perilaku pemilih (dinamika pilihan rasional dalam...

126
PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokowi-Basuki Pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana sosial (S.Sos) Oleh: Muhammad Ferdiansyah Zidni 109033200049 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: vuliem

Post on 14-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

PERILAKU PEMILIH

(Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan

Jokowi-Basuki Pada Pemilihan Umum Gubernur

DKI Jakarta 2012)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana sosial (S.Sos)

Oleh:

Muhammad Ferdiansyah Zidni

109033200049

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

l.

2.

J.

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

PERILAKU PEMILIH

( Uinamit<a Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokowi-Basuki PadaPemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta20l2\

Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri rufN)Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri rufN)Syarif Hidayatull ah Jakarta.

Jakarta, 17 Januai2014

Muhammad Ferdiansvah Zidni

Page 3: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

Perilaku Pemilih

' @inamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokowi-BasukiPada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012)

SKRIPSI

Diaj ukan Untuk Memenuhi P ersyaratan M empero lehGelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

il'Iuh ammad Ferdians-v-ah ZidniNrilr. 109033200049

Pembimbing

\

7z*L,/,r

Survani. i\f.SiNrP. 19770424 200710 2 003

PROGR{N{ STUDI TLMU POLITIKFAKULTAS ILNIU SOSL{L DA.'\ IL}IU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAilI NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAI(ARTA

2014

Page 4: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

PERILAKU PEMILIH

(Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki Pada PemilihanUmum Gubernur DKI Jakarta2012)

Dan memenuhi syarat untuk diuji.

Jakarta, 17 Januan2014

Nama

NIM

Program Studi

Mengetahui,

Ketua Program Studi

NIP. 19651212199203 1 004

: Muhammad Ferdiansyah Zidni

: 109033200049

:Ilmu Politik

Menyetujui,

Pembimbing

Li ,)|w'[1rSuryani. M.Si

NIP. 19770421200710 2 003

lil

Page 5: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSIPerilaku Pemilih: Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan

Jokowi-Basuki Pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta2012

Oleh

Muhammad Ferdiansyah Zidni109033200049

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17

Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperolehgelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Sekretaris,

NIP. 19730927 200501 r 008

Penguji II,

004 NIP. 197201052001l2 I 003

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal l7 Januari2014.

Ketua Program Str.rdi

FISIP UIN Jakarta

ru

Ketua,

Penguji I,

NIP. 1965t212199203 1

Dr. Nawin/ddin. M.A

Ali Muhhanif. Ph. DNIP. 19651212199203

Page 6: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

v

ABSTRAK

Muhammad Ferdiansyah Zidni

Perilaku Pemilih

“ Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo - Basuki

Tjahaja Purnama Pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012”

Skripsi ini membahas tentang hubungan kemenangan Jokowi-Basuki

dengan kemunculan para pemilih rasional. Materi yang dibahas adalah perilaku

pemilih yang rasional di wilayah DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisa hubungan antara terbentuknya rasionalitas antara pihak

masyarakat dan pemerintah di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan studi

pustaka dan wawancara. Peneliti menemukan bahwa dalam proses terciptanya

pilihan rasional didukung oleh kondisi sosio demografi penduduk Jakarta yang

relatif berpendidikan, dan melek informasi. Pilihan rasional ini muncul ketika

masyarakat tidak merasakan dampak langsung terhadap kebijakan dari

pemerintahan Fauzi Bowo. Dengan hadirnya Jokowi-Basuki yang memiliki

prestasi dan track record yang sudah teruji ketika mereka menjadi kepala daerah

di daerah asal masing-masing dan pro-rakyat membuat masyarakat berpaling dari

calon yang berasal dari incumbent. Sikap apatis masyarakat terhadap

pemerintahan Fauzi Bowo semakin meningkat ketika terjadi banyaknya kasus

korupsi yang melibatkan elit-elit partai, dan diketahui bahwa Fauzi Bowo-

Nachrowi Ramli adalah pasangan incumbent yang berkoalisi dengan banyaknya

partai-partai besar yang anggotanya banyak terlibat kasus korupsi.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori perilaku

pemilih. Dari analisis melalui teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pilihan

rasional di wilayah Jakarta karena masyarakat tidak puas dengan kinerja

Pemerintahan Fauzi Bowo. Selain itu, juga ditemukan bahwa masyarakat Jakarta

semakin cerdas sehingga sangat rasional dalam menentukan pilihan dan memiliki

pertimbangan logis bahkan ideologis. Faktor etnisitas dan agama juga tidak lagi

menjadi determinasi signifikan. Masyarakat lebih melihat track record dan

komitmen dari seorang figur.

Page 7: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

vi

KATA PENGANTAR

الرحيم بسم اهلل الرحمن

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji dan syukur kepada Allah swt yang senantiasa melimpahkan

rahmat. Rabbnya semua alam semesta, Sang Cahaya atas segala cahaya, Yang

kasihsayang-Nya melebihi Maryam terhadap Isa. Dengan hidayah dan inayah-Nya

kepada peneliti sehingga hanya karena limpahan nikmat-nikmat itu peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan waktu yang diharapkan. Shalawat dan salam

penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sang senyum dari

Yang Maha Penyayang, kekasih dari semua pecinta, pembimbing bagi siapa yang

mencari-Nya, pemegang kunci gerbang menuju-Nya. Yang tiada terhitung jasanya

bagi umat manusia, dengan membawa umatnya dari alam kegelapan karena

kebodohan kepada alam yang terang benderang yang bertaburan ilmu

pengetahuan.

Ide skripsi ini sendiri lahir ketika hidup saya sedang berada dalam fase

perenungan eksistensial (tepatnya frustrasi) tentang apa makna kehidupan saya,

siapa saya ini dan mau ke mana. Jadi, awalnya saya berpikir bahwa skripsi ini

harus sedapat mungkin merupakan persoalan yang memang ingin saya ketahui,

dan harus menghasilkan jawaban atas pertanyaan saya sendiri. Ada hal menarik

yang terjadi pada saya dalam pembuatan skripsi ini. Pada saat itu sudah

sedemikian jenuh dan kehilangan minat dengan skripsi dan kuliah, bahkan dengan

sebagian besar kehidupan saya. Ujung-ujungnya saya kembali mempertanyakan

eksistensi diri dan makna hidup. Kemudian saya berusaha berdoa dan

Page 8: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

vii

memperbaiki shalat, karena saya pikir dengan itu hidup akan lurus kembali

(ternyata di sinilah amat bodohnya saya). Rasanya baru setelah itulah saya

berusaha merubah hidup ini dengan berusaha sedikit lebih serius (dan ternyata

teramat sangat tidak mudah).

Pada akhirnya, walaupun melalui sebuah perenungan yang lama, tentunya

ditambah dengan ketidakdisiplinan dan ketidaksesuaian dengan target lulus tepat

waktu (ini kalimat penyesalan, bukan permohonan maklum). Masih amat sangat

banyak kekurangan dari karya ini, dan peneliti sendiri menganggap hasil akhir

karya ini sebagai karya seorang seniman yang baru belajar membiasakan diri

menggunakan media baru untuk menuangkan ide dan kreativitas. Sehubungan

dengan telah selesainya penulisan Skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis baik berupa

motivasi, saran, kritik, gagasan, finansial, dan tenaga kepada penulis pada masa

pencarian data dan referensi demi terselesaikannya penulisan Skripsi ini. Kepada

mereka, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. DR Bachtiar Effendy MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Ali Munhanif, Ph.D. Selaku Ketua Prodi Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan nasehat dan

motivasi di tengah kesibukannya bagi penulis.

Page 9: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

viii

4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si. Selaku Sekretaris Prodi Ilmu Politik

yang banyak memberikan masukan dan rujukan inspirasi di tengah

kebimbangan penulis dalam menuntut ilmu selama di FISIP.

5. Mamah tercinta dan tersayang yang meski telah tiada di dunia, tapi

saya merasa mamah selalu ada disisi saya. Sehingga saya terus

berusaha bangkit ketika saya terjatuh agar mamah bisa bangga melihat

saya dari Surga. Papah yang selalu memotovasi saya untuk menjaga

dan mengangkat harkat dan marbat keluarga. Kemudian kakak dan

adik-adik yang selalu sabar dengan tingkahlaku saya.

6. Ibu Suryani, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen

pembimbing akademik saya. Di sela-sela segala kesibukannya, beliau

tetap bersedia meluangkan waktunya, dan tetap membimbing saya

dengan sepenuh hati, kesabaran , ketelitian dan selalu memberikan

motivasi yang luar biasa disaat saya patah semangat. Terimakasih saya

rasanya tidak akan cukup untuk beliau.

7. Para dosen tercinta selama 4 tahun menuntut ilmu di FISIP, Ibu

Haniah, Bapak A.Bakir Ihsan M.Si, Bapak Idris Thaha M.Si, Bapak

Dr. Shirodjudin Aly, Drs. Armein Daulay M.Si, Ibu Gefarina Djohan

MA, serta seluruh dosen di Prodi Ilmu Politik yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

8. Staf dan Karyawan FISIP yang banyak membantu penulis dalam surat

menyurat, Pak Jajang, Pak Amali, Pak Nanda, Ibu Lili dan semua yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

ix

9. Teman-teman seperjuangan ilmu politik 2009. Abdul Gofur Khafi, S.

Fadel Abu Bakar, Algi, Fikri, Selamet, Eko Indrayadi, Bagus Salim

Muharram, Meutia Rahmawati, Mizar, Nuzula, Odit, Agil, Rizkynoa,

Rizky R, Riza, Arep, Iir, Fili, Ali, Ilham, Dhani dan semuanya yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. “semoga cita-cita dan

harapan kita akan segera terwujud.

10. Teman-teman di SHALTER CF. Ahmad Ikbal, Nurul Choiri, Ahmad

Zakaria, Ardiansyah, Zayadi, Akbar dan Ambon Rahmat. Terima kasih

karena kalian selalu bisa menghibur Penulis disaat jenuh dengan

kekonyolan kalian.

11. Mas Kiki atas berbagi pengalamannya, motivasi dan menyediakan

tempat untuk Peneliti mengerjakan Skripsi ini dengan tenang.

12. Teman-Teman di KIBAR. Pak Bintang, Bang Wahyu, Deden, Jafar

,Bang Sawal, Quro, Agung, Umar, Usturi, Unga, Kiki, Naila, Elita,

Mutia dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

13. Cak Junet, tukang fotocopy langganan Penulis yang selama kuliah

mengeprint tugas ditempatnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar dapat sempurnanya karya penulis ini. Karena tiada gading yang

tak retak. Penulis juga sadar sebagai manusia sering melakukan khilaf dan

kekurangan. Semoga karya penulis melalui skripsi ini dapat bermanfaat.

Page 11: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

x

Jakarta, 17 Januari 2014

Muhammad Ferdiansyah Zidni

Page 12: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………........................................................................ v

KATA PENGANTAR….................................................................. vi

DAFTAR ISI……………………..........………………………....... xi

DAFTAR TABEL............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian........................................................ 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian........................................ 6

D. Tinjauan Pustaka............................................................... 7

E. Kerangka Teoritis.............................................................. 9

1. Definisi Perilaku Pemilih............................................ 9

a. Pendekatan Sosiologis.................................... 11

b. Pendekatan Psikologis.................................... 13

c. Pendekatan Pilihan Rasional........................... 15

F. Metodologi Penelitian....................................................... 25

G. Sistematika Penulisan....................................................... 27

BAB II PROFIL JOKO WIDODO DAN BASUKI TJAHAJA PURNAMA

A. Biografi Jokowi………………......................................... 29

B. Biografi Basuki Tjahaja Purnama….……….................... 37

BAB III SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA

JAKARTA

A. Sejarah Jakarta.................................................................. 46

1. Aspek Geografis.......................................................... 46

2. Aspek Nomenklatur.................................................... 49

3. Aspek Sosio-Historis.................................................. 52

B. Demografi Masyarakat Kota Jakarta................................ 57

1. Agama......................................................................... 58

2. Etnis............................................................................ 60

Page 13: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xii

3. Pendidikan................................................................... 62

BAB IV PILKADA 2007 DAN DINAMIKA PILIHAN RASIONAL PADA

PILKADA DKI JAKARTA 2012

A. Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta 2007.......................... 65

B. Dinamika Pilihan Rasional Pada Pilkada DKI Jakarta 2012 69

1. Berdasarkan Sosiologis................................................... 70

2. Berdasarkan Psikologis................................................... 73

3. Berdasarkan Pilihan Rasional (Rasional-Choice)........ 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 86

B. Saran................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………........ xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………....…...

Page 14: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III.A. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan, Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2012......................................................... 58

Tabel.III.B. Jumlah Suku Bangsa Provinsi DKI Jakarta, Tahun

2010................................................................................. 61

Tabel III.C. Data Penduduk Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Pendidikan

2012................................................................................. 62

Tabel IV. Hasil Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI

Jakarta 2012..................................................................... 83

Page 15: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam suatu negara demokrasi, pemilihan umum dianggap sebagai

lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Dan hasil pemilihan umum

diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan

kebebasan berserikat,dianggap untuk mencerminkan keakuratan partisipasi serta

aspirasi masyarakat. Memilih merupakan aktifitas menentukan keputusan secara

langsung maupun tidak langsung.

Di Indonesia sendiri, pemilihan umum (pemilu) pada awalnya ditujukan

untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan

DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002,

pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh

MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun

dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan

pertama kali pada Pemilu 2004.1

Dan pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan

sebagai bagian dari rezim pemilu. Setelah diberlakukan otonomi daerah,

pemilihan kepala daerah bukan lagi dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi DKI Jakarta, tetapi dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu, sebagai

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia. Diakses pada 25 September

2013.

Page 16: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

2

medium pilihan publik, seharusnya mengkondisikan seluruh pihak yang terlibat

untuk belajar berbagi peran sehingga tidak semuanya harus berpusat pada salah

satu aktor atau salah satu lokus (Pusat).2

Dengan demikian, pemilu kepala daerah secara langsung merupakan

indikator pengembalian hak-hak dasar masyarakat di daerah dengan memberikan

kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen politik lokal secara demokratis.3

Jika mengacu pada Undang-undang Pemerintah Daerah Nomor 32 Tahun

2004, pemilihan kepala daerah hanya dilaksanakan satu putaran jika ada

pemenang yang meraih suara di atas 25 persen. Namun, pilkada dapat

dilangsungkan dalam dua putaran jika DPR dapat menyelesaikan perubahan UU

No 34/1999 mengenai Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI). Undang-undang

Pemerintahan DKI mengharuskan kemenangan 50 persen plus satu bagi calon

pasangan kepala daerah4.

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang

diselenggarakan pada 8 Agustus 2007 di Provinsi DKI Jakarta merupakan yang

pertama dalam sejarah pemilihan kepala daerah di Indonesia.

Hasilnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan

pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Fauzi Bowo - Prianto sebagai

pemenang pada Pemilu kepala daerah DKI Jakarta 2007 dengan perolehan suara

2 Ahmad Nadir, Pilkada Langsung Dan Masa Depan Demokrasi (Malang: Averroes Press,

2005), 39.

3 Ambo Upe, Sosiologi Politik Kontemporer (Jakarta: Prestasi pustaka, 2008), 44-45.

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2007. Diakses

pada 25 September 2013.

Page 17: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

3

2.109.511. Juri Ardiantoro Ketua KPU DKI Jakarta pada tanggal 20 Juli 2007

mengatakan "Berdasarkan penghitungan hasil rekapitulasi suara dari enam

wilayah pemilihan maka pasangan calon Fauzi Bowo - Prianto memperoleh 57,87

persen suara, sedangkan pasangan Adang Daradjatun - Dani Anwar memperoleh

42,13 persen suara setara dengan 1.535.555".5

Kemudian pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Provinsi DKI Jakarta 2012, Fauzi Bowo (Foke) mencalonkan diri kembali dengan

pasangan barunya yaitu Nachrowi Ramli (Nara) dan harus mengikuti babak

penentuan lagi. Pemilihan umum ini diikuti oleh enam calon pasangan gubernur

dan wakil gubernur, yaitu 4 pasangan diusung oleh partai politik dan dua pasang

berasal dari calon independen. Pada putaran pertama 11 Juli 2012 hasil

perhitungan KPU Provinsi DKI Jakartaa secara resmi memutuskan;6 Fauzi Bowo-

Nachrowi Ramli (diusung Demokrat - 34,05%), Hendardji Soepandji-Ahmad Riza

Patria (Independent - 1,98%), Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (diusung

PDIP dan Gerindra - 42,60%), Hidayat Nur Wahid-Didik J.Rachbini (diusung

PKS dan PAN - 11,72%), Faisal Batu Bara-Biem Triani Benjamin (Independent -

4,98%), dan Alex Noerdin-Nono Sampono (diusung Golkar, PPP dan PDS -

4,57%).

Memasuki putaran kedua pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012,

mulai timbul isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Para calon pemilih

ini di hasut agar tidak memilih pasangan dengan suku dan agama tertentu.

5 http://www.antaranews.com/berita/74054/kpu-tetapkan-fauzi-bowo-prianto-pemenang-

pilkada-dki-2007. Diakses pada 25 September 2013.

6 Husein Yazid, Kenapa Foke dan Jokowi (Jakarta: Firdaus, 2012), 12.

Page 18: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

4

Hasutan beredar lewat selebaran, situs-situs jejaring sosial, forum-forum internet,

dan pesan berantai lewat telepon seluler. Pemilih mendapat hasutan agar tak

memilih orang non-Jakarta, apalagi berasal dari agama dan etnis tertentu. Masing-

masing pasangan membantah telah melakukan serangan bernada SARA.

Tim sukses pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-

Basuki) merasa menjadi sasaran kampanye hitam bernuansa SARA. Meski begitu,

Ketua Tim sukses Jokowi-Basuki, Cheppy Wartono mengatakan, munculnya isu

SARA justru menguntungkan mereka. “Kami santai saja, lha wong banyak yang

menanggapinya negatif. Malah, banyak yang tambah respek sama Jokowi-Basuki.

Jadinya menguntungkan kita,” Selasa 17 Juli 2012.7

Dan berlanjut pada kasus Rhoma Irama yang mencuat karena dalam

ceramahnya di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta, pada Sabtu 28 Juli 2012,

ia membahas calon keduanya dengan menyinggung masalah suku dan agama

calon tersebut. Bahkan ia juga mengatakan kepada jama’ah masjid jangan

memilih pemimpin yang tidak seiman.8

Kemudian pada hasil hitung cepat di hari pemilu putaran kedua tanggal 20

September 2012 yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi mengunggulkan

pasangan Jokowi-Basuki meraih suara sekitar 54-56%, sementara Foke-Nara

berkisar 44-46%. Publikasi sejumlah media cetak sehari setelah pemilu (21/9)

7 http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/07/18/m7cge5-isu-sara-

mulai-mengelinding-di-pilkada-dki. Diakses pada 2 Oktober 2013.

8http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/03/10272565/Rhoma.Irama.Batal.Penuhi.Pa

nggilan.Panwaslu. Diakses pada 2 Oktober 2013.

Page 19: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

5

mengungkapkan, pasangan Jokowi-Basuki tetap unggul atas pasangan Foke-Nara;

LSI dengan (53,81%:46,19%), Indobarometer (54,11%:45,89%), Indonesian

Network Election Survey (57,39%:42,61%), Jaringan Suara Indonesia

(53,28%:46,72%), Saiful Mujani Research and Consulting (53,27%:46,73%), dan

Lingkaran Survei Indonesia (53,68%:46,32%), Kompas (52,97%:47,03%).9

Akhirnya hasil pilkada DKI Jakarta putaran 2 diumumkan oleh Ketua

KPUD DKI Jakarta, Dahliah Umar pada Sabtu, 29 September 2012. Penetapan

dilakukan sesuai dengan hasil rekapitulasi penghitungan suara di tingkat provinsi

sehari sebelumnya. Pasangan Jokowi-Basuki meraih 2.472.130 (53,82%) suara,

sedangkan Foke-Nara mendapatkan 2.120.815 (46,18%) suara. Dengan selisih

351.315 (7,65%) suara, Dahliah Umar pun menyatakan, "Pasangan nomor urut 3

Jokowi-Basuki meraih suara terbanyak dalam putaran kedua."10

Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Basuki) yang hanya di

dukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan

Indonesia Raya (Gerindra) dapat unggul di tengah-tengah isu SARA oleh rivalnya

yaitu Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara) sebagai pasangan

incumbent yang di dukung Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN),

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai

9 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2012. Diakses

pada 25 September 2013.

10 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2012. Diakses

pada 25 September 2013.

Page 20: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

6

Bulan Bintang (PBB), Partai Matahari Bangsa (PMB), Partai Kebangkitan

Nasional Ulama (PKNU) dan juga sebagai putra daerah.

Meskipun seringkali unsur etnis ataupun primordial dipandang eksis dan

tetap berjalan dalam pilkada di Indonesia. Namun, khususnya untuk wilayah

Jakarta yang memiliki penduduk yang heterogen dan memiliki tingkat kritisisme

yang tinggi terhadap politik. Oleh karena itu, sebagai sebuah hipotesis awal

penelitian untuk skripsi ini, peneliti melihat bahwa perilaku pemilih pada

pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012, memberikan kesan bahwa pilihan

rasional semakin tumbuh dikalangan masyarakat DKI Jakarta.

B. Pertanyaan Penelitian

Untuk membuat penelitian skripsi ini lebih terarah, maka penulis

memutuskan untuk melakukan penelitian berdasarkan masalah yang mendasar

mengenai penelitian ini, yaitu: Bagaimana perubahan perilaku pemilih masyarakat

Jakarta dalam Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pemilih pada pemilihan

umum Gubernur DKI Jakarta 2012, fokus ini mengarah pada Pilihan Rasional

yang semakin tumbuh dikalangan masyarakat DKI Jakarta. Dari kemenangan

pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Basuki) dari

rivalnya yaitu Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara) yang merupakan

pasangan incumbent dan putra daerah.

Page 21: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

7

Sedangkan manfaat penelitian ini di bagi dua :

a. Manfaat akademik

Untuk memperkaya khazanah intelektual politik. Peneliti mengharapkan

agar penelitian ini bermanfaat dan dapat memberikan arti akademis dalam

menambah informasi dan memperkaya wawasan politik terutama dalam

mengamati dan menganalisa Perilaku Pemilih yang berperan penting dalam

pemilihan umum di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta.

b. Manfaat tehnis

Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pemda DKI

Jakarta, Partai Politik atau pun calon-calon pejabat publik mendatang bagaimana

dalam menampung aspirasi politik masyarakat untuk kemudian mencari strategi

menarik minat masyarakat agar layak dipilih dan memenangkan pemilu meski

berada pada situasi yang tadinya di anggap kental akan etnisitasnya dan

berhadapan dengan rival yang memiliki kekuatan massa.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, ada literatur yang penulis jadikan sebagai acuan dan

tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menemukan sisi menarik

atau sisi lain dan kegunaan dari penelitian skripsi yang sedang penulis teliti.

Adanya tinjauan pustaka yang penulis temukan sebagai instrumen perbandingan

dalam melakukan penelitian mengenai Perilaku Pemilih : Dinamika Pilihan

Page 22: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

8

Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama Pada

Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012, diantaranya:

Skripsi yang berjudul Tokoh Masyarakat Dan Perilaku Pemilih: Studi Kasus

Tentang Perilaku Pemilih Tokoh Masyarakat Pada Pilkada Gubernur 2006 Di

Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, oleh: Maspanur, Mahasiswa Universitas

Hasanuddin, Program studi ilmu politik, jurusan politik pemerintahan, fakultas

ilmu sosial dan ilmu politik.

Dalam skripsi ini membahas tentang Etnisitas pada perilaku pemilih

menjadi hal sangat mendasar dalam tingkah laku memilih tokoh masyarakat pada

Pilkada Gubernur tahun 2006 yang berlangsung di Kabupaten Mamuju Sulawesi

Barat. Kuatnya ikatan kekerabatan (darah dan kekeluargaan) dan kesamaan

kesukuan, agama, bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial

yang membentuk perilaku memilih masyarakat.

Hal tersebut yang mengindikasikan bahwa perilaku memilih tokoh

masyarakat di Kabupaten Mamuju, masih tergolong sektarian dan dapat

menghambat proses demokratisasi di tingkat lokal. Tanggal 24 juli 2006 hasil

perolehan suara pada pilkada Gubernur 2006 di Kabupaten Mamuju Sulawesi

Barat, terpilihlah Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2006-2011 yakni Anwar

Adnan Saleh dan Amri Sanusi.

Alasan masyarakat memilih pasangan tersebut karena adanya ikatan

primordial/ kesukuan sehingga masyarakat Mamuju lebih dominan memilih

pasangan Anwar Adnan Saleh dan Amri Sanusi karena masyarakat menganggap

bahwa putera daerahlah yang seharusnya yang menjadi pemimpin didaerahnya

Page 23: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

9

sendiri. Dan Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara

deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis dan mendalam.

E. Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Perilaku Pemilih sebagai

landasan teori. Teori ini menempatkan perilaku politik sebagai variabel yang

ditentukan atau dipengaruhi oleh sosiologis, psikologis dan pilihan rasional.

Untuk itu pada bagian ini penulis menggunakan teori tersebut untuk menjelaskan

Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja

Purnama pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012.

1. Definisi Perilaku Pemilih

“Perilaku adalah sifat alamiah manusia yang dapat membedakan

manusia dengan manusia lainnya, dan menjadi ciri khas individu dengan

individu yang lain. Dalam konteks politik, perilaku dikategorikan sebagai

interaksi antara pemerintah dan masyarakat, lembaga-lembaga

pemerintah, dan diantara kelompok dan individu dalam masyarakat

dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakkan keputusan

politik pada dasarnya merupakan perilaku politik. Memilih adalah suatu

kegiatan atau aktifitas yang merupakan proses menentukan sesuatu yang

dianggap cocok dan sesuai dengan keinginan seseorang atau kelompok,

baik yang bersifat eksklusif maupun yang inklusif. Memilih merupakan

aktifitas menentukan keputusan secara langsung maupun tidak

langsung”.11

Di dalam masyarakat, individu berperilaku dan berinteraksi, sebagian dari

perilaku dan interaksi dapat dilihat dari perilaku politik, yaitu perilaku yang

bersangkut paut dengan proses politik. Sebagian lainnya berupa perilaku ekonomi,

11

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: PT.Grasindo, 1992), 15.

Page 24: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

10

keluarga, agama, dan budaya. Sebagai contoh, yang termasuk kedalam kategori

ekonomi, yaitu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, menjual dan

membeli barang dan jasa, mengkonsumsi barang dan jasa, menukar, menanam,

dan menspekulasikan modal. Namun, hendaklah diketahui pula tidak semua

individu ataupun kelompok masyarakat mengerjakan kegiatan politik.

Menurut Ramlan Surbakti, menilai perilaku memilih ialah keikutsertaan

warga negara dalam pemilihan umum merupakan serangkaian kegiatan membuat

keputusan, yaitu apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum.12

Perilaku pemilih merupakan realitas sosial politik yang tidak terlepas dari

pengaruh faktor eksternal dan internal. Secara eksternal perilaku politik

merupakan hasil dari sosialisasi nilai-nilai dari lingkungannya, sedangkan secara

internal merupakan tindakan yang didasarkan atas rasionalitas berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemilih. Misalnya saja

isu-isu dan kebijakan politik, Tapi ada juga sekelompok orang yang memilih

kandidat karena dianggap representatif dengan agama atau keyakinannya,

sementara kelompok lainnya memilih kandidat politik tertentu karena dianggap

representatif dengan kelas sosialnya, bahkan ada juga kelompok yang memilih

sebagai ekspresi dari sikap loyal pada ketokohan figur tertentu. Sehingga yang

paling mendasar dalam mempengaruhi perilaku pemilih antara lain pengaruh elit,

identifikasi kepartaian sistem sosial,media massa dan aliran politik.

12

Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 145.

Page 25: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

11

Pembahasan perilaku pemilih dalam kemenangan Jokowi-Basuki pada

pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012 tentu tidak hanya sekedar

mendeskripsikan perilaku tersebut, tapi proses pengambilan keputusan yang

terjadi sebelumnya juga perlu ikut di jelaskan. Hal ini mencakup berbagai faktor

yang berpengaruh, baik untuk jangka waktu pendek maupun jangka panjang, dan

secara emosional ataupun rasional.

Ada tiga macam pendekatan atau dasar pemikiran yang berusaha

menerangkan perilaku pemilu. Ketiganya tidak sepenuhnya berbeda, dan dalam

beberapa hal ketiganya bahkan saling membangun/mendasari serta memiliki

urutan kronologis yang jelas. Pendekatan tersebut adalah, pendekatan sosiologis,

pendekatan psikologis, dan pendekatan pilihan rasional (rational-choice).13

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis menentukan perilaku memilih pada para pemilih,

terutama kelas sosial, agama, dan kelompok etnik/ kedaerahan/ bahasa. Subkultur

tertentu memiliki kondisi sosial tertentu yang pada akhirnya bermuara pada

perilaku tertentu.14

Kondisi yang sama antar anggota subkultur terjadi karena

sepanjang hidup mereka dipengarui lingkungan fisik dan sosio kultural yang

relatif sama. Mereka dipengaruhi oleh kelompok-kelompok referensi yang sama.

Kerena itu, mereka memiliki kepercayaan, nilai, dan harapan yang juga relatif

13

Dieter Roth, Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode, Dodi

Ambardi, ed., (Jakarta: Friedrich-Naumann-Stiftung dan LSI, 2009), 23.

14 Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskrido Ambardi. 2012. Kuasa Rakyat: Analisa

Tentang Perilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru.

(Jakarta: Mizan Media Utama (MMU), 2012), 6.

Page 26: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

12

sama, termasuk dalam kaitannya dengan preferensi pilihan politik. Dengan

pendekatan ini, para anggota subkultur yang sama cenderung mempunyai prefensi

politik yang sama pula.

Pendekatan ini berdasarkan pengelompokan sosial, baik secara formal

ataupun informal. Secara formal seperti keanggotaan seseorang dalam organisasi-

organisasi keagamaan, organisasi-organisasi profesi, dan sebagainya. Dan

kelompok-kelompok informal seperti keluarga, pertemuan, ataupun kelompok-

kelompok kecil lainnya, merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami

perilaku politik seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai

peranan yang sangat besar dalam menentukan sikap, persepsi dan orientasi

seseorang.

Menurut Paul F. Lazarsfeld, manusia terikat di dalam berbagai lingkaran

sosial, contohnya keluarga, lingkaran rekan-rekan, tempat kerja dan sebagainya.

Dia menerapkan cara ini pada para pemilih, bahwa seorang pemilih hidup dalam

konteks tertentu: status ekonominya, agamanya, tempat tinggalnya, pekerjaannya,

dan usianya untuk mendefinisikan lingkaran sosial yang mempengaruhi keputusan

para pemilih. Setiap lingkaran sosial memiliki normanya tersendiri, kepatuhan

terhadap norma-norma tersebut menghasilkan integrasi. Namun konteks ini turut

mengkontrol perilaku individu dengan cara memberikan tekanan agar individu

tersebut menyesuaikan diri, sebab pada dasarnya setiap orang ingin hidup dengan

tentram, tanpa bersitegang dengan lingkungan sosialnya.15

15

Paul F Paul F Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1968): The People’s

Choice, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1968): The People’s Choice. How The Voter Makes

Up His Mind in a Presidential Campaign (New York: Tubingen, 1944), 148.

Page 27: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

13

b. Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologis berusaha untuk menerangkan faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi keputusan pemilu jangka pendek atau keputusan yang

diambil dalam waktu yang singkat. Hal ini berusaha menjelaskan melalui trias

determinan dengan melihat sosialisasinya dalam menentukan perilaku politik

pemilih, bukan karakteristik sosiologisnya. Jadi pendekatan psikologis

menekankan pada tiga aspek, yaitu identifikasi partai, orientasi, dan isu orientasi

kandidat.16

Sementara itu faktor-faktor lainnya yang sudah ada terlebih dahulu

(seperti misalnya keanggotaan dalam kelompok sosial tertentu) dianggap memberi

pengaruh langsung terhadap perilaku pemilih.

Inti dasar pemikiran ini dituangkan dalam bentuk sebuah variabel yaitu

identifikasi partai (party identification). Variabel ini digunakan untuk mengukur

jumlah faktor-faktor kecenderungan pribadi maupun politik yang relevan bagi

seorang individu. Apabila faktor-faktor kecenderungan (seperti misalnya

pengalaman pribadi atau orientasi politik) diumpamakan sebagai suatu aliran yang

dituangkan melewati sebuah corong, maka identifikasi partai yang merupakan

semacam keanggotaan psikologis partai, dapat diumpamakan sebagai sebuah

saringan dalam corong kausal/ penyebab ini (funnel of cautality).17

Identifikasi dalam sebuah partai tentu biasanya tidak harus dengan

keanggotaan yang formil/resmi seorang individu dalam sebuah partai. Oleh karena

16

Roth, Studi Pemilu Empiris, 38.

17Angus Campbell, Philip E. Converse, dan Warren E. Miller, dan Donal E. Stokes et al.

The American Voter (New York: Tubingen, 1960), 24-34.

Page 28: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

14

itu keanggotaan partai secara psikologis juga disebut dengan orientasi partai yang

efektif, sebuah efek yang sama sekali tidak menggunakan istilah “keanggotaan”.

Identifikasi partai seringkali diwariskan orang tua kepada anak-anak mereka18

.

Seiring dengan bertambahnya usia, identifikasi partai menjadi semakin

stabil dan intensif. Kemudian identifikasi partai menjadi orientasi yang permanen,

yang tidak berubah dari pemilu ke pemilu. Tapi kalau seseorang mengalami

perubahan pribadi yang besar (misalnya menikah, pindah profesi atau tempat

tinggal) atau situasi politik yang luar biasa (seperti krisis ekonomi atau perang),

maka identifikasi partai ini dapat berubah.19

Pendekatan psikologis membedakan antara kekuatan, arah dan intensitas

orientasi, baik dalam orientasi isu maupun orientasi kandidat.20

Isu-isu khusus

hanya dapat mempengaruhi perilaku pemilu individu apabila memenuhi tiga

persyaratan dasar: isu tersebut harus dapat ditangkap oleh pemilih, isu tersebut

dianggap penting oleh pemilih, pada akhirnya pemilih harus mampu

menggolongkan posisi pribadinya (baik secara positif atau negatif) terhadap

konsep pemecahan permasalahan yang ditawarkan oleh sekurang-kurangnya satu

partai.21

Dalam orientasi kandidat pun berlaku ketentuan: semakin sering sang

pemilih mengambil posisi terhadap kandidat-kandidat yang ada, semakin besar

18

Campbell et al, The American Voter, 146-148.

19 Campbell et al, The American Voter, 149-160.

20Angus Campbell, Geral Gurin, dan Warren E. Miller, The Voter Decides (Evan-ston,

1954), 112-143.

21 Campbell et al, The American Voter, 170.

Page 29: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

15

pula kemungkinan bahwa ia akan berpartisipasi dalam pemilu. Bila posisi/

pandangan sang pemilih semakin cocok dengan kandidat sebuah partai tertentu,

maka semakin besar pulalah kemungkinan bahwa ia akan memilih kandidat

tersebut. Para peneliti pemilu dari Ann Arbor berpandangan bahwa preferensi

kandidat dan orientasi isu lebih tergantung kepada perubahan dan fluktuasi

dibandingkan dengan identifikasi partai.22

Oleh karena itu, Angus Campbell sejak tahun 1960 sudah memandang

identifikasi partai sebagai sebuah ikatan partai psikologis dan stabil, yang tidak

lagi dipengaruhi oleh faktor pengaruh jangka pendek.23

c. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational-Choice)

Pusat perhatian berbagai pendekatan teoritis mengenai perilaku pemilih

yang rasional terletak pada perhitungan biaya dan manfaat (cost and benefit). Dari

pendekatan pilihan rasional, yang menentukan dalam sebuah pemilu bukanlah

adanya ketergantungan terhadap ikatan sosial struktural atau ikatan partai yang

kuat, melainkan hasil penilaian rasional dari warga yang baik.

Sebenarnya pendekatan pilihan rasional diadopsi dari ilmu ekonomi. Karena

didalam ilmu ekonomi menekankan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan

keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini senada dengan perilaku politik yaitu

seseorang memutuskan memilih kandidat tertentu setelah mempertimbangkan

untung ruginya sejauhmana program-program yang disodorkan oleh kandidat

22

Campbell et al, The Voter Decides, 183.

23Campbell et al. The American Voter, 121.

Page 30: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

16

tersebut akan menguntungkan dirinya, atau sebaliknya malah merugikan. Para

pemilih akan cenderung memilih kandidat yang kerugiannya paling minim.

Dalam konteks pendekatan semacam ini, sikap dan pilihan politik tokoh-

tokoh populer tidak selalu diikuti oleh para pengikutnya kalau ternyata secara

rasional tidak menguntungkan. Beberapa indikator yang biasa dipakai oleh para

pemilih untuk menilai seorang kandidat khususnya bagi pejabat yang hendak

mencalonkan kembali, diantaranya kualitas, kompetensi, dan integrasi kandidat.24

Pada awal 60-an, Valdimer O Key menuding bahwa kedua pendekatan

untuk menerangkan perilaku pemilih yang selama ini berlaku (yaitu pendekatan

sosiologis dan pendekatan psikologis), merendahkan rasionalitas manusia.25

Menurut Key, masing-masing pemilih menetapkan pilihannya secara retrospektif,

yaitu dengan menilai apakah kinerja partai yang menjalankan pemerintahan pada

periode legislatif terakhir sudah baik bagi dirinya sendiri dan bagi negara, atau

justru sebaliknya. Penilaian ini juga dipengaruhi oleh penilaian terhadap

pemerintah di masa lampau. Apabila hasil penilaian kinerja pemerintah yang

berkuasa (juga bila dibandingkan dengan pendahulunya) positif, maka mereka

akan di pilih kembali. Apabila hasil penilaiannya negatif, maka pemerintahan

tersebut tidak akan dipilih kembali.26

Menurut Anthony Downs, pemilih yang rasional hanya menuruti

kepentingannya sendiri atau kalaupun tidak, akan selalu mendahulukan

24

http://bluean9el.wordpress.com/2011/11/22/rational-choice-theory-teori-pilihan-rasional/.

Diakses pada 3 Oktober 2013.

25 Valdimer O Key, The Responsible Electorate: Rationality in Presidential Voting 1936-

1960 (Melbourne: Cambridge University Press, 1966), 7.

26Key, The Responsible Electorate, 61.

Page 31: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

17

kepentingannya sendiri di atas kepentingan orang lain, ini disebut dengan self-

interest axiom.27

Walaupun menurut Downs, tidak semua orang merupakan orang

yang egois, ”bahkan dalam politik sekalipun,” namun ia tiba pada kesimpulan

bahwa “sosok-sosok heroik” ini dari segi jumlah dapat diabaikan.28

Manusia bertindak egois, terutama oleh karena mereka ingin

mengoptimalkan kesejahteraan material mereka, yaitu pemasukan atau harta

benda mereka. Jika hal ini diterapkan kepada perilaku pemilu, maka ini berarti

bahwa pemilih yang rasional akan memilih partai atau kandidat yang paling

menjanjikan keuntungan bagi dirinya. Pemilih tidak terlalu tertarik kepada konsep

politis sebuah partai, melainkan pada keuntungan terbesar yang dapat ia peroleh

apabila partai atau kandidat ini menduduki pemerintahan dibandingkan dengan

partai atau kandidat lain.

Untuk dapat memperkirakan atau menghitung keuntungan ini, Downs

mengistilahkannya sebagai “utility maximation,” pemilih harus memiliki

informasi mengenai kegiatan partai atau kandidat di masa lalu dan apa yang

mungkin dilakukan partai atau kandidat di masa mendatang. Dan pemilih yang

rasional membutuhkan informasi yang lengkap. Dengan adanya informasi yang

lengkap, alternatif-alternatif pilihan lebih mudah untuk dirumuskan.29

Menurut Ramlan Surbakti dan Dennis Kavanaagh, bahwa pilihan rasional

melihat kegiatan perilaku memilih sebagai produk kalkulasi antara untung dan

27

Anthony Downs, Okonomische Theorie der Demokratie, engl.: An Economic Theory of

Democracy 1957 (New York: Tubingen, 1968), 26.

28 Downs, Okonomische Theorie der Demokratie, 27.

29 Roth, Studi Pemilu Empiris, 49.

Page 32: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

18

rugi. Ini disebabkan karena pemilih tidak hanya mempertimbangkan ongkos

memilih dan kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan,

tetapi juga perbedaan dari alternatif-alternatif berupa pilihan yang ada. Pemilih di

dalam pendekatan ini diasumsikan memiliki motivasi, prinsip, pendidikan,

pengetahuan, dan informasi yang cukup.30

Pilihan politik yang mereka ambil dalam pemilu bukanlah karena faktor

kebetulan atau kebiasan melainkan menurut pemikiran dan pertimbangan yang

logis. Berdasarkan informasi, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki pemilih

memutuskan harus menentukan pilihannya dengan pertimbangan untung dan

ruginya untuk menetapkan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada kepada

pilihan yang terbaik dan yang paling menguntungkan baik untuk kepentingan

sendiri (self interest) maupun untuk kepentingan umum.

Sehingga pada kenyataannnya, terdapat sebagian pemilih yang mengubah

pilihan politiknya dari satu pemilu ke pemilu lainnya. Fenomena tersebut

menunjukkan bahwa terdapat variabel-variabel lain yaitu faktor kondisi yang juga

turut mempengaruhi pemilih ketika menentukan pilihan politiknya pada pemilu.

Hal ini disebabkan seorang pemilih tidak hanya pasif, terbelenggu oleh

karakteristik sosiologis dan faktor psikologis akan tetapi merupakan individu yang

aktif dan bebas bertindak.

Dari pendekatan rasional, faktor-faktor kondisi berupa isu-isu politik dan

kandidat yang dicalonkan memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan

merubah referensi pilihan politik seorang pemilih karena melalui penilaian

30

Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 146.

Page 33: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

19

terhadap isu-isu politik dan kandidat dengan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan yang rasional, seorang pemilih akan dibimbing untuk menentukan

pilihan politiknya. Orientasi isu berpusat pada pertanyaan apa yang seharusnya

dilakukan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi

masyarakat, bangsa dan negara. Sementara orientasi kandidat mengacu pada

persepsi dan sikap seorang pemilih terhadap kepribadian kandidat tanpa

memperdulikan label partai yang mengusung kandidat tersebut.31

Pengaruh isu yang ditawarkan bersifat situasional (tidak permanen/

berubah-ubah) terkait erat dengan peristiwa-peristiwa sosial, ekonomi, politik,

hukum, dan keamanan khususnya yang kontekstual dan dramatis. Sementara itu

dalam menilai seorang kandidat menurut Him Melweit, terdapat dua variabel yang

harus dimiliki oleh seorang kandidat. Variabel pertama adalah kualitas

instrumental yaitu tindakan yang diyakini pemilih akan direalisasikan oleh

kandidat apabila ia kelak menang dalan pemilu. Variabel kedua adalah kualitas

simbolis yaitu kualitas keperibadian kandidat yang berkaitan dengan integrasi diri,

ketegasan, kejujuran, kewibawaan, kepedulian, ketaatan pada norma dan aturan

dan sebagainya.32

Menurut Dan Nimmo, pemberi suara yang rasional pada hakikatnya adalah

aksional diri, yaitu sifat yang intrinsik pada setiap karakter personal pemberi suara

31

http://bluean9el.wordpress.com/2011/11/22/rational-choice-theory-teori-pilihan-

rasional/. Diakses pada 3 Oktober 2013.

32 Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 148.

Page 34: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

20

yang turut memutuskan pemberian suara pada kebanyakan warganegara. Orang

yang rasional yaitu:33

1. Selalu dapat mengambil keputusan bila dihadapkan pada alternatif

2. Memilah alternatif-alternatif sehingga masing-masing apakah lebih

disukai, sama saja atau lebih rendah bila dibandingkan dengan alternatif

yang lain

3. Menyusun alternatif-alternatif dengan cara yang transitif; jika A lebih

disukai daripada B, dan B daripada C, maka A lebih disukai daripada C

4. Selalu memilih alternatif yang peringkat preferensi paling tinggi dan

5. Selalu mengambil putusan yang sama bila dihadapkan pada alternatif-

alternatif yang sama, dan bahwa pemberi suara rasional selalu dapat

mengambil keputusan apabila dihadapkan pada altenatif dengan memilah

alternatif itu, yang lebih disukai, sama atau lebih rendah dari alternatif

yang lain, menyusunnya dan kemudian memilih dari alternatif-alternatif

tersebut yang peringkat preferensinya paling tinggi dan selalu mengambil

keputusan yang sama apabila dihadapkan pada alternatif-alternatif yang

sama.

Penerapan pendekatan rational choice dalam ilmu politik salah satunya

adalah untuk menjelaskan perilaku memilih suatu masyarakat terhadap kandidat

atau partai tertentu dalam konteks pemilu. Teori pilihan rasional sangat cocok

untuk menjelaskan variasi perilaku memilih pada suatu kelompok yang secara

33

Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek (Bandung: CV. Remaja Karya),

148.

Page 35: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

21

psikologis memiliki persamaan karakteristik. Pergeseran pilihan dari satu pemilu

ke pemilu yang lain dari orang yang sama dan status sosial yang sama tidak dapat

dijelaskan melalui pendekatan sosiologis maupun psikologis. Dua pendekatan

terakhir tersebut menempatkan pemilih pada situasi dimana mereka tidak

mempunyai kehendak bebas karena ruang geraknya ditentukan oleh posisi

individu dalam lapisan sosialnya.

Sedangkan dalam pendekatan rasional yang menghasilkan pilihan rasional

pula terdapat faktor-faktor situasional yang ikut berperan dalam mempengaruhi

pilihan politik seseorang, misalnya faktor isu-isu politik ataupun kandidat yang

dicalonkan. Dengan demikian muncul asumsi bahwa para pemilih mempunyai

kemampuan untuk menilai isu-isu politik tersebut. Dengan kata lain pemilih dapat

menentukan pilihannya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional.

Sebagai individu yang mendukung legitimasi sistem pemilihan demokratis,

maka seorang warga negara harus memiliki kemampuan untuk mengetahui

konsekwensi dari pilihannya. Kehendak rakyat merupakan perwujudan dari

seluruh pilihan rasional individu yang dikumpulkan (public choice).

Dalam konteks pemilu di Australia, istilah public digunakan untuk mewakili

masyarakat Australia yang terdiri dari individu-individu dengan keanekaragaman

karakteristiknya. Mereka bertindak sebagai responden dalam pemilu yang masing-

masing memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan pilihan politik.

Public choice dalam konteks pemilu sangat penting artinya bagi kelangsungan

roda pemerintahan di suatu negara. Bagaimana agenda politik dalam suatu negara

Page 36: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

22

itu disusun, tergantung dari pilihan masyarakat terhadap agenda yang ditawarkan

melalui pemilihan umum.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan dari pilihan kolektif semacam ini

adalah bagaimana mengkombinasikan berbagai macam prefensi individu-individu

kedalam sebuah kebijakan yang akan diterima secara luas oleh masyarakat.34

Terkait dengan hal tersebut, pemilu digunakan sebagai sarana untuk menentukan

suara terbesar dari masyarakat, karena hanya pilihan mayoritaslah yang akan

mendominasi arah politik suatu negara. Disamping itu, dalam perannya sebagai

individu yang independen, manusia akan selalu mengejar seluruh kepentingannya

dengan maksimal dan membuat pilihan-pilihan yang sulit untuk diwujudkan oleh

pemerintah di negaranya, akan tetapi dalam peran manusia sebagai anggota

sebuah komunitas atau masyarakat, hal itu tidak berlaku.

Menurut Buchanan dan Tullock, dalam menentukan suatu public choice,

terdapat aspek-aspek yang lebih daripada sekedar memenuhi peraturan politik

pemerintah dalam pemilu. Aspek-aspek tersebut meliputi pilihan-pilihan untuk

membuat suatu keputusan sosial dengan mempertimbangkan lembaga-lembaga

perekonomian yang bebas dari campur tangan pemerintah, disamping mekanisme

34

James Q. Wilson, Marc K. Landy dan Martin A. Levin, The New Politics of Public

Policy: New Politics, New Ellites, Old Publics (London: The Johns Hopkins University Press,

1995), 263.

Page 37: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

23

pemerintahan lain yang terpusat dalam suatu negara dan lembaga-lembaga yang

menggabungkan antara sektor publik dan sektor privat.35

Kemudian Buchanan dan Tullock juga menyatakan bahwa untuk

menghasilkan keputusan sosial tersebut dibutuhkan adanya integrasi antara politik

dan ekonomi. Integrasi tersebut akan sangat berguna untuk memahami hal-hal

seperti mengapa pemerintah melakukan pengaturan terhadap sistem pasar,

redistribusi terhadap kekayaan, serta bagaimana kekuatan pasar dapat

mempengaruhi tujuan-tujuan politik. Semua segi-segi ekonomi dan politik

tersebut hanya dapat dipahami jika kita memandangnya dari perspektif teori yang

sama.36

Pada kenyataannya terutama di daerah pedesaan, tidak semua pilihan

menggunakan prinsip-prinsip rasionalitas didalam menentukan pilihannya.

