peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/nisa dian...

80
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: ngolien

Post on 01-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

FORMULASI KRIM EKSTRAK BATANG NANGKA

(Artocarpus heterophyllus Lamk.)

SKRIPSI

Oleh:

NISA DIAN HANIFAH

NPM: 10060308021

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1434 H / 2013 M

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

FORMULASI KRIM EKSTRAK BATANG NANGKA

(Artocarpus heterophyllus Lamk.)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

Oleh:

NISA DIAN HANIFAH NPM: 10060308021

Februari 1434 H / 2013 M

BANDUNG

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

JUDUL : FORMULASI KRIM EKSTRAK BATANG NANGKA

(Artocarpus heterophllus Lamk.)

NAMA : NISA DIAN HANIFAH

NPM : 10060308021

Setelah membaca Skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami

telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai Skripsi

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Dina Mulyanti, M.Si., Apt. Ernita, M.Si., Apt.

NIK. D. 08. 0477 NIDN. 0030016701

Mengetahui

Dekan FMIPA Unisba Ketua Program Studi Farmasi

M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si. H. Embit Kartadarma, DR., M.App.Sc., Apt.

NIP. 195610216986031002 NIK. D. 06.0.437

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

“Yaitu yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi

petunjuk kepadaku. Dan yang memberi makan dan minum

kepadaku. Dan apabila aku sakit, dialah yang menyembuhkan

aku, dan yang akan mematikan aku, kemudian akan

menghidupkan aku (kembali), dan yang sangat kuinginkan akan

mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”

(Q.S. Asy- Syu’ara: 78-82)

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

Skripsi ini saya persembahkan untuk

Orang tua tercinta,,

Adik-adik,,

Serta keluarga besar,,

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

Kutipan atau saduran baik sebagian

ataupun seluruh naskah, harus

menyebutkan nama pengarang dan

sumber aslinya, yaitu Program Studi

Farmasi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Islam Bandung.

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

RIWAYAT PENULIS

BIODATA

Nama : NISA DIAN HANIFAH

Tempat/Tgl. Lahir : SEMARANG, 07/12/1990

Jenis Kelamin : PEREMPUAN

Agama : ISLAM

Pekerjaan : MAHASISWA

Alamat : JL. CINGISED KOMPLEK GRIYA CARAKA BLOK

D NO. 7

RT/RW : 04/05

Desa/Kelurahan : CISARANTEN ENDAH

Kecamatan : ARCAMANIK

Telepon : 022-70794878/ 085295892527

Nama Ibu Kandung : TRI MURTI

Nama Ayah Kandung : AGUS SUPRIADI ST., MM

Alamat Orang Tua : JL. CINGISED KOMPLEK GRIYA CARAKA BLOK

D NO. 7

RT/RW : 04/05

Desa/Kelurahan : CISARANTEN ENDAH

Kecamatan : ARCAMANIK

Telepon : 022-70794878

PENDIDIKAN

1. TK Aisyiyah Makassar, Sulawesi Selatan (1995-1996)

2. SDN Solokan Jeruk III Bandung, Jawa Barat (1996-2002)

3. SMP PLUS At-Tajdid Singaparna, Jawa Barat (2002-2005)

4. SMA PLUS Muthahhari Bandung,Jawa Barat (2005-2008)

5. Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung (2008-2013)

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

FORMULASI KRIM EKSTRAK BATANG NANGKA

(Artocarpus heterophyllus Lamk.)

ABSTRAK

Nisa Dian Hanifah

Email: [email protected]

Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang nangka dengan

memvariasikan konsentrasi dan kombinasi emulgator, peningkat viskositas serta

fase minyak. Formula dibuat dalam bentuk sediaan krim dengan menggunakan

gliseril monostearat serta trietanolamin sebagai emulgator, setil alkohol sebagai

peningkat viskositas, dan parafin cair sebagai fase minyak. Evaluasi yang telah

dilakukan terhadap krim meliputi evaluasi tipe emulsi, organoleptis, homogenitas,

pH, pengamatan dan pengukuran creaming. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

krim dengan penggunaan setil alkohol 3%, parafin cair 15% serta kombinasi

emulgator gliseril monostearat 7,5% dan trietanolamin 1,5% merupakan sediaan

paling stabil yang memiliki pH yang stabil 6,8, tidak mengalami creaming,

homogen dan secara organoleptik memiliki warna putih-kekuningan dan bau yang

khas.

Kata kunci: Ekstrak batang nangka, krim, gliseril monostearat, trietanolamin,

setil alkohol, parafin cair

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

Formulation Cream Of Jackfruit Stem Extract

(Artocarpus heterophyllus Lamk.)

ABSTRACT

Nisa Dian Hanifah

Email: [email protected]

Cream formulation has been studied from a jackfruit stem extracts with variated

emulsifier concentration and combinations, viscosity enhancers, and oil phase.

These formula was made in cream using glyceryl monostearate and

triethanolamine as emulsifier, cetyl alcohol as a viscosity enhancer, and paraffin

liquid as the oil phase. The evaluation was done include an evaluation of the type

of emulsion cream, organoleptic, homogeneity, pH, observation and measurement

of creaming. The result showed that the use of a cream with 3% cetyl alcohol,

paraffin liquid 15% and a combination emulsifier of glyceryl monostearate 7.5%

and 1.5% triethanolamine is the most stable cream that have stable pH 6.8, had no

creaming, homogeneous and organoleptically has yellowish-white color and

characteristic odor.

Keywords: Jackfruit stem extract, cream, gliceryl monostearate, triethanolamine,

cetyl alcohol, paraffin liquid

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta nikmat-Nya yang tidak pernah putus sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini yang berjudul FORMULASI KRIM

EKSTRAK BATANG NANGKA (Artocarpus heterophyllus L.) merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Matematika Dan

Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi Universitas Islam Bandung.

Sebagai ungkapan kebahagiaan, Penulis menyampaikan rasa terima kasih

dan penghargaan yang tak terhingga bagi ibunda tercinta Tri Murti dan ayahanda

tercinta Agus Supriadi ST., MM yang tidak pernah lelah memberikan motivasi,

dukungan serta doa sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis pun menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua adikku tersayang Nisa

Evi Fauziah dan Nisa Nia Jamilatushshalihah yang senantiasa memberikan

motivasi dan semangat.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas pula dari bantuan dan dukungan dari

segenap pihak sehingga sebagai ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya

penulis sampaikan kepada :

1. Bapak M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si selaku Dekan Fakultas MIPA

Universitas Islam Bandung.

2. Bapak H. Embit Kartadarma, DR., M.App.Sc., Apt. selaku Ketua Program

Studi Farmasi.

3. Ibu Dina Mulyanti, M.Si., Apt. selaku pembimbing utama dan Ibu Ernita,

M.Si., Apt. selaku pembimbing serta atas keikhlasannya meluangkan

waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis selama penelitian

sampai proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Farmasi Universitas Islam Bandung yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

ii

5. Bapak dan Ibu Staf Karyawan dan penanggungjawab Laboratorium

Universitas Islam Bandung.

6. Sahabatku farmasi angkatan 2008 Rini Nuralipah, Heny Tresnaningsih,

Aidea Apriyani Kusumadewi. Serta sahabat-sahabat seperjuangan lainnya

yang tidak sempat Penulis sebutkan satu persatu.

7. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan namun

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 3 Rabi’ul Akhir 1434 H

14 Februari 2013 M

Penulis

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

BAB

I TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3

1.1 Sistematika Tanaman Nangka .......................................................... 3

1.2 Kandungan Kimia .............................................................................. 4

1.3 Khasiat Tanaman Nangka ................................................................. 5

1.4 Anatomi Kulit ..................................................................................... 6

1.5 Fungsi Kulit ........................................................................................ 9

1.6 Warna Kulit ........................................................................................ 11

1.7 Jenis Kulit ........................................................................................... 12

1.8 Pigmentasi ........................................................................................... 13

1.9 Flavonoid ............................................................................................. 19

1.10 Krim .................................................................................................... 19

1.11 Preformulasi Zat ................................................................................ 23

1.11.1 Setil alkohol ......................................................................................... 23

1.11.2 Metil paraben ....................................................................................... 24

1.11.3 Propil paraben ...................................................................................... 24

1.11.4 Propilen glikol ...................................................................................... 25

1.11.5 Gliseril monostearat ............................................................................. 26

1.11.6 Asam askorbat ...................................................................................... 26

1.11.7 Parafin cair ........................................................................................... 27

1.11.8 Trietanolamin ....................................................................................... 27

II METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 29

III BAHAN DAN ALAT ......................................................................... 30

3.1 Bahan ................................................................................................... 30

3.2 Alat ...................................................................................................... 30

IV PROSEDUR PENELITIAN .............................................................. 31

4.1 Penyiapan Simplisia ........................................................................... 31

4.2 Perlakuan Terhadap Tanaman ......................................................... 31

4.2.1 Penetapan kadar air .............................................................................. 31

4.2.2 Penetapan kadar abu ............................................................................. 32

4.2.3 Penetapan kadar abu tidak larut asam .................................................. 33

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

iv

4.2.4 Penetapan kadar sari larut dalam air .................................................... 33

4.2.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol ............................................... 33

4.2.6 Penapisan fitokimia .............................................................................. 34

4.2.7 Ekstraksi ............................................................................................... 37

4.3 Pembuatan Krim ................................................................................ 37

4.4 Evaluasi Sediaan Krim ...................................................................... 37

4.4.1 Pengamatan organoleptik ..................................................................... 38

4.4.2 Homogenitas sediaan ........................................................................... 38

4.4.3 Penentuan tipe emulsi .......................................................................... 38

4.4.4 Pengukuran ph sediaan ......................................................................... 38

4.4.5 Pengamatan dan pengukuran creaming ............................................... 38

V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 40

VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 51

6.2 Saran ................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

LAMPIRAN .................................................................................................... 54

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I.1 Kandungan senyawa buah nangka ....................................................... 4

V.1 Hasil penetapan parameter standar simplisia batang nangka ............... 42

V.2 Hasil penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak batang nangka .......... 43

V.3 Formula sediaan krimekstrak batang nangka ....................................... 44

V.4 Formula sediaan krim dengan kombinasi emulgator ........................... 45

V.5 Hasil pengamatan organoleptik krim ekstrak batang nangka .............. 49

V.6 Hasil pengamatan organoleptik krim dengan kombinasi emulgator .... 49

L.3 Hasil penapisan fitokimia ..................................................................... 58

L.5.1 Hasil pengukuran pH sediaan krim ...................................................... 61

L.5.2 Hasil pengukuran pH sediaan krim dengan kombinasi emulgator ...... 61

L.6 Hasil pengamatan creaming ................................................................ . 62

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

I.1 Pohon nangka .................................................................................... 3

I.2 Struktur kulit ..................................................................................... 6

I.3 Biosintesis melanin ........................................................................... 15

V.1 Hasil pengukuran pH krim ekstrak batang nangka ........................... 46

V.2 Hasil pengukuran pH krim dengan kombinasi emulgator................. 47

V.3 Hasil pengamatan creaming krim ekstrak batang nangka................. 48

L.4 Formula krimekstrak batang nangka ................................................. 60

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil determinasi ............................................................................. 54

2 Perhitungan parameter standar ........................................................ 56

3 Hasil penapisan fitokimia ................................................................ 58

4 Formula sediaan krimekstrak batang nangka .................................. 60

5 Hasil pengukuran pH sediaan krim ................................................. 61

6 Hasil pengamatan creaming ............................................................ 62

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

1

PENDAHULUAN

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada

bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital

bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk

membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM, 2010).

Dewasa ini krim pemutih (antibrowning) menjadi salah satu produk

kosmetik yang populer di kalangan wanita. Banyak wanita yang menggunakan

produk ini agar wajah kulit terlihat putih cemerlang. Namun banyak krim pemutih

(antibrowning) yang beredar mengandung zat-zat kimia berbahaya dan apabila

digunakan secara berlebihan dapat membahayakan tubuh sehingga kebanyakan

masyarakat beralih menggunakan bahan alami yang tidak memicu kerusakan kulit

dan tidak berbahaya bagi tubuh.

Idealnya krim pemutih digunakan dalam jangka waktu tertentu. Zat-zat

kimia yang terkandung pada kosmetik yang beredar saat ini yaitu merkuri,

hidrokuinon, asam retinoat, bahan pewarna merah K.3 (CI 15585), merah K.10

(rodamin B), dan jingga K.1 (CI 12075). Dampak dari penggunaan jangka

panjang produk kosmetik yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut antara

lain menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada

pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada

otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin. Sedangkan paparan jangka

pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare, dan

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

2

kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik pada manusia yang

menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik, kanker darah (leukemia),

dan kanker sel hati (BPOM, 2007:1).

Nangka termasuk suku Moraceae berasal dari Asia Selatan-India,

Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka. Nangka telah menjadi tanaman nasional bagi

Bangladesh dan Indonesia yang tumbuh dengan baik di daerah ekuatorial dan

subtropis (Lim, 2012:319). Kandungan kimia dalam batang nangka adalah

artokarpfuranol, dihidromorin, steppogenin, norartokarpetin, artokarpanon,

artokarpesin, artokarpin, brosimon I, kudraflavon B, karpakromen,

isoartokarpesin, dan sianomaklurin. Senyawa-senyawa tersebut diketahui

berpotensi sebagai inhibitor tirosinase dan antioksidan (Zheng et al., 2008:1).

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan formulasi ekstrak batang

nangka dalam bentuk sediaan krim dengan memvariasikan konsentrasi emulgator

serta kombinasinya, fase minyak, dan peningkat viskositas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan bidang farmasi dan dapat meningkatkan

pemanfaatan tanaman berkhasiat di indonesia. Selain itu diharapkan juga dapat

menjadi solusi bagi masyarakat khususnya wanita untuk menggunakan kosmetik

dengan bahan aktif alamiah yang aman bagi kesehatan kulit.

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

3

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Sistematika Tanaman Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.)

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus heterophyllus Lamk.

(Cronquist, 1981:195-198)

Gambar I.1 Pohon Nangka (Lim, 2012:322)

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

4

1.2. Kandungan Kimia

Pada batang nangka mengandung artokarpin, norartokarpin, kuwanon C,

albanin A, kudraflavon B, kudraflavon C, artokarpesin, 6-prenilapigenin,

brosimon I, dan 3-prenil luteolin, furanolflavon, artokarpfuranol, dihidromorin,

steppogenin, norartokarpetin, artokarpanon, sikloartokarpin, sikloartokarpesin,

artokarpetin, karpakromen, isoartokarpesin, dan sianomaklurin (Lim, 2012:324).

Kandungan Pada buah nangka yang sudah matang (per 100 mg)

ditunjukkan pada tabel 1.1.

Tabel I.1 Kandungan senyawa buah nangka (Lim, 2012:322)

Senyawa Konsentrasi

Air 73,23 g

Energi 94 kkal

Protein 1,47 g

Lipid Total 0,30 g

Abu 1,00 g

Karbohidrat 24,01 g

Diet Serat Total 1,60 g

Kalsium 34 mg

Zat Besi 0,60 mg

Magnesium 37 mg

Fosfor 36 mg

Kalium 303 mg

Natrium 3 mg

Zinc 0,42 mg

Cu 0,187 mg

Mangan 0,197 mg

Selenium 0,6 mcg

Vitamin C 607 mg

Tiamin 0,030 mg

Riboflavin 0,110 mg

Niasin 0,400 mg

Vitamin B6 0,108 mg

Folat Total 14 mg

Vitamin A 297 IU

Asam Lemak Jenuh Total 0,063 g

Asam Lemak Tak Jenuh Total 0,044 g

Total Poliasam Lemak Tak Jenuh 0,086 g

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

5

Pada biji buah nangka kaya akanmineral dan lemak. Kandungan protein

pada biji buah nangka lebih tinggi daripada sumber protein dari hewan seperti sapi

dan ikan laut. Selain itu, biji buah nangka mengandung karbohidrat tinggi sebagai

sumber energi untuk hewan jika dimasukkan ke dalam asupan diet hewan (Lim,

2012:323).

Pada kulit akar mengandung beberapa senyawa flavonoid yaitu 5,2-

dihidroksi-7,4-dimetoksiflavanon, 2,4,6-trioksigenasi flavanon, heteroflavon A

dan B, sikloartenon, artonin X, β-sitosterol, artonin D, 5-hidroksi-7,2,4,6-

tetrametoksiflavanon, artonin C, asam ursolat, 8-(γ,γ-dimetilalil)-5,2,4-trihidroksi-

7-metoksiflavon, heteroflavanon C, sikloartokarpin A, 9-hidroksitridesil

dokosanoat, heteropilol, betulin, dan asam betulinat (Lim, 2012:324).

1.3. Khasiat Tanaman Nangka

Kayu dapat digunakan untuk bangunan rumah, mebel, dan sebagai

pewarna makanan seperti sele agar dan juga pewarna tekstil. Kayu memiliki efek

antikanker, memiliki aktivitas memutihkan kulit, dan antimalaria. Kulit dipakai

sebagai bahan pewarna dan juga seperti lain-lain jenis suku tumbuh-tumbuhan ini

digunakan untuk tambang dan pakaian. Kulit akar dan buah berkhasiat sebagai

antimikroba. Getah dapat digunakan untuk pulut burung (Heyne, 1987:678 dan

Lim, 2012:327-329).

Daun digemari sebagai makanan ternak kecil maupun besar. Ada yang

mengemukakan bahwa kambing atau ternak lain yang diberi makanan daun ini

menjadi sangat gemuk. Daun yang muda setelah dimasak dimakan oleh wanita

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

6

yang menyusui. Daunnya pun memiliki efek antioksidan dan ekstrak daunnya

memiliki aktivitas hipoglikemik dan hipolipidemik. Buah dengan umur kira-kira

tiga bulan setelah berbunga, sangat digemari untuk sayur. Buahnya memiliki efek

antiinflamasi. Biji dapat dijadikan tepung. Bijinya pun berkhasiat sebagai

Immunomodulatori dan aktivitas agutinasi (Lim, 2012:325-327 dan Heyne,

1987:678-679).

1.4. Anatomi Kulit

Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu, epidermis dan dermis. Epidermis, yang

merupakan lapisan terluar dan aksesorisnya (rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan

kelenjar keringat) berasal dari lapisan ektoderm embrio. Dermis berasal dari

mesoderm (Brown dan Burns, 2002:1).

Gambar I.2 Struktur kulit (Brown dan Burns, 2002:4)

1) Epidermis

Epidermis merupakan epitel gepeng (skuamosa) berlapis, dengan beberapa

lapisan terlihat jelas.Jenis sel yang utama yaitu keratinosit. Keratinosit yang

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

7

merupakan hasil pembelahan sel pada lapisan epidermis yang paling dalam

(stratum basal) tumbuh terus ke arah permukaan kulit, dan sewaktu bergerak ke

atas keratinosit mengalami proses yang disebut diferensiasi terminal untuk

membentuk sel-sel lapisan permukaan (stratum korneum) (Brown dan Burns,

2002:1).

Stratum basal terdiri dari sel-sel kolumnar yang melekat pada membran

basal-suatu struktur berlapis-lapis yang dari struktur inilah serabut-serabut yang

melekat menyebar ke dalam lapisan dermis superfisial. Berselang-seling diantara

sel-sel basal terdapat melanosit-melanosit-sel-sel dendrit besar yang berasal dari

krista neuralis yang berperan dalam produksi pigmen melanin. Melanosit

mengandung organel-organel sitoplasma yang disebut melanosom, tempat

pembentukan melanin dan tirosin. Melanosom bermigrasi sepanjang dendrit dari

melanosit dan ditransfer ke dalam keratinosit pada stratum spinosum (Brown dan

Burns, 2002:2).

Stratum spinosum atau lapisan sel prikel berasal dari gambaran seperti

paku yang dihasilkan oleh desmosom yang menghubungkan sel-sel yang

berdekatan. Sel-sel Langerhans tersebar diantara stratum spinosum. Sel-sel

dendritik ini kemungkinan merupakan modifikasi dari makrofag yang berasal dari

sumsum tulang dan bermigrasi ke epidermis. Sel-sel ini merupakan pertahanan

imunologis garis terdepan dalam melawan antigen dari luar dan berperan dalam

penangkapan dan penyajian antigen tersebut kepada limfosit-limfosit yang

imunokompeten, sehingga respon imun dapat ditingkatkan (Brown dan Burns,

2002:1).

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

8

Stratum granulosum terdiri dari sel-sel pipih dan mengandung banyak

partikel berwana gelap yang disebut granula keratohialin. Dalam sitoplasma sel

pada stratum granulosum juga terdapat organel yang disebut granula lamelar.

Organel ini mengandung lemak dan enzim yang kemudian dilepaskan ke dalam

ruang interselular di antara sel-sel stratum granulosum dan stratum korneum

menjadi semacam campuran semen di antara batu bata dan berfungsi sebagai

pertahanan bagi epidermis (Brown dan Burns, 2002:2).

Sel-sel pada stratum korneum merupakan sel-sel gepeng yang mengalami

keratinisasi, tanpa inti sel dan organel-organel sitoplasma. Sel-sel yang berdekatan

saling tumpang-tindih pada bagian tepi, saling mengunci, dan bersama-sama

dengan lemak interseluler membentuk pertahanan yang sangat efektif. Ketebalan

stratum korneum bervariasi tergantung letaknya pada tubuh. Yang paling tebal

adalah pada telapak tangan dan telapak kaki (Brown dan Burns,2002:3).

2) Dermis

Dermis adalah lapisan ikat yang terletak di bawah epidermis, dan

merupakan bagian terbesar dari kulit. Dermis dan epidermis saling mengikat

melalui penonjolan-penonjolan epidermis ke bawah (rete ridge) dan penonjolan-

penonjolan dermis ke atas (dermal papilae). Elemen utama dermis adalah

fibroblas, sel mast, dan makrofag. Fibroblas membentuk matriks jaringan ikat

pada dermis, dan biasanya ditemukan berdekatan sekali dengan serat-serat

kolagen dan elastin. Sel mast merupakan sel penghasil sekret yang khusus dan

terdapat di seluruh dermis, tetapi lebih banyak terdapat di sekitar pembuluh darah

dan aksesori dermis. Sel mast berisi granula yang kandungannya mencakup

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

9

mediator-mediator seperti histamin, prostaglandin, leukotrien dan faktor-faktor

kemotaksis eosinofil dan neutrofil. Makrofag merupakan sel fagositik yang

berasal dari sumsum tulang, dan berperan sebagai pengumpul debris sel kotoran

dan bahan ekstraselular. Dermis juga banyak mengandung pembuluh darah, limfe,

saraf, dan reseptor sensoris. Di bawah dermis terdapat sebuah lapisan lemak

subkutan yang memisahkan kulit dengan faskia dan otot yang ada di bawahnya.

Lapisan ini terdiri dari banyak serat kolagen dan elastin yang menunjang

kekenyalan kulit. Diantaranya banyak terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak,

akar rambut, ujung-ujung saraf perasa, dan pembuluh darah kapiler (Brown dan

Burns, 2002:6 dan Dwikarya, 2003:8).

1.5. Fungsi Kulit

1) Fungsi proteksi

Kulit merupakan bagian luar tubuh yang menutupi organ-organ tubuh

manusia. Berdasarkan lokasinya, ketebalan kulit berbeda-beda sesuai dengan

fungsinya. Telapak kaki berfungsi menahan berat tubuh. Karenanya harus

memiliki lapisan selaput tanduk yang tebal. Kulit bagian punggung lebih tebal

dibandingkan dengan kulit dada. Kulit tangan yang sering terpapar sabun, minyak,

dan sebagainya juga mengalami penebalan. Bagian kulit yang sering tertekan atau

digaruk akan menebal setempat. Hal ini terjadi akibat sifat atau fungsi proteksi

kulit. Fungsi proteksi terjadi karena beberapa hal (Dwikarya, 2003:1-2):

a. Kehadiran selaput tanduk yang bersifat waterproof atau kedap air,

sehingga manusia tidak menggelembung ketika berenang.

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

10

b. Keasaman (pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan

dan menekan bakteri dan jamur yang ada disekitar kulit.

c. Jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ

tubuh dari benturan.

2) Fungsi absorpsi

Kulit bayi dan anak lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa.

Kulit orang dewasa, sesuai dengan fungsi proteksi, berkembang menjadi

pelindung yang sempurna. Setelah menjadi tua, kulit kembali menipis. Kulit orang

dewasa yang menipis diikuti oleh menipisnya lapisan epidermis dan dermis. Oleh

karena itu, kulit menjadi kering dan keriput. Sedangkan kulit bayi dan anak,

tipisnya kedua jaringan tersebut karena belum tumbuh secara optimal. Akibat

terjadinya penyerapan oleh kulit, pengobatan yang dioleskan pada kulit dapat

diteruskan oleh pori-pori ke tempat yang sakit, walaupun daya serap obat melalui

kulit lebih kecil dibandingkan secara oral dan parenteral (Dwikarya, 2003:2).

3) Fungsi ekskresi

Fungsi ekskresi terjadi karena adanya kelenjar keringat. Racun dan sisa

metabolisme di dalam tubuh bisa dibuang, seperti melalui urin, feses, empedu,

dan keringat. Jika seseorang mengalami gangguan saluran kemih, keringat

akanmengandung banyak racun dan sisa metabolisme yang tidak terpakai.

Akibatnya bau keringat menjadi tidak sedap (Dwikarya, 2003:3).

4) Fungsi pengatur tubuh

Disebut memiliki fungsi pengatur tubuh karena adanya kelenjar keringat

dan pembuluh darah kapiler di dalam dermis. Jika udara sedang panas, keringat

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

11

akan keluar dan menguap. Akibatnya, panas tubuh terserap sehingga udara terasa

lebih sejuk. Sebaliknya, jika udara sangat dingin, pembuluh darah menciut agar

panas tubuh tidak banyak keluar atau tertahan, sehingga tubuh secara otomatis

dapat mengatasi kondisi dingin (Dwikarya, 2003:4).

1.6. Warna Kulit

Warna kulit sangat tergantung dari ras atau keturunannya. Misalnya, orang

negro memiliki kulit yang hitam legam, bangsa eropa memiliki kulit putih, bangsa

polynesia berkulit kemerahan, Cina (oriental) berkulit kuning langsat, dan orang

asia umumnya berkulit sawo matang. Warna kulit ini ditentukan oleh pigmen

yang terdiri dari eumelanin dan feomelanin. Eumelanin adalah pigmen hasil

oksidasi yang berwarna cokelat tua dan feomelanin adalah pigmen hasil reduksi

yang berwarna kuning krem. Orang negro hanya memiliki eumelanin, ras

kaukasoid (eropa) hanya memiliki feomelanin, sedangkan bangsa Cina dan Jepang

sama dengan bangsa Melayu, memiliki kedua jenis pigmen tersebut. Hanya pada

ras oriental (Cina dan Jepang), feomelanin lebih besar dibandingkan dengan

eumelanin sehingga berwarna kuning lansat. Sebaliknya, pada orang Melayu

feomelanin lebih kecil jika dibandingkan dengan eumelanin, sehingga berwarna

sawo matang (Dwikarya, 2003:4).

Pengaruh sinar matahari memperbanyak pembentukan eumelanin sehingga

menghitamkan kulit. Kondisi ini banyak terjadi di negara yang beriklim tropis,

seperti Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Eumelanin ini sangat berguna untuk

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

12

menangkal pengaruh sinar matahari yang berupa ultraviolet yang berbahaya bagi

kesehatan kulit karena bisa menyebabkan kanker kulit (Dwikarya, 2003:5).

Pada orang-orang kulit putih melanosom mengelompok bersama

membentuk ‘kompleks melanosom’ yang terikat membran dan secara bertahap

berdegenerasi ketika keratinosit bergerak menuju permukaan kulit. Pada orang-

orang kulit hitam, jumlah melanositnya sama dengan jumlah melanosit pada orang

kulit putih, tetapi melanosomnya lebih besar, tetap terpisah, dan secara persisten

memenuhi seluruh ketebalan epidermis. Stimulus utama bagi pembentukan

melanin adalah radiasi UV. Melanin melindungi inti sel pada epidermis terhadap

pengaruh buruk dari radiasi UV (Brown dan Burns, 2005:2).

Warna kecokelatan karena kulit terkena sinar matahari merupakan suatu

mekanisme perlindungan yang alami, bukan untuk keindahan. Neoplasma kulit

sangat jarang terjadi pada orang-orang berkulit gelap karena kulit mereka

terlindungi dari pengaruh buruk UV berkat banyaknya kandungan melanin pada

kulit mereka. Hal ini tidak terjadi pada orang-orang berkulit terang yang

kandungan melanin pada kulitnya kurang (Brown dan Burns, 2005:2).

1.7. Jenis Kulit

Kulit terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1) Kulit Kering

Biasanya jenis kulit ini dimiliki oleh orang yang memiliki bakat alergi,

kurang gizi, terlalu banyak menggunakan sabun antiseptik, dan usia lanjut.

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

13

Gejalanya yaitu kulit kusam, bersisik, cepat keriput, belang putih-cokelat, dan

mengalami dehidrasi (Dwikarya, 2003:5).

2) Kulit Berminyak

Kulit berminyak biasanya dimiliki oleh orang-orang yang berpori-pori

besar, para remaja, dan penderita jerawat. Gejala dari kulit berminyak antara lain

memiliki komedo atau jerawat di wajah, noda kecoklatan yang terletak di dalam

kulit akibat timbunan pigmen di kulit jangat, dan jerawat bernanah akibat

pecahnya pembuluh darah kapiler karena sering memijit jerawat (Dwikarya,

2003:6).

3) Kulit Kombinasi

Biasanya kulit tampak lembut dan tidak berkeriput tetapi terkadang

mengalami jerawat di zona T (hidung, dahi, dan dagu) saja (Dwikarya, 2003:7).

4) Kulit Normal

Kulit normal tampak kenyal, lembut, dan indah dipandang mata

(Dwikarya, 2003:7).

1.8. Pigmentasi

Pigmentasi diatur oleh proses-proses rumit yang dihasilkan dari sintesis

dan distribusi dari melanin. Pigmen ini memainkan peran penting dalam

penyerapan radikal bebas yang dihasilkan di dalam sitoplasma dan perisai radiasi

pengion, termasuk sinar UV. Pigmentasi kulit melibatkan kerjasama dari

melanosit dan keratinosit untuk menghasilkan melanin dan kemudian

mentransfernya ke keratinosit, yang kemudian mendistribusikannya diberbagai

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

14

rute menuju permukaan kulit. Baru-baru ini, fibroblas juga telah ditunjukkan

untuk berpartisipasi dalam regulasi pertumbuhan dan diferensiasi melanosit. Oleh

karena itu, warna kulit antar ras dan bahkan diberbagai daerah satu individu

mencerminkan banyak interaksi epidermis dan dermal komponen. Namun yang

paling penting dari warna kulit adalah aktivitas melanosit: kuantitas dan kualitas

produksi pigmen, bukan kepadatan melanosit. Kunci dari sistem pigmentasi

adalah sebagai berikut (Donsing dan Viyoch, 2008:10) :

1) Melanosit Biologi

Melanosit adalah sel yang sangat dendritik yang bermigrasi dari puncak

saraf selama pengembangan sampai mencapai lapisan basal epidermis dan tetap.

Meskipun melanosit terdiri hanya sebagian kecil dari sel yang ada dalam

epidermis mamalia, melanosit bertanggung jawab dalam produksi pigmen melanin

yang menyumbang hampir semua dari pigmentasi di rambut, kulit, dan mata.

Melanosit berisi melanosom yang merupakan situs dari biosintesis melanin.

Dendrit melanosit adalah penyedia saluran untuk kanal melanosom dan transfer ke

kerationosit. Asosiasi dari melanosit dan keratinosit sekitarnya sering

didefinisikan sebagai unit epidermal melanin, dimana satu melanosit biasanya

dikaitkan dengan 36 keratinosit. Per 1 mm2

kulit ada 1,100-1,500 melanosit dan

jumlah yang hampir sama terlepas dari jenis kulit. Hal ini logis untuk

mengasumsikan bahwa dendrit adalah komponen penting dari transfer melanosom

karena melanosit merupakan minoritas di dalam epidermis dan karena itu harus

berhubungan dengan keratinosit-keratinosit (Donsing dan Viyoch, 2008:11).

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

15

2) Biosintesis Melanin

Melanin adalah pigmen warna kulit yang disintesis dalam melanosom dari

melanosit. Sintesis melanin diatur oleh enzim melanogenik seperti tirosinase,

tirosinase yang berhubungan dengan protein 1 (TRP-1), dan tirosinase yang

berhubungan dengan protein 2 (TRP-2). Bahan yang memulai untuk produksi

melanin, baik eumelanin coklat-hitam dan kuning-merah feomelanin, adalah

tirosin asam amino. Tingkat dan jenis produksi melanin berhubungan dengan

aktivitas berbagai enzim serta MSH (α-melanosit stimulating hormone),

agoutiprotein signaling, faktor pertumbuhan fibroblas dasar (bFGF), endotelin-1

dan sinar ultraviolet. Jalur biosintesis melanin ditunjukkan pada Gambar 1.3

(Donsing dan Viyoch, 2008:11).

Gambar I.3 Biosintesis Melanin (Donsing dan Viyoch, 2008:11)

Melanogenesis dimulai dengan langkah pertama oksidasi tirosin untuk

katalis dopakuinon oleh tirosinase. Langkah pertama adalah tingkat membatasi

tahap dalam sintesis melanin karena sisa dari urutan reaksi dapat dilanjutkan

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

16

secara spontan pada nilai pH fisiologis (Chang, 2009:2440). Langkah awal dalam

sintesis eumelanin dan feomelanin dikendalikan oleh enzim tirosinase yang

mengoksidasi tirosin asam amino untuk 3,4-dihydroxyphenyl-alanin(Dopa).

Dopakuinon selanjutnya diubah menjadi dopa dan dopakrom melalui auto-

oksidasi. Dopa juga merupakan substrat tirosinase dan teroksidasi menjadi

dopakuinon lagi oleh enzim. Dopakuinon merupakan senyawa yang sangat reaktif

tanpa keberadaan tiol dalam media reaksi, mengalami siklisasi intramolekul yang

menyebabkan leukodopakrom dan kemudian ke dopakrom. Dopakrom spontan

terdekarboksilasi menjadi dihidroksiindole (DHI). Dengan keberadaan kation

divalen dan enzim dopakrometautomerase, yang disebut juga dengan

proteinterkait tirosinase 2 (TRP-2), 5,6-dihidroksiindol-2-asam karboksilat

(DHICA) akan terjadi. DHI dioksidasi menjadi indol-5,6-kuinon sementara

DHICA dioksidasi menjadi asam indole-5,6-kuinon-karboksilat. Hal ini

berspekulasi bahwa oksidasi DHICA dikatalisis oleh enzim yang disebut DHICA

oksidase sinonim dengan tirosinase terkait protein 1 (TRP-1) dan oksidasi DHI

oleh tirosinase. Kuinon-kuinon diperkirakan membuat melanin dengan

polimerisasi oksidatif (Donsing dan Viyoch, 2008:12).

3) Kontrol enzimatik dari Pigmentasi

Enzim melanogenik terdiri dari tirosinase, TRP-1 dan TRP-2 yang

glikoproteinnya tertanam dalam membran melanosom yang berbagi urutan

nukleotida 70-80% homolog dengan identitas asam amino 30-40%, dan berbagi

motif fungsional umum seperti reseptor faktor pertumbuhan epidermal dan situs

tembaga pengikat. Di antara enzim-enzim tersebut, tirosinase dianggap sebagai

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

17

pembatas laju enzim dan merupakan pengatur tahap utama dalam melanogenesis.

Tirosinase adalah glikoprotein tembaga yang mengandung multifungsi dengan

molekul berat molekul sekitar 65 kDa dan 75 kDa saat glikosilasi. Enzim ini dapat

mengkatalisis tiga reaksi yang berbeda dalam jalur biosintesis melanin, yaitu

hidroksilasi dari tirosin menjadi dopa (aktivitas monophenolase), oksidasi dopa

untuk dopakuinon (aktivitas difenolase), dan oksidasi 5,6-dihydroksiindole (DHI)

untuk indolkuinon (Donsing dan Viyoch, 2008:13).

Tirosinase merupakan protein yang sangat stabil yang sangat tahan

terhadap panasatau protease. Tirosinase juga memiliki waktu paruh biologis yang

luar biasa. Tirosinase dapat dibagi menjadi tiga domain: domain yang berada

dalam melanosom, transmembran melanosom dan sitoplasmatik. Bagian terbesar

dari enzim berada di dalam melanosom dan hanya 10% atau 30 asam amino

merupakan domain sitotoplasmatik. Dua enzim, TRP-1 dan TRP-2, yang juga

memiliki fungsi katalitik yang dapat memodifikasi jenis melanin yang diproduksi.

Dengan keberadaan TRP-2 yang berfungsi sebagai dopakrom tautomerase (DCT),

kelompok asam karboksilat dopakrom, yang akan spontan hilang, tetap

dipertahankan, dan derivatif terkarboksilasi (DHICA) dihasilkan daripada DHI.

Hal ini menyebabkan melanin berwarna lebih terang dan lebih larut yang dikenal

sebagai DHICA melanin. Pada bagian dari TRP-1, fungsi tetap tidak jelas.

Modulasi langkah-langkah dalam melanogenesis termasuk yang melibatkan

kofaktor dari tirosinase, aktivitas tirosinase hidroksilase, aktivitas like-catalase,

aktivitas DCT, aktivitas DHI oksidase, dan aktivitas oksidase DHICA (Donsing

dan Viyoch, 2008:13).

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

18

4) Transfer Melanosom dan Distribusi

Melanosoma dalah unit khusus dari organel turunan lisosomal.

Melanosom berasal dari retikulum endoplasma halus sebagai vesikel sitoplasma

dengan bentuk amorf. Sebagai melanosom matang sampai pada akhir melanosit

dendrit, melanosom disekresikan di daerah dimana melanosit interkalat dengan

keratinosit (Donsing dan Viyoch, 2008:13).

Pengalihan melanosom sebenarnya ke keratinosit-keratinosit dan interaksi

melanosit selama transfer tidak dikarakterisasi dengan baik. Sinar awal dan studi

mikroskop elektron menyarankan mekanisme yang mungkin untuk transfer

berbagai melanosom. Hal ini termasuk pelepasan melanosom ke dalam ruang

ekstra seluler diikuti oleh endositosis, inokulasi langsung (injeksi), membran fusi

keratinosit-melanosit dan fagositosis. Studi terbaru menunjukkan bahwa PAR-2,

dan reseptor keratinosit PAR-2 berperan penting dalam transfer melanosom.

Melanosom ditransfer ke keratinosit, keratinosit naik ke permukaan epidermis dari

lapisan basal dan suprabasal dimana transfer melanosom berlangsung, melanosom

juga naik dan dipertahankan di lapisan sel Horny sekitar dua minggu. Proses

fagositosis dari melanosom meningkat dengan paparan keratinosit untuk radiasi

UV atau α-MSH. Distribusi melanosom pada manusia tergantung pada fototipe

kulit. Hal tersebut terjadi secara tunggal dikulit yang lebih gelap (fototipe V dan

VI) dan cluster di kulit yang lebih bercahaya (fototipe I dan II). Melanosom yang

lebih kecil dari kulit berpigmen terang ini terkelompok dalam kelompok di dalam

lisosom sekunder pada keratinosit dan terdegradasi pada pertengahan stratum

spinosum. Pada kulit berpigmen gelap, melanosom yang lebih besar dan secara

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

19

tunggal tersebar dalam lisosom dari keratinosit, terdegradasi lebih lambat, seperti

melanin yang butirannya masih dapat ditemukan dalam stratum korneum

(Donsing dan Viyoch, 2008:14).

1.9. Flavonoid

Flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada

seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Pada tumbuhan

tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga.

Beberapa fungsi flavonoid untuk tumbuhan ialah pengaturan tumbuh, pengaturan

fotosintesis, aktivitas antimikroba dan antivirus, dan aktivitas terhadap serangga

(Robinson, 1995:191).

Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-

C6. Golongan flavonoid yang umum adalah flavonol, flavon, flavanon, antosianin,

dan isoflavon. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi

dan superoksida dan dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi

yang dapat merusaknya (Grotewold, 2006:1).

1.10. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau

lebih bahan terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim

didefinisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah padat baik bertipe air

dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya digunakan sebagai emolien

atau pemakaian obat pada kulit. Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

20

dan industri kosmetik, dan banyak produk dalam perdagangan disebut sebagai

krim tetapi tidak sesuai dengan bunyi definisi di atas. Banyak hasil produksi yang

nampaknya seperti krim tetapi tidak mempunyai dasar dengan jenis emulsi,

biasanya disebut krim. Konsistensi dan sifat rheologisnya tergantung pada jenis

emulsinya apakah jenis air dalam minyak atau minyak dalam air, dan juga pada

sifat zat padat dalam fase internal (Depkes, RI., 1995:6, Ansel, 1989:513, dan

Lachman, Lieberman, dan Kanig, 1986:1092).

Metode pembuatan secara umum meliputi proses peleburan dan proses

emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti

minyak dan lilin dicairkan bersama di penangas air pada temperatur sekitar 70

sampai 75⁰C. Sementara itu, semua larutan berair yang tahan panas, komponen

yang larut dalam air, yang dibuat dalam sejumlah air yang dimurnikan, khususnya

dalam formula dan dipanaskan pada temperatur yang sama dengan komponen

berlemak. Kemudian larutan berair secara perlahan–lahan ditambahkan, dengan

pengadukan yang konstan (biasanya dengan pengaduk mekanik) ke dalam

campuran berlemak yang cair, temperatur dipertahankan selama 5 sampai 10

menit, untuk menjaga kristalisasi dari lilin dan kemudian campuran perlahan-

lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-menerus sampai campuran

membeku/mengental. Apabila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan

leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat tergatung pada

penambahan dari larutan berair yang lebih dingin pada campuran yang mencair

(Ansel, 1989:510).

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

21

Sediaan krim yang stabil secara farmasetika terdiri dari berbagai macam

bahan tambahan antara lain zat pengemulsi, pengawet, antioksidan, zat peningkat

konsistensi, dan humektan.

1) Zat pengemulsi

Umumnya dibedakan tiga golongan besar zat pengemulsi yaitu surfaktan,

koloid hidrofilik, dan zat padat yang terbagi halus. Walaupun koloid hidrofilik

dan zat padat yang terbagi halus dapat digunakan sebagai pengemulsi satu-

satunya, penggunaannya yang terbesar adalah dalam bentuk pengemulsi

pembantu. Golongan pengemulsi tertentu dipilih terutama berdasarkan stabilitas

shelf-life yang dikehendaki, tipe emulsi yang diinginkan, dan biaya pengemulsi

(Lachman, Lieberman, dan Kanig, 1986:1051).

2) Bahan pengawet

Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air

mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting

dalam emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi.

Karena jamur dan ragi lebih sering ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan

yang bersifat fungistatik dan bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan

bahan pengemulsi nonionik dan anionik, gliserin, dan sejumlah bahan penstabil

alam seperti tragakan dan gom guar. Pengawet yang biasa digunakan dalam

emulsi adalah metil-, etil-, propil-, dan butil-paraben, asam benzoat, dan senyawa

amonium kuaterner (Depkes, RI., 1995:7).

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

22

3) Antioksidan

Antioksidan ditambahkan pada sediaan semipadat jika akan terjadi

kerusakan akibat oksidasi. Sistem antioksidan ditentukan oleh komponen-

komponen formulasi dan pemilihan antioksidan tergantung pada beberapa faktor

seperti toksisitas, iritansi, potensi, tercampurkan, bau, perubahan warna, kelarutan,

dan kestabilan. Seringkali dua antioksidan digunakan karena kombinasi tersebut

sering memberikan efek sinergistik. Antioksidan biasa digunakan pada

konsentrasi yang berkisar dari 0,001 sampai 0,1%. Beberapa zat antioksidan yang

biasa digunakan adalah asam galat, propil galat, asam askorbat, askorbil palmitat,

sulfit, tokoferol, hidroksitoluen terbutilasi, kidroksianisol terbutilasi, dan 4-

hidroksimetil-2,6-di-ter-butilfenol (Lachman, Lieberman, dan Kanig,

1986:1068,1134).

4) Zat peningkat konsistensi

Zat ini dugunakan untuk meningkatkan konsistensi emulsi topikal (krim).

Bahan peningkat viskositas atau bahan peningkat konsistensi yang biasa

digunakan antara lain setil alkohol, emulgid, stearil alkohol, trietanolamin stearat,

dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilenglikol, dan sabun (Swarbrick,

1995:1554).

5) Humektan

Humektan digunakan dalam sediaan krim dengan tujuan menjaga

kelembaban kulit dengan mencegah penguapan air dari permukaan kulit. Contoh

humektan antara lain gliserol, sorbitol (5%), dan propilen glikol (Swarbrick,

1995:1554).

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

23

1.11. Preformulasi Zat

Pada penelitian ini bahan-bahan yang akan digunakan adalah :

1) Bahan Berkhasiat

Bahan berkhasiat yang akan digunakan adalah ekstrak batang nangka.

2) Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang akan digunakan yaitu setil alkohol sebagai

peningkat viskositas, parafin cair sebagai emolient, gliseril monostearat serta

trietanolamin sebagai emulgator, propilen glikol sebagai humektan. Sedangkan

metil paraben dan propil paraben sebagai pengawet, asam askorbat sebagai

antioksidan dan aquadest sebagai pelarut.

1.11.1. Setil alkohol

Setil alkohol digunakan sercara luas pada kosmetik dan formulasi sediaan

farmasetikal lainnya seperti supositoria, sediaan lepas termodifikasi, emulsi, lotio,

krim, dan salep. Pada lotio, krim, dan salep setil alkohol digunakan sebagai

emolien, pengabsorpsi air, dan zat pengemulsi. Setil alkohol dapat mempertinggi

stabilitas, memperbaiki tekstur sediaan, dan meningkatkan konsistensi. Setil

alkohol juga digunakan untuk zat pengabsorbsi air pada emulsi air dalam

minyak.pada emulsi minyak dalam air, setil alkohol dapat memperbaiki stabilitas

dengan kombinasi zat pengemulsi larut air (Rowe, Sheskey, dan Weller,

2003:130).

