periode 2000-2010 vi - gpibtamansari.org · dalam ibadah hari minggu, selain tersedia tata ibadah...

27
108 SITUASI FISIK DAN NON FISIK PERIODE 2000-2010 alam rangka mewujudkan jemaat misioner, berbagai upaya baik fisik maupun non-fisik telah dilakukan GPIB Jemaat Tamansari Salatiga selama satu dekade (2000 - 2010). Dalam kurun waktu tersebut, GPIB Jemaat Tamansari Salatiga telah mengalami dua peristiwa penting,yaitu pendewasaan dan pelembagaan Pos Pelkes ATK menjadi GPIB Jemaat ATK (BAB V) dan pembangunan gedung pembinaan warga jemaat (PWJ) di Salatiga yang akan diuraikan pada bagian akhir dari bab ini. Sementara itu, tugas-tugas rutin terkait dengan Tri Dharma tetap dilaksanakan, baik di Salatiga maupun di ketiga Pos Pelkes yang berada di bawah Gereja Induk, yaitu Pos Pelkes Kalimangli, Kauman Kidul dan Kembangsari (Lihat Lampiran 11: Peta Wilayah GPIB Jemaat Tamansari Salatiga). A. SITUASI NON FISIK Dalam bagian perkembangan non fisik akan dibahas tentang Tri Dharma yang mencakup: 1. Persekutuan (Koinonia) Sekitar tahun 2000-2001 persekutuan berjalan dengan lancar. Ada dukungan serta keterlibatan berbagai pihak, karena semua unsur dalam jemaat, baik dari pihak Majelis Jemaat, BPK maupun warga jemaat diberdayakan. BPK berkembang dan aktif dalam ibadah serta ikut berpartisipasi dalam kepanitiaan saat dibutuhkan (Natal, Paskah). Para pemuda yang saat itu berstatus mahasiswa dari berbagai fakultas di UKSW dilibatkan dalam Pelayanan Anak (PA), Persekutuan Taruna (PT) serta pekerjaan administrasi gereja, antara lain pengarsipan yang pada waktu itu belum berjalan dengan baik. Mantan Majelis Jemaat yang potensial dilibatkan dalam pelayanan Firman di sektor dan Pos Pelkes. D BAB VI

Upload: vunhi

Post on 10-Jul-2019

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

108

SITUASI FISIK DAN NON FISIK

PERIODE 2000-2010

alam rangka mewujudkan jemaat misioner, berbagai

upaya baik fisik maupun non-fisik telah dilakukan GPIB

Jemaat Tamansari Salatiga selama satu dekade (2000 -

2010). Dalam kurun waktu tersebut, GPIB Jemaat Tamansari

Salatiga telah mengalami dua peristiwa penting,yaitu

pendewasaan dan pelembagaan Pos Pelkes ATK menjadi GPIB

Jemaat ATK (BAB V) dan pembangunan gedung pembinaan

warga jemaat (PWJ) di Salatiga yang akan diuraikan pada bagian

akhir dari bab ini. Sementara itu, tugas-tugas rutin terkait dengan

Tri Dharma tetap dilaksanakan, baik di Salatiga maupun di ketiga

Pos Pelkes yang berada di bawah Gereja Induk, yaitu Pos Pelkes

Kalimangli, Kauman Kidul dan Kembangsari (Lihat Lampiran 11:

Peta Wilayah GPIB Jemaat Tamansari Salatiga).

A. SITUASI NON FISIK

Dalam bagian perkembangan non fisik akan dibahas

tentang Tri Dharma yang mencakup:

1. Persekutuan (Koinonia)

Sekitar tahun 2000-2001 persekutuan berjalan

dengan lancar. Ada dukungan serta keterlibatan berbagai

pihak, karena semua unsur dalam jemaat, baik dari pihak

Majelis Jemaat, BPK maupun warga jemaat diberdayakan.

BPK berkembang dan aktif dalam ibadah serta ikut

berpartisipasi dalam kepanitiaan saat dibutuhkan (Natal,

Paskah).

Para pemuda yang saat itu berstatus mahasiswa dari

berbagai fakultas di UKSW dilibatkan dalam Pelayanan Anak

(PA), Persekutuan Taruna (PT) serta pekerjaan administrasi

gereja, antara lain pengarsipan yang pada waktu itu belum

berjalan dengan baik. Mantan Majelis Jemaat yang potensial

dilibatkan dalam pelayanan Firman di sektor dan Pos Pelkes.

D

BAB

VI

Page 2: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

109

Dapat dikatakan bahwa pada awal periode ini ada usaha dari

pimpinan jemaat untuk memfungsikan potensi warga jemaat

dalam berbagai persekutuan. Sayangnya, pada saat itu belum

ada pedoman/kerangka umum tentang jemaat misioner yang

dapat diterapkan dalam penyusunan program kerja gereja,

meskipun konsep tentang jemaat misioner secara rinci telah

dijelaskan ketua Sinode GPIB dalam sidang Sinode GPIB di

Bandungan pada tahun 1970. Adapun dharma persekutuan

diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan gerejawi berikut

ini:

a. Ibadah

Ibadah hari Minggu di Salatiga yang semula

diadakan pukul 07.00, 09.00 dan 17.00 WIB sejak bulan

Pebruari 2004 diubah menjadi pukul 06.00, 08.00 dan

17.00 WIB. Di Pos Pelkes ibadah hari Minggu hanya sekali

pada jam-jam berikut: di Kembangsari pukul 08.00 WIB,

Kalimangli pukul 07.00 WIB dan Kauman Kidul pukul

07.30 WIB. Pada minggu ke-2 dan ke-4 setiap bulan, Pos

Pelkes Kauman Kidul bergabung dengan GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga. Pelayan Firman, baik di Salatiga

maupun di Pos Pelkes diatur oleh PHMJ GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga.

Mayoritas warga jemaat yang mengikuti

kebaktian Minggu sore di Salatiga adalah para pemuda,

terutama mahasiswa. Guna memenuhi kebutuhan mereka

dalam bidang iman dan persekutuan, mulai tahun 2000

pada hari Minggu terakhir setiap bulan pukul 17.00 WIB

diadakan ibadah eksperensial yang dirancang secara

khusus oleh tim ibadah eksperensial. Ibadah ini merupa-

kan suatu bentuk pertemuan antara Tuhan dengan umat-

Nya yang diungkapkan secara lebih “hidup” sesuai

dengan kebutuhan jemaat, khususnya para pemuda.

Walaupun ada variasi dalam liturgi yang dirancang dan

ditata secara khusus supaya lebih menarik bagi kaum

muda, penyelenggaraan ibadah tetap berdasarkan empat

rumpun tata ibadah GPIB, yaitu:

Page 3: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

110

1) menghadap Tuhan

2) pelayanan Firman

3) persembahan syukur

4) pengutusan.

