perjanjian kerja sama antara badan meteorologi, klimatologi, dan
TRANSCRIPT
*"Iql|t\
B ffi
_:;*W'
'{gMffi .w/"qe!!@ilr
BMKGPERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
DENGAN
PE RUSAHAAN UMUM LE M BAGA PENYE LEN GGARA PE LAYANAN
NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA
TENTANG
PELAKSANAAN PEM BERIAN PE LAYANAN I NFORMASI M ETEOROLO GI
PENERBANGAN
NomorNomor
: KS. 303/0 u/SU /r/201.5: PlJ.L2.0 1. / 0 0/LPPNPt / oL / 201.5 / 0o 4
Pada hari ini, Rabu Tanggal Dua Puluh Satu Bulan lanuari Tahun Dua Ribu Lima
Belas Bertempat di fakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I. MASTURYONO, selaku Pelaksana Tugas Sekretaris Utama Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika, berkedudukan di falan Angkasa I Nomor 2
Kemayoran, |akarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan
Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KESATU.
IL WISNU DARJONO T.U., selaku Direktur Safety & Standard Perum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, berkedudukan di |1.
Ir. H. |uanda, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang,
Kode Pos LSLZL, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA,
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK
sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Sama tentang Pelayanan Informasi
Meteorologi Penerbangan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1_
Paraf
8MKG.......................PERUM LPPNPl......
BAB I
DASAR HUKUM
Pasal 1
Perjanjian Kerja Sama ini didasarkan pada Nota Kesepahaman antara Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan Perusahaan Umum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia tentang Pelayanan
Informasi Meteorologi Penerbangan Nomor : KS.303/004/KB/Yl/20I4, Nomor :
PII. 04.04.0 3 / 00 /LPPNPT / 0 6 / 20L4 / 00t, tanggal 1 1 f uni 20L4.
BAB IIDEFINISI
Pasal 2
Dalam Perjanjian Kerja Sama ini yang dimaksud dengan:
(1) Operator Penerbangan adalah badan usaha angkutan udara dan/atau perusahaan
angkutan udara.
(2) Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil adalah peraturan Nasional terkaitstandar persyaratan keselamatan penerbangan sipil yang ditetapkan dalambentuk Peraturan Menteri.
(3) Unit pelayanan meteorologi penerbangan adalah stasiun meteorologi yang
merupakan unit pelaksana teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
yang bertugas dan berfungsi memberikan pelayanan informasi meteorologipenerbangan.
(a) Unit pelayanan navigasi penerbangan adalah unit penyelenggara pelayanannavigasi penerbangan di bawah Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia.
BAB IIIMAKSUD DAN TUIUAN
Pasal 3
(1) Maksud pembuatan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk menetapkanmekanisme koordinasi antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalampelaksanaan pemberian pelayanan informasi meteorologi penerbangan.
(2) Perjanjian Kerja Sama ini bertujuan untuk menjamin tersedianya informasimeteorologi penerbangan sesuai standar, akuraf terkini, dan tepat waktu yangdiperlukan untuk keselamatan, kelancaran dan efisiensi penerbangan.
2
Pa raf
,, *n........ J............ pE RU M rr, * 0,.... . -$.. :.........
BAB IVRUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini meliputi :
a, Tanggung |awab Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan;
b. Tanggung |awab Pelayanan Navigasi Penerbangan;
c. Informasi Meteorologi Penerbangan yang diberikan kepada Unit Pelayanan
Navigasi Penerbangan;
d. Koordinasi Terhadap Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan;
e. Pelatihan dan Pengembangan sumber daya manusia terkait pelayanan informasimeteorologi penerbangan;
f. Kalibrasi dan pemeliharaan sarana pengamatan meteorologi penerbangan; dan
g. Pelayanan Meteorologi Penerbangan yang diberikan oleh selain dari Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
BAB VHAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
Hak Pihak Kesatu
(1) PIHAK KESATU berhak mendapatkan fasilitas komunikasi untuk penyampaian
informasi meteorologi penerbangan berupa :
a. |aringan telekomunikasi penerbangan tetap (Aeronautical Fixed
T e I e c o mm uni c a ti on N ehu o rk) kecual i p ad,a tr i butary s tati ons; d an
b. Telepon dan jaringan PABX untuk komunikasi langsung antara UnitPelayanan Meteorologi Penerbangan dengan Unit Pelayanan NavigasiPenerbangan.
(2) PIHAK KESATU berhak mendapatkan informasi dan sosialisasi terkait perubahan
sistem informasi dan teknologi peralatan komunikasi.
