perkembangan perilaku keberagamaan pada anak...

117
PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR PESERTA DAARUL TAKMILIYAH ALIYAH QUTHRUNNADA Skripsi Disusun untuk memperoleh gelar S.Ag (Sarjana Agama) Oleh: Windi Wulandari 1113032100042 JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

Upload: dohanh

Post on 10-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA

ANAK USIA SEKOLAH DASAR PESERTA DAARUL

TAKMILIYAH ALIYAH QUTHRUNNADA

Skripsi

Disusun untuk memperoleh gelar S.Ag (Sarjana Agama)

Oleh:

Windi Wulandari

1113032100042

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

i

Page 3: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

ii

Page 4: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

iii

Page 5: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

iv

ABSTRAK

Windi Wulandari

Judul Skripsi: “Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia

Sekolah Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada”

Daarul Takmiliyah Aliyah (DTA) Quthrunnada adalah salah satu lembaga

yang bergerak dibidang keagamaan. Yakni menanamkan nilai-nilai keagamaan

kepada anak-anak baik usia prasekolah maupun usia pasca sekolah. Terlebih

mengingat kebanyakan orang tua di daerah kampung Batukembar tempat penulis

melakukan penelitian, ayah dan ibu sama-sama sibuk bekerja untuk memenuhi

kebetuhan hidup mereka. Oleh karena itu banyak anak-anak yang kurang

mendapat perhatian dalam hal masalah keagamaan.

Selanjutnya penelitian ini berusaha lebih jauh mencermati Daarul

Takmiliyah Aliyah dalam memberikan pemahaman, pengalaman serta

pengamalan agama terhadap pribadi seorang anak. Selain itu, Daarul Takmiliyah

Aliyah juga mengajarkan anak baca tulis, serta memberikan pelajaran mengenai

kehidupan sosial bagi anak.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menjadikan DTA di

kampung Batukembar 05/07 sebagai objek penelitian. Yang bertujuan untuk

mendapatkan data kualitatif tentang peran DTA terhadap perkembangan

keberagamaan anak. Pengumpulan data ini dilakukan dengan studi dokumen,

observasi interview serta quesioner.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa DTA juga memiliki peran yang

sangat penting dalam perkembangan keberagamaan pada seorang anak. DTA

menjadi agen kedua yang mensosialisasikan nilai-nilai keagamaan pada anak.

Karena DTA tidak hanya sebagai lembaga yang mengajarkan pengetahuan agama

dan melatih keterampilan anak dalam melaksanakan ibadah melainkan sebagai

suatu lembaga yang memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian anak.

Kata Kunci: Keberagamaan, Daarul Takmiliyah Aliyah, Anak Sekolah Dasar.

Page 6: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hanya ucapan syukur yang dapat terucap atas segala nikmat

yang telah Allah limpahkan kepada makhluk-Nya. Tak lupa salam serta sholawat

semoga tercurah limpahkan kepada manusia yang berpengetahuan luas serta

berakhlakul karimah yakni nabi Muhammad S.A.W yang telah berjuang

menuntun umatnya dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Inilah akhir dari perkuliahan kami. Meninggalkan segala mata kuliah di

semester tujuh yang kemudian dihadapkan dengan tugas akhir di semester delapan

untuk membuat sebuah karya tulis. Skripsi, merupakan gerbang akhir bagi semua

mahasiswa untuk mencapai kelulusan. Namun, untuk mencapai kelulusan ini

diperlukan persiapan, perjuangan serta doa untuk menyelesaikannya.

Oleh karena itu, puji syukur penulis panjatkan kepada Illahi Rabbi yang

telah memberikan kesempatan, kemudahan, kelancaran serta limpahan kasih dan

sayang-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir ini, sehingga skripsi yang berjudul

“Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar

Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada” ini dapat terselesaikan.

Selain itu tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu baik secara langsung

maupun tidak dalam penulisan skripsi ini, pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. M. Ridwan Lubis selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah bersedia memberikan ilmunya, meluangkan waktu dan tenaganya,

yang tidak pernah bosan membimbing penulis dalam waktu yang cukup

lama, dan memberi semangat kepada penulis untuk bisa cepat dan tidak

mengulur-ngulur waktu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 7: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

vi

2. Bapak Dr. Media Zainul Bahri, M.A, selaku Ketua Jurusan Studi Agama-

Agama dan ibu Dr. Halimah Mahmudy M.A, selaku Sekretaris Jurusan

Studi Agama-Agama yang telah banyak membantu penulis dalam hal

birokrasi administrasi juga pelayanan yang baik selama proses penyelesaian

skripsi ini.

3. Bapak M. Nuh Hasan selaku dosen penasehat akademik yang sudah

bersedia menyetujui tema yang penulis angkat tanpa memerlukan waktu

yang lama, sehingga memudahkan penulis kepada tahap-tahap berikutnya.

4. Seluruh staf dosen di Fakultas Ushuluddin, khususnya Jurusan Studi-Studi

Agama terutama ibu Siti Nadroh, M.A yang sudah bersedia meluangkan

waktunya untuk menguji proposal skripsi penulis.

5. Bapak Ismatu Ropi, Ph.D, yang sudah memberikan masukan untuk tema

skripsi pertama kali yang penulis angkat. Serta bapak dan ibu dosen Studi

Agama-Agama yang sudah bersedia membagi ilmunya kepada penulis.

6. Seluruh staf karyawan di Fakultas Ushuluddin, khususnya Jurusan Studi-

Studi Agama, terutama Pak Toto yang dari awal menjadi „pintu

penghubung‟ penulis dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah. Begitu juga

seluruh staf karyawan di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

menyediakan fasilitas dalam rangka penulisan skripsi ini.

7. Keluargaku yang tercinta, mamah Quraesin yang telah menjadikan penulis

seperti sekarang ini, yang tak kenal lelah merawat, yang memberikan

perhatian dengan penuh kasih sayang, penyemangat utama untuk meraih

Page 8: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

vii

keberhasilan, tak pernah berhenti untuk mendoakan penulis disetiap

sujudnya serta selalu ada dalam suka dan duka.

8. Ayah Ujang Toni yang sudah siap di waktu senja dan petang untuk

mengantar dan menjemput penulis menggapai keberhasilan. Suamiku,

Maulana Akbar yang sudah bersedia meluangkan waktu, tenaga, serta

hartanya untuk kebutuhan perkulihan penulis. Juga tak henti-hentinya

memberikan semangat kepada penulis untuk mencapai keberhasilan. Kedua

adikku Riyadusholihin dan Ikrima Sahida Qurrata A‟yun, semoga kalian

tetap semangat dalam belajar agar kelak menjadi kebanggaan bagi keluarga,

agama dan bangsa. Tak lupa untuk putriku tersayang Almeera Kaleela

Maudina yang sudah bersedia menemani „bunda‟ dari awal penulisan tugas

akhir ini sejak dalam kandungan sampai saat ini, juga sudah rela harus

ditinggalkan saat tugas Kuliah Kerja Nyata dan saat pulang pergi ke kampus

untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Ade Mulyana „mamang‟ yang menjadi inspirasi penulis untuk mengikuti

jejaknya mengenyam pendidikan ditingkat perguruan tinggi juga yang telah

banyak membantu penulis baik dalam hal tenaga maupun harta.

10. Karin, Cindy dan Rizva Anggi Rizwati sepupu penulis yang telah menemani

dan membantu penulis ketika melakukan wawancara.

11. Ibu Nanih dan bapak Ridwan selaku narasumber yang bersedia menerima

kehadiran penulis juga memberikan informasi kepada penulis.

12. Seluruh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah (DTA) Quthrunnada dan para

wali DTA Quthrunnada yang sudah ikut berpartisipasi dalam penulisan ini.

Page 9: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

viii

13. Tak lupa teman-teman seperjuangan Studi Agama-Agama A dan B juga

teman-teman organisasi IMM, Irmafa, dan LTTQ Fathullah tetap semangat

dalam meraih keberhasilan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang penulis

cantumkan di atas, semoga segala bentuk kebaikan yang diberikan dapat menjadi

penambah beratnya timbangan amal kebaikan di akhirat kelak. Terakhir, penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak

kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, penulis

memohon maaf sekaligus membuka diri untuk kritik dan saran demi

kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Jakarta, 06 September 2017

Penulis

Page 10: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................... i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAN......................................................................... iii

ABSTRAK.................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................... v

DAFTAR ISI.............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 7

C. Tujuan & Manfaat Penelitian..................................................... 8

D. Pendekatan Teoritis.................................................................... 8

E. Kajian Pustaka............................................................................ 13

F. Metodelogi Penelitian................................................................. 14

G. Sistematika Penulisan................................................................. 18

BAB II MEMAHAMI KEBERAGAMAAN DAN KARAKTERISTIK

ANAK SEKOLAH DASAR....................................................... 20

A. Pengertian Keberagamaan.......................................................... 20

B. Teori Tentang Sumber Kejiwaan Agama.................................... 22

C. Sifat-sifat Keagamaan Pada Anak.............................................. 26

D. Dimensi Keberagamaan............................................................. 28

E. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar...................................... 31

BAB III DAARUL TAKMILIYAH ALIYAH QUTHRUNNADA DAN

PROGRAM PEMBINAAN PERKEMBANGAN

KEBERAGAMAAN.................................................................... 34

A. Latar Belakang Berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah................ 34

Page 11: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

x

B. Tujuan Pendirian Daarul Takmiliyah Aliyah.............................. 38

C. Tokoh Pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah.................................. 39

D. Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada.................................... 40

E. Internalisasi Nilai-nilai Keberagamaan Pada Anak………….... 46

BAB IVPERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK USIA

SEKOLAH DASAR PESERTA DAARUL TAKMILIYAH

ALIYAH QUTHRUNNADA................................................... 54

A. Keberagamaan Anak Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada...................................................................................... 54

B. Dimensi Keagamaan......................................................................... 55

C. KarakteristikAnak.............................................................................. 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 75

B. Saran.......................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 77

LAMPIRAN............................................................................................... 80

Page 12: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kampung Batukembar desa Ciderum kecamatan Caringin kabupaten

Bogor ini merupakan lingkungan yang mayoritas penduduknya beragama islam,

namun suasana keagamaan kurang begitu terasa, ironisnya banyak keluarga islam

yang tidak begitu mengerti tentang agama mereka sendiri. Disamping itu, orang

tua lebih sibuk mencari nafkah untuk keluarganya. Pencarian nafkah yang

dilakukan masyarakat Batukembar ini sangat beragam mulai dari berdagang,

bertani, dan karyawan swasta. Tidak hanya ayah yang mencari nafkah untuk

keluarga melainkan ibu pun ikut serta dalam pemenuhan kebutuhan keluarga,

sehingga anak kurang mendapat perhatian baik dalam hal perkembangan

keagamaannya, penjagaannya, pergaulannya maupun belajarnya.

Kendati begitu, anak adalah suatu hal yang dinanti-nanti kehadirannya.

Keberadaan anak dianggap sangat penting dalam keluarga, karena anak adalah

salah satu unsur yang paling kuat untuk memperkokoh jalinan kemesraan dan

kasih sayang antara suami dan istri atau ibu dan ayah.1 Anak juga merupakan

tumpuan harapan masa depan suatu bangsa dan agama, oleh karenanya seorang

anak harus mendapat perhatian yang serius khususnya dari kedua orang tuanya.

Menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak adalah kewajiban yang

harus diberikan oleh orang tua, kewajiban utama yang harus dilakukan yakni

meletakan dasar akhlak dan pandangan hidup beragama. Keberagamaan yang

1Huzaemah T. Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Masyarakat

Indonesia Baru, 2013), h. 181.

Page 13: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

2

dimiliki seseorang adalah suatu fitrah yang sudah ada sejak seseorang masih

dalam masa kandungan ibunya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman

Allah SWT dalam surat al-A‟raf 172 berikut:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang)

anak cucu adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh

mereka (seraya berfirman), “bukankah aku ini tuhanmu?” mereka menjawab,

“betul” (tuhan kami), kami bersaksi. “(kami lakukan yang demikian itu agar di

hari kiamat kamu tidak mengatakan, “sesungguhnya ketika itu kami lengah

terhadap ini.”2

Makna yang terkandung dalam surat al-A‟raf ini adalah bahwa fitrah

keagamaan seseorang sudah dimilikinya ketika ia dalam masa kandungan dengan

2Indra Laksana. Dkk, Al-Qur’an Terjemah (Bandung: PT Sigma Examedia Arkanleema,

2014), cet. 1, h. 173.

Page 14: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

3

adanya persaksian terhadap ke-esaan Allah SWT. Dengan persaksian

inilah manusia dimintai pertanggung jawabannya kelak terhadap apa yang telah

dilakukannya selama hidup.

Peraturan mengenai perintah dan larangan yang telah digariskan oleh

Allah dan Rasul-Nya yang tertera dalam agama memiliki tujuan untuk

membentuk anak menjadi pribadi yang cakap dalam menjalani kehidupan di

masyarakat luas serta membentuk akhlak mulia guna memperoleh kesempurnaan

hidup di dunia sampai mencapai kesempurnaan hidup di akhirat.

Selain itu dijelaskan pula dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut:

عن أب سلوت بن عبد الرحون حدثنا آدم حدثنا ابن أب ذئب عن الزىر

لد لد سلن كل ه و صل اللو عل اللو عنو قال قال النب رة رض عن أب ىر

وجسانو كوثل البيوت تنتج البيوت ىل عل الفطرة ف نصرانو أ دانو أ اه ي أب

تر فيا جدعاء

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu

Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu

Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah

yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi

sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan

sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"3

3Lidwa shohih bukari, 1296

Page 15: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

4

Dari hadist di atas jelas, bahwa pada dasarnya anak itu lahir dalam

keadaan fitrah, ia siap menerima ajaran agama. Apabila ia tidak mendapatkan

pendidikan islam dengan baik, maka ia akan menjadi orang yang jauh dari agama

atau bahkan tidak beragama.

Dalam hal ini keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan

pribadi keberagamaan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan

anak yang pertama, dimana anak mendapatkan pengalaman hidupnya dari

pengaruh anggota keluarganya pada masa yang paling penting dan paling kritis

yakni tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra sekolah). Sebab pada

masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas

sehingga tidak mudah hilang atau berubah.4

Para ahli menyebutkan, perkembangan pada masa anak terlebih pada saat

bayi adalah perkembangan yang biasa dikenal dengan masa vital, karena kondisi

masa bayi merupakan pondasi pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Seperti halnya pendapat John Locke seorang filsuf yang terkemuka dari Inggris

pada akhir abad ke-17 mengatakan bahwa pendidikan dan pengalaman anak

merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Anak

adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang

berasal dari lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan yang

sangat penting dalam mengisi kejiwaan anak.5

Sikap keberagamaan seorang anak harus selalu diasah sejak usia dini agar

anak dapat mengamalkan ajaran agama yang lebih mendalam hingga dewasa,

4Muhammad Yusuf Harun, Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Al-

Sofwa, 1997), cet, I, h. 11. 5Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia, 1997), h. 16.

Page 16: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

5

anak akan terbiasa untuk berpengetahuan agama dengan matang sebagai bekal

pergaulan di masyarakat. Penanaman keagamaan pada anak adalah suatu

kewajiban orang tua terhadap anaknya, penanaman keagamaan anak pada usia

dini merupakan sebuah kegiatan mengoptimalisasi seluruh potensi yang dimiliki

oleh anak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pembinaan pada

anak ketika masih dalam kandungan ibunya, dengan memberikan stimulus-

stimulus guna mengembangkan seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan

baik jasmani maupun rohani.

Selanjutnya perkembangan keagamaan anak setelah lahir yakni

disunahkan azan di telinga kanan dan ikamah di telinga kiri, dengan hal ini

diharapkan seorang anak menjadi saleh atau salehah karena pertama kali yang

anak dengarkan adalah kalimat tauhid yang juga merupakan awal pendidikan dari

keimanan, mengajarkan kalimat pertama yang harus diucapkan anak yaitu kalimat

laa ilaaha illallah. Memperkanalkan anak tentang hal-hal yang halal dan yang

haram, menanamkan semangat shalat sejak dini, menanamkan rasa cinta kepada

Rasullah saw, keluarganya serta kecintaan dalam membaca al-Qur‟an,6

mencontohkan dan membiasakan anak untuk melakukan suatu kebaikan, selalu

menjaga kesucian dan sholat, anak diikut sertakan untuk menjalankan puasa di

bulan Ramadan.

Namun perkembangan kebergamaan anak tidak akan tumbuh sempurna

apabila semasa kecil orang tua tidak menanamkan kebaikan terhadap anaknya

melainkan semasa kecil anak dibiarkan hanya untuk bermain saja, suka berbuat

jahat, membiarkan anak memakan makanan yang tidak halal, memakai pakaian

6Sanusi Anwar, Jalan Kebahagian (Jakarta: Gema Insani Press, 2016), h. 227.

Page 17: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

6

yang haram, mengenakan perhiasan yang syubhat, bersikap sombong dan lain

sebagainya itu berarti menandakan hatinya sukar menerima kebenaran.7

Selanjutnya perkembangan keberagamaan anak setelah didapat dari orang

tua maupun keluarga terdekat, juga didapatkan dari sebuah lembaga keagamaan

masyarakat baik formal maupun non formal yang juga memiliki peran penting

untuk menanamkan keagamaan pada anak. Seperti halnya Daarul Takmiliyah

Aliyah Quthrunnada yang berada di kampung Batukembar. Dari lembaga

keagamaan ini anak-anak mendapatkan beragam pengalaman keberagamaan mulai

dari penanaman aqidah, akhlak juga perihal ibadah. Lembaga keagamaan

masyarakat juga merupakan agen sosialisasi yang paling penting setelah keluarga.

Anak mendapatkan pengalaman baru atau pengalaman pertama yang

belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Lembaga keagamaan masyarakat

sangat diperlukan, karena anak harus memperoleh segala hal yang perlu

diketahuinya yang belum pernah didapatkannya, sedangkan orang tua atau

keluarga tidak bisa meluangkan seharian waktunya setiap hari untuk anak-

anaknya.8

Sewaktu anak memasuki masa usia sekolah, anak sudah sedikit lebih maju

pola pemikirannya terhadap persoalan agama bila dibandingkan dengan usia anak

yang masih kanak-kanak, walaupun sistem dan konsep pemberian ajaran agama

masih dalam taraf yang sangat sederhana. Anak usia sekolah dasar akan menjadi

perhatian bukan lagi dari orang dewasa, melainkan mereka akan mendapat

perhatian dari teman-teman mereka sendiri. Adanya berbagai aturan yang

7Jamaludin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, terj. Abdul Rosyad dan

Ahmad Vathir (Jakarta: Grapindo, 1999), h. 7-8. 8M. Amin Nurdin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memahami Konsep-

konsep Sosiologi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 74.

Page 18: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

7

diberikan kepada anak telah membuahkan keberagamaan dalam diri anak

sehingga menjadikan anak semakin disiplin dengan keteraturan.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat tema “Perilaku Perkembangan

Keberagamaan Pada Anak Usia Dini Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada” seperti yang telah dipaparkan penulis, bahwa kebanyakan orang

tua di daerah kampung Batukembar lebih sibuk dalam mencari nafkah dibanding

dengan menanamkan keagamaan terhadap anaknya. Selain itu, sebagaimana

pengamatan yang dilakukan oleh penulis, bahwa masyarakat kampung

Batukembar kurang memahami dalam hal pengetahuan agama, terlihat dari

kehidupan sehari-hari warganya yang melalaikan waktu sholat, membiarkan

mesjid kosong, memperlihatkan aurat, membiarkan anak-anak mereka bebas tanpa

pengawasan.

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian pada suatu lembaga

keagamaan masyarakat untuk mengetahui peran Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada dalam menanamkan keagamaan pada diri anak. Selain pengalaman

keberagamaan, lembaga keagamaan Daarul Takmiliyah Aliyah juga memberikan

pengalaman lain yang didapat anak, mulai dari bertemu dan berinteraksi dengan

teman seusianya ataupun yang lebih dewasa, belajar membaca, belajar menulis,

dan menghafal.

B. Rumusan Masalah

Dari apa yang telah penulis paparkan dalam latar belakang di atas, untuk

memudahkan penelitian dan agar tetap terfokus pada permasalahan yang dibahas,

maka penulisan ini akan mengacu pada, bagaimanakah peran Daarul Takmiliyah

Page 19: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

8

Aliyah terhadap perkembangan keberagamaan anak Sekolah Dasar di kampung

Batukembar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan Manfaat dari penulisan ini, penulis membaginya dalam tiga

bagian yaitu, teoritis, praktis dan akademik.

Pertama, tujuan dan manfaaf teoritis ialah yang mengacu pada rumusan

masalah yang telah penulis buat yaitu untuk mengetahui proses pembentukan

keberagamaan pada anak Sekolah Dasar di kampung Batukembar.

Kedua, tujuan dan manfaat praktis penulisan skripsi ini juga sebagai

bentuk kontribusi pemikiran dan pemahaman kepada Fakultas Ushuluddin untuk

memperluas pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan ilmu perbandingan

agama.

ketiga, untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam meraih gelar

kesarjanaan Strata 1 (S1) di jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Pendekatan Teoritis

Dalam penelitian mengenai “Perkembangan Perilaku Keberagamaan

Pada Anak Usia Dini Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada” ini,

penulis menggunakan dua teori sebagai pendekatan, kedua teori tersebut yaitu:

teori sosialisasi keberagamaan dan teori internalisasi perilaku.

Pertama, Sosialisasi keberagamaan. Sosialisasi sendiri dapat diartikan

sebagai suatu proses berinteraksi sosial sepanjang hidupnya yang di dalam proses

itu seseorang mempelajari ilmu pengetahuan dari tidak tahu menjadi lebih tahu,

Page 20: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

9

penanaman sikap, nilai-nilai dan perilaku yang penting supaya bisa terlibat secara

efektif dalam kehidupan bermasyarakat.9

Sosialisasi merupakan upaya menghubungkan berbagai generasi ke

generasi selanjutnya yang membentuk seperangkat relasi yang menghubungkan

satu sama lain.

Dengan demikian sosialisasi keberagamaan merupakan suatu proses

seseorang dalam mengahayati norma-norma yang ada dalam kelompok baik

keluarga, lingkungan sekitar atau suatu lembaga yang mampu menanamkan nilai-

nilai keberagamaan. Sosialisasi agama dalam keluarga adalah suatu hal yang

sangat penting karena, sosialisasi ini akan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan kognisi, emosi, sikap bahkan perkembangan keagamaan pada

seorang anak10

.

Proses perkembangan keagamaan pada anak ini, sangat ditentukan oleh

peran kedua orang tuanya. Pengalaman yang didapat seorang anak dalam

keluarganya, menjadi bibit pertama yang akan masuk dalam pribadi seorang anak.

Hal ini bisa didapatkan seseorang anak dari melihat keimanan kedua orang

tuanya, kepatuhan orang tuanya dalam menjalakan ibadah kepada tuhan serta anak

mampu merasakan kehidupan dalam keluarga yang tentram dan damai. Situasi

dan kondisi akan terlihat berbeda, jika seorang anak yang perkembangan

9 M. Amin Nurdin & Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memahami Konsep

konsep Sosiologi, h. 74. 10

Kuntari Widayanti , “Sosialisasi Keberagamaan Pada Anak (Studi Tentang Peran

Orangtua Dalam Pengenalan Agama Kepada Anak Di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten)”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

2008), h. 40.

Page 21: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

10

keagamaannya tumbuh dalam lingkup keluarga yang tidak diliputi dengan

tanggung jawab moral yang tinggi dari kedua orang tuanya, maka pastilah anak

akan banyak mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan dan akan

cenderung berperilaku agresif yang mengarah kepada hal yang negatif. Seperti

anak melanggar peraturan agama yang dapat merugikan dirinya, keluarga, bahkan

lingkungan sekitarnya.

Sosialisasi dalam keluarga juga merupakan sosialisasi fase primer yang

paling pertama yang didapat seorang anak. Dalam sosialisasi primer ini, seorang

anak akan secara berkesinambungan dalam mempelajari bahasa, cara

mengucapkan kata-kata dan kalimat, cara bersikap dan perilaku dasar lainnya

yang akan menjadi pondasi bagi perilaku anak kelak dikemudian hari, sosialisasi

primer ini terjadi pada masa usia anak 0-4 tahun. sosialisasi selanjutnya adalah

sosialisasi sekunder, pada masa ini anak akan banyak menerima penanaman sikap,

perilaku dan hal lainnya dari ruang lingkup yang lebih luas atau agen sosialisasi

yakni; teman, sekolah, lingkungan, media dan tempat kerja.

Sosialisasi berfungsi agar individu dapat hidup secara wajar dalam

kelompok atau masyarakat juga untuk menciptakan keteraturan sosial melalui

pemungsian sosialisasi sebagai sarana pewarisan nilai dan norma serta

pengendalian sosial. Sosialisasi juga terbagi dalam empat macam yaitu:

1. Sosialisasi yang berdasarkan berlangsungnya: sosialisasi yang disengaja dan

tidak disengaja yaitu seperti pendidikan, pengajaran, dakwah, pemberian

petunjuk nasehat, perilaku dan sikap sehari-hari yang dilihat atau dicontoh

dan lain-lain.

2. Menurut status pihak yang terlihat: sosialissasi equalitir dan sosialisasi

Page 22: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

11

otoriter. Sosialisasi equalitir adalah sosialisasi yang dilakukan oleh dua orang

baik status dan kedudukannya sama, seperti teman sesama. Sosialisi otoriter

yaitu sosialisasi yang dilakukan pihak yang berbeda baik status maupun

kedudukannya, seperti sosialisasi antara orang tua dan anak.

3. Sosialisasi menurut tahapnya: sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.

Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang dialami seorang individu pada

masa kanak-kanak yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Sosialisasi

sekunder, ialah sosialisasi yang dialami seorang individu ketika berinteraksi

dengan orang lain selain keluarga.11

4. Sosialisasi yang berdasarkan caranya: sosialisasi represif dan sosialisasi

partisipatoris. Sosialisasi represif yakni menekankan pada penggunaan

hukum, menggunakan materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan anak

pada orang tua, komunikasi satu arah (perintah), orang tua sebagai pusat

sosialisasi. Sosialasasi partisipatoris yakni menekankan pada hukuman dan

imbalan bersifat simbolik, anak diberikan kebebasan, penekanan pada

interaksi, komunikasi terjadi secara lisan, anak pusat sosialisasi sehingga

keperluan anak dianggap penting.12

Kedua, teori internalisasi perilaku. Internalisasi dalam kamus besar bahasa

indonesia diartikan sebagai penghayatan, penugasan, penguasaan secara

mendalam yang berlangsung melalui pembinaan, bimbingan, penyuluhan,

penataran dan sebagainya.13

Yang merupakan keyakinan dan kesadaran akan

11

Aris Kurlillah, “Pola Sosialisasi Nilai-nilai Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku

Anak di RW 5 Kelurahan Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten Indagiri Hilir” JOM FISIP,

Vol.2 No. 2, Oktober 2015, h. 7-8. 12

Kurlillah, “Pola Sosialisasi Nilai-nilai Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Anak

di RW 5 Kelurahan Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten Indagiri Hilir”, h. 7-8.

13

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan Kebudayaan,

Page 23: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

12

kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.

Internalisasi juga bisa diartikan sebagai proses membawa norma-norma sosial,

peran dan nilai-nilai kedalam pikiran seseorang.

Internalisasi agama merupakan suatu proses yang mendalam untuk

menghayati nilai-nilai agama yang mampu menjadi suatu karakter bagi seorang

anak.14

Dengan upaya mengembangkan pengetahuan dan potensi mengenai

masalah dasar yaitu berupa ajaran yang bersumber kepada wahyu Allah yang

meliputi keyakinan, pikiran, akhlak dan amal dengan orientasi pahala dan dosa

sehingga ajaran-ajaran agama tersebut dapat merasuk kedalam diri seorang anak

sebagai pedoman dalam menjalani kehidupannya.

Dalam pengertian Psikologis, internalisasi mempunyai arti penyatuan sikap

atau penggabungan tingkah laku dan pendapat dalam kepribadian. Freud meyakini

bahwa super ego atau aspek moral kepribadian berasal dari sikap-sikap

internalisasi orang tua. Dalam hal ini, orang tua memiliki beberapa cara untuk

melakukan proses internalisasi terhadap anaknya, dengan menggunakan

pendekatan Indoktrinasi, moral reasoning, Forecesting Concequence, serta

dengan cara ibrah dan amsal, Indoktrinasi ialah cara yang digunakan untuk

mendoktrinkan atau menanamkan agama dengan unsur paksaan dari orang tua

dengan menanamkan nilai keagamaan, menanamkan ide-ide baru yang benar dan

sesuai dengan nilai-nilai agama dan mengenalkan satu nilai kebenaran yang harus

diterima oleh seorang anak tanpa harus anak mempertanyakan hal tersebut. Moral

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h.336.

14Nurcholis Majid, Masyarakat religious Membumikan Nilai-Nilai Islam Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Jakarta,2000), h. 98-100.

Page 24: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

13

reasoning mengahadapkan perilaku yang kontradiktif terhadap anak, agar anak

dapat mempertimbangkan baik dan buruk dalam berperilaku. Forecesting

Concequence orang tua mengajak anaknya untuk menemukan kemungkinan

akibat-akibat yang ditimbulkan dari suatu perbuatan. Ibrah dan amsal

menyajikan cerita-cerita yang berhubungan dengan agama dengan maksud agar

anak mampu menemukan kisah-kisah dan perumpamaan dalam suatu peristiwa,

baik yang sudah terjadi sedang terjadi dan yang akan terjadi.

Dengan demikian pembentukan perilaku keberagamaan anak akan ditelusuri

dari sudut pendekatan psikologi guna memperoleh jawaban terhadap cara yang

lebih efektif dalam melakukan pembinaan keberagamaan pada anak.

E. Kajian Pustaka

Setelah melakukan penelusuran terhadap tema yang diambil untuk diteliti,

ternyata mengenai tema “Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia Sekolah

Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah” belum ada hasil penelitian secara

utuh, namun penulis mendapati skripsi dan karya lainnya yang pembahasannya

mendekati yaitu:

Karya lain yang mambahas mengenai keberagamaan anak terdapat dalam

sebuah buku yang berjudul “Perkembangan Kepribadian & Keagamaan” yang

diterbitkan oleh Kanisius (Anggota IKAPI) karya Robert W. Crapps. Karya

ilmiah ini membahas agama pada masa kanak-kanak berikut dengan ciri-ciri

agama pada anak.15

Selain itu juga terdapat dalam sebuah buku yang berjudul “Membina

15

Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian &Keagamaan (Yogyakarta: Kanisius,

1994), h. 10.

Page 25: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

14

Watak Anak” karya dari Benjamin Spock yang diterbitkan oleh Gunung Jati

Jakarta. Karya ini membahas mengenai pemahaman beragama yang dipahami

oleh anak-anak berbeda, hal ini ditinjau dari usia anak antara enam tahun ke

bawah dan enam tahun keatas.16

Suriyah mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuludin

Univeritas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008 skripsi yang berjudul

Keberagamaan Anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Wates Kulon Progo.

Dalam skripsinya dijelaskan mengenai keberagamaan anak asuh panti asuhan

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Skripsi dari Suriyah ini termasuk

skripsi dengan metode penelitian kuantitatif.

F. Metodelogi Penelitian

Agar memperoleh hasil yang maksimal, sistematis dan terarah dalam

penulisan ini, oleh karena itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang menggunakan metode

penelitian kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata baik lisan maupun tulisan serta

tingkah laku yang dapat diamati dari objek yang diteliti.17

Atau suatu proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti

menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara

16

Benjamin Spock, Membina Watak Anak (Jakarta: Gunung Jati, 1982), h. 199. 17

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), cet. 23, h. 4.

Page 26: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

15

peneliti dan objek yang diteliti.18

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendakatan Fenomenologis,

pendekatan Fenomenologis merupakan tradisi penelitian kualitatif yang berakar

pada filosofi dan psikologi yang berfokus pada pengalaman hidup manusia

(sosiologi).19

Pendekatan fenomenologi hampir serupa dengan dengan pendekatan

hermeunetics yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk

memahami secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah

dimana pengalaman itu terjadi.

Adapun jenis format penelitian menggunakan format studi kasus, studi

kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya kepada

satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif.20

Dengan teknik penulisan menggunakan buku Pedoman Akademik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014 yang disusun oleh biro

administrasi akademik dan kemahasiswaan UIN Jakarta.

2. Referensi

Data-data dari penelitian ini, penulis dapatkan dari dua sumber yaitu

sumber primer dan sekunder. Pertama sumber data primer adalah data-data dalam

penelitian yang penulis dapatkan secara langsung dilapangan. Kedua, sumber data

sekunder antara lain: buku-buku, majalah, tulisan-tulisan baik surat kabar atau pun

internet dan lain sebagainya yang dianggap relevan dengan pokok permasalahan

18

Juliansyah Noor, Metodologi Penilitian: Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya Ilmiah

(Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 33-34. 19

M. Ikbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Ghalia

Indonesia: Jakarta 2002), h. 25. 20

Sanapiah Faisal, Format- Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2010), h. 22.

Page 27: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

16

yang diteliti.

3. Tekhnik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat tekhnik pengambilan

data dalam penyusunan penulisan skripsi ini, antara lain wawancara, studi

pustaka, angket (kuesioner) dan observasi.Wawancara atau interview adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,

sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab

atau responden, dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

(panduan wawancara).21

Interview merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Teknik pengumpulan

data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. wawancara ini pun

akan penulis lakukan di lembaga pendidikan keagamaan anak Daarul Takmiliyah

Aliyah Quthrunnada kampung Batukembar.

Studi pustaka ialah pengambilan data yang bersumber pada buku-buku

primer dan sekunder yang sesuai dengan tema yang penulis angkat, hal ini

disebabkan karena dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan buku-buku

yang relevan dengan tema yang diangkat.

1. Perkembangan Kepribadian &Keagamaan, Robert W. Crapps, (Yogyakarta:

21

Moh. Nazir, Ph.D , Metode Penelitan , (Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia: 2013), cet

ke-VIII , h.193-194.

Page 28: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

17

Kanisius, 1994).

2. Membina Watak Anak, Benjamin Spock (Jakarta: Gunung Jati, 1982).

3. Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Singgih D. Gunarsa (Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia, 1997).

4. Jalan Kebahagian, Sanusi Anwar (Jakarta: Gema Insani Press, 2016).

5. Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jamaludin Mahfuzh terj. Abdul Rosyad

dan Ahmad Vathir (Jakarta: Grapindo, 1999).

Angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan menyusun sejumlah daftar pertanyaan yang didalamnya terdapat bagian

menjawab pertanyaan tersebut kepada responden.22

Angket adalah suatu teknik

pengumpulan data yang mempunyai kesamaan dengan teknik wawancara, karena

keduanya diberikan dalam bentuk pertanyaa. Bedanya kalau wawancara

dilaksanakan secara lisan sedangkan angket secara tertulis.

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa

ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi sebagai

teknik pengumpulan data yang lebih spesifik dibandingkan dengan teknik yang

lain, observasi disebut juga sebagai pengamatan.23

Cara pengambilan data ini juga

penulis gunakan karena penulis akan meneliti secara langsung di salah satu tempat

lembaga pendidikan awal anak yakni, Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada

kampung Batukembar 05/07, Desa Ciderum Kecamatan Caringin Kabupaten

Bogor.

5. Analisa Data

22

Sugiyono, Metodelogi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta,2008), h. 3 23

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods), (Bandung, Penerbit Alfabeta:

2011), h.70.

Page 29: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

18

Dalam penelitian ini analisis data yang penulis gunakan adalah deskriptif-

analitik yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan serta menganalisis

data dari hasil pengkajian dan pendalaman atas bahan yang diteliti. Metode

deskriptif ini lebih banyak berkaitan dengan kata-kata, dimana semua data yang

telah dihasilakan diterjemahkan kedalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun

tulisan yang dianalisis sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dengan tepat

serta penguraian yang cermat dan terarah.24

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan pembahasan dari skripsi ini terdiri dari lima

bab, dengan uraian sebagai berikut:

Bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah yang

menjelaskan mengapa penulis mengangkat tema ini sehingga tema ini menarik

untuk diteliti. Rumusan masalah merupakan daftar pertanyaan untuk

mempermudah penulis untuk mengarahkan isi dari pembahasan. Tujuan penelitian

merupakan jawaban dari semua rumusan masalah. Pendekatan Teoritis untuk

mempermudah penulisan dalam hal teori. Kajian pustaka untuk mengetahui

keorisinilan skripsi yang penulis buat dengan cara melacak siapa saja yang sudah

pernah membuat skripsi dengan judul yang sama. Metodelogi penelian,

menjelaskan secara rinci metode yang digunakan dalam penelitian tersebut dan

dari bab I ini diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang memahami keberagamaan dan karakteristik anak

sekolah dasar yang meliputi pengertian keberagamaan, sifat-sifat keberagamaan,

24

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora Pada Umumnya,1st

ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 337.

Page 30: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

19

dimensi keberagamaan, dan karakteristik anak usia sekolah dasar.

Bab III berisi tentang latar belakang berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada, tujuan pendirian Darul Aliyah Takmiliyah, tokoh pendiri Daarul

Takmiliyah aliyah Quthrunnada, Daarul Takmiliyah Aliyah dan Internalisasi nilai-

nilai keagamaan pada anak.

Bab IV berisi tentang perkembangan perilaku keberagamaan anak usia

sekolah dasar peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada dengan sub judul

keberagamaan anak peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada, dimensi

keagamaan dan karakteristik anak peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi ringkasan

uraian penulis dari apa yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya serta

dilengkapi dengan saran sebagai tindak lanjut yang seharusnya dilakukan

sehingga penulisan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Page 31: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

20

BAB II

MEMAHAMI KEBERAGAMAAN DAN KARAKTERISTIK ANAK

SEKOLAH DASAR

A. Pengertian Keberagamaan

Keberagamaan (religiusitas) berasal dari kata religi dalam bahasa latin

“religio” yang berarti mengikat, maksud dari mengikat disini ialah bahwa agama

pada umumnya memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus

dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Hal ini berfungsi untuk mengikat

seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan tuhan, sesama

manusia, dan alam sekitar.1

Selain itu keberagamaan juga mengandung arti taat kepada agama,

perwujudan atas keyakinan seseorang terhadap agama. Atau bisa juga dimaknai

sebagai suatu dorongan dalam jiwa yang membentuk rasa percaya kepada Suatu

Dzat pencipta manusia, menumbuhkan rasa tunduk, serta dorongan taat atas

aturan-aturan-Nya.2

Keberagamaan berkembang semenjak usia dini melalui proses perpaduan

antara potensi bawaan keagamaan dengan pengaruh yang datang dari luar diri

manusia. Juga ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang

dilakukannya pada masa kecil.3 Dalam proses perkembangan tersebut akan

terbentuk macam, sifat, serta kualitas keberagamaan yang akan terekspresikan

1M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016), cet. III, h. 167. 2Roland Robertson (ed), Agama : dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, terj.

Drs. Achmad Fedyani Saifudin, M.A. (Jakarta: CV Rajawali, 1988), cet. I, h. VII. 3Nafia Wafiqni & Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD

(Jakarta: UIN PRESS, 2015), h. 232.

Page 32: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

21

pada perilaku sehari-hari.

Menurut Jalaludin perilaku keberagamaan adalah suatu tingkah laku

manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang

dianutnya. Keberagamaan yang baik akan menjadikan tiap individu memiliki jiwa

yang sehat dan membentuk kepribadian yang kokoh dan seimbang. Keagamaan

adalah suatu kepercayaan terhadap suatu zat yang mengatur dalam semesta ini.4

Perkembangan keberagamaan pada anak terjadi melalui pengalaman

hidupnya sejak masih kecil yang didapat dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Semakin banyak anak mendapat pengalaman yang bersifat agama,

maka sikap, tindakan, kelakuan dan cara dalam menghadapi hidupnya akan sesuai

dengan ajaran agama. Agama masuk kedalam pribadi anak bersamaan dengan

pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak lahir bahkan sejak berada dalam kandungan,

sehingga sikap orang tuanya memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan

jiwa anak dikemudian hari.5

Perkembangan keberagamaan pada anak terjadi melalui tiga fase, yaitu :

pertama, fase dongeng (the fairy tale stage) tejadi pada anak usia 3-4 tahun

dimana konsep mengenai tuhan yang terjadi pada masa anak ini banyak

dipengaruhi oleh emosi dan fantasi yang bersumber dari dongeng sehingga

mendominasi pemahaman anak terhadap ajran agamanya.

Kedua,fase kenyataan (the realistic stage) pemahaman anak tentang

agama sudah didasarkan sesuai dengan kenyataan. Hal ini diperoleh dari adanya

pengajaran dari lembaga sekolah, lembaga keagamaan, orang tua ataupun orang

4Panut panuju, Psikologi Remaja (yogyakarta :Tiara Wacana, 1999), cet. 1, h. 112.

5Nafia Wafiqni & Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, h.242.

Page 33: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

22

dewasa lainnya.

Ketiga, fase individual (the individual stage) pemahaman terhadap ajaran

agama bersifat khas untuk setiap orang yang dipengaruhi oleh lingkungan serta

perkembangan internal.6

B. Teori Tentang Sumber Kejiwaan Agama

Manusia adalah makhluk yang memiliki struktur yang paling baik diantara

makhluk lainnya, struktur tersebut terdiri dari unsur jasmani dan rohani yang

dilengkapi dengan kemampuan dasar yang disebut dengan fitrah. Fitrah

keagamaan yang melekat pada diri manusia akan menuju kepada agama yang

lurus. Fitrah merupakan potensi dasar yang berwujud pengakuan terhadap Allah

sebagai Tuhan Yang Maha Esa.

Para ahli mengatakan dari hasil penelitiannya bahwa otak bagian depan

dibagian tertentu yang dimiliki manusia apabila diberikan rangsangan-rangsangan

gelombang mikro elektronik maka orang tersebut akan merasakan sebuah

kekhusyuan, kedamaian dan rasa dekat kepada Tuhan. Selain itu pada bagian otak

ini terdapat titik yang menghubungkan dengan jiwa, kalbu, dan kemudian kepada

Tuhan. Titik penghubung ini disebut dengan Got Spot

Manusia selalu cenderung kepada ajaran tauhid, hal ini karena sesuai

dengan apa yang ditunjukan akal dan membimbing kepada pemikiran sehat, hanya

saja kondisi lingkungan sekitar yang suatu saat dapat membelokan manusia

kepada jalan kesesatan yang mengarahkan manusia kepada perilaku yang tidak

baik, sehingga keluar dari wujud aslinya yaitu dalam ketaatan kepada Tuhan.

6 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi, cet. III, h. 173.

Page 34: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

23

Untuk itu diperlukan agama dalam bentuk pengamalan ajaran-ajaran yang

dilakukan secara terus menerus, karena ajaran-ajaran agama dapat membimbing

manusia kepada kebaikan dan kebenaran.7 Terdapat beberapa teori yang

mengemukan sumber kejiwaan manusia, antara lain:

1. Teori Monistik

Teori ini berpendapat bahwa sumber kejiwaan agama yang paling

dominan hanyalah satu. Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan teori

monistik antara lain:

Thomas Van Aquino8 dan Fredrick Hegel

9 sumber kejiwaan agama yang

satu ialah berfikir, karena manusia mengetahui makna tuhan dengan kemampuan

berfikir. Oleh sebab itu, agama merupakan suatu pengetahuan yang sungguh-

sungguh benar dan menjadi tempat kebenaran abadi dan agama menjadi sesuatu

persoalan yang berhubungan dengan pikiran.

Fredrick Schleimacher10

berpendapat bahwa sumber keagamaan adalah

rasa ketergantungan yang mutlak, sehingga menyebabkan manusia merasa lemah

dan membutuhkan terhadap sesuatu yang memiliki kekuasaan yang mutlak yakni

Tuhan.

Rudolf Otto11

sumber kejiwaan agama adalah rasa kagum terhadap sesuatu

yang dianggap lain dari yang lain. Keadaan mental seperti ini disebut dengan

7Heny Narendrany & Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, h. 69.

8Santo Thomas Aquinas adalah seorang frater Domonikan Italia, imam katolik dan

Doktor Gereja. Seorang yuris, teolog, dan filsuf yang sangat berpengaruh dalam tradisi

skolastisisme, salah satu karyanya adalah Summa theologiae. 9Bernama lengkap Georg Wilhelm friedrich Hegel, hidup pada tahun 1770-1831 adalah

seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Wurttemberg Jerman barat daya. 10

Friedrich Daniel Ersnt Schleiermacher lahir di Breslau, Jerman 1768-1834 adalah

seorang teolog dan filsuf Jerman. 11

Seorang teolog Protestan dan pakar perbandingan agama terkemuka dari jerman.

Dikutip dari Wikipedia.org.

Page 35: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

24

istilah nominous yakni perasaan yang ilahi yang merupakan sumber yang esensial.

Sigmund Freud12

menyatakan bahwa unsur kejiwaan yang menjadi sumber

kejiwaan agama adalah libido sextcil atau naluri seksual. Libido ini menimbulkan

ide ketuhanan dan upacara keagamaan melalui proses yang berawal dari mitos

Yunani kuno yang menceritakan seseorang Oedipus yang membunuh ayahnya

karena cinta kepada ibunya. Kematian ayah Oedipus menimbulkan rasa bersalah

dan penyeselan. Kedua perasaan ini menimbulkan ide untuk membuat suatu cara

sebagai penebus kesalahan, lalu timbulah keinginan untuk memuja arwah ayah

yang telah dibunuh. Menurut Sigmund realisasi dari pemujaan itu merupakan asal

mula dari upacara keagamaan.

2. Teori Faculty13

Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak bersumber pada

suatu faktor yang tunggal, melainkan terdiri atas beberapa unsur antara lain:

cipta (reason) merupakan fungsi intelektual jiwa manusia yang tercermin

dalam teologi. Melalui cipta orang dapat menilai, membandingkan, memutuskan

suatu tindakan, dan merupakan suatu kenyataan yang dapat dilihat. Yang

berfungsi untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan

pertimbangan intelek seseorang.

Rasa (emotion) adalah suatu tenaga dalam jiwa yang banyak berperan

dalam membentuk motivasi dalam corak tingkah laku seseorang. Namun, jika rasa

digunakan secara berlebihan hal ini akan menyebabkan ajaran agama menjadi

12

Adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam

bidang ilmu psikologi. Hidup pada tahun 1856-1939, karya-karya dari Sigmund antara lain: The

Interpretation Of Dreams: tafsir mimpi, peradaban dan kekecewaan manusia, dan totem and

taboo. 13

Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Gravindo Persada. 2004), h. 54-56.

Page 36: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

25

dingin oleh karena itu, rasa hanya berperan dalam pemikiran mengenai

supranatural. Sedangkan dalam memberi makna dalam kehidupan beragama

diperlukan penghayatan yang seksama dan mendalam.14

Dengan demikian

pengalaman keagamaan seseorang dipengaruhi oleh emosi yang berperan dalam

agama. Rasa berfungsi untuk menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif

dalam menghayati kebenaran ajaran agama.

Karsa (will) menjadi fungsi yang eksekutif dalam jiwa manusia yang

berfungsi mendorong timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama

berdasarkan fungsi kejiwaan. Diperlukan suatu tenaga pendorong agar ajaran

keagamaan menjadi suatu tindak keagamaan. Tingkah laku keagamaan seseorang

sangat dipengaruhi oleh karsa (wiil). Karsa juga berfungsi untuk menimbulkan

amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis. Terdapat beberapa

ahli yang yang mengemukakan teori fakulti, diantaranya:

G. M Straton mengemukakan teori konflik, menurut Straton keberadaan

konflik dalam diri manusia menjadi sumber kejiwaan agama. Keadaan yang

berlawanan menimbulkan pertentangan (konflik) dalam diri manusia., konflik

juga dapat membawa kemajuan dan kemundurun dalam kehidupan sehari-hari,

seperti konflik salam ukuran moral dan ide-ide keagamaan dapat menimbulkan

pandangan baru.

Zakiah Daradjat15

berpendapat bahwa pada diri manusia terdapat

kebutuhan pokok yakni kebutuhan akan keseimbangan jiwa agar tidak mengalami

tekanan. Kebetuhan tersebut diantaranya:

14

Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 40. 15

Lahir di Jorong Koto Marapak Sumatera Barat, hidup pada tahun 1929-2013. Zakiah

Daradjat adalah seorang pakar psikologi Islam, berkarir di Departemen Agama Indonesia dan

menjadi salah satu guru besar ilmu psikologi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 37: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

26

kebutuhan akan rasa kasih sayang, jika kebetuhan ini tidak terpenuhi akan

menimbulkan gejala psikosomatis seperti: pesimis, keras kepala dan lain-lain.

Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang mendorong manusia untuk

memperoleh perlindungan,akibat dari tidak terpenuhinya hal ini ialah: manusia

percaya terhadap perdukunan. Kebutuhan akan rasa harga diri yang bersifat

individual yang mendorong manusia agar dirinya dihormati dan diakui oleh lain,

kehilangan rasa harga diri ini akan menyebabkan tekanan batin. Kebutuhan akan

rasa bebas, yang menyebabkan seseorang bertindak secara bebas untuk mencapai

kondoisi dan situasi rasa lega. Kebutuhan akan rasa sukses, yang menyebabkan

seseorang mendambakan rasa keinginan untuk dibina dalam bentuk penghargaan

terhadap hasil karyanya. Kebutuhan akan rasa ingin tahu, yang menyebabkan

manusia selalu meneliti dan menyelidiki.

Gabungan keenam macam kebutuhan tersebut menyebabkan seseorang

memerlukan agama. karena melalui agama kebetuhan-kebetuhan tersenut dapat

disalurkan.16

C. Sifat-sifat Keagamaan Pada Anak

Perkembangan Agama Pada telah mulai sejak si anak lahir bahkan sejak

dalam kandungan. Pembinaan agama anak terjadi melalui semua pengalaman

pada anak, baik melalui ucapan yang telah didengarnya, tindakan, perbuatan dan

sikap yang dilihatnya maupun perlakuan yang dirasakannya. Anak mulai

mengenal tuhan dan agama melalui orang-orang dalam lingkungan tempat mereka

hidup.17

Dalam hal ini, hubungan anak dan orang tua mempunyai pengaruhyang

16

Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, h. 42 17

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), cet. 17, h. 126

Page 38: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

27

besar terhadap pertumbuhan jiwa agama pada anak. Apabila hubungan anak

dengan orang tuanya tidak baik, misalnya: anak merasa tidak disayang dan

diperlakukan keras maka besar kemungkinan sikap anak terhadap tuhan akan

memantulkan sikapnya terhadap orang tuanya, menolak kepercayaan terhadap

tuhan atau acuh tak acuh terhadap ketentuan agama.18

oleh karena terdapat

beberapa sifat keagamaan pada diri seorang anak yaitu:

Unreflective (tidak mendalam) anak-anak menerima ajaran agama dengan

tanpa kritik. Kebenaran yang mereka terima tidak begitu mendalam sehingga

cukup sekedarnya saja dan mereka sudah cukup puas.

Egosentris Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama

usia perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan pertambahan

pengalaman.

Antropomorphis Konsep ketuhanan pada diri anak menggambarkan aspek-

aspek kemanusiaan. Melalui konsep yang terbentuk dalam pikiran mereka bahwa

peri keadaan Tuhan itu sama dengan manusia.

Verbalis dan Retualis Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh

mula-mula secara verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-

kalimat keagamaan dan selain itu pula dari amaliah yang mereka laksanakan

berdasarkan pengalaman menurut tuntunan yang diajarkan kepada mereka.

Latihan-latihan bersifat verbalis dan upacara keagamaan yang bersifat ritualis.

Imitatif Tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya

diperoleh dari meniru. Misalnya berdoa dan shalat.

Page 39: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

28

Rasa Heran19

. Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat

keagamaan yang terakhir pada anak. Rasa kagum yang ada pada anak sangat

berbeda pada rasa kagum pada orang dewasa. Rasa kagum pada anak ini belum

bersifat kritis dan kreatif, sehingga mereka hanya kagum terhadap keindahan

lahiriyah.

D. Dimensi Keberagamaan

1. Dimensi Ritual

Dimensi ritual merupakan suatu perilaku keberagamaan yang berupa

peribadatan dengan sifat seorang penganut agama yang merendahkan diri kepada

tuhan yang maha esa serta mengagungkan-Nya. Dimensi ritual juga dapat

dikatakan sebagai suatu aspek yang mengukur sejauh mana seseorang melakukan

kewajiban ritualnya dalam agama yang dianutnya.

Dimensi ritual atau bisa dikenal dengan istilah pengamalan berasal dari

kata amal yang berarti perbuatan baik maupun perbuatan buruk yang mendapat

awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti proses. Jadi pengamalan berarti proses

perbuatan, melaksanakan, pelaksanaan atau penerapan. Kemudian yang dimaksud

dengan pengamalan agama ialah bagaimana mengamalkan ajaran-ajaran agama

islam dalam kehidupan sehari-hari. Seperti salat, puasa, zakat, haji pergaulan

hidup dalam masyarakat dan lain.20

Pengamalan agama juga mencakup perilaku pemujaan, ketatan dan hal-hal

yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmen terhadap apa yang dianutnya.

Pengamalan keagamaan ini terdiri dari ritual dan ketaatan yang mengacu pada

19

Mansur, pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),

h. 52-55 20

Mudarrisa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 1, Juni 2014, h. 95.

Page 40: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

29

seperangkat aturan agama, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci

yang semua agama mengaharapkan semua penganutnya melaksanakannya.

2. Dimensi Ideologis

Merupakan suatu aspek kepercayaan seseorang terhadap kebenaran yang

telah disampaikan oleh agamanya, baik dalam ukuran skala fisikal, psikis, sosial

budaya, maupun interaksinya terhadap dunia-dunia mistik yang berada diluar

kesadaran manusia. Dimensi ideologis ini berfungsi untuk mengukur sejauh mana

tingkatan seseorang dalam menerima hal-hal yang bersifat dogmatis dalam agama

yang dianutnya.

Bisa juga diartikan sebagai suatu keyakinan yang berisikan pengaharapan-

pengharapan seseorang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis

tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Oleh karena itu setiap

agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganutnya

diharapkan taat terhadap kewajiban-kewajibannya. Penghayatan agama juga

membahas mengenai kepercayaan kepada ke-Esaan Allah. Keyakinan,

kepercayaan atau aqidah dalam kehidupan manusia menjadi sumber pendidikan

dan kehidupan jiwa yang tinggi bagi manusia.

Dimensi ideologis meliputi: kepercayaan seseorang terhadap tuhan, para

nabi, para malaikat, para musuh-musuh manusia yang tak kasat mata, kepercayaan

terhadap adanya kehidupan setelah kematian, dan lain-lain yang berhubungan

dengan dimensi ideologis.21

21

M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016), cet. III, h. 170.

Page 41: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

30

Keyakinan akan menjadikan manusia sebagai pribadi yang penuh dengan

rasa ikhlas dalam menjalani hidup, pribadi yang suci, jujur dan teguh dalam

memegang amanah. Keyakinan juga akan menghilangkan rasa keluh kesah,

bingung serta putus asa dalam menghadapi persoalan hidup.

3. Dimensi Intelektual

Dimensi intelektual mengacu kepada seberapa jauh seseorang mengetahui,

mengerti, paham tentang ajaran agamanya dan memiliki sejumlah pengetahuan

minimal mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, pengetahuan

fiqih, hadis, tradisi dari agama dan lain sebagainya.22

Pengetahuan agama juga

meliputu sejauh mana seseorang itu mau melakukan aktivitas untuk semakin

menambah pemahamannya dalam hal keagamaan yang berkaitan dengan

agamanya seperti halnya mengikuti seminar keagamaan, membaca buku agama

dan lain-lain.

4. Dimensi Pengalaman

Inti pengalaman keberagamaan adalah Tuhan. Kalimat syahadah atau

pengakuan penerimaan islam, menegaskan : ”Tidak Ada Tuhan selain Allah.”

Nama tuhan adalah “Allah“, dan menempati posisi sentral dalam setiap

kedudukan, tindakan dan pemikiran.23

Pengalaman agama juga dapat diartikan

sebagai perasaan keagamaan yang pernah dialami dan dirasakan seseorang,

dimensi pengalaman keberagamaan ini meliputi: merasa dekat dengan dengan

Tuhan, tenteram saat berdoa, tersentuh mendengar ayat kitab suci, merasa takut

ketika berbuat dosa, merasa senang ketika doanya dikabulkan. Menurut Zakiah

22

Roland Robertson., h. 295-297. 23

Isma‟il Raji al Faruqi, Tauhid, (Bandung: Pustaka, 1982), h. 1.

Page 42: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

31

Derajat, doa merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membuat kesehatan

mental, baik untuk penyembuhan, pencegehan maupun untuk pembinaan.24

5. Dimensi Konsekuensi

Dimensi konsekuensi berkaitan dengan sejauh mana seseorang memiliki

komitmen yang tinggi terhadap agamanya, yang mengarahkan manusia pada

hubungan sesamanya. Dimensi konsekuensi meliputi: menolong orang lain,

bersikap jujur, mau berbagi, tidak mencuri dan lain sebagainya.

E. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Anak dalam masa usia Sekolah Dasar telah membawa bekal agama dalam

kepribadiannya yang didapat dari pengalaman masa sebelumnya baik melalui

keluarga maupun melalui lembaga sekolah sekolah sebelumnya. Pada masa usia

anak Sekolah dasar ini memiliki karakteristik tersendiri antara lain25

:

1. Perkembangan Fisik Anak

Mencakup pertumbuhan biologis seperti pertumbuhan otak, otot dan

tulang. Pada usia 9 tahun tinggi badan anak laki-laki dan perempuan sama, usia 10

tahun anak laki-laki dan perempuan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5

Kg, diakhir kelas empat anak perempuan lebih cepat mengalami masa

pertumbuhan fisik sedang anak laki-laki mengalami masa lonjakan pertumbuhan

pada usia 11 tahun, menjelang awal kelas enam pada usia 12 tahun, anak

perempuan mendekati puncak tertinggi dalam pertumbuhan fisiknya yang ditandai

dengan menstruasi sedang anak laki-laki ditandai dengan ejakulasi pada usia 13-

16 tahun, masa pertumbuhan ini disebut dengan masa pubertas.

24

Zakiah Derajat, Doa Menunjang Semangat Hidup (Jakarta: CV. Ruhana, 1996), h. 19 25

Sugiyanto, Karakteristik Anak SD, h. 1

Page 43: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

32

2. Perkembangan Kognitif

Meliputi perkembangan dalam hal pemikiran dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut: pertama, Sensorimotorik (0-2 tahun) bayi lahir dengan sejumlah

refleks bawaan mendorong mengeksplorasi dunianya. Kedua, Praoperasional (2-7

tahun) anak belajar dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata,

pemikirannya lebih simbolis. Ketiga, Oparational kongkrit (7-11 tahun)

penggunaan logika yang memadai, tahap ini memahami operasi logis dengan

bantuan benda kongkrit. Keempat, Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan

berfikir abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi

yang tersedia.

3. Perkembangan Psikososial

Berkaitan dengan dengan perkembangan dan perubahan emosi seorang

individu. Menuerut J. Havighurts setiap perkembangan individu harus sejalan

dengan perkembangan aspek lain diantaranya aspek psikis, moral dan sosial.

Pada usia Sekolah Dasar, anak telah mengembangkan keterampilan

berfikir, bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Selain itu, pada

tahap ini anak mulai mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa” sehingga

sudah mampu untuk diberikan tugas, daya konsentrasi sudah mulai tumbuh,

mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur, mulai menilai diri mereka

sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain untuk mengevaluasi dan

menilai kemampuan mereka, pada usia ini mereka juga menganggap bahwa

keikutsertaannya dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya

berharga, karena dalam hal ini teman menjadi lebih penting dan pada masa ini

Page 44: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

33

pula hubungan anak dengan guru seringkali berubah.

Akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif anak pada kelas besar di

SD, mereka berupaya untuk tampak lebih dewasa serta ingin diperlakukan sebagai

orang dewasa, hal ini juga yang menyebabkan perubahan yang berarti dalam

kehidupan sosial dan emosi pada anak.

Selain memiliki karakteristik yang khusus anak usia Sekolah Dasar juga

memiliki kebutuhan-kebuthan tersendiri pada masa usia ini, kebutuhan-kebutuhan

tersebut antara lain: Anak usia Sekolah Dasar pada umumnya senang bermain.

Yakni, pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur permainan. Senang

bergerak. Dalam hal ini anggapan anak untuk duduk rapi dalam setiap

pembelajaran serta dilakukan dalam waktu yang lama, dirasakan anak sebagai

siksaan.

Senang bekerja dalam kelompok. Karena, pergaulannya dengan kelompok

sebaya, anak belajar aspek-aspek penting dalam proses sosialisasi seperti: belajar

memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung

pada diterima dilingkungan, belajar bertanggung jawab, belajar bersaing dengan

orang klain secara sportif, serta belajar keadilan dan demokrasi. Anak juga senang

merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Dalam hal ini, penjelasan

guru akan lebih dipahami seorang anak jika anak melaksanakannya sendiri.

Page 45: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

34

BAB III

DAARUL TAKMILIYAH ALIYAH QUTHRUNNADA

A. Latar Belakang Berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada berdiri pada tahun 2012 yang

didirikan oleh ibu Nanih. Dalam pendirian lembaga keagamaan ini, ibu Nanih

dibantu oleh anaknya yang bernama Ridwan. Berdirinya Daarul Takmiliyah

Aliyah Quthrunnada ini dilatar belakangi oleh situasi dan kondisi anak-anak

wilayah kampung Batukembar yang tumbuh dan berkembang tanpa didasari nilai-

nilai keagamaan, selain itu anak-anak juga terlepas dari pantauan orang tua baik

mengenai akhlak, ibadah, serta pendidikan yang berkenaan dengan agama maupun

pendidikan sosial, karena para orang tua diwilayah kampung Batukembar ini

sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Juga dilatar belakangi dengan kondisi pada siang hari yang dilalui,

mereka menghabiskan waktu hanya bermain saja tidak ada hal yang bermanfaat

yang didapatkan oleh anak. Selain dari itu, motif mendirikan Daarul Takmiliyah

Aliyah ini adalah karena adanya semangat yang tinggi dalam menanamkan

keagamaan pada diri seorang anak. 1

Dengan demikian ibu Nanih berencana untuk mendirikan Daarul

Takmiliyah Aliyah di siang hari. Sebelum mendirikan Daarul Takmiliyah Aliyah

diwaktu siang, Ibu Nanih sudah mengadakan perkumpulan anak-anak dalam hal

menambah pengalaman keberagamaan mereka di waktu malam hari. Dalam

1Wawancara dengan bapak Ridwan (pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada),

Bogor, Jumat 21 Juli 2017, 15:45 wib.

Page 46: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

35

waktu yang cukup singkat, yakni satu minggu rencana untuk mendirikan Daarul

Takmiliyah Aliyah siang hari itu terwujud. Anak-anak yang menambah

pengalaman mengenai hal keagamaan di malam hari juga ikut serta di siang hari.

Tidak banyak masyarakat yang ikut serta dalam memberikan dukungannya

terhadap berdirinya sebuah lembaga Daarul Takmiliyah Aliyah ini, dukungan

besar untuk mendirikan sekolah ini hanya dalam lingkup keluarga. Namun, ada

beberapa perwakilan tokoh masyarakat dari bagian timur, barat, selatan dan utara

dari daerah Batukembar yang ikut serta memberikan perizinan terhadap berdirinya

Daarul Takmiliyah Aliyah ini.

Nama Quthrunnada dari Daarul Takmiliyah Aliyah ini dipilih langsung

oleh ibu Nanih. Quthrunnada sendiri memiliki arti, bagaikan tetesan embun.

Dengan demikian ibu Nanih berharap walaupun Daarul Takmiliyah Aliyah ini

kecil, dan sederhana tapi anak-anak tetap memiliki semangat dalam menambah

pengalaman keagamaan serta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada ini tetap

bertahan dalam kurun waktu yang lama walaupun hanya sedikit anak yang ikut

serta di DTA ini.

Untuk mendapatkan legalitas dari Kementerian Agama, pendirian Daarul

Takmiliyah Aliyah harus melalui banyak proses agar bisa terwujud. Pertama

mengajukan proposal yang dibimbing oleh Bapak Jaelani ketua Forum

Komunikasi Daarul Takmiliyah Se-Kecamatan Caringin.2

Kedua menyerahkan surat domisili dari pemerintah setempat mulai dari

RT, RW, Kecamatan dan KUA serta melampirkan surat keterangan perizinan dari

2Wawancara dengan bapak Ridwan (pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada),

Bogor, Jumat 21 Juli 2017, 15:45 wib.

Page 47: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

36

tokoh masyarakat setempat. Terdapat empat orang yang berperan memberikan

perizinan berdirinya DTA ini, diantaranya: bapak Anda, bapak Jejen selaku ustadz

masyarakat setempat, bapak H. Ugan selaku tokoh masyarakat setempat, dan ibu

Milah selaku ibu RT selain itu, juga melampirkan data anak-anak peserta Diniyah

Takmiliyah Aliyah serta data tempat pendirian Diniyah Takmiliyah Aliyah

tersebut.

Setelah itu pengiriman proposal ke Kementerian Agama ke bagian

PEKAPONTREN (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) yang dibantu

langsung pengirimannya oleh bapak Jaelani. Dalam waktu satu bulan keluar SK

(Surat Keputusan) dari Departemen Agama, dalam proses pendirian Diniyah ini

terdapat kendala mengenai domisili di Kecamatan.

Setelah semua proses dilalui, akhirnya berdirilah sebuah Diniyah

Takmiliyah Aliyah Quthrunnada. Banyak anak yang ikut serta di Diniyah ini

untuk menambah pengalaman keagamaan mereka, sehingga terdapat dua kelas di

awal berdirinya Diniyah. Di dalam peraturan Departemen Agama bahwasanya

Diniyah itu harus terdiri dari empat kelas, hal itu bisa terwujud dengan

berjalannya waktu dari tahun ke tahun, semakin banyak anak yang ikut serta

dalam menambah pengalaman keberagamaan di Daarul Takmiliyah Aliyah ini.3

Dalam pendirian Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada ini, terdapat

beberapa faktor penghambat dan pendukung. Faktor penghambat tersebut ialah :

pertama, Peraturan Daerah wilayah Bogor mengenai sekolah Diniyah terhadap

anak belum berstatus wajib. Namun, apabila anak mengikuti bimbingan dalam

3Wawancara dengan bapak Ridwan (pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada),

Bogor, Jumat 21 Juli 2017, 15:45 wib.

Page 48: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

37

penanaman agama di Daarul Takmiliyah Aliyah itu lebih baik, walaupun anak

tidak masuk Daarul Takmiliyah Aliyah juga tidak mengapa. Peraturan daerah

wilayah Bogor ini berbeda dengan peraturan daerah wilayah Sukabumi. Peraturan

daerah di wilayah Sukabumi sudah menetapkan status wajib bagi seorang anak

untuk menambah pengalaman keberagamaan anak di sekolah Diniyah yang

berhubungan langsung dengan sekolah menengah pertama. Dalam arti lain

seorang anak yang ingin melanjutkan sekolah pada tingakat SMP atau MTs harus

melampirkan ijazah Daarul Takmiliyah Aliyah.

Kedua, Daarul Takmiliyah Aliyah merupakan sebuah lembaga baru dari

pendidikan nasional, oleh sebab itu, peran penting Daarul Takmiliyah Aliyah

belum banyak dikenal masyarakat, terlebih masyarakat awam. Faktor yang

mengahambat lainnya adalah bentroknya undang-undang dengan Forum

Komunitas Darul Takmiliyah. Hal ini terlihat dari Peraturan Daerah memberikan

dukungan terhadap berdirinya sebuah lembaga Daarul Takmiliyah Aaliyah tetapi

ketika ada perkumpulan Daarul Takmiliyah Aliyah wilayah se-Kabupaten Bogor

belum bisa mengambil keputusan untuk mewajibkan anak masuk Daarul

Takmiliyah Aliyah dengan alasan khawatir akan mengganggu sekolah.

Selain faktor yang menghambat berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah

terdapat juga faktor yang mendukung yakni, terdapat banyak Daarul Takmiliyah

Aliyah di wilayah Bogor yang sudah berdiri sehingga menjadikan kita memiliki

motovasi yang tinggi untuk ikut serta mendirikan, terlebih di daerah kampung

Batukembar ini tidak ada lembaga keagamaan legalitas Departemen Agama.

Page 49: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

38

Tidak ada partisipasi masyarakat luas baik dalam hal dana maupun tenaga

dalam perencanaan dan pembangunan. Semua keperluan dan kebutuhan untuk

memenuhi agar Daarul Takmiliyah Aaliyah tetap berjalan ditutupi oleh pihak

Daarul Takmiliyah Aliyah sendiri, hal ini dilakukan dengan cara membuat

proposal melalui jalur FKDT Departemen Agama setiap tahunnya.

B. Tujuan Pendirian Daarul Takmiliyah Aliyah

Tujuan utama dari didirikannya Daarul Takmiliyah Aliyah ialah ikut serta

mencerdaskan dan mencetak anak bangsa yang bisa bermanfaat untuk agama dan

bangsa selain itu juga bertujuan untuk proses perkembangan, peningkatan serta

pemahaman nilai-nilai keagamaan pada anak sehingga anak akan tumbuh menjadi

pribadi yang sempurna dalam mengamalkan ajaran agama islam baik dalam

kehidupan dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.4

Dikarenakan diwilayah kampung Batukembar para orang tua sibuk

bekerja. Begitu pula para wali murid Daarul Takmiliyah Aliyah Qutrunnada

mengahabiskan waktunya untuk bekerja, pekerjaan yang dilakukan antara lain

sebagai buruh dan wiraswasta, pekerjaan ini dilakukan dari pagi hari hingga

menjelang petang. Dari 50 orang siswa 33 orang siswa memberikan data

mengenai pekerjaan orang tuanya. Adapun ibu, mereka berperan sebagai ibu

rumah tangga, namun ada juga beberapa ibu yang membantu perekonomian

keluarga dengan bekerja sebagai karyawan, tetapi mereka juga tidak mampu

menanamkan nilai-nilai keagamaan terhadap anak-anaknya, hal ini disebabkan

karena tingkat pendidikan orang tua yang rendah.

4Wawancara dengan bapak Ridwan (pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada,

Bogor, Jumat 21 Juli 2017, 15:45 wib.

Page 50: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

39

Dari hasil penelitian, penulis mendapati 27 orang tua yang mengenyam

pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD), 23 orang tua tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan 22 orang tua tingkat Sekolah menengah Atas (SMA) dari 100

orang tua, data ini sudah termasuk ibu dan ayah, yang lain tidak melampirkan data

pendidikan terakhir orang tua mereka. Hal ini mengakibatkan anak-anak tumbuh

dalam nilai-nilai keagamaan yang tidak sempurna karena kurangnya pemahaman

serta perhatian orang tua terhadap pertumbuhan keagamaan anak-anaknya.5

C. Tokoh Pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada didirikan oleh seorang ibu rumah

tangga yang bernama Nanih. Ibu Nanih lahir di Pasir Muncang pada tanggal 19

mei 1963. Beliau merupakan anak kedelapan dari dua belas bersaudara. Semasa

kecil ibu Nanih menghabiskan waktu belajar di SD Pasir Muncang, MTs Al-

Istiqamah Caringin dan dilanjut dengan belajar memperdalam agama islam di

sebuah pondok pesantren Sadamukti. Selain itu, beliau juga aktif dalam

berorganisasi pramuka dan kesenian. Ibu Nanih sendiri memiliki tiga orang

anak.6

Ibu Nanih sudah kurang lebih tiga puluh tahun menanamkan nilai-nilai

keagamaan pada anak-anak di wilayah kampung Batukembar, dengan bersama-

sama mempelajari kitab suci Al Qur‟an setiap malam di rumah ibu Nanih.

5Angket Data pendidikan ayah dan ibu dari 50 pererta DTA Quthrunnada, dilakukan

pada tanggal 31 Juli 2017 6Wawancara dengan ibu Nanih (pimpinan Daarul Takmiliyah Aaliyah Quthrunnada),

Bogor, selasa 02 Juni 2017, 11:00 wib.

Page 51: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

40

D. Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada

Saat ini Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada masih berdiri di tanah

milik keluarga ibu Nanih, bangunan ini juga masih bersatu dengan rumah ibu

Nanih. Di tempat yang sederhana ini, sekitar 75 orang anak ikut serta menambah

pengalaman keagamaan di lembaga keagamaan ini. Di sini anak-anak mendapat

berbagai macam pengalaman keagamaan yang mungkin tidak di berikan oleh

orang tua dan keluarga di rumah. Ibu Nanih di bantu oleh ibu Santi, ibu

Khomsiyah, ibu Wulan serta pak Ridwan menanamkan keagamaan pada diri

anak-anak dengan sabar dan telaten.

Perturan Departemen Agama mewajibkan adanya empat kelas. Awalnya

terbagi dalam dua kelas, namun sekarang sudah memiliki enam kelas. Hal ini

disebabkan karena banyak anak pra sekolah yang mengikuti bimbingan untuk

mendapatkan pengalaman keagamaan, sehingga pihak Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada menyediakan dua kelas tambahan untuk anak dibawah enam tahun.

Dalam memenuhi kebutuhan Daarul Takmiliyah Aliyah saat ini, setiap

anak membayar iuran tiap bulannya sebesar Rp. 10.000.00,- namun ini tidak

berstatus wajib. Dengan kata lain anak yang membayar iuran tersebut akan

diterima dengan senang hati. Namun, walaupun anak tidak membayar iuran

tersebut tidak akan meminta dengan cara memaksanya.

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada memberikan peran yang sangat

penting dalam pembangunan kehidupan beragama, hal ini merupakan dasar atau

lembaga pendidikan awal yang menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak.

Page 52: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

41

Seperti halnya dalam agama, seseorang yang hendak mengerjakan solat maka

hendaklah ia berwudhu, karena wudhu merupakan salah satu syarat yang

menjadikan sholat kita sah. Begitupun dengan Daarul Takmiliyah Aliyah yang

mengajarkan berbagai macam pendidikan dasar yang didapatkan seorang anak,

mulai dari belajar alif sampai iya untuk bisa membaca, mempelajari, serta

memahami ayat-ayat Al-Quran, menghafal doa-doa yang itu memberikan mafaat

untuk anak, berdoa sebelum melakukan suatu pekerjaan adalah suatu hal yang

dianjurkan oleh agama.

Pertama, pananaman akhlak yang baik seperti ketika bertemu orang yang

lebih dewasa harus menghormatinya dengan cara mencium tangan, berpamitan

kepada orang tua ketika hendak pergi dan pulang sekolah, anak ditanamkan tata

cara berkata yang baik dan sopan terhadap orang tua maupun teman.

Kedua, penanaman dalam hal aqidah terhadap pribadi anak yang dilakukan

dengan cara mengenalkan sifat-sifat yang dimiliki Tuhan baik yang wajib,

mustahil maupun yang jaiz sekalipun, mengenalkan malaikat-malaikat beserta

tugasnya, mengenalkan para nabi-nabi, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan

aqidah.

Ketiga, penanaman keagamaan dalam hal ibadah dengan cara setiap

harinya anak-anak menghafal dan memparktekan doa-doa ketika hendak

berwudhu, setiap hari pula anak dibiasakan untuk membaca kitab suci Al-Quran

baik itu iqra, juz „amma dan Al-Quran bagi anak-anak yang sudah menguasai

bacaan Al-Quran, selain itu mengajak anak untuk senantiasa terbiasa melalukan

solat selama lima waktu dalam sehari semalam, membimbing anak agar berdoa

untuk kedua orang tuanya serta sebelum dan sesudah melakukan suatu pekerjaan.

Page 53: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

42

Kegiatan penanaman keagamaan ini dilakukan setiap hari dengan harapan

ketika anak-anak berada di rumah juga mampu menjalani kegiatan sehari-sehari

dengan sudah terbiasa dan tanpa adanya paksaan dari siapapun, menjadikan

pribadi keagamaan anak semakin berkembang dan semakin memahami masalah

keagamaan. Selain penanaman keagamaan dalam diri anak, anak juga diberikan

bimbingan untuk menjadi pribadi yang pemberani dan percaya diri dalam hal

yang positif.

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada ini memiliki empat ruangan kelas.

Saat ini peserta sudah terbagi menjadi enam kelas yang dari masing-masing kelas

diisi oleh anak yang berbeda-beda usia dengan wali kelas yang berbeda-beda pula.

Muatan pembelajaran terdiri dari lima mata pelajaran diantaranya: aqidah akhlak,

al-quran Hadist, sejarah kebudayaan islam, bahasa arab dan fiqih. Selain itu, juga

diperbolehkan menambah muatan pelajaran seperti kesenian, keterampilan, dan

lain sebagainya yang bermanfaat untuk anak.7

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada memiliki ciri khas tersendiri

dalam menjalani kegiatan-kegiatannya, yakni dengan menggunakan bahasa

sunda.Mulai dari mengawali kegiatan, anak-anak biasanya menyanyikan niat

mengaji, ragam nyanyian seperti fardhu wudhu, air yang suci yang menyucikan,

menyebutkan nama-nama nabi, rasul dan para malaikat beserta tugasnya, rukun

iman dan islam, sifat wajib bagi tuhan semua diucapkan menggunakan bahasa

sunda, selain itu dalam membaca iqra bagi kelas persiapan juga dilakukan

menggunakan ejaan sunda. Hal ini juga memberikan pengaruh yang baik bagi diri

anak dalam kehidupan masyarakat, karena dengan bahasa sunda perkataan anak

7Wawancara dengan bapak Ridwan (pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada),

Bogor, Selasa 23 Mei 2017, 16:15 wib.

Page 54: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

43

jadi lebih sopan serta terhindar dari perkataan yang kotor dan kasar.

Dalam membangun pengalaman penghayatan serta pengamalan

keberagamaan pada anak belum cukup memadai dan kuat bahkan mencapai

sempurna. Hal ini disebabkan karena kepengurusan masih dalam tahap

pembelajaran bukan tahap propesional selain itu waktu yang singkat dan terbatas.

Oleh sebab itu pihak Daarul Takmiliyah Aliyah sangat terbuka menerima

masukan serta ide-ide pembaruan yang tidak berbenturan dengan waktu

pembelajaran, akhlak, akidah serta peraturan-peraturan agama.

Walaupun begitu, ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga senantiasa

untuk selalu mengingatkan anaknya dalam hal beribadah seperti mengerjakan

salat, ikut serta dalam menambah pemahaman mengenai agama baik melalui

seorang guru maupun mendatangi majelis ta‟lim yang setiap harinya diadakan

diwilayah kampung Batukembar secara bergiliran.8 Namun untuk kegiatan lain

seperti membaca Al-Quran, berdoa setelah salat mereka pun masih terkadang

melakukan terkadang juga tidak.

Masyarakat dan pemerintah setempat sangat mendukung dengan

berdirinya sebuah lembaga keagamaan di kampung Batukembar ini, sebagaimana

yang telah disampaikan oleh bapak Anda Suwanda selaku bapak RT 04 RW 07

ini. Bapak Anda sangat mendukung dengan adanya lembaga keagamaan ini

karena, hal yang perlu diutamakan pada anak-anak adalah nilai-nilai keagamaan

setelah keagamaan kemudian hal-hal yang bersifat umum, bapak Anda juga

melihat bahwa banyak anak-anak usia pra sekolah yang ikut serta di lembaga

8Angket pengamalan ibadah yang dilakukan orang tua dan anak, dilakukan pada tanggal

31 Juli 2017.

Page 55: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

44

keagamaan ini. Hal ini adalah salah satu cara menyiapkan bibit tokoh pemimpin

yang unggul khususnya dalam bidang keagaamaan. Tokoh pemimpin dalam

bidang keagamaan ini tidak akan ada jika tidak dilatih atau ditanamkan semangat

nilai-nilai keagamaan dari bawah (usia dini) sampai usia dewasa.

Seiring dengan berjalan waktu peserta bertambah lebih banyak dan bisa

memberikan pemahaman keagamaan dengan baik. Meskipun bapak Anda juga

melihat banyak anak yang tidak ikut serta, tetapi di daerah ini juga ada diantara

masyarakat yang mengadakan dan menyediakan tempatnya untuk anak belajar Al-

Quran. Bapak Anda sangat mendukung berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah,

tetapi tidak mampu berkontribusi banyak, hanya tenaga dan pemikiran mengenai

sedikit ilmu yang bisa diberikan.9

Dalam melakukan seluruh aktifitas, dibutuhkan adanya komunikasi yang

baik antara semua pihak. Hubungan komunikasi memiliki peran yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Begitu juga ketika kita sedang berdoa

dibutuhkan komunikasi yang baik.

Kata komunikasi berasal dari dari bahasa latin communico yang artinya

membagi gagasan, ide atau pikiran. Dalam bahasa Inggris communication berarti

sama dalam makna. Dalam konteks psikologi, komukasi dapat memberikan

stimulus yang menimbulkan respons bagi yang pesan yang disampaikan, dapat

mengetahui makna serta mengubah perilaku orang dari lambang tertentu.10

9Wawancara dengan bapak Anda Suwanda selaku RT 04 RW 07 kampung Batukembar,

Bogor, Selasa 12 September 2017, 16:15 wib. 10

Nina. W Syam, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2011), h. 35.

Page 56: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

45

Daarul Ttakmiliyah Aliyah Quthrunnada hendaknya memperbaharui ide

dan gagasan baru untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, hal ini dapat

dilakukan dengan cara menerapkan manajemen pendidikan, kepemimpinan, dan

organisasi yang berbeda dari sebelumnya. Saat ini Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada menganut kepemimpinan hierarkis komando yakni menggambarkan

bahwa semua kegiatan hanya berpusat pada pemimpin dan hanya sedikit

kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak sehingga tidak mampu

menciptakan inovatif dan kreatif. Selain itu, kepemimpinan yang bersifat hierarkis

komando juga menjadikan bawahan bersikap a priori dan bertindak atas dasar

perintah sang pemimpin.

Hendaknya konsep kepemimpinan hierarkis komando ini dirubah menjadi

kemitaraan bersama ialah keberhasilan yang diraih suatu lembaga atau organisasi

merupakan hasil dari adanya kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan atau

karena adanya team work yang cerdas. Dengan perspektif antara lain:

1. Pemimpin atau kepala sekolah mengomunikasikan nilai-nilai institusi kepada

para staf, para pelajar, dan kepada komunitas yang lebih luas

2. Otonomi, eksperimentasi dan antisipasi terhadap kegagalan. Pemimpin

pendidikan harus melakukan inovasi di antara staf-stafnya dan bersiap-siap

mengantisipasi kegagalan.

3. Menciptakan rasa kekeluargaan.

4. Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas dan antusiasme, sifat tersebut

merupakan mutu personal esensial pemimpin lembaga pendidikan.11

11

Abd. Wahab H.S &Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 88.

Page 57: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

46

Dari apa yang telah penulis dapatkan dari hasil penelitian, proses

sosialisasi antara orang tua dan anak diwilayah Batukembar banyak yang

menggunakan pola otoriter dan fermisif. Sosialisasi dengan pola otoriter yakni

pola yang didasarkan orang tua menginginkan agar anak mengikuti kemauan

mereka. Sedangkan pola fermisif ialah pola yang didasarkan pada sikap orang tua

yang membiarkan atau mengijinkan setiap tingkah laku anak dan tidak pernah

memberikan hukuman kepada anak.

E. Internalisasi Nilai-nilai Keberagamaan Pada Anak

Dalam salah satu cabang psikologi, perkembangan dikenal dengan

psikologi perkembangan, yang mempelajari kapan dan bagaimana perubahan

yang terjadi pada diri manusia dari waktu ke waktu. (Nuryanti, 2008: 8).

Perkembangan dalam psikologi memiliki peran untuk menunjang keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Perkembangan dalam ilmu psikologi,

mengkaji tentang aspek-aspek perkembangan secara komprehensif yang meliputi

aspek fisik, motorik, bahasa, kognitif, afektif atau emosi, sosial, moral dan

agama.12

Harold Stevenson, Direktur Institut Perkembangan Anak, Universitas

Minnesota, merumuskan bahwa “psikologi perkembangan berhubungan dengan

studi mengenai perubahan tingkah laku sepanjang hidup”. Teori perkembangan ini

lebih banyak diperlihatkan oleh bayi, anak, dan remaja. Berbeda dengan Richard

M. Lerner berpendapat bahwa psikologi perkembangan adalah suatu pengetahuan

yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang

12

Nafia Wafiqni & Asep Ediana Latif, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/ SD

(Jakarta: UIN PRESS, 2015), h. 1.

Page 58: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

47

hidup. Seperti halnya mempelajari bagaimana proses berfikir pada usia anak yang

berbeda apakah menujukan adanya persamaan atau perbedaan. Atau bisa juga

mempelajari bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari

masa kanak-kanak kemasa remaja bahkan dewasa.13

Menurut Catron dan Allen menyebutkan bahwa terdapat enam aspek

perkembangan anak usia dini, yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional,

sosialisasi, komunikasi, kognitif, keterampilan motorik. Keterampilan tidak

dipandang sebagai perkembangan tambahan, melainkan sebagai komponen yang

integral dari lingkungan bermain yang baik. Perkembangan anak pada enam aspek

dibawah ini membentuk fokus sentral sebagai pengembangan kurikulum bermain

kreatif pada anak usia dini.

1. Pengembangan emosi, melalui permainan anak dapat belajar menerima

berekspresi dan mengatasi masalah.

2. Kesadaran personal, permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan

kesadaran sosial bermain, mendukung anak tumbuh secara mandiri dan

memiliki kontrol atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat

menemukan hal yang baru, bereksplorasi. Meniru dan mempraktekkan

kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membagun

keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan ini membuat anak merasa

kompeten dengan cara yang positif, bermain juga memberikan kesempatan

pada anak untuk mengenal diri meraka dan untuk mengembangkan pola

perilaku yang memuaskan dalam hidup.

13

Singgih D. Gunarsa, dasar dan teori perkembangan anak (PT BPK Gunung Mulia,

Jakarta: 1997), h. 27.

Page 59: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

48

3. Membangun sosialisasi, bermain memberikan jalan bagi perkembangan

sosial anak ketika berbagi dengan anak lain, untuk kemampuan soialisasi dan

memperluas empati terhadap oranglain serta mengurangi sikap

egosentrisme.14

4. Kemampuan berbahasa anak, melalui komunikasi anak dapat memperluas

kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta mengekspresikan

kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan

orang dewasa pada situasi bermain spontan.

5. Perkembangan kognitif, bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk

secara aktif terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam

menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan

kognitif lainnya.

6. Pengembangan kemampuan motorik, kesempatan yang luas untuk bergerak,

pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensorik motor yang

meliputi pengunaan otot-otot besar dan kecil. Memungkinkan anak untuk

memenuhi perkembangan perseptual motorik.15

Selain itu ada juga tokoh Erik Erikson dengan teorinya Post-Freudian yang

lebih menekankan pentingnya hubungan sosial anak-anak. Erikson

mengemukakan tahapan perkembangan psikososial yang bersandar pada prinsip

epigenetik. Yang berarti setiap tahap berkembang selangkah demi selangkah dan

perkembangan kemudian bertolak dari perkembangan selanjutnya. Dalam setiap

tahap, orang-orang menghadapi interkasi sikap-sikap yang berlawanan, yang

14

Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Egosentrisme adalah

suatu sikap melihat kepribadian orang lain dengan mengacu pada pribadi sendiri, h. 135

15Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Indeks, Jakarta,

2012), h. 62.

Page 60: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

49

menyebabkan konflik, atau krisis spikososial. Pemecahan krisis menghasilkan

kekuatan dasar dan memungkinkan seseorang bergerak menuju tahap berikutnya.

Proses-proses perkembangan anak berlangsung terus sampai dengan masa

dewasa.

Tujuan masa adolesen (masa remaja) bukan seksualitas genital melainkan

tercapainya identitas ego. Anak yang mencapai identitas ego mengembangkan

suatu perasaan tertentu yang jelas dan kuat tentang siapa mereka dan apa

keyakinan mereka. Anak-anak yang berjalan tanpa tujuan atau kejelasan tentang

diri mereka, mereka berada dalam keadaan yang kacau.16

Keberagamaan seorang anak dapat dipengaruhi antara lain oleh Genetis

dan sistem syaraf. Para ilmuan aliran behavior tetap skeptis bahwa keberagamaan

dan sikap lainnya merupakan pengaruh dari faktor genetis (keturunan), faktor ini

memberikan peranan yang penting didalam, perilaku dan keberagamaan manusia.

Ada beberapa aspek dan kapasitas keberagamaan yang dapat diturunkan,

sebagaimana yang di ungkapkan Carl Jung bahwa manusia memiliki kebutuhan

kesandaran untuk mencari dan menemukan tuhan. Sedangkan Elkind berpendapat

bahwa perkembangan tahapan kognitif adalah sebagian diturunkan.

Oleh karena itu, ada beberapa aspek dari keberagamaan dapat ditelusuri

hingga taraf kebutuhan kognitif tertentu yang muncul selama perkembangan

mental. Berbeda dengan para ilmuwan sosial, mereka berpendapat bahwa cinta

atau kebencian kita terhadap sesuatu adalah dari pengalaman sosialisasi kita dan

faktor-faktor lingkungan ketimbang dari DNA yang kita bawa dari orang tua kita

(Kagan 1998).

16

Yustinus Semium, OFM, teori-teori kepribadian, (Kanisius, Yogyakarta: 2013), h. 15

Page 61: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

50

Terdapat beberapa teori mengenai perkembangan keberagamaan anak,

antara lain:

a. Teori perkembangan jiwa beragama analisa Alport‟s

Dalam “ individu dan agamanya” Alport‟s menggambarkan ide mengenai

bagaimana anak berpindah dari tidak beragama kepada beragama (keyakinan)

menjadi sebuah bangian yang menyatu dari kepribadian, agama anak diperoleh

bukan secara biologis diturunkan melainkan respon dan kebiasaan sosial. Menurut

Alport‟s seorang anak memiliki sifat egosentris, merasa bahwa dunia berputar

mengelilinginya sehingga ibada atau berdoa diketahuinya sebagai sarana

mendapatkan benda. Selain itu, konsep keberagamaan anak cenderung

anthropomorphic (menganggap karakteristik manusia seperti tuhan, sehinnga

mereka menggambarkan tuhan sebagai seorang raja, orang tua, seorang supermen.

b. Teori tahapan pada perkembangan agama

pengalaman yang relevan kepada pengembangan keyakinan mulai terlihat

jelas dalam kehidupan, ada tahapan umun dalam perkembangan agama yang

dikenal dengan tahapan koginitif Piaget. Piaget percaya bahwa cara anak-anak

berfikir tentang dunia mereka berubah secara sistematis sejalan dengan mereka

tumbuh. Perkembangan kognitif melibatkan serangkaian tahapan, yaitu: pertama,

tahap sensori motorik (dari lahir- 2 tahun) selama tahap ini, anak-anak memahami

sesuatu melalui interaksi sensori motoriknya dengan dunia disekitar mereka.17

17

Heny Narendrany & Andri Yudiantoro, Psikologi Agama (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2007), h. 78.

Page 62: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

51

Kedua, tahapan pikiran pra-operasiaonal (2-7 tahun) pada masa ini anak-

anak belajar menggunakan simbol-simbol dan pencitraan batiniah. Namun,

pikiran mereka masih tidak sistematis dan logis. Ketiga, tahapan operasional nyata

(operasi berfikir konkret 7-12 tahun) pada masa ini anak-anak mulai

mengembangkan kemampuan berfikir sitematis. Keempat, tahapan operasional

formal (operasi berfikir fornal 12 tahun keatas) yakni tahapan terakhir dari

perkembangan kognitif yang menunjukanadanya perpindahan dari hal yang

kongkrit (nyata) kepada hal abstrak yang kompleks dengan melibatkan hipotesis.

c. Aplikasi tahapan Piaget pada perkembangan keagamaan

Aplikasi ini ditunjukan oleh beberapa pendekatan dari tokoh psikologi

perkembangan keagamaan, yakni: Elkind‟s dan Goldman. Elkind‟s menyatakan

bahwa agama adalah sebuah hasil alami dari perkembangan mental, seperti awal

dari pertumbuhan intelektual berinteraksi dengan pengalaman individu. Begitu

juga dengan Goldman bahwa pemikiran keagamaan berjalan sesuai dengan

perkembangan kognitif secara umumnya.

d. Tahapan Fowler atas perkembangan keyakinan

Kepercayaan atau keyakinan didefinisikan sebagai “sebuah pengalaman

manusia yang dinamis dan umum tetapi, tidak terbatas kepada agama” (Fowler,

1991, h31). Keyakinan adalah kepercayaan dan kesetiaan pada gamabaran dan

kenyataan dari kekuatan-kekuatan, keyakinan juga melibatkan kisah atau cerita

yang memberikan arti dan arah bagi kehidupan orang-orang.

Tahapan-tahapan Fowler atas perembangan keyakinan:18

18

Heny Narendrany & Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, h. 85.

Page 63: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

52

Pertama, keyakinan primal (masa kecil) pada tahap ini melibatkan

permulaan dari kepercayaan emosional berdasrkan pada kontak tubuh,

pengasuhan, permainan awal dan lain sebagainya. Kedua, keyakinan intuisi atau

proyektif (awal masa kanak-kanak) tahap kedua ini imajinasi dikombinasikan

dengan dengan persepsi dan perasaan untuk menciptakan gambarn keyakinan

yang kekal. Anak menjadi sadar akan kesucian, akan larangan, akan kamatian dan

keberadaan moralitas. Ketiga keyakinan mitos atau literal (usia sekolah dasar)

yakni perkembangan kemampuan untuk berfikir logis membantu untuk menata

dunia, anak dapat membedakan antara fantasi dan dunia nyata serta dapat

menghargai pandangan orang lain. Keyakinan dan simbol keberagamaan diterima

dengan cukup dan benar.

Banyak studi dari agama pada masa kanak-kanak telah secara khusus

memfokuskan pada persoalan gambaran tentang tuhan, hal ini telah diteliti yang

didasarkan pada teori psikodinamis, seperti yang di nyatakan oleh Freud bahwa

anak-anak menggambarkan konsep tuhan sebagai figur seorang ayah. Beberapa

penelitian yang didominasi budaya barat telah menegaskan bahwa gambaran

tuhan khas atau khusus laki-laki, selain itu gambaran tentang tuhan juga

ditafsirkan seorang anak sebagai hubungan dengan orang tua terkait kepada

gambaran positif (seperti kasih sayang, rasa aman) akan tuhan. Hal ini sesuai

dengan sebuah hipotesa model mental yang dikemukakan oleh Kirkpatrik.

Kirkpatrik menyatakan bahwa keberagamaan seorang anak mungkin

sekurang-kurangnya sebagiaan ditentukan oleh hubungan kasih sayang sejak dini.

Toeri kasih sayang memiliki relevansi bagi pemahaman konseptualisasi akan

Page 64: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

53

Tuhan, perilaku keberagamaan seperti berdo‟a dan hubungan antara pengalaman

beragama dan cinta romantis.

Sedangkan konsep anak atas doa atau ibadah berkembang dalam tiga

tahapan: ketika anak berpindah dari kebiasaan dan melalui hafalan, kepada

permohonan yang bersifat pribadi yang kongkrit, kepada permohonan atau doa

yang abstrak. Woolley dan Phelps bahwa doa dan semua yang berhubungan

dengan tuhan berkembang bertahun-tahun lebih awal (usia 5 tahun).

Page 65: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

54

BAB IV

PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN ANAK USIA

SEKOLAH DASAR PESERTA DAARUL TAKMILIYAH ALIYAH

QUTHRUNNADA

A. Keberagamaan Anak Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada memiliki peserta sebanyak 70

orang dalam hal ini penulis hanya meneliti 36 anak dari popolasi yang ada dari

kelas tiga sampai kelah enam, 36 anak inilah yang memenuhi syarat untuk diliti,

karena mereka sudah memasuki masa usia Sekolah Dasar.1 Penelitian pada bab ini

fokus terhadap keberagamaan anak yang berkaitan dengan dimensi keagamaan.

Dimensi keagamaan ini merupakan data yang berasal dari kepustakaan

yang digunakan sebagai rumusan teori yang dijadikan pedoman penulis untuk

penelitian lapangan. Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara membagikan

angket kepada setiap peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada.

Adapun data yang diperoleh melalui angket, penulis akan menganalisa dan

mengolah data statistic frekuensi, yaitu memeriksa jawaban-jawaban dari para

peserta Daarul Takmiliah Aliyah Quthrunnada ini, lalu dijumlahkan,

diklasifikasikan dan ditabulasikan, data yang didapat dari sebuah item pertanyaan

akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat frekuensi dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:2

1Data Peserta didik Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada tahun 2017-2018.

2Anas Sujiono, pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

cet. 21, h. 43.

Page 66: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

55

P=Fx 100

N

Keterangan :

P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden (number of case)

100% = Bilangan tetap

B. Dimensi Keagamaan

Tabel 1 Dimensi Keyakinan

1.1 Allah bersifat wujud artinya ada, dengan demikian Allah pasti ada

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

30

4

2

0

83,3 %

11,1%

5,5%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabe l.1 mengenai Allah bersifat wujud artinya ada, dengan

demikian Allah pasti ada, menunjukan bahwa hampir seluruhnya peserta Daarul

Takmiliyah Aliyah Quthrunnada yakin sekali dengan sifat wujud Allah. Hal ini

terbukti dari jumlah persentase yakin sekali yakni 83,3%. Tabel 1.1 merupakan

kegiatan menghafal sifat-sifat Allah yang dilakukan peserta Daarul Takmiliyah

Page 67: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

56

Aliyah Quthrunnada.

1.2 Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

28

7

1

0

77,8%

19,4%

2,8%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa peserta Daarul Takmiliyah

Aliyah Quthrunnada hampir seluruhnya yakin sekali bahwa malaikat adalah

makhluk yang diciptakan oleh Allah, sebagaimana yang ditunjukan persentase

dengan jumlah 77,8%.

1.3 Zabur, Taurat dan Injil adalah kitab suci yang diturunkan sebelum Al-

Qur’an

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

22

9

2

3

61,1%

25%

5,6%

8,3%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.3 dengan persentase 61,1% anak-anak peserta Daarul

Takmiliyah Aliyah Quthrunnada juga yakin sekali bahwa Zabur, Taurat dan Injil

Page 68: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

57

merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah sebelum Al-Qur‟an.

1.4 Hari akhir adalah hari dimana manusia akan menjalani kehidupan

sesudah kematian

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

22

8

6

0

61,1%

22,2%

16,7%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.4 dengan persentase 61,1% menunjukan bahwa anak-

anak peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada yakin sekali dengan hari

akhir adalah hari dimana manusia akan menjalani kehidupan sesudah kematian.

Tabel 1.4 merupakan salah satu tema yang sering dibahas dalam kegiatan kultum

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada.

1.5 Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang Allah utus

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

29

6

1

0

80,6%

16,7%

2,8%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.5 anak-anak peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada yakin sekali bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang

Page 69: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

58

diutus Allah, hal ini sesuai dengan persentase 80,6%.

1.6 Surga dan Neraka adalah benar adanya

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

29

7

0

0

80,6%

19,4%

0%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.6 peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada juga

memiliki keyakinan bahwa surga dan neraka itu ada, hal ini terbukti dari

persentase yang didapat sebanyak 80,6%.

1.7 Kiamat besar akan terjadi

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

26

6

3

2

72,2%

16,7%

8,3%

5,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.7 menunjukan bahwa kiamat besar akan terjadi yakni

hancurnya seluruh alam raya diyakini oleh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada dengan hasil persentase sebanyak 72,2%. Hal ini terbukti ketika

dalam kegiatan belajar mengajar yang diselingi dengan tanya jawab kebanyakan

mereka bertanya mengenai berbagi hal tentang kiamat.

Page 70: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

59

1.8 Kematian akan datang pada setiap orang

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Yakin Sekali

Yakin

Kurang Yakin

Tidak Yakin

25

7

4

0

69,4%

19,4%

11,1%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.8 bahwa kematian akan datang pada setiap orang,

peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada yakin sekali akan hal demikian,

hal ini dilihat dari persentase yang didapat yaitu 69%. Nanum keyakinan itu tetap

menimbulkan rasa takut dalam benak anak-anak Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunanada. Hal ini terbukti dari kegiatan tanya jawab yang dilakukan ktika

sedang berjalannya proses belajar mengajar Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada.

Tabel 2: Dimensi Pengamalan/ Ritual Agama

2.1 Saya melakukan shalat wajib lima kali dalam sehari semalam

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

17

5

14

0

47%

13,9%

38,9%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.1 hampir setengah dari frekuensi anak-anak peserta

Page 71: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

60

Daarul Takmiliyah Aliyah Quhrunnada yang selalu melakukan shalat wajib lima

kali sehari semalam, namum juga terdapat hampir setengah dari frekuensi anak

yang kadang-kadang melakukan shalat wajib lima kali sehari semalam. Hal ini

terbukti dari persentase yang di dapat 47% dan 38,9%.

