pedoman perlidungan kawasan ekosistem...
TRANSCRIPT
Pedoman PerlidunganKawasan Ekosistem Esensial
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan EkosistemKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Rancangan Peraturan Menteri LHK tentang
Bogor 7 Mei 2018
• Sekitar 80% satwa liar yang bernilai penting (terancam punah) berada di luar kawasan konservasipada wilayah-wilayah dataran rendah (Laporan Bank Dunia, 2005)
• Analisis Kesenjangan Kementerian Kehutanan. Tahun 2010 disebutkan Indonesia memiliki sekitar 105 juta ha ekosistem penting dan ekosistem penyangga /penghubung teresterial yang berada diluar KSA/KPA.
• Pengelolaan kawasan hutan konservasi perlu didukung dengan upaya konservasi pada kawasan-kawasan di sekitarnya (daerah penyangga)
• UU 23/2014 memberikan wewenang kepada daerah untuk pengelolaan kawasan ekosistem pentingdan daerah penyangga KSA dan KPA
2
LATAR BELAKANG
TERMINOLOGI
Kawasan Bernilai Ekosistem Penting yang selanjutnya disebut Kawasan EkosistemEsensial yang selanjutnya disingkat KEE adalahekosistem di luar Kawasan Suaka Alam dan/ atauKawasan Pelestarian Alam yang mempunyai nilaipenting yang secara ekologis menunjangkelangsungan kehidupan melalui upaya konservasikeanekaragaman hayati untuk kesejahteraanmasyarakat dan mutu kehidupan manusia yang ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan EkosistemKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DASAR HUKUM
Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
Pasal 15 dan Pasal 16Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999Dan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011
o Pemerintah berwenang menetapkan wilayah tertentusebagai wilayah perlindungan sistem penyanggakehidupan termasuk pola dasar pembinaan dan
pemanfaatannya (UU 5/1990)
o Pemerintah melakukan kegiatan pengelolaan jenis tumbuhandan satwa serta habitatnya dan melakukan perlindungankawasan pelestarian alam dan kawasan suaka alam, meliputi
kegiatan perlindungan, termasuk perlindungankawasan ekosistem esensial (PP 7/1999 & PP 28/2011)
o Dalam pelaksanaan pemerintahan urusan pemerintahan konkuren (Urusan Kehutanan, sub Urusan KSDAE),
pemerintah berwenang menyusun menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria (UU 23/2014)
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan EkosistemKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
EkosistemLahanBasah
KoridorHidupan Liar
Areal BernilaiKonservasi
Tinggi
Taman Keanekaragaman
Hayati
o Jenis: Karst, danau, rawa, daratanlumpur, sungai, mangrove, gambut, dan lahan basah lainnya(menurut RAMSAR)
o Kriteria: (1) terdapat berbagaitipe vegetasi/ ekosistem, (2) habitat burung air/ burungmigran, (3) habitat jenis terancampunah, endemik/ dilindungi, (4) tempat pencadangan air bersihbagi kawasan sekitarnya, dan (5) memiliki nilai ekonomi, ilmiahdan jasa lingkungan lainnya.
o Jenis: areal yang telahteridentifikasi berfungsi sebagaikoridor hidupan liar sesuaiketentuan peraturan perundangan(Perdirjen KSDAE P.8/2016)
o Kriteria: (1) terdapat vegetasialami atau simpul vegetasi yang dapat menghubungkan duaekosistem baik secara ekologisatau secara fisik, (2) merupakankoridor bagi satwaliar terancampunah, endemik dan/ ataudilindungi;, dan (3) terdapatpotensi konflik manusia dansatwaliar yang tinggi
o Jenis: areal yang telahmemenuhi kategorisebagai areal bernilaikonservasi tinggi (ABKT) sesuai ketentuanperaturan perundangan(Perdirjen KSDAE P.5/2017)
o Kategori: seluruh ABKT dapat diusulkan menjadiKEE
o Jenis: areal yang telahmemenuhi kriteria tapaksebagai tamankeanekaragaman hayatisesuai ketentuanperaturan perundangan(PermenLH 03/2012)
o Kategori: seluruh Taman Kehati dapat diusulkanmenjadi KEE
TIPOLOGI DAN KRITERIA
Areal KonservasiKelola Masyarakat
o Jenis: areal yang telahditetapkan secarabersama-sama olehmasyarakat setempatsebagai areal yang dilindungi menurutkearifan lokal atautradisional yang beroasosiasi dengannya.
o Kategori: AKKM ditujukan untukmelindungikeanekaragaman hayatidan ekosistemnya.
