perlindungan privacy full.docx

14
BAB I PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN Rahasia kedokteran diatur dalam beberapa peraturan/ketetapan yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1963 untuk dokter gigi yang menetapkan bahwa tenaga kesehatan termasuk mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaaan, pengobatan, dan/atau perawatan diwajibkan menyimpan rahasia kedokteran. Pasal 22 ayat (1) b Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan diatur bahwa bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien. Kode Etik Kedokteran dalam pasal 12 menetapkan: “setiap dokter wajib merahasiakan sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia”. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Dan pasal 51 huruf c Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 adanya kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Berkaitan dengan pengungkapan rahasia kedokteran

Upload: mahabbah-abdullah

Post on 13-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Perlindungan privacy full.docx

TRANSCRIPT

Page 1: Perlindungan privacy full.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN

Rahasia kedokteran diatur dalam beberapa peraturan/ketetapan yaitu Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1963 untuk

dokter gigi yang menetapkan bahwa tenaga kesehatan termasuk mahasiswa kedokteran, murid

yang bertugas dalam lapangan pemeriksaaan, pengobatan, dan/atau perawatan diwajibkan

menyimpan rahasia kedokteran. Pasal 22 ayat (1) b Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996

tentang Tenaga Kesehatan diatur bahwa bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam

melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan identitas dan data

kesehatan pribadi pasien. Kode Etik Kedokteran dalam pasal 12 menetapkan: “setiap

dokter wajib merahasiakan sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita bahkan juga

setelah penderita itu meninggal dunia”. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk

kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka

penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-

undangan. Dan pasal 51 huruf c Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 adanya kewajiban

merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu

meninggal dunia. Berkaitan dengan pengungkapan rahasia kedokteran tersebut diatur dalam

pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 269/Menkes/Per/III /2008 Tentang Rekam Medis sebagai berikut: Informasi tentang

identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka

dalam hal :

1. untuk kepentingan kesehatan pasien

2. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hokum atas

perintah pengadilan;

3. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;

4. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan

5. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan

identitas pasien.

Page 2: Perlindungan privacy full.docx

Mengenai rahasia kedokteran dikenal adanya trilogi rahasia kedokteran yang meliputi

persetujuan tindakan kedokteran, rekam medis dan rahasia kedokteran karena keterkaitan satu

sama lain. Jika menyangkut pengungkapan rahasia kedokteran maka harus ada izin pasien

(consent) dan bahan rahasia kedokteran terdapat dalam berkas rekam medis. Jenis-jenis privasi

sebagai berikut :

Privasi pasien adalah interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu

kondisi atau situasi tertentu.

Privasi anamnesa adalah suatu proses dalam melakukan wawancara klinis dengan

memperhatikan lingkungan yang terjaga.

Privasi Pemeriksaan fisik adalah suatu proses dari seorang ahli medis dalam memeriksa

tubuh pasien secara tertutup untuk menentukan tindakan klinis penyakit dan harus

memastikan ruangan dalam keadaan aman dan nyaman.

Privasi pemberian terapi adalah suatu proses berjangka panjang yang berkenaan dengan

rekontruksi pribadi agar terjaga privacy pasien saat pemberian terapi.

Transportasi adalah suatu cara memindahkan orang atau pasien dari suatu tempat ke tempat

yang lain

Mengidentifikasi harapan pasien adalah cara untuk menilai tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan yang diberikan sesuai harapan pasien

Menghormati privasi pasien adalah suatu interaksi atau keterbukaan yang di kehendaki pada

suatu kondisi atau situasi tertentu yang menumbuhkan kepercayaan dan saling menghargai.

Semua tenaga kesehatan melindugi / menghormati kerahasiaan atas informasi dan data

kesehatan, agar tidak di salah gunakan/hilang.

Kebutuhan privasi adalah pelayanan yang diberikan dengan menjaga dan melindungi

kerahasiaan pasien terhadap pasien lain, karyawan rumah sakit dan anggota keluarganya

serta pihak lain yang tidak berkepentingan.

Privasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Privasi berarti

dorongan untuk melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.

Hak privacy ini bersifat umum dan berlaku untuk setiap orang. Inti dari hak ini adalah

suatu hak atau kewenangan untuk tidak diganggu. Setiap orang berhak untuk tidak dicampuri

urusan pribadinya oleh lain orang tanpa persetujuannya. Hak atas privacy disini berkaitan dengan

hubungan terapeutik antara dokter-pasien ( fiduciary relationship ). Hubungan ini di dasarkan

Page 3: Perlindungan privacy full.docx

atas kepercayaan bahwa dokter itu akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan

pelayanan pengobatan. Pula kepercayaan bahwa penyakit yang di derita tidak akan diungkapkan

lebih lanjut kepada orang lain tanpa persetujuannya.

Dalam pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III / 2008 diatur

bahwa penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan olehdokter atau dokter gigi

yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-

undangan. Pada saat pemeriksaan seperti wawancara klinis ,prosedur tindakan ,pengobatan,

dokter atau perawat atau bidan atau petugas medis lainya wajib melindungi privasi pasien seperti

data pasien,diagnosa pasien,dan lainya,dapat juga menutup korden pintu pada saat dilakukan

pemeriksaan atau pengobatan semua bergantung dari kebutuhan pasien. Privasi merupakan

tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi

tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu

adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau

berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain. Adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai

suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan pilihan

atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. privasi jangan dipandang

hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak pihak lain.

