pernyataan telah direviu pemerintah kabupaten …

77

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

TAHUN ANGGARAN 2018

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Kutai Kartanegara untuk tahun anggaran 2018

sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi

informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi

tanggung jawab manajemen Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan

kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal

yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan

informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini

Tenggarong, 25 Maret 2019

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat dan ridho-Nya jualah, Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 ini dapat

kami susun dan disampaikan kepada semua pihak

sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja pada

tahun pertama di periode kedua (2016-2021)

kepemimpinan kami di Kabupaten Kutai

Kartanegara.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2017 yang

lalu memasuki tahun transisi RPJMD untuk penyusunan perencanaan

baru periode RPJMD Tahun 2016-2021. Penyusunan RPJMD Kutai

Kartanegara telah rampung diselesaikan dengan mempedomani semua

aturan yang ditetapkan dan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi

dari kinerja tahun sebelumnya dan mengacu kepada janji politik

kami kepada masyarakat Kutai Kartanegara. Dan sekarang kami

sedang berupaya maksimal untuk menyusun aplikasi manajemen

perencaanaan daerah yang terintegrasi antara perencanaan,

keuangan, pelaporan, kinerja dan monev serta dengan sistem

kepegawaian dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dengan harapan bisa

memaksimalkan kinerja pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara

yang sistematis, terukur dan transparan kepada publik.

Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selain

menyusun RPJMD juga melakukan penataan dan penyusunan

organisasi perangkat daerah (OPD) dengan menerbitkan Peraturan

Daerah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan

perangkat daerah Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri dari 40

OPD dan 18 Kecamatan.

Demikian pengantar ini kami sampaikan, semoga Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara Tahun 2018 ini bisa memberikan penjelasan atas kinerja

kami selama ini, serta dijadikan sebagai bahan masukan dan saran

dalam upaya pembenahan sistem kerja kami ke depan.

Tenggarong, Maret 2019

BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

DRS. EDI DAMANSYAH, M.Si

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun

berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang sebelumnya disebut

dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

berdasarkan Permenpanrb Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Selanjutnya untuk melakukan pengukuran kinerja terhadap

capaian target indikator kinerja utama dilakukan dengan metode skala

ordinal yang memberikan kriteria atas capaian kinerja berdasarkan

persentase capaian pada setiap indikator kinerja. Metode pengukuran

sebagaimana dijelaskan pada BAB III. Untuk Tahun 2018 ini

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan pengukuran

pada 29 sasaran dan 48 Indikator Kinerja Utama yang rata-rata

hasil capainnya adalah 102,69% dengan kriteria SANGAT BERHASIL,

dengan rincian sebanyak 26 Indikator Sangat Berhasil, 8 Indikator

Berhasil, 3 Indikator Cukup Berhasil dan 11 indikator Kurang

Berhasil. Kurang Berhasil sebanyak 11 dikarenakan merupakan

indikator baru belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena

keterbatasan waktu dan anggaran.

Kemudian berdasarkan laporan keuangan tahun 2019

disampaikan bahwa anggaran pada tahun 2018 adalah sebesar Rp.

4.399.322.942.854,37,- dengan realisasi sebesar Rp.

3.575.440.559.258,24,- dengan persentase serapan sebesar 81,27%,

sehingga apabila dibandingkan dengan persentase kinerja sebesar

102,69% maka dikategorikan EFISIEN.

Kemudian sebagai bentuk evaluasi atas kinerja dan indikator

kinerja terhadap RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah

dilakukan reviu pada tahun 2019, maka penetapan kinerja tahun

2019 juga telah dilakukan reviu untuk disesuaikan dengan perubahan

pada RPJMD serta dalam rangka menyelaraskan indikator kinerja

OPD penangung jawab indikator kinerja Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara.

Tenggarong, Maret 2019

DAFTAR ISI PERNYATAAN TELAH DI REVIU

Kata Pengantar ............................................................................... 1

Ikhtisar Eksekutif ............................................................................... 2

Daftar Isi .................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan ................................................................. 4

BAB II Perencanaan Kinerja ........................................................ 8

BAB III Akuntabiltas Kinerja

A. Capaian Kinerja .............................................................................. 12

B. Realisasi Anggaran ......................................................................... 59

BAB IV Penutup ............................................................................. 61

Sumber Data Kinerja .......................................................................... 62

Lampiran – lampiran :

Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ...................................... 63

Lampiran 2 : Matrik Pengukuran Kinerja Tahun 2018 .......................... 65

Lampiran 3 : Matrik Capaian Kinerja 2018 ……..................................... 67

Lampiran 4 : Data Penghargaan .......................................................... 69

No Nama OPD

1 Sekretariat Daerah

2 Sekretariat DPRD

3 Inspektorat

4 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

5 Dinas Kesehatan

6 Dinas Sosial

7 Dinas Pekerjaan Umum

8 Dinas Penanaman Modal dan PTSP

9 Dinas Perkebunan

10 Dinas Pertanian dan Peternakan

11 Dinas Kependudukan dan Capil

12 Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja

13 Dinas Kelautan dan Perikanan

14 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

15 Dinas Perhubungan

16 Dinas Ketahanan Pangan

17 Dinas Pariwisata

18 Dinas Komunikasi dan Informasi

19 Dinas Koperasi dan UKM

20 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

21 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

22 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

23 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

24 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

25 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

26 Dinas Kepemudaan dan Olahraga

27 Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang

28 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

29 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

30 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

31 Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM

32 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

33 Badan Pendapatan Daerah

34 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

35 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

36 RSUD. AM. Parikesit

37 RSUD. Aji Batara Agung Dewa Sakti

38 RSUD. Dayaku Raja

39 Satuan Polisi Pamong Praja

40 Sekretariat Korpri

41 18 Kecamatan

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun ini sudah

memasuki tahun pertama RPJMD periode 2016-2021. Berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tahun 2017 ini

dilakukan perubahan struktur Organisasi Perangkat Daerah dengan

mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

perangkat daerah dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten

Kutai Kartanegara Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang pembentukan dan

susunan perangkat daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan

organisasi perangkat daerah sebagai berikut:

Permasalahan pembangunan memberikan gambaran mengenai

tingkat capaian pembangunan pada periode lalu yang masih belum

mencapai target atau standar yang diinginkan atau direncanakan.

Beberapa hal yang menjadi permasalahan pembangunan Kabupaten

Kutai Kartanegara, yaitu:

1. Rendahnya pelayanan aparat pemerintahan akibat belum efisien

dan efektifnya manajemen pemerintahan dan belum

terselenggaranya pemerintahan yang didukung birokrasi profesional

yang berbasis kompetensi dan kinerja.

2. Angka kemiskinan tahun 2016 sebesar 7,63% pada tahun 2017

turun menjadi 7,57%. Masih tingginya angka kemiskinan tersebut

diperkirakan oleh pengaruh inflasi yang tinggi, infrastruktur jalan

yang rusak dan pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi.

Selain daripada itu terbatasnya kualitas sumber daya manusia

pencari kerja, sehingga kalah bersaing di sektor formal, faktor ini

penyebab meningkatnya angka pengangguran.

3. Tingginya ketergantungan fiskal Kabupaten Kutai Kartanegara

terhadap sumber pembiayaan pemerintah pusat.

4. Adanya disparitas pertumbuhan dan pembangunan antar wilayah

terutama wilayah hulu, pesisir dan tengah. Untuk wilayah pedesaan

terjadi karena masih terbatasnya sarana dan prasarana dasar

masyarakat seperti fasilitas pendidikan, pemukiman, air bersih

sanitasi dan transportasi serta irigasi pertanian. Sedangkan untuk

wilayah perkotaan masih kurangnya jaringan jalan perkotaan,

drainase dan sanitasi, air bersih, sampah, penyediaan ruang publik

dan pertamanan.

5. Rendahnya kontribusi sektor pertanian dan pariwisata terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutai Kartanegara.

6. Turunnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Alam karena kurang

optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

7. Partisipasi perempuan dalam pembangunan dan penguatan bagi

perlindungan anak.

Penggalian isu strategis daerah tidak bisa lepas dari kerangka

acuan perencanaan pembangunan jangka panjang di Kabupaten Kutai

Kartanegara. Berdasarkan RPJPD Kabupaten Kutai Kartanegara

Tahun 2005-2025, tahun 2015-2019 merupakan periode RPJMD

ketiga dimana mengusung tema visi menuju terwujudnya masyarakat

Kabupaten Kutai Kartanegara yang maju, mandiri, dan sejahtera

dengan meningkatnya peranan sektor pertanian, perkebunan dan

pariwisata sebagai leading sektor pembangunan daerah yang berbasis

kerakyatan dan lestari. Sasaran utama yang hendak dicapai pada

periode RPJMD ketiga tersebut adalah: Pertama, meningkatnya kinerja

sektor pertanian yang ditunjukkan oleh:

a) sektor pertanian sebagai leading sector pertumbuhan ekonomi

daerah yang memiliki daya saing tinggi;

b) meningkatnya produksi dan kualitas produk hasil pertanian;

c) semakin beraneka ragamnya produk pertanian dengan

memanfaatkan bahan baku pangan lokal;

d) meningkatnya daya saing produk hasil pertanian dipasar lokal,

nasional, dan internasional;

e) semakin berkembangnya industri berbasis pertanian;

f) semakin berkembangnya komoditi pertanian yang memiliki nilai

tambah tinggi (high value crops); dan

g) semakin meningkatnya produktivitas dan pendapatan petani dan

pekerja di sektor pertanian.

Kedua, meningkatnya kinerja sektor pariwisata yang berbasis wisata

alam dan budaya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah

dan lama kunjungan wisatawan asing dan domestik, serta

terpeliharanya kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Dan Ketiga, meningkatnya APS, meningkatnya kelulusan dalam UAN,

dan meningkatnya masyarakat melek aksara.

Arah pembangunan periode RPJMD ketiga tersebut memiliki tiga frase

utama yang menjadi titik berat yaitu:

1. Menuju masyarakat Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri dan

Sejahtera;

2. Dengan meningkatnya sektor Pertanian, Perkebunan dan

Pariwisata sebagai leading sektor pembangunan daerah;

3. Yang berbasis Kerakyatan dan Lestari.

Tiga frase utama arah pembangunan periode RPJMD ketiga tersebut

kemudian dirumuskan menjadi lima tema pembangunan. Tema-tema

tersebut digunakan untuk lebih memudahkan dalam rangka

penggalian permasalahan pembangunan dan isu strategis dalam

rangka penyusunan bahan kebijakan perencanaan bagi kepala daerah

terpilih melalui visi dan misinya. Adapun kelima tema tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup menuju tata

kelola yang lebih baik;

2. Pendayagunaan dan pembangunan infrastruktur dalam rangka

menuju daya saing daerah;

3. Perwujudan pemerintah yang bersih, tata kelola pemerintahan yang

baik dan kondusifitas daerah;

4. Peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat;

5. Peningkatan ekonomi dan pertanian dalam arti luas (ketahanan pangan).

Terwujudnya Kabupaten Kutai Kartanegara yang Maju, Mandiri,

Sejahtera, dan Berkeadilan

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Kutai

Kartanegara Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari visi Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Visi menggambarkan arah

pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai

(desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun.

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan,

tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara,

maka Visi yang hendak dicapai dalam periode 2016–2021adalah:

Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu:

MAJU : Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan menuju pada

semakin efektifnya pelaksanaan pemerintahan yang bersih dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang

responsif, merata, berkualitas, dan berbasis kemajuan teknologi.

MANDIRI : Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki kemampuan dalam

mendayagunakan segenap potensi sumber daya yang dimiliki

(ekonomi, sosial, budaya, sumber daya alam dan energi) berbasis

kearifan lokal dan menurunnya disparitas pembangunan antar

wilayah serta tetap terjaganya kelestarian alam dan lingkungan hidup.

SEJAHTERA : Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan untuk dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

masyarakat didukung pemenuhan hak pelayanan dasar masyarakat

yang meliputi tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat yang

tinggi, pemenuhan derajat kesehatan masyarakat, dengan tingkat

kemiskinan dan pengangguran rendah. Selain itu sejahtera juga

diarahkan untuk kondisi

masyarakat yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

YME, serta memiliki kehidupan dalam suasana yang aman dan damai.

BERKEADILAN : Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang

adil dan merata, tanpa diskriminasi baik antar individu maupun

golongan yang berdasarkan keadilan gender serta perlindungan anak.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik

membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan

menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu

dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk

memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan

yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk

mencapai visi.

Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan kondisi yang

akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka dalam upaya

mewujudkan Visi pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun

2016-2021, Misi pembangunan sebagai berikut:

1. Memantapkan reformasi birokrasi untuk rakyat;

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten;

3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan daerah;

4. Meningkatkan pengelolaan pertanian dan pariwisata untuk

percepatan transformasi struktur ekonomi daerah;

5. Meningkatkan keterpaduan pembangunan infrastruktur menuju

daya saing daerah;

6. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan;

7. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan serta

penguatan perlindungan anak.

PERJANJIAN KINERJA 2018

NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN TARGET

1 Meningkatnya kapasitas

pemerintahan daerah dari segi

kelembagaan, profesionalisme

sumberdaya aparatur,

dan keuangan daerah dalam rangka

1 Predikat Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah

point 3.33

2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80

3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80

2 Optimalnya akuntabilitas dan

pengawasan daerah

4 Opini BPK predikat WTP

5 Indek Persepsi Korupsi point 6

6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB

3 Meningkatnya tertib administrasi

kependudukan masyarakat

7 Cakupan e-KTP persen 93

4 Optimalnyapengendalianpenduduk

dan

pelayanan keluarga berencana

8 Peserta KB Aktif persen 73.90

5 Optimalnya kerjasama pemerintah,

masyarakat, dan dunia usaha

untuk menjaga keamanan,

ketertiban, dan kesiapsiagaan

penanggulangan bencana

9 Rasio Penduduk Terkena Tindak

Pidana (Crime Rate) per 100.000

penduduk

point 149

10 Indeks Risiko Bencana point 123

6 Meningkatnya Aksesibilitas, Kualitas dan

Manajemen Pendidikan

11 Angka Harapan Lama Sekolah point 14.62

12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10

7 Meningkatnyabudayabacamasyarakat

13 Pertumbuhan Kunjungan masyarakat

ke perpustakaan

persen 3.89

8 Meningkatnya akses dan kualitas

pelayanan kesehatan

14 Angka Harapan Hidup point 71.68

15 Angka Kematian Ibu Melahirkan

org 26

16 Angka Kematian Bayi org 179

9 Meningkatnya daya saing tenaga

kerja serta kesempatan dan

perluasan kesempatan kerja

17 Rasio Kesempatan Kerja persen 90.85

10 Meningkatnya prestasi dan

kreativitas pemuda dan olahraga

18 Persentase Pemuda yang

menjadi

Wirausaha Mandiri

persen 4

19 Indeks Pembangunan Olah Raga

(Sport Development Index)

persen 55

11 Meningkatnya kapasitas masyarakat

menuju desa berketahanan sosial

20 Jumlah Desa Berketahanan

Sosial

jumlah

Desa/Kel

100

Desa/Kel

21 Persentase Pusat Kesejahteraan

Sosial yang berfungsi optimal

persen 41

22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65

12 Meningkatnya penanganan masalah

kesejahteraan sosial

23 Cakupan Penanganan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

persen 40

13 Meningkatnya keterpaduan

pengentasan kemiskinan antar

sektor antar wilayah

24 Tingkat Keparahan Kemiskinan

(P1)

persen 0.42

25 Tingkat Kedalaman Kemiskinan

(P2)

persen 0.04

26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47

14 Meningkatnya daya saing investasi

daerah

27 TingkatPertumbuhanNilaiInvest

asi

persen 5.05

15 Meningkatnya Pendapatan Asli

Daerah

28 Pertumbuhan PAD (tahun dasar 2015)

persen 7.81

16 Meningkatnya Kerjasama Corporate

Social Responsibility (CSR) dalam

pembangunan daerah

29 CakupanFasilitasiCSR(Perusahaa

n

WajibCSRBermitraDenganPemka

b)

persen 7

NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN TARGET

17 Meningkatnya produktivitas, tata

kelola,

dandanpertumbuhansektorpertania

n dalam artiluas

30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72

18 Meningkatnyapotensidandayadukung

pariwisata daerah serta kunjungan

wisata di Kutai Kartanegara

31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61

19 Meningkatnya pengembangan

senidan budaya lokal dalam

rangkamendukung

destinasiwisatadankelestariantradis

i

kehidupan masyarakat

32 PertumbuhanGrupSenidanBud

aya

persen 6

20 Meningkatnya ekonomi kerakyatan

berbasisindustrikreatifdanpotensi

daerah

33 Persentase koperasi aktif persen 81.13

34 Pertumbuhan Tingkat Kelas

UMKM

persen 2.84

21 Meningkatnya akses, tata niaga,

dan infrastruktur perdagangan antar

wilayah dan antar daerah

35 Pertumbuhan Eksport Bersih

Non Migas dan Batu Bara

persen 12

22 Meningkatnya pengembangan

industri pengolahan pangan,

peternakan, perikanan, pengolahan

pakan, dan potensi daerah yang

berdaya saing

36 Pertumbuhan Sektor Industri

Pengolahan

persen 6.48

23 Meningkatnya interkoneksitas

antar

wilayah

37 Persentase jalan dengan kondisi

baik

persen 80.20

24 Meningkatnya aksesibilitas antar

wilayah

serta kualitas pelayanan

perhubungan

38 Cakupan aksesbilitas antar

wilayah

persen 75

25 Terwujudnya koneksitas jaringan

komunikasi, internet, dan

pengembangan

kawasan smart city

39 Cakupan koneksi internet

Kecamatan/Desa/Kel

persen 65

26 Meningkatnya layanan kebutuhan

dasar perumahan dan kawasan

permukiman

40 Jumlah Kawasan Berbasis

Teknologi Informasi

Kawasan 1

41 Cakupan Lingkungan

Permukiman

Kumuh

persen 32.37

42 Persentase cakupan layanan air

minum Rumah Tangga

persen 90.20

27 Meningkatnya pencegahan

pencemaran dan perusakan

lingkungan serta pengendalian

pembangunanberwawasan

lingkungan yangberkelanjutan

43 Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup

point 71.5

28 Meningkatnya ketersediaan sumber

energi baru dan terbarukan

44 Persentase Rumah Tangga yang

Menggunakan Energi Baru

Terbarukan

persen 3.33

29 Meningkatnya partisipasi

perempuan dalam perempuan

membangun, kualitas kesetaraan

gender, dan perlindungan

perempuan dan anak

45 IPG persen 84.00

46 IDG persen 54.21

47 Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan

yangmendapatkan penanganan

pengaduan oleh

pertugasterlatihdidalamunit

pelayanan terpadu (%)

persen 100.00

48 Kasus Tindak Kekerasan Terhadap

Perempuan dan Anak

persen 160.00

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan

metode pembandingan capaian kinerja sasaran. Metode pembandingan

capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara

rencana dengan realisasi kinerja (performance plan) yang dicapai

organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab

terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan

perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini terutama

bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak

eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam

rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dirumuskan ini memang

masih jauh dari sempurna, namun diharapkan telah memberikan

gambaran kepada berbagai pihak yang berkepentingan tentang hasil-

hasil yang akan diwujudkan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai

Kartanegara. Namun secara bertahap akan selalu dilakukan review

terhadap Indikator Kinerja Utama ini agar selalu dapat

menggambarkan kesesuaian dengan harapan Pemerintah Kabupaten

Kutai Kartanegara.

Untuk mengukur persentase capaian kinerja dari masing-masing

indikator maka ada dua jenis rumus yang digunakan yaitu:

1. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja

yang semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah

pencapaian kinerja semakin rendah maka digunakan rumus

sebagai berikut:

2. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja

yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi

makin rendahpencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus

sebagai berikut:

Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini

dituangkan dalam form Pengukuran Kinerja (PK).

Selanjutnya untuk menilai dan menyimpulkan sampai sejauh

mana keberhasilan pencapaian sasaran tersebut digunakan alat bantu

berupa skala ordinal. Adapun skala ordinal yang digunakan dalam

laporan akuntabilitas ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skala Ordinal Pengukuran Sasaran

Hasil dari pengukuran kinerja melalui skala ordinal tersebut

digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tingkat keberhasilan

maupun ketidakberhasilan kinerja guna meningkatkan dan

memperbaiki kinerja organisasi, serta mengidentifikasi faktor-faktor

apa yang menjadi hambatan dan kendala pencapaian sasaran, untuk

selanjutnya menjadi bahan perumusan langkah dan strategi kedepan

yang perlu dilaksanakan.

Adapun analisa masing-masing sasaran dan indikator berdasarkan

Misi sebagai berikut :

• Jumlah Sasaran Strategis : 5 Sasaran

• Jumlah IKU : 10 Indikator Kinerja Utama

• Capaian :

1. Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Predikat kinerja penyelengaraan pemerintah daerah kutai

kartanegara tahun 2017 berdasarkan hasil evaluasi kementerian

dalam negeri memperoleh nilai : 3.318 dengan capaian kinerja

101,47% sedangkan untuk hasil pada tahun 2018 belum dapat

disampaikan karena masih dalam proses evaluasi.

2. Indeks Kepuasan Masyarakat.

Berikut data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) RSUD.AM.Parikesit

Tenggarong Tahun 2018. Berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat

yang dilakukan menggunakan lembar survei dari setiap Unit/Instalasi,

RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2017 dari target Skor IKM 3, rumah

sakit merealisasikan dengan Skor IKM 3 yaitu 82,94 = Mutu pelayanan B

(Kinerja baik). Capaian 100% dikategorikan Sangat Berhasil.

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

1

Predikat Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah

Daerahpoint 3.33 0 0.00%

2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80 84.775 105.97%

3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80 0 0%

4 Opini BPK predikat WTP WDP 75%

5 Indek Persepsi Korupsi point 6 4.94 82.33%

6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB B 75%

3 Meningkatnya tertib administrasi

kependudukan masyarakat 7 Cakupan e-KTP persen 93 95.95 103.17%

4 Optimalnya pengendalian

penduduk dan pelayanan

keluarga berencana

8 Peserta KB Aktif persen 73.90 73.29 99.17%

9

Rasio Penduduk Terkena Tindak

Pidana (Crime Rate) per 100.000

penduduk

point 149 38.06 25.54%

10 Indeks Risiko Bencana point 123 91.2 74.15%

2018MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

1.

Memantapkan

reformasi

birokrasi untuk

rakyat

1 Meningkatnya kapasitas

pemerintahan daerah dari segi

kelembagaan, profesionalisme

sumberdaya aparatur, dan

keuangan daerah dalam rangka

pelayanan publik yang prima dan

kondusifitas daerah

2 Optimalnya akuntabilitas dan

pengawasan daerah

5 Optimalnya kerjasama

pemerintah, masyarakat, dan

dunia usaha untuk menjaga

keamanan, ketertiban, dan

kesiapsiagaan penanggulangan

bencana

MISI 1

MemantapkanReformasiBirokrasiUntukRakyat

NO

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

PENJELASAN

OPD

PENANGGUNG

JAWAB

TARGET

RPJMPD

2018

CAPAIAN

KINERJA

2018

1

Indeks

Kepuasan

Masyarakat

Formulasi Perhitungan:

Survey IKM OPD

penyelenggara pelayanan

DPMPTSP 80,00 86,61

Dari kedua OPD pelaksana survey IKM yaitu RSUD, DPMPTSP

diperoleh nilai survey 82,94 + 86,61 = 169,65 dengan nilai rata-rata

hasil survey IKM adalah 84,77.

3. Indeks Partisipasi Masyarakat.

Tahun 2018 ini survey tentang IPM belum dilakukan akan tetapi

akan dilaksanakan pada tahun 2019, hal ini dikarenakan

perencanaan tahun 2018 baru dilaksanakan pada akhir tahun 2018

sehingga tidak bisa dilaksanakan. Adapun secara teori partisipasi

masyarakat menggambarkan bagaimana terjadinya pembagian

ulang kekuasaan yang adil (redistribution of power) antara penyedia

kegiatan dan kelompok penerima kegiatan. Partisipasi masyarakat

tersebut bertingkat, sesuai dengan gradasi, derajat wewenang dan

tanggung jawab yang dapat dilihat dalam proses pengambilan

keputusan. Gradasi peserta dapat digambarkan dalam Tabel 1

sebagai sebuah tangga dengan delapan tingkatan yang

menunjukkan peningkatan partisipasi tersebut (Arnstein 1986

dalam Wicaksono2010):

Tabel Tingkat Partisipasi Masyarakat menurut Tangga Partisipasi Arnstein :

No. Tangga/Tingkatan

Partisipasi Hakekat

Kesertaan

Tingkatan Pembagian Kekuasaan

1. Manipulasi (Manipulation)

Permainan oleh pemerintah Tidak ada partisipasi

2. Terapi (Therapy) Sekedar agar masyarakat tidak marah/sosialisasi

3. Pemberitahuan (Informing)

Sekedar pemberitahuan searah/sosialisasi

Tokenism/sekedar justifikasi agar mengiyakan

4. Konsultasi (Consultation)

Masyarakat didengar, tapi tidak selalu dipakai sarannya

5. Penentraman (Placation) Saran Masyarakat diterima tapi tidak selalu dilaksanakan

6. Kemitraan (Partnership) Timbal balik dinegosiasikan

Tingkat kekuasaan ada di masyarakat

7. Pendelegasian Kekuasaan (Delegated Power)

Masyarakat diberi kekuasaan (sebagian atau seluruh program)

8. Kontrol Masyarakat Sepenuhnya dikuasai oleh

Berdasarkan kajian awal dimungkinkan pada tahun 2018 tingkat

partisipasi masyarakat di Kutai Kartanegara sudah pada fase 5 yaitu

penentraman yaitu saran masyarakat selalu diterima tetapi tidak

selalu dilaksanakan dikarenakan beberapa kendala teknis dan

keuangan.

4. OPINI BPK

IKU opini BPK merupakan indikator yang diukur berdasarkan hasil

evaluasi laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara yang mana hasilnya pada tahun 2018 belum

disampaikan karena masih dalam proses evaluasi. Adapun

Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2017 memperoleh predikat

WDP atau Wajar Dengan Pengecualian.

5. Indeks Persepsi Korupsi

Indeks persepsi korupsi selama ini dilakukan oleh OPD yang

melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti RSUD

dan Badan pelayanan perizinan. Untuk tahun 2018 ini sebagaimana

dirilis oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur nilai Indeks

Persepsi Korupsi Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 4,94 dengan

capaian kinerja 82.23%

6. Predikat Akuntabilitas Kinerja.

Predikat akuntabilitas kinerja adalah predikat yang diberikan oleh

KemenPANRB melalui hasil evaluasi terhadap SAKIP Pemerintah

dimana tahun 2017 Kutai Kartanegara memperoleh nilai 65,08

dengan predikat B.

7. Cakupan e-KTP.

Rasio Penduduk ber-KTP elektronik per satuan penduduk, pada tahun

awal Renstra telah mencapai mencapai 86,18%, realisasi tahun 2017

adalah sebesar 89,77% dengan jumlah kepemilikan KTP-el sebanyak

416.440 orang, sedangkan untuk realisasi tahun 2018 adalah sebesar

95,95% dengan jumlah kepemilikan KTP-el sebanyak 457.025 orang atau

lebih 2,95% dari yang telah ditargetkan sebesar 93%, atau lebih 6,18% dari

capaian tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan ketersediaan blanko KTP-el

yang tidak pernah kosong dengan didukung tambahan peralatan cetak

KTP-el 4 unit dan tim perekaman keliling yang dilaksanakan oleh operator

kecamatan bekerjasama dengan operator Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga pemenuhan

kebutuhan KTP-el dapat berjalan sesuai target, untuk diketahui Tahun

2017 ketersedian blanko dan pencetakan KTP-el adalah sebanyak 33.419

keping KTP-el, untuk Tahun 2018 ketersedian blanko dan pencetakan KTP-

el adalah sebanyak 74.000 keping KTP-el, sehingga mengalami peningkatan

pencetakan dan distribusi blanko KTP-el dari tahun sebelumnya dengan

persentase kenaikan sebesar 221,43%, untuk jumlah wajib KTP tahun

2017 adalah sebanyak 463.909 wajib KTP, sedangkan di tahun 2018

jumlah wajib KTP meningkat menjadi 476.331 atau meningkat sebanyak

2,68%, hal ini dikarenakan adanya laju pertumbuhan penduduk sebesar

2,68%, anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator ini

menggunakan anggaran APBD Tahun 2018 melalui Program Penataan

Administrasi Kependudukan dengan Kegiatan Operasional Pelayanan KTP

elektronik dengan pagu anggaran sebesar Rp. 358.529.900,00 dan APBN

Tahun 2018 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK Non Fisik) Kementerian

Dalam Negeri dengan pagu anggaran sebesar Rp.1.708.223.000,00.

Berdasarkan hasil capaian kinerja IKU kegiatan ini sebaiknya terus

menerus dilakukan percepatan kepemilikan KTP-el dengan cara melihat

data lokasi-lokasi di kecamatan mana saja yang capaiannya masih rendah

untuk dilakukan pelayanan langsung (jemput bola) perekaman dan

memprioritaskan pencetakan KTP-el pada lokasi tersebut, untuk

percepatan pencetakkan KTP-el sebaiknya menambah alat cetak/printer

KTP-el baru agar dapat mempercepat proses pencetakan KTP-el.

8. Peserta KB Aktif.

Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Optimalnya

Pengendalian Penduduk dan Pelayanan Keluarga Berencana dengan

Indikator Kinerja Utama Rasio KB Aktif pada tahun 2018

ditargetkan sebesar 73.90% dengan realisasi sebesar 73.29%.

Sampai Dengan Tahun2017

a) Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk indikator Kinerja Rasio

KB Aktif

Sampai Dengan 2016

Optimalnya Pengendalian Penduduk dan Pelayanan Keluarga Berencana

No Indikator

Kinetja Sat

Target Realisasi Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018

1 Rasio KB Aktif % 73,89 73.90 72.71 73.29 99.17

Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018

Indikator 2016 2017

Rasio KB Aktif 98.40 99.17

Jika Dibandingkan dengan Capaian Tahun 2017 maka peserta KB Aktif di

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar

0.58% menjadi 73.29%.

9. Rasio Penduduk Terkena Tindak Pidana (crime rate) per 100.000

penduduk.

Crime index merupakan salah satu indikator untuk mengukur

kondisi keamanan dan ketertiban di masyarakat. Indeks

kriminalitas merupakan perbandingan antara jumlah kejahatan saat

ini dengan jumlah kejahatan tahun lalu dikalikan 100%. Metode

pengukuran yang hampir senada adalah tingkat kriminalitas (crime

rate), yaitu jumlah kejahatan dibagi dengan jumlah penduduk

dikalikan 100.000. Metode pengukuran lain yang juga sering dipakai

adalah pengukuran waktu terjadinya kejahatan (crimeclock).

Metode pengukuran dengan indeks kriminalitas dan tingkat

kriminalitas memiliki kesamaan kecenderungan, di mana semakin

tinggi angkanya berarti semakin rendah tingkat keamanan di

masyarakat. Sementara untuk crime clock kebalikannya, di mana

semakin tinggi nilainya berarti kondisi keamanan dan ketertiban

masyarakat semakin membaik. Hal ini berarti juga resiko penduduk

terkena tindak pidana (crime risk) menurun karena selang waktu

terjadinya kejahatan semakin lama. Secara teknik bisa digambarkan

sebagai berikut :

Angka Indeks Kejahatan (It)

1.Angka Indeks Kejahatan (It)

It = Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t x 100

Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun to

dimana: to = tahun dasar

t = tahun t2.

1. Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crimerate)

= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahunt x100.000,-

Jumlahpenduduk

2. Skala Waktu Kejahatan Tahun t (crimeclock)

= 365 x 24 x 60 x 60 x (detik) x (detik)

Jumlah peristiwa kejahatantahun

3. Persentase Penyelesaian Peristiwa Kejahatan (crime clearence)

= Jumlah peristiwa kejahatan yang diselesaikan x 100 ( % )

Jumlah peristiwa kejahatan pada dilaporkan

Untuk mencapai indikator kinerja utama kabupaten tentang “Rasio

Penduduk Terkena Tindak Pidana (Crime Rate) per 100.000

penduduk“ cara penghitungannya sebagai berikut :

Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate)

= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t x 100.000,-

Jumlahpenduduk

Sumber data :

- Banyaknya tindak kejahatan yang dilaporkan, tertunggak dan

telah diselesaikan menurut Kabupaten/Kota dari Polda Kaltim

dan BPS.

- Jumlah Penduduk dari OPD Dinas Kependudukan & Catatan

Sipil dan BPS.

Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate) 2017

= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t : 1196 x 100.000,-

Jumlah penduduk : 717789

Untuk tahun 2017, angka Rasio Penduduk Terkena Tindak Pidana

(Crime Rate) per 100.000 pendudukan adalah = 166,6.

Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate) 2018

= Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t : 258 x 100.000,-

Jumlah penduduk :677.755

Untuk tahun 2018, angka Rasio Penduduk Terkena Tindak Pidana

(Crime Rate) per 100.000 pendudukan adalah = 38.06.

