permainan menebak tokoh-tokoh yang melawan belanda

6
PERMAINAN MENEBAK TOKOH-TOKOH YANG BERJUANG MELAWAN BELANDA DENGAN BERBURU Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V (Lima) / II (dua) Manfaat : 1. Siswa Dapat memahami tokoh-tokoh yang berjuang melawan Belanda dan mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajahan Belanda. 2. Guru Memudahkan guru dalam menyajikan materi pelajaran khususnya dalam materi tokoh-tokoh yang berjuang melawan Belanda. Sasaran : Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang berjuang melawan Belanda dan menjelaskan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajahan Belanda. Anjuran untuk Guru : 1. Sebelum permainan dimuali, guru terlebih dahulu memberi penjelasan terkait perjuangan tokoh-tokoh yang berjuang melawan penjajah yang akan dimainkan. 2.Setiap proses atau tahapan permainan, guru selalu mengawasi siswa untuk memastikan benar tidaknya permainan itu berlangsung. Alat dan Bahan : 1.1 buah dus bekas berukuran besar. 2.1 buah dus susu bekas. 3.Gambar tokoh-tokoh pejuang yang melawan Belanda 4.Gunting / Cutter. 5.Penggaris 6.Plastik Bening 7.Lem 8. Lakban / Isolasi 9. Spidol. Cara Pembuatan Alat Permaian : 1. Guntinglah gambar-gambar para tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda, seperti Sultan Agung Hanyakrakusuma, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Pattimura, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Sisingamangaraja, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien yang sudah di Print pada kertas (usahakan gambar yang di print tersebut berwarna agar lebih menarik). 2. Agar potongan-potongan gamber tersebut tidak lentur, ambillah satu persatu potongan gambar yang sudah digunting, lalu lem gambar tersebut di media dus. Setelah itu potonglah dus tersebut sesuai dengan gambar yang telah kita lem tersebut.

Post on 30-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

PERMAINAN MENEBAK TOKOH-TOKOH YANG BERJUANG MELAWAN BELANDA DENGAN BERBURU

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : V (Lima) / II (dua)

Manfaat : 1. SiswaDapat memahami tokoh-tokoh yang berjuang melawan Belanda dan mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajahan Belanda.2. GuruMemudahkan guru dalam menyajikan materi pelajaran khususnya dalam materi tokoh-tokoh yang berjuang melawan Belanda.

Sasaran : Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang berjuang melawan Belanda dan menjelaskan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajahan Belanda.

Anjuran untuk Guru : 1. Sebelum permainan dimuali, guru terlebih dahulu memberi penjelasan terkait perjuangan tokoh-tokoh yang berjuang melawan penjajah yang akan dimainkan.

2. Setiap proses atau tahapan permainan, guru selalu mengawasi siswa untuk memastikan benar tidaknya permainan itu berlangsung.

Alat dan Bahan : 1. 1 buah dus bekas berukuran besar.2. 1 buah dus susu bekas.3. Gambar tokoh-tokoh pejuang yang melawan Belanda4. Gunting / Cutter.5. Penggaris6. Plastik Bening7. Lem8. Lakban / Isolasi9. Spidol.

Cara Pembuatan Alat Permaian :1. Guntinglah gambar-gambar para tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda, seperti Sultan

Agung Hanyakrakusuma, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Pattimura, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Sisingamangaraja, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien yang sudah di Print pada kertas (usahakan gambar yang di print tersebut berwarna agar lebih menarik).

2. Agar potongan-potongan gamber tersebut tidak lentur, ambillah satu persatu potongan gambar yang sudah digunting, lalu lem gambar tersebut di media dus. Setelah itu potonglah dus tersebut sesuai dengan gambar yang telah kita lem tersebut.

3. Untuk membuat media permainannya, gambarlah pola di atas dus (ukuran bebas di sesuaikan), seperti pada gambar.

4. Guntinglah pinggir pola yang sudah dibuat.5. Tempelkan plastik bening menggunakan lakbanatau isolasi, dengan potongan gambar yang

sudah di buat sebelumnya tadi. Bentuknya menyerupai saku baju, yang mana hanya sisi bagian atas yang disisakan terbuka (Sisi kiri kanan dan bawah dilakban/diisolasi).

6. Letakkan potongan-potongan gambar para tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda tersebut di kantong-kantongnya.

7. Potonglah dus susu segi empat dengan ukuran 7 x 10 cm (Ukuran bebas bisa disesuaikan)sebanyak sembilan buah atau sesuaikan dengan guntingan para tokoh pejuang melawan penjajah Belanda yang dibuat, lalu tuliskan tentang riwayat singkat tokoh-tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda tersebut di atas kertas dus yang telah dibuat sebelumnya.

Cara Bermaian :

1. Guru terlebih dahulu menjelaskan sepintas tentang para tokoh-tokoh pejuang yang melawan Belanda.

2. Gambar-gambar para tokoh-tokoh pejuang yang melawan Belanda di acak diatas meja di depan para siswa yang akan bermain dengan posisi gambar hewan terlihat (tidak terbalik). Pemain bisa berdiri dua orang atau empat orang.

3. Kartu tentang riwayat singkat tokoh-tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda dibagikan kepada siswa secara merata dimana posisi tulisan tentang riwayat singkat tokoh-tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda tersebut terbalik sehingga tidak terlihat oleh pemain.

4. Setelah guru memberi aba-aba baru permainan dimulai, maka seluruh siswa atau pemain membalik kartunya dan mengambil gambar tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda yang sesuai dengan riwayat tokoh yang terdapat pada kartu yang dipegangnya. Gunakan waktu agar permainan ini lebih menarik, sehingga siswa termotivasi untuk beradu cepat.

