perkebunan_j17(4)2011-nurroufiq-5

6
NOOR ROUFIQ AHMADI et al. : Pengaruh tingkat kematangan buah terhadap aktivitas larvasida dan sifat fisiko-kimia minyak kamandrah (Croton tiglium L.) 163 PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDA DAN SIFAT FISIKO-KIMIA MINYAK KAMANDRAH (Croton tiglium L.) NOOR ROUFIQ AHMADI 1) , DJUMALI MANGUNWIDJAJA 2) , ONO SUPARNO 2) , dan DYAH ISWANTINI P. 3) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur email : [email protected] 2) Departemen Teknologi Industri Pertanian, FTP, Institut Pertanian Bogor email :[email protected] email : [email protected] 3) Departemen Kimia Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor email : [email protected] (Diterima Tgl. 7 - 4 - 2011 - Disetujui Tgl. 28 - 10 – 2011) ABSTRAK Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif insektisida. Tanaman kamandrah (Croton tiglium L.) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak terdapat di wilayah Indonesia dan telah dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiko-kimia minyak kamandrah pada berbagai tingkat kematangan sebagai larvasida nabati terhadap larva nyamuk demam berdarah dengue (A. aegypti). Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian Bogor, Insektarium Laboratorium Parasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB Bogor, dan Biofarmaka- LPPM IPB Bogor, mulai bulan Februari sampai Desember 2010. Minyak kamandrah diperoleh dengan ekstraksi menggunakan pengempa hidrolik pada suhu 65 o C dan tekanan 7,9 MPa pada buah kamandrah dengan tiga tingkat kematangan yang berbeda: warna kulit buah hijau kecokelatan, cokelat kehijauan, dan cokelat penuh. Minyak yang diperoleh selanjutnya dianalisis bilangan asam, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, indeks bias, berat jenis, dan nilai warna minyak, serta uji larvasida terhadap larva nyamuk A. aegypti instar III. Penentuan nilai lethal concentration (LC) dilakukan dengan metode probit analisis (Finney Method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai LC, rendemen, dan mutu minyaknya, buah kamandrah yang berwarna kulit cokelat penuh lebih berpotensi sebagai larvasida nabati terhadap larva A. aegypti. Rendemen minyak kamandrah 20,42% dan nilai LC50 adalah 132,67 ppm (24 jam) dan 70,08 ppm (48 jam). Minyak tersebut memiliki bilangan asam 8,76 mg KOH/g minyak; kadar asam lemak bebas 4,36 mg KOH/g minyak; bilangan peroksida 3,59 meq O/100g minyak; indeks bias 1,4783; bobot jenis 0,9466 g/ml; dan warna meliputi nilai L* 73,03; a* 3,26; dan b* 64,13. Minyak kamandrah berpotensi dapat dimanfaatkan sebagai larvasida nabati dalam pengendalian vektor penyakit DBD. Kata kunci : Croton tiglium L., kematangan buah, minyak kamandrah, larvasida ABSTRACT Effect of Maturity Level of Fruits on Larvicidal Activity and Physico-Chemical Properties of Kamandrah (Croton tiglium L.) Oil Indonesia is famously rich in biodiversity, including species of plants that contain active ingredient for insecticide. Kamandrah plant (Croton tiglium L.) is one of many medicinal plants found in parts of Indonesia and it has been used as an insecticidal plant. The objectives this research were to determine the physico-chemical characteristics and larvasidal activities of oil extracted from kamandrah seeds with varying levels of maturity as botanical larvicide for mosquito dengue fever. The expreriments were conducted in the Laboratory of Indonesian Spice and Industrial Crops Research Institute (ISICRI) Sukabumi, Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development (ICAPRD), Insectarium Laboratory of Health Parasitology and Entomology, Faculty of Veterinary of Bogor Agricultural University (IPB), and Biopharmaca IPB Bogor, from February to December 2010. The oil was obtained through extraction using hydraulic pressurer at 65 o C temperatures and 7.9 MPa pressures of kamandrah fruits with three different maturity levels : brownish green, greenish brown, and fully brown color of fruit skins. Oil gained was then analyzed its acid number, free fatty acid content, peroxides number, refractive index, specific gravity, and oil color values, as well as the oil larvasida test against mosquito larvae A. aegypti instar III. Determination the oil lethal concentration (LC) values was tested using probit analysis method (Finney Method). The results showed that based on the values of LC, content, and quality of the oil, full-brown colored kamandrah fruits are more potential as larvivida against A. aegypti larvae. Oil content of the kamandrah was 20.42% while LC50 values were 132.67 ppm (at 24 hours) and 70.08 ppm (at 48 hours). The acid number of the oil was 8.76 mg KOH/g oil; free fatty acid level of 4.36 mg KOH/g oil; peroxide number of 3.59 meq O/100 g oil, refractive index of 1.4783; density of 0.9466 g/ml; and the color values were 73.03, 3.26, and 64.13 for L*, a*, and b*, respectively. Therefore, kamandrah oil is very potential to be used as larvicide for controling the vector of dengue disease. Key words: Croton tiglium L., fruit maturity, kamandrah oil, larvicide PENDAHULUAN Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif insektisida. Namun, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat-obatan dan insektisida hanya 10% dari 300.000 jenis tumbuhan yang ada (HEYNE, 1987). Tanaman kamandrah (Croton tiglium L.) adalah suatu tanaman yang berasal dari suku Euphorbiaceae. Kamandrah merupakan salah satu tanaman obat yang banyak terdapat di wilayah Indonesia, sehingga tanaman ini ada yang menamakannya simalakian (Sumatera Barat), ceraken (Jawa), roengkok (Sumatera Utara), semoeki (Ternate), dan kowe (Tidore). Berdasarkan Jurnal Littri 17(4), Desember 2011. Hlm. 163 – 168 ISSN 0853-8212

Upload: yogha-yokin

Post on 09-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perkebunan_J17(4)2011-NurRoufiq-5

NOOR ROUFIQ AHMADI et al. : Pengaruh tingkat kematangan buah terhadap aktivitas larvasida dan sifat fisiko-kimia minyak kamandrah (Croton tiglium L.)

163

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDADAN SIFAT FISIKO-KIMIA MINYAK KAMANDRAH (Croton tiglium L.)

NOOR ROUFIQ AHMADI1), DJUMALI MANGUNWIDJAJA2), ONO SUPARNO2), dan DYAH ISWANTINI P.3)

1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timuremail : [email protected]

2)Departemen Teknologi Industri Pertanian, FTP, Institut Pertanian Bogoremail :[email protected]

email : [email protected])Departemen Kimia Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor

email : [email protected]

(Diterima Tgl. 7 - 4 - 2011 - Disetujui Tgl. 28 - 10 – 2011)

ABSTRAK

Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasukjenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif insektisida. Tanamankamandrah (Croton tiglium L.) merupakan salah satu tanaman obat yangbanyak terdapat di wilayah Indonesia dan telah dimanfaatkan sebagaiinsektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristikfisiko-kimia minyak kamandrah pada berbagai tingkat kematangan sebagailarvasida nabati terhadap larva nyamuk demam berdarah dengue (A.aegypti). Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian TanamanRempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi, Balai BesarLitbang Pascapanen Pertanian Bogor, Insektarium LaboratoriumParasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB Bogor, dan Biofarmaka-LPPM IPB Bogor, mulai bulan Februari sampai Desember 2010. Minyakkamandrah diperoleh dengan ekstraksi menggunakan pengempa hidrolikpada suhu 65oC dan tekanan 7,9 MPa pada buah kamandrah dengan tigatingkat kematangan yang berbeda: warna kulit buah hijau kecokelatan,cokelat kehijauan, dan cokelat penuh. Minyak yang diperoleh selanjutnyadianalisis bilangan asam, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida,indeks bias, berat jenis, dan nilai warna minyak, serta uji larvasidaterhadap larva nyamuk A. aegypti instar III. Penentuan nilai lethalconcentration (LC) dilakukan dengan metode probit analisis (FinneyMethod). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai LC,rendemen, dan mutu minyaknya, buah kamandrah yang berwarna kulitcokelat penuh lebih berpotensi sebagai larvasida nabati terhadap larva A.aegypti. Rendemen minyak kamandrah 20,42% dan nilai LC50 adalah132,67 ppm (24 jam) dan 70,08 ppm (48 jam). Minyak tersebut memilikibilangan asam 8,76 mg KOH/g minyak; kadar asam lemak bebas 4,36 mgKOH/g minyak; bilangan peroksida 3,59 meq O/100g minyak; indeks bias1,4783; bobot jenis 0,9466 g/ml; dan warna meliputi nilai L* 73,03; a*3,26; dan b* 64,13. Minyak kamandrah berpotensi dapat dimanfaatkansebagai larvasida nabati dalam pengendalian vektor penyakit DBD.

Kata kunci : Croton tiglium L., kematangan buah, minyak kamandrah,larvasida

ABSTRACT

Effect of Maturity Level of Fruits on Larvicidal Activityand Physico-Chemical Properties of Kamandrah (Crotontiglium L.) Oil

Indonesia is famously rich in biodiversity, including species of plants thatcontain active ingredient for insecticide. Kamandrah plant (Croton tigliumL.) is one of many medicinal plants found in parts of Indonesia and it hasbeen used as an insecticidal plant. The objectives this research were todetermine the physico-chemical characteristics and larvasidal activities of

oil extracted from kamandrah seeds with varying levels of maturity asbotanical larvicide for mosquito dengue fever. The expreriments wereconducted in the Laboratory of Indonesian Spice and Industrial CropsResearch Institute (ISICRI) Sukabumi, Indonesian Center for AgriculturalPostharvest Research and Development (ICAPRD), InsectariumLaboratory of Health Parasitology and Entomology, Faculty of Veterinaryof Bogor Agricultural University (IPB), and Biopharmaca IPB Bogor,from February to December 2010. The oil was obtained through extractionusing hydraulic pressurer at 65oC temperatures and 7.9 MPa pressures ofkamandrah fruits with three different maturity levels : brownish green,greenish brown, and fully brown color of fruit skins. Oil gained was thenanalyzed its acid number, free fatty acid content, peroxides number,refractive index, specific gravity, and oil color values, as well as the oillarvasida test against mosquito larvae A. aegypti instar III. Determinationthe oil lethal concentration (LC) values was tested using probit analysismethod (Finney Method). The results showed that based on the values ofLC, content, and quality of the oil, full-brown colored kamandrah fruits aremore potential as larvivida against A. aegypti larvae. Oil content of thekamandrah was 20.42% while LC50 values were 132.67 ppm (at 24 hours)and 70.08 ppm (at 48 hours). The acid number of the oil was 8.76 mgKOH/g oil; free fatty acid level of 4.36 mg KOH/g oil; peroxide number of3.59 meq O/100 g oil, refractive index of 1.4783; density of 0.9466 g/ml;and the color values were 73.03, 3.26, and 64.13 for L*, a*, and b*,respectively. Therefore, kamandrah oil is very potential to be used aslarvicide for controling the vector of dengue disease.

Key words: Croton tiglium L., fruit maturity, kamandrah oil, larvicide

PENDAHULUAN

Indonesia terkenal kaya akan keanekaragamanhayati, termasuk jenis tumbuhan yang mengandung bahanaktif insektisida. Namun, pemanfaatan tumbuhan sebagaiobat-obatan dan insektisida hanya 10% dari 300.000 jenistumbuhan yang ada (HEYNE, 1987). Tanaman kamandrah(Croton tiglium L.) adalah suatu tanaman yang berasal darisuku Euphorbiaceae. Kamandrah merupakan salah satutanaman obat yang banyak terdapat di wilayah Indonesia,sehingga tanaman ini ada yang menamakannya simalakian(Sumatera Barat), ceraken (Jawa), roengkok (SumateraUtara), semoeki (Ternate), dan kowe (Tidore). Berdasarkan

Jurnal Littri 17(4), Desember 2011. Hlm. 163 – 168ISSN 0853-8212

Page 2: perkebunan_J17(4)2011-NurRoufiq-5

JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 4, DESEMBER 2011 : 163 - 168

164

kearifan lokal di masyarakat, biji kamandrah banyakdimanfaatkan sebagai obat pencahar (SIAGIAN dan RAHAYU,1999; SAPUTRA et al., 2008), racun ikan (HEYNE, 1987;ANONYMOUS, 1995), obat kembung dan pembunuh jentiknyamuk, daunnya sebagai obat penurun panas, sedangkanranting/dahan dan batang sebagai pengusir nyamuk(SIAGIAN dan RAHAYU, 1999; ISWANTINI et al., 2007).

Saat ini insektisida/larvasida yang paling luasdigunakan untuk mengendalikan larva nyamuk Aedesaegypti adalah temephos, methoprene, diflubezuron,triflumuron, dan vetrazin. Nyamuk A. aegypti (CHENG et al.,2003) dan A. albopictus (MONLEY, 1979) merupakan vektorutama penyebab penyakit deman berdarah (DB) dan demanberdarah dengue (DBD). Penyakit ini masih merupakanmasalah kesehatan utama di banyak negara tropis dansubtropis (GUBLER, 1998). Di Indonesia, daerah dengankasus penyakit DBD terbesar adalah Jawa Barat (35.453kasus), dengan kasus kematian tertinggi 287 orang.Kejadian luar biasa (KLB) terjadi di Provinsi KalimantanBarat (9.792 kasus; 171 meninggal), Sumatera Utara (4.534kasus; 57 meninggal), diikuti Kalimantan Selatan,Kalimantan Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung(DEPKES RI, 2010).

Di Indonesia, insektisida temephos telah digunakansecara massal untuk program pemberantasan A. aegyptisejak tahun 1976. Untuk mengatasi dampak negatif yangditimbulkan dari pemakaian insektisida kimia, salah satucara aman dan alami adalah dengan insektisida/larvasidanabati. THAMRIN (2002) menyatakan bahwa ekstrak bijikamandrah cukup ampuh membunuh jentik nyamuk A.aegypti hingga 84% dengan LD50 sebesar 0,06%. Salah satubahan aktif dari biji kamandrah adalah phorbol 13-decanoate dan phorbol ester (MARSHALL dan KINGHORN,1984). Senyawa 12-0-tetradecanoylphorbol-13-acetate(TPA) hasil isolasi dari kamandrah dapat membunuh 100%larva Culex pipiens instar 2 pada konsentrasi 0,6 ppm(MARSHALL et al., 2005). Kandungan senyawa dalamminyak kamandrah yang berfungsi sebagai larvasida adalahpiperine (ISWANTINI et al., 2007; RIYADHI, 2008). Salahsatu senyawa golongan piperidine dapat membunuhnyamuk A. aegypti dan yang menunjukkan aktivitas sebagailarvasida adalah 2-ethyl-piperidine; 1-undec-10-enyl-piperi-dine, 2-ethyl-1-undec-10-enyl-piperidine, dan piperine[(E,E)-1-piperoyl-piperidine] (PRIDGEON et al., 2007).ISWANTINI et al. (2009) menunjukkan bahwa minyakkamandrah mempunyai potensi tinggi sebagai larvasidaterhadap nyamuk A. aegypti instar III dengan nilai LC50 danLC90 berturut-turut 25,98 dan 168,80 ppm.

Kandungan senyawa yang terdapat dalam bahanmenentukan aktivitas bioaktif dari bahan tersebut(COLEGATE dan MOLYNEUX, 1993), serta sangat tergantungdari ekologi/agroklimat tempat tumbuhan bahan tersebut(HERRERA et al., 2006). Perbedaan komponen setiap bahandipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas,keadaan iklim tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara

panen, tingkat kematangan, waktu panen, dan kondisipenyimpanan.

Selama pematangan, buah mengalami beberapaperubahan nyata dalam warna, tekstur, dan bau, yangmenunjukkan bahwa terjadi perubahan-perubahan dalamsusunannya (PANTASTICO, 1986). Perubahan warna buahmerupakan indikator pemasakan buah yang ditunjukkandengan hilangnya warna hijau. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk melihat pengaruh tingkat kematangan buahkamandrah terhadap sifat fisiko-kimia dan aktivitaslarvasida minyak kamandrah terhadap larva A. aegypti.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai BesarLitbang Pascapanen Pertanian Bogor, Balai PenelitianTanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri)Sukabumi, Insektarium Laboratorium Parasitologi danEntomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPBBogor, dan Pusat Studi Biofarmaka-LPPM IPB Bogor,mulai bulan Februari sampai Desember 2010. Bijikamandrah diperoleh dari Kebun Agro Widia WisataBalittri Sukabumi. Pemetikan buah didasarkan atas umurbuah, dihitung dari hari setelah pembungaan (HSP) atauwarna kulit luar buah kamandrah yaitu W1 = umur buah 24HSP (warna kulit buah hijau kecokelatan); W2 = umur buah33 HSP (warna kulit buah cokelat kehijauan); dan W3 =umur buah 42 HSP (warna kulit buah cokelat penuh)(Gambar 1).

Buah kamandrah dipilah untuk memisahkan buahyang baik dan yang rusak. Buah dikeringkan di bawah sinarmatahari selama 3 hari sampai kulit luar kering, selanjutnyadikupas. Biji kamandrah dipilah kembali untuk memisah-kan antara biji yang baik dan yang rusak. Biji dikeringkanpada suhu 50°C selama 3 jam, selanjutnya digilingmenggunakan hammer mill sebanyak 2 kali agar ukurannyalebih kecil. Setiap proses ekstraksi minyak denganpengempaan menggunakan 200 g biji kamandrah yang telahdihaluskan. Biji ditimbang dan dimasukkan dalam alatpengempa yang memiliki alat pemanas pada landasantekan. Ekstraksi dilakukan dengan menekan tuas hidroliksecara berulang-ulang sampai dicapai tekanan piston yangdiinginkan yaitu 7,9 Mpa dan dibiarkan pada suhupemanasan 65ºC selama 15 menit. Bersamaan denganpenekanan, minyak akan keluar disela-sela plat pemanas.Selanjutnya minyak ditampung menggunakan gelas piala.Pengempaan diulang 3 kali dengan cara yang sama. Minyakdisaring menggunakan kertas saring. Hasil minyak padasetiap pengempaan dicampur dan ditimbang untukmengetahui rendemen minyaknya. Minyak selanjutyadianalisis sifat fisiko-kimianya meliputi rendemen minyak,bilangan asam, kadar asam lemak bebas, indeks bias, bobotjenis, bilangan peroksida, dan warna minyak (AOAC, 1995).

Page 3: perkebunan_J17(4)2011-NurRoufiq-5

NOOR ROUFIQ AHMADI et al. : Pengaruh tingkat kematangan buah terhadap aktivitas larvasida dan sifat fisiko-kimia minyak kamandrah (Croton tiglium L.)

165

Uji larvasida dengan larva nyamuk A. aegypti instarIII dilakukan sebagai berikut :Penyiapan larva nyamuk A. aegypti. Telur nyamuk A.aegypti dicelupkan dalam air suling pada nampan plastikukuran 34 x 25 x 4,5 cm sebanyak 1 liter. Telur akanmenetas setelah + 24 jam menjadi larva instar I. Larvadipelihara dengan pemberian pakan hati ayam yang telahdikukus dan dihaluskan hingga menjadi instar III selama 3-4 hari. Perubahan tiap instar ditunjukkan dengan terjadinyaecdysis (pelepasan kulit).Penyiapan sampel. Membuat seri konsentrasi dari minyakkamandrah, yaitu 0, 10, 50, 100, 250, dan 500 ppm.Pelaksanaan uji. Diambil 200 ml larutan dari setiap serikonsentrasi yang dibuat ke dalam gelas plastik, kemudiandimasukkan 25 ekor larva A. aegypti instar III. Lakukanuntuk seri konsentrasi yang sama sebanyak 5 ulangan.Pengamatan dilakukan setelah 24 dan 48 jam denganmenghitung larva yang mati.

