perlindungan hukum terhadap pengguna jasa …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · skripsi...

75
i PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA WISATA ARUNG JERAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata Satu (S-1) Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh Ndaru Prabowo 8111413079 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: dinhphuc

Post on 21-Jul-2019

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

i

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA

WISATA ARUNG JERAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata Satu (S-1)

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Oleh

Ndaru Prabowo

8111413079

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

ii

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata

Arung Jeram Di Kabupaten Banjarnegara” yang disusun oleh Ndaru Prabowo telah

dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang pada:

Hari/tanggal :

Penguji Utama

Nurul Fibrianti, S.H., M.Hum

NIP. 198302122008012008

Penguji I Penguji II

Dr. Duhita Driyah S, S.H. M.Hum Andry Setiawan, S.H., M.H

NIP. 197212062005012002 NIP. 197403202006041001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum UNNES

Dr. Rodiyah, S,Pd., S.H., M.Si.

NIP. 197206192000032001

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2017

Penulis,

Ndaru Prabowo

8111413079

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Negeri Semarang, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Ndaru Prabowo

NIM : 8111413079

Program Studi : Ilmu Hukum (S1)

Fakultas : Hukum

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Negeri Semarang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap

Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten Banjarnegara” beserta perangkat

yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas

Negeri Semarang berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam

bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik

Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Semarang, Juli 2017

Ndaru Prabowo

NIM. 8111413079

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Barang siapa menginginkan mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam”

(Ir. Soekarno)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, skripsi ini

saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang selalu memberikan limpah Rahmat-nya.

2. Kedua orang tua saya Bapak Kodirman dan Ibu Sri Yati

doa mereka segalanya, selalu memberikan dukungan setiap

waktu dan selalu mengingatkan untuk dekat dengan Allah

SWT agar selamat dunia akhirat. Sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Kakak saya Wahyu Dhatun Hidayati yang selalu

mendukung saya.

4. Keluarga besar saya yang senantiasa menyemangati dan

memberikan dukungan kepada saya.

5. Sahabat saya, Guntur Wasiat, Awan Kusuma, Seno

Widiyantoro, Angga Tiastara, Rifki Saptian, Muh. Fahmi,

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

vii

dan seluruh rombel 2 tahun angkatan 2013 yang tidak

dapat saya sebut satu per-satu.

6. Teman-teman PKL dan KKN.

7. Keluarga besar Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang.

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “(Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata

Arung Jeram Di Kabupaten Banjarnegara)”

Peneliti menadari bahwa penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih, terutama kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Rodiyah, SP.d., S.H.,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Negeri Semarang.

3. Dr. Martitah, M.Hum. Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas

Hukum Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Duhita Driyah Suprapti, S.H., M.Hum. Selaku Kepala Bagian Hukum

Perdata Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

5. Dr. Duhita Driyah, S.H., M.Hum. selaku dosen pembimbing I, dan Andry

Setiawan S.H., M.H selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan

masukan dan pengarahan pada skripsi saya.

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

ix

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat bagi peneliti untuk dikemudian

hari.

7. Seluruh pegawai Administrasi Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan pelayanan dengan baik sehingga peneliti

mampumemenuhi persyaratan administrasi skripsi.

8. Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara Dwi Suryanto,

S.Sos., M.Si.

9. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara Drs.

Masrur Hadi

10. Staff Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Bapak Dario S.E

11. Seluruh pegawai Administrasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Banjarnegara.

12. Pengusaha pariwisata arung jeram di Kabupaten Banjarnegara.

13. Kedua orang tua saya Bapak Kodirman dan Ibu Sri Yati doa mereka segalanya,

selalu memberikan dukungan setiap waktu dan selalu mengingatkan untuk dekat

dengan Allah SWT agar selamat dunia akhirat. Sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

14. Kakak saya Wahyu Dhatun Hidayati yang selalu mendukung saya.

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

x

15. Keluarga besar saya yang senantiasa menyemangati dan memberikan dukungan

kepada saya.

16. Sahabat saya, Guntur Wasiat, Awan Kusuma, Seno Widiyantoro, Angga Tiastara,

Rifki Saptian, Muh. Fahmi, dan lain-lain yang tidak dapat saya sebut satu per-

satu.

17. Teman-teman PKL dan KKN.

18. Keluarga besar Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

Semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Sukses untuk kalian semua.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga

diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya, semoga skripsi

ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi perkembangan hukum di Indonesia

Semarang, Juli 2017

Ndaru Prabowo

8111413079

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xi

ABSTRAK

Prabowo Ndaru. 2017. “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata

Arung Jeram Di Kabupaten Banjarnegara”. Skripsi bagian hukum Pedata-Dagang,

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Duhita Driyah S,

S.H. M.Hum dan Pembimbing II: Andry Setiawan, S.H., M.H.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Wisatawan Arung Jeram, Pelaku Usaha

Pariwisata

Salah satu jasa yang diminati oleh masyarakat Indonesia adalah jasa

pariwisata. Besarnya potensi pariwisata mendorong pelaku usaha di bidang ini

berlomba-lomba menciptakan inovasi wisata baru, baik mengandalkan obyek buatan

maupun alam dan menciptakan berbagai keunikan wisata untuk menarik minat

pengunjung. Pariwisata identik dengan kesenangan namun tidak dipungkiri bahwa

kegiatan ini memiliki resiko. Salah satu wisata yang memiliki resiko tinggi yaitu

wisata arung jeram. hal tersebut dibuktikan bahwa masih terdapat insiden yang di

alami oleh wisatawan/pengguna jasa wisata tersebut. Kerugian yang sering dialami

adalah kerugian fisik. Permasalahan yang menjadi penelitian ini adalah 1)

Bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa wisata arung jeram di

Kabupaten Banjarnegara dan 2) Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha wisata

arung jeram di Kabupaten Banjarnegara terhadap kerugian yang dialami oleh

wisatawan ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum

terhadap pengguna wisata arung jeram dan tanggung jawab pelaku usaha terhadap

wisatawan/konsumen yang mengalami kerugian dalam menggunakan produk

wisatanya.

Penelitian hukum ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris, dengan

pendekatan kualitatif, dalam metode ini data primer diperoleh dari Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, Pelaku usaha wisata arung jeram di

Kabupaten Banjarnegara yaitu Arung Jeram Serayu (AJS), Serayu Adventure

Indonesia (SAI), dan Banyu Woong Adventure. Data sekunder di peroleh dari sumber

kepustakaan serta dari responden yaitu konsumen/wisatawan arung jeram di

Kabupaten Banjarnegara.

Hasil dan pembahasan penelitian: (1) Perlindungan hukum terhadap pengguna

jasa wisata arung jeram masih relatif rendah, hal ini dibuktikan masih terdapat pelaku

usaha yang belum melaksanakan kewajibannya untuk memberikan perlindungan

berupa asuransi kepada wisatawan arung jeram di Kabupaten Banjarnegara,

sebagaimana hak wisatawan untuk mendapatkan asuransi atas wisata beresiko tinggi

telah di jelaskan di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan. (2) kerugian yang dialami wisatawan/konsumen jasa wisata arung

jeram berupa kerugian fisik. Kerugian itu timbul disebabkan karena

wisatawan/konsumen tidak mematuhi instruksi dari guide. Pelaku usaha arung jeram

dituntut untuk memikul kerugian yang dialami oleh wisatawan/konsumen dengan

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xii

cara mengalihkan tanggung jawabnya dalam menggati kerugian kepada pihak

asuransi.

Kesimpulan dari penelitian ini (1) Perlindungan hukum terhadap pengguna

jasa wisata arung jeram di Kabupaten Banjarnegara belum terwujud. Hal ini

dibuktikan bahwa masih terdapat pelaku usaha arung jeram di Kabupaten

Banjarnegara belum beritikat baik dalam melakukan kegiatan usahanya dengan tidak

mewujudkan perlindungan berupa pemberian asuransi kepada konsumen/wisatawan.

(2) Tanggung jawab pelaku usaha wisata arung jeram di Kabupaten Banjarnegara

dalam memberikan ganti rugi kepada wisatawan yang mengalami kerugian fisik

belum terwujud, karena wisatawan/konsumen jasa wisata arung jeram di Kabupaten

Banjarnegara tidak di daftarkan ke pihak asuransi oleh pelaku usaha.

