perjuangan guru manshur dalam mengembangkan pendidikan...

82
PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ISLAM DI BETAWI 1900 - 1967 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana (S1) Humaniora (S.Hum) Disusun Oleh : Humaedi NIM : 1111022000010 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Upload: phamtu

Post on 29-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN

PENDIDIKAN ISLAM DI BETAWI 1900 - 1967

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana (S1) Humaniora (S.Hum)

Disusun Oleh :

Humaedi

NIM : 1111022000010

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN
Page 3: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN
Page 4: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN
Page 5: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

i

ABSTRAK

Humaedi

Perjuangan Guru Manshur dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di

Betawi 1900 - 1967

Ketokohan ulama di Betawi tidak hanya bersandar pada keilmuan di bidang

agama saja, tetapi turut serta berperan dalam pendidikan, sosial masyarakat dan

melawan penjajahan. Seperti KH. Muhammad Manshur,tokoh ulama asal Betawi

yang ikut serta berperan memajukan moral masyarakat di Betawi atau yang lebih

akrab disebut Guru Manshur.

KH Muhammad Manshur merupakan ulama termahsyur dizamannya. Terutama

dalam bidang pendidikan, karena dari garis keturunannya Guru Manshur

merupakan anak dari KH Abdul Hamid, yang menjadi Imam di Mekkah.

Metode yang digunakan untuk membuat skripsi ini adalah metode historis

bersifat deskriptif analitis, dan didukung field research (penelitian lapangan),

melakukan observasi dan wawancara kepada KH Fatahillah Ahmadi sebagai

cicitnya yang masih eksis dengan karya-karya Guru Manshur.

Dalam hasilnya, Guru Manshur banyak berperan dalam memajukan pendidikan

Islam di Betawi. Hasilnya banyak para murid-muridnya yang belajar kepadanya,

di sisi lain Guru Manshur juga alhli di bidang Ilmu Falak, sehingga bisa menjadi

runutan para masyarakat terhadap penentuan Hari Besar Islam dan yang lainnya.

Kata Kunci : Ulama Betawi, Guru Mansur, Pendidikan Islam

Page 6: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur untuk Allah Subhanahu

wata’ala yang telah memberikan nikmat yang tidak terhitung, dan dengan kasih

sayang-Nya kita dapat terus bernapas dan berbuat di dunia ini. Shalawat serta

salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad Saw.

Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam

merampungkan skripsi yang berjudul: Perjuangan Guru Manshur dalam

Mengembangkan Pendidikan Islam di Betawi 1900 - 1967. Namun, semua

rintangan dan hambatan itu bisa terlewati sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan

dengan usaha dan kerja keras. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima

kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Syukron Kamil, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

3. Bapak Nurhasan, MA. selaku Ketua Program Studi Sejarah dan Peradaban

Islam yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa dalam

beberapa hal yang berhubungan dengan birokrasi universitas sehingga

segalanya menjadi mudah.

4. Ibu Sholikatus Sa’adiyah, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Sejarah

dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu penulis saat menjadi

mahasiswa di Prodi Sejarah dan Peradaban Islam tercinta ini baik yang

berkenaan dengan surat menyurat maupun memberi motivasi untuk terus

berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

5. Bunda Dr. Hj. Tati Hartimah, MA. selaku dosen pembimbing skripsi

sekaligus dosen pembimbing akademik yang memberikan banyak

masukan, saran dan selalu sabar kepada penulis untuk terus mencari

sumber primer dalam penulisan sejarah, serta selalu memotivasi penulis

untuk segera menyelesaikan kewajiban menulis skripsi.

Page 7: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

iii

6. Seluruh Dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang

banyak bermanfaat.

7. Seluruh staff pegawai Fakultas Adab dan Humaniora yang telah

membantu segala urusan akedemik dan administrasi.

8. KH. Fatahillah Ahmadi, selaku narasumber dan juga cicit dari Guru

Manshur yang bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya

untuk penulis wawancarai dan memberikan sumber otentik untuk

melengkapi skripsi penulis.

9. Keluargaku, Ayahanda H. Achmad Sudirman, Ibunda Hj. Khuriyah, adik-

adikku tercinta Anita Firdaus dan Ahmad Mahfudin yang selalu

memberikan do’a dan dukungan setiap hari baik moril maupun materil

yang tak terhingga, serta kasih sayangnya menjadikan penulis menjadi

pribadi yang memiliki karakter.

10. Organisasiku, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

Adab dan Humaniora (KOFAH) Cabang Ciputat, yang telah menjadi

tempat penulis belajar berorganisasi dan belajar banyak hal. Terima kasih

kepada senior-junior yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Namun

penulis harus berterima kasih kepada Fikri, Naufan, Yudha bengbeng, Ka

Fauzan Baihaqi, Bang Johan, Acin, Dyah dan Luthfi Ncek yang telah

memberikan semangat kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan di SPI 2011 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, namun penulisan harus berterima kasih kepada Firdaus, Taki, Egi,

Mulyadin, Ucok, Illham, Indi, Ririn, Fauzi, Ulfa, Rahma, Wilda dan

sahabat-sahabat lainnya yang banyak membantu selama masa perkuliahan

ini.

12. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ-SPI) Sejarah dan

Peradaban Islam, Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah tempat penulis meluangkan waktu untuk belajar, berproses

dan berorganisasi.

Page 8: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

iv

13. Teman-teman yang selalu memberi dukungan. Terima kasih kepada Devi,

Awanda, Hijbil, Usie, Wati, Yoga, Vivi dan teman-teman lainnya yang

tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

14. Teman-teman KKN Pelita, Jaja, Adam, Faiz, Pijoh, Leli, Danty, Isal, Kiki.

Page 9: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

D. Metode Penelitian .................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8

F. Kerangka Teori......................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 9

BAB II BIOGRAFI GURU MANSHUR

A. Gambaran Umum Masyarakat Tambora................................. 11

B. Riwayat Hidup........................................................................ 15

C. Murid-murid Guru Manshur................................................... 18

BAB III PERAN GURU MANSHUR DALAM PERKEMBANGAN

ISLAM DI TAMBORA JAKARTA

A. Perkembangan Keilmuan........................................................ 25

B. Pendidikan dan Guru-gurunya................................................ 27

C. Perjuangannya terhadap Kemerdekaan Indonesia.................. 28

BAB IV KEISTIMEWAAN GURU MANSHUR

A. Ilmu Falak.............................................................................. 31

B. Perkembangan Ilmu Falak Pacsa Guru Manshur................... 34

Page 10: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 37

B. Saran ........................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39

LAMPIRAN........................................................................................................ 45

Page 11: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil wawancara dengan H. Fatahillah Ahmadi......................... 42

Lampiran 2 : Koleksi bacaan Guru Mansur...................................................... 46

Lampiran 3 : Milad 300 tahun masjid jami al-mansur..................................... 48

Lampiran 4 : Haul 50 tahun KH. Muhammad Mansur (Guru Mansur)............ 52

Lampiran 5 : Sanad Guru Mansur terhadap guru timur tengah........................ 56

Lampiran 6 : Peta jembatan lima dan sekitarnya.............................................. 57

Lampiran 7 : Foto bersama H. Fatahillah Ahmadi........................................... 58

Lampiran 8 : Metode penghitungan awal bulan qomariyah

(Sullamunnirain).......................................................................... 59

Page 12: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam khazanah keberagamaan masyarakat muslim, tidak dapat

dipisahkan dengan ulama, para ulama yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan

semua ajaran agama yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian besar dan terhormatnya kedudukan ulama, tidak jarang ulama menjadi

tempat bertanya dan ulamalah penentu jalan keluar dari masalah Ijtimaiyyah.

Karena ulama dianggap sebagai seorang yang mempunyai pengetahuan luas dan

mendalam mengenai berbagai masalah keilmuan wa bil khusus masalah agama.

Ulama mempunyai kesalehan sosial dan spiritual yang tinggi, berani menegakkan

yang hak dan melawan segala kebathilan, ulama mempunyai murid dan pengikut

yang luas dan juga mempunyai nasab atau keturunan yang baik.

Seorang ulama merupakan orang-orang yang diakui sebagai cendekiawan

atau sebagai pemegang otoritas pengetahuan agama Islam. Mereka adalah para

imam masjid-masjid besar (agung), para hakim, guru-guru agama pada universitas

(perguruan tinggi Islam), dan secara umum merupakan lembaga kelompok

terpelajar atau kalangan cendekiawan yang memiliki hak penentu atas

permasalahan keagamaan.1

“Seorang ulama merupakan orang-orang yang diakui sebagai

cendekiawan atau sebagai pemegang otoritas pengetahuan agama

Islam. Mereka adalah para imam masjid-masjid besar (agung),

parahakim, guru-guru agama pada universitas (perguruan tinggi

Islam), dan secara umum merupakan lembaga kelompok terpelajar

atau kalangan cendekiawan yang memiliki hak penentu atas

permasalahan keagamaan. Secara harfiah ulama berarti "orang yang

mengetahui" atau ilmuwan. Ulama Islam (disingkat ulama) adalah

orang yang mempunyai pengetahuan tentang ajaran-ajaran Islam,

1 Ahmad Fadli, Ulama Betawi : (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan Kontibusinya

Terhadap Perkembangan Islam abad 19 dan 20), Jakarta: Manhalun Nasyi-in Press. 2011, h.183

Page 13: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

2

bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadist. Peranan ulama dalam

perjalanan penyebaran agama Islam memiliki peran yang sangat

penting, sehingga mereka mendapat sebutan sebagai pewaris para

Nabi. Peranan mereka sepanjang masa secara garis besar sama,

meskipun konsep dan pendekatan yang digunakan mengalami

perbedaan.2 Perkembangan Islam di Jakarta berawal dari didudukinya

Sunda Kelapa oleh Fatahillah yang kemudian diubah menjadi

Jayakarta. Namun saat Jayakarta jatuh ke tangan Belanda, umat Islam

mengalami krisis kepemimpinan, diperparah lagi dengan pembakaran

kraton dan masjid oleh Belanda. Meskipun demikian masyarakat

Jayakarta masih dapat mendirikan masjid dan langgar kecil sebagai

pembinaan umat dibawah bimbingan dan tanggung jawab ulama, yang

dikemudian hari melahirkan kebudayaan Betawi.3”

Dalam pembentukan kebudayaan tersebut, Badri Yatim (mantan dekan

Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) membagi ulama menjadi tiga

golongan, yaitu : ulama Banten, ulama Haji Betawi, dan ulama Jakarta Asal Arab

Hadramaut.

Seseorang agar dapat disebut sebagai ulama besar, berpengaruh dan

disegani setidaknya harus memiliki beberapa syarat, di antaranya; seorang ulama

mempunyai pengetahuan yang luas dan dalam, terutama yang menyangkut

pengetahuan agama, tanpa mengabaikan penguasaan pengetahuan umum,

memperlihatkan kesalehan yang tinggi, tidak hanya dalam ucapan, tetapi juga

dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari, mempunyai keberanian untuk

menegakkan segala yang hak dan melawan segala kebathilan. Keberanian ini juga

harus diperlihatkan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari, mempunyai

mood dan pengikut yang luas, baik yang berasal dari madrasah atau pesantrennya

sendiri, maupun dari luar, termasuk dari lingkungan masyarakat, dan kadangkala

popularitasnya dikaitkan pula dengan faktor keturunan. Karena tidak jarang

2 Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad XX Dan Peranannya Terhadap Perkembangan

Lembaga Pendidikan Islam di Jakarta, disertasi Program Pascasarjana, Universitas Ibnu Khaldun

(UIK), Bogor, 2010, h.126 3 Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, 1995-2010

Page 14: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

3

masyarakat memandang pengaruh seorang ulama dari asal keturunannya.

Meskipun hal kelima ini tidak harus mutlak, namun pandangan masyarakat

mengenai keturunan ulama, seperti habib, sayid, atau syekh ikut memberi citra

tertentu mengenai keulamaan seseorang.4

Pada tanggal 31 Desember 1878 lahir seorang ulama besar dari Betawi

bernama Muhammad Manshur bin Abdul Hamid bin Damiri bin Abdul Muhid bin

Tumenggung Tjakra Jaya (Mataram, Jawa) yang kemudian dikenal dengan nama

Guru Manshur5. Beliau lahir tepatnya pada tahun 1878 dan wafat pada hari jum‟at

2 Shafar tahun 1387 H bertepatan dengan tanggal 12 Mei 1967. Guru pertamanya

dalam menuntut ilmu adalah ayahnya sendiri, KH. Abdul Hamid. Setelah ayahnya

meninggal, beliau mengaji kepada kakak kandungnya, KH. Mahbub bin Abdul

Hamid, dan kakak misannya yang bernama KH. Thabrani bin Abdul Mughni dan

juga kepada Syekh Mujtaba.6

Setelah dewasa, beliau pergi ke Mekkah, Arab Saudi. Beliau berguru

kepada sejumlah ulama, antara lain kepada Syekh Mukhtar Atharid Al-Bogori,

Syekh Umar Bajunaid Al-Hadrami, Syekh Ali Al-Maliki, Syekh Said Al-Yamani,

Syekh Umar Sumbawa, dan Syekh Mujtaba. Untuk ilmu falak, ia belajar kepada

Abdurrahman Misri, ulama asal Mesir dan Ulugh Bek, ulama asal Samarkhand.7

Setelah empat tahun di Mekkah, ia kembali ke tanah air dan membuka

majlis ta‟lim, yang utama diajarkannya adalah pelajaran ilmu falak. Murid-

muridnya yang kemudian menjadi ulama terkemuka di Betawi adalah KH.

