perlawanan politik petani pegunungan kendeng …eprints.ums.ac.id/66520/11/naskah...

25
PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG UTARA DALAM MENOLAK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI KABUPATEN REMBANG, PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I pada Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: Adhitya Yoga Pratama A220110093 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: lykhanh

Post on 10-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG UTARA DALAM MENOLAK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI

KABUPATEN REMBANG, PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I pada Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh: Adhitya Yoga Pratama

A220110093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

i

Page 3: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

ii

Page 4: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

iii

Page 5: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

1

PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG UTARA DALAM MENOLAK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI

KABUPATEN REMBANG, PROVINSI JAWA TENGAH

Abstrak Penelitian ini secara umum menggambarkan tentang perlawanan politik petani Pegunungan Kendeng Utara dalam menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini secara khusus ditemukan bahwa kondisi sosial ekonomi petani Pegunungan Kendeng Utara memiliki potensi pertanian yang tinggi, dengan dibuktikan adanya lahan pertanian yang luas dan sumber mata air yang besar. Penelitian ini ditemukan bahwa bentuk-bentuk perlawanan politik petani Pegunungan Kendeng Utara dalam menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang mempunyai karakteristik yaitu aksi-aksi pendudukan, aksi-aksi kebudayaan, aksi di pengadilan, dan advokasi kebijakan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa jenis-jenis tuntutan petani Pegunungan Kendeng Utara adalah mendesak kepada pemerintah pusat untuk menetapkan Kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih sebagai Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) agar tidak dilakukan penambangan batu gamping. Penelitian ini juga menggambarkan bahwa keterlibatan petani perempuan merupakan bentuk keterlibatan perempuan yang bersifat partisipasi dalam gerakan menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualiatif deskriptif, dengan pendekatan fenomenologi sebagai desain penelitiannya. Kata Kunci: Perlawanan Politik, Petani, Pembangunan, Pertambangan.

Abstract

This research was conducted in a study on population growth in Rembang Regency, Central Java Province. The results of this study specifically found that the socio-economic conditions of the North Kendeng Mountains have high agricultural potential, as evidenced by the large land and large springs. This study found the political forms of North Kendeng Mountains farmers in the context of the construction of a cement factory in Rembang District which had properties such as occupation actions, actions, actions and policy advocacy. This study reveals that different types of North Kendeng Mountains are CAT Watuputih as Karst Landscape Areas (KBAK) so that limestone mining is not carried out. This research is also a form of contribution for women involved in the movement to reject the construction of a cement factory in Rembang Regency. This study uses a descriptive qualitative research type, with a phenomenological approach as a research design. Keywords: Political Resistance, Farmers, Development, Mining.

Page 6: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

2

1. PENDAHULUAN

Kawasan karst bagian selatan Rembang yang menjadi kawasan pembangunan

dan penambangan PT. SI sesungguhnya merupakan kawasan imbuhan air

terbesar yang dikenal sebagai Pegunungan Watuputih atau kawasan karst

Watuputih. Fungsinya sebagai pengimbuh air terbesar di Rembang membuat

Kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih akhirnya ditetapkan sebagai

CAT lewat Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011. Dalam lampiran

Keppres No 26 Tahun 2011 poin 124, CAT Watuputih masuk dalam

klasifikasi CAT B yaitu CAT yang berada di lintas kabupaten antara

Kabupaten Rembang dan Blora. Penetapan CAT Watuputih sebagai wilayah

konservasi yang harus dilindungi dan dikelola dengan optimal agar terhindar

dari kerusakan tertuang jelas dalam pasal 25 Undang-undang No 7 Tahun

2004 tentang Sumber Daya Air (Lukiarti et al. 2015: 2-3)

Berdasarkan kondisi kawasan karst dengan melimpahnya air dan rata-

rata mata pencaharian penduduk adalah bertani, maka perlawanan politik

petani Pegunungan Kendeng Utara merupakan suatu konsekuensi logis apabila

kawasan tersebut dibangun pabrik semen. Menurut Salim (1979: 206) air

merupakan sumber penghidupan bagi petani di daratan.Lebih kurang 80%

keseluruhan penduduk Indonesia hidup di daerah pedesaan berangkat dari

sektor pertanian. Pertanian di Indonesia yang hampir sebagian besar adalah

pertanian basah merupakan pertanian penghasil tanaman yang memerlukan

banyak air. Pencemaran air daratan (krisis air) langsung memukul jutaan

petani di daerah pedesaan yang merupakan kekuatan utama bangsa Indonesia.

Perlawanan politik petani Pegunungan Kendeng Utara sampai sekarang

masih berlanjut dengan konsisten, disiplin, dan penuh solidaritas dari berbagai

kalangan.Di lain sisi pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang juga

masih beroperasi dengan segala macam manipulasi dan intrik politik tentang

perijinan lingkungan hidup. Walaupun Putusan Mahkamah Agung (MA)

Nomor 99 PK/TUN/2016 dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Tahap 1 yang dikeluarkan oleh Presiden (Ir. Joko Widodo) menghentikan

sementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha

Page 7: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

3

melanjutkan megaproyek tambang terbesar di Jawa Tengah itu. Perlawanan

politik petani Pegunungan Kendeng Utara yang diwakili oleh ibu-ibu juga

mempunyai landasan kuat pula yaitu menyelamatkan lingkungannya dari

ancaman tambang semen demi generasi mendatang.

