permen karet xylitol yang dikunyah selama 5 menit

101
TESIS PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN pH SALIVA PEROKOK SELAMA 3 JAM NI NYOMAN GEMINI SARI 0990761035 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Upload: voque

Post on 31-Dec-2016

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

1

TESIS

PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT MENINGKATKAN DAN

MEMPERTAHANKAN pH SALIVA PEROKOK SELAMA 3 JAM

NI NYOMAN GEMINI SARI 0990761035

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2011

Page 2: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

2

PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT MENINGKATKAN DAN

MEMPERTAHANKAN pH SALIVA PEROKOK SELAMA 3 JAM

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI NYOMAN GEMINI SARI NIM: 0990761035

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2011

ii

Page 3: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

3

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 4 Agustus 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.dr.N.Adiputra, MOH, Sp.Erg dr. Ketut Karna,AIF,M. Kes. NIP.194712111976021001 NIP. 194509071969021001

Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Direktur Program Pasca Sarjana Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila,Sp,And.,FAACS Prof.Dr.dr.A.A.RakaSudewi,Sp.S(K) NIP. 194612131971071001 NIP. 195902151985102001

iii

Page 4: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

4

Tesis Ini Telah Diuji

Tanggal 4 Agustus 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor

Universitas Udayana, No.1334/UN14.4/HK/2011,Tanggal 1 Agustus 2011

Ketua : Prof. Dr. Dr. N. Adiputra, MOH., Sp. Erg.

Sekretaris : dr. Ketut Karna, AIF, M. Kes.

Anggota :

1. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, MSc., Sp.And.

2. Prof. dr. K. Tirtayasa, M.Sc.

3. Dr. dr. I.P.G. Adiatmika, M.Kes., Sp. Erg.

iv

Page 5: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

5

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Suastiastu

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

atas asung wara nugraha-Nya, yang dilimpahkan kepada kita semua dan berkat

perkenanNya tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, MOH, Sp.Erg,

selaku pembimbing pertama yang dengan penuh perhatian telah memberi

dorongan, semangat, bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.

Terimakasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada dr. K. Karna, AIF,

M.Kes, selaku pembimbing kedua, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran

telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana,

Direktur Pascasarjana Universitas Udayana dan Ketua Program Magister Program

Studi Biomedik, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan pada Program Magister Program Studi Biomedik

Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada

Rektor Universitas Mahasaraswati, Dekan, Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut

dan staf Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang

telah memberikan kami izin, motivasi dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan

Magister pada Program Studi Ilmu Biomedik Universitas Udayana.

Kepada seluruh mahasiswa dan pasien yang menjadi peserta dalam

penelitian ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas

seluruh kerjasamanya. Penghargaan yang tulus dan sedalam-dalamnya penulis

sampaikan kepada semua peserta penelitian, bahwa peran sertanya tidak ternilai

harganya dalam langkah langkah pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi.

v

Page 6: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

6

Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada para penguji dari

tesis ini, yaitu Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc., Sp. And, AIFO; Prof. dr. K.

Tirtayasa, M.Sc dan Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes, yang telah

memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat

terwujud.

Melalui kesempatan ini pula penulis tidak lupa menyampaikan ucapan

terimakasih yang tulus dan rasa hormat yang tidak terhingga kepada seluruh

Dosen Program Pascasarjana, yang telah bersusah payah mengorbankan waktu

untuk menempa penulis selama ini sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

tulus disertai penghargaan dan rasa hormat kepada seluruh guru-guru yang telah

membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Juga

penulis ucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu tercinta, yang telah mengasuh

dan membesarkan penulis.

Penulis juga sampaikan terimakasih kepada suami tercinta, I Komang Eka

Gunawan yang dengan penuh pengorbanan, selalu tabah, dan telah memberikan

kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

Sebagai akhir kata, sekali lagi penulis ucapkan terimakasih dan

penghormatan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang secara langsung

maupun tidak langsung telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa akan

membalas budi baiknya.

Om Canti, Canti, Canti, Om

Denpasar, Agustus 2011

Penulis

vi

Page 7: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

7

ABSTRAK

PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN pH SALIVA PEROKOK

SELAMA 3 JAM

Kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan pH saliva. Karies gigi pada perokok 4,3 kali lebih banyak dibandingkan bukan perokok. Permen karet xylitol bermanfaat untuk merangsang sekresi saliva, meningkatkan pH plak dan saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama permen karet xylitol yang dikunyah selama 5 menit dapat meningkatkan dan mempertahankan pH saliva perokok.

Penelitian dilakukan dengan pretest-posttest Control Group Design, terdiri atas 5 kelompok yaitu kelompok (1) 5 menit setelah mengunyah permen karet xylitol, kelompok (2) 1 jam setelah mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit, kelompok (3) 2 jam setelah mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit, kelompok (4) 3 jam setelah mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit dan kelompok (5) 4 jam setelah mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit. Besar sampel adalah 70 sampel, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil penelitian berdasarkan uji t-paired menunjukkan bahwa terjadi peningktan pH saliva secara bermakna pada kelompok 5 menit, 1 jam, 2 jam, dan 3 jam (p < 0,05). Analisis dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa kelima kelompok sebelum diberikan perlakuan, rerata pH salivanya tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Analisis dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa kelima kelompok sesudah diberikan perlakuan, rerata pH salivanya berbeda secara bermakna (p < 0,05).

Hasil penelitian menunjukan bahwa mengunyah satu butir permen karet xylitol selama 5 menit pH saliva perokok meningkat dan bertahan selama 3 jam. Hal ini disebabkan karena pemberian permen karet xylitol mempunyai efek menstimulasi produksi saliva, komposisi dari saliva berubah dan meningkatkan konsentrasi bikarbonat, fosfat dan kalsium. Perubahan dari komposisi ini mestimulasi peningkatan kemampuan saliva untuk mencegah penurunan pH dan meningkatkan kemampuan perumbuhan kristal hidroksiapatit.

Disimpulkan bahwa mengunyah satu butir permen karet xylitol selama 5 menit meningkatkan dan mempertahankan pH saliva perokok selama 3 jam dan disarankan kepada perokok terutama perokok aktif untuk mengunyah permen karet setiap 3 jam untuk meningkatkan pH saliva sebagai pencegahan karies gigi.

Kata Kunci : perokok, pH saliva, xylitol

vii

Page 8: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

8

ABSTRACT

XYLITOL CHEWING GUM CHEWED FOR 5 MINUTES INCREASES

AND MAINTAINS SALIVARY pH SMOKER FOR 3 HOURS

Smoking habits in the long term can lower the pH of saliva. Dental caries in smokers 4.3 times more than non-smokers. Xylitol gum is beneficial to stimulate salivary secretion, increase the pH of plaque and saliva. This study aims to determine how long that xylitol gum chewed for 5 minutes can improve and maintain the pH of saliva of smokers.

The study was conducted with pretest-posttest control group design, consisting of 5 groups: group (1) 5 minutes after chewing xylitol gum, group (2) 1 hour after chewing xylitol gum for 5 minutes, group (3) 2 hours after chewing xylitol gum for 5 minutes, group (4) 3 hours after chewing xylitol gum for 5 minutes, group (5) 4 hours after chewing xylitol gum for 5 minutes. Sample size is 70 samples, which have met the inclusion and exclusion criteria.

The results based on paired t-test showed that there is significantly increase of salivary pH in the 5 minutes, 1 hour, 2 hours, and 3 hours (p <0.05). Analysis by One Way ANOVA test showed that the five groups before treatment are given; the average pH of their saliva was not significantly different (p>0.05). Analysis by One Way ANOVA test showed that, after the treatment was given to the five groups, the average of their pH saliva was significantly different (p<0.05).

The results of the study showed that chewing one piece of xylitol gum for 5 minutes the saliva pH of smokers increased and lasted for 3 hours. This is because the provision of xylitol chewing gum has the effect of stimulating saliva production, changing the composition of saliva and increasing the concentration of bicarbonate, phosphate and calcium. Changes in the composition of saliva is stimulating the increase ability to prevent a decrease in pH and increase the ability of the growth of hydroxyapatite crystals.

It was concluded chewing one piece of xylitol gum for 5 minutes improves and maintain the pH of saliva smoker for 3 hours and it is recommended to smokers, especially for active smokers to chew gum every 3 hours to raise the pH of saliva as caries prevention.

Keyword: smokers, the pH of saliva, xylitol

viii

Page 9: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

9

DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................. i

Ucapan Terima Kasih .................................................................................. ii

Abstrak ........................................................................................................ iv

Abstract ....................................................................................................... v

Daftar isi ...................................................................................................... vi

Daftar Gambar ............................................................................................. ix

Daftar Tabel ................................................................................................ x

Daftar Lampiran .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

1.3.1 Tujuan umum ............................................................................... 6

1.3.2 Tujuan khusus .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

1.4.1 Manfaat praktis ............................................................................ 7

1.4.2 Manfaat ilmiah ............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rokok ................................................................................. 8

2.2 Komposisi Bahan Kimia Rokok .......................................................... 9

2.3 Hubungan Rokok, Penurunan pH Saliva dan Karies Gigi ................... 12

2.4 Saliva dan Kelenjar Saliva....................................................... ............ 13

2.4.1 Komponen saliva ..................................................................... 15

ix

Page 10: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

10

2.4.2 Fungsi saliva........................................................... ................. 16

2.4.3 pH saliva .................................................................................. 19

2.5 Xylitol .................................................................................................. 20

2.5.1 Fungsi xylitol ........................................................................... 22

2.5.2 Efek mengunyah permen karet yang mengandung xylitol terhadap peningkatan pH saliva ............................................... 22

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 24

3.2 Konsep Penelitian ................................................................................. 25

3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 26

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Racangan Penelitian .............................................................................. 27

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................ ............... 29

4.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 29

4.3.1 Populasi................................................................... ..................... 29

4.3.2 Kriteria sampel........................................................ ..................... 29

4.3.3 Besar sampel........................................................... ..................... 30

4.3.4 Tehnik pengambilan sampel ........................................................ 31

4.4 Variabel Penelitian ................................................................................ 32

4.5 Definisi Operasional Variabel............................................... ................ 32

4.6 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 33

4.7 Prosedur Penelitian................................................................. .............. 34

4.8 Protokol Penelitian ................................................................................ 34

4.9 Analisis Data.......................................................................... ............... 37

x

Page 11: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

11

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Uji Normalitas Data.............................................................. ............... 38

5.2 Uji Homogenitas Varians antar Kelompok............................ ............... 39

5.3 Analisis Efek Pemberian Permen Karet terhadap pH Saliva. ............... 39

5.4 Analisis pH Saliva antar Kelompok ...................................................... 41

5.4.1 Uji komparabilitas.................................................. ..................... 41

5.4.2 Analisis efek perlakuan.......................................... ..................... 41

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

6.1 Subjek Penelitian................................................................... ................ 45

6.2 Peningkatan pH Saliva Setelah MengunyahPermen karet........ ............ 46

6.3 Perbandingan pH Saliva Antar kelompok Sebelum dan Sesudah Pemberian Permen Karet mengandung Xylitol..................................... 47

6.4 Dampak Penurunan pH saliva........................................................... .... 51

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ............................................................................................... 55

7.2 Saran ...................................................................................................... 55

Daftar Pustaka ............................................................................................. 56

Lampiran ..................................................................................................... 60

xi

Page 12: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon Beech ................................................................... 21

Gambar 2.2 Permen Karet xylitol ....................................................... 23

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................ 25

Gambar 4.1 Rancangan penelitian ...................................................... 27

Gambar 5.1 Peningkatan pH Saliva Masing-masing Kelompok ........ 40

Gambar 5.2 Perbandingan pH Saliva antar kelompok baik Sebelum

maupun sesudah diberikan perlakuan ............................. 44

Gambar 6.1 Peningkatan pH Saliva Masing-masing Kelompok ....... 50

xii

Page 13: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

13

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Data PH Saliva masing-masing Kelompok .................................................................................... 38

Tabel 5.2 Hasil Uji Homogenitas Data PH Saliva Kedua Kelompok ....... 39

Tabel 5.3 Rerata PH Saliva antara Sebelum dengan Sesudah Diberikan Perlakuan .................................................................................... 39

Tabel 5.4 Rerata pH Saliva Sebelum Perlakuan ......................................... 41

Tabel 5.5 Rerata pH Saliva Setelah Perlakuan ........................................... 42

Tabel 5.6 Uji Tamhane Sesudah Diberikan Permen Karet antar Dua Kelompok .................................................................................... 43

xiii

Page 14: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ijin Penelitian.......................................................................... 60

Lampiran 2. Ethical Clearance .................................................................... 61

Lampiran 3. Informed Concent ................................................................... 63

Lampiran 4. Uji Normalitas Data pH Saliva Sebelum dan Sesudah

Perlakuan ................................................................................ 72

Lampiran 5. Uji t-paired Data Peningkatan pH Saliva Masing-

masing Kelompok ................................................................... 73

Lampiran 6. Uji One Way Anova pH Saliva Baik Sebelum

Maupun Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ....................... 78

Lampiran 7. Gambar Bahan Dan Alat Pengukuran .................................... 81

Lampiran 8. Gambar Aktivitas Penelitian ................................................... 83

xiv

Page 15: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebiasaan merokok telah diketahui dapat menyebabkan gangguan

kesehatan. Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh nikotin yang berasal

dari rokok yang dihisap oleh perokok, sehingga tidak hanya berbahaya bagi

perokok sendiri (perokok aktif) tetapi juga orang yang berada di lingkungan asap

rokok atau disebut dengan perokok pasif, namun demikian masih banyak orang

baik laki-laki maupun perempuan yang belum atau tidak dapat meninggalkan

kebiasaan merokok ini.