Ada berbagai bentuk ibadah eksperensial yang

dilaksanakan di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga

berdasarkan program kerja tahun pelayanan 2002- 2003

(Engel J.D, 2007: 55), yaitu:

1) Ibadah yang dibawakan dalam bentuk refleksi

atau peragaan untuk mempermudah pemahaman

Alkitab melalui peristiwa sehari-hari.

2) Ibadah hari Minggu dalam bahasa Inggris.

3) Ibadah oratorium, yaitu bentuk ibadah untuk

mencoba memahami Firman Tuhan melalui puisi

dan lagu.

4) Ibadah “kasih sayang” yang disampaikan dalam

bentuk dialog antara pelayan Firman dan warga

jemaat tentang Firman yang diberitakan. Bentuk

ibadah ini pernah diadakan berkaitan dengan hari

Valentine. Khotbahnya dialogis dan tanda kasih

sayang diwujudkan dengan saling memberikan

permen coklat.

Ibadah eksperensial ini semula diadakan sebulan

sekali, kemudian menjadi dua bulan sekali dan pada

tanggal 21 April 2009 dalam rapat PHMJ diputuskan

bahwa ibadah eksperensial menjadi program BPK-GP

serta diadakan tiga bulan sekali.

Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata

ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada

juga kantoria yang terdiri dari taruna dan pemuda yang

memandu puji-pujian diiringi permainan organ. Selain itu,

dibagikan warta jemaat yang berisi pengumuman penting

terkait dengan kegiatan gerejawi, laporan keuangan serta

jumlah warga jemaat yang hadir pada ibadah hari Minggu

sebelumnya.

Page 4: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

111

Mulai tahun 2009 dua minggu sekali anggota

Majelis Jemaat secara bergantian memimpin kebaktian

hari Minggu di rumah para lansia yang tidak bisa ke

gereja.

Disamping ibadah hari Minggu, pada setiap Rabu

sore dua minggu sekali diadakan kebaktian sektor di

Salatiga (minggu ke-1 dan ke-3) dan di Pos Pelkes

(minggu ke-2 dan ke-4). Di Salatiga ada 5 sektor/sektor

pelayanan (Sekpel), yaitu Ngaglik, Kembangsari,

Kutowinangun, Karanganayar, Jetis dan Cungkup. Dalam

kebaktian sektor yang diadakan di rumah warga, Firman

yang disampaikan oleh pendeta atau Majelis Jemaat

diambil dari bacaan dalam Sabda Guna Krida untuk hari

itu. Pelayanan Firman dilanjutkan dengan diskusi tentang

beberapa pokok yang berkaitan dengan perikop dan tema

bacaan. Agar yang hadir dalam kebaktian sektor

terdorong untuk lebih banyak mempelajari Firman Tuhan

serta berpartisipasi secara aktif, dalam warta jemaat hari

Minggu sebelum kebaktian sektor dicantumkan perikop

bacaan, tema serta pertanyaan–pertanyaan diskusi.

Sayangnya, hanya antara 15 sampai 20 persen dari

jumlah anggota setiap sektor/Pos Pelkes yang ikut

mengambil bagian dalam kebaktian tersebut.

Page 5: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

112

TABEL 15

Jumlah Warga Jemaat GPIB Jemaat Tamansari Salatiga Januari

2001 (*)

SEKTOR/POS PELKES JUMLAH KK JUMLAH PELAJAR/ MAHASISWA

JUMLAH JIWA

Jetis 60 150 390

Kutowinangun 52 - 154

Karanganyar 35 1 141

Cungkup 55 100 320

Ngaglik/Kembangsari 15 - 50

Ambarawa 50 - (**) 150

Tambakrejo 75 - (**) 250

Kebondowo 62 - (**) 200

Kalimangli 12 - (**) 45

T o t a l 416 251 1700

Keterangan:

(*): Sumber: Proposal Pembangunan Gedung PWJ GPIB

Jemaat Tamansari Salatiga, 23 Januari 2001: 2-3

(**): Tidak ada data

Selain itu juga diadakan kebaktian BPK sebagai

berikut:

1). BPK Pelayanan Anak (PA), BPK Persekutuan

Taruna (PT) dan BPK Gerakan Pemuda (GP). PA

dan PT di Salatiga dan Pos Pelkes umumnya

mengadakan kebaktian pada hari Minggu pagi

pukul 08.00/09.00 WIB, kecuali di Pos Pelkes

Kembangsarii kebaktian anak diadakan 2 kali

pada hari Minggu, yaitu pada pagi hari di

Kembangsari dan sore hari di Ngaglik serta

kebaktian taruna diadakan pada hari Sabtu sore

pukul 17.00 WIB. Kebaktian PA dan PT dipimpin

pelayan yang ditentukan oleh GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga.

Persiapan pelayanan PA dan PT dipimpin oleh

pendeta dan anggota Majelis Jemaat secara

bergantian pada awal periode ini. Kemudian

dipimpin oleh pelayan PA dan PT yang kadang-

kadang didampingi Ketua III atau pendeta

Page 6: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

113

jemaat pada setiap hari Sabtu pukul 10.00 pagi.

Pada tahun 2005, karena mengalami perkem-

bangan, Sekolah Minggu dibagi menjadi 3 kelas

berdasarkan usia, yaitu: kelas indri (dibawah usia

3 tahun), kelas anak (usia 4-5 tahun) dan kelas

tanggung (usia anak SD). Di Salatiga dan Pos

Pelkes Kembangsari ada 3 kelas, sedangkan di

Pos Pelkes Kalimangli ada 2 kelas, yaitu kelas

indri dan kelas anak. Di Pos Pelkes Kauman Kidul,

sejak tahun 2009 pelayanan Sekolah Minggu

tidak lancar dan kemudian ditiadakan, karena

anak-anak jemaat usia Sekolah Minggu tidak ada

lagi. Sekolah Minggu di Salatiga sebagian besar

dilayani oleh beberapa mahasiswa Fakultas

Teologia UKSW yang menjadi warga GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga, sedangkan di Pos Pelkes

Kembangsari, Kauman Kidul dan Kalimangli,

mahasiswa Fakultas Teologia yang melayani juga

dibantu mahasiswa STTII Yogyakarta yang

berpraktek lapangan di masing-masing Pos

Pelkes tersebut. Kendala yang dihadapi dalam

pelayanan ini adalah pada masa liburan ada

kekurangan pelayan PA karena para mahasiswa

yang melayani pergi berlibur.