Analisis data menggunakan uji Analysis of Variance(ANOVA). Untuk menentukan angka kematian 50% dan90% (LC50 dan LC90) digunakan metode analisis probit(Fenney Method) menggunakan software SPSS versi 17.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik minyak kamandrah sangat dipengaruhioleh tingkat kematangan buah kamandrah dan prosespenanganannya. Karakteristik fisiko-kimia minyak kaman-drah hasil penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat kematanganbuah kamandrah yang dilihat dari warna kulit/umur peme-tikan buah berpengaruh nyata terhadap sifat fisiko-kimia

Tabel 1. Karakteristik fisiko-kimia minyak kamandrah pada berbagaitingkatan kematangan buah

Table 1. Physico-chemical characteristics of kamandrah oil at variousmaturity levels of fruit

KarakteristikCharacteristics

Tingkat kematangan buah Maturity levelHijau

kecokelatanBrownish

green(24 HSP)

CokelatkehijauanGreenish

brown(33 HSP)

CokelatpenuhBrown

(42 HSP)

Rendemen (% b/b) 14,13 c 16,32 b 20,41 aBilangan asam (mgKOH/g)

1,65 c 5,74 b 8,76 a

Kadar asam lemak bebas(mg KOH/g)

0,82 c 2,85 b 4,36 a

Bilangan peroksida(meq O/100g)

1,98 c 2,47 b 3,59 a

Indeks bias nD 30oC 1,47 b 1,47 b 1,47 aBobot jenis (g/ml) 0,94 a 0,94 a 0,94 bWarna (L*) 88,39 a 81,88 b 73,02 cWarna (a*) 10,46 b 13,92 a 3,26 cWarna (b*) 4,10 c 59,30 b 64,13 a

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yangsama tidak berbeda nyata ( = 0,05),HSP : hari setelah pembungaan, L* : derajat kecerahan,a* : derajat kemerahan, b* : derajat kekuningan

Note : Numbers followed with the same letter in the same row arenot signifianctly different (α = 0.05)HSP = Days after flowering, L* = degree of brightness,a* = degree of redness, b* = degree of yellowness

minyak kamandrah yang dihasilkan. Dilihat dari karak-teristik fisik, semakin cokelat penuh warna kulit buahkamandrah akan menghasilkan rendemen minyak yangsemakin tinggi, yaitu 20,41%. Rendemen minyak inididapatkan dari buah yang dipanen pada umur 42 HSP(berwarna kulit cokelat penuh). KETAREN (1986)menyatakan bahwa lemak dalam tanaman dibentuk dalamsel hidup yang merupakan hasil dari serangkaian reaksiyang kompleks dalam proses metabolisme. Hasil penelitianKKP3T menunjukkan bahwa rendemen minyak tanamankamandrah hasil budidaya di Kalimantan Tengah padaumur 10 bulan berkisar 4,94-13,14%, sedangkan pada umur16 bulan rendemen minyak dapat mencapai 13,18-22,25%(ISWANTINI et al., 2009). Banyaknya minyak/lemak yangdapat diekstraksi tergantung pada suhu pemanasan, lamapengepresan, tekanan yang digunakan, serta kandunganminyak dalam bahan asal (OWALARAFE et al., 2007;OGUNSINA et al., 2008; BAMGHOYE dan ADEJUMO, 2011).

Nilai indeks bias minyak kamandrah antara 1,4771-1,4783, mirip dengan nilai indeks bias minyak jarak yaitu1,475-1,479 (SNI No. 01-1904-1990), karena masih satusuku Euphorbiaceae. SWERN (1982) menyatakan nilaiindeks bias akan meningkat pada minyak/lemak denganrantai karbon yang panjang dan juga dengan terdapatsejumlah ikatan rangkap. Nilai indeks bias dari asam lemakjuga akan bertambah dengan meningkatnya bobot molekul,di samping naiknya derajat ketidakjenuhan dari asam lemaktersebut. Demikian pula halnya dengan nilai bobot jenisminyak kamandrah yaitu 0,9442-0,9466 g/ml. JACOBS

Gambar 1. Buah kamandrahFigure 1. Kamandrah fruit

Keterangan : W1 = warna kulit buah hijau kecokelatan; W2 = warna kulitbuah cokelat kehijauan; W3 = warna kulit buah cokelat penuh

Note : W1 = green brownish skin color, W2 = brown greenish skincolor, W3 = full brown skin color

W1 W2 W3

Page 4: perkebunan_J17(4)2011-NurRoufiq-5

JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 4, DESEMBER 2011 : 163 - 168

166

(1951) menyatakan bahwa nilai bobot jenis suatu cairantergantung dari komponen-komponen dalam cairantersebut. Semakin banyak komponen yang ada dalamcairan, maka fraksi beratnya semakin tinggi sehingga beratjenisnya juga semakin besar.