Abdullah Syafi‟i (As-Syafi‟iyyah) dan Mu‟alim KH. Abdul Rasyid Ramli (Ar-

Rasyidiyyah). Kini yang meneruskan keahlian falaknya adalah KH. Fathahillah

Ahmadi yang merupakan salah seorang cicitnya. Sedangkan cicitnya yang lain

yang kini dikenal oleh masyarakat sebagai da‟i kondang adalah Ustadz Yusuf

Manshur.

4Badri Yatim, Peran Ulama dalam Masyarakat Betawi, Jakarta: Logos, 2002, h.34

5Rakhmad Zailani Kiki, dkk, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan

Ulama Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), Jakarta: Pusat Pengkajian dan

Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre), 2011, cet. Ke-1, h.65 6Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Garafindo, 1994,

h.116 7Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, Jakarta: Logos, 2002, h.86

Page 15: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

4

Sekembalinya ke tanah air, seperti guru-gurunya, Guru Manshur membuat

halaqah di Masjid Jembatan Lima dan mengajar di beberapa tempat halaqah,

antara lain di Kenari dan Cikini. Murid-muridnya terutama berasal dari berbagai

tempat di Jakarta dan di luar Jakarta, seperti Bekasi.8

Setelah memperdalam ilmu agamanya di Mekah selama empat tahun,

kemudian mengajar di Jamiatul Khair dan disinilah beliau berkenalan lebih dekat

dengan tokoh-tokoh Islam. Beliau orang yang berhasil menggagalkan

pembongkaran masjid Cikini di JI. Raden Saleh tahun 1925. Beliau meninggal

hari Jum‟at 12 Mei 1967 dan dimakamkan di halaman masjid Al Mansuriyah

Kampung Sawah, Jembatan Lima. Tercatat ada 19 karya yang telah dihasilkannya

di antaranya: Kaifiyatul amal ijtima, khusuf wal kusuf, Tajkiratun nafi’ah

fisihati’amalissaum wal fitr, Jadwal faraid serta Al lu’lu ulmankhum fi khulasah

mabahist sittah ulum.

Pada masanya tak ada ulama lain pada yang menguasai ilmu falak selain

Guru Manshur. Di samping berdakwah dengan lisan, beliau juga berdakwah

dengan tulisan. Beberapa hasil karya tulisnya berkaitan dengan ilmu falak

(astronomi islam) antara lain: Sullamun Nayyirain, Khulasatul Jawadil, Kaifiyatul

Amal Ijtimak, Khusuf wal Kusuf, Mizanul I’tidal, Jadwal Dawaa’irul Falakiyah,

Majmu’ Arba’ Rasa’il Fii Mas’alatil Hilal, Rub’ul Mujayyab, Mukhtashar

Ijtima’un Nayyirain. 9

Semua ulama Betawi bergelar kyai atau kyai haji, namun menurut Ridwan

Saidi, ada hirarki status di dalam tubuh ulama Betawi yang disebabkan oleh

fungsi dan peran pengajaran mereka di tengah-tengah masyarakat. Status tertinggi

dalam hirarki keulamaan di Betawi adalah Guru, yang dalam istilah Islam

disertakan dengan Syaikhul Masyaikh. Guru merupakan tempat bertanya, tempat

umat mengembalikan segala persoalan. Guru mempunyai otoritas untuk

8Rakhmad Zailani Kiki, dkk, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan

Ulama Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), h. 65-66 9Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan dan Adat Istiadatnya,

Jakarta: PT. Gunara Kata, 2001, Cet. Ke-2, h.125

Page 16: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

5

mengeluarkan fatwa agama. Biasanya juga mempunyai spesialisasi dalam bidang

keilmuan.10

Guru Manshur terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan. Ketika

Jakarta diduduki Belanda tahun 1946, Guru Manshur memerintahkan agar di

menara mesjid Jembatan Lima dikibarkan bendera merah putih. Belanda

memerintahkan bendera diturunkan, Guru Manshur menolak. Tentara Belanda

menembaki menara masjid. Guru Mansur tidak berubah pendirian. Melihat

kekerasan hati Guru Manshur, Belanda bertukar siasat. Belanda menyerahkan

hadiah berupa uang kertas satu kaleng biskuit. Guru Mansyur langsung menolak

sambil berkata: “Gue kagak mau disuruh ngelonin kebatilan” Guru Manshur

pemberani, namun hatinya mulia.

Guru Manshur wafat pada tanggal 12 Mei 1967. Jenazahnya dimakamkan

di halaman mesjid Jembatan Lima. Orang Betawi senantiasa ingat akan pesannya:

“Rempug! Kalau jahil belajar. Kalau alim mengajar. Kalau sakit berobat. Kalau

jahat lekas tobat”.11

Dilihat dari kemunculan ulama Betawi dari satu generasi berikutnya, jelas

tidak ada alasan untuk bersikap pesimis tentang masa depan mereka. Mereka terus

lahir dan muncul dari waktu ke waktu. Yang diperlukan adalah perubahan dan

penyesuaian paradigma konseptual dan sosial tentang definisi keulamaan itu

sendiri, serta dapat menjadi stimulan bagi penelitian dan penulisan lebih lanjut.

Dengan begitu, kita kian memperoleh pengetahuan komperhensif tentang ulama

Betawi dan perannya dalam kehidupan keagamaan masyarakat betawi dan

Nusantara secara keseluruhan.12

Dalam melihat hal tersebut, penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi serta

mengantarkan bagi pembaca untuk dapat mengetahui salah seorang ulama Betawi

yaitu Guru Manshur dalam perjuangannya di bidang pendidikan. Oleh karena itu,

10

Ahmad Fadli, Ulama Betawi : Jaringan Ulama Betawi dan Kontibusinya Terhadap

Perkembangan Islam abad 19 dan 20, h.128 11

Nor Huda, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2007, h.94 12

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, Ed.I, 1992, h.89

Page 17: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

6

penulis mengangkat tema skripsi berjudul “Perjuangan Guru Manshur dalam

Mengembangkan Pendidikan Islam di Betawi 1900 - 1967”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penulisan ilmiah pada pembahasan tentang

perkembangan pendidikan, kondisi sosial dan budaya masyarakat Betawi serta

karya-karya Guru Mansur yang dikaji oleh muri-muridnya.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah dan profil Guru Mansur?

2. Bagaimana perkembangan ilmu falak Guru Mansur di Betawi?

3. Apa kontribusi dan pengaruh pendidikan Guru Mansur terhadap

masyarakat Betawi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Memberikan wawasan tentang profil Guru Manshur.

2. Memperkenalkan Guru Manshur sebagai sosok ulama yang peduli

terhadap keilmuan agama Islam di Betawi dan Kemerdekaan

Indonesia.

Selanjutnya manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan penulis dan mahasiswa pada umumnya tentang

peran Guru Manshur dalam pendidikan Islam di Betawi.

2. Sebagai bentuk penyebar luasan khazanah keilmuan dan

pengembangan sejarah Islam serta penambahan wawasan bagi para

pembaca hasil penelitian ini.

Page 18: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

7

D. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan di dalam penyusunan skripsi ini adalah

metode historis dan bersifat deskriptif analitis. Metode historis adalah proses

menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.13

Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui

fakta dan data sejarah pada masa lampau. Adapun dalam melakukan penelitian ini

penulis menggunakan metode historis yang meliputi 4 tahapan14

, yaitu :

Heuristik, yaitu kegiatan atau keterampilan dalam mencari, menemukan

dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah.15

Adapun dalam pengumpulan data-

data dan sumber yang akan digunakan dalam membuat skripsi ini penulis

menggunakan buku-buku di perpustakaan yang berhubungan dengan judul.

Pengumpulan sumber ini dapat ditempuh melalui beberapa langkah, yaitu

observasi, dokumentasi, wawancara/interview, maupun kajian literatur. Sumber

yang digunakan tidak hanya berasal dari buku melainkan juga berupa surat

kabar, majalah serta artikel-artikel yang diperoleh dari internet. Sumber-sumber

tertulis tersebut ditemukan di Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaaan Nasional RI,

dan Perpustakaan UI. Untuk memperkaya perbendaharaan penulis, selain itu

penulis juga menggunakan berbagai media cetak koleksi pribadi yang

berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik sumber primer maupun sekunder.

Verifikasi, yaitu melakukan kritik sumber. setelah melakukan heuristik

atau pengumpulan sumber-sumber maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan

adalah kritik sumber. Kritik sumber adalah usaha untuk mendapatkan sumber-

sumber yang relevan dangan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan

judul. Setelah mencari sumber-sumber dari perpustakan atau arsip nasional yang

telah disebutkan, penulis akan melakukan verifikasi.

13

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (UI Pers: Jakarta, 1975), h.32 14

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Logos: Jakarta, 1999), h.54 15

Imas Emalia, Historiografi Indonesia Sejak Masa Awal SampaiKontemporer, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006), h.8

Page 19: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

8

Interpretasi (penafsiran), seringkali disebut juga dengan analisis sejarah.

Tujuannya agar data yang mampu untuk mengungkap permasalahan yang ada,

sehingga diperoleh pemecahannya.

Historiografi adalah penulisan sejarah, tahap ini adalah tahap yang

terakhir dalam melakukan penelitian ini. Setelah melakukan tahap heuristik,

verifikasi dan interpretasi, selanjutnya historiografi dengan menulis dalam suatu

urutan yang sistematik yang telah diatur dalam pedoman penelitian. Dalam hal

ini penulis berusaha menyusun cerita sejarah menurut urutan peristiwa,

berdasarkan kronologi waktu dan tema-tema tertentu yang akhirnya isi inti dari

penelitian atau klimaks dari penelitian ini.

E. Tinjauan Pustaka

Dengan skripsi yang berjudul Perjuangan Guru Manshur dalam

Mengembangkan Pendidikan Islam di Betawi 1900 - 1967, maka penulis akan

menentukan sumber-sumber yang berkaitan dengan ulama Betawi.

Buku kajian komperhensif terkini terdapat silsilah keguruan karya

intektual ulama-ulama Betawi dari abad ke-19 sampai abad ke-21. Yaitu buku

hasil penelitian dari Rakhmad Zailaini Kiki dkk, Genealogi Intelektual ulama

Betawi (Melacak Jaringan Ulama Betawi dari Awal Abad ke-19 sampai Abad ke-

21). Merupakan hasil dari Halaqah Ulama Betawi yang digelar di Jakarta Islamic

Center (JIC) oleh para cendikiawan muslim. Buku tersebut hanya menjelaskan

biografi singkat tentang Guru Manshur, sedangkan konsentrasi keilmuannya tidak

tampak dalam buku tersebut. Adapun murid-muridnya yang dipaparkan dalam

buku tersebut, tetapi sama halnya tidak dijelaskan perkembangan pasca beliau

wafat.

Buku karangan Ridwan Saidi yang berjudul Profil Orang Betawi: Asal

Muasal, Kebudayaan dan Adat Istiadatnya, merupakan sumber penting untuk

mencari asal muasal kebudayan dan adat istiadat masyarakat betawi. Buku ini

menjelaskan serta menguraikan kehidupan sosial dan budaya di Betawi yang

merupakan ada hubungannya dengan pembahasan di skripsi penulis.

Page 20: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

9

Ditambah buku dari Badri Yatim yang berjudul Peran Ulama dalam

Masyarakat Betawi, di dalamnya berisi tentang pembagian ulama menjadi tiga

golongan, yaitu : ulama Banten, ulama Haji Betawi, dan ulama Jakarta Asal Arab

Hadramaut. Serta menjelaskan semua peran dan fungsi ulama tersebut.

Menyadari dengan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji,

menganalisis, mendeskripsikan kontibusi Guru Manshur, tinjauan buku tersebut

memliliki kekurangan data yang rinci untuk Guru Manshur dalam bidang

pendidikan secara menyeluruh. Pembahasan yang ingin dikaji di dalam sumber

buku tersebut secara mendalam serta merincikan peristiwa tersebut yang belum

pernah dikaji oleh penulis lainnya.

F. Kerangka Teori

Penulis fokus terhadap kitab karangan Guru Manshur yaitu Kitab

Sullamunnairain, karena kitab tersebut menerangkan tentang fokus Ilmu falak

yang menghasilkan keterangan hisab, rukyat, hilal, ijtima‟ dan metode

penanggalan hijriyah untuk masyarakat Betawi. Yang hasilnya masih diterapkan

di beberapa kota. Uniknya, kitab tersebut bisa memprediksi sebab akibat dari

perputaran poros edar bumi. Sehingga patut didalami ilmu dari Guru Manshur

yang kaya akan pengetahuan di masa depan.