Tugas Satpol PP dalam mencapai indikator kinerja kabupaten

tersebut melalui : 1. Penegakan Produk Hukum Daerah:

- Pengarahan

- Pembinaan

- Prefentif NonYustisial

- PenindakanYustisial

2. Operasi Penertiban

3. Penanganan Unjuk Rasa dan Kerusuhan Massa

4. Pengawalan Penjabat dan Orang-orang Penting

5. Pengamanan Tempat-tempat Penting

6. Patroli

7. Deteksi Dini

8. Termasuk pelaksanaan tugas kasi trantib di 18 kecamatan

10. Indeks Risiko Bencana.

Penjelasan Tentang Rumus Perhitungan Untuk Memperoleh Nilai

Indikator

- Ancaman Bencana x Kerentanan/Indeks Kapasitas x 100%

- Jenis Bencana x Kejadian / Program x 100%

- 8 Bencana x 57 Kejadian/5Program x 100%

= 91.2 %

Penjelasan Tentang Nilai Capaian Tahun 2018 :

Nilai capaian kinerja 2018 adalah 91,2% yaitu terjadinya

peningkatan Indeks kapasitas di Kabupaten/Kota terhadap kinerja

dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dalam menanggulangi

Bencana yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara seperti 8

Jenis Bencana (Kebakaran Pemukiman, Kebakaran Hutan & Lahan,

Banjir, Tanah Longsor, Kecelakaan Trans, Air, Pohon Tumbang,

Orang Hilang/Tenggelam dan Dll).

1. Penjelasan Tentang Nilai Capaian DibandingTarget

Nilai Target RPJMD 2018 adalah 123 terealisasi 91.2 ini disebabkan

karena masih kurang siap dan sadarnya masyarakat akan

bencana, maka dari itu DPKPB selalu gencar melakukan berbagai

kegiatan untuk mendukung terlaksananya kesiapsiagaan

masyarakat dalam menanggulangi bencana yang terjadi.

• Jumlah Sasaran strategis : 8 Sasaran

• Jumlah IKU : 16 Indikator Kinerja Utama

• Capaian :

1. Angka Harapan Lama Sekolah

Jumlah Penduduk 15 tahun keatas yang telah berijazah dibagi

lama masa pendidikan yang dihabiskan rata-rata peenduduk yg

telah berijazah menghabiskan masa lama sekolah selama dengan

target 14,62 dengan capaian 0 dikarenakan pada tahun 2018 ada

perubahan IKU Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kutai

Kartanegara.

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

11 Angka Harapan Lama Sekolahpoint 14.62 0 0.00%

12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10 8.97 98.57%

7 Meningkatnya budaya baca

masyarakat13

Pertumbuhan Kunjungan

masyarakat ke perpustakaanpersen 3.89 39.36 1011.83%

14 Angka Harapan Hidup point 71.68 0 0.00%

15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26 22 84.62%

16 Angka Kematian Bayi org 179 178 99.44%

9 Meningkatnya daya saing tenaga

kerja serta kesempatan dan

perluasan kesempatan kerja

17 Rasio Kesempatan Kerja persen 90.85 3.79 4.17%

18Persentase Pemuda yang

menjadi Wirausaha Mandiripersen 4 4 100.00%

19Indeks Pembangunan Olah Raga

(Sport Development Index)persen 55 39.1 71.09%

20Jumlah Desa Berketahanan

Sosialjumlah 100 Desa/Kel 291 291.00%

21Persentase Pusat Kesejahteraan

Sosial yang berfungsi optimalpersen 41 18 43.90%

22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65 0.59 91%

12 Meningkatnya penanganan

masalah kesejahteraan sosial 23

Cakupan Penanganan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

persen 40 97 242.50%

24Tingkat Keparahan Kemiskinan

(P1)persen 0.42 0.95 226.19%

25Tingkat Kedalaman Kemiskinan

(P2)persen 0.04 0.02 50.00%

26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47 90.91 99.39%

13

MISI NO SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya keterpaduan

pengentasan kemiskinan antar

sektor antar wilayah

2.

Meningkatkan

sumber daya

manusia yang

berkompeten

6

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

Meningkatnya Aksesibilitas,

Kualitas dan Manajemen

Pendidikan

8 Meningkatnya akses dan kualitas

pelayanan kesehatan

10 Meningkatnya prestasi dan

kreativitas pemuda dan olahraga

11 Meningkatnya kapasitas

masyarakat menuju desa

berketahanan sosial

MISI 2

2. Rata-rata lama sekolah

Jumlah lama pendidikan yang dihabiskan dibagi jumlah penduduk

15 keatas yang telah berijazah rata-rata peenduduk yang telah

berijazah berpendidikan smp menghabiskan masa sekolah dengan

target 9.10 dengan capaian 8.97 pada tahun 2018.

3. Pertumbuhan Kunjungan masyarakat keperpustakaan

Pertumbuhan kunjungan masyarakat ke perpustakaan dapat

jumlah kunjungan selama 1 tahun dengan penerapan jumlah

penduduk di atas 5 tahun menjadi pengunjung perpustakaan

dan formulasi perhitungan jumlah kunjungan perpustakaan di

bagi jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani dikali

100% target 3,89 dengan capaian kinerja 39,36 pada tahun

2018.

4. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (e0) adalah perkiraan lama hidup rata-rata

penduduk pada waktu lahir, dengan asumsi tidak ada perubahan

pola mortalitas menurut umur. Besarnya Angka Harapan Hidup

penduduk Kutai Kartanegara Target 71,68 tahun pada 2018.

Sedangkan Capaian Kinerja besarnya Angka Harapan Hidup

penduduk Kutai Kartanegara belum bisa dihitung karena kendala

teknis dan anggaran pada tahun 2018.

Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya

transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya

jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan

struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut

usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan

jumlah kelahiran.

5. Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan

mulai pada saat hamil sampai 42 hari sejak terminasi kehamilan

tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan

karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena

sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian

Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi selama hamil, melahirkan

dan masa nifas yang dipengaruhi oleh keadaan kesehatan, sosial,

budaya dan ekonomi menjelang kehamilan, berbagai kejadian

komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya

fasilitas pelayanan kesehatan dan penggunaannya termasuk

pelayanan prenatal dan obstetrik. Informasi mengenai AKI akan

bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan

reproduksi, terutama dalam peningkatan pelayanan kehamilan dan

membuat kehamilan yang aman dan bebas resiko tinggi (making

pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang

dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam

penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami

siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan

untuk menurunkan AKI dan meningkatkan derajat kesehatan

reproduksi.

Target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 untuk AKI adalah

102 kematian per 100.000 kelahiran hidup, namun target ini sulit

dicapai dan berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan semakin tingginya

angka kematian ibu di Indonesia yaitu : 359 per 100.000 KH.

Kematian ibu di Kabupaten Kutai Kartanegara berfluktuasi namun

masih berada dibawah ratio angka kematian nasional. Fluktuasinya

adalah pada tahun 2016 terdapat 32 kasus kematian sedangkan

pada tahun 2017 terdapat 35 kematian atau secara ratio yaitu

tahun 2016 yaitu 242 pada tahun 2017 sebesar 248 kematian

per-100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2018 dari target 26

dan realisasi 22 kasus kematian dengan capaian kinerja 84.62%.

Kematian ibu yang cukup tinggi dan jauh melewati target Renstra

Dinas Kesehatan disebabkan oleh perdarahan, eklamsi dan infeksi

sebagai penyebab langsung, namun yang harus diwaspadai adalah

meningkatnya jumlah kematian karena penyakit tidak menular

yang dialami oleh ibu hamil dan bersalin. Kematian juga didominasi

oleh ibu usia produktif (20-30 tahun) dan juga tinggi pada ibu

dengan paritas antara 1-3, begitu pun tempat terjadinya kematian

yang jauh lebih tinggi di RS dibanding dengan di puskesmas

ataupun dirumah.

Pelayanan kesehatan yang kurang berkualitas juga menjadi salah

satu alasan tingginya kematian ibu serta kurangnya kerjasama

lintas program dan lintas sektor.

6. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah

banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun per-1000

kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. AKB dapat memberi

gambaran tentang tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang

berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan

antenatal dan postnatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan

program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.

Secara spesifik, AKB dibagi pada 2 (dua) periode waktu yaitu AKB pada

periode neonatus, yaitu kematian bayi pada usia kurang dari 1 (satu)

bulan, dan AKB pada periode usia 1–12 bulan.

AKB diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

1. Rendah jika AKB kurang dari 20.

2. Sedang jika AKB antara 20–49.

3. Tinggi jika AKB antara 50–99.

4. Sangat Tinggi jika AKB >100

Situasi kematian bayi di kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun

2016 yaitu sebesar 168 kasus kematian bayi dengan rasio 13

kematian per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2017

terdapat 219 kasus kematian bayi dengan rasio 18 kematian per

1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi karena BBLR,

asfiksia, kelainan kongenital dan lain-lain, tidak terlepas dari

riwayat kesehatan ibunya selama hamil. Kualitas kehamilan seorang

ibu sangat menentukan kualitas janin yang dikandungnya. Begitu

pun pemilihan pelayanan kesehatan mulai hamil hingga bersalin

dan nifas, sangat menentukan kesehatan dan keselamatan bayinya.

Oleh karena itu, faktor pengetahuan ibu, faktor gizi, kesehatan

lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan dan faktor pendukung

lainnya menjadi penting dalam upaya menurunkan kematian bayi.

Seluruh Program dan Kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan

memiliki tujuan akhir untuk meningkatkan Angka Harapan Hidup

(AHH), menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), menurunkan Angka

Kematian Bayi (AKB), menurunkan Angka Kesakitan (morbiditas)

dan meningkatkan Status Gizi, dikarena semua itu saling terkait.

Baik itu Sumber Daya Kesehatan yang terdiri dari Sumber Daya

Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan,

Pembiayaan Kesehatan, Upaya Pelayanan Kesehatan, Peran Serta

Masyarakat, dan Teknologi Informasi berperan penting dalam

pencapaian indikator kinerja tersebut.

7. Rasio Kesempatan Kerja

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Transmigrasi dan

Tenaga kerja Kabupaten Kutai kartanegara Tahun 2017 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-

masing Indikator kinerja sasaran. Rincian capaian kinerja masing-

masing indikator tersebut dapat diilustrasikan table berikut:

NO SASARAN INDIKATOR

KINERJA

TARGET REALISASI TINGKAT

CAPAIAN 2017 2018

1 2 3 4 5 6 7

1 Meningkatnya Persentase 90,85% 90,49% 94,28% 3,79%

persentase Rasio

pencari kerja Kesempatan

yang diterima Kerja

di pasar kerja

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun kedua

Renstra OPD 2018 proses pencapaian indikator kinerja persentase

rasio kesempatan kerja, ditargetkan sebesar 0.95% untuk Tahun

2018 mencapai 3.79%.

8. Persentase Pemuda yang menjadi Wirausaha Mandiri

Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas

Pemuda dan Olahraga Kutai Kartanegara bersama DPRD Kabupaten Kutai

Kartanegara berkomitmen untuk menjalankan amanah UU Nomor 40 Tahun

2009 tentang Kepemudaan dan juga PP Nomor 41 Tahun 2011 tentang

Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan

Prasarana dan Sarana Kepemudaan. Oleh karenanya komitmen tersebut

diwujudkan dengan tersusunnya draft Raperda tentang Pengembangan

Kewirausahaan Pemuda di Kutai Kartanegara. Adapun wadah klinik pemuda

akan diisi dan digerakkan oleh para pemuda setempat yang memiliki

kepedulian dan pengaruh serta jiwa kepemimpinan yang dipilih secara

partisipatif dengan target 4% dan capain kinerja pada tahun 2018 sessuai

target 4 %.

9. Indeks Pembangunan Olah Raga (Sport Development Index)

Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) atau Sport Development Index

(SDI) mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga

berdasarkan 4 (empat) dimensi, yaitu partisipasi, Ruang Terbuka,

Kebugaran, dan Sumber Daya Manusia.

Manfaat IPO adalah sebagai bahan masukan untuk mempersiapkan

upaya-upaya pembangunan olahraga yang efektif.

Untuk perhitungan akumulasi IPO Tahun 2017 dapat dihitung

menggunakan perumusan sebagai berikut:

IPO = ¼ (Indeks Partisipasi) + ¼ (Indeks Ruang Terbuka) + ¼ (Indeks

Kebugaran) + ¼ (Indeks SDM)

= ¼ (0,49) + ¼ (0,01) + ¼ (0,086) + ¼ (0,57)

= 0,123 + 0,025 + 0,022 + 0,145

= 0,3114

Dari hasil tersebut diperoleh IPO untuk tahun 2017 adalah sebesar

0,3114 atau 31,14% nilai indeks tersebut masuk ke dalam kategori

rendah.

Kategori tersebut berdasarkan pada norma SDI (tahun 2008), yaitu 0–

0,499 Rendah, 0,500 – 0,799 Menengah, 0,800 – 1 Tinggi.

Pada tahun 2017 IPO adalah 31,14 % mengalami penurunan kinerja

bila dibandingkan dengan realisasi IPO Tahun 2016 yang sebesar

35,3% dengan persentase penurunannya sebesar 47,06% dalam

peningkatan capaian kinerjanya dari pada tahun sebelumnya,

yaitu 37.8% walaupun belum memenuhi target RPJMD pada tahun

2018 sebesar 39,1%. Adapun prosentase capaian realisasi kinerja

tahun 2017 adalah sebesar 71,09%,

Apabila semua unsur masyarakat di Kutai Kartanegara sudah

terlibat dan berperan aktif terhadap kegiatan olahraga, harapan

keinginan tercapainya keberhasilan dalam pembangunan olahraga

akan diperoleh dengan baik. Keberhasilan tersebut tentunya dapat

diukur dari peningkatan prosentase Sport Development Index (SDI)

Kutai Kartanegara setiap tahunnya, yang diketahui dari peningkatan

jumlah partisipasi masyarakat yang terlibat dalam berolahraga,

keberadaan ruang terbuka yang signifikan, peningkatan jumlah

kesehatan dan kebugaran pada masyarakat, peningkatan jumlah

SDM (pelatih, instruktur, dan guru olahraga) di Kutai Kartanegara.

Sebagai upaya meningkatkan indek pembangunan olahraga di

Kabupaten Kutai Kartanegara adalah memunculkan strategi

pembinaan dan program dan kegiatan sebagai berikut:

A. Strategi Pembangunan di Bidang Olahraga yaitu dengan:

- Mewujudkan Peningkatan Partisipasi Masyarakat;

- Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia;

- Mewujudkan Peningkatan Fasilitasi Ketersediaan Ruang

Terbuka;

- Mewujudkan Peningkatan Kebugaran Masyarakat.

B. Program Pembangunan di Bidang Olahraga

- Program Pengembangan Olahraga Rekreasi (olahraga massal,

olahraga rekreasi, olahraga tradisional, olahraga khusus &

rehabilitasi);

- Pengembangan dan mewujudkan kelembagaan olahraga

rekreasi;

- Pengembangan peningkatan aktivitas komunitas olahraga

rekreasi;

- Pengembangan peningkatan sumber daya manusia komunitas

olahraga rekreasi;

- Pengembangan frekuensi festival olahraga rekreasi;

- Pengembangan centra dan fasilitasi olahraga rekreasi;

C. Program Pengembangan Olahraga Pendidikan;

- Pengembangan PPLPD, Kelas Olahraga, dan Kelompok Belajar

Olahraga;

- Pengembangan SDM Guru Olahraga;

- Pengembangan Peningkatan Frekuensi Kompetisi/kejuaraan

olahraga pelajar;

- Pengembangan Peningkatan Fasilitasi Olahraga pelajar;

- Penerapan IPTEK Olahraga pelajar.

D. Program Pengembangan Olahraga Prestasi melalui kegiatan :

- Pengembangan Kelembagaan Olahraga Prestasi;

- Pengembangan Peningkatan sumber daya manusia;

- Pengembangan Pemusatan Latihan;

- Pengembangan Peningkatan Frekuensi Kompetisi/kejuaraan;

- Pengembangan Peningkatan Fasilitasi Olahraga Prestasi;

- Penerapan IPTEK Olahraga Prestasi.

10. Jumlah Desa Berketahanan Sosial

Desa berketahanan sosial diukur melalui ketersediaan Pusat

Kesejahteraan Sosial (Puskessos) di Desa maupun Kelurahan, target 100

realisasi 219 Desa/Kelurahan yang telah aktif menjalankan fungsi

Puskessosnya.

11. Persentase Pusat Kesejahteraan Sosial yang berfungsi optimal

Presentasi pusat kesejahteraan sosial yang berfungsi dalam

meningkatkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Jumlah

desa yang berketahanan sosial dibagi jumlah desa berketahanan

sosial yang berfungsi optimal dalam penanggulangan keluarga

miskin dikali 100% dengan target 41 realisasi 18 capaian kinerja

43.90%

12. Indeks KemandirianDesa

Formulasi Perhitungan :

IDM = 1/3 (IKL+IKE+IKS)

Keterangan :

IDM = Indeks Desa Membangun

IKL = Indeks Ketahanan Lingkungan

IKE = Indeks Ketahanan Ekonomi

IKS = Indeks Ketahan Sosial

Setiap dimensi dibangun dari serangkaian variabel, dan setiap variabel

diturunkan kedalam perangkat indikator. Setiap indikator memiliki skor 0 s/d 5,

semakin tinggi skor semakin memiliki makna yang positif. Kemudian total skor

indikator ditransformasikan kedalam indeks dengan nilai 0 - 1.

