perlindungan kawasan ekosistem esensial - earthmind.org - bahan vca... · deliniasi hasil calon kee...
TRANSCRIPT
Perlindungan Kawasan Ekosistem Esensial
DIREKTORAT BINA PENGELO9LAAN EKOSISTEM ESSENSIALDIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Jakarta, 24 September 2018
LATAR BELAKANG
❑ 75% dari orangutan liar dijumpai di luar kawasankonservasi, kebanyakan di kawasan hutan produksi yangdikelola oleh HPH/HTI dan atau hutan lindung (SRAKIndonesia, 2007-2015).
❑ 60% populasi satwa dilindungi di Kalimantan berada diluar kawasan konservasi seperti di hutan produksi danperkebunan kelapa sawit (Meijard et al. 2011).
❑ Kawasan konservasi yang ada belum mampu melindungiseluruh spesies di dalamnya meskipun cukup efektifdalam penurunan laju kerusakan habitat jikadibandingkan pada kawasan yang tidak dilindungi(Geldmann et al. 2013)
❑ Habitat satwa liar yang terancam punah, diperkirakansekitar 80% masih berada di luar kawasan konservasi (gapanalysis Keterwakilan Ekologis Konservasi di Indonesia,2010).
Strategi konservasi yang hanya
dititikberatkan pada kawasan konservasi
dan hutan lindung pada dasarnya belum
dapat menjamin kelestarian
keanekaragaman hayati di Indonesia.
“
“
o Acuan para pihak untuk melindungi Kawasan
Ekosistem Esensial (KEE).
o Memberi jaminan kepastian hukum
pelaksanaan perlindungan wilayah (KEE)
untuk tujuan konservasi keanekaragaman
hayati.
o Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
upaya konservasi keanekaragaman hayati.
MAKSUD TUJUAN
o Menjaga, mencegah, dan membatasikegiatan yang dapat mengakibatkankepunahan kehati.
o Memelihara keseimbangan dankemantapan ekosistem secara terintegrasi
o Meningkatkan efektivitas pengelolaankehati.
o Menjaga hak negara, masyarakat, danperorangan atas potensi, kawasan, ekosistem dan investasi dalam kawasanekosistem esensial.
MAKSUD DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KEE
o Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; dan
o Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam.
DASAR HUKUM
KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL(KEE)
adalah Kawasan Bernilai Ekosistem Penting yang
berada di luar Kawasan Suaka Alam, Kawasan
Pelestarian Alam dan Taman Buru yang secara
ekologis menunjang kelangsungan kehidupan
melalui upaya konservasi keanekaragaman
hayati untuk kesejahteraan masyarakat dan
mutu kehidupan manusia yang ditetapkan
sebagai kawasan yang dilindungi
1. Keadilan lintas generasi (inter- generational equity);
2. Kelestarian fungsi ekologi lansekap sebagai penentu kualitas penyangga kehidupan (dalamberbagai batasan kontekstual), prinsip ini menunjukkan pentingnya daya dukung dan daya tampunglansekap untuk menopang dinamika sosial ekonomi wilayah tanpa mengesampingkan fungsi ekologilansekap untuk memproduksi jasa ekosistem yang sehat;
3. Penerapan prinsip kehati-hatian (Precautionary Principles), sehingga mendorongdijalankannya “Adaptive Management over space and time” oleh seluruh masyarakat;
4. Optimasi manfaat sosial-budaya- ekonomi kawasan pada beragam skala kontekstual;
5. Integrated collaborative landscape management dalam rangka mencapai tujuan akhir, yakni pengelolaan sistem penyangga kehidupan dan menjamin berlangsungnya proses ekologi alami.
Strategi Manajemen, Pengelolaan dan Pembiayaan
“mutual trust, mutual respect dan mutual benefit”
o Dapat dilakukan oleh para pihak (Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha, dan/ atau
Masyarakat.
o Mengidentifikasi potensi ekologi, sosekbud,
keberadaan ancaman (konflik) satwa-manusia,
dsb.
