perlindungan konsumen dalam transaksi...

147
PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE PADA SITUS MUSLIMGALERI.CO.ID BERDASARKAN PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Rizky Amelia 11140460000096 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAT) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M

Upload: dohuong

Post on 21-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

PADA SITUS MUSLIMGALERI.CO.ID BERDASARKAN PERSPEKTIF

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Rizky Amelia

11140460000096

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAT)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 2: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,
Page 3: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,
Page 4: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,
Page 5: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

ABSTRAK

Rizky Amelia. NIM 11140460000096. PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM

TRANSAKSI E-COMMERCE PADA SITUS MUSLIMGALERI.CO.ID

BERDASARKAN PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN HUKUM EKONOMI

SYARIAH. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat), Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440

H/2018 M. X + 124 halaman 13 halaman lampiran.

Studi ini bertujuan untuk membandingkan perlindungan konsumen dalam

transaksi e-commerce menurut perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah dan menganalisis

sejauh mana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen dan Hukum Ekonomi dalam mekanisme transaksi e-commerce pada situs

muslimgaleri.co.id.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif . Pendekatan penelitian

yuridis normatif penulis menggunakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah sebagai pusat

kajiannya. Dan yuridis empiris karena melihat bagaimana pelaksanaan norma-norma

hukum tersebut pada situs muslimgaleri.co.id, dengan teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah studi kepustakaan atau library research dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaturan mengenai hak-hak

konsumen, kewajiban pelaku usaha serta terkait tanggung jawab ganti dalam UUPK

sebagai bentuk upaya perlindungan konsumen. UUPK telah cukup efektif

melindungi konsumen, tetapi perlindungan tersebut terbatas karena undang-undang

ini hanya berlaku pada subjek hukum dalam yuridiksi hukum Indonesia. Transaksi e-

commerce telah dibolehkan menurut Hukum Ekonomi Syariah berdasarkan prinsip-

prinsip transaksi ba‟i as-salam. Penerapan upaya perlindungan konsumen pada

muslimgaleri.co.id tersebut berfokus kepada dua hal, yaitu pengembalian produk

(retur) dan pengembalian dana (refund). Sedangkan penerapan dalam perspektif

Hukum Ekonomi Syariah telah sesuai dilihat dari sisi hak-hak konsumen dalam

Islam, adanya konsep khiyar (membatalkan atau melanjutkan akad jual beli) serta

penyelesaian perselisihan melalui jalur perdamaian (as-shulhu). Namun belum

terpenuhi dalam hal rukun dan syarat jual beli dalam Islam tentang kecakapan para

pihak.

Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Transaksi E-Commerce.

Pembimbing : Mustolih, S.H.I., M.H., CLA

Daftar Pustaka : 1993 s.d 2018

Page 6: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis terutama dalam

penyelesaian skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

jujungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah yang telah menuntut

umatnya dari kegalapan menuju benderang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ditemui beberapa

kesulitan. Namun berkat bantuan, motivasi, dan do‟a dari berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan

hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. A.M. Hasan Ali, M.A. dan Abdurrauf Lc., M.A. selaku Ketua Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat) dan Sekretaris Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah (Muamalat) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Mustolih, S.H.I., M.H., CLA selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan, serta motivasi dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Fendaby Surya Putra dan Bapak Febrary Surya Putra, selaku pimpinan

Muslim Galeri serta seluruh staf dan karyawan Muslim Galeri yang telah

memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Pimpinan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan pengelola

perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberi fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

Page 7: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

vii

7. Kedua orang tua dan keluarga penulis atas do‟a, motivasi, tenaga dan seluruh

hidup selalu memberikan insipirasi dan semangat yang luar biasa bagi

kehidupan penulis.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan

motivasi kepada penulis.

9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan pikiran maupun tenaga baik berupa dorongan pikiran maupun

tenaga, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin ya

rabbal ‟alamin.

Jakarta, 17 September 2018

Rizky Amelia

Page 8: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

D. Metode Penelitian ............................................................................................. 11

E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 16

A. Kerangka Konsep.............................................................................................. 16

B. Kajian Teoretis.................................................................................................. 19

1. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 ................................................................................................ 19

2. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah ...... 31

3. Electronic Commerce ................................................................................ 44

C. Review Studi Terdahulu .................................................................................... 50

BAB III PROFIL SITUS MUSLIMGALERI.CO.ID ............................................. 54

A. Profil Singkat Muslimgaleri.co.id..................................................................... 54

B. Visi dan Misi Muslimgaleri.co.id ..................................................................... 56

C. Struktur Organisasi Muslimgaleri.co.id ............................................................ 56

Page 9: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

ix

D. Produk Muslimgaleri.co.id ............................................................................... 59

E. Mekanisme Transaksi di Muslimgaleri.co.id.................................................... 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 73

A. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 .................................................................................................................. 73

1. Hak Konsumen .......................................................................................... 74

2. Kewajiban Pelaku Usaha ........................................................................... 86

3. Tanggung Jawab Pelaku Usaha ................................................................. 91

B. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah ............. 94

1. Konsep Jual Beli dalam Islam ................................................................... 95

2. Penerapan Akad As-Salam Dalam Transaksi E-commerce ..................... 106

3. Hak-Hak Konsumen dalam Islam............................................................ 109

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 113

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 113

B. Rekomendasi................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 116

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 126

Lampiran 1: Transkip Hasil Wawancara .............................................................. 126

Lampiran 2: Surat-Surat ....................................................................................... 135

Lampiran 3: Dokumentasi .................................................................................... 137

Page 10: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1: Struktur Organisasi Muslim Galeri ..................................................... 57

Gambar 3. 2: Kategori Produk Wanita Muslimgaleri.co.id....................................... 60

Gambar 3. 3: Kategori Produk Pria Muslimgaleri.co.id ........................................... 60

Gambar 3. 4: Kategori Produk Anak-anak Muslimgaleri.co.id ................................. 61

Gambar 3. 5: Kategori Produk Lain-lain Muslimgaleri.co.id ................................... 61

Gambar 3. 6: Mekanisme Belanja Online Muslimgaleri.co.id ................................... 62

Gambar 3. 7: Mekanisme Konfirmasi Pembayaran Muslimgaleri.co.id .................... 68

Gambar 4. 1: Foto Produk Muslimgaleri.co.id .......................................................... 76

Gambar 4. 2: Informasi Produk Muslimgaleri.co.id .................................................. 77

Gambar 4. 3: Form Pengaduan Muslimgaleri.co.id .................................................. 78

Gambar 4. 4: Testimonial Pelayanan Customer Service Muslimgaleri.co.id ............ 88

Gambar 4. 5: Mekanisme "Add to Chart" dan Proses “Check Out” ....................... 105

Page 11: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang sejalan dengan

perkembangan zaman. Perkembangan tersebut telah membawa perubahan besar

terhadap pola hidup manusia. Mulai dari bidang sosial, budaya dan juga

ekonomi. Masyarakat telah meninggalkan cara-cara tradisional dan memilih cara

yang lebih efisien dengan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, termasuk

dalam jual beli yang sering disebut jual beli online.

Perkembangan teknologi informasi tersebut memacu suatu cara baru dalam

kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti

ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai

kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai

huruf yang dimulai dengan awalan seperti e-commerce, e-gornment, e-library, e-

medicine, e-laboratory, e-biodiversity dan lainnya yang berbasis elektronika.1

Menurut Masri Sunusi fenomena e-commerce di Indonesia sudah ada sejak

lama yaitu sejak tahun 1996. Masri menegaskan bahwa munculnya situs

http//www.sanur.com disinyalir sebagai toko online pertama. Meskipun belum

populer, pada tahun 1996 tersebut bermunculan berbagai situs yang melakukan

e-commerce. Sepanjang tahun 1997-1998 eksistensi e-commerce di Indonesia

sedikit terabaikan karena adanya krisis ekonomi. Namun di tahun 1999 sampai

sekarang kembali menjadi fenomena yang menarik perhatian meski tetap

terbatas hanya pada masyarakat minoritas saja.2

1 Erhans Anggawirya, Internet Sekarang Belajar Sekarang Lancar (Jakarta: PT Ercontara

Rajawali, 2003), h.9. 2 Masri Sanusi, “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen E-Commerce”, Ad Daulah, 1, 2 (Juni,

2013), h.98.

Page 12: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

2

Potensi ekonomi digital lewat bisnis e-commerce sangat berpeluang untuk

berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk

mencapai lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia dituntut untuk menjadi pelaku

bisnis ekonomi digital di kancah dunia. Apalagi, data e-Marketer menyebutkan

jumlah pengguna internet di Indonesia setiap tahun terus bertambah. Pada 2013,

jumlah pengguna internet tercatat 72,8 juta, yang kemudian naik menjadi 102,8

juta di 2016. Di 2017, pengguna internet Indonesia diprediksi mencapai 112,6

juta.3

Masih mengutip e-Marketer, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy

Mizwar dalam liputan6.com mengungkapkan bahwa Indonesia menempati

urutan ke-6 pengguna internet terbanyak dunia. Bahkan Indonesia diproyeksikan

menyalip Jepang ke peringkat lima tahun ini. Deddy Mizwar juga

mengungkapkan bahwa dengan pertumbuhan pengguna internet, Bank

Indonesia memperkirakan ada 24,7 juta orang yang berbelanja online. Nilai

transaksi e-commerce diprediksi mencapai Rp 144 triliun pada 2018, naik dari

Rp 69,8 triliun di 2016 dan Rp 25 triliun di 2014. Selain itu, nilai investasi

teknologi di sektor e-commerce dan teknologi finansial mencapai Rp 22,6

triliun.4 Hal tersebut memberikan gambaran bahwa aktivitas ekonomi digital

berpeluang besar terus berkembang.

Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mencatat, tahun 2017 sebanyak

24,74 juta orang Indonesia membeli produk melalui perdagangan elektronik (e-

commerce) atau online. Tahun ini (2018), transaksi e-commerce diprediksi terus

meningkat hingga 30-50 US$ 5,6 juta. Citibank atau Citi Indonessia

menandatangani kerja sama sistem pembayaran dengan lima perusahaan

3 Muhammad Sufyan Abdurrahman, Transaksi e-Commerce Indonesia Akan Capai Rp 144

Triliun artikel diakses pada 11 Mei 2018 dari https://www.liputan6.com/tekno/read/3057134/2018-

transaksi-e-commerce-indonesia-akan-capai-rp-144-triliun. 4 Ibid.

Page 13: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

3

perdagangan berbasis elektronik (e-commerce) yaitu Blibli.com, Bukalapak.com,

Lazada.co.id, Shopee.co.id dan Tokopedia.com.5

Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah telah

mendorong peningkatan konektivitas internet serta penggunaan smartphone. Hal

ini turut mendorong perilaku berkonsumsi via internet. Berikut data hasil sebuah

penelitian yang dirilis oleh statista mengenai nilai transaksi e-commerce di

Indonesia:

Diagram 1. 1: Nilai Transaksi E-Commerce di Indonesia

Sumber: Statista The Statistics Portal

Berdasarkan diagram di atas nilai penjualan ritel e-commerce Indonesia di

tahun 2016 mencapai 5.65 milyar USD, atau meningkat sebesar 23%. Dan

diprediksikan akan meningkat setiap tahunnya.6 Menurut PFS, sebuah lembaga

konsultan e-commerce global, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu pasar

e-commerce dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik di tahun-

5 Fery E, Citibank; E-Commerce Dorong Transaksi Kredit, Koran Tempo, (Jakarta), 07 Maret

2018 Edisi Nomor 5779, h.10. 6 Sita Wardhani, “Perkembangan E-Commerce di Indonesia”, artikel diakses pada 24 Januari

2018 dari http://validnews.co/Perkembangan-E-commerce-di-Indonesia--1--YXAiJ.

Page 14: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

4

tahun mendatang. Di tahun 2018, pasar diperkirakan akan meningkat lebih dari

239%, dengan total penjualan sekitar $11 miliar.7

Transksi online seperti ini di satu sisi menguntungkan konsumen, karena

kebutuhan terhadap barang dan/atau jasa yang diinginkan telah terpenuhi. Tetapi

bukan berarti tidak menimbulkan beberapa masalah. Seperti yang diungkapkan

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Solo selama kurun waktu 1-17

Januari 2018 telah menerima 51 laporan kasus penipuan secara online. Modus

pelaku yang sering ditemukan adalah menawarkan produk dengan harga promo

murah atau diskon. Modus lainnya, pelaku usaha memasarkan produk melalui

website jual beli secara online atau akun media sosial (medsos). Setelah

konsumen tertarik membeli barang kemudian mentransfer uang, barang tidak

kunjung dikirim.8

Jika ditelaah dari beberapa kasus tersebut, muncul beberapa masalah hukum

yang menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak konsumen berdasarkan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu Pasal 4

yaitu “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi

barang dan/atau jasa”, “hak untuk mendapat ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau

tidak sebagaimana mestinya”.

Transaksi jual beli yang menggunakan media elektronik tersebut merupakan

salah satu fenomena muamalah dalam bidang ekonomi. Namun, karena

perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat tidak selalu bersifat positif,

maka diperlukan suatu prinsip dan kaidah-kaidah yang dijadikan patokan untuk

mengantisipasi pengaruh nilai-nilai negatif yang terkandung didalamnya. Begitu

pula dalam permasalahan muamalah, prinsip dan kaidah-kaidah baik yang

7Ibid.

8 Muhammad Ismail, “17 Hari Pertama 2018, Polresta Terima 51 Laporan Penipuan Jual-Beli

Online”, artikel diakses pada 24 Januari 2018 dari http://www.solopos.com/2018/01/19/penipuan-

solo-17-hari-pertama-2018-polresta-terima-51-laporan-penipuan-jual-beli-online-886505.

Page 15: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

5

berasal dari Al-Qur‟an, Al-Hadist, atau dari sumber hukum syariah lainnya harus

diperhatikan dan dijadikan dasar hukum dalam mengembangkan jenis-jenis

muamalah agar tercapainya maqasidu asy-syariah itu sendiri.9

Seperti dijelaskan di dalam QS. An-Nisaa‟ Ayat (04): 29:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.” (QS. An-Nisaa‟/4: 29)

Pada ayat tersebut jelas bahwa Islam telah memberikan arahan yang jelas

dalam bermuamalah yang baik, yakni didasari atas suka sama suka dan tidak

dengan jalan yang bathil (tidak benar). Hal ini menunjukkan bahwa kejujuran

bertransaksi dalam Ekonomi Islam merupakan elemen prinsip yang sangat

penting.

Data hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Galih Setiyo Budhi

menunjukan bahwa Lazada Indonesia mampu menjadi perusahaan belanja online

terbesar di Indonesia dengan berbagai kelebihan pelayanan maupun jaminan

keamanan transaksi. Sehingga jika melihat kesuksesan yang diraih oleh Lazada

kita dapat disimpulkan bahwa system e-commerce yang dibawa oleh perusahaan

rocket internet dengan anak perusahannya yaitu Lazada sangat diminati oleh

para konsumen. Namun, Lazada juga masih memliki beberapa kelemahan,

9 AH Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h.16.

Page 16: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

6

diantaranya mengenai security system, dengan masih banyaknya konsumen yang

mengalami penipuan.10

Perlindungan konsumen merupakan konsekuensi dan bagian dari kemajuan

teknologi dan industri. Namun sudah sejak lama konsumen tidak mendapat

perlindungan yang wajar. Bahkan kerap kali menjadi objek semata bagi

pencarian keuntungan pelaku usaha. Selaku pengguna barang dan/atau jasa,

konsumen pada umumnya berada dalam posisi yang jauh lebih lemah

dibandingkan dengan pelaku usaha. Bagaimanapun, pengusaha memiliki daya

dan dana yang dapat membentuk opini atau image atas satu produk, dimana pada

gilirannya sangat jauh berbeda dengan harapan (ekspetasi) konsumen. Bahkan

lebih jauh, bertentangan secara diametral dengan apa yang diharapkan konsumen

atas suatu produk.11

Wenjing Duan, Bin Gu dan Andrew B. Whinston seperti dikutip Iman

Sjahputra menjelaskan tiga akibat nyata bagi konsumen, pertama, konsumen

selalu dihadapkan pada kondisi yang tidak pasti akibat tidak dapat menilai

kualitas riil produk yang dijual dalam pasar online. Kedua, karena antara penjual

dan pembeli tidak saling bertemu, yang mengakibatkan minimnya proses

interaksi mereka. Ketiga, transaksi elektronik adalah transaksi yang berisiko

tinggi karena kebijakan legislasi yang mengatur transaksi tersebut masih sangat

terbatas.12

Mengingat pertumbuhan e-commerce yang pesat tersebut, aturan terkait e-

commerce telah banyak diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Internet dan Transaksi Elektronik (UU ITE) sebagaimana diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-

10 Galih Setiyo Budhi, “Analisis Sistem E-Commerce Pada Perusahaan Jual Beli Online Lazada

Indonesia”, Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), 2, 1 (Mei, 2016),

h.12. 11

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Pemberdayaan Hak-Hak Konsumen di

Indonesia (Jakarta: Direktorat Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan dalam Negeri

Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Yayasan Gemainti, 2001), h. 28. 12

Iman Sjahputra, Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektonik, (Bandung: PT Alumni,

2010), h.130-131.

Page 17: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

7

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Internet dan Transaksi Elektronik

merupakan dasar hukum bagi konsumen dalam melakukan transaksi e-

commerce. Perdagangan melalui sistem elektronik kemudian diatur pada

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Dan Kementrian

Kominfo mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP

PSTE). Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen (UUPK), terdapat hak-hak dasar konsumen yang harus

dilindungi berlaku pula bagi konsumen pengguna transaksi e-commerce, salah

satunya adalah kepastian hukum.

Faktanya, walaupun sudah ada undang-undang yang mengatur masalah

perdagangan secara e-commerce. Namun, dalam penjelasan umum UUPK faktor

yang sering terjadi dalam eksploitasi konsumen e-commerce adalah minimnya

pengetahuan konsumen akan kesadaran hukum atas hak konsumen, selain itu

persepsi masyarakat bahwa urusan hukum akan sangat membuat bertambahnya

rumit urusan, tidak ada jaminan bahwa jika diklaimkan urusan konsumen akan

selesai sesuai dengan harapan. Hal ini membuat transaksi e-commerce seperti

jalan di tempat.13

Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Belly Riawan dan I

Made Mahartayasa pun mengidentifikasi bahwa kegiatan e-commerce cenderung

menimbulkan permasalahan hukum salah satunya penipuan yang dilakukan

pelaku usaha jual beli online oleh karena itu perlu adanya kepastian hukum

terhadap perlindungan bagi konsumen yang melakukan transaksi online.14

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka menjadi dasar

penulis untuk menganalisis upaya perlindungan konsumen dalam transaksi e-

commerce dengan melihat langsung implementasinya pada situs

13

Ambar Wariati dan Nani Irma Susanti, “E-Commerce dalam Perskpektif Perlindungan

Konsumen”, Pro-Bank Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1, 2 (November, 2014), h.2. 14 Belly Riawan dan I Made Mahartayasa, “Perlindungan Konsumen dalam Kegiatan Transaksi

Jual Beli Online di Indonesia”, Kertha Semaya, 03, 01, (Januari, 2015), h.34.

Page 18: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

8

muslimgaleri.co.id yang merupakan salah satu situs belanja online, dengan

melihat berdasarkan perspektif Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 dan

Hukum Ekonomi Syariah. Penulis akan melakukan pembahasan dan penulisan

skripsi yang berjudul “Perlindungan Konsumen dalam Transaksi E-

commerce pada Situs Muslimgaleri.co.id berdasarkan Perspektif Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan

Hukum Ekonomi Syariah”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang

dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana posisi konsumen dalam transaksi e-commerce?

b. Bagaimana hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak

yang terlibat dalam transaksi e-commerce?

c. Bagaimana perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce

menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen?

d. Bagaimana perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce

menurut Hukum Ekonomi Syariah?

e. Sejauh mana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah diterapkan

dalam mekanisme transaksi e-commerce pada situs

muslimgaleri.co.id?

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas serta menjaga

kemungkinan penyimpangan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan batasan dengan fokus analisis pada perlindungan konsumen

dalam transaksi e-commerce berdasarkan perspektif Undang-Undang

Page 19: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

9

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum

Ekonomi Syariah dengan menganalisis salah satu situs e-commerce yaitu

situs muslimgaleri.co.id dan fokus pada aspek konsumen akhir menurut

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

3. Perumusan Masalah

Rumusan Masalah tersebut penulis rinci dalam bentuk pernyataan

penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce

menurut perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah?

b. Sejauh mana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah diterapkan

dalam mekanisme transaksi e-commerce pada situs

muslimgaleri.co.id?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. Membandingkan perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce

menurut perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah.

c. Menganalisis sejauh mana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi dalam

mekanisme transaksi e-commerce pada situs muslimgaleri.co.id.

2. Manfaat Peneltian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pemahaman

tentang upaya-upaya dan perlindungan konsumen yang diberikan

muslimgaleri.co.id melalui sudut pandang Undang-Undang Nomor 8

Page 20: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

10

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi

Syariah.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, penelitian ini dapat digunakan untuk melatih

kemampuan penulis dalam melakukan penelitian dan mengetahui

lebih jauh tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap

konsumen transaksi e-commerce jika terjadi kecacatan.

2) Bagi mahasiswa, ikut serta menambah khasanah keilmuan

mengenai bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen

transaksi e-commerce menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi

Syariah.

3) Bagi lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah

satu bahan pertimbangan ataupun referensi dalam menciptakan

karya-karya ilmiah bagi seluruh civitas akademika di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

4) Bagi pihak muslimgaleri.co.id, kegiatannya diharapkan sejalan

dengan aturan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah.

5) Bagi masyarakat, kajian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan masyarakat dalam kesadarannya baik memperolah

hak-hak sebagai konsumen dan produsen maupun kewajiban kedua

belah pihak tersebut dalam transaksi e-commerce menurut Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan

Hukum Ekonomi Syariah.

Page 21: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

11

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian yuridis

normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang

meletakkan hukum sebagai bangunan sistem norma.15

Sehingga penelitian

hukum normatif menjadikan sistem norma sebagai pusat kajiannya. Dalam

kaitannya dengan penelitian ini penulis menggunakan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum

Ekonomi Syariah sebagai pusat kajiannya.

Penulis juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, karena melihat

bagaimana pelaksanaan norma-norma hukum tersebut di lapangan.16

Untuk mendukung perkembangan ilmu hukum, tidak cukup hanya

dilakukan dengan melakukan studi mengenai sistem norma saja. Karena

hukum yang pada kenyataannya dibuat dan diterapkan oleh manusia yang

hidup dalam masyarakat.17

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, adalah

penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau

komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asusmsi dasar dan

aturan berpikir yang digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan

berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam

pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan

argumentasi.18

Penelitian kualitatif ini cenderung menggunakan analisis.

15

Mukti Fajar Nur Dewata, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris (Yogyakarta:

Pustaka Pelajarm 2015), h.34. 16

Tommy Hendra Purwakarta, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Atma Jaya,

2007), h.29. 17

Mukti Fajar, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, h.44 18

M.Hariwijaya, Metodologi dan Penulisan SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI untuk Ilmu

Sosial dan Humaniora (Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2007), h.46.

Page 22: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

12

3. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh.19

Adapun sumber data yang digunakan dalam kajian ini adalah

sumber data primer dan sekunder.

a. Sumber data primer, yaitu bahan pustaka yang berisikan pengetahuan

ilmiah yang baru atau mutakhir, ataupun pengertian baru tentang fakta

yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan (idea). Bahan

tambahan dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber

dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.20

Al-Qur‟an tafsir-

tafsirnya dan As-Sunnah, serta aturan lainnya yang berkaitan tentang

perlindungan konsumen e-commerce. Dan data yang bersumber dari

pihak-pihak yang terkait dalam transaksi e-commerce langsung,

seperti: pelaku usaha dan konsumen e-commerce.

b. Sumber data sekunder yaitu bahan pustaka yang berisikan informasi

tentang bahan primer. Sumber data sekunder terdiri atas berbagai

macam, dari surat-surat pribadi, kitab harian, notula rapat

perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi

pemerintah.21

Dalam sumber data sekunder ini yang ada kaitannya

dengan pembahasan peneliti tentang perlindungan konsumen dalam

transaksi e-commerce juga menggunakan data sekunder yang didapat

dari website muslimgaleri.co.id.

4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan

atau library research serta penelusuran dokumen. Dokumentasi, dari asal

katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Studi dokumentasi

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), h. 107 20

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.

159 21

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 143.

Page 23: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

13

merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek

penelitian.22

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, jurnal-jurnal, dokumen, peraturan-

peraturan, catatan harian, dan sebagainya. Data-data yang dicari dalam

pengumpulan data ini adalah data-data yang ada kaitannya dengan

perlindungan hukum konsumen dalam transaksi e-commerce.

Studi dokumen dipergunakan untuk mencari data sekunder, dan untuk

mendapatkan data primer peneliti menggunakan wawancara dan/atau

pengamatan.23

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.24

Untuk mendapatkan informasi yang obyektif dalam

penyusunan skripsi ini, maka penyusun melakukan wawancara dengan

pemilik atau pelaku usaha Muslim Galeri secara langsung. Sehingga data

yang didapat autentik dan obyektif.

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah penulis menemukan bahan hukum kemudian diolah,

dilakukan analisis terhadap bahan hukum tersebut yang akhirnya diketahui

bagaimana hasil dari analisis perlindungan konsumen dalam transaksi e-

commerce berdasarkan perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Ekonomi Syariah.

6. Metode Analisis Data

Data yang di dapat akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu

metode analisis data dengan mengelompokkan dan menyeleksi data yang

22

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula

(Yogyakata: Gadjah Mada University Press, 2012), h.100. 23

Sri Mamudji dkk, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum (Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), h.6. 24

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h.72.

Page 24: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

14

diperoleh dari penelitian sebelumnya menurut kualitas dan kebenarannya.

Kemudian dianalisis dan ditafsirkan secara logis dan sistematis dengan

menggunakan metode ini diperoleh kesesuaian antara ketentuan-ketentuan

yang mengatur mengenai perlindungan konsumen dalam transaksi e-

commerce. Atas dasar pembahasan dan analisis ditarik kesimpulan untuk

menjawab permasalahan yang ada.

Analisis data dimulai dari tahap pengumpulan data sampai tahap

penulisan laporan. Analisis kualitatif disebut juga analisis berkelanjutan

(ongoing analysis).25

7. Teknik Penulisan

Teknik penulis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

pedoman penulisan skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini penulis membagi menjadi

lima bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini merupakan suatu pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub,

yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan mengawali dengan pemaparan konsep dan

menguraikan tentang teori-teori berdasarkan yang relevan berdasarkan tinjauan

pustaka dan literatur mengenai tinjauan perlindungan konsumen dalam

perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 (UUPK) dan Hukum Ekonomi

25

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), h. 176.

Page 25: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

15

Syariah, dan tinjauan mengenai transaksi e-commerce. Serta dibahas pula review

dari studi terdahulu.

BAB III PROFIL SITUS MUSLIMGALERI.CO.ID

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai obyek penelitian yang sedang diteliti

secara terperinci yaitu profil situs transaksi e-commerce muslimgaleri.co.id.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini penulis menguraikan hasil dari penelitian dan hasil dari analisa data yang

telah diperoleh yaitu menganalisa data mengenai sejauh mana penerapan

perlindungan konsumen e-commerce pada situs muslimgaleri.co.id berdasarkan

perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 (UUPK) dan Hukum Ekonomi

Syariah.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan berupa jawaban-jawaban

dari permasalahan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, merujuk

pada sebuah saran sehingga dapat diambil manfaat dari penelitian.

Page 26: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konsep

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

menjadi pedoman utama mengenai perlindungan konsumen termasuk dalam hal

ini transaksi e-commerce. Transaksi dengan menggunakan media elektronik

(online contract) sebenarnya adalah hubungan hukum yang dilakukan secara

elektronik dengan memadukan jaringan internet. Konsumen e-commerce

memiliki risiko yang lebih besar dari pada pelaku usaha sebagai pihak yang

memiliki keleluasaan untuk menentukan segala macam kepentingannya.

Setiap pelaku usaha atau produsen tidak akan dapat eksis tanpa konsumen

yang menyerap produk sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, harus dijaga

keseimbangan atau kepentingannya yang saling berhadapan. Perlindungan

hukum terhadap konsumen e-commerce pada dasarnya merupakan bagian

penting dalam ekonomi pasar. Pelaku usaha dalam bertindak dan berhubungan

dengan pihak-pihak yang bersinggungan dengan kepentingan bisnisnya tentu

harus mempunyai tanggung jawab. Salah satunya tanggung jawab pelaku usaha

dengan konsumen dalam melakukan hubungan hukum. Demi kelancaran

hubungan hukum tersebut perlu diterapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku

agar hukum tersebut dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan teratur serta

mempunyai kepastian hukum.

Data yang diambil dengan menganalisis berdasarkan perspektif Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum

Ekonomi Syariah. Dengan demikian diketahui sejauh mana penerapan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum

Ekonomi Syariah pada situs muslimgaleri.co.id telah sesuai atau yang belum

terpenuhi.

Page 27: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

17

Agar memudahkan pemahaman dan tidak terjadi kekaburan atau kerancuan

dalam memahami judul skripsi, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang

terdapat dalam judul ini sebagai berikut:

1. Perlindungan Konsumen

Istilah “hukum konsumen” dan “hukum perlindungan konsumen” sudah

sangat sering terdengar. Namun, belum jelas benar apa saja yang masuk ke

dalam materi keduanya.

Ada juga yang berpendapat, hukum perlindungan konsumen merupakan

bagian dari hukum konsumen yang lebih luas itu Az. Nasution seperti dikutip

Celina Tri Siwi Kristiyanti berpendapat bahwa hukum perlindungan

konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat mengatur, dan

juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Adapun

hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah hukum

yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain

berkaitan dengan barang dan/atau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.1

Jadi hukum konsumen berskala lebih luas meliputi berbagai aspek hukum

yang terdapat kepentingan konsumen di dalamnya.

Sedangkan perlindungan konsumen menurut UUPK adalah “segala upaya

yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan

kepada konsumen.”2

2. Konsumen

Konsumen adalah “setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

1 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),

h.13-14. 2Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 1

Ayat 1.

Page 28: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

18

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”3

Susanti Adi Nugroho mendefinisikan konsumen adalah setiap orang yang

mendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan untuk tujuan tertentu.4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumen adalah orang yang

memakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dan

sebagainya).5

3. Transaksi E-commerce

Transaksi e-commerce adalah didefinisikan sebagai proses pembelian,

penjualan, mentransfer atau bertukar produk, jasa atau informasi melalui

jaringan komputer melalui internet.6

4. Muslimgaleri.co.id

Muslimgaleri.co.id adalah salah satu situs jual beli online yang menjual

berbagai produk busana muslim.

5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah ketentuan dan peraturan

negara tentang perlindungan konsumen.

6. Hukum Ekonomi Syariah

Hukum Ekonomi Syariah adalah adalah norma hukum yang berkaitan

dengan ekonomi syariah, yakni peraturan tentang ekonomi syariah yang

dibuat oleh pejabat yang berwenang untuk mengatur masyarakat dan bagi

yang melanggar jelas mendapatkan sanksi.7

3Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 1

Ayat 2. 4 Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen ditinjau dari Hukum Acara

Serta Kendala Implementasinya (Jakarta: Kencana, 2009), h.62 5 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern

English Press, 2002), h.766. 6 Mahir Pradana, “Klasifikasi Jenis-Jenis Bisnis E-Commerce di Indonesia”, Jurnal Neo-Bisnis,

9, 2 (Desember, 2015), h. 34. 7 Mohamad Nur Yasin, “Perbandingan Green Konstitusi, Green Ekonomi, dan Hukum

Ekonomi Syariah di Indonesia”, Jurnal Asy-Syir‟ah, 50, 01 (Juni, 2016), h. 123.

Page 29: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

19

Dengan adanya penegasan konseptual tersebut, digunakan untuk mendasari

teori dalam penelitian yang akan penulis susun tentang bagaimana pandangan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan

Hukum Ekonomi Syariah mengenai perlindungan konsumen dan pengaplikasian

mekanisme transaksi e-commerce pada situs muslimgaleri.co.id.

B. Kajian Teoretis

1. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999

a. Pengertian Perlindungan Konsumen

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1,

perlindungan konsumen mempunyai arti “segala upaya yang menjamin

adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

konsumen.”8

Konsumen adalah “setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.”9

Dalam bukunya, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Abdul R.

Saliman mengemukakan bahwa konsumen adalah pengguna akhir (find

user) dari suatu produk, yaitu setiap pemakai barang/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 1

Ayat 1. 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 1

Ayat 2.

Page 30: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

20

orang lain, maupun makhluk hidup lain, dan tidak untuk

diperdagangkan.10

Dengan demikian, konsumen dalam hal ini yaitu bisa peorangan

ataupun sekelompok masyarakat yang membutuhkan barang dan/atau

jasa untuk mereka konsumsi, atau dengan kata lain barang dan/atau jasa

itu tidak untuk diperdagangkan.

Menurut Penjelasan Pasal 1 Angka (2) UUPK disebutkan bahwa di

dalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan

konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat

akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen

yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi

suatu produk lainnya. Pengertian konsumen dalam undang-undang ini

adalah konsumen akhir.11

Sedangkan pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau

badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan

hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun

bersamasama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha

dalam berbagai bidang ekonomi.12

Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan dari

kegiatan bisnis yang sehat. Dalam kegiatan bisnis yang sehat terdapat

keseimbangan perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen.

Tidak adanya perlindungan konsumen yang seimbang menyebabkan

konsumen berada pada posisi lemah. Lebih-lebih jika produk yang

dihasilkan oleh produsen merupakan jenis produk yang terbatas,

produsen dapat menyalahgunakan posisinya yang monopolistis tersebut.

Hal itu tentu saja merugikan konsumen.13

10

Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan:Teori dan Contoh Kasus (Jakarta:

Kencana, 2014), h.214. 11

Penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK), Pasal 1 Angka 2. 12

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 1

Ayat 3. 13

Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsumen di Indonesia (Jakarta: Rajawali

Pers, 2011), h.4.

Page 31: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

21

Sedangkan menurut Bussines English Dictionary, perlindungan

konsumen adalah protecting consumers againts unfair or illegal traders.

Artinya: Melindungi konsumen terhadap pedagang yang tidak adil

atau ilegal.

Adapun Black‟s Law Dictionary mendefinisikan a statute that

safeguards consumers in the use goods and services.

Artinya: Undang-undang yang melindungi konsumen dalam

penggunaan barang dan jasa.

Perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen

dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang

merugikan konsumen itu sendiri.14

Cakupan perlindungan konsumen itu dapat dibedakan dalam dua

aspek, yaitu:15

1) Perlindungan terhadap kemungkinan barang yang diserahkan kepada

konsumen tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati.

2) Perlindungan terhadap diberlakukannya syarat-syarat yang tidak adil

kepada konsumen.

Kemudian muncul kerangka umum tentang sendi-sendi pokok

pengaturan perlindungan konsumen yang kurang lebih bisa dijabarkan

sebagai berikut:16

1) Kesederajatan antara konsumen dan pelaku usaha.

2) Konsumen mempunyai hak.

3) Pelaku usaha mempunyai kewajiban.

4) Pengaturan tentang perlindungan konsumen berkontribusi pada

pembangunan nasional.

5) Perlindungan konsumen dalam iklim bisnis yang sehat.

6) Keterbukaan dalam promosi barang atau jasa.

14

Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, h.21-22. 15

Ibid. 16

Happy Sutanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan (Jakarta: Visimedia, 2008), h.4.

Page 32: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

22

7) Pemerintah perlu berperan aktif.

8) Masyarakat juga perlu berperan serta.

9) Perlindungan konsumen memerlukan terobosan hukum dalam

berbagai bidang.

10) Konsep perlindungan konsumen memerlukan pembinaan sikap.

Perlindungan konsumen ini merupakan kewajiban negara dalam

melindungi masyarakat demi mendapatkan keadilan. Keadilan

merupakan bagian wajib negara dalam melindungi warga negaranya.

Dengan demikian perlindungan konsumen dapat memberikan

perlindungan hukum sebagai negara hukum kepada masyarakat dalam

menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

b. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha

1) Hak dan Kewajiban Konsumen

Bob Widyahartono menyebutkan bahwa deklarasi tersebut

menghasilkan empat hak dasar konsumen yang meliputi hak-hak

sebagai berikut:

a) Hak untuk mendapat atau memperoleh keamanan (The right to be

secured)

Setiap konsumen berhak mendapatkan perlindungan atas

barang/jasa yang dikonsumsi. Misalnya konsumen merasa aman

jika produk makanan atau minuman yang dikonsumsinya dirasa

aman bagi kesehatan. Artinya, produk makanan tersebut memenuhi

standar kesehatan, gizi, dan sanitasi, serta tidak mengandung bahan

yang membahayakan jiwa manusia. Di Amerika Serikat, hak ini

merupakan hak tertua yang tidak kontroversial karena didukung

oleh masyarakat ekonomi.

Page 33: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

23

b) Hak untuk memperoleh informasi (The right to be informed)

Setiap konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas

dan komprehensif tentang suatu produk barang/jasa yang dibeli

(dikonsumsi). Akses terhadap informasi sangat penting karena

konsumen bisa mengetahui bagaimana kondisi barang/jasa yang

akan dikonsumsi. Jika suatu saat ada risiko negatif dari produk/jasa

yang telah dikonsumsinya, konsumen telah mengetahui hal tersebut

sebelumnya.

c) Hak untuk memilih (The right to choose)

Setiap konsumen berhak memilih barang/jasa dengan harga

yang wajar. Artinya konsumen tidak boleh dalam kondisi tertekan

atau paksaan untuk memilih suatu produk tersebut yang mungkin

bisa merugikan hak-haknya.

d) Hak untuk didengarkan (The Right to be Heard)

Konsumen harus mendapatkan haknya bahwa kebutuhan dan

klaimnya bisa didengarkan, baik oleh pelaku usaha yang

bersangkutan maupun oleh lembaga-lembaga perlindungan

konsumen yang memperjuangkan hak-hak konsumen.17

Setelah itu, perhatian dan keprihatinan terhadap konsumen

sebagai korban, juga dinyatakan dalam Resolusi Perserikatan

Bangsa-bangsa Noor 39/248 Tahun 1985 tentang Perlindungan

Konsumen (Guidelines for Consumer Protection), juga

merumuskan berbagai kepentingan-kepentingan konsumen yang

seyogyanya menurut resolusi itu adalah sebagai berikut:18

a) Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan

dan keamanannya;

17

Ibid. 18

Yusuf Shofie, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2003), h.12-13.

Page 34: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

24

b) Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial

konsumen;

c) Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk

memberikan kemampuan mereka melakukan pilihan yang tepat

sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi;

d) Pendidikan konsumen;

e) Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif;

f) Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau

organisasi lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan

kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya

dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut

kepentingan mereka.

Berikut ini adalah hak dan kewajiban konsumen yang

diberikan/dibebankan oleh UUPK:

a) Hak Konsumen

Menurut ketentuan Pasal 4 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen, konsumen memiliki hak sebagai

berikut:19

(1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan

dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

(2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta

mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai

dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

dijanjikan;

(3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

(4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas

barang dan/atau jasa yang digunakan;

(5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan

upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen

secara patut;

19

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 4.

Page 35: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

25

(6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan

konsumen;

(7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan

jujur serta tidak diskriminatif;

(8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima

tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana

mestinya;

(9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan lainnya.

Dari sembilan butir hak konsumen yang diberikan di

atas, terlihat bahwa masalah kenyaman, keamanan, dan

keselamatan konsumen merupakan hal yang paling pokok

dan utama dalam perlindungan konsumen. Barang dan/atau

jasa yang penggunanya tidak memberikan kenyamanan,

terlebih lagi yang tidak aman atau membahayakan

keselamatan konsumen jelas tidak layak untuk diedarkan

dalam masyarakat.20

Selanjutnya, untuk menjamin bahwa

suatu barang/atau jasa dalam penggunaannya akan nyaman

aman maupun tidak membahayakan konsumen penggunanya,

maka konsumen diberikan hak untuk memilih barang

dan/atau jasa yang dikehendakinya berdasarkan atas

keterbukaan informasi yang benar, jelas, dan jujur. Jika

terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak

untuk didengar memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan

yang adil, kompensasi sampai ganti rugi.21

b) Kewajiban Konsumen

Selain memperoleh hak tersebut, sebagai balance,

konsumen juga diwajibkan untuk:22

20

Abdul Halim Barkatullah, Hak-Hak Konsumen (Bandung: Nusa Media, 2010), h.34. 21

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.30. 22

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 5.

Page 36: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

26

(1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan

prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau

jasa, demi keamanan dan keselamatan;

(2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian

barang dan/atau jasa;

(3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

(4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa

perlindungan konsumen secara patut.

2) Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

a) Hak Pelaku Usaha

Untuk menciptakan kenyamanan berusaha bagi para

pelaku usaha dan sebagai keseimbangan atas hak-hak yang

diberikan kepada konsumen, kepada para pelaku usaha

diberikan hak untuk:23

(1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan

kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang

dan/atau jasa yang diperdagangkan;

(2) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan

konsumen yang beritikad tidak baik;

(3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di

dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;

(4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti

secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak

diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

(5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan lainnya.

b) Kewajiban Pelaku Usaha

Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari hak konsumen yang

telah disebutkan pada uraian terdahulu, maka kepada pelaku

usaha dibebankan pula kewajiban-kewajiban sebagai berikut:24

(1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

(2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur

mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta

23

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 6. 24

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 7.

Page 37: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

27

memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan

pemeliharaan;

(3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara

benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

(4) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi

dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar

mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

(5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji,

dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta

memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat

dan/atau yang diperdagangkan;

(6) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian atas kerugian akibat penggunaan,

pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

(7) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian

apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau

dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Jika disimak baik-baik, jelas bahwa kewajiban-kewajiban

tersebut merupakan manifestasi hak konsumen dalam sisi lain

yang “ditargetkan” untuk menciptakan “budaya” tanggung

jawab pada diri para pelaku usaha.

c. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

1) Asas Perlindungan Konsumen

Upaya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada

sejumlah asas dan tujuan yang telah diyakini bisa memberikan arahan

dalam implementasinya di tingkatan praktis. Dengan adanya asas dan

tujuan yang jelas, hukum perlindungan konsumen memiliki dasar

pijakan yang benar-benar kuat.

Asas-asas hukum merupakan fondasi suatu undang-undang dan

peraturan-peraturan pelaksanaannya, bila asas-asas dikesampingkan,

Page 38: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

28

maka runtuhlah bangunan undang-undang itu dan segenap peraturan

pelaksanaanya.25

Berdasarkan UUPK Pasal 2, ada lima asas perlindungan

konsumen:26

a) Asas Manfaat

Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala

upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus

memberikan manfaat sebesar besarnya bagi kepentingan

konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

b) Asas Keadilan

Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan.

c) Asas Keseimbangan

Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan

keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan

pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual.

d) Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada

konsumen dalam penggunaaan, pemakaian, dan pemanfaatan

barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

e) Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha

maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan

dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara

menjamin kepastian hukum.

2) Tujuan Perlindungan Konsumen

Dalam UUPK Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan perlindungan

konsumen sebagai berikut:27

a) Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian

konsumen untuk melindungi diri;

b) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau

jasa;

c) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,

menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

25

Yusuf, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi, h.25. 26

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 2. 27

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 3.

Page 39: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

29

d) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung

unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses

untuk mendapatkan informasi;

e) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha;

f) Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Untuk mewujudkan tujuan UUPK, pemerintah bertanggung jawab

atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen (Pasal 29

Ayat (1) UUPK), dalam hal ini Menteri yang ruang lingkup tugas dan

tanggung jawabnya meliputi bidang perdagangan dan/atau Menteri

Teknis terkait lainnya (Pasal 29 Ayat (2) jo Pasal 1 butir 13 UUPK).28

Pembinaan penyelenggaraan dilakukan melalui upaya (Pasal 29 Ayat

(4) UUPK sebagai berikut:

a) Terciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang sehat

antara pelaku usaha dan konsumen.

b) Berkembanganya lembaga perlindungan konsumen swadaya

masyarakat.

c) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta meningkatnya

kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perlindungan

konsumen.29

d. Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Di samping adanya hak dan kewajiban yang perlu diperhatikan

oleh pelaku usaha, ada juga tanggung jawab yang harus dipikulnya.

Tanggung jawab tersebut merupakan bagian dari kewajiban yang

mengikat kegiatan mereka dalam berusaha. Tanggung jawab ini juga

disebut dengan istilah product liability (tanggung gugat produk).

Product liability adalah suatu tanggung jawab secara hukum dari

orang/badan yang menghasilkan suatu produk (producer, manufacturer),

28

Yusuf, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi, h.31. 29

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 29

Ayat 4.

Page 40: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

30

dari orang/badan yang bergerak dalam suatu proses untuk menghasilkan

suatu produk (processor, asembler) atau mendistribusikan (seller,

distributor) produk tersebut.30

Inti dari pengertian tersebut bahwa pelaku usaha bertanggung

jawab atas segala kerugian yang timbul dari hasil produk/jasanya.

Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen Pasal 19 Ayat 1, pelaku usaha

bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,

atau kerugian yang diderita konsumen akibat mengonsumsi barang/jasa

yang dihasilkan atau diperdagangkan.

Perlindungan konsumen merupakan wujud tanggung jawab dari

pelaku usaha. Secara umum dikenal prinsip-prinsip tanggung jawab

dalam hukum dapat dibedakan dengan dasar sebagai berikut:31

1) Kesalahan (liability based on fault), prinsip yang menyatakan

seseorang baru dapat dimintakan pertanggung jawabannya secara

hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.

2) Praduga selalu bertanggung jawab (presumption of liability), prinsip

yang menyatakan tergugat selalu dianggap bertanggung jawab,

sampai dapat membuktikan dia tidak bersalah.

3) Praduga selalu tidak bertanggung jawab (presumption of nonliability),

adalah kebalikan dari prinsip kedua, prinsip ini hanya dikenal dalam

lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas, dan pembatasan

demikian secara common sense dapat dibenarkan.

4) Tanggung jawab mutlak (strict liability), adalah prinsip tanggung

jawab yang menetapkan kesalahan bukan sebagai faktor yang

menentukan. Namun ada pengecualian yang memungkinkan untuk

dibebaskan dari tanggung jawab, seperti keadaan force majeur

(keadaan memaksa).

30

Happy, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, h.36-37. 31

Celina, Hukum Perlindungan Konsumen, h. 92.

Page 41: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

31

5) Pembatasan tanggung jawab (limitation of liability), adalah prinsip

yang sangat disukai pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai klausula

eksonerasi32

dalam perjanjian standar yang dibuatnya.

Berdasarkan substansi pada Pasal 19 Ayat 1 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen dapat diketahui bahwa tanggung jawab pelaku

usaha, meliputi “tanggung jawab ganti kerugian atas kerusakan; tanggung

jawab ganti kerugian atas pencemaran; tanggung jawab ganti kerugian

atas kerugian konsumen.”33

2. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Ekonomi Islam merupakan sistem yang menyelarasakan antara

maslahat individu dan maslahat umum. Serta merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari konsep Islam yang utuh dan menyeluruh.34

Kemudian

menurut Mannan diungkapkan oleh M. Sholahuddin, Ekonomi Islam adalah

ilmu yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam

persepektif nilai-nilai Islam.35

Islam juga menetapkan adanya keseimbangan antara hak konsumen

dan pelaku usaha dalam jual beli. Perlindungan terhadap konsumen sangat

berkaitan dengan kegiatan bisnis, yakni perdagangan barang dan jasa dalam

lingkup kegiatan ekonomi. Hal ini menjadi penting bagi konsumen

Indonesia yang mayoritas beragama Islam, dengan demikian kegiatan

32

Rikjen dalam buku Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di

Indonesia, mengatakan bahwa klausul eksnonerasi adalah klausul yang dicantumkan dalam suatu

perjanjian dengan mana satu pihak menghindarkan diri untuk memenuhi kewajibannya membayar

ganti rugi seluruhnya atau terbatas, yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melawan hukum. 33

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 19

Ayat 1. 34

Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung, Referensi Ekonomi Syariah: Ayat-Ayat Al-Qur‟an yang

Berdimensi Ekonomi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.33 35

M.Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.4.

Page 42: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

32

tersebut harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dalam Hukum Ekonomi

Syariah.

a. Konsep Jual Beli dalam Islam

Secara etimologis jual beli (al buyu‟ jama dari al-bai‟) merupakan

mashdar, padahal mashdar tidak dapat dijamakkan. Tapi kata ini tetap

dijamakkan karena jenisnya yang berbeda-beda. Maknanya secara

etimologis ialah mengambil sesuatu dan menerima sesuatu.36

Adapun

secara terminologis, jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta

dengan cara-cara tertentu yang bertujuan untuk memindahkan

kepemilikan.37

Menurut Pasal 20 Ayat 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, ba‟i

adalah “jual beli antara benda dan benda, atau pertukaran antara benda

dengan uang.”38

Al-Qur‟an menyatakan bahwa kebolehan dari praktik akad jual beli

dijelaskan di dalam QS. An-Nisaa‟/4: 29:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisaa‟/4: 29)

Ayat ini merujuk pada perniagaan atau transaksi-transaksi dalam

muamalah yang dilakukan secara batil. Ayat ini mengindikasikan bahwa

Allah SWT melarang kaum muslimin untuk memakan harta orang lain

36

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.82. 37

Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015), h.12 38

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 20 Ayat 2.

Page 43: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

33

secara batil. Di antaranya melakukan transaksi ekonomi yang

bertentangan dengan syara‟, seperti halnya riba (bunga), transaksi yang

bersifat spekulatif, (maisir39

), ataupun yang mengandung unsur gharar40

,

dan hal lainnya yang dilarang dalam Islam. Ayat ini juga memberikan

pemahaman bahwa upaya untuk mendapatkan harta tersebut harus

dilakukan dengan adanya kerelaan semua pihak dalam transaksi, seperti

kerelaan antara penjual dan pembeli.

Kemudian diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallhu „anhuma, dia

telah berkata:

عي ابي عور قال : ذكر ر جل لر سو ل هللا صلى هللا عليه وآ له وسلن , أه يخد ع

تبامن ل ,, فى البيو ع , فقا هعلمتفق ,,بةخلل:فقل يع ي

“Seorang lelaki menerangkan kepada Rasulullah saw. Bahwasanya

dia selalu ditipu dalam berjual-beli, maka Rasulullah berkata kepada

orang itu: “Kepada mereka yang ingin melakukan transaksi jual beli,

katakanlah: tak ada penipuan”. (H.R. Al-Bukhary dan Muslim; Al-

Muntaqa II: 334).41

Hadist di atas menerangkan bahwa dalam transaksi jual beli harus

didasari kejujuran agar dapat memperoleh keberkatan. Berjual dengan

menipu tidak akan berkat atau tidak mempunyai nilai manfaat apa-apa.

Dalam menetapkan rukun jual beli, para ulama berbeda pendapat.

Menurut Ulama Hanafiyah, rukun jual beli hanya ada dua, yakni ijab dan

qabul, yang dilakukan dengan prinsip adanya kerelaan dari kedua belah

39

Maisir secara harfiah adalah memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras

atau mendapat keuntungan tanpa bekerja. Judi dalam terminologi agama diartikan sebagai suatu

transaksi yang dilakukan oleh 2 (dua) pihak untuk kepemilikan suatu benda atau jasa yang

menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan transaksi tersebut

dengan suatu tindakan atau kejadian tertentu. 40

Gharar (الغرر) menurut M.Ali Hasan artinya keraguan, tipuan atau tindakan yang bertujuan

merugikan pihak lain. 41

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7 (Semarang: PT

Pustaka Rizki Putra, 2001), h.67.

