permasalahan izin mendirikan bangunan

16
Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan.ppt.pdf.doc BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena pembangunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada kemajuan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mayarakat baik materil maupun sprituil. Realisasi dari pembangunan yang telah dilaksanakan di Indonesia dapat kita temui dari adanya pembangunan sarana dan prasarana seperti pembangunan perumahan rakyat, jembatan, jalan raya, pelabuhan dan lain sebagainya. Pembangunan ini juga menghendaki adanya hukum yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk terwujudnya usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Indonesia adalah negara hukum, maka pembangunan yang sedang dilaksanakan tidaklah terlepas dari peraturan hukum yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam kenyataannya peraturan hukum yang berkaitan dengan masalah pembagunan terdapat didalam banyak peraturan, sehingga menimbulkan kurang adanya kepastian hukum. Disamping itu peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah hannya tertuju pada proyek-proyek pemerintah, sedangkan bagi proyek swasta tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Bahkan peraturan yang dipakai pada proyek-proyek pemerintah yang

Upload: firmania-davinchi

Post on 29-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan.ppt.pdf.doc

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena pembangunan

yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada kemajuan

yang dapat meningkatkan kesejahteraan mayarakat baik materil maupun sprituil. Realisasi dari

pembangunan yang telah dilaksanakan di Indonesia dapat kita temui dari adanya pembangunan

sarana dan prasarana seperti pembangunan perumahan rakyat, jembatan, jalan raya, pelabuhan

dan lain sebagainya. Pembangunan ini juga menghendaki adanya hukum yang dapat dijadikan

sebagai pedoman untuk terwujudnya usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Indonesia adalah negara hukum, maka pembangunan yang sedang dilaksanakan tidaklah terlepas

dari peraturan hukum yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam kenyataannya peraturan

hukum yang berkaitan dengan masalah pembagunan terdapat didalam banyak peraturan,

sehingga menimbulkan kurang adanya kepastian hukum.

Disamping itu peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah hannya tertuju pada

proyek-proyek pemerintah, sedangkan bagi proyek swasta tidak mendapat perhatian sepenuhnya.

Bahkan peraturan yang dipakai pada proyek-proyek pemerintah yang sudah ketinggalan zaman

tetapi masih dipakai seperti A.V 1941 . Kenyataan sekarang dapat kita lihat dengan

meningkatnya jumlah gedung yang menjulang dan aneka bentuk bangunan serta meningkatnya

penggunaan alat-alat modern dan lain-lain akan menimbulkan permasalahan di masa yang akan

datang jika tidak diimbangi peraturan-peraturannya maupun kemampuan dalam

pelaksanaanya.Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah maka setiap daerah akan mengupayakan pendapatan daerahnya dan

mengusahakan pembangunan bagi daerahnya sendiri-sendiri. Jadi setiap daerah harus

meningkatkan potensi daerahnya masing-masing untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Page 2: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

Untuk melaksanakan pembangunan tempat tinggal baik yang dilakukan oleh pribadi maupun

pihak swasta yang mempunyai bidang usaha di bidang pembangunan diperlukan izin yang

dikenal dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Namun kenyataannya dapat kita lihat

khususnya di Kota DKI Jakarta banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) dari instansi yang berwenang. Kadang-kadang sebagian

masyarakat itu mendirikan, menambah atau mengurangi suatu bangunan tanpa mengurus Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) dengan alasan yang bermacam-macam seperti tingginya biaya

pengurusan, prosedur yang berbelit-belit dan sebagainya. Maka Kelompok kami berkeinginan

untuk membuat dan memaparkan Hukum Administrasi Negara yang berlaku mengenai ketentuan

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) itu.

B.     Perumusan Masalah

Sebagaimana yang telah dikemukan diatas, dalam hal ini titik berat masalah yang dibahas pada:

1.      Bagaimana pengaturan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

2.      Bagaimana prosedur perolehan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tempat tinggal di Jakarta.

3.      Hambatan dalam perolehan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Tinggal di Jakarta.

B.     Batasan Masalah

Dari rumusan masalah diatas, penulis membatasi pembahasan ini yaitu hanya mencakup

sebagai berikut:

1.      Menjelaskan pengaturan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

2.      Menjelaskan prosedur perolehan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tempat tinggal di Jakarta.

4.      Menjelaskan hambatan dalam perolehan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Tinggal di Jakarta.

C.     Tujuan Makalah

Dari batasan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:

1.      Agar mengerti pengaturan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

2.      Agar mengerti prosedur perolehan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tempat tinggal di Jakarta.

3.      Agar mengerti hambatan dalam perolehan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Tinggal di Jakarta.

D.    Manfaat Makalah

Page 3: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

Penulis berharap, makalah ini bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Dengan pengertian

sebagai berikut:

1.      Secara teoritis

Penulis berharap makalah ini, bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.