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSA .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR TABLE ............................................................................................. xvii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah............................................................................ 7

1.3. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

1.4. Rumusan Masalah ............................................................................... 8

1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

1.6. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10

2.1. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 10

2.2. Landasan Konseptual .......................................................................... 15

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xiv

2.2.1. Tinjauan Umum Perlindungan Hukum .................................... 15

2.2.2. Pengertian Perlindungan Konsumen ....................................... 17

2.2.3. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen ............................... 18

2.2.4. Pihak-Pihak Terkait .................................................................. 20

2.2.5. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha .................. 29

2.2.6. Tanggung Jawab Pelaku Usaha ................................................ 31

2.2.7. Tahap-Tahap Transaksi Antara Produsen dan Konsumen ....... 34

2.2.8. Tinjauan Umum Kepariwisataan .............................................. 37

2.2.9. Asas, Fungsi dan Tujuan Kepariwisataan................................. 37

2.2.10. Usaha Pariwisata dan Penyelenggaraan Kepariwisataan........ 39

2.2.11. Hak, Kewajiban, dan Larangan Wisatawan dan Pelaku

Usaha ...................................................................................... 42

2.2.12. Pengertian Arung Jeram ......................................................... 46

2.2.13. Wisata Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara................... 47

2.2.14. Standar Usaha Wisata Arung Jerang ...................................... 48

2.2.15. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Wisata Arung Jeram ........ 49

2.3. Kerangka Berfikir ............................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 52

3.1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 52

3.2. Jenis Penelitian ................................................................................... 53

3.3. Fokus Penelitian.................................................................................. 54

3.4. Lokasi Penelitian ................................................................................ 54

3.5. Sumber Data ....................................................................................... 55

3.6. Teknik Pengambilan Data................................................................... 58

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xv

3.7. Validitas Data ..................................................................................... 60

3.8. Analisis Data ....................................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 65

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 65

4.1.1. Gambaran Umum ..................................................................... 65

4.2. Pembahasan ........................................................................................ 93

4.2.1. Perlindungan hukum terhadap pengguna jasa wisata arung

jeram di kabupaten Banjarnegara .............................................. 93

4.2.2. Tanggung jawab pelaku usaha arung jeram terhadap

Kerugian yang dialami wisatawan/konsumen ........................... 102

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 110

5.1. Simpulan ............................................................................................. 110

5.2. Saran ................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

LAMPIRAN

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Peta Wisata Kabupaten Banjarnegara ............................................ 66

Gambar 4.2. Tanda Daftar Usaha Pariwisata ...................................................... 79

Gambar 4.3. Sertifikat Guide Arung Jeram ........................................................ 79

Gambar 4.4. Dayung Wisata Arung Jeram ......................................................... 80

Gambar 4.5. Pelampung Yang Digunakan Wisatawan Arung Jeram ................. 80

Gambar 4.6. Perahu Karet Wisata Arung Jeram ................................................. 81

Gambar 4.7. Helm Untuk Wisatawan Arung Jeram ........................................... 81

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xvii

DAFTAR TABLE

Table 4.1. Paket Wisata Arung Jeram Banyu Woong Adventure ....................... 69

Table 4.2. Paket Wisata Arung Jeram Serayu ..................................................... 71

Table 4.3. Paket Wisata Arung Jeram Serayu Adventure Indonesia .................. 72

Table 4.4. Jumlah Peralatan dan Tenaga Ahli Wisata Arung Jeram ................... 78

Table 4.5. Tingkat Keamanan Wisata Arung Jeram di Kabupaten

Banjarnegara ...................................................................................... 82

Table 4.6. Perlindungan Asuransi Wisata Arung Jeram Z .................................. 91

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1. Struktur Organisasi Banyu Woong Adventure ................................. 69

Bagan 4.2. Struktur Organisasi Serayu Adventure Indonesia ............................. 72

Bagan 4.3. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Banjarnegara..................................................................................... 74

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 4 Sertifikat Guide

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian yang pesat, telah menghasilkan beragam jenis

dan variasi barang dan/atau jasa. Dengan dukungan teknologi dan informasi,

perluasan ruang, gerak dan arus transaksi barang dan/atau jasa telah melintasi

batas-batas wilayah negara, konsumen pada akhirnya dihadapkan pada berbagai

pilihan jenis barang dan/atau jasa yang ditawarkan secara variatif. (Zulham,

2013: 1)

Salah satu jasa yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia adalah jasa

penyedia pariwisata. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah.

Pariwisata merupakan salah satu andalan dalam perolehan devisa bagi

pembangunan baik secara nasional maupun daerah. Untuk itu, pembangunan

pariwisata Indonesia harus mampu menciptakan inovasi baru untuk

mempertahankan dan meningkatkan daya saing secara berkelanjutan (Dhana,

2012: 1).

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

2

Besarnya potensi pariwisata mendorong pelaku usaha bidang ini berlomba-

lomba menyediakan tempat wisata dengan berbagai cara, baik mengandalkan

obyek buatan maupun obyek alam, serta menawarkan beragam keunikan dan

karakteristik obyek unggulan untuk menarik minat pengunjung. Pariwisata

identik dengan kesenangan, tetapi kegiatan ini juga memiliki resiko, seperti

wisata arung jeram (rafting). Hal itu memungkinkan terjadinya kecelakaan yang

menimpa wisatawan yang dapat menyebabkan cacat fisik hingga meninggal

dunia. Penyebab kecelakaan ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti bencana

alam, pengelola tempat wisata, pengunjung, dan kejahatan pihak ke tiga.

Istilah Arung Jeram berasal dari kata whitewater rafting atau rafting yang

dalam terjemahan bebas bahasa Inggris berarti mengarungi sungai yang berjeram

dengan menggunakan wahana tertentu. Wahana dalam pengarungan sungai

berjeram yaitu sarana atau alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano, dan

dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olahraga, rekreasi dan

ekspedisi.

Arung Jeram atau rafting sebagai Olahraga wisata kelompok, sangat

mengandalkan pada kekompakan tim secara keseluruhan. Kerja sama yang

terpadu dan pengertian dan mendalam antara awak perahu, dapat dikatakan

sebagai faktor utama yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan

dalam mengarungi sungai. Tidak dapat dibantah bahwa arung jeram merupakan

Olahraga yang penuh resiko (high risk sport). Seorang pemandu arung jeram

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

3

(skipper/kapten) yang telah berpengalaman akan berusaha untuk meminimalisasi

resiko dan bahaya dalam kegiatan mengarungi sungai tersebut.

Salah satu dari bahaya yang mengancam saat arung jeram dari sebuah sungai

adalah jatuh dari perahu karet dan terseret undercut. Apabila hal ini terjadi

resikonya adalah kematian. Undercut yaitu arus sungai yang tampak tidak deras

apabila dilihat dari permukaan atas akan tetapi dibawah sungai, pusaran sangat

deras dan mengarah kebawah. Selain itu bahaya arung jeram selanjutnya adalah

jika terjadi banjir.

Kabupaten Banjarnegara termasuk salah satu daerah yang menjadi tujuan

wisatawan untuk melakukan rafting. Sungai di Kabupaten Banjarnegara terdapat

sungai yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai wisata rafting. Sungai yang

dimaksud adalah sungai Serayu. Kali Serayu atau Sungai Serayu (dulu juga

disebut Ci Serayu) adalah salah satu sungai di Jawa Tengah. Membentang dari

timur laut ke barat daya sejauh 181 km, sungai ini melintasi lima Kabupaten

yakni Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga,

Kabupaten Banyumas, hingga bermuara di Samudra Hindia di wilayah

Kabupaten Cilacap. Kali Serayu mempunyai debit air yang cukup besar. Bagian

hulu di wilayah Banjarnegara sungai ini memiliki debit air 656 m3/detik. Dengan

bertambahnya air yang masuk dari anak-anak sungainya, di bagian hilir debit

sungai ini meningkat menjadi sebesar 2.866 m3/detik dan 2.797 m

3/detik,

berturut-turut di Banyumas dan Rawalo.

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

4

Wisata petualangan arung jeram telah dikembangkan di bagian hulu kali

Serayu ini. Sungai Serayu ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan

lokasi lain yang memiliki wilayah pengarungan, ukuran sungai Serayu terbilang

sangat lebar, rute yang ditempuh sangat panjang, debit air yang dimiliki juga

terbilang merata di sepanjang tahun, serta di sekitar sungai Serayu memiliki

pemandangan yang indah. Mengingat arung jeram merupakan wisata beresiko

tinggi maka tidak dapat dipungkiri bahwa wisata ini tidak memiliki bahaya sama

sekali. Hal ini dibuktikan masih terdapat wisatawan/konsumen arung jeram di

Kabupaten Banjarnegara yang mengalami luka fisik akibat terbentur batu yang

ada di sungai.