Sekitar 1,1 milyar orang dewasa (29% dari orang dewasa) merupakan

perokok di seluruh dunia (Vellappally et al., 2007). Di negara berkembang sekitar

50-60% pria dan 10% wanita mempunyai kebiasaan merokok. Di negara maju

sekitar 30% pria dan 30% wanita mempunyai kebiasaan merokok. Data WHO dari

65 negara antara tahun 1975-1986, bahwa 75% kaum pria dan 5% wanita

Indonesia mempunyai kebiasaan merokok. Indonesia menduduki peringkat kelima

tertinggi setelah Papua New Guinea, Fiji, Nepal dan Filipina. Remaja pria yang

berumur 15-19 tahun 13,2 % telah mempunyai kebiasaan merokok (Natamiharja

dan Butar, 2001). Kriteria perokok antara lain perokok ringan (1-10 rokok/hari),

perokok sedang (11-19 rokok/hari), perokok berat (>20 rokok/hari) (Okuyemi et

al., 2004).

Page 16: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

2

Masyarakat pada umumnya telah mengetahui bahwa kebiasaan merokok

dapat menimbulkan berbagai penyakit. World Health Organization (WHO)

bahkan menetapkan tanggal 31 Mei sebagai hari tidak merokok sedunia. Namun

demikian kenyataanya masih banyak orang yang memilih merokok daripada

kesehatan. Secara umum telah diketahui bahwa kebiasaan merokok beresiko

menimbulkan berbagai penyakit mematikan seperti kanker dan gangguan jantung,

serta penyakit lain seperti gangguan kehamilan, bronchitis kronis, emfisema,

kanker paru, larink, mulut, faring, esofagus, kandung kemih, penyempitan

pembuluh nadi dan lain-lain. Kebiasaan merokok juga merupakan salah satu

penyebab penyakit gigi dan mulut (Natamiharja dan Butar, 2001; Susana et al.,

2003).

Penelitian tentang hubungan antara perokok dan kebutuhan perawatan gigi

di USA menyimpulkan bahwa perokok lebih banyak memerlukan perawatan gigi

dibandingkan bukan perokok seperti penambalan karies gigi, pencabutan gigi dll

(Schroeder, 2006; Dye et al., 2006). Presentase karies yang merokok 10-20 batang

perhari adalah 42 % dibanding bukan perokok yaitu 30%. Karies gigi yang khas

pada perokok adalah 4,3 kali lebih banyak dibandingkan bukan perokok

(Natamiharja dan Butar, 2001). Perokok mempunyai tambalan pada giginya

sebanyak 56%, crown 4%, kegoyangan gigi 2%, kehilangan tulang alveolar

(12%), poket periodontal 16% dibandingkan bukan perokok (Krall et al., 2006).

Perokok mempunyai skor plak dan kalkulus yang lebih tinggi di

bandingkan dengan bukan perokok. Di dalam plak terdapat mikroorganisme yang

mampu mengubah polisakarida menjadi asam (Natamiharja dan Gronyeke, 2004).

Page 17: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

3

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan meningkatnya akumulasi plak, dimana

plak merupakan media pelekat bakteri pada polisakarida, yang dapat

mempertinggi produksi asam bakteri, sehingga pH saliva menjadi menurun

(Cawson, 1994). Penurunan efek buffering serta pH perokok yang lebih rendah

dan tingginya jumlah lactobacilli dan streptococcus mutans dapat mengindikasi

kecenderungan terhadap karies gigi (Vellappally et al., 2007).

Sekresi saliva tidak ada perbedaan antara perokok dan tidak perokok,

sedangkan pengaruh buffer rata rata signifikan lebih rendah pada perokok

dibandingkan bukan perokok (Khan et al., 2010). Terdapat perbedaan pH saliva

perokok dengan tidak perokok dimana tingkat keasaman saliva perokok lebih

tinggi dibandingkan yang tidak perokok (Puspawati, 2005). Kebiasaan merokok

dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan pH saliva (Johnson dan Bain,

2000). pH rata rata perokok pada perokok filter sebanyak 7 s/d 20 rokok perhari

adalah 5,55 (Puspawati, 2005).

Dalam keadaan normal, gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva, saliva di

dalam rongga mulut mempunyai pH yang dapat berubah setiap saat, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain irama siang dan malam, diet,

perangsangan kecepatan sekresi. pH saliva juga dapat dipengaruhi oleh

berubahnya polisakarida menjadi asam di dalam rongga mulut (Dikri et al., 2003).

pH saliva yang rendah dan mencapai suatu angka kritis dapat menyebabkan

terjadinya karies gigi, dimana penurunan pH yang berulang ulang dalam waktu

tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi. Proses terjadinya

karies gigi disebabkan oleh 4 faktor yang saling mempengaruhi dan berinteraksi

Page 18: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

4

satu sama lain. Keempat faktor tersebut adalah gigi dan saliva, mikroorganisme,

substrat terutama sukrosa yang menyebabkan turunnya pH saliva serta waktu

lamanya makanan berkontak dengan gigi. Pada lingkungan asam, proliferasi dari

zat asam dan bakteri kariogenik akan menyebabkan hilangnya struktur dari gigi

(Tarigan, 1993).

Setelah karbohidrat dikonsumsi, pH plak akan menurun sampai di bawah 5

dalam tempo 1-3 menit karena karbohidrat dapat diragikan oleh bakteri tertentu

dan membentuk asam (Kidd dan Bechal, 1992) Hal ini juga akan menyebabkan

pH saliva menjadi lebih asam atau menurun (Wulandari et al., 2003).

Berbagai efek saliva terhadap kesehatan gigi dan rongga mulut

menimbulkan banyak perhatian, sehingga layak diteliti, terdapat penelitian

mengenai efek pengunyahan permen karet pada kecepatan aliran saliva. Penelitian

tersebut menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kecepatan aliran saliva dan

pH saliva karena pengaruh stimulus pengunyahan dan pengecapan secara serentak

(Haroen, 2002 ; Ly et al., 2008) dan mengurangi insiden karies gigi (Stookey,

2008).

Tindakan pencegahan untuk mencegah penurunan pH saliva pada perokok

perlu dilakukan dengan cara mencari bahan makanan yang dapat meningkatkan

pH saliva antara lain sorbitol, mannitol dan xylitol. Namun yang paling popular

adalah xylitol karena efeknya terhadap kesehatan gigi dan rasanya yang manis,

hampir sama dengan sukrosa. Xylitol merupakan gula alkohol dan terdapat secara

Page 19: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

5

alamiah di alam. Xylitol dibuat secara komersial dari kayu pohon beech dan bahan

ini tidak dapat difermentasi oleh bakteri kariogenik (Lynch dan Milgrom, 2003).

Pada saat ini, bahan pengganti gula xylitol sudah disertakan dalam

kandungan permen karet, karena permen karet merupakan makanan ringan yang

potensial untuk menurunkan aktivitas karies gigi. Permen karet bermanfaat untuk

merangsang sekresi saliva, meningkatkan pH plak dan saliva, sehingga sangat

baik digunakan sebagai pembersih rongga mulut (Yuliarsi dan Lestari, 2003;

Friedman, 2010).

Pemberian permen karet xylitol 3 sampai 5 kali sehari dikunyah minimal

selama 5 menit setelah makan dapat menghambat akumulasi plak dan

demineralisasi enamel, meningkatkan remineralisasi pada karies awal dan

mengurangi jumlah streptococcus mutans (Burt, 2006). Sreptococcus mutans

menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi. Bakteri ini berkembang

pada pH asam . Xylitol menghambat pertumbuhan Streptococcus Mutans dengan

meningkatkan pH mulut, membuat keadaan rongga mulut kurang menguntungkan

untuk pertumbuhan Streptococcus mutans (Pierini, 2008).

Atas dasar uraian di atas, maka diadakan penelitian untuk mencegah

kerusakan gigi pada perokok dengan cara meningkatan pH saliva perokok dengan

pemberian permen karet xylitol. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan

pasien umum di FKG Univ. Mahasaraswati Denpasar.

Page 20: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

6

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka permasalahan yang didapat

adalah :

a. Apakah mengunyah satu butir permen karet xylitol selama 5 menit dapat

meningkatkan pH saliva perokok?

b. Berapa jam setelah mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit

meningkatkan dan mempertahankan pH saliva perokok?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian permen karet xylitol terhadap peningkatan pH saliva.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah mengunyah satu butir permen karet xylitol

selama 5 menit meningkatkan pH saliva perokok.

b. Untuk mengetahui berapa jam setelah mengunyah permen karet xylitol

selama 5 menit meningkatkan dan mempertahankan pH saliva perokok.

Page 21: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

a. Bagi perokok agar dapat memilih mengunyah permen karet xylitol sebagai

upaya pencegahan karies gigi.

b. Bagi dokter gigi agar lebih menyosialisasikan permen karet xylitol sebagai

upaya pencegahan karies gigi.

1.4.2 Manfaat Ilmiah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data mengenai permen

karet xylitol yang meningkatkan dan mempertahankan pH saliva perokok

sebagai upaya pencegahan karies gigi pada perokok.

b. Hasil penelitian ini diharapkan digunakan sebagai pedoman untuk meneliti

lebih mendalam mengenai permen karet mengandung xylitol dalam

pencegahan karies gigi.

Page 22: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran antara 70 hingga 120 mm

(Bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun–

daun tembakau yang telah dicacah. Jenis rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.

Pembedaan ini di dasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi

rokok, proses pembuatan rokok dan penggunaan filter pada rokok (Martin, 2008):

a. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:

Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung

Kawung : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

Sigaret : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

Cerutu : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau

b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:

Rokok putih : Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau yang diberi

saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu

Rokok kretek : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau

dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa atau aroma

tertentu.

Page 23: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

9

Rokok klembak : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,

cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya:

Sigaret kretek tangan : Rokok yang proses pembuatanya dengan cara di giling

atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

Sigaret kretek mesin : Rokok yang proses pembuatanya menggunakan mesin

d. Rokok Berdasarkan pengunaan filter :

Rokok Filter : Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus

Rokok non filter : Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.2 Komposisi Bahan Kimia Rokok

Didalam rokok terkandung 4000 campuran bahan kimia yang mana

ratusan diantaranya bersifat toxic (Martin, 2008). Kandungan utama rokok antara

lain nikotin, tar, karbonmonoksida, nitrogen monoksida dan beberapa kandungan

lain yang terdapat dalam rokok, yang dapat diuraikan sebagai berikut (Annex,

1998):

a. Nikotin

Page 24: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

10

Nikotin merupakan bahan kimia berminyak yang tidak berwarna

merupakan salah satu racun paling keras dan dapat membuat mata terasa

perih (Armstrong, 1995).

Nikotin merupakan zat yang bersifat adiktif atau dapat

menyebabkan kecanduan, sehingga lama kelamaan perokok akan

meningkatkan konsumsi rokok karena merasa dosisnya kurang. Sampai

saat ini tidak ada peraturan tentang penggunaan batas maksimal nikotin

pada rokok.

b. Tar

Tar merupakan salah satu komponen dari rokok. Walaupun komposisi

tar yang sedikit dalam rokok tetap saja dapat menyebabkan masalah

kesehatan seperti kanker paru. Kompisisi tar yang rendah pada rokok

bersifat kurang karsinogenik dibandingkan dengan komposisi tar yang

lebih tinggi. Rokok yang beredar mempunyai kadar tar minimal sebesar 5-

15 mg per batang rokok pada tahun 1990an. Kemudian pada tahun 1992

Inggris mengeluarkan peraturan kadar tar maksimal sebesar 15 mg per

batang rokok pada tahun 1997 kadar tar menurun menjadi 12 mg per

batang rokok.

Dijumpai pada rokok yang dibakar, eugenol atau minyak cengkeh

juga diklasifikasikan sebagai tar. Dalam tar ini dijumpai karsinogenik :

polisiklik hidrokarbon aromatis yang memicu kanker paru (Sitepoe, 2000).

c. Karbon monoksida

Page 25: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

11

Karbon monoksida (CO) merupakan suatu gas beracun yang dapat

menyebabkan pengurangan asupan oksigen (O2) oleh hemoglobin dalam

darah. Kadar gas CO dalam darah perokok mencapai 6 - 7 % tapi dapat

meningkat mencapai 11% atau lebih, sedangkan kadar CO pada darah

bukan perokok kurang dari 1%.

d. Nitrogen monooksida ( NO)

Nitrogen monooksida ( NO) dihasilkan oleh dekomposisi nitrat

pada tembakau. Pada rokok diproduksi sejak awal dan yang dihirup oleh

perokok adalah NO, meskipun NO dihembuskan oleh perokok atau asap

rokok, akan menyebar diruangan dan akan mengubah NO menjadi NO2,

Efek fisiologi dari NO dan NO2 sedikit berbeda. Menghirup NO tidak

memberikan efek toxic secara langsung, sedangkan NO2 menyebabkan

efek iritasi saluran pernapasan.

e. Beberapa kandungan lain didalam rokok antara lain (Darussalam, 2004):

1. Arsenik, merupakan racun yang digunakan untuk membunuh

serangga.

2. Ammonia, merupakan bahan kimia yang digunakan didalam bahan

pencuci tandas.

3. Acetone, merupakan bahan pelarut yang digunakan dalam

penghilang cat kuku.

4. Benzene, merupakan bahan pelarut yang digunakan dalam

perusahaan minyak.

Page 26: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

12

5. Cadmium, merupakan sejenis logam beracun yang terdapat di

dalam baterai.

