permasalahan izin mendirikan bangunan
TRANSCRIPT
Permasalahan Izin Mendirikan Bangunan.ppt.pdf.doc
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena pembangunan
yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada kemajuan
yang dapat meningkatkan kesejahteraan mayarakat baik materil maupun sprituil. Realisasi dari
pembangunan yang telah dilaksanakan di Indonesia dapat kita temui dari adanya pembangunan
sarana dan prasarana seperti pembangunan perumahan rakyat, jembatan, jalan raya, pelabuhan
dan lain sebagainya. Pembangunan ini juga menghendaki adanya hukum yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk terwujudnya usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Indonesia adalah negara hukum, maka pembangunan yang sedang dilaksanakan tidaklah terlepas
dari peraturan hukum yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam kenyataannya peraturan
hukum yang berkaitan dengan masalah pembagunan terdapat didalam banyak peraturan,
sehingga menimbulkan kurang adanya kepastian hukum.
Disamping itu peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah hannya tertuju pada
proyek-proyek pemerintah, sedangkan bagi proyek swasta tidak mendapat perhatian sepenuhnya.
Bahkan peraturan yang dipakai pada proyek-proyek pemerintah yang sudah ketinggalan zaman
tetapi masih dipakai seperti A.V 1941 . Kenyataan sekarang dapat kita lihat dengan
meningkatnya jumlah gedung yang menjulang dan aneka bentuk bangunan serta meningkatnya
penggunaan alat-alat modern dan lain-lain akan menimbulkan permasalahan di masa yang akan
datang jika tidak diimbangi peraturan-peraturannya maupun kemampuan dalam
pelaksanaanya.Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah maka setiap daerah akan mengupayakan pendapatan daerahnya dan
mengusahakan pembangunan bagi daerahnya sendiri-sendiri. Jadi setiap daerah harus
meningkatkan potensi daerahnya masing-masing untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
Untuk melaksanakan pembangunan tempat tinggal baik yang dilakukan oleh pribadi maupun
pihak swasta yang mempunyai bidang usaha di bidang pembangunan diperlukan izin yang
dikenal dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Namun kenyataannya dapat kita lihat
khususnya di Kota DKI Jakarta banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dari instansi yang berwenang. Kadang-kadang sebagian
masyarakat itu mendirikan, menambah atau mengurangi suatu bangunan tanpa mengurus Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dengan alasan yang bermacam-macam seperti tingginya biaya
pengurusan, prosedur yang berbelit-belit dan sebagainya. Maka Kelompok kami berkeinginan
untuk membuat dan memaparkan Hukum Administrasi Negara yang berlaku mengenai ketentuan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) itu.
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana yang telah dikemukan diatas, dalam hal ini titik berat masalah yang dibahas pada:
1. Bagaimana pengaturan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Bagaimana prosedur perolehan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tempat tinggal di Jakarta.
3. Hambatan dalam perolehan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Tinggal di Jakarta.
B. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, penulis membatasi pembahasan ini yaitu hanya mencakup
sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengaturan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Menjelaskan prosedur perolehan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tempat tinggal di Jakarta.
4. Menjelaskan hambatan dalam perolehan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Tinggal di Jakarta.
C. Tujuan Makalah
Dari batasan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Agar mengerti pengaturan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Agar mengerti prosedur perolehan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tempat tinggal di Jakarta.
3. Agar mengerti hambatan dalam perolehan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Tinggal di Jakarta.
D. Manfaat Makalah
Penulis berharap, makalah ini bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Dengan pengertian
sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Penulis berharap makalah ini, bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.
2. Secara praktis
Penulis berharap makalah ini, bermanfaat menambah wawasan mengenai karbon monoksida.
E. Prosedur Makalah
Adapun dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan prosedur makalah sebagai
berikut:
1. Secara studi litiatur.
Studi litiatur maksudnya, berdasarkan reperensi yang sudah ada.
2. Secara kualitatif.
Kualitatif maksudnya, sesuai permasalah yang ada.