Selain kebaktian, BPK - PA mengikuti program

Mupel yaitu bible camp di Pakem Jogja dari

tanggal 18 sampai 19 September 2010. BPK - PT

mengadakan ibadah padang pada tanggal 14

Nopember 2010 Kegiatan BPK - GP di Salatiga

dan di Pos Pelkes diadakan setiap hari Sabtu

sore. Pada awal tahun 2000, dalam pertemuan-

pertemuan BPK - GP di Salatiga, selain kebaktian

juga diadakan latihan paduan suara, diskusi

tentang isu - isu aktual dengan mengundang

narasumber dari UKSW. Pada tanggal 20

Page 7: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

114

Nopember 2010, 2 pemuda sebagai perwakilan

GP mengikuti sarasehan tentang “Kepemimpinan

dalam Dinamika Sosial Politik Kota Salatiga “

yang diadakan oleh GKJ Ringinawe Salatiga.

Kebaktian pemuda di Pos Pelkes Kalimangli

diadakan bersama pemuda GKJ Nalen. Pada

tahun 2006, GP Pos Pelkes Kalimangli

mengadakan kebaktian bersama dengan GP

Salatiga tiga bulan sekali.

2). BPK Persatuan Wanita (PW) dan BPK Perse-

kutuan Kaum Bapak (PKB). BPK - PW di Salatiga

mengadakan kebaktian di rumah anggota atau di

gereja secara bergantian pada setiap Senin sore

dan salah satunya sebulan sekali digunakan

untuk mengikuti kebaktian Persatuan Wanita

Kristen Indonesia (PWKI) bersama ibu-ibu dari

gereja lain di Salatiga. Kadangkala sebagai

pengganti ibadah rutin diadakan ibadah karya

yang memberi kesempatan kepada para ibu

untuk saling berbagi pengalaman, belajar

ketrampilan tertentu, seperti masak-memasak,

merangkai bunga atau mengikuti ceramah

tentang topik-topik yang menarik dan relevan.

Selain itu, PW GPIB Jemaat Tamansari aktif

berlatih paduan suara dan dua kali (tahun 2000

dan 2005) berhasil mewakili Mupel Jateng – DIY

mengikuti pesparawi (pesta paduan suara

gerejawi.) yang diadakan Dewan Wanita GPIB di

Jakarta.

Kegiatan bersama dengan PW Pos Pelkes

berjalan dengan baik. Selain perkunjungan dan

penyelenggaraan kebaktian bersama di tiap Pos

Pelkes tiga bulan sekali yang diatur secara

bergilir, juga diadakan kebaktian gabungan yang

dihadiri anggota PW Salatiga dan Pos Pelkes

Page 8: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

115

pada peringatan hari ulang tahun PW dan ibadah

padang. Di Pos Pelkes Kalimangli kebaktian BPK -

PW sejak tahun 2006 diadakan di gereja 2 kali

sebulan. Kemudian diadakan setiap minggu

dipimpin anggota Majelis Jemaat setempat pada

pukul 09.00 pagi setelah ibadah hari Minggu.

BPK-PW di Pos Pelkes Kembangsari yang

terbentuk pada tahun 1994, selain mengadakan

kebaktian setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB dua

minggu sekali yang dilayani presbiter yang

ditentukan oleh Salatiga juga melaksanakan

latihan paduan suara.

Antara tahun 2005 - 2007 kegiatan BPK - PW di

Salatiga agak terganggu. Beberapa anggota

pengurus PW mengundurkan diri dari pengurus

harian, karena timbul perbedaan pendapat

mengenai penanganan kegiatan PW antara

pendeta dan pengurus PW. Namun kemudian,

kegiatan dapat diaktifkan kembali dengan

pengangkatan pengurus baru pada bulan

Februari 2008. Pada tanggal 24 dan 25

September 2010 perwakilan pengurus BPK-PW

mengikuti pembinaan pengurus PW (program

Mupel Jawa Tengah – Yogyakarta) yang

diadakan di Kaliurang.

Yang masih belum berjalan sesuai harapan

adalah kebaktian BPK PKB yang telah berdiri di

Salatiga sejak tanggal 11 Juli 1990. Kebaktian

PKB yang dilaksanakan tidak berjalan lancar,

karena terkadang hanya sekitar 3-5 bapak yang

hadir. Walaupun demikian, pada awal periode ini

PKB pernah dipercayai mengkoordinir penyeleng-

garaan ibadah dan perayaan Paskah jemaat.

Pada bulan Juli 2008, kegiatan PKB yang terhenti

Page 9: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

116

digiatkan kembali dengan mengadakan kebaktian

pada hari Kamis sore minggu ke-2 dan ke-4.

Sementara itu Mupel Jawa Tengah – Yogyakarta

mengadakan pembinaan BPK – PKB di Ban-

dungan dari 28 sampai 29 Agustus 2009. Namun

demikian, pada pertengahan tahun 2009 peserta

kebaktian PKB makin berkurang dan akhirnya

macet lagi sampai saat penulisan buku ini.

Kemungkinan karena bapak-bapak pada umum-

nya masih aktif bekerja sampai sore hari,

sehingga tidak dapat menghadiri kebaktian PKB.

Sebaliknya BPK - PKB di Pos Pelkes Kembangsari

yang baru terbentuk tahun 2007 lebih ber-

kembang. Kebaktian yang diadakan dua minggu

sekali pada hari Sabtu pukul 17.00 WIB dihadiri

kurang lebih 12 orang.

Selain itu diadakan juga kebaktian hari raya

Kristen, kebaktian pengucapan syukur dan

kebaktan lanjut usia (lansia) sebelum kaum

lansia ditetapkan sebagai BPK. Kebaktian lansia

yang dikoordinir lansia Salatiga juga diikuti oleh

kaum lansia dari Pos Pelkes. Disamping itu juga

diadakan ibadah padang setahun sekali serta

latihan paduan suara secara rutin untuk mengisi

ibadah hari Minggu.

Disamping kegiatan-kegiatan tersebut di atas,

guna meningkatkan iman warga jemaat, keluarga

didorong untuk melakukan kebaktian rumah

tangga pada pagi dan malam hari dengan

menggunakan Sabda Bina Umat sebagai

pedoman. Dengan demikian, setiap warga

jemaat dibimbing untuk mendalami Firman

Tuhan serta memperkuat persekutuan dalam

keluarga. Sabda Bina Umat (SBU) selain dijual

Page 10: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

117

juga diberikan cuma-cuma kepada warga jemaat

Pos Pelkes yang membutuhkan sebagai subsidi

silang lewat bantuan donatur.

Ibadah perayaan Natal dan Paskah yang

diadakan setiap tahun, penyelengaraannya diatur

secara bergantian, yaitu di pusat (Salatiga) atau

di Pos Pelkes/sektor masing-masing. Bila

dipusatkan di Salatiga, maka biasanya dibentuk

sebuah panitia yang menangani dan melibatkan

warga GPIB Jemaat Tamansari, baik dari Salatiga

maupun dari Pos Pelkes.