6. Chromium, digunakan untuk pembuatan logam.

7. Formaldehyde, merupakan bahan kimia yang digunakan untuk

mengawetkan mayat.

8. Hydrogen Cyanida, gas yang sangat berbahaya yang digunakan

dalam fotografi.

9. Hydroquinone, digunakan dalam pembuatan getah.

10. Lead, digunakan dalam baterai.

11. Nickel, digunakan dalam penghasilan stainless steel.

12. Nutbae, digunakan dalam gas berkemah dan pemetik api.

13. Phenol, digunakan dalam pembasmian kuman.

14. Tecanoe, digunakan dalam pelunturan warna.

15. Ricnesa, terdapat di semua jenis racun.

16. Toluene, Digunakan pada bahan letupan.

17. Timah hitam (Pb), merupakan partikel asap rokok, setiap satu

batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0.5

mikrogram Pb (Sitepoe, 2000).

2.3 Hubungan Rokok, Penurunan pH Saliva dan Karies Gigi

Pada tembakau alami didalam rokok, gula bisa muncul pada tingkatan

hingga 20%. Sebagai tambahan, beragam gula-gula dan pemanis ditambahkan

dengan sengaja selam proses pengolahan tembakau hingga 4%, atau bisa hingga

Page 27: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

13

13% gula. Gula digunakan sebagai aditif rokok termasuk glukosa dan sukrosa

(Vellappally et al., 2007). Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa

dan glukosa, dapat diragikan bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH

menurun sampai 5. Penurunan pH yang berulang ulang dalam waktu tertentu

akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses

kariespun dimulai. Konsumsi gula yang sering dan berulang ulang akan tetap

menahan pH dibawah normal dan menyebabkan demineralisasi email (Kidd dan

Bechal, 1992).

2.4 Saliva dan Kelenjar Saliva

Saliva adalah cairan oral yang kompleks, tidak berwarna, dimana terdiri

dari campuran sekresi yang berasal dari kelenjar ludah mayor dan minor yang ada

pada mukosa oral untuk memepertahankan homeostasis pada rongga mulut (Kidd

dan Bechal, 1992; Amerongen, 1992).

Saliva diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva utama yaitu kelenjar

sublingualis, submandibula, dan parotis, yang terletak diluar rongga mulut dan

menyalurkan saliva melalui duktus-duktus pendek kedalam mulut (Kelley dan

Petersen, 2007; Guyton dan Hall, 2008; Sherwood, 2001). Disamping itu masih

banyak sekali kelenjar ludah kecil-kecil tambahan (kelenjar aksesori) di dalam

mukosa pipi, bibir, lidah dan langit langit rongga mulut (Amerongen, 1992).

Kelenjar parotis terletak dibawah meatus auditory external pada celah

antara mandibula dan depan m. Sternocleidomastoideus, kelenjar

submandibularis, bagian superficial terletak di bawah margo inferior corpus

Page 28: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

14

mandibulae dan bagian profunda yaitu ductus submandibularis bermuara kedalam

mulut pada sisi frenulum linguae, kelenjar sublingualis terletak pada celah antara

lidah dan rahang bawah (Snell, 1997; Snell, 2004).

Saliva terdiri dari 99,4 - 99,5% H2O serta 0,5 – 0,6% protein dan

elektrolit. Volume saliva yang dihasilkan setiap hari berkisar antara 1 sampai 1,5

liter perhari , berkisar dengan kecepatan basal spontan yang konstan sebesar 0,5

ml/menit sampai kecepatan maksimum sebesar 5 ml/menit sebagai respon adanya

rangsangan yang kuat (Despopoulos dan Silbernagl, 2000; Guyton, 1996;

Sherwood, 2001).

Perangsangan saliva adalah suatu respon refleks dimulai dengan reseptor

citarasa, reseptor bau dan reseptor raba dalam mulut akibat pengunyahan,

pengeluaran air liur sekitar 0,5-1,5 liter/hari. Kecepatan aliran bervariasi antar 0,1-

4 ml/menit tergantung pada tingkat perangsangan. Pada kecepatan 0,5 ml/menit

sekitar 95% disekresi oleh kelenjar parotis dan kelenjar submandiblaris, sisanya

kel sublingualis (Guyton, 1996; Despopoulos dan Silbernagl, 2000).

Kelenjar saliva tersusun atas dua tipe secretory cells yaitu mucous dan

serous, sel serous memproduksi air yang mengandung enzim, ion, dan sedikit

musin, sedangkan sel mocous memproduksi mucus, saliva kental. Kelenjar parotis

mengandung hanya sel serous. Submandibular dan kelenjar bukal mengandung

serous dan mucous cells, kelenjar sublingual mengandung mucous cells (Marieb,

2004).

Page 29: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

15

Sekresi saliva dikontrol oleh sistem saraf otonom, dimana kelenjar saliva

mendapat inervasi dari simpatis dan parasimpatis, stimulasi keduanya

menyebabkan meningkatnya sekresi air liur. Rangsangan parasimpatis yang

berperan dominan dalam sekresi air liur yang serous, sedangkan simpatis

menhasilkan volume yang lebih sedikit dengan konsistensi yang kental (mocous)

(Sherwood, 2001; Martin, 2008).

2.4.1 Komponen saliva

Komponen saliva dapat dibedakan dalam komponen anorganik dan

(bio)organik, yaitu (Amerogen, 1992):

a. Komponen anorganik

Komponen anorganik saliva terdiri dari kation kation Na+ dan K- yang

merupakan konsentrasi tertinggi, disamping itu juga terdapat Ca++,

Mg++, Cl-, HCO3, dan fosfat. Dimana Cl- penting untuk aktivitas

enzimatik α – amilase. Kalsium dan fosfat pun penting dalam

remineralisasi email dan berperan pada pembentukan karang gigi dan

plak bakteri. Kadar flouride dalam saliva agak dipengaruhi oleh

konsentrasi flouride di dalam air minum dan juga didalam makanan.

Rodanida atau thiocynate (CNS-) juga penting dalam agensia

antibakterial dalam kerjasama dengan sistem laktoperoksidase. Dalam

hal ini bikarbonat merupakan ion bufer terpenting didalam ludah.

b. Komponen (bio)organik

Page 30: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

16

Komponen (bio)organik saliva terdiri dari protein dan musin sebagai

komponen utama, juga terdapat komponen lain seperti : asam lemak,

lipid, glukosa, asam amino, ureum dan amoniak. Protein yang secara

kualitatif penting adalah α – amilase, protein kaya prolin musin dan

imunoglobulin.

2.4.2 Fungsi saliva

Fungsi saliva dalam mencegah penyakit, yaitu :

a. Efek melindungi

Pada rongga mulut terdapat permukaan epithelial yang ditutup dengan

satu lapisan mucus. Lapisan ini kaya akan musin. Musin adalah

merupakan glikoprotein dengan sifat sifat karakteristik berkat

bangunannya yang khusus. Dalam hal ini musin membantu

membasahkan dan melindungi partikel makanan, membuat makanan

lebih mudah ditelan, memudahkan pengunyahan, bicara dan higine

mulut (Roukema, 1993; Kidd dan Bechal, 1992; Silbernagl, 2000).

b. Pengaruh saliva sebagai bufer

Bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta asam yang

dihasilkan bakteri dimulut, sehingga membantu mencegah karies gigi.

Meskipun protein memiliki pengaruh bufer, namun pada saliva

pengaruh ini sedikit, karena konsentrasinya sangat rendah dan

pengaruh bufer terbesar adalah pada suatu pH<5, dimana dibawah pH

Page 31: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

17

saliva fisiologis (Sherwood, 2001; Roukema, 1993; Kidd dan Bechal,

1992).

c. Interaksi protein saliva dan mikroorganisme bersama dengan email

Dalam hal ini protein saliva mempengaruhi pembentukan plak dengan

dua cara, yaitu : pertama, protein didalam ekuared polikel menambah

perlekatan bakteri pada email. Kedua, protein saliva dapat

menyebabkan pengumpulan agregasi bakteri. Disamping sebagai

antibodi yang spesifik terhadap bakteri lain, protein juga mempunyai

suatu aktivitas agregasi di dalam saliva parotis (kaya protein prolin)

dan saliva submandibularis. Dimana dalam submandibula ini terdapat

musin. Pengumpulan ini ternyata juga mempunyai efek pada tingkat

ikatan bakteri pada email gigi (Roukema, 1993).

d. Aktifitas anti bakteri saliva

Terdapat beberapa aktivitas anti bakterial dari saliva, yaitu :

(Roukema, 1993).

1. Lisozim

Enzim ini adalah berasal dari kelenjar parotis, submandibula,

sublingual dan cairan krevikular. Pada enzim ini juga ditemukan

adanya leukosit. Dimana aktifitas biologis dari lisozim secara

kualitatif adalah sama untuk berbagai sumber, namun berbeda

dalam struktur primer dan aktifitas spesifiknya. Meskipun flora

(mikroorganisme) yang bersifat komensalisme dalam mulut

Page 32: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

18

nampak tidak sensitif bahkan untuk lisozim dengan konsentrasi

yang tinggi sekalipun, namun sebaliknya dapat ditentukan bahwa

lisozim dapat menghilangkan jenis mikroorganisme yang sensitif

dan mencegah kolonisasi mikroorganisme dalam rongga mulut.

2. Immunoglobulin

Sistem immunoglobulin total sebagian besar terdiri dari Ig A,

disamping itu juga terdapat Ig G dan Ig M meskipun dalam jumlah

yang kecil. Pada Ig A saliva terikat pada “secretory peace”. Ini

merupakan suatu glikoprotein yang menghubungkan Ig A dan

dapat melindungi Ig A terhadap perusakan. Dalam saliva yang

bercampur juga ditemukan adanya Ig G, Ig A, dan Ig M dalam

jumlah kecil yang berasal dari cairan kervikular dan mempunyai

fungsi lokal dalam gingiva.

3. Sistem laktoperoksidase-isotiosianat

Laktoperoksidase juga terdapat dalam saliva, yang berasal dari sel

sel asinar parotis dan submandibula yang ternyata merupakan

kombinasi dengan isotiosianat diperoleh dari saliva dan H2O yang

diperoleh dari bakteri, dimana dapat memberikan hambatan yang

efektif dalam pertukaran zat dan pertumbuhan bakteri tertentu.

4. Laktoferin

Laktoferin juga ditemukan dalam saliva, dimana pada kelenjar

parotis dan kelenjar submandibula, laktoferin ini dilokalisasi dalam

Page 33: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

19

sel sel asinar yang serus. Protein ini dapat menghambat

pertumbuhan Candida Albicans dan E. Coli.

Fungsi lain dari saliva adalah dapat membantu proses pencernaan, penelanan,

pelarut, pelumas, pemisah makanan, membantu pengecapan, membantu berbicara,

mengatur keseimbangan air (Sherwood, 2001) dan juga untuk mengeliminasi food

debris (Farsi, 2007).

2.4.3 pH saliva

Derajat keasaman suatu larutan dinyatakan dengan pH untuk larutan yang

netral sama dengan 7 dan turun dengan naiknya kekuatan asam pH <7, suatu

larutan adalah basa pada pH >7. Derajat keasaman suatu cairan adalah penting

(Amerongen, 1992).

Susunan kualitatif dan kuantitatif elektrolit di dalam ludah menentukan pH

dan kapasitas bufer. pH ludah tergantung dari perbandingan antara asam dan

konjugasi basanya yang bersangkutan. Derajat asam kapasitas bufer terutama

disebabkan oleh susunan bonat, yang naik dengan kecepatan sekresi. Ini artinya

bahwa pH dan kapasitas bufer ludah juga naik dengan naiknya kecepatan sekresi

(Amerongen, 1992).

Derajat asam dan kapasitas bufer ludah selalu dipengaruhi perubahan

perubahan, yang misalnya disebabkan oleh: irama siang dan malam, diet,

perangsangan kecepatan sekresi. pH dan kapasitas bufer tinggi segera setelah

bangun, tetapi kemudian cepat turun, tinggi pada saat seperempat jam setelah

Page 34: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

20

makan (stimulasi mekanik), tetapi biasanya dalam waktu 30-60 menit turun lagi.

Pada malam hari agak naik kemudian turun lagi (Amerongen, 1992).

Penurunan pH saliva dapat meningkatkan frekuensi karies gigi. Pada pH

saliva yang rendah, mikroorganisme dapat berkembang dengan baik. Sebaliknya

pada pH saliva yang tinggi dapat mencegah terjadinya karies gigi (Roeslan, 2002).

2.5 Xylitol

Xylitol pertama kali ditemukan oleh Herman Emil Fischer, seorang

kimiawan berkebangsaan Jerman pada tahun 1891. Xylitol telah digunakan

sebagai pemanis pada makanan sejak tahun 1960-an. Namun demikian,

pemanfaatanya untuk perawatan gigi baru digunakan pada era tahun 1970-an di

Finlandia. Kala itu para peneliti dari Universitas of Turku menunjukan hasil

penelitiannya yang menyatakan bahwa xylitol dapat mencegah terjadinya karies

gigi. Setelah melalui kontemplasi yang cukup panjang pada tahun 1983 JECFA

(Joint Expert Committe of Food Additives) milih FAO/WHO merestui

penggunaan xylitol sebagai pemanis dalam produk pangan. Tiga tahun kemudian ,

FDA (Food Drug Administration) pun merestui penggunaanya (Huber, 1999).

Xylitol adalah lima karbon polyalkohol, xylitol dimetabolisme di hati dan

dikonversikan menjadi D-xylulose dan glukosa oleh polyol dehydrogenase.

