamkan pengertian kepada rakyat, sekaligus sebagaisarana pengaduan

masyarakat tentang penyimpangan-penyimpanganpelaksanaan program

pembangunan. Oleh karena itu melalui pemberitaanpers diharapkan

Page 6: Pers

adanya kontrol sosial terhadap penyelenggara negara,bersama-sama komponen

lainnya misalnya LSM

2. Perkembangan Pers di Indonesiaa.

a. Masa Penjajahan Belanda

Sejak pertengahan abad ke-1 8, Belanda sudah memperkenalkanpenerbitan

surat kabar di Indonesia. Surat kabar yang pertama kali terbit diIndonesia yaitu

pada bulan Agustus 1744, dengan nama BataviascheNouvellesjd.Tujuan

penerbitan surat kabar pada masa itu yaitu untuk saranapendidikan terutama

kepada orang Belanda sendiri, dan orang-orang Eropaumumnya, dan untuk orang-

orang Indonesia sebagai latihan memperolehpekerjaan, terutama di dalam

perusahaan penerbitan itu sendiri

b. Masa pergerakan nasional

Pada masa pergerakan nasional bangsa Indonesia mengalami kemajuan.Pe

rjuangan fisik, diganti dengan perjuangan melalui organisasi yang bersifatmodern.

Di samping itu perjuangan melawan Belanda dilakukan juga

melaluipers. Pengaruhnya pejuangan melalui pers sangat besar, bahkan bersifat

internasional, terutama di negeri Belanda dan Eropa.

c. Masa penjajahan Jepang

Sikap pemerintah Jepang lebih keras lagi, dibandingkan Belanda Hal itudil

akukan baik kepada para pejuang maupun kepada dunia pers.

Semua suratkabar, berita-

berita, dan karangan harus melalui sensor di bawah petugasJepang dan kantor

berita Jepang yang disebut Domei.Banyak pejuang yang bergerak secara ilegal

termasuk dunia pers, agar tidak diketahui oleh bala tentara Jepang. Namun, ada

tiga tugas utama yang tidak boleh dilupakan, yaitu, menggalang semangat

perjuangan kebangsaan dankemerdekaan, menyumbang bagi pengembangan

bahasa persatuan Indonesia,dan memantapkan pengalaman dan keterampilan di

bidang jurnalistik danpenerbitan pers untuk kepentingan hari depan.

d. Masa kemerdekaan

Page 7: Pers

Berita proklamasi Republik Indonesia pertama kali disiarkan oleh

parawartawan Indonesia melalui kantor berita jepang, Domei, di bawah

pimpinanAdam Malik.

Salman teks proklamasi setelah dibacakan lalu diserahkankepada Asa

Bafagih seorang wartawan mudaAntara, untuk diteruskan kepadaPangulu Lubis.

Di kantor Domei, selanjutnya Lubis menyiarkan teks proklamasi tanpa

sepengetahuan petugas senior Jepang. Berita tentangproklamasi juga disiarkan

melalui radio-radio yang waktu itu masih dikuasaitentara Jepang. Tokoh-tokoh

pergerakan yang bekerja di stasiun-stasiun radio,antara lain, I Maladi,

YusufRonodipuro, Sakti Alamsjah, A. Kadarusman, dan Suryodipury.Wartawan

maupun koran-koran tetap setia kepada negara proklamasi,sehingga ketika

itu mendapat tindakan kekerasan dan tentara Sekutu. Inggrismemberedel harian

Sinar Deli dan Pewarta Deli yang terbit di Medan, bahkantentara Inggris

menghancurkan alat-alat cetaknya. Tindakan serupa dilakukanterhadap Soeloeh

Merdekd dan Mimbar Oemoem yang terbit di Medan, sertaOetoesan Soematra,

Merdeka, dan Obor Rakjat yang terbit di Palembang.Sejak Proklamasi,

pengusaha-pengusaha pers golongan Cina, juga kembalimenerbitkan koran-

korannya. Di Medan muncul kembali harian-harian sepertiSin Po dan KengPo. Di

Semarang terbit Sin Mm, dan di Surabaya ada JavaPost. Pada umumnya koran-

koran Cina tersebut mencerminkan sikap hati-hatiuntuk menghindar bentrokan

dengan Belanda dan gerakan-gerakan separatisdengan pemerintah republik.

