perkiraan pembentukan modal di...

34
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN Judul Penelitian PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta, September 1995

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG

ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN

Judul Penelitian

PERKIRAAN PEMBENTUKAN

MODAL DI INDONESIA

Oleh

AMRIZAL

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta, September 1995

Page 2: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melalukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak

lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali

tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai

dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.

Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan

bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh

pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.

Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan

sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh

mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak

akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi

semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya

kemapuan yang penulis miliki.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas

Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.

Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan

akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,

demikian dan terima kasih.

Jakarta, 21 September 1995

( Amrizal )

Page 3: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Adam Smith

2.2. David Ricardo

2.3. Karl Marx

2.4. Schumpeter

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Model

4. SUMBER DATA

5. HASIL PENAKSIRAN STOK MODAL

5.1. Penaksiran ICOR ( Incremental Capital-Output Ratio )

5.2. Taksiran Stoks Modal

6. KESIMPULAN

DAFTAR BACAAN

LAMPIRAN

Page 4: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

4

1. PENDAHULUAN

Modal adalah faktor produksi yang paling langka dimiliki oleh negara-negara

sedang berkembang. Namun Modal adalah faktor produksi yang dominan kedudukanya

dalam fungsi produksi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada dikatakan bahwa

modal adalah faktor produksi yang dihasilkan oleh proses produksi dan akan meneruskan

proses produksi selanjutnya. Ahli ekonomi Klasik menyatakan bahwa modal adalah

jumlah alat kekayaan yang timbul akibat akumulasi modal yang diawali pula oleh

kegiatan menabung sebelumnya. Melakukan akumulasi modala berarti mengorbankan

kemakmuran dimasa sekarang demi tingkat kemakmuran yang lebih tinggi dimasa yang

akan datang.

Berbeda dengan para ahli ekonomi sebelumya, Schumpeter memberikan definisi

modal dalam bentuk penjumlahan alat-alat pembayaran yang tersedia setiap saat untuk

berpindah-pindah tangan diantara para wiraswasta. Modal merupakan alat pengangkat

barang-barang nyata yang diperlukan untuk kegiatan para wiraswasta dan tunduk pada

kekuasaanya. Modal tidak lain dari pada suatu mekanisme untuk memindahkan

pemakaian faktor produksi yang baru, menentukan arah produksi yang baru. Jadi modal

adalah suatu dana dalam bentuk tenaga beli lancar, bukan stok kekayaan nyata dari

masyarakat.

Selain perananya modal dalam produksi dan pertumbuhan ekonomi, faktor modal

juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam kerangka analisa ekonomi.

Dalam fungsi produksi neo-klasik, modal adalah faktor penentunya yang sangat penting.

Begitu juga halnya dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas dan fungsi produksi

CES (Constant Elasticity of Subsitution ). Bukti-bukti empiris terhadap model-model

fungsi produksi tersebut masih tergolong langka.

Penaksiran fungsi agregat belum pernah dilakukan pembuktian secara empiris.

Kelangkaan bukti-bukti empiris tersebut bersumber pada ketiadaan data yang tersedia

untuk melakukan pengujian, yaitu data mengenai faktor modal. Menyadari keperluan hal

yang demikian, maka penelitian ini akan mencoba untuk melakukan perhitungan taksiran

atas stok modal di Indonesia. Penaksiran stok modal akan dilakukan mulai dari tahun

1969 sebagai titik awal pembangunan lima tahun di Indonesia dengan tahun 1994 sesuai

dengan data yang tersedia.

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Penaksiran ahli ekonomi mengenai peranan stok modal dalam pembangunan

ekonomi dapat ditelusuri mulai dari Adam Smith, David Ricardo, Karl Marx hingga

Schumpeter. Tinjauan berikut mencoba mengemukakan pemikiran para ekonom Klasik

dan Neo-Klasik (Adelman. Irma.,1961).

Page 5: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

5

2.1. Adam Smith

Penaksiran Stok Modal menimbulkan masalah yang rumit baik dalam prinsip

maupun dalam prakteknya. Masalah-masalah ini muncul karena bermacam jenis produk

fisik berbeda yang tidak dapat dibandingkan. Karena itu pula gambaran kuantitatif dari

kekayaan modal pada umumnya diperoleh dengan memakai nilai uang dari kekayaan

rela. Kekayaan ini deperoleh dengan memakai nilai uang dari kekayaan real. Kekayaan

ini diperoleh baik berdasarkan atas biaya historis dari peralatan modal yang disesuaikan,

biaya penggantian yang dimodifikasi maupun kemampuan menghasilkan dari kekayaan

fisik yang ditaksir dalam proses pembentukan modal.

Di dalam suatu perekonomian dimana teknik produksi komposisi output dan ciri-

ciri angkatan kerja seluruhnya berubah sepanjang waktu, walaupun taksirin stok modal di

dalam perekonomian atas dasar apapun tidak lain dari pada suatu taksiran kasar, terkaan

ilmiah. Hal ini menimbulkan suatu keadaan saling tergantung antara penaksirian stok

modal pada setiap saat dan jangka waktu tertentu di masa mendatang yang diassumsikan

sebagai variabel lain dalam ekonomi keseluruhan.

Secara khusus pengukuran modal dalam ekonomi keseluruhan tergantung pada

dalil-dalil yang berkepentingan dengan jenis dan tingkat kemajuan teknologi.

Umpamanya, tanpa innovasi tidak bakal ada keusangan peralatan modal, makanya

penyesuaian biaya-biaya historis hanya perlu memasukkan pemakaian fisik dan

penyusutan kekayaan dan perubahan tingkat harga. Bagaimanapun, tanpa memandang

kesulitan-kesulitan pengukuran tersebut, semua teori ekonomi mengenai pertumbuhan

sampai kini masih memakai baik stok modal dari ekonomi keseluruhan maupun tingkat

investasi sebagai satu variabel yang menentukan di dalam sistem.

Dalam analisa Adam smith, tingkat perluasan output sejalan dengan tingkat

investasi. Perluasan output hanya akan terjadi kalau investasi adalah positif. Stok modal

yang tidak mengalami perubahan. walaupun besar, menggambarkan keadaan mandek.

Stok modal yang berkurang menggambarkan penciutan output. Tambahan pula besarnya

stok modal juga menentukan besarnya proporsionalitas antara perubahan dalam output

dan perubahan dalam modal sepanjang waktu. dalam perekonomian dimana modal

mengalami perluasan, setiap pertambahan modal akan menyebabkan suatu kenaikan

mutlak yang lebih tinggi dalam tingkat output sepanjang masa.

Suatu stok modal yang lebih besar menghasilkan pembagian kerja yang lebih luas

yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sebagai akibatnya ICOR (incremental

capital output ratio) mengalami penurunan. Sepanjang terjadi akumulasi modal yang

berlangsung terus menerus dengan kecepatan yang sama, maka pembangunan ekonomi

akan berlanjut pula, kecuali terjadi perubahan institusi yang tidak menguntungkan. Dalam

hal ini harus dicatat bahwa perubahan institusi yang merugikan bisa mengurangi dapak

akumulasi modal terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Kekuatan sosio-budaya dan politik

yang menguntungkan bisa menaikan dampak investasi yang positif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Page 6: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

6

Menurut Adam Smith, tingkat investasi ditentukan oleh tingkat tabungan. Usaha

penghematan meningkatkan jumlah stok modal, sedangkan pemborosan menguranginya.

Di sini jelas tidak diakui kemungkinan adanya kebocoran yang timbul antara aliran

tabungan dan transformasi dari aliran ini ke dalam investasi. Ditegaskan bahwa seseorang

yang menabungka seberapapun dari penerimaannya berarti ia menambah modalnya,

menggunanakan sendiri dalam memperoleh tambahan peralatan produktif, atau

menyuruh orang lain berbuat demikian dengan meminjamkannya hingga menghasilkan

bunga, yakni suatu bagian keuntungan.

Karena hanya dengan jalan menabung modal individu dapat ditngkatkan, maka

peningkatan modal masyarakat hanya mungkin melalui cara yang sama. Bagian uang

yang disimpan orang kaya untuk tujuan memperoleh keuntungan harus segera

dimanfaatkan sebagai modal. Di semua negara dimana terdapat keamanan bertoleransi,

setiap orang mempunyai pengertian yang sama akan berusaha memanfaatkan stok yang

bisa dikuasainya dalam usaha mendapatkkan pekerjaan pada masa kini atau keuntungan

pada masa yang akan datang.

Jika dimanfaatkan untuk mendapatkan perkerjaaan untuk masa kini, maka itu

berarti stok yang dicadangkan untuk konsumsi yang segera sifatnya. Jika stok

dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang, maka keuntungan mesti

diperoleh melalui pemiliknya atau orang lain. Adalah tidak cukup waras orang yang tidak

memanfaatkan semua stok yang dikuasainya, apakah milik sendri atau dipinjam dari

orang lain.

Pertimbangan akan adanya keuntungan bagi pribadi pemilik adalah motif utama

yang menentukan apakah pemilik modal akan memanfaatkan penggunaan modalnya. Ini

berarti bahwa keuntungan menimbulkan motif untuk menabung, karena tabungan

diidentikkan dengan investasi. Bagaimanapun, kemampuan menabung dan melakukan

investasi dibatasi oleh pendapatan. Modal semua individu di dalam satu negara

meningkat dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh masing-masing individu,

dengan jalan menumpuk terus menerus dan menambah seberapapun yang bisa ditabung

dari pendapatan.