Page 44: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

34

pihak untuk saling menukar kepemilikan, baik berupa ucapan maupun

perbuatan.42

Sedangkan menurut mayoritas ulama, menetapkan rukun jual beli

yaitu:43

1) Aqid (orang yang berakad), yakni penjual dan pembeli.

2) Ma‟qud „alaih (harga atau nilai tukar pengganti barang dan barang

yang dibeli).

3) Sighat (lafadz ijab dan qabul).

Menurut mayoritas ulama, menetapkan bahwa syarat jual beli

sesuai dengan rukun jual beli diatas yakni:

1) Syarat orang yang berakad

a) Berakal dan mumayyiz; tidak sah jual beli yang dilakukan oleh

orang gila, anak kecil dan bodoh.

b) Berjumlah lebih dari dua orang.

2) Syarat ma‟qud‟ alaih (harga atau nilai tukar pengganti barang dan

barang yang dibeli)

1) Barang yang dijual diketahui dengan jelas.

2) Barang yang dijual merupakan benda yang bernilai atau

bermanfaat.

3) Barang yang dijual merupakan hak milik penjual.

4) Barang yang dijual dapat diserahterimakan.

3) Syarat sighat

a) Kecakapan; kedua belah pihak haruslah orang yang cakap dalam

melakukan transaksi.

b) Adanya kesesuaian antara ijab dan qabul.

c) Dilakukan satu tempat.

42

Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada LKS (Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.68-69. 43

Ibid.

Page 45: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

35

b. E-commerce dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Dalam praktiknya e-commerce disamakan dengan transaksi as-

salam dalam hukum perikatan islam. As-salam merupakan istilah dalam

bahasa Arab yang mengandung makna penyerahan. Transaksi al-salam

merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara

tunai/disegerakan tetapi penyerahan barang ditangguhkan.

Landasan hukum diperbolehkannya transaksi bay„ al-salam

sebagaimana terdapat dalam Firman Allah yang berbunyi Q.s. Al-

Baqarah (002): 282:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah

kamu menuliskannya”.

Sebab faktanya salam merupakan utang, sehingga jual beli salam

ini juga tercakup dalam keumuman ayat di atas.

Kemudian legalitas salam ditunjukkan pada hadits Imam Bukhari

dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu „anhuma ia

berkata:

عي عبد هللا بي عباس قل: عليه وسلن الودي ومن يللووى في قدم البي صلى هللا

تيي فقال هي أسلف في تور فليللف في كيل هعلوم ووزى هعلوم والل الثوار الل

إلى أجل هعلوم

“Ketika Nabi shallallahu „alaihi wa sallam tiba di Madinah,

penduduk Madinah menjual buah-buahan dengan pembayaran di muka,

sedangkan buah-buahan yang dijualnya dijanjikan mereka dalam tempo

setahun atau dua tahun kemudian. Maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda, “Barang siapa yang menjual kurma dengan pembayaran

Page 46: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

36

di muka, hendaklah dengan takaran tertentu, timbangan tertentu dan

jangka waktu tertentu.” (HR. Bukhari dan Muslim).44

Hadist tersebut menerangkan bahwa dalam transaksi salam harus

menjelaskan kadar takaran atau timbangannnya. Dan juga ada tempo

waktu yang jelas.

Jadi, salam adalah bagian dari jual beli, maka di dalamnya berlaku

syarat dan ketentuan yang sama dengan jual beli secara umum. Namun, di

dalamnya ditambahkan beberapa hukum, yang khusus untuk salam.

Misalnya, didahulukannya pembayaran harga di majelis akad. Ibn Hajar

berkata, “Mereka sepakat, bahwa untuk salam itu disyaratkan apa saja

yang disyaratkan untuk jual beli.” Ibn Qudamah berkata tentang salam,

“Salam adalah salah satu jenis jual beli. Salam dilakukan dengan apa saja

yang digunakan untuk mengakadkan jual beli, dan dengan lafadz salam

atau salaf. Di dalamnya diakui sejumlah syarat juga diakui dalam jual

beli.”45

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 101 s/d Pasal

103, bahwa syarat ba‟i salam adalah sebagai berikut:

1) Kualitas dan kuantitas barang sudah jelas. Kuantitas barang dapat

diukur dengan takaran, atau timbangan, dan/atau meteran.

2) Spesifikasi barang yang dipesan harus diketahui secara sempurna oleh

para pihak.

3) Barang yang dijual, waktu, dan tempat penyerahan dinyatakan dengan

jelas.

4) Pembayaran barang dapat dilakukan pada waktu dan tempat yang

disepakati.46

Transaksi e-commerce dapat dipersamakan dengan akad salam

dengan melihat bahwa barang yang ditransaksikan belum ada („adam al-

44

Syaikh Al-Hafidzh Taqiyudin Abu Muhammad Abdulghani bin Abdulwahid bin Ali bin

Surur Al-Maqdisi Al-Jumaili Al-Hanbali penerjemah Muhammad Al Fatih dan Arsal Abu Arfan,

Umdatul Ahkam:Matan-Terjemah-Kesimpulan Kumpulan Hadits Hukum Yang Shahih (Sukoharjo: Al

Qowam, 2015), h.287. 45

Hafidz Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman, Bisnis & Muamalah Kontemporer (Bogor:

Al Azhar Publishing, 2015), h.106. 46

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 101-103.

Page 47: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

37

madat) ketika transaksi terjadi. Dalam akad salam calon pembeli

menentukan barang yang akan dibeli dengan menyebutkan spesifikasinya

kepada penyedia barang. Ketika akad terjadi barang yang diinginkan

belum ada di hadapan kedua belah pihak yang bertransaksi namun pihak

penjual mampu menyediakan apa yang dipesan oleh calon pembeli

berdasarkan sifat-sifat yang telah disebutkan dan calon pembeli

menyerahkan pembayaran lebih dahulu. Kemudian barang akan

diserahkan kepada pembeli pada waktu yang telah disepakati.

Tabel 2. 1: Perbedaan Al-Salam dan E-Commerce

No. Transaksi Al-Salam E-commerce

1) Penjual/ Ba ‟i Muslam Ilaih Merchant/Seller

2) Pembeli/ Mustari Rabb al-

Salam/ Muslim

Cardholder/Consumer/

Buyer

3) Obyek/Barang/

Ma‟qud Alaih

Muslam fihi Comodity

4) Pernyataan/

Sighat

Ijab Qabul Agreement

5) Nilai tukar Ra‟su al-Mal Price/ money

6) Perwakilan Wakil Payment Gateway

Dalam tabel di atas dijelaskan bahwa antara transaksi al-salam

dengan e- commerce terdapat penganalogian/pengqiasan yaitu: a) dalam

pernyataan keduanya mengharuskan adanya kesepakatan, b) dalam

pembayaran, kedua sistem pembayarannya didahulukan.47

Adapun keharaman bisnis online dikarenakan beberapa sebab:

1) Sistemnya haram, seperti money gambling. Sebab judi itu haram baik

di darat maupun di udara (online).

47

Sugeng Santoso, “Sistem Transaksi E-Commerce dalam Perspektif KUH Perdata dan Hukum

Islam”, Ahkam, 4, 2, (November 2016), h.241.

Page 48: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

38

2) Barang/jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang

diharamkan.

3) Karena melanggar perjanjian atau mengandung unsur penipuan.

4) Dan hal lainnya yang tidak membawa kemanfaatan tapi justru

mengakibatkan kemudharatan.48

Kemudian berdasarkan keputusan bahth al-masa‟il49

transaksi e-

commerce hukumnya adalah boleh, dikarenakan dalam transaksi tersebut

telah dijelaskan sifat-sifat dari barang yang diperjualbelikan, telah

diterangkan harga dari barang yang dijualbelikan dan juga terdapat ijab

dan qabul lewat tulisan dalam internet.50

Meski dalam praktiknya e-commerce disamakan dengan transaksi

as-salam yaitu transaksi yang merupakan pembelian barang yang

diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.

Dalam hal ini yang sama hanyalah ketiadaan barang semata, bukan

sistem pembayarannya. Perbedaan yang sangat terlihat dalam hal sistem

pembayaran antara salam dan e-commerce adalah pembayaran pada

salam dilakukan dalam serah terima oleh kedua pihak yang bertransaksi,

sedangkan dalam e-commerce terjadi dengan perantaraan wakil, dalam

hal ini pihak bank sebagai penyedia jasa inkaso atau transfer uang.51

c. Hak-Hak Konsumen dalam Islam

Muhammad dan Alimin mendefiniskan konsumen berangkat dari

pandangan atau konsep Islam terhadap harta, hak dan kepemilikan

48

Runto Hediana dan Ahmad Dasuki Aly, “Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi

Islam”, Al-Mustashfa, 3, 2 (2015), h.47. 49

Bahth al-masa‟il merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata, yaitu bahtsul yang

berarti pembahasan dan masail bentuk jamak dari masalah yang berarti masalah-masalah. Bahth al-

masa‟il adalah salah satu forum diskusi keagamaan dalam organisasi NU untuk merespon dan

memberikan solusi atas problematika aktual yang muncul dalam kehidupan masyarakat. 50

Ahmad Syaichoni, “Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Bay‟ Al-Salam dan E-

Commerce, Ahkam, 3, 2, (November, 2015), h.225. 51

Ratu Maemunah, “Analisa Hukum Islam Terhadap Masalah Perlindungan Konsumen yang

Terjadi atas Jual Beli E-Commerce”, Jurnal Islamiconomic, 6, 1 (Januari-Juni, 2015), h.63-64.

Page 49: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

39

dengan transaksi atau tidak, yang sesuai dengan prinsip-prinsip

perlindungan konsumen dalam Islam. Definisi konsumen tersebut adalah

“setiap orang, kelompok atau badan hukum pemakai suatu harta benda

atau jasa karena adanya hak yang sah, baik ia dipakai untuk pemakai

akhir ataupun untuk proses produksi selanjutnya”.52

Konsumen dalam Hukum Ekonomi Islam tidak hanya terbatas pada

orang perorangan saja, tetapi juga mencakup badan hukum seperti

yayasan, perusahaan atau lembaga tertentu.53

Hukum Ekonomi Islam

tidak membedakan antara konsumen akhir (ultimate consumer) dengan

konsumen antara (intermediate consumer) ataupun konsumen komersial

(commercial consumer). Karena konsumen dalam Islam termasuk semua

pemakai barang dan/atau jasa, baik dipakai langsung habis maupun

dijadikan sebagai alat perantara untuk memproduksi selanjutnya.

Menurut Islam, keadilan ekonomi Islam adalah milik semua orang baik

berkedudukan sebagai individu maupun kelompok atau publik.54

Dalam Islam, konsumen memiliki hak mendasar yang dapat

dipergunakan untuk melindunginya dari transaksi yang merugikan

kepentingan konsumen itu sendiri. Di antara hak yang melekat pada

konsumen tersebut antara lain:

1) Hak untuk mengetahui informasi atas barang dan jasa

Kebenaran dan informasi dari produk yang ditawarkan pihak

produsen harus dijelaskan secara benar. Karena seringkali perusahaan-

perusahaan memberikan gambaran yang terkait produknya dengan

gambaran yang menyesatkan. Dalam hal ini dikenal dengan istilah al-

ghurur, yaitu usaha untuk menggiring opini seseorang dengan cara

yang tidak benar untuk menerima suatu hal yang tidak memberi

52

Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, h.18-20. 53

Ibid. 54

Ibid.

Page 50: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

40

keuntungan disertai rayuan bahwa hal itu menguntungkan. Islam

mencela perbuatan ghurur, atau transaksi yang didasari penipuan.

2) Hak konsumen atas kebebasan memilih

Kebebasan memilih dalam aspek ini adalah hak yang dimiliki

orang yang melakukan perjanjian usaha untuk memilih antara dua hal

yang disukainya, meneruskan perjanjan tersebut atau

membatalkannya. Kebebasan memilih dan saling menerima

merupakan dasar adanya proses transaksi jual beli.

3) Hak konsumen atas penyelesaian sengketa

Penyelesai perselisihan dapat dilaksanakan melalui tiga jalan, yaitu:

a) Perdamaian (Sulhu)

Menurut istilah fiqih adalah menetapkan hukum syara‟ pada

suatu peristiwa atau sengketa untuk menyelesaikannya jenis akad

untuk mengakhir sengketa antara dua pihak yang berselisih.55

b) Arbitrase (Tahkim)

Secara literal adalah mengangkat sebagai wasit atau juru

damai. Sedangkan secara terminologi tahkim berarti penyelesaian

sengketa yang dilakukan hakam atau lembaga hakam yang dipilih

atau ditunjuk secara sukarela oleh dua orang atau lebih yang

bersengketa untuk mengakhiri, dan para pihak akan menaati

penyelesaian oleh hakam atau para hakam yang mereka tunjuk.

c) Proses Peradilan (Al-qadha)

Secara harfiah berarti secara adil dan mengikat, melalui

lembaga peradilan dan orang yang berwenang untuk

menyelesaikan perkara dikenal dengan qadhi (hakim).

Fakta bahwa konsumen memiliki sifat yang dipengaruhi oleh

semangat Islam ternyata memberi pengaruh tertentu terhadap motivasi

55

Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007), h.88.

Page 51: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

41

tersebut. Pertama-tama, konsumen harus puas terhadap kehidupannya

yang mengikuti norma-norma Islam. Konsumen akan menghindarkan

kepuasannya (kepuasan ekonomi) jika kepuasan itu bercabang atau

bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh semangat Islam.56

Konsep Islam menjelaskan perhatian yang seimbang antara

kepentingan materil dan spiritual, pola konsumsi dan perlindungan

konsumen berpijak pada nilai dan prinsip dasar ekonomi Islam yang

menuntut adanya hukum taklifi dan hukum wadh‟i, yang berimpilkasi

pada kepentingan dunia dan ukhrawi.57

Berdasarkan kesimpulan dari diskusi ilmiah “Pengembangan Cyber

Law di Indonesia; Kesiapan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

Mengantisipasi Kegiatan E-commerce di kampus Universitas Padjajaran,

tanggal 3 Juni 2000 yang dikutip Edmon Makarim menjelaskan bahwa

hak-hak konsumen dalam e-commerce yang tergolong riskan adalah

sebagai berikut:58

1. Tidak ada jaminan keselamatan dan keamanan dalam konsumsi

barang dan jasa. Hal ini dikarenakan para konsumen tidak dapat

langsung mengidentifikasi, melihat atau menyentuh barang yang

akan dipesan lewat internet, sebagaimana yang biasa terjadi dalam

transaksi tatap muka di pasar.

2. Tidak ada kepastian apakah konsumen telah memperoleh informasi

yang dibutuhkannya dalam bertransaksi, sebab informasi yang

tersedia dibuat secara sepihak oleh penjual atau produsen, tanpa ada

kemungkinan konsumen melakukan verifikasi.

56

Muhammad Nejatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi dalam Islam (Jakarta: Bumi Aksara,

1996), h.94-95 57

AH Azharuddin Lathif dan Nahrowi, Pengantar Hukum Bisnis: Pendekatan Hukum Positif

dan Hukum Islam (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2013), h.14. 58

Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika (Jakarta: PT RajaGRafindo Persada, 2003),

h.243-244.

Page 52: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

42

3. Tidak terlindunginya hak-hak konsumen untuk mengeluh atau

mengadu atau memperoleh kompensasi. Hal ini karena transaksi

lewat internet, dilakukan tanpa tatap muka, maka ini membuka

peluang tidak teridentifikasinya si produsen atau penjual barang/jasa

tersebut.

4. Dalam transaksi pembayaran lewat e-commerce, biasanya konsumen

harus terlebih dahulu membayar penuh (menggunakan kartu kredit),

barulah pesanannya diproses oleh produsen atau penjual. Sehingga

beresiko membuka peluang terlambatnya barang yang dipesan, atau

isi dan mutunya tidak sesuai dengan pesanan.

5. Transaksi e-commerce dapat dilakukan antar negara. Bila terjadi

sengketa maka akan sulit ditentukan hukum negara mana yang

dipakai.

d. Konsep Khiyar

Terkait hak-hak konsumen memiliki hak khiyar. Islam memberikan

ruang bagi konsumen untuk mempertahankan hak-haknya. Khiyar

menurut Pasal 20 Ayat 8 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yaitu “hak

pilih bagi penjual dan pembeli untuk melanjutkan atau membatalkan

akad jual beli yang dilakukan.”59

Dengan adanya khiyar dapat memberikan hak kepada para pihak

agar tidak mengalami kerugian atau penyesalan di belakangan hari oleh

sebab-sebab tertentu yang timbul dari transaksi yang dilakukannnya, baik

mengenai harga, kualitas, atau kuantitas barang tersebut.60

Khiyar terbagi

menjadi:

59

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 20 Ayat 8. 60

Fathurrahman, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan

Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.48.

Page 53: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

43

1) Khiyar majlis, ialah hak pilih bagi kedua belah pihak (penjual atau

pembeli) untuk meneruskan atau membatalkan akad selama

keduanya berada dalam majelis akad dan belum berpisah badan.61

2) Khiyar syarat, yaitu kedua belah pihak atau salah satu berhak

memberikan persyaratan khiyar dalam waktu tertentu.62

Penjualan

yang mempersyaratkan sesuatu, baik oleh penjual maupun pembeli,

seperti seseorang berkata “Saya jual rumah ini dengan harga seratus

juta rupiah dengan syarat khiyar selama tiga hari.”

3) Khiyar aib, yaitu ialah hak pembeli untuk meneruskan atau

membatalkan akad jual beli tatkala terdapat suatu cacat pada objek

yang diperjualbelikan. Sedangkan cacatnya itu tidak diketahui

pemiliknya ketika akad berlangsung.63

4) Khiyar ta‟yin, yaitu hak pembeli untuk bebas menentukan pilihan

terhadap salah satu barang dari beberapa barang yang dijadikan

obyek jual beli oleh penjual, dan barang yang terpilih kemudian

menjadi obyek akad. Dalam hal ini, ia diberi khiyar (pilihan) untuk

menentukan barang yang ia kehendaki.64

5) Khiyar ru'yah, yaitu hak khiyar bagi pembeli untuk menyatakan

apakah mau meneruskan akad jual beli atau membatalkannya terhadap

barang yang belum ia lihat ketika akad berlangsung. Khiyar ru‟yah

merupakan masa memerhatikan keadaan barang, menimbang sebelum

mengambil keputusan melakukan akad.65

61

Enang, Fiqih Jual Beli, h.33. 62

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2013), h.106 63

Enang, Fiqih Jual Beli, h.38. 64

Yusuf As-Sabatin, Bisnis Islami dan Kritik atas Praktik Bisnis ala Kapitalis (Bogor: Al

Azhar Press, 2014), h.316. 65

Enang, Fiqih Jual Beli, h.41.

Page 54: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

44

3. Electronic Commerce

a. Pengertian E-commerce

Electronic Commerce atau disingkat e-commerce dalam bahasa

Indonesia dikenal dengan perniagaan via elektronik. Secara defintitif, e-

commerce adalah suatu aktivitas perniagaan seperti layaknya perniagaan

pada umumnya, hanya saja para pihak yang bertransaksi tidak bertemu

secara fisik akan tetapi secara elektronik mereka berkomunikasi melalui

media internet.66

E- Commerce Menurut O-Brien dan Marakas “Is the buying,

selling, marketing, and servicing of products, services, and informatuin

iver variety of computer networks. E-commerce is changing the shape of

competition, the speed of action, and the streamlining of interactions,

products, and payments from customers to companies and from

companies to suppliers”.67

Artinya: Pembelian, penjualan, pemasaran, dan servis produk,

layanan, dan informasi beragam jaringan komputer. E-commerce

mengubah bentuk persaingan, kecepatan tindakan, dan perampingan

interaksi, produk, dan pembayaran dari pelanggan ke perusahaan dan dari

perusahaan ke pemasok.

Sedangkan menurut Laudon dan Laudon e-commerce adalah suatu

proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh

konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai

perantara transaksi bisnis.68

Secara singkat dapat dipahami bahwa e-commerce adalah salah

satu bentuk transaksi jual beli melalui media elektronik atau internet.

66

Gemala, Hukum Perikatan Islam Indonesia, h. 201. 67

Iwan Sidharta dan Boy Suzanto, “Pengaruh Kepuasan Transaksi Online Shopping dan

Kepercayaan Konsumen Terhadap Sikap Serta Perilaku Konsumen pada E-Commerce”, Jurnal

Computech & Bisnis, 9, 1, (Juni, 2015), h.25 68

Shabur Miftah Maulana, dkk, “Implementasi E-Commerce Sebagai Media Penjualan Online

(Studi Kasus Pada Toko Pabstrik Kota Malang)”, Jurnal Administrasi Bisnis, 29, 1, (Desember,

2015), h.3.

Page 55: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

45

b. Ruang Lingkup E-commerce

Ruang Lingkup praktik e-commerce meliputi:69

1) Electronic business, merupakan ruang lingkup aktivitas perdagangan

secara electronik dalam arti luas.

2) Electronic commerce, merupakan lingkup perdagangan yang

dilakukan secara elektronik, dimana di dalamnya termasuk:

a) Perdagangan via internet (Internet Commerce);

b) Perdagangan dengan fasilitas web internet (Web-Commerce);

c) Perdagangan dengan sistem pertukaran data terstruktur secara

elektronik (Electronic Data Interchange/EDI).

c. Karakteristik E-commerce

Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce

memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu:70

1) Transaksi tanpa batas. Sebelum ada internet, batas-batas geografi

menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin go

international. Namun dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan

menengah dapat memasarkan produknya dengan mudah secara

internasional.

2) Transaksi anonim. Para penjual dan pembeli transaksi melalui internet

tidak harus bertemu muka satu sama lain.

3) Produk digital dan non digital. Produk-produk digital seperti software

komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital dapat

dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara

elektronik.

4) Produk barang tak berwujud. Banyak perusahaan yang bergerak di

bidang e-commerce dengan menawarkan barang tak berwujud seperti

data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet.

69

Hafidz Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman, Bisnis & Muamalah Kontemporer, h.90-93. 70

Ibid.

Page 56: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

46

d. Para Pihak dalam Transaksi E-commerce

Transaksi E-commerce melibatkan para pihak, baik pihak yang

terlibat secara langsung maupun pihak yang tidak terlibat secara

langsung. Untuk menentukan siapakah para pihak yang terlibat secara

langsung dan para pihak yang tidak terlibat secara langsung dapat dilihat

dari proses transaksi yang dilakukan, yaitu apakah semua proses

transaksi dilakukan secara online atau hanya beberapa tahap saja yang

dilakukan secara online. Berdasarkan hasil penelitian, apabila seluruh

transaksi dilakukan secara online, maka pihak-pihak yang terlibat terdiri

dari :

1) Penjual/merchant

Penjual/merchant adalah perusahaan/produsen yang menawarkan

produknya melalui internet. Untuk menjadi penjual/merchant, maka

seseorang harus mendaftarkan diri dalam merchant account pada

sebuah bank, tentunya ini dimaksudkan agar penjual/merchant dapat

menerima pembayaran dari pembeli dalam bentuk credit card.

2) Konsumen/card holder

Pembeli/card holder adalah orang-orang yang ingin memperoleh

produk (barang/jasa) melalui pembelian secara online. Pembeli/card

holder yang akan berbelanja di internet dapat berstatus perorangan

atau perusahaan. Pemegang kartu kredit (card Holder) adalah orang

yang namanya tercetak pada kartu kredit yang dikeluarkan oleh

penerbit berdasarkan perjanjian yang dibuat.71

3) Perantara penagihan/Acquirer

Perantara penagihan/acquirer adalah pihak perantara penagihan

(antara penjual dan penerbit) dan perantara pembayaran (antara

pemegang dan penerbit). Pihak perantara pembayaran antara

71

Ratu, “Analisa Hukum Islam Terhadap Masalah Perlindungan Konsumen Yang Terjadi atas

Jual Beli E-Commerce, h.61.

Page 57: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

47

pemegang dan penerbit adalah bank dimana pembayaran kartu kredit

dilakukan oleh pemilik kartu kredit/card holder, selanjutnya bank

yang menerima pembayaran ini akan mengirimkan uang pembayaran

tersebut kepada penerbit kartu kredit.

4) Penerbit kartu kredit/Issuer

Penerbit kartu kredit/issuer adalah perusahaan credit card yang

menerbitkan kartu atau perusahan pembayaran internet yang memiliki

kewenangan untuk menerbitkan kredit.

5) Certification Authorities

Certification Authorities adalah pihak ketiga yang netral yang

memegang hak untuk mengeluarkan sertifikasi kepada

penjual/merchant, kepada penerbit kartu kredit/issuer, perantara

penagihan/acquirer, penyedia layanan payment gateway dan dalam

beberapa hal diberikan kepada card holder.72

e. Model-Model E-commerce

Model-model transaksi dari suatu kegiatan e-commerce adalah

sebagai berikut:73

1) Business to Business (B2B)

Transaksi Business to Business (B2B) ini merupakan bisnis e-

commerce yang paling banyak dilakukan. B2B secara online

merupakan bisnis perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dengan

kata lain, bisnis ini dilakukan dari dan untuk perusahaan.74

Business to

Business (B2B) ini terdiri dari:

a) Transaksi Inter-Organizational Systems (IOS), misalnya transaksi

extranets, electronic funds transfer, electronic forms, integrated

72

Dianne Eka Rusmawati, “Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi E-

Commerce”, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, 7, 2, (Mei-Agustus , 2013), h.195-196. 73

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012), h.408-409. 74

Jonathan Sarwono dan Tutty Martadiredja, Teori E-Commerce Kunci Sukses Perdagangan di

Internet (Yogyakarta: Gava Media, 2008), h.43.

Page 58: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

48

messaging, share data based, supply chain management, dan lain-

lain.

b) Transaksi pasar elektronik (electronic market transaction).

2) Business to Consumer (B2C)

Business to Consumer (B2C) merupakan transaksi ritel dengan

pembeli individual.

3) Consumer to Consumer (C2C)

Consumer to Consumer (C2C) merupakan transaksi dimana konsumen

menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Dan juga

seorang individu yang mengiklankan produk barang atau jasa,

pengetahuan, maupun keahliannya di salah satu situs lelang.

