perkembangan ekonomi global - bank indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi tiongkok yang...

12
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global 5 Tiongkok antara lain disebabkan oleh menurunnya aktivitas konsumsi dan investasi swasta –akibat perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian penyelesaian konflik perdagangan dengan AS, serta kondisi likuiditas yang relatif masih ketat. Sementara itu, kinerja AS, Inggris, dan Jepang menunjukkan perbaikan –meskipun ditopang oleh faktor temporer. Kinerja ekonomi AS di luar dugaan tumbuh membaik. Namun, kinerja positif tersebut belum mencerminkan perbaikan fundamental karena pertumbuhan ekonomi AS lebih ditopang oleh inventori dan penurunan impor. Inflasi global pada TW1-19 melemah dipicu antara lain oleh penurunan permintaan domestik dan harga energi yang masih rendah. Pelemahan tekanan inflasi terjadi pada sebagian besar negara maju, sedangkan di negara berkembang tekanan inflasi cenderung variatif. Di negara maju, melemahnya tekanan inflasi terutama dialami oleh AS, Kawasan Euro, dan Inggris. Tekanan inflasi di negara tersebut cenderung bergerak di bawah target 2%. Di negara berkembang, inflasi di beberapa Pertumbuhan ekonomi dunia melemah pada TW1-19. Pelemahan ekonomi dunia dipicu oleh penurunan aktivitas konsumsi dan investasi seiring melemahnya sentimen konsumen dan bisnis akibat masih berlanjutnya ketidakpastian global. Selain itu, eskalasi konflik perdagangan semakin menekan aktivitas perdagangan global sehingga memengaruhi kinerja ekspor dan menurunkan permintaan global. Pelemahan permintaan global tersebut menyebabkan harga komoditas secara umum masih rendah, meski harga minyak dan logam cenderung membaik seiring penurunan pasokan. Pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia cenderung melemah pada TW1- 19, kecuali AS, UK, dan Jepang. Kinerja ekonomi Kawasan Euro tetap lemah seiring masih rendahnya sentimen ekonomi dan bisnis, serta tertekannya kinerja ekspor akibat ketidakpastian Brexit dan penyelesaian konflik perdagangan dunia. Aktivitas ekonomi yang melemah juga dialami oleh negara utama di kawasan emerging, terutama Tiongkok dan India. Pelemahan ekonomi PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL BAB 1

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

5

Tiongkok antara lain disebabkan oleh

menurunnya aktivitas konsumsi dan investasi

swasta –akibat perlambatan ekonomi

global dan ketidakpastian penyelesaian

konflik perdagangan dengan AS, serta

kondisi likuiditas yang relatif masih ketat.

Sementara itu, kinerja AS, Inggris, dan Jepang

menunjukkan perbaikan –meskipun ditopang

oleh faktor temporer. Kinerja ekonomi AS

di luar dugaan tumbuh membaik. Namun,

kinerja positif tersebut belum mencerminkan

perbaikan fundamental karena pertumbuhan

ekonomi AS lebih ditopang oleh inventori dan

penurunan impor.

Inflasi global pada TW1-19 melemah

dipicu antara lain oleh penurunan permintaan

domestik dan harga energi yang masih

rendah. Pelemahan tekanan inflasi terjadi pada

sebagian besar negara maju, sedangkan di

negara berkembang tekanan inflasi cenderung

variatif. Di negara maju, melemahnya tekanan

inflasi terutama dialami oleh AS, Kawasan

Euro, dan Inggris. Tekanan inflasi di negara

tersebut cenderung bergerak di bawah target

2%. Di negara berkembang, inflasi di beberapa

Pertumbuhan ekonomi dunia

melemah pada TW1-19. Pelemahan ekonomi

dunia dipicu oleh penurunan aktivitas

konsumsi dan investasi seiring melemahnya

sentimen konsumen dan bisnis akibat masih

berlanjutnya ketidakpastian global. Selain

itu, eskalasi konflik perdagangan semakin

menekan aktivitas perdagangan global

sehingga memengaruhi kinerja ekspor dan

menurunkan permintaan global. Pelemahan

permintaan global tersebut menyebabkan

harga komoditas secara umum masih rendah,

meski harga minyak dan logam cenderung

membaik seiring penurunan pasokan.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara

di dunia cenderung melemah pada TW1-

19, kecuali AS, UK, dan Jepang. Kinerja

ekonomi Kawasan Euro tetap lemah seiring

masih rendahnya sentimen ekonomi dan

bisnis, serta tertekannya kinerja ekspor akibat

ketidakpastian Brexit dan penyelesaian konflik

perdagangan dunia. Aktivitas ekonomi

yang melemah juga dialami oleh negara

utama di kawasan emerging, terutama

Tiongkok dan India. Pelemahan ekonomi

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

BAB

1

Page 2: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

6

moneter akomodatif guna merespons

perlambatan pertumbuhan ekonomi dan

pelemahan inflasi. The Fed mempertahankan

suku bunga Fed Fund Rate (FFR), memberikan

sinyal akan lebih bersabar dalam menetapkan

FFR, dan mengurangi nominal penurunan

balance sheet. Sejalan dengan langkah the

Fed, ECB dan BOJ juga mempertahankan

kebijakan akomodatif untuk mendukung

aktivitas ekonomi dan memberikan sinyal

akan mempertahankan tingkat suku bunga

rendah dalam jangka waktu tertentu. ECB

menambahkan rencana penerapan kembali

kebijakan Targeted Long-Term Refinancing

Operations (TLTRO) pada September 2019

hingga Maret 2021 sebagai respons kebijakan.

Sementara itu, the People’s Bank of

China (PBC) mempertahankan suku bunga

kebijakan dan menurunkan kembali Giro

Wajib Minimum (GWM), serta berupaya

menambah likuiditas melalui fasilitas Targeted

Medium-term Lending Facility (TMLF) bagi

perbankan. Reserve Bank of India (RBI) juga

memilih untuk menurunkan suku bunga

acuan untuk mendorong perbaikan ekonomi

dan inflasi.

Pertumbuhan ekonomi global

pada 2019 diprakirakan melambat. IMF

memprediksi ekonomi dunia pada 2019

tumbuh sebesar 3,3% yoy1, lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan ekonomi

2018 sebesar 3,6% yoy. Pada 2020, IMF

memproyeksikan ekonomi dunia tumbuh

membaik mencapai 3,6%. Perbaikan prospek

1 World Economic Outlook – IMF Juli 2019.

negara ASEAN-5 seperti Filipina, Vietnam, dan

Malaysia cenderung menurun dan relatif stabil

pada level yang rendah. Sementara inflasi

di Tiongkok dan India bergerak naik akibat

kendala pasokan makanan.

Sentimen terhadap negosiasi

perdagangan antara AS-Tiongkok yang

sempat membaik, dan sinyal kebijakan

sejumlah bank sentral utama yang cenderung

dovish mendorong perilaku risk on investor.

Hal tersebut menyebabkan pasar saham global

TW1-19 berhasil pulih dari koreksi tajam pada

triwulan sebelumnya. Sementara itu, sinyal

pelonggaran kebijakan sejumlah bank sentral

utama juga mendorong peningkatan harga

obligasi (dan penurunan yield), meski terdapat

kekhawatiran perlambatan pertumbuhan

ekonomi global. Penurunan yield terjadi

serempak pada obligasi negara maju maupun

berkembang.

Di tengah perlambatan ekonomi

global, harga komoditas dunia mulai membaik

terutama sejalan dengan peningkatan harga

minyak dan logam. Harga minyak meningkat

dipicu oleh kesepakatan penurunan produksi

oleh negara-negara penghasil minyak dunia,

sedangkan harga logam membaik sejalan

dengan peningkatan permintaan dari

Tiongkok dan menurunnya pasokan akibat

gangguan produksi di beberapa negara

penghasil logam. Sementara itu, harga

komoditas pertanian masih lemah seiring

masih memadainya pasokan.

Bank sentral di negara maju maupun

negara berkembang menerapkan kebijakan

Page 3: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

7

gilirannya berdampak pada penurunan

aktivitas konsumsi dan investasi. Selain itu,

aktivitas perdagangan global makin tertekan

akibat ketidakpastian penyelesaian konflik

perdagangan sehingga memengaruhi kinerja

ekspor negara-negara di dunia.

Pertumbuhan ekonomi negara-

negara di dunia cenderung melemah

pada TW1-19, kecuali AS, UK, dan Jepang.