Klasifikasi Status Desa

STATUS DESA RENTANG NILAI

Mandiri IDM > 0.8115

Maju 0.7072 < IDM ≤ 0.8155

Berkembang 0.5989 < IDM ≤ 0.7072

Tertinggal 0.4907 < IDM ≤ 0.5989

Sangat tertinggal IDM ≤ 0.4907

Peta IDM adalah baseline yang menjadi informasi awal sekaligus menjadi

masukan dalam formulasi perencanaan.IDM juga menghasilkan posisi desa yaitu

peringkat desa yang dapat dilihat secara nasional, provinsi, Kabupaten/kota dan

kawasan kecamatan

IDM sebagai basis data perencanaan yaitu proses untuk mencapai tujuan dimasa

depan yang dilakukan secara sistematis dan terukur berdasarkan ketersediaan

sumber daya.

IDM menjadi salah satu base line (basis data) dalam merumuskan fokus

pembangunan desa. Dimana IDM menghasilkan keragaman intervensi sesuai

dengan tugas pokok organisasi, baik pusat maupun daerah.

IDM dapat digunakan untuk menjalankan fungsi monev atau melihat

perkembangan status desa, dapat mengalami pergeseran karena perubahan

indikator dimensi sosial, dimensi ekonomim maupun dimensi ekologi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun

2018 proses pencapaian indikator kinerja Indeks Kemandirian Desa,

ditargetkan sebesar 0.65% untuk Tahun 2018 realisasi 0,59%.

13. Cakupan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Cakupan jumlah penanganan masalah kesejahteraan social yang

terealisasi menerima bantuan tahun 2018 meningkat dibanding

dengan tahun 2018. Jumlah penanganan kesejahteraan sosial yang

menerima bantuan dibagi jumlah penanganan masalah

kesejahteraan sosial yang seharusnya menerima bantuan dikali

100% dengan target 25% capaian kinerja 97%.

14. Tingkat Keparahan Kemiskinan (P1)

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengambarkan rata-rata

kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin

terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks P1, maka

semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis

kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara belum dapat

menurunkan angka dari target 0.42 capaian 0.95 dikarenakan

Pertumbuhan ekonomi yang rendah.

15. Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P2)

Indeks keparahan kemiskinan (P2) menggambarkan penyebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai P2 dari

target 0.04 dengan capaian 0.02, maka semakin tinggi ketimpangan

pengeluaran diantara penduduk miskin.

16. Cakupan Rumah Layak Huni

Indikator Kinerja Utama Cakupan Rumah Layak Huni adalah :

Jumlah Rumah Layak Huni / Jumlah seluruh rumah diwilayah pemda x 100%.

Jumlah rumah layak huni di peroleh dari perhitungan jumlah seluruh rumah

dikurangi jumlah rumah tidak layak huni. Untuk data RLTH berdasarkan data

BDT (Dinsos) dikurangi realisasi kegiatan BSPS. Jadi untuk Nilai Capaian tahun

2018 sebagai berikut :

Cakupan Rumah Layak Huni = Jumlah rumah layak huni x 100 Jumlah seluruh rumah diwilayah pemda

= 168.589 x 100

185.436

= 90,91

Untuk capaian Indikator Kinerja Utama diatas dapat dilihat bahwa untuk

cakupan rumah layak huni mengalami peningkatan sebesar 0,73% dibandingkan

dengan capaian Tahun 2017 yaitu sebesar 90,18% dan pada Tahun 2018

meningkat menjadi 90,91% dengan persentase capaian sebesar 99,39%. Hal ini

dipengaruhi adanya Program Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS) dan Kotaku.

Untuk pencapaian indikator cakupan rumah layak huni ini tak lepas dari

dukungan pemerintah pusat melalui program-program Kemenpera serta

dukungan Pemerintah Daerah. Dan pada tahun 2018 dipengaruhi oleh program

BSPS dan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh). Untuk diketahui bahwa kriteria rumah

layak huni menurut Kementerian PUPR yaitu :

Pertama, struktur konstruksi atap, lantai, dan dinding yang memenuhi

persyaratan keselamatan dan kenyamanan yaitu kokoh, dan tidak retak-retak.

Kedua, terdapat jaringan air bersih dari PDAM atau sumber air bersih lainnya

yang berfungsi.

Ketiga, utilitas jaringan listrik yang berfungsi untuk kebutuhan sehari-sehari

penghuni.

Keempat, jalan lingkungan yang sudah diberi perkerasan atau aspal dan

berfungsi bukan hanya berbentuk tanah yang bergelombang dan berlubang.

Kelima, saluran atau drainase lingkungan yang telah selesai dan dipastikan

dapat berfungsi dengan baik dan benar.

Keenam, penyediaan septi tank atau tempat pembuangan sanitasi yang berfungsi

dengan baik dan aman dan tidak mencemarkan lingkungan.

MISI 3

• Jumlah Sasaran strategis : 3 Sasaran

• Jumlah IKU : 3 Indikator Kinerja Utama

• Capaian :

1. Tingkat Pertumbuhan Nilai Investasi

Indikator Kinerja Utama tingkat pertumbuhan nilai investasi

dengan target 5.05 dengan realisasi 9.4 pada tahun 2018.

2. Pertumbuhan PAD (Dasar 2015)

Capaian indikator ini ditargetkan 7.81% dapat terealisasi sebesar

7,77%. Sedangkan formula perhitungannya sebagai berikut:

PAD Kontribusi PAD = ------------------------------------- X 100%

Total Pendapatan Daerah

Berdasarkan data rekapitulasi laporan realisasi penerimaan

pendapatan daerah tahun 2018, jumlah realisasi PAD Kabupaten Kutai

Kartanegara pada tahun 2018 sebesar Rp308.178.967.905, dan total

pendapatan daerah sebesar Rp3.965.799.911.888. Dari data tersebut,

capaian indikator ini pada tahun 2018 sebesar 7,77%, sedangkan

target yang ditetapkan sebesar 7,81%. Artinya capaian kinerja pada

tahun 2018 lebih rendah dari target yang ditetapkan, dengan tingkat

capaian sebesar 99,49%. Namun demikian capaian tersebut jika

merujuk pada kriteria penilaian kinerja dari Permendagri 86 Tahun

2017 sudah sangat tinggi, karena sudah berada diatas 91%.

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

14 Meningkatnya daya saing

investasi daerah27

Tingkat Pertumbuhan Nilai

Investasipersen 5.05 9.4 186.14%

15 Meningkatnya Pendapatan Asli

Daerah 28Pertumbuhan PAD (tahun dasar

2015)persen 7.81 7.77 99.49%

16 Meningkatnya Kerjasama

Corporate Social Responsibility

(CSR) dalam pembangunan

daerah

29

Cakupan Fasilitasi CSR

(Perusahaan Wajib CSR Bermitra

Dengan Pemkab)

persen 7 0 0%

3.

Meningkatkan

pembiayaan

pembangunan

daerah

MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

Kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah perlu terus

ditingkatkan karena capaian sebesar 7,77% masih menunjukkan

kemampuan keuangan daerah yang sangat kurang (berada pada

rentang nilai 0-10%). Rendahnya perolehan persentase tersebut

menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara belum

mampu membiayai pengeluarannya sendiri, dengan kata lain masih

sangat tergantung pada pemerintah pusat. Hal ini tentunya perlu

mendapatkan perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara untuk melakukan upaya akseleratif, guna meningkatkan

PAD ditahun-tahun mendatang.

Jika dilihat dari struktur pendapatan daerah Kabupaten Kutai

Kartanegara tahun 2018, sebagian besar berasal dari Dana

Perimbangan (79,01%), dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

sebesar 13,22%, sedangkan dari Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar

7,77%. Tingginya Dana Perimbangan tersebut dipengaruhi oleh sumber

daya alam (sektor pertambangan), terutama Bagi Hasil dari Iuran

Eksplorasi & Eksploitasi (Royalti) sebesar Rp.932.521.417.076,00; dan

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Pertambangan,

Perkebunan & Perhutanan sebesar Rp.806.485.238.778,00

Gambar 3.2. Realisasi dan Kontribusi PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Tahun 2018

Sumber: Laporan Realisasi Penerimaan Tahun 2018, Diolah

Berkaca dari kondisi diatas, Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara sudah saatnya tidak sepenuhnya mengandalkan dari

penerimaan Dana Perimbangan, terutama dari bagi hasil sektor pertambangan, mengingat sektor ini mengalami kelesuan dan

diperkirakan akan mengalami penurunan. Untuk itu, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan pendapatan daerah, terutama dalam meningkatkan indikator pertumbuhan kontribusi PAD

308,178,967,905

3,133,413,997,077

524,206,946,906

7.77%

79.01%

13.22% 0.00%

10.00%

20.00%

30.00%40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%90.00%

-

500,000,000,000

1,000,000,000,000

1,500,000,000,000

2,000,000,000,000

2,500,000,000,000

3,000,000,000,000

3,500,000,000,000

PAD Dana Perimbangan Lain-Lain PendapatanDaerah yang Sah

Realisasi Kontribusi

terhadap APBD, dengan terus mengoptimalkan penerimaaan dari sumber-sumber PAD.

Jika dilihat komponen pembentuk PAD, kontribusi terbesar adalah

Pendapatan Lain-Lain Yang Sah sebesar 67,14%, disusul Pajak Daerah sebesar 19,79%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

sebesar 11,05%, kemudian Retribusi Daerah sebesar 2,02%. Adapun realisasi dan kontribusi terhadap PAD pada masing-masing

komponen pembentuk PAD dapat dilihat pada Gambar 3.3. berikut ini.

Gambar 3.3. Realisasi dan Kontribusi Komponen Pembentuk PAD Terhadap Total PAD Tahun 2018 Sumber: Laporan Realisasi Penerimaan Tahun 2018, Diolah

Dari rincian masing-masing komponen PAD, penerimaan dari pajak

daerah terbesar adalah Pajak Restoran dan Pajak Penerangan Jalan

masing-masing sebesar Rp. 27.460.071.538 dan Rp. 20.915.471.485.

Selanjutnya penerimaan Retribusi Daerah terbesar adalah Retribusi

Tempat Rekreasi dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

masing-masing sebesar Rp. 2.520.161.800 dan Rp. 1.594.759.385.

Kemudian pada Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan

kekayaan daerah yang di pisahkan, sebesar Rp. 34.113.589.823 dari

Bank Pembangunan Daerah (Bank Kaltim). Komponen pembentuk PAD

selanjutnya adalah Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah,

terbesar adalah pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.A.M

Parikesit sebesar Rp. 120.432.652.897, dan Penerimaan Lain-Lain

sebesar Rp. 27.943.195.059.

60,991,506,675

6,219,679,404 34,063,589,823

206,904,192,003

19.79%

2.02% 11.05%

67.14%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

-

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil PerusahaanMilik Daerah danHasil PengelolaanKekayaan DaerahYang dipisahkan

Lain-lain PendapatanAsli Daerah Yang

Syah

Realisasi Kontribusi

Adapun rincian realisasi komponen pembentuk PAD tahun 2018

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini.

Tabel 3.3. Rincian Realisasi Komponen Pembentuk PAD Tahun 2018

No Uraian Target Realisasi

Tingkat Capaian

Kontribusi terhadap Total PAD

I PAJAK DAERAH

Pajak Hotel 1.249.154.707 1.481.537.141 118,60% 0,48%

Pajak Restoran 21.263.967.777 27.460.071.538 129,14% 8,91%

Pajak Hiburan 216.493.000 676.527.289 312,49% 0,22%

Pajak Reklame 1.500.000.000 1.569.252.919 104,62% 0,51%

Pajak Penerangan Jalan 19.617.302.654 20.915.471.485 106,62% 6,79%

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 111.773.830 289.016.646 258,57% 0,09%

Pajak Parkir 250.000.000 514.862.452 205,94% 0,17%

Pajak Air Tanah 549.621.705 449.276.931 81,74% 0,15%

Pajak Sarang Burung Walet 50.990.000 36.500.000 71,58% 0,01%

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

2.943.192.853 4.207.175.152 142,95% 1,37%

Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan

8.300.000.000 3.391.815.122 40,87% 1,10%

Total Pajak Daerah 56.052.496.526 60.991.506.675 108,81% 19,79%

III RETRIBUSI DAERAH

Retribusi Jasa Umum

Retribusi Pelayanan Kesehatan - -

Retribusi Pelayanan Kebersihan / Persampahan

- 26.900.000 100,00% 0,01%

Retribusi Pengangkutan Sampah Dari Sumbernya

16.800.000 10.650.000 63,39% 0,00%

Retribusi Penyediaan Lokasi Pembuangan Akhir Sampah

576.000 - 0,00% 0,00%

Retribusi Penyediaan dan/Penyedotan Kakus 20.000.000 7.425.000 37,13% 0,00%

Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang 41.675.000 - 0,00% 0,00%

Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

- - 0,00%

Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum 228.100.000 352.832.200 154,68% 0,11%

Retribusi Pelayanan Pasar 961.800.000 465.266.919 48,37% 0,15%

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 776.335.536 672.230.700 86,59% 0,22%

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

- - 0,00%

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta 26.000.000 17.200.000 66,15% 0,01%

Retrebusi Pelayanan Pendidikan - - 0,00%

Retribusi Pengendalian Menara komunikasi - - 0,00%

Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 129.000.000 88.100.000 68,29% 0,03%

Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan - - 0,00%

Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan - - 0,00%

Retribusi Tempat Pelelangan - - 0,00%

Retribusi Terminal 5.000.000 22.610.000 452,20% 0,01%

Retribusi Tempat Khusus Parkir - - 0,00%

Retribusi Tempat Penginapan/Persanggrahaan/Villa

- - 0,00%

Retribusi Rumah Potong Hewan 220.000.000 94.875.000 43,13% 0,03%

Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 85.000.000 120.067.400 141,26% 0,04%

Retribusi Tempat Rekreasi 3.271.861.050 2.520.161.800 77,03% 0,82%

Retribusi Pelayanan Tempat Olah Raga 72.000.000 86.321.400 119,89% 0,03%

Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 6.384.866.420 1.594.759.385 24,98% 0,52%

Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

- - 0,00%

Retribusi Izin Gangguan/Keramaian (HO) - 144.000 0,00% 0,00%

Retribusi Izin Trayek - - 0,00%

Retribusi Izin Usaha Perikanan - - 0,00%

Retribusi Perpanjangan IMTA 150.000.000 140.135.600 93,42% 0,05%

Total Retribusi Daerah 12.389.014.006 6.219.679.404 50,20% 2,02%

III HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah / BUMD

Perusda Air Minum (PDAM) - - 0,00%

Perusda Kelistrikan 2.000.000.000 - 0,00% 0,00%

No Uraian Target Realisasi

Tingkat Capaian

Kontribusi terhadap Total PAD

Bank Pembangunan Daerah (Bank Kaltim) 34.113.589.823 34.063.589.823 99,85% 11,05%

Perusahaan Daerah Tunggang Parangan Kab.Kukar

- - 0,00%

Bag.Laba atas Penyert.Modal pd Perh.Milik Pemerintah/BUMN

- - 0,00%

Bag.Laba atas Penyert.Modal pd Perh.Milik Swasta

- - 0,00%

Total Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

36.113.589.823 34.063.589.823 94,32% 11,05%

IV LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan

38.000.000 8.785.603 23,12% 0,00%

Penerimaan Jasa Giro 5.000.000.000 170.306.945 3,41% 0,06%

Pendapatan Bunga Deposito - - 0,00%

Tuntutan Ganti Kerugian Daerah - - 0,00%

Komisi,Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah

- - 0,00%

Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan

- - 0,00%

Pendapatan Denda Pajak - 455.740.089 100,00% 0,15%

Pendapatan Denda Retribusi - 397.550.000 100,00% 0,13%

Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan - - 0,00%

Pendapatan Dari Pengembalian - - 0,00%

Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum - - 0,00%

Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

- - 0,00%

Angsuran / Cicilan Penjualan Rumah Dinas - - 0,00%

Angsuran / Cicilan Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas

200.000.000 - 0,00% 0,00%

Angsuran / Cicilan Ganti Kerugian Barang Milik Daerah

- - 0,00%

Sewa Rumah 200.000.000 134.970.576 67,49% 0,04%

Hasil Dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Sewa Tempat Olahraga

789.770.000 - 0,00% 0,00%

Hasil Dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Sewa

1.119.360.000 1.225.034.600 109,44% 0,40%

Sewa (ATM, Gedung PKM dll) 175.000.000 51.860.000 29,63% 0,02%

Sewa Lapak Pedagang Dipulau Kumala - - 0,00%

Pendapatan Zakat - - 0,00%

Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.A.M Parikesit

145.000.000.000 120.432.652.897 83,06% 39,08%

Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja

31.994.888.395 26.828.909.379 83,85% 8,71%

Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah RSUD.Dayaku Raja Kota Bangun

2.000.000.000 3.356.937.311 167,85% 1,09%

Hasil Dari Pengelolaan Dana Bergulir - - 0,00%

Penerimaan Lain-lain 30.000.000.000 27.943.195.059 93,14% 9,07%

Pendapatan Dana Kapitasi JKN 21.689.277.168 19.027.663.158 87,73% 6,17%

Pendapatan Non Dana Kapitasi JKN 782.000.531 606.477.371 77,55% 0,20%

Tarif Pelayanan Kesehatan 6.230.310.027 4.840.307.815 77,69% 1,57%

Penerimaan Dari PT.Taspen 2.000.000.000 1.423.801.200 71,19% 0,46%

BOSNAS - - 0,00%

Total Lain-lain PAD yg Sah 247.218.606.121 206.904.192.003 83,69% 67,14%

TOTAL PAD 351.773.706.477 308.178.967.905 87,61% 100,00%

Sumber: Laporan Realisasi Penerimaan Tahun 2018

3. Cakupan Fasilitasi CSR (Perusahaan wajib CSR bermitra dengan

Pemkab)

Cakupan Fasilitasi CSR (Perusahaan Wajib CSR Bermitra dengan

Pemkab) tidak ada kegiatan Fasilitasi CSR di bappeda pada tahun

2016, 2017 dan 2018.

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

17 Meningkatnya produktivitas, tata

kelola, dan dan pertumbuhan

sektor pertanian dalam arti luas30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72 6.86 78.67%

18 Meningkatnya potensi dan daya

dukung pariwisata daerah serta

kunjungan wisata di Kutai

Kartanegara

31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61 6.72 88.30%

19 Meningkatnya pengembangan

seni dan budaya lokal dalam

rangka mendukung destinasi

wisata dan kelestarian tradisi

kehidupan masyarakat

32Pertumbuhan Grup Seni dan

Budayapersen 6 0 0.00%

33 Persentase koperasi aktif persen 81.13 81.3 100.21%

34Pertumbuhan Tingkat Kelas

UMKMpersen 2.84 2.84 100.00%

21 Meningkatnya akses, tata niaga,

dan infrastruktur perdagangan

antar wilayah dan antar daerah

35Pertumbuhan Eksport Bersih

Non Migas dan Batu Barapersen 12 0 0.00%

22 Meningkatnya pengembangan

industri pengolahan pangan,

peternakan, perikanan,

pengolahan pakan, dan potensi

daerah yang berdaya saing

36Pertumbuhan Sektor Industri

Pengolahanpersen 6.48 5.42 84%

INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

4.

Meningkatkan

pengelolaan

pertanian dan

pariwisata

untuk

percepatan

transformasi

struktur

ekonomi

daerah

20 Meningkatnya ekonomi

kerakyatan berbasis industri

kreatif dan potensi daerah

MISI NO SASARAN STRATEGIS NO

• Jumlah Sasaran strategis : 6 Sasaran

• Jumlah IKU : 7 Indikator Kinerja Utama

• Capaian :

1. Pertumbuhan sektor pertanian

Dalam meningkatnya produktifitas, tata kelola, dan

pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas Pemerintah

Kabupaten Kutai Kartanegara berupaya meningkatkan

pertumbahan sektor pertanian dengan target RPJMD 2018 8,72%

realiasi target 6,86%. Berdasarkan hal tersebut maka capaian

Kinerja sebesar 78.67% dengan predikat Baik.

2. Pertumbuhan sektor pariwisata

Dalam Meningkatnya potensi dan daya dukung pariwisata

daerah serta kunjungan wisata di Kutai Kartanegara berupaya

meningkatkan Pertumbuhan Sektor Pariwisata dengan target

RPJMD 2018 7.61% realisasi target 6.72%. Berdasarkan hal

tersebut maka capaian Kinerja sebesar 88,30% dengan predikat

Sangat Baik.

MISI 4

Daerah

3. Pertumbuhan Grup Seni dan Budaya

Dalam meningkatnya produktifitas, tata kelola, dan

pertumbuhan grup seni dan budaya Pemerintah Kabupaten

Kutai Kartanegara berupaya meningkatkan pertumbahan grup

seni dan budaya dengan target RPJMD 2018 target 6

Berdasarkan hal tersebut maka capaian Kinerja sebesar 0

disebabkan adanya perubahan regulasi dilingkungan pemerintah

daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.

4. Persentase koperasi aktif

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 dan Rencana

Strategis 2016-2021:

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

EKSITING

(2017)

TARGET

(2018)

REALISASI

(2018)

Persentase Koperasi Aktif

77,13 %

81,23 %

81,30 %

Memperhatikan Tabel diatas, target Koperasi Aktif tahun 2018 sesuai

Renstra sebesar 81,23 %. Realisasi sebesar 81,30 % (Sangat Baik).

2018 2017 2016 2015 2014 2013

Koperasi Aktif 487 506 493 480 444 435

Koperasi 599 656 642 597 588 579

Persentase Koperasi Aktif 81,30% 77,13% 76,79% 80,40% 75,51% 75,13%

0

100

200

300

400

500

600

700

Jum

lah

Persentase Koperasi Aktif

Persentase Koperasi Aktif dengan Realisasi sebesar 81,30% dapat

dijelaskan bahwa Jumlah Koperasi Aktif dibandingkan dengan Total

seluruh Koperasi yang ada, diketahui untuk Koperasi yang aktif sebanyak

487 dan Total Koperasi yang ada sebanyak 599 hal ini disebabkan adanya

usulan pembubaran sebanyak 71 Koperasi.

NO. KECAMATAN

KOPERASI

KOP. BARU

RAT AKTIF

TDK AKTIF

JUMLAH

1 TABANG

19 14 33

1

11

2 KEMBANG JANGGUT

30 3 33

-

17

3 KENOHAN

12 2 14

1

7

4 MUARA WIS 5

1 6 -

3

5 KOTA BANGUN

20 6 26

-

5

6 MUARA KAMAN

38 11 49

2

16

7 MUARA MUNTAI

12 5 17

1

3

8 SEBULU

33 13 46

1

10

9 TENGGARONG

101 51 152

2

20

10 TENGGARONG SEBERANG

27 11 38

-

7

11 LOA KULU

37 8 45

1

13

12 LOA JANAN

21 14 35

2

3

13 SANGASANGA

12 17 29

-

-

14 MUARA JAWA

22 8 30

1

7

15 SAMBOJA

38 8 46

2

9

16 ANGGANA

18 3 21

-

6

17 MUARA BADAK

27 5 32

-

3

18 MARANGKAYU

15 3 18

-

2

TOTAL 487 183 670 14 142

5. Pertumbuhan Tingkat Kelas UMKM

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Terhadap Indikator

Kinerja Utama Persentase UKM Tahun 2018 Sebagai Berikut :

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

Target 2018

Capaian Tahun Lalu 2017

Target Realisasi Capaian

Presentase UMK Naik Kelas

2,84 %

2,84 %

100 %

2,89 %

Memperhatikan Tabel diatas, target UMK Naik Kelas tahun 2018 sesuai

Renstra sebesar 2,84 %. Realisasi sebesar 2,84 % atau diukur tingkat

capaian sebesar 100 % (Sangat Baik).

Persentase UMK Naik Kelas dengan Realisasi sebesar 2.84% dapat

dijelaskan bahwa Jumlah Usaha Mikro Kecil Yang naik kelas

dibandingkan dengan Total seluruh Usaha Mikro Kecil Menengah

yang ada, sebagaimana data untuk UMKM yang naik kelas sebanyak

504 di komunlatif menjadi 1.629 dari tahun-tahun sebelumnya dan

Total UMKM yang ada sebanyak 57.366, sebagaimana dapati dilihat

perkembangannya sebagai berikut :

PERKEMBANGAN UMK SESUAI KLASIFIKASI USAHA

NO URAIAN TAHUN

KETERANGAN 2015 2016 2017 2018

I JENIS USAH

1 MIKRO

SALDO AWAL (BULAN JANUARI) 37.806

37.806

37.674

37.680

PERTUMBUHAN

A KULINER 2.010 - 51

23

B FASION 1.021 - 10

-

C PENDIDIKAN 5 - 0

-

D OTOMOTIF 222 - 5

-

E AGROBISNIS 4.329 - 16

18.512

F TEKNOLOGI INTERNET 8 - 1

-

G BIDANG LAIN 30.211 - 91

26

2015 2016 2017 2018

UMK Naik Kelas 825 957 1125 1629

Jumlah Seluruh UKM 38631 38631 38805 57366

Presentase Koperasi Aktif 2.14% 2.48% 2.90% 2.84%

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000Ju

mla

j U

MK

M

% UMKM NAIK KELAS

II JUMLAH PERTUMBUHAN MIKRO

- - 174 18.561

JUMLAH USAHA MIKRO (BULAN DESEMBER)

37.806

37.674

37.680

55.737

(37.680+18561-504) = 55.737

2 KECIL

SALDO AWAL (BULAN JANUARI) 825

825

957

1.125

PERTUMBUHAN

A KULINER 104

9

3

7

B FASION 52

3

3

1

C PENDIDIKAN -

-

-

-

D OTOMOTIF 50

8

7

1

E AGROBISNIS 35

2

7

374

F TEKNOLOGI INTERNET -

-

3

-

G BIDANG LAIN 584

110

145

121

III JUMLAH PERTUMBUHAN KECIL

-

132

168

504 Naik Kelas

JUMLAH USAHA MIKRO (BULAN DESEMBER)

825

957

1.125

1.629

JUMLAH USAHA MIKRO KECIL(BULAN DESEMBER)

38.631 38.631 38.805 57.366

6. Pertumbuhan Eksport Bersih Non Migas dan Batu Bara

Pada kondisi sebelumnya untuk tahun 2017 telah terealisasi

kinerja sebesar 7%, kemudian pada tahun 2018 telah

ditargetkan pencapaian kineja sebesar 12% setelah evaluasi

capaian kinerja sasaran pada tahun 2018 tidak bisa di

realisasikan karena adanya rasionalisasi anggaran dan kegiatan.

7. Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan

Rumus : Jumlah industri 2017 dikurangi jumlah industri 2018

dibagi jumlah industri sampai tahun 2017. Capaian Kinerja

5.42% Tahun 2018 tidak mencapai target RPJMD 6.48% karena

adanya transfer tenaga kerja dari industri rumah tangga ke

perusahaan.

• Jumlah Sasaran strategis : 4 Sasaran

• Jumlah IKU : 6 Indikator Kinerja Utama

• Capaian :

1. Persentase jalan dengan kondisi baik

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 1.876,33 Km dibagi

(2018) panjang jalan seluruh kabupaten 2.193,02 KM (2018) dikali

100. Jadi cakupan persentass jalan dengan kondisi baik yang di

target pada tahun 2018 sebesar 80.20% dengan realisasi 85,55%

capaian kinerja panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 106,67%

2. Cakupan aksesbilitas antar wilayah

Pada kondisi sebelumnya untuk tahun 2017 telah terealisasi kinerja

sebesar 77,80%, kemudian pada tahun 2018 telah ditargetkan

pencapaian kineja sebesar 75% setelah evaluasi capaian kinerja

sasaran pada tahun 2017, realisasi kinerja masih tetap sama

dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 77,80%, ini berarti pada

tahun 2018 tidak ada peningkatan kinerja, namun sebenarnya

target kinerja tahun 2018 tersebut telah tercapai melebihi target

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

23 Meningkatnya interkoneksitas

antar wilayah37

Persentase jalan dengan kondisi

baikpersen 80.20 85.55 106.67%

24 Meningkatnya aksesibilitas antar

wilayah serta kualitas pelayanan

perhubungan

38Cakupan aksesbilitas antar

wilayahpersen 75 77.8 103.73%

25 Terwujudnya koneksitas jaringan

komunikasi, internet, dan

pengembangan kawasan smart

city

39Cakupan koneksi internet

Kecamatan/Desa/Kelpersen 65.00 62.16 95.63%

40Jumlah Kawasan Berbasis

Teknologi Informasikawasan 1 0 0%

41Cakupan Lingkungan

Permukiman Kumuhpersen 32.37 0.006 0%

42Persentase cakupan layanan air

minum Rumah Tanggapersen 90.20 84.88 94%

MISI NO SASARAN STRATEGIS

5.

Meningkatkan

keterpaduan

pembangunan

infrastruktur

menuju daya

saing daerah

26 Meningkatnya layanan

kebutuhan dasar perumahan dan

kawasan permukiman

2018NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

MISI 5

pada tahun 2017, yaitu dengan capaian kinerja sebesar 77,80%,

maka pada tahun 2018 tidak ada perubahan peningkatan kinerja,

hal ini disebabkan karena pada tahun 2018 tidak ada pembangunan

fisik sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan, dikarenakan

kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sedang

terjadi defisit anggaran, sehingga banyak kegiatan pembangunan

yang tidak bisa terealisasi.

3. Cakupan koneksi internet Kecamatan/Desa/Kel

Secara Umum jaringan internet sudah terjangkau di 18 Kecamatan (167

Kel/Desa), hanya ada beberapa desa yang masih belum terjangkau atau

blankspot, menurut data tahun 2018 masih ada 70 desa yang masih

blankspot dari target 65.00% dengan capaian 62.16 pada tahun 2018.

4. Jumlah Kawasan Berbasis Teknologi Informasi

Target pada tahun 2018 sebesar 0% yang dikarenakan pada

kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Jaringan Fiber Optic (FO)

dan kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Free

Hotspot tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.

Adapun Jumlah Kawasan Berbasis Teknologi Informasi di Kota

Tenggarong yakni :

Panjang Penggunaan Fiber Optic Tahun 2017 Sepanjang 15 km,

Panjang Daerah Free Hotspot Tahun 2017 Sepanjang 5 km

Sedang di Kecamatan Sanga-Sanga melalui Pengelolaan Pusat

Komunitas Kreatif (PUSKOMKREF) mengadakan pembinaan UKM

Berbasis Teknologi Informasi dengan jumlah UKM ±100 kali dan

jumlah pelatihan untuk UKM, SMA dan SMP sebanyak ±150 kali

pelatihan.

5. Cakupan Lingkungan Permukiman Kumuh

Indikator Kinerja Utama Cakupan Lingkungan Permukiman Kumuh adalah

Luas lingkungan Permukiman Kumuh / Luas Wilayah x 100 Nilai Capaian

tahun 2018 sebagai berikut : Cakupan Lingkungan Permukiman Kumuh

= Luas Lingkungan Permukiman Kumuh x 100

Luas Wilayah

= 1,727 Km2 x 100 27.263,10 Km2

= 0,006 %

Untuk cakupan lingkungan permukiman kumuh dari segi penanganan

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,8 ha

menjadi 15,1 ha hal ini dipengaruhi oleh program kegiatan KOTAKU. Untuk

cakupan lingkungan permukiman kumuh masih mengacu kepada SK

Bupati Nomor 376/SK-BUP/HK/2016, Tanggal 5 Agustus 2016 tentang

penetapan kawasan kumuh. Ada 8 (delapan) kecamatan yang menjadi

sasaran program kotaku (Kota Tanpa Kumuh) dengan luas total 172,26 Ha.

Jadi 8 (delapan) kecamatan yang meliputi 16 (enam belas) Desa/

Kelurahan kawasan kumuh ini program penanganannya sudah di sk-kan

oleh Bupati.

Namun demikian dalam waktu dekat Kutai Kartanegara akan punya

landasan kuat untuk menertibkan kawasan kumuh, yaitu melalui

rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) tentang pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Perumahan dan Pemukiman Kumuh. Saat ini masih

dalam proses evaluasi dan diserahkan ke DPRD.

6. Persentase cakupan layanan air minum Rumah Tangga

Indikator Kinerja Utama Persentase Cakupan Layanan Air Minum Rumah Tangga adalah Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih / Jumlah seluruh rumah tangga x 100%. Sumber data berasal dari bidang

penyehatan lingkungan DPKP, PDAM Tirta Mahakam Tahun 2018 dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan asumsi perhitungan 1 SR = 6 Jiwa.

Persentase cakupan layanan air minum rumah tangga

= Jumlah rumah tangga pengguna air bersih x 100

Jumlah seluruh rumah tangga

= 177.935 x 100209.643

= 84,88

Untuk persentase cakupan layanan air minum rumah tangga, juga

mengalami peningkatan sebesar 1,19% dibandingkan dengan tahun 2017

yaitu sebesar 83,70% dan pada Tahun 2018 meningkat menjadi 84,88%.

Hal ini dipengaruhi oleh adanya Program kegiatan yang berasal dari

Pamsimas, DAK dan CSR.