Pasal 6
Hak Pihak Kedua
PIHAK KEDUA berhak mendapatkan pelayanan informasi meteorologi penerbangan
sesuai standar, akurat, terkini, dan tepat waktu dari PIHAK KESATU.
3
Pa raf
,r*u......{............pERUM1ppNpr..... * :-i
Pasal 7
Kewajiban Pihak Kesatu
(1) PIHAK KESATU berkewajiban untuk melaksanakan dan mengkoordinasikaninformasi meteorologi penerbangan yang diperlukan untuk pelayanan navigasipenerbangan di Indonesia.
(2) PIHAK KESATU berkewajiban untuk menetapkan sejumlah unit pelayananmeteorologi penerbangan untuk memberikan pelayanan meteorologipenerbangan.
[3) PIHAK KESATU berkewajiban untuk menetapkan unit pelayanan meteorologipenerbangan yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan informasi meterologipenerbangan, apabila belum tersedia unit pelayanan meteorologi penerbanganpada unit pelayanan navigasi penerbangan.
(4) PIHAK KESATU melalui Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan berkewajibanuntuk menyediakan informasimeteorologi penerbangan terkini mengenai kondisicuaca dan prakiraan cuaca pada masing-masing Unit Pelayanan NavigasiPenerbangan yang membutuhkan informasi tersebut.
(5) PIHAK KESATU berkewajiban mengakomodir kebutuhan PIHAK KEDUA tentanginformasi meteorologi penerbangan yang berbasis teknologi terkini secara
bertahap.(6) PIHAK KESATU melalui Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan berkewajiban
untuk menyediakan informasi meteorologi penerbangan kepada Unit PelayananNavigasi Penerbangan dengan isi, format dan cara transmisi yang disepakati lebihlanjut melalui Letter of Operational Agreement antara Unit Pelayanan MeteorologiPenerbangan dengan Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan.
(7) PIHAK KESATU melalui Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan berkewajibanuntuk menyimpan salinan meteorological flight documentation,METAR dan SPECI
yang disampaikan kepada operator penerbangan dalam bentuk hard copies atausofi copy selama periode sekurang-kurangnya 90 hari dari tanggal penerbitanapabila diminta untuk kebutuhan investigasi.
(B) PIHAK KESATU berkewajiban menyediakan data-datalain yang diperlukan terkaitdengan informasi klimatologi bandara, khususnya aerodrome climatologicalsummaries kepada PIHAK KEDUA apabila diminta.
Pasal B
Kewajiban Pihak Kedua
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan fasilitas komunikasi untukpenyampaian informasi meteorologi penerbangan berupa :
4
Pa raf
,r*o......*............pERUM LppNpr...... ?...t
a. |aringan telekomunikasi penerbangan tetap (Aeronautical Fixed
Telecommunication Neauork) kecuali untuk tributary stations; danb. faringan dan Telepon PABX untuk komunikasi langsung antara Unit
Pelayanan Meteorologi Penerbangan PIHAK KESATU dengan UnitPelayanan Navigasi Penerbangan PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan informasi dan sosialisasi terkaitperubahan sistem informasi dan teknologi peralatan komunikasi.
(3) Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk :
a. Segera menyampaikan non-routine obseruation reports dari pesawat udarayang sedang terbang kepada Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan yang
terkait sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) L74
dan PKPS 170;
b. Segera menyampaikan hasil supplementary visual observations yang dilakukanoleh personel pada Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan di lokasi kepada
Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan; danc. Segera menyampaikan informasi yang diperoleh mengenai aktivitas pre-
erupsi vulkanih erupsi vulkanik dan awan abu vulkanik kepada UnitPelayanan Meteorologi Penerbangan apabila SIGMET belum diterbitkan,sesuai dengan PKPS 170.
BAB VITEKNIS OPERASIONAL
Pasal 9
Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan ditempatkan di lokasi yang sesuai atau
diatur sedemikian rupa untuk memungkinkan pemberian briefing meteorologikepada personel pelayanan navigasi penerbangan, konsultasi antara personelmeteorologi dan personel pelayanan navigasi penerbangan dapat terfasilitasi, sertaterjalin komunikasi yang cepat dan tepat guna efisiensi koordinasi.
Pasal 10
(1) PIHAK KESATU melalui Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan berkewajibanuntuk menyediakan informasi meteorologi dalam format yang telah ditentukansesuai standar yang berlaku.
(2) Informasi meteorologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Pihak Pertama untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan navigasipenerbangan.
(3) fenis informasi meteorologi sebagaimana dimaksud pada ayat {2) sesuai
dengan Lampiran Nota Kesepahaman ini.
5
Pa raf
,r*n.......$............pERU,,-rr*r,........$...
Pasal 11
Fasilitas Pelayanan Meteorologi Penerbangan
(1) Indikator/display meteorologi yang terdapat di Unit Pelayanan Navigasi
Penerbangan wajib terhubung dengan titik-titik observasi yang sama danmemperoleh data dari sensor-sensor yang sama dengan indikator/display padaUnit Pelayanan Meteorologi Penerbangan.
(2J Fasilitas yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan oleh PIHAK KESATU :
a. PIHAK KESATU melalui Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan
berkewajiban untuk menyediakan informasimeteorologi penerbangan terkinimengenai kondisi cuaca dan prakiraan cuaca pada masing-masing UnitPelayanan Navigasi Penerbangan yang membutuhkan informasi tersebut.
b. Untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat, PIHAK KESATU dapatmengadakan peralatan meteorologi penerbangan yang monitor/displaynyaditempatkan di fasilitas peralatan PIHAK KEDUA.
(3) Fasilitas yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan oleh PIHAK KEDUA:a. Untuk kelengkapan fasilitas Tower Set di Unit Pelayanan Navigasi
Penerbangan, PIHAK KEDUA dapat mengadakan fasilitas Anemometer danBarometer yang menjadi aset PIHAK KEDUA;
b. Anemometer dan Barometer yang diadakan oleh PIHAK KEDUA, harus
dikalibrasi oleh PIHAK KESATU untuk menjamin legalitas penggunaan dankeakuratan fasilitas anemometer dan barometer tersebut dan hasil kalibrasioleh PIHAK KESATU dicantumkan dalam sertifikat dan Berita Acara hasilkalibrasi;
c. Terkait pengadaan fasilitas Anemometer dan Barometer oleh PIHAK KEDUA,
tidak mengurangi kewajiban PIHAK KESATU untukmemberikan/menyediakan informasimeteorologi penerbangan terkinimengenai kondisi cuaca dan prakiraan cuaca pada masing-masing UnitPelayanan Navigasi Penerbangan yang membutuhkan informasi tersebut; dan
d. Pemeliharaan peralatan aset PIHAK KEDUA menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
(4) Pemeliharaan terhadap aset/fasilitas PIHAK KESATU yang berada di dalamfasilitas PIHAK KEDUA:
a. Untuk aset/fasilitas PIHAK KESATU yang berada di dalam fasilitas PIHAKKEDUA maka PIHAK KESATU wajib melakukan perawatan fasilitas tersebutdan sebelum melakukan perawatan, PIHAK KESATU terlebih dahulumelakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA; dan
b. Seluruh biaya yang timbul akibat pemeliharaan aset PIHAK KESATU yangditempatkan di fasilitas PIHAK KEDUA menjadi beban PIHAK KESATU.
6
Pa raf
arr*n,......{............pERUM1ppNpr.....
+,
(5) Kalibrasi Fasilitas Meteorologi Penerbangan:
a. Untuk menjamin keakuratan dan ketelitian alat ukur meteorologi yangmerupakan aset PIHAK KEDUA (Anemometer dan Barometer), maka perludilakukan kalibrasiyang pelaksanaan kalibrasinya dilakukan oleh PIHAKKESATU. Pelaksanaan kalibrasi fasilitas tersebut dilakukan secara priodik danHasil Kalibrasi oleh PIHAK KESATU dimuat dalam suatu Sertifikat dan BeritaAcara;
b. Perawatan fasilitas aset PIHAK KEDUA menjadi tanggung jawab PIHAKKEDUA; dan
c. Seluruh biaya yang timbul akibat kegiatan perawatan dan kalibrasi peralatanaset PIHAK KEDUA menjadi beban PIHAK KEDUA.
(6) Pelatihan Personel terkait fasilitas baru.a. PIHAK KESATU ketika mengadakan peralatan baru yang ditempatkan di
dalam fasilitas PIHAK KEDUA maka PIHAK KESATU berkewajibanmengadakan pelatihan bersama dengan PIHAK KEDUA; dan
b. PIHAK KEDUA ketika mengadakan peralatan baru yang pengoperasianperalatan tersebut akan melibatkan personel PIHAK KESATU, maka PIHAKKEDUA berkewajiban mengadakan pelatihan bersama dengan PIHAK KESATU.