Kinerja ekonomi Kawasan Euro tetap lemah

seiring tetap rendahnya sentimen ekonomi

dan bisnis, serta tertekannya kinerja ekspor

akibat ketidakpastian Brexit dan eskalasi tensi

perdagangan dunia. PDB Kawasan Euro TW1-

19 tumbuh 1,2% yoy –stabil dari capaian

triwulan sebelumnya. Meskipun stabil,

level pertumbuhan tersebut relatif rendah

dibandingkan kinerja ekonomi Kawasan Euro

periode sebelumnya. Tertahannya pelemahan

ekonomi Kawasan Euro tidak terlepas dari

peran stimulus fiskal dan kebijakan moneter

ECB yang akomodatif, serta pasar tenaga

kerja yang masih solid.

Kinerja ekonomi yang lemah juga

dialami oleh negara utama di kawasan

emerging, terutama Tiongkok dan India.

Ekonomi Tiongkok masih dalam tren yang

lemah, meskipun pada TW1-19 tumbuh

6,4% yoy (sama dengan TW4-18). Pelemahan

ekonomi Tiongkok disebabkan oleh

menurunnya aktivitas konsumsi dan investasi

swasta –akibat perlambatan ekonomi global

dan ketidakpastian penyelesaian konflik

perdagangan dengan AS, serta kondisi

likuiditas yang relatif masih ketat. Pelemahan

ekonomi Tiongkok yang lebih dalam dapat

ekonomi global 2020 tersebut didasarkan

asumsi bahwa kondisi ekonomi dari negara

emerging dan developing yang mengalami

tekanan, seperti Argentina dan Turki, akan

mengalami perbaikan.

Kondisi perekonomian global ke

depan masih akan dibayangi sejumlah risiko

lama yang berpotensi makin meningkat.

Risiko tersebut antara lain bersumber dari

eskalasi konflik perdagangan AS-Tiongkok

dan potensi perluasan ketegangan yang

dapat mengganggu rantai pasokan global,

pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih

besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya

ketidakpastian negosiasi Brexit serta politik

di Eropa. Adapun beberapa risiko yang

bersumber dari faktor fundamental, antara

lain produktivitas yang menurun dan aging

population, tetap berpotensi menghambat

prospek pertumbuhan ekonomi dunia.

A. Perkembangan Ekonomi Global

Kinerja Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi dunia

melemah pada TW1-19. Pelemahan

ekonomi global tersebut disebabkan oleh

eskalasi konflik perdagangan antara AS dan

Tiongkok, perlambatan ekonomi Tiongkok,

berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit,

faktor idiosinkratik di beberapa negara

utama dunia (antara lain gangguan sektor

otomotif di Jerman), dan faktor geopolitik.

Berbagai faktor ini menyebabkan pelemahan

sentimen konsumen dan bisnis yang pada

Page 4: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

8

emerging, kinerja AS, Inggris, dan

Jepang menunjukkan perbaikan –

meskipun ditopang oleh faktor temporer.

Ekonomi AS pada TW1-19 tumbuh 3,2%

yoy (lebih tinggi dari 3,0% pada TW4-

18). Membaiknya ekonomi AS tersebut

di luar ekspektasi mengingat ekonomi AS

sebelumnya diprediksi akan melambat akibat

partial government shutdown dan konflik

perdagangan dengan Tiongkok. Meskipun

membaik, kinerja positif tersebut belum

mencerminkan perbaikan ekonomi secara

fundamental karena pertumbuhan ekonomi

AS ditopang oleh inventori dan penurunan

impor. Di sisi lain, terdapat indikasi ekonomi

AS ke depan akan melambat karena sektor

konsumsi AS –kontributor terbesar pada

PDB– justru melemah.

Kinerja ekonomi Inggris dan

Jepang juga membaik. PDB Inggris TW1-19

tumbuh 1,8% yoy (lebih tinggi dibandingkan

TW4-18 sebesar 1,4%). Pencapaian positif

tersebut terutama ditopang oleh peningkatan

aktivitas investasi sejalan dengan upaya

memupuk persediaan (stockpiling) sebagai

antisipasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa

yang semula dijadwalkan pada 29 Maret

2019. Sementara itu, ekonomi Jepang TW1-

19 tumbuh 0,9% yoy (membaik dari TW4-18

sebesar 0,3%). Perbaikan ekonomi Jepang

antara lain ditopang oleh peningkatan

investasi pemerintah sejalan dengan program

rekonstruksi pascabencana. Meskipun

membaik, kinerja ekonomi Jepang tetap perlu

dicermati karena terdapat indikasi pelemahan

permintaan domestik sebagaimana tercermin

dihindari –setidaknya pada TW1-19– karena

pengaruh dari stimulus fiskal yang ekspansif

dan kebijakan moneter yang akomodatif.

