perkembangan regulasi terbaru mengenai industri pulp dan ... nasional... · peraturan menteri...
TRANSCRIPT
Perkembangan Regulasi Terbaru Mengenai Industri Pulp dan Kertas termasuk Sertifikasi dan Pemasaran Hasil
Hutan Serta Potensi Bisnis Hasil Hutan Lestari
Direktur Jenderal Industri Agro
Jakarta, 27 Februari 2018
2014:
39%
(Rp 554 Triliun)
2016:
37%
(Rp 548 Triliun)
Jan-Des* 2017:
40%
(Rp 667 Triliun)
2014:
63% (Rp 351,38 Triliun)
2016:
64% (Rp 349,66 Triliun)
Jan-Des* 2017:
64% (Rp 424,54 Triliun)
Industri Makanan
INDUSTRI AGRO
2014:
12% (Rp 65,96 Triliun)
2016:
12% (Rp 67,43 Triliun)
Jan-Des* 2017:
13% (Rp 84,67 Triliun)
Industri Kertas dan Barang dari Kertas
2014:
10% (Rp 54,58 Triliun)
2016:
8% (Rp 43,15 Triliun)
Jan-Des* 2017:
10% (Rp 66,38 Triliun)
Industri Karet Remah
A. NILAI EKSPOR INDUSTRI AGRO TERHADAP TOTAL INDUSTRI PENGOLAHAN
Industri Agro merupakan primadona ekspor industri pengolahan. Periode Jan-Des 2017, Kontribusi nilai ekspor Industri Agro sebesar
40% terhadap total ekspor industri pengolahan. Periode yang sama Industri makanan berkontribusi 64% dari Total Ekspor Industri Agro;
Industri Kertas dan Barang dari Kertas (13%) dan Industri Karet Remah (10%).
1 Pulp industry : Stop
Operation
1 Pulp industry
6 paper industries
Pulp : 1
Recovered Paper : 5
Mix : 2
2 Integrated HTI Industries
2 paper industry : Pulp
1 Integrated non HTI
Industries
(Stop operation)
1 integrated
HTI Industries
: Pulp
1 pulp industry
1 Integrated HTI
Industries : Pulp
1 paper industry :
Recovered Paper
1 Integrated non HTI Industries
19paper industries
Pulp : 4
Mix : 1, Recovered Paper : 12,
Stop Operation : 2
1 paper industry
Recovered Paper 17 paper industries
pulp : 2
Mix : 1
Recovered Paper : 9
Stop operation : 5
6 paper industries
Mix : 1, Recovered Paper : 4
Stop operation : 1
2 Integrated non HTI Industries :
Recovered Paper, Stop Operation: 1
22 paper industries
Pulp : 1, Mix : 8, Recovered Paper : 12,
Stop Operation : 2
B. Peta Sebaran Industri Pulp dan Kertas Indonesia
C. Perkembangan Komoditi Ekspor Industri Kertas dan Barang dari Kertas (US$ Juta)
KOMODITI TAHUN
2015 2016 2017 Pertumbuhan
2016 (%) Pertumbuhan
2017 (%)
BUBUR KERTAS (PULP) 1.726,71
1.561,50 2.378,02 (9,57) 52,29
KERTAS LAINNYA 1.819,58
1.819,58 2.072,55 (0,00) 13,90
KERTAS TISSUE 659,43
727,62 767,94 10,34 5,54
KERTAS KHUSUS 484,38
392,75 349,73 (18,92) (10,95)
BARANG DARI KERTAS DAN PAPAN KERTAS LAINNYA
303,74
289,22 319,22 (4,78) 10,37
KERTAS DAN PAPAN KERTAS BERGELOMBANG
189,76
79,61 270,30 (58,05) 239,54
KEMASAN DAN KOTAK DARI KERTAS DAN KARTON
128,30
127,21 114,62 (0,85) (9,90)
KERTAS BUDAYA 71,95
70,02 54,13 (2,68) (22,70)
TOTAL KERTAS 5.383,85
5.067,51 6.326,51 (5,88) 24,84
BPS dioleh Ditjen Ind. A
Keterangan : Positif Negatif
D. 8 Komoditi Ekspor Kertas dan Barang dari Kertas 2017
(US$ juta)
BPS dioleh Ditjen Ind. Agro
54.13
114.62
270.30
319.22
349.73
767.94
2,072.55
2,378.02
KERTAS BUDAYA
KEMASAN DAN KOTAK DARI KERTAS DAN KARTON
KERTAS DAN PAPAN KERTAS BERGELOMBANG
BARANG DARI KERTAS DAN PAPAN KERTAS LAINNYA
KERTAS KHUSUS
KERTAS TISSUE
KERTAS LAINNYA
BUBUR KERTAS (PULP)
E. POHON INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Pulp
Waste Paper
Serat Alami Non Kayu – Limbah Hasil
Pertanian
Kayu Bulat – Limbah Perkebunan
Kayu Bulat
Kayu Bulat Impor
Diluar Kawasan Hutan :
Kawasan Hutan :
Chip Flake
Serat Panjang
Serat Pendek
Rayon Benang Tekstil Garment
Kertas
Penerbitan, percetakan, karton box, kemasan, filter
paper, dll
Kertas Koran
(newsprint)
Kertas Tulis Cetak
(writing paper
Kertas Berharga (specialty
paper)
Kertas Budaya
Kertas Sembahyang (joss paper)
Kertas Tissue
Kertas Sigaret
Kertas Industri
Kertas Tissue
Kraft Liner
Corrugated / medium
Kertas Bungkus
(wrapping)
Karton/ cardboard
Kertas kantong semen
(sack kraft)
Keterangan : Sudah diproduksi di
dalam negeri
Project
Belum diproduksi di dalam negeri
• Kapasitas izin produksi pulp tahun 2016 sebesar 8.249.000 ton/tahun dan jika dikalikan faktor konversi sebesar 4.17 m3/ton, maka kebutuhan bahan baku pulp adalah sebesar 34.398.330 m3/tahun.
• Berdasarkan data Ditjen PHPL KLHK 2017, alokasi luas hutan tanaman industri yang tersedia sekitar 10,79 juta ha dan realisasi pembangunan HTI Pulp saat ini sekitar 3,8 juta ha.
• Untuk luasan 1 Ha HTI kira-kira membutuhkan investasi sebesar 1000 USD. Luasan bersih HTI IPK sekitar 100.000 Ha sehingga total investasi sekitar 100 Juta USD.
• Sedangkan kebutuhan kertas bekas diperkirakan meningkat sebesar 5% per tahun. Dengan perkiraan rendemen sebesar 83% dan utilitas mesin 70%, maka pada tahun 2016 membutuhkan bahan baku kertas bekas sebanyak 6,5 juta ton.
• Pada tahun 2017, total kebutuhan garam industri pulp dan kertas sebesar 750 Ton.
F. Kebutuhan Bahan Baku Industri Pulp dan Kertas
UU No. 3 Tahun 2014
RIPIN
KIN
Pembinaan Pengaturan
Pengembangan
Peraturan dan Perundang-undangan Terkait meliputi: UU No. 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERMENDAG PERMENLHK Dll.
Sinergi dan Kolaborasi dengan pemangku kepentingan: Kementerian LH dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Perdagangan Kementerian Keuangan Kementerian PUPR BAPPENAS Perbankan Pemerintah Daerah Asosiasi Industri dll. Industri Hasil Hutan dan
Perkebunan Yang Berdaya Saing
KERANGKA PIKIR
RPJM
A. Kerangka Pikir Pengembangan Industri
Skema Pembangunan Industri Menurut UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Pembangunan Sumber Daya Industri
• Pembangunan SDM
• Pemanfaatan SDA
• Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri
• Pengembangan & Pemanfaatan Kreativitas & Inovasi
• Penyediaan Sumber Pembiayaan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
• Standardisasi Industri
• Infrastruktur Industri
• Sistem Informasi Industri Nasional
• Perwilayahan Industri
Pemberdayaan Industri
• IKM
• Industri Hijau
• Industri Strategis
• P3DN
• Kerja Sama Internasional di Bidang Industri
• Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
• Kebijakan Industri Nasional
• Rencana Kerja Pembangunan Industri
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju
untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Instrumen Pendukung
• Perizinan
• Penanaman Modal Bidang Industri
• Fasilitas Industri
Instrumen Pendukung
• Komite Industri Nasional
• Peran Serta Masyarakat
• Pengawasan dan Pengendalian,
• Sanksi
Tindakan Pengamanan dan Penyelamatan Industri
• Tindakan Pengamanan Industri
• Tindakan Penyelamatan Industri
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang
Perindustrian
KERANGKA PIKIR.......LANJUTAN
ENVIRONMENT
R & D - Penguatan Balai Industri - Pemanfaatan hasil riset industri
(termasuk dari lembaga-lembaga R&D terkait dan Perguruan Tinggi)
- Pengamanan HKI riset industri
FTAs
- AEC - RCEP - IJEPA - Dll
INFRASTRUKTUR - Jalan - Kawasan Industri - Pelabuhan - listrik - Energi - telekomunikasi - Air - Dll
IKLIM USAHA - Perizinan - Perpajakan - Bunga bank - Retribusi - Pertanahan - Harmonisasi Tarif - Dll
INPUT
PROSES PRODUKSI & PRODUK
OUTPUT
• Kemudahan akses ke bahan baku
• Kecukupam persediaan Bahan Baku
• Kontinuitas suplai • Spesifikasi bahan baku • Harga
• Efisiensi • Nilai Tambah • Compliance