Pemilih yang berprinsip rasional lebih banyak ditemukan pada orang-orang yang

bermukim didaerah urban. Tingkat pendidikan yang dimiliki serta pemahaman

akan politik mempunyai korelasi positif terhadap perilaku pemilih yang semakin

rasional. Penduduk yang bermukim di negara-negara maju, seperti Australia yang

terkenal memiliki tingkat pendidikan yang sangat tinggi, hal itu dapat dilihat dari

tingkat buta huruf yang sangat minim.

35

Peter C. Ordeshook, James E. Alf dan Kenneth A. Shelpse, The Emerging Discipline of

Political Economy: Perspective on Positive Political Economy (Melbourne: Cambridge University

Press, 1990),15.

36Peter C. Ordeshook et al. The Emerging Discipline of Political Economy, 15.

Page 38: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

24

Menurut Saiful Mujani, seorang pemilih akan cenderung memilih partai

politik atau kandidat yang berkuasa di pemerintahan dalam pemilu apabila merasa

keadaan ekonomi rumah tangga pemilih tersebut atau ekonomi nasional pada saat

itu lebih baik dibandingkan dari tahun sebelumnya, sebaliknya pemilih akan

menghukumnya dengan tidak memilih jika keadaan ekonomi rumah tangga dan

nasional tidak lebih baik atau menjadi lebih buruk.37

Pertimbangan ini tidak hanya terbatas pada kehidupan ekonomi, melainkan

juga kehidupan politik, sosial, hukum dan keamanan. Menurutnya dalam

mengevaluasi kinerja pemerintah, media massa terutama yang massif seperti

televisi memiliki peranan yang sangat menentukan. Melalui informasi yang

berasal dari media massa, seorang pemilih dapat menilai apakah kinerja

pemerintah sudah maksimal atau hanya jalan ditempat.

Dari sosok Jokowi sendiri, warga Jakarta dapat mempertimbangkan hak

pilihnya dengan melihat Jokowi sebagai figur yang merakyat dengan integritasnya

melakukan kerja-kerja nyata dan hasil konkret dalam menata Solo ke arah yang

lebih baik selama masa kepemimpinannya. Sebagai walikota dengan

kepemimpinannya yang khas ia mendapatkan prestasi sebagai The City of Major

Foundation yang berbasis internasional di London Inggris. Yang memasukkan

Jokowi pada beberapa jejeran 25 nama terbaik dari pengamatan khusus sebagai

Walikota terbaik di dunia dengan penilaian yang dibuat berdasarkan tingkat

37

Saiful Mujani, Penjelasan Aliran dan Kelas Sosial sudah tidak memadai, dalam

http://islamlib.com?page.php?page=article&id=703.

http://bluean9el.wordpress.com/2011/11/22/rational-choice-theory-teori-pilihan-rasional/. Diakses

pada 3 Oktober 2013.

Page 39: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

25

kepuasan penduduk terhadap kinerja dan kenyamanan terhadap pelayanan public

yang tersedia selama menjabat.38

Kemudian memperoleh penghargaan Bung Hatta Anticorruption Award

pada Tahun 2010. Ini adalah bukti dari tindakan,upaya dan integritas Jokowi

dalam membangun sistem layanan publik yang terbuka demi mewujudkan

reformasi birokrasi.39

Dan Basuki yang juga mendapat julukan sebagai pejabat

anti korupsi semasa ia menjabat sebagai Bupati Belitung. Kedua figur ini sudah

menunjukan kinerjanya yang baik di daerahnya masing-masing sebelum

mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, hal ini bisa

dijadikan warga Jakarta sebagai pertimbangan atau acuan untuk memilih gubernur

dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012 s/d 2017.

2. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah tipe kualitatif.

40Prosedur penelitian ini menghasilkan data yang deskriptif, yaitu

menggambarkan dan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti, dalam hal ini mengenai Perilaku Pemilih: Dinamika Pilihan

Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama Pada

38

Bimo Nugroho dan Ajianto Dwi Nugroho, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraa (Jakarta:

Gramedia, 2012) 12. 39

Nugroho dan Ajianto, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraa, 18-23. 40

Alam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), 30.

Page 40: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

26

Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Agar dapat menghadirkan

sesuatu yang baru bagi kajian perilaku politik dalam pilkada saat ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Studi literatur dan dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan

data mengenai masalah-masalah yang bersangkutan melalui literatur buku, surat

kabar, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti.

b. Wawancara, teknik wawancara ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dan informasi melalui tanya jawab dengan mengajukan

beberapa pertanyaan yang tidak berstruktur kepada pihak-pihak yang

berkompeten mengenai kasus ini seperti tim sukses Jokowi-Basuki, Warga

Jakarta, serta Jokowi-Basuki sendiri jika memungkinkan. Teknik ini memberikan

informasi secara langsung dari narasumber yang berkompeten dalam pembahasan

skripsi ini.

3. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analisis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran

terhadap data-data yang terkumpul dan tersusun dengan cara memberikan

interpretasi terhadap data-data tersebut. Dengan menggunakan teknik penelitian

ini berharap dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta seputar perilaku politik dalam pilkada di DKI Jakarta

2012.

Page 41: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

27

Untuk pedoman penulisan ini, penulis menggunakan buku terbitan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Panduan

Penyusunan Proposal dan Skrispi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 sebagai pedoman.

3. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menyusun pembahasan menjadi

beberapa bagian dari sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, pada bab ini penulis berusaha menguraikan

permasalahan yang melatarbelakangi penulisan dengan pembahasan dan

perumusan masalah serta tujuan terkait dalam penelitian mengenai Perilaku

Pemilih: Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo-Basuki

Tjahaja Purnama Pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012 dengan

teori Perilaku Pemilih sebagai pendekatan yang menjelaskan pokok permasalahan

skripsi ini yang berdasarkan pada metode penelitian kualitatif.

Bab II : Pada bab ini penulis membahas sekilas tentang biografi serta profil

dari tokoh Jokowi dan Basuki tentang bagaimana didalamnya menjelaskan

mengenai beberapa kiprah Jokowi dan Basuki didalam struktur perpolitikan di

Indonesia sebelum menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

2012-2017.

Page 42: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

28

Bab III : Pada bab ini penulis memaparkan Strategi Politik Joko Widodo

saat berkampanye pada Pilgub DKI Jakarta 2012.

Bab IV : Pada bab ini merupakan bagian terpenting dari penulisan skripsi,

karena berisikan tentang permasalahan yang penulis angkat. Penulis akan

menjelaskan perubahan perilaku pemilih masyarakat Jakarta dengan kemunculan

pilihan rasional dalam kemenangan Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama Pada

Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012.

Bab V : Pada bab ini penulis berupaya untuk menyimpulkan pembahasan

mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan

perubahan perilaku pemilih masyarakat Jakarta dengan kemunculan pilihan

rasional dalam kemenangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama Pada

Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Dan selanjutnya saran yang

berkaitan dengan masalah yang diajukan dari keseluruhan skripsi ini bagi para

pembaca.

Page 43: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

29

BAB II

PROFIL JOKO WIDODO DAN BASUKI TJAHAJA PURNAMA

A. Biografi Joko Widodo

Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961, ia merupakan anak

dari seorang tukang kayu ataupun penjual kayu di pinggir jalan, yaitu Noto

Mihardjo yang tinggal di sekitar bantaran kali anyar Solo. Setelah kelahirannya,

Jokowi dan orangtuanya pindah ke Srambatan di bantaran Kali Premulung.

Karena kondisi ekonomi keluarganya saat itu sangat memprihatinkan, kemudian

keluarganya memutuskan untuk pindah lagi ke Manggung bantaran Kali Pepe

karena tidak memiliki banyak uang untuk mengontrak.1

Hal ini membuat keluarganya selalu berpindah-pindah tempat tinggal,

bahkan pada saat Jokowi dan keluarganya tinggal di Manggung bantaran Kali

Pepe, mereka harus pindah lagi. Tapi kepindahannya lebih karena penggusuran

oleh pemerintah Kota Surakarta yang dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya,

bukan karena tidak mampu membayar kontrakan. Celakanya, pemerintah pada

saat itu hanya memberikan sepetak tanah di tempat baru tanpa uang ganti rugi

untuk membangun rumah baru. Karena tidak memiliki uang untuk membangun

rumah Jokowi dan keluarganya tinggal di rumah kakak ibunya di kawasan

Gondang. Dan setelah setahun menumpang, akhirnya mereka sekeluarga pindah

ke rumah di sebelah barat Manahan di Jalan Ahmad Yani Solo.2

1 Biografi Jokowi http://wikipedia/Biografi/?Jokowi.com. Diakses pada 27 Oktober 2013.

2 Bimo Nugroho dan Ajianto Dwi Nugroho, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraa (Jakarta:

Gramedia, 2012) 15.

Page 44: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

30

Semasa kecilnya, Jokowi tidak semestinya seperti anak-anak pada usianya

yang mempunyai banyak waktu untuk bermain. Dia lebih sering pergi ke pasar

tradisional untuk berdagang apa saja ataupun menjadi kuli panggul. Dan disaat

hujan datang, tak jarang ia menjadi ojek payung, baginya pekerjaan apapun itu

asalkan halal dan bisa meringankan beban orangtuanya untuk membiayai

sekolahnya akan ia kerjakan. Hingga akhirnya Jokowi dapat mengenyam

pendidikan di SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo, Fakultas

Kehutanan Universitas Gadja Mada (UGM) Yogyakarta dan lulusan pada tahun

1985.

Pria dengan postur tubuh kurus ini sejak remaja tidak hanya menyukai nasi

kucing dan musik dengan genre Rock tetapi ia juga suka mendaki gunung. Hobi

ini disebutnya sebagai kegiatan “mbois” dan dimulai saat ia menjadi anggota

Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Kehutanan UGM (Silvagama). Beberapa

gunung di Jawa dan luar Jawa pernah didaki bersama teman-temannya di

Silvagama.

Jokowi menikah dengan Ny. Hj. Iriana dan dikaruniai 2 orang putra putri

yang bernama Gibran Rakabuming Raka dan Kahiyang Ayu Kaesang Pangarep.

Ia adalah seorang pengusaha mebel rumah dan taman yang memiliki prestasi

dalam karirnya yaitu sebagai Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo

(1990), Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri

Surakarta (1992-1996), dan Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan

Indonesia Surakarta (2002-2007).

Page 45: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

31

Julukan Jokowi sendiri ia dapat dari pembelinya di Prancis. Kata dia,

“begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu.

Pembeli dari luar negeri bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko

yang itu. Makanya, saya terus diberi nama khusus, yaitu Jokowi. Panggilan itu

kemudian melekat sampai sekarang.” Di kartu namanya pun dia pun tertulis,

Jokowi, Wali Kota Solo. Dia juga pernah mengecek, di Solo yang namanya persis

Joko Widodo ada 16 orang.3

Setelah sukses di dunia bisnis dan memiliki teman-teman dekat di Asosiasi

Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Jokowi didorong untuk

masuk ke dalam dunia politik. Dari teman-temannya ini, Jokowi dibantu untuk

memutuskan maju atau tidaknya ia dalam pencalonan walikota Solo. Saat

memutuskan untuk maju, Jokowi pada saat itu belum berafiliasi dengan partai

politik dan bersama dengan teman-temannya di Asmindo ia menimbang-nimbang

partai mana yang akan dia rangkul untuk maju dalam pencalonan itu.

Dalam penjajakannya, Jokowi mempertimbangkan dua kemungkinan.

Pertama, melalui PDIP dengan alasan basis konstituen PDIP di Solo banyak.

Kedua, dengan koalisi partai politik agar suaranya bisa mengimbangi PDIP di

Solo. Dan akhirnya, Jokowi dipertemukan dengan ketua dewan pimpinan cabang

PDIP (DPC) F Hadi Rudyatmo. Jokowi merasa memiliki kesamaan visi dan misi

dengan politisi PDIP itu.4

3 http://jokowirisingstar.wordpress.com/2012/10/26/profil-lengkap-dan-riwayat-hidup-

jokowi/. Diakses pada 27 Oktober 2013.

4 Nugroho dan Nugroho, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan, 9-10.

Page 46: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

32

Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan

kemampuan Jokowi yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman

ini, bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak

gebrakan progresif dilakukan olehnya.5

Kebijakannya yang cenderung pro-masyarakat terutama pada masyarakat

bawah dengan gebrakan-gebrakannya dalam melakukan pembenahan sistem di

Kota Solo. Dimulai dari pembenahan sistem pembuatan KTP dalam tempo waktu

yang relative cepat, sampai mempermudah pembuatan surat perizinan dalam

waktu yang singkat pula. Sistem ini pun berjalan dengan baik tanpa hambatan

walaupun hal ini menimbulkan resistensi dikalangan birokrat. Akan tetapi hal ini

lah yang membuat Jokowi semakin dikenal di Kota Solo dengan sosok yang

rendah hati dan apa adanya.

Kemudian Jokowi berhasil memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari

yang sudah dijadikan tempat jualan, bahkan juga tempat tinggal selama lebih dari

20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena menjadi tempat

dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan. Lima tahun

yang lalu, mereka diundang Jokowi makan di ruang rapat rumah dinas wali kota.

Jokowi ajak makan siang, ataupun makan malam untuk melakukan komunikasi

langsung, rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat.

Sampai 54 kali, selama tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah.

“Enggak usah di-gebukin”, ujar Jokowi.

5 http://wikipedia/Biografi/?Jokowi.com. Diakses pada 27 Oktober 2013.

Page 47: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

33

Jokowi juga berhasil merenovasi 34 pasar dan membangun pasar yang baru

di tujuh lokasi. Dengan pengelolaan yang baik, pasar ini mendatangkan

pendapatan daerah yang besar. Awalnya pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8

miliar, sekarang Rp 19,2 miliar. Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar,

parkir Rp 1,8 miliar, advertising Rp 4 miliar. Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari

retribusi harian Rp 2.600. Pedagangnya banyak sekali, ini yang harus dilihat.

Dengan manajemen yang bagus, tidak akan rugi membangun pasar. Jadi

masyarakat dan pedagang terlayani, pemerintah juga dapat income. Sementara

Jokowi mengatakan, “Kalau mall, saya tidak tahu, paling hanya membayar IMB

saja, kita mau tarik apa lagi?. Oleh karena itu, mall dan hypermarket kita batasi.

Bahkan, minimarket juga saya stop izinnya. Rencananya dulu akan ada 60-80

yang buka, tapi tidak saya izinkan. Sekarang hanya ada belasan”.6

Jokowi pun semakin di kenal dalam kancah Nasional, saat mendukung

penuh inovasi siswa-siswa sekolah kejuruan di Solo yaitu mobil „Esemka‟. Mobil

hasil inovasi ini lah yang menggantikan mobil dinas Jokowi semasa menjabat

Walikota Solo dan membawanya ke Jakarta untuk Uji Emisi. Usahanya dalam

membangkitkan rintisan mobil nasional ini tidak sia-sia karena membuahkan hasil

yang memuaskan dengan lolos uji emisi.

Branding untuk kota Solo juga dilakukan Jokowi dengan menyetujui slogan

Kota Solo yaitu “Solo: The Spirit of Java”. Langkah yang dilakukannya cukup

progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa. Sebagai tindak lanjut branding, ia

6 http://jokowirisingstar.wordpress.com/2012/10/26/profil-lengkap-dan-riwayat-hidup-

jokowi/. Diakses pada 27 Oktober 2013.

Page 48: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

34

mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan

Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan

Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober

2008. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik

Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang saat itu

terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Pada tahun 2008

FMD diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat dengan

banyaknya gebrakkan progresif yang dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil

contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka

perjalanan bisnisnya. Sehingga Solo mendapatkan beberapa prestasi seperti :

Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa

Tengah.

Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan

Perempuan.

Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan.

Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen

Pekerjaan Umum.

Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia.

Sebagai Walikota yang dapat dibilang sukses merubah Kota Solo menjadi

lebih baik dengan kepemimpinannya, Jokowi pun mendapatkan beberapa

penghargaan seperti :

Page 49: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

35

Majalah Tempo memilih Jokowi sebagai salah satu dari “10 Tokoh

2008″.

Menjadi Walikota terbaik tahun 2009 sebagai The City of Major

Foundation yang berbasis internasional di London Inggris, ini

memasukkan Jokowi pada beberapa jejeran 25 nama terbaik berdasarkan

pengamatan khusus sebagai Walikota terbaik di dunia dengan penilaian

yang dibuat berdasarkan tingkat kepuasan penduduk terhadap kinerja dan

kenyamanan terhadap pelayanan public yang tersedia selama menjabat.

Meraih penghargaan Bung Hatta Anticorruption Award pada

Tahun 2010, atas kepemimpinan dan kinerjanya sebagai sosok yang

bersih,santun dan anti korupsi selama membangun dan memimpin kota

Solo.

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award.

Gaya kepemimpinannya yang memihak pada rakyat tidak begitu saja turun

dari langit, melainkan telah tertanam dalam diri Jokowi sejak kecil. Ia menyatakan

“Itu semua karena saya pernah jadi korban gusuran.” Sikap dan perilakunya yang

“ngewongke wong” atau memanusiakan manusia dan pengayom, membuat rakyat

Solo memilihnya kembali untuk periode kedua.7

Pada awal pencalonannya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012-2017 dari

fraksi PDIP, Jokowi tidak mendapatkan restu dari ketua MPR Taufik Kiemas, tapi

keputusan dari ketua umum PDIP yaitu Megawati Soekarnoputri agar Jokowi

7 http://tandepolicy.com/download-gratis-ebook-jokowi-spirit-bantaran-kali-anyar.html.

Diakses pada 27 Oktober 2013.

Page 50: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

36

tetap maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Megawati menganggap

Jokowi sesuai dengan apa yang di cita-citakan PDIP untuk mendapatkan seorang

pemimpin yang memperjuangkan rakyatnya dan sudah terbukti dari

kepemimpinannya saat menjadi Walikota Solo. Dan Jokowi sendiri tidak bisa

menolak keputusan dari ketua umum PDIP itu. Padahal Jokowi sendiri awalnya

tidak berniat untuk mencalonkan diri karena merasa dirinya belum memiliki

kapasitas sebagai calon gubernur DKI Jakarta terlebih lagi karena ia masih

menjabat sebagai Walikota Solo.8

Akhirnya Jokowi mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta sebagai calon

gubernur DKI Jakarta di saat-saat injury time, yaitu pada hari terakhir pendaftaran

cagub dan cawagub DKI Jakarta tanggal 19 Maret 2012 sekitar pukul 17.30 WIB.

Jokowi pun baru mengumumkan wakilnya hanya beberapa jam sebelum

mendaftar ke KPU DKI. Jokowi mendaftarkan diri sebagai Cagub DKI bersama

wakilnya Basuki Tjahaja Purnama yang diusung oleh PDIP dan Partai Gerindra.

Setelah lolos dalam tahap verifikasi KPU DKI, Jokowi-Basuki kemudian secara

resmi ditetapkan sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta

dengan nomor urut 3 pada 10 Mei 2012.

Bahkan berdasarkan hasil survei ilmiah dari sejumlah ilmuwan dari

Universitas Indonesia yang bekerjasama dengan lembaga survei The Cyrus

Network diluar dugaan. Nama Jokowi masuk dalam bursa calon kandidat DKI

Jakarta dengan ranking pertama yang teruji dan tersaring. Dari berbagai macam

survei yang dilakukan menghasilkan beberapa nama yang potensial dapat

8 Nugroho dan Nugrogo. Jokowi Politik Tanpa Pencitraan, 18-23.

Page 51: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

37

menduduki kursi gubernur DKI Jakarta antara lain yaitu Jokowi, Faisal Basri,

Fauzi Bowo, Sandiaga dan Chairul Tanjung.9

B. Biografi Basuki Tjahaja Purnama

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM. (nama Tionghoa: Zhong Wanxie) lahir di

Manggar, Belitung Timur pada tanggal 29 Juni 1966. Dia adalah anak pertama

dari pasangan Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing

(Bun Nen Caw). Ia memiliki tiga orang adik, yaitu dr. Basuri Tjahaja Purnama,

M.Gizi.Sp.GK. (dokter PNS), Fifi Lety, S.H., L.L.M. (praktisi hukum), Harry

Basuki, M.B.A. (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan).

Keluarganya adalah keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).10

Masa kecil Basuki lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan

Gantung, Kabupaten Belitung Timur, ia bersekolah di SDN No. 3 Gantung,

Belitung Timur, 1977. Hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah

tingkat pertama di SMP No. 1 Gantung, Belitung Timur, 1981. Ia melanjutkan

sekolahnya di Jakarta. Sekalipun demikian, ia selalu berlibur ke kampung

halaman. Karena ayahnya pernah berpesan, jangan pernah lupakan kampung

halaman.

9 Wawan Fahrudin dan Ardi Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi Ahok (Jakarta: Talenta

Makara, 2012), 2-6. 10

http://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Tjahaja_Purnama. Diakses pada 28 Oktober 2013.

Page 52: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

38

Jika pada umumnya anak-anak memperoleh transmisi pendidikan moral,

wejangan dan nasehat di malam hari sebelum tidur. Namun berbeda dengan

sistem pendidikan yang berlaku di keluarga Basuki. Khusus wejangan dan

pendidikan dari bapaknya dilakukan dimeja makan, karena Basuki dan saudara-

saudaranya diwajibkan untuk selalu makan bersama dengan posisi duduk yang

sama dari hari kehari.

Dalam kesempatan itu pula, bapaknya selalu menyampaikan harapan-

harapannya kepada putra-putri nya jika kelak telah dewasa. Diantaranya, yang

masih tertanam dalam benak Basuki hingga saat ini, bahwa bapaknya sering

mengatakan ia tidak akan mewariskan harta berupa uang ke anaknya, meski

kalaupun memiliki uang yang berlimpah atau disebut orang kaya, karena uang itu

akan lenyap seketika saat dirampok. Tetapi jika terdidik dan memiliki nama

baik,maka itulah harta sejati yang tidak bisa diambil siapapun.

Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama di kampung

halaman, Basuki dan adik-adiknya di sekolahnya di Jakarta. Ia melanjutkan

sekolahnya di SMA III PSKD Jakarta, 1984. Meskipun dari segi lokasi mereka

berjauhan dengan orangtuanya, namun pendidikan keluarga tidak pernah berhenti

dilakukan kedua orangtuanya. Dan jika tiba saat liburan sekolah, mereka

diwajibkan untuk pulang kampung, hal ini sempat di protes anak-anaknya. Karena

sebagai anak remaja mereka ingin berlibur ketempat-tempat wisata, seperti Bali

atau luar negeri.

Page 53: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

39

Namun bapaknya menyatakan alasan yang sangat bijak dibalik kewajiban

pulang kampung tersebut, tak lain menjaga agar hati anak-anaknya tetap merakyat

dan tetap merasakan menjadi bagian anak-anak kampung. Dari situ juga anak-

anaknya dapat menjaga hubungan emosional dengan kampung halamannya, bisa

empati dengan penderitaan anak-anak sebayanya yang tidak memiliki kesempatan

bersekolah seperti mereka.

Basuki yang diharapkan bapaknya untuk menjadi seorang dokter, akhirnya

melanjutkan perguruan tingginya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Indonesia (UKI), namun hanya menjalani perkuliahan selama 1 minggu dan

kemudian pindah kuliah ke Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi

di Universitas Trisakti. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi,

pada tahun 1989 Basuki kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang

bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah.11

Pada tahun 1991, Basuki melanjutkan kuliah dengan mengambil bidang

manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.

Setelah gelar Magister Manajemen (M.M.) diraihnya, kemudian ia bekerja di PT

Simaxindo Primadaya di Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor

pembangunan pembangkit listrik. Ia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa

biaya dan keuangan proyek.

11

Basuki Tjahaja Purnama, Merubah Indonesia (Bangka Belitung: Center For Democracy

and Transparency, 2008), 12-14.

Page 54: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

40

Dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya bekerja,

Pada 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada, yang merupakan awal

persiapan dari Gravel Pack Sand (GPS) di tahun 1995. Setelah berhenti bekerja

untuk PT Simaxindo pada tahun 1995, Basuki mendirikan pabrik pengolahan asir

kuarsa pertama di Belitung, yang berlokasi di Dusun Gunung Nayo, Desa Air

Kelik, Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur. Perusahaan tersebut dia

dirikan dengan mengadopsi dan mengadaptasi teknologi Amerika Serikat dan

Jerman.

Basuki berharap ini bisa dijadikan proyek percontohan bagi kesejahteraan

stakeholder (pemegang saham, karyawan dan rakyat) juga diharapkan dapat

memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan

memberdayakan sumberdaya mineral yang terbatas. Bersama dengan

berkembangnya pabrik tersebut, kawasan industri dan pelabuhan samudra

berkembang. Kawasan tersebut sekarang dikenal dengan nama Kawasan Industri

Air Kelik (KIAK).12

Pria yang memiliki hobi menulis ini menikah pada 6 September 1997

dengan Veronica, S.T. kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan dikaruniai 3 orang

putra-putri bernama Nicholas, Nathania, dan Daud Albeenner. Pada akhir tahun

2004, Basuki berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin

Smelter (peleburan bijih timah) di KIAK. Investor asing tersebut tertarik dengan

12

Purnama, Merubah Indonesia, 121.