Selain itu, kinerja impor yang melambat lebih

tajam dibandingkan ekspor membuat net

ekspor dapat berkontribusi positif terhadap

pertumbuhan di TW1-19.

Ekonomi India di luar dugaan

tumbuh melambat lebih dalam

dibandingkan perkiraan. PDB India TW1-19

tumbuh 5,8% yoy (lebih rendah dibandingkan

TW4-18 sebesar 6,6% yoy). Perlambatan

ekonomi tersebut dipicu oleh perlambatan

konsumsi, investasi, dan kinerja ekspor, sebagai

dampak dari penurunan daya beli, penurunan

sentimen konsumen dan bisnis, serta

pelemahan ekonomi global dan ketegangan

perdagangan AS dengan Tiongkok. Stimulus

fiskal India meningkat cukup signifikan sejalan

dengan persiapan pemilu, namun belum

dapat memitigasi perlambatan ekonomi

India. Sementara itu, ekonomi ASEAN-5

juga melemah terdampak oleh perlambatan

ekonomi global dan tensi perdagangan global.

Meskipun terdapat negara ASEAN-5 (Vietnam)

yang memperoleh manfaat dari pengalihan

impor AS dari Tiongkok (trade diversion),

secara keseluruhan ketegangan perdagangan

dunia telah memengaruhi kinerja ekspor

negara-negara ASEAN-5. Kinerja ekspor

beberapa negara seperti Singapura, Filipina,

dan Vietnam terkoreksi cukup tajam, terutama

untuk produk elektronik, semi konduktor, dan

mobile phones.

Berbeda dengan kinerja Kawasan

Euro dan beberapa negara di kawasan

Page 5: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

9

dengan Tiongkok– serta penurunan real

disposable income. Sementara itu, aktivitas

konsumsi di Jepang juga melambat seiring

melemahnya kepercayaan konsumen dan

menurunnya daya beli. Kinerja yang berbeda

ditunjukkan oleh Inggris dan Kawaan Euro.

Kinerja konsumsi di Inggris membaik ditopang

oleh aksi front loading untuk mengantisipasi

Brexit dan perbaikan sektor tenaga kerja,

sedangkan aktivitas konsumsi di Kawasan

Euro juga meningkat ditopang oleh perbaikan

daya beli sejalan dengan perbaikan tenaga

kerja dan kenaikan upah minimum.

Sumber: Bloomberg

-12,0

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

0,2

0,8

1,8

2,8

3,8

4,8

5,8

6,8

7,8

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs

Grafik 1.3 Penjualan Ritel Negara Maju

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

00

10

20

30

40

8,0

8,5

9,0

9,5

10,0

10,5

11

11,5

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.4 Penjualan Ritel Negara Emerging

dari melemahnya konsumsi dan impor.

Sumber: Bloomberg

3,2

1,2

1,8

0,8

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*

2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Negara Maju

Sumber: Bloomberg

6,4

6,6

4,5

2,8

-1

0

1

2

3

4

5

6

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Tiongkok India Malaysia Thailand, rhs

Grafik 1.2 Pertumbuhan PDB Negara

Emerging

Aktivitas konsumsi global

melambat dipicu oleh pelemahan daya

beli –seiring perlambatan ekonomi– dan

pemburukan consumer confidence antara

lain akibat trade tension. Pelemahan

aktivitas konsumsi dialami baik oleh negara

maju maupun berkembang, kecuali Inggris

dan Kawasan Euro. Aktivitas konsumsi di

AS tumbuh melambat seiring kepercayaan

konsumen yang makin lemah –akibat partial

government shutdown dan trade tension

Page 6: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

10

penurunan daya beli.

Aktivitas produksi global

melambat cukup signifikan di tengah

pelemahan permintaan eksternal dan

domestik, serta pelemahan sentimen

bisnis –antara lain akibat konflik

perdagangan AS dengan Tiongkok.

Perlambatan aktivitas produksi terjadi pada

beberapa negara utama seperti AS, Kawasan

Euro, Jepang, dan India. Diantara empat

negara utama tersebut, perlambatan aktivitas

produksi terbesar dialami oleh Jepang

seiring perlambatan konsumsi domestik dan

pelemahan kinerja ekspor. Sementara itu,

aktivitas produksi di Inggris dan Tiongkok

mengalami perbaikan. Aktivitas produksi

di Inggris membaik sejalan dengan upaya

stockpiling, sedangkan aktivitas produksi di

Tiongkok meningkat karena ditopang oleh

stimulus fiskal.

Sejalan dengan perlambatan

kegiatan produksi, ekspansi kegiatan

bisnis melemah terutama di sektor

manufaktur. Perlambatan ekspansi bisnis

sektor manufaktur dipicu antara lain oleh

penurunan new export order –seiring

perlambatan ekonomi global dan dampak

trade tension. Perlambatan ekspansi

bisnis sektor manufaktur tersebut terjadi

di beberapa negara utama, terutama di

Jepang dan Kawasan Euro. PMI Manufaktur

di Jepang melemah akibat pelemahan

permintaan eksternal terutama dari Tiongkok.

Sementara, PMI Manufaktur di Kawasan Euro

melemah cukup signifikan bahkan mencapai

level terendah dalam enam tahun terakhir.

Sumber: Bloomberg

-6,0

-4,0

-2,0

0

2,0

4,0

6,0

8,0

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.5 Produksi Industri Negara Maju

Sumber: Bloomberg

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

8,5

9,0

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.6 Produksi Industri Negara

Berkembang

Kegiatan konsumsi di negara

emerging melemah cukup signifikan,

terutama Tiongkok dan India. Aktivitas

konsumsi di Tiongkok melambat seiring

permintaan domestik yang menurun dan

akibat konflik perdagangan dengan AS.

Sementara di India kegiatan konsumsi

turun tajam terdampak oleh penurunan

daya beli dan kepercayaan konsumen yang

melemah. Kinerja konsumsi negara-negara

di ASEAN-5 secara umum juga melemah

seiring menurunnya kepercayaan konsumen

akibat perlambatan permintaan domestik dan

Page 7: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

11

berlanjutnya pelemahan perdagangan global.

Beberapa negara mengalami pelemahan

ekspor yang cukup signifikan akibat trade

tension, terutama Tiongkok dan Jepang.

Kinerja ekspor Tiongkok melemah terutama

ekspor ke AS dan beberapa negara di Asia.

Sementara itu, ekspor Jepang mengalami

kontraksi terutama ekspor ke Tiongkok, AS,

dan Kawasan Euro. Penurunan ekspor Jepang

terutama untuk produk manufaktur dan

produk elektronik. Ke depan, perlambatan

perdagangan global dapat berlanjut seiring

terdapat potensi meluasnya eskalasi tensi

perdagangan antara AS dengan negara mitra

utama lainnya, seperti Kawasan Euro dan

Jepang.

Sumber: Central Planning Bureau, World Trade Monitor, diolah

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy WTV Imports WTV Exports WTV

Grafik 1.9 Volume Perdagangan Dunia

Di tengah pertumbuhan ekonomi

dunia yang melambat, harga komoditas

mulai meningkat meski masih pada

kisaran level yang rendah. Perbaikan

harga komoditas terutama ditopang oleh

harga minyak –sejalan dengan pengurangan

supply minyak dunia oleh OPEC dan non-

OPEC, serta faktor geopolitik. Sementara itu,

harga komoditas non-energi turut meningkat

Pelemahan PMI Manufaktur juga dialami

oleh Tiongkok sejalan dengan perlambatan

permintaan domestik dan pelemahan kinerja

ekspor.

Sumber: Bloomberg

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

20172016 2018 2019

Indeks AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.7 PMI Manufacturing Negara Maju

Sumber: Bloomberg

45

47

49

51

53

55

57

Mei Jul

Sep

Nov

Mei Jul

Sep

NovJan

Mar

Mei Jul

Sep

NovJan

Mar Jan

Mar

20172016 2018 2019

Indeks Tiongkok India

Grafik 1.8 PMI Manufacturing

Negara Emerging

Aktivitas perdagangan dunia

kembali turun tajam akibat pelemahan

ekonomi global dan trade tension. Rerata

realisasi world trade volume (WTV) pada

TW1-19 tumbuh 0,4% yoy (lebih rendah

dibandingkan rerata TW3-18 sebesar 1,6%

yoy). Trade truce antara AS dan Tiongkok pada

akhir Desember 2018 belum dapat mencegah

Page 8: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

12

di negara berkembang cenderung variatif.