PERENCANAAN
PENGELOLAAN
KEMITRAAN
KELEMBAGAANPENDANAAN
INSENTIF
PELAPORAN,
PEMANTAUAN,
EVALUASI, DAN
PEMBINAAN
ISI PENGATURAN PEDOMAN PERLINDUNGAN KEE
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan EkosistemKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PERENCANAAN
1. Identifikasi Pelaksana: Semua pihak (pemerintah,
pemerintah daerah, sektor swasta, masyarakat)
Data yang dikumpulkan: o Potensi ekologio Sosial ekonomi masyarakato Potensi ancaman terhadap kehatio Potensi pengembangan wilayaho Kebijakan pembangunan wilayaho Isu strategis wilayaho Pemetaan para pihak
2. Inventarisasi Pelaksana: UPT KSDA / OPD sesuai
kewenangannya Kegiatan:
o Mengumpulkan data dan informasihasil identifikasi para pihak
o Konsultasi dan koordinasi terkait hasilidentifikasi
o Melakukan validasi hasil identifikasi
PENGUSULAN KEE
Pengusul: forum kolaborasi Ditujukan kepada Menteri Dokumen:o Hasil identifikasi potensi dan inventarisasi
calon KEEo Deliniasi wilayah calon KEEo Berita acara kesepakatan terkait calon KEEo Rekomendasi teknis dari Gubernur/ Bupati
sesuai kewenangannya (30 hari kerja sejakpengusulan atau dianggap setuju).
4. Deliniasi HasilMelalui: konsultasi publik (30 hari
kalender sejak forum ditetapkan) Keputusan atas asas musyawarah
mufakat dengan memperhatikankepentingan pemegang hak/izin/ instansiyang berwenang
Hasil akhir: nota kesepahaman tentangpengusulan lokasi sebagai KEE & kelembagaannya.
3. Forum Kolaborasi Penyiapan pembentukan forum: OPD Anggota: pemerintah, pemerintah daerah,
sektor swasta dan masyarakat yang berkepentingan.
Ketua forum: berdasarkan kesepakatananggota forum
Forum Kolaborasi ditetapkan Menteri/ Gubernur sesuai kewenangannya
Fungsi: (1) forum koreksi silang hasil kajianidentifikasi dan inventarisasi, (2) membangundan memperoleh kesepahaman para pihak, (3) menyepakati batas-batas wilayah pengusulan, (4) menyepakati calon kelembagaanpengelola KEE
Usulan oleh forum kolaborasi
Persetujuan Teknis dari Direktur Jenderal, dengan menilai:
o kesesuaian usulan calon KEE dengankriteria KEE; dan
o kesesuaian usulan kelembagaanpengelolaan KEE dengan pengelolaKEE
MENTERI menetapkan KEE:o deliniasi lokasi KEE yang dituangkan
dalam peta dengan skala sesuai skalapeta dasar terbesar yang tersedia atauminimal skala 1:50.000; dan
o kelembagaan pengelola KEE di masing-masing tapak sesuai deliniasi wilayahkelolanya (Kolaborasi [Forum Pengelola] atau Mandiri)
PENETAPAN
Kawasan yang memiliki kriteria KEE, namun telah ditetapkan atau dalam proses penetapan oleh Kementerian/ Lembaga lain sesuai kewenangannya sebagai Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan/ atau Kawasan Konservasi lainnya sesuai ketentuan peraturanperundangan, maka tidak dapat diberikan persetujuan teknis menjadi KEE
PENGELOLA
Pengelola
Mandiri
Jika wilayah yang telah
ditetapkan sebagai
KEE hanya dimiliki
atau dikuasai oleh satu
pihak
Pemilik Izin
Pemegang Hak
OPD atau UPT OPD sesuai kewenangannya
Instansi Bidang Pertanahan
Pengelola lain yang ditunjuk sesuai ketentuan perundangan
Pengelola
Kolaboratif
(Forum Pengelola)
Jika wilayah yang telah
ditetapkan sebagai
KEE dimiliki atau
dikuasai lebih dari satu
pihak
o Tujuan forum pengelola :integrasi sistem perencanaan dankerjasama aksi antar para pihak (pengelola)
o Ketua didasarkan atas dominasi status hak atau sesuai kesepakatan para pengelola
o Khusus Gambut, Karst dan Taman Kehati pengelola
KEE mengacu pada ketentuan peraturanperundangan yang telah ada.