Identifikasi &
Inisasi Calon
o Mandat UPT KSDA / OPD sesuai
kewenangannya.
o Mengumpulkan hasil identifikasi
para pihak dan verifikasi.
Inventarisasi
TAHAPAN KEGIATAN PERLINDUNGAN KEE
o Penyiapan pembentukan forum oleh OPD.
o Pemilihan ketua berdasarkan kesepakatan forum.
o Forum Kolaborasi ditetapkan oleh Gubernur atau
Bupati/ Walikota.
o Forum menentukan keputusan bersama tentang
wilayah yang akan diusulan menjadi calon KEE.
Forum Kolaborasi
o Deliniasi sesuai kesepakatan dalam
forum dengan skala terbesar peta dasar
yang tersedia.
o Pelaksana adalah UPT KSDA / OPD
sesuai kewenangan.
Deliniasi Hasil
Pasal 20 – Pasal 22
o Pertimbangan Teknis oleh Dirjen, Dinas LHK Provinsi, atau
UPT OPD sesuai dengan kewenangannya.
o Rekomendasi Teknis oleh Gubernur atau Bupati/Wali Kota
sesuai kewenangannya (30 hari kerja sejak pengusulan
oleh forum kolaborasi)
Pertimbangan Teknis &
Rekomendasi
Pasal 19 – Pasal 21o Dilakukan oleh Forum ke Menteri, Gubernur dan/ Bupati
walikota sesuai kewenangannya.
o Kelengkapan:
✓ Hasil identifikasi potensi dan inventarisasi calon KEE
✓ Deliniasi hasil calon KEE & berita acara kesepakatan calon
KEE; dan
✓ rekomendasi Gubernur dan/ atau Bupati/ Wali Kota sesuai
kewenangannya.
Pengusulan Calon KEEo Pertimbangan Teknis memperhatikan:✓ kesesuaian wilayah yang diusulkan
dengan kriteria KEE✓ Kesesuaian usulan calon pengelola
dengan instansi yang berhakmenjadi pengelola KEE
EkosistemLahan Basah
KoridorHidupan Liar ABKT
TamanKehati
o Ekosistem uniko Habitat burung air
(Migran)o Habitat jenis RTE*
o Pencadangan air bersih
o Nilai ekonomi, ilmiah& jasling lainnya
o (simpul) vegetasi yang menghubungkan dua / lebih ekosistem.
o Koridor bagi SatwaRTE *
o Potensi konflik satwamanusia yang tinggi
o Memiliki kehati tinggi.o Bentang alam luas yang penting
bagi proses ekologi alami.o Ekosistem khas, langka, rentan
dan terancamo menyediakan jasa ekosistem;o areal yang memiliki fungsi sosial
& budaya dalam pemanfaatansumber daya alam danlingkungan
o areal yang memiliki stok karbontinggi
Memenuhi kriteria tapaksebagai tamankeanekaragaman hayatisesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan
KRITERIA – Wilayah yang Dapat Diusulkan Sebagai KEE
*= Rare, Threatened, Endemic (Langka, Terancam dan Endemik)
o KEE di dalam kawasan hutan (HL/ HP) ditetapkan
oleh Menteri dan dapat dilimpahkan kepada
Direktur Jenderal
o KEE yang berada di luar kawasan hutan (APL)
ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Wali Kota
sesuai dengan kewenangannya
Penetapan KEE
o Disusun oleh pengelola dengan melibatkan para pihak,
maksimal 6 bulan setelah pengesahan KEE
o Memuat Rencana Strategis Perlindungan KEE
o Merupakan dokumen instrumen perencanaan pembangunan
dan kegiatan ekonomi terkait aspek lingkungan hidup.
o Wajib disosialisasikan kepada masyarakat.