Pasal 12
Letter of 0perational Agreement antara Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan denganUnit Pelayanan Meteorologi Penerbangan
Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan bersama Unit Pelayanan MeteorologiPenerbangan membuat letter of operational agreement yang bersifat lokal/setempatuntuk mengatur lebih lanjut mekanisme koordinasi pelayanan meteorologipenerbangan pada masing-masing lokasi.
Pasal 13
Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi antara para Pimpinan Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan danpara Pimpinan Unit Pelayanan Meteorologi Penerbangan, beserta pihak lain yangterkait, dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun atau bilaterdapat keperluan mendesak yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan tujuanmeningkatkan pelayanan navigasi penerbangan yang diberikan kepada operatorpenerbangan.
7
Pa raf
\,r,*o... ...{- ......... pERuM ,-,0,nr,.... ... .$. :.. ...
Pasal 14
Pelatihan bagi Personel Navigasi Penerbangan
(1) Pelatihan bagi personel navigasi penerbangan dilaksanakan secara periodikdengan tujuan penyegaran terhadap pengetahuan dan informasi terkini tentangmeteorologi penerbangan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pelayanannavigasi penerbangan.
[2) Periode dan tanggal pelatihan disepakati oleh PARA PIHAK denganmempertimbangkan ketersediaan personel dan fasilitas yang dibutuhkan.
(3) PIHAK KESATU membantu pelaksanaan pemberian materi meteorologipenerbangan pada performance check personel navigasi penerbangan.
Pasal L5
Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan di Bandar Udara Yang DigunakanSecara Bersama Oleh Sipil dan Militer
Pelayanan informasi meteorologi penerbangan di bandar udara yang digunakansecara bersama oleh sipil dan militer dilakukan berdasarkan kerjasama antaraPIHAK Pertama dengan institusi yang bertanggungjawab di bidang keamanan negaradengan tetap memperhatikan standar pelayanan pemberian informasi meteorologipenerbangan sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB VIIPasal 16
BIAYA
Segala biaya yang timbul dari Perjanjian Kerja Sama ini menjadi beban PARA PIHAKsesuai Peraturan Perundang-Undangan.
BAB VIIIPasal 17
IANGKA WAKTU
(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 5 [ima) tahun terhitungsejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama ini.
(2) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diperpanjang dan diakhiri berdasarkankesepakatan PARA PIHAK.
(3) Untuk perpanjangan Perjanjian Kerja Sama ini, PARA PIHAK terlebih dahulumelakukan konsultasi atas rancangan Perjanjian Kerja Sama yang baru selambat-
8
Paraf
lambatnya 30 ftiga puluh) hari kalender sebelum berakhirnya Perjanjian KerjaSama ini.
(4J Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian KerjaSama ini sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir,maka PIHAK yang berkeinginan untuk mengakhiri wajib memberitahukanmaksud tersebut secara tertulis kepada PIHAK lainnya, selambat-lambatnya 30(tiga puluh) hari kalender sebelum keinginan diakhirinya Perjanjian Kerja Sama
ini.(5) Perjanjian Kerja Sama ini berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada
ketentuan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang tidakmemungkinkan berlangsungnya Perjanjian Kerja Sama ini.
BAB IX
Pasal L8
Force Majeure
(1) Yang dimaksud dengan force majeure dalam Perjanjian Kerja Sama ini adalahkeadaan tidak terduga yang terjadi di luar kekuasaan PARA PIHAK, termasukpada kebakaran, peran& pemogokan, sabotase, epidemi, huru-hara akibat politik,dan bencana alam, tetapi hanya dalam batas dimana keadaan tersebut secaralangsung dan substansial mempengaruhi kemampuan pihak yang terkena untukmelaksanakan kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama ini.
[2) Kegagalan PARA PIHAK melaksanakan kewajiban berdasarkan Perjanjian KerjaSama ini tidak dianggap sebagai kelalaian atau pelanggaran Perjanjian KerjaSama apabila kegagalan tersebut disebabkan olehforce majeure.
(3) Bila terjadi force majeure, maka pihak yang mengalami wajib memberitahukankepada pihak yang lainnya secara tertulis disertai dengan bukti-bul,<ti dankonfirmasi tertulis dari instansi yang berwenang dimana telah terjadi forcemajeure.
(4) Dalam waktu 14 fempat belas) hari kalender setelah menerima pengajuan forcemajeure sebagaimana tersebut pada ayat (3), maka pihak yang menerimapengajuan force majeure akan menentukan sikapnya mengenai hal tersebut.
