permendagri-nomor-11-tahun-2011
TRANSCRIPT
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 1/8
SALINAN
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 11 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI BAGI PEJABAT/PEGAWAI
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI, PEMERINTAH DAERAH,
DAN PIMPINAN SERTA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi perjalanan dinas ke luar negeri
bagi pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri,
pemerintah daerah, dan pimpinan serta anggota dewan perwakilan rakyat
daerah perlu dilakukan penataan;
b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2005 tentang
Pedoman Perjalanan Dinas Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan
serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sudah tidak sesuai
dengan perkembangan dan keadaan sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan
serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 2/8
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Propinsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5107);
10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Perjalanan Dinas ke Luar Negeri;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PEDOMAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI BAGI PEJABAT/PEGAWAI
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI, PEMERINTAH DAERAH
DAN PIMPINAN SERTA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati/Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD, adalah lembaga
perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Pejabat/Pegawai adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah.
5. Pimpinan dan Anggota DPRD adalah pimpinan dan anggota DPRD provinsi dan
kabupaten/kota.
6. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
7. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
8. Kepala Pusat AKLN adalah Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri SekretariatJenderal Kementerian Dalam Negeri.
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 3/8
9. Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah kegiatan perjalanan/kunjungan kerja ke Negara-
negara yang memiliki hubungan diplomatik yang dilakukan oleh pejabat/pegawai di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri, pemerintah daerah, dan pimpinan serta anggota
DPRD provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka efektifitas penyelenggaraan
pemerintahan.
10. Surat Permohonan Izin Perjalanan Dinas ke Luar Negeri, yang selanjutnya disebut surat
permohonan, adalah surat permohonan izin perjalanan dinas ke luar negeri bagi
pejabat/pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, pemerintah daerah
dan pimpinan serta anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
11. Izin Pemerintah adalah izin Presiden terkait perjalanan dinas ke luar negeri.
12. Paspor dalam rangka perjalanan dinas ke luar negeri, yang selanjutnya disebut paspor
dinas, adalah dokumen yang diberikan kepada pejabat/pegawai lingkungan Kementerian
Dalam Negeri, pemerintah daerah, pimpinan dan anggota DPRD propinsi, kabupaten/kota
yang berangkat ke luar negeri dalam rangka tugas resmi yang tidak bersifat diplomatik.
13. Exit permit adalah tanda pengesahan berupa cap resmi untuk meninggalkan suatu negara
yang tercantum dalam paspor dinas.
14. Visa adalah dokumen pemberian izin masuk ke suatu negara dalam suatu periode waktu
dan tujuan tertentu yang dikeluarkan oleh kedutaan negara bersangkutan.
BAB II
KEGIATAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI
Pasal 2
(1) Pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, gubernur, wakil gubernur,
bupati/walikota, wakil bupati/wakil walikota, pimpinan dan anggota DPRD provinsi dan
kabupaten/kota, serta pejabat/pegawai lainnya di lingkungan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota dapat melakukan perjalanan dinas ke luar negeri.
(2) Perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka:
a. kerjasama pemerintah daerah dengan pihak luar negeri;
b. pendidikan dan pelatihan;
c. studi banding;
d. seminar/lokakarya/konferensi;
e. promosi potensi daerah;
f. kunjungan persahabatan/kebudayaan;
g. pertemuan Internasional; dan/atau
h. penandatanganan perjanjian internasional.
(3) Perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
sangat selektif untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan
peningkatan hubungan kerjasama luar negeri.
(4) Perjalanan dinas ke luar negeri dapat dilakukan apabila pelaksanaan tugasnya di dalam
negeri tidak ada yang mendesak.
(5) Pelaksanaan tugas di dalam negeri yang mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
antara lain:
a. terjadi bencana alam;
b. pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD;
c. pemilihan presiden dan wakil presiden; dan
d. pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah.
(6) Hasil-hasil perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara
konkrit dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja Pemerintah, pemerintah daerah dankepentingan daerah.
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 4/8
BAB III
DOKUMEN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI
Pasal 3
(1) Pejabat/pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dalam melakukan
perjalanan dinas ke luar negeri harus memiliki dokumen administrasi perjalanan dinas ke
luar negeri.
(2) Dokumen administrasi perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. Surat izin pemerintah;b. Paspor dinas ( service passport );
c. Exit permit ;
d. Visa;
e. Kerangka acuan kerja; dan
f. Surat undangan.
(3) Selain dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperlukan dokumen
lainnya dalam hal kegiatan:
a. kerjasama pemerintah daerah dengan pihak luar negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) huruf a, ditambah dengan dokumen naskah kerjasama, Surat Kuasa
Penuh dalam rangka kerjasama, dan Surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di
negara tujuan.
b. pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b,
ditambah dengan dokumen surat keterangan beasiswa.
c. promosi potensi daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e,
ditambah dengan dokumen surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara
tujuan.
d. kunjungan persahabatan/kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf f, ditambah dengan dokumen surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia.
e. penandatanganan perjanjian internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) huruf h, ditambah dengan dokumen naskah kerjasama, Surat Kuasa Penuh dalam
rangka kerjasama, dan surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan.
Pasal 4
(1) Surat izin pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a diusulkan
dengan Surat Menteri.
(2) Surat Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah memenuhi
persyaratan.
Pasal 5
(1) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk pejabat/pegawai di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri meliputi:
a. surat permohonan ditujukan kepada Sekretaris Jenderal; dan
b. dokumen administrasi perjalanan dinas luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (2).
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk gubernur, wakil gubernur,
bupati/walikota, wakil bupati/wakil walikota, pimpinan dan anggota DPRD provinsi dan
kabupaten/kota, serta pejabat/pegawai lainnya di lingkungan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota meliputi:
a. surat permohonan gubernur kepada Menteri; dan
b. dokumen administrasi perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (2).
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 5/8
BAB IV
TATA CARA ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI
Pasal 6
(1) Pejabat/pegawai mengajukan permohonan perjalanan dinas ke luar negeri untuk
mendapat surat izin Pemerintah.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain:
a. nama dan jabatan;
b. nomor induk pegawai bagi pegawai negeri sipil;
c. tujuan kegiatan;d. manfaat;
e. kota/negara yang dituju;
f. agenda;
g. waktu pelaksanaan; dan
h. sumber pembiayaan.
Pasal 7
Sekretaris unit kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Kepala Biro/Pusat di
lingkungan Sekretariat Jenderal dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri mengajukan
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 kepada Sekretaris Jenderal.
Pasal 8
(1) Gubernur mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 kepada
Presiden melalui Menteri.
(2) Gubernur mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 kepada
Sekretaris Jenderal bagi wakil gubernur, bupati/walikota,wakil bupati/wakil walikota,
pimpinan dan anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota, serta pejabat/pegawai lainnya
di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Pasal 9
(1) Bupati/Walikota mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 bagi
bupati/walikota, wakil bupati/wakil walikota, ketua DPRD, anggota DPRD dan
pejabat/pegawai kabupaten/kota kepada Sekretaris Jenderal melalui gubernur.
(2) Gubernur meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Sekretaris Jenderal.
Pasal 10
(1) Permohonan diterima oleh Menteri dan atau Sekretaris Jenderal paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum keberangkatan kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak, untuk
mendapat rekomendasi perjalanan dinas ke luar negeri.
(2) Menteri dan/atau Sekretaris Jenderal dapat menolak atau menyetujui permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan alasan-alasan.
Pasal 11
(1) Menteri menandatangani rekomendasi perjalanan dinas ke luar negeri bagi gubernur.
(2) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menandatangani rekomendasi perjalanan dinas ke
luar negeri bagi wakil gubernur, ketua dan wakil ketua DPRD provinsi, bupati, walikota,
wakil bupati, wakil walikota, ketua dan wakil ketua DPRD kabupaten/kota, anggota DPRD,pejabat eselon I, dan atau pejabat eselon II.
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 6/8
(3) Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri atas nama Sekretaris Jenderal
menandatangani rekomendasi perjalanan dinas ke luar negeri bagi pejabat eselon III,
eselon IV, dan atau staf.
(4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) digunakan
sebagai pertimbangan untuk memperoleh izin Pemerintah.
Pasal 12
(1) Sekretaris Jenderal atas nama Menteri menandatangani penolakan perjalanan dinas ke
luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) bagi gubernur, wakil gubernur,
ketua dan wakil ketua DPRD provinsi, bupati, walikota, wakil bupati, wakil walikota, ketuadan wakil ketua DPRD kabupaten/kota, anggota DPRD, pejabat eselon I, dan atau pejabat
eselon II.
(2) Kepala Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri atas nama Sekretaris Jenderal
menandatangani penolakan perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (3) bagi pejabat eselon III, eselon IV, dan atau staf.
Pasal 13
(1) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 meneruskan rekomendasi perjalanan dinas
ke luar negeri kepada pejabat yang berwenang untuk mendapatkan izin Pemerintah.