4) Consumer to Business (C2B)

Consumer to Business (C2B) merupakan individu yang menjual

produk atau jasa kepada organisasi dan individu yang mencari penjual

dan melakukan transaksi.

5) Non-Business Electronic Commerce

Dalam hal ini meliputi kegiatan non bisnis seperti kegiatan lembaga

pendidikan, organisasi nirlaba, keagamaan dan lain-lain.

6) Intrabusiness (Organizational) Electronic Commerce

Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal organisasi melalui

internet untuk melakukan pertukaran barang, jasa dan informasi,

menjual produk perusahaan kepada karyawan, dan lain-lain.

Page 59: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

49

f. Keuntungan dan Kerugian E-commerce

Keuntungan yang didapat oleh konsumen dalam transaksi e-

commerce antara lain:75

1) Pembeli tidak perlu mendatangi toko untuk mendapatkan barang,

cukup terkoneksi dengan internet, pilih barang dan selanjutnya

melakukan pemesanan barang, dan barang akan di antar ke rumah.

2) Menghemat waktu dan biaya transportasi berbelanja.

3) Pilihan yang ditawarkan sangat beragam.

4) Dengan perantara via internet pembeli dapat membeli barang di

negara lain secara online.

5) Harga yang ditawarkan sangat kompetitif, karena tingkat persaingan

dari pelaku usaha melalui media internet sehingga mereka bersaing

untuk menarik perhatian dengan cara menawarkan harga serendah-

rendahnya.

Menurut, Yusuf Sofie seperti yang dikutip Tira Nur Fitria

disamping keuntungan yang didapat penjual dan pembeli, adapun

kerugiannya adalah sebagai berikut:

1) Produk tidak dapat dicoba. Dalam jual beli via internet produk yang

ditawarkan adalah bermacam-macam dan beragam, dan semua produk

tersebut tidak dapat dicoba, bila pembeli mencari pakaian, terutama

pakaian atau yang lain maka pembeli tidak bisa mencoba.

2) Standar dari barang tidak sesuai. Salah satu kerugian yang di dapat

pembeli dalam jual beli via internet adalah barang tidak sama dengan

aslinya, di situs toko berbasis web yang ditampilkan adalah

foto/gambar barang yang di tawarkan. Kesamaan dari barang

foto/gambar yang kita lihat di sekitar monitor tidak bisa seratus persen

persis sama.

75

Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) dalam Hukum Islam dan Hukum

Negara”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 03, 01, (Maret, 2017), h.56-58.

Page 60: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

50

3) Pengiriman mahal. Jual beli via internet yang terjadi melalui media

elektronik yang berjauhan tentunya produk yang dibeli tidak selalu

langsung kita dapat mengambil. Pemilik toko online masih

memerlukan jasa pengiriman, dan yang menentukan pengiriman

produk yang memiliki barang-barang tersebut pengiriman jasa JNE,

TIKI, Pos Indonesia, dan sebagainya.

4) Risiko penipuan. Dalam jual beli via intenet, toko berbasis web

memang rentan akan penipuan. Pastikan belanja di website online

yang dapat diandalkan. Bahayanya uang akan diteruskan ke penjual

meskipun produk tidak dikirim dan tidak pernah dikirimkan

selamanya76

.

C. Review Studi Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini, untuk menghindari penelitian terhadap

obyek yang sama terhadap suatu penelitian yang sama, maka penulis telah

melakukan review kajian terdahulu yang serumpun yang pernah dilakukan,

tetapi tetap terdapat perbedaan dengan yang penulis. Hasil penelitian tersebut

digunakan sebagai pembanding dan acuan dalam menganalisa permasahalan

yang dijabarkan dalam skripsi ini. Berikut beberapa tinjauan pustaka yang telah

dilakukan sebelumnya.

Skripsi yang ditulis oleh Apriyanti (2014) dari Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap

Konsumen dalam Transaksi E-commerce di Tinjau dari Hukum

Perikatan”. Fokus masalah yang diteliti membahas mengenai perlindungan

konsumen dalam transaksi e-commerce ditinjau dari hukum perikatan. Hasil dari

skripsi ini menjelaskan bahwa keabsahan sebuah kontrak elektronik yang

didasari oleh asas konsensualisme yang diatur dalam Pasal 1320 KUH perdata

serta dikuatkan dengan Pasal 18 Undang-Undang Informasi dan Transaksi

76

Ibid.

Page 61: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

51

Elektronik serta perlindungan hukum terhadap konsumen timbul dari adanya hak

dan kewajiban kedua belah pihak yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 dan jalur penyelesaian sengketa konsumen ditempuh melalui jalur

pengadilan dan di luar pengadilan.

Kemudian pada tahun (2015), Ryandika Bestari Prabowo dari Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakartamenulis skripsi yang

berjudul “Transaksi Electronic Retailing dalam Konsep Perlindungan

Konsumen Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam” berfukos pada

mekanisme jual beli dalam sistem electronic retailing dan menganalisis

kesesuaian konsep perlindungan konsumen menurut hukum positif dan hukum

Islam. Hasil Penelitian menjelaskan bahwa mekanisme pada transaksi electronic

retailing seperti penyediaan informasi dan memberikan ganti rugi produk, serta

menyediakan jaminan keamanan data pribadi konsumen cukup sesuai dengan

konsep perlindungan konsumen menurut hukum positif.

Jurnal yang dipublikasikan oleh Galih Setiyo Budhi Jurnal Electronics,

Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 2, Nomor 1 pada

tahun 2016 dengan judul; “Analisis Sistem E-commerce Pada Perusahaan

Jual Beli Online Lazada Indonesia”. Jurnal ini menganalisis mengenai sistem

e-commerce pada situs belanjan online terbesar di Indonesia yaitu Lazada.co.id.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa Lazada Indonesia mampu menjadi

perusahaan belanja online terbesar di Indonesia dengan berbagai kelebihan

pelayanan maupun jaminan keamanan transaksi. Namun, Lazada juga masih

memiliki beberapa kelemahan, diantara mengenai security system, dengan masih

banyaknya konsumen yang mengalami penipuan. Perusahaan Lazada Indonesia

menggunakan strategi inovation, bargaining power of consumer dan bargaining

power of suppliers untuk menjadikan perusahaan belanja online terbesar di

Indonesia.

Review selanjutnya pada Islamic Economics Journal Vol. 1, Nomor 2

dilakukan oleh Arie Rachmat Soejonto (2015) yang berjudul “E-commerce

Page 62: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

52

dalam Perspektif Islam”. Fokus masalah membahas mengenai hukum jual beli

melalui media internet dengan memberikan dasar hukum batasan-batasan

syariah tentang jual beli melalui internet yang bersumber pada Al-Qur‟an dan

Al-Hadits. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa jual beli melalui internet atau

e-commerce ini diperbolehkan dengan catatan harus memenuhi rukun dan

syarat-syaratnya. Jual beli e-commerce sah hukumnya jika tidak keluar dari

ketentuan yang ada pada akad antara penjual dan pembeli, serta barang yang

dijual harus jelas, halal dan tidak diharamkan dalam Islam.

Di tahun sebelumnya Vidyantina Heppy Anandhita (2014) termuat dalam

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol. 4 Nomor 2 yang berjudul

“Perlindungan Konsumen Oleh Pelaku Usaha Online Dalam Proses

Transaksi di Jakarta” meneliti tentang perlindungan konsumen oleh pelaku

usaha online dalam proses transaksi dengan studi kasus hanya di Jakarta yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kewajiban perlindungan

konsumen yang dilakukan pelaku usaha online di DKI Jakarta. Penelitian ini

menggunakan purposive sampling dengan 30 responden pelaku usaha online.

Dari hasil penelitian dikehui bahwa lebih dari 80% responden telah

menyampaikan informasi lengkap dan benar mengenai produk (harga, kualitas,

merek, spesifikasi) yang ditawarkan, akan tetapi ada sekitar 30% responden

yang tidak memberikan jaminan kecacatan dan tidak mencantumkan kontrak dan

prosedur pembayaran dalam websitenya.

Lebih lanjut perbandingan perlindungan konsumen dalam transaksi e-

commerce dengan menggunakan perspektif hukum nasional dan internasional

diteliti oleh Acep Rohendi (2015) dengan judul “Perlindungan Konsumen

dalam Transaksi E-commerce Perspektif Hukum Nasional dan

Internasional”, Ecodemica. Vol III. Nomor 2. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (UU ITE) telah mampu memberikan perlindungan hukum

Page 63: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

53

yang memadai bagi konsumen dalam melakukan transaksi jual beli barang

bergerak melalui e-commerce, perlindungan hukum tersebut terlihat dalam

ketentuan-ketentuan UUPK dan UU ITE. Namun peneliti memandang

pemerintah perlu segera membuat peraturan pelaksana untuk melengkapi

ketentuan hukum dalam UU ITE, karena masih terdapat hal-hal yang tidak diatur

dalam UU ITE, sehingga perlu dimasukkan ke dalam peraturan pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tentang pelindungan hukum dalam

transaksi e-commerce banyak yang berfokus pada beberapa sumber hukum.

Perbedaannya dalam skripsi yang penulis bahas adalah lebih menekankan

kepada sudut hubungan Hukum Ekonomi Syariah dan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999. Sedangkan penelitian yang akan penulis susun mengambil fokus

kepada analisa salah satu situs e-commerce yaitu muslimgaleri.co.id sehingga

penulis merasa penelitian ini perlu dan patut dikaji.

Page 64: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

54

BAB III

PROFIL SIITUS MUSLIMGALERI.CO.ID

A. Profil Singkat Muslimgaleri.co.id

Muslimgaleri.co.id adalah salah satu toko online di bawah naungan CV.

Surya Putra Trading. CV (Commanditaire Vennootschap) adalah persekutuan

yang didirikan oleh satu orang atau lebih yang secara tanggung menanggung

bertanggung jawab seluruhnya (solider)1 pada pihak pertama (sekutu

komplementer)2, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (sekutu

komanditer)3 pada pihak lain.

4

Penamaan Muslim Galeri dengan alamat website muslimgaleri.co.id, yang

dahulu masih dengan nama www.muslimgaleri.com dikarenakan menjual

produk-produk Islami yaitu awalnya menjual jilbab, baju muslim, baju koko dan

sampai sekarang masih seputar itu yaitu produk-produk yang dibutuhkan muslim

dan muslimah.5

Awalnya, pada 2006, Isti ibu dua anak yang bernama lengkap Nur Ain

Istikharah mulai berbisnis pakaian muslim dan jilbab yang dibawanya dari

Indonesia untuk dijajakan door-to-door kepada teman-teman dan juga komunitas

Melayu di Singapura. Hampir dua tahun menjalani bisnis seperti itu, Isti merasa

kelelahan karena selain sedang mengandung anak kedua, bisnis door-to-door

sangat menguras waktu dan tenaga. Oleh karena itu, tercetuslah ide untuk

1 Solider adalah bersifat mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu (senasib, sehina,

semalu, dan sebagainya); (rasa) setia kawan. 2 Sekutu Komplementer adalah adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak

melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. 3 Sekutu Komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang atau barang sebagai

pemasukan pada persekutuan dan tidak ikut campur di dalam mengurus atau mengelola persekutuan. 4 Mulhadi, Hukum Perusahaan; Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), h.57 5 Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 65: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

55

membuat toko online yang di-launching pada Agustus 2008.6 Alasan sang

suami, Fendaby Surya Putra mendirikan usaha dan membuat website tersebut

ialah ingin memberikan kesibukan kepada istri di rumah tetapi sampai saat ini

beliau yang merupakan lulusan dari Jurusan Elektro Universitas Teknologi

Nanyang Singapura yang justru lebih berperan langsung dalam usaha ini.7

Setelah meluncurkan website muslimgaleri.co.id, Isti dan suami Fendaby

Surya Putra giat mempromosikan bisnisnya yang fokus pada busana muslim,

jilbab, dan aksesoris. Sang suami bahkan dengan tekun mempelajari SEO

(search engine optimization) untuk menarik perhatian pelanggan agar

berkunjung dan berbelanja di Muslim Galeri.

Proses pembuatan websitenya sendiri dilakukan oleh programmer, setelah

itu custom berdasarkan kebutuhan, programmer sendiri berasal dari keluarga

namun saat ini dia sebagai konsultan saja. Setelah rampung membangun sistem

dan marketing online, satu persatu pelanggan pun berdatangan ke situs Muslim

Galeri. Kebanyakan para pelanggan masih berasal dari Jabodetabek, sebagian

dari luar daerah, bahkan ada pula yang dari luar negeri.

Muslim Galeri yang tadinya hanya digawangi oleh Isti dan suami, kini

sudah kantor ada 4 kantor yang terbagi dari beberapa tim, dan memiliki jumlah

karyawan ada 80 orang.8 Saat ini memang masih di bawah naungan CV karena

masih keluarga yang mengelola. Namun dalam waktu dekat status Muslim

Galeri akan dinaikkan menjadi CV atau PT. Dengan perubahan status tersebut,

diharap dapat memberdayakan lebih banyak lagi karyawan. Selain itu, dengan

berbadan hukum, perusahaan akan lebih mudah dalam mengakses permodalan di

masa mendatang.

6 Aditya Nugroho, “Muslim Galeri, from Door-to-Door to Online Store”, artikel diakses pada

10 April 2018 dari https://www.eramuslim.com/berita/info-bisnis/muslim-galeri-from-door-to-door-

to-online-store.htm#.Ws2N1PUxV0t. 7 Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

8 Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 66: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

56

B. Visi dan Misi Muslimgaleri.co.id

Visi :

Menjadi toko online busana muslim terbaik di dunia dalam hal pelayanan dan

manfaatnya bagi orang banyak.

Misi :

1. Menjadi role model toko online di Indonesia.

2. Memberikan pengalaman belanja online terbaik bagi para customer.

3. Memberikan fasilitas dan juga pembinaan terbaik bagi para agen/reseller.

4. Menciptakan SDM muslimgaleri.co.id yang bermutu, baik dari akhlak

maupun kemampuan teknisnya.

5. Mensejahterakan semua karyawan muslimgaleri.co.id dan lingkungan

sekitar.9

C. Struktur Organisasi Muslimgaleri.co.id

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas kepada unit-unit

yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan, dengan

adanya pembagian atas pemutusan tugas yang diberikan tersebut, dapat

mencegah atau mendeteksi dengan cepat atas kesalahan-kesalahan dalam

melaksanakan tugas yang telah diberikan perusahaan.

CV Surya Putra Trading adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

perdagangan, sudah memiliki pengalaman kurang lebih selama 10 tahun yang

membuat website www.muslimgaleri.co.id untuk penghubung antara pelanggan

dan customer service. Karena memang muslim galeri menawarkan berbagai

macam busana muslim dan aksesorisnya secara online tapi tetap terpercaya.

Dibawah ini merupakan uraian struktur organisasi dan tugas, wewenang dan

tanggung jawab yang berlaku diperusahaan. Semua tugas, wewenang dan

tanggung jawab yang berada dalam perusahaan dilakukan setiap hari demi untuk

meningkatkan kinerja karyawan pada perusahaan tersebut dalam struktur

9 Muslim Galeri, artikel diakses pada 10 April 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/page/profil-perusahaan.

Page 67: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

57

organisasi ini kita dapat meninjau seperti apa struktur yang ada di dalam

perusahaan.

Gambar 3. 1: Struktur Organisasi Muslim Galeri

Uraian Pekerjaan:

a. Komisaris

Melakukan pengawasan kegiatan pada suatu perusahaan atau organisasi

serta memberi nasihat kepada Direksi. Serta yang bertanggung jawab

mengawasi atas kelancaran serta kesehatan keuangan perusahaan.

b. Direktur

Sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin,

pengelola dan eksekutor dalam menjalankan dan memimpin perusahaan

Manager.

c. Manajer Marketing

Komisaris

Direktur

Man.Marketing

Customer Service

Tim. Marketing Tim. Creative

Man. Finance

Purchasing Supervisor

Incoming Product

Warehouse

Administration Equipment

Page 68: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

58

Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan,

merencanakan, mengatur dan mengontrol perencanaan, laporan dan

pembiayaan perusahaan.

d. Tim Marketing

Seorang marketing mempunyai tugas untuk memastikan bahwa

produk/jasa yang ditawarkan bisa menembus target pasar serta diterima

dan disukai oleh pembeli yang akan terus kembali membeli dan menjadi

pelanggan setia. Jadi, tugas seorang marketing sebenarnya mencakup

seluruh proses dari hulu hingga hilir.

e. Tim Creative

Kerja yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kreativitas di

departemen kreatif. Semua iklan yang dibuat dari iklan cetak atau digital,

iklan siaran, surat langsung, situs web dan produk kampanye atau jasa

semua lahir dari ide-ide kreatif oleh tim kreatif.

f. Tim Customer Service

Tugas customer service adalah membina relationship dengan customer

dan menyampaikan keinginan customer ke bagian lain di dalam

perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat memberikan

pelayanan yang sesuai denngan kebutuhan dan keinginan customer.

g. Manajer Finance

Sebagai pengelolaan keuangan yang baik, merencanakan,

mengembangkan, dan mengendalikan fungsi keuangan dan akuntansi di

perusahaan.

h. Purchasing

Bagian yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menyediakan

material untuk keperluan produksi.

i. Supervisor

Menyelesaikan masalah sebisanya tanpa harus ditangani oleh atasan atau

manager. Lalu sebagai penghubung antara staf dan manager.

Page 69: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

59

j. Incoming Product

Mengendalikan kualitas atau mutu serta menguji produk sesuai dengan

standar kualitas perusahaan.

k. Warehouse

Melengkapi pengiriman dan penyimpanan barang melalui pengolahan

dan perintah pemuatan. Serta bertanggung jawab atas kebersihan dan

kerapian di dalam area gudang barang.

l. Administration

Tanggung jawab admin sangat luas namun intinya memastikan segala

kegiatan yang bersifat administratif atau ketatausahaan kantor atau

perusahaan berjalan dengan baik dan lancar.

m. Equipment

Equipment management bermanfaat untuk mencapai empat target bisnis

yang penting bagi perusahaan: mengidentifikasikan masalah yang

sebenarnya, memprioritaskan dan melancarkan tugas, menyediakan data

yang mendukung pengelolaan pengeluaran langsung seperti biaya

operasional, fungsi memberitahukan, dimana ada dan bagaimana cara

mengatasi waktu luang untuk mengurangi biaya pengeluaran.

D. Produk Muslimgaleri.co.id

Produk adalah jenis-jenis barang yang diperjualbelikan pada website

Muslim Galeri, terdapat beberapa kategori yaitu:10

1. Wanita

Kategori wanita terdiri dari beberapa produk diantaranya sarimbit, jilbab

kerudung, blus dan gamis, rocella rok, rocella celana, rocella rok celana,

rocella atasan, rocella dress, rocella sleepwear, celana dan rok, mukena, baju

renang, cardi dan coat, serta busana rajut.

10

Muslim Galeri, artikel diakses pada 10 April 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/k~jilbab-kerudung.

Page 70: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

60

Gambar 3. 2: Kategori Produk Wanita Muslimgaleri.co.id

2. Pria

Kategori pria terdiri dari sarimbit, pasha atasan, pasha bawahan, koko, dan

sarung.

Gambar 3. 3: Kategori Produk Pria Muslimgaleri.co.id

Page 71: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

61

3. Anak-anak

Kategori anak-anak terdiri dari rocella rok celana kids, speaker Al-Qur‟an,

jilbab anak, sarung anak, baju anak, dan mukena anak.

Gambar 3. 4: Kategori Produk Anak-anak Muslimgaleri.co.id

4. Lain-Lain

Kategori lain-lain terdiri dari berbagai produk sale cuci gudang, aksesoris, al-

qur‟an dan buku islami, serta sajadah.

Gambar 3. 5: Kategori Produk Lain-lain Muslimgaleri.co.id

Page 72: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

62

E. Mekanisme Transaksi di Muslimgaleri.co.id

Mekanisme transaksi di Muslimgaleri.co.id terbilang praktis, karena pada

dasarnya hadirnya transaksi e-commerce adalah untuk memudahkan konsumen

dalam berbelanja dan tersedia banyak pilihan hanya dengan memalui katalog

yang tertera dalam website. Mekanisme transaksi tersebut terbagi dalam 3

tahapan, yaitu:

a. Pemesanan

a. Ada 3 pilihan cara berbelanja untuk para konsumen di

muslimgaleri.co.id.

1) Belanja online via website

Gambar 3. 6: Mekanisme Belanja Online Muslimgaleri.co.id

Page 73: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

63

Page 74: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

64

Page 75: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

65

Langkah pertama yaitu konsumen memasukan alamat website

muslimgaleri.co.id, jika sudah masuk ke halaman website maka

konsumen dapat login dengan akun alamat email dan password yang

sudah dibuat, setelah memasukan alamat email dan password klik

login dan akan muncul detail akun seperti pada gambar ke-3.

Tahap selanjutnya konsumen mulai memilih barang yang akan

diorder dengan mengklik gambar produk tersebut, perlu diketahui

bahwa semua produk yang tampil pada website Muslim Galeri

merupakan real stock atau sesuai stock barang yang di gudang

dengan tingkat keakuratan 95%. Setelah konsumen mengklik produk

maka akan keluar informasi dari produk tersebut secara detail yaitu

jenis bahan, variasi, ukuran, di bawah keterangan harga pun tertera

Page 76: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

66

jumlah stock yang tersedia serta berat dari barang tersebut. Tahap

selanjutnya konsumen yang sudah memastikan produk dan ukuran

yang diinginkan serta jumlah yang dibeli akan melakukan konfirmasi

atas pesanan tersebut dengan mengklik “Add to Chart” pada gambar

ke-5.

Setelah itu, konsumen dapat memastikan kembali produk yang

diorder dengan melihat kota keranjang belanja yang berada di kolom

atas kanan website, ketika sudah merasa produk yang diorder sudah

sesuai maka konsumen klik “Lanjut Proses Checkout” dan

konsumen dapat memasukan alamat pengiriman seperti pada gambar

nomor 6. Konsumen juga dapat memilih ekspedisi kurir pada gambar

nomor 7 yang dinginkan lalu klik “Selesai” seperti pada gambar

nomor 8. Setelah selesai belanja maka akan ada informasi nomor

invoice/nomor order konsumen yang digunakan untuk konfirmasi

pembayaran.

2) Belanja via email yaitu dengan mengirimkan email ke

[email protected] ( konsumen cukup sebutkan nama produk,

jumlah dan alamat lengkap).

3) Belanja via SMS/TELP. Informasi pemesanan harus mencakup:

Nama, produk yang dipesan, dan alamat pengiriman. Namun

customer service tidak dapat memproses jika informasi tidak

lengkap.

b. Terima Invoice (Tagihan)

1) Belanja online. Customer dapat mengetahui jumlah tagihannya

setelah customer melakukan konfirmasi pemesanan. Tagihan juga

langsung dikirim ke alamat email customer.

2) Belanja via email. Tagihan akan dikirim ke alamat email customer.

3) Belanja via SMS/TELP: Tagihan akan dikirim melalui SMS ke

nomor handphone customer.

Page 77: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

67

b. Pembayaran

Barang akan dikirim langsung di hari yang sama saat belanja, jika

telah konfirmasi transfer maksimal pukul 13:30 WIB untuk hari Senin-

Jumat dan maksimal pukul 10:30 WIB untuk hari Sabtu. Jika lewat dari itu

maka barang dikirim esok harinya. Pembayaran Sabtu sore sampai dengan

Minggu akan diproses hari Senin.

Pembayaran dalam toko online muslimgaleri.co.id dapat dilakukan

dengan cara berikut:

Transfer Bank (termasuk Internet Banking)

Kemudian konsumen klik “checkout” setelah melakukan belanja,

konsumen dapat memilih cara pembayaran melalui transfer bank.

Muslimgaleri.co.id menyediakan 4 pilihan transfer rekening bank, yaitu

BCA, Mandiri, BNI dan BRI. Setelah transfer konsumen melakukan

konfirmasi ke customer service. Isi pesan mencakup:

Nomor Invoice :___________________________________________

Nama Bank :_____________________________________________

Jumlah Uang yang ditransfer :_______________________________

Atau bisa melakukan konfirmasi pembayaran online melalui

menu akunku dalam website seperti pada tampilan sebagai berikut:

Page 78: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

68

Gambar 3. 7: Mekanisme Konfirmasi Pembayaran

Muslimgaleri.co.id11

Apabila Konsumen melakukan konfirmasi pembayaran pada akun

member di website, maka konsumen akan masuk pada menu Riwayat

11

Muslim Galeri, artikel diakses pada 10 April 2018 dari muslimgaleri.co.id.

Page 79: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

69

Pembelian, kemudian akan muncul daftar riwayat pembelian konsumen

seperti tampilan gambar nomor 1 yang bersisi nomor order, penerima,

tanggal, total bayar, gudang, status, resi, download, dan lihat detil. Tahap

selanjutnya, tampilan gambar nomor 2 konsumen yang sudah memastikan

nomor order yang telah melakukan pembayaran akan melakukan konfirmasi

atas pesanan tersebut dengan mengklik pilihan lihat detil, kemudian muncul

status dari pesanan tersebut dan klik kotak konfirmasi pembayaran seperti

langkah nomor 3.

c. Pengiriman

Pengiriman merupakan suatu proses yang dilakukan setelah

pembayaran atas barang yang telah ditawarkan oleh penjual kepada pembeli,

dalam hal ini pembeli berhak atas penerimaan barang termaksud.12

Pengiriman dapat dilakukan langsung di hari yang sama saat transfer

jika memenuhi ketentuan cara pembayaran di atas, karena Muslim Galeri

sudah menggunakan sistem pick up jadi pihak kurir yang datang ke gudang

Muslim Galeri untuk mengambil barang secara dua kali, sekitar jam 12:00

WIB dan jam 16:00 WIB, dan maksimal packing jam 15:00 WIB.

Sistem muslimgaleri.co.id dapat menghitung perkiraan biaya

pengiriman secara otomatis berdasarkan:

a. Alamat pengiriman yang dipilih.

b. Berat total pesanan customer secara otomatis.