BAB II
ISI
A. Prosedur Pengurusan IMB
Dasar Hukum : Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76
Tahun 2000 Tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan
Bangunan Dan Kelayakan menggunakan Bangunan Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
PERDA N0 7/1991 (tentang Bangunan di DKI Jakarta) PERDA NO 1/2006 (tentang Retribusi
Daerah) KEPGUB NO.76/2000 (tentang Tata Cara Memperoleh IMB, IPB, KMB di Prov. DKI
Jakarta) Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor : 147 Tahun 2000 "Tentang
Pendelegasian Wewenang Pelayanan Penetapan Keterangan Rencana Kota ( KRK ) dan
Penetapan Izin Pendahuluan ( IP ) Mendirikan Bangunan pada seksi P2K Kecamatan".
Ketentuan : Untuk setiap kegiatan pembangunan bangunan di wilayah DKI Jakarta, masyarakat
terlebih dahulu harus mengurus dan memperoleh IMB.
Untuk bisa menggunakan bangunan tersebut harus terlebih dahulu memperoleh IPB dari
DPPK DKI Jakarta. Bangunan yang tidak memiliki IMB akan terkena sanksi yaitu tindakan
penertiban . Untuk mendapatkan IMB,pertama pemohon harus datang ke SUDIN Pengawasan
Pembangunan Kota Wilayah setempat, di mana bangunan itu akan didirikan, untuk mengajukan
PIMB. Sebelumnya terlebih dahulu pemohon harus menyiapkan dan melengkapi berkas
permohonan yang akan diajukan .
B. Izin Penggunaan Bangunan
IPB adalah izin yang diberikan untuk menggunakan bangunan atas dasar berdirinya
bangunan setelah dinilai layak dari segi teknis dan sesuai IMB.IPB harus dimiliki pemilik
bangunan sebelum bangunan tersebut digunakan dan diterbitkan dengan masa berlaku 5 Tahun
untuk bangunan umum dan 10 Tahun untuk bangunan rumah tinggal.Untuk bangunan yang tahap
pelaksanaannya belum selesai dan akan digunakan apabila dinilai dari hasil pelaksanaan tidak
menyimpang dari IMB dapat diberikan izin pendahuluan penggunaan bangunan dengan masa
berlakunya paling lama 6 bulan.
1. Bangunan rumah tinggal persyaratan:
Hasil Pemeriksaan Pengawasan Lapangan dari Kepala Seksi PPK Kecamatan yang
menyatakan bahwa bangunan telah selesai dilaksanakan dan sesuai IMB. Tembusan IMB atau
foto copy IMB (1 set) yang terdiri dari : Surat keputusan IMB; Keterangan dan Peta Rencana
kota lampiran IMB; Gambar arsitektur lampiran IMB.
2. Bangunan bukan rumah tinggal persyaratan:
Berita acara telah selesainya pelaksanaan bangunan dan sesuai IMB (1 set); Laporan
Direksi Pengawas lengkap (1 set) yang terdiri dari : Fotokopi Surat Penunjukan Pemborong dan
Direksi Pengawas berikut Koordinator Direksi Pengawasnya ; Fotokopi TDR Pemborong dan
surat izin bekerja Direksi Pengawas ; Laporan Direksi Pengawas sesuai tahapan kegiatan ; Surat
Pernyataan dari Koordinator Direksi Pengawas bahwa bangunan telah selesai dilaksanakan dan
sesuai IMB.
3. Tembusan IMB atau fotokopi IMB (1 set) yang terdiri dari :
Surat Keputusan IMB ; Keterangan dan Peta Rencana Kota lampiran IMB ; Gambar
arsitektur lampiran IMB.
4. Untuk bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, selain dilengkapi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 s/d 3, harus dilengkapi juga dengan berita
acara uji coba instalasi dan perlengkapannya dengan disaksikan Petugas Dinas/Suku Dinas.5.
Bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu sebagaimana dimaksud pada
angka 4. terdiri dari : Bangunan tinggi ; Bangunan sedang ; Bangunan rendah dengan
penggunaan untuk fasilitas umum/ industri seperti : pasar swalayan, pusat pertokoan, hotel,
rumah sakit, bioskop, gedung pertemuan atau sejenisnya, dengan instalasi dan perlengkapannya
yang cukup kompleks.
