perlindungan hukum pengguna dompet elektronik atas

25
PROSIDING SEMINAR NASIONAL HUKUM & TEKNOLOGI Volume 1: Nomor 1: Desember 2020 / P-ISSN 2715-6761 Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur *Corresponding Author Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik Muchammad Fahryan Putra 1* , Lucky Dafira Nugroho 2 1 Fakultas Hukum, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia, e - mail : [email protected] 2 Fakultas Hukum, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia, e - mail : [email protected] Abstract The rapid development of technology facilitates the pattern of human behaviour for information-seeking and various electronic services. The technology that the public loves is financial technology. With the Fintech Revolution of 1.0 to 3.0, new technology industries are being created, such as banking, whose activities raise money from the Electronic Wallet (e-wallet) community. The electronic wallet has the term digital payment, which is the latest technology for the public as a non-cash payment electronically and practically in transactions. Problems with electronic wallets arise when electronic money stored in electronic wallets suddenly disappears, not due to problem-based negligence on the part of the user. There are two things that need to be reviewed in this study, namely how the responsibility of the electronic wallet provider for the loss of electronic money to the user and what legal efforts the user can make on the electronic wallet if the balance of electronic money is lost. This research will be conducted using normative research methods. The results show that the agreement on the use of electronic wallets included in the terms and conditions of the issuer of electronic wallets does not include a refund clause as provided for in Article 43(1)(e) of Bank Indonesia Regulation No 18/06/PBI/2018 on electronic money. In the event of dispute resolution efforts made by an electronic wallet, the parties may use the means of deliberation. If a peace agreement has not been reached, the dispute can still be resolved. Keywords: legal protection, money, wallets, electronics I. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat pola perilaku manusia untuk mencari informasi dan macam-macam layanan elektronik semakin mudah. Sektor teknologi yang sedang digemari oleh masyarakat adalah bidang financial / keuangan yang biasa disebut financial Technology. Menurut definisi National Digital Research Centre, tang di maksud financial Technology berbentuk inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern”. Konsep financial Technology diciptakan untuk memberikan kemudahan dalam transaksi keuangan."Bentuk - bentuk financial technology yang saat ini sedang digemari di Indonesia seperti payment channel system, digital banking, online digital insurance, peer to peer (P2P) lending, dan crowd funding. "Dengan semakin berkembangnya financial technology mengakibatkan perubahan tingkah laku masyarakat dalam menjalankan transaksi keuangan, pembayaran secara online, interaksi sosial secara online, dan trasnportasi publik secara online yang sedang berkembang di Indonesia.

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

HUKUM & TEKNOLOGI Volume 1: Nomor 1: Desember 2020 / P-ISSN 2715-6761 Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

*Corresponding Author

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik Muchammad Fahryan Putra1*, Lucky Dafira Nugroho2 1 Fakultas Hukum, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia, e - mail : [email protected] 2 Fakultas Hukum, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia, e - mail : [email protected]

Abstract

The rapid development of technology facilitates the pattern of human behaviour for information-seeking and various electronic services. The technology that the public loves is financial technology. With the Fintech Revolution of 1.0 to 3.0, new technology industries are being created, such as banking, whose activities raise money from the Electronic Wallet (e-wallet) community. The electronic wallet has the term digital payment, which is the latest technology for the public as a non-cash payment electronically and practically in transactions. Problems with electronic wallets arise when electronic money stored in electronic wallets suddenly disappears, not due to problem-based negligence on the part of the user. There are two things that need to be reviewed in this study, namely how the responsibility of the electronic wallet provider for the loss of electronic money to the user and what legal efforts the user can make on the electronic wallet if the balance of electronic money is lost. This research will be conducted using normative research methods. The results show that the agreement on the use of electronic wallets included in the terms and conditions of the issuer of electronic wallets does not include a refund clause as provided for in Article 43(1)(e) of Bank Indonesia Regulation No 18/06/PBI/2018 on electronic money. In the event of dispute resolution efforts made by an electronic wallet, the parties may use the means of deliberation. If a peace agreement has not been reached, the dispute can still be resolved.

Keywords: legal protection, money, wallets, electronics

I. Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat pola perilaku manusia untuk

mencari informasi dan macam-macam layanan elektronik semakin mudah. Sektor

teknologi yang sedang digemari oleh masyarakat adalah bidang financial / keuangan yang

biasa disebut financial Technology. Menurut definisi National Digital Research Centre, tang

di maksud financial Technology berbentuk inovasi finansial dengan sentuhan teknologi

modern”. Konsep financial Technology diciptakan untuk memberikan kemudahan dalam

transaksi keuangan."Bentuk - bentuk financial technology yang saat ini sedang digemari di

Indonesia seperti payment channel system, digital banking, online digital insurance, peer to peer (P2P)

lending, dan crowd funding."Dengan semakin berkembangnya financial technology

mengakibatkan perubahan tingkah laku masyarakat dalam menjalankan transaksi

keuangan, pembayaran secara online, interaksi sosial secara online, dan trasnportasi

publik secara online yang sedang berkembang di Indonesia.

Page 2: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

475| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

Dengan adanya Revolusi Industri dari 1.0 sampai ke 4.0 membuat financial technology

terkena dampaknya yang ditandai dengan munculnya, Revolusi fintech 1.0 hingga Revolusi

fintech 3.0 yang menjadi awal perkembangan teknlogi berbasiskan elektronik dengan

hanya menggunakan data jaringan atau online system yang membuat semakin banyaknya

perusahaan finansial di bidang keuangan dengan menggunakan sistem simpan pinjam

dan munculnya industri baru di bidang teknologi seperti perbankan yang kegiatannya

mengumpulkan uang dari masyarakat di sebut dengan dompet elektronik (e-wallet).1

Dompet elektronik mempunyai istilah digital payment yang merupakan teknologi terbaru

untuk masyarakat sebagai pembayaran non-tunai secara elektronik dan praktis dalam

bertransaksi. Masyarakat mengetahui dompet elektronik digunakan untuk membayar

dengan hanya menggunakan ponsel. Selain itu, dalam dompet elektronik mempunyai

bentuk dasar seperti jaringan komputer dan sistem elektronik. Transaksi yang dilakukan

dalam bentuk elektronik transaksi pembayarannya dilakukan secara online.2

Kelebihan dalam penggunaan dompet elektronik selain lebih praktis yaitu tidak perlu

proses otorisasi rekening pengguna sehingga uang yang tersimpan dalam dompet

elektronik secara otomatis terekam seperti uang tunai, tetapi nilai uangnya telah

dikonversikan dalam bentuk uang elektronik. Pada tahun 2009, Bank Indonesia secara

resmi mengeluarkan aturan terkait uang elektronik yang di atur pada"PBI Nomor

11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik dan aturan terbaru terkait uang elektronik

dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2018 yang disebut dengan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik."Pada tahun 2016 dengan

perkembangan yang semakin canggih, pembayaran berbasis teknologi finansial

mengeluarkan bentuk dompet secara elektronik. Bank Indonesia mengeluarkan aturan

yang di atur dalam"PBI Nomor 18/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan Pemrosesan

Transaksi Pembayaran. Pasal 1 angka (7) PBI Nomor 18/40/PBI/2016 menyebutkan

bahwa yang dimaksud dompet elektronik adalah layanan elektronik untuk menyimpan

data instrument pembayaran antara lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu

1 Marsudi, Almatius Setya dan Yunus Widjaya, (2019), "Industri 4.0 Dan Dampaknya Terhadap Financial Technology Serta Kesiapan Tenaga Kerja Di Indonesia”, Jurnal Ikraith Ekonomika, 2 (2), hlm. 1 - 5. 2 Puspita, Yuanita Candra, (2019), "Analisis Kesesuaian Teknologi Penggunaan Digital Payment Pada Aplikasi OVO", Jurnal Manajemen Informatika, 9 (2), hlm. 122.