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

24

Setil alkohol berupa wax, serpihan putih, granul, kubus atau tuangan.

Sedikit beraroma dan memiliki rasa yang lemah. Setil alkohol memiliki titik didih

316-344ºC dan titik leleh 45-52ºC (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:130).

Setil alkohol larut dengan bebas dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan

akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Praktis tdak larut dalam air.dapat

bercampur saat dilelehkan dengan lemak, parafin padat dan cair, dan isopropil

miristat (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:131).

1.11.2. Metil paraben

Metil paraben digunakan secara luas sebagai pengawet dalam kosmetik,

produk makanan, dan formulasi farmasetikal lainnya. Dapat digunakan secara

kombinasi dengan senyawa paraben lainnya atau dengan zat antimikroba lainnya.

Metil paraben berupa kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau

atau hampir tidak berbau dan memiliki rasa seperti terbakar (Rowe, Sheskey, dan

Weller, 2003:390).

Metil paraben memiliki titik didih 125-128⁰C. Metil paraben praktis tidak

larut dalam minyak mineral, larut dalam etanol, eter, gliserin, propilen glikol,

minyak kacang, dan air (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:391).

1.11.3. Propil paraben

Propil paraben digunakan secara luas sebagai antimikroba dalam kosmetik,

produk makanan, dan formulasi farmasetikal lainnya. Penggunaannya dapat

dikombinasikan dengan ester paraben lainnya atau dengan zat antimikroba

lainnya. Propil paraben merupakan zat antimikroba yang sering digunakan dalam

kosmetik. Penggunaan propil paraben (0.02%) dengan metil paraben (0.18%)

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

25

digunakan sebagai pengawet pada berbagai sediaan parenteral. Propil paraben

berbentuk kristal, berwarna putih, tidak berbau, dan serbuk yang tidak berasa

(Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:526).

Propil paraben memiliki titik didih 295ºC dan pka 8,4 pada 22ºC. Propil

paraben larut dengan bebas dalam aseton dan eter. Larut dalam etanol, gliserin,

minyak mineral, propilen glikol, dan air (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:527).

1.11.4. Propilen glikol

Propilen glikol digunakan secara luas sebagai pelarut, ekstaktan, dan

pengawet dalam berbagai formulasi sediaan parenteral dan nonparenteral.

Propilen glikol adalah pelarut umum yang lebih baik dari gliserin dan larut dalam

berbagai senyawa seperti kortikosteroid, fenol, barbiturat, vitamin (A dan D),

alkaloid, dan anestetik lokal. Propilen glikol bekerja sebagai antiseptik seperti

etanol. Propilen glikol juga digunakan pada kosmetik dan industri makanan

sebagai pembawa untuk zat pengemulsi. Propil paraben digunakan sebagai

pengawet pada konsentrasi 15-3-% (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:521).

Propilen glikol cair jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau

dengan rasa manis seperti gliserin. Propilen glikol memiliki titik didih 180ºC

(Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:521).

Propilen glikol dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%),

gliserin, dan air.Larut pada 1:6 bagian eter. Propilen glikol tidak bercampur

dengan minyak mineral tetapi dapat melarutkan beberapa minyak esensial (Rowe,

Sheskey, dan Weller, 2003:522).

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

26

1.11.5. Gliseril monostearat

Gliseril monostearat digunakan sebagai pengemulsi nonionik, zat

penstabil, emolien, dan biasa digunakan pada sediaan kosmetik. Gliseril

monostearat berupa serbuk, flake, dan wax berwarna putih hingga krem, berbau

dan berasa seperti lemak. Gliseril monostearat larut dalam etanol panas, eter,

kloform, aseton panas, minyak mineral dan minyak. Gliseril monostearat praktis

tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi dalam air dengan adanya surfaktan

atau sabun (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:264).

Gliseril monostearat memiliki titik leleh 55-60ºC dan nilai HLB 3,8.

Gliseril monostearat harus ditambahkan antioksidan seperti butilat hidroksitoluen

dan propil galat. Gliseril monostearat sebaiknya disimpan dalam wadah kedap

udara ditempat yang dingin, kering, dan terlindung dari cahaya (Rowe, Sheskey,

dan Weller, 2003:265).

1.11.6. Asam askorbat

Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan cair pada

konsentrasi 0.01-0.1% b/v. Asam askorbat juga digunakan secara luas dalam

produk makanan sebagai antioksidan. Asam askorbat berupa serbuk kristal putih

hingga kuning muda atau kristal tidak berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa

asam. Asam askorbat akan berubah warna menjadi gelap ketika terpapar cahaya

(Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:32).

Asam askorbat memiliki titik leleh 190ºC. Asam askorbat larut dalam

etanol, gliserin, propilen glikol, dan air. Asam askorbat praktis tidak larut dalam

kloroform dan eter. Dalam bentuk serbuk, asam askorbat relatif stabil terhadap

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

27

udara. Ketiadaan oksigen dan zat pengoksidasi lain, asam askorbat stabil terhadap

pemanasan. Asam askorbat tidak stabil dalam larutan terutama larutan bersifat

basa. Stabilitas maksimum asam askorbat cair pada pH 5,4. Asam askorbat

sebaiknya disimpan didalam wadah nonlogam yang tertutup baik, terlindung dari

cahaya di tempat yang dingin dan kering (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:33).

1.11.7. Parafin cair

Parafin cair digunakan pada emulsi tipe minyak dalam air sebagai pelarut,

untuk supositoria cocoa butter, dan lubrikan pada formulasi kapsul dan tablet.

Parafin cair berupa cairan kental berminyak, transparan, tidak berwarna, tidak

berfluoresen terhadap cahaya. Praktis tidak berasa dan tidak berbau saat dingin

dan memiliki baru petroleum saat dipanaskan (Rowe, Sheskey, dan Weller,

2003:395).

Parafin cair praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, dan air.

Parafin cair larut dalam aseton, benzen, kloroform, karbon disulfida, eter, dan

petroleum eter. Parafin cair dapat bercampur dengan minyak atsiri. Parafin cair

akan teroksidasi jika terpapar cahaya dan panas. Parafin cair sebaiknya disimpan

di dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat yang dingin dan

kering (Rowe, Sheskey, dan Weller, 2003:396).

1.11.8. Trietanolamin

Trietanolamin berupa cairan kental jernih, tidak berwarna hingga berwarna

kuning pucat dan memiliki bau seperti amoniak. Titik didih trietanolamin adalah

335ºC, titik leleh 20-21ºC dan sangat higroskopis. Tritetanolamin dapat

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

28

bercampur dengan aseton, karbon tetraklorida, metanol, dan air (Rowe, Sheskey,

dan Weller, 2003:663).

Trietanolamin dapat berubah warna menjadi coklat akibat terpapar cahaya

dan udara. Trietanolamin sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara,

terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering. Trietanolamin

mengandung gugus hidroksi yang dapat menyebabkan reaksi dengan amina dan

alkohol. Trietanolamin dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk kristal

garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik dari sabun. Trietanolamin

juga dapat bereaksi dengan tembaga membentuk garam kompleks. Perubahan

warna dan pengendapan dapat terjadi akibat adanya garam logam berat.

Trietanolamin dapat bereaksi dengan pereaksi seperti tionilklorida dengan

mengganti gugus hidroksi dengan halogen yang bersifat sangat toksik (Rowe,

Sheskey, dan Weller, 2003:664).

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

29

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu penyiapan

simplisia batang nangka, pembuatan ekstrak batang nangka, pembuatan sediaan

krim, dan evaluasi sediaan krim ekstrak batang nangka. Pada tahap awal

penelitian yaitu penyiapan simplisia batang nangka, dilakukan pengumpulan

bahan baku, determinasi, penetepan parameter standar simplisia, dan penapisan

fitokimia.

Pada tahap penyiapan ekstrak batang nangka dilakukan ekstraksi dengan

metode refluks dengan menggunakan pelarut etanol 95%. Kemudian dilakukan

pembuatan sediaan krim dengan memvariasikan konsentrasi emulgator serta

kombinasinya, fase minyak, dan zat peningkat viskositas. Metode pembuatan krim

yang dilakukan adalah metode peleburan.

Pada tahap akhir dilakukan evaluasi sediaan krim pada masing-masing

formula meliputi pengamatan organoleptik, pengamatan homogenitas sediaan,

pengukuran pH sediaan, dan pengamatan terjadinya creaming.

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

30

BAB III

BAHAN DAN ALAT

3.1. Bahan

Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak batang

nangka, gliseril monostearat (Brataco), trietanolamin (Brataco), setil alkohol

(Brataco), parafin cair (Brataco), propilen glikol (Brataco), metil paraben

(Brataco), propil paraben (Brataco), asam askorbat (Brataco), aquadest (Brataco),

larutan dapar fosfat, toluen (Brataco), asam sulfat encer P (Brataco), air-kloroform

LP, etanol 95% (Brataco), serbuk magnesium (Brataco), asam klorida (Brataco),

amil alkohol (Brataco), pereaksi Bouchardat LP, pereaksi mayer LP, FeCl3,

larutan gelatin, larutan steasny, NaOH, eter, pereaksi Liebermann Burchard, dan

pereaksi vanilin 10% dalam asam sulfat pekat.

3.2. Alat

Alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain timbangan

analitik (Mettler Toledo), rotary evaporator RV 10 (Ika), ultra turrax T25 (Ika),

pH meter (Mettler Toledo), oven (Memmert), tabung reaksi, gelas kimia (Pyrex),

batang pengaduk, spatel, sendok tanduk, gelas ukur (Pyrex), kaca arloji,

termometer (Pyrex), destilator, krus silikat, dan penangas air (Memmert).

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

31

BAB IV

PROSEDUR KERJA

4.1. Penyiapan Simplisia

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang nangka

(Artocarphus heterophyllus Lamk.) yang diperoleh dari perkebunan di Ciparay.

Determinasi batang nangka dilakukan di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu

dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.

4.2. Perlakuan Terhadap Tanaman

Perlakuan terhadap tanaman meliputi penebangan pohon, sortasi,

perajangan, pengeringan, dan penyerbukan. Kemudian dilakukan penentuan

parameter standar yang meliputi penetapan kadar air, kadar abu, kadar abu tidak

larut dalam asam, kadar sari larut dalam air, dan kadar sari larut dalam etanol.

Setelah itu dilakukan penapisan fitokimia meliputi penapisan flavonoid, alkaloid,

polifenolat, tanin, kuinon, saponin, triterpenoid, steroid, monoterpen, dan

seskuiterpen. Setelah itu dilakukan ekstraksi dengan metode refluks.

4.2.1. Penetapan kadar air

Penetapan kadar air simplisia dilakukan dengan metode destilasi. Tabung

penerima dan pendingin dibersihkan dengan asam pencuci dan dibilasi dengan air

lalu dikeringkan dalam lemari pengering. Ke dalam labu kering dimasukkan

sejumlah zat yang ditimbang seksama yang diperkirakan mengandung 2 ml

sampai 4 ml air. Jika zat berupa pasta, timbang dalam sehelai lembaran logam

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

32

dengan ukuran yang sesuai dengan leher labu. Untuk zat yang dapat menyebabkan

gejolak mendadak, tambahkan pasir kering yang telah dicuci secukupnya hingga

mencukupi dasar labu atau sejumlah tabung kapiler, panjang lebih kurang 100 mm

yang salah satu ujungnya tertutup. Dimasukkan lebih kurang 200 ml toluen ke

dalam labu, hubungkan alat. Kemudian tuang toluen ke dalam tabung penerima

(R) melalui alat pendingin. Panaskan labu hati-hati selama 15 menit.

