perlindungan hukum terhadap pasien …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/bab i, v, daftar...

46
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN OPERASI CAESAR DALAM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH: NAILA NABILLA NIM: 10340069 PEMBIMBING: 1. FAISAL LUQMAN HAKIM, S.H., M.Hum. 2. UDIYO BASUKI, S.H., M.Hum. ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Upload: lykhue

Post on 28-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN OPERASI CAESAR

DALAM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT)

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN

PEKALONGAN

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH

GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM

OLEH:

NAILA NABILLA

NIM: 10340069

PEMBIMBING:

1. FAISAL LUQMAN HAKIM, S.H., M.Hum.

2. UDIYO BASUKI, S.H., M.Hum.

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

ii

ABSTRAK

Operasi caesar merupakan tindakan medis yang harus dilakukan terhadap

pasien ibu hamil yang memiliki indikasi tidak dapat melakukan persalinan secara

normal. Untuk bisa melaksanakan tindakan operasi caesar tersebut, maka sebelumnya

harus dilakukan persetujuan baik dari pasien maupun yang mewakilinya. Seperti

adanya beberapa pasien yang akan melakukan operasi caesar karena bayi yang

meninggal dalam kandungan, perdarahan sebelum hari perkiraan lahir, ketuban pecah

dini dan sebagainya yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten

Pekalongan. Pihak Rumah Sakit menawarkan metode operasi caesar dengan

beberapa prosedur yang harus dilakukan pihak pasien yakni dengan memberikan

persetujuan tindakan medis (informed consent). Dari latar belakang tersebut maka

penyusun akan meneliti terkait pelaksanaan informed consent dan bagaimana

perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan

medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten

Pekalongan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang obyeknya langsung berasal

dari Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan yang berupa data

yang didapat melalui wawancara dengan narasumber dan responden yang diperkuat

dengan dokumen-dokumen serta arsip-arsip yang ada. Penelitian ini bersifat

Deskriptif Analitik, yaitu penelitian untuk menyelesaikan masalah dengan cara

mendeskripsikan masalah melalui pengumpulan data dalam bentuk kata-kata atau

gambaran, kemudian dianalisa sesuai dengan data yang penyusun temukan di

lapangan.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan informed consent terhadap

pasien operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan

meliputi pemberian informasi dari pihak pasien, dokter menjelaskan tindakan medis

yang akan dilakukan beserta isi dari informed consent, penandatanganan formulir

informed consent dan pelaksanaan tindakan medis. Bentuk perlindungan hukum yang

diberikan pihak Rumah Sakit terhadap pasien operasi caesar ada dua yaitu

Perlindungan Hukum Preventif yakni pihak Rumah Sakit menjamin dokter atau

tenaga kesehatan melakukan tindakan medis sesuai dengan SOP (Standar

Operasional Prosedur) dan SPM (Standar Pelayanan Minimal) agar tidak

menimbulkan kesalahan tindakan medis dalam menangani pasien, dan Perlindungan

Hukum Represif yang bertujuan menyelesaikan sengketa melalui fasilitasi, mediasi

dan arbitrasi. Apabila dalam penyelesaian oleh pihak Rumah Sakit tidak ditemukan

jalan damai, maka pasien dapat melaporkan sengketa tersebut ke Dinas Kesehatan

dan/atau Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pekalongan dan/atau Majelis Kode Etik

Kedokteran (MKEK) dan/atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

(MKDKI).

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis
Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis
Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis
Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis
Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

vii

MOTTO

”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu

ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah: 5 )

“Selalu ada yang istimewa dalam sebuah cita-

cita, bahkan untuk yang paling sederhana”

(Doy)

“The day will not be beautiful without the

dawn and dusk, so did the life that will not be

beautiful without goals, expectations and

challenges”

(Abink)

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Abah, Ibu, Kakak dan

Adikku yang selalu

Memberikan Semangat dan Do’anya

Serta

Almamaterku Tercinta

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

ix

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم هللا الر

د ه ش .أ ه ل ك ن ي ىالد ل ع ه ر ه ظ ي ل ق ح ال ن ي د ىو د ه ال ب ه ل و س ر ل س ر أ ي ذ ال ه ل ل د م ح ل ا

ل ص م ه لل .ا ه ل و س ر و ه د ب اع د م ح م ن أ د ه ش أ .و ه ل ك ي ر ش ل ه د ح و ال ل ا ه ل ا ل ن أ

د ع اب م أ ,ن ي ع م ج أ ه ب ح ص و ه ل ىأ ل ع و د م ح ام ن د ي ىس ل ع م ل س و Kami memuji-Mu, duhai Dzat yang memang telah terpuji sebelum dipuji

oleh para pemuji. Kami mengharapkan ampunan-Mu, duhai Dzat yang

ampunan-Nya diharapkan oleh para pendosa. Kami memohon perlindungan-Mu,

duhai Dzat yang menjadi tempat perlindungan orang-orang yang takut. Puji

syukur untuk-Mu atas limpahan karunia-Mu yang begitu besar dan curahan

anugerah-Mu yang tiada terkira. Ya Allah, sampaikan shalawat dan salam

kepada hamba dan rasul-Mu yang mulia, Muhammad ibnu Abdullah, sang

revolusioner sejati yang syafa’atnya senantiasa kami nanti.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum terhadap

Pasien Operasi Caesar dalam Persetujuan Tindakan Medis (Informed

Consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan”

menjadi tugas akhir dalam menuntut ilmu di Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selama penyusunan

skripsi ini dan selama belajar di Fakultas Syari’ah dan Hukum, Program Studi

Ilmu Hukum, penyusun banyak mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

x

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun akan

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Musa Asy’ari, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan

Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Udiyo Basuki, S.H., M.Hum. selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum dan Ach.

Thahir, S.H.I., S.H., LL.M., M.A. selaku Sekretaris Prodi Ilmu Hukum.

4. Siti Fatimah, S.H., M.Hum. selaku pembimbing akademik yang selalu

mengarahkan dan memberikan saran dalam perkuliahan di Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.

5. Faisal Luqman Hakim, S.H., M.Hum. selaku pembimbing I, dan Udiyo

Basuki, S.H., M.Hum. selaku pembimbing II, yang dengan kesabaran dan

kebesaran hati telah rela meluangkan waktu, memberikan arahan serta

bimbingannya kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Prodi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penyusun selama perkuliahan.

7. Segenap karyawan TU Fakultas Syari’ah dan Hukum yang memberikan

pelayanan terbaik serta kesabaran demi kelancaran segala urusan

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Pekalongan dan para staf yang

banyak membantu penyusun dalam mencari seluruh data yang dibutuhkan

dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

xi

9. Abah H. Mas Syafrudin Chudhori Al-Jayani dan Ibunda Hj. Rodhiyah

tercinta, yang senantiasa mengiringi penyusun dengan doa, harapan,

nasihat, serta curahan kasih sayang. Semoga keberkahan dan kebahagiaan

selalu mengiringi keluarga kita. Amin.

10. Kakakku tersayang Eni Arofa, adikku tercinta Ahmad Abdillah Mandi

Mandeghani dan semua keluarga besarku yang telah memberikan doa,

kasih sayang, suport, dan pengorbanan kalian. I Love You

11. KH. Ahmad Warson Munawwir (alm) selaku pengasuh Pondok Pesantren

Al-Munawwir Komplek Q Krapyak Yogyakarta serta KH. Muhammad

Fairuz Warson selaku pengasuh Madrasah Tahfidzil Qur’an Al Munawwir

Krapyak Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, doa dan kesabaran

kepada penyusun.

12. Teruntuk “Jejaka-ku”, terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan

kesabaran dalam memberi semangat dan inspirasi untuk menyelesaikan

tugas akhir ini. Menggenggammu adalah harapan untuk menuju pada

keabadian, karena engkau pilihan yang terbaik untukku dan masa depanku.

Amin.

13. Sosok “Yudistira” yang selalu ada untukku, terima kasih atas ada-mu.

14. Teman-teman Prodi Ilmu Hukum 2010 khususnya Lina, Alfi, Momo, Faiq,

Siti, para sahabatku dari awal merasakan bangku kuliah, terima kasih atas

ketulusan kalian, kebersamaan dalam suka dan duka, tertawa dan

menangis bersama, semoga kebersamaan dalam kekeluargaan ini

senantiasa terjaga sampai kelak. Amin

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

xii

15. Saudara terbaikku, Novi, Nova, Icha, Idut, Liza, A’yun, Nida, Teh Inna,

Nur, Heni, Nia, Mba Lutfi dan Mba Ubed serta keluarga di penjara suciku

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua kebaikan

yang telah kalian berikan, kalian yang selalu memberi motivasi untuk

senantiasa menatap masa depan dengan penuh optimis. Kalian adalah

saudara yang telah kupilih.

16. Semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga

Allah senantiasa memberikan pahala yang berlipat sebagai bekal

kehidupan di dunia dan akhirat.

Meskipun skripsi ini merupakan hasil kerja maksimal dari penyusun,

namun penyusun menyadari akan ketidaksempurnaan dari skripsi ini. Maka

dengan kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga penyusunan

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi pengembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk perkembangan Hukum Perdata

pada khususnya.

Yogyakarta, 21 Mei 2014

Naila Nabilla

NIM: 10340069

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI I ................................................................ iv

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI II ............................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 5

D. Telaah Pustaka .............................................................................. 5

E. Kerangka Teoretik ......................................................................... 8

F. Metode Penelitian .......................................................................... 16

G. Sistematika Pembahasan ............................................................... 23

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM,

PERJANJIAN, HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK,

OPERASI CAESAR DAN INFORMED CONSENT ....................... 25

A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum ............................ 25

1. Pengertian Perlindungan Hukum ............................................. 25

2. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien .................................... 27

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

xiv

B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian .............................................. 28

1. Pengertian Perjanjian ............................................................... 28

2. Syarat Sah Perjanjian ............................................................... 30

3. Asas-Asas Perjanjian ............................................................... 33

4. Unsur-Unsur Perjanjian ............................................................ 35

5. Akibat Perjanjian ...................................................................... 37

6. Berakhirnya Perjanjian ............................................................. 42

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak ...................................................... 43

1. Hak dan Kewajiban Pasien....................................................... 43

2. Hak dan Kewajiban Dokter ...................................................... 44

3. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit ............................................ 46

D. Tinjauan Umum Tentang Operasi Caesar .................................... 49

1. Pengertian Caesar .................................................................... 49

2. Jenis Tindakan Operasi Caesar ................................................ 51

3. Alasan Perlunya Operasi Caesar ............................................. 52

4. Risiko dan Keuntungan Operasi Caesar .................................. 52

5. Hukum dan Etika Operasi Caesar ........................................... 54

E. Tinjauan Umum Tentang Informed Consent.................................. 55

1. Pengertian Informed Consent ................................................... 55

2. Bentuk dan Isi Informed Consent ............................................. 57

3. Syarat Sahnya Informed Consent ............................................. 60

4. Tujuan dan Manfaat Informed Consent.................................... 61

5. Konsep Baku Persetujuan Tindakan Medis ............................. 62

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

xv

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN ........................................ 65

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten

Pekalongan ..................................................................................... 65

B. Sumber Daya Manusia .................................................................. 67

C. Sarana dan Prasarana...................................................................... 70

D. Kinerja Rumah Sakit ...................................................................... 73

E. Operasi Caesar dalam Persetujuan Tindakan Medis (Informed

Consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten

Pekalongan ...................................................................................... 75

BABIV ANALISIS PELAKSANAAN INFORMED CONSENT DAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN OPERASI

CAESAR DALAM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

(INFORMED CONSENT) DI RSUD KAJEN KABUPATEN

PEKALONGAN ................................................................................. 78

A. Pelaksanaan Informed Consent Operasi Caesar di RSUD Kajen

Kabupaten Pekalongan ................................................................... 78

B. Perlindungan Hukum terhadap Pasien Operasi Caesar dalam

Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) di RSUD Kajen

Kabupaten Pekalongan ................................................................... 95

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 103

A. Kesimpulan ..................................................................................... 103

B. Saran-saran ..................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan sebuah urgensi yang tidak bisa dilepaskan dari

kehidupan setiap insan di dunia ini, kesehatan tidak kalah penting dengan

kebutuhan manusia akan sandang, pangan maupun papan, karena tidak ada

satupun manusia yang tidak menginginkan hidup sehat. Hal tersebut juga

berlaku bagi seorang ibu yang sedang mengandung, yang mana pasti

menginginkan sang buah hati terlahir dengan selamat dan sehat.

Dalam sebuah persalinan terdapat dua macam persalinan yakni

persalinan secara normal (alamiah) dan persalinan yang dilakukan dengan

tindakan medis. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan medis ini

dilakukan dalam situasi dan kondisi di mana sang ibu tidak mungkin

melakukan persalinan secara alamiah, dalam artian ada indikasi medik untuk

dilakukannya operasi caesar.

Dalam kurun waktu inioperasi caesar sudah sedemikian familiar

dalam kehidupan masyarakat kita.Salah satu jenis intervensi medis di bidang

persalinan ini muncul seiring dengan semakin majunya teknologi, khususnya

teknologi di bidang kedokteran. Kemajuan teknologi ini sangat bermanfaat

bagi mereka yang membutuhkan, terutama para wanita yang mengalami

masalah dalam proses persalinan. Jadi pada intinya operasi caesar dilakukan

sebagai tindakan penyelamatan terhadap kasus-kasus persalinan normal yang

berbahaya.1

1 M.T. Indiarti, Caesar, Kenapa Tidak? (Cara Aman Menyambut Kelahiran Buah Hati

Anda), (Yogyakarta: elMATERA, 2007), hlm. 43

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

2

Informed consent pada dasarnya adalah persetujuan tindakan yang

diwajibkan untuk dibuat terlebih dahulu sebelum dokter melakukan tindakan

medis terhadap pasiennya. Persetujuan ini dilaksanakan setelah sebelumnya

pasien diberikan informasi yang cukup mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya

yang mencakup risiko, fakta-fakta penting maupun efek samping.

Persetujuan tindakan tersebut biasanya dilakukan secara tertulis dan

bisa menjadi dokumen medis maupun alat bukti yang sah secara hukum.

Sebagaimana diatur di dalam Pasal 7 Ayat (3)Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008tentang Persetujuan

Tindakan Kedokteran, sekurang-kurangnya mencakup:

1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

3. Alternatif tindakan lain dan risikonya;

4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan

5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan;

6. Perkiraan pembiayaan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pemahaman secara

serius terhadap isi dari informed consent itu sendiri, bagaimana hak-hak serta

kewajiban, dari sisi dokter mungkin sudah benar-benar memahaminya, akan

tetapi dari sisi pasien ada kemungkinan besar tidak terlalu memperhatikan hal

tersebut, karena beban pikiran yang dimiliki tercurah pada permasalahan

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

3

kesehatannya, selain itu juga kemungkinan dikarenakan pengetahuan tentang

kesadaran hukumnya masih kurang.

Mungkin memang mudah membicarakan apa saja isi dari suatu

informed consent, akan tetapi dalam pelaksanaannya hal tersebut menjadi sulit.

Hal itu dikarenakan dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang harus

dihadapi. Misalnya kendala dari segi penjelasan, karena pada faktanya

seringkali bahasa kedokteran terlalu tinggi atau sulit untuk dimengerti oleh

masyarakat awam.

Pertanyaan baru kemudian timbul di benak kita, jika terjadi kerugian

yang dialami pasien akibat operasi caesar tersebut. Seperti gagalnya operasi

yang bisa mengakibatkan sang ibu atau bayi mengalami luka, cacat atau

bahkan kematian. Sedangkan dalam tindakan medis tersebut telah

menggunakan informed consent sebagai bukti persetujuan tindakan medis

yang diberikan pasien terhadap dokter yang akan menanganinya. Masalah-

masalah yang timbul dalam pelaksanaan informed consent inilah yang menarik

untuk dikaji lebih mendalam.

Dalam hal ini penyusun bermaksud untuk membahas tentang

pelaksanaan informed consent dan bagaimana perlindungan hukum terhadap

pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis (informed consent) di

Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan. Yang mana dalam

penelitian ini, informed consentakan dikaitkan dengan tindakan intervensi

medis dalam persalinan yaitu operasi caesar. Hal tersebut dilakukan karena

kembali kepada yang diutamakan terhadap tindakan-tindakan medis yang

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

4

beresiko tinggi. Dan penyusun mengambil kasus di Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan karena ada beberapa kasus terjadinya

kematian bayi pasca operasi caesarseperti ibu Sundariyang mengalami

perdarahan sebelum hari perkiraan lahir (Anteparta Haemorgic Imatur)yang

pada saat itu kandungan baru berumur 24 mingguselain itu juga karena

placenta yang menutupi jalan lahir sehingga mengharuskan pasien untuk

memilih metode operasi caesar, namun karena adanya dignosis tersebut sang

bayi tidak bisa diselamatkan.Selain adanya kasus kematian bayi pasca operasi

juga karena adanya keluhan dari pasien pasca operasi caesarseperti pasien

merasakan pegal-pegal pada bagian punggung, lemas dan panas di bagian

bekas jahitan.

B. Rumusan Masalah

Dari serangkaian ulasan diatas maka dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan informed consent operasicaesar di Rumah Sakit

Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan?

2. Bagaimanaperlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam

persetujuan tindakan medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan?

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan informed consent operasi

caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

b. Untuk mengetahuiperlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar

dalam persetujuan tindakan medis (informed consent) di Rumah Sakit

Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

2. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kegunaan penelitian ini adalah:

a. Kegunaan Teoritis, diharapkan dapat memberisumbangan pemikiran

atau masukan bagi pengembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan

Hukum Perdata pada khususnyaserta dapat menambah bahan refrensi

di bidang karya ilmiah.

b. Kegunaan Praktis, diharapkan dapat memberi wawasan dan

pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti

khususnya tentang Perlindungan Hukum terhadapPasien Operasi

Caesar dalam Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) di

Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

D. Telaah Pustaka

Berdasarkan penelusuran kepustakaanyang dilakukan oleh penyusun,

terdapat beberapa judul mengenai hukum kesehatan diantaranya sebagai

berikut:

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

6

Annisa Sayyid,“Perlindungan Hak-hak Pasien dalam Pelayanan

Kesehatan Menurut Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Rumah Sakit

Bethesda Pusat D.I.Y)”. 2 Dalam skripsi ini penyusun menemukan hasil

penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perlindungan hak

pasien, yang mana meliputi rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran

pasienakan hak-hak mereka, adanya Consumers Ignorance yakni

ketidakmampuan untuk mengakses informasi karena adanya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang serba modern dan futuristik.

Hepy Diah Susanti,“Tinjauan Hukum Islam terhadap Perjanjian

Pelayanan Kesehatan antara Rumah Sakit dan Pasien di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Pusat Yogyakarta”.3 Dalam skripsi ini mengkaji masalah cara

penyelesaian wanprestasi dalam hukum perikatan Islam yang terjadi di Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah. Hasil penelitiannya, penyelesaian wanprestasi

dalam hukum perikatan islam adalah melalui tiga jalan yaitu

shulhu(perdamaian), tahkim (menunjuk seseorang untuk memperdamaikan)

dan al-qadha (penyelesaian melalui lembaga peradilan).

M. Lazuardi Redha Anugrah, “Penyelesaian Wanprestasi pada

Perjanjian Terapeutik Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

2Annisa Sayyid, “Perlindungan Hak-hak Pasien dalam Pelayanan Kesehatan Menurut

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di RS. Bethesda Pusat D.I.Y), Skripsi, Fakultas Syari’ah,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003

3Hepy Diah Susanti, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Pelayanan Kesehatan

antara Rumah Sakit dan Pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Pusat Yogyakarta”, Skripsi,

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

7

Jakarta Timur”.4 Dalam Skripsi ini penyusun memaparkan dari hasil penelitian

bahwa upaya penyelesaian wanprestasi dokter di RSUD Pasar Rebo dilakukan

dengan prosedur tertentu yang berujung pada suatu mediasi. Dan pihak RSUD

Pasar Rebo juga akan bertanggung jawab penuh apabila memang terjadi suatu

kelalaian yang dilakukan oleh dokter yang berada dibawah naungan RSUD

Pasar Rebo.

Ratih Kusuma Wardhani,“Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan

Medis (Informed Consent) di RSUP Dr. Kariadi Semarang”.5Dalam skripsi ini,

penulis menjelaskan bahwa pelaksanan persetujuan tindakan medis yang

diteliti disimpulkan bahwa terdapat antara informasi yang diberikan oleh

dokter mengenai tindakan medis yang akan dilakukan dengan pengertian yang

didapat oleh pihak pasien. Hal ini disebabkan karena adanya kesenjangan

pengetahuan yang dimiliki dokter dengan pengetahuan yang dimiliki oleh

pihak pasien.

Penelitian yang dilakukan penyusun memiliki perbedaan dengan

penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun perbedaannya terdapat pada

lokasi penelitian yang terletak di Rumah Sakit Umum Daerah yang bertempat

di Jl. Karangsari Karanganyar Kajen Kabupaten Pekalongan, yang mana di

Rumah Sakit ini belum pernah ada penelitian terkait informed consent operasi

caesar dari segi hukum. Selain pada lokasi, skripsi ini juga membahas tentang

4M. Lazuardi Redha Anugrah, “Penyelesaian Wanprestasi pada Perjanjian Terapeutik

Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta Timur”, Skripsi, Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2011

5 Ratih Kusuma Wardhani, “Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis (Informed

Consent) di RSUP Dr. Kariadi Semarang”, Tesis, Magister Kenotariatan Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro Semarang, 2009

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

8

perlindungan hukum terhadappasien operasi caesar dalam persetujuan

tindakan medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan.Dalam penelitian ini informed consent akan dikaitkan

dengan tindakan intervensi medis dalam persalinan yaitu operasi caesar.

E. Kerangka Teoretik

1. Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum merupakan segala upaya yang dapat

menjamin adanya kepastian hukum, sehingga dapat memberikan

perlindungan hukum kepada pihak-pihak yang bersangkutan atau yang

melakukan tindakan hukum. Perlindungan hukum menurut Setiono adalah

tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan

sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum,

untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan

manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.6

Bentuk-bentuk perlindungan hukum menurut Philipus M Hadjon

dibedakan menjadi dua, yaitu:7

a. Perlindungan Hukum Preventif

Perlindungan hukum preventif tujuannya adalah untuk mencegah

sebelum terjadinya pelanggaran.Hal ini terdapat dalam peraturan

perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah pelanggaran.

6Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program

Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, 2004), hlm. 3

7Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat, (Surabaya: Bina Ilmu, 1988),

hlm. 5

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

9

b. Perlindungan Hukum Represif

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa

tanggung jawab perusahaan, denda, penjara, dan hukuman tambahan

yang diberikan apabila sudah terjadi pelanggaran.

Perlindungan hukum dapat dilakukan secara publik maupun privat.

Perlindungan secara publik dilakukan dengan cara memanfaatkan fasilitas

perlindungan hukum yang disediakan oleh ketentuan-ketentuan yang

bersifat publik, seperti peraturan perundang-undangan domestik dan

perjanjian-perjanjian internasional, bilateral, maupun universal, adapun

perlindungan secara privat, yaitu dengan berkontrak secara cermat.

Perlindungan hukum merupakan segala upaya yang dapat

menjamin adanya kepastian hukum, sehingga dapat memberikan

perlindungan hukum kepada pihak-pihak yang bersangkutan atau yang

melakukan tindakan hukum.Salah satu sifat dan sekaligus merupakan

tujuan dari hukum adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada

masyarakat.Oleh karena itu, perlindungan hukum terhadap masyarakat

tersebut harus diwujudkan dalam bentuk adanya kepastian hukum.

2. Perjanjian

Di dalam Pasal 1313 KUHPerdata berbunyi “Perjanjian adalah

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang atau lebih”. Sedangkan menurut Subekti, suatu

perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

10

lain atau di mana dua orang berjanji kepada orang lain atau di mana dua

orang berjanji untuk melaksanakan suatu hal. 8

Suatu perjanjian dikatakan sah apabila memenuhi syarat-syarat

sebagaimana tersebut dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

b. Kecakapan membuat suatu perjanjian;

c. Suatu hal tertentu;

d. Suatu sebab yang halal.

3. Hak dan Kewajiban

Setiap hubungan hukum selalu mempunyai dua sisi yaitu sisi hak

dan sisi kewajiban, tidak ada hak tanpa kewajiban, atau sebaliknya.

Demikian juga halnya dalam perjanjian yang diadakan antara dokter dan

pasien, hak dan kewajiban dibebankan kepada keduanya dan seyogyanya

dilaksanakan dengan baik supaya tujuan masing-masing tercapai.

Pelanggaran atas hak dan kewajiban dalam hal kedokteran akan

mengakibatkan akibat hukum, apabila hal itu dilakukan oleh dokter maka

masyarakat kedokteran akan menindak dengan melalui sidang-sidang

majelis kode etik dan majelis disiplin kedokteran yang salah satunya

dilaksanakan oleh MKEK (Majelis Kode Etik Kedokteran).9

8Subekti, Hukum Perjanjian Cetakan XIII ,(Jakarta: PT. Intermassa, 1991), hlm. 1

9Safitri Hariyani, Sengketa Medik, Alternatif Penyelesaian Perselisihan Antara Dokter

Dengan Pasien, (Jakarta, Media, 2005), Hlm. 83-85

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

11

Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Pasal 52

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu

mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis, meminta

pendapat dokter, mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.

menolak tindakan medis dan mendapatkan isi rekam medis.

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-Undang

Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu memberikan

informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya,

mematuhi nasehat dan petunjuk dokter, mematuhi ketentuan yang berlaku

disarana pelayanan kesehatan, memberikan imbalan jasa atas pelayanan

yang diterima.

Demikian pula bagi dokter, sebagai pengemban profesi, maka

iamemiliki hak dan kewajiban yang melekat pada profesinya tersebut.

Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter memiliki hak dan

kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu tenaga kesehatan berhak

memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan profesinya dan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk

mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Secara khusus hak-hak dokter dalam menjalankan praktik

kedokteran diatur dalam Pasal 50 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran, yaitu memperoleh perlindungan hukum

sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

12

prosedur operasional, memberikan pelayanan medis menurut standar

professional dan standar prosedur operasional, memperoleh informasi

yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya dan menerima

imbalan jasa.

Sedangkan kewajiban dokter diatur lebih lanjut dalam Pasal 51

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu

memberikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan standar profesi

atau standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien, merujuk

pasien ke dokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik,

apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,

merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan

juga setelah pasien itu meninggal dunia, melakukan pertolongan darurat

atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang

bertugas dan mampu melakukannya, menambah ilmu pengetahuan dan

mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, rumah

sakit juga memiliki hak dan kewajiban yang telah mendapatkan

pengaturan di dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit. Adapun hak dari rumah sakit menurut Pasal 30 Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu menentukan

jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan

klasifikasi rumah sakit, menerima imbalan jasa pelayanan serta

menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

13

ketentuan peraturan perundang-undangan, melakukan kerjasama dengan

pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan, menerima bantuan

dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian, mendapatkan

perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,

mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, mendapatkan insentif pajak bagi

rumah sakit publik dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit

pendidikan.

Adapun yang menjadi kewajiban dari rumah sakit menurut Pasal

29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu

memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada

masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,

antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien

sesuai standar pelayanan rumah sakit, memberikan pelayanan gawat

darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya, berperan

aktif dalam memberikan kesehatan pada bencana, sesuai dengan

kemampuan pelayanannya, menyediakan sarana dan pelayanan bagi

masyarakat tidak mampu dan miskin, melaksanakan fungsi sosial antara

lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,

pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan

korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi

kemanusiaan, membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

14

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien,

menyelenggarakan rekam medis, menyediakan sarana dan prasarana

umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana

untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia, melaksanakan

sistem rujukan, menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan

standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan,

memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur, mengenai hak dan

kewajiban pasien, menghormati dan melindungi hak-hak pasien,

melaksanakan etika Rumah Sakit, memiliki sistem pencegahan kecelakaan

dan penanggulangan bencana, melaksanakan program pemerintah di

bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional, membuat daftar

tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan

tenaga kesehatan lainnya, menyusun dan melaksanakan peraturan internal

Rumah Sakit (hospital by law), melindungi dan memberikan bantuan

hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas,

memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai kawasan tanpa

rokok.