Page 55: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

41

konsep yang disepakati untuk menyediakan fasilitas komplek pabrik maupun

pergudangan lengkap dengan pelabuhan bertaraf internasional di KIAK.

Pada tahun itu juga Basuki terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah

bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB yang didirikan oleh Alm.

Sjahrir) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pada pemilu

2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota

DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Ternyata menjadi seorang

wakil rakyat di DPRD, tidaklah cukup bagi seorang Basuki untuk ikut

mensejahterahkan rakyat. Belum lagi persoalan tidak sejalannya pemikiran, ide

dan sikap dengan anggota dewan yang lain. Dan ditambah pola kerja penggunaan

anggaran APBD oleh pemerintah daerah yang tidak memihak kepada rakyat.

Oleh sebab itu, setahun kemudian Basuki mecalonkan diri dalam Pemilihan

Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Basuki

berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng

Kemerdekaan (PNBK) sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur

periode 2005-2010. Dengan mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih

menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.

Pasangan Basuki-Khairul ini unggul di Kabupaten Belitung Timur yang menjadi

lumbung suara Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu.

Kiprahnya selama menjadi Bupati Belitung timur telah berhasil

menyelesaikan dua masalah utama yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat,

yaitu pendidikan dan kesehatan. Dimana dibaawah kepemimpinannya Pemerintah

Page 56: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

42

Kabupaten Belitung Timur membebaskan biaya pendidikan hingga sampai

SMA/SMK dan berobat gratis sampai dengan rumah sakit tingkat provinsi, dalam

program jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Mengirim empat siswa

berprestasi dari keluarga yang kurang mampu untuk melanjutkan belajar gratis di

Universitas Trisakti Jakarta, serta sepuluh orang siswa berprestasi di Universitass

Bangka Belitung.

Selain pendidikan dan kesehatan yang mendapatkan porsi sekitar 40 persen

dari APBN, Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur menyediakan dana

santunan kematian sebesar Rp 500 ribu, dengan syarat membuat akte kematian.

Subsidi pembangunan rumah juga diberikan untuk keluarga yang kurang mampu.

Basuki juga membuat kebijakan memberikan honor kepada ketua Rt sebesar Rp

300 ribu/bulan, kepala dusun sebesar Rp 640 ribu/bulan, dan kepala desa Rp 2

juta/bulan. Sisi lain dari Basuki dinilai menegakkan disiplin kerja yang cukup

keras dikalangan Pemda Kabupaten Belitung Timur.

Beberapa penghargaan telah di terima oleh Basuki selama menjabat Bupati

Belitung Timur. Penghargaan yang berintegritas dan prestisius itu sebagai bentuk

apresiasi dari hasil dedikasi dan kinerjanya memimpin Kabupaten Belitung Timur.

Diantaranya adalah, dinobatkan sebagai 10 Tokoh Pilihan Yang Mengubah

Indonesia versi majalah Tempo 2006 edisi khusus Tokoh Pilihan. Basuki terpilih

karena kiprahnya selama menjabat Bupati Belitung Timur berhasil menggebrak

dua permasalah utama yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, yaitu

pendidikan dan kesehatan.

Page 57: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

43

Kemudian Basuki menerima PIN Emas dari Fordeka (Forum Demokrasi

Kebangsaan) yang diberikan langsung oleh mantan ketua MPR RI yang juga

tokoh reformasi yaitu Pror. Dr. Amien Rais di Jakarta pada tanggal 29 Oktober

2006. Penghargaan ini diberikan karena Basuki dianggap sebagai salah satu tokoh

reformasi dari kalangan masyarakat Tionghoa, yang berhasil menjadi pemimpin

dan mampu melaksanakan tugasnya dengan berbagai hal yang baik, sejalan

dengan apa yang dicita-citakan dalam perjuangan reformasi.

Tidak hanya itu, Basuki juga dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi 2006

oleh Koalisi Kebersamaan Tiga Pilar Kemitraan. Penganugrahan Tiga Pilar

Award, sebagai penyelenggara negara yang komit terhadap pemberantasan

korupsi. Penyerahan Award ini diberikan secara langsung oleh Menteri

Komunikasi dan Informatika, Sofyan A Djalil pada tanggal 1 Februari 2007.

Penganugrahan penghargaan ini diberikan kepada Basuki karena dinilai berhasil

menjalankan praktik anti korupsi, antara lain dengan tindakannya mengalihkan

tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat, yaitu untuk

penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat

Belitung Timur. Basuki kemudian mengajukan pengunduran dirinya untuk maju

dalam Pilgub Bangka Belitung 2007. Pada 22 Desember 2007, ia resmi

menyerahkan jabatannya kepada wakilnya, Khairul Effendi.13

Dalam pencalonannya pada Pilgub Bangka Belitung 2007-2012, Basuki

berpasangan dengan Dr. Ir. Eko Cahyono., M.Eng. Tapi Basuki mengalami

13

Purnama, Merubah Indonesia, 124.

Page 58: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

44

kekalahan pada pemilihan kepala daerah Provinsi Bangka Belitung ini. Ia

menganggap banyaknya terjadi kecurangan, sehingga pasangan ini hanya

memperoleh suara pada urutan kedua dengan prosentase 32,62%, kalah dengan

jumlah 14.000 suara. Dan pasangan ini tidak berhasil terpilih sebagai Gubernur

dan Wakil Gubernur Bangka Belitung 2007-2012. Dalam hal ini, Basuki telah

menyampaikannya kepda Mahkamah Agung. Namun hasil putusan dari

Mahkamah Agung menolak keberatan yang diajukan Basuki, karena hal tersebut

diluar kewenangan Mahkamah Agung.

Pada sidang terbuka yang dipimpin oleh hakim agung Paulus Efendi

Lotulung di gedung Mahkamah Agung ini, pasangan Basuki - Eko Cahyono

meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan hasil Pilkada Bangka Belitung

dengan mengajukin bukti dokumen dan sejumlah saksi, sebab telah terjadi upaya

sistematis yang dilakukan KPUD untuk menghilangkan hak pilih warga Bangka

Belitung. Namun menurut majelis hakim, persoalan-persoalan teknis pemilihan

yang terjadi sebelum pemungutan suara dilaksanakan adalah kewenangan Panitia

Pengawas Pemilu (Panwaslu), berdasarkan ketentuan UU 32/2004. Dan

Kewenangan Mahkamah Agung sendiri tercantum dalam pasal 106 ayat 2 UU

32/2004, yaitu terbatas hanya berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang

mempengaruhi hasil terpilihnya pasangan calon. Akhirnya Pilkada Bangka

Belitung dimenangkan oleh H. Eko Maulana Ali, SE. dengan wakilnya H. Rustam

Effendi, B.Sc.14

14

Purnama, Merubah Indonesia, 124.

Page 59: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

45

Kemudian Basuki mendirikan yayasan/LSM dengan nama Center for

Democracy and Transparency 3.1, dengan visi mewujudkan tokoh-tokoh yang

BTP ( Bersih Transparan dan Profesional) menjadi pejabat publik melalui pilkada

langsung.15

Pada tahun 2008 Basuki menulis buku biografinya yang berjudul

“Merubah Indonesia”, sebagai alat pemberi inspirasi bagi semua orang agar mau

terjun ke dunia politik secara baik dan benar serta tidak melupakan tujuan

utamanya, untuk mensejahterakan rakyat banyak.

Sampai akhirnya pada tahun 2012, Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil

Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Joko Widodo dengan diusung

PDIP dan Gerindra, pasangan ini berhasil memenangkannya dalam dua kali

pemungutan suara, dan di tengah-tengah isu SARA oleh rivalnya Foke – Nara

yang merupakan pasangan incumbent dan sebagai putra daerah. Basuki ingin

menunjukkan bahwa politik yang berakal sehat mendidik rakyat untuk memilih

pejabat berdasarkan unsur BTP (Bersih Transparan dan Profesional) bukan karena

unsur SARA, yang seharusnya dilakukan di Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

15

www.cdt31.org. Diakses pada 30 Oktober 2013.

Page 60: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

46

BAB III

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA JAKARTA

A. Sejarah Jakarta

Dalam perkembangannya, sejarah Jakarta bisa dilihat pada tiga aspek.

Pertama, sejarah Jakarta dilihat dari aspek geografis. Kedua, Jakarta dilihat dari

aspek nomenklatur/penamaan. Dan ketiga, Jakarta diliat dari aspek sosio-historis.

Sejarah Jakarta dilihat dari aspek geografis menjelaskan tentang bagaimana

asal mula dataran Jakarta. Apakah datarannya sudah ada sejak dahulu? Ataukah

keberadaannya baru?. Seandainya dataran Jakarta itu ada dari sejak dahulu, itu

tidak masalah. Tapi seandainya dataran Jakarta itu baru, maka dari mana asal

dataran Jakarta itu dan bagaimana sejarahnya.

Secara nomenklatur dapat dijelaskan bagaimana sejarah istilah Sunda

Kelapa lalu menjadi Jayakarta, kemudian menjadi Batavia, sampai akhirnya

manjadi nama Jakartaa hingga sekarang.

Secara sosio-historisnya, akan dapat dijelaskan tentang perkembangan

masyarakat Jakarta yang terkait dengan keberadaan suku, agama dan pengaruh-

pengaruh budaya yang membentuk karakter masyarakat.

1. Aspek Geografis

Dari aspek geogrfis, ada beberapa perspektif yang telah mengupas sejarah

Jakarta dari sisi geografisnya yang mengindikasikan bahwa Jakarta sebagai kota

Page 61: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

47

yang baru dibuat pada masa Belanda. Salah satunya, ada yang mengatakan bahwa

Jakarta itu adalah hasil kreasi bangsa Eropa yang didirikan di lahan kosong

dengan bahan-bahan yang benar-benar baru.1 Namun pandangan ini begitu tidak

relevan setelah kita kembalikan pada sejarah zaman kerajaan Sunda.

Pulau Jawa ada sebagian tradisi dan karakter suku yang berbeda dengan

suku Jawa lainnya, yaitu Suku Sunda. Suku Sunda berkembang di sebelah barat

pulau Jawa, dimana daerah itu sekarang dikenal dengan Jawa Barat. Di Jawa

Barat terdapat sebuah kerajaan besar yaitu Padjajaran, yang ibu kotanya terletak

dekat pegunungan di daerah Bogor, tepatnya ada di sebelah selatan Jakarta. Pada

saat itu kerajaan Padjajaran membangun beberapa lokus-lokus ekonomi,

Didirikannya perkebunan, pertanian dan pelabuhan. Perkebunan dan pertanian

meliputi wilayah dataran dan pegunungan di Jawa Barat. Sedangkan untuk

pelabuhan, terletak di wilayah pesisir pantai Jawa Barat. Salah satu dari pelabuhan

terkenalnya bernama Sunda Kelapa.2 Sunda Kelapa merupakan pelabuhan aktif

kerajaan Padjajaran, yang juga merupakan cikal-bakal terbentuknya kota Jakarta.

Dataran yang kita kenal dengan Sunda Kelapa pada masa prasejarah telah

terdapat pemukiman manusia.3 Dataran ini terbentuk dari endapan lumpur yang

terbawa dari pegunungan berapi bagian selatan Jawa Barat. Dataran yang

terbentuk dari endapan lumpur ini berbentuk kipas dan semakin meluas karna

distribusi lumpur yang terus-menerus mengalir dari pegunungan berapi Jawa

1 Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, (Jakarta: Masup Jakarta, 2011), 1.

2 Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 5.

3 Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 4.

Page 62: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

48

Barat melaui beberapa sungai. Sungai-sungai itu yang kita kenal sekarang dengan

sungai Cisadane, Angke, Ciliwung, Bekasi dan Citarum.

Proyek pembentukan sungai-sungai ini telah dimulai pada masa Raja

Purnawarman. Ia adalah salah satu raja dari kerajaan Tarumanagara. kerajaan ini

adalah kerajaan pertama di Jawa Barat. Di sini tidak akan dibahas lebih jauh

mengenai kerajaan Tarumanagara karena bukan fokus pembahasan. Sebagai bukti

bahwa proyek sungai ini digalang pada masa kerajaan Tarumanagara adalah

ditemukannya batu prasasti dan juga peralatanprimitif dari zaman Neolotikum

(Zaman perunggu dan Zaman besi) di dekat pelabuhan Tanjung Priok masa kini. 4

Dari pemaparan di atas dapat di lihat bahwa dataran sunda kelapa (cikal-

bakal Jakarta) telah ada sejak masa prasejarah dan telah banyak pemukiman

manusia pada masa kerajaan pertama di Jawa Barat. Pembuktian ini menepis

klaim salah satu perspektif sejarah yang mengatakan bahwa Jakarta hasil kreasi

bangsa Eropa.

Kota Jakarta sekarang memiliki luas wilayah 661,52 km2 (lautan: 6.977,5

km2), terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi dan 1 kabupaten administratif,

yakni: kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2. Jakarta Utara

dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan

dengan luas 145,73 km2 dan Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2. Serta

kabupaten administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2.

4 Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 5.

Page 63: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

49

Disebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi

tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan

timur berbatasan dengan kota Depok, Kabupaten Bogor, kota Bekasi dan

Kabupaten Bekasi. Disebelah barat berbatasan dengan Kota Tanggerang dan

Kabupaten Tanggerang. Serta disebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.5

2. Aspek Nomenklatur

Kedua, dari aspek nomenklaturnya, Jakarta disebut sebagai Sunda Kelapa

karena letaknya yang berada pada wilayah yang memiliki karakter suku yang

berbeda dari suku jawa lainnya yaitu wilayah Jawa bagian Barat dan nama

sukunya adalah Sunda. Kemudian, karena saking banyaknya pohon kelapa yang

tumbuh di wilayah itu, lalu dinamai dengan Sunda Kelapa.

Sunda Kelapa dalam sejarahnya menjadi titik perebutan antara armada

Portugis dengan orang pribumi yang sudah beragama Islam. Bangsa Portugis

memiliki keinginan kuat untuk selalu mendominasi dan memonopoli. Lalu

muncullah Fatahillah dari Kesultanan Banten sebagai panglima gerakan

perlawanan sekaligus penakluk dan berhasil memukul mundur armada Portugis.6

Dari kemenangannya tersebut Fatahillah menamai Sunda Kelapa dengan nama

Jayakarta. Yang artinya adalah kemenangan dan kejayaan.

5 www.jakarta.go.id. Diakses pada 16 Desember 2013.

6 Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 8.

Page 64: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

50

Setelah Portugis, Belanda ikut mengincar Jayakarta atas dasar, pertama,

pelabuhan ini dipandang strategis menjadi tempat peristirahatan dan cocok untuk

dijadikan markas karena kondisinya yang berdekatan dengan Selat Sunda yang

selalu dilalui kapal-kapal Belanda yang melintasi samudra Hindia dari dan menuju

Eropa. Kedua, Belanda memandang bahwa pangeran Jayakarta (pemegang

kekuasaan di Jayakarta) sudah tidak tunduk lagi terhadap kekuasaan Banten,

pangeran Jayakarta berkehendak membangun kemandirian Jayakarta dengan cara

menarik para pedagang dari Banten. Dari kondisi inilah, pangeran Jayakarta

dengan Belanda bekerjasama dan terlibat dalam kontrak untuk pendirian gudang-

gudang di tepi timur kali Ciliwung.

Pendirian gudang-gudang tersebut dimaksudkan untuk tempat penampungan

rempah-rempah yang disuplai dari wilayah Jawa Barat. Gudang-gudang itu juga

merupakan proyek jendral VOC yang bernama Jan Pieterzoon Coen pada tahun

1618.7 Coen adalah penguasa VOC yang memaksimalkan ambisinya untuk

menguasai Jayakarta, sehingga seringkali dia mengirim surat kepada pihak

Belanda untuk membantu gerakannya di Jayakarta, karena Coen juga menyadari

kondisinya yang kurang membaik dan terlibat perselisihan dagang dengan Inggris.

Di samping itu Coen juga merasa semakin diancam keberadaannya oleh

kesultanan Banten. Tapi ternyata bukan hanya Coen, melainkan semua kubu ini

saling merasa terancam, yang mengakibatkan mereka saling memperkuat

7Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 10.

Page 65: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

51

barisannya. Akhirnya, Coen memperkuat pertahanan bangunan milik Belanda dan

memperkuat pertahanan dengan menambah tentara Garnisun.8

Pertahanan ini bukan hanya sebatas untuk mengantisipasi serangan

pasukan Inggris dan Banten saja. melainkan benar-benar sebagai tindakan refresif

untuk penyerangan dan mendomonasi Jayakarta. Pernyataan Coen yang

mengindikasikan keinginannya untuk berperang bisa kita lihat dalam surat yang

dikirimnya kepada Heeren XVII:

“Mohon tuan-tuan yang terhormat bayangkan bagaimana kami

duduk manis di sini sementara ancaman dari segala penjuru menekan

kami. Walaupun demikian, kami tidak gentar... karena itulah saya sekali

lagi mengharapkan dengan segala kerendahan hati agar tuan-tuan

secepatnya mengirimkan pasukan, kapal dan dan dana dalam jumlah besar

serta berbagai kebutuhan lain. jika permintaan ini dipenuhi, semuanya

akan baik-baik saja; jika tidak, tuan-tuan akan menyesalinya. Jangan putus

asa dan jangan ampuni musuh, tidak ada yang dapat menghambat atau

membahayakan kita, karena Tuhan berada di sisi kita. Jangan pula

terpengaruh dengan kekalahan-kekalahan sebelumnya karena kita dapat

membuat pencapaian besar di Hindia dan di saat yang bersamaan

mendapatkan keuntungan besar setiap tahun dari wilayah ini”.9

Pada tanggal 14 Desember 1618 Inggris menangkap kapal Belanda di

Banten. Dibalasnya oleh Coen dengan membakar pos-pos Inggris yang berada di

Jayakarta. Lalu keduanya terlibat pertempuran kecil. 14 armada Inggris

menghadapi 8 armada Belanda. Belanda berhasil dikalahkan namun Coen

menyeru pos-pos VOC yang berada di luar Jayakarta dan menghantam Inggris

8 Sebagian besar tentara garnisun adalah orang lokal, karena dapat menghemat pengeluaran.

Lih, Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 19.

9H.T. Colenbrander dan Jan Pietersz Coen: Levensbeschrijving, (’S-gravenhage: nijhoff,

1934), 142-148.

Page 66: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

52

yang berada di Jayakarta. Serbuan itu menuai hasil yang gemilang karna Belanda

berhasil memukul mundur Inggris. Dari kemenangan itulah jendral Coen

merayakannya dengan mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia.10

Penamaan

ini dilakukan untuk menghormati para leluhur dari Belanda. Dan nama itu pun

mulai diakui dan menjadi terkenal pada tahun 1621.

Selanjutnya Jepang pun datang ke tanah Nusantara ingin juga menduduki

wilayah ini dan memonopoli kekayaan alam Nusantara,selayaknya Belanda dan

Inggris. Pada masa kependudukan Jepang pada 1942, semua peninggalan Belanda

digantinya dengan khas Jepang. Pembelajaran bahasa Belanda dilarang dan

digantikan dengan bahasa Jepang. Bahasa Belanda total dilarang dan harus

menggunakan bahasa Jepang atau bahasa Indonesia. Batavia diganti namanya

menjadi Jakarta. Dari beberapa sumber yang dibaca, penulis tidak menemukan

alasan yang signifikan terkait penamaan Batavia yang diganti menjadi Jakarta

oleh Jepang.

3. Aspek Sosio-Historis

Secara sosio-historisnya dapat dilihat langsung pada penamaan suku yang

ada di Jakarta. Dulu pada abad ke-15 sebelum ada kota Batavia, ada suku yang

telah dikenal dengan nama betawi. Menurut Ridwan Saidi, nama ini didapat dari

pohon yang banyak difungsikan sebagai gagang senjata keris atau gagang pisau

dan golok karena batang pohon ini berbentuk bulat seperti guling, mudah diraut

10

Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, 15.

Page 67: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

53

dan kokoh.11

Penamaan pada suku ini dikaitkan dengan kecenderungan

masyarakat ketika itu yang menamai daerah dengan menggunakan nama pohon.

Pohon betawi ini memiliki nama ilmiah guling Betawi cassia glauca. Sejenis

tanaman perdu yang memiliki kayu bulat.

Suku Betawi adalah suku baru yang menetap diJakarta. Suku Betawi adalah

suku yang dihasilkan dari perpaduan etnis yang sudah ada dan pendatang. Suku-

suku itu adalah suku Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makasar, Ambon, Melayu,

Toinghoa, India dan Eropa.12

Berdasarkan kepentingannya, selain suku Sunda,

suku-suku ini berdatangan untuk berdagang. Kemudian mereka menetap dan

berkembang. Termasuk bangsa Eropa, yang pada awalnya bertujuan untuk

berdagang sampai kemudian menjajah. Sebagian dari mereka ada yang menetap

dan menjadi bagian dari suku asli. Semua kondisi ini merupakan implikasi dari

daerah yang berfungsi sebagai kota pelabuhan yang aktif.

Pada masa kedatangan Portugis, Pelabuhan–pelabuhan di dataran Nusantara

pelan-pelan mulai bermunculan. Peranan pelabuhan tersebut sebagai bagian

penting dalam jaringan perdagangan Indonesia. Pada pertumbuhan perdagangan

ini, pelabuhan di pantai barat malaya yang kita kenal dengan Selat Malaka,

menjadi semakin penting karena kapal-kapal pedagang asing sering melewati selat

ini jika ingin melakukan perjalanan antara Nusantara dan negeri Barat. Selat

Malaka menjadi sepi dari pedagang asing setelah Selat Malaka dikuasai oleh

11

http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=40450 . Diakses pada

29 November 2013.

12http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi, Diakses pada 29 November 2013.

Page 68: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

54

Portugis. Yang ada hanya pedagang pribumi dan Portugis saja yang menetap di

Selat Malaka. kondisi ini menuaikan hasil yang sangat menguntungkan bagi

Sunda Kelapa. Karena ketika itu, Sunda Kelapa ramai didatangi oleh pedagang

yang beragama Islam dari Arab, Persia dan India.

Kedatangan para pedagang dan saudagar ke pelabuhan Sunda Kelapa, disini

bukan hanya menikmati hasil secara ekonomis saja, melainkan kenikmatan

heterogensi ideologi agama pun sangat dirasakan. Dari pedagang India, sudah

banyak terjadi akulturasi dari para pedagang yang beragama Hindu hingga

menjadikan masyarakat pribumi ikut memeluk agama Hindu. Begitu pula dari

pedagang Arab, Persia dan India yang memberikan pengaruh hingga banyak juga

yaang tertarik dan memeluk agama Islam. Banyak juga pedagang Portugis yang

berdagang dan beristirahat di pelabuhan Sunda Kelapa, telah banyak juga

masyarakat dari Sunda Kelapa ini yang beragama Kristen. Bahkan dari setiap

suku yang datang dan bertempat tinggal di sini, itu menjadi cikal-bakal agama

baru. Karena dari suku tersebut, mereka memiliki kepercayaannya masing-

masing. Seperti Tionghoa dengan Konghucunya dan lain-lain.

Dulu di Sunda Kelapa, agama yang paling mendominasi masyarakatnya

adalah agama Hindu. Namun dominasi Hindu di Sunda Kelapa, lambat-laun

memudar dari pemeluknya. Masyarakatnya mulai terjerat dalam kepercayaan baru

yang dianggap lebih rasional. Penyebaran agama Islam dan agama Kristen lebih

banyak mendapatkan perhatian masyarakat dan pada akhirnya sebagian besar

masyarakat berpindah haluan pada agama tersebut. Hal ini tampak dari jumlah

Page 69: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

55

tempat-tempat ibadahnya jika kita lihat kondisi saat ini.Dan dua agama inilah

yang sekarang mendominasi penduduk Kota Jakarta.

Pergolakan ideologi agama yang dibawa oleh masing-masing etnis telah

mengkondisikan penduduk Jakarta menjadi penduduk yang menyadari

keragaman. Setelah itu kalau kembali pada masa kolonial, akan ditemukan sebuah

kebijakan politik dari pemerintah kolonial Belanda. Yang disebut dengan Politik

Etis, yang menjadi salah satu instrumen penting pada pembentukkan dan

perubahan karakter masyarakat Jakarta. Kebijakan ini yang menjadikan

masyarakat ortodok menjadi terdidik. Bukan hanya berimplikasi pada pendidikan

masyarakat, tetapi kebijakan itu juga telah merubah suasana Jakarta dari

masyarakat yang cenderung feodal kepada kondisi yang rasional.

Politik Etis atau politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang

menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi

kesejahteraan pribumi.13

Ide politik etis ini berawal dari kritikan seorang

wartawan dan politikus Belanda yang bernama Pieter Brooshooftdan C.Th. van

Deventer yang kemudian dapat menyentuh hati Ratu Wilhelmina untuk peduli

pada nasib pribumi. Ratu wilhelmina mengeluarkan kebijakan politik etis itu pada

tanggal 17 September 1901 yang ditegaskan dalam pidatonya: ”...bahwa

pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld)

terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda”.14

13

http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis. Diakses pada 4 Desember 2013.

14http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis. Diakses pada 4 Desember 2013.

Page 70: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

56

Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan

politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van deventer yang meliputi:

Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan

dan bendungan untuk keperluan pertanian

Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi

Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan

Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini dengan

pemikiran dan tulisan-tulsian Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu

sebelumnya, sehingga Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus Politik

Etis.

Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda

dengan membangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi

dilakukan dengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk

dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang berarti bagi bangsa Indonesia.

Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat

berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan

pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat

berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon (1852-1925) sebagai Menteri

Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak tahun

1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa

yang hampir merata di daerah-daerah.

Page 71: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

57

Sementara itu, dalam masyarakat telah terjadi semacam pertukaran mental

antara orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi. Kalangan pendukung

politik etis merasa prihatin terhadap pribumi yang mendapatkan diskriminasi

sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka berusaha menyadarkan

kaum pribumi agar melepaskan diri dari belenggu feodal dan mengembangkan

diri menurut model negeri Barat, yang mencakup proses emansipasi dan menuntut

pendidikan ke arah swadaya.

B. Demografi Masyarakat Kota Jakarta

Demografi atau ilmu kependudukan merupakan ilmu yang mempelajari

dinamika kependudukan manusia, yang meliputi ukuran, struktur, distribusi

penduduk, dan bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat

kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan. Namun analisis kependudukan bisa

merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasari

kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama dan etnis.15

Jadi demografi

adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah,

struktur dan perkembangannya.16

Salah satu hal yang memegang peranan penting

dalam tercapainya pembangunan di suatu wilayah adalah penduduk di wilayah itu

sendiri. Selain itu aspek kependudukan juga berkaitan dengan masalah

pembangunan, karena tujuan dari pembangunan adalah meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

15

http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi. Diakses pada 23 November 2013.

16 Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan (Jakarta, LP3ES, 2012), 2.

Page 72: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

58

Namun disini Penulis hanya akan memaparkan mengenai agama, etnis dan

pendidikan yang berkaitan dengan perilaku politik masyarakat Jakarta dalam rana

pilkada. Dengan luas sekitar 661,52 km2 (lautan: 6.977,5 km2), berdasarkan

sensus penduduk yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI

pada tahun 2012, jumlah penduduk Jakarta 9.756.944 jiwa. Jakarta yang

merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia, dapat di ibaratkan sebagai

miniatur Indonesia yang lengkap dengan kemajemukan masyarakatnya. Hal ini

disebabkan karena Jakarta dijadikan pusat pemerintahan dan perekonomian yang

menjadikannya salah satu daya tarik penduduk daerah lain untuk datang mengadu

nasib dan sekaligus menetap di DKI Jakarta.

1. Agama

Tabel III.A. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan, Provinsi DKI Jakarta,

Tahun 2012.

Agama dan Kepercayaan

Jakarta Pusat

Jakarta Utara

Jakarta Barat

Jakarta Selatan

Jakarta Timur

Kep. Seribu

DKI Jakarta

%

ISLAM 857.609 1.262.516 1.643.734 1.869.682 2.434.612 23.115 8.091.268 82,93

PROTESTAN 105.354 174.340 233.211 110.310 229.275 12 852.502 8,74

KATHOLIK 50.219 81.525 136.592 56.096 78.437 1 402.870 4,13

HINDU 3.632 4.119 2.794 3.831 5.416 1 19.793 0,20

BUDHA 43.684 121.490 197.005 11.691 15.717 0 389.587 3,99

KHONGHUCU 78 181 279 60 150 0 748 0,01

KEPERCAYAAN 31 9 21 34 81 0 176 0,00

JUMLAH 1.060.607 1.644.180 2.213.636 2.051.704 2.763.688 23.129 9.756.944 100,00

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Page 73: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

59

Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data

pemerintah DKI pada tahun 2012, komposisi penganut agama di kota ini adalah

Islam (82,93 %), Kristen Protestan (8,74 %), Katolik (4,13 %), Hindu (0,20 %),

dan Buddha (3,99 %) dan Konghucu (0,01 %). Angka ini tidak jauh berbeda

dengan keadaan pada tahun 2005, dimana umat Islam berjumlah 84,4%; diikuti

oleh Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,2 %) dan Buddha (3,5 %),

Jumlah umat Buddha terlihat lebih sedikit meski ummat Konghucu juga ikut

tercakup di dalamnya. Sejak tahun 1980, sensus penduduk tidak mencatat agama

yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.17

Di Jakarta berbagai tempat peribadatan agama-agama tersebut pun dapat

dijumpai. Masjid dan mushola, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di

seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar di

Jakarta adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Gambir. Sejumlah

masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid At

Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.

Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral

Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa

Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat

bangunan Gereja Immanuel yang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat

Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di

Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

17

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta. Diakses pada 5 Desember

2013.

Page 74: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

60

Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura

Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di

Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara

Dhammacakka Jaya di Sunter, Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa

Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut

Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga

yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi.

Hampir tidak ada konflik agama yang terjadi di Jakarta. Hal tersebut

dikarenakan masyarakat Jakarta sudah terbiasa dari nenek moyangnya dengan

keberagaman beragama sejak masa kolonial. Toleransi yang tinggi dalam

perbedaan beragama dapat terlihat dari tempat ibadah ummat Islam dengan

ummat Kristen yang berhadap-hadapan, yaitu Masjid Istiqlal dengan Gereja

Katedral yang terletak di Gambir. Dengan begitu, Basuki yang memeluk agama

Khonghucu memang mempunyai peluang menang dalam pilkada DKI Jakarta

2012.

2. Etnis

Pada tahun 1961, orang Betawi masih menjadi mayoritas di wilayah

pinggiran seperti Cengkareng, Kebon Jeruk, Pasar Minggu, dan Pulo Gadung.

Namun pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah

banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota.

Page 75: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

61

Orang Cina biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah permukiman yang

dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di

Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara, selain perumahan-perumahan baru di wilayah

Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Mereka telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17.

Orang Cina banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang. Selain

etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berdagang, di antaranya

perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota Jakarta. Masyarakat

dari Indonesia Timur, terutama etnis Bugis, Makassar, dan Ambon, terkonsentrasi

di wilayah Tanjung Priok. Di wilayah ini pula, masih banyak terdapat masyarakat

keturunan Portugis, serta orang-orang yang berasal dari Luzon, Filipina.

Komposisi etnis penduduk Jakarta pada tahun 2005 terdiri dari orang Jawa

sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Cina (5,53%), Batak

(3,61%), Minangkabau (3,18%) dan Melayu (1,62%).18

Sementara jika melihat

18

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta. Diakses pada 5 Desember

2013.

Tabel.III.B. Jumlah Suku Bangsa Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2010.

Etnis Jakarta Pusat

Jakarta Utara

Jakarta Barat

Jakarta Selatan

Jakarta Timur

Kep. Seribu

DKI Jakarta

%

JAWA 258.142 635.073 715.836 816.019 1.026.571 1.807 3.453.448 36.17

BETAWI 301.667 257.104 677.561 659.799 795.826 8.765 2.700.722 28.29

SUNDA 136.154 267.234 333.343 272.069 383.143 3.082 1.395.025 14.61

CINA 68.186 198.248 313.178 22.979 29.767 14 632.372 6.62

BATAK 21.031 46.322 56.450 56.350 146.433 59 326.645 3.42

MINANGKABAU 33.726 23.948 41.955 72.440 99.918 31 272.018 2.85

MELAYU 16.315 28.840 46.703 36.437 50.575 352 179.222 1.88

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS).

Page 76: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

62

Tabel III.B. Komposisi etnis penduduk Jakarta tahun 2010, tercatat setidaknya

terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta, terdiri dari orang Jawa sebanyak

36,17 %, Betawi (28,29 %), Sunda (14,61 %), Cina (6,62 %), Batak (3,42 %),

Minangkabau (2,85 %) dan Melayu (1,88 %). Dari data tersebut, tampak terjadi

peningkatan prosentase pada suku Jawa, Betawi, Cina dan Melayu. Namun terjadi

penurunan prosentase pada suku Sunda, Batak dan Minangkabau.

3. Pendidikan

Tabel III.C.

Data Penduduk WNI Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Pendidikan 2012.

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Pendidikan penduduk masyarakat Jakarta dari tingkat terendah yaitu SD

Sederajat sebanyak 1.052.029, dilanjutkan dengan pendidikan menengah SLTA

(3.686.190) dan pendidikan S1 (950.130). Dapat dilihat bahwa pendidikan yang

No.

NAMA KAB.

BLM SKLH

BLM

TMT SD

SD

SEDERAJAT

SLTP

SLTA

D I / D II

D III

S I

S II

S III

1. Kep. Seribu

1.136

2.253

7.346

3.819

4.943

134

195

555

21

0

2. Jakarta Pusat

21.483

97.577

112.714

148.438

416.829

3.978

38.882

100.504

8.707

718

3. Jakarta Utara

38.712

142.191

197.455

278.771

623.226

4.749

41.862

115.515

8.184

500

4. Jakarta Barat

52.528

185.884

279.105

360.340

811.738

7.761

52.639

195.894

13.359

793

5. Jakarta Selatan

43.576

184.933

194.290

249.944

756.290

10.530

90.344

255.923

28.435

2.269

6. Jakarta Timur

65.316

248.854

261.119

363.190

1.073.164

13.597

110.739

281.739

23.354

1.481

Provinsi DKI Jakarta

222.751

861.692

1.052.029

1.404.502

3.686.190

40.749

334.661

950.130

82.060

5.761

Page 77: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

63

dimiliki masyarakat Jakarta paling banyak adalah SLTA. Tingkat pendidikan di

Jakarta semakin membaik karena berdasarkan Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003,

bahwa setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun

wajib mengikuti pendidikan dasar. Dari hasil Sensus Penduduk 2010, persentase

penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 1,12 persen dan yang

tidak sekolah lagi sebesar 5,22 persen.19

Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM)

terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka

Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, persentase

penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar

66,40 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 99,09 persen

yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 99 orang yang

melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis

huruf latin atau huruf lainnya.

Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka pilihan yang

diambilpun akan semakin rasional. Namun Jakarta yang hanya didominasi oleh

penduduk yang berpendidikan menengah sudah bisa menilai sosok seorang

pemimpin dengan rasional, bukan lagi hanya melihat kesamaan etnis atau agama.

Dari jumlah penduduk DKI Jakarta sekitar 9.756.944 jiwa dan jumlah pada

DPT putaran pertama pilkada DKI Jakarta 11 Juli 2012 adalah 6.983.693

19

www.bps.go.id. Diakses pada 4 Desember 2013.

Page 78: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

64

pemilih.20

Putaran kedua pilkada DKI Jakarta pada 20 September 2012.

Berdasarkan penambahan dari warga yang mendaftar pada 25 Juli hingga 4

Agustus, didapat 34.603 warga yang sah menjadi pemilih tambahan. Dengan

demikian, jumlah DPT juga naik menjadi 6.996.951 pemilih pada 20 September

2012.21

Secara keseluruhan para pemilih sudah memperoleh pendidikan yang cukup

baik. Dengan mereka melek huruf atau bisa membaca, dapat mengkonsumsi

informasi-informasi yang ada di media cetak atau pun media elektronik. Menilai

kandidat yang akan dipilih dan mengetahui isu yang beredar pada saat pilkada

akan dan berlangsung. Pola-pola kesadaran politik dari sikap kritis dan partisipasi

yang besar dalam masyarakat terhadap pemerintah pun tercipta karena mereka

merasa bahwa pemerintah mempunyai pengaruh pada kehidupan mereka.22

Dengan demikian masyarakat akan memilih kandidat yang menurutnya dapat

merubah kehidupannya kearah yang lebih baik berdasarkan pilihan yang rasional.

20

http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/06/03/m502n2-inilah-

jumlah-akhir-dpt-pilgub-dki. Diakses pada 5 Desember 2013.

21http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/07/18420426/Inilah.Jumlah.DPT.Putaran.K

edua.Pilkada.DKI. Diakses pada 5 Desember 2013.

22 Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik, (Jakarta: PT. BINA AKSARA,

1984), 56.

Page 79: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

65

BAB IV

PILKADA 2007 DAN DINAMIKA PILIHAN RASIONAL PADA PILKADA

DKI JAKARTA 2012

A. Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta 2007

Pilkada DKI Jakarta pertama kali diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus

2007. Pada Pilkada DKI 2007 diikuti oleh dua pasangan calon gubernur dan wakil

gubernur, yakni Adang Daradjatun-Dani Anwar dan Fauzi Bowo-Prijanto. Dalam

undian nomor urut, pasangan Adang-Dani mendapatkan nomor urut 1. Adang-

Dani diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) partai yang pada Pemilu 2004

keluar sebagai pemenang pemilu di Jakarta menggeser posisi Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memenangi Pemilu 1999.

Dan pasangan Fauzi-Prijanto mendapatkan nomor urut 2 yang diusung

oleh koalisi 20 partai politik, seperti PDIP, Partai Golkar, Partai Demokrat, PPP,

PDS dan lain-lain. Secara kuantitatif, koalisi pendukung Fauzi-Prijanto cukup

besar baik di parlemen maupun rasio akumulasi perolehan suara dalam Pemilu

2004. Saat itu, Fauzi Bowo berposisi sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta,

sedangkan Prijanto adalah jenderal TNI Angkatan Darat. Adang adalah mantan

Wakil Kepala Polri, sedangkan Dani Anwar waktu itu sebagai anggota DPRD

DKI Jakarta dari Fraksi PKS.1

Pada masa kampanye terpampang spanduk kedua kandidat yang saling

menyindir. Salah satu contoh sindiran dari tim Adang pada upaya tim Fauzi Bowo

yang berusaha membangun citra dirinya sebagai ”ahlinye” dalam menata Jakarta,

1 www.kpujakarta.go.id. Diakses pada 2 Desember 2013.

Page 80: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

66

dengan sindiran ("John Travolta makan kue cucur, Jakarta kok makin ancur.

Ahlinye Kemane?"). Tim sukses Fauzi Bowo yang mengusung isu sentral ”Jakarta

Untuk Semua” juga melakukan serangan balik pada kubu Adang. Misalnya dia

menyoroti eksklusifitas PKS yang begitu ”pede” mengusung calonnya seorang

diri (“Jakarta Untuk Semua, Bukan Milik Satu Golongan,”). Mereka juga

menyerang isu utama yang diangkat kubu Adang untuk membenahi Jakarta.

(”Benahi Jakarta Bukan Hanya Retorika, Serahkan pada Ahlinya”).

Menurut Majalah TRUST membahas isu pada pilkada DKI Jakarta 2007

bahwa Fauzi Bowo mengeluarkan ratusan miliar untuk mencari dukungan partai

politik dan bernilai lebih dari Rp 200 miliar untuk tiap partai besar. Dan situs

WikiLeaks juga membahas isu tersebut yang bertema ”PKS versus Dunia Dalam

Pemilihan Gubernur Jakarta”, WikiLeaks membeberkan dugaan jual beli

dukungan dengan nilai yang berbeda dengan Majalah TRUST. Fauzi menggalang

koalisi menggunakan uang untuk membeli suara tiga dari empat partai besar di

Jakarta dengan mengeluarkan dana setidaknya Rp5 miliar per partai. Sutiyoso

sebagai Gubernur sebelumnya disebut-sebut sebagai penyandang dana utama pada

kampanye Foke. PKS pun mengapa hanya mengusung satu calon saja yaitu

Adang, dikarenakan Adang sendiri disebut-sebut membayar partai itu sebesar

Rp15 miliar hingga Rp25 miliar.2

Dari 5.725.767 orang yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT),

hanya sebanyak 3.737.059 orang yang menggunakan hak pilihnya. Hasil akhir

2 http://metro.news.viva.co.id/news/read/333470-wikileaks-juga-soroti-pilkada-dki-2007.

Diakses pada 2 Desember 2013.

Page 81: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

67

rekapitulasi perhitungan suara oleh KPU Provinsi DKI Jakarta adalah:Fauzi Bowo

dan Prijanto 2.109.511 suara (57,87%), Adang Daradjatun dan Dani Anwar

1.535.555 suara (42,13%).3 Dapat terlihat dari pemaparan diatas bahwa peran

partai pada pilkada saat itu masih sangat berpengaruh untuk meraup suara dari

para pemilih.

Meskipun Direktur Eksekutif The Indonesian Institue, Jeffrie Geovanie,

mengatakan dukungan politik atas pasangan Fauzie Bowo-Prijanto terlihat tak

didasarkan pada grass-root, lebih karena elit parpol.4 Dan tidak meraih

kemenangan mutlak, hanya meraih kemenangan sedikit di atas 50 persen. Artinya,

dukungan ke-20 parpol itu hanya menghasilkan minimum simple majorit`. Namun

bagi sebagian warga Jakarta mengungkapkan bahwa pilihannya terhadap

pasangan nomor dua karena Foke sebagai putra daerah dianggapnya lebih

memahami kondisi Jakarta dan tahu bagaimana memimpin Jakarta di masa

mendatang agar lebih baik, sesuai dengan citra dirinya sebagai “ahlinye”. Bahkan

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat

PDIP Taufiq Kiemas pada saat itu mencoblos pasangan Fauzi-Prijanto.5

Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 2007, anggota KPU DKI, Muflizar

menyatakan Fauzi-Prijanto sebagai pemenang pilkada DKI Jakarta 2007. Dan

penetapan dilakukan di Ruang Sumba, Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng,

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2007. Diakses

pada 2 Desember 2013.

4 http://www.antaranews.com/news/73269/france-says-libya-arms-delivery-not-breach-of-

un. Diakses pada 4 Desember 2013.

5 http://www.pelita.or.id/baca.php?id=34955. Diakses pada 4 Desember 2013.

Page 82: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

68

Jakarta Pusat.6 Setelah Mardiyanto membacakan Keputusan Presiden Nomor 91/P

Tahun 2007, pada tanggal 22 September 2007. Selanjutnya Fauzi-Prijanto dilantik

sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2013 pada

tanggal 7 Oktober 2007.7

Dapat dilihat pada kemenangan Foke dalam pilkada DKI Jakarta 2007

tidak terlepas dari pengaruh sosiologis yang menentukan perilaku pemilih

berdasarkan dari segi etnis/kedaerahan. Karena setiap lingkaran sosial memiliki

normanya tersendiri, kepatuhan terhadap norma-norma tersebut menghasilkan

integrasi. Dari konteks ini turut mengkontrol perilaku individu dengan cara

memberikan tekanan agar individu tersebut menyesuaikan diri, sebab pada

dasarnya setiap orang ingin hidup dengan tentram, tanpa bersitegang dengan

lingkungan sosialnya.8

Dan merujuk pada pendekatan psikologis, dari segi identifikasi partai atau

party identification juga turut menentukan perilaku pemilih. Tentu keanggotaan

partai secara psikologis juga disebut dengan orientasi partai yang efektif, sebuah

definisi yang sama sekali tidak menggunakan istilah keanggotaan. Oleh karena itu

biasanya tidak berjalan seiring dengan keanggotaan formil/resmi seorang individu

6 http://news.detik.com/read/2007/08/16/081215/817889/10/fauzi-prijanto-akan-ditetapkan-

menang-pilkada-dki-siang-ini. Diakses pada 4 Desember 2013.

7 http://news.detik.com/read/2007/10/07/154808/838937/10/fauzi-bowo-resmi-jadi-

gubernur-dki-jakarta. Diakses pada 4 Desember 2013.

8 Paul F Paul F Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1968): The People’s

Choice, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet (1968): The People’s Choice. How The Voter Makes

Up His Mind in a Presidential Campaign (New York: Tubingen, 1944),148.

Page 83: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

69

dalam sebuah partai. Identifikasi partai pun seringkali di wariskan orang tua

kepada anak-anak mereka.9

B. Dinamika Pilihan Rasional Pada Pilkada DKI Jakarta 2012

Jakarta yang merupakah Ibukota Negara menjadi parameter bagi Republik

Indonesia. Terlebih kemunculan tokoh-tokoh daerah seperti Jokowi dan Basuki

makin membuat „laga‟ perebutan kursi DKI Jakarta-1 makin sengit dan menarik

untuk di analisa. Apalagi hasilnya Jokowi-Basuki dapat mengalahkan calon-calon

lain, bahkan incumbent. Keberhasilan Jokowi-Basuki mengalahkan calon-calon

lain, termasuk incumbent setidaknya mampu menjadi tolak ukur bahwa

masyarakat Jakarta menginginkan perubahan dari kondisi yang ada pada saat

kepemimpinan gubernur sebelumnya.

Dengan kesederhanaan sikapnya, integritas pribadi serta prestasi saat

menjadi Kepala Daerah menjadi modal sosial pasangan ini dalam bertarung

dengan kandidat lain. Tapi kemenangan yang diraih pasangan ini tidak

sesederhana sikap yang dimiliki Jokowi. Artinya, terjadi persaingan sengit

didalam proses kemenangannya. Dan tidak terlepas dari beberapa faktor yang

mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan.

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu

bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap

keadaan. Dinamika juga terjadi adanya interaksi dan interdependensi antara

masyarakat dengan masyarakat lain dalam sebuah wilayah secara keseluruhan.

9Angus Campbell, Philip E. Converse, dan Warren E. Miller, dan Donal E. Stokes et al. The

American Voter (New York: Tubingen, 1960), 24-34.

Page 84: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

70

Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada masyarakat, semangat kelompok

masyarakat (group spirit) terus-menerus ada dalam masyarakat itu, oleh karena itu

masyarakat yang bersangkutan dapat berubah.10

Dalam melihat pergerakan atau perubahan yang terjadi dalam masyarakat

Jakarta, secara teoritis perilaku pemilih dapat menjelaskannya dengan tiga

pendekatan. Yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis dan pendekatan

pilihan rasional atau rational-choice.11 Ketiganya tidak sepenuhnya berbeda,

dalam beberapa hal ketiganya bahkan saling membangun/mendasari serta

memiliki urutan kronologis yang jelas. Hal tersebut akan diuraikan pada bagian

berikut ini:

1. Berdasarkan Sosiologis

Pendekatan sosiologis menentukan perilaku memilih pada para pemilih,

terutama kelas sosial, agama, dan kelompok etnis/ kedaerahan/ bahasa. Subkultur

tertentu memiliki kondisi sosial tertentu yang pada akhirnya bermuara pada

perilaku tertentu.12

Pendekatan ini berdasarkan pengelompokan sosial, baik secara formal

ataupun informal. Secara formal seperti keanggotaan seseorang dalam organisasi-

10

Nazaruddin Sjamsudin, Dinamika Politik Indonesia ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993), tersedia di http://sangaji.blog.fisip.uns.ac.id/2011/06/14/tambahan-tugas-daslog/; Internet;

diakses pada 19 Januari 2014.

11Dieter Roth, Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode, Dodi

Ambardi, ed., (Jakarta: Friedrich-Naumann-Stiftung dan LSI, 2009), 23.

12 Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskrido Ambardi. 2012. Kuasa Rakyat: Analisa

Tentang Perilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru. (Jakarta: Mizan Media Utama (MMU), 2012), 6.

Page 85: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

71

organisasi keagamaan, organisasi-organisasi profesi, dan sebagainya. Dan

kelompok-kelompok informal seperti keluarga, pertemuan, ataupun kelompok-

kelompok kecil lainnya, merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami

perilaku politik seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai

peranan yang sangat besar dalam menentukan sikap, persepsi dan orientasi

seseorang.

Secara politis, Foke sebagai incumbent mendapat keuntungan karena

mempunyai modal kekuasaan dan materi untuk mempermudah penggalangan

dukungan. Seperti yang diungkapkan Asri Mulya ( 46 Tahun, Warga Jakarta)

mengatakan bahwa Foke telah menjanjikan kepada Pegawai Negeri Sipil ( PNS)

di Jakarta jika dia terpilih kembali sebagai Gubernur Jakarta, maka Foke akan

menaikan gaji PNS. Dan ibu Asri yang memiliki suami seorang PNS pada pilkada

DKI Jakarta kemarin memilih Foke karena suruhan oleh suami agar seluruh

anggota keluarganya memilih Foke.13

Meskipun mayoritas pemilih DKI Jakarta cukup rasional, namun sensitivitas

isu-isu SARA menjadi alat propaganda untuk menjatuhkan lawan. Menariknya

dari seluruh kandidat, Basuki memiliki tingkat rawan bidik paling tinggi, dari sisi

etnisitas dan agama. Prefensi pilihan atas pertimbangan SARA juga nyata dalam

Pilkada DKI Jakarta 2012. Penduduk Jakarta dari segi agama mayoritas adalah

Islam 82,93%. Dalam hal budaya politik, pengaruh agama atas budaya tergantung

pada pentingnya peran agama dalam masyarakat dan bila dirasa penting oleh

seseorang, agama dapat memengaruhi cara pandang dan penilaiannya atas aspek-

13

Wawancara dengan Asri Mulya, di Jakarta pada 23 Desember 2013.