Jika ada kelebihan biaya pengiriman, Muslim Galeri akan

mengembalikannya melalui bank transfer ke rekening customer.

12

Presly Prayogo, “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen dalam Jual Beli

Melalui Internet”, Lex et Societatis, II, 4, (Mei 2014), h.82.

Page 80: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

70

Muslimgaleri.co.id menggunakan jasa pengiriman sebagai berikut:

Tabel 3. 1: Pilihan Pengiriman Muslimgaleri.co.id

Nomor Jenis

Pengiriman

Estimasi Waktu Cakupan

Wilayah

1) JNE Jika alamat pengiriman konsumen

berada di Indonesia,

muslimgaleri.co.id akan

memberikan pilihan untuk

pengiriman menggunakan kurir

JNE "Regular" dengan lama

pengiriman 2-5 hari kerja. Biaya

pengiriman (per kg) tergantung dari

alamat pengiriman.

Tarif pengiriman JNE bisa dicek di

: http://www.jne.co.id/

Isi kolom "FROM" = Tangerang.

LOKAL

Indonesia

2) POS

Indonesia

Muslimgaleri.co.id juga bisa

memberikan pilihan untuk

pengiriman menggunakan kurir

POS "KILAT KHUSUS" dengan

lama pengiriman 2-5 hari kerja.

Biaya pengiriman (per kg)

tergantung dari alamat pengiriman.

Tarif pengiriman POS bisa dicek di

: http://www.posindonesia.co.id

Isi kolom "FROM" = Ciputat.

LOKAL

Indonesia

3) APX dan

Pos Reguler

Jika alamat pengiriman konsumen

di Singapura atau Malaysia,

Singapura

dan Malaysia

Page 81: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

71

muslimgaleri.co.id akan

memberikan pilihan untuk

pengiriman menggunakan kurir

express (APX) ataupun pos reguler.

Estimated Shipping Cost to

Singapore & Malaysia.

4) APX dan

EMS

Untuk alamat pengiriman ke luar

negeri lainnya Muslim Galeri

memberikan pilihan untuk

menggunakan jasa Kurir EMS

ataupun kurir APX dengan lama

pengiriman 3-5 hari kerja.

Namun, selain kurir-kurir yang

muslimgaleri.co.id siapkan di atas,

tidak menutup kemungkinan jika

konsumen mau menggunakan jasa

kurir langganan, silahkan dengan

memberitahu kepada CS

muslimgaleri.co.id.

Other

Internasional

Page 82: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

72

Skema 3. 1: Skema Penyerahan Barang

Setelah konsumen selesai melakukan pesanan dan konfimasi

pembayaran, Muslim Galeri akan segera melakukan packing dan

mengkonfirmasi nomor resi pengiriman melalui email/chat. Pengecekan

status pesanan dapat dilihat pada alamat web dari jenis pengiriman yang

dipilih. Muslim Galeri tidak dapat menjadwalkan pengiriman, oleh karena

itu Muslim Galeri tidak menjamin pengiriman pesanan konsumen di tanggal

dan jam yang ditentukan. Namun, Muslim Galeri dapat meyakinkan

konsumen bahwa Muslim Galeri bekerja sama dengan mitra kurir yang

terpercaya. Pihak kurir menyediakan informasi tentang estimasi pengiriman

tergantung berdasarkan wilayah alamat pengiriman. Dan jika ada

keterlambatan dalam proses pengiriman barang customer service Muslim

Galeri tetap membantu customernya untuk tracking barang pesanan atau

pun menghubungi pihak kurir langsung untuk mengkonfirmasinya.13

13

Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 83: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

73

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999

Banyaknya kasus penipuan yang mengakibatkan konsumen mengalami

kerugian merupakan salah satu poin buruk dalam dunia e-commerce. Dari 642

pengaduan yang diterima Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

selama 2017, salah satunya paling banyak adalah belanja online. Sehingga

alangkah lebih baik apabila e-commerce Indonesia didukung dengan regulasi

yang tepat dan jelas.

Saat ini perlindungan bagi konsumen e-commerce berpedoman pada

pendekatan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Internet dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2004 tentang Perdagangan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Transaksi Elektronik.

Kabar baiknya dikarenakan makin berkembangnya e-commerce membuat

pemerintah merasa perlu untuk membuat aturan khusus yang mengatur bisnis

ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution

mengungkapkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perdagangan

Eletronik yang sudah dibahas sejak 2015 lalu setelah ditunggu bertahun-tahun

sudah masuk tahap finalisasi dan akan mengatur sejumlah hal krusial terkait e-

commerce, termasuk sistem pembayaran, data, dan tarif pajak.1 Ini menjadi

angin segar bagi perkembangan e-commerce dalam menghadapi tantangan

ekonomi di masa depan.

1 Indotelko, “RPP eCommerce masuk tahap finalisasi, ini harapan idEA” artikel diakses pada 5

Juli 2018 dari https://www.indotelko.com/kanal?c=ecm&it=rpp-ecommerce-finalisasi-idea.

Page 84: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

74

Ketentuan-ketentuan dalam UPPK sendiri mengatur perlindungan

konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha. UUPK

justru bisa mendorong iklim usaha yang sehat serta mendorong lahirnya

perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan yang ada dengan

menyediakan barang/jasa yang berkualitas. Namun penulis hanya akan

membahas beberapa poin saja mengenai ketentuan tersebut, sebagaimana telah

diuraikan dalam bab II dengan menganalisis implementasi pada situs

muslimgaleri.co.id.

1. Hak Konsumen

Hak Konsumen menurut ketetapan UUPK, sebagai berikut:

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

Dalam transaksi e-commerce, agar konsumen terhindar dari kerugian

fisik maupun psikis dalam mengkonsumsi suatu produk maka hak atas

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang

dan/atau jasa menjadi butir yang penting.

Jadi, meskipun pada musmlimgaleri.co.id tidak ada aturan khusus

mengatur hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa, tetapi pemenuhan hak ini berkaitan

dengan hak-hak konsumen lainnya, yaitu untuk menjamin bahwa suatu

barang/atau jasa dalam penggunaannya memberi kenyamanan,

keamanan, dan keselamatan dalam penggunanya, maka konsumen

diberikan hak untuk memilih barang dan/atau jasa yang dikehendakinya

berdasarkan atas keterbukaan informasi yang benar, jelas, dan jujur.

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan.

Konsumen dapat dengan bebas memilih berbagai produk yang tersedia

di katalog website muslimgaleri.co.id tanpa ada paksaan ataupun tekanan

dari pihak luar. Konsumen berhak memutuskan untuk membeli atau tidak

membeli suatu produk, memilih kisaran harga produk yang diinginkan,

Page 85: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

75

dan memilih kuantitas maupun kualitas jenis produk yang dipilih

berdasarkan informasi yang terdapat di website. Meskipun

muslimgaleri.co.id bukan e-commerce dengan konsep marketplace2,

tetapi produk yang dijual cukup variatif.

Dalam hal memilih barang, konsumen hanya dapat melihat foto dari

katalog online yang ditampilkan. Pada bentuk foto atau gambar mungkin

saja sudah melalui tahap editing sehingga barang sering tidak sesuai

dengan aslinya. Karena kesamaan dari barang foto/gambar yang dilihat di

monitor website tidak bisa seratus persen persis sama.

Namun pihak Muslim Galeri menyatakan bahwa memang ada editing

foto oleh tim kreatif tetapi proses editing tetap mengutamakan kualitas

foto sehingga sesuai dengan produk asli yang dijanjikan.3 Dengan

demikian konsumen terlindungi dari kerugian produk tidak sesuai dengan

nilai tukar, maksudnya karena dalam keadaan tertentu konsumen dapat

saja konsumen membayar harga suatu produk yang jauh lebih tinggi dari

pada kegunaan atau kualitas dan kuantitas barang atau jasa yang

diperolehnya.

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa.

Pelaku usaha atau penjual (merchant) dalam transaksi e-commerce

harus memberikan keterangan secara detail dan jelas mengenai kondisi

barang atau spesifikasi barang serta keterangan-keterangan lain yang

berkaitan dengan barang yang dijual/diperdagangkannya. Dalam hak ini

muslimgaleri.co.id telah berupaya memberikan informasi produk dengan

menampilkan katalog produk yang memuat informasi seperti gambar

produk, nama produk, warna produk, bahan produk, ukuran produk, stock

2 Marketplace adalah sebuah lokasi jual beli produk dimana seller dan juga konsumen bertemu

di suatu tempat. Seller akan menjual barangnya di lapak yang sudah disediakan oleh e-commerce

dengan konsep marketplace. 3 Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 86: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

76

produk, sampai ke berat satuan dari produk. Hal ini dilakukan karena

unsur informasi yang benar, jelas, dan jujur merupakan salah satu hal

yang sangat diperhatikan dalam proses jual beli online.

Gambar 4. 1: Foto Produk Muslimgaleri.co.id4

Pihak Muslim Galeri mencantumkan media berupa gambar atau foto

untuk mengambarkan kondisi barang yang dijual. Adapun standar yang

menjadi foto dari katalog yaitu foto ukuran 3:2 yang dikerjakan oleh tim

kreatif yang sudah berpengalaman sehingga kualitas foto bagus dan

sesuai dengan produk aslinya.5 Setiap foto produk menggunakan model,

latar belakang putih, dan disediakan 2 sampai 3 jenis arah foto yang bisa

didownload dan dizoom sehingga memudahkan konsumen untuk melihat

detail dari produk.

4 Muslim Galeri, artikel diakses pada 08 Agustus 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/detail~zilova-gamis-tazkia-1725-brown-s~60~513. 5 Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 87: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

77

Gambar 4. 2: Informasi Produk Muslimgaleri.co.id6

Mengenai bahan produk seperti: Mini Bubble, Best Double Hiccon,

Katun Strech dan lain sebagainya. Terdapat pula keterangan variasi

pelengkap seperti: Dilengkapi saku disisi kanan dan kiri, kancing di

pergelangan tangan, sangat friendly untuk ibu menyusui.

Selain itu, dalam hal informasi ukuran, muslimgaleri.co.id juga

menyediakan standar pilihan ukuran yang dilengkapi dengan ukuran

berupa chart ukuran S, M, dan L, XL, XXL dengan satuan centimeter

(cm). Hal ini dicantumkan agar konsumen dapat menyesuaikan ukuran

sehingga sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Informasi-informasi yang benar, jelas, dan jujur yang telah

dikumpulkan akan dipertimbangkan secara matang oleh konsumen

sebelum mengambil keputusan untuk membeli atau tidak barang tersebut

berdasarkan keterangan-keterangan yang tersedia pada website. Melalui

cara ini konsumen merasa lebih aman dan dapat mengurangi resiko yang

akan diterima.

Informasi juga dapat memberikan dampak yang signifikan untuk

meningkatkan efisiensi dari konsumen dalam memilih produk serta

meningkatkan kesetiaannya terhadap produk tertentu, sehingga akan

6 Ibid.

Page 88: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

78

memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memenuhi

kebutuhannya.7 Dengan demikian, pemenuhan hak ini dapat

menguntungan dua belah pihak yaitu konsumen dan produsen.

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan.

Dalam hak ini musmligaleri.co.id memberikan kebebasan terhadap

konsumen untuk menyampaikan kritik dan saran, dimana di situs

muslimgaleri.co.id menyediakan form pengaduan bagi konsumen yang

mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan pada saat melakukan

proses pemesanan produk di muslimgaleri.co.id.

Gambar 4. 3: Form Pengaduan Muslimgaleri.co.id8

Jika terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai hal yang

berkaitan tentang produk-produk tertentu apabila informasi yang

diperoleh kurang memadai dapat disampaikan melalui customer service

Muslim Galeri baik melalui chat, email, ataupun telepon dan fast respon

selama jam kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan customer

7 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2004), h.41-42. 8 Muslim Galeri, artikel diakses pada 10 September 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/pengaduan.

Page 89: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

79

Muslim Galeri, ia tidak pernah kesulitan dalam hal komplain karena

selalu direspon cepat oleh pihak customer service.9

Konsumen dalam jual beli online membutuhkan pembiasaan dalam

arti saat proses jual beli terjadi langsung dapat produknya, ada beberapa

prosesnya. Sehingga masalah yang dikeluhkan biasanya dari

pengirimannya, mayoritas konsumen komplain “Kenapa barangnya

belum sampai?”.10

Muslim Galeri menanggapi jika masalah itu

sebenarnya di luar jangkauan mereka, karena sudah dilimpahkan kepada

pihak kurir tetapi yang bisa dilakukan adalah dengan membantu customer

agar barangnya itu sampai, seperti dengan tracking resi atau dengan

kontak khsusus untuk menghubungi pihak kurirnya langsung.

Owner Muslim Galeri mengatakan pernah ada pengalaman konsumen

Muslim Galeri yang memblokir rekening karena tidak sabar produknya

belum sampai-sampai, tetapi saat produknya sampai masalah tersebut

selesai dengan sendirinya, dan rekening pihak Muslim Galeri pun sudah

difasilitasi oleh bank sehingga dapat terbuka lagi.11

Customer service website Muslim Galeri yang saat ini berjumlah 7

orang memiliki deadline untuk menghandle komplain, namun jika

mereka juga tidak bisa mengatasinya baru dihandle oleh bagian

supervisor atau manager.12

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

Selama 10 tahun berdiri Muslim Galeri belum pernah mendapatkan

kasus sengketa konsumen secara serius melalui jalur hukum. Persoalan

mengenai konsumen hanya sebatas permasalahan kecil yang dapat

diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai kesepakatan damai

9 Ayu Wd, Customer Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 12 Mei 2018.

10 Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

11 Ibid.

12 Ibid.

Page 90: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

80

diantara para pihak atau penyelesaian di luar pengadilan. Namun jika

terdapat suatu sengketa dengan konsumen maka pihak Muslim Galeri

mengikuti aturan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.13

Permasalahan kecil yang terjadi di Muslim Galeri misalnya konsumen

membeli produk kemudian transfer antar bank membutuhkan waktu

karena misal customer itu mengirim dari beda bank biasanya butuh

waktu 2 hari, namun karena customer merasa sudah mengirim mereka

biasanya sudah “ngejar-ngejar” tetapi pihak customer service belum bisa

memproses walaupun sudah ada bukti transfernya karena bukti transfer

bisa dimanipulas. Jadi penyelesaiannya customer service memberi

pengertian dahulu dan agar sama-sama nyaman ditunggu sampai

transferannya itu masuk, kecuali customer itu sudah berulang atau sudah

sering belanja maka akan langsung dikirim karena sudah terbangun rasa

saling percaya.14

Dalam penyelesaian sengketa untuk mempertahankan hak-hak

konsumen diatur pada Pasal 45 UUPK, yang menyebutkan bahwa

penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar

pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

Namun, terkait dengan transaksi e-commerce menurut Iman Sjahputra

UUPK jelas kehilangan efektivitasnya tatkala berhadapan dengan

persoalan pelanggaran hak konsumen (e-commerce) oleh pelaku usaha

yang berdomisili di negara asing, karena undang-undang ini hanya

berlaku terhadap subjek hukum yang berdomisili dalam yuridiksi hukum

Indonesia.15

Jadi, apbila terjadi sengketa maka akan sulit ditentukan

hukum negara mana yang dipakai.

13

Ibid. 14

Ibid. 15

Iman Sjahputra, Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektonik, h.145-148.

Page 91: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

81

6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

Pendidikan konsumen adalah proses dimana konsumen:16

1) Mengembangkan keahlian untuk membuat keputusan terdidik (tepat)

dalam pembelian barang dan jasa dalam mengingat nilai personal,

pemanfaatan maksimuman permintaan bantuan, alternatif tersedia,

pertimbangan ekologis, dan perubahan kondisi ekonomi.

2) Mengetahui hukum, hak mereka dan metode permintaan bantuan

untuk berpartisipasi secara efektif dan percaya diri dalam pasar dan

mengambil tindakan yang tepat, untuk meminta ganti rugi konsumen.

3) Meningkatkan pemahaman peran masyarakat dalam ekonomi, sosial,

dan sistem pemerintahan dan bagaimana memengaruhi sistem

tersebut membuat mereka tanggap terhadap kebutuhan konsumen.

Hak konsumen ini kembali kepada masing-masing konsumen di mana

pihak muslimgaleri.co.id telah menyediakan berbagai informasi yang

termuat di laman web muslimgaleri.co.id yang dapat diakses secara

bebas. Konsumen memang dituntut aktif, seperti membaca dengan detail

setiap informasi dari suatu produk.

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif.

Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif merupakan hak konsumen agar pelaku usaha tidak

berlaku diskriminatif terhadap konsumen berdasarkan suku, agama,

budaya, daerah, pendidikan, kaya, miskin, dan status sosial lainnya.17

Muslim Galeri memberikan pelayanan yang terbaik pada setiap

customernya. Hal ini sesuai dengan misi dari Muslim Galeri yaitu

“Memberikan pengalaman belanja online terbaik bagi para customer”

16

Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsumen di Indonesia , h.97. 17

Penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK), Pasal 4 huruf g.

Page 92: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

82

serta sejak dahulu sampai sekarang, toko online ini selalu

berkomitmen mengedepankan kenyamanan para customernya dalam

belanja online tanpa membeda-bedakan perlakuan terhadap setiap

customer yaitu dengan sikap ramah dan memberikan kemudahan dalam

melakukan jual beli yang akan menimbulkan rasa simpati atas bisnis

yang dijalankan. Sehingga moto yang diusung 'Happiness Is Yours' yang

artinya kebahagiaan adalah milik Kamu! Kebahagiaan milik para

customer, karena memberi kebahagiaan untuk para customer adalah

prestasi bagi Muslim Galeri.

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Pelaksanaan jual beli melalui media internet ini menimbulkan

beberapa permasalahan, seperti diantaranya kerugian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai. Bagi para pihak yang tidak

melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati dapat dituntut untuk melakukan ganti rugi oleh pihak yang

merasa dirugikan.

Ada dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi karena

wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Ganti rugi karena

wanprestasi diatur dimulai dari Pasal 1243 KUH Perdata menyatakan

penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu

perikatan. Sedangkan ganti rugi karena perbuatan melawan hukum diatur

dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Ganti rugi karena perbuatan melawan

hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang

yang telah menimbulkan kesalahan kepada pihak yang dirugikannya.18

18

Salim HS., Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontak) (Jakarta : Sinar Grafika,

2003), h. 100.

Page 93: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

83

Kelalaian dari produsen berakibat pada munculnya kerugian

konsumen merupakan faktor penentu adanya hak konsumen mengajukan

ganti rugi.19

Hak inilah yang sering kali diindahkan oleh produsen

sebagai pelaku usaha untuk meminimalisir kerugian mereka.

Dalam praktik transaksi jual beli melalui internet, terdapat jaminan-

jaminan yang diberikan berupa ganti rugi. Biasanya jaminan tersebut

diberikan berupa ganti rugi jika barang cacat tidak sesuai dengan

pesanan, atau ada kesalahan dalam pengiriman. Jaminan-jaminan ini

diberikan secara berbeda-beda setiap penjual/pelaku usaha/merchant.

Pada Muslim Galeri alasan konsumen biasanya menuntut ganti rugi

karena produknya reject atau cacat dan salah ukuran.20

Untuk memberikan transaksi yang aman dan rasa kepercayaan dalam

melakukan jual beli online, Muslim Galeri memberikan hak atas

konsumennya untuk melakukan pengembalian barang atas ganti rugi

ataupun kompensasi apabila barang yang dibeli tidak sesuai dengan yang

dijanjikan. Pengembalian barang ini lebih dikenal dengan sistem retur.

Terdapat beberapa syarat dan ketentuan untuk melakukan

pengembalian barang di Muslim Galeri yaitu pengembalian barang tidak

lebih dari 14 hari sejak diterimanya produk, kondisi produk yang akan

diretur harus sama seperti saat diterima pertama kali oleh konsumen,

produk tidak dalam keadaan rusak, kotor, telah digunakan atau dicuci,

label merk masih tertera atau tertempel di produknya.21

19

Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013), h.84. 20

Riana Andan Dewi, Customer Service Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei

2018. 21

Ibid.

Page 94: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

84

Skema 4. 1: Skema Pengembalian Produk Muslimgaleri.co.id

Dalam pengembalian produk, nantinya konsumen memiliki pilihan

untuk mengganti produk yang dibeli atau dikembalikan uang yang sudah

dibayarkan (refund). Setelah produk telah sampai di gudang, Muslim

Galeri akan memproses pengembalian barang ataupun pengembalian

dana. Untuk pengembalian barang Muslim Galeri akan mengirim ke

alamat konsumen barang baru pengganti yang sesuai.

Hal ini seperti pengalaman yang diungkapkan oleh Ayu wd customer

Muslim Galeri yang mengatakan pernah membeli baju namun terdapat

salah ukuran ternyata kecil dan bisa ditukar. Dimana prosesnya dikirim

barang penggantinya jika barang yang ditukar sudah sampai di Muslim

Galeri.22

Pengembalian barang rusak akan diperiksa ulang oleh Tim Warehouse

dari Muslim Galeri, jika benar terdapat kerusakan, kecacatan/reject, dan

salah ukuran dari yang sebenarnya maka layak untuk mendapat

penggantian barang akan mengkonfirmasi kepada pihak konsumen.

22

Ayu Wd, Customer Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 12 Mei 2018.

Page 95: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

85

Namun Muslim Galeri memiliki kebijakan untuk memutuskan tidak

memperbaiki, mengganti atau mengembalikan barang/uang jika tidak

memenuhi syarat kelayakan pengembalian.23

Jadi alasan pengembalian

produk harus bersifat sah dengan terpenuhinya persyaratan pengembalian

barang. Apabila syarat pengembalian barang tidak terpenuhi, maka biaya

pengiriman barang konsumen tidak akan diganti.

Alamat gudang Muslim Galeri untuk mengembalikan produk:

1) Muslim Galeri Warehouse - Komplek Bumi Pamulang Asri Blok C5a

Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan.

2) Muslim Galeri Indonesia - Komplek Bumi Pamulang Asri Blok B3

Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan.

Untuk pengembalian dana dengan cara transfer bank, maka akan

dilakukan refund dengan cara transfer antar bank juga. Pada metode

pengembalian barang, konsumen tidak akan dikenakan biaya tambahan

lagi.24

Estimasi waktu pengembalian barang sama seperti pengiriman

barang di awal, yaitu sesuai dengan jasa kurir dan alamat pengiriman.

9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Adapun hak-hak konsumen yang lain tidak tercantum dalam UUPK

melainkan terdapat pada peraturan perundang-undangan lainnya, seperti

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah dengan Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Internet dan Transaksi Elektronik,

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perdagangan, Peraturan

23

Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018. 24

Ibid.

Page 96: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

86

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem

Informasi dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang

Paten, dan lain-lainnya.

2. Kewajiban Pelaku Usaha

Dalam undang-undang perlindungan konsumen terdapat beberapa hal

yang menjadi kewajiban pelaku usaha, yang dapat dibandingkan dengan

praktik pada situs muslimgaleri.co.id di antaranya yaitu:

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

Dalam UUPK tampak bahwa itikad baik lebih ditekankan pada pelaku

usaha, karena meliputi semua tahapan dalam melakukan kegiatan

usahanya, sehingga dapat dikatakan kewajiban pelaku usaha beritikad

baik dimulai sejak barang mulai dirancang atau diproduksi sampai pada

tahap purna jual. Sebaliknya konsumen hanya diwajibkan beritikad baik

dalam melakukan transaksi barang atau jasa.25

Hal ini disebabkan karena kemungkinan terjadinya kerugian bagi

konsumen dimulai sejak barang dirancang atau diproduksi oleh produsen,

sedangkan bagi konsumen kemungkinan untuk dapat merugikan

produsen mulai pada saat melakukan transaksi dengan produsen.

Muslim Galeri sangat memperhatikan kualitas dari produk yang

dijual, dimana Muslim Galeri mempunyai standarisasi sendiri. Muslim

Galeri tidak akan menjual produk “abal-abal” dengan harga asal murah

tetapi kualitas tidak bagus. Kualitas merupakan hal yang utama, karena

Muslim Galeri tidak ingin mengecewakan konsumennya.26

Muslim

Galeri memiliki Tim Incoming Product, yang bertugas untuk

mengendalikan kualitas atau mutu serta menguji produk sesuai dengan

standar kualitas perusahaan. Untuk keperluan material produksi sendiri

25

Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, h.54. 26

Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 97: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

87

merupakan tugas Tim Purchasing. Terdapat pula Tim Marketing untuk

memastikan bahwa produk/jasa yang ditawarkan bisa menembus target

pasar serta diterima dan disukai oleh pembeli dan membuat konsumen

terus kembali membeli dan menjadi pelanggan setia. Dengan demikian,

semua tahapan dalam melakukan kegiatan usahanya dari hulu ke hilir

benar-benar sangat diperhatikan.

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,

perbaikan dan pemeliharaan.

Kewajiban lain dari produsen agar tidak mengedarkan produk cacat

yaitu memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,

perbaikan dan pemeliharaan, karena informasi di samping merupakan

hak konsumen, juga ketiadaan informasi yang memadai merupakan salah

satu jenis cacat produk, yang akan sangat merugikan konsumen.

Penyampaian informasi terhadap konsumen tersebut dapat berupa:27

1) Representasi. Perlunya representasi yang benar terhadap suatu produk,

karena salah satu penyebab terjadinya kerugian terhadap konsumen

adalah terjadinya misrepresentasi terhadap produk tertentu.

2) Peringatan. Peringatan ini sama pentingnya dengan instruksi

penggunaan suatu produk, yang merupakan informasi bagi konsumen,

walaupun keduanya memiliki fungsi yang berbeda, yaitu instruksi

terutama telah diperhitungkan untuk menjamin efisiensi penggunaan

produk, sedangkan peringatan dirancang untuk menjamin keamanan

penggunaan produk.

3) Instruksi. Selain peringatan, instruksi yang ditujukan untuk menjamin

efisiensi penggunaan produk, juga penting untuk mencegah timbulnya

27

Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, h.55-61.