• Jumlah Sasaran Strategis : 2 Sasaran

• Jumlah IKU : 2 Indikator Kinerja Utama

• Capaian :

1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melaksanakan seluruh kegiatan yang

menjadi tanggungjawabnya.

Target Indikator Kinerja Utama(IKU) tahun 2018 sebagai berikut :

Indeks Pencemaran Air (IPA)

Indeks Pencemaran Udara (IPU)

Indeks Tutupan Lahan (ITH)

56,25 90,96 59,99

Hasil Capaian Kinerja Sasaran IKU yang telah ditetapkan, adalah :

Indeks Pencemaran Air

(IPA)

Indeks Pencemaran Udara (IPU)

Indeks Tutupan Lahan (ITH)

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Tahun 2018

81.43 69.51 59.95 69.26

Ukuran capaian indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)yaituIndeks

Pencemaran Air, Indeks Pencemaran Udara dan Indeks Tutupan Lahan, pada tahun 2018

tercapai 69.26. Rincian ketiga indeks tersebut menggunakan parameter :

1. Indeks Pencemaran Air (IPA)

Indeks Pencamaran Air (IPA) sebesar 81.43; dengan 5 Parameter yaitu (1) TSS, (2) DO,

(3) COD, (4) BOD, (5) P. Sampling air sungai sebanyak 15 sungai dari 10 Kecamatan

dengan jumlah lokasi titik sampling 20 titik.

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

27 Meningkatnya pencegahan

pencemaran dan perusakan

lingkungan serta pengendalian

pembangunan berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan

43Indeks Kualitas Lingkungan

Hiduppoint 71.5 69.26 96.87%

28 Meningkatnya ketersediaan

sumber energi baru dan

terbarukan44

Persentase Rumah Tangga yang

Menggunakan Energi Baru

Terbarukan

persen 3.33 5.89 176.88%

6.

Meningkatkan

pengelolaan

sumber daya

alam yang

berkelanjutan

dan

berwawasan

lingkungan

MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

MISI 6

2. Indeks Pencemaran Udara (IPU)

Indeks Pencemaran Udara sebesar 69.51, dengan 2 Parameter yaitu (1)

NO2 dan (2) SO2. Sampling Udara di 1 Kecamatan yaitu Kecamatan

Tenggarong, Jumlah Lokasi titik sampling ada 4 titik di Kecamatan

Tenggarong yang berlokasi pada :

1) Transportasi (Penyeberangan Pulau Kumala Jl. Akhmad Muksin

Tenggarong);

2) Industri Pabrik Tahu (Jl. Mangkuraja Tenggarong);

3) Pemukiman dan Perumahan Mangga 2 (Jl. Akhmad Dahlan

Tenggarong);

4) Perkantoran (Kantor Bupati Kab.Kukar Jl. Wolter Monginsidi

Tenggarong) pada Transportasi, Industri, Perumahan dan

Perkantoran.

3. Indeks Tutupan Lahan

Indeks Tutupan Lahan 59.95, menggunakan data tahun 2017 ada 7 jenis

tutupan hutan yaitu :

1) Hutan Lahan Kering Primer

2) Hutan Lahan Kering Sekunder

3) Hutan Mangrove Primer

4) Hutan Mangrove Sekunder

5) Hutan Rawa Primer

6) Hutan Rawa Sekunder

7) Hutan Tanaman

2. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Energi Baru Terbarukan

Untuk capaian Indikator Presentase Rumah Tangga yang menggunakan

Energi Baru Terbarukan pada Tahun 2018 sebesar 5,89 %, masih mengacu

pada capaian tahun 2017, mengingat pengembangan Energi Baru

Terbarukan hingga saat ini belum ada penambahan pembangunan PLTS

SHS , PLTS Komunal (Terpusat) pada tahun 2018, tetapi penambahan rasio

tinggal mengacu ke pengembangan Bio Gas dari Kecamatan Kembang

Janggut samapi Kenohan. tabel Data Rumah Tangga yang menggunakan

Energi Baru Terbarukan tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Data Rumah Tangga yang menggunakan Energi Baru Terbarukan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018

No. Kecamatan

Jumlah RT / KK Berlistrik Jumlah KK

Belum Berlistrik

% KK ENERGI BARU

TERBARUKAN

Desa /

Kel KK

Penduduk

PLN EBT Jumlah

1 Tabang 19 3.008 10.978 571 799 1.370 1.638 26,56%

2 Kembang Janggut 11 9.195 27.897 0 8.864 8.864 331 96,40%

3 Kenohan 9 3.287 11.494 779 672 1.451 1.836 20,44%

4 Muara Wis 7 2.614 9.378 773 213 986 1.628 8,15%

5 Kota Bangun 21 9.768 35.353 7.678 728 8.406 1.362 7,45%

6 Muara Muntai 13 5.942 20.478 2.426 0 2.426 3.516 0,00%

7 Muara Kaman 20 9.969 37.469 4.241 836 5.077 4.892 8,39%

8 Loa Kulu 15 13.843 46.249 10.253 0 10.253 3.590 0,00%

9 Sebulu 14 11.587 44.688 8.144 0 8.144 3.443 0,00%

10 Marang Kayu 11 9.921 35.736 4.534 0 4.534 5.387 0,00%

11 Tenggarong Seberang

18 16.862 62.589 12.479 0 12.479 4.383 0,00%

12 Muara Badak 13 13.903 48.532 9.447 0 9.447 4.456 0,00%

13 Anggana 8 14.109 44.667 11.349 152 11.501 2.608 1,08%

14 Tenggarong 14 29.361 71.770 24.198 0 24.198 5.163 0,00%

15 Sanga Sanga 5 5.697 14.916 4.541 0 4.541 1.156 0,00%

16 Muara Jawa 8 10.620 29.863 7.081 0 7.081 3.539 0,00%

17 Loa Janan 8 20.129 57.937 10.674 0 10.674 9.455 0,00%

18 Samboja 23 18.273 61.692 12.075 0 12.075 6.198 0,00%

T O T A L 237 208.088 671.686 131.243 12.264 143.507 64.581 5,89%

MISI 7

Serta Penguatan Perlindungan Anak

• Jumlah Sasaran Strategis : 1 Sasaran

• Jumlah IKU : 4 Indikator Kinerja Utama

• Capaian:

1. Indek Pembangunan Gender (IPG)

Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran meningkatnya Partisipasi

Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender

Serta Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja Utama

Indeks Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2018 ditargetkan sebesar

84,00 tetapi sampai dengan akhir tahun terealisasi sebesar 62,57 dengan

capaian komposit sebagai berikut :

a) Rata – rata harapan sekolah Perempuan terealisasi sebesar 14,32

b) Rata – rata lama sekolah perempuan terealisasi sebesar 8,34

c) Angka harapan hidup perempuan realisasi sebesar 73,61

d) Pengeluaran perempuan realisasi 5.208,91

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

45 IPG persen 84.00 62.57 74.49%

46 IDG persen 54.21 58.87 108.60%

47

Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh pertugas

terlatih di dalam unit pelayanan

terpadu (%)

persen 100.00 95.65 95.65%

48Kasus Tindak Kekerasan

Terhadap Perempuan dan Anakpersen 160.00 138 86.25%

7.

Meningkatkan

partisipasi

perempuan

dalam

pembangunan

serta penguatan

perlindungan

anak

29 Meningkatnya partisipasi

perempuan dalam perempuan

membangun, kualitas kesetaraan

gender, dan perlindungan

perempuan dan anak

MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

0.00

50.00

100.00

Target Realisasi

84.00 62.57

IPG

Target

Realisasi

Sampai Dengan Tahun 2018

Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk indikator Kinerja Indeks

Pembangunan Gender (IPG)

Sampai Dengan 2018

Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak

No Indikator Kinetja Sat

Target Realisasi Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018

1 Indeks Pembangunan

Gender (IPG) poin 82,00 84,00 62,20 62,57 74,49

Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018

Indikator 2017 2018

Indeks Pembangunan Gender (IPG) 75,85 74,49

IPG

62.00

62.50

63.00

2017 2018

62.20

62.57

IPG

2017

2018

73

74

75

76

Tahun 2017 Tahun 2018

75.85 74.49

Tingkat Capaian

Tahun 2017

Tahun 2018

Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :

Pada awal RPJMD 2016-2021 tepatnya tahun 2017 untuk Indeks

Pembangunan Gender (IPG) ditargetkan sebesar 82,00 baru terealisasi

sebesar 62,20 point yang terhitung dari komposit (RHS sebesar 14,32

Pengeluaran/Kapita 5.208,91 AHH sebesar 73,61 serta untuk Komposit

RLS sebesar 8,34), terdapat kenaikan realisasi 0,37 point dibandingkan

pada tahun lalu dimana tahun 2017 ini terealisasi sebesar 62,57 point.

Dilihat dari Tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari pada awal RPJMD

2016-2021 tepatnya tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 cenderung

menurun untuk tahun 2017 tercapai 75,85 point sedangkan Tahun 2018

tercapai 74,49 point ada selisih 1,36 point terjadi penurunan

dibandingkan dari tahun 2017.

2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Meningkatnya

Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan

Gender serta Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja

Utama Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) pada Tahun 2018 ditargetkan

pada angka 54,21 tetapi sampai dengan akhir tahun untuk indikator ini

sudah terealisasi pada angka 58,87 yang dipengaruhi oleh komposit sebagai

berikut :

a) Keterlibatan Perempuan di Parlemen 8,89%

b) Perempuan Sebagai Tenaga Profesional 37,73%

c) Sumbangan Pendapatan perempuan 25,18%

Sampai Dengan Tahun 2018

Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk Indikator Kinerja Indeks

Pemberdayaan Gender (IDG)

Sampai Dengan 2018

Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak

No Indikator Kinetja Sat

Target Realisasi Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018

1 Indeks Pemberdayaan

Gender (IDG) poin 53,99 54,21 56,65 58,87 108,60

Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018

Indikator 2017 2018

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 104,93% 108,60%

Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :

Pada awal RPJMD 2016-2021 tepatnya tahun 2017 untuk Indeks

Pemberdayaan Gender (IDG) ditargetkan sebesar 53,99 baru terealisasi

sebesar 56,65 yang terhitung dari komposit (Keterlibatan Perempuan di

Parlemen sebesar 8,89%, Perempuan sebagai Tenaga Profesional sebesar

37,73% serta untuk komposit Sumbangan Pendapatan Perempuan

sebesar 25,18%) terdapat kenaikan realisasi 2,22 dibandingkan pada

tahun lalu dimana tahun 2018 ini terealisasi sebesar 58,87.

Dilihat dari tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari pada awal

RPJMD 2016-2021 tepatnya tahun 2017 sampai dengan tahun 2018

cenderung meningkat untuk tahun 2017 tercapai 104,93 point

sedangkan tahun 2018 tercapai 108,60 point, terdapat selisih 3,67 point

dimana terjadi peningkatan dibandingkan dari tahun 2017.

3. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan

penanganan pengaduan oleh pertugas terlatih di dalam unit pelayanan

terpadu (%)

Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Meningkatnya Partisipasi

Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender

Serta Perlindungan Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja Utama

Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan

Penanganan Pengaduan oleh Pertugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan

Terpadu (%) dimana pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 100% tetapi

sampai dengan akhir tahun terealisasi sebesar 95,65% yang terdiri dari

86 kasus kekerasan anak dan 52 kasus kekerasan orang dewasa atau

perempuan, terdapat 6 kasus atau 4,35% kasus yang ditangani

dipengadilan yang sampai akhir tahun ini belum ada laporan sampai ke

tingkat putusan.

Sampai Dengan Tahun 2018

Realisasi Sampai dengan tahun 2018 untuk indikator kinerja cakupan

perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan

pengaduan oleh pertugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu (%).

Sampai Dengan 2018

Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak

No Indikator Kinetja Sat Target Realisasi

Capaian Kinerja 2017 2018 2017 2018

1

Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh petugas terlatih

di dalam unit pelayanan terpadu

(%)

% 100 100 84,73 95,65 95,65

Capaian realisasi sampai dengan Tahun 2018

Indikator 2017 2018

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan

yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh

petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

(%)

84,73 95,65

84.73 95.65

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih

di dalam unit pelayanan terpadu (%)

2017

2018

No Jenis Kasus

Jenis Kelamin

Tempat Kejadian Perkara

Penyelesaian Kasus Tahun 2018 Jumlah Kasus

L P P2TP2A Kepolisian Kejaksaan Pengadilan

KEKERASAN TERHADAP ANAK

1 KEKERASAN FISIK 6 8

KEC. TENGGARONG(7), KEC. LOA KULU(4), KEC TABANG(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. MUARA JAWA(1)

PROSES UPT(3) &

MEDIASI(2)

PROSES HUKUM(5) &

SELESAI DAMAI(3)

PROSES

HUKUM(1) 14

2 KEKERASAN SEKSUAL 4 23

KEC. SAMBOJA(5), KEC. TENGGARONG SEBERANG(5), KEC. LOA KULU(5), KEC. TENGGARONG(4), KEC. MUARA BADAK(2), KEC. MUARA JAWA(2), KEC. TABANG(2), KEC. MARANGKAYU(1) & KEC. KENOHAN(1)

PROSES UPT(13)

PROSES HUKUM(12)

PROSES

HUKUM(2) 27

3 KEKERASAN PSIKIS 5 5

KEC. TENGGARONG(5), KEC. LOA KULU(1), KEC. TABANG(1), KEC. MUARA JAWA(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. SAMBOJA(1)

PROSES UPT(5) &

MEDIASI(2)

PROSES HUKUM(3) &

SELESAI DAMAI(1)

10

4 PENELANTARAN 1 KEC. TENGGARONG(1) PROSES UPT(1)

1

5 TRAFICKING 1 KEC. TENGGARONG SEBERANG(1) PROSES

HUKUM(1) 1

6 PENCULIKAN 0

7 ANAK BERHADAPAN HUKUM

A. PERSETUBUHAN 1 KEC. KENOHAN(1) PROSES

HUKUM(1) 1

B. PENCURIAN 6 1 KEC. LOA KULU(3), KEC. TENGGARONG(2), KEC. ANGGANA(1), & KEC. MUARA MUNTAI(1)

PROSES HUKUM(2) &

SELESAI DAMAI(3)

PROSES

HUKUM(2) 7

C. LAKALANTAS 12

KEC. SAMBOJA(4), KEC. TENGGARONG SEBERANG(2), KEC. MUARA JAWA(1), KEC. ANGGANA(1), KEC. LOA KULU(1), KEC. KEMBANG JANGGUT(1), KEC. TABANG(1) & KEC. KOTA BANGUN(1)

SELESAI

DAMAI(12) 12

D. NARKOBA 2 KEC. TENGGARONG(1) & KEC. MUARA JAWA(1)

PROSES

HUKUM(2) 2

E. LAINNYA 6 5 KEC. TENGGARONG(6), KEC. TENGGARONG SEBERANG(3), & KEC. LOA KULU(2)

PROSES UPT(8) &

MEDIASI(2)

SELESAI DAMAI(1)

11

JUMLAH KEKERASAN TERHADAP ANAK

41 45

86

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

1 KEKERASAN FISIK

13

KEC. TENGGARONG(4), KEC. LOA KULU(2), KEC. TENGGARONG

SEBERANG(2), KEC. SEBULU(1), KEC. MARANGKAYU(1), KEC. KOTA

BANGUN(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. TABANG(1)

PROSES UPT(10) &

MEDIASI(2)

PROSES HUKUM(1)

13

2 KEKERASAN SEKSUAL

3 KEC. TENGGARONG(1), KEC. MUARA BADAK(1) & KEC. KOTA BANGUN(1)

PROSES UPT(3)

3

75

80

85

90

95

100

2017 2018

84.73

95.65

Tingkat Capaian Kinerja

2017

2018

No Jenis Kasus

Jenis Kelamin

Tempat Kejadian Perkara

Penyelesaian Kasus Tahun 2018 Jumlah Kasus

L P P2TP2A Kepolisian Kejaksaan Pengadilan

3 KEKERASAN

PSIKIS 13

KEC. TENGGARONG(6), KEC. LOA KULU(2), KEC. TENGGARONG

SEBERANG(2), KEC. SEBULU(1), KEC. KOTA BANGUN(1), & KEC.