Page 3: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 476

atau uang elektronik, yang dapat juga menampung dana, untuk melakukakn

pembayaran.3"

Di Indonesia, terdapat macam-macam dompet elektronik yaitu ovo, go-pay, dana, dan

link aja. Ovo mempunyai pengertian sebagai aplikasi pintar dengan kemudahan pada

transaksi dan mendapatkan kesempatan untuk mengumpulkan poin di banyak tempat.

Selain itu, mengumpulkan poin pembayaran melakukan ovo sangat mudah. Ovo

mempunyai dua jenis keanggotaan yaitu ovo club yang memiliki limit saldo sebesar

Rp.2.000.000 (Dua Juta Rupiah) dan ovo premier yang memiliki limit saldo sebesar

Rp.10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah).4

Go-pay"yaitu uang elektronik yang berupa saldo go-jek dan dapat digunakan untuk

membayar dalam berbagai layanan yang tersedia di go-jek di antaranya yaitu pembayaran

transportasi (Go-Ride atau Go-Car), pembayaran layanan pesan makanan (Go-Food),

pembayaran layanan pengiriman (Go-Send), pembayaran layanan tagihan listrik, BPJS,"

Multifinance ( Go-Bills) dan penarikan saldo (Go-pay Withdrawal), terdapat 2 jenis

keanggotaan Go-Pay yaitu akun biasa (Unverified Account) yang mempunyai limit

Rp.1.000.000 (Satu Juta Rupiah) dan akun terverifikasi yang mempunyai limit mencapai

Rp.10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah).5

Dana"merupakan dompet elektronik Indonesia yang di ciptakan guna menjadikan setiap

transaksi nontunai dan nonkartu secara digital. Pembayaran dengan dana diharapkan

agar masyarakat bisa menjadi lebih produktif, efisien, dan kompeten sehingga dapat

mengoptimalkan biaya produksi dan distribusi uang"fisik.6

Link aja yaitu layanan keuangan elektronik yang menggunakan aplikasi untuk membuat

transaksi keungan lebih seru, lebih lancar, dan bebas repot atau istilahnya mudah tanpa

cash dan jenis keanggotaan yang terdapat di linkaja terdapat 2 tipe pengguna yaitu Basic

service yang mempunyai limit sebesar Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) dan Full service

limitnya mencapai Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah).7

3 Serfiyani, Cita Yustisia, (2019), "Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bisnis Sistem Pembayaran Berbasis Teknologi Finansial”, Buletin Bank Kesentralan, 14 (1), hlm. 54. 4 Dikutip dari https://www.ovo.id/about/ diakses tanggal 17 November 2019 5 Dikutip dari https://www.gojek.com/, diakses 1 Desember 2019 6 Diikutip dari https://dana.id/, diakses 17 Novemebr 2019 7 Dikutip dari https://www.linkaja.id/, diakses tanggal 17 November 2019

Page 4: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

477| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

Penerapan prinsip perlindungan konsumen dompet elektronik diatur pada Pasal 21 ayat

(1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan

Pemrosesan Transaksi Pembayaran yang menjabarkan bahwa dalam hal terjadi

permintaan pengembalian dana (refund) atas pembatalan transaksi pembayaran,

penyelenggara dompet elektronik wajib segera melaksanakan pengembalian dana

tersebut kepada pengguna dompet elektronik.

Meskipun sudah ditegaskan dalam Peraturan Bank Indonesia terkait prinsip

perlindungan terhadap konsumen, tetapi masih terdapat beberapa hal yang merugikan

pengguna dompet elektronik. Kerugian pertama di alami oleh pengguna ovo, saldo

sebesar Rp 1.500.000,00 (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) yang di transfer ke ovo

tiba-tiba hilang. Kehilangan saldo tersebut membuat pengguna melaporkan kepada

customer service ovo, setelah beberapa kali mengirim pengaduan melalui email pihak ovo

menjawab bahwa saldo ovo pengguna tidak hilang tetapi disesuaikan dan masih dalam

tahap penanganan pihak terkait. Pada akhirnya pihak ovo hanya menjawab kepada

pengguna bahwa top up pengguna gagal dan kembali ke tabungan sementara pengguna

tidak melakukan top up, tetapi melainkan mendapatkan transfer sebesar Rp

1.500.000,00 (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

Kerugian kedua di alami oleh pengguna go-pay yang awal mulanya si pengguna tersebut

ingin memesan makanan dengan aplikasi gofood dan pembayaran nya melalui go-pay,

dalam keterangan aplikasi tersebut pesanan makanan sudah terkirim, tetapi

kenyatannya makanan tersebut sama sekali belum sampai di pengguna sedangkan dana

untuk membeli makanan sudah terpotong.

Kerugian tersebut menjadi kelemahan dari penggunaan dompet elektronik meskipun

terdapat aturan terkait perlindungan konsumen yang di atur oleh Bank Indonesia, dan

aturan terkait pemberian mekanisme pengaduan yang diatur pada Pasal 16 ayat (1)

Peraturan Bank Indonesia"Nomor 16/1/PBI/2014 Tentang Perlindungan Konsumen Jasa

Sistem Pembayaran penyelenggara, selanjutnya disebut PBI 16/1/PBI/2014, wajib

memiliki dan melaksanakan mekanisme penanganan bagi konsumen. Ditegaskan pula

dalam Pasal 43 Ayat (e) Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/06/PBI/2018 Tentang Uang

Elektronik, yang selanjutnya disebut PBI 18/06/PBI/2018, bahwa penerbit wajib

Page 5: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 478

memiliki mekanisme penggantian kerugian finansial kepada pengguna sepanjang

kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengguna."

Sedangkan dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan Pasal 31 huruf

(e) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi

Keuangan Digital Di Sektor Jasa Keuangan disebutkan bahwa "penanganan pengaduan

serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau".

Keadaan faktualnya ternyata penanganan yang dikeluarkan oleh penyelenggara dompet

elektronik sangat lama dan tidak efisien. Berdasarkan pemaparan latar belakang maka

dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana tanggung gugat

penyedia dompet elektronik atas hilangnya uang pengguna dompet elektornik ? dan (2)

Apa yang dapat dilakukan pengguna dompet elektronik untuk mengembalikan uang

elektronik miliknya ?

II. Metode

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif atau disebut juga

penelitian hukum doktrinal yang menempatkan sistem norma sebagai objek kajiaannya

berdasarkan pada struktur hukum secara hierarki untuk memberikan pendapat hukum

terhadap sebuah peristiwa hukum.8 Pendekatan permasalahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach). Pendekatan

perundang - undangan merupakan pendekatan dengan mengkaji peraturan perundang -

undangan untuk mencari solusi atas permasalahan hukum pemulihan kerugian yang

diderita oleh pengguna dompet elektronik. Peraturan perundang - undangan yang di

gunakan sebagai"bahan hukum primer dalam artikel ini adalah (a) Peraturan Bank

Indonesia Nomor 16/1/PBI/2014 Tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem

Pembayaran, (b) Peraturan BI Nomor 18/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan

Pemrosesan Transaksi Pembayaran, (c) Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018

tentang Uang Elektronik, dan (d) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital Di Sektor Jasa Keuangan.

III. Hasil dan Analisis

A. Financial Technology di Indonesia

8 Marzuki, Peter Mahmud, (2005), Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana, hlm. 47.

Page 6: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

479| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

Teknologi pada saat ini menjadi hal yang mempunyai pertumbuhan dan perkembangan

yang signifikan. Berbicara soal teknologi tidak lepas kaitannya dengan internet karena

teknologi internet sekarang menjadi penunjang segala aktivitas kehidupan manusia.

Salah satunya yaitu sektor bisnis perdagangan online atau e-commerce. Seiring pesatnya

industri perdagangan online memunculkan hadirnya fintech (financial technology). 9

Fintech merupakan inovasi pada bidang jasa keuangan atau finansial. Perkembangan

fintech khususnya di Indonesia semakin pesat karena penggunaan transaksi melalui fintech

sangat mudah dan cepat. Berbagai kemudahan transaksi tersebut seperti pembayaran

tagihan dan belanja sehingga tidak perlu mengambil uang di atm ataupun menggunakan

uang kertas. Selain itu, dampak dari perkembangan fintech yaitu memberikan tambahan

yang cukup siginifikan bagi perkembangan pertumbuhan Indonesia.10 Bentuk dasar

fintech antara lain, pembayaran, investasi, dan pembiayaan.11

Perkembangan fintech yang sangat cepat membuat masyarakat sangat sering

menggunakannya karena fasilitas dan kemudahan dalam penggunannya. Keberadaan

fintech sangat didukung dengan kebiasaan masyarakat yang melakukan transaksi secara

digital. Dengan adanya fintech selain memberikan kemudahan dalam transaksinya serta

memunculkan berbagai model untuk mengakses produk dan layanan keuangan. Bank

Indonesia mendefinisikan “fintech dari hasil gabungan antara layanan jasa keuangan

dengan teknologi sehingga dapat mengubah model bisnis konvensional menjadi modern

layaknya tidak harus konsumen harus tatap muka atau membawa uang kas, tetapi

berubah menjadi transaksi jarak jauh”. Berbeda dengan Bank Indonesia, menurut World

Bank “fintech merupakan sebuah industri yang terdiri dari beberapa perusahaan dengan

menggunakan teknologi agar sistem keuangan lebih eifisien”. Sedangkan menurut

financial stability Board “fintech didefinisikan sebagai inovasi teknologi untuk layanan

keuangan yang dapat menghasilkan model bisnis, aplikasi, atau produk-produk yang

9 Sitompul, Meline Gerarita, (2018), “Urgensi Legalitas Financial Technology (Fintech): Peer To Peer (p2p) Lending di Indonesia”, Jurnal Yuridis Unaja, 1 (2), hlm. 69. 10 Hutajulu, Dinar Melani, dkk, (2019), “Perkembangan Fintech Lending di Indonesia Pada Era Digital”, Makalah pada seminar Fintech dan E-commerce Untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif, diselenggarakan Oleh Fakultas Ekonomi Universitas Tidar di Hotel Atria, 15 Oktober 2019, hlm. 494 - 496. 11 Ibid.

Page 7: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 480

terkait penyediaan layanan keuangan”. Dapat disimpulkan bahwa fintech merupakan

pengembangan dari industri jasa keuangan berupa konsep perkembangan teknologi dan

dipadukan dengan bidang financial yang dapat menghasilkan layanan jasa keuangan

lebih efektif, efisien, aman, serta modern.12

Fintech yang berkembang di Indonesia terdapat beberapa jenis yang di antaranya yaitu :

1. Digital Payment

Penggunaan digital payment memberikan manfaat penggunaan transaksi untuk

membayar secara digital yang bertujuan membuat lebih efisien, tidak lambat, dan

mudah. Perusahaan yang menyediakan layanan tersebut umumnya disebut

dompet virtual atau dompet elektronik dan ditambah macam-macam fitur yang

membuat mudah transaksi secara online antara konsumen dengan pelaku usaha.

Penggunaan transaksi secara digital payment hanya bisa dilakukan apabila

perusahaan fintech bekerjasama dengan toko, bank konvensional dan convenience

store. Pembayaran melakukan dompet elektronik disamping lebih mudah dan

praktis terdapat berbagai potongan harga atau promosi.

2. Financial and Investment

Perusahaan fintech jenis financial and Investment ini merupakan layanan crowdfunding

dan Peer to Peer Lending (P2P Lending). Perusahaan fintech jenis crowdfunding secara

umum menggunakan cara untuk menghimpun dana yang bertujuan membentuk

suatu proyek atau membuat mengggalangkan dan sosial. Mekanisme

penggunaanya yaitu memberikan sebuah proposal seperti membuat project, event,

dan aktfitas sosial. Sedangkan perusahaan fintech jenis Peer to Peer Lending (P2P

Lending mempunyai model yang tidak sama. Fintech P2P Lending membantu pihak

yang sedang butuh pinjaman. Pinjaman yang diberikan oleh perusahaan Peer to

Peer Lending (P2P Lending) terdapat berbagai macam pilihan mulai untuk membuka

usaha, pinjaman kedaraan, dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).

3. Account Aggregator

12 Marginigsih, Ratnawaty, (2019),”Analisis SWOT Technology Financial (Fintech) Terhadap Insutri Perbankan”, Jurnal Humaniora, 19 (1), hlm. 57.

Page 8: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

481| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

Pada jenis fintech Account Aggregator terdapat penawaran yang membuat semua

transaksi perbankan menggunakan satu platform. Pengguna platform ini

mempunyai akses untuk melaporkan keuangan secara cepat dan singkat.

Mekanisme penggunaan account aggregator yaitu konsumen yang mempunyai

berbagai akun bank dapat mendaftarkan akunnya ke dalam platform account

aggregator dan memantau aktifitas transaksi perbankannya melalui satu platform

saja.

4. Information and Feeder Site

Perusahaan fintech jenis ini mempunyai fitur tentang segala informasi yang sedang

di cari pleh konsumen dengan tujuan penggunaan jasa keuangan yang digunakan.

Informasi yang diberikan seperti pembayaran kartu kredit, tingkat suku bunga

reksa dana, premi asuransi dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan waktu

fintech jenis ini tidak hanya memberikan informasi tetapi dapat digunakan untuk

pembelian produk sektor jasa keuangan seperti pembelian premi asuransi.13

Semakin berkembangnya fintech dengan pengguanan masyarakat yang banyak membuat

pemerintah membuat aturan untuk melindungi hak-hak pengguna fintech yang

dirugikan. Aturan pertama terkait fintech yang dikeluarkan pada tahun 2009 oleh Bank

Indonesia selaku regulator sistem pembayaran di Indonesia mengeluarkan Peraturan

Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik dan sudah dilakukan

perubahan sebanyak tiga kali perubahan pertama diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia No. 16/8/PBI/2014 Tentang Uang Elektronik. Perubahan kedua diatur dalam

Peraturan Bank Indonesia No. 18/17/PBI/2016 Tentang Uang Elektronik dan Perubahan

ketiga diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 20/6/PBI/2018 Tentang Uang

Elektronik. Bank Indonesia sebagai regulator sistem pembayaran di Indonesia dibantu

dengan adanya Otoritas Jasa Keuabgan atau disebut OJK. Tugas OJK adalah melakukan

pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa disektor keuangan. Sebagai langkah

awal untuk melindungi pengguna fintech Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan sebuah

aturan yaitu POJK No. 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang

13 Njatrijani, Rinitami, (2019), “Perkembangan Regulasi dan Pengawasan Financial Technology di Indonesia”, Jurnal Diponegoro Private Law Review, 4 (1), hlm. 465 - 467.