Xylitol merupakan alkohol gula yang rasa manisnya sama dengan gula sukrosa

dan menghasilkan kalori dalam jumlah yang sama dengan sukrosa yaitu 4 kal/gr.

Nama lain xylitol adalah pentitol, pentose, polyalkohol dan polyol. Secara alami

Page 35: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

21

terdapat pada jagung, strawberry, plum, tetapi secara komersial dibuat dari

serpihan kayu pohon beech (Horgerson, 2007; Kidd dan Bechal, 1992; Yuliarsi

dan Lestari, 2003).

Gambar 2.1 Pohon beech

(Friedman, 2010)

Secara kimia struktur xylitol terdiri dari lima atom karbon dan lima gugus

hidroksil (C5H12O5), tidak seperti gula lainya yang terdiri dari enam atom karbon,

struktur seperti ini sangat sulit untuk dimetabolisme oleh bakteri sehingga xylitol

secara komersial dilakukan melalui proses hidrogenasi xylosa (C5H10O5) dengan

bantuan katalisator nikel, pada suhu 80º - 14º celcius, dan 50 tekanan atmosfer

(Yulianto, 2001).

Page 36: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

22

2.5.1 Fungsi xylitol

Pengaruh xylitol yang terbukti secara klinis adalah menghambat plak gigi

sebesar 80%, Menghambat demineralisasi email gigi, meningkatkan flow dan pH

saliva, memproduksi remineralisasi enamel gigi, produksi air liur meningkat

sehingga dapat meredakan xerostomia, gula untuk penderita diabetes, mengurangi

infeksi di mulut dan nasopharynx (Friedman, 2010; Pierini, 2008). Pencegah /

penahan laju osteoporosis tulang (Yulianto, 2002).

2.5.2 Efek mengunyah permen karet yang mengandung xylitol terhadap

peningkatan pH saliva

Pemberian permen karet yang mengandung xylitol mempunyai efek

menstimulasi produksi saliva, komposisi dari saliva berubah dan meningkatkan

konsentrasi bikarbonat, fosfat dan kalsium. Perubahan dari komposisi ini

mestimulasi peningkatan kemampuan saliva untuk mencegah penurunan pH dan

meningkatkan kemampuan perumbuhan kristal hidroksiapatit. Peningkatan

volume saliva cenderung membersihkan gula dan asam dari gigi. Permen karet

bebas gula adalah cara yang sangat praktis untuk merangsang saliva setelah

memakan makanan yang mengandung gula. Banyak penelitian di dunia yang

mendukung tentang efek pengunyahan permen karet bebas gula (Holgeston,

2007).

Page 37: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

23

Gambar 2.2 Permen karet xylitol

(Pierini, 2008)

Pemberian permen karet xylitol tiga sampai empat kali perhari minimal

lima menit setelah makan untuk menghambat akumulasi plak dan menghambat

demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi lesi awal dan mengurangi jumlah

S. Mutans (Burt, 2006). Pemberian permen karet mengandung xylitol sesudah

makan makanan yang mengandung karbohidrat, mempunyai efek menurunkan

akumulasi plak dan meningkatkan buffer saliva (Yuliarsi dan Lestari, 2003).

Page 38: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

24

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Xylitol merupakan gula alkohol dan terdapat secara alamiah di alam,

bahan ini tidak dapat difermentasi oleh bakteri kariogenik. Permen karet yang

mengandung xylitol bermanfaat untuk merangsang sekresi saliva komposisi dari

saliva berubah dan meningkatkan konsentrasi bikarbonat, fosfat dan kalsium,

meningkatkan pH plak dan saliva dan pembersih rongga mulut.

Perokok mempunyai presentase karies yang lebih banyak dibandingkan

bukan perokok karena kebiasaan merokok dapat menyebabkan meningkatnya

akumulasi plak, dimana plak merupakan media pelekat bakteri pada polisakarida,

yang dapat mempertingi produksi asam bakteri, sehingga pH saliva menjadi

menurun. Penurunan pH yang berulang ulang dan terus menerus akan

mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi dan proses kariespun dimulai.

Faktor yang dapat memicu proses terjadinya karies, yaitu faktor host (struktur

gigi, saliva), diet (pola makan), Mikroorganisme dan waktu. Untuk mencegah

terjadinya karies karena penurunan pH saliva pada perokok ini diperlukan

pencegahan. Salah satu upaya pencegahan adalah menjaga penurunan pH saliva

yang berlangsung terus menerus pada perokok. Untuk dapat meningkatkan pH

saliva pada perokok dapat diperoleh dengan mengkonsumsi permen karet xylitol

yang dapat meningkatkan pH saliva, mengurangi jumlah Streptococcus mutans

dan menghambat akumulasi plak.

Page 39: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

25

3.2 Konsep Penelitian

Gambar 3.2 : Kerangka konsep

Permen Karet Xylitol

Faktor Eksternal :

- makanan

- minuman

- irama siang dan malan

-rokok

Faktor Internal :

- stress

- kehamilan

Saliva

-pH Saliva

Page 40: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

26

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

a. Mengunyah satu butir permen karet xylitol meningkat dan bertahan selama

5 menit meningkatkan pH saliva perokok.

b. pH saliva perokok meningkat dan bertahan selama 3 jam setelah

mengunyah satu butir permen karet xylitol selama 5 menit.

Page 41: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

27

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian uji klinis (clinical trial), yaitu penelitian dengan rancangan

eksperimental pretest-posttest Control Group Design (Pocock, 2008).

Keterangan di halaman berikut.

Gambar 4.1. Rancangan Penelitian

PP SS

O1

O9

O7

O3

O5

O10

O8

O4

O2 PP00

PP33

PP22

PP11

PP44

R

Ra

O6

Page 42: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

28

Keterangan :

P = Populasi

S = Sampel

Ra = Random alokasi

O1 = Pengukuran pH saliva kelompok 1 sebelum diberi permen karet xylitol

O2 = Pengukuran pH saliva kelompok 1 5 menit setelah diberi permen karet xylitol

O3 = Pengukuran pH saliva kelompok 2 sebelum diberi permen karet xylitol

O4 = Pengukuran pH saliva kelompok 2 setelah diberi permen karet xylitol setelah 1 jam

O5 = Pengukuran pH saliva kelompok 3 sebelum diberi permen karet xylitol

O6 = Pengukuran pH saliva kelompok 3 setelah diberi permen karet xylitol setelah 2 jam

O7 = Pengukuran pH saliva kelompok 4 sebelum diberi permen karet xilitol

O8 = Pengukuran pH saliva kelompok 4 setelah diberi permen karet xylitol setelah 3 jam

O9 = Pengukuran pH saliva kelompok 5 sebelum diberi permen karet xilitol

O10 = Pengukuran pH saliva kelompok 5 setelah diberi permen karet xylitol setelah 4 jam

Po = Perlakuan pada kelompok 1 dengan pemberian permen karet xylitol dimana pengukuran dilakukan 5 menit setelah pemberian

P1 = Perlakuan pada kelompok 2 dengan pemberian permen karet xylitol dimana pengukuran dilakukan 1 jam setelah pemberian

P2 = Perlakuan pada kelompok 3 dengan pemberian permen karet xylitol dimana pengukuran dilakukan 2 jam setelah pemberian

P3 = Perlakuan pada kelompok 4 dengan pemberian permen karet xylitol dimana pengukuran dilakukan 3 jam setelah pemberian

P4 = Perlakuan pada kelompok 5 dengan pemberian permen karet xylitol dimana pengukuran dilakukan 4 jam setelah pemberian

Page 43: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

29

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi : Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Waktu penelitian : 3 bulan ( April s/d Juni 2011).

4.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi target dari penelitian ini adalah laki-laki perokok yaitu laki-laki

yang aktif merokok minimal selama satu tahun dan merupakan perokok sedang

(11 - 19 batang/hari) rokok dengan filter (Okuyemi et al., 2004). Target penelitian

dipilih perokok karena karies gigi pada perokok adalah 4,3 kali lebih banyak

dibandingkan bukan perokok. Rata-rata pH perokok sebanyak 7-20 rokok/hari

adalah 5,55.

Populasi terjangkau dari penelitian ini diambil dari laki-laki perokok yang

merupakan mahasiswa FKG dan pasien yang datang ke RSGM FKG UNMAS

Denpasar.

4.3.2 Kriteria sampel

Sampel penelitian ini didapat dari populasi yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

Page 44: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

30

4.3.2.1 Kriteria Inklusi

1. Jenis kelamin laki laki dengan usia 19-35 tahun.

2. Minimal telah merokok aktif selama 1 tahun.

3. Perokok sedang (11 - 19 batang/hari) rokok dengan filter.

4. pH saliva < 7

5. Bersedia menandatangani informed consent.

4.3.2.2 Kriteria Eksklusi

1. Mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi pH saliva

2. Sakit saat pengambilan data.

4.3.3 Besar Sampel

Besar sampel ditentukan berdasarkan penelitian pendahuluan pada lima

orang untuk mendapatkan peningkatan pH saliva yang diukur dengan alat pH

meter merk ezdo buatan taiwan. pH saliva rata rata perokok adalah 5,694.

Peningkatan setelah pemberian permen karet xylitol adalah 7,012. Data yang

diperoleh dimasukan kedalam rumus Pocock (2008) sebagai berikut:

Page 45: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

31

2 σ2

n = X f (α . β)

(µ2 – µ1)2

= 2.(0, 895)2 X 10,5

(1,318)2

= 12,7 + 10%

= 13,9 dibulatkan menjadi 14

Keterangan :

n = besar sampel

σ = Standart deviasi

α = 0,05

β = 0,1

f(α. β) : 10,5

µ1 = rata-rata pH saliva sebelum pemberian permen karet xylitol

µ2 = rata-rata pH saliva setelah pemberian permen karet xylitol

Jadi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 70 sampel.

4.3.4 Tehnik Pengambilan Sampel

Sampel akan dipilih dari mahasiswa FKG dan pasien umum yang berkunjung ke

RSGM FKG UNMAS Denpasar. Pemilihan sampel menggunakan tehnik Simple

Random Sampling, Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

ditentukan dengan cara, 14 sampel pertama dipakai sebagai kelompok satu, 14

sampel berikutnya dipakai sebagai kelompok dua, 14 sampel berikutnya dipakai

sebagai kelompok tiga, 14 sampel berikutnya dipakai sebagai kelompok empat,

dan 14 sampel terakhir dipakai sebagai kelompok lima.

Page 46: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

32

4.4 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Permen karet xylitol rasa blueberi mint

2. Variabel tergantung : pH Saliva

3. Variabel terkendali : umur, jenis kelamin, perokok sedang

4.5 Definisi Operasional Variabel

1. Permen karet xylitol adalah permen karet yang mengandung xylitol 1119

mg/saji rasa bluberi mint dapat diketahui dari kemasan produk dan

dimakan dengan cara dikunyah selama minimal 5 menit, permen ini tidak

habis dikunyah dan tidak ditelan.

2. pH saliva adalah derajat keasaman saliva, suatu larutan netral sama

dengan 7 dan turun dengan naiknya kekuatan asam pH <7, suatu larutan

adalah basa pada pH >7, alat ukur pH saliva menggunakan pH meter

merek ezdo buatan Taiwán dan dental saliva pH indicator. Setiap

pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan angka tertinggi dijadikan

patokan. Angka tertinggi dicatat dengan ketelitian dua angka di belakang

koma. Pengukuran dilakukan minimal 60 menit setelah makan.

Pengukuran pH dilakukan dua kali, sebelum dan setelah diberikan permen

karet mengandung xylitol.

3. Umur orang coba didasarkan atas tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang

dilihat dari akte kelahiran / KTP / SIM.

Page 47: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

33

4. Jenis kelamin dari penelitian ini adalah laki-laki, yaitu jenis kelamin yang

terlihat dari penampakan luar dan dari kartu identitas (KTP / SIM / kartu

mahasiswa.

5. Perokok sedang : Dalam hal ini merupakan perokok yang menghabiskan

11-19 batang rokok/hari. Sampel diketahui merokok atau tidak dan jumlah

rokok yang dihisap dengan cara wawancara.

4.6 Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Neerbecken

b. Form Penelitian dan informed consent

c. pH meter merk ezdo buatan Taiwan

d. Dental saliva pH indikator

e. Penampung saliva

f. Alat tulis

g. Kamera

h. Komputer

i. Arloji

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Permen karet xylitol merk lotte rasa bluberi mint

b. Tissue dan kapas.

Page 48: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

34

4.7 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang diambil dalam prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyerahkan surat ijin penelitian kepada pimpinan fakultas dan direktur

RSGM FKG UNMAS Denpasar

2. Menyiapkan informed consent, dan alat alat tulis untuk keperluan

penelitian

3. Membagikan informed consent kepada sampel yang sudah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi

4.8 Protokol Penelitian

Sebelum penelitian akan dilakukan, diinformasikan kepada sampel untuk

makan dan minum sebelumnya dan apabila ada yang akan merokok, agar

merokok terlebih dahulu, dan diinformasikan bahwa selama penelitian

berlangsung sampel tidak diperbolehkan untuk makan, minum dan merokok.

Minimal 60 menit setelah makan, minum dan merokok sampel disilahkan untuk

duduk dikursi yang telah disediakan di RSGM FKG UNMAS Denpasar.

Kelompok 1

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

Page 49: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

35

3. 5 menit setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Kelompok 2

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. Satu jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Kelompok 3

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. Dua jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Page 50: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

36

Kelompok 4

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. Tiga jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Kelompok 5

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. Empat jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Data yang diperoleh dari kelima kelompok kemudian dibandingkan dan dianalisis.