Sebaliknya bila tidak dipusatkan, maka ditangani

oleh setiap Pos Pelkes (kecuali Pos Pelkes

Kauman Kidul bergabung dengan sektor

Cungkup) atau sektor serta dirayakan di tempat

masing-masing. Namun dalam kenyataannya,

meskipun penyelenggaraan Natal sudah diatur

secara bergantian, Pos Pelkes tetap merayakan

Natal setiap tahun bersama warga masyarakat

Kristen maupun non-Kristen yang berada di

lingkungan mereka sebagai bentuk kegiatan

pelayanan dan kesaksian.

Kegiatan–kegiatan berikut juga dilakukan guna

meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah

tersebut di atas:

1) Penyegaran iman oleh Ketua Sinode GPIB

pada tahun 2000.

2) Guna menampung aspirasi dan mem-

berikan kesempatan kepada pemuda un-

tuk menunjukkan kreatifitas, pada tahun

2000 dibentuk tim pembina yang

memikirkan dan merancang ibadah eks-

perensial. Ibadah eksperensial ini dia-

dakan berdasarkan ketetapan-ketetapan

Page 11: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

118

Persidangan Sinode GPIB XIV,1986.

Dalam naskah Tata Ibadah GPIB tertulis

bahwa ibadah eksperensial adalah

pengolahan wadah dan kebaktian jemaat

dalam bentuk pengungkapan pengha-

yatan dan respons yang lebih hidup

(Engel J.D, 2007: 54). Manfaat ibadah

eksperensial bagi para pemuda/jemaat

yang hadir (Engel J.D, 2007: 55-57)

antara lain:

a) Menjawab kebutuhan kerohanian

para pemuda/jemaat. Dalam hal

ini kebutuhan akan bentuk

ibadah yang diselenggarakan,

yaitu tidak kaku, menarik dan

bersemangat.

b) Membina iman pemuda/jemaat

menjadi pemuda/jemaat misioner

yang bersaksi dengan benar di

tengah dunia dan masyarakat.

c) Mempersatukan pemuda/jemaat

dari berbagai latar belakang yang

berbeda dalam persekutuan

sebagai Tubuh Kristus.

d) Partisipasi pemuda sebagai jema-

at dalam ibadah eksperensial

lebih tampak dibandingkan da-

lam ibadah Minggu lainnya.

Kemudian kebaktian eksperensial

ini dikembangkan menjadi kebak-

tian pemuda dan berada di

bawah tanggung-jawab Ketua II

dan Ketua III Majelis Jemaat.

3) Pembentukan komisi musik gereja

(muger) yang menangani kegiatan–

Page 12: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

119

kegiatan kantoria dan organis. Dari

tanggal 22-24 Agustus 2004 diadakan

pembinaan dan pelatihan untuk anggota

komisi muger oleh Godlief Soumokil dan

Utami Kartika dari Jakarta. Pada tahun

2009 komisi muger mengusulkan agar

kantoria tidak hanya terdiri dari para

mahasiswa saja tetapi juga melibatkan

anggota BPK atau jemaat namun

pelaksanaannya tidak berlansung lama.

4) Selama bulan Mei 2002, sertiap Sabtu

sore pada saat mengadakan persiapan

untuk pelayanan ibadah Minggu, para

anggota Majelis Jemaat mendalami

beberapa pokok dalam rangka peningkat-

an kualitas pelayanan. Pokok–pokok yang

didalami antara lain menggali dan

menelaah isi Alkitab, cara berkhotbah

dan tata ibadah. Pada tanggal 23 dan 30

Juni 2009 diadakan lagi pembinaan

tentang cara berkhotbah kepada Majelis

Jemaat.

5) Dilaksanakan pembinaan (kursus/pelatih-

an) bagi pengajar Pelayanan Anak dan

Persekutuan Taruna. Pada tahun 2001

dibentuk tim pembina untuk memikirkan

dan merancang pendidikan/pelayanan di

kedua BPK tersebut.

6) Disamping pembentukan tim pembina,

juga ditetapkan pendeta pendamping

dengan tujuan membantu menyelesai-

kan masalah kerohanian yang mungkin

dihadapi BPK-BPK tersebut.

7) Ada kerja sama antar gereja dan dengan

lembaga Kristen lain. Hubungan kerja

sama antar gereja selain terjalin dengan

Page 13: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

120

sesama GPIB juga dengan gereja-gereja

lain. Pada awal periode ini, Majelis

Sinode GPIB mempercayakan kepada

pendeta jemaat GPIB Jemaat Tamansari

Salatiga tugas untuk membina dan

mempersiapkan seorang vikaris GPIB

selama setahun. Selain itu ada kerja

sama dengan GPIB Mupel Jawa Tengah

Yogyakarta melalui pertukaran mimbar

untuk melayani ibadah hari Minggu.

Pada tanggal 2 Januari 2008 diadakan kerja sama

antara Gereja Protestan Maluku (GPM), Sinode

GPIB dan GPIB Jemaat Tamansari Salatiga untuk

vikariat 2 dosen Teologia dari GPM. Dengan

gereja-gereja lain kerja sama dilakukan melalui

Badan Kerja Sama Gereja-gereja Salatiga (BKGS),

misalnya dengan menyelenggarakan Natal,

Paskah dan peringatan HUT RI bersama, Pada

tahun 2000, Pdt Hendrika Karinda - Wattimena

dipercaya menjadi ketua panitia Paskah BKGS

yang dilaksanakan di gedung gereja GKI Salatiga,

dimeriahkan dengan paduan suara bersama

menyanyikan lagu “Great Halleluya”.

GPIB Jemaat Tamansari Salatiga juga

mengadakan hubungan dengan lembaga-lemba-

ga Kristen, antara lain:

(1) Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW) Salatiga

(a) Beberapa pendeta yang melanjutkan

studi di program Magister Sosiologi

Agama dan Masyarakat UKSW dan

dosen fakultas Teologia UKSW

membantu pelayanan Firman dalam

ibadah. Bahkan ada paduan suara

keluarga - keluarga pendeta dipimpin

Page 14: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

121

Pdt. John Titaley yang mengisi

kebaktian Minggu.

(b) Praktek pendidikan lapangan (PPL) I-

IV yang dilakukan mahasiswa Fa-

kultas Teologia UKSW di GPIB

Jemaat Tamansari Salatiga sejak

tahun 2004. Sambil berpraktek la-

pangan para mahasiswa membantu:

(i) mengajar Sekolah Minggu (BPK -

PA) dan remaja (BPK - PT),

(ii) menjadi pendamping dan/atau

pemimpin dalam pelayanan pen-

dalaman Alkitab (PA) dan

pelayanan kategorial,

(iii) ikut dalam pelayanan perkun-

jungan pastoral, diakonia, kateki-

sasi dan dalam kegiatan adminis-

trasi serta manajemen gereja.

(c) Fakultas Ekonomi UKSW melalui

kegiatan kuliah kerja nyata (KKN)

mahasiswa membantu gereja menata

administrasi dan keuangan.