Bila diperkerjakan dengan cara yang mempu menghasilkan penerimaan terbesar

terhadap semua penduduk, maka modal mungkin meningkat paling cepat sebagaimana

peningkatan dalam tabungan. Keinginan untuk menabung dan melakukan investrasi

untuk motif mendapatkan keuntungan adalah suatu hal yang normal. Dengan akumulasi

stok modal pada orang-orang tertentu, sebagian mereka secara alamiah akan

mempekerjakan modal dengan sikap orang-orang yang tekun bekerja.

Setiap orang akan terus bekerja keras untuk memperoleh pemanfaatan paling

besar dari setiap modal yang dikuasai. Sebagai akibatnya, selama keuntungan selalu

berada di atas resiko yang timbul bersama investasi, maka akumulasi modal akan terus

berlangsung. Dalam rangka kemajua ekonomi, dengan berkembangnya stok modal dalam

ekonomi, tingkat keuntungan biasanya mengalami penurunan. Penduduk dan perbaikan

telah mengalami peningkatan, kepentingan orang kaya mengalami penurunan.

Page 7: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

7

Bila stok dari banyak pedagang kaya mengalir ke sektor perdagangan yang sama,

maka persaingan secara alamiah cenderung menurunkan keuntungan. Bila suatu kenaikan

stok serupa terjadi dalam berbagai jenis sektor ekonomi, maka persaingan akan

menimbulkan pengaruh yang sama. Sebagai akibatnya pertumbuhan stok modal di dalam

perekonomian, tingkat upah nai karena para wiraswasta bersaing untuk mendapatkan

tenaga kerja yang langka. Kesempatan investasi yang lebih menguntungkan akan terlebih

dahulu diambil.

Stok modal dalam jumlah yang lebih besar hanya bisa dimanfaatkan dengan rasio

tambahan keuntungan yang lebih rendah. Keadaan ini menggambarkan kemiringan kurva

marginal efficiency of capital yang negatif. Menurut Adam Smith produktivitas marginal

dari tenaga kerja meningkat dengan jumlah modal yang dipakai bertambah. Dalam hal

ini terkandung assumsi bahwa kenaikan stok cenderung menurunkan keuntungan, karena

sebagai akibanya upah menjadi naik.

Pengaruh lain yang penting terhadap tingkat keuntungan adalah lingkungan

kelembagaan, kekuatan peraturan perdagangan, kekuatan monopoli atau persaingan dan

pengawasa terhadap perdagangan internasional. Dalam hal ini kepentingan penerima

keuntungan tidaklah selalu sejalan dengan masyarakat. Menurut Adam Smith, tingkat

bunga mempunyai pengaruh terhadap akumulasi modal. Kurva penawaran modal

sebagai sebuah fungsi tingkat bunga mempunyai kemiringan yang negatif.

Bila pelepas pinjaman uang menghadapi suatu kejatuhan tingkat bunga, maka

akan meningkatan pemberian pinjaman untuk menjaga suatu standar penghidupan agar

tidak mengalami perubahan. Jika tingkat bunga tinggi, hanya peminjam boros yang akan

sanggup membayar mahal; hanya sejumlah kecil bakal dipinjamkan. Dengan penurunan

tingkat bunga, para wiraswasta akan memasuki pasar uang. Sejumlah besar modal

ditanamkan pada sektor yang paling mungkin dapat menghasilkan keuntungan. Tetapi

dengan tingkat bunga yang lebih rendah lagi makin banyak yang harus dipinjamkan

untuk memperoleh pendapatan yang sama.

Dengan penurunan tingkat bunga lebih jauh, para pelepas pinjaman uang akan

merasakan bahwa mereka tidak mungkin lagi hidup dari pendapatan hasil peminjaman

uang. Mereka sendiri akan menjadi wiraswasta. Dengan perubahan sosial seperti ini

akumulasi modal akan berjalan terus walaupun tingkat bunga rendah. Jumlah stok yang

besar, walaupun keuntungan kecil umumnya meningkat lebih cepat dibanding dengan

stok dalam jumlah yang kecil yang mengalami keuntungan besar

2.2. David Ricardo

Menurut definisi David Ricardo, modal meliputi jenis yang tetap dan jenis yang

lancar. Modal adalah bagian dari kekayaan yang dipakai dalam produksi, dan terdiri atas

makanan, pakaian, peralatan, bahan mentah, mesin-mesin yang diperlukan untuk

memberi hasil kepada tenaga kerja. Modal lancar meliputi dana uapah yang berkembang

Page 8: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

8

dengan proporsi yang tetap dengan modal tetap, kecuali bila terjadi perubahan teknologi

yang membuat pertumbuhan modal lebih cepat. Jika hal ini terjadi, maka permintaan

terhadap tenaga kerja meningkat dengan kecepatan yang lebih rendah dibanding terhadap

modal.

Perubahan dalam permintaan terhadap tenaga kerja, yang diatur oleh peningkatan

porsi modal yang terdiri atas dana upah, adalah proporsionil terhadap perubahan stok

modal di dalam ekonomi. ,Terdapat dua cara untuk melakukan akumulasi modal.

Akumulasi modal mungkin dicapai dengan menabungkan bagian dari pendapatan yang

meningkat atau dari konsumsi yang berkurang. Apa yang ditabung itulah diinvestasikan.

Akumulasi modal adalah untuk tujuan yang produktif. Dengan berarti bahwa ada

tidaknya simpanan bisa berpengaruh antara tabungan ex-ante dan investasi ex-post.

Tingkat akumulasi modal ditentukan oleh dua faktor yakni kemampuan untuk

menabung dan keamauan untuk menabung. Yang pertama tergantung pada jumlah

surplus diatas total produk yang diperlukan untuk menjaga tingkat subsistensi tenaga

kerja, atau pendapatan bersih. Makin besar surplus ini, makin besar jumlah yang bakal

ditabung. Secara alamiah, satu porsi pendapatan bersih mesti untuk keperluan subsistensi

para kapitalis dan pemilik tanah.

Berapa banyak pendapatan untuk tujuan konsumsi ditentukan oleh intensitas

motif mereka untuk melakukan tabungan, yakni tingkat keuntungan. Orang akan

mempunyai suatu motif untuk menumpuk modal sementara keuntungan tinggi. Jika

tingkat keuntungan jatuh, orang bisa berpaling kepada konsumsi sebagai gantinya.

Sementara keinginan orang tidak terpenuhi untuk mencapai kebahagiaan, ia akan

mempunyai permintaan terhadap barang-barang lebih banak dan ini akan merupakan

suatu permintaan effectual di mana ia mempunyai nilai baru untuk disuguhkan dalam

pertukaran.

Motif orang untuk melakukan akumulasi modal akan menurun dengan setiap

penurunan keuntungan dan berhenti semuanya bila keuntungan sedemikian rendah

hingga tidak mempu memberikan imbalan yang memadai untuk bermacam kesulitan dan

resiko yang mau tak mau timbul dalam rangka mempekerjakan modal secara produktif.

Dengan tingkat keuntungan tertentu, modal berkembang dalam ekonomi keseluruhan

dengan pendapatan bersih.

Dengan pendapatan bersih tertentu, akumulasi modal merupakan fungsi yang

meningkat secara positif dari perbedaan antara keuntungan yang sesungguhnya dan

imbalan resiko minimal. Lebih jauh lagi, menurut Ricardo, terdapat dua hal yang bisa

mematahkan akumulasi modal secara menyeluruh, suatu surplus bersih yang nol di atas

subsistensi, dan suatu penurunan dalam tingkat keuntungan terhadap tingkat minimal

yang bisa diterima. Kondisi dimana kedua kejadian ini muncul tidaklah bebas satu sama

lain. Keduanya berhubungan dengan produktivitas tanah pada margin penggarapan.

Untuk menentukan perjalanan yang dinamis dari akumulasi modal di dalam suatu

ekonomi model Ricardian, kita harus menguji tingkah laku sistem pendapatan bersih dan

Page 9: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

9

tingkat keuntungan sepanjang waktu. Teori Ricardo mengenai keuntungan telah menjadi

pokok diskusi.Istilahnya mengenai keuntungan dan upah (kecuali secara jelas diberi

nama tingkat keuntungan dan tingkat atau harga upah) menunjuk kepada bagian

keuntungan relatif dan bagian upah relatif terhadap margin.

Karena pada margin tidak ada sewa dibayar, keuntungan (dalam pengertian

Ricardian) tergantung hanya pada upah (dan sebaliknya, tentu saja). Karena itu, diktum

Ricardian bahwa tidak ada satupun yang bisa mempengaruhi keuntungan kecuali

kenaikan tingkat adalah suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal sama sekali. Dengan

definisi ini, keuntungan bisa ditentukan sebagai suatu residu di atas upah pada porsi tanah

yang tidak menghasilkan sewa.

Bagaimanapun, bukanlah pembayaran upah nyata yang menentukan keuntungan

dalam pengertian Ricardian; tetapi upah subsistensi. Penjelasan pernyataan ini, sekali

lagi, adalah masalah definisi. Dalam diskusi yang menyangkut dampak keuntungan

trhadap akumulasi modal, Ricardo lebih suka mempertimbangkan bagian upah di atas

subsistensi sebagai bagian keuntungan daripada bagian upah. Karena itu upah bisa

dianggap sebagai bagian dari keuntungan stok dan sering kali menjadi landasan modal

baru.

Dengan cara ini Ricardo mempertimbangkan tabungan pekerja seperti halnya

tabungan kelas masyarakat lainnya, ditentukan oleh keuntungan. Dengan adanya definisi

ini, pernyataan Ricardo bahwa seluruh negara, dan sepanjang masa, keuntungan

tergantung pada jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk memenuhi keperluan berburuh

diatas tanah atau dengan modal yang tidak menghasilkan sewa. Dengan adanya modal

dan tenaga kerja yang bergerak dalam proporsi yang tetap satu sama lain (Ricardo

mengassumsi untuk jangka panjang), tingkat keuntungan akan meningkat dan menurun

sesuai dengan apakah tingkat upah subsistensi turun atau naik.

Tendensi alamiah dari keuntungan harus turun dengan kemajuan masyarakat dan

kekayaan, jumlah makanan tambahan yang diperlukandiperoleh melalui pengorbanan

tenaga kerja yang semakin besar. Secara berkala, tendensi terhadap hasil yang semakin

menurun diperiksa dengan pengenalan innovasi teknologi. Ini menurunkan bagian upah

subssistensi di dalam total output pada margin penggarapan. Selama periode ini,

keuntungan meningkat. Bagaimanapun, karena Ricardo percaya bahwa kemajuan

teknologi juga merupakan pokok persoalan hasil yang semakin menurun, kecenderungan

keuntungan jangka panjang menurun.

Pada mulanya tingkat pada mana keuntungan turun disebabkan oleh hasil yang

menurun cukup lambat untuk mengizinkan bagian keuntungan dalam total output

meningkat. Pada permulaan tahap pertumbuhan, karenanya, akumulasi modal

amenghasilkan suatu kecepatan yang berakselerasi. Tekanan penurunan akumulasi modal

yang didesak oleh penurunan tingkat keuntungan dilampaui oleh tarikan keatas suatu

surplus bersih diatas suatu surplus bersih di atas subsistensi yang lebih besar.

Page 10: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

10

Bagaimanapun, dengan makin luasnya masyarakat, bagian keuntungan dalam

total output mulai turun. Tingkat akumulasi modal semakin lambat. Akhirnya, dengan

tekanan penduduk yang semakin besar menghendaki penggarapan tanah yang semakin

tidak subur, bagian produk pada tingkat margin ditelan oleh upah subsistensi menjadi

demikian besar hingga mendekati keuntungan yang optimal. Bila hal ini terjadi,

akumulasi modal terhenti, penduduk tetap tidak mengalami perubahan, dan

perekonomian memasuki masa istirahat.

2.3. Karl Marx

Dalam pemikiran Marx, perkembangan historis suatu masyarakat secara unik

ditentukan dengan cara mana perekonomian melaksanakan kegiatan-kegiatan produktif.

Untuk mengerti sejarah sosial suatu masyarakat, maka, seseorang harus mempelajari

evolusi proses produksinya sepanjang masa. Karena itu, suatu penyelidikan yang lebih

terinci mengenai rangkaian produksi menurun suatu sistem Marxian mesti dilaksanakan.

Menurut Marx, output bruto suatu perekonomian terdiri atas tiga unsur. Pertama

adalah variabel modal, atau rekening upah, yang dapat disamakan modal lancar klasik

atau dana upah. Selanjutnya terdapat modal konstan yang terdiri atas peralatan dan bahan

mentah yang habis terpakai dalam produksi; umpamanya, penyusutan peralatan fisik dan

konsumsi barang antara yang dipakai dalam proses produksi.

Istilah modal konstan diterapkan terhadap bagian-bagian stok modal ekonomi ini

karena ia tidak menambah lagi terhadap nilai output dari ia kehilangan dalam produksi,

nilai tambah baru yang disebabkan kekuatan tenaga kerja yang dibeli oleh modal

variabel. Akhirnya, terdapat nilai surplus atau nilai tambah dalam produksi. Bagi Marx,

jumlah keuntungan yang mutlak adalah sama dengan jumlah nilai surplus yang mutlak,

yang muncul karena buruh tidak menerima seluruh nilai marginal produknya dalam upah.

Sesungguhnya orang hanya dibayar upah subsistensi.

Perbaikan-perbaikan dalam teknik produksi ditentukan oleh tingkat pembentukan

modal bruto di dalam ekonomi, karena setiap bagian dari peralatan modal yang benar-

benar dalam operasi memerlukan jumlah tenaga kerja yang tetap untuk mengerjakannya.

Karena itu, hanya bila bagian peralatan modal yang baru diperkenalkan atau bila mesin

lama diganti yang merubah proporsi modal terhadap tenaga kerja yang dipakai adalah

mungkin sama sekali.

Tingkat innovasi sebagai akibanya ditentukan oleh tingkat tambahan bruto

terhadap stok modal keseluruhan ekonomi. Tambahan modal terbentuk dalam rangkaian

akumulasi yang bertindak seagai wahan eksploitasi penemuan baru, atau perbaikan

industri pada umumnya. Marx percaya bahwa komposisi organik dari modal meningkat

sepanjang waktu. Ia menyimpulkan hukum kenaikan yang progresif ini dalam modal

konstan, dalam proporsi terhadap yang variabel dari dalil kecenderungan jangka panjang

terhadap suatu produktivitas tenaga kerja yang meningkat.

Page 11: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

11

Dia membantah bahwa suatu kenaikan dalam produktivitas tenaga kerja

menandakan jumlah tenaga kerja yang sama menghasilkan jumlah output yang lebih

besar. Hal ini juga menggambarkan sejumlah besar bahan mentah dan bagian penolong

memasuki proses tenaga kerja. Kedua, kenaikan produktivitas terjadi hanya sebagai

akibat dari suatu proporsi yang lebih besar peralatan modal pertenaga kerja. Karena itu

apakah kondisi atau konsekwensi, luasnya alat-alat produksi berkembang, dibandingkan

dengan tenaga kerja yang dimasukkan, adalah suatu pernyataan produktif tenaga kerja

yang berkembang.

Kenaikan yang trsebut kemudian muncul, karenanya, dalam penurunan massa

buruh dalam proporsi dengan masa peralatan produksi yang digerakkannya, atau

penurunan dalam faktor subjektif proses tenaga kerja dibandingkan dengan faktor

objektif. Adalah menarik memperhatikan bahwa Marx menyimpulkan tendensi ini

trhadap suatu kenaikan sekuler di dalam komposisi organik dari modal tanpa secara

langsung menganalisa rangkaian tingkat bunga atau tingkat upah.

Tingkat perubahan ratio modal konstan terhadap modal variabel (yang

menentukan tingkat atau kecepatan pada mana penggantian relatif tenaga kerja dalam

produksi terjadi) tergantung semata pada tingkat perubahan teknologi, yang selanjutnya

tergantung pula pada tingkat pembentukan modal bruto. Semakin besar tingkat investasi

bruto, semakin cepat kenaikan stok modal konstan dibandingkan dengan yang variabel.

Marx menyatakan bahwa besaran akumulasi modal tergantung pada besaran

mutlak nilai surplus. Pendapatan terdiri atas modal konstan, modal variabel atau dana

upah, dibelanjakan seluruhnya terhadap barang konsumen. Hampir sama halnya, suatu

porsi pendapatan yang sama dengan modal konstan mesti diinvestasikan kembali untuk

menjaga stok modal dalam ekonomi keseluruhan utuh. Sumber dana utama yang tersedia

untuk pembentukan modal adalah nilai surplus atau keuntungan. Dari sini semua hal yang

menentukan massa nilai surplus, beroperasi untuk menentukan besaran akumulasi.

Tingkat eksploitasi buruh meningkat dengan meningkatnya nilai surplus. Menurut

Marx tingkat buruh meningkat dengan kenaikan produktivitas. Tetapi bergandengan

dengan produktivitas tenaga kerja yang meningkat, tingkat nilai surplus menjadi lebih

tinggi, bahkan tingkat upah real meningkat. Tingkat upah rela tidak pernah meningkat

secara proporsionil dengan kekuatan tenaga kerja produktif.

Produktivitas meningkat dengan jumlah stok modal. Makin besar modal

meningkat dengan akumulasi yang terus berlanjut, semakin besar jumlah nilai meningkat

yang dibagi ke dalam dana konsumsi dan dana akumulasi. Di dalam suatu perekonomian

yang berkembang, nilai surplus (keuntungan), bersama dengan kesempatan untuk

akumulasi, meningkat secara progresif. Tentu saja tidak semua keuntungan

diinvestasikan kembali. Sebagian keuntungan disisihkan untuk tujuan konsumsi para

kapitalis. Tetapi pemilik nilai surplus, para kapitalis sendirian, yang melakukan

pembagian.

Page 12: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

12

Karena itu menjadi penting untuk mempersoalkan apakah yang menuntun para

kapitalis di dalam melakukan alokasi pendapatannya diantara pengeluaran untuk

konsumsi dan untuk produksi. Kalangan ekonom klasik akan menjawab dengan tingkat

keuntungan. Tetapi Marx melihat bahwa rangsangan untuk melakukan investasi tidaklah

tergantung dari tingkat keuntungan, seperti keinginan dan keperluan melakukan investasi

melekat dengan dandanan kejiwaan para kapitalis dan struktur masyarakat.

Para kapitalis tidaklah terlalu tertarik dengan konsumsi barang mewah. Konsumsi

pribadinya sendiri merupakan suatu perampokan terhadap akumulasi. Sementara ia

memang memperlihatkan suatu tingkat keborosan yang konvensional. Karena peragaan

kekayaan memberikan padanya suatu sumber kepercayaan. Karena itu para kapitalis

berusaha untuk meminimumkan kebocoran pendapatan ke dalam konsumsi dan tidak

melibatkan diri dalam simpanan yang tidak produktif.