Perjuangan petani Pegunungan Kendeng Utara mengalami puncaknya

ketika salah satu petani perempuan yang bernama Yu Patmi meninggal dunia

pada tanggal 21 Maret 2017 setelah mengecor kakinya di depan Istana Negara,

Jakarta. Kematian Yu Patmi menandakan bahwa panjang umur perlawanan

politik petani Pegunungan Kendeng Utara justru semakin konsisten dengan

intensitas yang meningkat. Menurut petani Pegunungan Kendeng Utara

memperjuangkan kehidupan bagi anak cucu lebih penting dari pada harus

menyerahkan kehidupannya bagi pembangunan pabrik semen yang merusak

lingkungan. Terlebih Yu Patmi sebagai perempuan mengajarkan kepada

publik bahwa peran perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya tidak

dapat diperlakukan diskriminatif.

Harian Kompas (12/9/2017)menerbitkan berita tentang aksi sejumlah

warga Rembang, Jawa Tengah di kawasan Monumen Nasional di seberang

Istana Merdeka, Jakarta, terus berlangsung hingga Senin (11/9). Mereka

bertahan untuk mempertanyakan kegiatan penambangan batu gamping di

wilayah Cekungan Air Tanah Watuputih, Rembang yang terus

berlangsung.Setelah dikeluarkannya KLHS Tahap 1 pihak pabrik semen tidak

mematuhi rekomendasi agar aktivitas penambangan oleh semua pihak di

kawasan CAT Watuputih dihentikan.Aksi petani yang dilakukan oleh

mayoritas perempuan dan ibu-ibu ini tidak akan berhenti sampai pabrik semen

berhenti total, sementara KLHS Tahap 2 akan segera dikeluarkan pihak PT. SI

masih tetap beroperasi di sekitar kawasan konservasi CAT Watuputih.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Perlawanan Politik Petani

Pegunungan Kendeng Utara dalam Menolak Pembangunan Pabrik

Semen di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah”.

Page 8: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

4

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal menambah

pengetahuan dalam bidang ilmu politik, memberikan sumbangsih pemikiran

yang bermanfaat khususnya mengenali karakter petani dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi guru Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn). Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan

gambaran nyata tentang pertimbangan pembelajaran dari guru dalam

menentukan materi pelajaran mengenai kepribadian dan karakter nasional

yang telah dibuktikan melalui penelitian ini.

Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis

sebelumnya dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yakni

mengeksplorasi dan memahami makna petani pegunungan Kendeng Utara

dalam menolak pembangunan pabrik semen di kabupaten Rembang, provinsi

Jawa Tengah, yang dilihat dari aspek perlawanan politiknya yang dilakukan

dalam fakta di lapangan, sehingga dapat diketahui tipe gerakan politik petani

dalam proses pembangunan yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah.

Sumber data penelitian penulis dapatkan dari hasil wawancara, observasi,

studi kepustakaan, dan bukti-bukti dokumentasi yang dikumpulkan. Penelitian

lapangan dilakukan di desa Tegaldowo dan Timbrangan, kecamatan Gunem

dengan subjeknya adalah petani perempuan Kendeng yang berhasil bertemu

dengan Presiden RI, kordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan

Kendeng (JMPPK) Rembang, serta peneliti sebelumnya yang memfokuskan

penelitiannya terhadap identitas petani pegunungan Kendeng Utara.

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan bukti-bukti

dokumentasi yang dikumpulkan itu, kemudian hasil dari pengumpulan data

tersebut dibuktikan melalui studi lapangan berupa wawancara dan observasi

dengan menggunakan purposive sampling yakni memilih sampel (dalam hal

ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja.

Metode analisis data adalah analisis data kualitatif yang dilakukan dengan cara

reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan tentang petani

pegunungan Kendeng Utara dilakukan saling terkait. Analisis penelitian

kualitatif, dicari permasalahannya kemudian ditarik kesimpulan.

Page 9: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

5

2. METODE

Penelitian dilakukan di dua desa yakni Desa Tegaldowo dan Desa

Timbrangan Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama bulan November hingga

Desember 2017. Kegiatan penelitian ini meliputi: penyusunan proposal

penelitian, perbaikan proposal, pengambilan data lapangan, pengolahan dan

analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi.

Data penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang bersumber langsung dari suatu

peristiwa maupun kejadian yang sedang berlangsung. Data sekunder adalah

data yang tidak bersumber langsung dari suatu peristiwa maupun kejadian,

tetapi melalui pihak ketiga yang merekam peristiwa maupun kejadian tersebut.

Sumber data penelitian ini diperoleh melalui wawancara, studi kepustakaan,

dan bukti dokumentasi.

Narasumber pada penelitian ini terdiri dari informan kunci yang berada

dalam suatu fenomena perlawanan politik petani Pegunungan Kendeng Utara

dalam menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Provinsi

Jawa Tengah.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling. Menurut Kanto (dalam Bungin, 2008: 53) untuk memilih sampel

(dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara

sengaja (purposive sampling).

Menurut Faisal (dalam Bungin, 2008: 70) istilah reduksi data dalam

penelitian kualitatif dapat disejajarkan maknanya dengan istilah pengelolaan

data (mulai dari editing, koding, hingga tabulasi data) dalam penelitian

kualitatif. Ia mencakup kegiatan mengikhtiarkan hasil pengumpulan data

selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya ke dalam satuan konsep

tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.

Page 10: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Asal-usul adanya organisasi rakyat dalam hal ini tidak dapat dipisahkan

dengan identitas kebudayaan masyarakat yang berprofesi sebagai petani

penggarap di sekitar pegunungan Kendeng Utara. Selain itu identitas

kebudayaan masyarakat yang berada di sekitar pegunungan Kendeng Utara

adalah mayoritas melakukan kebiasaan, adat istiadat, dan pemikiran orang

Jawa. Terlebih di wilayah pegunungan Kendeng Utara terdapat satu kelompok

masyarakat adat Jawa yang masih memegang teguh prinsip-prinsip orang Jawa

zaman dahulu, yang melakukan tindakan-tindakan politik melawan segala

bentuk permusuhan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Karena

sejatinya orang Jawa menurut berbagai penelitian yang sudah dilakukan

adalah tipe orang yang tidak menyukai konflik, sehingga ketika ada suatu

konflik orang Jawa lebih baik menghindar.