Page 98: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

88

kerugian bagi konsumen. Pencantuman informasi bagi konsumen yang

berupa instruksi atau petunjuk/prosedur pemakaian suatu produk

merupakan kewajiban bagi produsen agar produknya tidak dianggap

cacat (karena ketiadaan informasi atau intormasi yang tidak memadai).

Seperti pembahasan sebelumnya bahwa Muslim Galeri telah

berusaha memberikan informasi produk dengan menampilkan katalog

produk yang memuat informasi seputar produk pada laman website

muslimgaleri.co.id. Dan Muslim Galeri juga selalu melakukan update

informasi-informasi terbaru mengenai produk, serta membuat inovasi

untuk mendatangkan pengunjung setiap harinya, karena Muslim Galeri

tahu untuk penjualan online sendiri sudah sangat menjamur dan mudah

ditemui di era saat ini.

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif.

Kemajuan usaha dari pelaku usaha (merchant) sangat tergantung pada

konsumen. Oleh karena itu hubungan yang baik harus terjalin diantara

keduanya. Pada Muslim Galeri hubungan yang baik antara customer

service selaku penghubung terhadap customer sangat diutamakan.

Customer service Muslim Galeri selalu berusaha memberikan pelayanan

secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif kepada setiap

customernya, karena tugas dari customer service adalah membina

relationship dengan customer dengan tanpa membeda-bedakan. Muslim

Galeri pun melakukan evaluasi atas pelayanan customer service,

sehingga terus lebih baik. Dengan demikian customer benar-benar

merasa nyaman dan ingin terus berlangganan.

Hal ini dapat dilihat pada testimonial yang terdapat di laman website

dan pernyataan yang penulis dapatkan dari customer Muslim Galeri yang

Page 99: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

89

mengatakan puas dengan pelayanan customer service yang sangat

ramah.28

Gambar 4. 4: Testimonial Pelayanan Customer Service Muslimgaleri.co.id29

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

jasa yang berlaku.

Pada Muslim Galeri kewajiban ini telah dilakukan yaitu adanya

pembagian Tim Incoming Product yang bertugas mengendalikan kualitas

atau mutu serta menguji produk sesuai dengan standar kualitas

perusahaan. Sebelum produk diproduksi dan dipasarkan, produk baru

tersebut diuji dahulu agar mendapat umpan balik dari customer yang

28

Ayu Wd, Customer Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 12 Mei 2018. 29

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 20 Agustus 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/testimonial.

Page 100: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

90

menjadi sasaran. Dengan pengujian mutu ini Muslim Galeri mendapat

produk yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan customer.

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau

garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.

Kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba

barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas

barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan dalam transaksi e-

commerce tidak diberikan secara langsung ketika proses pembelian itu

terjadi, tetapi setelah produk sampai di tangan konsumen, konsumen

dapat mengujinya dalam artian apakah produk tersebut telah sesuai

dengan informasi atau keterangan yang terdapat pada website, atau justru

terdapat ketidaksesuaian. Maka proses menguji/mencoba tersebut

diberikan oleh Muslim Galeri dalam masa retur yang berlaku 14 hari

sejak diterimanya produk.

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa

yang diperdagangkan.

Muslim Galeri memberikan kemudahan adanya sistem retur dan

refund sebagai bentuk kompensasi bagi konsumen atas kerugian yang

dialami terhadap produk yang dibeli pada website muslimgaleri.co.id.

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

perjanjian.

Sama seperti pada pembahasan sebelumnya, apabila customer Muslim

Galeri menerima produk tidak sesuai dengan apa yang diperjanjian maka

dapat melakukan pengembalian produk jika memenuhi syarat dan akan

dikirimkan barang pengganti yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Page 101: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

91

Jika dilihat dari upaya yang dilakukan Muslim Galeri, terlihat sudah

selaras dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen tampak bahwa hak konsumen bertimbal balik

dengan kewajiban pelaku usaha. Ini berarti hak bagi konsumen adalah

kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha.

3. Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Selanjutnya, berdasarkan substansi pada Pasal 19 Ayat 1 Undang-

Undang Perlindungan Konsumen dapat diketahui bahwa tanggung jawab

pelaku usaha, meliputi:

a. Tanggung jawab ganti kerugian atas kerusakan.

b. Tanggung jawab ganti kerugian atas pencemaran.

c. Tanggung jawab ganti kerugian atas kerugian konsumen.

Sesuai dengan hak-hak yang dimiliki oleh konsumen, diantaranya yang

paling menonjol adalah mengenai ganti rugi atas kerugian yang diderita

konsumen sebagai akibat dari penggunaan produk barang dari pelaku usaha,

baik yang berupa kerugian materi, fisik, maupun jiwa.

Perlindungan hukum bagi konsumen terhadap produk cacat di Indonesia

diberikan oleh hukum perdata yang diatur di dalam Pasal 1328 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang tanggung gugatnya

berdasarkan wanprestasi. Selain itu, diatur pula dalam Pasal 1365 KUH

Perdata tentang perbuatan melawan hukum. Guna lebih memberikan

perlindungan hukum pada konsumen, maka Indonesia mengundangkan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(UUPK). Di dalam UUPK mengatur pula ketentuan produk yang cacat,

namun Pasal 11 huruf (b) UUPK menggunakan istilah cacat tersembunyi dan

dalam Pasal 8 Ayat (2) dan (3) UUPK menggunakan istilah cacat atau bekas.

Page 102: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

92

Untuk mengetahui kapan suatu produk mengalami cacat, dapat

dibedakan atas tiga kemungkinan, yaitu kesalahan produksi, cacat desain, dan

informasi yang tidak memadai.30

Dengan demikian, ada dua bentuk tuntutan ganti kerugian yang dapat

diajukan oleh konsumen, yaitu kerugian konsumen karena perbuatan

melanggar hukum, yang mana harus dibuktikan kesalahannya oleh konsumen

sebagai kesalahan maupun merupakan kelalaian pelaku usaha yang berakibat

adanya kerugian pada konsumen, selain itu konsumen juga harus dapat

membuktikan bahwa kerugian tersebut merupakan akibat langsung dari

adanya perbuatan melanggar hukum dari pelaku usaha.31

Tuntutan ganti kerugian atas kerugian yang dialami oleh konsumen dari

akibat penggunaan produk adalah didasarkan atas dasar tuntutan gugatan,

apakah berdasarkan wanprestasi atau berdasarkan perbuatan melanggar

hukum.

Dalam hal konsumen menderita kerugian terhadap barang yang cacat,

UUPK menggunakan prinsip semi strict liability sebagaimana diatur dalam

Pasal 19 UUPK. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti atas

kerusakan atau kerugian konsumen. Sedangkan, dalam Pasal 28 UUPK,

pembuktian atas ada tidaknya unsur kesalahan menjadi beban pelaku usaha.

Dalam hal tanggung jawab pelaku usaha menurut Pasal 27 UUPK, diberikan

pembatasan tanggung jawab dimana pelaku usaha dapat dibebaskan baik

sebagian maupun seluruhnya dari tanggung jawab atas kerugian yang diderita

konsumen jika barang tersebut tidak diedarkan, cacat timbul di kemudian

hari, dan diakibatkan oleh kelalaian konsumen.

Dari ketiga pasal tersebut, maka UUPK menganut tanggung jawab

product liability dengan semi strict liability karena tidak disebutkan pelaku

usaha harus bertanggung jawab dan harus dibuktikan unsur kesalahannya.

30

Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsumen di Indonesia , h26. 31

Ibid., h.71.

Page 103: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

93

Sedangkan, dalam strict liability pelaku usaha bertanggung jawab mutlak

tanpa perlu adanya pembuktian. Dianutnya prinsip tersebut dalam pengaturan

UUPK, memberikan kemungkinan positif pada dilindunginya kedudukan

konsumen yang lemah, pembuktian dibebankan kepada produsen dan

konsumen mendapat barang berkualitas akibat produsen dituntut untuk

meningkatkan kualitas barang yang diproduksinya. Serta memberikan

kemungkinan negatif karena adanya persaingan yang cukup tinggi atas

barang produksi, meningkatnya biaya produksi yang secara tidak langsung

membebani konsumen, sehingga mahalnya produk hasil produksi.32

Muslim Galeri menjamin bahwa produk barang yang dihasilkan dan

distribusikan di pasaran sudah cukup aman bagi konsumen. Jika terdapat

unsur kesalahan yang disebabkan atau dilakukan oleh pihak Muslim Galeri

sebagai pelaku usaha atau merchant. Atau pun pada kasus barang tidak sesuai

pesanan misalnya terdapat kerusakan bukan karena kelalaian konsumen, demi

menjaga kredibilitas Muslim Galeri tetap bertanggung jawab mengganti

barang kepada konsumen.

Sedangkan jika kesalahan ada di pihak konsumen maka Muslim Galeri

tidak bertanggung jawab untuk pengembalian barang. Kemudian dalam

implementasi pengembalian dana (refund), konsumen harus menghubungi

customer service website Muslim Galeri secara intens, dan menunggu

konfirmasi persetujuan selanjutnya untuk mendapat pengambalian dana.33

Pasal 19 ayat (2) UUPK memberikan pedoman tentang jumlah, bentuk,

atau wujud ganti rugi, yaitu:

1) Pengembalian uang; atau

2) Penggantian barang dan.atau jasa sejenis atau setara nilainya; atau

32

Gede Adhitya Ariawan dan Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, “Tanggung Gugat Product

Liability dalam Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia”, Kertha Semaya, 01, 06, (Juli 2013),

h.4. 33

Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 104: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

94

3) Perawatan kesehatan; dan/atau Pemberian santunan; sesuai dengan

peraturan perundangan-undangan.

Mengenai apakah harus dibayar ganti kerugian atau berapa besar ganti

kerugian yang harus dibayar bukan undang-undang yang menentukan,

melainkan kedua belah pihak yang menentukan syarat-syaratnya serta

besarnya ganti kerugian yang harus dibayar.34

Ganti rugi merupakan bagian dari tanggung jawab pihak pelaku usaha

(merchant) yang menyebabkan kerugian nyata yang telah terbukti terjadi

terhadap pihak yang dirugikan. Tanggung jawab ini lahir karena seandainya

tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan suatu pihak merugi, tentu tidak

akan lahir tanggung jawab untuk mengganti rugi terhadap suatu kerugian.

B. Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Secara historis, sejarah perlindungan konsumen dalam Islam sudah dimulai

sejak Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rasul, beliau membawa

barang dagangan Khadijah binti Khuwailid dengan mendapatkan imbalan atau

upah. Sekalipun tidak banyak literatur yang berbicara tentang aspek

perlindungan konsumen ketika itu, namun prinsip-prinsip perlindungan

konsumen dapat ditemukan dari praktik-praktik bisnis yang dilakukan oleh

Rasulullah SAW. Kejujuran, keadilan dan integritas Rasulullah tidak diragukan

lagi oleh penduduk Mekkah, sehingga potensi tersebut meningkatkan reputasi

dan kemampuannya dalam berbisnis. Setelah Muhammad SAW diangkat

menjadi Rasul, konsumen mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam

ajaran Islam, baik dalam Al-Qur‟an maupun Hadits. Bisnis yang adil dan jujur

menurut Al-Qur‟an adalah bisnis yang tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi.35

34

Ahmad Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsumen di Indonesia , h..73. 35

Nurhalis, “Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999”, Jurnal IuS, III, 9 (Desember 2015), h.526.

Page 105: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

95

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat (279).

Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu

bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak

menganiaya dan tidak pula dianiaya.” (QS Al-Baqarah/2: 279).

Sepintas ayat ini memang berbicara tentang riba, tetapi secara implisit

mengandung pesan-pesan perlindungan konsumen. Di akhir ayat disebutkan

tidak menganiaya dan tidak dianiaya (tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi).

Dalam konteks bisnis, potongan pada akhir ayat tersebut mengandung perintah

perlindungan konsumen, bahwa antara pelaku usaha dan konsumen dilarang

untuk saling menzalimi atau merugikan satu dengan yang lainnya. Hal ini

berkaitan dengan hak-hak konsumen dan juga hak-hak pelaku usaha

(produsen).36

Islam membolehkan seluruh umatnya untuk melakukan berbagai bentuk

muamalah, dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama. Salah satu fenomena

muamalah dalam bidang ekonomi adalah transaksi jual beli yang menggunakan

media elektronik. Aktivitas perdagangan melalui media internet ini populer

disebut dengan electronic commerce atau yang disingkat dengan e-commerce.

Sama seperti jual beli konvensional terdapat pula hak-hak yang melekat diantara

konsumen dan produsen.

1. Konsep Jual Beli dalam Islam

Transaksi pada e-commerce adalah bentuk jual beli tanpa bertemunya

marchant (penjual) dengan konsumen/card holder yang menawarkan barang

36

Ibid.

Page 106: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

96

atau jasa, tetapi keduanya dapat saling berkomunikasi melalui media

internet. Termasuk halnya dalam transaksi e-commerce dapat sesuai dengan

ketetapan hukum ialah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dan

hal-hal lainnya yang ada kaitannya dengan jual beli, maka bila syarat-syarat

dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara‟.

Sehingga dalam jual beli pada Muslim Galeri harus memenuhi rukun dan

syarat jual beli dalam Islam, diantaranya:

a. Aqid (orang yang berakad), yakni penjual dan pembeli

Dalam transaksi e-commerce pada situs muslimgaleri.co.id meski

tidak bertemu secara nyata tetapi terdapat pihak penjual (merchant) yaitu

Muslim Galeri dan juga customer/konsumen yaitu pembeli. Selain

melibatkan penjual dan pembeli, dalam transaksi e-commerce menjadi

keharusan adanya pelibatan pihak-pihak lain dengan peran yang

beragam. Para pihak itu adalah perantara penagihan (acquirer), penerbit

kartu kredit (issuer), dan Certification Authorities. Pihak-pihak ini

berperan sebagai layanan pendukung untuk menjamin adanya

kepercayaan, kerahasiaan, validitas dan keamanan saat transaksi

berlansung. Sebab itu, pihak-pihak tersebut dapat dianalogikan (qiyas)

sebagai saksi atas berlangsungnya transaksi antara penjual dan pembeli.

Dengan demikian transaksi e-commerce memenuhi syarat dari aqid

(orang yang berakad) yaitu berjumlah lebih dari dua orang.

Pelaku perjanjian (jual beli online) juga disyaratkan harus berakal

dan mumayyiz37

, mengenai batasan umur pelaku untuk sahnya kontrak

diserahkan kepada „urf atau peraturan hukum yang tentunya dapat

37 Menurut Ratu Humaemah dalam Jurnal Islamiconomic dengan judul “Analisa Hukum Islam

Terhadap Masalah Perlindungan Konsumen yang Terjadi atas Jual Beli E-Commerce”, Mumayyiz,

yaitu bisa membedakan antara yang benar dan tidak, dan memiliki kompetensi untuk melakukan

aktivitas jual beli, yakni dengan kondisi yang sudah akil baligh serta berkemampuan memilih. Dengan

demikian, tidak sah jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum nalar, orang gila atau orang

yang dipaksa dan juga budak. Penjual dan pembeli haruslah orang yang merdeka, berakal, dan baligh

atau mumayyiz (sudah dapat membedakan baik dan buruk atau najis dan suci dan mengerti hitungan

harga).

Page 107: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

97

menjamin kebaikan semua pihak.38

Jadi tidak sah perjanjian (jual beli

online) apabila dilakukan oleh anak-anak dan orang gila serta orang-

orang yang berada di bawah pengampuan.

Menurut prinsip syariah, yang terkait dengan orang yang melakukan

transaksi haruslah orang yang cakap bertindak hukum dan cakap diangkat

sebagai wakil. Sementara itu, menurut mazhab Hanafi, kedua belah pihak

yang berakad tidak syaratkan baligh, tetapi cukup berakal saja. Oleh

sebab itu menurut mereka, anak kecil mumayiz boleh melakukan akad,

dengan syarat akad yang dilakukan anak kecil yang sudah mumayiz ini

mendapat persetujuan dari walinya.39

Dalam kaitan ini, wali anak kecil

yang mumayyiz itu benar-benar mempertimbangkan kemaslahatan anak

kecil itu. Jumhur ulama berpendirian bahwa orang yang melakukan akad

jual beli itu harus telah baligh dan berakal. Apabila orang yang berakad

itu belum mumayyiz, maka jual belinya tidak sah, sekalipun mendapat

izin dari walinya.40

Kemudian baligh berakal menurut Hendi Suhendi agar tidak mudah

ditipu orang. Batal akad anak kecil, orang gila, dan bodoh sebab mereka

tidak pandai mengendalikan harta41

.

Oleh karena itu, anak kecil, orang gila dan orang bodoh tidak boleh

menjual harta sekalipun miliknya, Allah berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang

belum Sempurna akalnya”. (An-Nisaa/04 :05).

38

Nilam Sari, Kontrak (Akad) dan Implementasinya Pada Perbankan Syariah di Indonesia,

(Banda Aceh: Penerbit PeNA, 2015), h.38 39

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya

(Jakarta: PrenadaMedia Group, 2014), h.133. 40

Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, h.115-116. 41

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, h.74-75.

Page 108: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

98

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa harta tidak boleh diserahkan

kepada orang yang belum baligh atau orang dewasa yang tidak dapat

mengatur harta bendanya, demikian pula halnya dengan melakukan

transaksi dalam membuat suatu perjanjian atau perikatan yang termasuk

juga dalam hal perdagangan atau bidang ekonomi (bisnis).

Kecakapan untuk bertindak di dalam hukum bagi orang-orang yang

belum dewasa ini diatur dalam ketentuan sebagai berikut:

1) Menurut Pasal 330 KUH Per; orang yang dikatakan belum dewasa

apabila ia belum mencapai usia 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah

kawin.

2) Untuk melangsungkan perkawinan:

a) Menurut Pasal 29 KUH Per, bagi seorang laki-laki harus

berumur 18 tahun dan bagi seorang wanita harus berumur 15

tahun.

b) Menurut Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, bagi seorang laki-laki harus berumur 19

tahun dan bagi seorang wanita harus berumur 16 tahun.

3) Dalam hukum waris, seseorang yang belum mencapai umur 18 tahun

tidak dapat membuat wasiat (Pasal 897 KUH Per).

4) Menurut Pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Pemilu, untuk dapat memilih di dalam pemilihan umum harus

berumur 17 tahun.42

5) Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 98 Ayat (1) batas

umur anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21

tahun.43

42

P.N.H. Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group,

2015), h.21-22. 43

Kompilasi Hukum Islam Pasal 98 Ayat (1).

Page 109: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

99

Patut dipahami bahwa pengaturan standar usia dewasa dalam

hubungan dengan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum,

didasari pertimbangan perlindungan hukum bagi pihak yang tidak cakap.

Oleh karena itu, akibat kebatalan (dapat dibatalkannya) suatu kontrak

karena adanya ketidakcakapan salah satu pihak, maka bobot

keseimbangan bergeser ke arah pihak yang tidak cakap.44

Terkait dengan penelitian ini di mana perbuatan hukum yang

dimaksudkan adalah transaksi jual beli e-commerce, maka mengenai

syarat kecakapan ini berdasarkan ketentuan atau sistematika di dalam

KUH Perdata dan KHI, dikarenakan objek yang diatur adalah berupa

kontrak jual beli, maka usia dewasa para pihak sehingga dapat dikatakan

cakap adalah tunduk pada sistematika KUH Perdata dan KHI yaitu

berumur 21 tahun.

Dalam transaksi e-commerce pada situs muslimgaleri.co.id dimana

transaksinya tidak perlu mencantumkan usia, data yang diperlukan untuk

mengisi form menjadi member dan berbelanja hanya terdiri dari nama,

alamat, email, jenis kelamin dan nomor telepon.45

Jadi Muslim Galeri

tidak membatasi calon konsumen pembeli dari umur berapapun, sehingga

kecakapan para pihak menjadi krusial dalam transaksi e-commerce.

Menurut M. Husaini, paling penting dalam melaksanakan transaksi

online adalah kedua pihak harus mengerti (paling tidak mengetahui)

tentang pengoperasian komputer dan internet, dan hal ini tidak mungkin

dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kecakapan yang sempurna,

seperti dilakukan oleh anak-anak yang belum berakal atau orang gila.46

Sedangkan fakta yang terjadi di zaman yang modern saat ini mayoritas

44

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial

(Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2010), h.190. 45

Riana Andan Dewi, Customer Service Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei

2018. 46

M. Husaini, “Bisnis E-Commerce dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ilmu Dakwah dan

Pengembangan Komunitas, 9, 2 (Juli, 2014), h.193.

Page 110: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

100

orang rasanya sudah mengerti mengenai pengoperasian komputer dan

internet, bahkan anak-anak kecil sekalipun sangat mahir bermain internet

di gadget-gadget yang mereka miliki.

Seperti kasus yang baru ini terjadi di Australia, sebuah survei yang

dilakukan oleh lembaga nirlaba Yayasan Keuangan Dasar menunjukkan

ratusan remaja Australia melakukan transaksi belanja daring atau online

tanpa seizin orang tua mereka. Dalam beberapa kasus bahkan hal itu

menyebabkan keluarga mereka terlilit tagihan hingga ribuan dolar

Australia. Menurut Direktur Eksekutif Financial Basics Foundation,

Katrina Birch mengatakan bahwa setengah dari belanja online yang

berlebihan oleh anak kecil dan remaja ini adalah dengan menggunakan

kartu kredit atau kartu debit orang tua mereka. Selain menggunakan kartu

kredit orang tua mereka, remaja menggunakan kartu debit mereka

sendiri.47

Oleh karena itu, hal ini membuktikan bahwa remaja dan anak

kecil dapat dengan bebas menggunakan internet dan juga berdampak

negatif terhadap mereka, serta tidak mendatangkan manfaat justru

terdapat mudharat.

Meskipun untuk pembayarannya yaitu dengan cara mentransfer uang

di rekening bank atas nama olshop (penjual) yang ditujukan. Jadi secara

tidak langsung penjual maupun pembeli menjadi nasabah suatu bank.

Persyaratan menjadi nasabah pada suatu bank yaitu harus memiliki kartu

tanda penduduk (KTP). Pembuatan KTP dapat terjadi ketika seseorang

sudah mencapai umur 17 tahun dan dikatakan dewasa.48

Namun seperti

kasus di atas anak kecil bisa dengan bebas menggunakan kartu kredit

atau kartu debit orang tua mereka, jadi karena antara Muslim Galeri dan

47

Nur Aini, Remaja Australia Terlilit Utang Belanja Online artikel diakses pada 07 September

2018 dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-

network/18/08/12/pdcmu2382-remaja-australia-terlilit-utang-belanja-online. 48

lpina Pitriani dan Deni Purnama, “Dropshipping dalam Perspektif Konsep Jual Beli Islam”,

Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3, 2, (October, 2015), h.96.

Page 111: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

101

konsumen tidak bertatap muka secara langsung maka kemungkinan

untuk terjadinya penipuan (tadlis) mengenai usia dewasa sangat

potensial.

Syarat kecakapan ini memang faktanya sulit untuk dipenuhi terutama

dari sisi pembeli atau konsumen, pada kenyataannya kontrak jual beli e-

commerce tetap dapat terjadi atau berlaku meskipun sebagai

konsekuensinya terhadap pemenuhan syarat ini akan sulit untuk

dibuktikan. Oleh karena itu Muslim Galeri telah mengesampingkan

ketentuan yang berlaku mengenai kecakapan seseorang dalam berbuat

hukum. Hal ini jelas telah menyalahi aturan atau melanggar ketentuan

syara‟ dan KUHPerdata. Untuk itu keabsahan dalam perjanjian jual beli

online pada Muslim Galeri bisa dikatakan tidak sah, sebab dengan tidak

saling bertemunya para pihak tidak dapat diketahui dengan jelas apakah

para pihak tersebut sudah cakap atau belum menurut undang-undang dan

Hukum Ekonomi Syariah. Dan pihak Muslim Galeri juga tidak pernah

memantau apakah orang yang akan membeli barangnya adalah orang

yang berakal dan mumayyiz sehingga tidak memberikan kepastian hukum

dan mungkin terjadi permasalahan di kemudian hari dari akibat tidak

cakapnya para pihak.

b. Ma‟qud „alaih

Ma‟qud „alaih memiliki beberapa syarat, yaitu:

1) Barang yang dijual diketahui dengan jelas

Transaksi e-commerce pada Muslim Galeri mengenai kejelasan

informasi barang yang dijual dapat diketahui dengan jelas, yaitu

dengan menampilkan katalog barang-barang yang disediakan dalam

situs muslimgaleri.co.id kepada para konsumen. Dalam setiap katalog

disertai dengan keterangan informasi produk dengan jelas. Informasi

produk yang dianalogikan di atas, memberikan indikasi bahwa

produk/barang sudah ada saat proses transaksi berlangsung.

Page 112: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

102

2) Barang yang dijual merupakan benda yang bernilai atau bermanfaat

Islam mengharamkan akad yang berkaitan dengan hal-hal yang

bersifat mudharat/mafsadat, seperti jual beli benda-benda yang

diharamkan dan/atau benda-benda yang tidak bermanfaat apalagi yang

membahayakan.49

Dan yang diperjualbelikan pada Muslim Galeri

adalah menyediakan busana Islami dan juga aksesoris-aksesorisnya

yang menjadi kebutuhan bagi kaum muslim khususnya, hal itu tentu

dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia.

3) Barang yang dijual merupakan hak milik penjual

Barang yang sifatnya belum dimiliki seseorang tidak boleh

diperjualbelikan, namun hal ini berbeda pada transaksi e-commerce

yang memuat akad salam dalam pelaksanaannya. Transaksi salam itu

dibolehkan dengan menyebutkan ciri-ciri barang yang akan dijual

asalkan terpenuhi syarat-syaratnya walaupun belum dimiliki ketika

akad berlangsung. Dengan melihat katalog online pada website

muslimgaleri.co.id, Muslim Galeri telah memajang kriteria serta ciri-

ciri produk yang dijualnya.