Page 9: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 482

Berbasis Teknologi dan kemudian mengeluarkan peraturan tambahan berupa Surat

Edaran OJK (SEOJK) Nomor.18/SEOJK.02/2017. Aturan tersebut mengatur tentang

pelaksanaan Peer to Peer Lending (P2P Lending). Pembuatan aturan tersebut dibuat OJK

karenan semakin berkembangnya Peer to Peer Lending (P2P Lending) di Indonesia.14

B. Konsep Dompet Elektronik

Masyarakat pada umumnya menggunakan uang untuk melakukan pembayaran atau jasa.

Oleh karena itu, uang menjadi instrumen perekonomian yang sangat penting. Pada

umumnya, masyarakat menyimpan uang atau dana di bank dengan tujuan memperoleh

keuntungan. Seiring dengan perkembangan zaman sekarang, financial Technology (fintech)

membuat adanya inovasi baru terhadap sistem pembayaran yaitu melalui mekanisme

elektronik. Pesatnya perkembangan teknologi membuat masyarakat dimudahkan

dengan munculnya inovasi - inovasi baru yang lebih fleksibel dalam melakukan transaksi

dan memberikan masyarakat nilai lebih dalam melakukan pembayaran yang sudah

berubah dari bentuk konvensional face to face di dasarkan pada paper document berubah

menjadi layanan dengan model non face to face dan digital. Serta munculnya konsep cashless

society yang merupakan suatu struktur baru atau komunitas dengan tidak lagi

menggunakan uang berbentuk kertas atau dalam bentuk logam, tetapi diganti dengan

teknologi terbaru yang disebut uang elektronik. Munculnya konsep cashless society ini

awali dengan adanya fakta bahwa penggunaan uang secara tunai untuk transaksi

memerlukan biaya yang banyak. Seperti biaya penerbitan uang fisik, biaya

pendistribusiaan dan biaya mennganti uang fisik yang sudah rusak. Munculnya

pembayaran dengan menggunakan uang elektronik menjadi instrumen yang penting

karena aktifitas masyarakat menggunakan uang tunai semakin berkurang. Bank for

international Settlements mendefinisikan yang dimaksud“uang elektronik adalah produk

nilai uang disimpan dalam suatu media elektronik yang dimiliki oleh konsumen”.15

Penerbit uang elektronik semakin pesat, tidak hanya bank, tetapi juga lembaga selain

bank (LSB) yang mengeluarkan uang elektronik yang disimpan dalam dompet

elektronik. Produk uang elektronik yang di keluarkan oleh bank antara lain kartu flazz

14 Ibid, hlm. 467-468 15 Ibid.

Page 10: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

483| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

(BCA), kartu e-money (Mandiri), kartu brizzi (BRI), dan lain - lain. Produk perusahaan

telekomunisasi juga mengeluarkan beberapa produk uang elektronik dengan

menggunakan nomor ponsel sebagai nomor rekening antara lain T-Cash Tap (Telkomsel),

XL Tunaiku (XL Axiata), Dompetku Ooredoo (Indosat).16 Sedangkan lembaga selain bank

mengeluarkan dompet elektronik seperti perusahaan transportasi go-jek berupa go-pay,

dan di ikuti oleh lembaga selain bank (LSB) lainnya seperti Perusahaan Lippo Group

mengeluarkan ovo, PT Espay Debit Indonesia Koe (EDIK) mengeluarkan dana, dan

Perusahaan Telkomsel mengeluarkan produk link aja. Produk dompet elektronik

tersebut tidak dikenai biaya tambahan selain biaya transaksi bahkan pengguna yang

menggunakan produk tersebut mendapatkan potongan harga dari harga normal.17

C. Regulasi Dompet Elektronik

Perkembangan teknologi pada saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat cepat.

Dengan kemajuan teknologi membuat semua negara termasuk Indonesia dapat

merasakan manfaatnya. Hal tersebut dibuktikan melalui layanan pembayaran transaksi

yang terdapat di Indonesia menggunakan dompet elektronik. Aplikasi pembayaran

secara elektronik memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Pengertian umum tentang dompet adalah "sejenis tas yang mempunyai ukuran kecil dan

memiliki fungsi sebagai alat penyimpan uang".18 Dompet biasanya dibuat menggunakan

bahan kain atau kulit. Bentuk ukuran dompet pada kalangan masyarakat yaitu yang

sesuai dimasukkan dalam kantong saku. Berbeda dengan dompet elektronik yang

merupakan tempat menyimpan uang dalam bentuk elektronik dan fungsinya hampir

sama seperti dompet saku. Dompet elektronik di"bentuk dari komponen perangkat

lunak dan informasi agar dapat dikelola secara mudah oleh pengguna.19 Dompet

elektronik di atur dalam Pasal 1 ayat (7) Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016

bahwa layanan elektronik untuk menyimpan data instrumen pembayaran antara lain alat

16 Usman, Rachmadi,”Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran”, Jurnal Yuridika, 32 (1), hlm. 135 - 137. 17 Tazkiyyaturrohmah, Rifqy,”Eksistensi Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan Modern”, Jurnal Muslim Heritage, 3 (1), hlm. 35. 18 Ibid. 19 Juhardi, Ujang dan Khairullah, ”Sistem Pencatatan dan Pengolahan Keuangan Pada Aplikasi Manajamen Keuangan E-Dompet Berbasis Android”, Jurnal Umb, 2 (1), hlm. 25.

Page 11: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 484

pembayaran dengan menggunakan kartu atau uang elektronik, yang dapat juga

menampung dana, untuk melakukan pembayaran."

Peraturan dan regulasi pada sektor jasa keuangan di Indonesia sebelumnya di awasi

dengan dua lembaga yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas Pasar Modal

Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Tugas dari Bank Indonesia yaitu mengatur dan

mengawasi sektor perbankan, sedangkan Bapepam-LK mengatur dan mengawasi sektor

pasar modal dan dipisahkan kewenangan aturan perbankan makro dan mikro, dimana

bank sentral menangani perbankan makro, sehingga perbankan mikro di berikan kepada

suatu lembaga jasa keuangan (LPJK). Pada tahun 2011, LPJK tersebut baru disahkan yang

diberi nama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembentukan"OJK diharapkan untuk

menjaga stabilitas sistem keuangan agar mencegah dan memberikan penanganan krisis

keuangan sehingga krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1998 tidak terjadi lagi. Selain

itu, diharapkan OJK harus dapat meminialisair tindak kejahatan dalam sistem lembaga

keuangan yang diprediksi akan terus semakin meningkat dan kasus-kasus seperti Bank

Century dan sekuritas Antaboga serta penggelapan dana nasabah Citibank tidak

terulang. OJK menjadi lembaga yang independen sehingga diharapkan tidak ada campur

tangan pemerintah, partai politik yang tengah berkuasa, dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan.20"

D. Definisi Dan Ruang Lingkup Sektor Jasa Keuangan

Jasa keuangan dalam dunia keuangan bertindak sebagai lembaga keuangan yang

memberikan dana kepada nasabahnya. Di Indonesia, terdapat 2 jenis jasa keuangan yaitu

lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan. Lembaga

Keuangan Perbankan merupakan lembaga yang bertindak sebagai sarana untuk sektor

rumah tangga dan sektor industri khususnya untuk mennghimpun dana yang berbentuk

tabungan dan menyalurkannya kembali pada bentuk kredit. Adapun jenis bank yang ada

di Indonesia antara lain :

a. Bank Sentral

20 Lestari, Hesty D., ”Otoritas Jasa Keuangan Sistem Baru Dalam Pengaturan Dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan”, Jurnal Dinamika Hukum, 12 (3), hlm. 557 - 558.