PENYUSUNAN RENCANA AKSI
PERLINDUNGAN KEE
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
PERLINDUNGAN KEE
PELAKSANAAN KEGIATAN
PERLINDUNGAN KEE
PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI,
DAN PEMBINAAN
PENGELOLAAN
RENCANA AKSI PERLINDUNGAN KEE• Disusun oleh forum pengelola dengan melibatkan UPT KSDA, OPD, UPT OPD dan para pihak lainnya yang
berkepentingan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di daerah.• Disusun maksimal 6 bulan setelah pengesahan KEE.• Disahkan oleh Menteri/ pejabat yang ditunjuk.• Isi Dokumen, minimal: (1) tujuan perlindungan KEE, (2) kondisi umum wilayah, (3) rencana kegiatan perlindungan,
(4) ukuran keberhasilan; dan (5) mekanisme pemantauan dan evaluasi kegiatan perlindungan KEE.• Merupakan dokumen instrumen perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi terkait aspek lingkungan hidup.• Wajib disosialisasikan kepada masyarakat
PENGELOLAAN (1)
RENCANA KEGIATAN PERLINDUNGAN KEE• Disusun oleh masing-masing pengelola yang memuat program kerja untuk satu tahun.• Penyusunan mengacu pada Rencana Aksi Perlindungan KEE• Isi Dokumen, minimal: (1) jenis program, (2) jenis kegiatan, (3) output, (4) lokasi pelaksanaan, (5) besaran anggaran, (6)
sumber pendanaan, (7) tata waktu pelaksanaan kegiatan, (8) pelaksana kegiatan.• Dokumen dilaporkan kepada Direktur Jenderal, OPD dan forum pengelola (apabila pengelolaan kolaboratif)
PENGELOLAAN (2)
PELAKSANAAN KEGIATAN PERLINDUNGAN KEE• Pelaksanaan didasarkan atas dokumen rencana kegiatan perlindungan KEE.• Kegiatan: (1) perlindungan wilayah, (2) pengawetan keanekaragaman hayati, (3) pemulihan ekosistem dan (4)
pemanfaatan KEE secara berkelanjutan.
PENGELOLAAN (3)
PERLINDUNGAN WILAYAH
o Efektivitas koordinasi & pelaporan gangguan
o Meningkatkan peranserta masyarakat
o Mendorong peningkatanproduktivitas masyarakat
o Pengamanan wilayah(patroli)
o Pencegahan kebakarandan aktivitas ilegal
o Pemantauan karakterbiofisik
o Pengembangan kapasitasSDM
o Pengembangan program lainnya
PENGAWETAN KEHATI
o Identifikasi, inventarisasidan pemantauan jeniskehati
o Pembinaan habitato Penyelamatan jenis baik
insitu/ eksituo Penelitian dan
pengembangan potensipemanfaatanberkelanjutan
PEMULIHANEKOSISTEM
o Menjaga dan melindungiekosistem agar ekosistemdapat beregenerasi secaraalam
o Penanaman atau pengkayaanjenis dengan jenis tanamanasli atau pernah tumbuhsecara alam
o Pemeliharaan, perlindungan, penanaman, pengkayaan jenistumbuhan dan satwa liar
o Pelepasliaran satwa liar hasilpenangkaran atau relokasisatwa liar dari lokasi lain
PEMANFAATAN BERKELANJUTAN
o pemanfaatan kawasan
o pemanfaatan jasa lingkungan; dan
o pemungutan hasil hutan bukan kayu
Yang mengacu padaketentuan peraturanperundangan
Kegiatan Pelindungan KEE
KEMITRAANo Kemitraan dapat dilakukan oleh pengelola KEE berdasarkan
kesepakatan dengan para pihak terkait, yang dituangkan dalamsuatu nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama berdasarkanketentuan peraturan perundangan
o Seluruh kegiatan perlindungan KEE dapat dilakukan kemitraandengan para pihak
o Nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama menjadi landasan pelaksanaan kemitraan dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal dan OPD.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara; Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; Pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat
(diluar APBN dan APBD termasuk termasuk dana perorangan, dana kerjasama, dana kemitraan, donasi, hibah dan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan).