Identifikasi privacy pasien adalah suatu proses untuk mengetahui kebutuhan privacy

pasien selama dalam rumah sakit Privacy pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu di

lindungi dan di jaga ,selama dalam rumah sakit .

a. Faktor Privasi

Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu penelitian pria lebih memilih

ruangan yang terdapat tiga orang sedangkan wanita tidak memeprmasalahkanisi dalam

ruangan itu. Menurut Maeshall prbedaan dalamlatar belakang pribadi akan berhubungan

dengan kebutuhan privasi.

b. Faktor situasional

Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan

mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk mandiri.

c. Faktor budaya

Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan dalam banyaknya privasi yang

diinginkan tetapi berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya

Page 4: Perlindungan privacy full.docx

rumah orang jawa tidak terdapat pagar dan menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil dengan

dindidng dari bamboo terdiri dari keluarga tunggal anak ayah dan ibu.

2. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Sebagai pedoman bagi manajemen RSIA Puri Betik Hati untuk dapat melaksanakan program

melindungi privasi pasien dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

B. Tujuan Khusus

1. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen RSIA Puri Betik Hati dalam mengambil keputusan

terhadap perlindungan privasi pasien

2. Guna mengetahui kebutuhan pasien akan privacynya selama dalam rumah sakit sebagai

bentuk kepedulian RS yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi pasien (hak privacy).

Page 5: Perlindungan privacy full.docx

BAB II

RUANG LINGKUP

Setiap pelayanan yang diberikan di rumah sakit harus menghormati kebutuhan privacy

pasien, semua staf memahami semua kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak privacy

pasien dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak privacy pasien

meliputi ( wawancara, diagnose medis, pemeriksaan penunjang, pengobatan dan transfortasi ).

Permintaan pasien akan privacy harus dipatuhi oleh petugas di RS.

Rumah Sakit menyediakan privacy bagi semua pasien sesuai kebutuhan. Panduan ini

diterapkan pada semua pasien baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Pelaksanaan panduan

ini adalah para tenaga kesehatan ( medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya ),

dan staf diruang rawat, staf administrasi, dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan

riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :

1. Untuk kepentingan kesehatan pasien

2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hokum atas

perintah pengadilan;

3. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;

4. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan

5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan

identitas pasien.

Page 6: Perlindungan privacy full.docx

BAB III

TATA LAKSANA

Untuk Rawat Inap

1. Perawat menerima pasien baru dan melakukan identifikasi pasien dengan meminta pasien

menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir

2. Perawat memberikan informasi pada pasien - merujuk kepada cek list pemberian informasi

dengan menjelaskan mengenai hak dan kewajibanya termasuk didalamnya hak akan privacy

pasien selama dalam perawatan

3. Perawat melakukan koordinasi dengan pihak terkait sesuai dengan kebutuhan pasien guna

menjaga privacynya selama dalam perawatan:

menutup acces masuk pengunjung ( baik keluarga, kerabat)

menempatkan tanda/signage pada pintu masuk kamar

memastikan prefrensi pasien untuk gender atau jenis kelamin petugas yang diberi izin masuk

kamar

Diagnose pasien tidak boleh diketahui oleh pasien lain dan keluarga tanpa

persetujuan dari pasien, tidak menuliskan dignosa pasien dipapan tulis / daftar pasien

yang terlihat oleh umum dan di TT pasien untuk pasien rawat inap.

4. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat di kamar

perawatan pastikan privacy pasien terlindungi dengan pintu dan tirai kamar tertutup

5. Untuk pasien yang akan transfer antar unit karena akan dilakukan pemeriksaan penunjang atau

pindah rawat/kamar, pastikan saat transfer privacy pasien terlindungi, contoh dengan

menggunakan selimut

6. Petugas memahami dan mencatat hasil identifikasi kebutuhan privacy pasien dan lakukan

verivikasi kemudian dokumentasi / informasikan pada tim tentang keinginan pasien

7. Berikan keyakinan terhadap pasien, bahwa kerahasiaan akan terjaga dengan aman,

sehingga pasien tidak khawatir bahwa segala sesuatu mengenai keadaanya akan

disampaikan kepada orang lain.

8. Pastikan dokumen/ file pasien terdapat pada tempatnya

9. Memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal-hal yang menyakut pasien di area

umum

Page 7: Perlindungan privacy full.docx

Untuk Pasien Rawat Jalan

1. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat di ruang

konsultasi pastikan privacy pasien terlindungi dengan :pintu dan tirai ruang konsultasi tertutup

2. Memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal-hal yang menyakut pasien di area

umum

Page 8: Perlindungan privacy full.docx

BAB IV

DOKUMENTASI

Kebutuhan tentang privacy pasien dilakukan pengkajian awal, untuk menghindari

terjadinya masalah disaat pelayanan rawat inap. Kebutuhan privacy pasien dilengkapi dengan

formulir yang telah distandarkan dan diinformasikan pada seluruh personil yang memberikan

pelayanan, harapan dari pasien tentang kebutuhannya.

General Consent

Assesment Awal

SPO Melindungi Kebutuhan Privacy/ Kerahasiaan Pasien

Page 9: Perlindungan privacy full.docx

BAB V

PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit

maka pelaksanaan perlindungan terhadap priasi pasien sangatlah penting. Hak privacy ini

bersifat umum dan berlaku untuk setiap orang. Inti dari hak ini adalah suatu hak atau

kewenangan untuk tidak diganggu. Setiap orang berhak untuk tidak dicampuri urusan pribadinya

oleh lain orang tanpa persetujuannya. Melalui kegiatan ini diharapkan kerahasiaan yang ada pada

pasien dapat terlindungi sesuai peraturan yang telah ditetapkan dan diharapkan sehingga akan

lebih meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri

Betik Hati. Pedoman perlindungan privasi pasien ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik

dan berkesinambungan

Page 10: Perlindungan privacy full.docx

REFERENSI

1. Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga

2. Undang- Undang no 44 th 2009 tentang Rumah Sakit pasien

3. Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

5. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

6. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

7. Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2006 tentang Manual Persetujuan Tindakan Medik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen