perilaku menyimpang pada kalangan remaja skripsi diajukan...

80
1 Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja (Studi kasus : Pelaku Balapan Liar Kalangan Remaja Di Daerah Kijang) Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi SKRIPSI Oleh ANUGRAH ISRAK NIM. 080569201022 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNG PINANG 2016

Upload: vuliem

Post on 02-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

1

Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja

(Studi kasus : Pelaku Balapan Liar Kalangan Remaja Di Daerah Kijang)

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi

SKRIPSI

Oleh

ANUGRAH ISRAK

NIM. 080569201022

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2016

Page 2: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

2

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ke persembahkan dengan rasa penuh syukur yang sebesar-

besarnya kepada :

� Allah SWT, puji syukur dipanjatkan atas rahmat dan hidayah-Nya,

serta Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup umatnya.

� Ayah saya Sukarno Matamin dan ibu saya Mila Aprila serta kakak

saya Nur Eka sari yang telah memberikan support dan doa dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

� Buat keluarga saya Uncle kamsul, Anty Ketty, Om Kamil, Bapak

Komar, Mak Ema, Paman Riun, Bibik Maya, Paman Rahmat, Anty Ayu,

Anty Moly, Sepupu saya, semuanya yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa dan dorongan.

� Ibu Suryaningsih, M.Si selaku ketua Komisi Pembimbing dan Ibu

Marisa Elsera, S.Sos Pembimbing kedua, serta bapak Muhammad

Yusuf HM,M.Ed yang sebelumnya menjabat sebagai pembimbing

kedua.

� Para dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan politik Raja Ali Haji Tanjung

Pinang dan seluruh staf yang telah membantu serta memberikan

ilmu dalam pelajaran.

� Terima kasih juga buat teman-teman semua dan anggota Genk saya

“Wak n’ the GENK” dkk, yang telah membantu menemani dan

memberikan inspirasi.

Page 3: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

3

� Angkatan seperjuangan tahun 2008 dari Stisipol hingga ke Umrah

dan seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa/mahasiswi

fakultas Fisip Umrah.

� Terakhir ucapan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang

terkait yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini tanpa dapat

disebutkan satu persatu.

Page 4: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

4

Kata Pengantar

Puji syukur peneliti sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti memiliki kemampuan

untuk menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perilaku menyimpang pada

kalangan remaja (Studi Kasus : Pelaku Balapan Liar Kalangan Remaja Di Daerah

Kijang)”.

Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada

orang tua yang telah memberi dukungan serta semangat positif terhadap

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini mungkin terdapat

kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat

akan kemampuan yang dimiliki maupun keterbatasan data yang didapati. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan

pembuatan skripsi ini.

Tanjung pinang, 14 Desember

2015

Penulis,

DAFTAR ISI

Page 5: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

5

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

MOTTO vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 16

1.3 Tujuan dan kegunaan penelitian 16

1.4 Konsep Operasional 17

1.5 Metode penelitian 23

1.5.1 Jenis penelitian 23

1.5.2 Lokasi penelitian 23

1.5.3 Populasi dan sample 24

1.5.4 Jenis dan sumber data 24

1.5.5 Teknik dan alat pengumpulan data 25

1.5.6 Teknik analisa data 26

BAB II KERANGKA TEORI 27

Page 6: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

6

2.1 Perilaku Menyimpang 27

2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31

2.3 Agen-agen Sosialisasi 34

2.4 Remaja 38

2.5 Balapan Liar 39

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 40

3.1 Gambaran Umum Kijang Kota 40

3.2 Kependudukan 42

3.3 Potensi Sarana Prasarana Olah Raga 43

3.4 Lokasi Dan Waktu Balapan Liar 44

3.5 Jumlah Kecelakaan Yang Pernah terjadi 45

BAB IV PERILAKU MENYIMPANG BALAPAN LIAR PADA

KALANGAN REMAJA 47

4.1 Karakteristik Informan 47

4.1.1 Karakteristik Informan Berdasarkan

Jenis Kelamin 47

4.1.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur 48

4.1.3 Karakteristik Informan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan 49

Page 7: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

7

4.2 Profil Informan 50

4.3 Penyebab Terjadinya Balap Liar 57

4.3.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga 57

4.3.2 Pengaruh Lingkungan Bermain 60

4.3.3 Pengaruh Lingkungan Masyarakat 62

4.4 Respon Masyarakat Di Sekitar Arena Balap Liar 64

BAB V PENUTUP 67

5.1 Kesimpulan 67

5.2 Saran-saran 68

DAFTAR PUSTAKA 69

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Page 8: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

8

Tabel III.1 LPM, RW, Dan RT Di Kecamatan Bintan Timur 41

Tabel III.2 Jumlah Kepala Keluarga Dan Jumlah Penduduk 42

Tabel III.3 Sarana Dan Prasarana Olah Raga 43

Tabel III.2 Jumlah Kecelakaan Pada Tahun 2015 45

Tabel IV.1 Jumlah Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin 48

Tabel IV.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur 49

Tabel IV.3 Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan terakhir 50

Page 9: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

9

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena dari balapan liar yang terjadi pada kalangan remaja. Balapan liar akhir-akhir ini semakin marak terjadi di Indonesia yang tersebar diseluruh penjuru daerah. Pengaruh dari globalisasi dan pergaulan membuat anak-anak remaja ini terlibat dalam aksi balapan liar dijalanan. Mayoritas pelaku balapan yang terlibat dalam aksi balapan liar ini semuanya masih berseragam sekolah.

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting bagi pembentukan identitas diri. Karena kenakalan remaja merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi pada setiap anak muda yang masih berseragam sekolah atau berstatus pelajar. Tidak jarang dari kegiatan yang mereka lakukan dimulai dari rasa iseng dan mencoba hal-hal baru yang menurut mereka adalah sesuatu hal menantang tanpa memikirkan resiko dari balapan liar tersebut.

Perhatian dan pengawasan dari orang tua sangat diperlukan, sehingga anak tidak terjerumus dalam aksi balapan liar. Peranan dari orang tua merupakan hal yang terpenting untuk memberikan contoh yang baik terhadap anak. Sehingga pola bimbingan orang tua akan membentuk jati dirinya, yang dapat memahami dan mengerti bagaimana yang seharusnya dilakukan.

Kata Kunci : Remaja, Orang tua, Balapan Liar.

Page 10: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

10

A B S T R A C T

This research aims to determine the phenomenon of illegal racing that happened on among adoslescent. Wild racing of late increasingly in Indonesia scattered all over the area. The influence of globalization and intercommunication makes children involved in the juvenile wild racing action on the street. The majority of actors involved in the racing action this wild race everything was still in uniform school.

Adolescence is a crucial period for the formation of identity. Because delinquency is a matter that could have happened to any young people who still wear school uniform or student status. No less than their activities starting from fraudulent taste and try new things which according to them is something that is challenging without thingking about the risks of the wild race.

Attention and supervision from parents is necessary, so that children do not fall into the wild racing action. The role of parents is most important to give a good example to children. So that the pattern of parental guidance will establish his true identity, who can grasp and understand how that should be done.

KeyWords : Adolescent, Parents, Illegal Street Racing.

Page 11: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

11

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang diera globalisasi, banyak hal yang berubah.

Pergaulan remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari

globalisasi. Pengaruh dari globalisasi setiap tahunnya terus mengalami perubahan

dengan cepat dimedia informasi yang berimbas pada pergaulan remaja yang

sudah tidak ada batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat

merugikan dirinya dan orang lain.