Kabupaten Banjarnegara terdapat 3 perusahaan yang memanfaatkan sungai

Serayu untuk kegiatan wisata Arung Jeram, diantaranya yaitu Banyu Woong

Adventure, Serayu Adventure Indonesia, dan Arung Jeram Serayu. Ketiga

perusahaan tersebut bergerak dibidang penyedia jasa hiburan/rekreasi rafting,

tidak hanya masyarakat lokal saja yang berkunjung ketempat wisata arung jeram

melainkan dari berbagai penjuru daerah pun berkunjung guna untuk mencoba

wisata yang memacu adrenaline tersebut. Adapun jarak tempuh yang di tawarkan

pelaku usaha kepada konsumennya yaitu kurang lebih 14 km hingga 28 km

dengan waktu tempuh 2 jam hingga 6 jam tergantung paket yang dipilih oleh

wisatawan.

Mengingat adanya peningkatan perkembangan pariwisata sangat tergantung

pada jumlah kunjungan wisatawan, maka disamping promosi pariwisata. Hal

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

5

yang sangat penting yang harus dilakukan oleh suatu negara melakukan

perlindungan hukum terhadap wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah

tujuan wisata. Karena kepentingan konsumen dengan kaitan penggunaan barang

dan/atau jasa, adalah agar barang dan/atau jasa yang mereka peroleh, bermanfaat

bagi kesehatan/keselamatan tubuh, keamanan jiwa dan harta benda, diri, (tidak

membahayakan atau merugikan mereka).

Wisatawan sebagai konsumen jasa wisata arung jeram harus mendapatkan

hak atas perlindungan hukum, terutama kepada wisatawan Arung jeram di

Banjarnegara, mengingat penjelasan pada Pasal 26 huruf e undang-undang

Kepariwisataan menyebutkan wisata arung jeram merupakan destinasi wisata

yang memiliki resiko tinggi dan kegiatan wisata tersebut berintikan pada

pengamanan terhadap keselamatan wisatawan, kelestarian dan mutu lingkungan,

atau ketertiban dan ketentraman masyarakat, yang diselenggarakan berdasarkan

ketentuan undang-undang yang berlaku.

Hak dan kewajiban pelaku usaha di bidang wisata tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Pada Pasal 26 huruf e

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan

bahwa pengusaha pariwisata berkewajiban memberikan perlindungan asuransi

pada usaha pariwisata yang beresiko tinggi. Selain itu, pada Pasal 10 angka (2)

huruf b Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 202 Tahun 2011 Tentang Usaha

Pariwisata Minat Khusus Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara mewajibkan

pelaku usaha arung jeram di Banjarnegara untuk memberikan perlindungan

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

6

keselamatan diri pada pengunjung obyek wisata dalam bentuk asuransi atau

perlindungan lainnya. Mengingat wisata arung jeram adalah wisata yang beresiko

tinggi maka sudah seharusnya pelaku usaha arung jeram khususnya di Kabupaten

Banjarnegara memberikan perlindungan keselamatan kepada konsumennya.

Namun di dalam kenyataannya masih ada pelaku usaha arung jeram di

Kabupaten Banjarnegara yang belum memberikan perlindungan yang jelas sesuai

yang ada di dalam perundang-undangan. Sikap tersebut tentu menciderai hak-hak

konsumen yang seharusnya didapatkan.

Hak-hak konsumen diatur dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang perlindungan konsumen Pasal 4 huruf (a) menyebutkan hak-hak

konsumen, yaitu “Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa”. Maka pelaku usaha pariwisata sudah

seharusnya memberikan jaminan sepenuhnya terhadap wisatawan/pengguna jasa

wisata tersebut. Meskipun hak-hak konsumen sudah diatur di dalam UUPK

namun masyarakat masih belum mengetahui akan hak-haknya tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka Penulis bermaksud

mengkaji hal yang lebih dalam mengenai “Perlindungan Hukum Terhadap

Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara”.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka diperoleh

identifikasi masalah yang kemungkinan muncul dari latar belakang permasalahan

tersebut, antara lain:

1. Kurangnya penjelasan secara detail terkait tanggung jawab pelaku usaha

terhadap kerugian yang mungkin dialami oleh wisatawan arung jeram.

2. Kurangnya pengetahuan wisatawan arung jeram terkait hak-hak yang mereka

miliki.

3. Minimnya sarana dan prasarana untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya

bencana alam yang terjadi di area sungai wisata arung jeram.

4. Masih ditemukan adanya kerugian terhadap wisatawan/konsumen wisata

arung jeram.

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar lebih terfokus,

tidak kabur, dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis perlu untuk

membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Pelaksanaan tanggung jawab pengelola wisata arung jeram terhadap

konsumennya.

2. Implementasi Undang-Undang Konsumen terhadap hak-hak yang harus

didapatkan oleh konsumen.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

8

3. Hambatan-hambatan dan upayanya dalam melaksanakan perlindungan

hukum kepada pengguna jasa wisata arung jeram di Kabupaten Banjarnegara.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat peneliti dalam karya tulis ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa wisata arung jeram

di Kabupaten Banjarnegara ?

2. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha arung jeram di Kabupaten

Banjarnegara terhadap kerugian yang dialami wisatawan ?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Implementasi Undang-Undang Perlindungan Konsumen

terkait hak-hak konsumen dalam menggunakan jasa wisata arung jeram.

2. Untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab pelaku usaha terhadap

pengguna jasanya/konsumennya.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi serta bagaimana

upayanya.

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian yang dituangkan dalam

karya tulis ini adalah sebagai berikut :

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

9

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan nantinya akan berguna untuk perkembangan

ilmu hukum di bidang perlindungan hukum dan keamanan wisatawan.

b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran yang

akan dijadikan pedoman untuk penelitian sejenis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat

Penelitian ini nantinya bisa membuat masyarakat agar lebih mendapatkan

wawasan dan pengetahuan mengenai hak-haknya sebagai pihak pengguna

jasa.

b. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk

penyusunan produk hukum yang berkaitan dengan perlindungan hukum

dan kepariwisataan.

c. Bagi Penulis

Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memperoleh perlindungan

hukum.

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian

mengenai perlindungan hukum terhadap pengguna jasa wisata, sebagai berikut:

Nama Princess Innoz

Primantara (2015).

Universitas Udayana

Denpasar

Dananjaya Ajie

(2015). Universitas

Bandar Lampung

Ndaru

Prabowo

(2017).

Universitas

Negeri

Semarang

Judul Perlindungan Hukum

terhadap wisatawan

dalam pasokan jasa

pariwisata oleh biro

perjalanan wisata.

Perlindungan

Hukum terhadap

Konsumen pada

Praktik Usaha Jasa

Layanan Taman

Rekreasi.

Perlindungan

Hukum

terhadap

Pengguna Jasa

Wisata Arung

Jeram di

Kabupaten

Banjarnegara.

Fokus

Penelitian

Penelitian ini untuk

mengetahui

Untuk mengetahui

dan mengkaji

Penelitian ini

berfokus pada

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

11

bagaimana norma

pengaturan standar

keamanan dan

keselamatan

wisatawan dalam

pasokan jasa

pariwisata biro

perjalanan, serta

kesiapan biro

perjalanan wisata

dalam melaksanakan

perlindungan bagi

wisatawan.

bagaimana

pengawasan yang

dilakukan

penyelenggara jasa

layanan taman

rekreasi pada

wahana tersebut.

Serta untuk

mengetahui dan

mengkaji upaya

hukum yang dapat

ditempuh

konsumen bila

terjadi hal-hal yang

menimbulkan

kerugian terhadap

konsumen.

bagaimana

perlindungan

hukum yang

seharusnya

didapatkan

oleh

wisatawan

arung jeram.

Untuk

mengetahui

bagaimana

tanggung

jawab pelaku

usaha arung

jeram

terhadap

kerugian yang

dialami oleh

konsumennya,

dan apa faktor

penghambat

serta

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

12

bagaimana

upayanya.

Permasalahan Pelaku usaha biro

perjalanan wisata

menyediakan paket-

paket perjalanan

wisata tidak

ditunjang dengan

factor perlindungan

keselamatan

wisatawan yang jelas

dan kurang

mampunya biro

perjalanan pariwisata

tidak terkelola

dengan baik.