Pola tingkah lakunya adalah untuk menabung, yakni mengubah kembali bagian

nilai surplus sebesar mungkin menjadi uang, atau produk surplus menjadi modal, Karena

jumlah nilai surplus meningkat sepanjang waktu, demikian juga halnya dengan tingkat

akumulasi modal yang sesungguhnya. Retaransformasi nilai surplus terus menerus

menjadi modal muncul dalam bentuk besaran modal yang meningkat yang masuk ke

dalam proses produksi.

2.4. Schumpeter

Schumpeter membedakan dua kelas yang mempengaruhi evaluasi dinamis suatu

perkonomian. Pertama adalah pengaruh perubahan dalam ketersedian faktor yang disebut

sebagai pertumbuhan. Kedua adalah pengaruh teknologi dan sosial yang disebut sebagai

pembangunan atau evolusi.

Komponen pertumbuhan mewakili kontribusi variasi dalam pemakaian faktor

produktif terhadap perubahan di dalam output total dari ekonomi keseluruhan. Karena

tanah menurut Schumpeter adalah konstan, makanya komponen pertumbuhan meliputi

hanya pengaruh perubahan dalam penduduk dan kenaikan dalam barang barang

produsen.

Bagi schumpeter pertumbuhan penduduk ditentukan secara eksogen. Dia

merasakan tidak terdapat suatu hubungan a prioriti yang unik antara perubahan di dalam

penduduk dan variasi di aliran barang dan jasa. Namun demikian, ia mempertimbangkan

penduduk sebagai pendorong kenaikan dalam output menjadi bagian istilah pertumbuhan

daripada menjadi bagian komponen pembangunan. Pertumbuhan penduduk merupakan

suatu proses yang lambat, yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi tiba-tiba yang bebas.

Karena itu secara keseluruhan lebih benar mengatakan bahwa secara lambat

sampai kepada kemungkinan setiap lingkungan ekonomi daripada mempunyai tendensi

melebihi pertumbuhannya dan dari situ menjadi penyebab yang menentukan perubahan.

Page 13: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

13

Adalah lebih mudah memandang suatu kenaikan dalam jumlah penduduk sebagai suatu

perubahan lingkungan yang mensyaratkan fenomena tertentu.

Kenaikan dalam barang-barang produsen yang berasal dari suatu tingkat tabungan

bersih yang positif adalah merupakan bagian pertumbuhan dari total output. Perubahan

dalam waktu lama pada tingkat tabungan terjadi dengan langkah yang tidak trhingga.

Perubahan yang tidak tergantung dan tiba-tiba di dalam tingkat tabungan jarang terjadi.

Tambahan pula Schumpeter merasakan bahwa dalam jangka panjang perekonomian

cenderung menyesuaikan diri dengan sembarangan tingkat tabungan yang disanggupi

oleh masyarakat. Ia memberikan argumen bahwa tabungan juga jarang merupakan suatu

penyebab perubahan yang menentukan.

Kenaikan historis dalam stok barang-barang produsen pada dasarnya tergantung

besaran kuantitatif dari unsur-unsur dinamis yang pada umumnya tidak ada di dalam

suatu perekonomian yang mengalami perluasan secara mulus. Apapun definisi mengenai

tabungan yang dipakai, jelas bahwa paling besar sumbernya sebagaimana motifnya, akan

tidak ada dalam keadaan masa istirahat. Jika dicoba melakukan estimasi secara statistik

mengenai jumlah tabungan yang dilakukan setiap negara sepanjang waktu, akan terlihat

dengan segera bahwa sebagian besar dari tabungan, apakah dilakukan dilingkungan

bisnis atau dalam lingkungan rumah tangga, mengalir dari pendapatan lainnnya yang

diciptakan atau diperluas oleh perubahan ekonomi sebelumnya.

Sehubungan dengan motif,adalah sama jelasnya bahwa paling banyak di

antaranya meningkat diluar situasi kebetulan terhadap perubahan ekonomi, kepentingan

kuantitatifnya sangat kecil jika proses ekonomi dengan cara bagaimanapun mengirakan

gambaran keseimbangan: tabungan akan merupakan suatu tetesan. Dari sini bagian

terbesar dari tabungan dan akumulasi bisa dihubungkan dengan keuntungan.

Tetapi tanpa pembangunan tidak bakal ada keuntungan, tanpa keuntungan tidak

bakal ada pembangunan. Dalam aliran kegiatan ekonomi nilai produk adalah tepat sama

dengan nilai peralatan produksi yang tergabung didalamnya. Dalam hal ini tidak ada

keuntungan. Jika teknik produksi baru dipakai untuk menghasilkan suatu produk tertentu,

atau jika suatu produk baru diperkenalkan, keuntungan bisa muncul. Maka nilai produk

mesti dibandingkan dengan nilai yang seyogianya dihasilkan dengan memakai dosis yang

sama dengan peralatan produksi yang menggunakan teknik yang lama. Jika nilai

peralatan produksi diperoleh lebih rendah daripada nilai produk, keuntungan dihasilkan.

Sumber keuntungan adalah pelaksanaan kombinasi baru dari faktor-faktor

produksi yang baru, umpamanya perubahan teknologi. Dan dalam sistem kapitalis harus

ditambahkan bahwa tanpa keuntungan tidak bakal ada akumulasi kekayaan. Adalah

perubahan dalam dana yang diterapkan dalam pengetahuan teknis yang bertanggung

jawab terhadap perubahan dalam stok barang-barang produsen. Tingkat akumulasi modal

dikaitkan dengan perubahan teknologi, meningkat dan menurun dengannya. Dari sini

jelas bahwa pertumbuhan khususnya tabungan memperlihatkan kepentingan kuantitatif

yang sesungguhnya pada perubahan faktor lainnya tanpa mana modus operandi pada

dunia kapitalis tidak bisa dimengerti.

Page 14: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

14

Menurut Schumpeter terdapat lima peristiwa yang menghasilkan pembangunan,

yang masing-masing mempunyai kelas yang berbeda. Pembangunan bisa berasal dari

suatu penggalan barang baru. Ia bisa merupakan hasil dari suatu metode produksi baru;

bisa disebabkan oleh adanya penaklukan suatu sumber penawaran bahan mentah yang

baru atau bisa muncul karena suatu perubahan di dalam organisasi setiap industri.

Semua kasus ini melibatkan pemakaian faktor produksi yang berbeda yang

menurut definisi adalah pembangunan. Tetapi pembangunan tidak timbul secara spontan.

Ia harus diangkat oleh sesuatu kelompok di dalam sistem. Menurut Schumpeter fungsi

kelompok ini adalah untuk memperkenalkan kombinasi baru dari faktor produksi yang

disebunya sebagai wiraswasta. Ciptaan dari para wiraswasta adalah organisasi usaha atau

innovasi.

Guna menjalankan fungsinya para wiraswasta memerlukan dua hal. Pertama,

mesti terdapat pengetahuan teknis yang membuatnya bisa melakukan produksi barang-

barang baru atau untuk mengkombinasikan faktor didalam suatu cara yang berbeda. Hal

ini tidak menimbulkan masalah, karena setiap waktu ada sumber penemuan yang tidak

terpakai yang bisa dibukanya. Maka dari itu bukanlah merupakan fungsinya untuk

mencari atau menciptakan kemungkinan baru. Mereka selalu hadir, secara berlimpah

diakumulasikan oleh semua jenis barang. Kedua, karena pengenalan innovasi

mensyaratkan pengalihan alat-alat produksi dari saluran yang ada ke dalam proses yang

baru, wiraswasta mesti memiliki kekuatan untuk mengatur faktor-faktor produksi yang

bersangkutan. Kekuasaan yang perlu atas faktor produktif diberikan oleh tuntutan

moneter, dalam bentuk kredit.

Hal ini merupakan bentuk tenaga beli yang baru diciptakan yang meliputi modal

dalam pengertian Schumpeter. Modal dalam hal ini diartikan sebagai jumlah alat

pembayaran yang tersedia setiap saat untuk usaha pemindahan bagi waraswasta. Modal

tidak lain dari alat pengangkat dengan apa wiraswasta menguasai barang-barang nyata

yang diperlukannya, tidak lain daripada alat untuk mengalihkan faktor produksi ke arah

pemakaian yang baru,k atau untuk mendiktekan suatu arah produksi yang baru. Jadi

modal bukanlah stok kekayaan nyata dari suatu masyarakat, tetapi dana khusus dari

tenaga beli lancar. Modal dalam hal ini bukanlah faktor produksi.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Model

Stok modal Kt, pada suatu periode waktu t terdiri atas stok modal pada akhir

periode waktu yang lalu Kt-1, dikurangi dengan modal yang dipakai selama periode yang

bersangkutan Dt (depretiations) ditambah dengan jumlah investasi keseluruhan. Dengan

demikian dapat kita tuliskan sebagai:

Page 15: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

15

It = Kt ( 1 )

Kt = Kt - Kt-1 ( 2 )

Kt = k Yt ( 3 )

atau Kt = k Yt ( 4 )

Kt = Kt - Kt-1 = It ( 5 )

Kt = Kt-1 + It ( 6 )

Kt = k Yt-1 + It ( 7 )

Kt = a Yt-1 + It ( 8 )

= k Yt-1 + p Nt + Dt ( 9 )

dimana:

It = Investasi tahun t atau Pembentukan Modal Domestik

Bruto ( PMDB )

Kt = Stok Modal tahun t

Yt = Produk Domestik Bruto ( PDB )

Kt = Perubahan Stok Modal

Yt = Perubahan Produk Domestik Bruto

k = It/Yt = ICOR = a

= Incremental Capital Output Ratio ( ICOR )

1/k = Produktivitas = 1/a

4. SUMBER DATA

Data yang akan dipakai untuk melakukan penaksiran jumlah stok modal di

Indonesia disajikan pada Tabel 1, yaitu data resmi publikasi pemerintah. Tabel ini

memperlihatkan Produk Domestik Bruto selama periode 1969-1994 atas dasar harga

konstan 1993 menurut penggunaannya. Data tersebut juga dipakai dalam pengujian

empiris guna memperkirakan besarnya nilai ICOR, khususnya dalam memperkirakan

ICOR diperlukan sekali data investasi It ( Pembentukan Modal Domestik Bruto ) dan

Produk Domestik Bruto ( Yt ).