4. Informed Consent

Di dalam Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan

Tindakan Kedokteran (Informed Consent) berbunyi:

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

15

“Persetujuan Tindakan Kedokteran adalah persetujuan

yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah

mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan

kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan

terhadap pasien.”

Appelbaum seperti dikutip Guwandi (1993) menyatakan bahwa

informed consent bukan hanya formulir persetujuan. Melainkan juga suatu

proses komunikasi. Formulir ini hanya sebagai bukti atau dokumentasi

atas apa yang telah disepakati. Pengertian informed consent juga

disampaikan oleh Komalawati:

“informed consent adalah suatu kesepakatan atau

persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan

dokter terhadap dirinya, setelah pasien mendapat informasi

dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan

untuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai

segala resiko yang mungkin terjadi.”10

Isi informed consent diatur di dalamPasal 7 Ayat (3) Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

(Informed Consent) sekurang-kurangnya informasi yang diberikan oleh

dokter mencakup:

a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;

d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;

e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan;

f. Perkiraan pembiayaan.

10 D. Veronica Komalawati, Peranan Informed Consent dalam TransaksiTerapeutik,

(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hlm. 86

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

16

Informed consent merupakan persetujuan tindakan medis yang

mana digunakan untuk suatu tindakan medis yang beresiko tinggi, seperti

operasi caesar. Operasi caesar dikatakan memiliki resiko yang cukup

tinggi karena operasi caesar merupakan operasi besar yang hanya menjadi

pilihan ketika kesehatan ibu dan anak terancam atau pada gawat janin dan

gawat ibu.

Bedah Sesar (Bahasa Inggris: Caesarean Section atau Cesarean

Section), disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat SC) adalah suatu

persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada

dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh

serta berat janin di atas 2500 gram.11

F. Metode Penelitian

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam penelitian ini, penyusun

menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan Deskriptif-Analitis

yaitu, menggambarkan gejala atau fenomena yang diteliti dimana

pelaksanaannya tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi

meliputi analisis dan interpretasi data.12

2. Sumber Penelitian

11 Hanifa Wiknjosastro dkk, Ilmu Bedah Kebidanan, (Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 1989), hlm. 14

12Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, (Bandung:

Tarsito, 1994), hlm. 45

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

17

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber utama.

Data ini akan diperoleh dari hasil penelitian di lapangan yakni di

Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

b. Data Sekunder

Data sekunder ini akan diperoleh dari penelitian kepustakaan yang

berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari:

1) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang sifatnya

mengikat. 13 Dalam hal ini yang menjadi bahan hukum primer

adalah:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

c) Undang-UndangNomor 29 tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran;

d) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

e) Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

f) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

290/Men.Kes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan

Kedokteran;

2) Bahan Hukum Sekunder

13Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 52

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

18

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberi

penjelasan mengenai bahan hukum primer. 14 Bahan hukum

sekunder dalam penelitian ini adalah:

a) Buku-buku tentang hukum perjanjian;

b) Buku-buku tentang hukumkedokteran;

c) Buku-buku tentang kesehatan;

d) Buku-buku tentang informed consent;

e) Buku-buku tentang operasi caesar;

f) Bahan-bahan acuan lain yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti, baik dalam bentuk mekanik (hard file) maupun

elektronik (soft file).

3) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan bahan hukum primer

dan sekunder.15Bahan hukum tersier dalam penelitian ini adalah

Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa

Inggris-Indonesia, dan Ensiklopedi Hukum.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Rumah Sakit Umum Daerah

Kajen Jl. Karangsari Karanganyar Kajen Kabupaten Pekalongan.

4. Teknik Pengambilan Sampel

14Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1990), hlm. 12

15Ibid, hlm. 12

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

19

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

non random sampling, yaitu tidak semua individu dalam populasi diberi

kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel.16

Cara yang digunakan dalam pengambilan sample penelitian adalah

dengan purposive sampling. Purposive samplingini diterapkan apabila

peneliti benar-benar ingin menjamin, bahwa unsur-unsur yang hendak

ditelitinya masuk ke dalam sample yang ditariknya. 17 Untuk itu maka

diperlukan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam memilih

sample penelitian.

Kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur pengambilan sampel

adalah:

a. 1 Dokter Obsgyndengan kriteria:

1) merupakan dokter kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kajen Kabupaten Pekalongan

2) telah memiliki masa praktik di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan selama lebih dari 1(satu) tahun;

3) Dokter Obsgynyang menangani pasien operasi caesar diRumah

Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

b. 4 Pasien dengan kriteria:

1) Pasien yang menjalani persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kajen Kabupaten Pekalongan dan memilih metode operasi caesar;

16Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), hlm. 106

17Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 196

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

20

2) Pasien yang bayinya meninggal;

3) Pada tahun 2013;

4) Berusia antara 21- 40 tahun.