JMPPK pertama kali dideklarasikan oleh salah satu petani progresif

yang sebelumnya tergabung di dalam organisasi Serikat Petani Pati (SPP) dan

anggota Sedulur Sikep. Pandangan petani progresif saat itu ketika bergabung

di SPP adalah tidak bisa serikat petani hanya membicarakan persoalan

produktivitas pertanian semata, tanpa mempersoalkan kondisi lingkungan

hidup pertanian yang mengakibatkan produktivitas pertanian meningkat.

Walaupun sesungguhnya petani progresif ini sudah melakukan proses

pertanian dengan cara organik, tetapi kebutuhan yang paling utama dari

kehidupan masyarakat pertanian adalah tersedianya sumber-sumber agraria

berupa air untuk melakukan kegiatan pertanian. Petani progresif ini

memandang jika adanya pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng

Utara maka keberlangsungan kehidupan pertanian akan mengalami

keterputusan di masa depan.

Keberadaan JMPPK dalam konflik agraria di kawasan CAT Watuputih

melengkapi golongan keempat yang mendudukkan UUPA 1960 sebagai

produk hukum yang harus dikritisi. Alasan konkretnya adalah terdapat gejala

penyimpangan penggunaan wewenang dari pejabat berhubungan dengan

konflik agraria di kawasan CAT Watuputih, sejak pembangunan pabrik semen

Page 11: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

7

PT. SI berlangsung di Rembang. JMPPK memandang adanya sejumlah

peraturan pemerintah yang melingkupi UUPA 1960 cenderung berpihak

kepada PT SI salah satunya adalah PP No. 1/ 2017 tentang pertambangan

mineral dan batu bara.

Adanya Perda Kabupaten Rembang No. 14 Tahun 2011 tentang rencana

tata ruang wilayah kabupaten Rembang 2011-2031 dan Perda provinsi Jawa

Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Jawa Tengah

juga menjadi dasar terbitnya izin pertambangan di kawasan CAT Watuputih.

Karena tidak diberlakukannya UUPA 1960 dalam menyelesaikan konflik

agraria di kawasan CAT Watuputih, maka konflik pembangunan pabrik semen

itu membuat JMPPK melakukan gerakan perlawanan politik. Walaupun

selama perlawanan politik petani dilakukan yang menjadi acuan adalah

regulasi tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, tetapi

sebagai pandangan hukum alternatif UUPA berpeluang besar untuk

menyelesaikan konflik agraria di kawasan CAT Watuputih.

Diberlakukannya UUPA 1960 sebagai landasan yuridis penyelesaian

konflik agraria di kawasan CAT Watuputih, sesungguhnya memiliki legal

formal yang kuat tentang fungsi sosial tanah di desa Tegaldowo dan

Timbrangan. Apalagi ditinjau dari segi demografis, kondisi kedua desa

tersebut memiliki tanah yang subur untuk pertanian. Kondisi tanah yang subur

menjadikan usaha pertanian di desa Tegaldowo dan Timbrangan tergolong

produktif menghasilkan tanaman pangan di kabupaten Rembang. Apalagi

usaha pertanian di desa Tegaldowo dan Timbrangan yang menggantungkan

keberlanjutan dari kawasan CAT Watuputih terutama air, maka hak

pemeliharaan dan pemanfaatan tanah pertanian menjadi persoalan penting

yang harus dipandang berdasarkan UUPA 1960.

Adanya CAT Watuputih dengan sumber agraria berupa air setidaknya

mampu mengaliri lahan pertanian di dua kabupaten yaitu Rembang dan Blora.

Perbandingan valuasi ekonomi CAT Watuputih membuktikan bahwa sebelum

dan sesudah adanya pabrik semen serta penambangan batu gamping selama

masa 50 tahun (periode minimal operasi pertambangan semen),

Page 12: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

8

mempengaruhi biaya ekonomi kebutuhan air untuk lahan pertanian sawah

maupun non sawah.

Terhitung menurut data KLHS Tahap I (2017) minimal total luas lahan

sawah yang terkena dampak di dua kabupaten adalah 15.202,6 ha (20%) dan

minimal total luas lahan non sawah yaitu 37.844,2 ha (20%), maka luas lahan

pertanian yang terkena dampak secara keseluruhan yakni 53.046,8 ha (20%).

Sedangkan menurut Balai Besar Penelitian Padi (2015) kebutuhan air /ha/1

kali panen (padi dan jagung) di Blora dan Rembang sejumlah 21.220.000

liter/hektar.

Ditemukan biaya ekonomi yang harus ditanggung untuk memenuhi

kebutuhan air untuk lahan sawah maupun non sawah di kabupaten Rembang

dan Blora dalam satu tahun adalah:

3.1 Untuk lahan sawah:

15.202,6 ha x 21.220 x 1,65 = Rp. 532.288.633.800,00

3.2 Untuk lahan non sawah:

37.844,2 ha x 21.220.000x 1,65 = Rp. 1.325.038.974.600,00

Kemudian biaya ekonomi yang muncul akibat kebutuhan lahan

pertanian adalah (sawah dan non sawah) di Blora dan Rembang dalam satu

tahun adalah:

Rp.532.288.633.800,00 + Rp.1.325.038.974.600,00 = Rp 1.857.327.608.400,00

Maka apabila terjadi eksploitasi aktivitas penambangan selama 50 tahun

(periode minimum operasi penambangan batu gamping), biaya ekonomi yang

mesti ditanggung untuk penyediaan air bagi lahan pertanian (sawah dan non

sawah):

Rp 1.857.327.608.400,00 x 50 = Rp. 92.866.380.420.000,00

Berdasarkan biaya ekonomi di atas dapat digarisbawahi yakni

perhitungan ekonomi produktitivitas tanah dengan tersedianya air bagi

kebutuhan pertanian di Blora dan Rembang, sangat dipengaruhi oleh adanya

pertambangan industri semen di Rembang. Jika penambangan dilakukan

selama 50 tahun, kerugian yang dialami petani adalah Rp.