terhadap standar
• Pengembangan produk baru
• Inovasi desain • dll
PROSES PRODUKSI PRODUK
• Penguatan SDM Industri
• Sistem produksi
• SNI • SKKNI • GMP • ISO 9001 • dll
• Pilot project • FS dan DED • dll
• Strategi Bisnis • Strategi promosi • Optimalisasi pasar
Dalam Negeri • Akses pasar ekspor
KERANGKA PIKIR.......LANJUTAN
B. Regulasi Terkait Industri Pulp dan Kertas
Regulasi Bahan Baku Bahan baku industri pulp berasal dari chip impor atau jaminan bahan baku dari Hutan Tanman
Industri yang sudah beroperasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan serta Penataan Hutan beserta peraturan pelaksanaannya. (Sebagaimana diatur pada Perpres 44 Tahun 2016 tentang Daftar Negatif Investasi)
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.30/MenLHK/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak
Regulasi Proses Produksi Ramah Lingkungan Tidak boleh menggunakan proses sulfit dan/atau pemutihan dengan chlorine
B. Regulasi Terkait Industri Pulp dan Kertas ...... lanjutan
Regulasi ekspor Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 84 Tahun 2016 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan: ekspor produk furnitur kayu wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal (sistem SVLK)
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 42 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Rekomendasi Ekspor Pulp Dan/Atau Kertas Berbahan Baku Kertas Bekas Dan/Atau Bukan Kayu.
Regulasi impor Peraturan Menteri Perdagangan No.97 Tahun 2015 Tentang Ketentuan Impor Produk Kehutanan:
impor produk kayu (bahan baku kayu, sampel furnitur kayu) harus dilengkapi dengan dokumen rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 Tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun --> Impor Kertas Bekas
1. Inefisiensi Bahan Baku
2. Produktivitas SDM
Tenaga kerja yang kurang terampil
3. Produktivitas Mesin & Peralatan
Mesin & Peralatan yang “obsolet”
(usang/tertinggal)
4. Inovasi Design
4. PETA PERMASALAHAN PEMBANGUNAN INDUSTRI HASIL HUTAN
1. Ketersediaan
Jumlah
Spesifikasi/Jenis
2. Kontinuitas
3. Harga
4. Aturan yang Menghambat:
Potensial loss
Gambut (PP No. 71/2014 yang
direvisi dengan PP No. 57/2016)
Pembatasan luasan Izin
(Permenhut No. P.8/MENHUT-II-
2014)
Kebakaran hutan
Biaya:
Impor kertas bekas (Permendag
No. 31 th 2016: Ketentuan impor
limbah non B3)
Penetapan harga gas bumi
•Bahan Baku
•(Perspektif Pengguna)
•Produksi •Pemasaran
1. Persaingan Global yang Semakin
Ketat
Hambatan Tarif (Bea masuk) di
negara tujuan ekspor
Hambatan Non Tarif (Anti Dumping)
Isu Lingkungan : Kampanye negatif
(u/ Pulp & Kertas)
•Lainnya
1.High cost economy 2.Sentra produksi yang menyebar 3.Ketergantungan bahan baku
penolong 4.Mayoritas industri skala kecil –
menengah 5.Upah yang cukup tinggi
RENCANA AKSI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Ketersediaan &
Kontinuitas
Bahan Baku
PULP &
KERTAS
Distorsi &
inkonsistensi
regulasi
Harmonisasi regulasi di
pusat dan di daerah
Harmoniasi & review
peninjauan peraturan yang
menghambat pasokan
bahan baku di pusat dan di
daerah
Perambahan &
Kebakaran
hutan
Penanganan
Perambahan &
Pencegahan potensi
kebakaran hutan
Penyusunan regulasi
penanganan kebakaran
hutan
1.Penyusunan regulasi
sistem pengumpulan
kertas bekas
2.R & D bahan baku non
kayu (abaca, bamboo,
tandan kosong kelapa
sawit dalam skala lab &
pilot project
Belum
optimalnya
pemanfaatan
bahan baku
alternatif
1.Optimalisasi
pemanfaatan kertas
bekas
2.Optimalisasi
pemanfaatan bahan
baku non kayu
MASALAH
UTAMA AKAR
MASALAH
ALTERNATIF
STRATEGI RENCANA AKSI 2017-