Setelah toluen mulai mendidih, suling dengan kecepatan lebih kurang 2

tetes tiap detik, hingga sebagian air tersuling, kemudian naikkan kecepatan

penyulingan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, cuci bagian

dalam pendingin dengan toluen, sambil dibersihkan dengan sikat tabung yang

disambungkan pada sebuah kawat tembaga dan lebih dibasahi dengan toluen.

Lanjutkan penyulingan selama 5 menit. Biarkan tabung penerima pendingin

hingga suhu kamar. Jika ada tetes air yang melekat pada pendingin tabung

penerima, gosok dengan karet yang diikatkan pada sebuah kawat tembaga dan

dibasahi dengan toluen hingga tetesan air turun. Setelah air dan toluen memisah

sempurna, baca volume air. Hitung kadar air dalam persen (Dirjen POM,

2000:16).

4.2.2. Penetapan kadar abu

Lebih kurang 2 gram ekstrak yang telah digerus dan ditimbang seksama,

dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, kemudian

ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, lalu dinginkan dan timbang.

Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui

kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa kertas dan kertas saring dalam krus yang

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

33

sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, lalu uapkan, pijarkan hingga bobot tetap

lalu timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara

(Depkes, RI., 2000:17).

4.2.3. Kadar abu tidak larut asam

Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 ml

asam sulfat encer P selama 5 menit, lalu kumpulkan bagian yang tidak larut asam,

saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas,

pijarkan hingga bobot tetap, lalu timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut

dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Depkes, RI.,

2000:17).

4.2.4. Penetapan kadar sari larut dalam air

Maserasi sejumlah 5 gram ekstrak selama 24 jam dengan 100 ml air-

kloroform LP menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6

jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Kemudian saring dan

uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah

ditara, lalu panaskan residu pada suhu 105ºC hingga bobot tetap. Hitung kadar

dalam persen senyawa yang larut dalam air, dihitung terhadap ekstrak awal

(Depkes, RI., 2000:31).

4.2.5. Penetapan kadar sari larut dalam etanol

Maserasi sejumlah 5 garm ekstrak selama 24 jam dengan 100 etanol (95%)

menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama

dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Kemudian saring cepat dengan

menghindarkan penguapan etanol, lalu uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

34

cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, panaskan residu pada suhu 105ºC

hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam etanol

(95%), dihitung terhadap ekstrak awal (Depkes, RI., 2000:31)

4.2.6. Penapisan fitokimia

Penapisan fitokimia yang dilakukan yaitu penapisan senyawa flavonoid,

alkaloid, polifenolat, tanin, kuinon, saponin, triterpenoid, steroid, monoterpen, dan

seskuiterpen.

1) Penapisan Senyawa Flavonoid

Dimasukkan simplisia sebanyak 2 spatel ke dalam tabung reaksi lalu

ditambahkan air secukupnya, kemudian dicampur dengan 0.1 gram serbuk

magnesium dan 10 tetes asam klorida 2 N dan dipanaskan di atas penangas air dan

disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan amil alkohol lalu dikocok dengan

kuat. Jika terjadi warna kuning, jingga atau merah pada lapisan amil alkohol

menunjukkan adanya flavonoid. Warna kuning jingga menunjukkan adanya

flavon, kalkon, dan auron (Depkes, RI., 1989:553).

2) Penapisan Senyawa Alkaloid

Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan

9 ml, lalu panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring.

Pindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji, tambahkan 2 tetes Bouchardat LP. Jika

pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk tidak mengandung

alkaloid. Jika dengan Mayer LP terbentuk endapan menggumpal berwarna putih

atau kuning yang larut dalam metanol P dan dengan Bouchardat LP terbentuk

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

35

endapan berwarna coklat sampai hitam maka ada kemungkinan terdapat alkaloid

(Depkes, RI., 1989:549).

3) Penapisan Senyawa Polifenolat

Simplisia ditempatkan pada pada tabung reaksi lalu ditambahkan air

secukupnya, lalu dipanaskan diatas penangas air dan disaring. Kepada filtrat

ditambahkan larutan pereaksi FeCl3 dan timbulnya warna hijau atau biru-

hijau,merah ungu, biru–hitam hingga hitam menandakan positif fenolat atau

timbul endapan coklat menandakan adanya polifenol (Farnsworth, 1966:243-265).

4) Penapisan Senyawa Tanin

Simplisia sebanyak 1 gram ditambahkan 100 ml air panas, kemudian

dididihkan selama 15 menit. Campuran didinginkan kemudian disaring dan filtrat

dibagi menjadi 3 bagian dalam tabung reaksi. Filtrat pertama sebanyak 5 ml

ditambah 2 tetes FeCl3 1% reaksi positif jika terbentuk warna biru tua atau hitam

kehijauan. Filtrat kedua sebanyak 5 ml pada tabung reaksi lain ditambahkan

larutan gelatin, jika terbetuk endapan putih maka menunjukkan adanya tanin.

Untuk dapat mengetahui jenis tanin yang terkandung, maka sebanyak 5 ml filtrat

ketiga dalam tabung reaksi lainnya ditambahkan beberapa tetes pereaksi Steasny

(Formaldehid:HCl = 1:1 ) lalu dipanaskan dalam tangas air, jika terbentuk

endapan merah muda, artinya terdapat tanin katekat. Hasil tersebut disaring lalu

filtrat ditambah natrium asetat sampai jenuh lalu ditambah 2 tetes FeCl3 1% jika

terbentuk warna biru tinta atau biru hitam menunjukan reaksi positif untuk tanin

galat (Farnsworth, 1966:243-265).

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

36

5) Penapisan Senyawa Kuinon

Simplisia sebanyak 1 gram ditambahkan 100 ml air panas kemudian

dididihkan selama 10 menit. Campuran disaring, kemudian filtrat sebanyak 10 ml

dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes NaOH 1 N. Adanya kuinon

ditunjukan dengan terbentuknya warna merah (Farnsworth, 1966:243-265).

6) Penapisan Senyawa Saponin

Masukkan 0.5 gram serbuk yang diperiksa ke dalam tabung reaksi,

tambahkan 10 ml air panas, dinginkan dan kemudian kocok kuat-kuat selama 10

detik. Jika zat yang diperiksa berupa sediaan cair encerkan 1 ml sediaan yang

diperiksa dengan 10 ml air dan kocok kuat-kuat selama 10 menit, terbentuk buih

yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada

penambahan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang (Depkes, RI., 1989:552).

7) Penapisan Senyawa Triterpenoid Dan Steroid

Simplisia digerus dengan eter lalu disaring. Filtrat ditempatkan dalam

cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai kering, lalu ditambahkan larutan

pereaksi Liebermann Burchard dan timbulnya warna merah-ungu menandakan

positif senyawa triterpenoid sedangkan bila warna hijau biru menunjukan positif

steroid (Farnsworth, 1966:243-265).

8) Penapisan Senyawa Monoterpen Dan Seskuiterpen

Simplisia digerus dengan eter lalu disaring. Filtrat ditempatkan dalam

cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai kering, lalu ditambahkan larutan

Vanilin 10% dalam asam sulfat pekat dan timbulnya warna–warna menandakan

positif senyawa mono dan seskuiterpen (Farnsworth, 1966:243-265).

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

37

4.2.7. Ekstraksi

Kayu pohon nangka diekstraksi dengan metode refluks menggunakan

etanol 95%. Kemudian dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator lalu

diuapkan menggunakan waterbath sampai didapat ekstrak kental.

4.3. Pembuatan Krim

Sediaan krim dibuat dengan cara memanaskan masing-masing fase minyak

dan fase air di atas penangas air pada suhu 60ºC-70ºC. Fase minyak terdiri dari

setil alkohol, parafin cair, dan gliseril monostearat. Fase air terdiri dari

trietanolamin, propilen glikol, asam askorbat, metil paraben, propil paraben, air

suling, dan larutan dapar fosfat. Setelah masing-masing fase telah mencapai suhu

65ºC, kedua fase tersebut dicampur dan diaduk dalam keadaan panas dengan

menggunakan ultra turrax dengan kecepatan 15000 rpm selama 15 menit.

Kemudian ditambahkan ekstrak etanol kayu pohon nangka lalu diaduk kembali

sampai terbentuk krim.

4.4. Evaluasi Sediaan Krim

Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan krim yang dibuat meliputi

pengamatan organoleptik, penentuan tipe emulsi, pengamatan homogenitas

sediaan, pengukuran pH sediaan, dan pengamatan ketidakstabilan emulsi berupa

terbentuknya creaming.

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

38

4.4.1. Pengamatan organoleptik

Pengamatan organoleptik terhadap sediaan krim yang dibuat dilakukan

dengan mengamati stabilitas dari sediaan seperti perubahan warna, bau, dan

penampilan.

4.4.2. Homogenitas sediaan

Homogenitas sediaan krim dievaluasi dengan mengoleskan sediaan pada

permukaan kaca objek kemudian disebarkan dengan bantuan kaca objek yang lain

untuk mendapatkan permukaan yang homogen.

4.4.3. Penentuan tipe emulsi

Penentuan jenis emulsi terdapat sejumlah cara pengujian yang berguna

yaitu metode pengenceran. Sedikit air diberikan ke dalam sebuah contoh kecil

emulsi dan setelah pengocokan atau pengadukan diperoleh kembali suatu emulsi

homogen, maka tedapat jenis M/A. Metode pengenceran juga dapat dilakukan

sebagai berikut : 1 tetes emulsi diberikan ke dalam air dan secara cepat akan

terdistribusi (kadang-kadang wadah dikocok perlahan), maka terdapat emulsi

M/A, 1 tetes suatu emulsi A/M tertinggal pada permukaan air (Voight, 1994:442).

4.4.4. Pengukuran pH sediaan

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pengukuran

pH dilakukan selama hari penyimpanan.

4.4.5. Pengamatan dan pengukuran creaming

Pengamatan creaming dilakukan dengan memasukkan sediaan ke dalam

suatu tabung dan diamati stabilitas fisiknya antara nilai Hv dan Ho. Hv adalah

tinggi akhir bagian yang terpisah pada sediaan dan Ho adalah tinggi awal sediaan

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

39

sebelum terjadi pemisahan. Krim yang stabil adalah sediaan dengan nilai Hv/Ho

mendekati 1 (Lachman, 1994:1011).

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

40

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dimulai dari tahap pengumpulan bahan baku,

determinasi tumbuhan, pengolahan bahan baku, penetapan parameter standar dan

skrining simplisia. Dilanjutkan tahap pembuatan ekstrak, penapisan fitokimia

ekstrak, dan formulasi sediaan krim.

Pada penelitian ini digunakan simplisia dari batang nangka (Artocarpus

heterophyllus L.) yang diperoleh dari daerah Ciparay. Kayu pohon nangka

kemudian dideterminasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu Dan Teknologi

Hayati, Institut Teknologi Bandung. Hasil determinasi menunjukkan bahwa

tumbuhan yang digunakan untuk penelitian adalah benar batang nangka

(Artocarpus heterophyllus L.). Hasil determinasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

Batang nangka yang telah diperoleh kemudian dibersihkan dengan cara

sortasi basah yaitu dicuci. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran

agar tidak menimbulkan kontaminasi dan mengganggu proses penelitian. Setelah

itu batang nangka dirajang dengan ukuran yang sesuai. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan luas permukaan yang lebih besar sehingga dapat mempercepat

proses pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan dan

tidak terkena cahaya matahari langsung. Proses pengeringan ini dilakukan untuk

mengurangi kadar air agar simplisia dapat bertahan lebih lama.