Page 12: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

485| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

Bank sentral merupakan bank yang memiliki tugas untuk memberikan peraturan

terkait peredaran uang, mengatur perkreditan dan membuat stabil rupiah. Bank

sentral terdapat satu saja dan berfungsi sebagai pusat dari seluruh bank di Indonesia.

b. Bank Umum

Bank umum merupakan lembaga keuangan dengan memberikan penawaran layanan

keuangan dan jasa terhadap masyarakat dan berfungsi sebagai penghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit bagi masyarakat

yang membutuhkan. Selain itu, bank umum mempunyai fungsi untuk jual beli valas,

jasa asuransi, jasa giro, dan jasa cek.

c. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat berfungsi sebagai bank penunjang yang terdapat batasan

wilayah operasional dan dana yang dimiliki juga terbatas sehingga dalam

menyalurkan kredit dananya tidak seperti bank umum. Selain itu, terdapat fasilitas

untuk menyediakan prinsip bagi hasil, penempatan dana, deposito berjangka dan

lain sebagainya.

Lembaga Keuangan Non Bank, merupakan jasa keuangan dengan cara langsung atau

tidak langsung untuk menarik dana masyarakat menggunakan pengeluaran kertas

berharga dan disalurkan kembali untuk masyarakat agar mendapatkan kemakmuran.

Apapun"jenis lembaga keuangan non bank yaitu :

a. Perusahaan Asuransi, yang merupakan sebuah perusahaan dengan fasilitas untuk

memberikan kepada masyarakat dalam usaha pertanggungan

b. Dana Pensiun, merupakan perusahaan yang mempunyai kegiatan mengelola dana

pensiun suatu perusahaan pemberi kerja

c. Koperasi Simpan Pinjam, merupakan kegiatan menghimpun dana dari anggotanya

dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada anggota atau masyarakat umum

d. Pasar Modal, merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi

antara para pencari dana dengan penanam modal.21"

21 Wiwoho, Jamal, (2014), “Peran Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat”, Jurnal Masalah - Masalah Hukum, 43 (1), hlm. 5 - 6.

Page 13: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 486

Selain 2 jenis tersebut terdapat inovasi terhadap industri keuangan yang memanfaatkan

teknologi yaitu"fintech (financial technology). Fintech merupakan gabungan antara jasa

keuangan dengan teknologi dengan mengubah model konvensional dengan

menggunakan uang kertas berubah menjadi modern yang transaksinya melalui jarak jauh

dan dapat dilakukan dengan efisien.22

E. Peran OJK Dalam Pengawasan Kegiatan Di Sektor Keuangan

Sejak disahkan nya UU OJK, membuat OJK berperan dalam mengawasi semua sektor

jasa keuangan di Indonesia. OJK dibentuk bertujuan untuk menyelenggarakan

pengawasan yang adil, transparan, dan mewujudkan sistem keuangan yang

berkelanjutan. Selain itu, OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan yang

terintegrasi terhadap keselurahan kegiatan pada sektor jasa keuangan.23"Pengawasan

OJK pada sektor jasa keuangan mempunyai wewenang yang diatur pada Pasal 9 UU OJK

bahwa :

a. Menetapkan kebijakan dan operasional pengawasan terhadap jasa keuangan;

b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan Kepala Eksekutif;

c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan

tindakan lain terhadap seluruh lembaga jasa keuangan;

d. memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan;

e. melakukan penunjukan pengelola statuter;

f. menetapkan pengguna pengelola statuter, dan;

g. memberikan sanski adsminitratif terhadap pihak yang melanggar peraturan di

sektor jasa keuangan."

F. Tanggung Gugat Penyedia Dompet Elektronik

Perlindungan hukum dibagi menjadi 2 yaitu preventif dan represif."Perlindungan

preventif yaitu mencegah terjadinya sengketa dan perlindungan represif bertujuan

22 Tobing, Erie Hotman H. dan Adrian, (2020), “Fintech Era And Government Regulation”, Jurnal Manajemen dan Bisnis,1 (2), hlm. 122. 23 Samsul, Inosentius, (2013), “Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan Pasca Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)”, Jurnal Negara Hukum, 4 (2), hlm. 156 - 157.

Page 14: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

487| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

menyelesaikan sengketa.24 Sedangkan perlindungan hukum menurut M. Isnaeni

dibedakkan menjadi 2 (dua) macam yaitu perlindungan hukum internal dan eksternal.

Perlindungan hukum internal didasarkan oleh para pihak pada saat membuat suatu

perjanjian yang dimana pada waktu menyusun klausula-klausula kontrak."Kedua belah

pihak menginginkan agar kepentingannya bisa terjalin dengan kata sepakat. Disamping

itu segala jenis resiko yang akan terjadi dapat diselesaikan melalui klausula-klausula

yang terjalin dari kata sepakat. Sedangkan perlindungan eksternal merupakan

perlindungan hukum yang dibuat oleh penguasa melalui regulasi bagi kepentingan pihak

yang lemah, sesuai dengan hakekat aturan perundangan yang tidak boleh berat sebelah

dan bersifat memihak untuk memberikan perlindungan hukum yang seimbang kepada

pihak lainnya. Hal tersebut dimaksudkan pada saat awal perjanjian ada suatu pihak yang

relatif kuat dari pihak lainnya, tetapi dalam pelaksanannya pihak yang kuat tadi menjadi

pihak yang lemah sehingga selayaknya juga perlu perlindungan hukum juga.25

Dalam perkembangan fintech (financial technology) yang memunculkan dompet elektronik

salah satunya ovo dengan fungsi menyimpan uang dalam bentuk elektronik tentu dapat

diminati oleh masyarakat karena proses untuk menjadi pengguna dompet elektronik

sangat mudah, cepat dan praktis. Terkait dengan pembukaan akun dompet elektronik

ovo tentu memiliki perbedaan dengan menjadi nasabah di bank.26 Dengan demikian para

pengguna dompet elektronik ovo wajib memperhatikan terms and conditions dari penerbit

dompet elektronik sehingga hubungan hukum pengguna dan penerbit terbentuk suatu

perjanjian yang diatur dalam terms and conditions. Dalam terms and conditions yang diatur

oleh ovo meliputi :27

a. Registrasi, Kode Verifikasi (OTP) dan Security code;

b. Biaya Layanan;

c. Klasifikasi Akun ovo;

d. Ovo Cash;

24 Hadjon, Philipus M., (1994), Pengkajian Ilmu Dogmatik (Normatif), Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, hlm. 2. 25 Isnaeni, Moch., (2016), Pengantar Hukum Jaminan Kebendaan, Surabaya, Revka Petra Media, hlm. 159 - 163 26 Rachmadi Usman, Op.Cit., hlm.136 27 Ovo, dikutip dari https://www.termsandconditionsovo.id/about/, diakses tanggal 6 Mei 2020

Page 15: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 488

e. Ovo Point;

f. Akun Tidak Aktif (Dormant Account);

g. Blokir atau Penonaktifan;

h. Penutupan Akun;

i. Kerjasama Loyalty Program Lainnya;

j. Hak Melakukan Koreksi;

k. Kewajiban, Pernyataan dan Jaminan;

l. Pembatasan Tanggung Jawab;

m. Risiko Penggunaan;

n. Perlindungan dan Kerahasiaan Data;

o. Hak Kekayaan Intelektual;

p. Keadaan Kahar (Force Majure), dan;

q. Hukum Yang Berlaku dan Penyelesaian Perselisihan.