C. Prosedur pemohonan IMB
Persyaratan :
1. Untuk Bangunan Rumah Tinggal Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ) Foto copy
surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa salah satu dari surat sebagai berikut : Sertifikat Tanah
Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat berwenang dari instansi
pemerintah yang menguasai tanah tersebut Surat Kavling dari Pemerintah Daerah c.q
Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk Gubernur. Fatwa tanah atau rekomendasi dari
Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan setempat. Surat keputusan
Walikotamadya untuk penampungan sementara. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan
peta bukti pembebasan tanah. Surat Pernyataan dari instansi Pemerintah atau pemimpin proyek
Tim Pembebasan tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah Hasil Sidang Panitia A yang
dikeluarkan Kantor Pertanahan disertai Surat Pernyataan Pemilik bahwa tanah dikuasai dan tidak
sengketa yang diketahui oleh Lurah setempat. Surat girik, disertai surat pernyataan Pemilik
bahwa tanah dikuasai dan tidak sengketa yang diketahui lurah setempat. Surat Kohir Verponding
Indonesia, disertai pernyataan bahwa Pemilik sudah menempati, menguasai tanah verponding
tersebut selama 10 tahun atau lebih, baik sebagian atau seluruhnya dan tidak sengketa yang
diketahui oleh Lurah setempat. Untuk surat tanah tersebut harus dilampirkan surat pernyataan
bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari pemohon Surat Izin
Penunjukan Penggunaan Tanah ( SIPPT) dari Gubernur, baik yang diisyaratkan. Keterangan dan
Peta Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal tujuh lembar. Peta
Kutipan Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas untuk Bangunan rumah tinggal pada lokasi yang
telah dikeluarkan IMB sebagai keterangan pengganti Keterangan dan Peta Rencana Kota tersebut
diatas sebanyak minimal tujuh set. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set.
Fotocopy surat izin bekerja sebagai penanggung jawab rancangan arsitektur, kecuali untuk
bangunan Wisma Kecil dan Wisma Sedang di daerah bukan Real Estate dan bukan daerah
pemugaran. Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil penilaian/penelitian
dari Tim Penasehat Arsitektur Kota ( TPAK), untuk bangunan rumah tinggal di daerah
pemugaran golongan A dan B Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan rumah
tinggal dengan bentangan struktur yang dominan lebih besar dari enam meter serta foto copy
surat izin bekerja Perencanaan Stuktur ( 1 lembar).
2. Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal:
3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ) Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat berupa
salah satu dari surat sebagai berikut : Sertifikat tanah Surat Keputusan Pemberian Hak
Penggunaan Atas Tanah oleh Pejabat yang berwenang dari instansi pemerintah yang menguasai
tanah tersebut. Fatwa tanah atau rekomendasi dari kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor
Pertanahan Setempat. Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara Surat
Persetujuan/penunjukan Gubernur untuk bangunan bersifat sementara, bangunan di atas
prasarana, bangunan di atas air atau bangunan khusus. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan
dengan peta bukti pembebasan tanah.Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin
Proyek/Tim pembebasan Tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah. Untuk surat tanah tersebut
harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam
sengketa dari pemohon Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah ( SIPPT) dari Gubernur, baik
yang diisyaratkan. Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas Tata Kota
sebanyak minimal tujuh lembar. Peta Kutipan Rencana Kota dari Dinas/Suku Dinas untuk
bangunan yang telah memiliki IMB dan dugunakan untuk kegiatan perbaikan/perubahan dan
atau penambahan sebagai pengganti keterangan dan Peta Rencana Kota tersebut minimal
sebanyak tujuh set. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set dan foto copy
surat izin bekerja Perancang Arsitektur ( 1 lembar ). Gambar rancangan arsitektur bangunan
harus dilengkapi hasil penilaian/penelitian dari Tim Penasehat Arsitektur Kota ( TPAK) bagi
yang disayaratkan. Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan dan laporan hasil
penyelidikan tanah sebanyak minimal tiga set serta foto copy surat izin bekerja Perencana
Struktur bagi yang disyaratkan ( 1 lembar ). Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya
minimla tiga set serta foto copy surat izin bekerja Perencana Instalasi dan Perlengkapannya, bagi
yang disyaratkan ( 1 lembar ) Untuk bangunan tempat ibadah, selai memenuhi kelengkapan
persyaratan di atas harus dilengkapai juga dengan surat persetujuan Gubernur.