92.866.380.420.000,00 untuk biaya pemeliharaan tanah. Berbeda dengan

Page 13: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

9

keuntungan yang diperoleh PT. SI melalui eksploitasi karst selama 50 tahun

sejumlah 150 ton belum dihitung pemeliharaan tanah. Apabila air di kawasan

CAT Watuputih dimanfaatkan sebagai usaha pertanian, setidaknya bagi petani

pegunungan Kendeng Utara dengan melimpahnya air merupakan biaya

pemeliharaan tanah untuk keberlanjutan produksi pangan selanjutnya. Tetapi

bagi PT. SI pemanfaatan air berlebihan menurut kecepatan alamiahnya untuk

target produksi semen, sumber-sumber agraria (sumber, mata air, goa, dan

ponor) di kawasan CAT Watuputih akan tersedot habis dan tidak dapat

dipulihkan kembali. Sehingga akibatnya tanah-tanah yang ada di sekitar

kawasan CAT Watuputih akan mengalami kekeringan selama-lamanya.

Pasar dalam hal ini adalah PT. SI yang memperoleh izin usaha/kegiatan

dan izin lingkungan di kawasan CAT Watuputih. Berdasarkan presentasi

korporasi progress perkembangan pembangunan pabrik semen di Rembang

PT. SI (Persero) Tbk (Chandra, Riskan: 2016), komposisi pemegang saham

per 31 Desember 2015 pemerintah RI sejumlah 51,01%, institusi asing

41,67%, institusi lokal 7,05%, individu asing 0,01%, dan individu lokal

0,27%. Perusahaan semen yang diresmikan oleh Ir. Sukarno pada tanggal 07

Agustus 1957 ini akhirnya dapat memayungi enam perusahaan semen di

seluruh Indonesia sebagai strategic holding. Keenam perusahaan itu adalah

PT. Semen Gresik, PT. Semen Padang, PT. Semen Tonasa, PT. Thang Long

VN, dan PT. Semen Indonesia Aceh.

PT. SI selaku perusahaan milik negara ketika melakukan pembangunan

pabrik semen dan penambangan batu gamping di kawasan CAT Watuputih,

sesungguhnya terkategorikan golongan ketiga dalam memandang UUPA

1960. Golongan ketiga dalam memandang UUPA 1960 adalah golongan yang

menganut ideologi pasar bebas dan melihat konflik agraria di kawasan CAT

Watuputih merupakan satu bagian dari pencipta biaya ekonomi tinggi (high

cost economy), oleh sebab itu harus dikurangi seminimal mungkin.

PT. SI sejak dari awal konflik agraria di kawasan CAT Watuputih

sesungguhnya tidak ingin mengalami kerugian, karena melihat kualitas karst

di kawasan CAT Watuputih memiliki formasi paciran yang umumnya terdiri

Page 14: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

10

dari batu gamping, batu gamping dolomitan dan sebagian dolomit dengan

warna umumnya putih abu-abu, sebagian cokelat kemerahan. Membuat karst

di CAT Watuputih ini memiliki jenis batu gamping bersifat klastik dan

terumbu dengan kandungan fosil terdiri fragmen koral, alga, foraminera, dan

moluska dengan ketebalan diperkirakan 100-750 m (KLHS Tahap 1: 2017).

Maka valuasi ekonomi yang dapat dihitung apabila pabrik melakukan

produksi semen dengan kapasitas 3 ton/tahun, keuntungan menambang batu

gamping di kawasan CAT Watuputih adalah trilyunan rupiah/tahun.

Berkaitan dengan konflik kepentingan dalam struktur politik agraria di

pemerintah pusat tentang pembangunan pabrik semen ini, maka Presiden dan

para pembantunya termasuk memiliki pandangan terkait UUPA 1960 kategori

golongan pertama.Terutama Presiden percaya bahwa UU dibuat dengan niat

baik untuk menjamin hak dan kewajiban masyarakat. Sehingga UUPA 1960,

UU No. 32 Tahun 2009, UU No. 23 Tahun 2014, UU Sumber Daya Air,

peraturan-peraturan menteri ESDM, dan peraturan-peraturan menteri KLHK

dapat diandalkan sebagai sarana perlindungan hak-hak ekologi petani yang

dirugikan dalam konflik pembangunan pabrik semen dan penambangan batu

gamping di Kabupaten Rembang. Tetapi perlu digarisbawahi di sini adalah

sarana perlindungan yang dijanjikan oleh Presiden itu belum menyentuh sama

sekali UUPA 1960 dan undang-undang lainnya yang berkaitan dengan

perlindungan petani serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.

Berbeda pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam hal ini

Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Rembang. Pemprov Jawa Tengah dan

Pemkab Rembang melalui keputusan-keputusannya tergolong kategori kedua

dalam memandang UUPA 1960. Golongan kedua ini sama sekali tidak

memberikan sarana perlindungan berdasarkan UUPA 1960, apalagi UU

lainnya yang berkaitan dengan perlindungan petani dan perlindungan lahan

pertanian berkelanjutan. Bagi Pemprov dalam hal ini diwakili oleh Gubernur

Jawa Tengah (Ganjar Pranowo) dan Pemkab yakni Bupati Rembang

(Moch.Salim), produk-produk hukum yang sudah ditetapkan itu memuat

jaminan hak masyarakat secara formal dan material saja. Tetapi berdasarkan

Page 15: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

11

keputusannya sendiri tentang pemberian izin lingkungan hidup dan izin

penambangan di kawasan CAT Watuputih kepada PT. SI, sesungguhnya

sangat menyimpang dari UUPA 1960 tentang fungsi sosial tanah.