Di negara maju, melemahnya tekanan inflasi

terutama dialami oleh AS, Kawasan Euro, dan

Inggris. Tekanan inflasi di negara tersebut

cenderung bergerak melemah menjauhi

target 2%. Sementara itu, meskipun inflasi

di Jepang meningkat tipis, tingkat inflasi

di Jepang masih rendah dan jauh di bawah

target 2%. Di negara berkembang, inflasi di

beberapa negara ASEAN-5 seperti Filipina,

Vietnam, dan Malaysia cenderung menurun

dan relatif stabil pada level yang rendah.

ditopang oleh penguatan harga logam

seiring perbaikan permintaan dari Tiongkok

dan gangguan pasokan yang dialami oleh

beberapa negara produsen. Di sisi lain, harga

komoditas pertanian secara umum masih

lemah karena melambatnya permintaan dan

pasokan yang relatif memadai.

Sumber: Bloomberg

-15

-10

-05

00

05

10

15

20

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.10 Ekspor (Nominal) Negara Maju

Sumber: Bloomberg

-40

-30

-20

-10

00

10

20

30

40

50

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Tiongkok India

Grafik 1.11 Ekspor (Nominal) Negara

Emerging

Inflasi global pada TW1-19

melemah dipicu oleh harga energi yang

masih rendah dan penurunan permintaan

domestik. Pelemahan tekanan inflasi terjadi

pada sebagian besar negara maju, sedangkan

Sumber: Bloomberg

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.12 Inflasi Headline Negara Maju

Sumber: Bloomberg

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.13 Inflasi Headline

Negara Emerging

Page 9: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

13

(TLTRO) pada September 2019 hingga Maret

2021. Sementara itu, BOJ berkomitmen

untuk mencapai target inflasi dengan

mempertahankan kebijakan moneter

akomodatif dan memberikan sinyal akan

mempertahankan suku bunga rendah

setidaknya hingga musim semi 2020.

Sumber: Bloomberg

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% AS Kawasan Euro Inggris Jepang Canada

Grafik 1.14 Suku Bunga Kebijakan

Negara Maju

Sumber: Bloomberg

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Ju

lSe

pN

ov Jan

Mar

2015 2016 2017 2018 2019

% % Tiongkok India Indonesia Brazil, rhs

Grafik 1.15 Suku Bunga Kebijakan

Negara Berkembang

Bank sentral negara berkembang

juga menempuh kebijakan moneter

akomodatif. Di Tiongkok, the People’s Bank

of China (PBC) mempertahankan suku bunga

Sementara itu, inflasi di Tiongkok bergerak

naik akibat kendala pasokan makanan. Inflasi

di India juga meningkat akibat kenaikan

harga makanan. Meskipun meningkat,

tingkat inflasi di Tiongkok dan India masih

lebih rendah dibandingkan target inflasi

kedua negara.

B. Respons Kebijakan dan Outlook

B.1. Respons Kebijakan

Kebijakan moneter berbagai

negara cenderung akomodatif. Kebijakan

moneter akomodatif diterapkan oleh bank

sentral baik di negara maju maupun negara

berkembang di tengah pertumbuhan

ekonomi yang melambat dan inflasi yang

cenderung di bawah target. Di negara maju,

the Fed menerapkan kebijakan moneter yang

lebih dovish dengan mempertahankan suku

bunga Fed Fund Rate (FFR), memberikan sinyal

akan lebih bersabar dalam menetapkan FFR,

dan mengurangi nominal penurunan balance

sheet. Langkah ini ditempuh karena the

Fed memandang terdapat potensi ekonomi

AS akan melemah pada paruh kedua 2019

dan mengingat tekanan inflasi melambat di

bawah target.

Sejalan dengan langkah the Fed,

ECB dan BOJ juga mempertahankan

kebijakan moneter akomodatif. ECB

akan mempertahankan suku bunga pada

level yang sama hingga akhir 2019 dan

berencana menerapkan kembali kebijakan

Targeted Long-Term Refinancing Operations

Page 10: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

14

B.2. Outlook Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi global

pada 2019 diprakirakan melambat. IMF

memprediksi ekonomi dunia pada 2019

tumbuh sebesar 3,3% yoy2, lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2018

sebesar 3,6% yoy. Sementara itu, IMF

memproyeksikan ekonomi dunia pada 2020

tumbuh membaik mencapai 3,6%. Perbaikan

prospek ekonomi global 2020 tersebut

didasarkan asumsi bahwa kondisi ekonomi

dari negara emerging dan developing yang

mengalami tekanan, seperti Argentina dan

Turki, akan mengalami perbaikan.