2.2 Saya melakukan shalat berjamaah dimesjid atau dengan orang tua

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

6

12

16

2

16,7%

33,3%

44,4%

5,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.2 hampir setengah dari frekuensi anak-anak peserta

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada kadang-kadang melakukan shalat secara

berjamaah dimesjid atau dengan orang tua, sesuai dengan hasil yang didapat

persentase kategori jawaban kadang-kadang lebih besar dari pada yang lainnya

yaitu sebanyak 44,4%.

2.3 Setiap bulan ramadhan saya berpuasa penuh

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

20

5

11

0

55,6%

13,9%

30,6%

0

Jumlah 36 100%

Page 72: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

61

Berdasarkan tabel 2.3 anak-anak peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada selalu menjali puasa dibulan ramadhan secara penuh. Hal ini sesuai

dengan persentase yang didapat sebanyak 55,6%.

2.4 Setelah salat saya membaca Al-Qu’an

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

12

10

11

3

33,3%

27,8%

30,6%

8,3%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.4 membaca Al-Qur‟an setelah shalat dilihat dari

frekuensi anak jumlahnya tidak jauh berbeda sehingga dihasilkan antara selalu

sering dan kadang-kadang memiliki persentase sebagai berikut 33,3%, 27,8% dan

30%.

2.5 Saya memenuhi perintah orang tua

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

10

5

0

58,3%

20,8%

15,9%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.5 setengah dari peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada selalu memenuhi perintah orang tuanya, hal ini ditunjukan dengan

Page 73: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

62

persentase sebanyak 58,3%

2.6 Saya melaksanakan zakat fitrah

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

36

0

0

0

100%

0%

0%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.6 mengenai pengamalan agama dalam hal berzakat

seluruh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada selalu melaksanakan

zakat fitrah. Hal ini terbukti dari hasil persentase sebanyak 100%.

2.7 Saya menutup aurat dilingkungan rumah

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

13

6

16

1

36,1%

16,7%

44,4%

2,8%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.7 pengamalan agama dalam hal menutup aurat

dilingkungan rumah, masih banyak anak yang belum melakukannya, hal ini

terbukti dari persentase kadang-kadang sebanyak 44,4%.

Page 74: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

63

Tabel 3: Dimensi Pengalaman/ Perasaan Agama

3.1 Saya merasa selalu diawasi Allah

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Setiap saat

Ketika sedang solat

Bila ditimpa musibah

Tidak pernah

33

0

2

1

91,6%

0%

5,6%

2,8%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukan hampir seluruhnya anak-anak Daarul

Takmiliyah Aliyah Quthrunnada setiap saat selalu diawasi Allah, hal ini sesuai

dengan persentase yang didapat sebanyak 91,8% .

2.2Bila disebut asma Allah hati saya bergetar

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

5

24

2

13,9%

13,9%

66,7%

5,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 2.2 dengan frekuensi 24 orang terkadang hatinya

bergetar ketika disebut asma Allah, hal ini juga menimbulkan persentase yang

lebih tinggi dari yang lainnya yaitu sebanyak 66,7%.

Page 75: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

64

3.3 Saya berzikir dan berdoa setelah shalat

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

16

5

13

2

44,4%

13,9%

36,1%

5,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 3.3 kegiatan selalu berzikir dan berdoa setelah shalat

hampir seimbang dengan terkadang melakukan zikir dan berdoa tersebut. Hal ini

terbukti dari frekuensi 16 dengan 13 yang mengasilkan persentase sebanyak

44,4% dang 36,1%.

3.4ketika berzikir dan berdoa saya merasa berhadapan langsung dengan

Allah

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

10

5

0

58,3%

27,8%

13,9%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 3.4 sebanyak 21anak peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada ketika berzikir dan berdoa selalu merasa berhadapan langsung

dengan Allah sebagaimana persentase yang didapat sebanyak 58,3% dan 10 orang

Page 76: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

65

sering merasakan hal yang sama.

3.5 Saya merasa doa adalah permintaan sekaligus komunikasi dengan Allah

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

20

11

5

0

55,6%

30,6%

13,9%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 3.5 stengah dari frekeunsi anak selalu merasa doa

adalah permintaan sekaligus komunikasi dengan Allah. Sebagaimana persentase

yang didapat sebanyak 55,6%.

3.6 Saya menangis ketika berzikir atau berdoa

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

0

15

21

0

0%

41,7%

58,3%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 3.6 hampir setengah anak dari frekuensi yang sering

menangis ketika berzikir atau berdoa dengan persentase 41,7% dan setengah anak

dari frekuensi terkadang menangis ketika berzikir atau berdoa dengan hasil

persentase sebanyak 58,3%.

Page 77: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

66

3.7 Saya merasakan kenikmatan yang berbeda ketika berpuasa

No Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

13

2

0

58,3%

36,1%

5,6%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 3.7 setengah anak dari frekuensi mampu merasakan

kenikmatan yang berbeda ketika menjalani ibadah puasa. Hal ini sebagaimana

persentase yang didapat dengan jumlah 58,3%

Tabel 4: Dimensi Pengetahuan

4.1 Saya senantiasa membaca Al-Qura’an dengan.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat lancar

Lancar

Kurang lancar

Tidak lancar

4

15

17

0

11,1%,

41,7%

47,2%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 4.1 hampir setengah dari frekuensi anak yaitu 17 orang

yang kurang lancar dalam membaca Al-Qur‟an, namun hampir setengah pula dari

frekeunsi anak yang lancar dalam membaca Al-Qur‟an sebagaimana hasil dari

persentase yang didapat sebanyak 47,2% dan 41,7%. Membaca Al-Qur‟an adalah

kegiatan yang dilakukan setiap hari, mengenai banyaknya anak yang kurang

Page 78: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

67

lancar karena mereka belum mampu menguasai ilmu tajwid sepenuhnya.

4.2 Saya menghafal Al-Qur’an dengan.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat hafal

Hafal

Kurang hafal

Tidak hafal

3

10

21

2

8,3%

27,8%

58,3%

5,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 4.2 hampir setengah anak dari frekuensi sebanyak 21

orang dengan persentase 58,3% kurang hafal dengan ayat-ayat Al-Qur‟an

dikarenakan kegiatan menghafal ini dibutuhkan waktu yang lebih lama serta

pengulangan yang intensif. Daarul Takmiliyah Aliyah sendiri memberikan waktu

selama kurang lebih satu jam tiap harinya, waktu ini dibagi dengan beberapa

kegiatan yang harus dilakukan seperti menulis, mengaji, shalt berjamaah dan lain

sebagainya.

4.3 Rukun salat ada beberapa hal, tentang hal ini saya.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat tahu

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

17

12

6

1

47,2%

33,3%

16,7%

2,8%

Jumlah 36 100%

Page 79: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

68

Berdasarkan tabel 4.3 17 anak dengan persentase 47,2% sangat tahu

mengenai adanya beberapa rukun shalat, karena hal ini pertama kali diajarkan

langsung kepada kelas enam, lima dan empat yang diulang setiap harinya, berbeda

dengan frekuensi 12 anak yang tahu dengan persentase 33,3%.

4.4 Rukun iman dan islam ada beberapa hal, tentang hal ini saya

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat tahu

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

21

15

0

0

58,3%

41,7%

0%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan taebel 4.4 seluruh anak mengetahui rukun iman dan rukun

islam. Karena ini adalah salah satu kegiatan yang setiap hari peserta Daarul

Takmiliyah Aliyah Quthrunnada lakukan. Jumlah rukun iman dan islam dihafal

secara bersamaan sebelum memulai pembelajaran.

4.5 Air yang bisa dipakai untuk bersuci ada beberapa macam, tentang hal ini

saya

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat tahu

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

21

13

2

0

58,3%

36,1%

5,6%

0%

Jumlah 36 100%

Page 80: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

69

Berdasarkan tabel 4.5 juga dapat dikatakan hampir seluruh anak dari

frekuensi yang ada mengentahui berbagai macam air yang bisa digunakan untuk

bersuci, hal ini juga menjadi kegiatan menghafal yang dilakukan setiap hari oleh

peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada.

4.6 Minum-minuman keras adalah perbuatan yang diharamkan agama.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat tahu

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

25

8

0

3

69,4%

22,2%

0%

6,3%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 4.6 dengan frekuensi 25 anak sangat tahu mengenai

larangan agama terhadap minum-minuman keras, hal ini sebgaimana persentase

yang didapat yakni 69,4%.

4.7 Menutup aurat adalah perintah agama.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat tahu

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

24

11

1

0

66,7%

30,6%

2,8%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 4.7 24 anak sangat tahu serta 11 anak tahu mengenai

perintah agama tentang menutup aurat, hal ini terbukti dari prekuensi yang didapat

Page 81: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

70

sebanyak 66,7% dan 30,6%.

4.8 Mencuri adalah perbuatan yang dilarang agama.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat tahu

Tahu

Kurang tahu

Tidak tahu

24

10

1

1

66,7%

27,8%

2,8%

2,8%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 4.8 dengan frekuensi 24 anak sangat tahu mengenai

larangan agama terhadap kegiatan mencuri , hal ini sebgaimana persentase yang

didapat yakni 66,7%.

Tabel 5: Dimensi Konsekuensi

5.1 Saya senantiasa peduli terhadap teman.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

18

10

7

1

50%

27,8%

19,4%

2,8%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.1 setengah dari frekuensi anak senantiasa selalu peduli

terhadap teman, dengan hasil persentase 50%.

Page 82: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

71

5.2 Bila ada saudara sesama muslim yang melakukan perbuatan tercela saya

mengingatkanya.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

15

7

10

4

41,7%

19,4%

27,8%

11,1%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.2 hampir setengah dari frekuensi anak senantiasa selalu

mengingatkan sesama apabila berbuat hal yang tercela, dengan hasil persentase

41,7%.

5.3 Ketika bertemu dengan saudara musim maka saya mengucapkan salam.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

16

12

7

1

44,4%

33,3%

19,4%

2,8%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.3 hampir setengah dari frekuensi anak senantiasa selalu

mengucapkan salam ketika bertemu dengan saudara sesama muslim, dengan hasil

persentase 44,4%. Mengucapkan salam ini biasa dilakukan anak-anak ketika

bertemu orang tua, teman, adik kelas serta orang asing.

Page 83: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

72

5.4 Saya menyambung tali silaturahmi.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

22

7

7

0

61,1%

19,4%

19,4%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.4 setengah dari frekuensi anak senantiasa selalu

menyambung tali silaturahim, hal ini sesuai dengan hasil persentase yang didapat

sebanyak 50%.

5.5 Jika teman saya non muslim, saya senantiasa peduli.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

22

6

5

3

61,1%

16,7%

13,9%

8,3%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.5 setengah dari frekuensi anak senantiasa selalu peduli

terhadap teman yang berbeda agama, hal ini sesuai dengan hasil persentase 50%.

C. Karakteristik Anak

Tabel 6: Karakteristik peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Qutrunnada

6.1 Apabila belajar di Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada diselingi

Page 84: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

73

dengan permainan.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat senang

Biasa saja

Kadang-kadang

Tidak senang

26

3

5

2

72,2%

8,3%

5,6%

2,6%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.1 hampir seluruh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada berdasarkan frekuensi 26 orang dengan persentase 72,2% sangat

senang apabila belajar di Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada diselingi dengan

permainan

6.2 Apabila belajar di daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada diselingi

dengan banyak bergerak.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat senang

Biasa saja

Kadang-kadang

Tidak senang

26

5

5

0

72,2%

5,6%

5,6%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.2 hampir seluruh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada berdasarkan frekuensi 26 orang dengan persentase 72,2% sangat

senang apabila ketika belajar diselingi dengan banyak bergerak.

Page 85: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

74

6.3 Saya senang apabila belajar dengan kelompok.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat senang

Biasa saja

Kadang-kadang

Tidak senang

32

2

2

0

88,9%

5,6%

5,6%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.3 hampir seluruh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada berdasarkan frekuensi 32 orang dengan persentase 88,9% sangat

senang apabila belajar di Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnadadilakukan secara

berkelompok.

6.4 Saya senang apabila dapat melakukan sesuatu yang telah dijelaskan oleh

ibu dan bapak guru Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Sangat senang

Biasa saja

Kadang-kadang

Tidak senang

31

2

3

0

86,1%

5,6%

8,3%

0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 5.4 hampir seluruh peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada berdasarkan frekuensi 31 orang dengan persentase 86,1% sangat

senang apabila mempraktekan secara langsung sesuatu yang telah dijelaskan.

Page 86: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

75

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah fitrah

keberagamaan pada seseorang termasuk pada seorang anak sudah ada sejak dalam

masa kandungan. Namun terdapat agen-agen sosialisai untuk menambah

pemahaman dan pengalaman mengenai keberagamaan. Mulai dari keluarga,

teman, lingkungan dan lembaga keagamaan.

Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada yang merupakan agen sosial yang

kedua dalam penanaman pemahaman serta pengalaman keberagamaan anak untuk

saat ini belum banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan keberagamaan

anak sehari-hari. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menjadikan dimensi

keagamaan sebagai panduan penelitian belum dapat terlaksana dengan baik.

Seperti hasil penelitian pada dimensi pengamalan atau praktek agama,

seperti halnya shalat lima waktu. Jangankan dikerjakan dengan tepat waktu untuk

mengerjakan shalat pun masih banyak yang tidak melakukannya. Namun pada

lainnya seperti: dimensi keyakinan, dimensi pengetahuan, dimensi pengalaman

serta dimensi konsekuensi dan karakteristik anak menunjukan hasil yang

signifikan.

B. Saran

Penulis berharap penulisan ini bisa memberikan referensi baru serta bisa

menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi mengenai psikologi agama

khususnya tentang keberagamaan pada anak-anak. Selain itu, penulis menyadari

Page 87: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

76

bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat hal yang belum lengkap atau

belum dicantumkan dalam penulisan ini.

Penulis akan sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya apabila penulisan ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi

rujukan terkait permasalahan perkembangan keberagamaan pada anak usia

sekolah dasar.

Adanya masukan maupun kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh

penulis demi berkembangnya kualitas penulis dalam melakukan penulisan.

Page 88: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

77

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Al-Faruqi, Isma‟il Raji, Tauhid (Bandung: Pustaka, 1982).

Anwar, Sanusi, Jalan Kebahagian (Jakarta: Gema Insani Press, 2016).

Arifin, Bambang Syamsul, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008).

Crapps W. Robert, Perkembangan Kepribadian & Keagamaan (Yogyakarta:

Kanisius, 1994).

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2010).

Daradjat, Zakiah Doa Menunjang Semangat Hidup (Jakarta: CV. Ruhana, 1996).

Faisal, Sanapiah Format- Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2010).

Ghufron M. Nur dan S. Rini Risnawati Teori-teori Psikologi,

Gunarsa, Singgih, G. Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia, 1997).

Harun, Muhammad Yusuf , Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Al-

Sofwa, 1997).

Kurlillah, Aris “Pola Sosialisasi Nilai-nilai Agama Dalam Keluarga Terhadap

Perilaku Anak di RW 5 Kelurahan Salak Kecamatan Tempuling Kabupaten

Indagiri Hilir” JOM FISIP, Vol.2 No. 2, Oktober 2015

MahfuzhJamaludin,Psikologi Anak dan Remaja Muslim, terj. Abdul Rosyad dan

Ahmad Vathir (Jakarta: Grapindo, 1999).

Mahfuzh, Jamaludin, M. Psikologi Anak dan Remaja Muslim (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2001).

Madjid, Nurcholis, Masyarakatreligious Membumikan Nilai-Nilai Islam Dalam

Kehidupan Masyarakat(Jakarta,2000).

Mansur, pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011), h. 52-55

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007).

Page 89: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

78

Mudarrisa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 1, Juni 2014.

Nazir, Moh, Metode Penelitan , (Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia: 2013).

Narendrany, Heny dan Yudiantoro, Andri,Psikologi Agama(Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2007).

Nurdin, M. Amin dan Abrori, Ahmad, Mengerti Sosiologi Pengantar Memahami

Konsep-konsep Sosiologi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)

Noor, Juliansyah Metodologi Penilitian: Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya

Ilmiah (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup, 2011).

Panuju, Panut, Psikologi Remaja (yogyakarta :Tiara Wacana, 1999)

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1989).

Ratna, Nyoman, Kutha, Metodologi Penelitian: kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora Pada Umumnya,1st

ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

Robertson, Roland (ed)“Agama : dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, terj.

Drs. Achmad Fedyani Saifudin, M.A., (Jakarta: CV Rajawali, 1988), cet. I,

h. VII.

T. Yanggo, Huzaemah, Hukum Keluarga Dalam Islam, (Jakarta: Yayasan

Masyarakat Indonesia Baru, 2013).

Sujiono, Anas pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008).

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods (Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2011).

Spock, Benjamin, Membina Watak Anak(Jakarta: Gunung Jati, 1982).

Wafiqni, Nafia dan Latif, Asep Ediana, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/

SD(Jakarta: UIN PRESS, 2015).

Widayanti, Kuntari.“Sosialisasi Keberagamaan Pada Anak (Studi Tentang Peran

Orang Tua Dalam pengenalan Agama Kepada Anak Di Desa Dengkeng,

Wedi Di Klaten)” Skripsi S1, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga, 2008.