Pengaruh dari globalisasi terhadap remaja sudah tidak terbendung lagi,

baik dari media komunikasi maupun pergaulan yang tersalurkan tanpa batas

tanpa adanya pengawasan. Diakibatkan remaja melakukan perilaku menyimpang

atau tingkah laku hingga pelanggaran norma sosial sudah marak terjadi baik

didaerah-daerah hingga kota besar di indonesia.

Seperti halnya balapan liar, salah satu masalah dari sekian banyak

masalah yang diangkat penulis dalam bentuk skripsi ini. Dimana sudah sangat

meresahkan masyarakat sekitar maupun pengguna jalan umumnya. Menanggapi

tentang semakin maraknya balapan liar yang didominasi oleh anak-anak remaja

yang seharusnya melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi masa

depannya.

Page 12: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

12

Semakin maraknya balapan liar akhir-akhir ini terjadi. Menjadi miris

bagi kita sebagai masyarakat mendengarnya, anak-anak muda yang seharusnya

melakukan hal-hal yang positif untuk mengisi waktu luang mereka, apalagi

balapan yang mereka dilakukan pada tengah malam.

Kenakalan remaja itu bisa didefinisikan sebagai perilaku menyimpang

atau tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status

hingga tindak kriminal. Kenalan remaja itu merupakan suatu hal yang bisa saja

terjadi pada setiap anak muda yang masih berseragam sekolah atau berstatus

pelajar maupun masyarakat pada umumnya yang melakukan tindak kriminal.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

remaja. Di sisi yang lain sesungguhnya masa remaja merupakan masa yang

sangat penting bagi pembentukan identitas diri. Hal ini berarti bahwa keberhasilan

dalam membentuk identitas diri pada masa remaja akan mempengaruhi keberhasilan

yang dicapai pada masa-masa selanjutnya.

Konsep indentitas pada umumnya merujuk pada suatu kesadaran akan

kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang

rentang kehidupan, sekali pun terjadi berbagai perubahan. Faktor pergaulan

didalam lingkungan sangat mempengaruhi pada seorang remaja. Karena dari situ

mereka bisa belajar banyak hal baik itu bersifat positif maupun negatif, maupun

baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Page 13: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

13

Menurut Erikson (dalam Cremers,1989), seseorang yang sedang mencari

indentitas akan berusaha “menjadi seseorang”, yang berarti berusaha mengalami

diri sendiri sebagai “AKU” yang bersifat sentral, mandiri, unik, yang mempunyai

suatu kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus juga berarti menjadi “seseorang”

yang diterima dan diakui oleh orang banyak.

Lebih jauh dijelaskannya bahwa orang yang sedang mencari identitas

adalah orang yang ingin menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya

pada masa mendatang. Bila mereka telah memperoleh identitas, maka ia akan

menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya, kesukaan atau ketidaksukaan nya, aspirasi,

tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus

mengatur orientasi hidupnya.

Setiap kaum remaja umumnya pasti berhasrat ingin memiliki potensi

atau bakat individual tertentu. Karena pada masa remajalah merupakan masa

yang paling ideal untuk mencari bakat atau mengeksplorasikan kemampuannya

dan menjadikannya suatu potensi individu yang kreatif atau sekedar hoby yang

bisa mengisi waktu luang yang kosong untuk hal-hal yang positif, Seperti

contoh dibidang olah raga, kesenian, maupun pendidikan.

Banyak hal yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan yang diminati oleh

remaja menjadi suatu hal positif dan bermanfaat bagi hidupnya. Dari kegiatan

tersebut bisa menghasilkan suatu pembentukan karakter atau minat yang ingin

Page 14: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

14

didalaminya dan berkreatifitas agar bisa didengar, dirasakan, dan dilihat oleh

masyarakat luas.

Menurut (Habsari 2004:2), potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan

yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang dimiliki seseorang

dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang

dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-

ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki.

Apapun minat yang diinginkan oleh remaja tersebut, baik itu bersifat

positif maupun negatif pasti akan dilakukannya. Karena, pada masa-masa

remaja itu merupakan masa-masa pencarian identitas atau kebingungan peran,

sangat peka, dan penasaran terhadap hal-hal baru yang dilihatnya. Hal-hal baru

ini akan menimbulkan dampak baik maupun dampak buruk pada kalangan

remaja.

Apabila berdampak buruk, maka tidak heran akan terjadi suatu perubahan

pada remaja yang disebut kenakalan remaja. Dengan tingginya kompleksitas

kehidupan yang terus menerus berkembang, membuat anak-anak remaja pada

umumnya ingin mencari sesuatu hal yang sangat diminati bahkan menyimpang

dan melanggar norma sosial dimasyarakat dan menjadikannya sesuatu kebanggaan

atau identitas individualistis diantara teman-temannya maupun orang lain.

Page 15: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

15

Efek dari pergaulan baik itu dari lingkungan masyarakat maupun

dilingkungan sekolah dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu kesadaran atau

minat yang bisa menunjang kreatifitas maupun bakat yang dimiliki. Maupun

baik buruknya prilaku para remaja itu tidak terlepas dari pengaruh pergaulan.

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan

sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan,

baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun

pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.

Didalam pola hubungan-hubungan yang lazim disebut interaksi sosial,

anak atau remaja merupakan salah satu pihak, disamping adanya pihak-pihak

lain. Pihak-pihak tersebut saling mempengaruhi, sehingga terbentuklah kepribadian-

kepribadian tertentu sebagai akibatnya.

Proses saling memengaruhi melibatkan unsur-unsur yang baik dan benar,

serta unsur-unsur lain yang dianggap salah dan buruk. Unsur-unsur yang lebih

berpengaruh biasanya tergantung dari mentalitas pihak yang menerima. Artinya,

sampai sejauh manakah pihak penerima mampu menyaring unsur-unsur luar

yang diterimanya melalui proses pengaruh-mempengaruhi.

Perilaku menyimpang dapat juga diartikan sebagai tingkah laku,

perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan

dengan norma-norma dan hukum yang ada didalam masyarakat. Dalam

Page 16: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

16

kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma)

untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh

masyarakat.

Namun ditengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita

jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku

pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan,

berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap

norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan

pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant).

Penyebab terjadinya perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan

remaja dikarenakan ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.

Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan kedalam

keperibadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas.

Keadaan ini terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna,

misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak atau broken

home. Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan

sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai

anggota keluarga.

Disamping itu, proses belajar yang menyimpang, seseorang yang

melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat

Page 17: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

17

tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku

menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang.

Sebagai contoh kecil dari sekian banyak terjadinya perilaku

menyimpang yaitu karir penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan

kecil-kecilan yang terus meningkat dan semakin berani atau nekat itu

merupakan suatu bentuk proses belajar yang menyimpang.

Adanya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial, mengakibatkan

terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat

mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi dalam upaya

mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia

mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.

Ikatan sosial yang berlainan setiap orang umumnya berhubungan dengan

beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang

menyimpang. Maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku

menyimpang.

Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.

Seringnya media massa mempilkan berita atau tayangan tentang tindakan

kejahatan atau (perilaku menyimpang) hal inilah yang dikatakan sebagai proses

belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.

Page 18: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

18

Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak

menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah

bentuk interaksi sosial yang didalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan

harapan kelompok.

Kita tahu bahwa remaja sangat banyak dan sering membuat onar

dijalanan. Remaja tidak memikirkan sebab dan akibat yang dilakukannya

mereka hanya tahu senang-senang. Hal tersebut sering disebut kenakalan remaja

dan apakah kenakalan remaja itu. Kenakalan remaja adalah perilaku-perilaku

yang dilakukan remaja diluar dengan tujuan untuk bersenang-senang bersama

teman-temannya.