MUARA BADAK(1)

PROSES UPT(9) &

MEDIASI(3)

13

4 PENELANTARAN

11

KEC. TENGGARONG(5), KEC. TENGGARONG SEBERANG(3),

KEC. LOA KULU(1), KEC. TABANG(1) & KEC. MUARA

BADAK(1)

PROSES UPT(9) &

MEDIASI(2)

11

5 TRAFICKING

0

6 KDRT

5 KEC. TENGGARONG(3),

KEC.MUARA BADAK(1) & KEC. LOA KULU(1)

PROSES UPT(4) &

MEDIASI(1)

5

7 LAINNYA

7 KEC. TENGGARONG(5) & KEC. TENGGARONG SEBERANG(2)

PROSES UPT(4) &

MEDIASI(3)

7

JUMLAH KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

0 52

52

TOTAL 41 97 138

BERDASARKAN PENYELESAIAN KASUS

NO. BENTUK PENYELESAIAN KASUS JUMLAH

1 PROSES UPT 69

2 MEDIASI 17

3 DIVERSI 20

4 KEPOLISIAN 26

5 KEJAKSAAN 0

6 PENGADILAN 6

TOTAL 138

Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :

Pada tahun 2018 dari target 100% (138 kasus) untuk indikator ini

terealisasi sebesar 95,65% kasus yang ditangani baik mediasi dikepolisian

maupun sudah ada putusan kasus di Pengadilan Negeri Tenggarong,

terdapat 6 kasus atau 4,35% kasus yang ditangani dipengadilan yang

sampai akhir tahun ini belum ada laporan sampai ketingkat putusan.

69

17 20 26 0 6

PROSES UPT MEDIASI DIVERSI KEPOLISIAN KEJAKSAAN PENGADILAN

JUMLAH

JUMLAH

Dilihat dari tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari Akhir RPJMD

tahun 2017 tercapai 84,73% % ada 4,35 % yang ditangani masih

menunggu hasil persidangan di pengadilan sedangkan tahun 2018 untuk

cakupan ini terjadi peningkatan dari kasus yang ditangani yaitu 95,65%

dari 138 kasus yang ditangani dengan peningkatan 51,97 % kekerasan

orang dewasa atau perempuan dan terjadi penurunan kasus sebesar

17,31% dengan 86 kasus kekerasan anak dibandingkan dari tahun lalu.

4. Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus

Kekerasan)

Analisis atas Indikator Kinerja pada sasaran Meningkatnya Partisipasi Perempuan

dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan

Perempuan dan Anak dengan Indikator Kinerja Utama Penurunan Tindak

Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan) dimana pada tahun

2018 ditargetkan sebesar 160 kasus tetapi sampai dengan akhir tahun terealisasi

sebesar 138 kasus yang terdiri dari 86 kasus kekerasan anak dan 52 kasus

kekerasan orang dewasa atau perempuan, terdapat 6 kasus yang ditangani

dipengadilan yang sampai akhir tahun ini belum ada laporan sampai ketingkat

putusan.

Sampai Dengan Tahun 2018

a. Realisasi sampai dengan tahun 2018 untuk Indikator Kinerja Penurunan

Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan anak (Kasus Kekerasan)

125

130

135

140

145

150

155

160

T R

160

138

Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan)

T

R

Sampai Dengan 2017

Meningkatnya Partisispasi Perempuan dalam Perempuan Membangun, Kualitas Kesetaraan Gender Serta Perlindungan Perempuan dan Anak

No Indikator Kinetja Sat Target Realisasi

Capaian Kinerja

2017 2018 2017 2018

1

Penurunan Tindak

Kekerasan Terhadap

Perempuan dan Anak

(Kasus Kekerasan)

Kasus 175 160 131 138 113,75

b. Capaian Realisasi Sampai dengan Tahun 2018

Indikator 2017 2018

Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap

Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan) 125,14 113,75

131 138

Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan anak (Kasus Kekerasan)

2017

2018

108

110

112

114

116

118

120

122

124

126

2017 2018

125.14

113.75

Tingkat Capaian Kinerja

2017

2018

BERDASARKAN JENIS KASUS

NO. JENIS KASUS JUMLAH

1 BARU 96

2 ULANG-ULANG 0

3 RUJUKAN 0

TOTAL 96

BERDASARKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

NO BENTUK KEKERASAN PEREMPUAN

1 KEKERASAN FISIK 13

2 KEKERASAN SEKSUAL 3

3 PSIKIS 13

4 PENELANTARAN 11

5 TRAFICKING 0

6 EKSPLOITASI 0

7 KDRT 5

8 LAINNYA 7

JUMLAH 52

96 0 0

JENIS KASUS

JUMLAH

KEKERASAN FISIK 25%

KEKERASAN SEKSUAL

6% PSIKIS 25% PENELANTARAN

21%

TRAFICKING 0%

EKSPLOITASI 0%

KDRT 10%

LAINNYA 13%

PEREMPUAN

BERDASARKAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

NO BENTUK KEKERASAN ANAK

1 KEKERASAN FISIK 14

2 KEKERASAN SEKSUAL 27

3 PSIKIS 10

4 PENELANTARAN 1

5 TRAFICKING 1

6 EKSPLOITASI 0

7 ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM :

A. PERSETUBUHAN 1

B. LAKA LANTAS 12

C. NARKOBA 2

D. PENCURIAN 7

8 KDRT 0

9 LAINNYA 11

JUMLAH 86

Dari tabel diatas dapat dianalisis sebagai berikut :

Pada Tahun 2018 dari target 160 kasus untuk indikator Penurunan

Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Kasus Kekerasan) ini

terealisasi sebesar 138 kasus yang ditangani, terdiri dari 86 kasus anak

dan 52 kasus orang dewasa.

Dilihat dari tabel Tingkat Capaian Realisasi Kinerja dari Awal RPJMD

sampai dengan pada tahun 2018 cenderung menurun untuk tahun 2017

tercapai 125,14 point sedangkan Tahun 2018 tercapai 113,75 point ada

11,39 point penurunan tingkat capaian kinerja pada tahun 2018 ini.

Dari Indikator Penurunan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan

Anak (Kasus Kekerasan) pada tahun 2018, untuk kasus anak terjadi

penurunan 17,31% dari 86 kasus dan 51,97% dari 52 kasus kekerasan

yang terjadi pada orang dewasa serta 4,35% atau 6 kasus masih belum

ada inkrah dipengadilan.

KEKERASAN FISIK 16%

KEKERASAN SEKSUAL

32%

PSIKIS 12%

PENELANTARAN 1%

TRAFICKING 1%

EKSPLOITASI 0%

ANAK BERHADAPAN

DENGAN HUKUM :

A. PERSETUBUHAN 1%

B. LAKA LANTAS 14%

C. NARKOBA 2%

D. PENCURIAN 8%

KDRT 0%

LAINNYA 13%

ANAK

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kinerja dari 29 sasaran

kinerja diperoleh hasil pencapaian sebesar 107,91%. Kemudian

berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 disampaikan bahwa

anggaran pada tahun 2018 adalah sebesar Rp.

4.399.322.942.854,37,- dengan realisasi sebesar Rp.

3.575.440.559.258,24,- dengan persentase serapan sebesar 81,27%,

sehingga apabila dibandingkan dengan persentase kinerja sebesar

107,91% maka dikategorikan EFISIEN.

Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab IV Laporan kinerja

Kabupaten Kutai Kartanegara ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut

1. Kinerja Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diukur melalui 29

Sasaran dan 48 Indikator Kinerja Utama yang rata-rata hasil

capainnya adalah 102,69% dengan kriteria SANGAT BERHASIL,

dengan rincian sebanyak 26 Indikator Sangat Berhasil, 8 Indikator

Berhasil, 3 Indikator Cukup Berhasil dan 11 indikator Kurang

Berhasil.

2. Kemudian Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kinerja dari 29

sasaran kinerja diperoleh hasil pencapaian sebesar 102,69%.

Kemudian berdasarkan laporan keuangan tahun 2018

disampaikan bahwa anggaran pada tahun 2018 adalah sebesar

Rp. 4.399.322.942.854,37,- dengan realisasi sebesar Rp.

3.575.440.559.258,24,- dengan persentase serapan sebesar

81,27%, sehingga apabila dibandingkan dengan persentase kinerja

sebesar 102,69% maka dikategorikan EFISIEN.

3. Adapun kurang berhasilnya 10 IKU dikarenakan merupakan

IKU baru tahun 2016 dan belum bisa dilakukan mengingat

keterbatasan waktu dari penetapan RPJMD Kutai Kartanegara

dan anggaran pelaksanaan.

4. Adapun Keberhasilan capaian kinerja adalah merupakan hasil

kerjasama semua aparatur dan semua OPD dilingkup Pemerintah

Kabupaten Kutai Kartanegara.

5. Untuk pelaksanaan dan pencapaian kinerja tahun 2018 akan

terus dilakukan upaya evaluasi dan monitoring terhadap semua

capaian kinerja berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

Semoga LKjIP Tahun 2018 ini dapat memenuhi pertanggungjawaban

kinerja sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan

keputusan guna peningkatan kinerja serta dapat menjadi salah satu

sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi Rencana

Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan),

Rencana Strategis (Strategic Plan) serta penyusunan rencana kerja

2018.

Tenggarong, Maret 2019

1. LKjIP Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Tahun 2018

2. Edaran atas realisasi Indikator yang menjadi tanggungjawab OPD

3. RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Periode 2016-2021

4. Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2018

5. Laporan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) OPD pemangku

6. SIMDA Keuangan (Aplikasi Keuangan)

7. LPPD Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2018

NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

1 Predikat Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah

point 3.33

2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80

3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80

4 Opini BPK predikat WTP

5 Indek Persepsi Korupsi point 6

6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB

3 Meningkatnya tertib administrasi

kependudukan masyarakat

7 Cakupan e-KTP persen 93

4 Optimalnya pengendalian penduduk

dan pelayanan keluarga berencana

8 Peserta KB Aktif persen 73.90

9 Rasio Penduduk Terkena Tindak

Pidana (Crime Rate) per 100.000

penduduk

point 149

10 Indeks Risiko Bencana point 123

11 Angka Harapan Lama Sekolah point 14.62

12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10

7 Meningkatnya budaya baca masyarakat 13 Pertumbuhan Kunjungan

masyarakat ke perpustakaan

persen 3.89

14 Angka Harapan Hidup point 71.68

15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26

16 Angka Kematian Bayi org 179

9 Meningkatnya daya saing tenaga kerja

serta kesempatan dan perluasan

kesempatan kerja

17 Rasio Kesempatan Kerja persen 90.85

18 Persentase Pemuda yang menjadi

Wirausaha Mandiri

persen 4

19 Indeks Pembangunan Olah Raga

(Sport Development Index)

persen 55

20 Jumlah Desa Berketahanan Sosial jumlah

Desa/Kel

100

21 Persentase Pusat Kesejahteraan

Sosial yang berfungsi optimal

persen 41

22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65

12 Meningkatnya penanganan masalah

kesejahteraan sosial

23 Cakupan Penanganan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

persen 40

24 Tingkat Keparahan Kemiskinan (P1) persen 0.42

25 Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P2) persen 0.04

26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47

14 Meningkatnya daya saing investasi

daerah

27 Tingkat Pertumbuhan Nilai Investasi persen 5.05

15 Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah 28 Pertumbuhan PAD (tahun dasar

2015)

persen 7.81

16 Meningkatnya Kerjasama Corporate

Social Responsibility (CSR) dalam

pembangunan daerah

29 Cakupan Fasilitasi CSR (Perusahaan

Wajib CSR Bermitra Dengan

Pemkab)

persen 7.00

11 Meningkatnya kapasitas masyarakat

menuju desa berketahanan sosial

13 Meningkatnya keterpaduan

pengentasan kemiskinan antar sektor

antar wilayah

6 Meningkatnya Aksesibilitas, Kualitas

dan Manajemen Pendidikan

8 Meningkatnya akses dan kualitas

pelayanan kesehatan

10 Meningkatnya prestasi dan kreativitas

pemuda dan olahraga

1 Meningkatnya kapasitas pemerintahan

daerah dari segi kelembagaan,

profesionalisme sumberdaya aparatur,

dan keuangan daerah dalam rangka

pelayanan publik yang prima dan

kondusifitas daerah

2 Optimalnya akuntabilitas dan

pengawasan daerah

5 Optimalnya kerjasama pemerintah,

masyarakat, dan dunia usaha untuk

menjaga keamanan, ketertiban, dan

kesiapsiagaan penanggulangan bencana

Lampiran 1 : PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

17 Meningkatnya produktivitas, tata

kelola, dan dan pertumbuhan sektor

pertanian dalam arti luas

30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72

18 Meningkatnya potensi dan daya dukung

pariwisata daerah serta kunjungan

wisata di Kutai Kartanegara

31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61

19 Meningkatnya pengembangan seni dan

budaya lokal dalam rangka mendukung

destinasi wisata dan kelestarian tradisi

kehidupan masyarakat

32 Pertumbuhan Grup Seni dan Budaya persen 6.00

33 Persentase koperasi aktif persen 81.13

34 Pertumbuhan Tingkat Kelas UMKM persen 2.84

21 Meningkatnya akses, tata niaga, dan

infrastruktur perdagangan antar wilayah

dan antar daerah

35 Pertumbuhan Eksport Bersih Non

Migas dan Batu Bara

persen 12.00

22 Meningkatnya pengembangan industri

pengolahan pangan, peternakan,

perikanan, pengolahan pakan, dan

potensi daerah yang berdaya saing

36 Pertumbuhan Sektor Industri

Pengolahan

persen 6.48

23 Meningkatnya interkoneksitas antar

wilayah

37 Persentase jalan dengan kondisi

baik

persen 80.20

24 Meningkatnya aksesibilitas antar

wilayah serta kualitas pelayanan

perhubungan

38 Cakupan aksesbilitas antar wilayah persen 75.00

25 Terwujudnya koneksitas jaringan

komunikasi, internet, dan

pengembangan kawasan smart city

39 Cakupan koneksi internet

Kecamatan/Desa/Kel

persen 65.00

40 Jumlah Kawasan Berbasis Teknologi

Informasi

Kawasan 1

41 Cakupan Lingkungan Permukiman

Kumuh

persen 32.37

42 Persentase cakupan layanan air

minum Rumah Tangga

persen 90.20

27 Meningkatnya pencegahan pencemaran

dan perusakan lingkungan serta

pengendalian pembangunan

berwawasan lingkungan yang

berkelanjutan

43 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup point 71.50

28 Meningkatnya ketersediaan sumber

energi baru dan terbarukan

44 Persentase Rumah Tangga yang

Menggunakan Energi Baru

Terbarukan

persen 3.33

45 IPG persen 84.00

46 IDG persen 54.21

47 Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh pertugas terlatih di

dalam unit pelayanan terpadu (%)

persen 100.00

48 Kasus Tindak Kekerasan Terhadap

Perempuan dan Anak

persen 160.00

26 Meningkatnya layanan kebutuhan dasar

perumahan dan kawasan permukiman

29 Meningkatnya partisipasi perempuan

dalam perempuan membangun,

kualitas kesetaraan gender, dan

perlindungan perempuan dan anak

20 Meningkatnya ekonomi kerakyatan

berbasis industri kreatif dan potensi

daerah

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

1

Predikat Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah

Daerahpoint 3.33 0 0.00%

2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80 86.47 108.09%

3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80 0 0%

4 Opini BPK predikat WTP WDP 75%

5 Indek Persepsi Korupsi point 6 4.94 82.33%

6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB B 75%

3 Meningkatnya tertib administrasi

kependudukan masyarakat 7 Cakupan e-KTP persen 93 95.95 103.17%

4 Optimalnya pengendalian

penduduk dan pelayanan

keluarga berencana

8 Peserta KB Aktif persen 73.90 73.29 99.17%

9

Rasio Penduduk Terkena Tindak

Pidana (Crime Rate) per 100.000

penduduk

point 149 38.06 25.54%

10 Indeks Risiko Bencana point 123 91.2 74.15%

11 Angka Harapan Lama Sekolahpoint 14.62 0 0.00%

12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10 8.97 98.57%

7 Meningkatnya budaya baca

masyarakat13

Pertumbuhan Kunjungan

masyarakat ke perpustakaanpersen 3.89 39.36 1011.83%

14 Angka Harapan Hidup point 71.68 0 0.00%

15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26 22 84.62%

16 Angka Kematian Bayi org 179 178 99.44%

9 Meningkatnya daya saing tenaga

kerja serta kesempatan dan

perluasan kesempatan kerja

17 Rasio Kesempatan Kerja persen 0.95 3.79 398.95%

18Persentase Pemuda yang

menjadi Wirausaha Mandiripersen 4 0 0%

19Indeks Pembangunan Olah Raga

(Sport Development Index)persen 55 31.14 56.62%

20Jumlah Desa Berketahanan

Sosialjumlah 100 Desa/Kel 291 291.00%

21Persentase Pusat Kesejahteraan

Sosial yang berfungsi optimalpersen 41 18 43.90%

22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65 0.59 91%

12 Meningkatnya penanganan

masalah kesejahteraan sosial 23

Cakupan Penanganan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

persen 40 97 242.50%

24Tingkat Keparahan Kemiskinan

(P1)persen 0.42 0.95 226.19%

25Tingkat Kedalaman Kemiskinan

(P2)persen 0.04 0.02 50.00%

26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47 90.91 99.39%

14 Meningkatnya daya saing

investasi daerah27

Tingkat Pertumbuhan Nilai

Investasipersen 5.05 9.4 186.14%

15 Meningkatnya Pendapatan Asli

Daerah 28Pertumbuhan PAD (tahun dasar

2015)persen 7.81 7.77 99.49%

16 Meningkatnya Kerjasama

Corporate Social Responsibility

(CSR) dalam pembangunan

daerah

29

Cakupan Fasilitasi CSR

(Perusahaan Wajib CSR Bermitra

Dengan Pemkab)

persen 7 0 0%

2018MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

1.