5. Narasumber dan Responden

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasumber adalah orang

yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sumber) informasi.18

Dan narasumber yang penyusun jadikan acuan dalam penelitian ini

adalah :

a. Dokter Obsgyn Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten

Pekalongan

b. Kabag Pelayanan Medis dan Non Medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan

c. Kabag Kepegawaian, Hukum dan Humasdi Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan

Responden adalah pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.19 Dan responden dalam

penelitian ini, adalah:

a. 4 Pasien yang memilih metode operasi caesardan bayi mengalami

kematian pasca operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan

7. Metode Pengumpulan Data

18Kbbi.web.id/narasumber

19Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta:Ghalia

Indonesia, 1994), hlm. 12

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

21

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Observasi tidak hanya

terbatas pada pengamatan dengan mata kepala saja, melainkan semua

jenis pengamatan yang baik dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung.20

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan gambaran umum meliputi letak geografis, keadaan lingkungan

Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

b. Metode Interview/ Wawancara

Metode interview/wawancara adalah suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertayaan kepada responden.21

Dalam penelitian ini, penggunaan metode interview/

wawancara digunakan dengan cara bertatap muka secara face to face

untuk menggali secara mendalam data-data terkait perlindungan

hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan

20Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III, (Jakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 137

21Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press,

2003), hlm. 100

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

22

medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data-data yang terkait

dengan fokus penelitian yang berasal dari sumber utamanya (obyek

penelitian), dalam hal ini adalah dokumen arsip-arsip, buku, artikel,

dan sebagainya yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.

8. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif, yaitu menyajikan data secara deskriptif dan

menganalisa secara kualitatif. 22 Data yang diperoleh lewat penelitian

lapangan dan kepustakaan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Secara

kualitatif maksudnya adalah semua data yang diperoleh dari hasil

penelitian diseleksi, dikelompokkan secara sistematis, dan dikaji untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang diteliti,

selanjutnya dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk deskriptif untuk

memperoleh kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima

bab. Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun mengenai

sistematikanya adalah sebagai berikut:

22Tatang M Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Bandung: Rajawali, 1986), hlm. 98-

99

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

23

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang menggambarkan isi

skripsi secara keseluruhan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum perlindungan

hukum terhadap pasien. Tinjauan umum tentang perjanjian yang melingkupi

pengertian perjanjian, syarat sah perjanjian, asas-asas perjanjian, unsur-unsur

perjanjian, akibat perjanjian dan berakhirnya perjanjian. Tinjauan Hak dan

Kewajiban Para Pihak, Sertatinjauan umum tentang operasi caesar yang

meliputi istilah dan pengertian operasi caesar, jenis tindakan operasi caesar,

alasan perlunya operasi caesar, risiko dan keuntungan operasi caesar, hukum

dan etika operasi caesar. Dan juga sebagai pengantar untuk mengetahuai apa

sebenarnya informed consent yang meliputi pengertianinformed consent,

bentuk dan isi informed consent, syarat sahnya informed consent, tujuan dan

manfaat informed consent, dan juga konsep baku persetujuan tindakan medis.

Bab ketiga, merupakan gambaran umum tentang Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan, yang meliputi sejarah singkat RSUD

Kajen, Sumber Daya Manusia RSUD Kajen, sarana dan prasarana RSUD

Kajen, Kinerja di RSUD Kajen dan Operasi Caesar dalam Persetujuan

Tindakan Medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan.

Bab keempat, analisis data yang sudah diperoleh pada bab ketiga,

yaitu:

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

24

a. Pelaksanaan informed consent operasi caesar di Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.

b. Perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan

tindakan medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-

saran

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa

persetujuan tindakan medis (informed consent) yang terjadi diantara dokter dan

pasien pada dasarnya adalah merupakan salah satu bentuk perjanjian yang

dapat ditinjau dari sudut hukum perdata. Pelaksanaan dari persetujuan tindakan

medis tersebut telah penyusun teliti di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penyusun dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan informed consent operasi caesar di Rumah Sakit Umum

Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan

Pelaksanaan informed consent operasi caesar, pihak pasien

dipersilahkan memberikan informasi terkait keluhannya yang kemudian

dokter memberi saran tindakan medis yang akan dilakukan dengan

memberi penjelasan terlebih dahulu terkait isi formulir informed consent

meliputi diagnosa, tujuan tindakan dilakukan, resiko, alasan dan perkiraan

pembiayaan, yang mana formulir informed consent tersebut akan menjadi

alat bukti terjadinya persetujuan tindakan medis. Dokter juga memberi

penjelasan dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien. Apabila pasien

menyetujui tindakan medis yang disarankan dokter, maka pasien harus

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

104

menandatangani formulir informed consent yang kemudian dilanjutkan

dengan pelaksanaan tindakan medis.

2. Perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan

tindakan medis (informed consent) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

Kabupaten Pekalongan

Perlindungan hukum yang diberikan pihak RSUD Kajen adalah

Perlindungan hukum preventif yakni Rumah Sakit menjamin dokter atau

tenaga kesehatan agar tidak menimbulkan kesalahan tindakan medis dalam

menangani pasien dengan menggunakan SOP (Standar Operasional

Prosedur) dan SPM (Standar Pelayanan Minimal). Selain itu, pihak rumah

sakit juga memberikan perlindungan represif yang betujuan untuk

menyelesaikan masalah dengan proses di luar pengadilan (alternative

dispute resolution), penyelesaian tersebut dicapai dengan pembicaraan

kedua belah pihak secara langsung (konsiliasi atau negosiasi), ataupun

melalui fasilitasi, mediasi dan arbitrase. Proses penyelesaian sengketa di

RSUD Kajen diupayakan mencari cara penyelesaian yang cenderung

berdasarkan pemahaman kepentingan kedua belah pihak (interest-based,

win win solution).