Pelanggaran-pelanggaran tersebut seringkali terjadi dalam realistis

kehidupan dalam masyarakat sekarang ini, seperti geng-geng motor khususnya

didaerah Kijang Kota yang cenderung meresahkan masyarakat. Didalam konteks

ini, balapan liar yang terjadi di kijang kota merupakan hal yang sudah lama

terjadi.

Mulai dari balapan liar atau kebut-kebutan dijalan, minum-minuman keras

bahkan menjurus anarkis, seperti bentrok dengan warga sekitar maupun pengguna

jalan lainnya yang merasa terganggu kepada anak-anak remaja yang balap liar

dijalan raya. Semua itu mereka lakukan hampir disetiap kesempatan dalam

ngumpul dan nongkrong bersama teman-temannya.

Page 19: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

19

Penyebab terjadinya perilaku balap liar dikalangan remaja dapat dilihat

dari media-media sosial atau agen sosialisasi. Dimana agen sosialisasi tersebut

terdapat dilingkungan keluarga, teman bermain, lingkungan sekolah, dan media

massa. Menurut Rumiyati, dkk., (2006:7), media-media lingkungan sosial atau

sering disebut agen sosialisasi yang sangat berperan penting dalam pembentukan

kepribadian individu.

Balapan liar ini sesungguhnya sangat beresiko jika dilakukan ditempat

umum bukan ditempat atau sarana balapan yang telah disediakan. Tidak jarang

nyawa menjadi taruhannya, bahkan masa depan menjadi taruhannya, karena dari

aktifitas balapan liar ini kebanyakan terjadi kecelakaan yang berujung maut.

Balapan liar itu dimulai setiap hari libur tanpa memikirkan pengguna

jalan lainnya yang membuat warga sekitar menjadi emosi melihat anak-anak

kebut-kebutan dan berisik akibat suara knalpot plong atau kata lain freeflow

yang dihasilkan oleh motor gerombolan geng tersebut pada saat jam tidur

masyarakat.

Balapan liar tentunya memberikan dampak negatif, diantaranya yang

penulis amati adalah membahayakan diri sendiri dan orang Lain. Balapan liar

jelas membahayakan keselamatan diri sendiri, apalagi tidak dibarengi dengan

perlengkapan keselamatan yang memadai.

Page 20: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

20

Contoh kecil untuk keselamatan dalam berkendara ialah selalu memakai

helm standart yang dapat melindungi kepala dari hal-hal atau resiko yang tidak

diinginkan. Helm digunakan untuk melindungi kepala dari hal yang mungkin

tidak disadari oleh pengendara, seperti terbentur kejalan atau benda keras

lainnya yang bisa diminimalisir akibat dari kecelakaan

Resiko yang didapat apabila terjadi kecelakaan adalah mulai dari luka-

luka, cedera, biaya pengobatan sampai yang paling parah yakni kematian. Resiko

ini tidak hanya menghinggapi pelaku balapan liar, tetapi juga masyarakat yang

menggunakan jalanan umum lainnya. Harus lebih memperhatikan kepada

rambu-rambu lalu lintas dan menghargai sesama pengguna jalan lainnya.

Sudah sering sekali terjadi kecelakaan fatal dari balapan liar itu sendiri

yang berujung pada kematian. Tetapi masih tetap saja dihiraukan dan diabaikan

dan terus saja dilakukan tanpa berfikir secara jernih bahaya yang mungkin

akan terjadi dilintasan tanpa adanya kelengkapan keselamatan berkendara.

Seperti halnya dapat membahayakan pengguna jalan lain maupun hal-hal

yang tidak diinginkan. Jalan raya umum tidak untuk digunakan untuk balapan,

tetapi jalan raya umum dibuat sebagai sarana untuk memudahkan transportasi

darat untuk melakukan kegiatan dan sebagai sarana untuk memudahkan

pengendara transportasi ketempat lainnya.

Page 21: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

21

Lain hal dari pengguna jalanan umum lainnya, dampak dari balap liar

itu sendiri dapat membawa pengaruh buruk bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidak harmonisan dalam masyarakat,

merusak tatanan nilai, norma dan berbagai pranata sosial yang berlaku dimasyarakat,

dapat merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku

individu dalam kehidupan masyarakat.

Pelaku balapan liar terutama yang masih duduk dibangku sekolah

pastinya akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri. Waktu tengah malam yang

harusnya digunakan untuk beristirahat, tetapi mereka gunakan untuk nongkrong

dipinggir jalan dan melakukan balapan liar hingga shubuh hari. Lebih baik, cari

lah suatu kegiatan yang lebih bermanfaat dan tidak merusak masa depannya.

Hal tersebut tentu dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar

mereka disekolah. Perilaku pelaku tersebut juga dapat mempengaruhi teman-

temannya yang lain untuk mengikuti dan akhirnya terjerumus kedalam dunia

balap liar. Berkumpul, bergaul dengan teman baru, dan nongkrong dipinggir

jalan hingga shubuh hari dapat memicu perilaku menyimpang lainnya.

Misalnya pengedar narkoba dapat dengan mudah menyusup dikalangan

pembalap liar. Selain itu sex bebas sangat mungkin terjadi akibat liarnya

pergaulan, dan juga tindak kekerasan ataupun tawuran yang mungkin terjadi

diakibatkan oleh salah satu pihak pelaku balap liar tidak menerima kekalahan.

Page 22: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

22

Bali atau balap liar adalah suatu kompetisi adu cepat suatu kendaraan bermotor

yang menghandalkan skill dan kemampuan mesin berkendara yang dilakukan

dilintasan umum.

Artinya, kegiatan ini sama sekali tidak digelar dilintasan balap resmi,

melainkan dijalan raya. Balapan liar biasanya mereka lakukan pada saat tengah

malam sekitar pukul 00.00 sampai pukul 03.00 dini hari. Mereka beradu cepat

dijalan-jalan yang mulai sepi seolah-olah merupakan sirkuit balapan. Jam-jam

seperti itu sejatinya untuk anak-anak sekolah yang merupakan jam untuk

waktunya istirahat.

Para pelaku pembalap liar dijalanan banyak didominasi oleh remaja-

remaja yang masih duduk dibangku sekolah SMP dan SMA. Remaja sekarang

ini lebih menuruti egonya daripada keselamatan dirinya. Dengan melakukan

kegiatan balapan liar sepeda motor, kegiatan ini bisa dibilang sebagai hobby

oleh mereka, penuh tantangan dan sportifitas yang rasakan.

Tidak jarang dari kegiatan yang mereka lakukan ini berawal dari rasa

iseng atau persaingan untuk memperoleh sesuatu hal, mengadu kecepatan motor

yang dimilikinya, atau uang yang dipertaruhkan sebagai tujuan dari kegiatan

balapan liar ini.

Tak jarang pula ditemukan bengkel yang biasa memodifikasi motor

standard menjadi motor balap liar. Motor korekan, begitu biasanya sebutan

motor-motor balap modifikasi ini. Beberapa komponen mesin dimodifikasi atau

Page 23: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

23

bahkan diganti dengan komponen lain. Dan bukan sembarangan suku cadang

yang dipasang. Spare part dengan harga yang melangit juga menjadi pilihan

untuk menyulap kondisi motor menjadi yang paling disegani.

Bengkel motor ternyata tidak sekadar menjadi tempat memodifikasi. Di

arena balap liar, dua motor yang bertarung kerap berasal dari bengkel yang

berbeda. Persaingan bukan lagi antar joki melainkan gengsi antar bengkel.

Meskipun namanya balapan liar, alias tak resmi, mereka tidak asal bertemu

dijalanan.

Dibutuhkan pihak ketiga yang disebut calo atau perantara. Jika

spesifikasi mesin dan perangkat motor sudah dimodifikasi dan layak untuk

diadu, sang calo mengajak motor dari bengkel lain untuk tarung dilintasan

balap liar. Begitu motor-motor yang beradu cepat menyentuh garis finish,

penonton pun bergemuruh. Senyum kemenangan bukan hanya didapat dari

pembalap tapi juga penonton.

Rata-rata usia remaja yang masih muda membuat mereka tak berpikir

dua kali akan sebab dan akibatnya pada diri mereka. Tidak jarang sering

terjadinya kecelakaan dalam jalan raya yang diakibatkan dari balapan liar itu

sendiri dan merugikan pengguna pengendara jalan raya lainnya.

Kerugian dari dampak kecelakaan akibat dari balapan liar tidak bisa

dinilai dari materi, bahkan bisa berujung maut atau meninggal dunia. Faktor

keamanan bukan lagi jadi prioritas utama. Mereka meninggalkan perlengkapan

Page 24: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

24

pelindung badan seperti helm dan jaket. Bagi sang joki, yang terpenting adalah

bisa beraksi bebas memacu motor.

Polisi lalu lintas pun tidak dapat berbuat banyak, polisi sudah sering

sekali melakukan razia dan pembubaran, tetapi tetap saja para pelaku dan

gerombolan remaja tersebut mengulangi aksi balapan liar disaat polisi sudah

pergi. Disaat polisi membubarkan, para gerombolan pelaku balap liar tidak

langsung pulang kerumah. Mereka bahkan duduk dan sembunyi sambil melihat

kondisi dijalan.

Trek-trekan pun tak jarang harus membuat para pembalap liar maupun

para penonton kucing-kucingan dengan polisi yang berjaga untuk membubarkan

aksi nekat mereka. Saat patroli tiba pembalap-pembalap jalanan dan yang

hanya menonton langsung kocar-kacir kesegala arah.

Dalam konteks kebut-kebutan dijalan raya, gerombolan geng motor

tersebut jelas merupakan salah satu dari sekian macam bentuk kenakalan

remaja. Hal tersebut jelas melanggar peraturan undang-undang lalu lintas no. 22

tahun 2009 tentang lalu lintas yang mengatur ketentuan-ketentuan atau sanksi

bagi pelanggar lalu lintas, khususnya kegiatan-kegiatan yang dapat membahayakan

nyawa seseorang atau para pengguna jalan.

Fenomena balap liar ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi untuk

masyarakat. Malahan bagi masyarakat golongan bawah merupakan hiburan

tersendiri. Patut digaris bawahi, sebagian besar pelaku balap liar ini justru

bukannya golongan menengah tapi golongan bawah.

Page 25: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

25

Fenomena balap liar harusnya menjadi tanggung jawab kita bersama

mengingat kegiatan seperti tentunya membahayakan masyarakat yang melintas,

kemudian dapat pula memicu permasalahan sosial seperti tawuran ataupun

tindak kekerasan lainnya.

Balapan liar merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja. Fenomena

seperti ini dapat dikategorikan sebagai masalah sosial karena sangat meresahkan

atau bahkan dapat membahayakan masyarakat. Terlebih kepada gerombolan

yang sering balapan liar itu mayoritas adalah anak remaja yang statusnya

adalah pelajar yang tidak atau belum memiliki Sim untuk mengendarai

kendaraan bermotor.

Mengapa balap liar dikalangan remaja menjadi begitu maraknya dan apa

faktor-faktor pendorong timbulnya perilaku balap liar pada kalangan remaja ?

Padahal aksi balap liar dapat menimbulkan resiko yang tinggi, bahkan nyawa

menjadi taruhannya.

Berdasarkan kenyataan diatas inilah yang menarik peneliti untuk

meneliti dalam ilmu kajian sosiologis untuk mengambil judul penelitian

Perilaku Menyimpang pada kalangan remaja (studi kasus : Pelaku Balapan Liar

Kalangan Remaja di Daerah Kijang).

Page 26: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

26

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut mengenai “Perilaku Menyimpang Pada

Kalangan Remaja” atau Studi Kasus remaja mengikuti balap liar :

1. Mengapa remaja mengikuti balap liar?

2. Bagaimana respon masyarakat terhadap perilaku balap liar remaja?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perilaku balap liar pada

kalangan remaja.

2. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perilaku balap liar di

kalangan remaja.

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

kepolisian Polantas, keluarga, dan anak-anak remaja umumnya.

2. Agar untuk kedepannya khususnya kepada kaum remaja dapat mengetahui

dan mengerti akibat dampak buruk dari balapan liar itu sendiri .

Page 27: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

27

3. Sebagai acuan dan bermanfaat untuk pembacanya maupun yang akan

meneliti masalah balap liar itu sendiri .

1.4 Konsep Operasional

Tinjauan sosiologis mengenai kenakalan remaja yang mempengaruhi

tumbuhnya motivasi dan keberhasilan suatu anak tidak terlepas dari sorotan

yang didasarkan pada hubungan antarmanusia, hubungan antar kelompok serta

hubungan antara manusia dan kelompok didalam proses kehidupan

bermasyarakat.

Berdasarkan judul penelitian, maka penulis membuat konsep operasional

yang dianggap penting yang harus dijabarkan agar mengurangi kesalahan

pemikiran. Berikut beberapa istilah penting dalam penelitian ini :

1.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Remaja Yaitu :

1. Faktor Internal.

a) Kepribadian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi anak muda atau remaja masuk ke

dalam dunia balap liar dikarenakan tidak mempunyai seseorang sebagai panutan

dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku

Page 28: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

28

dimasyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi

yang tidak sempurna.

Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang

buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya. Adapun

disamping itu pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya

lingkungan yang dekat dengan arena balap liar , mempunyai teman-teman yang

biasa dengan balap liar, dan yang terutama kurangnya perhatian dari orang tua.

Dan yang paling penting para remaja tersebut memiliki hobi balap

namun hobi tersebut tidak tersalurkan dengan baik karena minimnya dana atau

sarana dan prasarana arena balap yang resmi. Kepribadian adalah suatu

organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam individu yang turut

menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya

(biasanya disebut karakter psikisnya).

Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju

masa dewasa. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis identitas karena belum

adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya

kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.

b) Faktor Prestise

Prestise merupakan bentuk sanjungan atau pujian yang diberikan kepada

seseorang yang telah melakukan atau berbuat sesuatu. Faktor pretise ini adalah

Page 29: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

29

suatu faktor yang menjadi penyebab mengapa seorang terlibat dalam aksi

balapan liar. Prestise ini terkadang membuat orang yang memperolehnya akan

mengulanginya, sehingga dia memperoleh prestise atau sanjungan tersebut.

c) Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat

Status seorang anak atau remaja tidak pernah lepas dari kehidupan

bermasyarakat. Apabila cerminan terhadap remaja dari masyarakat itu baik, maka

baik lah status remaja tersebut. Apabila tidak maka tidak baik lah anak remaja

tersebut. Perilaku seseorang yang dianggap sebagai perilaku menyimpang akan

diberi label oleh masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan interpretasi

antara individu dengan masyarakat sekitar.

Contoh, seseorang yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum

yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari

penjara), sering kali pada saat kembali kemasyarakat status atau sebutan “eks

narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak

tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hokum karena meresa

tertolak dan terasingkan.

d) Faktor Kepuasan

Salah satu faktor yang menjadi penyebab maraknya aksi balapan liar

adalah adanya kepuasan tersendiri ketika orang terlibat dalam aksi balapan liar.

Page 30: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

30

Apalagi bisa menghasilkan uang dari hasil taruhan. Salah satu maraknya aksi

balapan liar adalah faktor keuangan.

2. Faktor Ekstern

a. Kondisi Lingkungan Keluarga.

Khususnya dikota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang

tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin

karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang.

Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada

anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.

Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena

kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih

sayang orang tua kepada anaknya.

b. Kontak Sosial dari Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif.

Apabila pengawasan dari masyarakat terhadap pola perilaku anak muda

sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan

terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan

anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku.

Page 31: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

31

Seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian

antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam

menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semakin meningkatkan

kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan dikalangan anak muda.

c. Faktor Sarana Atau Fasilitas.

Sarana atau fasilitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

maraknya aksi balapan liar. Faktor keterjangkauan sarana atau fasilitas yang

memadai bagi para pelaku aksi balapan liar untuk menyalurkan hasrat mereka

sehingga para pelaku aksi balapan liar menggunakan fasilitas umum atau jalan

raya sebagai arena untuk melakukan aksi mereka.

d. Faktor Kesenjangan Ekonomi.

Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah

memunculkan kecemburuan soSial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa

mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan.

Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau

terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi

jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

Page 32: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

32

e. Faktor Perubahan Sosial Budaya Yang Begitu Cepat (Revolusi).

Perkembangan teknologi diberbagai bidang khususnya dalam teknologi

komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk

akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-

lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya

masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan

nilai-nilai dan norma yang berlaku.

1.4.2 Remaja

Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk

memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya

(Mussen, Conger & kagan, 1969). Kata remaja berasal dari kata latin adolensence

yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara

12 hingga 21 tahun. Waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

masa remaja awal antara 12 tahun sampai 15 tahun, masa remaja pertengahan

antara 15 tahun sampai 18 tahun, dan masa remaja akhir antara 18 tahun

sampai 21 tahun.

Page 33: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

33

1.4.3 Balap Motor

Balap motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor.

Balap motor, khususnya road race. Di indonesia even balap motor diselenggarakan

yakni selain road race, balap motor jenis lain yang cukup sering diadakan

adalah motorcross, drag bike, grasstrack dan supersport.

1.4.4 Balap Liar Bermotor

Balap liar bermotor adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik

kendaraan bermotor atau mobil yang dilakukan diatas lintasan umum. Balap liar

bermotor merupakan kegiatan beradu cepat kendaraan bermotor yang dilakukan

dijalan raya yang didominasi oleh sekumpulan anak-anak remaja tanpa disertai

perlengkapan dan izin pengendara bermotor atau SIM.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berbentuk

kalimat, kata atau gambar (Sugiyono, 2007:23). Penelitian ini digunakan untuk

melihat suatu faktor-faktor penyebab kalangan remaja mengikuti aksi balap liar.

Page 34: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

34

1.5.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan didaerah Kijang kelurahan Kijang Kota, karena

berdasarkan dari kegiatan pengamatan sebelumnya, daerah Kijang tepatnya di jalan

Simpang Pulau Biru sering ditemukan kalangan remaja yang melakukan balapan

liar.

1.5.3 Populasi dan Sampel

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel,

tetapi pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi melalui

instrument penelitian dalam penelitian ini. Informan penelitian terdiri dari

kalangan remaja yang sering melakukan balap liar dimana kriteria umur

informan remaja diambil antara usia 12 sampai 21 tahun, orang tua remaja

pelaku dan penonton, dan masyarakat disekitar yang tinggal di area lokasi

balapan liar tersebut. Jumlah disesuaikan dengan kebutuhan peneliti sampai

apabila jawaban informan telah seragam.

1.5.4 Jenis dan Sumber Data

Didalam suatu penelitian jenis data ada 2, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diambil dari masyarakat atau pelaku

dari balapan liar, dan data sekundernya dari indera penglihatan, pendengaran,

penciuman. Atau berupa observasi partisipan (pengamatan berperan serta).

Page 35: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

35

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Bungin (2006:122), data primer adalah data yang langsung diperoleh

dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Jadi,

berdasarkan pernyataan diatas, peneliti mengambil data langsung kepada pelaku

balap liar yaitu dikhususkan pada kalangan remaja.

1.5.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Observasi

Menurut Bungin (2006:133), observasi adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta

dengan pancaindra lainnya.

Observasi yang digunakan peneliti yaitu observasi langsung. Peneliti

turun langsung kelapangan untuk melihat aksi balap liar kalangan remaja

dengan menggunakan alat bantu berupa kamera untuk mengambil gambaran

para remaja melakukan aksi balap liar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis, kemudian diberikan kepada responden (Bungin, 2006:123).

Page 36: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

36

Berdasarkan jenis-jenis wawancara yang diketahui oleh peneliti, peneliti mengambil

wawancara secara langsung sebagai teknik pengumpulan data.

Wawancara secara langsung adalah wawancara yang dirancang sedemikian

rupa untuk mendapatkan data akurat yang dialami oleh responden sendiri

(Bungin, 2006:123-126).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan

masalah yang diteliti.

1.5.6 Teknik Analisa Data .

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif adalah teknik untuk menganalisis

data yang diperoleh dari serangkaian pertanyaan mengenai faktor penyebab para

remaja mengikuti aksi balapan liar.

Adapun langkah-langkah untuk memperoleh data tersebut, yaitu peneliti

langsung turun kelapangan untuk melaksanakan kegiatan observasi dan

wawancara.

Page 37: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

37

Bab II

Kerangka Teori

3.1 Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai

dengan norma-norma sosial yang ada (Amiek, 1994:30). Menurut Soetomo

(2013:94) menyatakan bahwa perilaku menyimpang dianggap menjadi sumber

masalah sosial karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.

Perilaku menyimpang diidentifikasikan ada dua tipe, yaitu perilaku

penyimpangan murni dan perilaku penyimpangan terselubung. Perilaku

penyimpangan murni adalah perilaku yang tidak menaati aturan dan dianggap

oleh masyarakat merupakan tindakan tercela, walaupun sebetulnya orang tersebut

tidak berbuat demikian.

Dalam hal dunia pengadilan berupa tuduhan palsu. Sedangkan perilaku

menyimpang terselubung adalah perilaku yang tidak menaati aturan, namun

tidak dilihat atau diketahui oleh masyarakat. Menurut Budirahayu (2013:20),

faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang adalah karena sebagian orang

mengganggap bahwa suatu perilaku dikatakan menyimpang.

Penyebab terjadinya perilaku penyimpangan menurut Rumiyati (2006:6)

antara lain, adanya proses sosial yang dapat membentuk kepribadian individu

secara negatif. Baik dari agen sosialisasi keluarga, teman sepermainan,

Page 38: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

38

lingkungan sekolah, media massa, media cetak, media komunikasi, dll. Menurut

Cohen (dalam Rumiyati, dkk. 2006:19) perilaku menyimpang adalah tingkah laku

yang melanggar, bertentangan, atau menyimpang dari aturan aturan yang berlaku.

3.1.1 Bentuk-Bentuk Penyimpangan

Menurut Rumiyati (2006:26), jenis-jenis penyimpangan sosial yang terjadi

dimasyarakat ada 2 kategori, yaitu :

1. Penyimpangan berdasarkan sifat.

Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu

sebagai berikut :

a. Penyimpangan bersifat positif

Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai

dampak positif terhadap system sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif,

kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya

diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi

wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.

b. Penyimpangan bersifat negatif

Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak

kearah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal

yang buruk seperti pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan.

Page 39: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

39

Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut :

(1) Penyimpangan primer (primary deviation)

Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang

yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Misalnya seorang siswa

yang terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor, seseorang

yang menunda pembayaran pajak karena alasan keuangan yang tidak

mencukupi, atau pengemudi kendaraan bermotor yang sesekali melanggar

rambu-rambu lalu lintas.

(2) Penyimpangan sekunder (secondary deviation)

Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan

seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain.

Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam

keadaan mabuk.

2. Penyimpangan berdasarkan pelakunya.

Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1). Penyimpangan individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang

yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.

Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu

kejahatan.

Page 40: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

40

Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi

menjadi lima, yaitu sebagai berikut :

a. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang

tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.

b. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan

orang-orang.

c. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum

yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas

pada saat dijalan raya.

d. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-

norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di

lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.

e. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata

bohong, berkhianat, dan berlagak membela.

2). Penyimpangan kelompok (group deviation)

Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh

sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan

dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang

menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

Page 41: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

41

3). Penyimpangan campuran (combined deviation)

Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang

memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya

taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat

yang berlaku.

Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi

dari kehidupan masyarakat, dengan dibawah pimpinan seorang tokoh mereka

mengelompok kedalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum

atau biasa disebut dengan (geng).

3.2 Teori Penyimpangan Sosial

1) Teori Sosialisasi

Sosialisasi adalah suatu proses belajar berinteraksi dalam masyarakat

sesuai dengan peranan yang dijalankan, Rumayati, dkk., (2006:6). Sebagai

makhluk sosial, maka hampir semua kegiatannya dilakukan bersama dengan

manusia lainnya.

Misalnya, membuat rumah tidak bisa dilakukan hanya satu orang saja,

melainkan membutuhkan bantuan beberapa orang. Menurut Peter L. Berger,

sosialisasi adalah suatu proses seorang anak belajar menjadi anggota yang

berpartisipasi dalam masyarakat.

Page 42: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

42

Sedangkan menurut Soekanto (1982:140) mengatakan bahwa proses

sosialisasi dapat diartikan sebagai proses, dimana masyarakat dididik untuk

mengenal, memahami, menaati dan menghargai norma-norma dan nilai-nilai yang

berlaku dimasyarakat.

Artinya, sosialisasi merupakan proses seseorang mempelajari pola-pola

hidup masyarakat sesuai dengan nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku untuk

berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu.

Dari pengertian diatas, dapat diberi suatu asumsi bahwa, fungsi dari

adanya proses sosialisasi adalah untuk membentuk kepribadian seseorang yang

dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku dilingkungan

masyarakat.

Kepribadian adalah susunan kebiasaan, harapan, dan sikap-sikap yang

bersifat tetap dan ciri atau karakter seorang individu. Hal semacam ini

biasanya terjadi pada kalangan remaja. Perilaku remaja merupakan interaksi

dari media-media dilingkungan sosial sebagai alat pembelajaran (Soetomo,

2013:168). Teori Biologis, menurut teori ini yang dikemukakan oleh Lombroso

dan Kretschmer menyatakan bahwa beberapa tipe tubuh tertentu lebih cenderung

melakukan perilaku menyimpang dibandingkan tipe-tipe tubuh lainnya.

Secara umum, tubuh manusia dibedakan menjadi tiga tipe yaitu,

endomorph (bundar, halus, dan gemuk), mesomorph (berotot dan atletis), serta

Page 43: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

43

ectomorph (tipis dan kurus). Setiap tipe memiliki kecenderungan sifat-sifat

kepribadian dan perilaku tertentu. Penemuan ahli teori ini menyebutkan bahwa

para pencandu minuman keras dan penjahat umumnya memiliki tipe tubuh

mesomorph.

2) Teori Labeling

Teori labeling atau teori pemberian cap yang dipelopori oleh Edwin M.

Lemert menyatakan bahwa perilaku seseorang yang dianggap sebagai perilaku

menyimpang (deviasi) diberi label oleh masyarakat yang disebabkan adanya

perbedaan interpretasi antara individu dengan masyarakat sekitarnya. Contoh,

seorang wanita yang keluar malam dianggap sebagai kupu-kupu malam oleh

masyarakat sekitarnya (Soetomo, 2013:181).

3) Teori Anomi

Anomi adalah suatu keadaan masyarakat ketika tidak ada norma yang

dipatuhi secara teguh dan luas. Kondisi semacam ini akan melahirkan perilaku

yang tidak teratur dan tidak jelas, Arief, dkk., (2009:11). Sedangkan menurut

Durkheim, anomi adalah gambaran sebuah masyarakat yang memiliki banyak

norma dan nilai yang satu sama lain saling bertentangan.

Masyarakat anomis tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat

dipelajari dan dipegang oleh anggota masyarakatnya. Sedangkan Merton berteori

bahwa anomi juga disebabkan oleh adanya ketidakharmonisan antara tujuan

Page 44: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

44

budaya dengan cara-cara formal untuk mencapai tujuan masyarakat dan

kedudukan sosial.

3.3 Agen-agen sosialisasi

1. Keluarga.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga mempunyai

fungsi dalam pengawasan sosial.

Keluarga memberi pengertian kepada anak tentang peranannya dalam

masyarakat. Dalam berhubungan dengan orang lain, biasanya pihak orang tua

sebagai media sosialisasi yang pertama mengajari atau membimbing anaknya

untuk berperilaku atau melakukan kebiasaan yang telah teratur, misalnya cara

makan, berpakaian, menjalin hubungan ramah-tamah kepada orang yang lebih

tua darinya dan lain-lainnya.

Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian

seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia

lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu

juga sebaliknya.

Page 45: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

45

Apabila terjadi gejala yang menyimpang dari pola-pola yang ditentukan,

sebaiknya orangtua cepat memberi peringatan dan berusaha mengembalikan

kejalan yang seharusnya.

2. Teman Sepermainan.

Teman sepermainan sangat penting dalam rangka sosialisasi atau

pembentukan kepribadian anak. Baik buruknya dalam suatu pergaulan sesama

teman maupun hal-hal yang dilakukan bersama dan mempersamakan diri

dengan teman sepermainan merupakan salah satu mekanisme penting didalam

perkembangan tingkah laku.

Mereka saling meniru dan selalu belajar dari segala apa yang dilihatnya

dari teman sepermainan yang umumnya berusia sebaya. Kemudian timbul lah

kesadaran dalam diri anak tentang orang lain disekitarnya. Pada saat itulah

kehadiran dan pembentukan kepribadian dimulai.

Teman sepermainan juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang

untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam

lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam ibadah agama dan

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan

mempengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari

penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.

Page 46: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

46

3. Lingkungan Sekolah.

Lingkungan sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan

berlangsung dimana. Lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap pembentukan

kepribadian anak. Teman sekolah pada umumnya adalah teman sebaya yang

memiliki pengaruh, baik yang positif maupun yang negatif.

Jika seorang anak bergaul dengan teman-teman yang berperilaku baik,

maka kemungkinan perilaku anak itu juga baik. Namun sebaliknya jika seorang

anak bergaul dengan anak-anak yang berperilaku negatif maka dimungkinkan

anak tersebut juga akan terpengaruh dengan perilaku tersebut.

Disamping itu sekolah bukan hanya tempat proses belajar mengajar,

tetapi merupakan tempat untuk mendidik siswa agar dapat terjun dalam

memahami ilmu pengetahuan dan pola-pola kebudayaan yang terjadi di

masyarakat, sehingga nantinya siswa dapat terjun bersosialisasi dimasyarakat.

Di lingkungan sekolah para siswa dapat belajar berorganisasi yang ada di

sekolah, siswa mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya melalui

berbagai bidang studi yang diajarkan oleh guru.