Page 86: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

72

aspek kehidupan karena semakin seseorang memandang sebuah agama sebagai

hal yang penting dalam kehidupan maka akan semakin tinggi pula ia memandang

aspek-aspek kehidupan menurut perspektif agama yang diyakininya14

.

Muhammad Ali Harist ( 40 Tahun, Tokoh Agama) mengatakan bahwa ia

memilih Foke karena satu keyakinan, baik dengan Foke maupun Nara. Meskipun

dari segi etnis pun ia sama dengan Foke-Nara, namun ia lebih condong dari sisi

agama. Ia juga menilai bahwa ummat Islam sendiri sekarang sudah tidak

memperdulikan Al-Qur‟an dan Hadist, hanya memikirkan bagaimana pemimpin

yang bersih dan jujur.15

Memang, jika menyangkut masalah keyakinan atau aqidah tidak bisa di

bohongi, namun H.Muntazah ( 61 Tahun, Tokoh Agama) mengatakan bahwa

demokrasi itu bukan untuk sekelompok-sekelompok orang saja, karena jika di

bidang agama adalah urusan masing-masing pribadi. Menurutnya dalam

pemerintahan yang dibutuhkan itu adalah kinerjanya yang baik, tidak harus sesuai

etnis atau agamanya, karena kita bersuku-bangsa.16

Preferensi pemilih dengan pertimbangan etnisitas juga memegang peranan

penting. Isu putra daerah terutama menguat sejak otonomi daerah di Indonesia.

Trend penolakan kandidat yang tidak berasal dari daerah yang bersangkutan

sebenarnya berakar dari resistensi atas pola sentralistik sebelumnya dimana

banyak figure kepala daerah yang di drop dari pusat. Ketika semangat resistensi

14

Saiful Mujani, William, Kuskrido. Muslim Demokrat (Jakarta: Gramedia, 2007), 126. 15

Wawancara dengan Muhammad Ali Harist, di Jakarta pada 21 Desember 2013.

16 Wawancara dengan H. Muntazah, di Jakarta pada 23 Desember 2013.

Page 87: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

73

itu mereda, isu putra daerah lebih menjurus kepada keraguan sosok dari luar

daerah untuk menyelesaikan masalah daerah yang notabene belum dikenalnya.17

Namun hasil survey Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis

(Puskaptis) menunjukan bahwa sebanyak 65,69% masyarakat Jakarta

menganggap Gubernur Jakarta nanti tidak harus putra daerah.18

Dari sini terlihat

isu putra daerah tidak lagi relevan di Jakarta. Lagipula mayoritas etnis di Jakarta

adalah Jawa yaitu 36,17% yang secara primordial menguntungkan bagi Jokowi.

2. Berdasarkan Psikologis

Pendekatan psikologis berusaha untuk menerangkan faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi keputusan pemilu jangka pendek atau keputusan yang

diambil dalam waktu yang singkat. Hal ini berusaha menjelaskan melalui trias

determinan dengan melihat sosialisasinya dalam menentukan perilaku politik

pemilih, bukan karakteristik sosiologisnya. Jadi pendekatan psikologis

menekankan pada tiga aspek, yaitu identifikasi partai, orientasi isu, dan orientasi

kandidat.19

Identifikasi dalam sebuah partai tentu biasanya tidak harus dengan

keanggotaan yang formil/resmi seorang individu dalam sebuah partai. Oleh karena

itu keanggotaan partai secara psikologis juga disebut dengan orientasi partai yang

17

Husein Yazid, Kenapa Foke dan Jokowi, (Jakarta: Firdaus, 2012), 43.

18 Yazid, Kenapa Foke dan Jokowi, 44.

19Roth, Studi Pemilu Empiris, 38.

Page 88: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

74

efektif, sebuah efek yang sama sekali tidak menggunakan istilah keanggotaan.

Identifikasi partai seringkali di wariskan orang tua kepada anak-anak mereka20.

Pada putaran ke-2 betul-betul menjadi pertarungan yang sangat sengit,

karena seluruh partai besar yang jagoannya kalah dalam putaran pertama

berkoalisi dengan incumbent. Partai-partai besar seperti Golkar, PPP, PKS dan

PAN secara resmi mendukung Foke dalam putaran ke-2. Konfigurasi koalisi

putaran ke-2 menjadi bukti Jokowi mampu mengalahkan incumbent dan

legitimasi parpol dimata publik semakin melemah. Hal tersebut menandakan

bahwa parpol tidak lagi menjadi determinasi kunci dalam pilkada. Justru dengan

terbangunnya koalisi pragmatis makin menguatkan image publik bahwa Foke

lebih memilih strategi elitis dan malah akan terbebani dengan utang budi pada

banyaknya investor politik yang mengusungnya dalam pilkada DKI Jakarta

2012.21

Preferensi orientasi isu dan orientasi kandidat lebih tergantung kepada

perubahan dan fluktuasi dibandingkan dengan identifikasi partai.22 Orientasi isu

hanya dapat mempengaruhi perilaku pemilu individu apabila memenuhi tiga

persyaratan dasar: isu tersebut harus dapat ditangkap oleh pemilih, isu tersebut

dianggap penting oleh pemilih, pada akhirnya pemilih harus mampu

menggolongkan posisi pribadinya (baik secara positif atau negatif) terhadap

20

Campbell et al, The American Voter, 146-148.

21 Wawan Fahrudin dan Ardi Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi-Ahok (Jakarta:

Telentamakara, 2012), 22.

22Angus Campbell, Geral Gurin, dan Warren E. Miller, The Voter Decides (Evan-ston,

1954), 183.

Page 89: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

75

konsep pemecahan permasalahan yang ditawarkan oleh sekurang-kurangnya satu

partai.23

Dalam hal ini isu SARA cukup ampuh untuk menghembuskan negative

campaign, apalagi jelang putaran ke-2 yang melewati bulan suci ramadhan dan

mengingat mayoritas masyarakat Jakarta adalah muslim. Sehingga pemilih terlalu

fokus kepada Basuki yang diketahui sebagai non muslim. Foke rupanya tidak

begitu paham tentang realitas sosiologis masyarakat metropolitan yang berpikir

modern dan multikultur. Jargon kampanyenya yang berbau primordial tak

mempan mempengaruhi persepsi masyarakat, bahkan justru menggerus

dukungannya. Abdul Munir (25 Tahun, Warga Jakarta) mengatakan jika ingin

melihat dari sisi agama tidak jadi masalah, karena pertama walaupun non muslim

Basuki itu bukan DKI 1 tapi Jokowi lah Gubernurnya dan Basuki wakilnya.

Kedua, Basuki mempunyai kapabilitas. Terbukti saat ia menjabat sebagai Bupati

Belitung, dia menaikan Haji orang banyak dan tidak segan-segan untuk

menyumbang.24

Isu putra daerah pun terbukti menuai kegagalan. Sentimen etnis yang

dihembuskan Foke-Nara justru memperkuat sentimen Jawa untuk berada dalam

barisan Jokowi-Basuki. Isu primordialisme meredup lantaran masyarakat Jakarta

memiliki pola pikir rasional. Dari masyarakat Betawi pun paham betul pentingnya

mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan daerah karena Jakarta

adalah ibukota Republik Indonesia, tempat berkumpulnya beragam suku, agama,

23

Campbell et al, The American Voter, 170.

24 Wawancara dengan Abdul Munir, di Jakarta pada 24 Desember 2013.

Page 90: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

76

ras dan antargolongan. Network Elections Survey (NES) menyisir persepsi publik

Jakarta yang berasal dari suku Jawa sebanyak 43,7 % memilih pasangan Jokowi-

Basuki, sementara yang memilih Foke-Nara hanya 18,4 %. Dan persepsi suku

Betawi ternyata 47,8 % memilih pasangan Jokowi-Basuki, sementara Foke-Nara

hanya 19,7 %. Di kalangan ummaat Islam, Jokowi-Basuki juga unggul dengan

presentase 37.9 %, sementara yang memilih Foke-Nara hanya 20,8 %.25

3. Berdasarkan Pilihan Rasional ( Rasional-Choice )

Dari pendekatan pilihan rasional, yang menentukan dalam sebuah pemilu

bukanlah adanya ketergantungan terhadap ikatan sosial struktural atau ikatan

partai yang kuat, melainkan hasil penilaian rasional dari warga yang baik.

Penulis menemukan benang merah pilihan rasional dalam pemilu dari

pendapat yang senada menurut Vandimer O Key, Anthony Downs dan Saiful

Mujani yaitu, masing-masing pemilih menentukan pilihannya secara retrospektif,

yaitu dengan menilai apakah kinerja kandidat yang menjalankan pemerintahan

pada periode legislatif terakhir sudah baik bagi dirinya sendiri dan bagi

pemerintahan, atau justru sebaliknya. Penilaian ini juga di pengaruhi oleh

penilaian terhadap pemerintah di masa lampau. Apabila hasil penilaian kinerja

pemerintah yang berkuasa (juga bila dibandingkan dengan pendahulunya) positif,

25

Bimo Nugroho dan Ajianto Dwi Nugroho, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan (Jakarta:

Gramedia, 2012), 83.

Page 91: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

77

maka mereka akan di pilih kembali. Apabila hasil penilaiannya negatif, maka

pemerintahan tersebut tidak akan dipilih kembali.26

Salah satu kunci keberhasilan daerah berada pada pundak pemimpin.

Peningkatan pelayanan publik, pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan

dan kesehatan, serta tingkat kemajuan pembangunan infrastruktur daerah

setidaknya menjadi indikator untuk mengukur tingkat kemajuan suatu daerah.

Kinerja pemerintahan Foke pun menjadi kata kunci bagaimana calon pemilih

menilai.

Dalam pemerintahannya, Foke berhasil merealisasikan Banjir Kanal Timur

(BKT), penambahan jalur busway, Kawasan Parkit Terpadu, Car Free Day ( Hari

Bebas Kendaraan Bermotor), pembangunan tanggul di pantai utara Jakarta,

pengendalian air tanah, dll.27

Namun sangat disayangkan bahwa realitas

keberhasilan Foke tidak diiringi dengan komunikasi politik yang baik. Hampir

tidak ada pemberitaan positif terkait statement Foke yang menguatkan

keberhasilannya dalam mengolah kota Jakarta.

Faktor lainnya yang membuat penilaian positif Foke tertutup adalah faktor

ketidakpuasan warga atas kinerjanya. Gamal Abdul Naser ( 49 Tahun, Warga

Jakarta) menilai bahwa kinerja pemerintahan pada saat Foke menjabat sebagai

Gubernur masih standar-standar saja, warga tidak merasakan perubahan yang

26

Valdimer O Key, The Responsible Electorate: Rationality in Presidential Voting 1936-

1960 (Melbourne: Cambridge University Press, 1966), 61. Roth, Studi Pemilu Empiris, 49. Saiful Mujani, Penjelasan Aliran dan Kelas Sosial sudah tidak memadai, dalam http://islamlib.com?page.php?page=article&id=703. http://bluean9el.wordpress.com/2011/11/22/rational-choice-theory-teori-pilihan-rasional/. Diakses pada 3 Oktober 2013.

27 Fahrudin dan Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi-Ahok, 34.

Page 92: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

78

menonjol.28

Dari hasil survey Puskaptis menunjukan proporsi terbesar 54,5 %

responden yang menilai kinerja pemerintahan Foke tidak memuaskan. Responden

yang mengaku puas hanya 23,3 %. Selebihnya, 16,8 responden abai atau tidak

tahu.29

Hal ini menjadi faktor pendorong signifikan kekalahan Foke.

Kekalahan Foke-Nara juga tidak lepas dari menurunnya citra Partai

Demokrat di tingkat nasional. Keterlibatan kader Partai Demokrat dalam kasus-

kasus korupsi, seperti Angelina Sondakh (wakil Sekjen Partai demokrat), M.

Nazarudin (mantan bendahara Partai Demokrat), dan beberapa kader yang diduga

terlibat korupsi seperti Anas Urbaningrum (Ketua Partai Demokrat), Andi

Malarangeng (Menpora sekaligus Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat)

dalam kasus pembangunan pusat olah raga di Hambalang, Jawa Barat. Dan

terakhir kasus pengusaha Hartati Murdaya (anggota Dewan Pembin Partai

Demokrat) yang terlibat kasus suap Bupati Buol, Sulawesi Tengah.30

Berbagai kasus korupsi yang menimpa kader Partai Demokrat tersebut,

secara tidak langsung memberikan pengaruh pada menurunnya kepercayaan

masarakat pada Partai Demokrat dan turut berkontribusi bagi kekalahan Foke-

Nara pada Pilkada DKI Jakarta 2012.

Kondisi sosial-kemasyarakatan Jakarta merupakan faktor yang kuat

membuat publik menaruh ketidakpercayaan kepada petahan. Sebagian besar

masyarakat sudah semakin merasakan semrawutnya kondisi sosial-

28

Wawancara dengan Gamal Abdul Naser, di Jakarta pada 21 Desember 2013.

29 Yazid, Kenapa Foke dan Jokowi, 23.

30 Fahrudin dan Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi-Basuki, 46.

Page 93: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

79

kemasyarakatan Jakarta. Masyarakat setiap hari bergulat dengan kemacetan,

sehingga waktu dan tenaga terbuang sia-sia dijalan. Kemudian kriminalitas,

buruknya transportasi publik, serta kerap dihantui dengan banjir tatkala hujan

lebat mengguyur DKI Jakarta atau bahkan „banjir kiriman‟ dari daerah sub-urban

DKI Jakarta lekat dengan sosok Foke dengan jargon „ahlinye‟.

Jika sudah tidak puas, harapan yang terbersit pada warga tentu adanya suatu

perubahan. Dari hasil survey Puskaptis sebesar 61 % responden menginginkan

perubahan ke arah yang lebih baik.31

Munculnya figur Jokowi-Basuki mampu

mewakili sebagian besar harapan masyarakat Jakarta untuk perubahan Jakarta

kearah yang lebih baik. Dalam perspektif marketing, positioning Jokowi sangat

tepat dalam merebut simpati publik dan mood pemilih.

Demokrasi langsung yang sekarang ini dianut di Indonesia memiliki

konsekuensi pada tingginya biaya politik. Sistem demokrasi pasar bebas tersebut

telah membentuk oligarkhi pemegang kuasa uang. Semakin besar kekuatan

modal, maka makin berpeluang untuk memenangkan pertarungan Pemilu/

Pilkada. Dengan tingginya biaya yang tidak berimbang dengan renumelasi Kepala

Daerah dan anggota legislatif maka akan membuka peluang korupsi untuk

mengembalikan modal yang telah dikeluarkan atau balas budi para donatur.

Penyebab utama praktik korupsi politik adalah sistem pendanaan partai yang

rapuh, sistem politik atau pemilu berbiaya tinggi, serta perekrutan partai yang

transaksional dan berbasis uang.32

31

Yazid, Kenapa Foke dan Jokowi, 23.

32 Fahrudin dan Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi-Ahok, 76.

Page 94: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

80

Namun bukan hal yang utopia lagi harapan untuk membuat demokrasi yang

lebih murah dan rasional atas kemenangan Jokowi-Basuki dalam pilkada DKI

Jakarta 2012. Kekuatan Jokowi dalam berkampanye memang bukan pada mesin

uang. Jokowi lebih memilih personal brand yang kuat, baik dari pretari-

prestasinya selama ini maupun sikapnya yang bersahaja dan sederhana. Kekuatan

Jokowi adalah kedekatannya dengan rakyat. Baginya, sederet prestasi yang telah

diukirnya tak cukup menjadi modal meraih dukungan warga ibu kota Jakarta.

Oleh karena itu, Jokowi merasa harus „turun gunung‟ menyambangi warga.

Jokowi sangat memahami ilmu komunikasi, keterampilan terbesarnya adalah

dalam berdialog dan bernegosiasi. Jokowi mampu berinteraksi dengan

masyarakat, tanpa sekat, merakyat dan dengan bahasa yang dipahami warga.

Menurutnya dengan cara itu dia baru benar-benar bisa meyakinkan warga Ibukota

sehingga mempercayainya memimpin Jakarta. Kepada warga Jokowi meyakinkan

bahwa dia mampu mewujudkan „Jakarta Baru‟ yang lebih baik sesuai slogan

kampanyenya.

Sosok Jokowi ini berbandingan terbalik dengan Foke yang terkesan formal,

protokoler, elitis, arogan sehingga tertanam dalam ingatan masyarakat persepsi

bahwa Foke tidak menyentuh langsung persoalan masyarakat dan lebih memilih

para kelas atas yang memang selama ini mendukungnya.

Sejak awal Jokowi paham dia tidak akan bisa mengalahkan Foke jika

memakai kekuatan uang. Biaya kampanye Jokowi-Basuki pun tidak seperti biaya

kampanye yang biasanya dikeluarkan oleh kandidat pilkada lain di Indonesia.

Masyarakat yang harus berkampanye dan membiayai kampanyenya. Disini

Page 95: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

81

Jokowi melatih masyarakat untuk memutar uang dalam kerja politik. Pertama,

mereka menjual baju kotak-kotak untuk mengumpulkan dana politik. Kedua,

karena kebetulan waktu pelaksanaan pilkada berdekatan dengan bulan suci

Ramadhan, mereka berkreasi dengan membuat peci, baju koko dan sarung yang

dipadukan dengan idendtitas kotak-kotak. Ketiga, memproduksi suvenir massal

seperti gantungan kunci Jokowi-Basuki, DVD dan lagu yang bisa dijadikan RBT

serta dinyanyikan oleh para pengamen di bus, halte dan terminal.33

Setidaknya indikator untuk menakar antusiasme masyarakat terlihat dari

kemauan masyarakat untuk membeli kemeja kotak-kotak dan atribut kotak-kotak,

yang memang menjadi salah satu strategi fundraising bagi tim kampanye Jokowi.

Secara formal dan informal, bukan Jokowi-Basuki dan tim sukses yang

membiayai kampanyenya, melainkan masyarakat yang membiayai politik mereka

sendiri. Jokowi memberi inspirasi bahwa kemenangannya itu bukanlah semata-

mata kemenangannya dan Basuki, tapi terlebih merupakan kemenangan bagi

seluruh rakyat Jakarta. Masyarakatlah yang berinvestasi, menanam, merawat dan

memetik buah politik mereka sendiri. Strategi komunikasi yang langsung

bersentuhan dengan rakyat itu diyakini Jokowi mampu mengalahkan kekuatan

uang yang di pakai tim lain. Oleh karenanya Jokowi lebih memilih berkampanye

dengan mengunjungin langsung lokasi-lokasi atau komunitas-komunitas

masyarakat dari pada menghadiri seminar atau beriklan di televisi. Jokowi juga

senantiasa mengkomunikasikan langsung program-programnya kepada

masyarakat secara sederhana dan mudah dipahami.

33

Nugroho dan Nugroho, Jokowi, 47.

Page 96: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

82

Abdul Munir (25 Tahun, Warga Jakarta) menilai bahwa Jokowi itu tidak

pintar-pintar sekali, akan tetapi dia pekerja keras dan total dalam bekerja.

Kemudian dengan dia blusukan (keluar masuk – bahasa Jawa) itu masyarakat

senang karena merasa lebih dihargai sebagai manusia.34

Ketimbang calon lain

yang lebih dominan lewat pengerahan massa, acara bagi-bagi sembako,

pengobatan gratis dan membuat warga larut dalam sajian tarian dan atraksi musik

sejumlah artis di panggung kampanye yang hanya ampuh untuk mengumpulkan

warga berduyun-duyun dalam kampanye, namun mereka sebatas menikmati

hiburan bukan mendengar dan memahami visi misi serta program para politisi.

Jokowi juga menolak menggunakan iklan di media massa sebagai bagian

dari strategi kampanyenya dan menganggap poster atau pun spanduk hanya akan

mengotori kota. Karena Jokowi-Basuki dan tim nya mengandalkan liputan dan

program. Sikap friendly oleh Jokowi terhadap wartawan menjadikannya sebagai

media darling. Maka dari itu, tak heran jika hasil pantauan Aliansi Jurnalistik

Indonesia (AJI) menyebutkan dalam pemberitaan Pilkada DKI Jakarta 2012, 1

Juli - 31 Juli 2012, Jokowi merupakan calon dengan berita positif terbanyak,

yakni 441 berita atau 12,79%. Sebaliknya Foke mendapat pemberitaan bernada

negatif paling banyak, yaitu 98 berita atau 2,84%.35

Keterbukaan informasi

melalui pemberitaan sangat menguntungkan Jokowi-Basuki untuk menyiarkan

keberhasilan dan track record yang telah dibangunnya.

34

Wawancara dengan Abdul Munir, di Jakarta pada 24 Desember 2013.

35 Fahrudin dan Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi-Ahok, 31.

Page 97: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

83

Strategi komunikasi politik Foke dalam Pilkada DKI Jakarta yang lebih

mengedepankan pendekatan elit parpol dibandingkan dengan akar rumput

(grassroots) justru membuat Foke kehilangan momentum untuk mendulang

simpati dari kalangan bawah. Putaran ke-2 Pilkada DKI Jakarta 2012

membuktikan hal ini, bahwa Foke lebih cenderung membangun koalisi-koalisi

parpol dari pada mengubah strategi komunikasi dan penyapaan warga. Akhirnya

citra yang terbangun dalam benak publik, Foke terkesan agresif dan elitis.

Tabel IV.

Hasil Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta 2012

Sumber: KPUD DKI Jakarta

Keberhasilan Jokowi memikat masyarakat bukan karena komunikasi yang

baik saja. Masyarakat semakin memantapkan pilihannya kepada Jokowi-Basuki

dari sederet prestasi dan pengalaman yang sudah teruji jadi pasangan ini. Sebagai

bukti komitmen kebijakan Jokowi pro-rakyat, pada salah satu prestasinya Jokowi

yaitu mendapatkan anugerah Best City Award dalam konferensi Partnership for

Democratic Local Governance in Southeast Asia ( Delgosea Conference) di

Perolehan Suara Pilkada DKI Jakarta 2012

Pasangan Putaran Pertama Putaran Kedua

Foke-Nara 34,05 % 46,18 %

Hendardji-Riza 1,98 %

Jokowi-Basuki 42,60 % 53,82 %

Hidayat-Didik 11,72 %

Faisal-Biem 4,98 %

Alex-Nono 4,57 %

Page 98: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

84

Bangkok, pada 9 Agustus 2012.36

Penghargaan ini diberikan karena Jokowi dinilai

berhasil menerapkan kebijakan yang membuat masyarakat mau mendukung dan

melaksanakannya.

Warga merindukan pemimpin yang memiliki rekam jejak yang bersih serta

serius memberantas korupsi. Jokowi selama menjadi Walikota Solo sudah

membuktikannya dengan meraih penghargaan Bung Hatta Anticorruption Award

pada tahun 2010 atas kepemimpinan dan kinerjanya sebagai sosok yang bersih,

santun dan anti korupsi selama membangun dan memimpin kota Solo. Demikian

juga Basuki selama menjabat Bupati Belitung Timur, yang dinobatkan sebagai

Tokoh Anti Korupsi pada tahun 2006 oleh Koalisi Kebersamaan Tiga Pilar

Kemitraan karena Basuki dinilai berhasil menjalankan praktik anti korupsi, antara

lain dengan tindakan pengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk

kepentingan rakyat Belitung Timur. Adanya indikasi terhadap politik pencintraan

membuat masyarakat menjadi jenuh. Maka Track Record (rekam jejak) Jokowi-

basuki dalam penataan dan membangun daerahnya menjadi bukti aktual, yang

menjadi nilai lebih bagi pemilih untuk dibandingkan dengan calon lain.

Rakyat pun semakin cerdas dan terus belajar, bahwa pesta demokrasi dari

Pemilu/ Pilkada menjadi saat-saat untuk „memeras‟ calon yang layak dan teruji.

Rakyat merasa pantas untuk melakukan itu karena setelah calon terpilih tak jarang

mereka lupa janji-janji selama kampanye. Rakyat ingin kemajuan yang lebih baik

untuk Kota Jakarta yang bisa dirasakan juga perubahannya oleh rakyat. Dan dari

hasil survey Puskaptis mencatat testimoni warga terhadap sosok Jokowi. Beberapa

36

Fahrudin dan Nuswantoro, Kartu Sukses Jokowi-Ahok, 52.

Page 99: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

85

hal positif yang tercitra pada Jokowi antara lain jujur, bersahaja, kharismatik,

berani mengambil keputusan, pengalaman luas, berkomunikasi dengan

masyarakat, punya perhatian tinggi kepada rakyat kecil.37

Poin-poin inilah yang

menjadi landasan mendasar bagi pemilih melimpahkan suaranya ke Jokowi.