(2) Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia

(STTII) Yogyakarta

Kerja sama dengan STTII Yogyakarta

telah dimulai sejak tahun 1987 pada masa

pelayanan Pdt A. Ihalauw. Para mahasiswa

STTII melakukan pelayanan dan pengem-

bangan baik di wilayah-wilayah yang baru

dibuka maupun di Pos Pelkes yang sudah

ada. Sejak tahun pertama sampai dengan

tahun keempat (terakhir) setiap Jumat sore

sampai Senin pagi para mahasiswa yang

mengikuti praktek lapangan berada di jemaat

Page 15: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

122

Pos Pelkes Kembangsari, Kauman Kidul dan

Kalimangli. Kegiatan yang dilakukan, antara

lain, mengobservasi jemaat, membantu

pertumbuhan jemaat dengan mengajar

Sekolah Minggu, mengadakan pendekatan

dan menjalin hubungan yang akrab terutama

dengan keluarga dari anak-anak Sekolah

Minggu

(3) Seorang mahasiswa Sekolah Timggi

Teologia Jakarta mengikuti praktek

Pastoral 2 selama 2 bulan.

b. Katekisasi

Pada dasarnya yang bertanggung jawab penuh

atas pelaksanaan katekisasi di GPIB jemaat Tamansari

Salatiga adalah pendeta jemaat, namun pada saat

pendeta berhalangan atau GPIB Jemaat Tamansari

Salatiga tidak memiliki pendeta tetap, tugas ini dapat

dialihkan kepada pendeta atau presbiter lain yang

ditunjuk.

Sebelum periode ini, katekisasi di Salatiga

ditangani oleh pendeta jemaat, sedangkan di Pos Pelkes

ATK oleh Pdt Piet Pattinasarany yang pada tanggal 14

September 2000 mengalami kecelakaan lalu lintas dalam

perjalanan ke Pos Pelkes Ambarawa untuk mengajar

katekisasi.

Dalam perjalanan waktu, katekisasi makin

berkembang, sehingga perlu dilakukan pembinaan

pengajar, terutama untuk Pos Pelkes ATK, karena

perserta katekisasinya bertambah dan membutuhkan

lebih banyak pengajar. Di samping itu apabila pengajar di

Pos Pelkes ATK adalah warga jemaat setempat akan

merupakan latihan yang baik baginya dalam rangka

menyongsong pendewasaan dan pelembagaan ATK.

Maka pada tahun 2002 dilakukan pembinaan pengajar

Page 16: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

123

katekisasi yang berasal dari warga jemaat Pos Pelkes

ATK.

Setelah pembinaan pengajar terlaksana,

katekisasi di Pos Pelkes ATK dilayani oleh pengajar dari

jemaat setempat, sementara di Salatiga dan di ketiga Pos

Pelkes yang lain ditangani oleh pendeta jemaat atau

pengajar lain. Selain itu, pada tanggal 18-19 Juni 2010

diadakan pembinaan sertifikasi katekisasi bagi non-

pendeta di GPIB Efata Semarang dan GPIB Jemaat

Tamansari mengutus 4 orang.

Katekisasi dipusatkan di gedung gereja GPIB

Jemaat Tamansari di Salatiga dan diadakan setiap hari

Minggu dari pukul 10.00 sampai 12.00 WIB selama 10

bulan, diakhiri dengan retreat keluar kota Salatiga

(Bandungan atau Kopeng) sebelum para katekumen

(peserta katekisasi) mengikuti peneguhan sidi.

c. Perkunjungan

Melalui perkunjungan terjadwal oleh para

presbiter kepada warga jemaat termasuk mahasiswa di

pemondokan yang berada di wilayah pelayanan mereka,

baik di sektor maupun di Pos Pelkes, diharapkan

hubungan dengan warga jemaat dapat lebih dipererat.

Selain itu, mungkin ada masalah pribadi atau keluarga

yang dihadapi warga jemaat yang bisa dicari

penyelesaiannya. Pada awal tahun 2000 perkunjungan

kepada peserta Sekolah Minggu juga dilakukan oleh

pengajar PA didampingi anggota Majelis Jemaat sektor.

Di Pos Pelkes Kembangsari, ketika jumlah Majelis

Jemaat masih sangat terbatas, perkunjungan rutin

kepada warga jemaat banyak dilakukan oleh mahasiswa

STTII Yogyakarta yang mengikuti praktek lapangan.

Dalam perkunjungan, mereka berusaha melakukan

pelayanan pastoral kepada anak-anak, kaum remaja,

pemuda bahkan keluarga - keluarga mereka. Sedangkan

perkunjungan yang dilakukan Majelis Jemaat dan pendeta

Page 17: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

124

lebih bersifat insidentil tergantung kebutuhan warga

jemaat, misalnya karena sakit, ada permasalahan atau

lama tidak hadir dalam persekutuan. Dalam

perkunjungan, peran pendeta sangat efektif untuk

meningkatkan pelayanan pastoral bagi warga jemaat.

Mulai tahun 2008, perkunjungan ke warga

jemaat sektor dan Pos Pelkes dilakukan secara bergantian

pada setiap Kamis sore. Perkunjungan dilakukan pendeta

jemaat bersama anggota Majelis sektor/ Pos Pelkes yang

dikunjungi.

2. Pelayanan (Diakonia)

Dalam periode ini antara lain dilakukan pelayanan

kesehatan (pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, diakonia

untuk orang sakit, diakonia kematian). pemberian beasiswa

serta bantuan lain bagi yang membutuhkan.

a. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan kepada jemaat Pos Pelkes,

khususnya di Tambakrejo dan Kebondowo, sudah

diadakan oleh komisi PI sejak terbentuknya jemaat di

kedua Pos Pelkes tersebut. Pada bulan Juni (bulan

Pelkes) tahun 2001 dilakukan pelayanan kesehatan di

Tambakrejo dan Kebondowo dalam bentuk kerja sama

dengan Puskesmas setempat. Selain itu dilakukan

pelayanan kesehatan di Pos Pelkes yang lain 3 bulan

sekali.

Pada tahun 2003 dibentuklah komisi Pelkes untuk

melaksanakan kegiatan pelayanan dan kesaksian yang

merupakan tugas jemaat sepanjang masa sebagai jemaat

misioner. Daya dan dana yang ada harus disalurkan

kepada mereka yang membutuhkan. Inilah makna

”memberi” menurut Alkitab dan prinsip dari pelayanan

dan kesaksian gereja, karena ada tertulis ”Adalah lebih

berbahagia memberi dari pada menerima”(Kisah Para

Rasul 20: 35)

Page 18: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

125

Selain itu, komisi ini juga melakukan kegiatan

pelayanan dan penyuluhan kesehatan cuma-cuma (hanya

penggantian ongkos alat lab untuk pemeriksaan darah) di

Salatiga dan di Pos Pelkes. Di Salatiga pelayanan

kesehatan semula disebut Klinik Minggu, karena diadakan

di samping gedung gereja pada hari Minggu ke-2 dan ke-

4 sesudah kebaktian pukul 08.00 WIB. Kemudian sebutan

Klinik Minggu diubah menjadi Pelayanan Bhakti Sosial

Kesehatan dan pada awal tahun 2007 dibangun ruangan

khusus di samping gedung gereja untuk pelayanan

kesehatan tersebut.