G. Sistematika Penulisan

Agar dapat memudahkan dalam penelitian maka penulis akan membagi

penulisan ini dalam lima bab. Adapun bagian-bagian dari bab tersebut adalah

sebagai berikut:

BAB I (Pendahuluan) Menguraikan tentang persoalan yang melatar

belakangi penulisan dalam mengangkat tema ini. Rumusan masalah sebagai

penjelasan dari latar belakang masalah. Tujuan penelitian merupakan orientasi dan

arah penelitian. Manfaat penelitian merupakan harapan bagi penelitian masa

selanjutnya. Tinjauan pustaka sebagai referensi awal penulis untuk mengkaji lebih

lanjut tentang berbagai kajian yang serupa. Metode penelitian yang merupakan

Page 21: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

10

pedoman untuk penulis laksanakan dalam penelitian dan sistematika penulisan

sebagai uraian tentang berbagai penjelasan yang tertulis dalam penulisan ini.

BAB II menguraikan kondisi lingkungan goegrafis Jakarta, kondisi

masyarakat yang tinggal di sekitarnya, biografi KH. Muhammad Manshur dan

murid-muridnya.

BAB III menguraikan perkembangan keilmuan yang ditumbuh

kembangkan Guru Manshur, pendidikan dan guru-gurunya dan perjuangannya

dalam masa kemerdekaan Indonesia.

BAB IV menguraikan keistimewaan KH Muhammad Manshur dalam

bidang Ilmu falak serta menjelaskan pasca KH Muhammad Manshur. Di

dalamnya terdapat Masjid Jami Al-Mansur dan sedikit membahas tentang yayasan

Al-Mansuriyah.

BAB V (penutup) menguraikan kesimpulan hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis. Selanjutnya adalah saran sebagai bahan acuan bagi

perbaikan untuk berbagai hal yang dirasa kurang sempurna dan menjadi pokok

permasalahan dalam pembahasan.

Page 22: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

11

BAB II

BIOGRAFI GURU MANSHUR

A. Gambaran Umum Masyarakat Tambora

Wilayah DKI Jakarta merupakan dataran rendah dari bagian pantai utara

Jawa Barat. Wilayah ini terletak pada 6o

12‟ Lintang Utara dan 106o

48‟ Bujur

Timur. Luas seluruhnya, termasuk pulau Seribu, sebesar 655,76 km2. Sebelah

Utara merupakan daerah pantai yang berawa-rawa dengan ketinggian tanah

maksimal 7 meter dari titik 0 Tanjung Priok. Pada lokasi tertentu bahkan ada yang

letaknya di bawah permukaan laut. Sebeelah Selatan merupakan daerah yang

relatif berbukit-bukit dengan ketinggian tanah mencapai kurang lebih 50 meter di

atas permukaan laut. Oleh karena itu wilayah Jakarta Selatan, sampai dengan

banjir kanala, keadaan tanah agak curam, sedangkan dari banjir kanal ke arah laut

keadaan tanah hampir rata. Di atas wilayah Jakarta mengalir banyak sungai

(umumnya disebut 10 sungai) yang umumnya mengalir dari selatan ke utara.

Sungai yang paling terkenal dan terbesar adalah sungai Ciliwung yang membelah

wilayah kota dan membagi wilayah DKI Jakarta menjadi dua bagian, Barat dan

Timur.

Wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 5 wilayah administratif, yaitu Jakarta

Selatan dengan luas wilayah 146,20 km2; Jakarta Barat dengan luas wilayah

131,45 km2; jakarta Utara dengan luas wilayah 139,58 km

2; Jakarta Timur dengan

wilayah paling luas, yaitu 184,01 km2 dan Jakarta Pusat dengan wilayah paling

sempit, yaitu 54,46 km2.16

Kecamatan Tambora termasuk ke dalam Kotamadya Jakarta Barat.

Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk sekitar 236.974 jiwa. Aktivitas

ekonomi yang sangat menonjol di wilayah ini adalah jasa dan perdagangan.

Secara geografis Kecamatan Tambora terletak ditengah di Kotamadya Jakarta

Barat, dengan ketinggian di atas permukaan laut kurang lebih 50 meter. Dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut:

16

Edi Sedyawati, Sejarah Kota Jakarta 1950 – 1980, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi

Sejarah Nasional 1986/1987, h. 22

Page 23: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

12

1. Utara : Rel. KA. Kali Angke, Kec. Penjaringan.

2. Timur : Kali Krukut, Kali Besar, Kec. Taman Sari.

3. Selatan : Zainul Arifin, Kec. Gambir.

4. Barat : Kali Banjir Kanal, Kec. Petamburan.

Kecamatan Tambora mempunyai luas wilayah 1.388.490 hektar yang

terbagi dalam; 96 Rukun Warga (RW), 1.083 Rukun Tetangga (RT), dan 55.784

Kepala Keluarga (KK). Penduduk wilayah Kecamatan Tambora merupakan

Potensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki wilayah tersebut, tetapi pertumbuhan

jumlah penduduk yang tak terkendali akan menjadi salah satu masalah yang

menghambat pembangunan. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian

jumlah penduduk dan jumlah pengangguran yang semakin meningkat.17

Kecamatan Tambora merupakan kecamatan terpadat se Asia Tenggara dan

merupakan salah satu daerah paling rawan terhadap kebakaran. Terdapat beberapa

karakteristik yang dapat dipertimbangkan sebagai faktor yang menjadikan suatu

daerah dikategorikan sebagai daerah rawan kebakaran, yaitu:

a. Sumber air relatif jauh, sehingga perlu beberapa unit mobil pompa

kebakaran untuk menyalurkan dari sumber air ke TKP (Tempat

Kejadian Perkara) daerah tersebut.

b. Jalan lingkungan relatif sempit dan banyak tikungan tajam yang

menyulitkan akses dan manuver unit mobil pemadam.

c. Sebagian besar rumah dibuat dengan bahan yang mudah terbakar dan

jarak antar bangunan berhimpitan.

d. Jumlah dan kepadatan populasi/penduduk cukup tinggi.

e. Kesadaran terhadap keamanan dari kebakaran pada warga

masyarakatnya yang masih sebagian besar belum tertanam.18

17

Data Biro Administrasi Wilayah, Provinsi DKI Jakarta tahun 2006. 18

http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Kecamatan_Tambora (diakses 1 Agustus

2017 pukul 03:04 WIB)

Page 24: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

13

Peta Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

(Sumber: Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta)

Kota besar masih menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian masyarakat

Indonesia. Perkembangan kota besar yang merupakan sentra dari kegiatan

ekonomi menjadi daya tarik bagi masyarakat yang dapat membawa pengaruh bagi

tingginya arus tenaga kerja baik dari dalam kota itu sendiri maupun dari luar

wilayah kota, sehingga menyebabkan pula tingginya arus urbanisasi. Masalah

utama yang selalu mengiringi perkembangan perkotaan adalah kepadatan

penduduk. Urbanisasi telah menyebabkan ledakan jumlah penduduk kota yang

sangat pesat, yang salah satu implikasinya adalah terjadinya penggumpalan tenaga

kerja di kota-kota besar di Indonesia. Banyaknya penduduk yang memilih

menetap di kota besar menyebabkan semakin banyaknya tumbuh pemukiman-

pemukiman baru baik itu legal maupun illegal. Di dalam pemukiman padat

penduduk akan banyak dijumpai rumah-rumah yang tidak layak huni. Di kota

besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya akan banyak dijumpai

pemukiman-pemukiman padat yang tidak teratur. Salah satu contoh pemukiman

padat penduduk yaitu Tambora, Jakarta Barat. Kawasan Tambora merupakan

Page 25: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

14

kawasan terpadat di Asia Tenggara, dalam satu hektar saja ada 737 jiwa yang

tinggal di tempat ini.

Jakarta merupakan sebuah Ibu Kota yang padat penduduk, berbagai

macam suku dan agama ada dalam kehidupan Jakarta, penduduk asli Jakarta

maupun yang datang dari luar kota. Rumah atau tempat tinggal sudah menjadi

kebutuhan mendasar bagi manusia. Ketika kita membicarakan rumah tentunya

tidak lepas dari lingkungan yang ada disekitarnya. Bagian dari lingkungan hidup

di luar kawasan lindung (kota dan desa) yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan disebut sebagai pemukiman. Agar terlaksananya suatu pemukiman

bagi penduduk yang aman, nyaman dan tenteram, maka disusunlah peraturan

berupa pasal yang tercantum di undang-undang. Hal ini juga memberikan dampak

bagi tempat tinggal para warga Jakarta khususnya di Kecamatan Tambora.

Pemukiman yang pada merayap menjadi pemandangan sehari-hari bagi

masyarakat Tambora, hal ini disebabkan oleh banyak pendatang dari luar kota

yang ingin mengadu nasibnya di Ibukota.19

Berbagai masalah dapat timbul dari dalam pemukiman yang padat

penduduk ini seperti sampah, banjir, kekurangan air bersih, dan yang paling buruk

adalah kebakaran. Dari data yang diperoleh dari Dinas Damkar PB, dalam periode

1 Januari hingga 31 Mei 2011 telah terjadi 304 kali kasus kebakaran di lima

wilayah DKI. Sebagian besar kasus kebakaran ini terjadi dipemukiman padat

penduduk. Kebakaran merupakan masalah yang paling sering terjadi. Penyebab

utamanya adalah kecerobohan masyarakat dalam memakai peralatan listrik hingga

menimbulkan hubungan arus pendek. Selain dampak secara fisik, pemukiman

yang padat ini juga berdampak secara psikologis terhadap warga yang bertempat

tinggal dilokasi tersebut. Yang paling jelas adalah tingginya tingkat agresivitas

pada penduduk yang tinggal dikawasan padat penduduk, sehingga sering terjadi

peristiwa tawuran antar kampung. Permasalahan pemukiman ini semakin

19

https://news.detik.com/berita/d-1719181/perumahan-padat-penduduk-di-depan-

kecamatan-tambora-terbakar (diakses 21 Juli 2017 pukul 4:12 WIB)

Page 26: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

15

diperparah oleh kondisi warganya yang sebagian besar tidak memiliki pekerjaan

yang layak dan kemampuan ekonomi yang cukup rendah.

Namun, pada kasus Tambora, jumlah penduduk tidak banyak berkurang

karena tambora memiliki nilai tambah. Sejarah mencatat, Tambora pernah

menjadi jantung kehidupan Jakarta saat bernama Batavia. Di sana ada kota tua

berupa deretan bangunan kantor zaman kolonial, gudang, toko, bahkan pabrik.

Seiring waktu, Tambora terus jadi magnet bagi orang-orang untuk meningkatkan

kesejahteraannya. “Selama memberi kehidupan, Tambora tidak akan ditinggalkan

biarpun kumuh,”ujar salah satu warga Tambora. Di balik masalah sosial tersebut,

sejatinya daerah ini memiliki potensi ekonomi yang besar. Tercatat transaksi di

kawasan perniagaan ini mencapai belasan miliar rupiah per hari. Angka ini bukan

dari mal eksklusif, tapi transaksi dari pedagang grosiran hingga pedagang kaki

lima (PKL).

Penduduk yang datang dari luar kota biasanya menetap di suatu daerah,

dan tinggal bersama dengan kerabat atau orang lain yang berasal dari daerah yang

sama. Sama halnya seperti kecamatan Tambora yang mayoritas penduduknya

berasal dari Provinsi Banten. Kebanyakan dari penduduk Tambora ini berkerja

sebagai wirausaha dibidang tekstil, seperti: Sablon, Konveksi, dan lain

sebagainya.20

B. Riwayat Hidup

Orang Betawi mengklasifikasikan penganjur agama ke dalam kriteria

pertama adalah Guru yaitu ulama yang mempunyai keahlian dalam suatu disiplin

ilmu tertentu, mempunyai otoritas untuk mengeluarkan fatwa dan memiliki

kemampuan mengajar kitab. Seorang Guru biasanya menghabiskan seluruh

waktuya di masjidnya saja, yang lazimnya di dekat masjidnya itu berdiri

kompleks madrasah. Guru tidak keluar dari lingkungannya karena orang-oranglah

yang mendatanginya. Kriteria berikutnya adalah Mualim. Seorang mualim itu

mempunyai otoritas untuk mengajarkan kitab tetapi belum memiliki otoritas

mengeluarkan fatwa. Seorang mualim mendatangi kelompok-kelompok pengajian

20

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, 1995-2010

Page 27: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

16

untuk mengajarkan kitab. Kriteria ketiga adalah ustadz. Ustadz mengakarkan ilmu

pengetahuan dasar agama termasuk membaca al-Quran.21

KH. Muhammad Mansur Al-Batawi atau biasa disebut Guru Mansur,

dilahirkan di Kampung Sawah, Jembatan Lima, Jakarta pada tahun 1295

Hijriyah/1878 Masehi. Beliau wafat pada tahun 1967 Masehi. Ayahnya bernama

Kyai Haji Abdul Hamid bin Muhammad Damiri. Pada zaman Haji Abdul Hamid

ini banyak pemuda-pemudi betawi yang belajar masalah-masalah agama

kepadanya, termasuk Guru Mansur yang banyak belajar dan dididik langsung oleh

ayahnya.

Guru Mansur juga mempunyai hubungan biologis dengan darah Mataram

dari garis ayah dapat ditemukan hubungan tersebut. Guru Mansur adalah putera

Imam Abdul Hamid bi Imam Muhammad Damiri bin Imam Habib bin Abdul

Mukhit. Abdul Mukhit adalah pangeran Tjokrodjojo Tumenggung Mataram.

Sejak kecil Guru Mansur sudah mulai tertarik dengan ilmu hisab atau ilmu falak,

disamping ilmu-ilmu agama lainnya. Sesudah ayahnya meninggal, Guru Mansur

belajar dari kakak kandungnya Kyai Haji Mahbub dan kakak misannya Kyai Haji

Tabrani. Guru Mansur juga pernah belajar kepada seseorang ulama dari Mester

Cornelis bernama Haji Mujtaba bin Ahmad sebelum pergi ke Mekah pada usia 16

tahun dan belajar di sana selama empat tahun.22

Pada tahun 1894, Guru Mansur berangkat ke Mekkah Beliau berguru

kepada Tuan Guru Umar Sumbawa. Beliau juga berguru kepada Guru Mukhtar,

Guru Muhyiddin, Syekh Muhammad Hayyath. Selain itu Guru Mansur juga

berguru dengan Sayyid Muhammad Hamid, Syekh Said Yamani, Umar al

Hadromy dan Syekh Ali al-Mukri.

Setelah mukim selama 4 tahun, Guru Mansur kemudian kembali ke tanah

air dengan terlebih dahulu singgah di Aden, Benggala, Kalkuta, Burma, India,

Malaysia dan Singapura. Sekembalinya di kampung halaman, Guru Mansur mulai

21

Ahmad Fadli HS, Ulama Betawi : (studi tentang jaringan ulama Betawi dan

konstribusinya terhadap perkembangan Islam abad ke-19 dan 20), H. 56 22

Tim Peneliti, Ulama-ulama Betawi Alumnus Mekah 1900-1950 dan Kiprah Mereka

dalam Penyiaran Islam di Jakarta. Jakarta: Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

1998, H. 131.

Page 28: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

17

membantu ayahnya mengajar di madrasah Kampung Sawah. Sejak tahun 1907,

beliau mengajar di Jamiatul Khair, Kampung Tanah Abang.

Ilmu falak menjadi perhatian khusus bagi sang ulama cerdas ini. Ini timbul

karena keprihatinannya melihat masyarakat Betawi di sekitarnya sering tak sama

menetapkan awal Ramadhan dan Idul Fitri.

Sebelumnya, masyarakat setempat menggunakan metode melihat bulan

(rukyat) dan penghulu menentukan awal bulan dalam penanggalan Hijriyah.

Beduk di masjid pun akan dipukul bertalu-talu sebagai penanda bahwa Ramadhan

atau Syawal tiba. Cara ini memiliki banyak kekurangan, selain terlalu mendadak,

sering kali ia melihat banyak kalangan masyarakat tak mendengar suara beduk

dan tidak tahu bulan telah berganti. Akibatnya, mereka ini sering merayakan Idul

Fitri pada hari yang berbeda dengan yang lain. 23

Inilah yang membuatnya mempelajari lebih dalam tentang ilmu hisab.

Selain bisa memprediksi datangnya bulan Hijriyah lebih awal, juga bisa

menyeragamkan awal Ramadhan dan Idul Fitri pada semua masyarakat. Ini adalah

harapannya dari dulu. Ketika ia menjabat sebagai penghulu, ia pun selalu

mengumumkan lebih awal agar kabar awal bulan Hijriyah yang telah ditentukan

bisa tidak terlambat disebarkan. Selain mengenalkan cara baru menentukan awal

bulan Hijriyah, ia juga banyak melahirkan karya yang dijadikan pedoman oleh

ulama-ulama lain hingga sekarang.

Di antaranya, kitab Sullamun Nayyiroin, Khulasatul Jawadil, Mizanul

I'tidal, Jadwal Dawaa'irul Falakiyah, Majmu' Arba' Rasa'il Fii Mas'alatil Hilal,

Rub'ul Mujayyab, Mukhtashor Ijtima'un Nayyiroin, dan Kaifiyatul Amal Ijtimak,

Khusuf, wal Kusuf.

Setibanya di kampung halaman, ia mulai membantu ayahnya mengajar di

rumah. Bahkan ia sudah ditunjuk seabagai pengganti sewaktu-waktu ayahnya

berhalangan. Selain mengajar di tempatnya, beliau juga mengajar di Madrasah

Jam‟iyyah Khoir, Pekojan pada tahun 1907 Masehi. Kemudian diangkat menjadi

penasehat syar‟i dalam organisasi Ijtima‟-UI Khoiriyah. Pada tahun 1915, Guru

23

Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi, Asal Muasal, Kebudayaan, Dan Adat Istiadatnya,

H. 200-206

Page 29: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

18

Mansur diangkat menjadi penghulu daerah Penjaringan-Betawi dan pernah juga

menjabat sebagai Rois Nahdatul Ulama cabang Betawi ketika zamannya Kyai

Haji Hasyim Asy‟ari.

Cita-cita dan pengalaman Guru Mansur dalam mengamalkan ajaran-ajaran

agama islam telah dibuktikannya dengan jalan berdakwah, mendidik, dan

membina pemuda-pemudi harapan bangsa dan agama. Sebagai sasaran penunjang

cita-cita tersebut, beliau mendirikan sekolah, madrasah, dan pesantren, serta

majlis taklim.

Menurut informasi dari Kyai Haji Fatahillah (cicit Guru Mansur), tak ada

ulama lain pada masanya yang menguasai ilmu falak selain Guru Mansur. Di

samping berdakwah dengan lisan, beliau juga berdakwah dengan tulisan.

Guru Mansur terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan. Ketika

Jakarta diduduki Belanda tahun 1946, Guru Mansur memerintahkan agar di

menara mesjid Jembatan Lima dikibarkan bendera merah putih. Belanda

memerintahkan bendera diturunkan, Guru Mansur menolak. Tentara Belanda

menembaki menara mesjid. Guru Mansur tidak berubah pendirian. Guru Mansur

wafat pada tanggal 12 Mei 1967. Jenazahnya dimakamkan di halaman mesjid

Jembatan Lima. Orang Betawi senantiasa ingat akan pesannya.24

C. Murid-murid Guru Mansur

Peran Guru Mansur dalam dunia pendidikan cukup signifikan. Beliau

mengajar di Madrasah Jam‟iyyah Khoir, Pekojan tahun 1907. Dalam prosesnya

tersebut beliau mendidik beberapa murid secara khusus di antaranya adalah: KH.

Mu‟alim Rojiun Pekojan (mendalami ilmu falak darinya dan kemudian diangkat

menjadi mantu), Syekh KH. Muhadjirin Amsar Ad-Dary (Ahli Falak dari Bekasi),

Mu`allim Rasyid (KH. Abdul Rasyid, Tugu Selatan, Jakarta Utara), dan Muallim

KH. M. Syafi`I Hadzami. Keempat murid tersebut menjadi ulama betawi yang

cukup diakui di kalangan masyarakat betawi. 25

24

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/01/05/myw1qt-kh-

mohammad-mansur-ulama-cerdas-pahlawan-jakarta (diakses, 20 Desember 2017 pukul 23:59) 25

Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi, Asal Muasal, Kebudayaan, Dan Adat Istiadatnya.,

H. 84

Page 30: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

19

1. Mu’alim Rojiun Pekojan

Nama lengkap Mu`alim Rojiun Pekojan atau Rojiun adalah Mohammad

Rojiun bin Abdurrahim bin Muhammad Nafe bin Abdulhalim. Beliau lahir di

Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Menghabiskan masa mudanya untuk menimba ilmu

dari beberapa ulama Betawi, diantara Guru Manshur Jembatan Lima dan Guru

Abdul Madjid Pekojan, sampai pada akhirnya bersama sang adik, Hasanat, pergi

ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agama. Ia hobi bermain sepak bola.

Perkenalannya dengan dunia sepak bola terjadi ketika Perang Dunia II mulai

pecah yang memutuskan jalur laut dan otomatis memutuskan kiriman uang dari

tanah air. Untuk menyambung hidup, beliau akhirnya menjadi pemain sepak bola

di kesebelasan Nejed. Hasil dari bermain bola ini bukan untuk dinikmatinya

sendiri tetapi juga dibagikan kepada puluhan teman-teman dan mukimin dari

pelosok Nusantara, di antara temannya tersebut yang menjadi ulama Betawi

terkemuka adalah KH. Noer Alie, pahlawan nasional dari Bekasi.

Setelah belasan tahun di Mekkah, Mu`allim Rojiun kembali ke tanah air

dan bergabung dengan beberapa teman serta juniornya di Jam`iyatul Qurro wal

Huffazh, organisasi yang menaungi para qori dan penghafal al-Qur`an, antara lain:

KH. Tb. Mansur Ma`mun, KH. Shaleh Ma`mun Serang, Banten, KH. Abdul

Hanan Said, KH. Abdul Aziz Muslim. Beliau juga aktif di NU (Nahdlatul Ulama).

Beliau juga bersahabat karib dengan KH Abdullah Syafi`i (pendiri pergururuan

Asy-Syafi`iyyah) dan KH Thahir Rohili (pendiri perguruan Ath-Thahiriyah).

Karirnya di birokrasi adalah menjadi Penasihat Ahli Bidang Agama Menteri

Utama Bidang Kesra RI yang ketika itu dijabat oleh Dr. KH. Idham Cholid.

Mu`alim Rojiun juga memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat, karena jika

dirunut, beliau memiliki darah keturunan petani dan pedagang kembang di Rawa

Belong. Namun usaha jual beli kuda yang basis peternakannya di Sumbawa, Nusa

Tenggara Barat menjadi pilihannya. Sambil berdagang, beliau juga bertabligh

hingga ke wilayah Waingapu, Nusa Tenggara Timur yang pengaruhnya masih

Page 31: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

20

terasa di sana sampai sekarang. Aktifitas tablighnya juga dilakukan di Jakarta

sampai ke Kepulauan Seribu.26

Selain bertabligh, beliau juga mengajar di Masjid Al-Makmur, Tanah

Abang dan di daerah Pekojan, Jakarta Barat. Keberadaannya di Pekojan ini karena

beliau memiliki istri seorang syarifah (perempuan terhormat keturunan Arab) dari

Pekojan yang bernama Chadidjah, walau tidak dikaruniai keturunan. Beliau

memperoleh keturunan ketika menikah dengan R. Hj. Siti Maryam yang salah

seorang anaknya meneruskan kiprah keulamaannya, yaitu KH. Prof. Dr.

Abdurrahim Rojiun yang juga mengaji kepadanya.

Kealiman dan penguasaan beliau terhadap kitab kuning dikenal luas oleh

masyarakat Betawi. KH. Zainuddin MZ dan mu`alim KH. Syafi`i Hadzami pun

menjadi muridnya. Beliau juga dikenal sebagai ulama yang tawaddu`

sebagaimana yang diungkapkan oleh KH. Drs. Saifuddin Amsir dan juga oleh Dr.

Habib Sechan Shahab, salah seorang muridnya yang pernah mengaji Kitab Tafsir

Jalalain kepada beliau. Relasinya yang kuat dengan berbagai pihak di Timur

Tengah juga memberikan manfaat kepada putra-putra terbaik Betawi yang ingin

memperdalam ilmu di Timur Tengah, salah satunya adalah KH. Amin Noer, Lc.,

MA Ketua Umum MUI Bekasi, putra dari KH. Noer Alie, yang dibantu mu`alim

Rojiun untuk dapat kuliah di Mesir. Beliau juga tercatat sebagai ulama Betawi

yang duduk sebagai anggota Konstituante dan memperoleh kepercayaan untuk

menjadi Imam Shalat Jum`at pertama di masjid Istiqlal bersama Presiden RI Ir.

Soekarno.27

2. KH. Muhammad Muhadjirin Amsar Ad-Dary

Syaikh KH. Mohammad Muhadjirin Amsar Ad-Dary dilahirkan di

Kampung Baru Cakung, sebuah daerah di pinggir kota Jakarta pada tanggal 10

November 1924. di Kampung Baru inilah ia menghabiskan masa kecilnya dengan

belajar mengenal huruf Arab sampai dengan membaca Al-Qur`an. Menurut

26

Jakarta Islamic Center. Geneologi Ulama Betawi (Melacak jaringan ulama betawi

abad 19-21). Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, JIC. 2011. H. 65 27

Jakarta Islamic Center, Geneologi Ulama Betawi (Melacak jaringan ulama betawi

abad 19-21), H. 66

Page 32: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

21

penuturan putranya, Ustadz Muhammad A`iz, Nama Ad-Dary diambil dari nama

tempat mukimnya di Makkah.28

Menginjak remaja dan selama di tanah air, ia menuntut ilmu kepada

kepada banyak guru, yaitu: Guru Asmat (Kampung Baru, Cakung), H.

Mukhoyyar, mu`allim H. Ahmad, mu`allim KH. Hasbialloh (pendiri Yayasan Al-

Wathoniyah), mu`alim H. Anwar, H. Hasan Murtaha, syekh Muhammad Tohir,

Ahmad bin Muhammad murid dari Syekh Mansyur Al-Falaky, KH. Sholeh

Ma`mun (Banten), Syeikh Abdul Majid, dan Assayyid Ali bin Abdurrahman Al-

Habsyi. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan formalnya di Daarul Ulum Ad-

Diniyah, Makkah Al-Mukaromah, Arab Saudi dari tahun 1949 sampai dengan

tahun 1955. Selama di Mekkah, ia juga mengikuti pendidikan di Masjidil Haram

dan setiap musim panas di Masjid Nabawi.

Sumbangan pemikirannya yang paling berharga adalah dalam hal ilmu

falak. Ia membuat teknologi dan tempat rukyatul hilal sendiri untuk melihat

penampakan hilal (bulan sabit pertama) sesaat sesudah matahari terbenam sebagai

tanda dimulainya hari pertama dari bulan-bulan dalam kalender hijriyah atau

untuk menentukan hari raya, seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Pelaksanaan

rukyatul hilal dengan alat buatannya, terutama untuk menentukan awal

Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dilakukan bersama rekan-rekannya selama

bertahun-tahun bertempat di Gedung Lajnah Falakiyah, Cakung, Jakarta Timur.

Hasil pengamatannya lambat laun menjadi rujukan banyak pihak, terutama umat

Islam yang berada di sekitar Cakung dan Bekasi.

Bahkan pada bulan Februari 2002, penetapan awal bulan Dzulhijah 1422H

untuk menentukan Idul Adha pada sidang itsbat yang dipimpin Menteri Agama

Prof.Dr.H. Said Agil Husein Almunawar di Departemen Agama, di Jakarta dan

dihadiri anggota Badan Hisab Rukyat Departemen Agama, wakil-wakil dari

organisasi massa Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan instansi terkait

seperti Badan Meteorologi dan Geofisika, Dinas Hidro Oceanografi Mabes TNI

Angkatan Laut, dan Planetarium Jakarta didasarkan pada hasil rukyatul hilal Tim

28

Rakhmad Zailani Kiki, Seri Ulama Betawi Mu`allim Radjiun, Tabloid Republika Dialog

Jumat. Jum`at, 22 Februari 2008, hal. 15.

Page 33: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

22

Cakung (santri-santri binaan KH. Mohammad Muhadjrin Amsar Ad-Dary). Yang

mengagumkan, hasil rukyatul hilal Tim Cakung ini sesuai dengan hasil hisab yang

dilakukan oleh berbagai lembaga atau ormas Islam, antara lain Almanak Menara

Kudus, Almanak Muhammadiyah, Persis dan Al Irsyad, kalender Ummul Quro

Makkah, Kalender PBNU, dan Kalender DDII (Dewan Dakwah Islamiyah

Indonesia). Setelah beliau wafat pada tanggal 31 Januari 2003, Tim Cakung yang

setia mengikuti ajaran falaknya tetap eksis dan masih menjadi rujukan di tingkat

lokal maupun nasional. Selain itu, Gedung Lajnah Falakiyah, Cakung diakui

sebagai salah satu dari Pos Observasi Bulan (POB) di Indonesia.

3. Mu’alim Rasyyid

Nama lengkapnya adalah KH. Abdul Rasyid Ramli, lahir dari pada tahun

1922 di Kampung Mangga, Tanjung Priok dari keluarga sederhana. Ayahnya

bernama H. Ramli bin H. Sa`inan dan ibunya bernama Hj. Jahariah binti H. Jahari

(dikenal dengan nama Guru Ja`ang). Ayahnya pernah bermukim di kota Makkah,

Arab Saudi selama tiga tahun untuk mengaji dan sekembalinya ke tanah air, ia

menikah dan pasangan ini menjadi guru mengaji di kampungnya.

Di masa kecil, orang tuanya menyerahkan Rasyid “kecil” kepada Tuan

Guru Nausin untuk mengaji sampai usia baligh. Selesai mengaji dari Tuan Guru

Nausin, ia melanjutkan mengaji sekaligus mondok di Madrasah Islam Wal Ihsan

yang dipimpin dan diasuh oleh KH. Abdul Salam bin H. Hasni yang dikenal oleh

masyarakat Betawi dengan nama panggilan Guru Salam Rawa Bangke (kini Rawa

Bunga), Jatinegara selama 6 tahun.

Selesai mondok di Rawa Bangke, Mu`allim Rasyid meneruskan perjalanan

ngajinya di Musholla Bapak Ni`ung, Sindang, Tanjung Priok dengan pengajarnya

Guru Abdul Madjid Tanah Abang, Kyai Usman Perak dan Mu`allim Thabrani

Paseban. Mu`alim Rasyid juga mengaji kepada Mu`alim Arfan Baroja Pekojan,

al-Habib Ali Bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang, KH. Abdullah Syafi`i, KH.

Zahruddin Ustman, KH. Hasbiallah Klender, KH. Noer Alie Bekasi dan Guru

Mansur Jembatan Lima.29

29

Jakarta Islamic Center, Geneologi Ulama Betawi (Melacak jaringan ulama betawi

abad 19-21), H. 67

Page 34: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

23

Pada saat ia mengaji di Guru Mansur Jembatan Lima terjadi peristiwa

bersejarah yang menjadikannya saksi hidup dan peristiwa ini sering dijadikannya

bahan cerita saat berbincang-bincang dengan para kyai dan ustadz, seperti kepada

KH. Saefuddin Amsir. Yaitu, berkunjungnya hadratus syeikh KH. Hasyim

Asy`ari, pendiri dan tokoh NU, ke kediaman Guru Mansur Jembatan Lima untuk

berkonsultasi karena beliau berniat untuk meninggalkan NU. Guru Mansur

kemudian memberikan saran agar KH. Hasyim Asy`ari tidak meninggalkan NU.

Pada masa tuanya sampai ia sakit pun, ia masih terus mengaji dengan al-Habib

Syekh Al-Jufri Al-Fudhola, di Jalan Dobo, Jakarta Utara, Mu`allim KH. Syafi`i

Hadzami di Kebon Nanas yang kemudian berpindah tempat di Kali Malang

Jakarta Timur, al-Habib Ali Bin Abdurrahman As-Segaf di Majelis Ta`lim Al-

Afaf, Tebet, Jakarta Selatan.

Selain mencintai ilmu, Mu`alim Rasyid pun peduli akan pendidikan untuk

generasi penerus. Di saat mudanya, ia mulai membuka madrasah yang diberi

nama sama dengan yang dimiliki oleh Guru Salam, yaitu Madarasah Islam Wal

Ihsan. Ia juga membimbing dan mengasuh majelis ta‟lim-majelis ta‟lim untuk

kaum ibu dan bapak yang semuanya berjumlah 20 buah dan tersebar di wilayah

Tanjung Priok. Kemudian, ia mewakafkan tanahnya seluas 5000 M2 untuk

pendidikan formal dengan badan hukum yayasan yang bernama Yayasan Ar-

Rasyidiyyah yang resmi berdiri pada tahun 1976 di daerah Kampung Mangga,

Tugu Selatan, Jakarta Utara. Pada saat ini, Yayasan Ar-Rasyidiyyah telah

menyelenggarakan TK Islam, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,

Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah dan Majelis Ta`lim yang digelar setiap

malam Ahad dibawah bimbingan KH. Fachrurrozi Ishaq dan KH. Drs. Saifuddin

Amsir.30

Selain berkarya di bidang pendidikan, ia juga seorang penulis yang

produktif dalam bidang Ilmu Tajwid dan tulisan-tulisan khutbah yang semuanya

di dalam bahasa Arab Melayu. Kini, tulisan-tulisannya yang berupa manuskrip

yang berjumlah 30 (tiga puluh) buah tersimpan di Jakarta Islamic Centre (JIC),

30

Jakarta Islamic Center. Geneologi Ulama Betawi (Melacak jaringan ulama betawi

abad 19-21) H. 67

Page 35: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

24

sebagian lagi masih berada di tangan ahli waris. Ia wafat di kediamannya di

Kampung Mangga, Tugu Selatan, Jakarta Utara pada hari Sabtu jam 21.05 WIB,

tanggal 5 Safar 1427 H atau bertepatan dengan tanggal 4 Maret 2006 di usia 84

tahun dengan meninggalkan seorang istri, 6 orang anak, 16 cucu dan 3 cicit. Kini,

perjuangan beliau diteruskan oleh putranya, KH. Achmad Habibi HR, yang

sekaligus salah seorang murid Betawinya.

4. Mu`alim KH. M. Syafi`i Hadzami

Pada 7 Mei 2006, umat Islam di Ibukota, khususnya masyarakat Betawi,

kehilangan sosok ulama besar yang sampai hari ini sulit dicarikan tandingannya.

Beliau adalah Mu‟alim KH. M. Syafi‟i Hadzami. Gelar mu‟alim dan juga

`allamah yang disandangnya menunjukkan betapa almarhum menempati posisi

yang begitu terhormat dalam hirarki keulamaan di Betawi. Gelar-gelar keulamaan

yang disandangnya tersebut bukan semata karena beliau pernah menjabat Ketua

Umum MUI DKI Jakarta selama dua periode dan rajin mengeluarkan fatwa, tetapi

beliau merupakan sedikit ulama yang cukup produktif menulis di bidang qira`at,

ushul fiqih, dan fiqih di mana karya-karya beliau diakui kualitasnya sampai ke

negeri tetangga.

Murid-murid dari Guru Manshur merupakan tokoh berpengaruh di

wilayahnya, oleh karena itu betapa berjasanya keilmuan Guru Manshur dalam

mengajarkan ilmu yang diberikan kepada murid-muridnya.

Page 36: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

25

BAB III

PERAN GURU MANSHUR DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI

TAMBORA JAKARTA

A. Perkembangan Keilmuan

Seperti yang sudah penulis jelaskan di bab sebelumnya, bahwa Guru

Manshur adalah seorang yang ahli dalam ilmu falak di kalangan Ulama Betawi.

Kata falak sendiri berasal dari bahasa Arab yang mempunyai persamaan dengan

kata Madar yang dalam bahasa Inggris disebut ”Orbit” yang bisa diartikan sebagai

lingkaran langit atau cakrawala. Kata Falak juga disebutkan dalam Al-Qur‟an

sebanyak dua kali, yakni Q. S. Anbiya‟: 33 yang berbunyi:

وهى الّذي خلق الليل والنّهار والّشمس والقمز مّل فً فلل يسبحىن

Yang artinya : “Dan dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari

dan bulan, masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”.31

Dan Q. S. Yaasin: 40 yang berbunyi:

نبغً لها أن تدرك القمز وال الليل سابق النّهار ومّل فً فلل يسبحىنال الّشمس ي

Yang artinya : “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan

malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis

edarnya”.32

Dari kedua ayat di atas jelas bahwa kata Falak secara etimologis

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata garis edar atau orbit.

Sedangkan secara terminologi, dapat dikemukakan beberapa rumusan, antara lain:

Kamus Besar Bahasa Indonesia; mengartikan bahwa ”Ilmu Falak” adalah:

“ilmu pengetahuan mengenai keadaan (peredaran, perhitungan dan

sebagainya) bintang-bintang.”33

Sedangkan menurut Badan Hisab Rukyat Departemen Agama dalam

bukunya Almanak Hisab Rukyat menyebutkan bahwa Ilmu Falak adalah:

“Ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda langit seperti

matahari, bulan, bintang-bintang, dan benda-benda langit lainnya dengan tujuan

31

Q. S. Anbiya’, ayat 33 32

Q. S. Yassin, ayat 40 33

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke IV : Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Page 37: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

26

mengetahui posisi benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda

langit lainnya.”34

Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa secara

umum ilmu falak merupakan cabang ilmu praktis yang mempunyai objek formal

benda-benda langit, khususnya matahari, bumi dan bulan dengan objek material

berupa garis edar atau orbit masing-masing dan sasaran fungsionalnya adalah

mendukung salah satu syarat dalam beribadah kepada Allah SWT.

Istilah ilmu falak dapat disejajarkan dengan istilah Practical Astronomu

(Astronomi Praktis) yang terdapat dalam dunia astronomi. Dinamakan demikian

karena hasil perhitungan dari ilmu ini dapat dipraktekkan atau dimanfaatkan

manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dinamakan juga Ilmu Hisab karena

kegiatan yang menonjol dari ilmu ini ialah menghitung kedudukan ketiga benda

langit di atas.

Ilmu falak sendiri dipelajari oleh Guru Manshur karena terjadi perbedaan

waktu ibadah di masyarakat, seperti perbedaan waktu sholat, perbedaan waktu

bulan Ramadhan, dan perbedaan merayakan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Pada saat itu beberapa masyarakat melaksanakan ibadah puasa dengan waktu

yang berbeda-beda, ada yang lebih dahulu, dan ada yang keesokan harinya, hal

tersebut tentu berdampak pada hari Idul Fitri, sama seperti melaksanakan puasa

ada yang lebih dahulu dan ada yang keesokan harinya, maka dari itu Guru

Manshur mempelajari ilmu falak untuk mengurangi tingkat perbedaan waktu

ibadah bagi masyarakat Jakarta khususnya masyarakat betawi.35

Manfaat ilmu falak yang dipelajari oleh Guru Manshur masih berpengaruh

hingga sekarang seperti salah satu contohnya adalah seorang cucunya, KH

Fatahillah Ahmadi, yang menyusun kalender hisab Al-Manshuriyah dimana

susunan tersebut bersumber dari hasil pemikiran Guru Manshur. Kini, kalender

hisab Al-Mansuriyah masih tetap eksis dan digunakan, baik oleh murid-muridnya

maupun oleh sebagian masyarakat Betawi maupun umat Islam lainnya di sekitar

34

Hisab dan Rukyat, Jakarta : Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

(Departemen Agama). 2013. 35

Tim Peneliti, Ulama-ulama Betawi Alumnus Mekah 1900-1950 dan Kiprah Mereka

dalam Penyiaran Islam di Jakarta, H. 132.

