permainan konstruktif dapat meningkatkan...

14
PERMAINAN KONSTRUKTIF DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012-2013 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Diajukan Oleh : ARIF NUR TANTRIYANI A 520080136 PROGRAM S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: doanthuy

Post on 26-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERMAINAN KONSTRUKTIF DAPAT MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK A

DI TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

JURNAL PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Program Studi

Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh :

ARIF NUR TANTRIYANI

A 520080136

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

PERSETUJUAN

SURAT PERNYATAAN

Publikasi Karya Ilmiah

Bismillahirahmaanirohim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : ARIF NUR TANTRIYANI

Nim : A520080136

Fakultas/Jurusan : Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD)

Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Melalui Permainan

Konstruktif Pada Anak Kelompok A Di Tk Pertiwi Sumber

Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2012-2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah

saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hal menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalihkan formatkan, mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya

dalam bentuk soft copy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa

perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak

perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran haj

cipta dalam karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Surakarta, Agustus 2013

Yang menyatakan

ARIF NUR TANTRIYANI

1

ABSTRAK

PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK A

DI TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Arif Nur Tantriyani, A520080136, Jurusan Pendidikan Anak Dini (PAUD),

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak kelompok A

Di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten melalui penerapan permainan konstruktif. Subyek

penelitian anak kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten yang berjumlah 26 yang terdiri

dari 16 anak perempuan dan 10 orang anak laki-laki. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas

dan kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus dengan jumlah pertemuan

sebanyak 7 kali yaitu pada siklus I sebanyak 3 pertemuan, siklus II sebanyak 2 pertemuan dan

siklus III sebanyak 2 pertemuan. Data kemampuan kerjasama di peroleh melalui observasi

kemampuan kerjasama anak dan catatan lapangan. Sedangkan data penerapan permainan

konstruktif diperoleh melalui observasi penerapan permainan konstruktif dan catatan lapangan.

Teknik analisis data kemampuan kerjasama menggunakan teknik analisis komparatif yaitu

membandingkan hasil rata-rata kemampuan kerjasama anak dengan indikator kinerja pada tiap

siklusnya. Teknik analisis data permainan konstruktif menggunakan teknik analisis interaktif

dengan langkah mengumpulkan data, mereduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan data

tentang penerapan permainan konstruktif. Hasil penelitian kemampuan kerjasama melalui

penerapan permainan konstruktif menunjukkan sebelum tindakan 42,30% menunjukkan bahwa

anak belum mampu kerjasama, siklus I menunjukkan 50,57% berarti bahwa anak kurang mampu

kerjasama, siklus II menunjukkan 76,15% menunjukan bahwa anak mampu dalam kerjasama,

pada siklus III menjadi 90,38% yang artinya bahwa hamper keseluruhan anak sangat mampu

kerjasama. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan permainan

konstruktif dapat dikatakan efektif dan berhasil meningkatkan kemampuan kerjasama anak

kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

penerapan permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan kerjasama.

Kata kunci: Kemampuan Kerjasama, Penerapan Permainan Konstruktif.

2

A. PENDAHULUAN

Salah satu bidang pengembangan yang diajarkan di TK adalah bidang

pengembangan sosial.Sosial merupakan salah satu bidang pengembangan penting, karena

hakekat anak dengan makhluk sosial yang melekat pada diri anak untuk bergotong

royong, kerjasama, kemandirian, keingintahuan dan kedisiplinan.Salah satu yang

terpenting yaitu kerjasama.Kemampuan kerjasama diperlukan anak dalam rangka

mengembangkan rasa sosial terhadap teman maupun orang dewasa.Pengembangan

sosialyaitu kemampuan kerjasama anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini

dikarenakan kemampuan kerjasamamerupakan perkembangan dari pembiasaan sehari-

hari dalam berinteraksi sesama mahkluk hidup.

Untuk itu kemampuan kerjasama sangat penting dikembangkan pada anak

didik.Interaksi sosial anak yang dipupuk dengan baik dapat membuat anak saling

membantu antara teman, berinteraksi denngan baik. Anak TK dapat bekerjasama dengan

cara mau berbagi dengan teman, mau bekerjasama dalam kelompok ketika kegiatan,

membuat perencanaan sebelum melakukan permainan, melakukan dan mentaati peraturan

yang dibuat dalam permainan. Apabila kemampuan kerjasama anak tidak dikembangkan

dengan baik anak akan di isolasi dengan teman.