Pelayanan kesehatan di Pos Pelkes oleh komisi

Pelkes dijadwalkan pada minggu ketiga setiap bulan,

namun bisa diubah tergantung permintaan Pos Pelkes. Di

Pos Pelkes Kembangsari biasanya diadakan di desa

Regunung dan Karangduren. Ketika diadakan di

Regunung pada bulan Pebruari 2010 ada kurang lebih

150 warga desa yang hadir. Pelayanan kesehatan di

Kalimangli diadakan bagi warga dusun Karanganyar dan

Kalimangli secara bergantian. Sedangkan di Kauman Kidul

diadakan di dusun Nogosaren, meskipun di dusun itu

hanya ada 1 KK warga GPIB Jemaat Tamansari. Semula

kegiatan ini dilakukan di Pos Pelkes Kauman Kidul, tetapi

karena di tempat ini sudah ada Puskesmas, maka

pelayanan kesehatan di Pos Pelkes ini dihentikan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi

pemeriksaan umum, pemeriksaan laboratorium (tekanan

darah, kolesterol, asam urat, dan gula darah), pemberian

obat-obatan dan pernah diadakan khitanan. Pelayanan ini

ditujukan kepada warga jemaat, tetapi juga terbuka

untuk masyarakat umum. Bahkan dapat dikatakan bahwa

pelayanan di dusun/desa tersebut di atas lebih banyak

dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang membutuh-

kan pemeriksaan dan /atau pengobatan.

Dalam kenyataannya, di Salatiga 90 persen yang

dilayani adalah warga jemaat, sedangkan di Pos Pelkes

Page 19: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

126

90 persen adalah anggota masyarakat setempat. Yang

perlu dicatat adalah bahwa pengumuman pelaksanaan

pelayanan kesehatan di Pos Pelkes juga disiarkan melalui

pengeras suara mesjid setempat. Hal ini menunjukkan

adanya kerjasama yang harmonis antar umat beragama

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Komisi ini juga melakukan diakonia untuk orang

sakit, yaitu dengan memberikan bantuan biaya operasi

warga jemaat yang membutuhkan, mengunjungi dan

memberikan sekedar ’tali asih’ kepada warga jemaat yang

sakit di rumah atau di rumah sakit.

Dari tanggal 23 – 26 Oktober 2003, dua pemuda

GPIB Jemaat Tamansari ikut mengambil bagian dalam

”Aksi Bakti Sosial Pemuda” (ABSP), program Mupel

Jateng - DIY yang dilaksanakan di Pelkes GPIB Penabur

Solo di desa Sambi, Boyolali. Kegiatan difokuskan pada

pengecoran jalan dan penyelesaian pembangunan TK

(milik GPIB) dan pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi

warga setempat. Dalam pelaksanaan kegiatan ini peserta

ABSP pun dibantu oleh warga desa Sambi. Selain itu

peserta ABSP juga dilengkapi dengan materi pembinaan

dari Dewan Pemuda tentang ” Memahami Potensi Diri”

dan”Pengembangan Kreativitas”.

Kemudian pada tahun 2010 pelayanan kesehatan

yang merupakan program Mupel Jateng-DIY dilakukan

lagi di desa Sambi, kabupaten Boyolali dan Kenanga

wilayah pelayanan GPIB Sion Banyumanik dan dalam

kesempatan ini komisi Pelkes GPIB Jemaat Tamansari

ikut mengambil bagian.

Selain diakonia untuk orang sakit, pada tahun

2005 mulai diadakan diakonia kematian berupa

pengadaan peti jenazah dan perlengkapannya bagi warga

jemaat yang meninggal dunia. Komisi ini juga membiayai

pelatihan perawatan jenazah (ngrukti) yang diadakan

pada bulan Agustus 2010 untuk membantu menangani

jenazah warga jemaat, jika dibutuhkan.

Page 20: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

127

b. Pemberian bantuan

1) Mulai bulan Juni tahun 2002 ada pemberian

santunan kepada beberapa warga jemaat (lanjut

usia dan janda) yang tidak memiliki penghasilan

tetap. Sebagian memperoleh bantuan dalam

wujud uang bulanan dan yang lain mendapatkan

sembako pada perayaan Natal dan Paskah.

Pernah diadakan jamuan kasih bagi 50 orang.

2) Bantuan di bidang pendidikan, antara lain

berupa:

a) pemberian bantuan SPP (uang sekolah) bagi

anak-anak warga jemaat ekonomi lemah

yang belajar di tingkat SD, SMP dan SLTA.

Jumlah siswa yang memperoleh bantuan dari

tahun ke tahun berbeda dan besarnya

disesuaikan dengan situasi pada saat

bantuan diberikan.

SD : Rp 10.000 – Rp 30.000

SMP : Rp 15.000 - Rp 35.000

SLTA : Rp 25.000 - Rp 40.000

b) biaya kursus. Bantuan pendidikan juga

diberikan kepada anak- anak putus sekolah

untuk mengikuti kursus ketrampilan sebagai

bekal memperoleh pekerjaan di kemudian

hari.

c) bantuan subsidi untuk beberapa guru agama

Kristen yang mengajar di SD Negeri pernah

diberikan pada awal periode ini.

3) Pos Pelkes Kembangsari membantu kelompok

tani/peternak sapi di sekitar gedung gereja

dengan pengadaan listrik.

c. Pada tahun 2000 direncanakan pelayanan ke

Lembaga Pemasyarakatan, tetapi tidak berhasil

dilaksanakan.

Page 21: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

128

Daya dan dana untuk mewujudkan kegiatan komisi

Pelkes diperoleh dari:

a) persembahan warga jemaat dalam setiap

ibadah hari Minggu minimal Rp 1000 yang

dimasukkan dalam amplop khusus yang telah

disediakan.

b) sumbangan mantan warga jemaat GPIB

Jemaat Tamansari Salatiga dari berbagai

tempat. Pada tahun 2008 ada donatur yang

memberikan sumbangan untuk pengadaan

sarana.

Seluruh keuangan, baik penerimaan maupun

pengeluaran, diipertanggungjawabkan kepada PHMJ dan

diberitakan dalam warta jemaat setiap hari Minggu.

Kegiatan-kegiatan pelkes dijalankan oleh komisi yang

beranggotakan 14 orang dengan bantuan 3 dokter dan 2

perawat profesional yang juga warga GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga.