Page 51: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

37

4.9 Analisis Data

Untuk menganalisis data hasil penelitian, dipakai :

1. Analisis deskriptif : analisis data untuk memberikan gambaran tentang

karakteristik data yang didapatkan dari hasil penelitian.

2. Uji Normalitas dan Homogenitas :

a. Uji Normalitas dengan uji Shapiro-Wilk (SW) oleh karena

sampelnya <30

c. Uji Homogenitas dengan uji Levene’s test.

3. Uji Efek Perlakuan / Analisis Komparasi

1. Bagi data yang berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji

statistik parametrik yaitu:

a. Paired sample t-test untuk analisis perbandingan pre-test dan post-

test pada masing masing kelompok

b. Uji One Way Anova,untuk membandingkan post-test masing-masing

kelompok

c. Untuk mengetahui seberapa besar efek dilanjutkan dengan uji

Tamhane Post Hoc Test

Page 52: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

38

BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini dilibatkan sebanyak 70 orang laki-laki yang berumur

antara 19 - 35 tahun dan perokok aktif selama satu tahun terakhir dengan pH

saliva < 7 sebagai sampel, yang terbagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu

kelompok P0 (5 menit), kelompok P1 (1 jam), kelompok P2 (2 jam), kelompok P3

(3 jam) dan kelompok P4 (4 jam). Dalam pembahasan ini akan diuraikan uji

normalitas data, uji homogenitas,uji komparabilitas, dan uji efek perlakuan.

5.1 Uji Normalitas Data

Data pH saliva baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan pada

masing-masing kelompok diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-

Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal, dan hasilnya

disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Data PH Saliva masing-masing Kelompok

pH Saliva N p

5 menit pre 1 jam pre 2 jam pre 3 jam pre 4 jam pre 5 menit post 1 jam post 2 jam post 3 jam post 4 jam post

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

0,307 0,676 0,192 0,884 0,761 0,357 0,109 0,118 0,788 0,346

Page 53: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

39

5.2 Uji Homogenitas Varians antar Kelompok

Data pH saliva baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan diuji

homogenitas variansnya dengan menggunakan uji Levene’s. Hasilnya

menunjukkan bahwa kelompok data sebelum perlakuan homogen, sedangkan

kelompok data sesudah perlakuan tidak homogen dan hasilnya disajikan pada

Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Hasil Uji Homogenitas Data PH Saliva Kedua Kelompok

pH saliva F p

Pre

Post

0,58

5,11

0,675

0,001

5.3 Analisis Efek Perberian Permen Karet terhadap pH Saliva

Analisis peningkatan pH Saliva diuji berdasarkan rerata selisih pH saliva

antara sebelum dengan sesudah diberikan permen karet. Hasil analisis dengan uji

t-paired disajikan pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Rerata PH Saliva antara Sebelum dengan Sesudah Diberikan Perlakuan

pH Saliva Pre Post Beda

rerata t p

5 menit

1 Jam

2 Jam

3 Jam

4 Jam

5,99

5,91

5,91

6,04

5,99

7,77

7,33

7,12

6,27

6,00

1,77

1,43

1,22

0,24

0,01

14,52

11,56

9,69

3,11

0,11

0,001

0,001

0,001

0,008

0,931

Page 54: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

Ta

kelompok

kelompok

kelompok

menunjuk

kelompok

4 jam ha

bermakna

Ga

meningkat

abel 5.3, m

k 5 menit

k 2 jam ada

k 4 jam

kkan bahwa

k 5 menit, 1

anya terjadi

(p > 0,05).

Gambar 5.1

ambar 5.1

tkan pH sal

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

pH

5 m

menunjukka

adalah 1,7

alah 1,22,

adalah 0,0

a terjadi p

jam, 2 jam

i peningkat

1 Peningkat

menunjuk

liva.

Segera 1

5,99 5,9

7,76

Wak

menit

an bahwa

77, rerata k

rerata kelo

01. Analisi

peningktan

, dan 3 jam

tan pH seb

an PH Saliv

kkan bahw

Jam 2 Ja

91 5,91

7,33 7

ktu Pemberian

rerata pen

kelompok

ompok 3 ja

is kemakn

pH saliv

m (p < 0,05).

besar 0,01

va Masing-m

wa pember

m 3 Jam

6,04

7,12

6,2

n Permen Kar

ningkatan p

1 jam ada

am adalah

naan denga

va secara

. Sedangkan

dan penin

masing Kelo

rian perme

4 Jam

5,9927

6,0

ret

pH saliva

alah 1,43, r

0,24, dan r

an uji t-p

bermakna

n pada kelom

ngkatannya

ompok

en karet

00

Sebe

Sesu

40

pada

rerata

rerata

paired

pada

mpok

tidak

dapat

elum

dah

Page 55: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

41

5.4 Analisis PH Saliva antar Kelompok

5.4.1 Uji komparabilitas

Analisis komparabilitas diuji berdasarkan rerata pH saliva antar kelompok.

Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova disajikan pada Tabel 5.4

berikut.

Tabel 5.4 Rerata pH Saliva Sebelum Perlakuan

pH Saliva N Rerata

pH Saliva SB F p

5 menit 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam

14 14 14 14 14

5,99 5,91 5,91 6,04 5,99

0,51 0,46 0,50 0,51 0,41

0,21 0,935

Tabel 5.4, menunjukkan bahwa rerata pH saliva kelompok 5 menit adalah

5,99±0,51, rerata kelompok 1 jam adalah 5,91±0,46, rerata kelompok 2 jam

adalah 5,91±0,50, rerata kelompok 3 jam adalah 6,04±0,51, dan rerata kelompok 4

jam adalah 5,99±0,41. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova

menunjukkan bahwa nilai F = 0,21 nilai p = 0,935. Hal ini berarti bahwa rerata

pH saliva pada kelima kelompok tidak berbeda bermakna (p > 0,05).

5.4.2 Analisis efek perlakuan

Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata pH saliva antar kelompok

sesudah diberikan perlakuan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way

Anova disajikan pada Tabel 5.5 berikut.

Page 56: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

42

Tabel 5.5 Rerata PH Saliva Sesudah Perlakuan

pH Saliva N Rerata

pH Saliva SB F p

5 menit

1 Jam

2 Jam

3 Jam

4 Jam

14

14

14

14

14

7,77

7,33

7,12

6,27

6,00

0,16

0,25

0,21

0,52

0,44

64,56 0,001

Tabel 5.5, menunjukkan bahwa rerata pH saliva kelompok 5 menit adalah

7,77±0,16, rerata kelompok 1 jam adalah 7,33±0,25, rerata kelompok 2 jam

adalah 7,12±0,21, rerata kelompok 3 jam adalah 6,27±0,52, dan rerata kelompok 4

jam adalah 6,00±0,44. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova

menunjukkan bahwa nilai F = 64,56 nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata

pH saliva pada kelima kelompok berbeda secara bermakna (p < 0,05). Terdapat

rerata peningkatan pH saliva yang berbeda pada kelima kelompok sesudah

perlakuan.

Untuk mengetahui kelompok-kelompok yang berbeda perlu dilakuan uji lanjut

dengan Tamhane, karena varians data antar kelompok tidak homogen. Hasil uji

disajikan pada Tabel 5.6.

Page 57: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

43

Tabel 5.6 Uji Tamhane Sesudah Diberikan Permen Karet antar Dua Kelompok

pH Saliva Beda Rerata p

5 menit dan 1 Jam

5 menit dan 2 Jam

5 menit dan 3 Jam

5 menit dan 4 Jam

1 Jam dan 2 Jam

1 Jam dan 3 Jam

1 Jam dan 4 Jam

2 Jam dan 3 Jam

2 Jam dan 4 Jam

3 Jam dan 4 Jam

0.43

0.64

1.49

1.77

0.21

1.06

1.33

0.85

1.13

0.27

0,001

0,001

0,001

0,001

0,223

0,001

0,001

0,001

0,001

0,787

Uji lanjutan dengan uji Tamhane di atas mendapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5.6 menunjukan bahwa beda rerata kelompok 5 menit dan 1 jam

adalah 0,43, 5 menit dan 2 jam adalah 0,64, 5 menit dan 3 jam adalah 1,49, 5

menit dan 4 jam adalah 1,77, 1 jam dan 3 jam adalah 1,06, 1 jam dan 4 jam adalah

1,33, 2 jam dan 3 jam adalah 0,85, 2 jam dan 4 jam adalah 1,13. Analisis

kemaknaan dengan uji Tamhane menunjukkan bahwa nilai p = 0,001. Hal ini

berarti bahwa beda rerata pH saliva pada kelompok tersebut berbeda secara

bermakna (p < 0,05). Sedangkan beda rerata kelompok 1 jam dan 2 jam adalah

0,21, kelompok 3 jam dan 4 jam adalah 0,27. Analisis kemaknaan dengan uji

Tamhane menunjukan bahwa nilai p = 0,223 dan 0,787. Hal ini berarti bahwa

beda rerata pH saliva kelompok tersebut tidak berbeda secara bermakna (p >

0,05).

Page 58: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

Gambar 5

Gambar 5

sesudah d

sesudah di

0

1

2

3

4

5

6

7

8

pH

5.2 Perban

Sesuda

5.2 menunju

diberikan pe

iberikan per

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

5,99

dingan PH

ah Diberika

ukkan bahw

erlakuan dan

rlakuan.

Sebelum

5,915,91 6,0

Waktu P

H Saliva ant

an Perlaku

wa terdapat

n terdapat p

7,

04 5,99

Pemberian Pe

tar Kelomp

an

perbedaan

peningkatan

Sesudah

,76 7,337,12

ermen Karet

pok baik Se

secara berm

n pH saliva

h

2

6,276.0

ebelum ma

makna pH s

a pada kelom

00

Seger

1 Jam

2 Jam

3 Jam

4 Jam

5 me

44

upun

saliva

mpok

ra

m

m

m

m

enit

Page 59: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

45

BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

6.1. Subjek Penelitian

Untuk mengetahui efek pemberian permen karet terhadap peningkatan

pH saliva maka dilakukan penelitian yang melibatkan 70 orang perokok aktif yang

berjenis kelamin laki-laki karena di negara berkembang 50-60% laki-laki dan 10%

wanita mempunyai kebiasaan merokok. Data WHO dari 65 negara antara tahun

1975-1986, bahwa 75% kaum pria dan 5% wanita Indonesia mempunyai

kebiasaan merokok (Natamiharja dan Butar, 2001).

Penelitian ini melibatkan perokok berumur antara 19-35 tahun karena

rokok diijinkan untuk umur lebih dari 18 tahun dan mahasiswa fakultas

kedokteran gigi berumur antara 19-35 tahun.

Subjek penelitian merupakan perokok karena sekitar 1,1 milyar orang

dewasa merupakan perokok di seluruh dunia, perokok lebih banyak memerlukan

perawatan gigi dibandingkan bukan perokok, presentase karies pada perokok 42%

dibandingkan bukan perokok yaitu 30%, karies gigi yang khas 4,3 kali lebih

banyak pada perokok dibandingkan bukan perokok (Schroeder, 2006; Bruce,

2006), dan perokok mempunyai plak dan kalkulus yang lebih banyak

dibandingkan bukan perokok (Natamiharja dan Butar, 2004).

Penelitian ini melibatkan perokok sedang (11-19 batang/hari) karena

presentase karies yang merokok 10-20 batang perhari adalah 42 % dibanding

Page 60: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

46

bukan perokok (Natamiharja dan Butar, 2001). pH rata-rata perokok sebanyak 7-

20 rokok/hari adalah 5,55 (Puspawati, 2005).

Sampel dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu kelompok P0 (5 menit),

kelompok P1 (1 jam), kelompok P2 (2 jam), kelompok P3 (3 jam) dan kelompok

P4 (4 jam).

6.2 Peningkatan pH Saliva Setelah Mengunyah Permen Karet Xylitol

Rerata peningkatan pH saliva setelah mengunyah permen karet xylitol

berdasarkan hasil analisis didapatkan pada kelompok 5 menit adalah 1,77, rerata

kelompok 1 jam adalah 1,43, rerata kelompok 2 jam adalah 1,22, rerata kelompok

3 jam adalah 0,24. Analisis kemaknaan dengan uji t-paired menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan pH saliva secara bermakna pada kelompok 5 menit, 1 jam, 2

jam, dan 3 jam (p < 0,05). Terjadi peningkatan pH saliva sesudah mengunyah

permen karet disebabkan karena mengunyah permen karet dapat menstimulasi

sekresi saliva. Pada saat mengunyah permen karet, laju aliran saliva akan

meningkat dengan adanya stimulus mekanis dan kimiawi. Peningkatan stimulus

saliva dapat berlangsung 5-20 menit, laju aliran saliva diatur oleh mekanisme

yang kompleks. Saraf otonom parasimpatis dan simpatis merupakan faktor primer

yang mempengaruhinya, faktor lainnya adalah stimulus rasa dan taktil pada lidah

dan mukosa mulut. Stimulus pada saraf parasimpatis akan menyebabkan

pelepasan ion-ion dan air. Sedangkan stimulus pada saraf simpatis akan

menyebabkan pelepasan protein-protein yang terdapat di dalam sel-sel asinar.