Tetapi kelompok kelompok Cina tertentu, seperti Poh An Tui di Medan,

menunjukkan warna pro- Belanda. Misalnya yan terjadidi Sumatra

, cara Belanda menindas pers republik pada saat -saat merekamelancarkan agresi

militernya yaitu dengan menahan para wartawannya.

e. Masa Pemerintahan RIS

Perjanjian KMB mengubah bentuk negara kesatuan men jadi RIS.

Namunumurnya hanya delapan bulan saja, sebab pada tanggal 17 Agustus 1950

kembali lagi menjadi Negara Kesatuan RI. Mingguan Pesat terbitanYogyakarta,

edisi 16 Agustus 1950, memuat sambutan Presiden Soekarnoyang berjudul

“Bersatulah Kembali”, yang isinya untuk membangkitkan jiwapersatuan

Page 8: Pers

f. Masa demokrasi terpimpin

Dunia pers dibentuk menjadi pers manipol untuk menuju pers sosialis

melaluiPeraturan Peperti No. 10 Tahun 1960 dan dilengkapi Surat Presiden

Nomor.3569/HKII 960 Tanggal 12 Oktober 1960. Berdasarkan Peraturan Peperti

No.10/1960, sejumlah persyaratan harus dipenuhi sebelum izin terbit

dikeluarkan,antara lain :

1) mendukung dan membela Manipol dan program pemerintah

2) menjadi alat penyebarluasan Manipol dengan tujuan menghapusimperialisme

dan kolonhlisme, liberalisme, federalisme, dan separatisme;

3) membela politik luar negeri bebas dan aktif serta

mendukungpelaksanaannya, tidak mendukung peran dingin antara dua blok asing

serta tidak menjadi alat perang kedua blok tersebut;

4) memperkuat keyakinan rakyat Indonesia terhadap prinsip

prinsip dasar,orientasi, program, danr kepemimpinan revolusi;

5) menyokong setiap langkah untuk menciptakan ketertiban umum,keamanan,

maupun ketenangan situasi politik;

6) meningkatkan kesadaran terhadap kepribadian Indonesia,

umpamanvamencegah tulisan-tulisan, gambar- gambar, dan lukisan-lukisan

yangbersifat sensasi dan bertentangan dengan perasaan susila;

7) memberikan kritik-kritik yang konstrt1ktif terhadap keadaan danpelaksanaan

kebijakan pemerintah dengan selalu berpedoman padaManipoli

g. Masa Orde Baru

Pembersihan terhadap dunia pers dilakukan terhadap surat-surar kabar

danpemecatan wartawan yang terlibat G-30-

S/PKI. Di Jakarta jumlah wartawanyang dipecat mencapai 165 orang dan di kota

lainnya mencapai 208 orang.Isi dan Tap MPRS Nomor XXXIII MPRI 1966

sebagai berikut.

1) Kebebasan pers berhubungan erat dengan keharusan adanya pertanggung

jawaban kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kepentinganrakyat dan keselamatan

negara. kelangsungan dan penyelesaian revolusihingga terwujudnya tiga kerangka

tujuan revolusi, moral dan tata rertib,serta kepnibadian bangsa.

Page 9: Pers

2) Kebebasan pers Indonesia adalah kebebasan untuk menyatakan

sertamenegakkan kebenaran dan keadilan. dan bukan kebebasan dalampengertian

liberaIisme

h. Masa reformasi

Pada era reformasi tersebut, kehidupan pers mendapatkan angin segar, hal

iniditandai dengan ditetapkannya Undang-undang RI No. 40 Tahun 1999

padatanggal 23 September 1999. Latar belakang dan pertimbangan

dikeluarkannyaUndang-

undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 1999 tentang persadalah.