Pertumbuhan ekonomi beberapa

negara utama diprakirakan melambat.

IMF memprakirakan pertumbuhan ekonomi

AS akan melambat pada 2019 mencapai

2,3% yoy (dari 2,9% yoy pada 2018) sejalan

dengan meredanya daya dorong fiskal dan

dampak dari partial government shutdown.

Pada 2020, pertumbuhan ekonomi AS

diprakirakan kembali melambat menjadi

1,9% yoy. Prakiraan IMF tersebut sejalan

dengan the Fed yang memproyeksikan

pertumbuhan ekonomi AS pada 2019 dan

2020 akan melambat masing-masing pada

kisaran 1,9%-2,2% dan 1,8%-2,0%.

Untuk kawasan Euro, IMF

memprakirakan ekonomi Kawasan Euro

pada 2019 tumbuh 1,3% yoy (lebih

rendah dari 2018 sebesar 1,8%). Moderasi

pertumbuhan tersebut antara lain sejalan

dengan eskalasi konflik perdagangan AS

2 World Economic Outlook – IMF April 2019.

kebijakan dan menurunkan kembali Giro

Wajib Minimum (GWM) guna mendukung

pertumbuhan ekonomi dan menjaga

likuiditas. Selain itu, PBC berupaya menambah

likuiditas melalui fasilitas Targeted Medium-

term Lending Facility (TMLF) bagi perbankan.

Sementara itu, RBI menurunkan suku bunga

acuan untuk mendorong ekonomi India yang

melemah cukup signifikan dan inflasi yang

masih di bawah target.

Sementara itu, Bank Indonesia

mempertahankan BI 7-day Reverse

Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku

bunga Deposit Facility sebesar 5,25%,

dan suku bunga Lending Facility sebesar

6,75%. Keputusan tersebut ditempuh

oleh Bank Indonesia untuk memperkuat

stabilitas eksternal perekonomian domestik

di tengah perlambatan ekonomi global dan

peningkatan tensi perdagangan AS dan

Tiongkok. Kebijakan tersebut diarahkan untuk

mengendalikan defisit transaksi berjalan

dalam batas yang aman dan mempertahankan

daya tarik aset keuangan domestik. Selain

itu, Bank Indonesia juga menempuh bauran

kebijakan antara lain untuk meningkatkan

ketersediaan likuiditas, meningkatkan

dukungan pembiayaan perbankan bagi dunia

usaha melalui kebijakan makroprudensial

yang akomodatif, dan mengakselerasi upaya

pendalaman pasar keuangan. Bank Indonesia

juga akan terus memperkuat koordinasi

dengan pemerintah dan otoritas terkait

dalam rangka pengendalian inflasi dan defisit

transaksi berjalan.

Page 11: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

15

Ekonomi Tiongkok akan kembali termoderasi

pada 2020 menjadi sebesar 6,1% yoy.

Moderasi ekonomi Tiongkok tersebut antara

lain sejalan dengan pelemahan permintaan

global akibat konflik perdagangan dan

perlambatan domestic demand. Sementara

itu, IMF memprakirakan ekonomi India

pada 2019 tumbuh 7,3% yoy (meningkat

dari 7,1% yoy pada 2018). Ekonomi India

diperkirakan kembali tumbuh membaik pada

2020 mencapai sebesar 7,5% yoy. Prospek

pertumbuhan ekonomi India antara lain

ditopang oleh membaiknya keyakinan pasar

terhadap program pemerintah India yang

akan lebih fokus untuk mendorong investasi

dan kesinambungan program reformasi

struktural di India.

dan Tiongkok, dampak negatif dari faktor

idiosinkratik yang berlangsung lebih lama dari

perkiraan sebelumnya, dan faktor geopolitik.

Untuk 2020, IMF memprediksi ekonomi

Kawasan Euro akan tumbuh membaik sebesar

1,5% yoy. Proyeksi IMF tersebut sejalan

dengan proyeksi ECB yang memprakirakan

ekonomi Kawasan Euro pada 2019 melambat

menjadi 1,1% yoy, dan membaik pada 2020

menjadi 1,6% yoy.

