peritonitis

Upload: keyfin-aliffah-rizal-kasdianto

Post on 13-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peritonitis

TRANSCRIPT

MAKALAH Peritonitis Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fundamental Patophysiology of Digestive System yang dibimbing Oleh Ns. Heri Kristanto, S. Kep, M. Kep Sp KMB

Disusun Oleh Kelompok 3Awalyn Putri N. C.125070218113012Diah Puspita Anggraeni125070218113052Keyfin Aliffah R K.125070218113044Umi Nur Afifah125070218113006Resti Riandani125070218113010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA2015KATAPENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan laporan mengenai Makalah tentang Peritonitis meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, faktor resiko, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan.Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan diskusi, khususnya kepada :1. Ibu/Bapak dosen pembimbing kami pada mata kuliah FUNDAMENTAL PATHOFISIOLOGY OF DIGESTIVE SYSTEM2. Orang tua dan teman-teman anggota kelompok.3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan tugas ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.Kediri, 24 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman sampul1Kata pengantar2Daftar isi3A. Pendahuluan41.1 Latar Belakang41.2 Rumusan Masalah41.3 Tujuan4B. Pembahasan51.1 Definisi51.2 Epidemiologi51.3 Etiologi 61.4 Faktor resiko 61.5 Patofisiologi 81.6 Manifestasi Klinis 91.7 Komplikasi 91.8 Pemeriksaan diagnostik101.10 Penatalaksanaan 11C. Penutup13 Kesimpulan13D. Daftar pustaka 14

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGKegawatan abdomen dapat digambarkan sebagai keadaan klinik akibat kegawatandi rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyerisebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada perforasi, perdarahan intra abdomen, infeksi, obstruksi danstrangulasi jalan cerna dapat menyebabkan perforasi yangmengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Peradangan peritoneum merupakan komplikasi berbahaya yangsering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen(misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal),ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, ataudari luka tembus abdomen.Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri(secara inokulasi kecil-kecilan); kontaminasi yang terus menerus,bakteri yang virulen, resistensi yang menurun, dan adanya bendaasing atau enzim pencerna aktif, merupakan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya peritonitis. Peritonitis selain disebabkan oleh kelainan di dalamabdomen yang berupa inflamasi dan penyulitnya, juga oleh ileusobstruktif, iskemia dan perdarahan. Sebagian kelainan disebabkanoleh cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkanperforasi saluran cerna atau perdarahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi dari Peritonitis?2. Bagaimana epidemiologi dari Peritonitis?3. Bagaimana etiologi dari Peritonitis?4. Bagaimana faktor resiko dari Peritonitis?5. Bagaimana patofisiologi dari Peritonitis?6. Bagaimana manifestasi klinis Peritonitis?7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic untuk Peritonitis?8. Bagaimana penatalaksanaan dari Peritonitis?

1.3 TUJUANTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang nyata tentang penyakit Peritonitis yang meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, faktor resiko, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan secara medis dengan menggunakan metode keperawatan sesuai prosedur.

BAB IIPEMBAHASAN

DEFINISIPeritonitis adalah suatu proses inflamasi membran serosa yang membatasi rongga abdomen dan organ-organ yang terdapat di dalamnya. (Arif Muttaqin et all, 2013). Sedangkan menurut pranitia kusuma (2012) peritonitis meruapakan peradangan yang di sebabkanoleh infeksi pada selaput organ perut (peritoneum). Peritoneum maruapakan adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa peritonitis merupakan suatu proses inflamasi atau peradangan yang di sebabkan oleh infeksi pada membran serosa yang membatasi rongga abdomen dan rongga peritoneum atau selaput organ perut.

EPIDEMIOLOGIEpidemiologi peritonitis dibagi berdasarkan klasifikasinya yaitu, peritonitis sekunder angka kejadiannya sebesar lebih dari 90% kasus, peritonitis primer angka kejadiannya lebih kecil dibanding peritonitis sekunder yaitu 5% dan peritonitis tersier angka kejadiannya paling sedikit sendiri yaitu sebesar 1%. 65% terjadi pada anak-anak yang mengalami dialisa peritoneum atau gagal ginjal stadium akhir terjadi karena bakteri masuk dari kontaminasi lumen atau perilumen katater.

ETIOLOGI Ada beberapa penyebab terjadinya peritonitis, antara lain: Septicemia Parasitism Faktor dari miscellaneous (neoplasia, akibat reaksi obat). Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia) Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan. Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk menyambungkan bagian usus. Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan peritonitis. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi. Yang sering menyebabkan peritonitis lainya adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu.

FAKTOR RESIKO Usia muda Pasien diabetes mellitus Hypoalbuminemia Immunosupression Pasien HIV

MANIFESTASI KLINIKTerdapat beberapa manifestasi klinis yang muncul pada pasien peritonitis yaitu: Nyeri abdomen menyebar dan sangat terasa. Nyeri cenderung menjadi konstan, terlokalisasi, lebih terasa di dekat sisi inflamasi dan biasanya diperberat oleh adanya gerakan. Area yang sakit pada abdomen menjadi sangat nyeri apabila ditekan. Otot menjadi kaku. Ileus paralitik. Mual dan muntah. Penurunan peristaltic. Suhu dan frekuensi nadi meningkat. Pernafasan dangkal. Peningkatan jumlah leukosit.KOMPLIKASI Sepsis, Menjadi penyebab umum dari kematian pada peritonitis. Syok, Dapat diakibatkan dari septikemia atau hipovolemia. Proses inflamasi dapat menyebabkan obstruksi usus, yang terutama berhubungan dengan terjadinya perlekatan usus. Komplikasi pasca operatif yang paling umum adalah terjadinya eviserasi luka dan pembentukan abses.