37

Yazid, Kenapa Foke dan Jokowi, 46.

Page 100: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

86

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kemenangan Jokowi-Basuki dapat dikatakan sebuah anomali. Peristiwa

yang tidak biasa ini karena masyarakat Jakarta mampu meruntuhkan kuasa uang

yang dikalahkan dengan rasionalitas pemilih. Artinya, pendidikan politik dan

kecerdasan pemilih untuk menakar seorang figur sudah tidak lagi semata-mata

karena basis dukungan logistik yang kuat, namun lebih pada aspek-aspek yang

substantif seperti integritas dan keterujian melalui track record.

Kontestasi politik lewat Pemilu/ Pilkada yang selama ini sangat tinggi biaya

politiknya setidaknya akan berubah dengan lebih mengedepankan figur yang

berintegritas dan berkomitmen. Hal ini memunculkan harapan bagi demokrasi

yang lebih sehat dan substantif, bukan lagi pada politik transaksional yang selama

ini kerap muncul dalam setiap Pemilu/Pilkada. Maka efisiensi Pilkada akan

sejalan dengan upaya pemberantasan korupsi.

Fenomena Jokowi-Basuki menepis asumsi-asumsi bahwa kuasa uang,

identitas dan isu Ras akan menentukan jumlah perolehan suara. Kemenangannya

dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 merupakan manifestasi kemenangan kuasa

rakyat atas kuasa modal/uang. Kemenangan kuasa rakyat atas doniman oligarki

ekonomi. Rakyat DKI Jakarta menginginkan adanya perubahan dari status quo

dan sudah tidak mempertimbangkan faktor uang dalam menentukan preferensi

pilihan kepada calon.

Page 101: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

87

Jokowi juga diuntungkan oleh kondisi sosio demografi penduduk Jakarta

yang relatif berpendidikan tinggi, dan melek informasi. Pemilih berpendidikan

sangat rasional dalam menentukan pilihan dan memiliki pertimbangan logis

bahkan ideologis. Pilkada DKI Jakarta 2012 juga memberikan pelajaran berharga

bahwa sudah tidak ada dikotomi etnisitas. Masyarakat Jakarta tidak lagi melihat

dari apakah Jokowi putra daerah atau bukan, namun lebih didasarkan pada

keberhasilan Jokowi dalam menata kota Solo yang menjadi preferensi masyarakat

dalam memilih.

Selain itu, faktor agama juga tidak lagi menjadi determinasi signifikan.

Penerimaan masyarakat Jakarta terhadap sosok Basuki membuktikan hal tersebut.

Masyarakat lebih melihat track record prestasi Basuki selama menjabat menjadi

Bupati Belitung Timur dan anggota DPR RI, bukan lagi melihat dari minoritas

Tionghoa yang beragama non muslim. Track record politik harus diimbangi

dengan ‘keberhasilan’ bagi seorang tokoh. Oleh karena itu, sangat penting bagi

tokoh politik untuk membangun keberhasilan yang akan diingat dalam memori

masyarakat banyak.

2. Saran

Masyarakat sudah jenuh dengan politik pencitraan. Masyarakat menuntut

adanya kerja nyata dan kebijakan yang memihak bukan hanya pada segelintir

orang dan kelompok tertentu, namun tidak menyentuh kepentingan publik.

Persoalan yang melingkupi DKI Jakarta disebabkan kegagalan pemerintah daerah

merumuskan kebijakan publik yang komprehensif dan fokus pada masalah publik

Page 102: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

88

dan berpihak pada kepentingan masyarakat, dan mewujudkannya dalam politik

anggaran yang berpihak pada publik. Karena kegagalan ini bersumber pada

lemahnya praktik good, effective and clean governance.

Jakarta sendiri akan dilihat sebagai barometer, semoga virus Jokoi-Basuki

dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 akan menyebar dan memberikan efek domino

pada Pilkada-Pilkada di daerah lain, bahkan efeknya akan terasa bervibrasi pada

persiapan Pilpres 2014. Ini akan menjadi angin segar bagi masa depan demokrasi

Indonesia. Demokrasi yang berbasis kelas menengah terdidik, rasional dan tidak

mudah terpengaruh dengan money politics.

Melihat realitas politik dalam kontestansi Pilkada DKI Jakarta 2012,

menuntut Parpol untuk mengkonsolidasikan secara internal untuk menakar dan

memilah figur-figur setidaknya memunculkan figur yang semirip dengan karakter

yang dibangun Jokowi-Basuki, baik personal maupun track record politik. Para

elit politik harus mulai menata strategi terutama dalam pencalonan menuju kursi

RI 1. Apatisme publik terhadap realitas politik sekarang ini harus diredam dengan

berbagai aksi nyata dan minus pencitraan. Parpol harus mengidentifikasi tokoh-

tokoh yang benar-benar bekerja untuk rakyat, melakukan penyapaan melalui

program-program pemberdayaan secara nyata.

Urgensi regenerasi kader menjadi sangat signifikan. Keberhasilan Jokowi-

Basuki menjadi bukti bahwa masyarakat butuh tokoh alternatif yang ‘segar’ dan

memberikan harapan baru, bukan sekedar janji, namun sesuatu yang terukur dan

rasional. Kompetensi, komitmen, ketegasan, integritas, empati pda penderitaan

Page 103: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

89

rakyat menjadi sederet kunci kesuksesan yang harus dimiliki kandidat yang akan

diusung oleh parpol untuk berkompetisi menjadi Capres 2014.

Tanpa itu semua, maka seorang figur hanya akan mengandalkan pencitraan

belaka. Dengan semakin meningkatnya kesadaran demokrasi, pendidikan politik

dan kuatnya arus informasi maka pencitraan tidak lagi cukup mengakomodir

seorang tokoh untuk dapat meraih simpati dan dukungan publik. Pilkada DKI

Jakarta 2012 menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa masyarakat

sudah rasional dalam menentukan pilihan, dan era baru demokrasi sejati akan

bersemai di Republik Indonesia tercinta.

Page 104: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xiv

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Alam, Syamsir, dan Jaenal Aripin, 2006, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

UIN Jakarta Press.

Almond ,Gabriel A, Sidney Verba,1984, Budaya Politik. Jakarta: PT. BINA

AKSARA.

Blackburn, Susan, 2011, Jakarta Sejarah 400 Tahun. Jakarta: Masup Jakarta.

Campbell, Angus, Philip E. Converse, dan Warren E. Miller, dan Donal E. Stokes

et al, 1960, The American Voter. New York: Tubingen.

Campbell, Angus, Geral Gurin, dan Warren E. Miller,1954, The Voter Decides.

Evan-ston.

Colenbrander, H.T, dan Jan Pietersz Coen, 1934, Levensbeschrijving. S-

gravenhage: Nijhoff.

Downs, Anthony, 1968, Okonomische Theorie der Demokratie, engl.: An

Economic Theory of Democracy 1957. New York: Tubingen.

Fahrudin, Wawan, dan Ardi Nuswantoro,2012, Kartu Sukses Jokowi Ahok.

Jakarta: Talenta Makara.

Key, Valdimer O,1966, The Responsible Electorate: Rationality in Presidential

Voting 1936-1960. Melbourne: Cambridge University Press.

Lazarsfeld, Paul F, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet, 1944, The People’s

Choice. How The Voter Makes Up His Mind in a Presidential Campaign.

New York: Tubingen.

Mujani, Saiful, R. William Liddle, dan Kuskrido Ambardi, 2012. Kuasa Rakyat:

Analisa Tentang Perilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden

Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: Mizan Media Utama.

______, 2007, Muslim Demokrat. Jakarta: Gramedia.

Nadir, Ahmad, 2005, Pilkada Langsung Dan Masa Depan Demokrasi. Malang:

Averroes Press.

Nimmo, Dan,2008, Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung: CV.

Remaja Karya.

Nugroho ,Bimo dan Ajianto Dwi Nugroho,2012, Jokowi: Politik Tanpa

Pencitraa. Jakarta: Gramedia.

Ordeshook, Peter C, James E. Alf, dan Kenneth A. Shelpse,1990, The Emerging

Discipline of Political Economy: Perspective on Positive Political Economy.

Melbourne: Cambridge University Press.

Purnama, Basuki Tjahaja, 2008, Merubah Indonesia. Bangka Belitung: Center For

Democracy and Transparency.

Roth, Dieter, 2009, Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-teori, Instrumen dan

Metode, Dodi Ambardi, ed., Jakarta: Friedrich-Naumann-Stiftung dan LSI.

Rusli, Said, 2012, Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.

Surbakti, Ramlan, 1992, Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT.Grasindo.

Upe, Ambo, 2008, Sosiologi Politik Kontemporer. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Page 105: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xv

Wilson, James Q, Marc K. Landy, dan Martin A. Levin,1995, The New Politics of

Public Policy: New Politics, New Ellites, Old Publics. London: The Johns

Hopkins University Press.

Yazid, Husein, 2012, Kenapa Foke dan Jokowi. Jakarta: Firdaus.

WAWANCARA:

Wawancara dengan Gamal Abdul Naser sebagai warga biasa. Jakarta, 21

Desember 2013.

Wawancara dengan Asri Mulya sebagai warga biasa. Jakarta, 23 Desember 2013.

Wawancara dengan Muhammad Ali Harist sebagai tokoh agama. Jakarta, 21

Desember 2013.

Wawancara dengan H. Muntazah sebagai tokoh agama. Jakarta, 23 Desember

2013.

Wawancara dengan Lanny Barra Safiyuni sebagai warga yang berintelektual.

Jakarta, 23 Desember 2013.

Wawancara dengan Abdul Munir sebagai warga yang berintelektual. Jakarta, 24

Desember 2013.

INTERNET:

Sejahaeah Pemilihan Umum Kepala Daerah diakses pada 5 Desember 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta.

“Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007” diakses pada 5 Desember 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta.

“Undang-undang Pemerintah Daerah Nomor 32 Tahun 2004” dan “Undang-

undang Nomor 34 Tahun 1999” diakses pada 25 September 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_200

7.

Hasilnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, diakses pada 25

September 2013.

http://www.antaranews.com/berita/74054/kpu-tetapkan-fauzi-bowo-prianto-

pemenang-pilkada-dki-2007.

Tim sukses pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Basuki)

merasa menjadi sasaran kampanye hitam bernuansa SARA, diakses pada 2

Oktober 2013.

http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/07/18/m7cge5-

isu-sara-mulai-mengelinding-di-pilkada-dki.

Ceramah Rhoma Irama di Masjid Al Isra, diakses pada 2 Oktober 2013.

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/03/10272565/Rhoma.Irama.B

atal.Penuhi.Panggilan.Panwaslu.

Hasil hitung cepat di hari pemilu putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 20012,

diakses pada 25 September 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_201

2.

Page 106: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xvi

Hasil pilkada DKI Jakarta putaran 2 diumumkan oleh Ketua KPUD DKI Jakarta,

Dahliah Umar. Diakses pada 25 September 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_201

2.

Teori Pilihan Rasional, diakses pada 3 Oktober 2013

http://bluean9el.wordpress.com/2011/11/22/rational-choice-theory-teori-

pilihan-rasional/.

Biografi Jokowi, diakses pada 27 Oktober 2013.

http://wikipedia/Biografi/?Jokowi.com.

Biografi Jokowi, diakses pada 27 Oktober 2013.

http://jokowirisingstar.wordpress.com/2012/10/26/profil-lengkap-dan-

riwayat-hidup-jokowi/.

Kepemimpinan Jokowi DI Solo, diakses pada 27 Oktober 2013.

http://tandepolicy.com/download-gratis-ebook-jokowi-spirit-bantaran-kali-

anyar.html.

Biografi Basuki, diakses pada 28 Oktober 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Tjahaja_Purnama.

Center for Democracy and Transparency 3.1, diakses pada 29 Oktober 2013

www.cdt31.org.

Sejarah Jakarta, diakses pada 16 Desember 2013.

www.jakarta.go.id.

Penamaan Suku Betawi, diakses pada 29 November 2013

http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=40450 ..

Sejarah Suku Betawi, diakses pada 29 November 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi,

Politik Etis, diakses pada 4 Desember 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis.

Demografi Jakarta, diakses pada 23 November 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi.

Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta, diakses pada 5 Desember 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta.

Etnis Penduduk Jakarta pada tahun 2005, diakses pada 5 Desember 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta.

Pendidikan penduduk Jakarta, diakses pada 4 Desember 2013.

www.bps.go.id.

Jumlah DPT Putaran Pertama Pilkada DKI Jakarta 11 Juli 2012, diakses pada 5

Desember 2013.

http://www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/06/03/m502n2-

inilah-jumlah-akhir-dpt-pilgub-dki.

Jumlah DPT Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta 20 September 2012, diakses

pada 5 Desember 2013.

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/07/18420426/Inilah.Jumlah.D

PT.Putaran.Kedua.Pilkada.DKI.

Pilkada DKI Jakarta 2007, diakses pada 2 Desember 2013.

www.kpujakarta.go.id.

Page 107: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

xvii

Isu Pada Pilkada DKI Jakarta 2007, diakses pada 2 Desember 2013.

http://metro.news.viva.co.id/news/read/333470-wikileaks-juga-soroti-

pilkada-dki-2007.

Pilkada DKI Jakarta 2007, Diakses pada 2 Desember 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_200

7.

Dukungan Politik atas Pasangan Fauzi Bowo-Prijanto Pada Pilkada DKI Jakarta

2007, diakses pada 4 Desember 2013.

http://www.antaranews.com/news/73269/france-says-libya-arms-delivery-

not-breach-of-un.

Dukungan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dan Ketua Dewan

Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas atas Pasangan Fauzi Bowo-

Prijanto Pada Pilkada DKI Jakarta 2007, diakses pada 4 Desember 2013.

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=34955.

Fauzi-Prijanto sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta 2007, diakses pada 4

Desember 2013.

http://news.detik.com/read/2007/08/16/081215/817889/10/fauzi-prijanto-

akan-ditetapkan-menang-pilkada-dki-siang-ini.

Pelantikan Fauzi-Prijanto sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

periode 2007-2013, diakses pada 4 Desember 2013.

http://news.detik.com/read/2007/10/07/154808/838937/10/fauzi-bowo-

resmi-jadi-gubernur-dki-jakarta.

Sjamsudin, Nazaruddin, Dinamika Politik Indonesia ( Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1993), tersedia di

http://sangaji.blog.fisip.uns.ac.id/2011/06/14/tambahan-tugas-daslog/;

Internet; diakses pada 19 Januari 2014.

Page 108: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Gamal Abdul Naser

Umur : 49 tahun

Pendidikan : SLTA

Etnis : Betawi

Agama : Islam

Organisasi Agama : -

Organisasi Massa : -

Kategori Responden : Warga Biasa

* Sudah 4 Kali Mengikuti Pemilu

* Pilkada DKI Jakarta 2012 Memilih: Jokowi

Jakarta, 21 Desember 2013

T : Bagaimana penilaian anda terhadap Pemerintahan ketika Foke menjabat sebagai

Gubernur Jakarta?

J : Penilaian saya masih standar-standar saja, maksudnya belum mengalami

perubahah-perubahan yang menonjol.

T : Pemerintahan mana yang paling disukai, saat pemerintahan Foke atau

pemerintahan Jokowi?

J : Pada dasarnya saya proletar yah tidak memilih kemana-mana, yang penting jika

seorang pimpinan itu baik ya kita harus mendukungnya

T : Pada saat-saat kampanye pilkada DKI Jakarta 2012 terjadi isu SARA, tanggapan

anda bagaimana mengenai isu SARA tersebut?

J : Tentang etnis sih, etnis mana saja yang mencalonkan diri dalam pemerintahan

terserah saja, asal membawa perubahan yang lebih baikdan berhasil dari

sebelumnya.

T : Kalau begitu sejauh mana pengaruh latar belakang Cagub dan Cawagub yang anda

pilih dari segi etnis/agamanya?

J : Kalau saya yang lebih mendasar itu personalnya, yang membawa kebaikan unntuk

orang banyak atau tidak. Jika misinya membawa kebaikan yang meluas maka itu

yang harus kita dukung, tidak memandang dari etnis atau agama tertentu.

Page 109: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

T : Pada saat-saat kampanye, ada tidak tim sukses yang menawarkan anda sejumlah

uang agar anda memilihh Cagub tertentu?

J : Karena saya proletar, jadi tidak ada penawaran-penawaran yang datang kepada

saya, karena saya juga tidak punya pengikut.

T : Menurut anda abagaimana pemimpin yang ideal yang bisa memimpin Jakarta

kearah yang lebih baik?

J : Kalau enurut saya yang penting dia punya kekuatan, kemudian juga punya standar

yang di tentukan pemerintah untuk menjadi Gubernur Jakarta dan juga mempunyai

massa yang baik sehingga bisa mengembangka kepemimpinannya dan bisa diterima

oleh orang banyak.

T : Pada pilkada kemarin pilih siapa om dan kenapa alasannya?

J : Kemarin kebetulan saya memilih yang baru yaitu Jokowi, sebab saya berprinsip “

pertahankan tradisi lama yang baik dan ambil tradisi yang baru jika lebih baik”.

T : Memang sejauh mana anda mengenal sosok Jokowi?

J : Saya melihat profil Jokowi baru dari telvisi saja, tapi secara luas saya juga kurang

tau. Dari sepak terjangnya yang diberitakan, kemudian juga dia mau terjun langsung

kelapangan karena sudah diamanatkan warganya. Nah itu menjadi dasar kenapa saya

mendukung Jokowi.

T : Jadi anda memilih Jokowi berdasarkan kinerjanya yang baik sebelum mencalonkan

diri sebagai Cagub Jakarta?

J : Ya betul sekali, karena masalah kinerjanya dalam berita-berita sudah diperlihatkan

kemajuanny. Kemudian dari perbincangan orang-orang dapat merasakan hasil dari

kinerjanya Jokowi.

T : Apakah Jokowi termasuk dalam kriteria seorang pemimpin yang ideal menurut

anda tadi?

J : Kelihatannya sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin yang

ideal. Dia punya ketegasan, mau terjun langsung kelapngan. Mau mengawasi

langsung dengan terjun kelapangan dan mengambil tindakan agar seluruh

pegawainya untuk bekerja. Jadi dia juga tidak bekerja sendiri, sama-sama bekerja

dan bekerja sama.

T : Apa harapan anda kedepannya kepada Gubernur yang terpilih sekarang yaitu bapak

Jokowi untuk kemajuan kota Jakarta?

J : Semoga sepak terjangnya mendapat sambutan baik dari masyaraakat Jakarta. Yang

jelas beliau sudah membawa kebaikan dan betul-betul memperhatikan perubahan-

Page 110: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

perubahan yang menuju kabaikan dan harus di dukung orang-orang yang

menggunakan akalnya.

T : Memang anda ingin Jakarta seperti apa kedepannya?

J : Kalau saya sendiri sebagai manusia tidak punya harapan yang muluk-muluk, yang

penting sapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan baik, tenang, aman dan

lancar. Itu sudah menjadi hal yang patut disukuri, intinya kami masyarakat bawah

ingin diperhatikan pemerintah. Dan tidak hanya pimpinan pucuknya saya yang

bekerja tapi pimpinan yang bawahnya juga harus ikut bekerja biar sama-sama kerja.

Page 111: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Asri Mulya

Umur : 46 tahun

Pendidikan : SMP

Etnis : Betawi

Agama : Islam

Organisasi Agama : -

Organisasi Massa : -

Kategori Responden : Warga Biasa

* Sudah 5 Kali Mengikuti Pemilu

* Pilkada DKI Jakarta 2012 Memilih: Foke

Jakarta, 23 Desember 2013

T : Bagaimana penilaian Ibu terhadap Pemerintahan ketika Foke menjabat sebagai

Gubernur Jakarta?

J : Kalau menurut saya stantar saja saat Foke menjadi Gubernur.

T : Kalau begitu, pemerintahan mana yang paling ibu sukai, ketika Foke menjabat atau

sekarang saat Jokowi menjabar sebagai Gubernur?

J : Kayanya yang sekarang deh, pas Jokowi Ahok kelihatan perubahannya.

T : Pada masa-masa kampanye kan terjadi isu SARA, bagaimmana tanggapan ibu

mengenai isu tersebut?

J : Kalau tanggapan saya mah biasa saja.

T : Terus apakan latar belakang Cagub dan Cawagub berpengaruh pada pilihan anda?

J : Dengan piliohan saya kemarin sih ada pengaruh etnis

T : Pada masa-masa kampanye ada tidak sih bu tim sukses yang menawarkan ibu

sejumlah uang agar ibu memilih Cagub tertentu?

J : Tidak ada.

T : Menurut ibu pemimpin yang ideal untuk memimpin Jakarta kearah yang lebih

baik?

Page 112: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

J : Pemimpin yang merakyat, yang mau melihat orang bawahan, saya mau yang

seperti itu. Jangan mementingkan yang diatas saja, tapi turun langsung kaya Jokowi

sekarang.

T : Kemarin Ibu memilih siapa dan kenapa memilih Cagub tersebut?

J : Saya kemarin milih Foke, alasannya sih sebenernya rahasia. Disuruh keluara juga,

suami nyuruh pilih Foke.

T : Ibu sendiri sejauh mana mengenal Foke?

J : Tentang Foke saya melihat dari televisi saja sih.

T : Menurut Ibu dari prestasi atau kinerjanya Foke seperti apa?

J : Prestasinya dia sih bagus, tapi kayanya dia lebih cenderung kurang memperhatikan

orang bawahan.

T : Jadi ibu memilih Foke karena dari segi etnis dan bujukan keluarga yah bu?

J : Dari agamanya juga sih, dia Betawi dan Islam.

T : Memang menurut ibu Foke sudah sesuai atau belum sih dengan kriteria seorang

pemimpin yang ideal seperti yang ibu sampaikan tadi?

J : Belum sih, tapi saya pilih. Karena suami saya kan PNS, jadi waktu itu Foke

menjanjikan kalau dia terpilih kembali sebagai Gubernur Jakarta, maka gaji PNS

akan dinaikan.

T : Harapan ibu apa pada Gubernur yang terpilih sekarang, yaitu Bapak Jokowi , ibu

mau seperti apa untuk kemajuan kota Jakarta?

J : Pokoknya sekarang berharap pada Jokowi, dia harus liat rakyat yang dibawah.

Terus jangan mementingkan yang atas saja. Tapi yang bawah juga diperhatikan. Kan

rakyat masih banyak yang susah jadi harus diperhatikan. Jokowi yang sering turun

ke masyarakat harus terus berjalan. Perubahan juga sekarang sudah banyak yah

selama Jokowi menjabat, ketimbang yang dulu.

Page 113: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : H. Muntazah

Umur : 61 tahun

Pendidikan : SD

Etnis : Betawi

Agama : Islam

Organisasi Agama : -

Organisasi Massa : -

Kategori Responden : Tokoh Agama

* Sudah 5 Kali Mengikuti Pemilu

* Pilkada DKI Jakarta 2012 Memilih: Jokowi

Jakarta, 23 Desember 2013

T : Bagaimana penilaian Bapak terhadap Pemerintahan ketika Foke menjabat sebagai

Gubernur Jakarta?

J : Pas Fauzi Bowo tidak ada perubahan-perubahan, tidak terasa dan terlihat.

T : Lebih suka saat Pemerintahan Foke atau Pemerintahan Jokowi sekarang pak?

J : Lebih suka sekarangada kenyataannya keliatan jelas.

T : Kemarin kan saat kampanye ada isu SARA tuh pak, yang membahas etnis dan

agama Cagub dan Cawagub tertentu, tanggapan Bapak tentang isu itu bagaimana?

J : Kita ini kan nasionalis, kalau dibidang agama beda. Ini kan demokrasi, bukan

untuk sekelompok-sekelompok orang.

T : Sejauh mana pengaruh latar belakang Cagub dan Cawagub yang anda pilih?

J : Kalau menurut saya, orang yang dibutuhkan kerjaannya yang benar. Tidak perlu

sesuai etnis/ agamanya, karena kita kan berbangsa-bangsa bersuku-suku.

T : Pada saat kampanye, ada tidak tim sukses yang menawarkan Bapak sejumlah uang

agar memilih Cagub tertentu?

J : Tidak ada, saya tidak ada gitu-gituan.

Page 114: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

T : Menurut Bapak pemimpin yang ideal seperti apa, yang bisa memimpin Jakarta

kearah yang lebih baik?

J : Yang kerjanya nyata, adanya perubahan. Tidak Cuma ngomong saja.

T : Siapa dan kenapa Bapak memilih Cagub tersebut?

J : Kemarin saya milih Jokowi, karena dari informasi masyarakat kerjanya kelihatan,

bukan karena etnis atau agamanya. Saya melihat orangnya dan kerjaannya, dia mau

turun kebawah.

T : Apa Jokowi sudah sesuai dengan kriteria seorang pemimpin yang ideal untuk

Jakarta?