Sedangkan jual beli barang tidak dimiliki yang terlarang seperti

memperjualbelikan ikan di laut atau emas dalam tanah, karena ikan

dan emas itu belum dimiliki penjual.50

4) Barang yang dijual dapat diserahterimakan

Penyerahan barang pada transaksi e-commerce berlangsung di

kemudian hari atau pada waktu yang disepakati bersama ketika

transaksi berlangsung. Produk akan diserahterimakan oleh Muslim

Galeri ketika konsumen telah melakukan pembayaran setelah itu

49

Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga

Keuangan Syariah, h.24. 50

Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.118.

Page 113: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

103

produk akan dikirim ke alamat konsumen melalui jasa pengiriman

(kurir).

Barang akan tiba di alamat pembeli dalam waktu 2 atau 3 hari

dan paling lambat 7 hari (1 minggu) tergantung dari penggunaan jasa

kurir. Konsumen dapat mengetahui jangka waktu pengirimannya.

melalui informasi dalam biaya pengiriman.51

c. Syarat sighat

1) Kecakapan; kedua belah pihak haruslah orang yang cakap dalam

melakukan transaksi.

Orang yang mengucapkannya memiliki kecakapan, sesuai

dengan perbedaan mereka dalam menentukan syarat-syarat seperti

telah dikemukakan diatas.

2) Adanya kesesuaian antara ijab dan qabul.

Pernyataan ijab dan qabul harus jelas dan terdapat kesesuaian,

sehingga dapat dipahami oleh masing-masing pihak.

3) Dilakukan satu tempat.

Menurut Abdul Ghafur Anshari seperti dikutip Mardani

menjelaskan bahwa syarat yang mengharuskan bahwa ijab kabul

harus berhubungan langsung dalam satu majelis, perlu diperluas

pengertiannya, yakni pada kata majelis. Majelis harus diartikan

bahwa para pihak yang ada dapat berkomunikasi secara langsung

melalui alat komunikasi tertentu. Jadi dengan adanya perkembangan

teknologi komunikasi berupa internet, kata-kata “dilakukan dalam

majelis” perlu dianggap bahwa para pihak yang membuat perjanjian

melalui media internet adalah berada dalam satu majelis.52

51

Riana Andan Dewi, Customer Service Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei

2018. 52

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, h.238.

Page 114: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

104

Unsur terpenting dalam jual beli adalah adanya kerelaan dari kedua

belah pihak (aqid). Kerelaan tersebut bisa dilihat dari ijab dan qabul

yang dilangsungkan. Para ulama menerangkan beberapa cara yang

ditempuh dalam akad:

a) Dengan cara tulisan (kitabah), misalnya dua aqid berjauhan tempat,

maka ijab qabul boleh dengan cara kitabah.

b) Isyarat, bagi orang tertentu yang tidak pandai tulis baca tidak mampu

mengadakan ijab dan qabul dengan tulis. Dengan demikian, qabul

atau akad dilakukan dengan isyarat.

c) Ta‟athi (saling memberi), seperti seseorang yang melakukan

pemberian kepada seseorang dan orang tersebut memberikan imbalan

kepada yang memberi tanpa ditentukan besar imbalan.

d) Lisan al hal, menurut sebagai ulama, apabila seseorang meninggalkan

barang-barang di hadapan orang lain, kemudian dia pergi dan orang

yang ditinggali barang-barang itu berdiam diri saja, hal itu dipandang

telah ada akad ida‟ (titipan) antara orang yang meletakkan barang

dengan yang menghadapi letakan barang titipan dengan jalan dalalat

al-hal.53

Dalam transaksi e-commerce antara penjual (Muslim Galeri) dan

pembeli (customer) dinyatakan dengan persetujuan pelanggan untuk

memesan atau order suatu produk. Konsumen dapat memesan/order

konsumen dengan mengisi formulir order pada platform dan mengklik

pada tombol "Add to Chart" kemudian “Check Out”.

53

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, h.48-49.

Page 115: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

105

Gambar 4. 5: Mekanisme "Add to Chart" dan Proses “Check Out”

Pada transaksi e-commerce bentuk sighat dilakukan dengan cara

penyampaian verbal melalui telepon, pengiriman pesan melalui sejumlah

media sosial ataupun media tulis lain yang tujuannya untuk memberi

kejelasan kepada pembeli. Kebebasan untuk memilih dan bertindak

didapati secara bebas sesuai kehendak dan keinginan pembeli dengaan

melihat, membaca hingga menyetujui aturan dan perjanjian yang dibuat.

Komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli melalui internet inilah

yang kemudian disebut sebagai sighat. Sebab, ikatan antara penjual dan

pembeli terbentuk melalui kesepakatan yang jelas (ijab dan qabul) yang

diakhiri dengan serah terima.54

54

Ashabul Fadhli, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Akad As-Salam dalam

Transaksi E-Commerce”, Mazahib, XV, 1 (Juni 2016), h.12.

Page 116: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

106

Dalam transaksi e-commerce pada Muslim Galeri setelah

konsumen membaca informasi produk berikut prosedur pembayaran dan

pengirimannya yang tertera di laman website, apabila konsumen

menyetujui aturan-aturan yang tercantum pada website atau pun

informasi langsung dari customer service website maka konsumen akan

melakukan proses belanja dengan mengisi form pembuatan akun dan

diakhiri belanja pada website dengan klik ”Add to chart” dan “Lanjut

proses checkout”.

Dengan konsumen melakukan klik “Lanjut proses checkout”

setelah belanja dapat dipahami jika konsumen telah setuju untuk terikat

perjanjian jual beli dengan pihak Muslim Galeri. Apabila konsumen

keberatan dengan apa yang tercantum dalam ketentuan di website, maka

dapat menghentikan atau pun membatalkan transaksi.

Oleh karena ada kesesuaian antara ijab dan qabul dari Muslim

Galeri dengan konsumen, walaupun tidak diikrarkan secara lisan dan

langsung, namun ada tindakan nyata yaitu dalam proses konsumen

berbelanja. Dalam hal ini akad yang dilakukan Muslim Galeri adalah

sesuai dengan cara akad jenis yang pertama, yaitu dengan bentuk tulisan

(kitabah) sebagai bentuk pengungkapan kehendak secara tidak langsung,

yang mana dipahami berarti ada kerelaan konsumen untuk terikat pada

ketentuan tata cara pembelian, pembayaran dan pengiriman barang.

Maka menurut penulis telah sah memenuhi unsur pertama dari perjanjian

jual beli, yakni sighat al aqad (ijab qabul) dan hal ini berarti tidak

bertentangan dengan syara‟.

2. Penerapan Akad As-Salam Dalam Transaksi E-commerce

Menurut hukum Islam, pelaksanaan transaksi jual beli online sama

dengan transaksi bai‟ al-salam dalam hal pembayaran dan penyerahan

barang. Maka untuk mengetahui apakah transaksi jual beli online sejalan

Page 117: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

107

dengan prinsip-prinsip hukum Islam dapat ditinjau kembali melalui syarat-

syarat bai‟ al-salam. Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal

101 s/d Pasal 103, bahwa syarat ba‟i salam adalah sebagai berikut:

a. Kualitas dan kuantitas barang sudah jelas. Kuantitas barang dapat

diukur dengan takaran, atau timbangan, dan/atau meteran.

b. Spesifikasi barang yang dipesan harus diketahui secara sempurna oleh

para pihak.

Muslim Galeri telah memberikan informasi mengenai kualitas barang

berupa bahan dari setiap produk, karena bahan merupakan salah satu

penunjang dari kualitas suatu produk. Mengenai kuantitas dipaparkan

pula dalam katalog website mulai dari ukuran setiap produk yang dalam

satuan centi meter (cm), berat setiap produk dalam satuan kilo gram (kg),

serta diketahui dengan jelas berapa jumlah produk yang dipesan ketika

order via website/chat. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang termuat

dalam Hadist:

عليه وسلن الودي ومن يللووى في عي عبد هللا بي عباس قل: قدم البي صلى هللا

تيي فقال هي أسلف في تور فليللف في كيل هعلوم ووزى هعلوم والل الثوار الل

إلى أجل هعلوم

“Ketika Nabi shallallahu „alaihi wa sallam tiba di Madinah,

penduduk Madinah menjual buah-buahan dengan pembayaran di muka,

sedangkan buah-buahan yang dijualnya dijanjikan mereka dalam tempo

setahun atau dua tahun kemudian. Maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda, “Barangsiapa yang menjual kurma dengan pembayaran

di muka, hendaklah dengan takaran tertentu, timbangan tertentu dan

jangka waktu tertentu.” (HR. Bukhari dan Muslim).55

Dengan demikian hal ini telah memenuhi syarat dalam ba‟i salam

mengenai kualitas dan kuantitas barang yang jelas dan spesifikasi barang

yang dipesan diketahui secara sempurna oleh para pihak.

55

Syeikh Al-Hafidzh Taqiyudin Abdulghani, Hadist-Hadist Shahih Seputar Hukum (Jakarta:

Republika Penerbit, 2011), h.217.

Page 118: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

108

c. Barang yang dijual, waktu, dan tempat penyerahan dinyatakan dengan

jelas.

Pihak-pihak yang berkontrak harus menunjuk tempat yang

disepakati di mana barang (muslam fih) harus diserahkan. Jika kedua

pihak yang berkontrak tidak menentukan tempat pengiriman, maka

barang harus dikirim ke tempat yang menjadi kebiasaan, misalnya

gudang si pembeli (muslim ilaih) atau bagian pembelian.56

Mengenai setiap barang yang dijual dapat dilihat pada website

muslimgaleri.co.id dengan tampilan yang cukup jelas meskipun hanya

berupa katalog foto, untuk waktu dan tempat penyerahan barang yaitu

seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa barang akan tiba di alamat

pembeli dalam waktu 2 atau 3 hari dan paling lambat 7 hari (1 minggu)

tergantung dari penggunaan jasa kurir.

Wahbah az-Zuhaili (guru besar fiqh Islam di Universitas Damaskus),

menyatakan, bahwa tenggang waktu penyerahan barang sangat

bergantung kepada keadaan barang yang dipesan dan sebaliknya

diserahkan kepada kesepakatan kedua belah pihak yang berakad dan

tradisi (urf‟) yang berlaku pada suatu daerah (negara). 57

d. Pembayaran barang dapat dilakukan pada waktu dan tempat yang

disepakati

Pembayaran dari setiap produk yang dijual Muslim Galeri dilakukan

melalui transfer bank. Konsumen diberi waktu untuk melakukan

pembayaran terlebih dahulu dari produk yang dipesan, setelah konfirmasi

pembayaran barulah produk yang dipesan dapat diproses dan dilakukan

pengiriman.

56

Fathurrahman, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan

Syariah, h.135. 57

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2003), h.146.

Page 119: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

109

Dengan demikian syarat-syarat di atas telah terpenuhi, transaksi e-

commerce tersebut dinyatakan sah dan masing-masing pihak terikat

dengan ketentuan yang mereka sepakati.

3. Hak-Hak Konsumen dalam Islam

a. Hak untuk Mengetahui Informasi atas Barang dan Jasa

Konsumen jual beli dalam Islam berhak mengetahui informasi

mengenai barang dan jasa yang dibelinya, termasuk dalam hal ini

konsumen dalam transaksi e-commerce. Dikarenakan dalam jual beli ini

tidak bertatap muka secara langsung maka rentan dalam terjadi gharar.

Dimana jual beli yang di dalamnya mengandung unsur kesamaran

(gharar) ini dapat juga mengandung unsur penipuan. Celah terjadinya

gharar ini dapat dihilangkan dengan upaya Muslim Galeri untuk

menjelaskan secara detail mengenai karakteristik dan spesifikasi produk

yang diperjualbelikan. Adanya penjelasan spesifikasi produk pada laman

website melalui beberapa informasi keterangan, tidaklah dianggap

menyembunyikan produk.

Jika informasi mengenai barang dan jasa tidak dijelaskan secara jelas

maka akan muncul tadlis (unknown to one party) di mana terdapat

ketidaktahuan di antara pihak-pihak yang bertransaksi sehingga dapat

menimbulkan kecurangan atau tipuan yang disebabkan hanya salah satu

pihak yang mengetahui adanya informasi (asymmetric information). Ini

dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap prinsip kerelaan atau suka

sama suka.58

Muslim Galeri telah menyediakan katalog pada website

muslimgaleri.co.id yang di dalamnya terdapat informasi yang jelas akan

spesifikasi produk yang dijual seperti warna produk, bahan produk,

ukuran produk, stock produk, sampai ke berat satuan dari produk.

58

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2006), h.35.

Page 120: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

110

Dengan informasi tersebut merupakan bentuk perlindungan konsumen

untuk menghindari dari transaksi gharar, karena prinsip ekonomi dalam

Islam harus menghindari unsur gharar di antara kedua belah pihak,

dengan kejelasan transaksi dan sebagainya, sehingga masing-masing

dapat merasakan keuntungan.

b. Hak Konsumen atas Kebebasan Memilih

Pelindungan konsumen yang berupa kerugian bagi konsumen

termasuk dalam produk yang diterima konsumen terlambat atau tidak

sesuai dengan kesepakatan atau dalam keadaan cacat bahkan juga bila

tidak terjadi pengiriman pesanan. Maka dalam hukum Islam terdapat hak

khiyar yang dimaksudkan dalam upaya adanya kerelaan kedua pihak

yang mengadakan akad untuk menghindari kerugian bagi konsumen dan

mendapat kepercayaan dari konsumen. Hal ini ditujukan agar kedua

belah pihak sama-sama mendapatkan kemaslahatan.59

Jika dianalisis dalam transkasi e-commerce Muslim Galeri di atas

terdapat beberapa bentuk khiyar yang dapat diklasifikasikan:

1) Khiyar Syarat

Sesuai dengan kebijakan pengembalian barang Muslim Galeri di

mana dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung dari tanggal

customer menerima barang, konsumen dapat mengembalikan produk

jika memenuhi syarat pengembalian. Misalnya dengan syarat kondisi

produk yang akan diretur harus sama seperti saat diterima pertama kali

oleh konsumen, produk tidak dalam keadaan rusak, kotor, telah

digunakan atau dicuci, label merk masih tertera atau tertempel di

produknya.60

Persyaratan seperti ini dalam hukum Islam termasuk

dalam khiyar syarat.

59

Ratu, “Analisa Hukum Islam Terhadap Masalah Perlindungan Konsumen yang Terjadi atas

Jual Beli E-Commerce”, h.53. 60

Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 121: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

111

2) Khiyar Aib

Jika konsumen menerima produk dengan berbeda dari produk yang

seharusnya atau menerima produk yang rusak/cacat atau salah maka

konsumen memiliki hak khiyar aib sejak saat mengetahui adanya

kecacatan dalam barang tersebut dan dapat mengembalikannya kepada

pihak Muslim Galeri.

3) Khiyar Ru‟yah

Khiyar Rukyat yaitu dimana pembeli hanya mengetahui sifat-sifat

dari suatu barang tanpa melihat barang tersebut. Sehingga apabila

telah terjadi akad, tetapi barang yang diserahkan tidak sesuai dengan

sifat atau spesifikasi yang telah ditentukan, maka pembeli berhak

untuk tetap melangsungkan atau membatalkan akad yang telah

dibuat.61

Dengan demikian, jika barang yang diterima konsumen tidak

sesuai dan memenuhi syarat dalam kebijakan pengembalian barang

Muslim Galeri maka konsumen dapat menggunakan hak tersebut.

Dalam transaksi e-commerce barang belum dilihat saat akad

berlangsung, dalam artian belum dilihat secara nyata hanya melalui

sebuah katalog foto website. Oleh karena ini konsumen e-commerce

memiliki hak khiyar ru‟yah yang merupakan masa memerhatikan

keadaan barang menimbang sebelum mengambil keputusan untuk

melanjutkan akad.

Saat barang telah diterima oleh konsumen, pihak Muslim Galeri

memberi waktu untuk mengecek barang tersebut. Jika barang yang

diterima sesuai maka akad akan selesai. Jika barang yang diterima

tidak sesuai maka konsumen dapat komplain kepada customer service

tentang barang tersebut. Setelah komplain konsumen akan diberi

61

Ahmad Azhar Basyir, Azaz-azaz Hukum Muamalah (Yogyakarta: UII Press, 1993), h. 128.

Page 122: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

112

pilihan untuk melanjutkan transaksi dengan penggantian barang atau

pun pembatalan transaksi dengan pengembalian dana.62

Dengan demikian, mekanisme perlindungan konsumen yang

dilakukan Muslim Galeri telah memenuhi atau sesuai dengan hak pilih

jual beli dalam Islam yaitu hak khiyar syarat, khiyar aib, dan khiyar

ru‟yah. Dikarenakan syariat bertujuan melindungi manusia dari

keburukan-keburukan, maka ditetapkan adanya hak khiyar untuk

menjaga kemashlahatan dan keharmonisan dalam hubungan antar

manusia dalam hal itu yakni hubungan baik antara konsumen dan

pelaku usaha.

c. Hak Konsumen atas Penyelesaian Sengketa

Diantara tiga jalan penyelesaian perselisihan dalam perikatan

Islam, yaitu perdamaian (as-shulhu), arbitrase (tahkim) dan proses

peradilan (Al-Qadha), yang diterapkan Muslim Galeri jika terjadi

peselisihan atau sengketa, adalah melalui jalur yang sangat dianjurkan

dalam Islam yaitu jalur perdamaian (as-shulhu). Sebagaimana yang

terjadi selama 10 tahun berdiri penyelesaian perselihan antara customer

dan pihak Muslim Galeri selalu diselesaikan dengan memilih jalur

perdamaian tidak sampai pada jalur hukum demi mempertimbangkan

hubungan baik dan menguntungkan diantara para pihak.

62

Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Interview Pribadi, Pamulang, 04 Mei 2018.

Page 123: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan pembahasan serta dianalisis

dengan bahan pustaka yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce menurut perspektif

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 yaitu adanya pengaturan mengenai

hak-hak konsumen, kewajiban pelaku usaha serta terkait tanggung jawab

ganti rugi. Ketentuan-ketentuan dalam UPPK tersebut tidak hanya

melindungi sisi konsumen, tetapi justru mendorong iklim usaha yang sehat

serta mendorong lahirnya pelaku usaha yang tangguh dalam menghadapi

persaingan yang ada. UUPK telah cukup efektif melindungi konsumen,

namun karena transaksi e-commerce memanfaatkan teknologi internet yang

menjangkau sangat luas, timbul masalah baru terkait pembelian dengan

lintas negara dimana perlindungan tersebut terbatas karena undang-undang

ini hanya berlaku pada subjek hukum dalam yuridiksi hukum Indonesia.

Kemudian transaksi e-commerce dibolehkan menurut Hukum Ekonomi

Syariah berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dalam perdagangan menurut

Islam, khususnya dianalogikan dengan prinsip transaksi ba‟i as-salam. Jadi

transaksi e-commerce hukumnya sah jika memenuhi unsur syarat dalam

pelaksanaan transaksi ba‟i as-salam. Dan perlindungan konsumen tersebut

dapat dilihat pada pemenuhan hak-hak konsumen dalam Islam yaitu hak

untuk mengetahui atas informasi barang dan jasa, hak atas kebebasan

memilih dan hak konsumen atas penyelesaian sengketa.

2. Penerapan perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce pada situs

muslimgaleri.co.id menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen telah sesuai yakni dengan terpenuhinya pasal-pasal

Page 124: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

114

hak konsumen, kewajiban pelaku usaha dan pemenuhan atas ganti rugi oleh

pihak Muslim Galeri. Upaya perlindungan konsumen muslimgaleri.co.id

tersebut berfokus kepada dua hal, yaitu pengembalian produk (retur) dan

pengembalian dana (refund). Sedangkan penerapan dalam perspektif Hukum

Ekonomi Syariah pun telah sesuai dilihat dari sisi hak-hak konsumen dalam

Islam, seperti terdapat upaya Muslim Galeri untuk menjelaskan secara detail

mengenai karakteristik dan spesifikasi produk yang diperjualbelikan pada

website untuk menghindari unsur gharar karena baik dalam UUPK ataupun

Hukum Ekonomi Syariah yaitu harus memberi informasi yang benar, jelas,

dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Adanya

konsep khiyar yaitu hak khiyar syarat, khiyar aib, dan khiyar ru‟yah serta

penyelesaian perselisihan pada muslimgaleri.co.id juga dilakukan melalui

jalur perdamaian (as-shulhu). Namun karena dalam transaksi e-commerce

tidak bertatap muka secara langsung maka kemungkinan terjadinya

penipuan (tadlis) mengenai usia dewasa sangat potensial dan krusial

berkaitan dengan tidak terpenuhinya syarat dan rukun jual beli dalam Islam

yaitu permasalahan kecakapan orang yang berakad harus berakal dan

mumayyiz.

B. Rekomendasi

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan oleh penulis maka dikemukakan

beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Hendaknya konsumen dan pelaku usaha muslim memanfaatkan transaksi e-

commerce yang tentu banyak manfaatnya dengan berdasarkan prinsip

syariah, dengan demikian konsumen dan pelaku usaha muslim tidak hanya

mendapatkan keuntungan duniawi tapi juga keuntungan ukhurawi karena

bertransaksi berdasarkan prinsip syariah.

2. Setelah melakukan penelitian pada transaksi e-commerce pada situs

muslimgaleri.co.id penulis mendapatkan fakta mengenai ketentuan syarat

Page 125: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

115

kecakapan para pihak pada sistem e-commerce tersebut belum terpenuhi,

sehingga perlu kiranya agar pihak muslimgaleri.co.id memberikan suatu

syarat atau ketentuan tentang kecakapan para pihak (dalam hal ini

konsumen) yaitu dengan menambahkan pengisian form usia sebelum

konsumen melakukan transaksi agar kecakapan konsumen dapat diketahui

dan syarat sahnya para pihak yang melakukan akad (aqid) dapat terpenuhi.

Serta penambahan term and conditions pada laman website

muslimgaleri.co.id secara jelas dan detail tentang pengembalian barang dan

dana. Dengan adanya syarat dan ketentuan yang jelas akan tercipta prosedur

pembelian toko online yang disepakati serta mengikat antara pihak penjual

dan pembeli.

3. Para instansi pemerintahan seyogyanya dapat berperan aktif dalam

pembuatan peraturan perundang-undangan tentang perlindungan konsumen

yang mengatur tentang perlindungan konsumen dalam transaksi e-

commerce karena semakin terus berkembangnya e-commerce di Indonesia

sehingga pemerintah jangan sampai tertinggal perangkat hukumnya, serta

adanya keharmonisasian peraturan tentang transaksi elektronik internasional

baik dari KUPerdata/KUHPerdata Internasional, Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi fan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah

dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Internet dan Transaksi

Elektronik dan juga Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, serta bagi para praktisi hukum lebih mendekatkan

diri untuk mensosialisasikan tentang aturan-aturan mengenai transaksi e-

commerce.

4. Penelitian ini juga memiliki keterbatsan dan kekurangan, oleh karena itu

penulis merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lanjutan atau

penelitain lainnya yang lebih terfokus pada inti masalah yang tidak menjadi

fokus penelitian yang telah penulis dikerjakan.

Page 126: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

116

DAFTAR PUSTAKA

A. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2006.

Abdurrahman, Hafidz dan Yahya Abdurrahman. Bisnis & Muamalah Kontemporer.

Bogor: Al Azhar Publishing, 2015.

Adi Nugroho, Susanti, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen ditinjau dari

Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya. Jakarta: Kencana, 2009.

Adhitya Ariawan, Gede dan Ni Made Ari Yuliartini Griadhi. “Tanggung Gugat

Product Liability dalam Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia”.

Kertha Semaya, 01, 06, (Juli 2013): 4.

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015.

Aini, Nur. Remaja Australia Terlilit Utang Belanja Online. Artikel diakses pada 07

September 2018 dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-

australia-network/18/08/12/pdcmu2382-remaja-australia-terlilit-utang-

belanja-online.

Al-Hafidzh Taqiyudin Abu Muhammad Abdulghani bin Abdulwahid bin Ali bin

Surur Al-Maqdisi Al-Jumaili Al-Hanbali, Syaikh. Penerjemah Muhammad Al

Fatih dan Arsal Abu Arfan. Umdatul Ahkam:Matan-Terjemah-Kesimpulan

Kumpulan Hadits Hukum Yang Shahih. Sukoharjo: Al Qowam, 2015.

Al-Hafidzh Taqiyudin Abdulghani, Syeikh. Hadist-Hadist Shahih Seputar Hukum.

Jakarta: Republika Penerbit, 2011.

Page 127: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

117

Ali Hasan, M. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2003.

Anggawirya, Erhans. Internet Sekarang Belajar Sekarang Lancar. Jakarta: PT

Ercontara Rajawali, 2003.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002.

As-Sabatin, Yusuf. Bisnis Islami dan Kritik atas Praktik Bisnis ala Kapitalis. Bogor:

Al Azhar Press, 2014.

Azhar Basyir, Ahmad. Azaz-azaz Hukum Muamalah. Yogyakarta: UII Press, 1993.

Azharudin Lathif, AH. Fiqh Muamalat. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005.

______________dan Nahrowi. Pengantar Hukum Bisnis: Pendekatan Hukum Positif

dan Hukum Islam. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2013.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pemberdayaan Hak-Hak Konsumen di

Indonesia. Jakarta: Direktorat Perlindungan Konsumen Ditjen Perdagangan

dalam Negeri Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama

dengan Yayasan Gemainti, 2001.

Dewi, Gemala, dkk. Hukum Perikatan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana, 2007.

Djamil, Fathurrahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga

Keuangan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Eka Rusmawati, Dianne. “Perlindungan Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi E-

Commerce”. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum. Vol.7, 2, (2013): 195-196.

Fadhli, Ashabul. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Akad As-Salam dalam

Transaksi E-Commerce”. Mazahib, XV, 1 (Juni 2016): 12.

Page 128: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

118

Fajar Nur Dewata, Mukti. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris.

Yogyakarta: Pustaka Pelajarm 2015.

Fery E. “Citibank; e-Commerce Dorong Transaksi Kredit”. Koran Tempo, 07 Maret

2018.

Wardhani, Sita. “Perkembangan E-Commerce di Indonesia”. Artikel diakses pada 24

Januari 2018 dari http://validnews.co/Perkembangan-E-commerce-di-

Indonesia--1--YXAiJ.

Fuady, Munir. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012.