1) Kemerdekaan pers merupakan kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang

sangat penting untu menciptakan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan

bernegara yang demokratis.

2) Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Yangdemokratis,

kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai denganhati nurani dan

memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia yangsangat hakiki.

3) Pers nasional sebagaI wahana komunikasi massa, penyebar informasi,dan

pembentuk opini harus dapat melaksanakan azas, fungsi, hak, kewajiban,

dan peranannya dengan sebaik-baiknya, berdasarkan kemerdekaan pers yang

profesional , sehingga harus mendapat jaminanperlindungan hukum, serta bebas

dan campur tangan dan paksaan danmanapun.

4) Pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.

B. Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam

Masyarakat Demokrasi di Indonesia

1. Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab

Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers mengatur tentang persyang bebas dan

bertanggung jawab. Pasal-pasal yang mengatur tentang kebebasanpers antara lain.

Page 10: Pers

a. Kemerdekaan persPasal 2 Undang-undang nomor 40 tahun 1999 menyebutkan: “Kemerdekaan

persadalah salah. satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsp-prinsipdemokrasi,

keadilan, dan supremasi hukum.

b. Kebebasan memilih organisasi wartawanWartawan bebas memilih organisasi wartawan Hal

ini sesuai pasal 7 Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang pers. Adapun organisasi

wartawan tersebut,antara lain PWI, KWRI dan AJI.

c. Perlindungan hukum Sesuai pasal 8 dalam undang-undang tentangpers, dalam melaksanakan

profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.

d. Hak pendirian perusahaan persSetiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan

perusahaan pers.Hal ini diatur pula dalam pasal 9.

e. Ancaman pidana bagi yang menghambat tugas persSetiap orang yang secara melawan hukum

dengan sengaja melakukan tindakanyang berakibat menghambat I atau menghalangi pelaksanaan

ketentuan Pasal 4 Ayat (2) dan Ayat (3), dipidana dengan pidana penjara palipg lama 2 (dua)

tahunatau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

f. Pertanggungjawaban pers

Pertanggung jawaban pers yaitu pertanggung jawaban konstitusional sebagai mana tercantum

pada alinea kedua kalimat kedua Pembukaan kode etik jurnalistik Wartawan Indonesia yang

menyebutkan “ . ...seluruh wartawan menjunjung tinggikonstitusi dan menegakkan kemerdekaan

pers yang bertanggung jawab, mematuhinorma - norma profesi kewartawanan, memajukan

kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memperjuangkan ketertiban

duniaberdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial berdasarkanPancasila.Pertanggungjawaban pers lebih lanjut ditegaskan

dalam Kode Etik Jurnalistik

Pasal 2 berbunyi : Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab danbijaksana

mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkanberita, tulisan, atau gambar yang dapat

membahayakankeselamatan dan keamanan negara.

Pasal 3 berbunyi : Wartawan Indonesia tidak menyiarkan berita, tulisan, ataugambar yang

menyesatkan, memutarbalikkan fakta, bersifatfitnah, cabul, sadis, dan sensasi berlebihan.

Page 11: Pers

2. Kode Etik Jurnalistik dalam Masyarakat Demokrasi di Indonesia

Kode etik jurnalistik disebutkan dalam Undang-undang nomor 40 tahun 1999tentang pers pasal 7

ayat (2) : yang berbunyi “Wartawan memiliki dan mentaati kodeetik jurnalistik. Beberapa contoh

kode etik jurnalistik sebagai berikut:

a. Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia (PWI)

Pasal 1

Wartawan Indonesia beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berjiwaPancasila, taat

kepada UUD negara, bersifat ksatria, menjunjung tinggi harkat

danmartabat manusia dan lingkungannya, mengabdi kepada kepentingan bangsa dannegara, serta

terpercaya dalam mengemban profesinya.

Pasal 2 .

Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggungjawab dan bijaksanamempertimbangkan patut

tidaknya berita, tulisan, atau gambar yang dapatmembahayakan keselamatan dan keamanan

negara, persatuan dan kesatuan

bangsa,menjunjung perasaan agama, kepercavaan. atau keyakinan suatu golongan yangdilindung

i oleh UU.