2.      Secara praktis

Penulis berharap makalah ini, bermanfaat menambah wawasan mengenai karbon monoksida.

E.     Prosedur Makalah

Adapun dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan prosedur makalah sebagai

berikut:

1.      Secara studi litiatur.

Studi litiatur maksudnya, berdasarkan reperensi yang sudah ada.

2.      Secara kualitatif.

Kualitatif maksudnya, sesuai permasalah yang ada.

BAB II

ISI

A.      Prosedur Pengurusan IMB

Dasar Hukum : Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76

Tahun 2000 Tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan

Bangunan Dan Kelayakan menggunakan Bangunan Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

PERDA N0 7/1991 (tentang Bangunan di DKI Jakarta) PERDA NO 1/2006 (tentang Retribusi

Daerah) KEPGUB NO.76/2000 (tentang Tata Cara Memperoleh IMB, IPB, KMB di Prov. DKI

Jakarta) Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor : 147 Tahun 2000 "Tentang

Pendelegasian Wewenang Pelayanan Penetapan Keterangan Rencana Kota ( KRK ) dan

Penetapan Izin Pendahuluan ( IP ) Mendirikan Bangunan pada seksi P2K Kecamatan".

Ketentuan : Untuk setiap kegiatan pembangunan bangunan di wilayah DKI Jakarta, masyarakat

terlebih dahulu harus mengurus dan memperoleh IMB.

Untuk bisa menggunakan bangunan tersebut harus terlebih dahulu memperoleh IPB dari

DPPK DKI Jakarta. Bangunan yang tidak memiliki IMB akan terkena sanksi yaitu tindakan

Page 4: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

penertiban . Untuk mendapatkan IMB,pertama pemohon harus datang ke SUDIN Pengawasan

Pembangunan Kota Wilayah setempat, di mana bangunan itu akan didirikan, untuk mengajukan

PIMB. Sebelumnya terlebih dahulu pemohon harus menyiapkan dan melengkapi berkas

permohonan yang akan diajukan .

B.      Izin Penggunaan Bangunan

IPB adalah izin yang diberikan untuk menggunakan bangunan atas dasar berdirinya

bangunan setelah dinilai layak dari segi teknis dan sesuai IMB.IPB harus dimiliki pemilik

bangunan sebelum bangunan tersebut digunakan dan diterbitkan dengan masa berlaku 5 Tahun

untuk bangunan umum dan 10 Tahun untuk bangunan rumah tinggal.Untuk bangunan yang tahap

pelaksanaannya belum selesai dan akan digunakan apabila dinilai dari hasil pelaksanaan tidak

menyimpang dari IMB dapat diberikan izin pendahuluan penggunaan bangunan dengan masa

berlakunya paling lama 6 bulan.

1.      Bangunan rumah tinggal persyaratan:

Hasil Pemeriksaan Pengawasan Lapangan dari Kepala Seksi PPK Kecamatan yang

menyatakan bahwa bangunan telah selesai dilaksanakan dan sesuai IMB. Tembusan IMB atau

foto copy IMB (1 set) yang terdiri dari : Surat keputusan IMB; Keterangan dan Peta Rencana

kota lampiran IMB; Gambar arsitektur lampiran IMB.

2.    Bangunan bukan rumah tinggal persyaratan:

Berita acara telah selesainya pelaksanaan bangunan dan sesuai IMB (1 set); Laporan

Direksi Pengawas lengkap (1 set) yang terdiri dari : Fotokopi Surat Penunjukan Pemborong dan

Direksi Pengawas berikut Koordinator Direksi Pengawasnya ; Fotokopi TDR Pemborong dan

surat izin bekerja Direksi Pengawas ; Laporan Direksi Pengawas sesuai tahapan kegiatan ; Surat

Pernyataan dari Koordinator Direksi Pengawas bahwa bangunan telah selesai dilaksanakan dan

sesuai IMB.

3.    Tembusan IMB atau fotokopi IMB (1 set) yang terdiri dari :

Surat Keputusan IMB ; Keterangan dan Peta Rencana Kota lampiran IMB ; Gambar

arsitektur lampiran IMB.

4.    Untuk bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, selain dilengkapi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 s/d 3, harus dilengkapi juga dengan berita

acara uji coba instalasi dan perlengkapannya dengan disaksikan Petugas Dinas/Suku Dinas.5.

Bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu sebagaimana dimaksud pada

Page 5: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

angka 4. terdiri dari : Bangunan tinggi ; Bangunan sedang ; Bangunan rendah dengan

penggunaan untuk fasilitas umum/ industri seperti : pasar swalayan, pusat pertokoan, hotel,

rumah sakit, bioskop, gedung pertemuan atau sejenisnya, dengan instalasi dan perlengkapannya

yang cukup kompleks.

C.    Prosedur pemohonan IMB

Persyaratan :

1.    Untuk Bangunan Rumah Tinggal Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ) Foto copy

surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa salah satu dari surat sebagai berikut : Sertifikat Tanah

Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat berwenang dari instansi

pemerintah yang menguasai tanah tersebut Surat Kavling dari Pemerintah Daerah c.q

Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk Gubernur. Fatwa tanah atau rekomendasi dari

Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan setempat. Surat keputusan

Walikotamadya untuk penampungan sementara. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan

peta bukti pembebasan tanah. Surat Pernyataan dari instansi Pemerintah atau pemimpin proyek

Tim Pembebasan tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah Hasil Sidang Panitia A yang

dikeluarkan Kantor Pertanahan disertai Surat Pernyataan Pemilik bahwa tanah dikuasai dan tidak

sengketa yang diketahui oleh Lurah setempat. Surat girik, disertai surat pernyataan Pemilik

bahwa tanah dikuasai dan tidak sengketa yang diketahui lurah setempat. Surat Kohir Verponding

Indonesia, disertai pernyataan bahwa Pemilik sudah menempati, menguasai tanah verponding

tersebut selama 10 tahun atau lebih, baik sebagian atau seluruhnya dan tidak sengketa yang

diketahui oleh Lurah setempat. Untuk surat tanah tersebut harus dilampirkan surat pernyataan

bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari pemohon Surat Izin

Penunjukan Penggunaan Tanah ( SIPPT) dari Gubernur, baik yang diisyaratkan. Keterangan dan

Peta Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal tujuh lembar. Peta

Kutipan Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas untuk Bangunan rumah tinggal pada lokasi yang

telah dikeluarkan IMB sebagai keterangan pengganti Keterangan dan Peta Rencana Kota tersebut

diatas sebanyak minimal tujuh set. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set.

Fotocopy surat izin bekerja sebagai penanggung jawab rancangan arsitektur, kecuali untuk

bangunan Wisma Kecil dan Wisma Sedang di daerah bukan Real Estate dan bukan daerah

pemugaran. Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil penilaian/penelitian

dari Tim Penasehat Arsitektur Kota ( TPAK), untuk bangunan rumah tinggal di daerah

Page 6: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

pemugaran golongan A dan B Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan rumah

tinggal dengan bentangan struktur yang dominan lebih besar dari enam meter serta foto copy

surat izin bekerja Perencanaan Stuktur ( 1 lembar).

2.    Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal:

3.    Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ) Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa

salah satu dari surat sebagai berikut : Sertifikat tanah Surat Keputusan Pemberian Hak

Penggunaan Atas Tanah oleh Pejabat yang berwenang dari instansi pemerintah yang menguasai

tanah tersebut. Fatwa tanah atau rekomendasi dari kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor

Pertanahan Setempat. Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara Surat

Persetujuan/penunjukan Gubernur untuk bangunan bersifat sementara, bangunan di atas

prasarana, bangunan di atas air atau bangunan khusus. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan

dengan peta bukti pembebasan tanah.Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin

Proyek/Tim pembebasan Tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah. Untuk surat tanah tersebut

harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam

sengketa dari pemohon Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah ( SIPPT) dari Gubernur, baik

yang diisyaratkan. Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas Tata Kota

sebanyak minimal tujuh lembar. Peta Kutipan Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas untuk

bangunan yang telah memiliki IMB dan dugunakan untuk kegiatan perbaikan/perubahan dan

atau penambahan sebagai pengganti keterangan dan Peta Rencana Kota tersebut minimal

sebanyak tujuh set. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set dan foto copy

surat izin bekerja Perancang Arsitektur ( 1 lembar ). Gambar rancangan arsitektur bangunan

harus dilengkapi hasil penilaian/penelitian dari Tim Penasehat Arsitektur Kota ( TPAK) bagi

yang disayaratkan. Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan dan laporan hasil

penyelidikan tanah sebanyak minimal tiga set serta foto copy surat izin bekerja Perencana

Struktur bagi yang disyaratkan ( 1 lembar ). Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya

minimla tiga set serta foto copy surat izin bekerja Perencana Instalasi dan Perlengkapannya, bagi

yang disyaratkan ( 1 lembar ) Untuk bangunan tempat ibadah, selai memenuhi kelengkapan

persyaratan di atas harus dilengkapai juga dengan surat persetujuan Gubernur.

4.    Untuk Bangunan – Bangunan

Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ). Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat

berupa salah satu dari surat sebagai berikut :

Page 7: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

a.       Sertifikat tanah.

b.      Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh Pejabat yang berwenang dari

instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut.

c.       Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk

Gubernur.

d.      Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk

Gubernur.

e.      Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan

setempat

f.        Surat Keputusann walikotamadya untuk penampungan sementara.

g.       Surat Persetujuan/Penunjukan Gubernur untuk bangunan-bangunan bersifat sementara di atas

taman, prasarana atau di atas air.

h.      Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasab tanah.

i.         Surat Pernyataan dari Instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek Tim Pembebasan Tanah,

khusus untuk tanah miliik Pemerintah.

j.        Untuk surat tanah sebagaimana tersebut di atas harus dilampirkan surat pernyataan bahwa

tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari Pemohon serta untuk kegiatan

pemagaran, pernyataan tersebut harus untuk surat tanah sebagaimana tersebut di atas harus

dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa

dari pemohon serta untu kegiatan pemagaran, pernyataan tersebut harus diketahui oleh Lurah

Surat Izin Penggunaan Tanah ( SIPPT ) dari Gubernur, bagi yang disyaratkan keterangan dan

peta Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal empat lembar Gambar

rancanganArsitektur minimal empat set dan foto copy surat izin bekerja perencana Arsitektur ( 1

lembar ) perhitungan, gambar rencana sturktur dan laporan hasil penyelidikan tanah sebanyak

minimal tiga set serta fotocopy surat izin bekerja Perencana Stuktur, bagi yang diisyaratkan ( 1

lembar ) Perhitungan gambar instalasi dan perlengkapannya sebanyak minimal tiga set serta foto

copy surat izin bekerja Perencanaan Instalasi dan Perlengkapannya, bagi yang diisyaratkan (1

lembar)

Foto copy IMB bangunan ( 1 set ) bagi yang diisyaratkan, untuk bangunan-bangunan yang

didirikan di halaman, di atas bangunan atau menempel pada bangunan

 

Page 8: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

D.      KEWENANGAN PROSES IMB.

Penerimaan berkas Permohonan IMB Rumah Tinggal, kecuali terletak di kompleks (Real

Estat) adalah di Loket Pelayanan Seksi Perizinan Kecamatan, dan penerbitan IMB di Suku Dinas

Perizinan IMB. Penerimaan berkas dan proses penerbitan IMB Bangunan Rumah Tinggal yang

terletak di Kompleks / Real Estat dan Bangunan Umum dengan ketinggian sampai dengan 8

lantai adalah di Suku Dinas Perizinan Bangunan Suku Dinas Kotamadya. Penerimaan berkas dan

proses penerbitan IMB Bangunan Umum dengan ketinggian 9 lantai atau lebih, adalah di Dinas

Perizinan Bangunan Provinsi DKI Jakarta

. Hambatan Dalam Perolehan Izin Mendirikan Bangunan dan Upaya Penyelesaiannya Ada

beberapa hambatan-hambatan atau kendala-kendala dalam memperoleh Izin Mendirikan

Bangunan : dari pihak pemerintah daerah yaitu dari aparat yang berwenang dalam

proses/prosedur permohonan izin pemberian izin dan pemberian antara lain : jadwal

penyampaian instruksi dari pemerintah atasan (Walikota), kepada kecamatan, kelurahan sering

terlambat dari waktu yang ditentukan kurang tepatnya penilaian tentang tafsiran biaya bangunan

karena kesulitan yang ditemui petugas Dinas Pekerjaan Umum di lapangan, sebab petugas belum

banyak pengalaman dan masyarakat kurang cepat memberikan informasi tentang bangunan,

sehingga tafsiran biaya untuk bengunan hanya berdasarkan pikiran yang menyebabkan retribusi

kurang cocok dengan kondisi bangunan.