J : Kalau menurut saya mah paling ideal dia, tidak ada lagi. Bisa-bisa dia diangkat

menjadi Presiden. Karena orang-orang bisa lihat kerja nyatanya dia. Sekarang

Presiden saja kurang tegas, yang katanya mau berantas korupsi tapi anggota dia

sendiri yang korupsi, tidak tegas.

T : Terus apa harapan bapak pada Gubernur yang terpilih sekarang, yaitu bapak

Jokowi untuk kemajuan kota Jakarta?

J : Harapannya ya biar lebih bagus lagi, jangan seperti yang sudah-sudah pada

melempem kerjanya.

Page 115: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Muhammad Ali Harist

Umur : 40 tahun

Pendidikan : Aliah/SLTA

Etnis : Betawi

Agama : Islam

Organisasi Agama : -

Organisasi Massa : -

Kategori Responden : Tokoh Agama

* Sudah 5 Kali Mengikuti Pemilu

* Pilkada DKI Jakarta 2012 Memilih: Foke

Jakarta, 21 Desember 2013

T : Bagaimana penilaian bang Ali terhadap Pemerintahan ketika Foke menjabat

sebagai Gubernur Jakarta?

J : Sepertinya kemajuan sih ada, tapi kalau disamakan yang sekarang tinggal

diteruskan lah. Untuk masalah pembangunan sih semuajuga sama, tapi sekarang

tinggal meneruskan saja.

T : Pemerintahan mana yang paling disukai?

J : Kalau pada saat Foke menjabat, ditingkat kelurahan lebih cepat karena memang

ada uang kerjanya. Kalau sekarang memang bagus disiplin kerjanya, tapi lelet di

kelurahan itu karena di awasi KPK jadi mereka merasa gimana gitu. Jadi lelet,

harusnya selesai istirahat kerja jam satu siang, ini jam dua siang baru kerja lagi yang

saya lihat.

T : Pada saat-saat kampanye terjadi isu SARA, kalau beng Ali sendiri bagaimana

tanggapannya?

J : Kita ini kan mayoritas penduduknya Islam, sebenarnya bukan isu SARA tapi ulama

itu tugasnya menyampaikan kepada ummat dari Al-Qur’an dan Hadist. Karena

memang sudah akhir jaman, yang namanya ummat Islam sendiri Al-Qur’an dan

Hadist sudah dicuekin, mereka itu hanya mikir bagaimana memimpin itu bersih dan

jujur. Kalau dibilang isu SARA sih itu untuk orang-orang yang tidak mengerti saja.

Page 116: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

Jelas bahwa di Al-Qur’an tertulis, seorang muslim harus memilih pemimpin yang

seiman.

T : Bang H.Rhoma Irama pun pada dakwanya mengatakan bahwa jangan memilih

pemimpin yang tidak seiman, pendapat bang Ali sendiri bagaimana?

J : Ya benar, dia menyampaikan dari Al-Qur’an jangan memilih pemimpin yang tidak

seaqidah, karena nanti suatu saat akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

T : Kalau begitu, sejauh mana pengaruh latar belakang Cagub dan Cawagub yang anda

pilih, apakah dari segi etnis/agama harus sesuai dengan anda?

J : Kalau dari etnis sih tidak harus sesuai, hanya kalau yang namanya aqidah itu kan

tidak bisa dibohongi.

T : Ada tidak sih tim sukses yang menawarkan bang Ali sejumlah uang agar memilih

Cagub tertentu?

J : Tidak ada, kalau saya mah lillahi ta’ala.

T : Bagaimana sih pemimpin yang ideal yang menurut bang Ali bisa memimpin

Jakarta kearah yang lebih baik?

J : Ya yang tahu wilayah, sudah mengerti tentang karakter warganya, mengerti ilmu-

ilmu kenegaraan.

T : Terus kemarin memilih siapa bang dan kenapa memilih Cagub tersebut?

J : Kalau bang Ali kemarin milih Foke, alasannya karena pertama masalah aqidah,

kedua hati emang lebih condong ke Foke, murni lillahi ta’ala bukan karena iming-

iming uang dan sebagainya. Lebih ke agama,bukan karena satu suku.

T : Memang sejauh mana bang Ali mengetahui kinerjanya Foke di pemerintahan?

J : Tidak tau sih, karena dari sisi agama saja.

T : Apakah Foke sudah sesuai dengan kriteria sosok seorang pemimpin yang ideal

menurut bang Ali tadi?

J : Disebut ideal ya tidak, disebut tidak ya ideal juga. Yang pasti mah dari satu

keyakinan.

T : Apa harapan bang Ali pada Gubernur yang terpilih sekarang yaitu bapak Jokowi

untuk kemajuan kota Jakarta?

J : Yang pasti dalam menempatkan pemimpin seperti di kelurahan Lenteng Agung

harus sesuai dengan kultur yang ada disitu. Agar ada kerjasama antara warga dan

Lurah itu sendiri. Juga sesuai dengan apa yang di yakini oleh mayoritas warganya.

Karena kalau suatu daerah dipimpin oleh seorang perempuan maka tunggu saat

kehancuran, tidak tau kapan. Bukan mempermasalahkan kinerjanya tapi harus sesuai

Page 117: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

dengan mayoritas agama warga itu. Toh masih banyak laki-laki yang kinerjanya juga

baik. Warga Lenteng hanya ingin Lurahnya diganti, masa memindahkan PKL yang

segitu banyak bisa, menukar atu Lurah saja tidak bisa.

Page 118: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Abdul Munir

Umur : 25 tahun

Pendidikan : D IV

Etnis : Jawa

Agama : Islam

Organisasi Agama : Zakir Naik Club Indonesia

Organisasi Massa : -

Kategori Responden : Intelektual

* Sudah 2 Kali Mengikuti Pemilu

* Pilkada DKI Jakarta 2012 Memilih: Jokowi

Jakarta, 24 Desember 2013

T : Bagaimana penilaian anda terhadap Pemerintahan ketika Foke menjabat sebagai

Gubernur Jakarta?

J : Wah berantakkan sekali, karena memang terasa sekali yah. Foke sekarang sudah di

gantikan oleh Jokowi, itu terasa sekali bahwa Foke tidak melakukan apa-apa, seperti

banjir dan kemacetan. Ya Jakarta semrawut tidak ada perubahan. Tapi setelah

Jokowi menjabat terasa perubahannya, wilayah di tata dan birokrasi menjadi lebih

baik. Dari semua perubahan-perubahan yang Jokowi lakukan itu menggambarkan

kalau Foke tidak melakukan apa-apa, dia tidak menunjukan perubahan sama sekali.

T : Dari situ kan anda bisa menilai, Pemerintahan Foke atau Jokowi yang paling anda

sukai?

J : Kalau menurut saya sih Pemerintahan Jokowi yah, karena Jokowi itu merakyat.

T : Bagaimana tanggapan anda mengenai isu SARA Yang terjadi pada saat-saat

kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012?

J : Kalau menurut saya sih, jika dilihat dari sisi agama memang kita sebagai orang

muslim harus memilih pemimpin yang muslim juga. Tapi kalau memang dia punya

kompeten tidak masalah dan memang dari sisi Ahok sendiri, dia bukan yang nomer

satu tapi dua. Jadi buat saya, pertama kalau mau dilihat dari sisi agama dulu its ok,

karena Jokowi muslim. Kedua, Ahok itu kan wakilnya, walaupun dia bukan muslim.

Ketiga, Ahok pun punya kapabilitas waktu jadi Bupati Belitung walaupun dia non

Page 119: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

Islam, dia menaikan Haji orang-orang banyak dan tidak segan-segan untuk

menyumbang.

T : Sejauh mana pengaruh latar belakang Cagub dan Cawagub yang anda pilih?

J : Sangat berpengaruh, soalnya kalau kita memilih asal pilih saja sama dengan beli

kucing dalam karung.Waktu itu ada Foke dan Jokowi, jelas ketika saya memilih

Jokowi karena dia adalah Walikota terbaik nomer dua di dunia dari sekian

banyaknya kota di dunia. Dari sisi Ahok, kita kan bangsa yang plural yah, jadi tidak

masalah kalau misalnya ada orang yang berbeda etnis atau ras dengan kita. Dia

keturunan Cina, tapi kalau memang kapabilitasnya tinggi ya bagus, toh di Belitung

pun kemajuannya pesat. Jadi Jokowi dan Ahok itu memang pasangan yang tepat dan

pas.

T : Berarti anda memilih bukan karena harus sesuai dengan etnis atau agama anda?

J : Tidak, saya tidak memilih dari segi agama, tapi tetap itu menjadi pertimbangan

karena saya sendiri muslim. Kan kita buat kemajuan bersama juga yah dan terbukti

bahwa sampai sekarang juga sudah bnyak perubahan yang membawa kemajuan.

T : Ketika masa-masa kampanye, apakah ada tim sukses yang menawarkan and

sejumlah uang agar anda memilih Cagub tertentu?

J : Kalau itu memang sudah menjadi rahasia umum yah, saya sendiri tidak tertarik

dengan politik uang. Kalau saya memilih ya itu karena memang ada beban moral,

kalau pun saya salah ya saya merasa bersalah. Contohnya waktu jaman pilpres saya

memilih SBY, tapi sekarang saya menyesal sudah memilih dia. Dan saat saya

memilih Jokowi, saya pikirkan matang-matang secara rasional. Walaupun di

lingkungan saya bekerja banyak sekali yang menyarankan memilih Cagub tertentru,

tapi iming-iming tidk dalam bentuk uang, melainkan berupa. Dan sekarang politisi

tidak mau memberikan uang atau barang sebelum benar-benar dipilih. Jadi

masyarakat harus memberikan bukti dengan memfoto hasil coblosannya dn

memperlihatkannya pada tim suksesnya.

T : Bagaimana pemimpin yang ideal menurut anda, untuk memimpin Jakarta kearah

yang lebih baik?

J : Yang pasti dia harus berpengalaman dengan kinerjanya yang bagus, berprestasi dan

merakyat. Jadi begini, menurut saya Jokowi itu tidak pintar-pintar sekali namun dia

pekerja keras dan dia total dalam bekerja. Kemudian dengan dia blusukan itu

masyarakat senang, ini loh pemimpin yyang kita cari, ini loh pemimpin yang ideal.

Jadi tidak perlu dia pintar sekali, jago bahasa Inggris, lulusan S2 duluar negeri tidak

perlu. Kita sebagai masyarakat cukup butuh pemimpin yang merakyat, blusukan,

jujur, apa adanya dan tidak neko-neko. Dulu pun saat menjabat sebagai Walikota

Solo, dia tidak mengambil gajinya, betul-betul kerja untuk rakyat.

T : Sejauh mana anda mengenal Jokowi?

Page 120: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

J : Sebelum saya memilihnya, saya cari tau dulu tentang Jokowi, kenapa sih saya

memilih Jokowi! Yang jadi pertanyaan, ini kok Walikota tidak mengambil gajinya!

T : Apakah calon tersebut sudah sesuai dengan kriteria seorang pemimpin yang ideal

menurut anda tadi?

J : Sebenernya belum bisa diukur secara keseluruhan sudah pas atau belum, karena

belum ada setengah masa jabatan yah. Tapi dari sini sudah terlihat banyak

perubahan dan semua orang senang dengan gaya kepemimpinannya yang apa

adanya. Kalau boleh saya bilang, menurut saya dia sudah bisa menjadi Presiden, tapi

kan masih punnya masa jabatan sebagai Gubernur Jakarta. Ya tolong di bereskan

dulu Jakarta, dibersihkan dulu, dirapihkan dulu. Setelah masa jabatan Gubernur, mau

dia menjadi Presiden terserah. Jokowi saya rasa sudah ideal, dia negosiator yng

ulung, gaya kepemiminannya bagus, skillnya, kapabilitynya, pengalamannya dan di

padu dengan wakilnya yaitu Ahok.

T : Apa harapan anda pada Gubernur yang terpilih sekarang yaitu bapak Joko Widodo

untuk kemajuan kota Jakarta?

J : Jokowi segera menyelesaikan masalah kemacetan dan banjir. Karena itu membuat

stres orang dijalan, waktupun jadi habis dijalan, energi juga terbuang dijalan. Ya

harapan saya Jokowi jadi Gubernur dulu saja 5 tahun, nanti dia mau jadi Presiden

bebas-bebas saja, mau jadi Gubernur lagi tidak apa-apa justru lebih bagus lagi.

Page 121: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Lanny Barra Safiyuni

Umur : 22 tahun

Pendidikan : S I

Etnis : Betawi

Agama : Islam

Organisasi Agama : Hijaby IISIP

Organisasi Massa : -

Kategori Responden : Intelektual

* Sudah 2 Kali Mengikuti Pemilu

* Pilkda DKI Jakarta Memilih: Foke

Jakarta, 23 Desember 2013

T : Bagaimana penilaian anda terhadap Pemerintahan ketika Foke menjabat sebagai

Gubernur Jakarta?

J : Menurut saya pada Pemerintahan yang dipimpin oleh Foke sudah cukup optimal,

namun memang kembali lagi kepada setiap kebijakannya. Setiap menurun kebawah

otomatis kan yang menjalankannya itu tidak satu dua orang tapi banyak dan setiap

kepala itu berbeda. Maka dari itu untuk pelaksanaan kebijakam tersebut ada saja

kendala-kendala dari bawah.

T : Sekarang kita berada pada pemerintahan Jokowi, dari siutu anda bisa menilai

pemerintahan Foke atau pemerintahan Jokowi yang paling anda sukai?

J : Saat cukup senang dengan kinerja pemerintah saat ini yang di pimpin oleh bapak

Jokowi dan wakilnya bapak Ahok, karena ada beberapa terobosan-terobosan yang

dikeluarkan mereka berdua untuk meluruskan setiap kebelokan yang terjadi pada

pemerintahan sebelumnya. Khususnya kepada bapak Ahok, saya senang sekali

dengan gayanya walaupun yang katanya dia “ si pemarah “ itu, tapi itu salah satu

gertakan untuk membangkitkan semangat yang lainnya.

T : Bagaimana tanggapan anda mengenai isu SARA yang terjadi pada masa-masa

kampanye pilkada DKI Jakarta 2012, apalagi dengan adanya dakwa H.Rhoma Irama

yang mengatakan jangan memilih pemimpin yang tidak seiman?

Page 122: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

J : Namanya politik ada sisi baik dan buruknya. Dan ada juga pro kontra. Politik itu

kan seni untuk mencapai kepentinngandan dan menurut saya dengan cara tersebut

dari pihak lawan Jokowi untuk merebut suara darinya menurut saya itu sangat

disayangkan. Padahal kita tau Indonesia itu tidak hanya muslim, Indonesia itu

mempunyai enam agama dan beragam etnis. Jadi kita tidak boleh mendeskriditkan

agama atau etnis tertentu.

T : Sejauh mana pengaruh latar belakang Cagub dan Cawagub yang anda pilih, apakah

dari segi agama/ etnis harus sesua dengan anda?

J : Saya tidak terlalu mementingkan SARA, tapi yang terpenting itu kinerjanya.

T : Pada saat kampanye berlangsung atau detik-detik pemungutan suara, apakah ada

tim sukses yang menawarkan anda sejumlah uang agar anda memilih calon tertentu?

J : Untuk money politic alhamdulillah tidak ada dan dengan idealis yang saya miliki

akan saya tolak, tapi tidak ada kok.

T : Bagaimana pemimpin yang ideal menurut anda untuk memimpin Jakartake arah

yang lebih baik?

J : Pemimpin yang tegas, karena masyarakat Jakarta ini beranekaragam. Jadi untuk

menyelaraskan itu kita butuh pemimmpin yang tegas. Ibaarat kereta apa, buntutnya

harus mengikuti kepalanya, jika kepalanya lurus maka buntutnya pun harus ikut

lurus.

T : Siapa dan kenapa anda memilihh Cagub tersebut?

J : Saya memilih Foke, karena saya melihat saat kepemimpinannya cukup bagus dan

saya belum tau Jokowi kepemimpinannya seperti apa. Sya juga belum percaya betul

dengan Jokowi jaadi saya memilih Foke dan kebetulan Foke sudah sering ke

kelurahan saya melakukan kegiatan-kegiatan.

T : Memang sejauh mana anda mengenal Foke?

J : Di bilang mengenal tapi tidak mengenal sekali, saya taunya dari televisi dan saya

suka cara orang berbicara. Foke ketika berbicara bagus menggunakan kata-kata

formal, dari penampilannya juga cukup mempuni untuk menjadi seorang Gubernur.

T : Berarti anda memilih Foke berdasarkan apa, apakah karena prestasinya atau

melihatnya dari segi etnis/agama?

J : Saya melihatnya dari penampilan, kalau soal etnis saya tidak terlalu mementingkan

dan saya merasa Jakarta waktu dipimpin Foke cukup baik walaupun prestasinya

tidak terlihat.

T : Apakah Foke sudah sesuai dengan kriteria seorang pemimpin yang ideal menurut

anda tadi?

Page 123: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

J : Untuk mencapai sesuatu yang ideal itu butuh waktu panjang dan untuk sempurna

itu kan susa. Saya orang yang bersukur jadi ketika kebijakan sudah bagus ya saya

sukuri.

T : Apa harapan anda pada Gubernur yang terpilih sekarang yaitu Bapak Jokowi untuk

kemajuan kota Jakarta?

J : Saya berharap Bapak Jokowi tetap melakukan blusukan, Bapak Ahok tetap

mengkritik, menindak tegas dan memberikan sanksi kepada setiap pelanggar

kebijakan pemerintah.Saya ingin MRT cepat diselesaikan, kemudian armada busway

ditambahkan. Dan astu lagi, pajak kendaraan bermotor dibesarkan karena dengan

pajak dan harga kendaraan yang murah maka akan menambah volume kendaraan

dan menjadi macet.

Page 124: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

KEMENT4RIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH J A KARTA

FAKULTAS ILI\{U SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Jl. Kertanrukti, Pisangan, Ciputat 154 l9 Jakarta Selatiln'lilp. 02 I -747052 I 5, Fax. 02 l -747020 I l \\'cbsite: wrvw.uiujkt.ac. id: E-urail: lisip_uirr(i:q1ry:rhoo.r-o

Nomor,LampiranHal

'l-enrbusan :

Dekan FISIP

NamaTernpat, tanggal lahirNIMSemesterProgram Studi

: Un.0 1/I'l 1/PP.O0.10 17 63 120i3

: Pengantar Permohonan Warvancara

Keoada Yth. nPinr.i....-ri.1.ttlrrC.:t.{::!y..:'. 8, Y e neqtq €a^..JI. 5..,P.e r.'r:r s,..... i\::{q.:.7di Jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas IlmuSosial dan Ilntu Politik(UtN) Syarif Hidayatullah, Jakafia, tnenerangkatr

Jakarta, I I Desember20l3

( r g,\ p,-ov,,''5; p K\ J ar.ar c'

(FISIP), Universitas Islanr Negeribahs'a:

: Muhammad Ferdiansl'ah Zidni: Jakarta,02 Juni 1991

: 109033200049:IX: Ilmu Politik

adalah mahasisu,a FISIP, UIN Syarif Hidal'atullah, Jakarta. Tahun akaiienrik2013/2014 yang masih aktif kuliah. Mahasisrva kami ini sedang men):usun skripsidengan judul: Perilaku Pemilih : Dinamika Pilihan Rasional Dalam KemenanganJoko Widodo - Basuki lahaja Purnama Pada Penrilihan Umum Gubernur DKIJakarta 2012. Untuk keperluan tersebut, kami berharap yang bersangkutan dapat

diberi izin untuk mengumpulkan data/rvawancara.Demikian surat permohonan ini dibuat, atas perhatian dan kerjasama

Bapak/lbu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

ase$'o199003 I o0l b

\r\r.H g "o?lzQt

3%833

A.n. Dekan,WakilBidang

Z\ON\ [trl,r {t" -

Page 125: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

LEMBAR PENGANTAR

No. srt / kode :

VIN n/;Ul'tar,-n'\?,A 7e,rdi^^ 9uF Z)Kepada , |h44' Q-c^p-c

Perihal / lsi ringkas ' psrttuoho Ao,v. \,r.1a,.t +-lctv.,c.a-r>--I

rst.masuk [fi tZ - ( Tgl. srt : Lamprran

Pengolah Diteruskan

La- ,-, Vtd q oDisimpan

,b1e>LPenerima : Y l/- (u

Pengirim:

Page 126: PERILAKU PEMILIH (Dinamika Pilihan Rasional Dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24227/1/Muhammad... · (Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Jokorvi-Basuki

itfno

Nafo

rttt6eleolt{

3ttcoN

ooc;

t\oc;

t\.lo

r{oc,

orNCON

ofrlct

FIrol?GI

Nrout

?{ro(n

rooo

\t€o

toFI

cit\rr)c;

Nd

oroci

d'lmct

utgo

FImct

dt\ci

orfnci

(ngodaaci

t\<lct

utrict

@dc;

oo

Er

\tqC'r

J

FoF

fn

m

]nrfqutNfo

NINt\lNItrlNtflcnlI

aor{o.({F.J

FIN(ot\

utcot\d

ulr{Glrnrt

a!coFI

^,

NN

ooFN

FIututcof{

hNolnormd

Nt\mdaoro

c{,<l<t

r^<tff1

r.f|c{c('r/t

u)ct(noiN

d@Hhil

N('tost6

f!rttmo'N

11F.s'!@

to\lHto

orNrid

!tst\totct

r..Nc{Gd(l,

dlH(rr\drn

@@q.N

Hro|.\6N

rod,n'I

r\t/tc:\td

<lt\or-'d

G

6trcvE

rt.{t'!Yt

NNn?(o\t

O!otro

o€€6N

@rcolana-l

a4rI,Nd

arl

€$(oql@

\tman

\loFl

utN

GI|"\.a-co

<tmdt\ro(t

@

..1@grF{

moytan(^o

ror)o-N

Ol1,]o9rnfa

rncoro

dro€rt

m(''q\t

r/llr1dd

Ht'\<t(o'

c!€v<ti

l'..rlroo;m

m(t

CN

t\N

coco

q\tqod

omvlN

(4co

r;roAF

(o€t\@fi1to

s

@

E66to6

u,nNd

of)9.€b

sF.o

frloF.@<l

rlnoldll

u)Httl

otdN

t'.F\omd

ro.t6

rl€nt\F\r.c,

(ocoFd

<t6mmm

col--

rim

om€hF\

oon €(oF.6

N

1ooqc;

cod@q'

6rooNar)n|'\

oNm

noFN

d(o

ut

6r.1m

@6N

ooNrn'

Icof;

rcorori

(oqm

td

oooNF\Nri

ofo-ot@

F

@lHalmqlo

lru

o@m

lnm@

@NNmm

noqr-oco

rrNm

@OrN

l-.@@

om

n@@d.

<tg)

@6

@@

ao-€

N<t

6nN

oor- rnio

aa.j

rm

oNa!'

oo)

orndi

oq @qN

@

n

dlodlN@lhnl9

dtoolmml@".-l

=

NOlsdl@slrNle

ao"o-

t-.rldl

cd

;oHr;

si

@q@d

lo66€@

or6dolol^il

lEtroto@

cc

o€(o-

(otJ1

d

nrulo

co

OroiOl

olNdlcdlvNIN

ocrlol

ol@NINol6

lviIR

nr.tN

mdrn€n

N(ot-o;N

Fh@No

@No

(o

o'N

N rN.qn

oon

o€N.

om\ia

ql@olmmlN

liONui

(od

cGo6E€@

F\@@-gr

onmdrn

oo)

Nm(o-m

o<tNN

('r

\d

@to<l.i

HNCO

t.

tnNn

4o6j

6@oNF\d

oNqNN

o_o-

€H6

o"1 N

o

€@

d

or\or€-

r\

rrr;

6

€ o.q €N

o

co

co€

oq

c

;

;@ T

N.

;

r.o.'!N

o'

lro€g'

o-

qo-FJ

o-so

.,1

),l

f-oO

J6Joov

rn o) <t Nnm

o (ol@lco

6 rnl6@16Flh6lm

N€ori

No€-oo 6 o

@o<t olo

N

6

FU

!0U

6o

d.!z

fgo

Jo

l'G

!!aCrc.g5

oEa

:J

Ib(cOJ6

ucfctEGJ

cGEoEE: 't

l!IU

coco

d

6!cJ

€co]a

cooo"i

Gf

Eo 6

@ dil,Gco

co

Ift:.

.s4:

oocoo:c

€aG

-el

6

€€-c6-c

@Ec@

;q]of

.c3JJ

ff€t

l

c

EozJ

JEc

c€l-1

>t

cGcao\

oF JJ3d m 9!n io N color o H

dN cn v1 ro r @ ot o

NN

N<t ro F 6 dl o

93

t9

or{oNz:)I

F

attIz.col>Zfl,/)

z.oFo)<zLl-'Fo-fco

\ZFf6:)z.Ll-'

FE,

:Z

vo>zfofoz.LIJo_

$.46)

.b<J+