Pasal 3

Wartawan Indonesia tidak menyiarkan berita, tulisan. atau gambar yangmenyesatkan,

memutarbalikkan fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis, dan sensasiberlebihan,

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak menerima imbalan untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan

berita, tulisan, atau gambar yang dapat menguntungkan atau merugikanseseorang atau sesuatu

pihak.

Pasal 5

Wartawan Indonesia menyajikan data secara berimbang dan adil, mengutamakankecermatan dan

kecepatan, serta tidak mencampuradukkan fakta dan opini sendiri.

Pasal 6

Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi

dengantidak menyiarkan berita, tulisan, atau gambar yang merugikan nama baik atauperasaan

susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.

Pasal 7

Page 12: Pers

Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkutpelanggaran

hukum dan atau proses peradilan harus menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil,

jujur, dan penyajian yang berimbang.

Pasal 8

Wartawan Indonesia memberitakan kejahatan susila dengan tidak menyebut namadan identitas

korban. Penyebutan nama dan identitas pelaku kejahatan yang masih dibawah umur, dilarang.

Pasal 9

Wartawan Indonesia menulis judul yang mencerminkan isi berita.

Pasal 10

Wartawan Indonesia menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk memperolehbahan berita,

gambar, atau tulisan, dan selalu menyatakan identitasnya kepada sumber berita.

Pasal 11

Wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralatsetiap

pemberitaan yang kemudian ternyata tidak akurat dan memberi kesempatanhak jawab secara

proporsional kepada sumber dan atau objek berita.

Asal 12

Wartawan Indonesia meneliti kebenaran bahan berita dan memerhatikan kredibilitasdan

kompetensi sumber berita.

Pasal 13

Wartawan Indonesia tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutip berita, tulisan,atau

gambar tanpa menyebut sumbernya.

Pasal 14

Wartawan Indonesia harus menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan yangbersangkutan

untuk tidak disebut nama dan identitasnya sepanjang menyangkut faktadan data, bukan opini.

Apabila nama dan identitas sumber berita tidak disebutkan,segala tanggung jawab ada pada

wartawan yang bersangkutan.

Pasal 15

Wartawan Indonesia menghadapi ketentuan embargo, bahan latar belakang, dan

tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber berita tidak dimaksudkan sebagai bahanberita,

serta atas kesepakatan dengan sumber berita tidak m’enyiarkan keterangan off the record.

Page 13: Pers

Pasal l6

Wartawan Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa penataan Kode Etik Jurnalistik initerutama

berada pada hati nurani masing-masing.

Pasal 17

Wartawan Indonesia mengakui bahwa pengawasan dan penaraan sanksi pelanggaranKEJ ini

adalah sepenuhnya hak organisasi dan PWI dan dilaksanakan oleh Dewan

Kehormatan PWI. Tidak satu pihak pusat di luar PWI yang dapat mengambiltindakan terhadap

Wartawan Indonesia dan atau medianya berdasarkan pasal-pasaldalam KEJ ini.b. Kode Etik

Aliansi Jurnalis Independen (AJI)1) Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar.

2) Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebehasan dankeberimbangan dalam

peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.

3) Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya kesempatanuntuk

menyuarakan pendapatnya.

4) Jurnalis melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernnya

5) Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahuimasyarakat.

6) Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dandokumen.

7) Jurnalis menghormati hak narasumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record,

dan embargo

8) Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.

9) Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial identitas korbankejahatan

seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.