5. HASIL PENAKSIRAN STOK MODAL

5.1. Penaksiran ICOR ( Incremental Capital-Output Ratio )

Guna melakukan penaksiran stok modal diperlukan nilai COR (Capital Output

Ratio). Namun nilai COR baru dapat diperoleh kalau kita sudah memiliki angka

mengenai stok modal. Untuk mengatasi ini, maka akan dipakai taksiran ICOR sebagai

gantinya. Cara yang sama juga pernah dipakai untuk kasus negara Philiphina ( Mangahas.

M., 1970 ) dan diterapkan juga untuk negara-negara industri baru Asia dan Jepang

(Chen, Edward K.Y., 1979 ).

Page 16: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

Tabel 1. REALISASI PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTO, TAHUN 1969-1994

( Dalam Milyar Rupiah, Atas Dasar Harga Konstan 1993 )

Konsumsi Investasi Tabungan Luar Negeri P DB^* P DB P NB P ajak P enyu- P NN

Ko ns tan Ko ns tan Tidak s utan

'93=100 '93=100 Lang-

Tahun Rumah P eme- J umlah Mas ya- P eme- J umlah Mas ya- P eme- J umlah Eks po r Impo r Xt-M t P enda- s ung

Tangga rintah rakat rintah rakat rintah pa tan Neto

Netto

1969 44154.9 4409.6 48564.5 2996.7 2987.3 5984 19576.2 683.5 20259.7 20119.6 5843.9 14275.7 1309.1 68824.2 68824.2 70133.3 1616.7 3431 65085.6

1970 44983.5 5154.1 50137.6 4077.7 3881.3 7959 22546.5 1301.4 23847.9 22493 6604.1 15888.9 1242.7 73985.5 73985.5 75228.2 1714.1 3688.4 69825.7

1971 46191.4 5520.5 51711.9 5421.7 4224.1 9645.8 25755.4 1702.6 27458 25424.6 7612.4 17812.2 1033.9 79169.9 79169.9 80203.8 1920.6 3945.8 74337.4

1972 47002.6 5974.2 52976.8 5828.1 5654.7 11482.8 30743.9 2903.2 33647.1 30837.5 8673.2 22164.3 -41.9 86623.9 86623.9 86582 2112 4317 80153

1973 50408 7626.2 58034.2 6998.2 6442.9 13441.1 34743.9 3642.9 38386.8 36574 11628.3 24945.7 -645.6 96421 96421 95775.4 2383.8 4807.6 88584

1974 57331.7 6827.4 64159.1 6700.8 9321.7 16022.5 32472.2 7151.2 39623.4 38971.6 15370.7 23600.9 -2375 103783 103783 101408 2317.9 5174.5 93915.1

1975 60821.2 8899 69720.2 6308.5 12051.7 18360.2 31400.2 7827.6 39227.8 38030.4 17162.8 20867.6 -2373.6 108948 108948 106574 3210.8 4993.8 98369.8

1976 62969.8 9550.8 72520.6 3988.5 15474.4 19462.9 34321.8 9608.4 43930.2 44505.8 20038.5 24467.3 -1040.5 116451 116451 115410 2841.5 5911.5 106657

1977 65355.7 11124 76479.7 8189.1 14370.4 22559.5 41098.4 9233.8 50332.2 48702.4 20929.7 27772.7 -2281.8 126812 126812 124530 5382.4 4124.3 115023

1978 71922.4 13081.7 85004.1 11851.6 14106 25957.6 43181.1 8399.6 51580.7 49201.3 23578.2 25623.1 -3057 136585 136585 133528 3483.6 6833.6 123211

1979 83423.5 14325.7 97749.2 8917.2 18187.6 27104.8 35435.9 11939.3 47375.2 49139.3 28868.9 20270.4 -5086 145124 145124 140038 4120.6 7288.1 128630

1980 101438 12670.5 114108 11465.2 20757.9 32223.1 29825.8 15533.3 45359.1 46369.5 33233.5 13136 -5966 159467 159467 153501 4527.9 7978 140995

1981 115499 17478.4 132977 13737.6 22073.8 35811.4 22195.2 16650.8 38846 45261 42226.4 3034.6 -4629.4 171823 171823 167194 4170.3 8609.9 154413

1982 127303 18917.4 146221 18747.3 21717.3 40464.6 17726.6 15998.8 33725.4 38952.7 45691.9 -6739.2 -7899.2 179946 179946 172047 4542 8803.7 158701

1983 122095 18734.2 140830 20261.5 23368.7 43630.2 28309.9 14213.9 42523.8 41398.9 51326 -9927.1 -6650 174533 183353 176703 4840.5 9172.8 162690

1984 125293 19373.6 144667 19304.1 21700.8 41004.9 36918.9 14123.4 51042.3 44108.1 47471.5 -3363.4 -7852 182308 195709 187857 5260 9790.9 172806

1985 124844 20853.8 145698 21913.6 22048 43961.6 41843.4 13002.7 54846.1 40665.8 49976.8 -9311 -7879.8 180349 200544 192665 6119.8 10033 176512

1986 128827 21433.9 150261 30818.7 17190.2 48008.9 52461 9753.4 62214.4 46852.1 52059.9 -5207.8 -7700.7 193062 212475 204775 7056.4 10629.8 187088

1987 134966 21397.7 156364 33180.4 17462 50642.4 58386.8 7848.1 66234.9 53698.5 53088.2 610.3 -8695.8 207616 222599 213903 9644.8 11136.2 193122

1988 141934 23018 164952 36021.9 20456.7 56478.6 66935.1 4117.3 71052.4 54268.2 43164.1 11104.1 -6792.1 232534 236004 229212 13870.1 11800.1 203542

1989 148783 25432.5 174216 40672.4 23352.5 64024.9 68511 10875.3 79386.3 59937.3 48966.7 10970.6 -7225.6 249211 253602 246376 17695.6 12665.5 216015

1990 162207 26248.9 188456 47978.8 25376.8 73355.6 65336.1 18175.8 83511.9 60207.7 60284.3 -76.6 -8346.7 261735 271968 263621 17869.3 13327.5 232425

1991 176722 28093.7 204816 48634.3 29507.7 78142 68754.2 17300.5 86054.7 72177.1 70428.7 1748.4 -8714.3 284706 290871 282156 17792.3 14552.6 249811

1992 183047 29731.9 212779 49943.8 32057.7 82001.5 78701.1 18179.4 96880.5 82761.4 75052.4 7709 -9832.1 302489 309659 299827 19655.6 15488.3 264683

1993 192958 29756.7 222715 58239.3 28428 86667.3 91237.7 15823 107061 88230.9 78383 9847.9 -12553 319230 329776 317223 21171.1 16488.8 279563

1994 208062 30442.6 238505 70112.5 28476.5 98589 95400.3 20735.8 116136 97002.1 94291 2711.1 -39730 339805 354641 314911 -6894.1 17732 304073

Sumber : Republik Indonesia, Nota Keuangan Dan Rancangan Anggara Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 1988/1989; Bank Indonesia,

Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, beberapa tahun penerbitan; Biro Pusat Statistik, edisi Juli 1995; Biro Pusat Statistik,

Pendapatan Nasional Indonesia ( Tabel-Tabel Pokok ) berbagai tahun penerbitan.

*). T idak Termasuk Perubahan Stok.