Peristiwa perlawanan politik petani pegunungan Kendeng Utara saat

peletakan batu pertama pembangunan pabrik semen memberikan gambaran

awal tentang bentuk, pola, luas dan besarnya gerakan petani yang dilakukan

selama proses pembangunan pabrik dan penambangan batu gamping

berlangsung di Rembang. Bentuk perlawanan politik yang dipilih pada

akhirnya berhubungan erat dengan kedalaman konflik dan aksi-aksi

pertentangan yang dilakukan oleh petani Pegunungan Kendeng Utara.

Kedalaman konflik ini berkaitan dengan kebutuhan petani atas tanah dan air

serta keberlangsungan hidup di masa depan. Sehingga membuat posisi petani

perempuan membentuk peran dan fungsinya melakukan gerakan politik.

”…Perempuan itu harus berperan aktif apa yang harus diselamatkan. Karena

kalau ada pabrik semen itu yang lebih susah pasti perempuan. Kalau bapak-

bapak tahunya cukup, bangun tidur minum wedang, makan sarapan. Tapi

kalau perempuan berpikir ibarat kalau tidak ada air, sampai tidak ada

pangan, yang lebih stress pasti perempuan…”-S, 41 tahun-

Melalui identitas petani perempuan inilah perlawanan politik terbentuk

dengan cara aksi-aksi pendudukan untuk memperjuangkan kepentingan

material dan perasaan senasib atau keprihatinan bersama. Aksi-aksi

pendudukan yang dilakukan berkaitan dengan proses penyelesaian konflik

tanah yang sedang ditangani, karena ada faktor yang harus diperhitungkan di

dalam proses penyelesaian konflik jika kemudian konflik tanah tersebut masuk

ke ruang pengadilan. Dalam proses persidangan kasus-kasus sengketa tanah

antara Petani Pegunungan Kendeng Utara dengan PT. Semen Indonesia di

pengadilan adalah petani melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha

Negeri (PTUN) di Semarang dan mengajukan banding ke Mahkamah Agung

(MA) di Jakarta tentang izin lingkungan hidup pembangunan pabrik semen di

Kabupaten Rembang.

Page 16: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

12

Keberadaan pabrik semen dan penambangan batu gamping di sekitar

lahan pertanian masyarakat, membuat politik tanah sudah tidak lagi

mengedepankan kemakmuran dan kesejahteraan petani di Desa Tegaldowo

dan Timbrangan. Padahal hukum tanah yang menjadi pokok-pokok dasar

mengatur pemakaian tanah untuk pembangunan pabrik semen sudah

diputuskan oleh Mahkamah Agung (MA) tentang pembatalan dan pencabutan

izin lingkungan kegiatan penambangan oleh PT. Semen Indonesia di

Kabupaten Rembang. Tetapi kenyataannya pembangunan dan penambangan

tetap dilakukan secara masif oleh perusahaan guna mengejar target produksi

semen. Akhirnya kesadaran politik atas tanah dan air bagi petani Desa

Tegaldowo dan Timbrangan mengalami tingkat pemahaman yang tinggi

tentang agraria.

“…Harapan pokoknya pabrik (semen) ini kalau masih ya segera

diberhentikan. Pertambangan tidak ada ya tidak apa-apa. Kalau menurut

petani pabrik dan pertambangan itu tidak ada gunanya, yang penting air dan

tanah nomor satu untuk penghidupan…” -P, 28 tahun-

Agenda gerakan perlawanan politik petani setelah diterbitkannya Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) tentang kebijakan pemanfaatan dan

pengelolaan Pegunungan Kendeng yang berkelanjutan tahap 1 untuk kawasan

Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih dan sekitarnya, Kabupaten Rembang,

aktivitas politik petani berikutnya adalah menuntut hak-hak ekonomi, sosial,

dan budaya di kawasan CAT Watuputih.Terlebih perlawanan politik petani

berorientasi pada politik agraria yang mengatur tentang perbaikan penataan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan kebijakan-kebijakan pemerintah

lainnya berkaitan dengan persoalan agraria tentang pengembangan potensi

pertanian di Pegunungan Kendeng Utara. Sistem jaminan ekonomi, sosial, dan

budaya itu perlu sebaiknya mengacu pada produk akademik agar terumus

regulasi pemerintah yang berpihak kepada petani Pegunungan Kendeng Utara.

“…Keluarnya KLHS adalah jawaban atas perjuangan panjang masyarakat

petani di Pegunungan Kendeng dalam mempertahankan ruang hidup dan

kelestarian lingkungan. Ini titik penting…”-KG, Kompas (15/04/2017)-

Page 17: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

13

Karena itu isi rekomendasi KLHS tahap 1 dengan menetapkan alternatif

penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP) perlu

ditampilkan di sini sebagai tujuan politik petani menolak pembangunan pabrik

semen untuk membaca agenda gerakan perlawanan politik petaniPegunungan

Kendeng Utara di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

“…Menetapkan CAT Watuputih dan sekitarnya sebagai kawasan lindung

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam RTRWN; dan melakukan proses

penetapan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK)…” (KLHS Tahap 1, 2017:

IV-7).