Stimulus propriseptif dari otot otot mastikasi dan ligamen periodontal akan

Page 61: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

47

mengeksitasi nuklei saliva inferior dan superior pada otak yang juga dipengaruhi

oleh korteks serebri. Peningkatan kecepatan aliran saliva akan meningkatkan

konsentrasi bikarbonat, fosfat dan kalsium hal ini menyebabkan pH saliva

meningkat ( Haroen, 2002). Konsumsi permen karet mengandung xylitol, dalam

jangka pendek dapat menurunkan populasi streptococcus mutans. xylitol dapat

mengurangi produk asam bakteri secara signifikan, menstimulasi laju aliran saliva

dan menghambat akumulasi plak dan bakteri kariogenik, remineralisasi pada area

yang mengalami dekalsifikasi dan menghambat demineralisasi email yang masih

sehat. Xylitol menghambat pertumbuhan Streptococcus Mutans dengan

meningkatkan pH mulut, menyediakan kondisi yang kurang menguntungkan

terhadap Streptococcus mutans (Pierini, 2008).

6.3 Perbandingan pH Saliva Antar Kelompok Sebelum dan Sesudah

Mengunyah Permen Karet Xylitol

Berdasarkan hasil analisis normalitas data, diketahui bahwa data

berdistribusi normal sehingga uji statistic inferensial yang dipergunakan untuk uji

komparabilitas dan uji efek mengunyah permen karet adalah uji One Way Anova

untuk mengetahui peningkatan dan perbedaan rerata antar kelompok

Uji perbandingan sebelum perlakuan antara kelima kelompok didapatkan

rerata pH saliva kelompok 5 menit adalah 5,99±0,51, rerata kelompok 1 jam

adalah 5,91±0,46, rerata kelompok 2 jam adalah 5,91±0,50, rerata kelompok 3

jam adalah 6,04±0,51, dan rerata kelompok 4 jam adalah 5,99±0,41. Analisis

dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa kelima kelompok sebelum

Page 62: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

48

diberikan perlakuan, rerata pH salivanya tidak berbeda secara bermakna (p >

0,05).

Penurunan pH saliva pada perokok, disebabkan karena tembakau alami

yang terdapat dalam rokok, gula bisa muncul pada tingkatan hingga 20%. Dalam

proses pengolahan tembakau untuk pembuatan rokok beragam gula-gula dan

pemanis ditambahkan dengan sengaja hingga 4%, atau bisa hingga 13% gula.

Gula digunakan sebagai aditif rokok termasuk glukosa dan sukrosa (Vellappally et

al., 2007). sukrosa dan glukosa dapat diragikan bakteri tertentu dan membentuk

asam sehingga pH menurun sampai 5.

Rerata kelompok setelah perlakuan dari analisis didapatkan rerata pH

saliva kelompok 5 menit adalah 7,77±0,16, rerata kelompok 1 jam adalah

7,33±0,25, rerata kelompok 2 jam adalah 7,12±0,21, rerata kelompok 3 jam

adalah 6,27±0,52, dan rerata kelompok 4 jam adalah 6,00±0,44. Analisis

kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 64,56 nilai

p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata pH saliva pada kelima kelompok berbeda

secara bermakna (p < 0,05).

Pada kelompok sesudah perlakuan terjadi peningkatan pH saliva yang

berbeda pada kelima kelompok dimana pada kelompok 5 menit terjadi

peningkatan pH saliva yang paling tinggi karena mengunyah permen karet dapat

menstimulasi sekresi saliva. Pada saat mengunyah permen karet, laju aliran saliva

akan meningkat dengan adanya stimulus mekanis dan kimiawi. Saraf otonom

parasimpatis dan simpatis merupakan faktor primer yang mempengaruhinya,

faktor lainnya adalah stimulus rasa dan taktil pada lidah dan mukosa mulut.

Page 63: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

49

Stimulus pada saraf parasimpatis akan menyebabkan pelepasan ion-ion dan air.

Sedangkan stimulus pada saraf simpatis akan menyebabkan pelepasan protein-

protein yang terdapat di dalam sel-sel asinar. Stimulus propriseptif dari otot otot

mastikasi dan ligamen periodontal akan mengeksitasi nuklei saliva inferior dan

superior pada otak yang juga dipengaruhi oleh korteks serebri. Peningkatan

kecepatan aliran saliva akan meningkatkan konsentrasi bikarbonat, fosfat dan

kalsium hal ini menyebabkan pH saliva meningkat ( Haroen, 2002).

Pada kelompok 1 jam, 2 jam, 3 jam rerata pH saliva tetap meningkat tetapi

semakin lama berangsur turun karena absorpsi ion ion bikarbonat, fosfat dan

kalsium sehingga konsentrasi ion-ion tersebut semakin lama semakin berkurang

sehingga pH akan semakin turun. Sedangkan pada kelompok 4 jam pH saliva

sudah mendekati pH saliva awal dan dari hasil analisis rerata peningkatan pH

saliva tidak berbeda bermakna. Jadi mengunyah permen karet xylitol

meningkatkan pH saliva perokok hanya selama 3 jam.

Penurunan pH saliva ke pH awal biasanya terjadi 30-60 menit setelah

makan karena makanan yang mengandung gula mudah difermentasikan oleh

mikroorganisme rongga mulut sehingga menghasilkan asam yang menyebabkan

penurunan pH saliva (Wulandari et al, 2003). Penurunan pH saliva ke pH awal

setelah mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit terjadi sekitar 4 jam

karena sebagian besar bakteri streptococcus oral dan bakteri lainya tidak dapat

melakukan fermentasi pada xylitol, selain itu juga xylitol memiliki efek

bakteriostatik pada streptococcus mutans. Efek inhibitor ini disebabkan oleh

masuknya xylitol ke dalam sel bakteri sehingga memberikan efek xylitol 5-

Page 64: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

50

posphate intaselular. Mikroorganisme tidak memetabolisme xylitol karena

memiliki lima atom karbon (C5H12O5). Bakteri kariogenik lebih memilih ratai

karbon enam sebagai sumber energi. Penurunan pH yang lebih lama setelah

mengunyah permen karet mengandung xylitol disebabkan karena xylitol

menstabilkan kalsium dan fosfat di dalam saliva dan xylitol mengalami absorpsi

ke dalam tubuh yang lebih lambat (Makinen, 1992).

Gambar 6.1 Peningkatan PH Saliva Masing-masing Kelompok

5,99 5,91 5,91 6,04 5,99

7,767,33 7,12

6,276,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Segera 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam

pH

Waktu Pemberian Permen Karet

pH SALIVA

Sebelum

Sesudah

5 menit

Page 65: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

51

6.4 Dampak Penurunan pH Saliva

Penurunan pH yang berulang ulang dalam waktu tertentu akan

mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi dan proses kariespun dimulai.

Konsumsi gula yang sering dan berulang ulang akan tetap menahan pH di bawah

normal dan menyebabkan demineralisasi email (Kidd dan Bechal, 1992).

Demineralisasi terjadi karena komponen mineral email, dentin dan sementum

adalah hidroksiapatit (HA) yang tersusun atas Ca10(PO4)6(OH)2, dalam keadaan

normal hidroksiapatit berada dalam kondisi seimbang dengan saliva yang

tersaturasi oleh ion Ca2+ dan P043-, Hidroksiapatit akan reaktif terhadap ion-ion

hydrogen pada pH asam, pada kondisi tersebut, ion H+ akan bereaksi dengan

PO43- dalam saliva, proses ini akan merubah PO4

3- menjadi HPO42-. HPO4

2- akan

menggganggu keseimbangan normal hidroksiapatit dengan saliva, sehingga kristal

hidroksiapatit akan larut. Proses ini disebut demineralisasi. Proses demineralisasi

dapat berubah kembali atau mengalami remineralisasi apabila pH ternetralisir dan

dalam lingkungan tersebut terdapat ion Ca2+ dan PO43- yang mencukupi (Kidd et

al, 2003).

Pada perokok terjadi penurunan pH saliva yang berulang-ulang

menyebabkan terjadinya demineralisasi yang prosesnya sangat lama berupa

hilangnya ion-ion mineral secara terus-menerus. Kehilangan ini awalnya tidak

terlihat tetapi lama kelamaan akan terlihat lesi bercak putih ( white spot lesion).

Kegagalan dalam mengintervensi dan menghentikan kehilangan mineral ini akan

menyebabkan kavitas pada gigi, yang dapat berlanjut pada kerusakan pulpa gigi

(Kidd dan Bechal, 1992). Apabila tidak dirawat, karies dapat menimbulkan rasa

Page 66: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

52

nyeri, infeksi dan kehilangan gigi. Bila terjadi kerusakan atau kehilangan pada

gigi akan mengakibatkan berbagai dampak yaitu dampak emosional, dampak

sistemik dan dampak fungsional. Dampak emosional dalam kehidupan sehari-hari

di antaranya adalah hilangnya kepercayaan diri dan menganggap kehilangan gigi

adalah hal yang tabu dan tidak patut dibicarakan kepada orang lain. Keadaan yang

lebih kompleks lagi dari dampak emosional yang terjadi yaitu perasaan sedih dan

depresi, merasa kehilangan bagian diri, dan merasa tua. Dampak sistemik dari

kehilangan gigi dapat berupa penyakit kardiovaskular, osteoporosis, dan penyakit

gastrointestinal seperti kanker esofagus, kanker lambung dan kanker pankreas.

Dampak fungsional kehilangan gigi antara lain berupa gangguan pada proses

bicara dan mengunyah, dalam proses bicara gigi mempunyai peranan penting,

beberapa huruf dihasilkan melalui bantuan bibir dan lidah yang berkontak dengan

gigi sehinga menghasilkan pengucapan huruf huruf tertentu. Huruf-huruf yang

dibentuk melalui kontak gigi geligi dan bibir adalah huruf f dan v. Huruf-huruf

yang dibentuk dari kontak gigi geligi dan lidah adalah huruf konsonan seperti s, z,

x, d, n, l, j, t, th, ch dan sh. Huruf-huruf inilah yang sulit dihasilkan oleh orang

yang telah kehilangan gigi geliginya sehingga dapat mengganggu dalam

berkomunikasi dengan orang lain (Darwita, 2011).

Kehilangan gigi berdampak seseorang tidak dapat mengunyah dengan baik

karena mulut dan gigi merupakan organ pencernaan yang bertanggung jawab

untuk mengunyah, menguraikan makanan, mencampurkannya dengan saliva dan

merangsang sekresi pencernaan (Sherwood, 2001). Pengaruh pengunyahan sangat

erat hubunganya dengan pencernaan dimana menurut hubungannya dengan

Page 67: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

53

makanan dibagi menjadi tiga grup, yaitu: makanan tetap menjadi ampas walaupun

dikunyah atau tidak; makanan akan tetap tidak dicerna bila tidak dikunyah, tetapi

apabila dikunyah makanan tersebut bisa dicerna; makanan akan dicerna walaupun

dikunyah atau tidak. Pengaruh pengunyahan terhadap pencernaan adalah sebagai

berikut: potongan besar pada makanan menyebabkan area yang kecil untuk

bekerjanya enzim pada makanan tersebut; melalui pengunyahan menyebabkan

stimulasi dari produksi aliran dan pH saliva yang nantinya akan menyebabkan

bertambahnya aliran cairan lambung; ukuran partikel makanan mempengaruhi

keberadaan makanan di dalam perut, partikel yang besar lebih lama dicerna

daripada partikel kecil yang menyebabkan perpanjangan waktu pencernaan

(Fillon, 2001).

Hal ini tentu dapat mempengaruhi kesehatan umum seseorang misalnya

defisiensi zat gizi. (Mardjono, 2011). Bila kesehatan umum penderita terganggu

maka kualitas hidup seseorang akan terganggu, presentase gangguan kualitas

hidup tertinggi adalah keterbatasan fungsi diikuti dengan gangguan disabilitas

fisik, rasa sakit, ketidaknyaman psikis dan disabilitas psikis (Tambubolon, 2005).

Hal itu tentunya akan mempengaruhi kesehatan kerja seseorang.

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa mengunyah satu butir permen karet

xylitol dapat meningkatkan pH saliva perokok selama 3 jam Mengunyah permen

karet setiap 3 jam dapat meningkatkan pH saliva sebesar 3,91%, jika diberikan

permen karet minimal setiap 2 jam dapat meningkatkan pH saliva minimal

20,57%. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitiannya Burt (2006) yang

menyatakan bahwa mengunyah permen karet xylitol 3 sampai 5 kali sehari

Page 68: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

54

dikunyah minimal selama 5 menit setelah makan dapat menghambat akumulasi

plak dan demineralisasi enamel, meningkatkan remineralisasi pada karies awal

dan mengurangi jumlah streptococcus mutans. Penelitian lain oleh Milgrom et al.

(2006) bahwa mengunyah 2, 3, atau 4 kali perhari dapat menurunkan jumlah

streptococcus mutans.

Dengan demikian dengan mengunyah permen karet xylitol dapat

meningkatkan pH saliva selama 3 jam, maka proses demineralisasi tidak terjadi

dan proses karies dapat dicegah sehingga kehilangan gigi tidak terjadi. Hal ini

akan meningkatkan kualitas hidup dan kualitas kehidupan kerja seseorang.

Page 69: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

55

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada perokok aktif didapatkan simpulan

sebagai berikut:

a. Mengunyah satu butir permen karet xylitol selama 5 menit meningkatkan

pH saliva perokok.

b. pH saliva perokok meningkat dan bertahan selama 3 jam setelah

mengunyah satu butir permen karet xylitol selama 5 menit.

7.2 Saran

Sebagai saran dalam penelitian ini adalah:

a. Disarankan kepada perokok terutama perokok aktif untuk mengunyah

permen karet xylitol setiap 3 jam agar pH saliva meningkat sehingga

proses karies dapat dicegah.