Page 17: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

Tabel 2 : AGREGATIF MAKRO EKONOMI INDONESIA, TAHUN 1969-1994

Tahun Indeks Kurs Penduduk Stok Angkatan Pekerja Investasi Modal Pendapatan ICOR Pertum-

Implisit Dollar (Juta) Modal Kerja (Juta) Netto Produktif Disposibel buhan

PDB (juta) Ekonomi

1969 3.95 385 115 0 38.3 34.6 2553 2553.0 63468.9 0 0

1970 4.38 381 118 114085.6 39.8 36.1 4270.6 110397.5 68111.6 1.542 0.075

1971 4.64 418 120 147335.2 41.3 37.6 5700 143387.0 72416.8 1.861 0.070

1972 5.27 414 123 133487.4 42.6 39.4 7265.8 129166.6 78041.0 1.541 0.094

1973 7 418 126 132289.6 44 41.2 8633.5 127481.5 86200.2 1.372 0.113

1974 10.32 432 129 225934.5 45.4 43.2 10848 220756.5 91597.2 2.177 0.076

1975 11.6 421 132 387201.2 46.9 45.2 13366.4 382209.4 95159.0 3.554 0.050

1976 13.28 421 135 302073.4 48.4 47.3 13551.4 296162.5 103815.8 2.594 0.069

1977 15.01 421 138 276069.5 49.4 48.3 18435.2 271948.6 109641.0 2.177 0.089

1978 18.12 634 142 362769.2 50.4 49.4 19124 355936.4 119727.0 2.656 0.077

1979 22.07 632 144 460479.7 51.4 50.5 19816.7 453200.3 124509.1 3.174 0.063

1980 28.5 634 148 358322.8 52.4 51.6 24245.1 350339.6 136467.4 2.247 0.099

1981 31.44 643 151 497942.8 54.5 53.6 27201.5 489337.5 150243.0 2.898 0.077

1982 33.89 692 155 1765992.0 56.7 55.7 31660.9 1717930.8 154159.3 4.981 0.047

1983 42.36 995 158 1079950.9 59 57.8 34457.4 1094340.5 157849.5 12.806 0.019

1984 45.86 1075 161 649558.2 61.4 59.4 31214 639763.6 167546.1 3.319 0.067

1985 48.29 1130 164 1823348.8 63.8 62.5 33928.6 1813314.8 170391.9 9.092 0.025

1986 48.26 1649 167 855000.6 70.2 68.3 37379.1 844369.4 180032.0 4.024 0.059

1987 55.95 1655 171 1113660.3 72.3 70.2 39506.2 1102520.1 183476.9 5.003 0.048

1988 60.21 1737 173 994285.3 74.4 72.1 44678.5 982486.0 189671.7 4.213 0.060

1989 65.92 1805 175 922603.7 76.7 74.1 51359.4 909942.3 198319.6 3.638 0.075

1990 71.92 1905 178 1086240.6 78.9 76.1 60028.1 1072914.1 214555.3 3.994 0.072

1991 78.2 1997 181 1202459.1 81.3 78.2 63589.4 1187905.5 232019.1 4.134 0.070

1992 83.93 2074 185 1351662.0 83.7 80.4 66513.2 1406163.4 245027.5 4.365 0.065

1993 100 2118 188 1420674.1 86.2 82.5 70178.5 1404189.9 258392.2 4.308 0.065

1994 107.78 2205 191 1406150.8 88.8 84.8 80857 1388418.0 310967.2 3.965 0.075

Sumber : Biro Pusat Statistik, Pendapatan Nasional Indonesia ( Tabel-Tabel Pokok ), berbagai tahun penerbitan; Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan, dan Indikator Ekonomi, Edisi Agustus 1995.

Page 18: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

Untuk menaksir nilai ICOR diperlukan angka perubahan dalam output Yt dan

invetasi bruto (It), bahwa ICOR = k = a = It/Yt. Atau juga dapat mencari nilai ICOR

tersebut dengan menggunakan Investasi netto yang diperoleh langsung dengan

mengurangi pembentukan modal domestik bruto atau investasi bruto tersebut dengan

angka penyusutan sebagaimana halnya menurut persamaan (9).

Hasil ICOR selama periode 1969-1994 disajikan pada tabel 2. Tabel 2 ini bukan

saja khusus menyajikan tentang apa yang hendak diteliti sesuai dengan pembatasan,

namun justeru lebih luas daripada itu yang juga menyajikan data yang bersifat kualitatif

yang berhubungan erat dengan penelitian ini dalam konteks yang bersifat nasional.

Terdapat dua cara dalam dalam memperkirakan modal atau stok modal, yaitu bersifat

kualitatif dan kuantitatif ( Cairncross, A.K., 1962 ).

Cara yang bersifat kualitatif dalam menaksir stok modal yaitu mengalikan nilai

ICOR dengan PDB pada periode bersangkutan Kt = kYt sebagaimana persamaan (3),

sedangkan cara yang bersifat kuantitatif yaitu dengan melakukan estimasi dengan OLS-

method ( Mayes, G. David., 1981 ) sebagaimana persamaan (8). Dalam penelitian ini

keduanya dilakukan, dan khusus cara pertama sudah terjawab sebagaimana terdapat pada

tabel 2, sedangkan cara yang kedua diperhitungkan dari hasil estimasi berikut:

Kt = -176852,2 + 5.427728 Yt-1

S(bi): (0.766266)

t(bi): (7.083344)

n = 26, SE = 317198,2

r2 = 0.674435

r = 0.822456

r2 = 0.662953

F = 50.17377

D-W = 1.920113

Table: t0.005 = 2.797

f0.01 (v1, v2) = 7.82

d0.01 (dl, du) = 0.96 - 1.30

Terkecuali tahun 1969 yang merupakan awal pembangunan yang terencana

semenjak ordebaru dan juga awal dari penelitian ini, jelas bahwa nilai ICOR tidak ada.

mulai dari tahun 1970 dan sampai akhir tahun dalam penelitian ini tahun 1994, dimana

nampak kecenderungan bahwasanya nilai ICOR menunjukan kecenderungan meningkat

setiap tahun dalam jangka panjang. Peningkatan yang demikian jelas pula menyatakan

bahwa semakin tidak efisiensinya gerak perekonomian secara nasional.

Page 19: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

19

Nilai ICOR ( tingkat efisiensi marginal ekonomi ) yang meningkat terus hingga

mencapai puncaknya tertinggi tahun 1983 dan pada tahun tersebut Indonesia

mengadakan reformasi ekonomi dalam dunia perbankan berupa kebijaksanaan deregulasi

dan derebiroktisasi yang konon berbagai pengamat ekonomi menyatakan terjadinya resesi

ekonomi di Indonesia sebagai akibat pegaruh resesi ekonomi dunia. Sekitar pelita

pertama Nilai ICOR berada sekitar 1 tetapi tidak sampai dua secara rata-rata. Ini berarti

bahwa tambahan unit modal semakin banyak dibutuhkan untuk meningkatkan 1 unit

tambahan output.

Keadaan ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia

sejak awal tahun 1970 semakin banyak menyerap faktor modal. Selanjutnya hal ini juga

dapat memberikan indikasi akan adanya masalah ekonomi biaya tinggi yang berakibat

menurunya efisiensi pemakaian modal dalam proses pertumbuhan ekonomi.

Meningkatnya nilai ICOR di Indonesia diduga juga ada kaitanya dengan

kebijaksanaan industrialisasi yang dianut Indonesia sejak awal periode pembangunan.

Dalam menumbuhkan sektor Industri, Indonesia telah mengambil kebijaksanaan yang

berorientasi terhadap pasar dalam negeri dengan jalan memberikan proteksi terhadap

industri pengganti impor. Keadaan ini diduga telah menyebabkan harga faktor langka

menjadi relatif lebih murah dibanding faktor berlimpah.

Peningkatan nilai ICOR sangat jelas Sejak tahun 1974 yang merupakan awal

pembangunan lima tahun kedua. Meningkat terus tahun 1975 yang menandai keuntungan

yang diproleh Indonesia sebagai hasil boom minyak yang pertama. Pengaruh boom

minyak yang kedua juga tampak pada peningkatan nilai ICOR tahun 1979. Tahun 1983

merupakan periode setelah resesi yang memperlihatkan nilai ICOR tertinggi. Resesi

ekonomi di Indonesia tahun 1982-1986 telah memperlihatkan kepada kita berbagai

kebijaksanaan yang mungkin ampuh dalam menangulangi perekonomian telah

dicurahkan, namun hingga sekarang distorsi ekonomi yang telah terjadi selama ini susah

untuk melupakan.

Distorsi ekonomi yang paling vokal saja paling tidak masing teringat bahwa tahun

1974 terjadinya KNOP, tahun 1982-1986 terjadi Reformasi kebijaksanaan ekonomi

Indonesia seperti Deregulasi, debiroktisasi dan devaluasi rupiah tahun 1986. Meskipun

banyak distorsi ekonomi yang tidak terkendali oleh pihak pemerintah khususnya sebagai

pengambil keputusan, namun gema akan take-off juga tetap bergema dan sampai

sekarang pun gejolak politik juga semakin tidak menentu atau mungkinkah akan terjadi

pula semacam krisis sosial tentang ketidakpercayaan masyarakat nantinya kepada

pemerintah.

Krisis ekonomi telah nyata terjadi pada beberapa tahun lalu yang ditandai dengan

meningkatnya nilai ICOR, mungkin dapat dijelaskan bahwa keadaan ekonomi

berorientasi pada tingkat yang jauh dibawah kapasitas produksi, yang secara ekonomi

efisien sebagai akibat melemahnya permintaan baik pada pasar dalam negeri maupun

pada pasar ekspor. Kaitan antara modal dengan investasi sangat erat sekali, begitu juga

halnya kaitan antara investasi dengan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.

Page 20: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

20

Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang semakin mantap perlu terlebih

dahulu terjadi kemantapan dalam peningkatan investasi, jelas bahwa investasi yang tinggi

akan mencerminkan pendapatan nasional yang tinggi pula sedangkan investasi yang

dimaksud berasal dari tabungan. Adalah hal yang sudah tidak asing lagi dalam

kebijaksanaan ekonomi bahwa untuk menggakumulasi tabungan yang tinggi melibatkan

kerja keras dalam kegiatan pembangunan bahwa dengan upaya bagaimana tabungan

yang besar dapat terjadi sementara kebutuhan konsumsi tidak bisa dikurangi secara cepat

dan apalagi dengan melakukan pengencangan ikat pinggang.