4. Media Informasi.

Media massa atau media informasi adalah alat yang digunakan dalam

penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan

Page 47: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

47

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan

televisi. Perkembangan informasi didunia mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Di era globalisasi ini, sebagaian besar proses sosialisasi dilaksanakan atau

menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik.

Melalui media cetak, seperti majalah dan Koran terdapat berita-berita atau

kabar proses sosialisasi antar individu. Begitu juga dengan media elektronik

seperti televisi dan radio serta alat komunikasi seperti telepon atau smartphone

yang dapat mengubah informasi dunia tanpa ada batasnya.

Dari media-media tersebut, ada yang digunakan masyarakat untuk hal-hal

positif juga hal-hal negatif. Hal-hal yang positif, misalnya untuk menambah

ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan masa depan, sedangkan hal-

hal negatif misalnya digunakan untuk koleksi kejahatan, misalnya penipuan dan

sebagainya.

Dari media-media sosial tersebut, bisa memunculkan penyebab terjadinya

perilaku menyimpang, apabila tidak difungsikan dengan baik. Hal semacam ini

sering terjadi pada kalangan remaja yang merupakan peralihan dari masa

kanak-kanak kemasa pembentukan kepribadian individu dari sesuatu hal yang

baru dikenalnya.

Page 48: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

48

3.4 Remaja

Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan

suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Istilah kata remaja

berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh dalam

perkembangan menjadi dewasa. Untuk merumuskan sebuah definisi yang

memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa remaja berakhir

dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan

secara pasti.

Terlepas dari kesulitan untuk merumuskan definisi dan menentukan batas

akhir masa remaja, namun dewasa ini istilah adolesen, atau remaja telah

digunakan secara luas untuk menunjukan suatu tahap perkembangan antara

masa anak-anak dan masa dewasa.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara

12 hingga 21 tahun. Waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

masa remaja awal antara 12 tahun sampai 15 tahun, masa remaja pertengahan

antara 15 tahun sampai 18 tahun, dan masa remaja akhir antara 18 tahun

sampai 21 tahun.

Tetapi, Monks, Knoers, dan Haditono, (2001) membedakan masa remaja

atas empat bagian, yaitu masa pra-remaja atau pra-pubertas (10-12 tahun), masa

remaja awal atau pubertas (12-15 tahun), masa remaja awal atau pubertas (12-15

tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun), dan masa remaja akhir (18-21

tahun).

Page 49: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

49

2.5 Balapan Liar

Balapan liar terdiri dari dua kata yaitu kata balapan dan kata liar. Kata

balapan berasal dari kata balap yang mengandung arti (lomba) adu kecepatan,

pacuan. Membalap artinya berlari kencang hendak mendahului orang yang

berlari didepan nya, memacu lebih cepat. Membalapkan artinya membawa

kendaraan berlari kencang.

Pembalap artinya orang yang turut dalam lomba adu cepat, balapan yaitu

artinya sama dengan berbalapan yaitu lomba adu kecepatan. Kata kedua dari

balapan liar adalah kata liar yang memiliki arti tidak teratur, tidak menurut

aturan, tidak resmi ditunjuk atau diakui oleh yang berwenang.

Setelah mengartikan satu persatu unsur kata dari balapan liar, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa balapan liar adalah lomba adu kecepatan yang

dilakukan secara tidak teratur dan tanpa izin resmi dari yang berwenang.

Balapan liar adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik sepeda motor

maupun mobil, yang dilakukan dilintasan umum. Artinya, kegiatan ini sama

sekali tidak digelar dilintasan balap resmi, melainkan dijalan raya.

Page 50: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

50

Bab III

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

3.1 Gambaran Umum Kijang Kota

Kijang Kota merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan

Bintan Timur, Kabupaten Bintan, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Pulau

Bintan terletak antara °00’ Lintang Utara 1°20’ Lintang Selatan dan 104°00’

Bujur Timur 108°30’ Bujur Barat.

Memiliki luas wialayah mencapai 87.777,84 Km², tetapi luas daratannya

hanya 1,49%, 1.319,51 Km² saja. Kecamatan Gunung Kijang merupakan

kecamatan terluas yaitu 344,28 Km², sedangkan kecamatan yang paling kecil

adalah Tambelan yang memiliki luas hanya 90,96 Km².

Pulau Bintan adalah pulau yang berada di Provinsi Kepulauan Riau, yang

beribukotakan Kota Tanjung Pinang. Pemerintah Kabupaten Bintan sendiri

berada di Bandar Seri Bintan.

Posisi Pulau Bintan berada di Semenanjung Selatan Malaysia, Kepulauan

Riau. Wilayah Pulau Bintan berbatasan dengan:

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Natuna

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga

• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karimun dan Kota

Batam

Page 51: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

51

• Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat

Kecamatan Bintan Timur terdiri dari 4 (empat) kelurahan dan setiap

kelurahan mempunyai 1 ( satu ) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di dukung

perangkat RT/RW yang berada di masing – masing kelurahan. Adapun RT yang

terbanyak di Kelurahan Kijang Kota , seperti tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 LPM, RW, dan RT di Kecamatan Bintan Timur

N0. KELURAHAN LPM RW RT

1.

2.

3.

4.

KIJANG KOTA

GUNUNG LENGKUAS

SUNGAI LEKOP

SUNGAI ENAM

1

1

1

1

24

4

6

4

85

19

22

13

Jumlah 4 38 139

Sumber : Arsip Kecamatan Bintan Timur | 2015 Dari tabel 3.1 diatas, setiap kelurahan memiliki satu Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat. Kijang Kota memiliki RW terbanyak dengan 24 RW

dan RT sebanyak 85 RT, Gunung Lengkuas memiliki 4 RW dan 19 RT,

Sungai Lekop 6 RW dan 22 RT, dan Sungai Enam 4 RW dan 13 RT. Dengan

jumlah keseluruhan dimana LPM berjumlah 4 LPM, RW 38, dan RT 139 yang

tersebar di daerah Kecamatan Bintan Timur.

Page 52: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

52

3.2 Kependudukan

Kecamatan Bintan Timur dengan jumlah penduduk 37.096 penduduk tersebar

di 4 (empat) Kelurahan dengan kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di

Kelurahan Kijang Kota yaitu 922/Km². Seperti tertera pada tabel 3.2 sebagai

berikut :

Tabel. 3.2 Jumlah Kepala Keluarga, dan jumlah penduduk di

Kecamatan Bintan Timur

N0. KELURAHAN KK LAKI-

LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1.

2.

3.

4.

KIJANG KOTA

GUNUNG

LENGKUAS

SUNGAI LEKOP

SUNGAI ENAM

8.644

1.763

1.982

679

11.426

3.251

3.973

1.246

10.834

2.838

3.645

1.168

22.260

6.089

7.618

2.414

Jumlah 12.890 19.896 18.485 38.381

Sumber : Arsip Kecamatan Bintan Timur | 2015

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, Kijang kota memiliki kependudukan

terbanyak, dimana 8.644 KK laki-laki berjumlah 11.426 dan perempuan 10.834,

Gunung lengkuas memiliki 1.763 KK dimana laki-laki 3.251 dan perempuan

2.838, Sungai Lekop memiliki 1.982 KK dimana laki-laki berjumlah 3.973 dan

Page 53: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

53

perempuan 3.645, dan Sungai Enam jumlah KK 679 dimana laki-laki berjumlah

1.246 dan perempuan 1.168. Jumlah KK keseluruhan di Kecamatan Bintan

timur berjumlah 12.830 KK, jumlah keseluruhan penduduk laki-laki 19.836, dan

jumlah keseluruhan penduduk perempuan 18.485, dan jumlah keseluruhan adalah

38.381 jumlah kepala keluarga dan penduduk di Kecamatan Bintan Timur.