4. Untuk Bangunan – Bangunan
Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( 1 lembar ). Foto copy surat-surat tanah ( 1 set ), dapat
berupa salah satu dari surat sebagai berikut :
a. Sertifikat tanah.
b. Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh Pejabat yang berwenang dari
instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut.
c. Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk
Gubernur.
d. Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk
Gubernur.
e. Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan
setempat
f. Surat Keputusann walikotamadya untuk penampungan sementara.
g. Surat Persetujuan/Penunjukan Gubernur untuk bangunan-bangunan bersifat sementara di atas
taman, prasarana atau di atas air.
h. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasab tanah.
i. Surat Pernyataan dari Instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek Tim Pembebasan Tanah,
khusus untuk tanah miliik Pemerintah.
j. Untuk surat tanah sebagaimana tersebut di atas harus dilampirkan surat pernyataan bahwa
tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari Pemohon serta untuk kegiatan
pemagaran, pernyataan tersebut harus untuk surat tanah sebagaimana tersebut di atas harus
dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa
dari pemohon serta untu kegiatan pemagaran, pernyataan tersebut harus diketahui oleh Lurah
Surat Izin Penggunaan Tanah ( SIPPT ) dari Gubernur, bagi yang disyaratkan keterangan dan
peta Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal empat lembar Gambar
rancanganArsitektur minimal empat set dan foto copy surat izin bekerja perencana Arsitektur ( 1
lembar ) perhitungan, gambar rencana sturktur dan laporan hasil penyelidikan tanah sebanyak
minimal tiga set serta fotocopy surat izin bekerja Perencana Stuktur, bagi yang diisyaratkan ( 1
lembar ) Perhitungan gambar instalasi dan perlengkapannya sebanyak minimal tiga set serta foto
copy surat izin bekerja Perencanaan Instalasi dan Perlengkapannya, bagi yang diisyaratkan (1
lembar)
Foto copy IMB bangunan ( 1 set ) bagi yang diisyaratkan, untuk bangunan-bangunan yang
didirikan di halaman, di atas bangunan atau menempel pada bangunan
D. KEWENANGAN PROSES IMB.
Penerimaan berkas Permohonan IMB Rumah Tinggal, kecuali terletak di kompleks (Real
Estat) adalah di Loket Pelayanan Seksi Perizinan Kecamatan, dan penerbitan IMB di Suku Dinas
Perizinan IMB. Penerimaan berkas dan proses penerbitan IMB Bangunan Rumah Tinggal yang
terletak di Kompleks / Real Estat dan Bangunan Umum dengan ketinggian sampai dengan 8
lantai adalah di Suku Dinas Perizinan Bangunan Suku Dinas Kotamadya. Penerimaan berkas dan
proses penerbitan IMB Bangunan Umum dengan ketinggian 9 lantai atau lebih, adalah di Dinas
Perizinan Bangunan Provinsi DKI Jakarta
. Hambatan Dalam Perolehan Izin Mendirikan Bangunan dan Upaya Penyelesaiannya Ada
beberapa hambatan-hambatan atau kendala-kendala dalam memperoleh Izin Mendirikan
Bangunan : dari pihak pemerintah daerah yaitu dari aparat yang berwenang dalam
proses/prosedur permohonan izin pemberian izin dan pemberian antara lain : jadwal
penyampaian instruksi dari pemerintah atasan (Walikota), kepada kecamatan, kelurahan sering
terlambat dari waktu yang ditentukan kurang tepatnya penilaian tentang tafsiran biaya bangunan
karena kesulitan yang ditemui petugas Dinas Pekerjaan Umum di lapangan, sebab petugas belum
banyak pengalaman dan masyarakat kurang cepat memberikan informasi tentang bangunan,
sehingga tafsiran biaya untuk bengunan hanya berdasarkan pikiran yang menyebabkan retribusi
kurang cocok dengan kondisi bangunan.