Anak-anak di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten kemampuan kerjasamanya masih

kurang, misalnya: saat kegiatan berkelompok belum mau berbagi alat dan bahan, anak

belum mau menolong dan membantu teman, guru kurang menggunakan permainan

konstruktif yaitu balok dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu kurangnya pengetahuan

guru tentang metode peningkatan kerjasama anak.Oleh karena itu, peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan kerjasama.

Peneliti ingin menyampaikan pembiasaan kemampuan kerjasama dengan metode

permainan sehingga anak tidak merasa terbebani atau terpaksa karena dilakukan dengan

bermain, selain itu anak bisa membangun pengetahuan dengan sendirinya.

Menurut Manto (2006:32) kerjasama merupakan proses sosialisasi yang paling

banyak terjadi di masyarakat. Kerjasama dalam masa kanak-kanak mempunyai tujuan

bersama.Penerapan permainan konstruktif dipandang efektif karena permainan ini

menggunakan benda nyata, cara permainan ini dilakukan melalui kegiatan bermain untuk

membuat bentuk-bentuk tertentu menjadi sebuah karya. Melalui bermain pembangunan

3

anak juga dapat mengekspresikan dirinya dalam mengembangakan bermain sensorimotor,

bermain peran, serta hubungan kerjasama dan menciptakan karya nyata.

Manfaat dari kerjasama atau belajar bersama

(http://id.shvoong.com/businessmanagement/entrepreneurship/1943515-manfaat-kerja-

sama/#ixzz3paS4SP8L) meliputi: 1) Memiliki nilai kerjasama dan menanamkan

pemahaman dalam diri anak bahwa saling membantu itu lebih baik, 2) Membentuk

keakraban dan kekompakan dikelas, 3) Mampu menumbuhkan ketetampilan dasar yang

diperlukan dalam hidup, 4) Meningkatkan kemampuan akademis, rasa percaya diri dan

sikap positif, 5) Dapat mengurangi atau bahkan menghapus aspek negative kompetisi.

Menurut Harsanto (2007:44), bentuk-bentuk kerjasama dalam kelompok sebagai

berikut:

1) Belajar secara berpasangan.

Guru membetuk pasangan-pasangan sebagai teman belajar, pasangan

duduk bersebelahan seperti pada kelas tradisional.

2) Kelompok belajar mandiri

Guru membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri atas 3 orang dan

mereka duduk berdekatan.

3) Belajar bersama secara berkelompok

Belajar bersama dalam berkelompok cocok digunakan untuk mempelajari

semua bidang study.

4) Kelompok belajar sistem pakarcara

Kelompok belajar dengan cara saling melengkapi dapat digunakan untuk

mempelajari semuamata pelajaran.

5) Kelompok kerjasama sistem tes

Sebelumnya dalam belajar kelompok tes dilaksanakan secara individual

setelah anak belajar dalam kelompok kerjasama dalam tes, anak menyiapkan diri

untuk tes, dan tes dikerjakan secara bersama-sama.

6) Regu proyek

Salah satu bentuk belajar bersama dalam kelompok adalah belajar bersama

untuk menghasilkan suatu produk.

4

7) Proyek satu kelas

Guru menarik manfaat dari proyek suatu kelas untuk menumbuhkan

semangat kerjasama yang menyeluruh dengan membuat suatu karya, dengan

kegiatan proyek seluruh kelas yang menyita waktu dan tenaga, tetapi hasilnya

sungguh besar dan memuaskan.

8) Catatan untuk kompetisi ber regu

Persaingan murni dapat menimbulkan permusuhan antar kelompok.Tetapi

apabila dijalankan dalam kelas yang sudah terbentuk menjadi komunitas yang

kuat dan dilandasi semangat kerjasama.

Dari bentuk-bentuk kerjsama diatas mengambil salah satu yaitu regu proyek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama atau belajar bersama menurut Tirtarahardja

(2000:50) yaitu keluarga, kematangan, status sosial ekonomi, kapasitas mental:emosi dan

intelegensi, pendidikan.Indikator kerjasama dijabarkan menjadi butir-butir amatan yang

digunakan sebagai pedoman pencapaian penelitian. Dapat di lihat pada tabel A.1

Tabel A.1 Indikator Kerjasama

No Indikator Butir Amatan

1. Mau berbagi dengan teman 1. Membagi mainan untuk teman

disaat mainannya terbatas.

2. Mau menolong dengan teman 1. Meminjamkan mainan untuk

temannya.

2. Mau menolong disaat teman

membutuhkan.

3. Membantu teman ketika melakukan

kegiatan.