Penyusunan Rencana Aksi
Perlindungan KEEWilayah yang ditetapkan KEE:o Tidak merubah status hak
kepemilikan lahano Tidak merubah status fungsi
kawasan
o Disusun oleh masing-masing pengelola untuk program
kerja untuk satu tahun.
o Penyusunan mengacu pada Rencana Aksi Perlindungan
KEE
o Dokumen dilaporkan kepada Direktur Jenderal, OPD
dan forum pengelola (apabila pengelolaan
kolaboratif)
Penyusunan Rencana
Kegiatan Perlindungan KEE
o Pelaksanaan didasarkan atas dokumen rencana
kegiatan perlindungan KEE.
o Kegiatan: (1) perlindungan wilayah, (2) pengawetan
keanekaragaman hayati, (3) pemulihan ekosistem
dan (4) pemanfaatan KEE secara berkelanjutan.
Implementasi Pengelolaan
Kegiatan Pengelolaan KEE
PERLINDUNGAN
o Efektivitas koordinasi & pelaporan gangguan
o Meningkatkan peranserta masyarakat
o Mendorong peningkatanproduktivitas masyarakat
o Pengamanan wilayah(patroli)
o Pencegahan kebakarandan aktivitas ilegal
o Pemantauan biofisiko Pengembangan kapasitas
SDMo Pengembangan program
lainnya
PENGAWETAN KEHATI
o Identifikasi, inventarisasidan pemantauan jeniskehati
o Pembinaan habitato Penyelamatan jenis baik
insitu/ eksituo Penelitian dan
pengembangan potensipemanfaatanberkelanjutan
PEMULIHANEKOSISTEM
o Menjaga dan melindungiekosistem agar ekosistemdapat beregenerasi secaraalam
o Penanaman atau pengkayaanjenis (asli)
o Pemeliharaan, perlindungan, penanaman, pengkayaan jenistumbuhan dan satwa liar
o Pelepasliaran satwa liar hasilpenangkaran atau relokasisatwa liar dari lokasi lain
PEMANFAATAN BERKELANJUTAN
o pemanfaatan kawasan
o pemanfaatan jasa lingkungan; dan
o pemungutan hasil hutan bukan kayu
Yang mengacu padaketentuan peraturanperundangan
o Pengelola wajib melaporkan hasil kegiatan
perlindungan KEE kepada Menteri, Gubernur
atau Bupati/ Wali Kota sesuai dengan
kewenangannya
o OPD sesuai kewenangannya melakukan
pemantauan pelaksanaan perlindungan KEE
(minimal 2 kali dalam setahun)
Pelaporan & Pemantauan
o Direktur Jenderal melaksanakan evaluasi
pelaksanaan perlindungan KEE dan pembinaan
terhadap pengelola (minimal 1 kali dalam
setahun)
Evaluasi & Pembinaan
Pengelola
Tunggal jika
wilayah yang
telah ditetapkan
sebagai KEE
hanya dimiliki
atau dikuasai oleh
satu pihak
PENGELOLA
KEE
Pengelola
Kolaboratif jika
wilayah yang telah
ditetapkan sebagai
KEE dimiliki atau
dikuasai lebih dari satu
pihak.
Yang dapat menjadi Pengelola KEE adalah:
a. pemegang hak;
b. pemegang izin;
c. OPD atau UPT OPD sesuai kewenangannya;
d. instansi yang berwenang di bidang pertanahan; dan/ atau
e. pengelola lain yang telah ditunjuk sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KEMITRAANo Kegiatan perlindungan KEE dapat dilakukan
kemitraan dengan para pihak melalui nota kesepakatan atau perjanjian kerjasama
o Nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama menjadi landasan pelaksanaan kemitraan dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal dan OPD.