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 meneruskan Izin Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada pejabat yang berwenang untuk pengurusan paspor dinas,
exit permit , dan rekomendasi visa.
(3) Dalam hal sampai dengan waktu keberangkatan dokumen administrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 belum diterbitkan, perjalanan dinas ke luar negeri dijadwalkan
kembali.
Pasal 14
(1) Perjalanan dinas ke luar negeri yang dilakukan secara rombongan dilakukan paling banyak
5 (lima) orang termasuk pimpinan rombongan.
(2) Perjalanan dinas ke luar negeri secara rombongan dapat dilakukan lebih dari 5 (lima) orang
dalam hal:
a. pendidikan dan pelatihan;
b. perundingan dalam rangka kerjasama dengan pihak luar negeri; dan
c. delegasi kesenian dalam rangka promosi potensi daerah.
Pasal 15
Jangka waktu pelaksanaan perjalanan dinas ke luar negeri paling lama 7 (tujuh) hari, kecuali
untuk hal-hal yang sangat penting dan tidak memungkinkan untuk ditinggalkan.
Pasal 16
(1) Pejabat/pegawai yang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri harus melapor ke
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk mendapat pengesahan.
(2) Dalam hal wilayah tujuan perjalanan dinas ke luar negeri tidak terdapat perwakilan
Republik Indonesia, pejabat/pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas luar negeri
harus mendapat pengesahan dari pejabat setempat yang berwenang.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 17
(1) Pembiayaan perjalanan dinas ke luar negeri bersumber dari:
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 7/8
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Satuan biaya perjalanan dinas ke luar negeri disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB VI
PELAPORAN
Pasal 18
(1) Pejabat/pegawai yang telah melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, wajib membuat
laporan tertulis hasil perjalanan dinas ke luar negeri.
(2) Gubernur melaporkan hasil-hasil perjalanan dinas ke luar negeri kepada Presiden melalui
Menteri dengan tembusan kepada Wakil Presiden dan Sekretaris Kabinet.
(3) Pejabat/pegawai selain gubernur melaporkan hasil-hasil perjalanan dinas ke luar negeri
kepada Menteri.
(4) Laporan hasil perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah selesai melakukan perjalanan dinas.
(5) Pejabat/pegawai dapat melaksanakan perjalanan dinas ke luar negeri berikutnya setelah
menyelesaikan seluruh kewajiban pelaporan.
Pasal 19
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dijadikan sebagai bahan pembinaan bagi
Menteri.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dijadikan sebagai bahan pembinaan bagi
gubernur.
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 20
(1) Menteri melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan perjalanan dinas ke luar negeri.
(2) Pembinaan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. koordinasi; dan
b. teknis administrasi.
Pasal 21
(1) Gubernur melakukan pembinaan perjalanan dinas ke luar negeri di wilayah masing-masing.
(2) Pembinaan gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. koordinasi; dan
b. teknis administrasi.
Pasal 22
(1) Menteri melakukan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a
secara nasional melalui rapat koordinasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2) Gubernur melakukan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a di
provinsi dan di kabupaten/kota di wilayah masing-masing melalui rapat koordinasi palingsedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
5/16/2018 Permendagri-Nomor-11-Tahun-2011 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/permendagri-nomor-11-tahun-2011-55ab5246873ec 8/8
Pasal 23
(1) Menteri melakukan pembinaan teknis administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (2) huruf b secara nasional melalui sosialisasi, konsultasi dan bimbingan teknis
perjalanan dinas ke luar negeri.
(2) Gubernur melakukan pembinaan teknis administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (2) huruf b melalui sosialisasi, konsultasi dan bimbingan teknis perjalanan dinas ke
luar negeri di provinsi dan di kabupaten/kota di wilayah masing-masing.
Pasal 24
Pejabat/pegawai di daerah yang akan melakukan perjalanan dinas ke luar negeridikoordinasikan oleh satuan kerja perangkat daerah yang menangani kerja sama luar negeri.
Pasal 25
Pengawasan perjalanan dinas ke luar negeri secara administratif dan keuangan dilakukan oleh
pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
20 Tahun 2005 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 27
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Pebruari 2011
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
GAMAWAN FAUZI
Diundangkan di Jakartapada tanggal 18 Pebruari 2011
MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 60
Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. KEPALA BIRO HUKUM
ZUDAN ARIF FAKRULLOH
Pembina (IV/a)
NIP. 19690824 199903 1 001