Selain ovo, terdapat dompet elektronik lainnya yaitu gopay. Bila dilihat dari terms and

conditions yang diatur oleh gopay terdapat beberapa poin-poin ketentuan penggunaan

gopay yaitu :28

a. Lingkup

b. Registrasi Akun

c. Verifikasi Akun

d. Informasi Pribadi

e. Persetujuan

f. Pengisian (Top-up), Penarikan (withdraw) dan Transfer

g. Batasan Saldo dan Transaksi

h. Penggunaan

28Gopay, dikutip dari https://www.termsandconditionsgopay.id/about/,diakses tanggal 6 Mei 2020

Page 16: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

489| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

i. Otentikasi

j. Pemblokiran Akun

k. Penutupan Akun

l. Akun Non Aktif

m. Penolakan Transaksi

n. Biaya

o. Tanggung Jawab dan Kewajiban anda

p. Tanggung Jawab Kami

q. Ganti Rugi

r. Permasalahan dan Keluhan

s. Koreksi

t. Keadaan Kahar (force majeure)

u. Hak Kekayaan Intelektual

v. Tidak ada Pengesampingan

w. Bahasa

x. Pengalihan

y. Keterpisahan

z. Hukum yang Mengatur

aa. Perubahan

Proses untuk membuat suatu perjanjian atau kontrak hal yang harus diperhatikan adalah

pemahaman akan aturan-aturan hukum perikatan. Selain itu, diperlukan keahlian para

pihak untuk terhindar dari sengketa atau perselisihan yang susah untuk diselesaikan,

maka dari itu kontrak menjadi sangat penting untuk pedoman kerja bagi para pihak yang

terkait namum dalam penyusunan kontrak perlu memperhatikan perundang-undangan

Page 17: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 490

ketertiban umum, kebiasaan, dan kesusilaan yang berlaku.29 Pembuatan perjanjian yang

diatur dalam terms and conditions ovo atau gopay harus diperhatikan oleh para pihak yaitu

syarat sahnya perjanjian atau kontrak yang diatur pada Pasal 1320 BW yang mengatur :

1. Sepakat para pihak;

2. Kecakapan para pihak;

3. Objek tertentu;

4. Sebab yang halal.

Syarat 1 dan 2 disebut dengan"syarat subyektif karena menyangkut subyek pembuat

kontrak. Akibat hukum tidak dipenuhinya syarat subyektif, maka kontrak dapat

dibatalkan oleh para pihak."Akibat hukum jika tidak dipenuhinya syarat obyektif, maka

kontrak itu batal demi hukum, yang berarti kontrak itu sejak semula tidak pernah ada

serta perjanjian yang bertentangan dengan undang-undang kesusilaan dan ketertiban

umum adalah batal demi hukum.30 Dalam pembuatan perjanjian atau kontrak layaknya

harus sesuai dengan asas-asas dalam berkontrak. Asas dalam berkontrak yang

mempunyai 7 (tujuh) asas yaitu asas konsesualitas, asas kebebasan berkontrak, asas pacta

sunt servanda, asas itikad baik, dan asas personalitas.

Transaksi menggunakan dompet elektronik ovo atau gopay sangat digemari oleh

masyarakat Indonesia dengan segala kemudahan penggunannya.31 Dalam terms and

conditions yang diatur dompet elektronik ovo atau gopay apabila saldo hilang, tidak ada

mekanisme pengembalian dana seperti yang diatur pada Pasal 43 ayat (2) huruf c

Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektornik bahwa

"Penerbit wajib memiliki mekanisme penggantian kerugian finansial kepada pengguna

sepanjang kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengguna".

Selain mekanisme yang diatur oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018

Tentang Uang Elektronik. Perlindungan terhadap pengguna dompet elektronik diatur

pada Pasal 21 Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 Tentang

Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran bahwa :

29 Emizon, Joni, (1998), Dasar-Dasar Dan Teknik Penyusunan Kontrak, Palembang Universitas Sriwijaya, hlm. 7. 30 Miru, Ahmadi, Hukum Kontrak & Perancangan Kontrak, Jakarta, Raja Grafindo Persada, hlm. 148. 31 Tazkiyyaturrohmah, Rifqy, Loc.Cit

Page 18: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

491| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

1. "Dalam hal terjadi permintaan pengembalian dana (refund) atas pembatalan

transaksi pembayaran, penyelenggara dompet elektronik wajib segera

melaksanakan pengembalian dana tersebut kepada pengguna dompet

elektronik;"

2. "Penyelenggara dompet eletronik wajib memiliki prosedur untuk memastikan

terlaksananya pengembalian dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1;"

3. "Dana hasil pengembalian wajib segera dikembalikan ke dalam sumber dana asal

yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran."

Dalam hal mekanisme penyelesaian dompet elektronik yang tidak mendapatkan hasil

maksimal, membuat pengguna merasa dirugikan meskipun Otoritas Jasa Keuangan telah

mengatur perlindungan konsumen dompet elektronik yang diatur pada Pasal 31 huruf

(e) Nomor 13/POJK.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital Di Sektor Jasa Keuangan

bahwa "penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara

sederhana, cepat, dan biaya terjangkau".

Pengguna dompet elektronik"apabila terjadi kerugian tidak bisa melapor kepada

lembaga penjamin simpanan karena uang yang disimpan dalam dompet elektronik

bukan merupakan simpanan sebagaimana di atur Pasal 10 Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, LPS menjamin simpanan nasabah

bank yang berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu."

Oleh karena itu, jaminan perlindungan hukum bagi pengguna elektronik tersebut hanya

dapat diselesaikan melalui lembaga OJK dan tidak dijamin oleh LSP. Dengan demikian,

pengguna dompet elektronik dapat mengajukan penyelesaian sengketa ke pengadilan

dengan dasar perjanjian yang dibuat antara pengguna dan penyedia layanan dompet

elektronik karena OJK belum memfasilitasi masyarakat untuk memulihkan kerugiannya.

G. Upaya Hukum Pemulihan Kerugian Pengguna Dompet Elektronik

Upaya hukum menurut Sudikno Mertokusumo adalah “alat untuk memperbaiki atau

mencegah kekeliruan dalam suatu putusan". Jenis - jenis upaya hukum yang terdapat

dalam yurisdiksi eksklusif di Pengadilan Negeri khususnya dalam perkara Perdata

terdapat 2 jenis yaitu :

Page 19: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 492

1. Upaya hukum biasa, merupakan upaya hukum yang digunakan bagi putusan

yang belum memiliki kekuatan hukum tetap yang terdiri dari :

a) Perlawanan verzet

b) Banding

c) Kasasi

2. Upaya hukum luar biasa, adalah suatu upaya hukum yang dilakukan atas putusan

yang telah berkekuatan hukum tetap dan upaya hukum ini dalam asasnya tidak

menangguhkan pelaksanaan eksekusi. Upaya hukum luar biasa terdiri dari

peninjauan kembali dan perlawanan hukum pihak ketiga (denden verzet).