Selain itu, GPIB Jemaat Tamansari juga memberi

bantuan ketika terjadi bencana alam di Mentawai, Wasior

(Irian Jaya) melalui Mupel Jateng-DIY atau GPIB/gereja

lain tempat bencana terjadi. Bantuan juga diberikan

kepada gereja lain. misalnya untuk pembangunan gedung

gereja, biaya pengobatan pendeta terutama yang sudah

purna tugas. Sebaliknya GPIB Jemaat Tamansari juga

pernah menerima bantuan seperti itu.

Demi kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan

Tri Dharma diadakan kegiatan-kegiatan berikut:

a. administrasi kantor gereja dibenahi. Pada tanggal

16 Nopember 2001 PHMJ memutuskan agar

ketua dan sekretaris menyusun deskripsi tugas

pegawai dan ada pembagian tugas antara

sekretaris I dan II.

b. mulai tahun 2009 pertemuan jemaat /warga sidi

yang seharusnya diadakan setahun sekali

Page 22: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

129

sebelum penyusunan program kerja tahun

berikutnya digalakkan lagi. Namun sayangnya

dalam pertemuan yang diadakan baik secara

terpusat maupun di sektor/Pos Pelkes masing-

masing, kehadiran serta partisipasi jemaat sangat

kurang.

c. pada tahun 2010 ada usaha untuk mensahkan

Peraturan Pelaksanaan Majelis Jemaat (PPMJ)

yang pernah diusulkan pada tahun–tahun

sebelumnya dengan pembentukan sebuah tim

yang terdiri dari 4 bidang yang masing-msing

dikoordinir oleh ketua I-IV, tetapi belum berhasil

d. Badan pelaksana Mupel mengadakan pembinaan

PHMJ di Salib Putih pada tanggal 4- 5 Juni 2010

3. Kesaksian (Marturia)

a. Komisi pelayanan dan kesaksian (Pelkes) yang

dibentuk pada tahun 2003, melanjutkan tugas komisi

pekabaran Injil sebelumnya yang lebih terfokus pada

pemberitaan Injil di Salatiga dan Pos Pelkes. Komisi

Pelkes juga diserahi tugas untuk mengadakan

kebaktian sektor yang dipimpin anggota komisi

secara bergantian di Pos Pelkes Kalimangli dan

Kauman Kidul. Dalam kebaktian tersebut diadakan

diskusi dengan tujuan meningkatkan iman dan

pemahaman tentang Firman Allah serta persekutuan

warga jemaat.

b. Di Pos Pelkes Kembangsari, di bawah bimbingan

Detty Manongko, dosen STTII Yogyakarta yang

berperan sebagai church planter (perintis jemaat),

mahasiswa STTII yang melakukan praktek lapangan

membantu pelayanan Sekolah Minggu dan taruna.

Mereka melakukan PI (personal evangelism) melalui

perkunjungan ke rumah anak-anak Sekolah Minggu di

dusun Karangduren dan desa Regunung. Diharapkan

anak-anak yang mengikuti Sekolah Minggu atau

Page 23: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

130

Persekutuan Taruna dapat mengajak orang tua serta

anggota keluarga yang lain untuk mengenal Kristus.

Dengan demikian gereja dapat bertumbuh seiring

dengan pertumbuhan jemaat.

c. Pada tahun-tahun berikutnya kegiatan tersebut

berlanjut tidak hanya di Kembangsari, tetapi juga di

Kalimangli, Kauman Kidul (setelah diaktifkan kembali

sebagai Pos Pelkes) dan Kebondowo. Maka Kem-

bangsari menjadi model bagi kerjasama pelayanan PI

antara GPIB dengan sebuah sekolah teologia yang

melahirkan sebuah jemaat baru. Gereja terbuka bagi

mereka yang bersedia membantu gereja dalam upaya

mencapai visi dan misinya dan Roh Kudus telah

memberi kuasa kepada jemaat untuk melibatkan diri

dalam tugas pemberitaan kabar keselamatan bagi

banyak orang.

d. Di Pos Pelkes Kembangsari juga pernah diadakan

pelatihan PI di dusun Karangduren yang pesertanya

merupakan gabungan anggota BPK - GP, PW dan PKB

bekerja sama dengan LPMI. PI diawali dengan

membangun hubungan baik dengan orang -orang

yang belum percaya kepada Kristus, dilanjutkan

dengan perkunjungan dan penyampaian Injil. Upaya

ini memperoleh tanggapan yang positif. Mereka

bersedia menerima Yesus dan menjadi orang

percaya.

Selain itu, dalam rangka penyusunan program

kerja tahunan GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dan agar

Majelis Jemaat serta pimpinan BPK dapat lebih

memahami visi dan misi GPIB sebelum merancang

program kerja, diadakan loka karya tentang visi dan misi

oleh Willi Toisuta di Bandungan pada tahun 2000.

Sebagai kelanjutan dari pembinaan tersebut,

dalam Rencana Program Kerja & Anggaran Jemaat GPIB

Tamansari Salatiga Tahun Pelayanan 2002-2003

Page 24: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

131

(disahkan dalam Sidang Majelis Jemaat GPIB Tamansari

Salatiga pada tanggal 26 April 2002) dirumuskan visi dan

misi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga. Visi yang

dirumuskan adalah sebagai berikut: “Terwujudnya jemaat

misioner yang menghadirkan damai sejahtera Allah”.

Kemudian dalam pembinaan Majelis Jemaat tahun 2003

pokok ini dibahas lagi, namun sayang tema itu belum

terlaksana sepenuhnya.

B. SITUASI FISIK

Sejauh ini selain kegiatan-kegiatan non-fisik, GPIB

Jemaat Tamansari juga melakukan pembangunan fisik, antara

lain pembangunan gedung pembinaan warga jemaat, renovasi

gedung dan halaman gereja GPIB Jemaat Tamansari di Salatiga

serta menambah/melengkapi gedung gereja di Pos Pelkes.

1. Pembangunan Gedung Pembinaan Warga Jemaat (PWJ).

Gedung pembinaan warga jemaat (PWJ) dibangun di

jalan Jendral Sudirman nomor 1 Salatiga sebelah selatan

gedung gereja di atas tanah bekas pastori/kantor gereja dan

gedung pertemuan lama di lahan seluas kira-kira 294 meter

persegi yang berstatus Hak Milik (SHM) nomor 2225 tanggal

08 September 1992 desa/kelurahan Salatiga kecamatan kota

Salatiga atas nama GPIB Salatiga. Untuk pelaksanaan

pembangunan gedung tersebut dibentuk panitia.