Dari hal semacam ini jelas pula bahwa tabungan dengan modal dan bahkan

investasi terkait erat dalam kontek yang bersifat nasional sepertihalnya peningkatan

output atau pendapatan nasional. Khususnya untuk tujuan meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali dalam pembiayaan ekonomi membutuhkan

modal yang berasal dari luar negeri, yaitu sepanjang akumulasi modal dalam negeri tidak

mantap.

Tetapi kebutuhan yang semakin besar tanpa terkendalinya perekonomian dengan

baik sementara sumber ekonomi atau faktor produksi yang cukup berlimpah kurang

terkendali sehingga menyebabkan nilai tambah produksi nasional yang semakin

melamban, maka capital inflow yang ternyata semakin menjadi primadona pembiayaan

ekonomi jangka panjang pada hakekatnya juga susah didapatkan oleh karena ekspor

nasional tidak cukup sebagai penjaminnya, dan yang akan terjadi adalah distorsi ekonomi

yang semakin tajam dan bahkan krisis sosial dalam negeri sendiri.

Suatu negara, khususnya negara sedang berkembang dikatakan mantap dalam

melaksanakan kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan dan dalam jangka cukup

panjang sekitar 20 tahun ditandai dengan ICOR sekitar 4 dan tidak boleh lebih. Indonesia

bukan wajah yang baru dalam pembanggunan terencana yang sampai sekarang sudah 26

tahun. Dari hasil perhitungan yang bersifat kuantitatif telah terbukti bahwa ICOR telah

melebihi angka takaran 4 yang diamksud diatas atau dalam taksiran empiris penelitian ini

sebesar 5.427728 rata-rata setiap tahunnya.

Keberadaan penelitian ini kiranya sulit untuk ditolak oleh karena significant pada

tingkat kepercayaan (significant level ) = 1 % ( Ttest > Ttable ), meskipun hubungan

antara independen variable Yt-1 dengan dependent variable Kt tidak menunjukan angka

sangat kuat secara statistik, yang dalam penelitian ini nilai korelasi r = 82,3 % dan

berarti masih ada faktor lain yang juga berpengaruh belum masuk dalam penelitian ini

sekitar 17,7 %.

Namun demikian korelasi sebesar diatas sudah cukup tinggi dan cukup

memberikan kesan atau bukti bahwa penelitian ini telah berada pada tingkat keyakinan

(confidence level ) 1- = 99 % dan boleh dikatakan sudah mantap dengan tingkat

keyakinan yang setinggi itu. Selanjutnya, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa nilai

F = 50,17 ( Ftest > Ftable ) yang tinggi dan bahkan D-W = 1,92 ( masuk ruang Ttable )

Page 21: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

21

yang kesemua ini telah berbarengan sama-sama memperkuat hasil penelitian ini, yaitu

bahwa penelitian yang dilakukan ini adalah sangat significant sekali.

5.2. Taksiran Stoks Modal

Secara kualitatif kiprah perekonomian Indonesia berdasarkan data tahun 1970-

1994 dapat dikelompokan menjadi tiga pembahasan. Dua pembahasan pertama adalah

analisa yang bersifat kualitatif dan pembahasan ketiga adalah analisa yang bersifat

kuantitatif. Terhadap ketiga pembahasan tersebut sama-sama memberikan jawaban yang

kiranya mungkin pula logika, namun ketiga pembahasan tersebut adalah lebih baik

dipilih, atau pembahasan mana yang mempunyai analisa yang paling tajam serta penuh

dengan kelogikaan secara analisis ekonomi yang menyangkut dengan masalah taksiran

stok modal di Indonesia.

Dalam analisa kualitatif dua pembahasan pertama saja sudah terdapat taksiran

yang berbeda dalam stok modal, antara lain stok modal yang dihitung antara memakai

nilai COR dengan ICOR. Tentunya kalau memakai nilai COR yang kaitanya adalah

dengan SOR yang dalam hal ini SOR adalah berperan sebagai APS. Sedangkan apabila

memakai nilai ICOR, kaitannya adalah dengan SOR juga, namun dimaksudkan sebagai

MPS dalam perekonomian (Chenery, H.B and A.M, Strout,. 1966 ).

Kedua pembahasan kualitatif tersebut, jelas terkait erat dengan masalah

perkembangan kiprah ekonomi nasional seperti pertumbuhan ekonomi yang terjadi

selama tahun 1970-1994 dan selain daripada itu pasti pula kaitanya tidak terlepas dengan

laju pendapatan perkapita yang sekaligus berapa besarnya tingkat inflasi yang terjadi

selama periode tersebut rata-rata setiap tahunnya. Pada pembahasan dengan memakai

COR yang selama perode tersebut rata-rata setiap tahun stok modal adalah sebesar Rp

762783,09 milyar dan PDB rata-rata pada waktu yang sama adalah sebesar Rp 185853,3

milyar dan jelas bahwa COR = Kt/Yt = 4.104221.

Pada saat yang sama Tabungan adalah sebesar Rp 57211,35 milyar, sehingga

SOR = St/Yt = 0,307831 dan laju pertumbuhan ekonomi riel r (%) = 0,075004 rata-rata

setiap tahun. Pada waktu yang sama bahwa laju pertumbuhan ekonomi nominal r (%) =

0,224566 rata-rata per tahun, sehingga tingkat inflasi yang terjadi adalah sebesar

0.149563 dan jelas bahwa laju pendapatan perkapita sebesar 0,054489 rata-rata setiap

tahunnya. Untuk periode waktu yang sama, analisa kualitatif perkembangan ekonomi

Indonesia pada pembahasan dengan memakai ICOR, dimana taksiran stok modal adalah

sebesar Rp 710963,21 milyar, yaitu karena pada saat PDB yang sama sebesar tersebut

diatas dimana Investasi bruto sebesar Rp 41880,08 rata-rata per tahun.

Bila dikaitkan dengan tabungan yang sebesar tersebut diatas, jelas bahwa telah

terjadi capital inflow sebesar Rp 15331,27 milyar oleh karena adanya kemampaun sektor

perdagangan luar negeri Indonesia pada waktu itu dan ICOR yang terjadi rata-rata setiap

tahunnya sebesar 3,8254 sedangkan laju pertumbuhan ekonomi riel r (%) = 0,067971

Page 22: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

22

rata-rata per tahun, sehingga MPS yang terjadi adalah sebesar 0,260016 rata-rata per

tahun.

Sebagaimana halnya dengan laju pertumbuhan ekonomi nominal dan juga laju

pertumbuhan peduduk yang sama dengan masing sebesar tersebut diatas, sehingga

tingkat inflasi yang terjadi adalah sebesar 0,156595 rata-rata per tahun dan laju

pendapatan perkapita adalah sebesar 0,04646 rata-rata setiap tahunnya. Dari kedua versi

pembahasan analisa kualitatif diatas, telah diketahui terjadinya semacam selisih

perhitungan dan katakanlah terdapatnya semacam delta baik terhadap stok modal,

tabungan dan pertumbuhan ekonomi riel di Indonesia selama periode bersangkutan.

Menyangkut dengan stok modal, tabungan dan laju pertumbuhan ekonomi riel

tersebut dimana pada pembahasan dengan memakai COR nilai yang terjadi lebih besar

daripada dengan pembahasan dengan memakai ICOR. Hal-hal yang serupa juga terjadi

selisih atau delta tersebut terhadap laju pertumbuhan pendapatan perkapita dan agregatif

ekonomi lainnya. Ternyata memang sudah tidak dapat ditawar lagi bahwa antara modal,

tabungan dan pendapatan mempuyai hubungan yang kuat sekali dalam analisa

perekonomian dan bagaimana pula sekiranya dibandingkan dengan pembahasan analisis

kuantitaif.

Dalam pembahasan yang bersifat kuantitatif yang diteliti untuk tahun 1969-1994

dimana nilai ICOR yang terjadi adalah sebesar 5,427728 rata-rata setiap tahunnya dan

angka ini berasal dari nilai koefisien hasil estimasi jangka pendek. Untuk analisis

kuantitatif jumlah stok modal pada periode bersangkutan diperoleh dengan mengalikan

ICOR yang berasal dari nilai koefisien hasil estimasi rata-rata setiap tahunnya adalah

sebesar 5,427728 dengan PDB tahun sebelumnya thus ditambah nilai konstanta hasil

estimasi ( dalam hal ini berupa investasi otonom ) tersebut.

Kalau saja dibandingkan ketiga pembahasan yang telah dialkukan diatas, ternyata

tidak bisa ditolak agaknya kelogikaan yang paling mantap terjadi pada pembahasan

kuantitatif. Keadaan demikian bisa pula dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi

hingga saat ini dengan merasakan bahwa kiprah ekonomi Indonesia telah mengendor

pada hakekatnya, jelas dalam hal ini pembahasana kuantitatif memberikan jawaban baik

modal, tabungan, laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan bahkan laju kenaikan

pendapatan perkapita telah sama-sama menurun secara serempak. Jelas analisa kuantitatif

untuk penaksiran agregatif ekonomi sebenarnya memerlukan beberapa buah fungsi

regresi yang terkait antara satu dengan lainnya untuk diestimasi secara bersamaan.