PENDANAAN
INSENTIF kompensasi / imbal jasa lingkungan; dana amanah/ bantuan konservasi; dan dana penanggulangan pencemaran dan/ atau
kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup
Pemerintah
Pemerintah Daerah (Provinsi)
Pengelola
PELAPORAN, PEMANTAUAN,
EVALUASI DAN PEMBINAAN
Areal Bernilai Konservasi Tinggi(ABKT)
IDENTIFIKASI AREAL YANGMEMILIKI NILAI PENTING UNTUK KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Permen LH 29 Th 2009
Tahap Desk Study 1 untuk mengidentifikasi awal status kawasan dan potensi keanekaragaman hayati dari dinas-dinas terkait
Tahap Desk Study 2 dan Persiapan
Lapangan
dilakukan kajian mendalam didasarkan data/informasi dari berbagai sumber, Luaran dari tahap ini adalahdiketahuinya kondisi ekosistem, spesies dan sumberdaya genetik di areal-areal yang ditenggarai memilikinilai penting untuk konservasi keanekaragaman hayati. Kemudian pada tahap ini juga akan disusunmetode verifikasi lapangan
Verifikasi lapangan Kegiatan verifikasi lapangan dilakukan oleh dinas/instansi terkait sesuai dengan lingkup kerjanya masing-masing dengan menggunakan metode dan tallysheet/form
Analisis dan Evaluasi serta Deliniasi
untuk mendeliniasi kawasan penting untuk keanekaragaman hayati di dasarkan data/informasi hasil verifikasi lapangan yang terkumpul dari dinas/instansi terkait
Konsultasi Publik
Penetapan Deliniasi dan Penentuan
Tipologi Pengelolaan
bertujuan untuk mendapatkan masukan dari publik guna klarifikasi dan pengayaan kawasan-kawasan yang memiliki nilai penting untuk konservasi keanekaragaman hayati
proses sosialisisasi hasil deliniasi kawasan yang memiliki nilai penting untuk konservasi keaneka- ragaman hayati ke publik, terutama kepada pemangku kawasan yang di dalamnya ditetapkan adanya kawasan penting untuk konservasi keanekaragaman hayati sehingga penetapan deliniasi kawasan penting dapat diketahui dan disepakati oleh para pihak
Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional :Nomor : 10/SE/VII/2015 tentang Penerbitan Izin pada Areal Hutan Konservasi Bernilai Tinggi (High Conservation Value Forest) tanggal 7 Juli 2015
Badan Koordinasi Penanaman Modal :Telah terbitnya beberapa izin dari Kepala BKPM tentang pelepasan sebagian kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, dimana salah satu amar surat keputusan tersebut adalah kewajiban bagi pemegang izin untuk menetapkan sebagian areal yang dilepas untuk dijadikan HCVF
Badan Koordinasi Penanaman Modal Telah terbitnya beberapa izin dari Kepala BKPM tentang pelepasan sebagian kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, dimana salah satu amar surat keputusan tersebut adalah kewajiban bagi pemegang izin untuk menetapkan sebagian areal yang dilepas untuk dijadikan HCVF
Prinsip Penilaian dalam Identifikasi ABKT1. Prinsip Pendekatan Lansekap; Konteks ini mewajibkan kepada para penilai bahwa ruang lingkup
wilayah kajian di dalam proses analisis identifikasi ABKT harus pertimbangan lansekap luas di sekitar area studi.
2. Prinsip Ketaatan Hukum ; Prinsip ini mewajibkan para penilai untuk menggunakan berbagaiperaturan perundangan yang telah ada sebagai bagian dari pertimbangan di dalam penilaianABKT khususnya di dalam identifikasi dan deliniasi areanya
1. Prinsip Pencegahan ; Prisip pencegahan (Precautionary approach) merupakan pendekatanpenilaian yang didasarkan atas factor-faktor ang dianggap dapat mengancam keberadaan ABKT disuatu wilayah. Apabila suatu area dinyatakan dapat mengalami kerusakan yang parah dantidak dapat pulih (irreversible), kemudian terdapat indikasi adanya nilai-nilai konservasi tinggi di dalamnya, maka area tersebut harus diasumsikan merupakan ABKT meskipun data / informasiilmiah yang ada belum lengkap atau tidak konklusif
1. Prinsip Kehati-hatian; Prinsip ini mengharuskan penilai untuk melihat ketersediaan data di dalam setiap pengambilan keputusan keberadaan ABKT di dalam area studi. Jika telah dibuktikankebenaran data dan diperoleh konklusi yang menunjukkan kehadiran ABKT di suatu tempat, maka area tersebut harus ditetapkan sebagai ABKT.