1. Mampu membantu menyusun

balok bersama-sama.

2. Mampu menyelesaikan tugas.

Beberapa ahli psikologi anak seperti Rodgers, Erikson, Piaget, Vygotsky, dan

Freud (dalam Ismail, 2009:51): menyampaikan paling tidak ada tiga jenis kegiatan

bermain yang mendukung pembelajaran anak yaitu, permainan fungsional atau

sensorimotor, Permainan peran, dan permainan konstruktif. Permainan konstruktif

dilakukan melalui kegiatan bermain untuk membuat bentuk-bentuk tertentu menjadi

5

sebuah karya dengan menggunakan beraneka bahan, baik bahan cair, maupun bahan

terstruktur.Bermain pembangunan menurut Piaget dapat membantu mengembangkan

keterampilan anak dalam rangka keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Melalui

bermain pembangunan, anak juga dapat mengekspresikan dirinya dalam mengembangkan

bermain sensorimotor, bermain peran, serta hubungan kerja sama dengan anak lain dan

menciptakan karya nyata.

Bermain konstruktif yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda yang ada

untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu (Tedjasaputra, 2001:56). Dalam kaitannya

untuk meningkatkan kemampuan kerjasama usia Taman Kanak-Kanak dirangsang untuk

interaksi sosial terhadap teman sebaya dengan bentuk kerjasama dalam membentuk atau

membangun yang diinginkan anak. Perlakuan berupa permainan konstruktif yang berkala

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak usia TK yaitu

Kelompok A di T K Pertiwi Sumber Trucuk Klaten.

Menurut Tedjasaputra (2001:57) beberapa jenis permainan konstruktif yaitu

gambar atau menggambar, menggunting atau menempel, puzzle, maze, malam pet atau

plastisin, balok, dan lego. Di antara jenis permainan konstruktif yang ada penulis

mengambil salah satu yaitu balok yang merupakan bagian dari permainan konstruktif.

Langkah-

langkahBermainBalok(http://yudhistira31.wordpress.com/2008/05/02tahapan-bermain-

balok) yaitu: 1) Guru memberikan gambaran permainan yang akan dimainkan, 2) Guru

menyiapkan balok yang akan digunakan bermain anak, 3) Guru membagi kelompok, 4)

Guru mengajak anak untuk bermain balok, 5) Guru memberikan kebebasan kepada anak

tentang bangunan yang dibentuknya, 6) Guru melakukan pengamatan kepada anak yang

sedang bermain balok, 7) Guru memberikan motivasi kepada anak yang tidak mau

bermain balok, 8) Guru memberikan reward kepada anak yang dapat menyusun balok

Berdasarkan langkah-langkah diatas peneliti dapat gambaran untuk melakukan

penelitian dengan media bermain balok. Adapun langkah-langkah bermain balok yaitu:

1) Guru menyiapkan balok yang akan digunakan bermain anak.

Guru menyiapkan balok yang akan digunakan menurut kebutuhan dan merencanakan

tempatnya yang cocok untuk bermain.

6

2) Guru membagi kelompok.

Guru membagi siswa-siswi kelompok A dalam kelompok belajar, misalnya dalam

satu kelas siswa-siswi berjumlah 26 guru membagi menjadi 5 kelompok.

3) Guru memberikan gambaran permainan yang akan dimainkan.

Guru memberikan penjelasan permainan caranya memperlihatkan gambar misalnya:

masjid, menara, gedung sekolah dll. Anak disuruh merencanakan sebelum menyusun

balok-balok tersebut dan membuat aturan bermain.

4) Guru mengajak anak untuk bermain balok.

Guru mengajak anak untuk memulai menyusun balok.

5) Guru memberikan kebebasan kepada anak tentang bangunan yang dibentuknya.

Guru memberikan kebebasan pada anak dalam menyusun balok menurut

kelompoknya.

6) Guru melakukan pengamatan kepada anak yang sedang bermain balok.

Guru mengawasi anak yang sedang menyusun balok mau bekerjasama dengan teman

dalam kelompok atau tidak.

7) Guru memberikan motivasi dan bantuan kepada anak yang tidak mau bermain balok.

Guru memberikan semangat agar anak mau menyusun balok, dan guru memberikan

bantuan pada anak yang kesulitan dalam menyusun balok.

8) Guru memberikan reward kepada anak yang dapat menyusun balok.

Sesudah anak-anak selesai melakukan menyusun balok guru memberi hadiah anak-

anak.