Page 38: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

27

Jabotabek, Pandegelang, Tasikmalaya, bahkan sampai ke Malaysia. Kitab

karangannya yang terkenal sampai sekarang ini adalah Sullamunnairain.36

Kitab falak yang menjadi rujukan dan dipelajari di sebagian pesantren di

tanah air, bahkan sampai di negara tetangga. Ustadz Djabir Chaidir Fadhil,

muballigh Betawi yang sering diundang ke beberapa negara bagian di Malaysia,

mengatakan bahwa kitab Sullam An-Nayrain sampai hari ini masih dipelajari di

majelis di negara bagian Terengganu, Malaysia bahkan dijadikan rujukan oleh

ulamanya melihat hilal untuk menentukan awal puasa, `Idul Fitri, dan 1

Dzulhijjah.37

B. Pendidikan dan Guru-gurunya

Guru Manshur mendapat didikan pertama kalinya dari orangtuanya

langsung yang seorang ulama, beliau sangat taat sekali dengan kedua orang

tuanya. Sejak mulai belajar telah tampak hasrat dan keinginan yang keras untuk

menggali ilmu sebanyak-banyaknya, maka ia datangi sendiri beberapa orang guru

antara lain kakaknya sendiri Haji Imam Mahbub, Imam Thabrani dan Imam

Mujtaba Mester.

Semasa mudanya sudah sangat tertarik dengan ilmu hisab dan falak.

Ketika usia beliau 16 tahun tepatnya pada tahun 1894 M/1311 H beliau pergi

bersama bundanya ke Mekkah untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima dan

bermukim disana selama 4 tahun. Selama bermukim di Mekkah beliau berguru

kepada sejumlah ulama, anta lain Syekh Mukhtar Atharid Al-Bogori, Syekh Umar

Bajunaid Al-Hadrami, Syekh Ali Maliki, Syekh Said Al-Yamani dan Syekh Umar

Sumbawa. Gurunya yang terakhir ini pernah mengangkatnya sebagai sekretaris

pribadi, karena dianggap cakap dan rapi serta tertib tulisannya. Dalam hal

36

Jakarta Islamic Center, Geneologi Ulama Betawi (Melacak jaringan ulama betawi

abad 19-21), H. 69 37

JIC pernah mengadakan Seminar “Kontribusi Ulama Betawi Terhadap Hisab dan

Rukyat (Guru Manshur Jembatan Lima dan KH. Muhammad Muhadjirin Amsar Ad-Dary)” di

Aula Serba Guna JIC, 11 September 2007. Pada kesempatan tersebut, Dr. T. Djamaluddin selaku

astronom modern dari LAPAN (Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional), Bandung, selaku

pembicara, memberikan apresiasi kritis terhadap kitab Sullamunnairain.

Page 39: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

28

menuntut ilmu, Guru Manshur dikenal sebagai orang yang sangat mementingkan

silsilah intelektual.

Ilmu yang dipelajari Guru Manshur merupakan ilmu standar dunia Islam

saat itu dengan referensi yang juga standar. Beliau mendalami ilmu Al-Qur‟an

dengan memperoleh mandat untuk mengajarkan tiga jenis bacaan (qiraat), yakni

bacaan Al-Qur‟an versi Hafsh, Warasy dan Abi Amr. Beliau juga mendalami ilmu

Fikih (yurisprudensi Islam) ilmu Ushulul Fikih (legal maxims) beberapa cabang

ilmu bahasa arab, Tafsir Al-Qur‟an, Hadist, serta ilmu falak (Hisab) sehingga di

tanah air kelak beliau dikenal sebagai ahli ilmu ini.38

C. Perjuangannya Terhadap Kemerdekaan Indonesia

Pada tahun 1946 pusat negara dan pemerintahan telah dipindahkan ke

Yogyakarta karena ibukota diduduki oleh pasukan Nederlandsch Indië Civil

Administratie atau Netherlands-Indies Civil Administration (NICA)39

yang ingin

berkuasa lagi setelah bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya sejak

17 Agustus 1945.

Namun, tidak semua pejuang telah meninggalkan Jakarta. Masih ada

sejumlah tokoh berpengaruh yang bertahan, termasuk demi harga diri dan

martabat masyarakat Betawi meskipun setiap saat harus menghadapi risiko tinggi.

Salah satunya adalah KH. Muhammad Manshur atau yang lebih akrab disapa

dengan nama Guru Manshur. Guru Manshur adalah sosok ulama berpengaruh

yang berdiri mantap di belakang panji-panji republik. Menjelang kemerdekaan

Indonesia, ia menaikkan bendera merah putih, lalu menganjurkan kepada

masyarakat Betawi dan umat Islam untuk melakukan hal serupa. Persatuan umat

demi menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia

menjadi salah satu fokus utama Guru Mansur saat itu. Ia terkenal dengan slogan

atau seruannya yang melegenda “rempug”.

38

H. Fatahillah Ahmadi, Metode Perhitungan Awal Bulan Qomariyah (Sistem

Sullamunnairain KH. Muhammad Mansur), Lembaga Falakiyah-Hisab Al-Mansuriyah, Jakarta

2010, H. 3 39

NICA merupakan organisasi semi militer yang dibentuk pada 3 April 1944 yang

bertugas mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum pemerintah Hinda Belanda selepas

kapitulasi pasukan pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda seusai Perang Dunia II.

Page 40: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

29

Rempug merupakan kata dalam bahasa Betawi yang bermakna “kompak”,

“berkumpul”, atau “bersatu”. Untuk mengobarkan semangat umat Islam, bangsa

Indonesia khususnya masyarakat Betawi yang memang menjadi barisan utama

pendukung perjuangannya.

Guru Manshur tidak hanya bertahan, melainkan terus berusaha sebagai

wujud perlawanannya terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Pada tahun 1948,

ia dengan memasang dan menaikkan bendera merah putih di menara Masjid

tempatnya bermukim, Masjid Jami Al-Mansur di Kampung Sawah. Hal ini

membuat pemerintah kolonial Belanda melakukan sebuah tindakan keras.

Setelah hal tersebut Guru Manshur harus berurusan dengan aparat

kepolisian atas perbuatan nekatnya tersebut. Sang ulama tetap bergeming, tidak

ingin menurunkan bendera kebesaran Indonesia di bawah ancaman senjata hingga

akhirnya ditahan, Setelah sempat menahan Guru Manshur, pemerintah kolonial

Belanda sebenarnya harus berpikir panjang sebelum mengambil tindakan yang

lebih tegas terhadapnya. Apabila itu dilakukan, kemungkinan besar akan memicu

perlawanan yang besar dari masyarakat Betawi dan umat Islam. 40

Oleh karena itu pemerintah kolonial Belanda mencoba segala cara untuk

membujuk Guru Manshur agar bersikap kooperatif dan bersedia bekerjasama.

Pada akhirnya pemerintah kolonial Belanda menawarkan imbalan berupang uang,

dan ditolak dengan tegas oleh Guru Manshur.

Tak hanya di era kemerdekaan saja Guru Mansur menentang Belanda.

Jauh sebelumnya, ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda masih berkuasa

penuh di Indonesia, berkali-kali Guru Mansur melakukan tindakan yang tidak

berkenan bagi kaum penjajah. Pada tahun 1925, pemerintah kolonial di Batavia

bermaksud membongkar Masjid Cikini. Rencana itu tentu saja mendapat reaksi

keras dari umat Islam. Guru Manshur menjadi motor perjuangan untuk

menggagalkan pembongkaran masjid tersebut.41

Gerakan protes yang digalang

Guru Manshur ternyata berhasil. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek,

rencana dibongkarnya Masjid Cikini oleh pemerintah kolonial Belanda itu pun

40

Alwi Shihab, Betawi Queen of The East. Jakarta : Republika, 2004, H. 43 41

Tawalinudin Haris, Kota dan Masyarakat Jakarta : Dari Kota Tradisional ke Kota

Kolonial (Abad XVI-XVIII), Jakarta: Wedatam Widya Sastra, 2007. H. 103

Page 41: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

30

akhirnya tidak dilakukan. Pada periode waktu yang sama atau masa yang disebut

sebagai era pergerakan nasional, Guru Manshur juga gencar mendesak pemerintah

kolonal agar hari Jumat ditetapkan sebagai hari libur bagi umat Islam.42

Di dalam melaksanakan dakwah tidak terlepas pula hambatan dan

rintangan Guru Manshur, sekaligus dalam melaksanakan dakwahnya yaitu

“ketidak mampuan ulama-ulama betawi terdahlu yang ingin memberikan

pengajaran kepada masyarakat selama penjajahan berlangsung secara menyeluruh

dan keterbatasan waktu”.

42

Ridwan Saidi. Profil Orang Betawi, Asal Muasal, Kebudayaan, Dan Adat Istiadatnya.

H. 84

Page 42: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

31

BAB IV

KEISTIMEWAAN GURU MANSHUR

A. Ilmu Falak

Imu faka atau yang disebut juga dengan ilmu hisab43

, merupakan ilmu

yang berperan penting dalam kehidupan umat Islam. Karena dengan mempelajari

ulmu falak umat Islam dapat memastikan kemana arah kiblat suatu tempat di

permukaan bumi, dengan ilmu falak umat Islam juga dapat memastikan awal

waktu sholat dan dengan ilmu falak dapat mempermudah orang yang sedang

melakukan Rukyah al-Hilal untuk mengetahui dimana posisi hilal berada sebagai

penanda mulai masuknya awal bulan qamariyah.

Mempelajari Ilmu falak pada dasarnya mempunyai dua kepentingan yang

saling berkaitan, Pertama untuk penguasaan dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kedua, untuk keperluan yang berkaitan dengan ibadah

sehari-hari umat Islam, mulai adri penentuan arah kiblat, pembuatan jadwal waktu

shoalat, pembuatan kalender hijriyah, penentuan awal bulan qamariyah, seperti

awal Ramadhan dan awal Syawal maupun Idul Adha (10 Dzulhijjah) bahkan

sampai prediksi kapan waktu terjadinya gerhana saat umat muslim diperintahkan

untuk melaksanakan sholat gerhana ( Kusuf dan Khusuf ).

Begitu pula yang dilakukan KH. Muhammad Manshur dalam menerapkan

metode Ilmu falak. Karena Guru Manshur memiliki dasar kelimuan tersebut dari

ayahnya.

Menurut bahasa, falak artinya orbit atau perdearan/lintasan benda-benda

langit, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan

benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-

43

Hisab mempunyai arti menghitung. Karena kegiatan yang paling menonjol dalam ilmu

ini adalah menghitung. Namun, menurut Ahmad Izzudin ilmu ini lebih tepat jika disebut dengan

imu husab rukyah, karena pada dasarnya Ilmu falak menggunakan dua pendekatan kerja ilmiah

yaitu pendekatan hisab (menghitung) dan pendekatan rukyat (observasi). Lihat Ahmad Izzudin,

Ilmu Falak Praktis, Semarang; Komala Grafika, 2006, h 1

Page 43: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

32

masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit tersebut antara satu

dengan yang lainnya agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.44

Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya Ilmu Falak ini

mempelajari 4 bidang, yaitu45

:

1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat

2. Waktu-waktu sholat

3. Awal bulan hijriyyah

4. Gerhana matahari dan bulan

Ilmu falak membahas arah kiblat pada dasarnya adalah menghitung

besaran sudut yang diapit oleh garis meridian yang melewati suatu tempat yang

dihitung arah kiblatnya dengan lingkaran besar yang melewatu tempat yang

bersangkutan dengan Ka‟bah, serta menghitung jam berapa matahari itu

memotong jalur menuju Ka‟bah.

Sedangkan Ilmu falak membahs waktu-waktu sholat pada dasarnya adalah

menghitung tenggang waktu antara ketika matahari berada di titik kulminasi atas46

dengan waktu ketika matahari berkedudukan pada awal waktu-waktu sholat.

Pembahasan awal bulan dalam Ilmu falak adalah menghitung waktu

terjadinya ijtima‟ (konjungsi) yakni posisi matahari dan bulan berada pada satu

bujur astronomi, serta menghitung posisi bulan ketika natahari terbenam pada hari

terjadinya konjungsi itu.

Analisa tentang Ilmu falak pada hakikatnya merupakan segenap apa yang

diketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu, jadi

ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping

sebagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan

44

Muhyidin Khazin, Ilmu Falak Toeri dan Praktik, Buana Pustaka, Yogyakarta : 2004, h

3 45

Ibid, h 4 46

Kulminasi : melintasnya sebuah benda langit di garis yang menghubungkan titik utara

dan selatan. Kulminasi terdiri atas dua jenis, kulmunasi atas yaitu ketika benda langit melintasi

garis yang menghubungkan titik utara, zenith, dan titik selatan (berada di atas horison) dan

kuminasi bawah yaitu ketika benda langit melintasi garis yang menghubungkan titik utara, nadir,

dan titik selatan (berada di bawah horison).

Page 44: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

33

khsaanah kekayaan mental yang secara garis besar patut diamalkan kepada orang

lain.

Ilmu falak sebagai sebuah disiplin ilmu, bisa dilihat dari dua sisi, sisi

pertama ilmu falak sebagai ilmu pengetahuan, yang secara epistimologi

menggunakan metode ilmiah dalam penyusunan, dengan kata lain metode ilmiah

adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun mpengetahuan yang benar. Di

sisi lain Ilmu falak sebagai sebuah ilmu rumpun syari‟ah, dimana dalam

pembahasannya menyangkut masalah-masalah hukum yang ada kaitannya dengan

peribadatan umat muslim, seperti waktu-waktu sholat, waktu pelaksanaan puasa

wajib, waktu pelaksanaa haji dan lain-lain yang bersumber dari Al-Qur‟an dan

As-Sunah.

Para ulama berbeda pendapat tentang definisi As-Sunah menurut syara

karena perbedaan disiplin ilmu mereka dan perbedaan objek pembahasannya,47

diantaranya adalah :

1. Menurut ulama hadits As-Sunah adalah sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi saw, sahabat, tabi‟in, baik berupa ucapan, perbuatan,

pengakuan maupun sifatnya.

2. Menurut ulama ushul, As-Sunah adalah semua yang dikaitkan dengan

Nabi saw, selain Al-Qur‟an bak berupa ucapan, perbuatan ataupun

pengakuannya yang berkaitan dengan dalil syar‟i, sebab yang menjadi

objek pembahasan mereka dalah dalil-dalil syara.

3. Menurut ulama fiqh As-Sunah adalah suatu yang telah terbukti dari

Nabi saw, bukan termasuk pengertian fardhu atau wajib dalam agama,

dan bukan pula bersifat taklif atau pembenaran, melainkan berupa

anjuran. Sebab yang menjadi objek pembahsan mereka adalah :

a. Menyelidiki hukum-hukum syara, seperti fardhu, wajib, sunah,

haram, makruh

b. Memberi pengertian kepada setipa individu tentang setiap hukum.

47

Muhammad „Alawi alMaliky alHasai, Mutiara Pokok Ilmu Hadits, Trigenda Karua,

Bandung : 1995, h 14

Page 45: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

34

4. Menurut ulama dakwah, As-Sunah adalah Ikhwan dari al Bid‟ah, sebab

pembahasan mereka adalah memperhatikan perindah dan larangan

syara.

Dengan demikian, Ilmu falak atau Ilmu hisab dapat menumbuhkan

keyakinan dalam melakukan ibadah, sehingga ibadah lebih khusyu‟. Adapun cara

memperdalaminya, hampir sama dengan ilmu pengetahuan lain yaitu harus

menguasai standar kompetensi dan kompetensi dari Ilmu falak, sedangkan peran

As-Sunah dalam Ilmu falak ini sebagai landasan teologi yang melandasi semua

bagian-bagian dari bahasan Ilmu falak.

B. Perkembangan Ilmu Falak Pasca Guru Manshur

Setelah Guru Manshur wafat pada tahun 1967, maka perkembangan Ilmu

falak dilanjutkan kepada murid-muridnya yang terdapat keterangannya di atas.

Namun yang lebih mendalami Ilmu falak adalah keturunannya sendiri KH.

Fatahillah Ahmadi. Beliau yang melanjutkan perjuangan Guru Manshur untuk

menumbuhkembangkan Ilmu yang sudah diwarisinya. Banyak sudah kajian-kajian

yang diikuti KH. Fatahillah Ahmadi, dari halaqah, sidang isbat, sampai

memasukkan Ilmu falak ke dalam kurilkulum pendidikan di yayasan Madrasah

Chairiyah Mansuriyah.

Pelajaran Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting bagi yayasan

Madrasah Chairiyah Mansuriyah. Disamping menjadi ilmu langka, sekaligus

melestarikan Ilmu yang diciptakan oleh Guru Manshur. Salah satu tenaga

pengajarnya yakni H. Naksabandi, selalu berpesan kepada murid-muridnya untuk

tidak bosan-bosan menelaah dan mempelajarinya. Karena sudah tidak ada lagi

madrasah yang mempelajari Ilmu falak selain di yayasan Chairiyah Mansuriyah.

1. Masjid Jami Al-Mansur

Berdiri pada abad 18 tepatnya tahun 1717 M/1130 H datang seorang

pangeran dari Mataram bernama Abdul Malik putra dari Pangeran Cakrajaya.

Beliau merupakan pendiri masjid Jami Al-Mansur (sebelumnya bernama Masjid

Jami Kampung Sawah). Beliau datang ke Batavia untuk berjuang melawan

penjajahan Belanda. Hingga dua abad kemudian perjuangan dakwahnya

Page 46: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

35

dilanjutkan oleh Imam Muhammad Habib dan ulama-ulama perantau seperti

Imam Muhammd Arsyad Banjarmasin yang berperan juga membenarkan arah

kiblat masjid Jami Al-Mansur pada tanggal 2 Rabiul Akhir 1181 H atau 11

Agustus 1767 M.48

Arsitektur bangunan masjid tersebut merupakan akulturasi budaya jawa,

cina, arab dan betawi. Masjid dengan bentuk atap joglo (limas), dua tingkat dan

ditopang empat pilar besar berdiameter 1,5meter. Jendelanya berbahan kayu dan

berlubang segi empat berteralis kayu profil gada pada setipa sisi tembok. Model

pintunya berdaun dua dengan profil pahatan bulian. Ruang utama masjid Al-

Mansur yang sekaligus bangunan tertua, bersegi empat dengan diameter 12 x

14.40 meter. Unsur yang mencolok adalah empat sokoguru yang kokoh dan

tampak kekar di tengahnya. Bagian bawah tiang-tiang ini bersegi delapan dan

diatasnya terdapat pelipit penyangga, pelipit genta serta rata. Batang utama (di

bagian tengah) berbentuk bulat dan dihiasi pelipit juga. Bagian teratas berbentuk

persegi empat dan dibatasi pelipit.

Pada ketinggian setengah diantara keempat sokoguru terdapat balok-balok

kayu antara lain untuk menopang ke dua tangga yang menuju ke loteng. Di atas

balok-balok selebar 55 cm itu di sisi kan dan di kiri dipsang pagar setinggi 80 cm.

Pola pagar ini dibentuk belah ketupat. Kontruksi ini dan bentuk sokoguru bergaya

barat. Atap masjid ini bertumpang tiga dan berbentuk limasan. Menara yang

terletang di ruang baru di depan masjid lama, berbentuk silinder setinggi 12 meter.

Pada bagian keempat dan kelimadari menara itu terdapat terasyang berpagar besi

serta atap menara berbentuk kubah.

Dua abad berikutnya, tanggal 25 Sya‟ban 1356 H/1937 M dibawah

pimpinan KH. Muhammad Mansur bin H Imam Muhammad Damiri diadakan

perluasan bangunan masjid. Dikarenakan untuk menjaga dan terpeliharanya

tempat suci serta makam-makam para ulama (di depan kiblat) maka disekitar

masjid dibuatkan tembok (sekarang berpagar besi). Di masa awal pasca

proklamasi kemerdekaan, masjid ini digunakan untuk memobilisasi pejuang

48

Republika Online, Masjid Jami Al-Mansur – Jembatan Lima (1717), JIC, 3 Nopember

2006

Page 47: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

36

sekitar Tambora untuk melawan Belanda. Sebuah pertempuran frontal pernah

terjadi di halaman masjid. Terjadi baku tembak antara pejuang Republik Indonesia

yang berlindung di dalam masjid dengan tentara NICA (Nederlandsch Indië Civil

Administratie) yang kala itu masuk dari Pelabuhan Sunda Kelapa bergeser ke

selatan menuju ke arah Kota (Beos) lalu menyebar ke sekitar tambora. Baku

tembak itu dipicu karena keberanian Guru Mansur memasang bendera merah

putih di atas menara kubah masjid ini. Sesudah peritiwa tersebut Guru Mansur

lalu dipanggil ke Hofd Bureau (meja pengadilan Belanda) untuk diadili dan

ditahan atas tindakannya itu. Sebagai bentuk penghargaan kepada Guru Mansur,

pemerintah Republik Indonesia kemudian mengabadikan nama beliau sebagai

nama masjid tempat beliau berjuang ini, dan menjadi nama jalan persis didepan

jalan Sawah Lio kelurahan Jembatan Lima Jakarta Barat sekaligus masjid Jami

Al-Mansur menjadi cagar budaya di Jakarta pada tahun 1980.49

49

Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Pemprov DKI Jakarta 1995 – 2018, Al-

Mansur, Masjid.

Page 48: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

37

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

KH. Muhammad Manshur adalah salah seorang ulama betawi dan juga

pejuang kemerdekaan Indonesia seperti yang sudah penulis jelaskan pada bab-bab

sebelumnya ketika beliau memperjuangkan masyarakat betawi atas penjajahan

yang dilakukan pada masa kolonial. Di samping itu KH. Muhammad Manshur

juga berperan dalam perkembangan keilmuan, khususnya ilmu falak. Dapat

penulis simpulkan bahwa KH. Muhammad Manshur merupakan salah seorang

yang berpengaruh bagi perkembangan ilmu falak di Indonesia khususnya pada

masyarakat betawi di Jakarta.

Perkembangan kelimuan KH. Muhammad Manshur diawali di kota

Mekkah saat beliau berusia 16 tahun. Setibanya di tanah air, beliau belajar pula

kepada ayahnya untuk memperdalam Ilmu falak. Sebab ayahnya merupakan

Imam di Mekkah yang ahli di bidang Ilmu falak.

Untuk meneruskan ilmu falak yang telah dipelajarinya Guru Mansur

mempunyai beberapa murid untuk meneruskan perjuangannya, di antaranya

adalah: Mu’alim Rojiun Pekojan, Syaikh KH Muhadjirin Amsar Ar-Dary,

Mu’alim Rasyid dan Mu’alim KH M. Syafi’i Hadzami.

Hasil karangan dari KH Muhammad Manshur tidak luput dari

pencermatan penulis untuk memperdalam dan bisa mengaplikasikannya sehari-

hari. Oleh karena itu penulis menggambarkan kiprah Guru Manshur di berbagai

bidang yang telah ditulis dalam skripsi ini. Semoga banyak membawa manfaat

bagi penulis maupun para pembaca agar menambah wawasan tentang ulama di

Betawi khususnya di bidang keilmuan dan cara Guru Manshur memperjuangkan

negara Indonesia.

B. Saran

Menurut penulis pembahasan mengenai Guru Mansur sangat menarik

khususnya pada ilmu falak dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, memang

37

Page 49: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

38

pembahasan mengenai ulama betawi sudah banyak, namun masih jarang

mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam membahas tentang ilmu falak yang

penulis buat dalam karya berjudul Perjuangan Guru Manshur dalam

Mengembangkan Pendidikan Islam di Betawi 1900 - 1967. Penulis

menemukan beberapa sumber terkait penulisan di atas, namun sumber tersebut

adalah sekunder, oleh karena itu penulis melakukan wawancara langsung terhadap

cicit dari Guru Manshur yaitu KH. Fatahillah Ahmadi untuk mendapatkan data

yang lebih akurat.

Menurut penulis ilmu falak seharusnya bisa lebih dikenal lagi oleh

mahasiswa-mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam, agar mahasiswa sekarang

dapat mengetahui bagai mana proses dan cara menentukan bulan Ramadhan serta

Hari Raya Idul Fitri. Jadi tidak hanya sekedar menjalankan ibadah puasa saja,

namun dapat mengetahui bagaimana proses penentuan bulan Ramadhan.

Penulis merasakan bahwa apa-apa yang disampaikan dalam skripsi ini

masih begitu kurang, dan masih diperlukan data-data yang lebih banyak lagi, juga

memberikan kesempatan kepada penulis lain yang ingin mengangkat tentang

ulama betawi khususnya ilmu falak. Karena dengan kritik dan saran yang

membangun diharapkan dalam penulisa sejarah ulama betawi khususnya tentang

ilmu falak menjadi sempurna dengan masukan-masukan, ide-ide didukung dengan

data-data yang lebih banyak lagi.

Page 50: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

39

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdurrahman, Dudung, 1999, Metode Penelitian Sejarah, Logos: Jakarta.

„Alawi alMaliky alHasai, Muhammad, Mutiara Pokok Ilmu Hadits, Trigenda

Karua, Bandung : 1995

Aziz, Abdul, 2002, Islam dan Masyarakat Betawi, Jakarta: Logos.

Data Biro Administrasi Wilayah, Provinsi DKI Jakarta tahun 2006

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, 1995-

2010.

Emalia, Imas, Historiografi Indonesia Sejak Masa Awal Sampai Kontemporer,

2006, Jakarta: UIN Jakarta Press.