2. Prinsip Partisipatif dan Terbuka; Prinsip partisipatif dan terbuka yang dimaksud adalah bahwa dalam setiap identifikasi keberadaan ABKT harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan bahkan sejak dimulai dari proses persiapan penilaian dan dalam identifikasi ABKT tersebut. Hal tersebut bertujuan agar terjadi pertukaran pengetahuan / informasi dan pengalaman yang dibawa oleh penilai sehingga dapat membantu mengembangkan basis pengetahuannya
Jenis Jenis ABKT
1. Area yang secara signifikan mengandung keanekaragaman spesiesyang penting untuk dilestarikan.
2. Elemen bentang alam (patch, matriks, koridor) yang penting bagiterselenggaranya dinamika proses ekologi alami untuk mendukungpopulasi spesies yang penting untuk dilestarikan.
3. Area yang berisi ekosistem unik, langka, rentan atau terancam. 4. Area yang dapat menyediakan jasa ekosistem. 5. Area yang memiliki sumber daya alam yang menyediakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat lokal yang terkait dengankeanekaragaman hayati.
6. Area yang penting bagi identitas budaya tradisional darimasyarakat lokal yang terkait dengan keanekaragaman hayati.
FUNGSI ABKT
ABKT 1 – 3 berfungsi sebagai area perlindungan bagikeanekaragaman hayati yang penting di dalam sebuah lansekap (bentang alam) ataupun luasan yang lebih kecil, yakni: patch, matriksatau koridor. Patch merupakan area homogen penyusun lansekapyang dapat dibedakan dengan daerah di sekelilingnya. Adapunmatriks didefinisikan sebagai patch yang dominan, sedangkan koridormerupakan patch yang berbentuk memanjang.
ABKT 4 berfungsi sebagai perlindungan kawasan yang penting bagi berlangsungnya jasa ekosistem (lingkungan). Pengatur tata air yang dimaksud juga termasuk pada perlindungan daerah yang mampumencegah erosi, sedimentasi dan abrasi.
Jenis ABKT 5 dan ABKT 6 berfungsi sebagai area perlindungan bagi wilayah yang memiliki fungsi sosial (termasuk ekonomi) dan budaya masyarakat. Perlindungan terhadap ABKT ini bertujuan untuk mengakui dan memberikan ruang kepada masyarakat lokal dalam rangka menjalankan pola hidup tradisionalnya yang tergantung pada hutan atau ekosistem lainnya.
1. Area yang Secara Signifikan Mengandung Keanekaragaman Spesies yang Penting untuk Dilestarikan
Apabila terdapat area yang diketahui berfungsisebagai pendukung keanekaragaman hayati bagikawasan lindung dan/ atau hutan konservasi.
Apabila terdapat area yang diketahui mengandungspesies endemik, langka dan / atau dilindungi, bersifat lokalatau regional, Masuk dalam category IUCN (redlist), Apendik I dan II CITES, Satwa prioritaskonservasi (25 Jenis)
Area yang merupakan habitat bagi spesies atausekumpulan spesies migran
2. Elemen Bentang Alam (Patch, Matriks, Koridor) yang Penting bagi Terselenggaranya DinamikaProses Ekologi Alami untuk Mendukung Populasi Spesies yang Penting untuk Dilestarikan
Terdapat 3 (tiga) kategori yang dimaksud dengan ABKT yang penting bagi terselenggaranya dinamika proses ekologi alamiuntuk mendukung populasi spesies yang penting untukdilestarikan, yaitu: Apabila terdapat daerah inti (core areas) dari lansekap yang
merupakan habitat bagi populasi induk. Terdapat bentang alam yang mengandung dua atau lebih
ekosistem alami dengan garis batas yang tidak terputus(ecotone zone).
Terdapat satu kesatuan lansekap dari berbagai ekosistemdegan kondisi yang masih baik pada zona ketinggian yang berbeda.