Page 70: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

56

DAFTAR PUSTAKA Amerongen, A.V.N. 1991. Ludah dan Kelenjar Ludah. Arti Bagi Kesehatan Gigi.

Alih Bahasa : Prof.drg.Rafiah Abyono. Ed-1.UGM. Yogyakarta. Hal.2,3,23,36,37.

Annex, L. 1998. Scientific Committee on Tobacco and Health Technical Advisory

Group Review of Emissions in Cigarette Smoke. [cited 2010 mar. 17] Available from:http:/www.archive.officialdocuments.co.uk.

Armstrong, S. 1995. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Alih Bahasa :

Meitasari Tjandiasa. penerbit ARCAN. Jakarta. Didalam Rokok. [cited 2010 mar. 17] Available from : http://.moh.gov.bn. .

Burt, B. A. 2006. The Use of Sorbitol and Xylitol-Sweetened Chewing Gum in

Caries Control. JADA Vol-7. American Dental Assosiation. Hal 190-196. Cawson, R. A. 1994. Atlas Bantu kedokteran Gigi : Patologi. Alih Bahasa :

Sherley, Hipokrates. Jakarta. Hal.2-3. Darussalam. 2004. Bahan-Bahan Lain Didalam Rokok. [cited 2010 nov. 8]

Available from : http://www.moh.gov.bn/prmo/tembakau/tembakau2.htm. Darwita, S. 2011.Dampak Kehilangan Gigi, [cited 2011 jun.25] available

from:URL: repository.usu.ac.id/bitstream. Despopoulos, A. Silbernagl, S. 2000. Atlas Berwarna & Teks Fisiologi. Alih

Bahasa: Joy Wieser, Yurita Handojo, Ed-4. Cetakan-1. Hipokartes. Jakarta. Hal.202-203.

Dikri, I., Soetanto, S., Widjiastuti, I. 2003. Kelarutan Kalsium Pada Enamel

Setelah Direndam Saliva Buatan pH 5,5 dan Ph 6,5. Dental Jurnal.Vol. 36. No.1. Hal.7.

Dye, B.A., Morin, N.M., Robison,V. 2006. The Relationship Between Cigarette

Smoking and Perceived Dental Treatment Needs in The United States, 1988-1994. J Am Dent Assoc. Vol. 137. Hal.224-234.

Farsi, N.M.A. 2007. Signs of Oral Dryness in Relation to Salivary Flow Rate, pH,

Buffering Capacity and Dry Mouth Complaints. Biomed Central Oral Health. King Abdulaziz University. Saudi Arabia. Hal.1-6.

Fillion dan Kilcast. 2001. Food Industry Journal. Vol. 4 . No.1. Hal.27-32.

Page 71: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

57

Friedman. 2010. Chew’s For Health Chewable Dietary Supplement Contain Xylitol.[cited 2010 mar. 16] Available from : http:// www. dentist.net.

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa :

Irawati dll. Cetakan-1. EGC. Jakarta. Hal.835-836. Guyton, A.C.1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Alih Bahasa:

Petrus Andrianto. Ed-3. Cetakan-5. EGC. Jakarta. Hal.587. Haroen, E. R. 2002. Pengaruh Pengunyahan dan Pengecapan Terhadap kecepatan

Aliran dan pH Saliva. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Vol. 9. No.1. Hal.29-34

Holgeston, P.L. 2007. Xylitol and it’s effect on oral ecology. Departement of

odontology. Paediatric. Dentistry Fakulty of Medicine. Umea. Hal.16-20. Huber, J. 1999. Home Study Course, Xylitol : Magic in The Making. CDHA

Journal. Vol. 20. No. 1. Hal.29-34. Johnson, N.W., Bain, C.A. 2000. Tobacco and Oral Disease. British Dental

Journal. Vol. 189. No. 4. Hal.200-206. Kelley, L.L., Petersen, C. M. 2007. Sectional Anatomy for Imaging Professionals.

Second Edition. Mosby. Elsevier. USA. Hal.242. Khan, G.J., Javed, M., Ishaq, M. 2010. Effect of Smoking on Salivary Flow Rate.

Gomal Journal of Medical Sciences. Vol. 8. No. 2. Pakistan. Kidd, E.A.M. Smith, B.G.N. Watson, T.F. 2003.Pickard’s Manual of Operative

Dentistry. Ed.8. Oxford University. Hal.87. Kidd, E.A.M., Bechal, S.J. 1992. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan

Penanggulanganya. Alih Bahasa : Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. EGC. Jakarta. Hal.2,65-67.

Krall, E. A., Sosa, C., Abreu, Garcia, C., Nunn, M.E., Caplan, D. J., Garcia, R. I.

2006. Cigarette Smoking Increase the Risk of Root Canal Treatment. J Dent Res. Vol. 85. Hal.313-317.

Ly, K. A., Milgron, P., Rothen, M. 2008. The Potensial of Dental-Protective Chewing Gum in Oral Health Interventions. J Am Dent Assoc. Vol 139. Hal.553-563.

Lynch, H., Milgrom, P. 2003. Xylitol and Dental Caries : An Overview for Clinicians. Journal of The Californian Assosiation. Hal.205-209.

Page 72: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

58

Makinen, K.K. 1998. Physical, chemical, and histologic changes in dentin caries lesions of primary teeth induced by regular use of polyol chewing gums. Acta Odontol Scand. Vol 56. Hal.148.

Mardjono, D. 2011. Peran Gnatologi Dalam Upaya Pemulihan Fungsi Sistem Pengunyahan, [cited 2011 jun. 25] Available from:URL:http://www.lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=77474&lokasi=lokal.

Marieb, E.,N., 2004, Human Anatomy & Physilogy. Sixth Adition. Pearson

Benjamin Cummings. Hal.890-891. Martin, T. 2008. The Effects of Smoking on Human Health Smoking Effect. [cited

2010 mar. 17] Available from: http:// quitsmoking.about.com. Milgrom, P.A., Ly, K.A., Robert, M.C., Rothen, M., Mueller, G., Yamaguchi,

D.K. 2006. Mutans Streptococci Dose Response to Xylitol Chewing Gum. J. Dent Res. Vo. 85. Hal.177-181.

Natamiharja, L., Butar, L. B. 2001. Kebiasaan Merokok dan Karies Gigi Spesifik

Pada Sopir–Sopir di Medan. Dentika Dental Jurnal. Vol. 6. No. 2. Hal.284-289.

Natamiharja, L., Gronyeke. 2004. Indeks Periodontal dan Hubunganya Dengan

Kebiasaan Merokok Pada Pegawai Dinas Pertanian Tingkat I Sumatera Utara. Dentika Dental Jurnal. Vol. 9. No. 1. Hal.6-12.

Okuyemi, K.S., Ahluwalia, J.S., Banks, R., Harris, K.J., Mosier, M.C., Nazir, N., Powell, J. 2004. Differences in smoking and quitting experiences by levels of smoking among African Americans. Ethn Dis. Winter. Vol.14. No.1. Hal.127-133.

Pierini, C. 2008. Xylitol: A Sweet Alternative, 4WayNutritionals LLC. [cited 2010 nov.8] available from : http://www.4waynutritionals.com/docs/Xylitol.pdf.

Pocock, S.J. 2008. Clinical Trials. A Practical Approach. New York John Wley & Saon Medical Publication.

Puspawati, A.E. 2005. “Perbedaan pH Saliva Perokok dan Tidak Perokok”. (Skripsi). Denpasar. Universitas Mahasaraswati.Hal.13.

Roeslan, B.U. 2002. Imunologi Oral. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Indonesia, Jakarta. Hal.114-116. Roukema, P.A.M. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Penerjemah: Sutatmi

Suryo. Cetakan I. UGM. Yogyakarta. Hal.114-123.

Page 73: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

59

Schroeder, S.A. 2006. Tobacco Still is Oral Health Enemy Number One. JADA. Vol. 137. American Dental Association. Hal.144-148.

Sherwood, L. 2001. Fisologi Manusia. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit. Ed-2. EGC.

Jakarta. Hal.545-548. Sitepoe, M. 2000. Kekhusussan Rokok Indonesia. Penerbit Pt. Grasindo. Jakarta.

Hal.87. Snell, R. S. 2004. Clinical Anatomy . Ed-7. Lippicot Williams & Wilkins. USA.

Hal.773-788. Snell, R.S. 1997. Anatomi Klinik. Untuk Mahasiswa Kedokteran. Alih Bahasa :

dr. Jan Tambayong. Bag-3. Ed-3. EGC. Jakarta. Hal.10. Stookey, G. K. 2008. The Effect of Saliva on Dental Caries. J Am Dent Assoc.

Vol.139. No.2. Hal.115-175. Susana, D., Hartono, B., Fauzan, H. 2003. Penetuan Kadar Nikotin Dalam Asap

Rokok. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.2. No. 3. Hal.39-41. Tambubolon, N.S.2005.Dampak Karies dan Penyakit Periodontal Terhadap

Kualitas Hidup.[cited 2011 jun.25]. Available from:URL: repository.usu.ac.id/bitstream.

Tarigan, R. 1995. Karies Gigi. cetakan IV. Hipokrates. Jakarta. Hal.17-18. Vellappally, S., Fiala, Z., Smejkalova, J., Jacob, V., Shriharsa, P. 2007. Influence

of Tobacco Use in Dental Caries Development. Cent Eur J Public Healh. Vol. 15. No. 3. Hal.116-120.

Wulandari, F., Yuanita, T., Roelianto, M. 2003. Perubahan pH saliva setelah

makan makanan ringan yang mengandung sukrosa. Dental Journal. Vol. 36. No. 1. Hal.14-17.

Yulianto, W.A. 2001. Pengaruh pH, Kadar Xilosa dan Kadar Glukosa Terhadap

Produksi Xylitol Oleh Candida shehatae WAY 08. Jurnal Teknol dan Industri Pangan. Vol XII. No.2. Hal.157-162.

Yuliarsi, Y., Lestari, S. 2003. Efek Permen Karet yang Mengandung Xylitol dan

Sorbitol Terhadap Plak Gigi dan Ginggivitis. JITEKGI FKGUPDM (B). Vol. 1. No. 2. Hal.44-47

Page 74: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

60

Page 75: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

61

Page 76: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

62

Page 77: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

63

Lampiran 3

PENJELASAN YANG DISAMPAIKAN KEPADA PENDERITA SEBELUM

MENANDATANGANI FORMULIR PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM

PENELITIAN

(Informed consent)

Pendahuluan

Informed consent pada dasarnya untuk menghargai hak hak individu guna

memperoleh penjelasan yang penuh dan tepat yang berkaitan dengan penelitian

yang akan dijalankan sebelum dia membuat keputusan yang benar.

Informed consent hendaknya mengandung hal-hal penting sebagai berikut :

1. Penjelasan terinci serta pemakaian bahasa yang mudah dimengerti yang

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan

2. Adanya jaminan bahwa penderita mendapatkan kebebasan untuk

memutuskan apakah akan ikut serta atau menolak, sebab secara moral dan

legal penderita memiliki hak untuk itu.

Penelitian ini berjudul :

PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT MENINGKATKAN DAN

MEMPERTAHANKAN pH SALIVA PEROKOK SELAMA 3 JAM

Page 78: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

64

Latar Belakang

Sekitar 1,1 milyar orang dewasa (29% dari orang dewasa) merupakan

perokok di seluruh dunia. Di negara berkembang sekitar 50-60% pria dan 10%

wanita mempunyai kebiasaan merokok. Di negara maju sekitar 30% pria dan 30%

wanita mempunyai kebiasaan merokok. Data WHO dari 65 negara antara tahun

1975-1986, bahwa 75% kaum pria dan 5% wanita Indonesia mempunyai

kebiasaan merokok. Indonesia menduduki peringkat kelima tertinggi setelah

Papua New Guinea, Fiji, Nepal dan Filipina. Remaja pria yang berumur 15-19

tahun 13,2 % telah mempunyai kebiasaan merokok. Kriteria perokok antara lain

perokok ringan (1-10 rokok/hari), perokok sedang (11-19 rokok/hari), perokok

berat (>20 rokok/hari).

Perokok mempunyai skor plak dan kalkulus yang lebih tinggi di

bandingkan dengan bukan perokok. Didalam plak terdapat mikroorganisme yang

mampu mengubah polisakarida menjadi asam. Kebiasaan merokok dapat

menyebabkan meningkatnya akumulasi plak, dimana plak merupakan media

pelekat bakteri pada polisakarida, yang dapat mempertinggi produksi asam

bakteri, sehingga pH saliva menjadi menurun. Penurunan efek buffering serta pH

perokok yang lebih rendah dan tingginya jumlah lactobacilli dan streptococcus

mutans dapat mengindikasi kecenderungan terhadap karies gigi.

Pada sekresi saliva tidak ada perbedaan antara perokok dan tidak perokok,

pengaruh buffer rata rata signifikan lebih rendah pada perokok. Terdapat

perbedaan pH saliva perokok dengan tidak perokok dimana tingkat keasaman

Page 79: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

65

saliva perokok lebih tinggi dibandingkan yang tidak perokok. Kebiasaan merokok

dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan pH saliva. pH rata rata perokok

rokok filter sebanyak 7 s/d 20 rokok perhari adalah 5,55.

Xylitol adalah kelompok bahan pengganti gula selain sorbitol, dan

mannitol. Namun yang paling popular adalah xylitol karena efeknya terhadap

kesehatan gigi dan rasanya yang manis, hampir sama dengan sukrosa. Xylitol

merupakan gula alkohol dan terdapat secara alamiah di alam. Xylitol dibuat secara

komersial dari kayu pohon beech dan bahan ini tidak dapat difermentasi oleh

bakteri kariogenik.