Fadli, Ahmad, Ulama Betawi : Jaringan Ulama Betawi dan Kontibusinya

Terhadap Perkembangan Islam abad 19 dan 20. Jakarta: Manhalun

Nasyi-in Press. 2013.

Fatahillah Ahmadi H., Metode Perhitungan Awal Bulan Qomariyah (Sistem

Sullamunnairain KH. Muhammad Mansur), Lembaga Falakiyah-Hisab Al-

Mansuriyah, Jakarta 2010

Gottschalk, Louis, 1975, Mengerti Sejarah, UI Pers: Jakarta.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Garafindo,

1994.

Page 51: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

40

Haris, Tawalinudin. Kota dan Masyarakat Jakarta : Dari Kota Tradisional ke

Kota Kolonial (Abad XVI-XVIII). Jakarta: Wedatam Widya Sastra. 2007.

Hisab dan Rukyat, Jakarta : Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan

Syariah (Departemen Agama). 2013

Huda, Nor, Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia,

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.

Jakarta Islamic Center. Geneologi Ulama Betawi (Melacak jaringan ulama betawi

abad 19-21). Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta,

JIC. 2011

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke IV : Kementrian Pendidikan dan

Budaya

Khazin, Muhyidin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka, Yogyakarta :

2004

Kiki, Rakhmad Zailani, dkk, Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak

Jaringan Ulama Betawi dari awal Abad ke-19 sampai Abad ke-21), 2011,

Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta

Islamic Centre), cet. Ke-1.

Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad XX Dan Peranannya Terhadap

Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Jakarta, disertasi Program

Pascasarjana, Universitas Ibnu Khaldun (UIK), Bogor, 2010

Nasution, Harun, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, Ed.I, 1992.

Page 52: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

41

Peneliti, Tim. Ulama-ulama Betawi Alumnus Mekah 1900-1950 dan Kiprah

Mereka dalam Penyiaran Islam di Jakarta. Jakarta: Fakultas Adab IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. 1998

Q. S. Anbiya’, ayat 33

Q. S. Yassin, ayat 40

Saidi, Ridwan, 2001, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan dan Adat

Istiadatnya, Jakarta:PT. Gunara Kata, Cet. Ke-2.

Sedyawati, Edi, Sejarah Kota Jakarta 1950 – 1980, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi

dan Dokumentasi Sejarah Nasional 1986 / 1987

Shihab, Alwi. Betawi Queen of The East. Jakarta : Republika. 2004

Yatim, Badri, Peran Ulama dalam Masyarakat Betawi, Jakarta: Logos, 2002.

Sumber Internet/media

Republika Online, Masjid Jami Al-Mansur – Jembatan Lima (1717), JIC, 3

Nopember 2006

http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Kecamatan_Tambora

https://news.detik.com/berita/d-1719181/perumahan-padat-penduduk-di-depan-

kecamatan-tambora-terbakar

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/01/05/myw1qt-kh-

mohammad-mansur-ulama-cerdas-pahlawan-jakarta

Page 53: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

42

LAMPIRAN

Lampiran no 1

Narasumber : KH. Fatahillah Ahmadi

Pewawancara : Humaedi

Bagaimana profil dan sejarah guru mansur? Ya artinya ketokohan Guru

Mansur itu bagimana ulama-ulama sebelumnya ya, karena beliau ini satu

keturunan dengan KH. Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan. Artinya pada saat itu

kegemaran intelektual semuanya terfokus kepada perjuangan bangsa. Makanya

ulama-ulama pada zaman dulunya itu tidak sekedar fisik tapi juga intelektual.

Artinya, mereka berjuang menggunakan intelektualitas, seperti memberikan

semangat, seperti KH. Hasyim Asyari dari jawa timur KH. Ahmad Dahlan di

Jawa Tengah. Dan mereka ini memberikan spirit, mereka cenderung bersatu,

kalau Guru Mansur lebih kepada pendidikan, beliau lebih fokus ke pendidikan.

Atau tadi ente menilai dari profil satu kurun dengan para peneliti ormas Islam

tadi, memang kita membaca beliau sama-sama belajar di Mekkah. KH. Hasyim

Asyari, KH. Ahmad Dahlan dan Guru Mansur juga. Mereka pulang ke tanah air.

Nah umumnya pada saat beliau itu ulama betawi yang mereka lebih banyak

mengajar ditempatnya, dikampungnya, mereka lebih banyak didatangi bukan

mendatangi, kadang-kadang mendatangi. Mereka didatangi oleh santrinya,

muridnya. Mereka kadang-kadang pulang pergi tidak mukim pada saat itu. Jadi

ketika Guru Mansur ikuti muktamar NU pertama kali di Surabaya, karena beliau

ini pernah menjadi Rois cabang Betawi dibawah tahun 40an. Beliau diangkat

menjadi pengurus 1907 tapi dalam organisasi Ijtimaul Khaeriyah Jamiatuil Khoir

menjadi ketua (dulu di Pekojan sekarang di Tanah abang). Artinya sekolah formal

yang pertama yang tertua di Indonesia. Yang pertama ngadain Jamiatul khoir.

Dulu yang ngajar KH. Ahmad Dahlan, KH Mas Mansur, kalo Mas Mansur orang

Surabaya Jawa Timur, kalo Guru Mansur orang Betawi, kadang-kadang orang

salah kaprah. Tidak jauh dari tahun 1907an, ya artinya latar belakang pendidikan

Page 54: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

43

beliau sebelum belajar di Mekkah ya beliau belajar sama orangtuanya, dan

kebetulan memang artinya lingkungan keluarganya lingkungan ulama. Ya

ayahnya KH Abdul Hamid kemudian salah seorang guru Syekh Nawawi

Albanteni, Junaedi Albatawi itu uwanya (paman) Guru Mansur, beliau Syaikhul

Masaikh di Masjidil Haram. Ya artinya ulama-ulama Betawi masih keluarga

beliau. Ya jadi pembentukan intelektual Guru Mansur itu tidak lepas daripada

lingkungan keluarga yang memang intelektualitasnya tinggi. Karena memang

beliau itu dari keturunan ningrat/keturunan darah biru.

Jenjang pendidikan keluarga? Umumnya dari keluarga, karena pada saat

itu belum ada yang banyak muncul dari orang-orang biasa, artinya kalau ulama

dulu kalo tidak kuat modal kan tidak jadi ulama gitu istilahnya, mau beli kitab aja

boro-boro karena zaman susah. Ente liat aja itu, kitab-kitab peninggalan Guru

Mansur kitab-kitab gede semua itu, jarang artinya kalo bukan sekaliber ulama

yang bener-bener ulama tidak akan punya gitu. Kalo ulama dulu itu kudu kuat

modal, artinya ga mikirin lagi makan sehari-hari. Malah dia yang kasih makan

santrinya kalo dulu tuh, semiskin-miskinnya ulama dulu ya ga makan dr santri,

bukan kaya sekarang cari makan dari santri. Untuk membeli kitabnya aja bisa

jutaan, jadi ga semua orang bisa membeli kitab itu pada saat itu, hanya orang-

orang tertentu. Jadi masih sedikit kalo kita katakan guru mansur bisa belajar

diluar, karena dipihak keluarga sendiri udah intelektual semua. Satu bukti bahwa

3 ulama; Syekh Arsyad Banjar pengarang kitab Sabilal Muhtadin, kemudian

Abdus Somad al-Palimbani, kemudian Syekh Abdurrahman Misri, itu ulama-

ulama kaliber semua itu, pembawa tarekat Sammaniyah, beliau membawa tarekat

ini dari Mekkah ke Indonesia. Ke Indonesia itu mereka berkunjung/singgah di

masjid Al-Mansur, yang membetulkan arah kiblat masjid itu Syekh Arsyad Banjar

melalui lengan bajunya. Kalo ente liat kan itu bangunan mengarah ke arah barat,

itu yang membetulkan Syekh Arsyad Banjar. Ini ga bener arah kiblatnya, ini

mengarah ke mata angin, dibetulkanlah oleh Syekh Arsyad banjar tuh arah

kiblatnya, nah itu keliatan dari lengan bajunya. Ulama dulu kan lebar-lebar

jubah/gamisnya. Kalo tidak salah antara 2-3tahun yang lalu itu ya, ketua

Page 55: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

44

pengadilan agama jawa timur pernah datang mengukur melalui satelit/kompas

mutakhirlah, itu sama ukurannya tepat. Ingin mencoba waktu ribut-ributnya itu

tuh, yang MUI dan mesjid-mesjid di Indonesia pada salah arah kiblatnya. Dia

mencoba mesjid Al-Mansur, tidak kurang tidak lebih, pas.

Lalu pemikiran ilmu falaknya darimana? Ya dari keluarganya, Guru

Manshur ga pernah belajar ke yang lainnya Jadi belajar di mekkah untuk apa?

Paling belajar yang standar Islam, kaya fiqih, qiroat dan tajwid. Kalo falakiyahnya

dari bapaknya langsung, KH. Abdul Hamid. Untuk menggali lebih dalam KH.

Abdul Hamid, asalmuasal ilmu falaknya darimana? Kan bapaknya Imam, Imam

Damiri. Secara intelektualitas ga bisa diragukan lagi, Syekh Junaedi aja Syekh

Guru Masyaikh di Mekkah anaknya Imam Damiri. Itu bapaknya orang sini.

Banyak orang yang tidak tau semacam tokoh-tokoh betawi, itu tidak tau Syekh

Junaedi itu orang mana. Itu di dalam kesejarahan Syekh Junaedi itu orang

Pekojan, padahal orang sini (Jembatan Lima). Ente baca Syekh Junaedi itu siapa,

itu jarang yang mengkorek sebenarnya, itu juga keluarga kehilangan jejak karena

beliau di mekkah dari umur 25 tahun beliau berangkat ke Mekkah sampai

meninggalnya, kita kehilangan jejak.

Peran Guru Mansur di sekitar sini apa? Ya buktinya satu-satunya madrasah

kan ada disini, beliau yang bangun. Artinya peranan beliau tidak bisa dinafikan,

ya disamping adanya madrasah kemudian nama jalan, itukan artinya kiprah beliau

terhadap masyarakat diakui keberadaan beliau. Dan bukan masyarakat jembatan

lima saja, bahkan masyarakat betawi. Siapa yang ga kenal Guru Mansur, bahkan

artinya seluruh nusantara mengenal beliau sebagai ulama yang mumpuni dibidang

astronomi/falak.

Untuk pembuatan kalender, masih distribusikah? Saya udah tidak buat

lagi. 1. Yang mengedarkan kalender itu udah pada meninggal. 2. Saya amati,

ketika kita berbeda dengan yang lain ya mereka tidak menggunakan kalender kita,

saya percuma. Alesannya mereka malulah, mereka takutlah, ya untuk apa sebagai

pengetahuan ilmu tanpa praktek. Sejak kapan? Ya 3 tahun ini, yang jelas artinya

Page 56: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

45

distributornya yang udah pada tidak ada/meninggal. Penyebarannya dimana saja?

Hampir seluruh jawa barat, bahkan ke malaysia, pandeglang, serang, tasikmalaya

dan di jawa timur, khususnya di pondok pesantren salafiyah, mereka

menggunakan kitab kita. Terus kalo ente mau ngedalemin kitab Sullamunirain ini

penuh keunikan, kitabnya sederhana, bisa mengetahui gerhana, gerhana matahari.

Maka kita akan lebih salut terhadap penemuan ulama. Itu bukan ramalan,

semacam dukun atau semacam lotre, tapi itu matematik tingkat tinggi dan itu

ditemukan oleh ulama kita.

Demikianlah wawancara penulis kepada KH. Fatahillah Ahmadi. Bagi

penulis, Guru Mansur adalah ulama yang patut ditiru prilakunya, dari belajar,

mengajar, berbakti kepada orangtua, berhubungan baik sesama manusia sampai

membantu memerdekakan negara Indonesia. KH. Fatahillah Ahmadi atau biasa

dipanggil Pak Haji Fatah ini merupakan cicit yang masih eksis menekuni Ilmu

falak. Perjuangannya melanjutkan ilmu yang diajarkan dari keluarganya masih

terus dilakukan hingga sampai saat ini, hanya saja kondisi Pak Haji Fatah yang

sedang sakit membuatnya mengurangi jam mengajarnya kepada masyarakat atau

kerabat didekatnya.

Page 57: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

46

Lampiran no 2

Page 58: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

47

Page 59: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

48

Lampiran no 3

Page 60: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

49

Page 61: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

50

Page 62: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

51

Page 63: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

52

Lampiran no 4

Page 64: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

53

Page 65: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

54

Page 66: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

55

Page 67: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

56

Lampiran no 5

Page 68: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

57

Lampiran no 6

Page 69: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

58

Lampiran no 7

Page 70: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

59

Lampiran no 8

Page 71: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

60

Page 72: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

61

Page 73: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

62

Page 74: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

63

Page 75: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

64

Page 76: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

65

Page 77: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

66

Page 78: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

67

Page 79: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

68

Page 80: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

69

Page 81: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

70

Page 82: PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40593/1/HUMAEDI... · PERJUANGAN GURU MANSHUR DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN

71