3. Area yang Berisi Ekosistem Unik, Langka, Rentan atauTerancam
Kategori ekosistem unik dan langka adalah apabilaterdapat ekosistem yang jarang di suatu unit geografis. Pendekatan yang digunakan dalam menentukankeunikan dan kelangkaan adalah apabila luas ekosistemtersebut kurang dari 5% dari luas total unit bio-fisiografis baik akibat faktor alami atau manusia. Kategori ekosistem rentan dan terancam adalahapabila ekosistem tersebut berdasarkan sejarahnyapembentukannya memiliki keunikan proses sepertijangka waktu pembentukannya yang lama dan tidakmudah kembali (irreversible) atau memiliki tingkatekspolitasi yang tinggi akibat berbagai aktivitas manusia
4. Area yang Dapat Menyediakan Jasa Ekosistem1. Area yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air, sumber-sumber air dan
atau area mempengaruhi ketersediaan air bagi kehidupan 2. Area yang penting sebagai pengatur dan pengendalian limpasan air
permukaan. 3. Area yang penting sebagai pengatur dan pengendalian erosi dan sedimentasi.4. Area atau tempat penting yang berfungsi sebagai sekat untuk mencegah
meluasnya kebakaran hutan dan lahan.5. Area yang dapat mengendalikan, melokalisir dampak dan menurunkan resiko
bencana alam.6. Area yang mampu melindungi dan menyediakan keberlanjutan fungsi
infrastruktur yang penting bagi kehidupan seperti irigasi, pembangkit listrikdan jalan
7. Area yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses penyerbukan(polinasi).
8. Area yang dapat memberikan perlindungan pada keseimbangan iklim mikroyang sesuai untuk mahluk hidup yang tinggal di dalamnya. Termasuk dalamarea ini adalah area dengan cadangan karbon tinggi yang berkontribusi dalammitigasi emisi gas rumah kaca (GHG). Konteks ini mengharuskan bahwa areal yang memiliki cadangan karbon tinggi harus dilindungi.
5. Area yang Memiliki Sumber Daya Alam yang Menyediakan Kebutuhan Pokokbagi Masyarakat Lokal yang Terkait dengan Keanekaragaman Hayati
Prasyarat di dalam menetapkan keberadaan nilai ini adalah adanya masyarakat lokal yang memanfaatkan area berhutan atau sumber daya air yang terkait dengan keanekaragaman hayati, yakni sebagai:1. Lahan berburu dan penjeratan (untuk daging hewan buruan, kulit dan bulu)2. PHBK (produk hutan bukan kayu) seperti kacang-kacangan, beri, jamur,
tanaman obat, rotan3. Bahan bakar untuk aktivitas rumah tangga seperti memasak, penerangan,
dan pemanasan4. Ikan (sebagai sumber protein utama) dan spesies air tawar lainnya yang
dimanfaatkan oleh masyarakat lokal5. Bahan bangunan (tiang, jerami, kayu)6. Pakan ternak dan penggembalaan musiman7. Sumber air yang penting untuk air minum dan sanitasi; dan8. Barang-barang yang dipertukarkan dengan barang esensial lainnya, atau
dijual tunai yang kemudian digunakan untuk membeli barang esensialseperti obat-obatan atau pakaian, atau untuk membayar uang sekolah.
6. Area yang Penting bagi Identitas Budaya Tradisional dari Masyarakat Lokal yang Terkait dengan Keanekaragaman Hayati
Mengidentifikasi adanya masyarakat lokal di dalam dan sekitar area kajianyang masih memegang teguh budaya lokal setempat khususnya apabilaidentitas budaya tradisional tersebut terkait dengan pemanfaatankeanekaragaman hayati.
Pemanfaatan dalam konteks ini tidak hanya mencakup penggunaan seluruhatau sebagian sumber daya dalam budaya atau identitas budayanya(misalnya penggunaan sumber daya tumbuhan/ satwa tertentu untuk ritual atau budaya lainnya oleh komunitas lokal), namun juga terkait ide-ide yang bersumber pada keanekaragaman hayati (misalnya: situs arkeolog di manabentuknya terpengaruh oleh bentuk jenis flora atau fauna tertentu).
Apabila terdapat masyarakat lokal yang memiliki budaya yang menunjukkanidentitasnya khususnya yang terkait dengan keanekaragaman hayati, makaarea yang memiliki situs tersebut termasuk dalam kategori ABKT.
TERIMAKASIH
10