Setelah diperoleh simplisia kering selanjutnya dilakukan penggilingan

untuk mendapatkan serbuk kering simplisia batang nangka. Penggilingan

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

41

dilakukan untuk memperkecil ukuran sel pada simplisia sehingga dapat

memudahkan proses ekstraksi dimana pelarut akan menembus ke dalam sel

simplisia sehingga pelarut dapat menarik semua senyawa-senyawa yang

terkandung di dalam simplisia.

Setelah diperoleh serbuk kering simplisia selanjutnya dilakukan penentuan

parameter standar terhadap simplisia yang meliputi kadar air, kadar abu total,

kadar abu tidak larut dalam asam, kadar sari larut dalam air, dan kadar sari larut

dalam etanol. Penetapan standar dilakukan agar dapat menjamin bahwa simplisia

yang digunakan memiliki nilai parameter tertentu yang konstan (Depkes, RI.,

2000:2).

Kadar air dilakukan untuk memberikan batasan minimal atau rentang

kandungan air di dalam simplisia. Metode yang digunakan pada penentuan

parameter kadar air adalah metode destilasi. Hasil kadar air yang didapatkan

adalah 8% sesuai dengan standar simplisia batang nangka yaitu ≤ 10% (Depkes,

RI., 1985:6).

Tujuan dilakukan penentuan paramater kadar abu adalah untuk

memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari

proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Prinsip kerja penentuan parameter kadar

abu adalah bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan

turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan

anorganik. Hasil kadar abu yang didapatkan adalah 3% sesuai dengan standar

simplisia batang nangka di MMI yaitu <3.5% (Depkes, RI., 2000:17 dan Depkes,

RI., 1986:66).

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

42

Kemudian dilakukan penentuan parameter kadar abu tidak larut dalam

asam untuk memberikan gambaran kandungan mineral non fisiologis yang

merupakan pengotor dari lingkungan. Hasil kadar abu yang tidak larut dalam

asam yang didapatkan adalah 0.87% sesuai dengan standar simplisia batang

nangka di MMI yaitu <1.5% (Depkes, RI.,2000:17 dan Depkes, RI., 1986:66).

Selanjutnya dilakukan penentuan parameter kadar sari larut dalam air dan

larut dalam etanol. Parameter ini bertujuan untuk memberikan gambaran awal

jumlah senyawa kandungan. Prinsip penentuan ini adalah dengan melarutkan

ekstrak dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah solut yang

identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimeteri. Dalam hal tertentu

diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana, diklorometan, dan

metanol. Hasil kadar sari larut dalam air yang didapatkan adalah 25% sesuai

dengan standar simplisia batang nangka di MMI yaitu tidak kurang dari 5.5%.

Sedangkan hasil kadar sari larut dalam etanol yang didapatkan adalah 9% sesuai

dengan standar simplisia di MMI yaitu tidak kurang dari 2.5% (Depkes, RI.,

1986:66 dan Depkes, RI., 1986:66). Hasil penetapan parameter standar simplisia

batang nangka dapat dilihat pada Tabel V.1.

Tabel V.1 Hasil penetapan parameter standar simplisia batang nangka

Parameter Standar Hasil (%) Standar Menurut Pustaka (%)

Kadar air 8 ≤ 10

Kadar abu total 3 < 3.5

Kadar abu tidak larut dalam asam 0.87 < 1.5

Kadar sari larut dalam air 25 > 5.5

Kadar sari larut dalam etanol 9 > 2.5

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

43

Penapisan fitokimia kemudian dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak

batang nangka. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi golongan

senyawa yang terkandung pada batang nangka. Adapun gambar hasil penapisan

fitokimia dapat dilihat pada tabel 1 lampiran 3 dan hasil identifikasi terdapat pada

Tabel V.2.

Tabel V.2 Hasil penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak batang nangka

Keterangan : (+) = terdeteksi (-) = tidak terdeteksi

Berdasarkan hasil tersebut golongan senyawa aktif yang diinginkan yaitu

flavonoid dapat teridentifikasi. Golongan senyawa lainnya yang teridentifikasi di

dalam batang nangka adalah golongan polifenolat dan kuinon.

Formulasi sediaan dimulai dari persiapan bahan-bahan dan alat-alat yang

akan digunakan. Bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi terdiri dari ekstrak

batang nangka, setil alkohol, parafin cair, gliseril monostearat, trietanolamin,

propilen glikol, metil paraben, propil paraben, asam askorbat, aquadest, dan

larutan dapar fosfat.

Ekstrak batang nangka yang digunakan dalam formulasi berperan sebagai

bahan aktif, setil alkohol sebagai peningkat viskositas, parafin cair sebagai fase

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

44

minyak. Sedangkan gliseril monostearat digunakan sebagai emulgator karena

tidak bersifat mengiritasi dan tidak toksik (Rowe, Sheskey, dan Weller,

2003:265). Tritanolamin yang digunakan berfungsi sebagai emulgator yang

dikombinasikan dengan gliseril monostearat dan propilen glikol digunakan

sebagai humektan. Metil paraben dan propil paraben yang digunakan berperan

sebagai pengawet karena pada krim mengandung air yang tinggi sehingga

merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Asam askorbat

digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah ketengikan. Aquadest digunakan

sebagai fase air dan larutan dapar digunakan pula sebagai fase air untuk

mempertahan pH sediaan. Larutan dapar yang digunakan adalah larutan dapar

fosfat dengan pH 6,4.

Pada formulasi ekstrak etanol kayu pohon nangka ini dimulai dari variasi

konsentrasi ekstrak berdasarkan penelitian menurut Zheng, Cheng, To, Li, dan

Wang (2008:1) yang memiliki efek antibrowning yaitu konsentrasi 0,03% hingga

0,05% dengan penggunaan antioksidan asam askorbat 0,5%. Formula yang

digunakan dalam formulasi tersebut dapat dilihat pada Tabel V.3danTabel V.4.

Tabel V.3 Formula sediaan krim ekstrak batang nangka

F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 F 6 F 7

Ekstrak batang nangka 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

Setil alkohol 3 3 - 3 3 3 3

Gliseril monostearat 20 20 20 10 7,5 12,5 7,5

Parafin cair 2 2 2 15 15 15 30

Propilen glikol 10 10 10 10 10 10 10

Asam askorbat 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

Larutan dapar fosfat pH 6,4 ad. - 100 100 100 100 100 100

Aquadest ad. 100 - - - - - -

BahanKonsentrasi (%)

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

45

Tabel V.4 Formula sediaan krim dengan kombinasi emulgator

Krim ekstrak batang nangka dibuat dengan cara memanaskan masing-

masing fase minyak dan fase air di atas penangas air hingga suhu 60-70ºC.

Pemanasan dilakukan agar kedua fase memiliki viskositas yang sama sehingga

dapat memudahkan saat pencampuran dan pembentukan krim. Kemudian kedua

fase tersebut dicampur dan diaduk dalam keadaan panas dengan menggunakan

ultra turrax dengan kecepatan 15000 rpm selama 15 menit. Metil paraben dan

propil paraben dilarutkan terlebih dahulu ke dalam propilen glikol karena metil

paraben dan propil paraben memiliki kelarutan kurang baik dalam air namun lebih

mudah larut dalam propilen glikol. Sehingga dapat mempermudah saat

pencampuran dengan bahan lain untuk membentuk massa krim. Kemudian

ditambahkan ekstrak batang nangka lalu diaduk kembali hingga membentuk

massa krim.

Pada pengamatan organoleptik, formula 1 dan 2 memiliki bau yang khas,

warna gading, dan penampilan yang homogen namun memiliki konsistensi terlalu

padat. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan gliseril monostearat yang tinggi

F 8 F 9 F 10

Ekstrak batang nangka 0,3 0,3 0,3

Setil alkohol 3 3 3

Gliseril monostearat 7,5 10 12,5

Trietanolamin 1,5 2 2,5

Parafin cair 15 15 15

Propilen glikol 10 10 10

Asam askorbat 0,5 0,5 0,5

Metil paraben 0,18 0,18 0,18

Propil paraben 0,02 0,02 0,02

Larutan dapar fosfat pH 6,4 ad. 100 100 100

BahanKonsentrasi (%)

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

46

sebanyak 20% karena dapat berfungsi pula sebagai zat penstabil dengan cara

meningkatkan viskositas sediaan (Gerbino, 2006:330).

Pada pengukuran pH, formula 1 memiliki pH 3. pH tersebut tidak sesuai

dengan pH kulit normal yaitu 4,5-6,5 karena dapat mengiritasi kulit. Pada formula

selanjutnya digunakan larutan dapar fosfat pH 6,4 untuk mempertahankan pH

sediaan agar sesuai dalam rentang pH kulit normal untuk mengurangi risiko

iritasi. Sediaan krim formula 2 setelah digunakan larutan dapar memiliki pH 6,2.

Begitu pula dengan formula lainnya yaitu formula 3 sampai 7 memiliki pH

berkisar 5 sampai 6. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 1 lampiran 5 dan

grafik hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Gambar V.1.

Gambar V.1 Hasil pengukuran pH krim ekstrak batang nangka

Berdasarkan gambar tersebut, pada formula 3, 4, 5, 6, dan 7 merupakan

sediaan yang stabil selama 7 harikarena tidak terjadi perubahan pH yang

signifikan selama penyimpanan. Sedangkan pada formula dengan kombinasi

emulgator yaitu formula 8 sampai 10 memiliki pH berkisar 6 sampai 7. Hasil

pengukuran pH formula 8 sampai 10 dapat dilihat pada tabel 2 lampiran 5 dan

grafik hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Gambar V.2.

0

2

4

6

8

10

12

14

0 1 3 5 7

pH

Hari ke-

F 3

F 4

F 5

F 6

F 7

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

47

Gambar V.2 Hasil pengukuran pH krim dengan kombinasi emulgator

Jika dibandingkan dengan formula sebelumnya yaitu formula 1 sampai 7,

formula 8, 9, dan 10 memiliki pH yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan

oleh penggunaan trietanolamin yang memiliki pH 10,5 sehingga dapat menaikkan

pH sediaan. Berdasarkan gambar tersebut, pada formula 8, 9, dan 10 merupakan

sediaan yang stabil karena tidak terjadi perubahan pH yang signifikan selama

penyimpanan.

Pada pengamatan homogenitas sediaan dilakukan dengan menggunakan

kaca objek untuk melihat partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan. Pada

pengamatan ini seluruh formula merupakan formula yang homogen karena tidak

terlihat adanya partikel-partikel kasar saat penggeseran menggunakan kaca objek.

Penentuan tipe emulsi pada sediaan krim dilakukan dengan menggunakan metode

pengenceran. Hasil penentuan tipe emulsi pada formula 3, 7, 9, dan 10 merupakan

tipe emulsi air dalam minyak (A/M) karena tidak dapat terdistribusi homogen

dalam air. Sedangkan formula 4, 5, 6, dan 8 merupakan tipe emulsi minyak dalam

air (M/A) karena dapat terdistribusi homogen dalam air. Pada penelitian ini tidak

0

2

4

6

8

10

12

14

0 1 3

pH

Hari ke-

F 8

F 9

F 10

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

48

dilakukan evaluasi viskositas terhadap sediaan krim ekstrak etanol kayu pohon

nangka karena prasarana yang belum memadai.