Selain itu, upaya hukum mempunyai arti sebagai upaya yang diberikan oleh undang-

undang kepada seseorang atau badan hukum untuk mencari keadilan atas kerguian yang

dideritanya akibat adanya suatu perselisihan dengan pihak lain.32 Upaya hukum yang

diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan kepada konsumen di sektor keuangan diatur pada

Pasal 28 - 30 UU OJK. Pada Pasal 28 UU OJK disebutkan bahwa untuk perlindungan

konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian

konsumen dan masyarakat yang meliputi :

a. Memberikan"informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteritik sektor

jasa keuangan, layanan dan produknya;

b. Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila

kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat;

c. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan disektor jasa keuangan."

Perlindungan konsumen dan masyarakat yang diatur pada Pasal 29 UU OJK menjelaskan

bahwa Otoritas Jasa Keuangan melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang

meliputi :

a. Menyiapkan"perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan konsumen

yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;

32 Sutantio, Retnowulan, dan Iskandar Oeripkartawinata, (2009), Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Mandar Maju, hlm. 142.

Page 20: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

493| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

b. Membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku

Lembaga Jasa Keuangan;

c. Memanfaatkan penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku

di Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

disektor jasa keuangan."

Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam Pembelaan Hukum diatur pada Pasal 30

bahwa :

(1). Untuk"perlindungan konsumen dan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan

berwenang melakukan pembelaan hukum, yang meliputi :

a. Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga

Jasa Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang

dirugikan Lembaga Jasa Keuangan dimaksud;

b. Mengajukan gugatan :

1) untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang

dirugikan dari pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang

berada dibawah penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian

dimaksud maupun di bawah penguasaan pihak lain dengan

itikad baik atau;

2) untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan

kerugian pada konsumen dan lembaga Jasa Keuangan sebagai

akibat dari pelanggaran atas perundang-undangan di sektor jasa

keuangan;"

(2) Ganti kerugian sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b angka 2 hanya

digunakan untuk pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan.

Penyelesain sengketa di sektor jasa keuangan diatur pada Pasal 25 Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.07/2018 menjelaskan bahwa :

a. Dalam"hal konsumen dan perwakilan konsumen menolak tanggapan pengaduan

dari PUJK maka PUJK wajib memberikan informasi kepada konsumen dan atau

Page 21: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 494

perwakilan konsumen mengenai upaya penyelesaian sengketa yang dapat

dilakukan melalui pengadilan atau diluar pengadilan;

b. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dimuat dalam

Daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang ditetapkan oleh Otoritas

Jasa Keuangan;

c. Klausula pemilihan penyelesaian sengketa melalui pengadilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) , dicantumkan dalam perjanjian dan dokumen Transaksi

Keuangan antara PUJK dan Konsumen."

Pelaku Usaha Jasa Keungan"yang diatur pada Pasal 1 Angka (1) Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 18/POJK.07/2018 bahwa Pelaku Usaha Jasa Keuangan, yang

selanjutnya disebut PUJK, adalah Bank Umum, Bank Pekreditan Rakyat, Perantara

Pedagang Efek, Manajer Investasi, Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Reasuransi, Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Pergadaian, Perusahaan Penjaminan,

Penyelenggaraan Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, baik

yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Dalam

hal penyelesaian perselisihan atau upaya hukum pengguna dompet elektronik. Menurut

pihak ovo menyebut sebagai pertentangan yang disebabkan karena adanya perbuatan

melawan hukum atau pelanggaran atas satu atau lebih wajib diselesaikan dengan cara

sebagai berikut :"

a. Salah"satu pihak baik pengguna atau penerbit (pihak pertama) wajib

menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya atau pihak kedua

karena telah terjadi perselisihan, pemberitahuan perselisihan tersebut wajib

diselesaikan secara musyawarah mufakat dalam waktu paling lambat 90

(Sembilan puluh hari) kalender sejak tanggal pemberitahuan persilisihan;

b. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat

sampai dengan berakhirnya periode penyelisian musyawarah, pihak pertama dan

pihak kedua wajib bersama-sama untuk menunjuk pihak ketiga yaitu mediator

untuk menyelesaikan perselisihan dan penunjukkan tersebut wajid dibuat secara

tertulis dan ditandangani oleh masing-masing pihak;

Page 22: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

495| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

c. Proses mediasi yang dilakukan oleh mediator akan diselesaikan oleh satu arbiter

yang ditunjuk berdasarkan peraturan Badan Arbritase Nasional Indonesia;

d. Ketentuan mengenai seluruh biaya, ongkos dan pengeluaran dalam rangka

penyelesihan perselisihan diputuskan berdasarkan putusan arbitrase yang final

dan mengikat;

e. Kecuali disyaratkan berdasarkan hukum yang berlaku atau diminta berdasarkan

permintaan, keputusan atau penetepan resmi yang diterbitkan, dikeluarkan atau

dibuat oleh pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang, selama proses

penyelesaian perselisihan sebagaimana diatur diatas sampai dengan adanya

keputusan yang sahm final dan mengikat pihak pertama dan pihak kedua, maka

pihak pertama dan pihak kedua wajib untuk merahasiakan segala informasi

terkait dengan perselisihan maupun proses penyelesaiannya dan karenanya

dilarang untuk dengan cara apapun menginformasikan, memberitahukan atau

mengumumkan kepada pihak manapun adanya perselisihan tersebut maupun

proses penyelesaiannya tetapi tidak terbatas melalui media massa (Koran, televisi

atau media sosial)."

Dalam penyelesaian masalah ini, perlu adanya itikad baik dari pihak penyedia jasa

dompet elektronik dan pengguna dompet elektronik. Adapun yang dimaksud itikad

baik, menyitir pendapat dari Lucky Dafira Nugroho, adalah "penilaian baik dan buruk

suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik itu perseorangan maupun

korporasi".33 Itikad baik ini dijadikan tolak ukur untuk menyelesaikan masalah ini baru

setelah itu apabila tidak ada itikad baik dari pihak penyedia dompet elektronik akan

diselesaikan melalui litigasi.

Berbeda dengan dompet elektronik ovo, penyelesaian permasalahan menurut pihak

gopay yaitu “memberikan ketentuan bagi pengguna untuk melakukan upaya hukum

dalam hal penyelesaian perselisihan menggunakan syarat dan ketentuan yang diatur

berdasarkan hukum Republik Indonesia”. Pengadilan menjadi tempat mencari

kebenaran dan the last resort bagi pencari keadilan. Menurut Lucky Dafira Nugroho,

33 Nugroho, L. D. (2017), Itikad Baik Sebagai Tolak Ukur Perbuatan Debitor Dalam Kepailitan, Era Hukum-Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 14(2).