Gedung PWJ perlu dibangun, karena jumlah anggota

GPIB Jemaat Tamansari Salatiga yang membutuhkan

pembinaan pada akhir tahun 2000 menunjukkan perkem-

bangan pesat (Lihat Tabel 15). Gedung gereja, gedung

pertemuan dan kantor gereja yang ada tidak dapat lagi

menampung berbagai kegiatan pembinaan dan pelayanan

gerejawi. Sebagai contoh, dalam ibadah Minggu dan hari raya

Kristen serta kegiatan-kegiatan BPK, terutama jika di-

selenggarakan pada waktu yang sama kapasitas ruangan dan

tempat duduk tidak lagi memadai.

Pembangunan diawali dengan persiapan lokasi

gedung dan pada tanggal 5 November 2000 peletakan batu

Page 25: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

132

pertama dilakukan oleh Pdt Hendrika Karinda - Wattimena.

Proses pembangunan berlangsung dalam 2 tahap.

- Tahap pertama: pembangunan gedung kantor

berlantai dua (lantai I untuk konsistori dan lantai II

untuk kantor) dengan total luas bangunan 180 meter

persegi. Selesai dikerjakan dalam 1 tahun serta

diresmikan pada tanggal 4 November 2001.

- Tahap kedua: pembangunan gedung PWJ yang

menyatu dengan konsistori dan kantor, dengan lantai

seluas 219 meter persegi ditambah balkon seluas 71

meter persegi yang dapat menampung sekitar 250

orang. Gedung ini selesai dikerjakan akhir November

2002 dan diresmikan pada tanggal 30 November

2002.

Setelah kedua tahap tersebut, selesai dalam setahun

(Desember 2002 November 2003) bagian-bagian fisik ba-

ngunan yang belum lengkap mulai dikerjakan. Dibangun 1

pos jaga di depan gereja dan fasilitas pelengkap disediakan

(mimbar, sound system, kursi dan kipas angin). Sementara

itu juga dilakukan renovasi dapur dan kamar kecil gedung

gereja.

Dana yang digunakan untuk pembangunan gedung

PWJ sebesar Rp 533.076.762 (limaratus tigapuluh tiga juta

tujuh puluh enam ribu tujuh ratus enampuluh dua rupiah)

dihimpun dari kontribusi warga GPIB Jemaat Tamansari

Salatiga sekitar 60 persen dan 40 persen sisanya berasal dari

berbagai pihak. Adapun pengeluaran sampai dengan tanggal

22 November 2003 mencapai Rp 528.021.231 (lima ratus dua

puluh delapan juta dua puluh satu ribu dua ratus tiga puluh

satu rupiah). Dengan demikian masih terdapat saldo sebesar

Rp 5.055.531 (lima juta lima puluh lima ribu lima ratus tiga

puluh satu rupiah).

Selain itu juga ada sumbangan dalam bentuk barang

berupa 1 set perlengkapan meja perjamuan senilai Rp

5.000.000 dan 1 salib perunggu berukuran besar dari

Page 26: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

133

anggota jemaat maupun luar jemaat GPIB Tamansari

Salatiga.

2. Renovasi Gedung dan Halaman Gereja di Salatiga,

Kalimangli dan Kembangsari.

Gedung gereja GPIB di Salatiga masih tetap mem-

pertahankan bentuk bangunan lama, meskipun telah me-

ngalami beberapa kali perbaikan. Renovasi terakhir pada

tahun 2006 yang dikerjakan secara bertahap menelan biaya

sebesar Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) yang

diperoleh dari warga jemaat, pemerintah kotamadya

(pemkot) Salatiga dan para donatur.

Pada tahun 2007 dibangun ruangan tambahan di

sebelah utara gedung gereja yang digunakan sebagai Klinik

Minggu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada

warga jemaat dan anggota masyarakat umum.

Selain perbaikan gedung gereja, diadakan juga

pelebaran jalan masuk, pelurusan pagar sebelah utara ke

depan serta pemasangan blok paving. Terakhir pada tahun

2008 dibuat gapura pada pintu masuk halaman gereja.

Situasi sekeliling gedung gereja sekarang telah

banyak mengalami perubahan sebagaimana telah dipaparkan

dalam Bab II. Di samping utara gedung gereja terdapat Mal

Ramayana dan di sebelah selatan yang dahulu berupa taman

kini telah beralih fungsi sebagai terminal angkota, sedangkan

di sebelah barat terdapat kantor bank BNI dan deretan toko-

toko.

Dalam periode ini gedung gereja di Pos Pelkes juga

dilengkapi. Sekeliling gedung gereja di Pos Pelkes Kalimangli

diberi pagar dan dipasang blok paving serta dilengkapi

dengan organ dan sound system. Di Pos Pelkes Kembangsari

diibangun konsistori seluas 4 x 8 meter dan kemudian

ruangan tambahan untuk Sekolah Minggu seluas 6 x 6 meter.

Demikianlah gambaran fisik dan non-fisik GPIB

Jemaat Tamansari Salatiga dalam sepuluh tahun terakhir.

Melalui berbagai pengalaman dalam penyelenggaraan pro-

Page 27: PERIODE 2000-2010 VI - gpibtamansari.org · Dalam ibadah hari Minggu, selain tersedia tata ibadah yang digunakan sebagai pedoman beribadah, ada juga kantoria yang terdiri dari taruna

134

gram kerja tahunan gereja, dapat disimpulkan bahwa dalam

rangka membangun jemaat misioner, ada program yang

dapat diwujudkan, ada yang baru mulai dirintis, tetapi ada

juga yang belum tersentuh. Dalam satu dekade ini ada 2 hal

yang dapat dicapai oleh GPIB Jemaat Tamansari Salatga,

yaitu pendewasaan Pos Pelkes ATK menjadi satu gereja

mandiri dan adanya peningkatan jumlah jemaat yang cukup

besar, terutama di Salatiga sehingga diperlukan pembangun-

an gedung PWJ. PWJ berfungsi bukan hanya sebagai tempat

penyelenggaraan berbagai kegiatan gerejawi, tetapi juga

menjadi wadah pembinaan iman jemaat melalui berbagai

program, antara lain melalui pemberitaan Firman dalam

berbagai ibadah. Diharapkan melalui khotbah yang disam-

paikan, setiap anggota jemaat yang hadir dalam ibadah dapat

dibina untuk lebih memahami Firman Allah dan menerap-

kanNya dalam kehidupan sehari-hari serta siap untuk

menyampaikan damai sejahtera Allah dimana pun ia berada.

Pembinaan dalam periode ini sebagian besar dilakukan

terutama bagi pelayanan kategorial dan presbiter dan belum

berkesinambungan.

Dari segi diakonia dapat dikatakan bahwa kecuali

pelayanan kesehatan, pelayanan lain seperti pemberian

bantuan dalam bentuk uang dan sembako, diakonia bagi

orang sakit dan kematian masih terbatas pada warga jemaat.

Selain itu, belum diupayakan program pelayanan dalam

bidang-bidang lain yang dibutuhkan masyarakat.