Kemampuan Kerjasama merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan

aktivitas bersama mencapai suatu tujuan bersama, sehingga bagian dari bentuk interaksi

sosial usaha dari kelompok untuk melakukan aktivitas bersama mencapai tujuan

bersama.Agar dapat meningkatkan kerjasama diperlukan kegiatan secara berkelompok,

salah satunya adalah permainan konstruktif dengan balok. Untuk menciptakan aktivitas

bersama mencapai tujuan bersama maka permainan konstruktif dengan media balok

merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kerjasama dengan teman

dalam kelompok, berbagi dengan teman, membuat perencanaan sebelum melakukan

permainan, dan melakukan dan mentaati peraturan yang dibuat dalam suatu permainan.

7

B. METODE PENELITIAN

Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah anak kelompok A di TK

Pertiwi Sumber Trucuk Klaten. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tepatnya

pada tanggal 5 Februari sampai dengan 6 Mei 2013. Jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dan yang menjadi subyek penelitian adalah

anak Kelompok A yang berjumlah 26 anak yang terdiri dari 16 anak perempuan dan 10

laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama.

Adapaun metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi ini ditujukan kepada subjek penelitian.Observasi ini dilakukan terhadap

kerjasama anak dan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan permainan

konstruktif.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah pengamatan yang berupa pengamatan tentang

semua peristiwa yang dialami dalam penelitian.Catatan lapangan ini digunakan

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan permainan konstruktif dengan balok

yang dievaluasi pada saat refleksi.Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat

semua kejadian yang berada diluar perencanaan atau pencatatan permasalahan

yang muncul pada waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

komperatif, yaitu membandingkan antara hasil dari rata-rata kemampuan kerjasamaanak

dengan indikator kinerja pada setiap siklus prosedurnya adalah:

a) Menstabulasikan skor berdasarkan hasil pengamatan kemampuan kerjasama anak,

adapun adapun skoring hasil amatan dilakukan sebagai berikut:

1) SM di beri skor 4

2) M di beri skor 3

3) KM diberi skor 2

4) BM di beri skor 1

8

b) Menjumlahkan hasil skor untuk setiap anak

c) Menghitung prosentase pencapaian kemampuan kerjasama anak melalui metode

penerapan permainan konstruktif dengan cara sebagai berikut:

1) Skor prosentase pencapaian kerjasama

2) Skor maksimum = jumlah butir amatan × skor maksimum

d) Menghitung rata-rata prosentase pencapaian kemampuan kerjasama anak.

e) Membandingkan prosentase rata-rata pencapaian kemampuan kerjasama dengan

indikator pencapaian kemampuan kerjasama pada setiap siklus yang telah ditentukan

peneliti

Menggunakan teknik analsisinteraktif meliputi pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, kemudian menyimpulkan menjadi sebuah data yang valid.Prosedur

analisis data pada kemampuan kerjasamaanak dengan menggunakan analisis interaktif

adalah:

a) Mengumpulkan data-data yang berupa informasi, berbagai peristiwa yang terjadi dan

kondisi lingkungan yang mendukung serta sesuai dengan lingkup penelitian.

b) Mereduksi data yang artinya peneliti melakukan pemilihan data-data yang diperlukan

untuk penyederhanaan dan transformasi data dalam proses penelitian.

c) Menyajikan data yang berupa data-data yang telah dikumpulkan kemudian

dinarasikan menjadi kalimat efektif.

d) Kesimpulan yaitu pengambilan keputusan yang didukung bukti yang valid dan

konsisten.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kerjasama pada kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten tahun

pelajaran 2012-2013. Hasil penelitian dapat di lihat pada tabel C.1 berikut:

9

Tabel C.1 Hasil Penelitian

Tahapan Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Prosentase rata-rata 42,30% 50,57% 76,15% 90,38%

Indikator Pencapaian - ≥50% ≥75% ≥90%

Keterangan BM KM M SM

Berdasarkan tabel C.1 hasil penelitian menerangkan bahwa sebelum tindakan

42,30% berarti belum mampu, siklus I mencapai 50,57%mengalami kenaikan

prosentase sebesar 8,27% berarti kurang mampu kerjasama, siklus II mencapai 76,15%

mengalami kenaikan prosentase sebesar 25,58% berarti mampu kerjasama, siklus III

mencapai 90,38% mengalami kenaikan prosentase sebesar 14,23% hampir keseluruhan

anak sangat mampu untuk kerjasama.