Pengujian creaming dilakukan dengan mengamati tinggi sedimentasi

untuk mengetahui kestabilan dari sediaan krim dengan melihat terjadinya

pemisahan dua fase antara fase air dan fase minyak. Stabilitas fisik ini ditentukan

dengan perbandingan Hv dan Ho selama waktu penyimpanan. Hv adalah tinggi

akhir sediaan setelah terjadi pemisahan dan Ho adalah tinggi sediaan sebelum

terjadi pemisahan. Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan, formula 3, 5,

6, 8, 9, dan 10 tidak terjadi creaming. Sedangkan pada formula 4 dan 7 terjadi

creaming. Hasil pengamatan creaming dapat dilihat pada tabel 1 lampiran 6, dan

hasil pengamatan tinggi sedimentasi sediaan selama penyimpanan dapat dilihat

pada Gambar V.3.

Gambar V.3. Hasil pengamatan creaming krim ekstrak batang nangka

Pengamatan organoleptik meliputi perubahan bau, warna, dan penampilan.

Hasil pengamatan organoleptik formula 3 sampai 7 dapat dilihat pada Tabel

V.5danformula dengan kombinasi emulgator yaitu formula 8 sampai 9 dapat

dilihat pada Tabel V.6.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 1 3 5 7

Tin

gg

i C

rea

min

g

Hari ke-

F 4

F 7

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

49

Tabel V.5 Hasil pengamatan organoleptik krim ekstrak batang nangka

Keterangan :TH = tidak homogen PA = putih keabuan

Tabel V.6 Hasil pengamatan organoleptik krim dengan kombinasi emulgator

Keterangan : PK = putih kekuningan

Berdasarkan hasil pengamatan organoleptik pada tabel V.4 tersebut,

seluruh formula memiliki bau khas krim, dan berwarna gading yang stabil

ditandai dengan tidak berubahnya warna selama penyimpanan. Namun, pada

formula 5 memiliki warna putih-keabuan. Hal tersebut kemungkinan terjadi

karena pengaruh lingkungan seperti tertinggalnya partikel asing di dalam wadah

pembuatan,alat pencampur maupun pada peralatan lainnya saat dibersihkan.

Sedangkan untuk penampilan sediaan krim dilihat dari terbentuknya pemisahan

menjadi dua fase dan tidak terbentuknya creaming. Pada formula 3, 5, dan 6

memiliki penampilan yang homogen. Sedangkan pada formula 4 dan 7 pada hari

ke-1 menjadi tidak homogen yang ditandai dengan terbentuknya pemisahan

sediaan menjadi dua fase dan terbentuknya creaming. Penampilan sediaan dilihat

Bau Warna Penampilan Bau Warna Penampilan Bau Warna Penampilan Bau Warna Penampilan Bau Warna Penampilan

0 Khas Gading Homogen Khas Gading Homogen Khas PA Homogen Khas Gading Homogen Khas Gading Homogen

1 Khas Gading Homogen Khas Gading TH Khas PA Homogen Khas Gading Homogen Khas Gading TH

3 Khas Gading Homogen Khas Gading TH Khas PA Homogen Khas Gading Homogen Khas Gading TH

5 Khas Gading Homogen Khas Gading TH Khas PA Homogen Khas Gading Homogen Khas Gading TH

7 Khas Gading Homogen Khas Gading TH Khas PA Homogen Khas Gading Homogen Khas Gading TH

F 6

Hasil

F 7Hari ke- F 3 F 4 F 5

Bau Warna Penampilan Bau Warna Penampilan Bau Warna Penampilan

0 Khas PK Homogen Khas PK Homogen Khas PK Homogen

1 Khas PK Homogen Khas PK Homogen Khas PK Homogen

3 Khas PK Homogen Khas PK Homogen Khas PK Homogen

F 8 F 9 F 10

Hasil

Hari ke-

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

50

pula konsistensi sediaan secara visual. Konsistensi formula 3 terlalu padat

sehingga sulit untuk diaplikasikan pada kulit dibandingkan formula lainnya. Hal

ini disebabkan oleh penggunaan gliseril monostearat yang tinggi sebanyak 20%

karena dapat berfungsi pula sebagai zat penstabil dengan cara meningkatkan

viskositas sediaan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan yang stabil secara

organoleptik adalah sediaan formula 6 karena selama penyimpanan tidak

mengalami perubahan warna, bau, dan penampilan.

Hasil pengamatan organoleptik formula kombinasi emulgator yaitu

formula 8, 9, dan 10 memiliki warna putih-kekuningan. Untuk penampilan

sediaan dilihat dari terjadinya creaming dan konsistensi sediaan. Pada formula 8,

9, dan 10 memiliki penampilan yang homogen karena tidak mengalami creaming.

Konsistensi sediaan 8, 9, dan 10 tidak terlalu padat dibandingkan dengan formula

3 sehingga lebih mudah saat diaplikasikan pada kulit.

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

51

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

sediaan formula 8 dengan penggunaan kombinasi emulgator yaitu gliseril

monostearat 7,5% dengan trietanolamin 1,5%, setilalkohol 3%, dan parafin cair

15% merupakan sediaan krim yang paling stabil secara:

1) Organoleptik yaitu warna putih-kekuningan, homogen, mudah

diaplikasikan pada kulit dan memiliki bau yang khas.

2) Memiliki tingkat keasaman (pH) yang stabil yaitu 6,8

3) Pada pengamatan dan pengukuran creaming, sediaan tidak membentuk

creaming.

6.2. Saran

Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan evaluasi dengan jangka waktu

yang lebih panjang dan lebih terperinci mengenai viskositas sediaan krim ekstrak

batang nangka ini. Serta dapat dilakukan pula uji iritasi dan uji stabilitas selama

penyimpanan dan uji aktivitas sebagai antibrowning dari sediaan krim ekstrak

batang nangka terhadap kulit.

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

52

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, terjemahan

Ibrahim dan Farida,Universitas Indonesia Press, Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan.(2007). Tentang Kosmetik Mengandung

Bahan Berbahaya Dan Zat Warna Yang Dilarang.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2010). Undang-undang tentang Kosmetika

dan Alat Kesehatan.

Brown, G.R, Burns, T. (2002). Lecture Notes On: Dermatology, 8th

Edition,

Blackwell Publishing, India.

Chang,T.S. (2009). An Updated Review of Tyrosinase Inhibitors. 26 May 2009,

Int. J. Mol. Sci. 2009, 10, 2440-2475.

Cronquist, A. (1981). An Integrated System Of Classification Of Flowering

Plants, Columbia University Press, New York.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1985). Cara Pembuatan Simplisia,

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi

IV, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1986). Materia Medika Indonesia,

Jilid IV, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Donsing, P. and Viyoch, J. (2008). Thai Breadfruitûs Heartwood Extract: A New

Approach to Skin Whitening, Journal of SWU Sciences, Vol. 24, No. 1.

Dwikarya, Maria. (2003). Merawat Kulit Dan Wajah, Kawan Pustaka, Jakarta.

Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants,

Journal of Pharmacy Sciences.

Gerbino, P.P. (2005). Remington: The Science And Practice Of Pharmacy, 21st

edition, Lippincott Williams &Wilkins, Philadelphia.

Grotewold, Erich, (2006). The Science of Flavonoids, Springer, Ohio.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, Badan Litbang

Kehutanan, Jakarta.

Jellinek, J.S. (1970). Formulation And Function Of Cosmetics,Wiley-interscience,

New York.

Lachman, L, Lieberman, H.A., Kanig, J.L. (2008). Teori Dan Praktek Farmasi

Industri II, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Lim, T.K. (2012). Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants, Springer,

NewYork.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi 6, terjemahan

K. Padmawinata, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Rowe, R.C. , Sheskey, P.J. , Weller, P.J. (2003). Handbook of Pharmaceutical

Excipients, 4th

Edition, APhA Publications, London.

Swarbrick, J. (1995). Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology Third Edition

Volume 1, Informa, New York.

Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. GadjahMada University

Press.Yogyakarta.

Yount, L. (2008). Animal Rights, Revised Edition, Infobase Publishing, NewYork.

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

53

Zheng, Z.P, et, al. (2008). Isolation of tyrosinase inhibitors from Artocarpus

heterophyllus and use of its extract as antibrowning agent [abstract]. Mol

Nutr Food Res, 52(12):1530–1538.

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

LAMPIRAN

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

54

Lampiran 1

SURAT DETERMINASI SIMPLISIA

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

55

Lampiran 1

(LANJUTAN)

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

56

Lampiran 2

PERHITUNGAN PARAMETER STANDAR

a. Kadar air

Volume awal : 1.8 ml

Beratsimplisia : 5 gram

Volume akhir : 2.2 ml

( )

= ( )

= 8%

b. Kadar Abu Total

Beratsampel : 2.0107 gram

Beratawal : 31.9371 gram

Beratakhir : 31.9977 gram

= 3.0%

c. Kadar abutidaklarutdalamasam

Beratawal : 29.1526 gram

Beratsimplisia : 2.0579 gram

Beratakhir : 29.1345 gram

= 0.87%

d. Kadar sari larutdalam air

Beratawal : 90.28 gram

Beratsimplisia : 5 gram

Beratakhir : 90.53 gram

(

)

(

)

= 25%

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

57

e. Kadar sari larutdalametanol

Beratawal : 51.63 gram

Beratsimplisia : 5 gram

Beratakhir : 51.72 gram

(

)

(

)

= 9%

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

58

Lampiran 3

HASIL PENAPISAN FITOKIMIA

PENGUJIAN

HASIL

SIMPLISIA EKSTRAK

Flavonoid

(positif: kuning, jingga,

atau merah pada lapisan

amil alkohol)

Alkaloid

(positif: + bouchardat=

endapan,

+ mayer= endapan putih

atau kuning)

Polifenolat

(positif: hijau atau biru-

hijau, merah-ungu, biru-

hitam)

Tanin

(positif: tanin= biru tua

atau hitam kehijauan,

Tanin katekat= endapan

merah muda,

tanin galat= biru atau biru-

hitam)

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

59

Lampiran 3

(LANJUTAN)

PENGUJIAN

HASIL

SIMPLISIA EKSTRAK

Saponin

(positif: terbentuk buih

mantap selama tidak

kurang 10 menit setinggi 1-

10 cm)

Kuinon

(positif: warna merah)

Monoterpen dan

Seskuiterpen

(positif: timbulnyawarna-

warna)

Triterpenoid dan Steroid

(positif: triterpenoid=

merah-ungu,

steroid= hijau-biru)

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

60

Lampiran 4

FORMULA SEDIAAN KRIM EKSTRAK BATANG NANGKA

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

61

Lampiran 5

HASIL PENGUKURAN pH SEDIAAN KRIM

Tabel 1 Hasil pengukuran pH sediaan krim

Tabel 2Hasil pengukuran pH sediaan krim dengan kombinasi emulgator

F 3 F 4 F 5 F 6 F 7

0 5,7 5,3 6,0 6,0 5,7

1 5,8 5,7 5,7 6,0 5,7

3 5,8 5,7 5,8 6,1 5,7

5 5,9 5,8 5,8 6,1 5,9

7 5,9 5,8 5,8 6.1 5,9

Hari keHasil

F 8 F 9 F 10

0 6,8 7,1 7,0

1 6,8 7,0 7,1

3 6,8 7,0 7,2

Hari ke-Hasil

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Nisa Dian Hanifah_10060308021_skr_2013... · Telah dilakukan penelitian formulasi krim dari ekstrak batang ... Formula

62

Lampiran 6

HASIL PENGAMATAN CREAMING

Keterangan :(-) = tidak terbentuk creaming

F 3 F 4 F 5 F 6 F 7 F 8 F 9 F 10

0 - 1 - - 1 - - -

1 - 0.97 - - 0.9 - - -

3 - 0.97 - - 0.9 - - -

5 - 0.97 - - 0.87 - - -

7 - 0.95 - - 0.87 - - -

Hari keHasil (Hv/Ho)