Streptokok. Strapilokok ekasternalCedera perforasi saluran cernaBenda asing, dialysis,,tumorPATOFISIOLOGI

Peradangan ginjal Peradangan saluran cerna Keluarnya enzim pancreas, asam lambung, asam empedu Porte de entre banda asing, bakteri Masuk ke ginjalMasuk saluran cerna Bakteri Bakteri

Masuk ke rongga peritoneum

PERITONITIS

Perangsangan pirogen di hipotalamus Merangsang nyeriMerangsang aktifitas parasimpatik Fase penyembuhan

Absorbsi menurunPelekatan fibrosaNyeri

Hipertermi

DiareObstruksi usus

Refluk makanan ke atas

Kekurangan volume cairan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Intake inadekuat Mual muntah anoreksia

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada pasien dengan peritonitis adalah :a. Darah. Diperoleh perubahan dari nilai normal, seperti : Leukositosis Hemoglobin mungkin rendah bila terjadi perdarahan Hematokrit meningkat Asidosis metabolik (dari hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien peritonitis didapatkan PH =7.31, PCO2= 40, BE= -4 ) b. Cairan peritoneal, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dan memeriksa kepekaannya terhadap berbagai antibiotika.Pemeriksaan Penunjang X-RayFoto polos abdomen dengan 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan : Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat perforasi Kadar cairan serta lengkung usus yang terdistensi illeus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis usus halus dan usus besar dilatasi CT Abdomen. Menunjukkan adanya pembentukan abses

PENATALAKSANAANTerdapat penatalaksanaan yang sering dilakukan yaitu: mengistirahatkan saluran cerna dengan memuasakan pasien pemberian antibiotik yang sesuai dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik atau intestinal penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena pembuangan fokus septik (apendiks) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin dengan mengalirkan nanah keluar dan tindakan-tindakan menghilangkan nyeri.

Prinsip umum dalam menangani infeksi intraabdominal ada 4, antara lain: (1) kontrol infeksi yang terjadi, (2) membersihkan bakteri dan racun, (3) memperbaiki fungsi organ(4) mengontrol proses inflamasi

Eksplorasi laparatomi segera perlu dilakukan pada pasien dengan akut peritonitis. Penatalaksanaan peritonis meliputi, antara lain:1. Pre OperasiResusitasi cairan, Oksigenasi, NGT& DC, Antibiotika, Pengendalian suhu tubuh2. Durante OperasiKontrol sumber infeksi, Pencucian rongga peritoneum, Debridement radikal, Irigasi kontinyu, Ettapen lavase/stage abdominal repair3. Pasca OperasiBalance cairan, Perhitungan nutrisi, Monitor vital Sign, Pemeriksaan laboratorium, Antibiotika

BAB IIIPENUTUPKESIMPULANPeritonitis merupakan suatu proses inflamasi atau peradangan yang di sebabkan oleh infeksi pada membran serosa yang membatasi rongga abdomen dan rongga peritoneum atau selaput organ perut. Pada peritonitis sekunder angka kejadiannya sebesar lebih dari 90% kasus, peritonitis primer angka kejadiannya lebih kecil dibanding peritonitis sekunder yaitu 5% dan peritonitis tersierangka kejadiannya paling sedikit sendiri yaitu sebesar 1%. Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri(secara inokulasi kecil-kecilan); kontaminasi yang terus menerus,bakteri yang virulen, resistensi yang menurun, dan adanya bendaasing atau enzim pencerna aktif, merupakan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya peritonitis. Peritonitis selain disebabkan oleh kelainan di dalamabdomen yang berupa inflamasi dan penyulitnya, juga oleh ileusobstruktif, iskemia dan perdarahan. Sebagian kelainan disebabkanoleh cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkanperforasi saluran cerna atau perdarahan. Sehingga diperlukan penanganan yang tepat agar komplikasi dari peritonitis yang mungkin terjadi dapat dicegah atau dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/ penatalaksanaan penyakit peritonitis (diakses 23 Mei 2015) Muttaqin Arif, Sari Kumala.2013.Gangguan gastrointestinal aplikasi asuhan keperawatan medical bedah.Jakarta. Salema Medika Smeitzer, C. Suzanne, Bare, G. Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed 8. Vol 2. Jakarta. EGC Pearce, C. Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Grace, A. Pierce, Borley, R. Neil. 2007. At A Glance Ilmu Bedah. Ed 3. Erlangga Medical Series Baughman, C. Diane, Hackley, C. JoAnn. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Dari Brunner & Suddarth. Jakarta. EGC Richard E. Behman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Ed 3. Jakarta. EGC