Apabila dalam penyelesaian oleh pihak Rumah Sakit tidak

ditemukan jalan damai, maka pasien dapat melaporkan sengketa tersebut

ke Dinas Kesehatan dan/atau Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pekalongan

dan/atau Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) dan/atau Majelis

Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

105

B. Saran

1. Untuk pihak RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan sudah seharusnya

mempublikasikan peraturan Rumah Sakit yang berisikan mengenai hak

dan kewajiban rumah sakit, dokter dan pasien yang mudah dilihat oleh

para pihak agar masing-masing pihak dapat membacanya sehingga faham

dan mengerti akan hak dan kewajibannya, misalnya dengan

menempelkannya di dinding pada setiap ruang inap dan ruang dokter.

Saran tersebut ditujukan karena dari beberapa pasien yang penyusun

wawancara tidak mengetahui hak dan kewajiban sebagai pasien,

sedangkan hak dan kewajiban tersebut sangat penting dalam sebuah

perjanjian.

2. Untuk dokter tetap harus mengawasi pelaksanaan tindakan medis yang ia

instruksikan dan mengontrol tindakan perawatan yang dilakukan oleh

perawat karena dari pihak dokter tidak selalu mengontrol tindakan

perawatan yang dilakukan perawat terhadap pasien.

3. Untuk pasien diharapkan lebih aktif bertanya dalam proses penyampaian

penjelasan tindakan medis apabila belum faham atau belum jelas dengan

penjelasan yang diberikan dokter. Karena kebanyakan pasien hanya akan

menjawab apabila ditanya oleh dokter, dan pasien hanya menuruti apa

yang disarankan oleh dokter. Selain itu pasien juga disarankan turut aktif

untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga diharapkan

Rumah Sakit tersebut dapat menjadi lebih baik dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan untuk kedepan.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

106

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Karya Ilmiah

Amirin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian, Bandung: Rajawali, 1986.

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004.

Anugrah, M. Lazuardi Redha, “Penyelesaian Wanprestasi pada Perjanjian

Terapeutik Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta

Timur”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,

2011.

Badrulzaman, Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, Bandung: PT. Alumni,

1993.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005.

Dewi, Alexandra Indriyanti, Etika dan Hukum Kesehatan, Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher: 2008.

Fuady, Munir, Sumpah Hipocrates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), Bandung:

PT. Citra Adtya Bakti, 2005.

Guwandi, J., Informed Consent, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, 2004.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid III, Jakarta: Andi Offset, 1994.

Hadjon, Philipus M, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat, Surabaya: Bina Ilmu,

1988.

Hanafiah, M. Jusuf dan Amri Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan,

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1999.

Hariyani, Safitri, Sengketa Medik, Alternatif Penyelesaian Perselisihan antara

Dokter dengan Pasien Jakarta: Media, 2005.

HS, Salim, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

107

Indiarti, Caesar, Kenapa Tidak? (Cara Aman Menyambut Kelahiran Buah Hati

Anda), Yogyakarta: elMATERA, 2007.

Komalawati, D. Veronica, Peranan Informed Consent dalam Transaksi

Terapeutik, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002.

Mahdi, Dinajani S. Abidin, Quo Vadis Kliniko Mediko Legal Indonesia, Jakarta:

Balai Penerbit FKUI, 2008.

Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1986.

Muljadi, Kartini dan Widjaya, Gunawan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada

Press, 2003.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Panduan Aspek Hukum Praktek Swasta

Dokter, (Jakarta: Yayasan Penerbitan IDI, 1994.

Purwodarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1983.

Rahmawati, Siti, Clinical Pathway dan Aplikasi Activity Based Costing Bedah

Sesar di RS Undata Provinsi Sumatra Selatan, Yogyakarta: Gedung

Program S3 FK UGM, 2012.

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1990.

Satrio, J, Hukum Perjanjian, Bandung: PT. Cipta Aditya Bhakti, 1992.

Satrio, J, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian-Buku I,

Bandung: PT. Cipta Aditya Bhakti, 2001.

Sayyid, Annisa, “Perlindungan Hak-hak Pasien dalam Pelayanan Kesehatan

Menurut Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di RS. Bethesda Pusat

D.I.Y), Skripsi, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2003.

Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), Surakarta: Magister Ilmu Hukum

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2007.

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

108

Soeroso, R, Perjanjian di Bawah Tangan (Pedoman Praktis Pembuatan dan

Aplikasi Hukum), Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Subekti, Hukum Perjanjian Cetakan XIII , Jakarta: PT. Intermassa, 1991.

Supriadi, Wila Chandrawila, Hukum Kedokteran, Bandung: Mandar Maju, 2001.

Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik,

Bandung: Tarsito, 1994.

Susanti, Hepy Diah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Perjanjian Pelayanan

Kesehatan antara Rumah Sakit dan Pasien di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Pusat Yogyakarta”, skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Wardhani, Ratih Kusuma, “Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis

(Informed Consent) di RSUP Dr. Kariadi Semarang”, Tesis, Magister

Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang,

2009.

Wiknjosastro, Hanifa, dkk, Ilmu Bedah Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1989.

Sumber Undang-Undang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

(Informed Consent

Lain - lain

Kbbi.web.id/narasumber

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN …digilib.uin-suka.ac.id/13390/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · perlindungan hukum terhadap pasien operasi caesar dalam persetujuan tindakan medis

CURRICULUM VITAE

Nama : Naila Nabilla

Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 2 Maret 1990

Agama : Islam

Alamat : Kertijayan, Kec. Buaran, Kab. Pekalongan, RT:

13, RW: 05, Jawa Tengah

No. HP : 085729919767

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal:

1. MI Kertijayan Buaran Pekalongan, (1996-2002)

2. MTs Hidayatul Athfal Banyurip Alit Buaran Pekalongan, (2002-2005)

3. MA Matholi’ul Falah Kajen Margoyoso Pati, (2006-2009)

4. Kuliah Strata satu (S1) Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2010- sekarang).

Yogyakarta 21 Mei 2014

Penyusun,

Naila Nabilla