Kurang terpadunya perangkat pemerintah terendah (pemeritah desa/kelurahan) dalam

pelaksanaan peraturan daerah disebut kurangnya tenaga dalam pelaksanaan serta kota ini daerah

yang sedang mengembangkan diri dan memilihara daerah atau daerah yang luas. dari segi

masyarakat masalah yang timbul berupa si pemohon belum siap untuk membayar retribusi

sedangkan syarat untuk keluarnya surat keputusan (SK) adalah terlebih dahulu si pemohon harus

melunasi retribusi bangunan. disebabkan karena kondisi pencarian yang kurang tetap bagi

golongan ekonomi lemah kebawah. masih ada bangunan yang didirikan tanpa memiliki Izin

Mendirikan Bangunan disebabkan daerah yang luas serta kesadaran dan pengetahuan mesyarakat

tentang hukum belum begitu tinggi.

Tanah, bangunan erat kaitannya dengan tanah karena tanpa tanah tentu suatu bangunan tidak

bisa berdiri, syarat dalam permohonan izin bangunan harus dilampirkan surat status tanah apakah

hak milik/hak pakai harta pusaka yang harus mendapat persetujuan dari mamak kepala waris

karena di minang kabau sebagian besar tanah merupakan milik bersama atau harta kaum.

Page 9: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

Tentang pencabutan izin bangunan di Kota Jakarta belum pernah terjadi karena pemerintah

daerah berpendapat lebih baik menolak permohonan izin dari pada izin diberikan, kemudian

dicabut lagi ini menyebabkan kurangnya wibawa pemerintah di mata masyarakat atau kurangnya

kepercayaan masyarakat terhadap pemrintah karena tidak hati-hati dalam mengambil

keputusan.Adapun upaya penyelesaian masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah untuk

menunjang terlaksananya peraturan daerah baik dan untuk lancarnya pembangunan di daerah

Kota DKI Jakarta sebagai berikut :

1.      Mengadakan pemeriksaan IMB.

2.      Diperlukan adanya tenaga yang terampil dalam bidang ini dan petugas cepat tanggap dengan

lokasi bengunan dan bentuk bangunan.

3.      Penurunan suatu team (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendapatan Daerah, bagian pemerintah,

bagian keamanan dan Sat Pol PP) dari kota Jakarta yang bertugas mencek kelokasi bangunan

agar bekerja lebih aktif lagi jika diterima informasi yang keliru.

4.      Si pemohon ketika akan mengajukan surat permohonan telah menyediakan uang retribusi

berdasarkan perkiraan sementara agar menghambat keluarnya SK dan juga harus

memperhitungkan antara bentuk bangunan dengan uang retribusi yang harus di bayar.

5.      peningkatan kesadaran masyarakat dan arti pentingnya legalitas dalam perbuatan dan hak milik pendekatan dan penyebaran informasi dari kelurahan serta kecamatan sangat dibutuhkan

dan diharapkan.BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Dari masalah dalam makalah ini seharusnya kita harus mengerti bahwa Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) sangat penting dalam kita membangun bangunan. kita akan terkena sngsi bila

bangunan yang kita bangun tidak ada IMB.

B.     Saran

1.      Saran teoretis

Untuk penulis makalah ini kurang materi dan untuk pembaca harus mencari materi dari sumber

lain untuk melengkapi kekurangan materi makalah ini.

2.      Saran praktis

Page 10: Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan

Setelah membaca makalah ini penulis mengajak kepada semua pembaca agar memberikan

pendidikan kepada masyarakat agar mereka mengerti tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Daerah N0 7/1991 (tentang Bangunan di DKI Jakarta.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan /

AMDAL

Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 Tahun 2000 Tentang Tata

Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan Dan Kelayakan

menggunakan Bangunan Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

PERDA N0 7/1991 (tentang Bangunan di DKI Jakarta)

PERDA NO 1/2006 (tentang Retribusi Daerah)

KEPGUB NO.76/2000 (tentang Tata Cara Memperoleh IMB, IPB, KMB di Prov. DKI Jakarta)

Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor : 147 Tahun 2000 "Tentang

Pendelegasian Wewenang Pelayanan Penetapan Keterangan Rencana Kota ( KRK ) dan

Penetapan Izin Pendahuluan ( IP ) Mendirikan Bangunan pada seksi P2K Kecamatan".