Beberapa taman

rekreasi di provisi

Lampung masih

dijumpai pelaku

usaha yang kurang

memperhatikan

perlindungan

terhadap

konsumen. Serta

lemahnya

pengawasan yang

dilakukan oleh

pelaku usaha

terhadap wahana

yang tersedia.

Masih

terdapat

pelaku usaha

Arung Jeram

yang belum

memberikan

perlindungan

keselamatan

secara jelas.

Hasil Penelitian Hasil penelitian

dihasilkan simpulan.

Biro perjalanan

wisata khususnya

yang berada di Kota

Hasil penelitian

dihasilkan

simpulan sebagai

berikut:

1. Bentuk

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

13

Denpasar, Kabupaten

Badung telah siap

untuk melaksanakan

Permenparekraf

Nomor 4 tahun 2014

tentang standar usaha

jasa perjalanan

wisata.

pengawasan

yang dilakukan

kampoeng

wisata tabek

indah

diserahkan

kepada bagian

sport dan

rekreasi,

pemgawasan

dilakukan

dengan

membagi

beberapa

wilayah yang

mana setiap

wilayah

terdapat

coordinator

yang

ditugaskan

untuk

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

14

melakukan

pengawasan

pada masing-

masing wahana.

2. Konsumen

dapat

melakukan

upaya hukum

dengan cara

mengajukan

gugatan kepada

pengadilan

(Litigasi) atau

BPSK sebagai

badan

penyelesaian

sengketa

konsumen

diluar

pengadilan

(Non Litigasi)

apabila tidak

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

15

tercapai

kesepakatan

dalam

penyelesaian

sengketa secara

damai.

2.2. Landasan Konseptual

2.2.1 Tinjauan Umum Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum merupakan bentuk perlindungan yang utama

karena berdasarkan pemikiran bahwa hukum sebagai sarana yang dapat

mengakomodasi kepentingan dan hak konsumen secara komprehensif,

disamping itu hukum juga memiliki kekuatan memaksa yang diakui sehingga

dapat dilaksanakan secara permanen (Sasongko, 2007: 30).

Menurut Wahyu Sasongko (2007: 31) Perlindungan hukum dapat

diartikan sebagai perlindungan oleh hukum atau perlindungan dengan

menggunakan pranata dan sarana hukum. Hukum dalam memberikan

perlindungan dapat melalui cara-cara tertentu, antara lain:

1. membuat peraturan (by giving regulation), bertujuan untuk:

a. memberikan hak dan kewajiban

b. menjamin hak-hak para subyek hukum

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

16

2. menegakkan peraturan (by law enforcement) melalui:

a. hukum administrasi negara yang berfungsi untuk mencegah

(preventive) terkadinya pelanggaran hak-hak konsumen, dengan

perjanjian dan pengawasan;

b. hukum pidana yang berfungsi untuk menanggulangi (repressive)

pelanggaran. Undang-undang perlindungan konsumen, dengan

mengenakan sanksi pidana dan hukuman;

c. hukum perdata yang berfungsi untuk memilihkan hak (curative;

recovery; remendy), dengan membayar kompensasi atau ganti

kerugian.

Menurut Satjipto Raharjo (Rahardjo, 2003: 121) Perlindungan Hukum

adalah adanya upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara

mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka

kepentingannya tersebut.

Pemerintah Indonesia bergerak untuk memberikan perlindungan hukum

kepada konsumen dengan mengeluarkan produk hukum berupa peraturan

yang mengakomodasi hak-hak dan kewajiban para pihak sebagai bentuk

adanya kepastian hukum yang dalam praktiknya membutuhkan kesepakatan

para pihak yaitu dengan adanya Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

17

2.2.2. Pengertian Perlindungan Konsumen

Ruang lingkup perlindungan konsumen merupakan salah satu

perkembangan hukum di Indonesia. Karena sesungguhnya perlindungan

konsumen adalah bagian dari perlindungan hak asasi manusia (HAM). Bahwa

ruang lingkup konsep HAM tidak hanya dalam konteks hubungan antara

rakyat dan Negara, namun lebih luas lagi HAM prespektif hubungan antara

masyarakat, yakni hubungan antara produsen dan konsumen (Zulham, 2013:

7).

Menurut Pasal 1 angka (1) undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen, bahwa “Perlindungan konsumen adalah

segala upaya yang menjamin adanya kepastiaan hukum untuk memberii

perlindungan kepada konsumen”.

Pandangan agama Islam perlindungan konsumen merupakan hal yang

sangat penting. Karena Islam melihat, bahwa perlindungan konsumen bukan

sebagai hubungan keperdataan saja, melainkan menyangkut kepentingan

publik secara luas, bahkan menyangkut hubungan antara manusia dan Allah

SWT. Maka perlindungan terhadap konsumen Muslim berdasarkan syariat

Islam merupakan kewajiban negara (Zulham, 2013: 24).

Zulham (2013: 26) menambahkan, perlindungan konsumen adalah

upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberii perlindungan

kepada konsumen, dengan cakupan yang luas meliputi dari tahap untuk

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

18

mendapatkan barang dan/jasa hingga sampai akibat-akibat pemakaian barang

dan/jasa tersebut.

Az. Nasution (2002: 13) mengatakan hukum perlindungan konsumen

adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan

melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan

penggunaan produk konsumen antara penyedia dan penggunanya, dalam

kehidupan bermasyarakat.

2.2.3. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Perlindungan Konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama

seluruh pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah

berdasarkan lima asas, yang menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen (Sidabalok, 2015: 26) yaitu :

1. Asas manfaat;

2. Asas keadilan;

3. Asas keseimbangan;

4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen; serta

5. Asas kepastian hukum.

Asas manfaat mengamanatkan bahwa segala upaya dalam

penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-

besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

19

Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen

dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajiban

secara adil.

Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan

antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti

materil dan spiritual.

Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen

dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

dikonsumsi atau digunakan.

Asas kepastian hukum dimaksudkan agar, baik pelaku usaha

maupunkonsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam

penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian

hukum.

Tujuan yang ingin dicapai melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen ini sebagaimana disebut dalam Pasal 3

adalah:

a. meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri;

b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya

dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

20

c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

d. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi;

e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam

berusaha;

f. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan

usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan,

dan keselamatan konsumen.

2.2.4. Pihak-Pihak Terkait

1. Konsumen

Kehidupan kesehariannya manusia tidak bisa terlepas dari ekonomi,

hukum, sosial dan budaya. Kehidupan manusia yang saling bergantung satu

sama lain ini terdapat dua posisi yang saling mengikat dan saling

membutuhkan yaitu konsumen dan produsen, dimana dalam hubungan antara

konsumen dan produsen maka manusia dapat memenuhi kebutuhan

kesehariaannya.

Konsumen umumnya diartikan sebagai pemakai terakhir dari produk

yang diserahkan kepada mereka oleh pengusaha, yaitu setiap orang yang

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

21

mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan atau

diperjualbelikan (Sidabalok, 2014: 14). Konsumen menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pemakai barang hasil produksi (bahan

pakaian, makanan, dsb), penerima pesan iklan, dan pemakai jasa (pelanggan

dsb).

Peraturan perundang-undangan di Indonesia, istilah “konsumen”

sebagai definisi yuridis formal dapat ditemukan pada Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-undang tersebut

menyatakan, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Inosentius Samsul dalam Zulham (2013: 16) menyebutkan konsumen

adalah pengguna atau pemakai akhir suatu produk, baik sebagai pembeli

maupun diperoleh melalui cara lain, seperti pemberian, hadiah, dan undangan.

Berbeda dengan Mariam Darus Badrul Zaman mendefinisikan

konsumen dengan cara mengambil alih pengertian yang digunakan oleh

kepustakaan Belanda, yaitu : “Semua individu yang menggunakan barang dan

jasa secara konkret dan riil (Zulham, 2013: 16).

Kendatipun Anderson dan Krumpt dalam Zulham (2013: 16)

menyatakan kesulitannya untuk merumuskan definisi konsumen, namun para

ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen adalah pemakai

terakhir dari benda dan/atau jasa.

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

22

Berdasarkan dari beberapa pengertian konsumen yang telah

dikemukakan di atas, maka konsumen dapat dibedakan kepada tiga batasan

(Zulham, 2013:17), yaitu:

1. Konsumen komersial (commercial consumer), adalah setiap orang yang

mendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan untuk memproduksi

barang dan/atau jasa lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

2. Konnsumen antara (intermediate consumer), adalah setiap orang yang

mendapatkan baranng dan/atau jasa yang digunakan untuk diperdagangkan

kembali dengan tujuan mencari keuntungan.