Memantapkan

reformasi

birokrasi untuk

rakyat

1 Meningkatnya kapasitas

pemerintahan daerah dari segi

kelembagaan, profesionalisme

sumberdaya aparatur, dan

keuangan daerah dalam rangka

pelayanan publik yang prima dan

kondusifitas daerah

2 Optimalnya akuntabilitas dan

pengawasan daerah

5 Optimalnya kerjasama

pemerintah, masyarakat, dan

dunia usaha untuk menjaga

keamanan, ketertiban, dan

kesiapsiagaan penanggulangan

bencana

Meningkatnya keterpaduan

pengentasan kemiskinan antar

sektor antar wilayah

2.

Meningkatkan

sumber daya

manusia yang

berkompeten

6 Meningkatnya Aksesibilitas,

Kualitas dan Manajemen

Pendidikan

8 Meningkatnya akses dan kualitas

pelayanan kesehatan

10 Meningkatnya prestasi dan

kreativitas pemuda dan olahraga

11 Meningkatnya kapasitas

masyarakat menuju desa

berketahanan sosial

13

3.

Meningkatkan

pembiayaan

pembangunan

daerah

Lampiran 2 :PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2018

SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

17 Meningkatnya produktivitas, tata

kelola, dan dan pertumbuhan

sektor pertanian dalam arti luas30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72 6.86 78.67%

18 Meningkatnya potensi dan daya

dukung pariwisata daerah serta

kunjungan wisata di Kutai

Kartanegara

31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61 6.72 88.30%

19 Meningkatnya pengembangan

seni dan budaya lokal dalam

rangka mendukung destinasi

wisata dan kelestarian tradisi

kehidupan masyarakat

32Pertumbuhan Grup Seni dan

Budayapersen 6 0 0.00%

33 Persentase koperasi aktif persen 81.13 81.3 100.21%

34Pertumbuhan Tingkat Kelas

UMKMpersen 2.84 2.84 100.00%

21 Meningkatnya akses, tata niaga,

dan infrastruktur perdagangan

antar wilayah dan antar daerah

35Pertumbuhan Eksport Bersih

Non Migas dan Batu Barapersen 12 7 58.33%

22 Meningkatnya pengembangan

industri pengolahan pangan,

peternakan, perikanan,

pengolahan pakan, dan potensi

daerah yang berdaya saing

36Pertumbuhan Sektor Industri

Pengolahanpersen 6.48 5.42 84%

23 Meningkatnya interkoneksitas

antar wilayah37

Persentase jalan dengan kondisi

baikpersen 80.20 85.55 106.67%

24 Meningkatnya aksesibilitas antar

wilayah serta kualitas pelayanan

perhubungan

38Cakupan aksesbilitas antar

wilayahpersen 75 77.8 103.73%

25 Terwujudnya koneksitas jaringan

komunikasi, internet, dan

pengembangan kawasan smart

city

39Cakupan koneksi internet

Kecamatan/Desa/Kelpersen 65.00 62.16 95.63%

40Jumlah Kawasan Berbasis

Teknologi Informasikawasan 1 0 0%

41Cakupan Lingkungan

Permukiman Kumuhpersen 32.37 0.006 0%

42Persentase cakupan layanan air

minum Rumah Tanggapersen 90.20 84.88 94%

27 Meningkatnya pencegahan

pencemaran dan perusakan

lingkungan serta pengendalian

pembangunan berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan

43Indeks Kualitas Lingkungan

Hiduppoint 71.5 69.26 96.87%

28 Meningkatnya ketersediaan

sumber energi baru dan

terbarukan44

Persentase Rumah Tangga yang

Menggunakan Energi Baru

Terbarukan

persen 3.33 5.89 176.88%

45 IPG persen 84.00 62.57 74.49%

46 IDG persen 54.21 58.87 108.60%

47

Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh pertugas

terlatih di dalam unit pelayanan

terpadu (%)

persen 100.00 95.65 95.65%

48Kasus Tindak Kekerasan

Terhadap Perempuan dan Anakpersen 160.00 138 86.25%

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

4.

Meningkatkan

pengelolaan

pertanian dan

pariwisata

untuk

percepatan

transformasi

struktur

ekonomi

daerah

20 Meningkatnya ekonomi

kerakyatan berbasis industri

kreatif dan potensi daerah

MISI NO SASARAN STRATEGIS

7.

Meningkatkan

partisipasi

perempuan

dalam

pembangunan

serta penguatan

perlindungan

anak

29 Meningkatnya partisipasi

perempuan dalam perempuan

membangun, kualitas kesetaraan

gender, dan perlindungan

perempuan dan anak

6.

Meningkatkan

pengelolaan

sumber daya

alam yang

berkelanjutan

dan

berwawasan

lingkungan

5.

Meningkatkan

keterpaduan

pembangunan

infrastruktur

menuju daya

saing daerah

26 Meningkatnya layanan

kebutuhan dasar perumahan dan

kawasan permukiman

SATUAN TARGET REALISASI

1

Predikat Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah

Daerahpoint 3.33 0

2 Indeks Kepuasan Masyarakat point 80 86.47

3 Indeks Partisipasi Masyarakat point 80 0

4 Opini BPK predikat WTP WDP

5 Indek Persepsi Korupsi point 6 4.94

6 Predikat Akuntabilitas Kinerja predikat BB B

3 Meningkatnya tertib administrasi

kependudukan masyarakat 7 Cakupan e-KTP persen 93 95.95

4 Optimalnya pengendalian

penduduk dan pelayanan

keluarga berencana

8 Peserta KB Aktif persen 73.90 73.29

9

Rasio Penduduk Terkena Tindak

Pidana (Crime Rate) per 100.000

penduduk

point 149 38.06

10 Indeks Risiko Bencana point 123 91.2

11 Angka Harapan Lama Sekolahpoint 14.62 0

12 Rata-Rata Lama Sekolah point 9.10 8.97

7 Meningkatnya budaya baca

masyarakat13

Pertumbuhan Kunjungan

masyarakat ke perpustakaanpersen 3.89 39.36

14 Angka Harapan Hidup point 71.68 0

15 Angka Kematian Ibu Melahirkan org 26 22

16 Angka Kematian Bayi org 179 178

9 Meningkatnya daya saing tenaga

kerja serta kesempatan dan

perluasan kesempatan kerja

17 Rasio Kesempatan Kerja persen 0.95 3.79

18Persentase Pemuda yang

menjadi Wirausaha Mandiripersen 4 0

19Indeks Pembangunan Olah Raga

(Sport Development Index)persen 55 31.14

20Jumlah Desa Berketahanan

Sosialjumlah 100 Desa/Kel 291

21Persentase Pusat Kesejahteraan

Sosial yang berfungsi optimalpersen 41 18

22 Indeks Kemandirian Desa persen 0.65 0.59

12 Meningkatnya penanganan

masalah kesejahteraan sosial 23

Cakupan Penanganan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

persen 40 97

24Tingkat Keparahan Kemiskinan

(P1)persen 0.42 0.95

25Tingkat Kedalaman Kemiskinan

(P2)persen 0.04 0.02

26 Cakupan Rumah Layak Huni persen 91.47 90.91

14 Meningkatnya daya saing

investasi daerah27

Tingkat Pertumbuhan Nilai

Investasipersen 5.05 9.4

15 Meningkatnya Pendapatan Asli

Daerah 28Pertumbuhan PAD (tahun dasar

2015)persen 7.81 7.77

16 Meningkatnya Kerjasama

Corporate Social Responsibility

(CSR) dalam pembangunan

daerah

29

Cakupan Fasilitasi CSR

(Perusahaan Wajib CSR Bermitra

Dengan Pemkab)

persen 7 0

Meningkatnya keterpaduan

pengentasan kemiskinan antar

sektor antar wilayah

3.

Meningkatkan

pembiayaan

pembangunan

daerah

2.

Meningkatkan

sumber daya

manusia yang

berkompeten

6 Meningkatnya Aksesibilitas,

Kualitas dan Manajemen

Pendidikan

8 Meningkatnya akses dan kualitas

pelayanan kesehatan

10 Meningkatnya prestasi dan

kreativitas pemuda dan olahraga

11 Meningkatnya kapasitas

masyarakat menuju desa

berketahanan sosial

13

1.

Memantapkan

reformasi

birokrasi untuk

rakyat

1 Meningkatnya kapasitas

pemerintahan daerah dari segi

kelembagaan, profesionalisme

sumberdaya aparatur, dan

keuangan daerah dalam rangka

pelayanan publik yang prima dan

kondusifitas daerah

2 Optimalnya akuntabilitas dan

pengawasan daerah

5 Optimalnya kerjasama

pemerintah, masyarakat, dan

dunia usaha untuk menjaga

keamanan, ketertiban, dan

kesiapsiagaan penanggulangan

bencana

MISI NO SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

Lampiran 3 : PERKEMBANGAN CAPAIAN KINERJA 2018

SATUAN TARGET REALISASI

17 Meningkatnya produktivitas, tata

kelola, dan dan pertumbuhan

sektor pertanian dalam arti luas30 Pertumbuhan sektor pertanian persen 8.72 6.86

18 Meningkatnya potensi dan daya

dukung pariwisata daerah serta

kunjungan wisata di Kutai

Kartanegara

31 Pertumbuhan sektor pariwisata persen 7.61 6.72

19 Meningkatnya pengembangan

seni dan budaya lokal dalam

rangka mendukung destinasi

wisata dan kelestarian tradisi

kehidupan masyarakat

32Pertumbuhan Grup Seni dan

Budayapersen 6 0

33 Persentase koperasi aktif persen 81.13 81.3

34Pertumbuhan Tingkat Kelas

UMKMpersen 2.84 2.84

21 Meningkatnya akses, tata niaga,

dan infrastruktur perdagangan

antar wilayah dan antar daerah

35Pertumbuhan Eksport Bersih

Non Migas dan Batu Barapersen 12 7

22 Meningkatnya pengembangan

industri pengolahan pangan,

peternakan, perikanan,

pengolahan pakan, dan potensi

daerah yang berdaya saing

36Pertumbuhan Sektor Industri

Pengolahanpersen 6.48 5.42

23 Meningkatnya interkoneksitas

antar wilayah37

Persentase jalan dengan kondisi

baikpersen 80.20 85.55

24 Meningkatnya aksesibilitas antar

wilayah serta kualitas pelayanan

perhubungan

38Cakupan aksesbilitas antar

wilayahpersen 75 77.8

25 Terwujudnya koneksitas jaringan

komunikasi, internet, dan

pengembangan kawasan smart

city

39Cakupan koneksi internet

Kecamatan/Desa/Kelpersen 65.00 62.16

40Jumlah Kawasan Berbasis

Teknologi Informasikawasan 1 0

41Cakupan Lingkungan

Permukiman Kumuhpersen 32.37 0.006

42Persentase cakupan layanan air

minum Rumah Tanggapersen 90.20 84.88

27 Meningkatnya pencegahan

pencemaran dan perusakan

lingkungan serta pengendalian

pembangunan berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan

43Indeks Kualitas Lingkungan

Hiduppoint 71.5 69.26

28 Meningkatnya ketersediaan

sumber energi baru dan

terbarukan44

Persentase Rumah Tangga yang

Menggunakan Energi Baru

Terbarukan

persen 3.33 5.89

45 IPG persen 84.00 62.57

46 IDG persen 54.21 58.87

47

Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh pertugas

terlatih di dalam unit pelayanan

terpadu (%)

persen 100.00 95.65

48Kasus Tindak Kekerasan

Terhadap Perempuan dan Anakpersen 160.00 138

6.

Meningkatkan

pengelolaan

sumber daya

alam yang

berkelanjutan

dan

berwawasan

lingkungan

7.

Meningkatkan

partisipasi

perempuan

dalam

pembangunan

serta penguatan

perlindungan

anak

29 Meningkatnya partisipasi

perempuan dalam perempuan

membangun, kualitas kesetaraan

gender, dan perlindungan

perempuan dan anak

INDIKATOR KINERJA UTAMA2018

4.

Meningkatkan

pengelolaan

pertanian dan

pariwisata

untuk

percepatan

transformasi

struktur

ekonomi

daerah

20 Meningkatnya ekonomi

kerakyatan berbasis industri

kreatif dan potensi daerah

5.

Meningkatkan

keterpaduan

pembangunan

infrastruktur

menuju daya

saing daerah

26 Meningkatnya layanan

kebutuhan dasar perumahan dan

kawasan permukiman

MISI NO SASARAN STRATEGIS NO

NO PENGHARGAAN YANG MENYERAHKAN TEMPAT TAHUN

1 Dalam rangka memperingati HUT Kaltim ke-61 Tahun Pemerintah Kabupaten Kukar

menerima 9 panji keberhasilan pembangunan yang diperoleh Kukar yaitu Bidang Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kategori Kabupaten, Bidang Prestasi

Penyelenggaraan Diklat Aparatur, Bidang Keberhasilan Pengelolaan E–Goverment,

Bidang Kebudayaan Kabupaten, Bidang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

(PATEN), Bidang Kepemudaan, Bidang Gerakan Pramuka, Bidang Penanggulangan

Kemiskinan, dan Bidang Kondusifitas Daerah.

Gubernur Kaltim H Awang

Faroek Ishak

Stadion Sempaja

Samarinda

9 Januari 2018

2 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik Katagori "Pelayanan Prima" kepada Rumah

Sakit Umum (RSU) AM Parikesit

Sekretaris Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi

(PANRB) Dwi Wahyu Atmaji

Kemenpan dan RB 24 Januari 2018

3 Kabupaten Berprestasi dengan predikat nilai B (baik) Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada tahun 2017

Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(PANRB) Asman Abnur

Nusa Dua Bali 31 Januari 2018

4 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik dengan kategori B (baik) Kepada Dinas

PMPTSP Kukar Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) pada tahun 2017

Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(PANRB) Asman Abnur

Nusa Dua Bali 31 Januari 2018

5 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik kategori Pelayanan Prima Kepada RSUD

AM Parikesit Tenggarong Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) pada tahun 2017

Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(PANRB) Asman Abnur

Nusa Dua Bali 31 Januari 2018

6 Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik dengan katagori B (baik) diterima

Disdukcapil Kukar Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) pada tahun 2017

Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(PANRB) Asman Abnur

Nusa Dua Bali 31 Januari 2018

7 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) terhadap Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) tahun 2017 katagori penilaian Sangat

Tinggi, dengan predikat bintang 3

Menteri Dalam Dalam Negeri

(Mendagri) Cahyo Kumolo

Jakarta 25 April 2018

8 Inovator Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Top 99 tahun 2018 Kementerian Pemberdayaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (KemenPAN-RB) yang

diserahkan langsung oleh

MenPAN_RB Syafrudin

Hotel Shangrilla

Surabaya

19 September 2018

9 RSUD AM Parikesit Kabupaten Kukar mendapatkan predikat A kategori Pelayanan

Prima tahun 2018, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kabupaten Kukar predikat A kategori Pelayanan Prima tahun 2018, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kukar predikat A-

kategori Sangat Baik tahun 2018

Kementerian Pemberdayaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (KemenPAN-RB) yang

diserahkan langsung oleh

MenPAN_RB Syafrudin

Gedung Balai Kartini

Jakarta

27 Nopember 2018

10 Bupati Kukar Pembina pelayanan publik kategori Sangat Baik tahun 2018 Kementerian Pemberdayaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (KemenPAN-RB) yang

diserahkan langsung oleh

MenPAN_RB Syafrudin

Gedung Balai Kartini

Jakarta

27 Nopember 2018

11 Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),

menjadi salah satu desa di Indonesia yang menerima penghargaan sebagai desa terbaik

dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes

PDTT).

Menteri Desa PDTT Eko Putro

Sandjojo

Hotel Sultan Jakarta 29 Nopember 2018

12 Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya 2018 Menteri Pemberdayaan

Perempuan, dan Perlindungan

Anak Yohanna Yambise

Istana Wakil Presiden

RI - Jakarta

19 Desember 2018

PENGHARGAAN DITERIMA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2018

Lampiran 4 : DAFTAR PENGHARGAAN TAHUN 2018

Kabupaten Kukar raih 9 panji keberhasilan dibidang :

1. Bidang Kinerja Penyelenggara Pemerintahan Daerah (LPPD) Kategori Kabupaten.

2. Bidang Prestasi Penyenggaraan Diklat Aparatur

3. Bidang Keberhasilan Pengelolaan E-Government.

4. Bidang Kebudayaan Kabupaten.

5. Bidang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).

6. Bidang Kepemudaan.

7. Bidang Gerakan Pramuka.

8. Bidang Penanggulangan Kemiskinan.

9. Bidang Kondusifitas Daerah.