Tingkat kematangan buah kamandrah yang dilihatdari warna kulit/umur pemetikan buah berpengaruh nyataterhadap atribut warna minyak kamandrah yang dihasilkan.Terjadi penurunan derajat kecerahan (L*) warna minyakdari 88,39 menjadi 73,02 dan derajat kemerahan (a*) dari13,92 menjadi 3,26, serta terjadi peningkatan derajatkekuningan (b*) dari 4,10 menjadi 64,13. Penurunanderajat kecerahan menunjukkan adanya akumulasi senya-wa yang berwarna kecokelatan akibat beberapa reaksi yangmempunyai visualisasi berwarna kecokelatan. Pigmencokelat biasanya hanya terdapat pada minyak atau lemakyang berasal dari bahan yang telah busuk atau memar. Halitu dapat pula terjadi karena reaksi molekul karbohidratdengan gugus pereduksi seperti aldehida serta gugus amindari molekul protein dan yang disebabkan oleh adanyaaktivitas enzim-enzim seperti phenol oxidase, polyphenoloxidase, dan sebagainya. Peningkatan nilai +b* yangterukur menunjukkan derajat kekuningan minyak kaman-drah akan semakin tinggi. Hal tersebut berarti derajatkekuningan warna minyak buah kamandrah yang lebih tualebih tinggi dibandingkan buah kamandrah yang masihmuda.

Secara kimiawi, semakin tua umur buah atausemakin cokelat warna kulit buah kamandrah akanmeningkatkan bilangan asam, kadar asam lemak bebas danbilangan peroksida minyak kamandrah. Peningkatanbilangan asam dan kadar asam lemak bebas disebabkanoleh kenaikan suhu dan adanya air serta udara yang dapatmenyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis, sehinggakandungan asam lemak bebasnya semakin besar.Bertambahnya asam lemak bebas tersebut menyebabkankenaikan nilai bilangan asam. Selain itu, diduga disebabkanjuga oleh masih tingginya aktivitas enzim dan mikro-organisme yang mengkatalis proses hidrolisis minyak.Kerusakan lemak oleh mikro-organisme biasanya terjadipada lemak yang masih berada dalam jaringan dan dalambahan pangan berlemak. Mikro-organisme yang menyerangbiasanya termasuk tipe mikroba non pathologi, umumnyamerusak lemak dengan menghasilkan cita rasa tidak enak,di samping menimbulkan perubahan warna (discoloration).Proses hidrolisis lemak netral (trigliserida) menghasilkanasam lemak bebas dan gliserol dapat berlangsung padawaktu minyak masih berada dalam jaringan biji yang telahdipanen, selama pengolahan dan penyimpanan. Lemaknabati dan hewani yang masih berada dalam jaringanbiasanya mengandung enzim yang dapat menghidrolisislemak. Semua enzim yang termasuk golongan lipase,namun enzim tersebut nonaktif oleh panas (KETAREN,1986). Meskipun demikian, diduga pemanasan pada suhu65oC masih belum dapat mengnonaktifkan enzim tersebut,

sehingga proses hidrolisisnya berjalan lebih cepat.Terjadinya proses ketengikan ditandai dengan adanyabilangan peroksida. Semakin tinggi bilangan peroksidayang dihasilkan, maka minyak semakin tengik hinggamencapai bilangan maksimal 100 sehingga minyak bersifatracun (KETAREN, 1986). Nilai dari bilangan peroksidamemilik hubungan dengan nilai bilangan asam, bilanganiod dan bilangan penyabunan. Hidrogen pada asam lemakbebas dapat membentuk radikal asam lemak. Radikal asamlemak ini kemudian akan bereaksi dengan oksigen udara,sehingga akan berbentuk peroksida dan hidroperoksida(DECKER, 2002). Oksidasi lemak dalam bahan makanandapat terjadi bila suhu dinaikkan atau selama penyimpanan,akibatnya nilai peroksida minyak semakin tinggi (LIN,1991).

Penentuan Nilai Lethal Concentration (LC) MinyakKamandrah

Nilai keefektifan minyak kamandrah sebagailarvasida nabati dapat dilihat pada Tabel 2. Peningkatantaraf umur petik buah kamandrah yang ditunjukkan dengansemakin cokelat warna kulit buah berdampak kepadapeningkatan rendemen minyak kamandrah dan kandungansenyawa aktifnya. Semakin tua umur buah kamandrahmenunjukkan senyawa aktif yang terdapat dalam bijikamandrah akan semakin tinggi pula. Hal ini ditunjukkandengan semakin menurunnya nilai LC50 dan LC90 padapengamatan 24 dan 48 jam, yaitu berturut-turut dari 385,48menjadi 132,67 ppm dan dari 189,18 menjadi 70,08 ppm(Tabel 2). Semakin kecil nilai LC menunjukkan semakinberacun insetisida tersebut (SINGGIH et al., 2006). Hasilpenelitian ini sejalan dengan hasil penelitian KOMALAMISRAet al. (2005) bahwa ekstrak kamandrah yang ditanam diBangkok memiliki nilai LC50 60,87 ppm dan LC90 263,66ppm pada larva A. aegypti instar 3 dan 4. Minyakkamandrah hasil budidaya mempunyai potensi sebagailarvasida terhadap larva nyamuk A. aegypti instar 3 dengannilai LC50 dan LC90 berturut-turut 25,98 dan 164,80 ppm(ISWANTINI et al., 2009).