Gambar 1. Alur Perlawanan Politik Petani Pegunungan Kendeng

Utara Melalui Jalur Hukum

Agenda gerakan perlawanan politik petani selain akan tetap menempuh

jalur hukum, yakni dengan cara mengajukan revisi Peraturan Daerah (Perda)

CAT Watuputih

Petani Pegunungan

Kendeng Utara 

Presiden 

PTTUN Surabaya 

Gubernur Jawa Tengah

PTUN Semarang 

Bupati Rembang 

MA 

PT. Semen Indonesia 

Page 18: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

14

RTRW nasional, provinsi, dan kabupaten sesuai hasil KLHS Tahap I. Petani

juga akan terus mempersoalkan keberadaan pabrik semen beserta

penambangannya melalui aksi-aksi politik yang akan terus dilakukan sampai

benar-benar kawasan CAT Watuputih ditetapkan sebagai KBAK oleh

pemerintah. Hal ini sesungguhnya menegaskan agenda gerakan perlawanan

politik petani melalui jalur hukum yang sudah dimenangkan, merupakan

senjata kekuatan politik petani yang cukup diakui untuk menolak

pembangunan pabrik semen dan penambangannya sesuai hak sipil-politik,

baik melalui aksi pendudukan kawasan maupun melalui rapat dengar pendapat

DPR/DPD, DPRD Provinsi Jawa Tengah, dan DPRD Kabupaten Rembang.

Dokumen Andal pembangunan pabrik semen yang menjadi prasyarat

terbitnya izin lingkungan hidup PT. SI di kawasan CAT Watuputih, setelah

dilakukan perlawanan politik petani pada tanggal 2 April 2015 di pengadilan.

Ternyata dokumen Andal PT. SI terbukti mengalami kekeliruan,

penyalahgunaan, serta ketidakbenaran, dan/atau pemalsuan data, dokumen

dan/atau informasi. Sehingga melalui kesimpulan penggugat dalam perkara

Tata Usaha Negara Nomor: 064/G/2014/PTUN SMG tentang izin lingkungan

hidup PT. SI di Rembang, terbukti cacat secara hukum yang mana dokumen

Andal tidak sesuai berdasarkan informasi yang valid dan benar di lapangan.

Dampak keberadaan PT. SI di kawasan CAT Watuputih menurut

ringkasan eksekutif pelestarian ekosistem karst dan perlindungan hak asasi

manusia (Komnas HAM: 2016) mencatat setidaknya ada enam hak yang

dilanggar oleh PT. SI. Hak-hak tersebut antara lain hak atas lingkungan hidup

yang baik dan sehat, hak atas informasi, akses warga terhadap air, hak atas

kesehatan, dan hak atas rasa aman dan perdamaian.

Selain itu kebijakan pemerintah di tingkat pusat juga diperjuangkan

secara politik agraria oleh petani Pegunungan Kendeng Utara pada Peraturan

Menteri ESDM No. 17/2012. Menanggapi surat Menteri ESDM kepada

Menteri KLHK pada tanggal 24 Maret 2017 dengan menyimpulkan bahwa

CAT Watuputih tidak mengindikasikan KBAK sesuai dengan Permen ESDM

itu. Pada tanggal 31 Maret 2017 melalui pers release yang dikeluarkan oleh

Page 19: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

15

JMPPK dengan judul “Kembalikan Kawasan CAT Watuputih sebagai

Kawasan Lindung” membuktikan bahwa perjuangan politik agraria pada level

kebijakan ini terus dikawal sampai CAT Watuputih ditetapkan sebagai KBAK

oleh pemerintah pusat.

Terlebih setelah dikeluarkannya KLHS Tahap I (menyusul KLHS Tahap

II) dengan merekomendasikan CAT Watuputih sebagai KBAK, perjuangan

politik agraria pada level kebijakan ini selalu didorong oleh JMPKK untuk

merevisi RTRW nasional, provinsi, dan kabupaten-kabupaten yang dikelilingi

Pegunungan Kendeng Utara, agar sesuai dengan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup yang ada. Karena selama ini Perda RTRW baik

nasional, provinsi, maupun kabupaten terlihat masih mengakomodir

peruntukan pertambangan di wilayah Pegunungan Kendeng Utara terutama

dalam hal ini kawasan CAT Watuputih di Kabupaten Rembang.

Ringkasan eksekutif pelestarian ekosistem karst dan perlindungan hak

asasi manusia (Komnas HAM: 2016), juga menyebutkan bahwa kebijakan

pemerintah baik daerah, provinsi, dan pusat di kawasan CAT Watuputih

ternyata tidak ada kesesuaian dan tidak mencerminkan sebagai kebijakan yang

melihat dan memperlakukan kawasan karst secara utuh sebagai sebuah

ekosistem khusus dan esensial, pemerintah hanya memandang dari sisi

penyedia bahan baku semen. Selain itu kebijakan penetapan KBAK yang

berbasis pada Permen ESDM No. 17/2012, ternyata dialami konflik juga di

kawasan CAT Watuputih ketika akan ditetapkan sebagai KBAK, sehingga

dalam hal ini harus ada evaluasi dan penangguhan penerapan Permen ESDM

itu sebelum CAT Watuputih ditetapkan sebagai KBAK.

Perjuangan politik agraria di kawasan CAT Watuputih setelah

dikeluarkannya KLHS Tahap I secara kelembagaan diarahkan kepada

Kementerian ESDM untuk segera menetapkan kawasan CAT Watuputih

sebagai KBAK. Meskipun secara umum mengenai dampak lingkungan hidup

tetap menjadi prioritas petani yang ditujukan kepada KLHK. Tetapi sesuai

dengan sumber-sumber agraria yang berada di dalam kawasan CAT

Watuputih dan sekitarnya yang memiliki sumber-sumber mata air

Page 20: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

16

berkelanjutan bagi kebutuhan pertanian dan rumah tangga. Perjuangan politik

agraria petani Pegunungan Kendeng Utara menolak pembangunan pabrik

semen di Rembang akhirnya ditujukan kepada tumpang tindihnya tata kuasa

dan tata kelola sumber daya agraria antara kawasan hutan dan non hutan,

kawasan konservasi, dan kawasan pertambangan.