Page 23: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 496

"pengadilan merupakan upaya ultimum remidium".34 Pengadilan merupakan perwujudan

kepedulian negara dalam melindungi setiap warga negara yang mengalami kerugian yang

diakibatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.35 Setiap dan seluruh perselisihan

yang timbul dari penggunaan layanan dompet elektronik dapat diselesaikan melalui

Pengadilan Negeri.36

Perlindungan terhadap konsumen yang menggunakan dompet elektronik terdapat

beberapa jenis yang diatur pada Pasal 21 Peraturan Bank Indonesia Nomor

18/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran bahwa

a. Dalam hal terjadi permintaan pengembalian dana (refund) atas pembatalan

transaksi pembayaran, penyelenggara dompet elektronik wajib segera

melaksanakan pengembalian dana tersebut kepada pengguna dompet elektronik;

b. Penyelenggara dompet eletronik wajib memiliki prosedur untuk memastikan

terlaksananya pengembalian dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

c. Dana hasil pengembalian wajib segera dikembalikan ke dalam sumber dana asal

yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran;

Selain itu, penyelenggara dompet elektronik wajib menggunakan prinsip perlindungan

konsumen yang diatur pada Pasal 24 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor

18/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran yaitu :

a. keadilan dan keandalan

b. transparasi

c. perlindungan data atau informasi konsumen

d. penanganan dan penyelesaian pengaduan yang efektif.

Sedangkan menurut Peraturan terkait perlindungan pengembalian uang elektronik

pengguna yang diatur pada Pasal 43 ayat (2) huruf c Peraturan Bank Indonesia Nomor

20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektornik bahwa penerbit wajib memiliki mekanisme

34 Nugroho, L. D. (2017). Peluang Digunakannya Lembaga Mediasi Untuk Menyelesaikan Permasalahan Debitor Pailit. Rechtidee, 12(2), 245-266. 35 Ibid. 36 Gopay, dikutip dari https://www.termsandconditionsgopay.id/about/,diakses tanggal 1 April 2020

Page 24: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas Hilangnya Uang Elektronik

497| Muchammad Fahryan Putra, Lucky Dafira Nugroho

penggantian kerugian finansial kepada pengguna sepanjang kerugian tersebut tidak

disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengguna.

IV. Kesimpulan

Perjanjian dalam dompet elektronik yang disebut terms and conditionion belum

memberikan mekanisme pengembalian dana sebagaimana diamanatkan pada Peraturan

Bank Indonesia Pasal 43 Ayat (e) Nomor 18/06/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik jo

Pasal 21 Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan

Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Dalam hal upaya penyelesaian perselisihan yang

diberikan oleh pihak dompet elektronik dapat menggunakan cara musyawarah. Apabila

belum mencapai kesepakatan perdamaian masih dapat menyelesaikan secara litigasi.

Ucapan Terima Kasih Terima kasih atas bimbingan bapak Lucky Dafira Nugroho yang senantiasa meluangkan waktu untuk berdiskusi dan memberikan arahan hingga terselesaikannya penelitian ini. Terima kasih pula kepada segenap civitas akademik Universitas Trunojoyo Madura yang telah membantu dalam penelitian ini.

References

Buku Emizon, Joni, (1998), Dasar-Dasar Dan Teknik Penyusunan Kontrak, Palembang Universitas

Sriwijaya, hlm. 7. Hadjon, Philipus M., (1994), Pengkajian Ilmu Dogmatik (Normatif), Fakultas Hukum

Universitas Airlangga, Surabaya, hlm. 2. Isnaeni, Moch., (2016), Pengantar Hukum Jaminan Kebendaan, Surabaya, Revka Petra Media,

hlm. 159 - 163 Marzuki, Peter Mahmud, (2005), Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana, hlm. 4. Miru, Ahmadi, (2018), Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta, Raja Grafindo

Persada, hlm. 148. Sutantio, Retnowulan, dan Iskandar Oeripkartawinata, (2009), Hukum Acara Perdata

Dalam Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, hlm. 142. Artikel Ilmiah Hutajulu, Dinar Melani, dkk, (2019), “Perkembangan Fintech Lending di Indonesia Pada

Era Digital”, Makalah pada seminar Fintech dan E-commerce Untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif, diselenggarakan Oleh Fakultas Ekonomi Universitas Tidar di Hotel Atria, 15 Oktober 2019, hlm. 494 - 496.Marsudi, Almatius Setya dan Yunus Widjaya, (2019), "Industri 4.0 Dan Dampaknya Terhadap Financial Technology Serta Kesiapan Tenaga Kerja Di Indonesia”, Jurnal Ikraith Ekonomika, 2 (2), hlm. 1 - 5.

Juhardi, Ujang dan Khairullah, ”Sistem Pencatatan dan Pengolahan Keuangan Pada Aplikasi Manajamen Keuangan E-Dompet Berbasis Android”, Jurnal Umb, 2 (1), hlm. 25.

Lestari, Hesty D., ”Otoritas Jasa Keuangan Sistem Baru Dalam Pengaturan Dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan”, Jurnal Dinamika Hukum, 12 (3), hlm. 557 - 558.

Page 25: Perlindungan Hukum Pengguna Dompet Elektronik Atas

Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.474 – 498/ all| 498

Marginigsih, Ratnawaty, (2019), ”Analisis SWOT Technology Financial (Fintech) Terhadap Insutri Perbankan”, Jurnal Humaniora, 19 (1), hlm. 57.

Njatrijani, Rinitami, (2019), “Perkembangan Regulasi dan Pengawasan Financial

Technology di Indonesia”, Jurnal Diponegoro Private Law Review, 4 (1), hlm. 465 - 467. Nugroho, L. D. (2017), Itikad Baik Sebagai Tolak Ukur Perbuatan Debitor Dalam

Kepailitan, Era Hukum-Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 14(2). ------- (2017). Peluang Digunakannya Lembaga Mediasi Untuk Menyelesaikan

Permasalahan Debitor Pailit. Rechtidee, 12(2), 245-266. Puspita, Yuanita Candra, (2019), "Analisis Kesesuaian Teknologi Penggunaan Digital

Payment Pada Aplikasi OVO", Jurnal Manajemen Informatika, 9 (2), hlm. 122. Samsul, Inosentius, (2013), “Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan Pasca

Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)”, Jurnal Negara Hukum, 4 (2), hlm. 156 - 157.

Serfiyani, Cita Yustisia, (2019), "Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bisnis Sistem Pembayaran Berbasis Teknologi Finansial”, Buletin Bank Kesentralan, 14 (1), hlm. 54.

Sitompul, Meline Gerarita, (2018), “Urgensi Legalitas Financial Technology (Fintech): Peer To Peer (p2p) Lending di Indonesia”, Jurnal Yuridis Unaja, 1 (2), hlm. 69.

Tazkiyyaturrohmah, Rifqy, ”Eksistensi Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan Modern”, Jurnal Muslim Heritage, 3 (1), hlm. 35.

Tobing, Erie Hotman H. dan Adrian, (2020), “Fintech Era And Government Regulation”, Jurnal Manajemen dan Bisnis,1 (2), hlm. 122.

Usman, Rachmadi, ”Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran”, Jurnal Yuridika, 32 (1), hlm. 135 - 137.

Internet : Dikutip dari https://www.ovo.id/about/ diakses tanggal 17 November 2019 Dikutip dari https://www.gojek.com/, diakses 1 Desember 2019 Diikutip dari https://dana.id/, diakses 17 Novemebr 2019 Dikutip dari https://www.linkaja.id/, diakses tanggal 17 November 2019 Ovo, dikutip dari https://www.termsandconditionsovo.id/about/, diakses tanggal 6 Mei

2020 Gopay, dikutip dari https://www.termsandconditionsgopay.id/about/,diakses tanggal 6

Mei 2020