Tabel 2. Nilai LC minyak kamandrah berbagai tingkat kematangan buahpada pengamatan 24 dan 48 jam terhadap larva A. aegyptiinstar III

Table 2. LC value of kamandrah oil of various maturity levels of fruitsat 24 and 48 hours of observation A. aegypti larva instar III

Nilai LC (ppm)

Tingkat kematangan buahHijau

kecokelatan(24 HSP)

Cokelatkehijauan(33 HSP)

Cokelat penuh(42 HSP)

LC50 (24 Jam) 385,48 341,52 132,67LC90 (24 jam) 1322,57 1063,37 446,08LC50 (48 Jam) 189,18 163,66 70,08LC90 (48 jam) 809,08 712,16 345,29

Keterangan : HSP = hari setelah pembungaanNote : HSP = Days after flowering

Page 5: perkebunan_J17(4)2011-NurRoufiq-5

NOOR ROUFIQ AHMADI et al. : Pengaruh tingkat kematangan buah terhadap aktivitas larvasida dan sifat fisiko-kimia minyak kamandrah (Croton tiglium L.)

167

RIYADHI (2008) menyatakan bahwa minyak kaman-drah memiliki potensi paling tinggi sebagai larvasidadibandingkan hasil ekstrak dari air dan etanol pada daun,batang, dan biji kamandrah. Senyawa 12-O-tetra-decanoylphorbol-13-acetate hasil isolasi dari kamandrahdapat membunuh 100% larva nyamuk Culex pipiens instar2 pada konsentrasi 0,6 ppm (MARSHALL et al., 2005).Kandungan senyawa dalam minyak kamandrah yangberfungsi sebagai larvasida adalah piperine (ISWANTINI etal., 2007; RIYADHI, 2008). Minyak kamandrah lebih ber-potensi sebagai larvasida terhadap A. Aegypti instar III-IV.Penggunaan pada konsentrasi 0,3; 0,5% dapat menghambatnyamuk A. aegypti dan A. aldopictus (ASTUTI, 2008).

KESIMPULAN

Berdasar nilai LC, rendemen, dan mutu minyakkamandrah yang dipanen pada umur 42 HSP (berwarnakulit cokelat penuh) berpotensi sebagai larvasida nabatiterhadap larva nyamuk A. aegypti. Rendemen minyakkamandrah adalah 20,42% dengan nilai LC50 132,67 ppm(24 jam) dan 70,08 ppm (48 jam). Minyak tersebutmemiliki bilangan asam 8,76 mg KOH/g minyak; kadarasam lemak bebas 4,36 mg KOH/g minyak; bilanganperoksida 3,59 meq O/100 g minyak; indeks bias 1,4783;berat jenis 0,9466 g/ml; dan warna meliputi nilai L* 73,03,a* 3,26 dan b* 64,13. Minyak kamandrah berpotensisebagai larvasida nabati dalam pengendalian vektorpenyakit DBD.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada ProyekKKP3T Kementerian Pertanian yang telah memberikanbantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

ANONYMOUS. 1995. Medical Herb Index in Indonesia, 2nd

ed. PT. Eisai Indonesia. Jakarta. 843pAOAC. 1995. Official Methods of Analysis. the Association

of Analytical Chemists. Washington D.C. 1141p.ASTUTI, E.P. 2008. Efektivitas Minyak Biji Jarak Pagar

(Jatropha curcas) sebagai Larvasida, Anti-oviposisidan Ovicidal Nyamuk Aedes aegypti dan Aedesalbipictus (Tesis). Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.70p.

BAMGBOYE, A.S. and O.I. ADEJUMO. 2011. Effects ofprocessing parameters of roselle seed on its oil yield.Int. J. Agric. & Biol. Eng. 4(1): 82-86.

CHENG, S.S., M.T. CHUA, K.H. TSAI, W.J. CHEN, and S.T. CHANG.2003. Chemical composition and mosquito

larvacidal activity of essential oils from leaf ofCryptomeria japonica D. Don, [terhubung berkala]https://gra103.aca.ntu.edu.tw/gdoc/D8962 5006a.pdf[5 Maret 2006].

COLEGATE, S.M. and R.J. MOLYNEUX. 1993. BioactiveNatural Products : Detection, Isolation, andStructural Determination. CRC Press, United States.528p.

DEPKES RI. 2010. Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue.Subdit Arbovirosis, Ditjen PP&PL. DEPKES RIJakarta.6p.

DECKER, E.A. 2002. Antioxidant Mechanism, In: C.C. AKOH.and D.B. MIN. (Eds): Food lipids, chemistry, nutritionand biotecnology. Marcel Dekker, Inc. New York.1014p.

GUBLER, D. J. 1998. Dengue and dengue hemorrhagic fever.Clin. Microbiol. Rev. 11: 480-496.

HERRERA, J.M., P. SIDDHURAJU, G. FRANCIS, G. DA’VILA-ORTI’ZA, and K. BECKER. 2006. Chemical compo-sition, toxic/antimetabolic constituents, and effectsof different treatments on their levels in fourprovenances of Jatropha curcas L. from Mexico.Food Chem. 96:80-89.

HEYNE, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II.Jakarta : Badan Litbang Kehutanan. 1246p.