9
Pa raf
Dr, *0........tf......,.... pE RU M ro o * r,.......'if
BAB X
Pasal 19
ADDENDUM/AMANDEMEN
[1) Hal-hal yang belum diatur dan/atau belum tercakup dalam Perjanjian Kerja Sama
ini, akan ditetapkan atas dasar persetujuan PARA PIHAK dalam bentukAddendum/Amandemen.
[2) Addendum/Amandemen sebagaimana tersebut pada ayat (1J merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.
BAB XI
Pasal 20
PENUTUP
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dual asli dengan materai cukupdan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatanganioleh PARA PIHAK.
10
Pa raf
PIHAK KESATU
,r00.... ...$...........pERUM,-ro*r,.......$ :..........
Lampiran Perjanjian Kerja Sama antara BMKG dengan Perum LPPNPINomor : KS.505l001,/SU/I/20tsNomor : PJJ.72.AL/09/LPPNPI/C1lZCLS|004
Tabel Informasi Meteorologi Penerbangan yang disampaikan kepada Unit PelayananNavigasi Penerbangan
t1_
Pa raf
Informasi Distributor FrekuensiInformasi
diberikan kepada
Sarana
Komunikasi
METAR danlocal routine
reports,beserta trend
fore cast apabila diperlukan
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Setiap 30
menit
TWR
APP
ACC
FIC
COM Centre
Aerodrome AIS Unit
FSS
AFIS
DirectSpeech;sLII/sLr[Telepon);AFTN/Telex;atauOthers(Faksimili, E-mail, SSB).
SPECI dan local special
reports,beserta trend
fore cast apabila dip erlukan
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Bila terjadi
perubahan
cuaca yang
signifikan
TWR
APP
ACC
FIC
COM Centre
Aerodrome AIS Unit
qr(BMKG........T.............pERUM LppNpl.........l
Informasi Distributor FrekuensiInformasi
diberikan kepada
Sarana
Komunikasi
FSS
AFIS
TAF Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Setiap 6 jam TWR
APP
ACC
FIC
COM Centre
Aerodrome AIS Unit
FSS
AFIS
Aerodrome warning s sesuai
dengan PKPS 174
padal74.195
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Bila
terdapat
potensi
perubahan
cuaca yang
signifikan
TWR
APP
COM Centre
Aerodrome AIS Unit
AFIS
Upper wind forecasf dan
temperature forecast
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Setiap 6 jam
fiika
diperlukan)
ACC
FIC
t2
Pa raf
,r*o.... ..$............pERUM LppNpt...... ?
t
Informasi Distributor FrekuensiInformasi
diberikan kepada
Sarana
Komunikasi
Aerodrome AIS Unit
FSS
Signiftcant en-route
weatherforecast
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Setiap 6 jam ACC
FIC
Aerodrome AIS Unit
FSS
SIGMET MWO
IMeteorological
Watch Office)
Bila
terdapat
potensi
perubahan
cuaca yang
signifikan
TWR
APP
ACC
FIC
COM Station
Aerodrome AIS Unit
AIRMET MWO
(Meteorological
Watch Office)
Bila
terdapat
potensi
perubahan
cuaca yang
signifikan
ACC
FIC
COM Station
Aerodrome AIS Unit
Wind shear warnings dan
alerts
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Bila
terdapat
potensi
perubahan
TWR
APP
13
Paraf
,,*o.... ...$-. ........ pERuM,-oo*0,........$...... ...
Informasi Distributor FrekuensiInformasi
diberikan kepada
Sarana
Komunikasi
cuaca yang
signifikanAerodrome AIS Unit
Tropical cyclone advisory Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Bila
terdapat
potensi
perubahan
cuaca yang
signifikan
ACC
FIC
Aerodrome AIS Unit
Volcanic ash advisory Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Bila
terdapat
potensi
perubahan
cuaca yang
signifikan
TWR
APP
ACC
FIC
COM Station
Aerodrome AIS Unit
Informasi tentang lepasnya
materi radioaktif
(accidental release of
radioactive materia[)
Unit Pelayanan
Meteorologi
Penerbangan
Bila
terdapat
laporan/info
rmasi
lepasnya
materi
radioalrtif
TWR
APP
ACC
FIC
COM Stotion
Aerodrome AIS Unit
Informasi tentang erupsi Unit Pelayanan Apabila TWR
1-4
Paraf
,r*o.......[............pERUM 1ppNpt........4
Informasi Distributor FrekuensiInformasi
diberikan kepada
Sarana
Komunikasi
vulkanik dan abu vulkanik
apabila SIGMET belum
diterbitkan
Meteorologi
Penerbangan
terjadi
letusan
gunung
berapi
APP
ACC
FIC
Aerodrome AIS Unit
15