Ghofur Anshori, Abdul. Hukum Perjanjian Islam di Indonesia (Konsep, Regulasi

dan Implementasi). Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010.

Halim Barkatullah, Abdul. Hak-Hak Konsumen. Bandung: Nusa Media, 2010.

Haroen, Nasrun. Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Hariwijaya, M. Metodologi dan Penulisan SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI untuk

Ilmu Sosial dan Humaniora. Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2007.

Hediana, Runto dan Ahmad Dasuki Aly. “Transaksi Jual Beli Online Perspektif

Ekonomi Islam”. Al-Mustashfa. Vol.3, 2, (2015): 47.

Hendra Purwakarta, Tommy. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Atma

Jaya, 2007.

Hidayat, Enang. Fiqih Jual Beli. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015.

HS., Salim. Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontak). Jakarta : Sinar

Grafika, 2003.

Page 129: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

119

Husaini, M. “Bisnis E-Commerce dalam Perspektif Islam”. Jurnal Ilmu Dakwah dan

Pengembangan Komunitas, 9, 2 (Juli, 2014): 193.

Indotelko. “RPP eCommerce masuk tahap finalisasi, ini harapan idEA”. Artikel

diakses pada 5 Juli 2018 dari

https://www.indotelko.com/kanal?c=ecm&it=rpp-ecommerce-finalisasi-idea.

Interview Pribadi dengan Fendaby Surya Putra, Owner Muslim Galeri, Pamulang, 04

Mei 2018.

Interview Pribadi dengan Riana Andan Dewi, Customer Service Muslim Galeri,

Pamulang, 04 Mei 2018.

Interview Pribadi dengan Ayu Wd, Customer Muslim Galeri, Pamulang, 12 Mei

2018.

Ismail, Muhammad. “17 Hari Pertama 2018, Polresta Terima 51 Laporan Penipuan

Jual-Beli Online”. Artikel diakses pada 24 Januari 2018 dari

http://www.solopos.com/2018/01/19/penipuan-solo-17-hari-pertama-2018-

polresta-terima-51-laporan-penipuan-jual-beli-online-886505.

Izzan, Ahmad dan Syahri Tanjung, Referensi Ekonomi Syariah: Ayat-Ayat Al-Qur‟an

yang Berdimensi Ekonomi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

J Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012.

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

Kompilasi Hukum Islam.

Page 130: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

120

Maemunah, Ratu. “Analisa Hukum Islam Terhadap Masalah Perlindungan

Konsumen yang Terjadi atas Jual Beli E-Commerce”. Jurnal Islamiconomic.

Vol. 6, 1. (2015): 63-64.

Makarim, Edmon. Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta: PT RajaGRafindo Persada,

2003.

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2013.

______________, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika,

2013.

Mamudji, Sri, dkk. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan

Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Mudjab Mahalli, Ahmad dan Ahmad Rodli Hasbullah. Hadis-Hadis Muttafaq‟Alaih.

Kencana: Jakarta, 2004.

Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku. Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7.

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001.

Mulhadi. Hukum Perusahaan; Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia. Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010.

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 08 Agustus 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/detail~zilova-gamis-tazkia-1725-brown-

s~60~513.

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 20 Agustus 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/testimonial.

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 10 April 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/page/profil-perusahaan.

Page 131: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

121

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 10 April 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/k~jilbab-kerudung.

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 10 April 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/page/profil-perusahaan.

Muslim Galeri. Artikel diakses pada 10 September 2018 dari

http://www.muslimgaleri.co.id/pengaduan.

Miftah Maulana, Shabur, dkk. “Implementasi E-Commerce Sebagai Media Penjualan

Online (Studi Kasus Pada Toko Pabstrik Kota Malang)”. Jurnal Administrasi

Bisnis. Vol. 29, 1, (2015): 3.

Miru, Ahmad. Prinsip-Prinsip Perlindungan bagi Konsumen di Indonesia. Jakarta:

Rajawali Pers, 2011.

_____________ dan Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2004.

Nasution. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Nejatullah Siddiqi, Muhammad. Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Jakarta: Bumi

Aksara, 1996.

Nugroho, Aditya. “Muslim Galeri, from Door-to-Door to Online Store”. Artikel

diakses pada 10 April 2018 dari https://www.eramuslim.com/berita/info-

bisnis/muslim-galeri-from-door-to-door-to-online-store.htm#.Ws2N1PUxV0t.

Nur Fitria, Tira. “Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) dalam Hukum Islam dan

Hukum Negara”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Vol.03, 01, (2017): 59-60.

Nurhalis. “Perlindungan Konsumen dalam Perspektif Hukum Islam dan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999”. Jurnal IuS, III, 9 (Desember 2015): 526.

Page 132: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

122

Nur Yasin, Mohamad. “Perbandingan Green Konstitusi, Green Ekonomi, dan Hukum

Ekonomi Syariah di Indonesia”. Jurnal Asy-Syir‟ah. Vol. 50, 01, (2016): 123.

Pitriani, lpina dan Deni Purnama. “Dropshipping dalam Perspektif Konsep Jual Beli

Islam”. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3, 2, (October, 2015): 96.

Pradana, Mahir. “Klasifikasi Jenis-Jenis Bisnis E-Commerce di Indonesia”. Jurnal

Neo-Bisnis. Vol. 9, 2, (2015): 34.

Prayogo, Presly. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen dalam Jual

Beli Melalui Internet”. Lex et Societatis, II, 4, (Mei 2014): 82.

Rais, Isnawati dan Hasanudin. Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada LKS. Ciputat:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Rasyid Saliman, Abdul. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan:Teori dan Contoh Kasus.

Jakarta: Kencana, 2014.

Remy Sjahdeini, Sutan. Perbankan Syariah: Produk-produk dan Aspek-aspek

Hukumnya. Jakarta: PrenadaMedia Group, 2014.

Riawan, Belly dan I Made Mahartayasa. “Perlindungan Konsumen dalam Kegiatan

Transaksi Jual Beli Online di Indonesia”. Kertha Semaya. Vol. 03, 01,

(2015): h.34.

Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modern English Press, 2002.

Santoso, Sugeng. “Sistem Transaksi E-Commerce dalam Perspektif KUH Perdata

dan Hukum Islam”. Ahkam, Vol. 4, 2, (2016): 241.

Page 133: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

123

Sanusi, Masri. “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen E-Commerce”. Ad Daulah.

Vol.1, 2, (2013): 98.

Sari, Nilam. Kontrak (Akad) dan Implementasinya Pada Perbankan Syariah di

Indonesia. Banda Aceh: Penerbit PeNA, 2015.

Sarwono, Jonathan dan Tutty Martadiredja. Teori E-Commerce Kunci Sukses

Perdagangan di Internet. Yogyakarta: Gava Media, 2008.

Setiyo Budhi, Galih. “Analisis Sistem E-Commerce Pada Perusahaan Jual Beli

Online Lazada Indonesia”. Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational

Education (ELINVO). Vol. 2, 1, (2016): 12.

Shofie, Yusuf. Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi. Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2003.

Sholahuddin, M. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.

Sidharta, Iwan dan Boy Suzanto. “Pengaruh Kepuasan Transaksi Online Shopping

dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Sikap Serta Perilaku Konsumen pada

E-Commerce”. Jurnal Computech & Bisnis. Vol. 9, 1, (2015): 25

Simanjuntak, P.N.H. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta: Kencana PrenadaMedia

Group, 2015.

Sjahputra, Iman. Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektonik. Bandung: PT

Alumni, 2010.

Sufyan Abdurrahman, Muhammad. “Transaksi e-Commerce Indonesia Akan Capai

Rp 144 Triliun”. Artikel diakses pada 11 Mei 2018 dari

Page 134: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

124

https://www.liputan6.com/tekno/read/3057134/2018-transaksi-e-commerce-

indonesia-akan-capai-rp-144-triliun.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.

Yogyakata: Gadjah Mada University Press, 2012.

Sutanto, Happy. Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan. Jakarta: Visimedia, 2008.

Syaichoni, Ahmad. “Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Bay‟ Al-Salam dan E-

Commerce. Ahkam. Vol. 3, 2, (2015): 225.

Tri Siwi Kristiyanti, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika,

2009.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK).

Wariati, Ambar dan Nani Irma Susanti. “E-Commerce dalam Perskpektif

Perlindungan Konsumen”. Pro-Bank Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.1, 2,

(2014): h.2.

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani. Hukum Tentang Perlindungan Konsumen.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Yudha Hernoko, Agus. Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak

Komersial. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2010.

Zulham. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013.

Page 135: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 136: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

126

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Transkip Hasil Wawancara

Transakip Hasil Wawancara dengan Pihak Muslimgaleri.co.id

Nama : Fendaby Surya Putra

Jabatan : Owner Muslim Galeri

Hari, Tanggal : Jum‟at, 04 Mei 2018

Waktu : Pukul 10:00 WIB s.d selesai.

Tempat : Kantor Muslim Galeri (Komp. Bumi Pamulang Asri Blok B3

Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan)

1. Kesibukan yang sedang dijalani?

Jawab: Saat ini sebagai direktur utama juga mengatur semuanya di Muslim

Galeri ini.

2. Sejak kapan memulai usaha?

Jawab: Usaha ini dimulai dari 2008 awal mula berdiri usahanya itu karena

saya ingin memberikan kesibukan kepada istri di rumah tetapi sampai sejauh

perkembangan saat ini ternyata saya yang justru lebih berperan langsung

dalam usaha ini. Saya sendiri dari Jurusan Elektro Universitas Teknologi

Nanyang Singapura. Pertama mulai langsung dengan pembuatan website

sekitar bulan Agustus 2008 dengan nama muslimgaleri.com setelah

melakukan beberapa perubahan sekarang sudah menjadi muslimgaleri.co.id.

3. Untuk penamaannya sendiri kan Muslim Galeri? Apa alasannya? Ataukah

ada akad syariahnya?

Jawab: Untuk penamaannya sendiri kenapa dinamakan Muslim Galeri karena

menjual produk-produk islami yaitu awalnya menjual jilbab, baju muslim,

baju koko dan sampai sekarang masih seputar itu yaitu produk-produk yang

Page 137: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

127

dibutuhkan muslim. Untuk akad syariah kami belum menerapkan, tetapi

usaha ini selalu di dasari akan kejujuran.

4. Apakah muslim galeri berada di bawah naungan CV/PT?

Jawab: Iya sekarang juga masih di bawah naunga CV, karena masih keluarga

yang pegang. Tetapi saya berniat ke PT mungkin sih karena kan kita ini usaha

keluarga ya tetapi bagi saya PT atau CV sama saja kan beda badan hukum aja

cuma sama saja mengurusnya.

5. Bagaimana perkembangan usaha tersebut?

Jawab: Alhamdulillah dari awal berdiri minat masyarakat semakian

meningkat, pelanggan semakin banyak, jadi usaha kami berkembang baik.

6. Berapa omset yang didapat pertahun?

Jawab: Untuk omset sendiri diatas 10M/per tahun. Uuntuk setiap tahun

alhamdulillah omset selalu meningkat kecuali di tahun 2017-108 masih

stagnan. Jadi ada tahun dimana omset meningkat tinggi tapi juga ada tahun

dimana omset posisi stagnan namun tidak menurun, biasanya kalau di posisi

stagnan itu berarti kita perlu adanya inovasi baru.

7. Ada berapa kantor dan karyawan?

Jawab: Saat itu kantor kami ada beberapa kantor 4, karyawan ada 80 orang,

tetapi ada rencana mau digabung satu kantor agar memudahkan juga.

8. Sejak kapan mencetuskan website online e-commerce? Dan bagaimana

prosesnya?

Jawab: Sejak awal berdiri kami langsung proses pembuatan website dalam

berbelanja karena itu media utamanya, untuk proses pembuatan websitenya

sendiri itu programmer yang membuat setelah itu kita custom berdasarkan

kebutuhan kita, programmer sendiri berasal dari orang dalam namun saat ini

dia sebagai konsultan saja.

9. Adakah kendala dalam berjualan via wesbsite?

Jawab: Kendala internalnya kalau namanya website itu kan selalu perlu

update terus menerus sesuai dengan kebutuhan kita, baik pada awal

Page 138: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

128

pembuatan atau pun perkembangannya yaitu menyesuainya antara

operasional kita dan website begitu pun sebaliknya. Setiap karyawan juga kita

latih sesuai operasional perusahaan kami sendiri. Kalau untuk kendala

eksternal paling itu bagaimana kita membuat inovasi, dan mendatangkan

pengunjung setiap harinya. Karena kan kita tahu untuk penjualan online

sendiri sudah menjamur dan sangat mudah ditemui di era saat ini.

10. Adakah standar untuk foto yang akan menjadi katalog produk pada website?

Jawab: Standar ukuran foto 3:2 3 ke bawah 2 ke samping itu yang mengatur

tim kreatif jadi kami usahakan foto sesuai dengan produk asli dari segi warna.

Karena kan jualan online itu jualan gambar ya jadi sebisa mungkin harus

mirip dengan aslinya.

11. Adakah syarat dan ketentuan (Term and condition) (Terms of use) dalam

belanja di muslimgaleri.co.id?

Jawab:

Pertama kita klik alamat website muslimgaleri.co.id kemudian setelah masuk

kita login dengan akun yang sudah kita buat, customer memasukkan email

dan juga paswordnya. Setelah itu konsumen dapat bebas memilih produk apa

saja yang diinginkan yang telah tersedia di website kami. Customer klik

barang yang ingin dipesan lalu tentukan jumlah dan “Add to chart” setelah

belanja bisa cek Keranjang untuk memastikan produk apa saja yang akan kita

beli dan telah dimasukkan ke keranjang kemudian “Lanjut Proses Checkout”

setelah itu masukan alamat customer setelah itu selesai dan mendapat invoice.

12. Apakah ada standarisasi produk yang bisa dijual di website

muslimgaleri.co.id?

Jawab: Produk yang dijual pasti kita lihat dari segi kualitasnya bagus, soal

harga standar sih karena kalau murah tetapi kualitasnya jelek kan itu gak

bagus juga ya jika mengecewakan konsumen.

Page 139: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

129

13. Kenapa belum menggunakan rekening bank syariah sebagai pilihan transfer

rekening bank? Apakah ada keinginan untuk menggunakan rekening bank

syariah? Jika belum adakah kendalanya?

Jawab: Bank syariah sebenarnya ada, tetapi yang menjadi kendala itu di

masalah pengecekan onlinenya itu agak sulit untuk syariah dulu ya itu

mungkin sekarang sudah mudah, karena kita melihat setahun ke belakang ini

masih agak rumit mekanismenya karena kan transaksinya banyak jadi kita

butuh yang mudah dan cepat agar dapat melakukan pengirimannya yang

cepat pula kan. Misalnya yang saya tahu itu Bank Muamalat ya yang sudah

bagus jadi ke depannya kita akan memasukkan kembali bank syariah dalam

pilihan rekening pembayaran kita secepatnya.

14. Apa arti konsumen bagi pedagang online?

Jawab: Mereka itu adalah seorang yang memegang pernanan penting dalam

transaksi, dimana kita layaknya jual beli yang biasa. Harus jelas akadnya dan

melakukan dengan sejujurnya walaupun kita tidak bertemu muka atau

dilakukan jual beli itu secara langsung karena kita harus melakukan

pelayanan yang baik agar konsumen puas dan nyaman dengan pelayanan kita

dan nyaman dengan produk kita juga.

15. Permasalahan apa yang biasanya dikeluhkan konsumen? Dan masalah yang

dihadapi jual beli via online?

Jawab: Konsumen dalam jual beli online ini kan butuh pembiasaan ya, jadi

gak pas beli langsung dapat produknya, ada prosesnya. Nah yang dikeluhkan

biasanya dari pengirimannya, beberapa komplain itu konsumen keluhkan

kenapa barangnya belum sampai. Kalau masalah itukan di luar jangkauan kita

juga, karena kan sudah ita limpahkan kepada pihak kurir tetapi yang bisa kita

lakukan adalah membantu mereka agar barangnya itu sampai di mereka

seperti tracking resi atau kita punya kontak khsusus untuk menghubungi

pihak kurirnya langsung. Pernah juga ada pengalaman konsumen yang

memblokir rekening kita karena tidak sabar produknya belum sampai-sampai,

Page 140: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

130

tetapi saat produknya sampai selesai sendiri sih udah gak ada masalah lagi,

rekening kita juga sudah difasilitasi oleh bank sehingga bisa terbuka lagi.

Kalau produk cacat kebijakan kita mereka bisa mengembalikan produk itu

kita tukar dengan yang baru dan ongkos kirimnya juga kita tanggung, dimana

itu produk cacat benar-benar kesalahan kita. Ataupun kembali uang (refund)

seperti apa.

16. Bagaimana perkembangan customer yang membeli hingga saat ini?

Jawab: Pasti meningkat sih konsumen, kira per tahun itu mengalami

peningkatan 10% dari 2017-2018 ini termasuk stagnan ya. Yang banyak itu

dari 2016 ke 2017. Untuk angka puluhan ribu ya kita gak menghitungnya.

17. Data pribadi konsumen apa saja yang diperlukan untuk menjadi member atau

berbelanja?

Jawab: Konsumen hanya mengisi form nama, alamat, email, jenis kelamin

dan nomor telepon. Standar usia sebenernya gak ada limitnya, Cuma

umumnya yang menjadi membernya itu 20 tahun ke atas.

18. Upaya apa yang dilakukan Muslim Galeri dalam menjaga data pribadi

konsumen tersebut?

Jawab: Yang pasti data pribadi konsumen kita tidak jual apalagi nomor

telepon ya, kita tidak salah gunakan.

19. Bagaimana penyelesaian jika ada perselisihan dengan konsumen?

Jawab: Permasalah sebenernya simple misal dulu ada yang beli produk

kemudian transfer antar bank kan butuh waktu karena misal customer itu

mengirim dari beda bank biasanya butuh waktu 2 hari, namun karena

customer merasa sudah mengirim dianya sudah ngejar-ngejar aja tetapi kita

belum bisa memproses ya walaupun sudah ada bukti transfernya karena kan

bukti transfer bisa dimanipulasi juga. Jadi penyelesaiannya kita beri

pengertian dahulu dan agar sama-sama nyaman ya kita tunggu sampai

transferannya itu masuk, kecuali customer itu sudah berulang atau sudah

sering belanja yaudah kita kirim aja karena sudah terbangun juga rasa saling

Page 141: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

131

percaya. Selama ini sih belum pernah ada perselisihan serius sampai ke jalur

hukum, karena selalu selesai sampai tahap musyawarah saja namun untuk

jalur hukum kami mengikuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

20. Pihak mana yang menerima komplain atas masalah pengiriman barang?

Jawab: Customer service, sudah ada deadline mereka untuk menghandle

komplain, Cuma kalau mereka juga tidak bisa mengatasinya baru ke

managernya. Customer service website saat ini ada 7 orang.

21. Apakah ada sistem retur? Ganti rugi? Bagaimana mekanismenya?

Jawab: Sistem retur itu dalam pengembalian produk, nantinya konsumen

memiliki pilihan untuk mengganti produk yang dibeli atau dikembalikan uang

yang sudah dibayarkan (refund). Setelah produk telah sampai di gudang,

Muslim Galeri akan memproses pengembalian barang ataupun pengembalian

dana. Untuk pengembalian barang Muslim Galeri akan mengirim ke alamat

konsumen barang baru pengganti yang sesuai.

22. Apakah perlindungan konsumen itu diperlukan?

Jawab: Tentu perlindungan konsumen itu diperlukan, yang pasti itu data

mereka ya, data mereka harus benar-benar kita jaga kerahasiannya, karena

kan kita juga harus amanah. Jangan sampai mereka menerima spamming dari

luar. Dan kita juga melayani dengan baik dan profesional, dan ketika mereka

sudah mengeluarkan uang ada kenyamanan.

Page 142: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

132

Nama : Riana Andan Dewi

Jabatan : Customer Service Muslim Galeri

Hari, Tanggal : Jum‟at, 04 Mei 2018

Waktu : Pukul 14:00 WIB s.d selesai.

Lokasi : Kantor Muslim Galeri (Komp. Bumi Pamulang Asri Blok D2

Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan)

1. Kesibukan yang sedang dijalani?

Jawab: Sekarang kan udah mendekati liburan jadi udah mulai ramai

orderannya, untuk malayaninya sendiri via chat bisa whatsapp.

2. Mekanisme menjadi member? Data pribadi apa yang diperlukan?

Jawab: Muslim Galeri Agen terbagi menjadi 3: Gold registrasi Rp50.000,

Silver Rp25.000, dan Bronze Rp10.000. Setelah memilih diantara 3 jenis

member tersebut maka akan dapat langsung daftar dan dibuatkan akun.

3. Apa saja info yang terdapat dalam katalog muslimgaleri?

Jawab: Cukup lengkap ya di website tersedia nama produk, harga produk,

warna produk, bahan dari produk tersebut, variasi, ukuran detail, hingga berat

dari masing-masing produk.

4. Data pribadi apa yang diberikan konsumen kepada muslimgaleri?

Jawab:

Nama, alamat, nomor telepon, dan email.

5. Bagaimana proses pembayaran yang dilakukan oleh pembeli terhadap penjual

dalam jual beli Online?

Jawab: Pembayaran dalam toko online Muslimgaleri.co.id dapat dilakukan

dengan cara Transfer Bank (termasuk Internet Banking) Setelah

itu“checkout”, customer akan pilih cara pembayaran melalui transfer bank.

muslimgaleri.co.id menyediakan pilihan transfer bank sebagai berikut BCA,

Mandiri, BNI, dan BRI. Kemudian customer konfirmasi ke CS via SMS/WA.

Isi pesan mencakup: No. Invoice, Nama Bank , Jumlah Uang yang ditransfer.

Atau bisa melakukan konfirmasi pembayaran online melalui menu akunku --

Page 143: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

133

> riwayat pembelian. Jika CS tidak menerima kabar konfirmasi pembayaran

dalam 2x24 jam, maka akan kami batalkan pesanan Anda. Hal ini untuk

memberi kesempatan pada pelanggan lain.

6. Bagaimana proses pengiriman yang dilakukan oleh pembeli terhadap penjual

dalam jual beli online?

Jawab: Pengiriman dilakukan setelah konfirmasi transfer dilakukan customer

dengan batas maksimum jam 2 jika dikirim di hari yang sama. Karena kita

sudah menggunakan sistem pick up jadi pihak kurir yang datang ke MG

mengambil barang dua kali, sekitar jam 12 dan jam 4/5 sore, maksimal

packing jam 3. Barang akan tiba di alamat pembeli dalam waktu 2 atau 3 hari

dan paling lambat 7 hari (1 minggu) tergantung dari penggunaan jasa kurir.

7. Apakah pernah ada masalah salah kirim produk/barang?

Jawab: Pernah, kendala ada biasanya dari CS yang salah order, tidak sering

sih tapi ada beberapa. Kalau kita yang salah otomatis kita ganti barang (retur)

tersebut berikut dengan ongkos kirimnya. Kalau kesalahan ada di konsumen

maka konsumen yang menganti ongkos kirimnya.

8. Berapa lama maksimal jaminan pengiriman barang dari Muslim Galeri?

Sampai berapa hari?

Jawab: Kalau mau retur itu 14 hari. Untuk estimasi pengiriman barang itu

tergantung dari pihak kurir yang telah bekerja sama dengan kami.

9. Apakah ada sistem retur? Ganti rugi? Bagaimana mekanismenya?

Jawab: Sistem retur itu dengan syarat barangnya reject atau cacat dan salah

ukuran.

10. Bagaimana mekanisme pengembalian produk? Dan apa saja persyaratan

dalam pengembalian produk? Alasan pengembalian produk?

Jawab: Syarat kondisi produk yang akan diretur harus sama seperti saat

diterima pertama kali oleh customer, produk juga tidak dalam keadaan rusak,

kotor, telah digunakan atau dicuci, dan juga label merk masih tertera atau

tertempel di produknya. Jika memenuhi syarat maka akan kami ganti.

Page 144: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

134

Nama : Ayu wd (Customer/Konsumen Muslim Galeri)

Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Mei 2018

Waktu : Pukul 15:00 WIB s.d selesai.

Lokasi : Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangeran Selatan

1. Kesibukan yang sedang dijalani?

Jawab: Sekarang sedang sibuk sebagai ibu rumah tangga saja.

2. Apakah pernah belanja online di muslimgaleri.co.id? Sudah berapa kali?

Jawab: Iya, saya pernah belanja disana sekitar 3 kali.

3. Barang apa saja yang mbak pernah beli di muslimgaleri.co.id?

Jawab: Pernah beli jilbab sama baju-baju sih.

4. Berapa kisaran harga yang pernah dibeli?

Jawab: Sekitar Rp 75.000 sampai Rp 250.000.

5. Apakah mudah melakukan transaksi secara online?

Jawab: Mudah-mudah sulit sih sebenernya, kalau pilihan sih jadi mudah ya

karena banyak variasi dan gak capek ke pasar gitu. Paling karna saya tuh suka

lupa transfer itu ke atmnya.

6. Bagaimana mekanisme berbelanja di muslimgaleri.co.id?

Jawab: Kalau sudah punya akun saya langsung login terus pilih barang selesai

masukan alamat nanti dapat invoice baru saya transfer. Satu dua hari barang

sampai.

7. Apakah pelayanan customer service muslimgaleri.co.id cukup memuaskan?

Jawab: Iya mbak-mbak disana ramah dan cepat responnya.

8. Apakah barang yang dibeli sesuai dengan yang ditawarkan di website?

Jawab: Iya sesuai kok. Cuma saya pernah beli baju salah ukuran ternyata

kecil gitu kan bisa ditukar. Terus nanti dikirm barang penggantinya kalau

barang yang kita mau tukar sudah sampai di MG.

9. Apakah terdapat kesulitan dalam hal komplain?

Jawab: Tidak sih, biasaya saya chat selama itu jam kerja langsung di respon

CS.

Page 145: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

135

Lampiran 2: Surat-Surat

Page 146: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

136

Page 147: PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42939/1/RIZKY... · e-commerce) yaitu . Blibli.com, Bukalapak.com, Lazada.co.id,

137

Lampiran 3: Dokumentasi