ISWANTINI, D., R. ROSMAN, D. MANGUNWIDJAJA, U.K. HADI,dan M. RAHMINIWATI. 2007. Bioprospeksi TanamanObat Kamandrah (Croton tiglium L.) : Studiagrobiofisik dan Pemanfaatannya sebagai LarvasidaHayati Pencegah Demam Berdarah Dengue (TahunPertama). Laporan hasil penelitian KKP3T. InstitutPertanian Bogor bekerjasama dengan BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta.44p. (Tidak dipublikasi).

ISWANTINI, D., U.K. HADI, M. RAHMINIWATI, R. ROSMAN, danA.S. TJOKROWARDOYO. 2009. Bioprospeksi tanamanobat kamandrah (Croton tiglium L.) : Budidaya danpemanfaatannya sebagai larvasida hayati pencegahdemam berdarah dengue. Laporan Hasil PenelitianKKP3T. Institut Pertanian Bogor bekerjasamadengan Badan Penelitian dan Pengembangan Perta-nian Jakarta.125p. (Tidak dipublikasi).

JACOBS, M.B. 1951. The chemical analysis of food and foodproducts. Second Edition. D. van NostrandCompany, Inc., New York. 789p.

KETAREN, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemakpangan. UI Press, Jakarta.315p.

KOMALAMISRA, N., Y. TRONGTOKIT, Y. RONGSRIYAM, and C.APIWATHNASORN. 2005. Screening for larvicidalactivity in some Thai plants against four mosquitovector species. Southeast Asian J Trop Med PublicHealth. 6(36) : 1412-1422.

LIN, S.S. 1991. Fats and Oils Oxidation in Introduction toFats and Oils Technology. An Oil Chem. Soc.Champaign, Illinois. 638p.

Page 6: perkebunan_J17(4)2011-NurRoufiq-5

JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 4, DESEMBER 2011 : 163 - 168

168

MARSHALL, G.T., J.A. KLOCKE, L.J. LIN, and A.D. KINGHORN.2005. Effects of diterpene esters of tigliane,daphnane, ingenane, and lathyrane types on pinkbollworn, Pictinophora gossypiella Saunders(Lepidoptera : Gelechiidae). Journal of ChemicalEcology. 11(2): 191-206.

MARSHALL, G.T and A. D. KINGHORN. 1984. Short-chainphorbol ester constituents of croton oil. JOAOCS61(7): 1220-1225.

MONLEY, D. 1979. Prioritas Pediatri di Negara SedangBerkembang (Terjemahan Samhari Baswedan).Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta. 523p.

OGUNSINA, B.S., O.K. OWOLARAFE, and G.A. OLATUNDE.2008. Oil point pressure of cashew (Anacardiumoccidentale) kernels. Int. Agrophysics. 22: 53-59.

OWOLARAFE, O.K., A.S. OSUNLEKE, and B.E. OYEBAMIJI.2007. Effect of hydraulic press parameters on crudepalm oil yield. Int. Agrophysics 21: 285-291.

PANTASTICO, ER.B. 1986. Fisiologi Pascapanen :Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan danSayur-sayuran Tropika dan Subtropika. GadjahMada University Press. Yogyakarta. 906p.

PRIDGEON, J.W., K.M. MEEPAGALA, J.J. BECNEL, G.G. CLARK,R.M. PEREIRA, and K.J. LINTHICUM. 2007. Structure-activity relationships of 33 piperidines as toxicantsagainst female adults of Aedes aegypti (Diptera:Culicidae). J. Med. Entomol. 44(2): 263-269.

RIYADHI, A. 2008. Identifikasi Senyawa Aktif TanamanKamandrah (Croton tiglium) dan Biji Jarak Pagar(Jatropha curcas) sebagai Larvasida Nabati Vektor

Demam Berdarah Dengue (Tesis). SekolahPascasarjana Institut Pertanian Bogor. 113p.

SAPUTRA, D. MANGUNWIDJAJA, S. RAHARJA, L.B.S. KARDONO,dan D. ISWANTINI. 2008. Characteristics, efficacy,and safety testing of standardized extract of Crotontiglium seed from Indonesia as laxative material.Pakistan Journal of Biological Sciences. 11(4) : 618-622.

SIAGIAN, M.H., and M. RAHAYU. 1999. Ethnobotanical studyon Croton tiglium L. as traditional medicine and itsdevelopment aspect in Bengkulu. Prosiding seminarhasil-hasil penelitian bidang ilmu hayat (16September 1999). Pusat antar universitas Ilmu HayatIPB. Bogor. 258-265p.

SINGGIH H.S., F.X. KOESHARTO, U.K. HADI, J. GUNANDINI, S.SOVIANA, I.A. WIRAWAN, M. CHALIDAPUTRA, M. RIVAI,S. PRIYAMBODO, S. YUSUF, dan S. UTOMO. 2006.Hama Pemukiman Indonesia: Pengenalan, Biologis,dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian HamaPemukiman. Fakultas Kedokteran Hewan IPB,Bogor.478p.

SWERN, D. 1982. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products.John Wiley and Sons, New York. 603p.

THAMRIN, U. 2002. Tanaman kamandrah pembunuh jentiknyamuk demam berdarah. Sinar Harapan 6 Februari2002. [terhubung berkala] www.terranet.co.id. [3Maret 2007].