6. KESIMPULAN

Dalam penaksiran stok modal telah terjadi beraneka ragam taksiran yang hampir

tidak jauh berbeda antara satu dengan lainnya, khusunya dengan memakai pembahasan

kualitatif dan kuantitatif. Pada pembahasan kualitatif saja telah terjadi selisih perhitungan

yang cukup menjolok dengan memakai COR atau ICOR, dan lebih jauh lagi perbedaan

dan kelogikaan penelitian yang dilakukan tersebut bila dilakukan pula dengan

pembahasan yang bersifat kuantitatif. Untuk ketiga pembahasan tersebut, jelas yang lebih

Page 23: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

23

ampuh dan terpercaya lagipula penuh logika tidak lain adalah dengan melakukan

pembahasan kuantitatif.

Modal, tabungan dan pendapatan nasional mempunyai suatu keterkaitan yang

kuat antara satu dengan lainnya. Untuk itu pula kalau yang ditaksir adalah stok modal,

maka tabungan dan pendapatan nasional secara tidak disadari harus ikut ambil bagian

dalam pembahasan ekonomi serta dengan segenap keterkaitan pendapatan tersebut

dengan agregatif ekonomi lainnya.

Pada hakekatnya Penaksiran stok modal menimbulkan masalah yang rumit baik

dalam prinsip maupun dalam prakteknya. Masalah ini muncul karena bermacam jenis

produk fisik berbeda yang sulit dibandingkan satu dengan lain. Karena itu pula gambaran

kuantitatif dari kekayaan modal pada umumnya diperoleh dengan memakai nilai uang

dari kekayaan riil. Selama periode ini stok modal telah mengalami pertumbuhan sebesar

22,65 % rata-rata per tahun. Oleh karena laju pertumbuhan penduduk selama periode

1970-1994 adalah 2,05 % rata-rata setiap tahun, maka berarti selama periode yang sama

telah terjadi apa yang disebut dengan "Capital deepening".

Nampaknya sudah tidak dapat ditawar lagi dalam penaksiran stok modal harus

melibatkan beberapa analisis kuantitatif dengan segenap keterkaitannya dalam kontek

ekonomi nasional yang bersifat agregatif. Karena data stok modal tidak pernah

disediakan oleh pihak-pihak pemerintah maupun badan lainya yang berkepentingan

secara nasional, maka penaksiran modal bisa dilakukan secara personel oleh para peneliti

asal saja pembahasan data makro ekonomi yang diteliti adalah akurat dan bahkan lebih

daripada itu peneliti harus menyusun data secara seksama yang dalam artiannya tidak

ceroboh dalam berhitung, sehingga penaksiran dari data yang akurat untuk diteliti dan

ditambah telitinya sang peneliti dalam melakukan perhitungan maka analisis kualitatif

dan kuantitatif yang selama ini bisa membingungkan membuahkan hasil teliti yang akurat

dan mantap.

DAFTAR BACAAN

Adelman, Irma, Theories of Economic Growth and Development, ( California: Stanford

University Press, 1961 ).

Cairneross, A.K., Faktor in Economic Development, ( London: George Allen & Unwing,

1962).

Chenery, H.B., and A.M. Stout, "Foreign Asistence and Economic Development",

American Economic Riview, (64: 4, September 1966).

Chen, Edward K.Y., Hyper-Growth in Asia Economies, ( New York Holmes & Meier,

1979).

Mangahas, M., "Foreign Asistence in Models for the Philippines Economy", The

Philippines Economic Jurnal, ( 9 : 2, Second Sementer 1970, 209-230 ).

Mayes, G. David, Applications of Econometrics, ( New Jersey : Prentice Hall 1981 ).

Page 24: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

24

LAMPIRAN 1: HASIL ESTIMASI FUNGSI REGRESI ( REGRESSION FUNCTION )

Judul Karya : PERKIRAAN PEMBENTUKAN

MODAL DI INDONESIA

Fungsi regresi : Kt = f ( Yt-1 , Ui )

Bentuk Fungsi : Kt = K + k Yt-1

Hasil Estimasi : Regression Output:

Constant -176852

Std Err of Y Est 317198.3

R Squared 0.676436

No. of Observations 26

Degrees of Freedom 24

X Coefficient(s) 5.427728

Std Err of Coef. 0.766266

T-test (DF = 24) 7.083345

Bentuk Transformasi : Kt = -176852.2 + 5.427728 Yt-1

S(bi): (0.766266)

t(bi): (7.083344)

n = 26, SE = 317198.3

r2

= 0.676436

r = 0.822457

r 2 = 0.662954

F = 50.17377

D-W = 1.933066

Test Table: t0.005 = 2.797

f0.01 (v1, v2) = 7.82

d0.01 (dl, du) = 0.96 , 1.30

Sumber: Diolah oleh penulis dari Tabel 1 dan 2

Page 25: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

25

Lampiran 1 (Lanjutan) : Cara Mencari Pengujian Statistik Durbin-Watson

Untuk Fungsi : Kt = -176852.2 + 5.427728 Yt-1

Durbin-Watson

Observed Calculated Residual (Observ)2

(Calcu)2

(Residual)2(et - et-1)

2

Tahun Kt Yt Yt-1

1969 0 68824.2 0 -176852.2 176852.2 0 3.13E+10 3.13E+10 3.13E+10

1970 114085.6 73985.5 68824.2 196706.8 -82621.2 1.30E+10 3.87E+10 6.83E+09 6.73E+10

1971 147335.2 79169.9 73985.5 224721.0 -77385.8 2.17E+10 5.05E+10 5.99E+09 2.74E+07

1972 133487.4 86623.9 79169.9 252860.5 -119373.1 1.78E+10 6.39E+10 1.42E+10 1.76E+09

1973 132289.6 96421.0 86623.9 293318.8 -161029.2 1.75E+10 8.60E+10 2.59E+10 1.74E+09

1974 225934.5 103782.5 96421.0 346494.8 -120560.3 5.10E+10 1.20E+11 1.45E+10 1.64E+09

1975 387201.2 108948.0 103782.5 386451.0 750.2 1.50E+11 1.49E+11 5.63E+05 1.47E+10

1976 302073.4 116450.8 108948.0 414487.9 -112414.5 9.12E+10 1.72E+11 1.26E+10 1.28E+10

1977 276069.5 126811.9 116450.8 455211.1 -179141.6 7.62E+10 2.07E+11 3.21E+10 4.45E+09

1978 362769.2 136584.8 126811.9 511448.3 -148679.1 1.32E+11 2.62E+11 2.21E+10 9.28E+08

1979 460479.7 145124.4 136584.8 564492.9 -104013.2 2.12E+11 3.19E+11 1.08E+10 2.00E+09

1980 358322.8 159467.2 145124.4 610843.6 -252520.8 1.28E+11 3.73E+11 6.38E+10 2.21E+10

1981 497942.8 171822.9 159467.2 688692.4 -190749.6 2.48E+11 4.74E+11 3.64E+10 3.82E+09

1982 1765992.0 179946.2 171822.9 755755.8 1010236.2 3.12E+12 5.71E+11 1.02E+12 1.44E+12

1983 1079950.9 183353.3 179946.2 799846.8 280104.1 1.17E+12 6.40E+11 7.85E+10 5.33E+11

1984 649558.2 195709.0 183353.3 818339.6 -168781.4 4.22E+11 6.70E+11 2.85E+10 2.01E+11

1985 1823348.8 200544.3 195709.0 885403.0 937945.8 3.32E+12 7.84E+11 8.80E+11 1.22E+12

1986 855000.6 212475.3 200544.3 911647.7 -56647.1 7.31E+11 8.31E+11 3.21E+09 9.89E+11

1987 1113660.3 222598.5 212475.3 976405.9 137254.4 1.24E+12 9.53E+11 1.88E+10 3.76E+10

1988 994285.3 236004.1 222598.5 1031351.9 -37066.6 9.89E+11 1.06E+12 1.37E+09 3.04E+10

1989 922603.7 253601.9 236004.1 1104113.9 -181510.2 8.51E+11 1.22E+12 3.29E+10 2.09E+10

1990 1086240.6 271968.1 253601.9 1199629.9 -113389.3 1.18E+12 1.44E+12 1.29E+10 4.64E+09

1991 1202459.1 290870.6 271968.1 1299316.7 -96857.6 1.45E+12 1.69E+12 9.38E+09 2.73E+08

1992 1351662.0 309659.1 290870.6 1401914.3 -50252.3 1.83E+12 1.97E+12 2.53E+09 2.17E+09

1993 1420674.1 329775.8 309659.1 1503893.2 -83219.1 2.02E+12 2.26E+12 6.93E+09 1.09E+09

1994 1406150.8 354640.8 329775.8 1613081.1 -206930.3 1.98E+12 2.60E+12 4.28E+10 1.53E+10

Total: 19069577.3 4715164.0 4360523.2 19069576.7 0.6 2.14E+13 1.90E+13 2.41E+12 4.67E+12

Rata-rata: 733445.3 181352.5 167712.4 733445.3 0.0 8.25E+11 7.32E+11 9.29E+10 1.80E+11

Regression Analysis

Sum of Squares: Total = Regression + Residual R-test F-test D-W T-test

Total = Explained + Residual 0.676436

0.822457 50.173775 1.933066 7.083345

0.662954

Sumber: Diolah oleh penulis dari Tabel 1 dan 2

------+++++------

Page 26: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

26

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 27: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

27

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994

007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth 013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen

019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 28: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

28

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 29: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

29

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi

Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun

081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 30: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

30

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 31: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

31

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 32: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

32

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 33: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

33

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 34: PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIAlp3et.org/uploads/1/2/1/4/121481330/007_05_pekiraan_pembentuka… · PERKIRAAN PEMBENTUKAN MODAL DI INDONESIA Oleh AMRIZAL ... Taksiran Stoks

34

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------