Berdasarkan ringkasan eksekutif pelestarian ekosistem karst dan

perlindungan hak asasi manusia (Komnas HAM: 2016), penetapan kawasan

karst yang hanya dikordinasikan oleh Kementerian ESDM tidak efektif dan

mengakibatkan kebijakan yang sektoral dan bias ekologi. Hal ini telah

menafikan fungsi dan perspektif lain tentang kawasan karst, dari sisi ekologi,

hidrologi, arkeologi, sosial, budaya, dan sebagainya. Sementara itu

Kementerian KLHK yang memberikan izin pinjam kawasan hutan kepada PT.

SI dinilai sangat kontradiksi kebijakannya dengan regulasi yang ada untuk

kawasan CAT Watuputih.Hal ini telah mengingkari fungsi dan perspektif

kawasan karst sebagai satu kesatuan struktur agraria yang wajib dilindungi

sumber-sumbernya oleh pemerintah.

Berdasarkan ringkasan eksekutif pemeliharaan ekosistem karst dan

perlindungan hak asasi manusia (Komnas HAM: 2016), regulasi-regulasi yang

bersifat khusus itu perlu dibuat produk hukum baru dengan catatan

menangguhkan dan mengkritisi semua produk hukum yang ada. Salah satu

yang menjadi sumber konflik agraria di kawasan CAT Watuputih adalah UU

No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

UU ini sebagai hukum khusus (lex specialist) ternyata belum memadai untuk

menjamin hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat khususnya bagi

masyarakat sekitar ekosistem karst.

Selain itu pada tingkat pemerintah pusat perlu segera ditetapkan

Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang ekosistem karst.RPP

tentang ekosistem karst yang belum difinalisasi meskipun sudah dibahas

selama bertahun-tahun, mengakibatkan adanya kekosongan regulasi yang

secara komprehensif mengatur tentang pelestarian, perlindungan, dan

pemanfaatan karst. Berkaitan dengan adanya konflik agraria di kawasan CAT

Page 21: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

17

Watuputih secepatnya RPP tentang ekosistem karst itu perlu dirumuskan dan

ditetapkan.

Kemudian yang menjadi fokus penelitian ini tentang politik agraria

yakni masalah kawasan karst merupakan satu kesatuan dengan tanah, karena

berkaitan dengan masalah kehidupan dan penghidupan petani Pegunungan

Kendeng Utara. Pendefinisian kawasan karst sebagai KBAK oleh

Kementerian ESDM sebagaimana diatur di dalam Permen ESDM No. 17/2012

sangat sempit dan sektoral, yaitu hanya dari sisi hidrologi, pertambangan, dan

penelitian, sehingga mengabaikan fungsi-fungsi dan peran kawasan karst

sebagai sebuah ekosistem (jasa lingkungan, flora-fauna, dan sosial-budaya).

Maka sebelum ditetapkannya CAT Watuputih sebagai KBAK perlu sekiranya

untuk ditangguhkan terlebih dahulu Permen ini, agar tidak terdapat perbedaan

persepsi mengenai kawasan karst yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Tindakan politik perempuan dalam gerakan perlawanan politik petani

terjadi karena kekuasaan yang dimiliki perempuan, terhadap penggunaan dan

pemanfaatan air sangat tinggi dibutuhkan oleh mayoritas ibu-ibu di rumah

tangga. Kekuasaan perempuan secara alamiah mengenai kelangkaan air yang

diakibatkan adanya pembangunan pabrik semen, pada tingkat realitas sosial

diungkapkan oleh perempuan berkaitan dengan konflik petani dan PT. SI

tentang pemeliharaan kawasan CAT Watuputih. Sehingga pelaksanaan

keputusan perempuan dalam gerakan mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan tindakan petani mengorganisir gerakan dalam struktur sosial di

masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, keterlibatan perempuan

dalam gerakan perlawanan politik terjadi karena perebutan politik makna

antara petani dan PT. SI saling mendominasi antara satu dengan lainnya. PT.

SI melalui isu kesejahteraan yang ditawarkan menunjukkan, kepentingan

material bagi penduduk sekitar akan bertambah besar jika pabrik semen

berdiri di Rembang. Begitu pula petani dengan kepentingan material yang

dimiliki berupa lahan pertanian dan kecukupan air, sudah sangat sejahtera

walaupun tidak ada pabrik semen. Melalui legitimasi kelangkaan air bagi

Page 22: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

18

kebutuhan perempuan itulah, yang membuat perlawanan politik petani

Pegunungan Kendeng Utara terbentuk perjuangannya mempertahankan

kawasan CAT Watuputih dari bahaya pembangunan pabrik semen dan

penambangan batu gamping PT. SI.

Tindakan politik perempuan dalam gerakan tidak serta merta muncul di

ruang hampa melainkan terbentuk di dalam ruang sosial masyarakat. Beberapa

temuan di lapangan menunjukkan tindakan politik perempuan terjadi karena

adanya faktor internal dan faktor eksternal yang berada di masyarakat. Faktor

internal yang mempengaruhi tindakan politik perempuan yaitu tanggung

jawab perempuan yang berada di ruang privat (rumah) dan ruang publik untuk

menjamin keadaan keselamatan semua orang dalam masyarakat Jawa

(Permanadeli: 2015). Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan

perempuan bertindak secara politik adalah praktik pembangunan yang

mengatasnamakan modernisasi dilegitimasi oleh pemerintah untuk

mempercepat proses pertumbuhan ekonomi (Wiradi: 2009).