10)Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi,dalam masalah

suku, ras, bangsa, politik, cacar/sakit jasmani, cacar/sakitmental atau latar belakang sosial

lainnya

C.Evaluasi Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan KebebasanMediaMassa

1. Evaluasi Kebebasan Pers

Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia memberikansambutan pada Kongres

Komite Wartawan Reformasi Indonesia yang dilaksanakan diMonumen Pers Surakarta 23

Agustus 2006. Isi sambutan tersebut merupakan evaluasitentang kebebasan pers dan dampak

kebebasan media

Page 14: Pers

massa.Reformasi yang bergulir di tahun 1998 menjadi harapan seluruh bangsaIndonesia untuk

memasuki suatu kehidupan yang lebih baik yaitu era

pembaharuandalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seiring dengan itu,ban

gsa Indonesia mulai menata sistem penyelenggaraan negara dan

memantapkanjalannya pelaksanaan demokrasi yang ditopang dengan kebebasan pers melaluiUnd

angundang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.Dalam perjalanannya perubahan itu ternyata

belum sepenuhnya mampumenjawab harapan. Di sana sini masih banyak ditemui hambatan dan

rantangan yangmenunjukkan bahwa bangsa kita belum sepenuhnya siap untuk melakukan

perubahandan ke arah mana perubahan ini akan dibawa. Dengan perkataan lain dapat

dikatakanbahwa semangat perubahan yang terjadi nampaknya lebih bersifat emosional

daripadapertimbangan-pertimbangan rasionalitas.

2. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa

Era globalisasi dengan kemajuan alat komunikasi, terutama kemajuan dibidang media

elektronika misalnya internet, faksimile, handphone, televisi, radio,tape recorder, mempunyai

dampak positif membawa kemajuan dan kesejahteraansuatu bangsa, selain juga dapat berdampak

negatif membawa ke dunia kemaksiatan,misalnya narkotika, adensi moral, kekerasan, dan

memecah keutuhan bangsa dannegara.Pengaruh media massa kepada masyarakat, sangat kuat hal

ini karenacepatnya alur informasi yang sampai ada masyarakat. Untuk itu, hendaknya

mediamassa pandai-pandai menggunakan kebebasan yang telah dimiliki.Dampak

penyalahgunaan kebebasan media massa, antara lain:

a. menimbulkan keguncangan dalam masyarakat. Jika tidak segeraditanggulangi, maka dapat

menimbulkan disintegrasi bangsa;

b. menimbulkan bahaya bagi keselamatan bangsa dan negara;

c. kritik yang tidak sesuai fakta, sensasional, dan tidak bertanggungjawab akan menimbulkan

fitnah

Page 15: Pers

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kebebasan pers yang sedang kita nikmati sekarang memunculkan hal-hal yang sebelumnya tidak

diperkirakan. Suara-suara dari pihak pemerintah misalnya, telah menanggapinya dengan

bahasanya yana khas; kebebasana pers di ndoesia telah kebablasan! Sementara dari pihak

asyarakat, muncul pula reaksi yang lebih konkert bersifat fisik.

Barangakali, kebebasana pers di Indonesia telah mengahsilkan berbagai ekses. Dan hal itu makin

menggejala tampaknya arena iklim ebebasan tersebut tidak dengan sigap diiringi dengan

kelengakapan hukumnya. Bahwa kebebasan pers akan memunculkan kebabasan, itu sebenarnya

merupakan sebuah konsekuensi yan wajar. Yang kemudan harus diantisipasi adalah bagaimana

agar kebablasan tersbeut tidak kemudian diterima sebagai kewajaran.

Page 16: Pers

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

CetakanPertama. Bandung: Citra Aidya Bakti.H a m z a h , A , I W a y a n S u a n d r a d a n

B A M a n a l u . 1 9 8 7 . D e l i k - D e l i k P e r s d i Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta:

Media Sarana Pers.O e t a m a , J a k o b . 1 9 8 7 P e r s p e k t i f P e r s d i

I n d o n e s i a . C e t a k a n P e r t a m a . Jakarat:LP3ES.Sumadiria, As Haris. 2005.

Jurnalistik Indonesia. Bandung. Simbiosa RekatamaMedia.S u d i b y o , A g u s d k k .

K a b a r - K a b a r K e b e n c i a n . J a k a r t a : I n s i s t u t S t u d i A r u s Informasi.2001Koran

HU Pikiran Rakyat, Edisi Sabtu, 9 Febuari 2002. _____________________, Edisi Rabu 8 Mei

2002. _____________________, Edisi Selasa, 7 Mei 2002.13