Kemampuan kerjasama anak sebelum tindakan sampai siklus III menunjukkan

peningkatan, karena dalam Siklus I di peroleh dalam penerapan permainan konstruktif

yang telah dilakukan peneliti terdapat beberapa refleksi sebagai berikut:a)

Pengkondisian kelas kurang (peneliti tidak mampu menertibkan anak) karena peneliti

belum paham karakteristik anak, b) Kurang jelas dalam menyampaikan materi karena

pembelajaran di lakukan di luar kelas sehingga anak-anak kurang fokus.Sehingga

peneliti membuat rencana untuk memperbaiki tersebut dengan cara yaitumemperbaiki

cara pembelajaran yaitu permainan konstruktif dengan balok dan pengkondisian kelas

agar anak tidak gaduh dengan memperjelas aturan bermain sebelum melakukan kegiatan

permainan konstruktif yaitu balok dan penerapan permainan konstruktif dilakukan di

dalam kelas.

Proses pelaksanaan penerapan permainan pada silkus II ini terdapat beberapa

refleksi sebagai berikut:a) Reward kurang menarik, karena anak-anak tidak tertarik dan

tidak termotivasi adanya reward, b) Penyampaian peraturan main kurang jelas karena

anak-anak belum mau bermain dengan kelompoknya.Peneliti membuat rencana untuk

memperbaiki tersebut dengan cara menetapkan perencanaan pada siklus III dengan

memaksimalkan tindakan yang masih rendah dalam kemampuan kerjasama dengan

memberikan aturan main yang lebih jelas, memberikan motivasi, perhatian, stimulasi

dan penghargaan tetap selalu diberikan pada anak.

10

Proses pelaksanaan siklus III berjalan dengan lancar, ditunjukan anak paham

akan aturan permainan (perintah) yang disampaikan oleh peneliti, anak sudah tertib

dalam melakukan permainan karena diberi reward.

Berdasarkan data-data dari prasiklus sampai siklus III dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan penerapan permainan konstruktif pada

siklus III sudah mengalami peningkatan sesuai target yang di inginkan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa Penerapan permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan

kerjasama pada kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten Tahun Pelajaran

2012-2013 dapat diterima kebenarannya.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui beberapa

tindakan, dari siklus I, II, III bahwa dapat diambil kesimpulan dengan metode permainan

konstruktif dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak. Hal ini ditunjukan dari

adanya peningkatan rata-rata prosentase kemampuan kerjasama anak sebelum tindakan

42,30%, siklus I mencapai 50,57% mengalami kenaikan prosentase sebesar 8,27%, siklus

II mencapai 76,15% mengalami kenaikan prosentase sebesar 25,58%, siklus III mencapai

90,38% mengalami kenaikan prosentase sebesar 14,23% hampir keseluruhan anak sangat

mampu untuk kerjasama.Penerapan permainan konstruktif merupakan suatu metode

pembelajaran yang menyenagkan karena dilakukan dengan permainan (bermain) dengan

menggunakan media balok.

E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakara: Bumi Aksara.

Ismail, Andang. 2009. Education Games. Yogyakarta:Pro.U Media.

Musfiroh, Tadkiratun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.

Jakarta:Dikti.

Moeslichatoen (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak.Jakarta : PT. Asdi

Mahastya.

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta:Rineka

Cipta.

Mulyadi, S. 2001. Bermain dan Kreativitas: Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak

Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: PT. Papas Sinar Sinanti.

Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:Rineka Cipta.

11

Sukmadinata, N,S. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sutama dan Main Sufanti.2011. Bidang Penelitian Tindakan Kelas dan Penullisan Karya

Ilmiah. Surakarta:Badan Penerbit FKIP UMS.

Soekamto, S. (2002).Sosiologi suatu pengantar. (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada),

edisi 4.

Tedjasaputra, Mayke, S. (2001). Bermain Mainan dan Permainan. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana.

Wakhidah Y, Nur. (2012). Upaya Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode

Proyek di Taman Kanak-Kanak Aisyah Kuwiran, Banyudono, Boyolali Tahun

Pelajaran 2011/2012. Surakarta:UMS.

(http://id.shvoong.com/business/management/entrepreneurship/1943506-pengertian

kerjasama/).

(http://indosdm.com/kamus-kompetensi-kerjasama-team-work)

(http://yudhistira31.wordpress.com/2008/05/02/tahapan-bermain-balok)

http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943515-manfaat-kerja-

sama/# ixzz3paS4SP8L.

http://pgtkp--darunnajah.blogspot.com/2012/03/melatih -kecerdasan-anak dengan-

bermain.html#ixzzluNZShnxMD.