4. PENUTUP

Hasil analisis data di lapangan setelah dianalisis kembali dengan studi

kepustakaan dan bukti-bukti dokumentasi, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Pertama, kondisi sosial ekonomi petani Pegunungan Kendeng Utara

tergolong sejahtera dengan dibuktikan adanya lahan pertanian yang luas dan

subur, serta sumber mata air yang besar untuk kebutuhan pertanian dan rumah

tangga. Meskipun pembangunan pabrik semen oleh PT. SI tetap dilakukan

dengan dalih meningkatkan kesejahteraan warga, tetapi sesuai dengan kondisi

sosial ekonomi petani yang dimiliki, perlawanan politik petani Pegunungan

Kendeng Utara dalam menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten

Rembang, Provinsi Jawa Tengah tetap dilakukan.

Kedua, bentuk-bentuk perlawanan politik petani Pegunungan Kendeng

Utara dalam menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang,

Provinsi Jawa Tengah mempunyai karakteristik aksi politik yang bersifat

Page 23: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

19

pendudukan-pendudukan, aksi kebudayaan, aksi di pengadilan, dan advokasi

kebijakan.

Ketiga, jenis-jenis tuntutan petani Pegunungan Kendeng Utara dalam

menolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang ditujukan

kepada pemerintah pusat untuk segera menetapkan CAT Watuputih sebagai

KBAK. Jenis-jenis tuntutan petani secara lebih konkret adalah mendesak

kepada pemerintah untuk segera menghentikan pembangunan pabrik semen

oleh PT. SI dan penambangan batu gamping yang ada di sekitar CAT

Watuputih.

Keempat, keterlibatan petani perempuan dalam menolak pembangunan

pabrik semen di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah merupakan

bentuk keterlibatan politik yang bersifat partisipatif tanpa adanya diskriminasi.

Keterlibatan petani perempuan pegunungan Kendeng Utara dalam perlawanan

politik didasari atas kondisi dan kebutuhan perempuan atas ketersediaan air

bagi kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dibuat maka

penulis ingin memberikan saran yang erat hubungannya dengan penelitian.

Saran-saran itu adalah sebagai berikut:

4.1 Untuk pemerintah; perlawanan politik petani Pegunungan Kendeng Utara

adalah sejenis perjuangan agraria yang menolak ketimpangan penggunaan,

pelestarian, dan pemanfaatan kawasan konservasi baik itu dalam bentuk

fisik berupa pabrik, kebijakan yang bersifat sektoral, ego-sektoral

kelembagaan yang tidak ada titik temunya, dan regulasi yang sangat

tumpang tindih di Indonesia. Maka pemangku kebijakan perlu

memperhatikan petani sebagai subjek politik yang peduli terhadap krisis

pangan dan kerusakan lingkungan hidup yang ada di Indonesia.

4.2 Untuk peneliti; penelitian lanjutan untuk menyelesaikan konflik agraria di

sekitar pegunungan Kendeng Utara terutama di kawasan CAT Watuputih

sangat penting dilakukan, mengingat keseriusan dan komitmen politik

pemerintah menghentikan pembangunan pabrik semen PT. SI di Rembang

Page 24: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

20

belum teruji, dan penetapan CAT Watuputih sebagai Kawasan Bentang

Alam Karst (KBAK) belum terealisasi dalam bentuknya.

4.3 Untuk petani; hendaknya selain melakukan gerakan perlawanan kepada

pemerintah dan pihak perusahaan, petani pegunungan Kendeng Utara

terutama yang berada di sekitar kawasan CAT Watuputih juga melakukan

perlawanan langsung terhadap para penambang. Bentuk-bentuk

perlawanan politiknya dapat berupa tindakan persuasif maupun tindakan

politik seperti pendirian tenda perjuangan. Hal ini diharapkan supaya

aktivitas produksi PT. SI di Rembang mengalami pemberhentian

sementara karena tidak ada bahan baku yang di olah menjadi semen.

DAFTAR PUSTAKA

Bernstein, Henry. 2015. Dinamika Kelas dalam Perubahan Agraria. Yogyakarta: Insist Press.

Chandra, Riskan. 2016. Presentasi Korporasi: Progress Perkembangan Pembangunan Pabrik Semen di Rembang PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Jakarta: PT. SI

Lukiarti, et al. 2015. #Rembang Melawan: Membongkar Fantasi Pertambangan Semen di Pegunungan Kendeng. Yogyakarta: Literasi Press.

McMahon, Paul. 2017. Berebut Makan: Politik Baru Pangan. Yogyakarta: Insist Press.

Nurkhoiron, Muhammad. 2016. Ringkasan Eksekutif Pelestarian Ekosistem Karst dan Perlindungan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Komnas HAM.

Permanadeli, Risa. 2015. Dadi Wong Wadon: Representasi Sosial Perempuan Jawa di Era Modern. Yogyakarta: Pustaka Ifada.

Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Yogyakarta LP3ES.

Safitri, Myrna A dan Tristam Moeliono. 2010. Hukum Agraria dan Masyarakat di Indonesia. Jakarta: Huma.

Susanto, Budi. dkk. 1992. Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Tim Pelaksanaan KLHS. 2017. KLHS: Kebijakan Pemanfaatan dan Pengelolaan Pegunungan Kendeng yang Berkelanjutan. Jakarta: KLHK.

Page 25: PERLAWANAN POLITIK PETANI PEGUNUNGAN KENDENG …eprints.ums.ac.id/66520/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfsementara pembangunan pabrik semen, tetapi pihak korporasi tetap berusaha . 3 melanjutkan

21

Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wiradi, Gunawan. 2009. Reforma Agraria: Perjalanan yang Belum Berakhir. Bandung: Sajogyo Institute, Akatiga, dan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).