Sistem Insentif Bagi Para Pengelola KEE
IMBAL JASA LINGKUNGAN BANTUAN KONSERVASI Dana PPKP-LH*
Diberikan untuk kegiatan:o perlindungan tata air;o perlindungan
keanekaragaman hayati;o penyerapan dan
penyimpanan karbon;o pelestarian keindahan
alam; dan/atauo jasa ekosistem lainnya.
o Diberikan untuk kegiatandengan tujuanperlindungan KEE
o Dana bantuan berasal dariHibah/ Donor
o Merupakan tanggungjawab Pemerintah danPemerintah Daerah untuk menyiapkandana PPKP-LH
o Sumber dana dapatberasal dari pajak, retribusi lingkunganatau sumber-sumberlain yang sah
* = Dana Penanggulangan Pencemaran dan/ atau Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan Hidup
Kondisi Kawasan Ekosistem Esensial
Sumatera
10 KEE
30.283,24 ha
Jawa
10 KEE
3.472,55 ha
Kalimantan
7 KEE
648.243,44 ha
Bali Nusa Tenggara
2 KEE
27.227,54 ha
Sulawesi
8 KEE
14.561,37ha
Maluku
0 KEE
Papua
0 KEE
37 KEE
Luas Total = 723.788,14 ha
23TAMAN
KEHATI 5 2KEE
MANGROVE
KEE
KARST 6KEE
KORIDOR
Pengelolaan Ekosistem Esensial sd September 2018
Total luas Kawasan Ekosistem Esensial + 723.788,14 Hektar
20
23 KEE TAMAN
KEHATI
21
1. Taman Kehati Provinsi Jawa Barat2. Taman Kehati Provinsi Sumatera Barat3. Taman Kehati Kota Banjarbaru4. Taman Kehati Kota Solok5. Taman Kehati Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta6. Taman Kehati Kabupaten Belitung7. Taman Kehati Kabupaten Kuningan8. Taman Kehati Kabupaten Sumedang9. Taman Kehati Kabupaten Jombang
10. Taman Kehati Kabupaten Sekadau11. Taman Kehati Kabupaten Lampung Barat12. Taman Kehati Bedegung, Kab. Muara Enim Prov. Sum Sel13. Taman Kehati Pelawan, Kab. Bangka, Prov. Bangka Belitung14. Taman Kehati Kokolomboi, Kab. Banggai Kepulauan. Prov.Sulteng15. Taman Kehati Pariaman16. Taman Kehati Konawe Utara17. Taman Kehati Pupuk Kujang18. Taman Kehati Baubau19. Taman Kehati Muna20. Taman Kehati Nyaru Menteng21. Taman Kehati Blitar22. Taman Kehati Univ. Tadulako. Kota Palu. Prov. Sulteng23. Taman Kehati Universitas Manado
• Luas 308.882Ha
• JumlahPopulasi ±2.500 individu
OU Wehea-Kelay
• Luas 1.000 Ha
• JumlahPopulasi ± 60-80 individu
Gajah Bener Meriah
• Luas 27.137,54 Ha
• JumlahPopulasi ±2.000 individu
Penyu Lombok Barat
• Luas 1.313.145,87 Ha
• Jumlah Populasi ±2.000 individu
OU Ketapang
• Luas 209.782,80Ha
• Jumlah Populasi ± 600 individu
OU Kayong Utara
• Luas 29.091Ha
• JumlahPopulasi ±100-150 individu
Gajah Bengkulu
KEE Koridor
5 KEE MANGROVE
1. Karst. Sangkulirang Mangkalihat, KalimantanTimur
2. Karst Maros Pangkep, Sulawesi Selatan
1. Koridor Orangutan Bentang Alam Wahea-Kelay2. Koridor Penyu Kab. Lombok Barat3. Koridor Kabupaten Ketapang4. Koridor Bener Meriah5. Koridor Kayong Utara6. Koridor Gajah Lansekap Seblat Prov. Bengulu
20
6 KEE KORIDOR
1. Mangrove Teluk Pangpang, Jawa Timur2. Mangrove Jaring Halus, Sumatera Utara
3. Mangrove Desa Mojo, Kab. Pemalang, Jateng
4. Mangrove Gorontalo
5. Mangrove Kab. Lombok Barat
Konservasi Alam, Konservasi Kehidupan