Pada saat ini, bahan pengganti gula xylitol sudah disertakan dalam

kandungan permen karet, karena permen karet merupakan makanan ringan yang

potensial untuk menurunkan aktivitas karies gigi. Permen karet bermanfaat untuk

merangsang sekresi saliva, meningkatkan pH plak dan saliva, sehingga sangat

baik digunakan sebagai pembersih rongga mulut.

Atas dasar uraian diatas, maka diadakan penelitian untuk mencegah

kerusakan gigi pada perokok dengan cara meningkatan pH saliva perokok dengan

pemberian permen karet xylitol. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan

pasien umum di FKG Univ. Mahasaraswati Denpasar.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka permasalahan yang didapat adalah :

Page 80: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

66

a. Apakah pemberian satu butir permen karet xylitol dapat meningkatkan pH

saliva perokok?

b. Tiap berapa jam dalam satu hari pemberian permen karet xylitol untuk

mempertahankan pH saliva pada perokok?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah pemberian satu butir permen karet xylitol dapat

meningkatkan pH saliva perokok

b. Untuk mengetahui tiap berapa jam dalam satu hari pemberian permen

karet xylitol untuk mempertahankan pH saliva

Manfaat

a. Memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan perokok

pada khususnya tentang bahan makanan yang dapat mencegah karies gigi.

b. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah

mengenai peranan xylitol dalam meningkatkan pH saliva sebagai upaya

pencegahan karies gigi pada perokok.

Tatalaksana Penelitian

Sebelum penelitian akan dilakukan, diinformasikan kepada sampel untuk

makan dan minum sebelumnya dan apabila ada yang akan merokok, agar

Page 81: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

67

merokok terlebih dahulu, dan diinformasikan bahwa selama penelitian

berlangsung sampel tidak diperbolehkan untuk makan, minum dan merokok. 60

menit setelah makan, minum dan merokok sampel disilahkan untuk duduk dikursi

yang telah disediakan di RSGM FKG UNMAS Denpasar.

Kelompok 1

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. 5 menit setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Kelompok 2

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. Satu jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Page 82: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

68

Kelompok 3

4. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

5. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

6. Dua jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Kelompok 4

4. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

5. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

6. Tiga jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Kelompok 5

1. Segera setelah duduk, dilakukan pengumpulan saliva dengan mencucurkan

salivanya ke dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan

dicatat pada form penelitian.

Page 83: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

69

2. Sampel diberikan satu butir permen karet xylitol dan diintruksikan untuk

dikunyah selama 5 menit dan tidak boleh ditelan.

3. Empat jam setelah mengunyah permen karet xylitol, saliva dicucurkan ke

dalam penampung saliva kemudian pH saliva diukur dan dicatat pada form

penelitian

Resiko selama penelitian berlangsung

Akibat langsung dari penelitian ini yaitu hanya rasa lapar dan haus selama

penelitian berlangsung, akibat dari mengunyah satu butir permen karet xylitol

belum pernah dilaporkan.

Hal-hal lainnya yang juga perlu mendapatkan perhatian :

1. Bahwa Penelitian ini bersifat sukarela, tidak terkecuali buat mahasiswa

FKG Univ. Mahasaraswati Denpasar dan tidak akan berpengaruh terhadap

studinya.

2. Walaupun prosedur penelitian telah dijalankan secara cermat, apabila

terjadi resiko atau ketidaknyamanan selama penelitian berlangsung yang

diakibatkan oleh berpuasa selama penelitian maka akan dirundingkan

bersama.

3. Karena penelitian ini bersifat sukarela maka peserta penelitian dapat

mengundurkan diri jika menemukan hal-hal yang dirasa merugikan.

4. Hasil-hasil penelitian sepenuhnya akan dipakai untuk keperluan keilmuan,

tidak untuk kepentingan publikasi ( media massa).

Page 84: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

70

5. Penjelasan ini serta surat persetujuan dibuat rangkap dua, satu untuk

peneliti dan satu untuk peserta penelitian.

Penutup

Untuk dapat berlangsungnya penelitian dengan baik, maka mutlak diperlukan

kerjasama antara peserta penlitian dengan peneliti.

Page 85: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

71

Surat Persetujuan

Ikut Serta Dalam Penelitian

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :……………………………………………………………

Umur :……………………………………………………………

Jenis Kelamin :……………………………………………………………

Alamat :……………………………………………………………

No. KTP :……………………………………………………………

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta memahami dan menyadari

manfaat dan resiko penelitian yang berjudul :

PERMEN KARE XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT MENINGKATKAN DAN

MEMPERTAHANKAN pH SALIVA PEROKOK SELAMA 3 JAM

Dengan sukarela menyetujui dikut sertakan dalam penelitian diatas serta

mematuhi segala ketentuan-ketentuan penelitian yang sudah saya pahami, dengan

catatan apabila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak

membatalkan persetujuan ini.

Denpasar, 2011

Mengetahui Yang menyetujui

Penanggung jawab penelitian Peserta penelitian

(Ni Nyoman Gemini Sari) (…………………………….)

Page 86: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

72

Lampiran 4 Uji Normalitas Data pH Saliva Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pH Saliva pre 5 menit .150 14 .200* .930 14 .307

1 Jam .137 14 .200* .957 14 .676

2 Jam .175 14 .200* .916 14 .192

3 Jam .126 14 .200* .971 14 .884

4 Jam .148 14 .200* .962 14 .761pH Saliva post 5 menit .228 14 .097 .935 14 .357

1 Jam .176 14 .200* .899 14 .1092 Jam .218 14 .071 .844 14 .1183 Jam .137 14 .200* .964 14 .7884 Jam .169 14 .200* .934 14 .346

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Page 87: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

73

Lampiran 5 Uji t-paired data peningkatan pH Saliva Masing-masing Kelompok Kelompok = 5 menit

Paired Samples Statisticsa

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pH Saliva pre 5.9929 14 .51132 .13666

pH Saliva post 7.7650 14 .16332 .04365

a. Kelompok = 5 menit

Paired Samples Correlationsa

N Correlation Sig.

Pair 1 pH Saliva pre & pH Saliva post

14 .476 .085

a. Kelompok = 5 menit

Paired Samples Testa

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviatio

n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

pH Saliva pre - pH Saliva post

-1.772

14 .45675 .12207

-2.03586

-1.50842

-14.51

7 13 .000

a. Kelompok = 5 menit

Page 88: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

74

Kelompok = 1 Jam

Paired Samples Statisticsa

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pH Saliva pre 5.9050 14 .45822 .12246

pH Saliva post 7.3307 14 .25287 .06758

a. Kelompok = 1 Jam

Paired Samples Correlationsa

N Correlation Sig.

Pair 1 pH Saliva pre & pH Saliva post

14 .263 .363

a. Kelompok = 1 Jam

Paired Samples Testa

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviati

on

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

pH Saliva pre - pH Saliva post

-1.425

71 .46145 .12333

-1.69215

-1.15928

-11.56

0 13 .000

a. Kelompok = 1 Jam

Page 89: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

75

Kelompok = 2 Jam

Paired Samples Statisticsa

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pH Saliva pre 5.9079 14 .50097 .13389

pH Saliva post 7.1229 14 .20540 .05490

a. Kelompok = 2 Jam

Paired Samples Correlationsa

N Correlation Sig.

Pair 1 pH Saliva pre & pH Saliva post

14 .356 .212

a. Kelompok = 2 Jam

Paired Samples Testa

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviati

on

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

pH Saliva pre - pH Saliva post

-1.215

00 .46900 .12535

-1.48580

-.94420-

9.693 13 .000

a. Kelompok = 2 Jam

Page 90: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

76

Kelompok = 3 Jam

Paired Samples Statisticsa

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pH Saliva pre 6.0357 14 .51295 .13709

pH Saliva post 6.2714 14 .51718 .13822

a. Kelompok = 3 Jam

Paired Samples Correlationsa

N Correlation Sig.

Pair 1 pH Saliva pre & pH Saliva post

14 .848 .000

a. Kelompok = 3 Jam

Paired Samples Testa

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviatio

n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

pH Saliva pre - pH Saliva post

-.2357

1 .28379 .07584 -.39957 -.07186

-3.108

13 .008

a. Kelompok = 3 Jam

Page 91: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

77

Kelompok = 4 Jam

Paired Samples Statisticsa

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pH Saliva pre 5.9943 14 .40888 .10928

pH Saliva post 5.9971 14 .44081 .11781a. Kelompok = 4 Jam

Paired Samples Correlationsa

N Correlation Sig.

Pair 1 pH Saliva pre & pH Saliva post

14 .977 .000

a. Kelompok = 4 Jam

Paired Samples Testa

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviatio

n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

pH Saliva pre - pH Saliva post

-.0028

6 .09595 .02564 -.05826 .05254 -.111 13 .913

a. Kelompok = 4 Jam

Page 92: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

78

Lampiran 6 Uji One Way Anova pH Saliva baik Sebelum maupun Sesudah Perlakuan antar Kelompok

Descriptives

N Mean

Std. Deviatio

n Std.

Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Lower Bound

Upper Bound

pH Saliva pre

5 menit 14 5.9929 .51132 .13666 5.6976 6.2881 5.20 6.67

1 Jam 14 5.9050 .45822 .12246 5.6404 6.1696 5.01 6.61

2 Jam 14 5.9079 .50097 .13389 5.6186 6.1971 5.20 6.62

3 Jam 14 6.0357 .51295 .13709 5.7395 6.3319 5.08 6.81

4 Jam 14 5.9943 .40888 .10928 5.7582 6.2304 5.21 6.67

Total 70 5.9671 .46894 .05605 5.8553 6.0790 5.01 6.81

pH Saliva post

5 menit 14 7.7650 .16332 .04365 7.6707 7.8593 7.50 8.05

1 Jam 14 7.3307 .25287 .06758 7.1847 7.4767 7.03 7.82

2 Jam 14 7.1229 .20540 .05490 7.0043 7.2415 6.62 7.31

3 Jam 14 6.2714 .51718 .13822 5.9728 6.5700 5.41 7.21

4 Jam 14 5.9971 .44081 .11781 5.7426 6.2517 5.20 6.65

Total 70 6.8974 .74640 .08921 6.7195 7.0754 5.20 8.05

Page 93: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

79

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

pH Saliva pre .584 4 65 .675pH Saliva post 5.112 4 65 .001

ANOVA

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

pH Saliva pre Between Groups .189 4 .047 .205 .935

Within Groups 14.985 65 .231

Total 15.174 69

pH Saliva post Between Groups 30.711 4 7.678 64.562 .000

Within Groups 7.730 65 .119

Total 38.441 69 Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Tamhane

Dependent Variable

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

pH Saliva post

5 menit

1 Jam .43429* .08045 .000 .1844 .6841

2 Jam .64214* .07013 .000 .4267 .8576

3 Jam 1.49357* .14495 .000 1.0217 1.9654

4 Jam 1.76786* .12564 .000 1.3626 2.1731

1 Jam 5 menit -.43429* .08045 .000 -.6841 -.1844

2 Jam .20786 .08707 .223 -.0594 .4751

3 Jam 1.05929* .15386 .000 .5722 1.5464

4 Jam 1.33357* .13582 .000 .9084 1.7587

Page 94: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

80

2 Jam 5 menit -.64214* .07013 .000 -.8576 -.4267

1 Jam -.20786 .08707 .223 -.4751 .0594

3 Jam .85143* .14872 .000 .3738 1.3291

4 Jam 1.12571* .12997 .000 .7128 1.5386

3 Jam 5 menit -1.49357* .14495 .000 -1.9654 -1.0217

1 Jam -1.05929* .15386 .000 -1.5464 -.5722

2 Jam -.85143* .14872 .000 -1.3291 -.3738

4 Jam .27429 .18162 .787 -.2823 .8309

4 Jam 5 menit -1.76786* .12564 .000 -2.1731 -1.3626

1 Jam -1.33357* .13582 .000 -1.7587 -.9084

2 Jam -1.12571* .12997 .000 -1.5386 -.7128

3 Jam -.27429 .18162 .787 -.8309 .2823*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 95: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

81

Lampiran 7

GAMBAR BAHAN DAN ALAT PENGUKURAN

Gambar 7a. Permen karet Xylitol rasa bluberi mint

Gambar 7b. pH meter merk Ezdo buatan Taiwan

Page 96: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

82

Gambar 7c. Dental Saliva pH Indikator

Page 97: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

83

Lampiran 8

GAMBAR AKTIVITAS PENELITIAN

Gambar 8a. Pengisian Informed Consent

Gambar 8b. Peserta Mencucurkan Salivanya

Page 98: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

84

Gambar 8c. Peserta Akan Mengunyah Permen Karet Xylitol

Gambar 8d. Peserta Mencucurkan Salivanya

Page 99: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

85

Gambar 8e. Peserta Akan Mengunyah Permen Karet Xylitol

Gambar 8f. Hasil Pengukuran pH Saliva Menggunakan pH Meter Sebelum Diberikan Permen Karet Xylitol

Page 100: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

86

Gambar 8g. Hasil Pengukuran pH Saliva Menggunakan Alat pH Meter Setelah Diberikan Permen Karet Xylitol

Gambar 8h. Hasil Pengukuran pH Saliva Menggunakan Dental Saliva pH Indikator Sebelum Diberikan Permen Karet Xylitol

Page 101: PERMEN KARET XYLITOL YANG DIKUNYAH SELAMA 5 MENIT

87

Gambar 8i. Hasil Pengukuran pH Saliva Menggunakan Dental Saliva pH Indikator Setelah Diberikan Permen Karet Xylitol