5. Kartu tentang riwayat singkat tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda di sandingkan dengan gambar tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda yang sudah dipilih.

6. Guru menilai atau memeriksa setiap pemain. Apakah kartu tentang riwayat singkat tokoh pejuang yang melawan penjajah Belanda yang di pegang oleh siswa sudah disandingkan dengan benar atau belum.

7. Pemberian reward akan menarik siswa untuk menyelesaikan permainan ini dengan benar dan tepat.

8. Setelah itu siswa yang belum mendapat giliran main bermain kembali menggunakan permainan ini kembali.

Beliau mem

erintah Mataram

dari 1613–1645. D

i bawah

pemerintahannya, M

ataram

mencapai kejayaan. D

alam

mem

erintah, ia bertujuan m

empertahankan seluruh

tanah Jawa dan m

engusir Belanda dari Batavia.

Pada masa pem

erintahannya, M

ataram m

enyerang ke Batavia dua kali (1628 dan 1629), nam

un gagal.

Beliau memerintah Banten dari 1650–1692. Di bawah pemerintahannya Banten mengalami masa kejayaan. Ia berusaha memperluas kerajaan dan mengusir Belanda dari Batavia. mendukung perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda.

Pada tanggal 16 Mei 1817 Rakyat Maluku di bawah pimpinan beliau mengadakan penyerbuan ke pos Belanda dan berhasil merebut benteng Duurstede. Dari Saparua perlawanan meluas ke tempat lain seperti Seram, Haruku, Larike, dan Wakasihu.

Hampir seluruh Maluku melakukan perlawanan, sehingga Belanda merasa kewalahan. Pada 15 -10-1817, Belanda mulai mengadakan serangan besar-besaran. Pada November 1817 beliau berhasil ditangkap dan dihukum mati pada 16 Desember 1817.

Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Makasar mencapai masa kejayaan. Cita-cita beliau untuk menguasai jalur perdagangan Nusantara mendorong perluasan kekuasaan ke kepulauan Nusa Tenggara mendapat tentangan Belanda.

Pertentangan tersebut menimbul-kan peperangan. Keberaniannya dalam memimpin pasukan Kerajaan Makasar mengakibatkan kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberaniannya, Belanda menjulukinya dengan sebutan “Ayam Jantan dari Timur”.

Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda pada 1830–1837 yang di pimpin oleh beliau. Mengatasi perlawanan ini , Belanda menerapkan siasat adu domba.

Pada akhir tahun 1834, Belanda me-musatkan pasukannya untuk mendu-duki kota Bonjol. Tanggal 16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam dan berhasil merebut Benteng Bonjol. Pada Oktober 1837 beliau menyerah. Dan diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon dan selanjutnya ke Manado. Beliau wafat di Manado pada 6 November 1864.

Beliau putra sulung Sultan Hamengkubo-wono III, lahir tahun 1785. Melihat pen-deritaan rakyat, hatinya tergerak mem-perjuangkannya. Pemicu perlawananya adalah pemasangan tiang pancang mem-buat jalan menuju Magelang yang mele-wati makam leluhur nya tanpa izin. Kare-na mendapat tantangan,pada 20Juli 1825 Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo. Namun tidak berhasil karena beliau telah memindahkan markasnya ke Selarong.Belanda melaksanakan siasat Benteng Stelsel (sistem benteng). Dalam perlawanannya akhirnya beliau terbujuk untuk berunding. Dalam perundingan, beliau ditangkap dan diasingkan ke Makasar sampai akhirnya meninggal dunia pada 8 Januari 1855.

Dia merupakan keturunan kesultanan Banjarmasin. Perlawanan rakyat Banjar pada Belanda dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Beliau yang di kenal dengan Perang Banjar, dari tahun 1859–1863.

Setelah Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat perlawanan rakyat Banjarmasih terus dilakukan dipimpin oleh beliau. Atas keberhasilan memimpin perlawanan, Beliau diangkat sebagai pemimpin agama tertinggi dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Beliau terus mengadakan perlawanan sampai wafat tanggal 11 Oktober 1862.

Beliau lahir di Baakara, Tapanuli pada 1849 dan menjadi raja pada 1867. Saat bertahta, ia sangat menentang penjajah dan melakukan perlawanan, akibatnya ia dikejar-kejar oleh penjajah.

Tahun 1907,di pinggir kali Aek Sibulbulon di desa Si Onom Hudon perbatasan Kab. Tapanuli Utara-Kab. Dairi, gugurlah Beliau bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopian oleh peluru Marsuse Belanda pimpinan Kapten Christoffel. Para pengikutnya berpencar dan berusaha terus mengadakan perlawanan, sedangkan keluarganya yang masih hidup ditawan, dihina dan dinista, mereka pun ikut menjadi korban perjuangan.

Beliau dan Cut Nyak Dien pahlawan dari Aceh.Mereka mengadakan perlawanan di Aceh Barat. Mereka menyerang pos-pos pertahanan Belanda. Menghadapi nya Belanda menggunakan siasat adu domba, namun gagal. Akibatnya Deijckerhoff dipecat sebagai gubernur . Kemudian Belanda mengirimkan Dr. Snouck Hurgronje untuk menyelediki masyarakat Aceh dan menyamar jadi ulama yang nama Abdul Gafar. Dari penyelidikan, Belanda memperoleh petunjuk bahwa untuk menaklukkan Aceh harus digunakan siasat kekerasan. Siasat ini membuat pasukan Teuku Umar kewalahan.Pada 11 Februari 1899, beliau gugur sebagai pahlawan bangsa. Perjuangan dilanjutkan oleh istrinya Cut Nyak Dien dan Cut Meutia.