Ekonomi negara berkembang

diprakirakan melambat, namun tertahan

oleh kinerja ekonomi India yang tetap

tumbuh tinggi. IMF memproyeksikan

ekonomi Tiongkok pada 2019 tumbuh 6,1%

yoy (lebih rendah dari 2018 sebesar 6,6% yoy).

Realisasi

2017 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020Dunia 3,7 3,6 3,3 3,6 -0,1 -0,2 0,0 - - - - - -AEs 2,4 2,2 1,8 1,7 -0,1 -0,2 0,0 - - - - - -Dunia (PDB PPP) - - - - - - - - - - - - -Amerika Serika 2,2 2,9 2,3 1,9 0,0 -0,2 0,1 2,9 2,4 2,0 0,0 0,0 0,0Kawasan Euro 2,5 1,8 1,3 1,5 0,0 -0,3 -0,2 1,8 1,1 1,3 0,0 -0,1 -0,1 Jerman 2,5 1,5 0,8 1,4 0,0 -0,5 -0,2 1,4 0,8 1,5 0,0 -0,2 0,0 Perancis 2,3 1,5 1,3 1,4 0,0 -0,2 -0,2 1,6 1,3 1,3 0,1 0,0 0,0 Italia 1,5 0,9 0,1 0,9 -0,1 -0,5 0,0 0,9 0,0 0,5 0,0 -0,1 -0,1 Spanyol 3,1 2,5 2,1 1,9 0,0 -0,1 0,0 2,6 2,2 1,9 0,1 0,0 0,0Inggris 1,7 1,4 1,2 1,4 0,0 -0,3 -0,2 1,4 1,3 1,5 0,0 0,0 0,0Jepang 1,7 0,8 1,0 0,5 -0,1 -0,1 -0,1 0,8 0,6 0,5 0,0 -0,1 0,1EMEs 4,7 4,5 4,4 4,8 -0,1 -0,1 -0,1 - - - - - -Brazil 1,0 1,1 2,1 2,5 -0,2 -0,4 0,3 1,1 1,9 2,6 0,0 -0,2 0,0Russia 1,5 2,3 1,6 1,7 0,6 0,0 0,0 2,3 1,5 1,8 0,0 0,0 0,0Tiongkok 6,9 6,6 6,3 6,1 0,0 0,1 -0,1 6,6 6,2 6,1 0,0 0,0 0,0India* 6,7 7,1 7,3 7,5 -0,2 -0,2 -0,2 7,1 7,1 7,3 0,0 -0,2 -Indonesia 5,1 5,2 5,2 5,2 - - - 5,2 5,1 5,1 0,0 0,0 0,0Malaysia 5,9 4,7 4,7 4,8 - - - 4,7 4,4 4,4 0,0 0,0 -0,1Filipina 6,6 6,2 6,5 6,6 - - - 6,2 6,1 6,1 0,0 -0,1 0,0Singapura 3,6 3,2 2,3 2,4 - - - 3,2 2,4 2,4 0,0 0,0 0,0Thailand 3,8 4,1 3,5 3,5 - - - 4,1 3,6 3,5 0,0 0,0 -0,1Vietnam 6,6 7,1 6,5 6,5 - - - 7,1 6,6 6,2 0,0 0,0 -0,1Sumber: IMF-WEO April 2019, Consensus Forecast April 2019

Consensus Forecast April 2019

Perubahan dari CF Maret 2019

% yoyIMF

WEO April 2019Perubahan dari

WEO Januari 2019

Tabel 1.1 Outlook Ekonomi Global

Page 12: PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL - Bank Indonesia · 2019-08-10 · pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian negosiasi Brexit serta

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019

16

ekonomi global diantaranya pelemahan

ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari

ekspektasi, dan berlanjutnya ketidakpastian

negosiasi Brexit dan politik di Eropa. Adapun

beberapa risiko yang bersumber dari faktor

fundamental, antara lain produktivitas

yang menurun dan aging population,

tetap berpotensi menghambat prospek

pertumbuhan ekonomi dunia.

Perekonomian global ke depan

masih akan dibayangi sejumlah risiko

lama yang berpotensi makin meningkat.

Risiko tersebut antara lain bersumber dari

eskalasi tensi perdagangan AS dan Tiongkok,

dan potensi meluasnya konflik perdagangan

ke area lainnya (antara lain otomotif) yang

dapat mengganggu rantai pasokan global.

Risiko lainnya juga masih akan mewarnai