Kurang terpadunya perangkat pemerintah terendah (pemeritah desa/kelurahan) dalam
pelaksanaan peraturan daerah disebut kurangnya tenaga dalam pelaksanaan serta kota ini daerah
yang sedang mengembangkan diri dan memilihara daerah atau daerah yang luas. dari segi
masyarakat masalah yang timbul berupa si pemohon belum siap untuk membayar retribusi
sedangkan syarat untuk keluarnya surat keputusan (SK) adalah terlebih dahulu si pemohon harus
melunasi retribusi bangunan. disebabkan karena kondisi pencarian yang kurang tetap bagi
golongan ekonomi lemah kebawah. masih ada bangunan yang didirikan tanpa memiliki Izin
Mendirikan Bangunan disebabkan daerah yang luas serta kesadaran dan pengetahuan mesyarakat
tentang hukum belum begitu tinggi.
Tanah, bangunan erat kaitannya dengan tanah karena tanpa tanah tentu suatu bangunan tidak
bisa berdiri, syarat dalam permohonan izin bangunan harus dilampirkan surat status tanah apakah
hak milik/hak pakai harta pusaka yang harus mendapat persetujuan dari mamak kepala waris
karena di minang kabau sebagian besar tanah merupakan milik bersama atau harta kaum.
Tentang pencabutan izin bangunan di Kota Jakarta belum pernah terjadi karena pemerintah
daerah berpendapat lebih baik menolak permohonan izin dari pada izin diberikan, kemudian
dicabut lagi ini menyebabkan kurangnya wibawa pemerintah di mata masyarakat atau kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemrintah karena tidak hati-hati dalam mengambil
keputusan.Adapun upaya penyelesaian masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah untuk
menunjang terlaksananya peraturan daerah baik dan untuk lancarnya pembangunan di daerah
Kota DKI Jakarta sebagai berikut :
1. Mengadakan pemeriksaan IMB.
2. Diperlukan adanya tenaga yang terampil dalam bidang ini dan petugas cepat tanggap dengan
lokasi bengunan dan bentuk bangunan.
3. Penurunan suatu team (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendapatan Daerah, bagian pemerintah,
bagian keamanan dan Sat Pol PP) dari kota Jakarta yang bertugas mencek kelokasi bangunan
agar bekerja lebih aktif lagi jika diterima informasi yang keliru.
4. Si pemohon ketika akan mengajukan surat permohonan telah menyediakan uang retribusi
berdasarkan perkiraan sementara agar menghambat keluarnya SK dan juga harus
memperhitungkan antara bentuk bangunan dengan uang retribusi yang harus di bayar.
5. peningkatan kesadaran masyarakat dan arti pentingnya legalitas dalam perbuatan dan hak milik pendekatan dan penyebaran informasi dari kelurahan serta kecamatan sangat dibutuhkan
dan diharapkan.BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari masalah dalam makalah ini seharusnya kita harus mengerti bahwa Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) sangat penting dalam kita membangun bangunan. kita akan terkena sngsi bila
bangunan yang kita bangun tidak ada IMB.
B. Saran
1. Saran teoretis
Untuk penulis makalah ini kurang materi dan untuk pembaca harus mencari materi dari sumber
lain untuk melengkapi kekurangan materi makalah ini.
2. Saran praktis
Setelah membaca makalah ini penulis mengajak kepada semua pembaca agar memberikan
pendidikan kepada masyarakat agar mereka mengerti tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah N0 7/1991 (tentang Bangunan di DKI Jakarta.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan /
AMDAL
Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 Tahun 2000 Tentang Tata
Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan Dan Kelayakan
menggunakan Bangunan Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
PERDA N0 7/1991 (tentang Bangunan di DKI Jakarta)
PERDA NO 1/2006 (tentang Retribusi Daerah)
KEPGUB NO.76/2000 (tentang Tata Cara Memperoleh IMB, IPB, KMB di Prov. DKI Jakarta)
Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor : 147 Tahun 2000 "Tentang
Pendelegasian Wewenang Pelayanan Penetapan Keterangan Rencana Kota ( KRK ) dan
Penetapan Izin Pendahuluan ( IP ) Mendirikan Bangunan pada seksi P2K Kecamatan".