3. Konsumen akhir (ultimate consumer/end user), adalah setiap orang yang

mendapatkan dan menggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan

memenuhi kebutuhan kehidupan pribadi, keluarga, orang lain, dan makhluk

hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan kembali dan/atau untuk

mencari keuntungan kembali.

2. Pelaku Usaha

Secara umum pelaku usaha dapat diartikan sebagai orang yang

melakukan usaha bisnis yang tujuan utamanya mencari untung (Mansyur,

2007: 33). Istilah pelaku usaha dipakai dalam Undang-Undang No. 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen. Istilah pelaku usaha juga dipakai

dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen. Passal 1 butir 3 menyatakan pelaku usaha adalah setiap orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

23

bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan

kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri

maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha

dalam berbagai bidang ekonomi.

Pelaku usaha yang dimaksud dalam UUPK sama dengan cakupan

produsen yang dikenal di Belanda, karena produsen dapat berupa perorangan

atau badan hukum. Pengertian pelaku usaha tersebut, tidaklah mencakup

eksportir atau pelaku usaha di luar negeri, karena UUPK membatasi orang

perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun

bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan

kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia (Barkatullah,2010,

38).

3. Pemerintah

Pemerintah memiliki peran penting dalam pembinaan dan

penyelenggaraan perlindungan konsumen, yang pelaksanaanya dilakukan

secara menyeluruh. Adapun pembinaan pemerintah tercantum pada Pasal 29

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 yaitu:

(1) Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan peyelenggaraan

pelindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan

pelaku usaha.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

24

(2) Pembinaan oleh pemerintah atas penyelenggaraan perlindungan

konsumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh

Menteri dan/atau menteri teknis terkait.

(3) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan koordinasi atas

penyelenggaraan perlindungan konsumen.

(4) Pembinaan penyelenggaraan pelindungan konsumen sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) meliputi upaya untuk:

a. terciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang sehat antara

pelaku usaha dan konsumen;

b. berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya

masyarakat;

c. meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta meningkatnya

kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang perlindungan

konsumen.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan penyelenggaraan

perlindungan konsumen diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Selain pembinaan, peran pemerintah adalah melakukan pengawasan, hal

tersebut tertera pada Pasal 30 Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Nomo 8 Tahun 1999, yaitu:

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

25

(1) Pengawasan terhadap penyelenggara pelindungan konsumen serta

penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya diselenggarakan

oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen

swadaya masyarakat.

(2) Pengaawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan oleh Menteri dan/atau Menteri teknis terkait.

(3) Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga pelindungan konsumen

swadaya masyarakat dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang

beredar dipasar.

(4) Apabila hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ternyata

menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang belaku dan

membahayakan konsumen, Menteri dan/atau menteri teknis mengambil

tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Hasil pengawasan yang diselenggarakan masyarakat dan lembaga

perlindungan konsumen swadaya masyarakat dapat disebar luaskan

kepada masyarakat dan dapat disampaikan kepada menteri dan menteri

teknis.

(6) Ketentuan pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

26

2.2.5 Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha

2.2.5.1 Hak dan Kewajiban Konsumen

Peraturan di Indonesia yang mengatur ketentuan umum tentang hak-

hak konsumen termuat dalam undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen. UUPK tidak hanya menjelaskan mengenai hak-hak

konsumen saja, melainkan menjelaskan mengenai kewajiban dari konsumen

maupun pelaku usaha.

Menurut Jhon F. Kennedy dalam Zulham (2013: 47) ada empat hak

konsumen yang harus dilindungi, yaitu :

1. Hak memperoleh keamanan (the right to safety)

Aspek ini ditujukan pada perlindungan konsumen dari pemakai saran

barang dan/atau jasa yang membahayakan keselamatan konsumen.

2. Hak memilih (the right to choose)

Bagi konsumen, hak memilih merupakan hak prerogratif konsumen apakah

ia akan membeli atau tidak membeli suatu barang dan/atau jasa.

3. Hak mendapat informasi (the right to be informed)

Hak ini memiliki arti yang sangat fundamental bagi konsumen bila dilihat

dari sudut kepentingan dan kehidupan ekonominya. Setiap keterangan

mengenai sesuatu barang yang akan dibelinya atau akan mengikat dirinya,

haruslah diberikan selengkap mungkin dan dengan penuh kejujuran.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

27

4. Hak untuk didengar (the right to be heard)

Hak ini dimaksudkan untuk menjamin konsumen bahwa kepentingannya

harus diperhatikan dan tercermin dalam kebijaksanaan pemeritah, termasuk

turut didengar dalam pembentukan kebijaksanaan tersebut.

PBB melalui Resolusi Nomor A/RES/39/248 tanggal 16 April 1985

tentang Perlindungan Konsumen (Guidelines for Consumer Protection)

merumuskan enam kepentingan konsumen yang harus dilindungi, meliputi:

1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan

keamanannya.

2. Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen.

3. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan

kemampuan mereka melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan

kebutuhan pribadi.

4. Pendidikan konsumen

5. Tersedianya ganti rugi yang efektif

6. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya

yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi tersebut

untuk menyuarakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan yang

menyangkut kepentingan mereka.

Organisasi Konsumen Sedunia (International Organization of

Consumers Union-IOCU) menambahkan empat hak dasar konsumen yang

harus dilindungi (Yodo, 2004: 39), yaitu:

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

28

1. Hak untuk meperoleh kebutuhan hidup.

2. Hak untuk memperoleh ganti rugi.

3. Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen

4. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Hak-hak konsumen sesuai yang tertera dalam Pasal 4 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen antar lain:

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi

barang dan/atau jasa;

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan;

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian

sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau

tidak sebagaimana mestinya;

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

29

i. Hak-hak yang diataur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Selain adanya hak-hak konsumen, konsumen juga tidak terlepas dari

kewajiban-kewajibannya sebagai pengendali hak-hak yang dimilikinya, tentu

dalam hal ini agar konsumen tidak menggunakan hak-haknya secara bebas

tanpa batasan. Oleh karena itu untuk memperoleh keseimbangan maka

konsumen memiliki kewajiban tersendiri, kewajiban konsumen diataur dalam

Pasal 5 undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

yaitu :

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

b. Beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau

jasa;

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut.

2.2.5.2 Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Seperti halnya konsumen, pelaku usaha juga memiliki hak dan

kewajiban. Hak pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 6 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen adalah :

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

30

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan

mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang

beriktikad tidak baik;

c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian

hukum sengketa konsumen;

d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa

kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 UUPK adalah :

a. Beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaaan,

perbaikan, dan pemeliharaan;

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa

yang berlaku;

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

31

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba

barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas

barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

perjanjian.

2.2.6. Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Menurut Eli Wuria Dewi (2015: 67) tanggung jawab merupakan suatu

kesadaran yang dimiliki oleh manusia secara perseorangan akan tingkah laku

atau perbuatannya baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung

jawab juga termasuk perbuatan yang dilakukan oleh seseorang sebagai wujud

dari kesadaran akan kewajibannya di dalam menanggung suatu akibat dari

perbuatan yang telah dilakukannya.

Menurut Shidarta, (2000: 58) secara umum prinsip tanggung jawab

dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut:

a. prinsip tanggung jawab berdasarkan kesalahan (liability based on fault),

yaitu prinsip yang menyatakan bahwa seseorang baru dapat diminta

pertanggungjawabnya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang

dilakukannya.

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

32

b. prinsip praduga untuk selalu bertanggungjawab (presumption of liability),

yaitu prinsip yang menyatakan tergugat selalu dianggap bertanggungjawab

sampai ia dapat membuktikan, bahwa ia tidak bersalah. Jadi beban

pembuktian ada pada pihak tergugat.

c. prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab (presumption of

nonliability), prinsip ini merupakan kebalikan dari prinsip praduga untuk

selalu bertanggung jawab, dimana tergugat selalu dianggap tidak

bertanggung jawab sampai dibuktikan, bahwa ia bersalah.

d. prinsip tanggungjawab mutlak (strict liability), yaitu menetapkan kesalahan

tidak sebagai faktor yang menentukan, namun ada pengecualian yang

memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggungjawab misalnya force

majeure (keadaan memaksa)

e. prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of liability), dengan

adanya prinsip tanggungjawab ini, pelaku usaha tidak boleh secara sepihak

menentukan klasula yang merugikan konsumen, termasuk membatasi

maksimal tanggungjawabnya. Jika ada pembatasan, maka harus

berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Konsumen yang merasa dirugikan pada saat menggunakan barang

dan/atau jasa maka dalam hal ini pelaku usaha dituntut untuk

mempertanggung jawabkan atas produk barang dan/atau jasa yang dihasilkan.