Page 90: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

79

Wawancara :

Wawancara dengan bapak Ridwan (pendiri DTA Quthrunnada), Bogor,

Jumat 21 Juli 2017, 15:45 wib.

Wawancara dengan ibu Nanih (pimpinan DTA Quthrunnada), Bogor,

selasa 02 Juni 2017, 11:00 wib.

Angket pengamalan ibadah yang dilakukan orang tua dan anak, dilakukan

pada tanggal 31 Juli 2017.

Wawancara dengan bapak Anda Suwanda selaku RT 04 RW 07 kampung

Batukembar, Bogor, Selasa 12 September 2017, 16:15 wib.

Wawancara dengan bapak Saprudin selaku RT 05 RW 07 kampung

Batukembar, Bogor, Senin 25 September 2017, 16:15 wib.

Page 91: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

80

Lampiran-lampiran

Surat Penelitian

Page 92: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

81

Bukti Wawancara

Page 93: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

82

Page 94: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

83

Page 95: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

84

Page 96: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

85

Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan I

1. Siapa Pendiri dan kapan berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah?

2. Apa yang melatar belakangi berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah?

3. Proses apa saja yang dilalui untuk dapat mendirikan sebuah Daarul

Takmiliyah Aliyah?

4. Bagaimana sistem pembelajaran di Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada?

5. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mendirikan

Daarul Takmiliyah Aliyah?

6. Apakah masyarakat menerima dengan mendukung atau menolak

pendirian Daarul Takmiliyah Aliyah?

7. Apa fartisipasi masyarakat yang mendukung untuk berdirinya Daarul

Takmiliyah Aliyah?

8. Apa yang dilakukan untuk memenuhi keperluan Daarul Takmiliyah

Aliyah baik dalam dana maupun tenaga?

9. Seberapa penting peran DTA dalam pembangunan agama?

10. Bagaimana respon orang tua terhadap pembelajaran agama yang diajarkan

oleh DTA?

11. Apa peran masyarakat terhadap DTA?

12. Apakah peranan DTA dalam membangun keberagamaan anak di DTA ini

sudah memadai atau belum?

13. Apakah bentuk penghayatan keberagamaan pada anak sudah cukup kuat

apa belum?

Page 97: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

86

14. apakah lembaga pendidikan DTA sudah memantulkan pengaruh kepada

masyarakat?

15. Apakah DTA bersedia menerima ide atau pembaharuan terhadap upaya

memajukan sekolah?

Pertanyaan II

1. Apakah bapak mendukung berdirinya sebuah Daarul Takmiliyah Aliyah

di kampung Batukembar ini?

2. Apakah pihak DTA katif mengajak bapak untuk berkontribusi untuk

pembangunan DTA?

3. Bentuk kontribusi apa yang bapak berikan terhadap DTA

4. Bagaimana pendapat bapak dalam menyiapkan tokoh pemimpin dibidang

keagamaan?

Page 98: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

87

Hasil Wawancara

pertanyaan I

Nama : M. Ridwan s.Pd

Jabatan : Pendiri Daarul Takmiliyah Aliyah

Tempat, tanggal lahir: Bogor, 09 November 1993

Tanggal Wawancara : 24 Mei 2017 dan 22 Juli 2017

1. Siapa Pendiri dan kapan berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah?

Daarul Takmiliyah Aliyah (DTA) Quthrunnada berdiri pada tahun 2012

yang didirikan oleh ibu Nanih.

2. Apa yang melatar belakangi berdirinya Daarul Takmiliyah Aliyah?

Berdirinya DTA Quthrunnada ini dilatar belakangi oleh situasi dan kondisi

anak-anak wilayah kampung Batukembar yang tumbuh dan berkembang

tanpa didasari nilai-nilai keagamaan, selain itu anak-anak juga terlepas

dari pantauan orang tua baik mengenai akhlak, ibadah, serta pendidikan

yang berkenaan dengan agama maupun pendidikan sosial, karena para

orang tua diwilayah Kampung Batukembar ini sibuk mencari nafkah

untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Juga dilatar belakangi

dengan kondisi pada siang hari yang dilalui, mereka menghabiskan waktu

hanya bermain saja tidak ada hal yang bermanfaat yang didapatkan oleh

anak.

3. Proses apa saja yang dilalui untuk dapat mendirikan sebuah Daarul

Takmiliyah Aliyah?

Prosesnya yaitu, mengajukan proposal yang dibantu oleh Bapak Jaelani

selaku ketua dari Forum Komunikasi Darul Takmiliyah Se-Kecamatan

Page 99: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

88

Caringin. Menyerahkan surat domisili dari pemerintah setempat mulai dari

RT, RW, Kecamatan dan KUA, melampirkan surat keterangan perizinan

dari tokoh masyarakat setempat yakni, bapak Anda, bapak Jejen selaku

ustadz masyarakat setempat, bapak H. Ugan selaku tokoh masyarakat

setempat, dan ibu Milah selaku ibu RT, melampirkan data anak-anak

peserta Diniyah Takmiliyah Aliyah serta data tempat pendirian Diniyah

Takmiliyah Aliyah tersebut. Melakukan pengiriman proposal ke

Kementrian Agama ke bagian PEKAPONTREN (Pendidikan Keagamaan

dan Pondok Pesantren).

4. Tujuan didirikannya DTA Quthrunnada?

Ikut serta mencerdaskan dan mencetak anak bangsa yang bisa bermanfaat

untuk agama dan bangsa selain itu pendirian DTA juga bertujuan untuk

proses perkembangan, peningkatan serta pemahaman nilai-nilai

keagamaan pada anak sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang

sempurna dalam mengamalkan ajaran agama islam baik dalam kehidupan

dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.

5. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

mendirikan Daarul Takmiliyah Aliyah?

Faktor pendukungnya yaitu: terdapat banyak DTA di wilayah Bogor yang

sudah berdiri sehingga menjadikan kita memiliki motovasi yang tinggi

untuk ikut serta mendirikan DTA, terlebih di daerah kampung Batukembar

ini tidak ada DTA yang memiliki status dan legalitas Departemen Agama.

Guru-guru DTA yang semangat menularkan ilmunya waktu dan tenaga

untuk anak-anak. Faktor penghambatnya yaitu: Peraturan Daerah wilayah

Page 100: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

89

Bogor mengenai sekolah Diniyah terhadap anak yang belum berstatus

wajib. DTA merupakan sebuah lembaga baru dari pendidikan nasional,

oleh sebab itu, peran penting DTA belum banyak dikenal masyarakat.

bentroknya undang-undang dengan Forum Komunitas Darul Takmiliyah.

Hal ini terlihat dari Peraturan Daerah memberikan dukungan terhadap

berdirinya sebuah lembaga DTA tetapi ketika ada perkumpulan DTA

wilayah se-kabupaten Bogor belum bisa mengambil keputusan untuk

mewajibkan anak masuk Diniyah dengan alasan khawatir akan

mengganggu sekolah yang lainnya.

6. Apakah masyarakat menerima dengan mendukung atau menolak

pendirian Daarul Takmiliyah Aliyah?

Dalam hal masalah mendukung atau tidak karena di awal pendirian sudah

meminta persetujuan dari berbagai pihak dari bagian timur, barat, selatan

dan utara itu merupakan suatu bukti bahwa masyarakat mendukung.

7. Apa fartisipasi masyarakat yang mendukung untuk berdirinya

Daarul Takmiliyah Aliyah?

Tidak ada partisipasi masyarakat luas baik dalam hal tenaga dalam

perencanaan dan pembangunan DTA Quthrunnada ini. Namun, dalam hal

dana para orang tua peserta DTA Quthrunnada memberikan iuran tiap

bulannya.

Page 101: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

90

8. Apa yang dilakukan untuk memenuhi keperluan Daarul Takmiliyah

Aliyah baik dalam dana maupun tenaga?

Keperluan dan kebutuhan untuk memenuhi agar DTA tetap berjalan

dengan membuat proposal melalui jalur FKDT Departemen Agama setiap

tahunnya.

9. Seberapa penting peran DTA dalam pembangunan kehidupan

agama?

Sangat penting, karena DTA merupakan lembaga sekolah yang dasar yang

mempelajari ilmu-ilmu yang dasar pula.

10. Bagaimana respon orang tua terhadap pembelajaran agama yang

diajarkan oleh DTA?

Respon orang tua alhamdulillah cukup baik karena nak-anak yang masuk

DTA ini orang tuanya mengerti tentang pentingnya pendidikan agama.

11. Apa peran masyarakat terhadap DTA?

Masyarakat ikut mendukung dalam hal perlindungan dalam hal menjaga

nama baik lingkungan DTA maupun lingkungan daerah setempat dan

perizinan dalam pendirian.

12. Apakah peranan DTA dalam membangun keberagamaan anak di

DTA ini sudah memadai atau belum?

Belum bisa memadai karena beberapa faktor yaitu sistem kepengurusan

masih dalam tahap pembelajaran bukan profesional.

13. Apakah bentuk penghayatan keberagamaan pada anak sudah cukup

kuat apa belum?

Belum cukup kuat karena waktu anak disekolah terbatas.

Page 102: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

91

14. apakah lembaga pendidikan DTA sudah memantulkan pengaruh

kepada masyarakat?

Kalau pengaruh terlihat dari anak-anak yang keluar dari DTA ini bisa

bersaing dengan DTA lain dan anak tidak bingung ketika ditanya

mengenai bahasa arab.

15. Apakah DTA bersedia menerima ide atau pembaharuan terhadap

upaya memajukan sekolah?

Untuk ide yang baru dapat diterima asalkan tidak berbenturan dengan

waktu, akhlak dan juga akidah. Pembaharuan ini bisa dilakukan dengan

menjalankan praktek-praktek ibadah.

Page 103: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

92

pertanyaan II

Nama : Anda Suwanda

Jabatan : Ketua RT 04/07 kampung Batukembar

Tempat, tanggal lahir: Bogor, 06 Juni 1954

Tanggal Wawancara : 21 Juli 2017

1. Apakah bapak mendukung berdirinya sebuah Daarul Takmiliyah

Aliyah di kampung Batukembar ini?

Alhamdulillah sangat mendukung, karena anak-anak harus lebih

diutamakan dalam hal keagamaan.

2. Apakah pihak DTA aktif mengajak bapak untuk berkontribusi

dalam pembangunan DTA?

Pihak DTA sering mengajak untuk belajar, musyawarah juga hadir dalam

setiap acara-acara yang diadakan oleh DTA

3. Bentuk kontribusi apa yang bapak berikan terhadap DTA?

Dalam hal dana tidak bisa ikut berkontribusi banyak namun dalam hal

pemikiran dan tenaga insyaallah bapak akan bantu.

4. Bagaimana pendapat bapak dalam menyiapkan tokoh pemimpin

dibidang keagamaan?

Dalam menyiapkan anak untuk menjadi seorang tokoh pemimpin dalam

bidang keagamaan hendaknya sudah dilakukan di usia dini dan tidak

berhenti sampai dewasa, serta setiap orang memiliki motivasi yang kuat

dalam hal keagamaan.

Page 104: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

93

Nama : Saprudin

Jabatan : Ketua RT 05/07 kampung Batukembar

Tempat, tanggal lahir: Bogor, 11 November 1970

Tanggal Wawancara : 21 Juli 2017

1. Apakah bapak mendukung berdirinya sebuah Daarul Takmiliyah

Aliyah di kampung Batukembar ini?

Sangat mendukung, jika dihitung dalam persentase seorang anak

hendaknya memiliki pemahaman mengenai nilai-nilai agama sebanyak

80%.

2. Apakah pihak DTA aktif mengajak bapak untuk berkontribusi

dalam pembangunan DTA?

Pihak DTA sering mengajak untuk berkontribusi terutama dalam acara-

acara yang dilakukan DTA seperti acara kenaikan kelas dan peringatan

hari besar Islam.

3. Bentuk kontribusi apa yang bapak berikan terhadap DTA?

Dalam hal materi belum bisa banyak membantu, mungkin saat ini hanya

bisa membantu dalam memerikan saran-saran. Masyarakat pun tidak

banyak membantu dalam hal tenaga pembangunan DTA, karena DTA

termasuk sebuah lembaga yayasan kecuali jika DTA berdiri di atas tanah

wakaf. Jadi selama ini DTA dalam melakukan pembangunan meminta

bantuan kepada pemerintah dalam hal pengajuan proposal juga kepada

anak-anak DTA Quthrunnada.

Page 105: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

94

4. Bagaimana pendapat bapak dalam menyiapkan tokoh pemimpin

dibidang keagamaan?

Dimulai dari lingkungan yang mendukung, tempat atau lembaga

pendidikan agama serta anak bergaul dengan orang yang paham mengenai

agama.

Page 106: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

95

Daftar Pertanyaan Quesioner

Daftar Pertanyaan Anak Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada

Kp. Batukembar Ciderum Caringin Bogor

I. Identitas Diri

Nama :

Usia :

Kelas : DTA Quthrunnada

II. Soal-soal Pertanyaan

Isilah soal-soal pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu

jawaban dari emapat pilihan jawaban yang tersedia (a, b, c, d) yang sesuai dengan

pilihan dengan diberi tanda silang ( X ).

Angket I

A. Dimensi Keyakinan

1. Allah bersifat wujud artinya ada, dengan demikian Allah pasti ada

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

2. Malaikat adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

3. Zabur, taurat dan injil adalah kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur‟an

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

4. Hari akhir adalah hari dimana manusia akan menjalani kehidupan sesudah

kematian

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

Page 107: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

96

5. Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang Allah utus

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

6. Surga dan Neraka adalah benar adanya

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

7. Kiamat besar akan terjadi

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

8. Kematian akan datang pada setiap orang

a. Yakin sekali c. Kurang yakin

b. yakin d. Tidak yakin

B. Dimensi Pengamalan/Praktek

9. Saya melakukan solat wajib lima kali dalam sehari semalam

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. saya melakukan solat berjamaah di mesjid atau dengan orang tua

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Setiap bulan ramadhan saya berpuasa penuh

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Setelah solat saya membaca Al-Quran

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 108: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

97

13. Saya memenuhi perintah orang tua

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Saya melaksanakan zakat fitrah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Saya menutup aurat dilingkungan rumah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

C. Dimensi Pengalaman/ Perasaan

16. Saya merasa selalu diawasi Allah

a. setiap saat c. Bila ditimpa musibah

b. Ketika sedang solat d. Tidak pernah

17. Bila disebut asma Allah hati saya bergetar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

18. Saya berzikir dan berdoa setelah solat

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. ketika berzikir dan berdoa saya merasa berhadapan langsung dengan Allah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Saya merasa doa adalah permintaan sekaligus komunikasi dengan Allah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 109: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

98

21. Saya menangis ketika berzikir atau berdoa

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Saya merasakan kenikmatan yang berbeda ketika berpuasa

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

D.Dimensi Pengetahuan

23. Saya senantiasa membaca Al-Qur‟an dengan

a. Sangat lancar c. Kurang lancar

b. lancar d. Tidak lancar

24. Saya menghafal Al-Qur‟an

a. Sangat hafal c. Kurang hafal

b. hafal d. Tidak hafal

25. Rukun salat ada beberapa hal, tentang hal ini saya:

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

26. Rukun iman dan islam ada beberapa hal, tentang hal ini saya:

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

27. Air yang bisa dipakai untuk bersuci ada beberapa macam, tentang hal ini saya:

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

28. Minum-minuman keras adalah perbuatan yang diharamkan agama

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

Page 110: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

99

29. Menutup aurat adalah perintah agama

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

30. Mencuri adalah perbuatan yang dilarang oleh agama

a. Sangat tahu c. Kurang tahu

b. Tahu d. Tidak tahu

E. Dimensi Konsekuensi

31. Saya senantiasa peduli terhadap teman

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

32. Bila ada saudara sesama muslim yang melakukan perbuatan tercela saya

mengingatkannya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

33. ketika bertemu dengan saudara muslim maka saya mengucapkan salam

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

34.Saya menyambung tali silaturahmi

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

35. Jika teman saya Non muslim, saya senantiasa peduli

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 111: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

100

36. Saya berbuat baik kepada semua teman, walau berbeda agama

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Angket II

37. Saya senang apabila belajar di DTA Quthrunnada diselengi dengan permainan

a. Sangat c. Kadang-kadang

b. biasa saja d. Tidak senang

38. Saya senang apabila belajar di DTA Quthrunnada diselingi dengan banyak

bergerak

a. Sangat c. Kadang-kadang

b. biasa saja d. Tidak senang

39. Saya senang apabila belajar dengan kelompok

a. Sangat c. Kadang-kadang

b. biasa saja d. Tidak senang

40. Saya senang apabila dapat melakukan sesuatu yang telah dijelaskan oleh ibu

dan dapak guru DTA Quthrunnada

a. Sangat c. Kadang-kadang

b. biasa saja d. Tidak senang

Page 112: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

101

Fot- foto Hasil Kegiatan

Page 113: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

102

Page 114: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

103

Page 115: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

104

Page 116: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

105

Page 117: PERKEMBANGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37971/1/WINDI... · semoga tercurah limpahkan kepada manusia ... sehingga memudahkan

106