gatrapustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/gatra...awal perkembangan peradaban di tanah...

2
\ Senin 1 2 17 18 3 4 5 6 19 20 21 . Pet: Mal GATRA / -'i-:-::~~~ji=: :-_-~\ , -NON UNPAO \ -......, / =,.~.=,=." .. ,J Rah/i 1(3111/.<; Jumet Sabtu ,'V 1 lIl9fJU . ---"-- \ 7 @ 9 10 11 12 13 14 15 16 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 I , Me; .JIII Jui ':;9 5 Sep , Okt Nov Des; / Apr IGmmIIIIIL~R~ES~EN~S~I _ Prasasti Kebon Kopi Benang Historiografi Kebudayaan Sunda T tar Sunda mulai mengenal aksara pada abad ke- 5 Masehi, di era kerajaan Tarumanagara, Sejumlah bukti yang di- temukan pada prasasti Kebon Kopi, Ciarunteun, Tugu, danJambu yang di- tuliskan kira-kira pada 450 Masehi, me- nunjukkan bahwa ciri-ciri tipe Pallawa awal yang dipergunakan di tanah Sunda memiliki hubungan dengan aksara-aksara pada prasasti-prasasti yang ditemukan di India Selatan dan Sri Lanka pada abad ke-3 hingga abad ke-5 Masehi. Sebagai perbandingan, banyak literatur sejarah Tanah Air menyebutkan bahwa aksara pertama kali ditemukan di wilayah Nusantara pada sekitar abad ke-4 sampai ke-5 Masehi, berdasarkan prasasti yang ditemukan pada zaman Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur). Dari dua temuan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sederhana bahwa awal perkembangan peradaban di Tanah Sunda berlangsung nyaris berbarengan Pemaparan historiografis me- ngenai enam unsur kebudayaan Sunda sejak era prasejarah, se- jarah, hingga zaman kiwari. Dari aksara, benda arkeologis hingga seni rupa modern. - dengan perkembangan peradaban di wilayah Nusantara. Aksara dalam konteks sejarah ditempatkan sebagai lambang kemajuan adab dan media yang memacu perkembangan peradaban. Selain itu, aksara digunakan sebagai satu dari se- jumlah indikator yang membedakan pembagian zaman prasejarah (manusia belum men genal aksara) dengan zaman sejarah (telah mengenal aksara). Semangat untuk mengukuhkan kompetensi kebudayaan Sunda dalam 32 GATRA 14 MARET 2012 i{ ! i pin <; Hum a 5 Unp Cl d 2012

Upload: hathuan

Post on 10-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: GATRApustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/gatra...awal perkembangan peradaban di Tanah Sunda berlangsung nyaris berbarengan Pemaparan historiografis me-ngenai enam unsur

\ Senin

1 217 18

3 4 5 6

19 20 21. Pet: • Mal

GATRA / -'i-:-::~~~ji=::-_-~\, -NON UNPAO \

-......, /

=,.~.=,=."..,JRah/i • 1(3111/.<; Jumet Sabtu ,'V1lIl9fJU . ---"--

\7 @ 9 10 11 12 13 14 15 16

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 I

, Me; .JIII Jui ':;95 Sep , Okt Nov Des; /Apr

IGmmIIIIIL~R~ES~EN~S~I _

Prasasti Kebon Kopi

Benang HistoriografiKebudayaan Sunda

Ttar Sunda mulai mengenalaksara pada abad ke- 5 Masehi,di era kerajaan Tarumanagara,Sejumlah bukti yang di-

temukan pada prasasti Kebon Kopi,Ciarunteun, Tugu, danJambu yang di-tuliskan kira-kira pada 450 Masehi, me-nunjukkan bahwa ciri-ciri tipe Pallawaawal yang dipergunakan di tanah Sundamemiliki hubungan dengan aksara-aksarapada prasasti-prasasti yang ditemukan diIndia Selatan dan Sri Lanka pada abad

ke-3 hingga abad ke-5 Masehi.Sebagai perbandingan, banyak

literatur sejarah Tanah Air menyebutkanbahwa aksara pertama kali ditemukan diwilayah Nusantara pada sekitar abad ke-4sampai ke-5 Masehi, berdasarkan prasastiyang ditemukan pada zaman KerajaanKutai (Kalimantan Timur).

Dari dua temuan tersebut, dapatditarik kesimpulan sederhana bahwaawal perkembangan peradaban di TanahSunda berlangsung nyaris berbarengan

Pemaparan historiografis me-ngenai enam unsur kebudayaanSunda sejak era prasejarah, se-jarah, hingga zaman kiwari. Dariaksara, benda arkeologis hinggaseni rupa modern. -

dengan perkembangan peradaban diwilayah Nusantara. Aksara dalam kontekssejarah ditempatkan sebagai lambangkemajuan adab dan media yang memacuperkembangan peradaban. Selain itu,aksara digunakan sebagai satu dari se-jumlah indikator yang membedakanpembagian zaman prasejarah (manusiabelum men genal aksara) dengan zamansejarah (telah mengenal aksara).

Semangat untuk mengukuhkankompetensi kebudayaan Sunda dalam

32 GATRA 14 MARET 2012

i{ ! i pin <; Hum a 5 U n p Cl d 2 0 1 2

Page 2: GATRApustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/gatra...awal perkembangan peradaban di Tanah Sunda berlangsung nyaris berbarengan Pemaparan historiografis me-ngenai enam unsur

sejarah Nusantara itu di-paparkan oleh Dra. ElisSuryani Nani Sumarlina,M.Hum, di buku SejarabKebudayaanSunda.Tepatnyapada Bab 4 yang berjudulSejarab Perkembangan Ak-sara dan Babasa Sunda.Elis mengemukakan hasilpenelusurannya --baikyang berasal dari sumber-sumber prasasti dan naskahkuno maupun dari jelujuransumber-sumber sekunderhasil penelitian tentangaksara sunda sebelumnya--mengenai sejarah danperkembangan aksara diTatar Sunda pada era Taru-managara, hingga perkembangan bahasaSunda di zaman kiwari (terhitung tahun1900 hingga kini).

Elis adalah dosen pada JurusanSastra Sunda Fakultas Sastra UniversitasPadjadjaran, Bandung. la seorang leksi-kograf (bidang perkamusan) dan filolog(yang mempelajari naskah-naskah kuno).Dari persinggungannya dengan nas-kah-naskah Sunda Kuno, Elis dalam tu-lisannya di buku ini hendak menegaskankembali kesimpulan-kesimpulan yangpernah dikemukakan Profesor MikihiroMoriyama dalam buku Semangat Baru:Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Ke-susastraan Sunda Abad ke-19 (2005).

Dalam buku yang merupakanmateri disertasi doktoralnya di Universi-tas Leiden, Moriyama, yang kini menjadiprofesor diJurusan Studi Asia UniversitasNanzan, Nagoya, Jepang, memaparkanbahwa orang Sunda bukanlah masyarakatkelasduasetelahetnisJawa.Moriyamajugamemberikan gambaran faktual ten tangasal-muasal bahasa dan kesusastraanSunda yang juga menjadi acuan Elis untukmenjelaskan -dalam Sejarah KebudayaanSunda-- bahwa bahasa yang sekarang di-kenal sebagai bahasa Sunda Kuno sudahdigunakan di daerah Sunda sebelumpengaruh Mataram-Jawa menyebar diwilayah Sunda pada abad ke-17.

Meski ditaruh di bab IV; uraiantentang Kebudayaan Sunda dari aspekkeaksaraan merupakan petilan yang me-narik (sebagai pengisi ruang perdebatan)dari sejumlah informasi sejarah lainnyadalam buku Sejarah KebudayaanSunda.

Buku ini dikemas sebagai --se-macam-- bunga rampai yang memuatesai, laporan hasil penelitian dan pene-lusuran-penelurusan lainnyaseputarsejarah kebudayaan Sunda. Bertindak se-bagai ketua tim penulis buku ini adalah

SEJARAH KEBUDAYAAN SUNDAPenulis : Prof. Dr.Nina Herlina Lubis, MS, dkkPenerbit : Yayasan Masya rakat Sejarawan

Indonesia,Jawa Barat, 2011,x+S23 halaman

kebudayaan. Enam unsurtersebut adalah: IngatanKolektif dan Sejarah (bab11); Sistem Pengetahuandan Kesadaran NilaiKultural (bab III); Bahasa(bab IV); Benda Budaya(bab V), Adat lstiadat (babVI); dan Kesenian (babVII).

Berpijak pada un-sur-unsur terse but, cukupterbuka kemungkinan pe-ngulangan pembahasandalam satu bab denganbab lainnya. Sebut saja,kemungkinan itu lahirsebagai implikasi upaya"menggabungkan" pene-

litian bidang kebudayaan oleh peneliti-peneliti berbeda. Namun dalam bukuSejarah Kebudayaan Sunda ini, irisan-irisan itu tidak memakan bidang yangluas dan tidak terlalu mengganggu alurpembahasan.

Sebagai contoh, materi tentangnaskah-naskah Sunda Kuno dalam pa-paran mengenai perkembangan aksaradan bahasa Sunda (bab IV), memiliki ma-teri irisan dengan paparan benda budaya(bab V) seputar materi naskah dan tradisitulis Sunda Kuno. Atau irisan dalam pe-maparan unsur kesadaran nilai kultural(bab Ill) dengan unsur perkembangankesenian (bab VII), yang entah kebetulanatau tidak memiliki irisan juga pada pe-nulisnya, yakni Herry Dim.

Memiuh dari informasi-informasiteknis tersebut, buku Sejarah KebudayaanSunda dapat ditempatkan sebagai inisiatifpenggabungan aneka pembahasan ten-tang penelitian kebudayaan Sunda dalamstruktur historiografis tertentu. Sepertidiketahui, penelitian mengenai pelbagaiunsur kebudayaan Sunda (secara parsial)telah banyak diungkap dalam bentukbuku, esai, dan tulisan lainnya, meski ra-gam telaahnya --meminjani pemyataanAjip Rosidi dalam buku Manusia Sunda(1984).-- tidaklah banyak.

Contohnya, sebagai guru besar ilmusejarah Universitas Padjadjaran, NinaHerlina Lubis telah menuliskan sejumlahbuku terkait penelitian sejarah tentangkebudayaan Sunda. Pembahasan Ninapada bab II buku ini, yang mengambiljudul Tatar Sunda dalam Lintasan Sejarah(ditulis bersama dengan Miftahul Falah),relatif terhubung dengan buku SejarabTatar Sunda Volume 2 yang ia susun danditerbitkan pada 2003.11I

BAMBANG SUlISTIYO

GATRA 14MARET2012 33

Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, MS. Se-dangkan anggota tim penulisnya adalahElis Suryani, Miftahul Falah, UndangAhmad Darsa, Etty Saringendyanti,Awaludin Nugraha, Een Herdiani, sertadua budayawan dan sastrawan Sundayang namanya telah dikenal dalam kons-telasi kesusatraan Indonesia, Herry Dimdan Soni Farid Maulana.

Dalam menjelaskan ruang ling-kup sejarah kebudayaan Sunda, bukuini mengetengahkan pelbagai pokokbahasan ke dalam tujuh bab. Masing-masing bab (kecuali bab I yang berisipendahuluan dan bab II yang memuatpaparan sejarah ) merupakan deskripsidari unsur-unsur kebudayaan Sunda yangditulis berdasarkan hasil penelitian olehpeneliti di bidang bahasa, seni, filologi,dan arkeologi. Hasil penelitian terse-but lantas --secara metodologis-- diberisentuhan historiografis oleh sejarawan"pendamping" .

Secara sederhana, pendekatanmetodologis kesejarahan dalam buku inidapat ditandai dengan pembagian kete-rangan waktu dalam pembahasan hasil-hasil penelitian pada sebagian besar bab.Terentang dari masa prasejarah, era seja-rah ketika manusia Sunda telah mengenalkebudayaan, hingga masa kontemporer.

Dalam bab pendahuluan, NinaHerlina Lubis menuliskan bahwa daritujuh unsur kebudayaan yang bersifatuniversal, buku ini memilih untuk men-deskripsikan enam unsur yang mewakili--sebut saja--definisi kontemporer