Tanggung jawab pelaku usaha tertera dalam Pasal 19 UUPK, yaitu:

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

33

1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,

pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang

dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan;

2. Ganti rugi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis

atau setara nilainya, atau perawataan kesehatan dan/atau pemberian

santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari

setelah tanggal transaksi.

4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan

pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan;

5. Ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku

apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut

merupakan kesalahan konsumen.

Bentuk pertanggungjawaban administratif yang dapat dituntut dari

produsen sebagai pelaku usaha diatur di dalam Pasal 60 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu pembayaran

ganti kerugian paling banyak Rp200.000.000,00 terhadap pelanggaran atas:

a. Kelalaian membayar ganti rugi kepada konsumen [Pasal 19 ayat (2) dan

(3)];

b. Periklanan yang tidak memenuhi syarat;

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

34

c. Kelalaian dalam menyediakan suku cadang (Pasal 25); dan

d. Kelalaian memenuhi garansi/jaminan yang dijanjikan.

2.2.7. Tahap-Tahap Transaksi Antara Produsen dan Konsumen

Garis besar tahapan-tahapan transaksi yang dilakukan antara produsen-

pelaku usaha dan konsumen dalam upaya konsumen untuk memperoleh

produk. Tahapan-tahapan transaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahap

(Sidabalok, 2015: 59-61) yaitu:

1. Tahap Pratransaksi

Tahap Pratransaksi adalah tahap sebelum adanya perjanjian/transaksi

konsumen, yaitu keadaan-keadaan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi

sebelum konsumen memutuskan untuk membeli dan memakai produk yang

diedarkan produsen-pelaku usaha. Meskipun belum memasuki tahapan

transaksi yang sesungguhnya, tahap pratransaksi ini penting sekali karena

dapat mempengaruhi keabsahan dari tahapan transaksi berikutnya,

termasuk keabsahan dari hak dan kewajiban yang timbul.

Menunjuk pada ketentuan Pasal 1320 dan 1321 KUHPerdata,

perjanjian yang sah hanyalah perjanjian yang dibuat atas kesepakatan para

pihak, sedangkan kesepakatan dianggap tidak sah (cacat) jika mengandung

unsur paksaan, kekhilafan, dan penipuan (dan penyalahgunaan keadaan,

menurut perkembangan yurisprudensi).

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

35

2. Tahap Transaksi (Yang Sesungguhnya)

Pada tahap inilah konsumen memiliki hak untuk mengambil keputusan

apakah membeli atau tidak barang dan/atau jasa yang ditawarkan pelaku

usaha. Apabila konsumen sudah menyatakan persetujuannya, pada saat

itulah lahirnya perjanjian sebab penawaran produsen-penjual telah

mendapat jawaban di dalam penerimaan dari konsumen-pembeli. Menurut

hukum perdata, kesepakatan lahir karena bertemunya penawaran (offer)

dengan penerimaan (acceptance) sebab kedua-duanya adalah sama-sama

pernyataan kehendak. Pada tahap inilah disepakati apa yang menjadi hak

dan kewajiban para pihak, termasuk cara-cara pemenuhannya.

3. Tahap Purnatransaksi

Transaksi (dalam wujud perjanjian, kontrak) yang sudah dibuat antara

produsen-pelaku usaha-penjual dan konsumen-pembeli tentunya masih

harus direalisasikan, yaitu diikuti dengan pemenuhan hak dan kewajiban di

antara mereka sesuai dengan isi perjanjian yang dibuat. Artinya, tahap

perjanjian sebenarnya hanyalah bagian awal yang masih harus diikuti

dengan perbuatan pelaksanaan. Dengan kata lain, realisasi dari perjanjian

itulah yang sebenarnya dimaksudkan oleh para pihak. Ada beberapa hal

yang berpotensi menimbulkan konflik sehubungan dengan transaksi yang

dilakukan oleh produsen dan konsumen adalah kualitas dan kegunaan

produk (antara informasi dan fakta), harga, dan hak-hak konsumen pembeli

setelah perjanjian dibuat.

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

36

Kualitas dan kegunaan produk yang berbeda antara informasi yang

diperoleh sebelumnya dan kenyataan setelah dipakai (Sidabalok, 2014: 63),

berupa:

a. Produk tidak cocok dengan keguanaan dan manfaat yang diharapkan

konsumen-pembeli

Kemungkinan penyebabnya adalah adanya kesalahan informasi yang

diberikan oleh pihak produsen-pelaku usaha, dalam arti produsen-pelaku

usaha tidak jujur (berbohong) dalam memberikan keterangannya.

Kemungkinan lain adalah bahwa produk tersebut mengandung cacat

tersembunyi yang mengurangi manfaat dan kegunaannya.

b. Produk menimbulkan gangguan kesehatan, keamanan, dan keselamatan

pada konsumen-pembeli

Artinya, setelah produk dipakai, konsumen jatuh sakit atau bahkan mati.

Hal ini dapat disebabkan oleh cacat tersembunyi yang terkandung di dalam

produk, misalnya, produk mengandung bahan-bahan terlarang atau

membahayakan kesehatan orang. Akan tetapi, dapat juga disebabkan oleh

ketidakcocokan bahan tertentu dalam kandungan produk terhadap

konsumen pribadi karena konsumen mempunyai kelainan khusus pada

dirinya.

c. Kualitas produk tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan.

Artinya , bahwa antara harga dengan kualitas produk tidak ada kesesuaian

(tidak sebanding), produk terlalu mahal. Hal seperti ini biasanya timbul

karena faktor monopoli atau karena pemalsuan produk.

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

37

2.2.8. Tinjauan Umum Kepariwisataan

Ketentuan mengenai kepariwisataan di Indonesia saat ini diatur di

dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Kepariwisataan adalah

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan

negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama

wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Materi yang

diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan meliputi antara lain hak dan kewajiban serta larangan

sejumlah pihak (masyarakat, wisatawan, pelaku usaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah), kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah,

koordinasi, badan promosi pariwisata Indonesia, badan promosi pariwisata

daerah, gabungan industri pariwisata Indonesia, pelatihan sumber daya

manusia, standarisasi, sertifikasi, dan tenaga kerja, pendanaan, serta sanksi-

sanksi.

2.2.9. Asas, Fungsi dan Tujuan Kepariwisataan

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:

a. manfaat;

b. kekeluargaan;

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

38

c. adil dan merata;

d. keseimbangan;

e. kemandirian;

f. kelestarian;

g. parsitipatif;

h. berkelanjutan;

i. demokratis;

j. kesejahteraan; dan

k. kesatuan

Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan

intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta

meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat

(Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan).

Tujuan dari kepariwisataan yaitu untuk:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;

c. menghapus kemiskinan;

d. mengatasi pengangguran;

e. melestarikan alam;

f. memajukan kebudayaan;

g. mengangkat citra bangsa;

h. memupuk rasa cinta tanah air;

i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

39

j. mempererat persahabatan antar bangsa.

2.2.10. Usaha Pariwisata dan Penyelenggaraan Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 menjelaskan bahwa usaha

pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

Berdasarkan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009

tantang Kepariwisataan, usaha pariwisata meliputi, antara lain:

a. daya tarik wisata

yang dimaksud dengan “usaha daya tarik wisata” adalah usaha yang

kegiatannya mengelola daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya,

dan daya tarik wisata buatan/binaan manusia

b. kawasan pariwisata

yang dimaksud dengan “usaha kawasan pariwisata” adalah usaha yang

kegiatannya membangun dan/atau mengelola kawasan dengan luas tertentu

untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

c. jasa transportasi wisata

yang dimaksud dengan “usaha jasa transportasi wisata” adalah usaha

khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan

pariwisata, bukan angkutan transportasi regular/umum.

d. jasa perjalanan wisata

yang dimaksud dengan “usaha jasa perjalanan wisata” adalah usaha biro

perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata.

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

40

Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan

perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata,

termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah.

Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemasaran sarana, seperti

pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen

perjalanan.

e. jasa makanan dan minuman

yang dimaksud dengan usaha “jasa makanan dan minuman” adalah usaha

jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan

dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa restoran, kafe, jasa

boga, dan bar/kedai minum.

f. penyediaan akomodasi;

yang dimaksud dengan “usaha penyediaan akomodasi” adalah usaha yang

menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan

pelayanan pariwisata lainnya.

usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, buni

perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang

digunakan untuk tujuan wisata.

g. penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi

yang dimaksud dengan “usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan

rekreasi” merupakan usaha yang ruang lingkup kegiatannya berupa usaha

seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, serta kegiatan

hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

41

h. penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

yang dimaksud dengan “usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan

insentif, konferensi, dan pameran” adalah usaha yang memberikan jasa

bagi suatu pertemuan sekelompok orang, menyelenggarakan perjalanan

bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta

menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan

promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan

internasional.

i. jasa informasi pariwisata

yang dimaksud dengan “usaha jasa informasi pariwisata” adalah usaha

yang menyediakan data, berita, feature, foto, video, dan hasil penelitian

mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalm bentuk bahan cetak

dan/atau elektronik.

j. jasa konsultan pariwista

yang dimaksud dengan “jasa konsultan pariwisata” adalah usaha yang

menyediakan saran dan rekomendasi mengenai studi kelayakan,

perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di bidang

kepariwisataan.

k. jasa pramuwisata

yang dimaksud dengan “usaha jasa pramuwisata” adalah usaha yang

menyediakan dan/atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk

memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro perjalanan

wisata.

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

42

l. wisata tirta

yang dimaksud dengan “usaha wisata tirta” merupakan usaha yang

menyelenggarakan wsisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana

dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di perairan

laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.

m. spa.

yang dimaksud dengan “usaha spa” adalah usaha perawatan yang

memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma,

pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas

fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap

memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan, pengertian wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan

wisata, sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu

untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan

daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2.2.11. Hak, Kewajiban dan Larangan Wisatawan dan Pelaku Usaha Wisata

Ketentuan mengenai hak, kewajiban, dan larangan pihak pihak yang

terkait dengan kepariwisataan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Selain itu peraturan yang lebih khusus

yang berkaitan dengan judul penelitian dari penulis yaitu Peraturan Bupati

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

43

Banjarnegara Nomor 202 Tahun 2011 Tentang Usaha Pariwisata Minat

Khusus Arung Jeram Di Kabupaten Banjarnegara juga mengatur mengenai

sejumlah hak, kewajiban dan larangan bagi penyelenggara kepariwisataan.

1. Wisatawan

Hak-hak wisatawan diatur secara rinci dalam Pasal 20 Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yaitu setiap wisatawan berhak

memperoleh:

a. informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata;

b. pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar;

c. perlindungan hukum dan keamanan;

d. pelayanan dan kesehatan;

e. perlindungan hak pribadi;

f. perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi.

Selain itu pada Pasal 21 menyebutkan bahwa wisatawan yang

memiliki keterbatasan fisik, anak-anak, dan lanjut usia berhak mendapat

fasilitas khusus sesuai dengan kebutuhannya. Sementara itu kewajiban

wisatawan juga tertera pada Pasal 25 setiap wisatawan berkewajiban:

a. menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-

nilai yang hidup dalam masyarakat setempat;

b. memelihara dan melestarikan lingkungan;

c. turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan; dan

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

44

d. turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusialaan

dan kegiatan yang melanggar hukum.

2. Pelaku Usaha Pariwisata

Definisi pengusaha pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau

sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. Hak,

kewajiban, serta larangan. Adapun hak yang dimiliki oleh setiap pelaku usaha

pariwisata tertera pada Pasal 22, setiap pengusaha pariwisata berhak:

a. mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha di bidang

kepariwisataan;

b. membentuk dan menjadi anggota asosiasi kepariwisataan;

c. mendapatkan perlindungan hukum dalam berusaha;

d. mendapatkan fasilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Sementara itu pada Pasal 26 menyebutkan kewajiban yang harus

dilakukan oleh setiap pengusaha pariwisata, yaitu:

a. menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-

nilai yang hidup dalam masyarakat setempat;

b. memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab;

c. memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif;

d. memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan, dan

keselamatan wisatawan;

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

45

e. memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata dengan kegiatan

yang beresiko tinggi;

f. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan koperasi

setempat yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan;

g. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, produk dalam

negeri, dan memberikan kesempatan kepada tenaga kerja lokal;

h. meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan;

i. berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana dan program

pemberdayaan masyarakat;

j. turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan

dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya;

k. memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri;

l. memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya;

m. menjaga citra negara dan bangsa Indonesia melalui kegiatan usaha

kepariwisataan secara bertanggung jawab; dan

n. menetapkan standar usaha dan standar kompetensi sensuai dengan

peraturan perundang-undangan.

3. Larangan

Mengenai perbuatan yang dilarang yang berkaitan dengan

kepariwisataan telah diatur di dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yaitu:

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

46

(1). Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik

wisata.

(2). Merusak fisik daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah melakukan perbuatan mengubah warna, mengubah bentuk,

menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan,

memindahkan, mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya

tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya keunikan,

kaidah, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah ditetapkan

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

2.2.12. Pengertian Arung Jeram

Arung jeram adalah aktivitas pengarungan bagian alur sungai yang

berjeram atau riam dengan menggunakan wahana tertentu. Wahana dalam hal

ini adalah sarana atau alat yang terdiri atas perahu karet, kayak, kano, dan

dayung. Tujuan berarung jeram dapat dilihat dari sisi olahraga, rekreasi, dan

ekspedisi. Dengan demikian olahraga arung jeram adalah olahraga

mengarungi sungai berjeram dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano,

dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi (Sentra, 2008).

Pengertian Arung Jeram menurut Peraturan Bupati Banjarnegara

Nomor 202 Tahun 2011 Tentang Usaha Minat Khusus, Arung Jeram adalah

salah satu kegiatan wisata air yang menggunakan perahu dan alat kelengkapan

lainnya dengan memanfaatkan derasnya arus sungai.

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

47

2.2.13. Wisata Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara

Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten yang

memiliki wisata arung jeram. Sungai yang digunakan untuk wisata arung

jeram di Banjarnegara adalah sungai Serayu. Sungai Serayu ini memiliki

tingkat grade yang cukup tinggi dengan kualifikasi arung jeram terbaik dan

variatif. Di Banjarnegara terdapat 3 (tiga) penyedia jasa wisata arung jeram,

yaitu:

1. The Pikas/Banyu Wong Adventure

Banyu wong merupakan operator wisata arung jeram yang berada

dibawah manajemen The Pikas yang beralamat di Jl.Raya Madukara No. 1,

Desa Kutayasa, Kecamatan Madukara-53482, Kabupaten Banjarnegara, Jawa

Tengah. The Pikas di dirikan pada tahun 2004. Secara resmi The Pikas telah

mimiliki izin sebagai penyelenggara Sport tourism dari Dinas Pariwisata

Banjarnegara pada 2 Juli 2004. Destinasi wisata The Pikas dilengkapi dengan

beberapa fasilitas resort, restoran, camping ground, dan fasilitas palkir yang

luas.

2. Arung Jeram Serayu (AJS)

Arung Jeram Serayu merupakan salah satu jasa operator wisata

Petualangan yang memadukan konsep wisata petualangan entertainment dan

pendidikan tentang kelestarian alam. Arung Jeram Serayu berdiri pada tahun

2003 di atas tanah lahan 2ha yang memungkinkan untuk menampung kegiatan

dengan jumlah peserta banyak. Arung Jeram Serayu ini beralamat di Jl.

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

48

Banjarnegara KM 15, Desa Randegan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten

Banjarnegara, Jawa Tengah 53481.

3. Serayu Adventure Indonesia

Serayu Adventure Indonesia adalah operator arung jeram sungai

serayu yang beralamat di Jl. Singamerta Madukara, Desa Singamerta,

Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah 53481. Selain

sebagai operator arung jeram atau rafting, Serayu Adventure Indonesia ini

juga menyediakan layanan jasa lain seperti outbond, paint ball, river camp,

dieng tour package dan lain-lain.