2019 INDUSTRI
RENCANA AKSI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Rendahnya
Produktivitas
Mesin/
Peralatan
PULP &
KERTAS 1.Pemetaan kondisi
mesin/peralatan
2.Insentif investasi
peremajaan
mesin/peralatan melalui:
a. Potongan harga
b.Subsidi bunga
c.Bantuan
mesin/peralatan
d.Insentif pajak
3. R & D perekayasaan
mesin/peralatan
Banyak mesin/
peralatan yang
digunakan
sudah obsolet
(usang/
tertinggal)
Restrukturisasi
mesin/peralatan yang
sudah obsolet
MASALAH
UTAMA AKAR
MASALAH ALTERNATIF STRATEGI RENCANA AKSI 2017-2019 INDUSTRI
RENCANA AKSI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Rendahnya
Produktivitas
SDM
Program pembinaan
SDM yang terstruktur
dan massif sesuai
kebutuhan
1.Penyediaan SDM terampil
2.Pelatihan dan pembinaan
SDM yang terstruktur,
terprogram & masiff PULP &
KERTAS
Belum
optimalnya
pelatihan dan
pembinaan
SDM
Terbatasnya
fasilitas
penunjang
1.Penyediaan fasilitas
penunjang (pusat-pusat
pelatihan)
2.Pembentukan pendidikan
kejuruan/vokasi
Fasilitasi fasilitas
penunjang program
pembinaan SDM
MASALAH
UTAMA AKAR
MASALAH
ALTERNATIF
STRATEGI RENCANA AKSI 2017-2019 INDUSTRI
RENCANA AKSI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
1.Mewujudkan
industri yang
ramah
lingkungan
2.Sinergitas peran
antar stakeholder
1.Peningkatan promosi produk
bersertifikasi ramah lingkungan
2.Program konservasi karbon &
efisiensi energi
3.Pemberian insentif bagi industri
yang ramah lingkungan
4.Penguatan diplomasi &
kerjasama B to B dan G to G
5.Counter isu melalui hasil riset
PULP &
KERTAS
Persaingan
global yang
semakin
ketat
1.Isu lingkungan
semakin berat
2.TBT
3.Anti Dumping
4.Kampanye
negatif
MASALAH
UTAMA AKAR MASALAH
ALTERNATIF
STRATEGI RENCANA AKSI 2017-2019 INDUSTRI
RENCANA AKSI INDUSTRI PULP DAN KERTAS
High cost
economy
1.Peningkatan
efisiensi birokrasi
2.Penegakan hukum
1.Penyederhanaan sistem &
jumlah perizinan
2.Pemberantasan pungutan-
pungutan liar
PULP &
KERTAS
1.Inefisiensi
birokrasi
2.Pungutan
liar
MASALAH
UTAMA AKAR
MASALAH ALTERNATIF
STRATEGI RENCANA AKSI 2017-2019 INDUSTRI
Indonesia masih memiliki peluang untuk mengembangkan industri pulp dan kertas, karena didukung oleh : terbukanya peluang pasar baik di DN maupun di dunia dan adanya keunggulan komparatif, spt : masih adanya areal lahan/hutan yg cukup luas sbg sumber bhn baku kayu, iklim tropis yang memungkinkan tanaman dpt tumbuh lebih cepat, tersedianya bhn baku alternatif, telah dikuasainya teknologi proses, tersedianya SDM yang cukup banyak dengan upah yang kompetitif serta jaminan pasokan bahan baku yang legal bersumber dari hutan yang dikelola secara lestari.
Sertifikasi bahan baku seperti SVLK sebagai upaya perbaikan tata kelola kehutanan perlu didukung oleh para pihak terkait sehingga tidak menjadi beban bagi pelaku usaha namun menjadi investasi perbaikan manajemen industri pulp dan kertas.
Para pemangku kepentingan perlu menyadari bahwa industri hilir hasil hutan merupakan salah satu bidang usaha di Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif/kompetitif di tengah sengitnya persaingan usaha di era globalisasi yang semakin ketat. Diharapkan dengan diterimanya skema SVLK dan Dokumen V-Legal sebagai dokumen eksportasi produk kayu di negara tujuan ekspor khususnya di Uni Eropa yang dikenal berstandar tinggi, kita dapat meningkatkan akses pasar yang pada gilirannya akan meningkatkan ekspor produk kayu Indonesia.
Oleh karena itu dalam perundingan perlu dipastikan Pemerintah negara tujuan ekspor dapat menjamin SVLK diterima oleh negara dan importirnya tanpa mempersyaratkan sertifikasi lainnya.