2.2.14. Standar Usaha Wisata Arung Jeram

Peraturan yang mengatur standar usaha wisata arung jeram tercantum

pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha Wisata Arung Jeram. Standar

Usaha wisata arung jeram adalah rumusan kualifikasi usaha wisata arung

jeram dan/atau klasifikasi usaha wisata arung jeram yang mencakup aspek

produk, pelayanan dan pengelolaan usaha wisata arung jeram. Sedangkan

Usaha wisata arung jeram adalah usaha penyedia berbagai sarana untuk

mengarungi sungai berjeram termasuk jasa pemanduan, serta perlengkapan

keselamatan, untuk tujuan rekreasi.

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

49

2.2.15. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Wisata Arung Jeram di Kabupaten

Banjarnegara

Hak dan kewajiban pelaku usaha wisata arung jeram di Kabupaten

Banjarnegara telah diatur pada Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 202

Tahun 2011 Tentang Usaha Pariwisata Minat Khusus Arung Jeram di

Kabupaten Banjarnegara. Pasal 10 Perbup Banjarnegara Nomor 202 Tahun

2011 Tentang Usaha Pariwisata Minat Khusus Arung Jeram di Kabupaten

Banjarnegara menyebutkan hak pelaku usaha wisata arung jeram yaitu:

a. menyelenggarakan usahanya sesuai dengan izin yang telah diperoleh;

b. menetapkan peraturan yang berlaku di dalam kawasan obyek wisata

sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Bupati ini;

c. mengambil tindakan terhadap pengunjung obyek wisata dalam rangka

menjalankan kewajibannya sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Selain itu pelaku usaha wisata arung jeram di Kabupaten Banjarnegara

yang telah memiliki izin usaha mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus

dilaksanakan. Kewajiban tersebut tertera di dalam Pasal 10 angka 2 Perbup

Banjarnegara Nomor 202 Tahun 2011 Tentang Usaha Pariwisata Minat

Khusus Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara yaitu:

a. melaksanakan kegiatan sesuai dengan izin yang diperoleh;

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

50

b. memberikan perlindungan keselamatan diri kepada pengunjung obyek

wisata dalam bentuk asuransi atau perlindungan lainnya;

c. menyediakan alat perlengkapan obyek wisata minat khusus arung jeram

yang memenuhi kelaikan teknis;

d. menyediakan petugas khusus serta kelengkapan untuk pencegahan dan atau

pertolongan bagi wisatawan;

e. memasang tarif pada tempat yang jelas dan mudah dilihat wisatawan;

f. menjamin terpenuhinya kewajiban atas pungutan negara/daerah yang

ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. mengadakan pembukuan kegiatan usaha sesuai peraturan perundang-

undangan yang belaku;

h. memelihara sanitasi dan keselamatan lingkungan;

i. bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul atas pelaksanaan izin

yang diberikan;

j. membantu pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan teknis yang dilakukan

oleh petugas dari dinas/instansi terkait;

k. melaksanakan ketentuan teknis, menjaga norma social, agama dan hukum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

51

l. membuat laporan statistik kepada Bupati melalui Kepala Dinas selambat-

lambatnya 2 (dua) bulan setelah akhir tahun kalender pelaporan.

2.3. Kerangka Berfikir

Secara umum kerangka berfikir yang hendak dibangun dapat dilihat dalam

bagan di bawah ini:

• Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

• Peraturan Bupati Banjarnegara No 202 Tahun 2011 tentang Usaha

Pariwisata Minat Khusus Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara.

Pelaku Usaha Konsumen

Perlindungan hukum terhadap

pengguna jasa wisata arung jeram

di Kabupaten Banjarnegara

Tanggung jawab pelaku usaha arung

jeram di Kabupaten Banjarnegara

terhadap kerugian yang dialami oleh

konsumen.

Perlindungan hukum bagi konsumen jasa wisata arung jeram di Kabupaten

Banjarengara

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

110

BAB V

SIMPULAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang di kemukakan pada bab-

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perlindungan hukum terhadap pengguna jasa wisata arung jeram di

Kabupaten Banjarnegara belum terwujud. Hal ini dibuktikan bahwa masih

terdapat pelaku usaha arung jeram di Kabupaten Banjarnegara belum

beritikat baik dalam melakukan kegiatan usahanya dengan tidak

mewujudkan perlindungan berupa pemberian asuransi kepada

konsumen/wisatawan.

2. Tanggung jawab yang dibebankan kepada pelaku usaha sebagaimana dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

menggunakan prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability). Namun pada

kenyataannya konsep tanggung jawab dalam UUPK tersebut tidak

dilaksanakan oleh pelaku usaha. Hal ini dibuktikan karena

wisatawan/konsumen wisata arung jeram tidak didaftarkan ke perusahaan

asuransi oleh pelaku usaha.

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

111

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan

oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk konsumen/wisatawan harus lebih berhati-hati dalam melakukan

wisata arung jeram dengan cara mematuhi instruksi dari pemandu arung

jeram agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun

orang lain.

2. Untuk pelaku usaha seharusnya memberikan perlindungan berupa asuransi

kepada wisatawan arung jeram. Meskipun biaya premi-nya sangat tinggi

pelaku usaha dapat menaikan tarif wisata. Namun pelayanan, dan fasilitas

yang tersedia harus di tingkatkan.

3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat seharusnya melakukan

pembinaan kepada konsumen/wisatawan dan pelaku usaha. Dengan

diselenggarakan sosialisasi/penyuluhan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen yang dilakukan kepada kelompok-

kelompok masyarakat atau organisasi sosial maupun organisasi profesi.

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

112

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Ashshofa Burham. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Barkatullah Abdul Halim. 2010. Hak-Hak Konsumen. Bandung: Nusamedia.

Dewi Wuria Eli. 2015. Hukum Perlindungan Konsumen. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Ediwarman, 2015.Metode Penelitian Hukum. Medan: P.T Sofmedia.

Made Metu Dhana. 2012. Perlindungan Hukum Dan Keamanan Terhadap

Wisatawan. Surabaya: Paramita.

Mansyur M. Ali. 2007. Penegakan Hukum Tentang Tanggung Gugat Produsen

dalam Perwujudan Perlindungan Konsumen, Yogyakarta: Genta Press.

Mariam Darus Badrul Zaman. 1981. Pembentukan Hukum Nasional dan

Permasalahannya. Bandung: Alumni.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya.

Nasution AZ. 2002. Hukum Perlindungan Konsumen, Suatu Pengantar. Jakarta:

Diadit Media.

Rahardjo Satjipto. 2003. Sisi-Sisi Lain Dari Hukum Di Indonesia. Jakarta:

Kompas.

Sasongko Wahyu. 2007. Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan

Konsumen. Lampung: Unila.

Setra dan Darsono. 2008. Olahraga Alam. Jakarta: PT PERCA.

Shidarta. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: PT

Grasindo.

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

113

Sidabalok Janus. 2015.Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suwandi dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Zulham. 2013. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Kencana.

B. Peraturan Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 202 Tahun 2011 Tentang Usaha

Pariwisata Minat Khusus Arung Jeram di Kabupaten Banjarnegara.

C. Internet

www.intisari-online.com/techno/science/bahaya-undercut-pada-arung-jeram

diakses pada 27 Desember 2016 pukul 10.00 WIB.

www.infowisataunik.com/info-wisata/keselamatan/bahaya-arung-jeram diakses

pada tanggal 29 Desember 2016 16.00 WIB.

www.arungjeramserayu.com/profile-arung-jeram.html diakses pada tanggal 2

Januari 2017 pukul 14.00 WIB.

www.banyuwong.com/ diakses pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 15.00 WIB.

www.serayuadventureindonesia.com/ diakses pada tanggal 2 Januari pukul 20.00

WIB.

http://banjarnegarakab.go.id diakses pada 21 Mei 2017 pukul 19.00 WIB.

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA …lib.unnes.ac.id/30162/1/8111413079.pdf · Skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

114

D. Jurnal

Krisna Natusion “Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Bus Umum” DHI,

Jurnal Hukum Vol. 8, No. 16 Agustus 2012

Ratna Artha Windari “Pertanggungjawaban Mutlak (Stict liability) Dalam

Hukum Perlindungan Konsumen” Jurnal Komunikasi Hukum, Vol. 1, No. 1,

2015.

Sarsiti dan Muhammad Taufiq “Penerapan Perlindungan Hukum Terhadap

Wisatawan Yang Mengalami Kerugian Di Obyek Wisata” Jurnal Dinamika

Hukum Vol. 12 No. 1 Januari 2012