3.3 Potensi Sarana Prasarana Olah Raga

Untuk melihat kemajuan sarana dan prasarana olah raga dalam suatu

daerah dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel. 3.3 Sarana olah raga yang ada di Kecamatan Bintan Timur

N0. Kelurahan Sarana dan Prasarana Olah Raga

Total

Bola Kaki Bola Volly Badminton Tenis Lapangan Futsal

1.

2.

3.

4.

kijang Kota

G. Lengkuas

Sungai Lekop

Sungai Enam

2

2

1

1

8

4

3

2

2

-

1

1

-

-

-

2

-

-

-

14

6

5

3

Total 6 17 3 1 1 28

Sumber : Arsip Kecamatan Bintan Timur | 2015

Page 54: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

54

Dari tabel 3.3 diatas dapat diketahui prasarana olahraga yang ada di

Kijang Kota yaitu 2 lokasi lapangan bola, 8 lapangan bola volly, 2 lapangan

badminton, 1 lapangan tenis, dan 2 lapangan futsal. Dimana fasilitas yang ada di

Kijang Kota sudah cukup dengan kebutuhan olah raga masyarakat Kijang.

3.4 Lokasi Dan Waktu Tempat Berlangsung Balapan Liar

Lokasi yang dijadikan tempat untuk balapan berlangsung adalah

didaerah simpang pulau biru kelurahan Kijang Kota. Jalan lurus dan panjang

tanpa tikungan menjadikannya arena atau tempat untuk mengadu kecepatan

motor pengendara atau pelaku balap liar. Panjang lintasan yang mereka gunakan

umunya antara 100m sampai 200m dari panjang jalanan.

Waktu atau jam yang biasa para pelaku balapan untuk memulai aksi

balap liar tersebut antara sekitar tengah malam jam 00.00 wib hingga

menjelang shubuh hari. Pada waktu tersebut para gerombolan remaja sudah

mulai mengumpul dilokasi tempat berlangsungnya balapan.

Balapan liar biasa dilakukan pada hari libur sekolah maupun tanggal

merah. Dimana disaat hari libur sekumpulan anak remaja ramai yang menonton

dan ikut meramaikan balapan liar disaat jalanan mulai lengang. Di lokasi

Simpang Pulau Biru tepat di Kelurahan Kijang Kota merupakan tempat yang

paling sering digunakan para remaja untuk melakukan aksi balapan liar.

Page 55: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

55

3.5 Jumlah Kecelakaan Yang Pernah Terjadi, Dapat Di lihat Sebagai

Berikut :

Tabel 3.4 Jumlah Kecelakaan pada Tahun 2015

NO BULAN JLH LAKA

KETEERANGAN

LR LB MD

1 JANUARI - - - -

2 FEBRUARI 1 - - 1

3 MARET 2 1 - 2

4 APRIL - - - -

5 MEI 1 - 1 -

6 JUNI 1 - 1 -

7 JULI

8 AGUSTUS

9 SEPTEMBER

10 OKTOBER

11 NOPEMBER

12 DESEMBER

JUMLAH

Sumber : POLANTAS BINTAN TIMUR | 2015

Berdasarkan keterangan dari tabel 3.4 diatas, LR : luka ringan, LB : luka

berat, MD : meninggal dunia. Dilihat hasil laporan dari POLANTAS BINTAN

TIMUR data kecelakaan lalu lintas didaerah Kijang Kota mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir.

Dimana pada bulan februari terjadi satu kecelakaan berat sampai

meninggal dunia yang berjumlah satu orang, maret terjadi dua kecelakaan satu

luka ringan dan satu meninggal dunia, mei satu kecelakaan yang mengalami

satu luka berat, juni terjadi satu kecelakaan luka berat, dan pada bulan januari

Page 56: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

56

dan april tidak ada kecelakaan yang terjadi. Sumber data kecelakaan di dapat

dari Kepolisian Polantas Bintan Timur.

Page 57: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

57

Bab IV

Perilaku Menyimpang Balapan Liar Pada Kalangan Remaja

4.1 Karakteristik Informan.

Adapun karakteristik informan dalam penelitian yang ditujukan ini

dibedakan yakni berdasarkan jenis kelamin, umur informan, dan pendidikan

terakhir informan. Seluruh data yang dikumpulkan dari informan peneliti

merupakan para remaja atau informan yang berdomisili di wilayah Kijang

kelurahan Kijang Kota.

Adapun karakteristik informan tersebut akan dijelaskan dalam bentuk

tabel-tabel sebagai berikut :

4.1.1 Karakteristik informan berdasarkan jumlah dan jenis kelamin.

Jumlah remaja yang didapat dari hasil penelitian lapangan diambil hanya

lima orang. Dimana jenis kelamin dan jumlah pelaku yang sering mengikuti

balapan liar di daerah kijang dapat dilihat sebagai berikut :

Page 58: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

58

Tabel. IV.1

Jumlah Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1 Laki - laki 5

2 Perempuan 0

∑pelaku 5

Sumber : Data Primer | 2015

Dari tabel 4.1 diatas, disimpulkan bahwa jumlah remaja berdasarkan

jenis kelamin berjumlah lima orang. Laki-laki diantaranya berjumlah lima orang

dan perempuan berjumlah nol orang.

4.1.2 Karakteristik informan berdasarkan umur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kijang Kota bahwa umur

informan yg sering melakukan balap liar berkisar antara 12 sampai dengan 20

tahun. Umur informan tersebut merupakan kelompok umur remaja, dimana yang

pada dasarnya rata-rata sekelompok atau para pelaku balap liar tersebut masih

duduk dibangku sekolah.

Untuk lebih jelasnya karakteristik informan berdasarkan umur dalam

penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Page 59: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

59

Tabel IV.2

Karakteristik informan berdasarkan umur

No Umur/tahun lelaki perempuan jumlah

1 12 - 18 tahun 3 0 3

2 19 - 24 tahun 2 0 2

Jumlah keseluruhan 5

Sumber : Data Primer | 2015

Berdasarkan tabel IV.2 tersebut, maka dapat diketahui bahwa umur

informan remaja rata-rata merupakan umur yang masih sangat labil dan mudah

terpengaruh dengan pergaulan dan lingkungan. Dimana remaja yang berusia 12

sampai 18 tahun berjumlah 3 orang dan usia remaja 19 sampai 24 tahun

berjumlah 2 orang dan perempuan tidak ada.

4.1.3 Karakteristik informan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir.

Jumlah informan remaja berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dalam

penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Page 60: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

60

Tabel IV.3

Karakteristik informan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

No Jenis kelamin

Tingkat perdidikan terakhir

persentase Tidak

sekolah SD SLTP SLTA

1 Laki - laki 0 1 3 1

2 perempuan - - - -

jumlah 0 1 3 1 5

Sumber : Data Primer | 2015

Dari tabel 4.1 diatas, bisa dilihat bahwa jumlah remaja berdasarkan

tingkat pendidikan terakhir, dari laki-laki yang tidak bersekolah berjumlah tidak

ada, tamat SD 1 orang, SLTP 3 orang, dan SLTA berjumlah 1 orang. Sedangkan

yang perempuan tidak ada. Dimana jumlah keseluruhan berjumlah lima orang

anak remaja dari hasil yang diambil dari hasil penelitian.

4.2 Profil Informan.

Analisis penelitian terhadap anak-anak remaja berperilaku menyimpang

yang sering mengikuti balapan liar dijalan raya ini bertujuan untuk memperoleh

pemahaman mengenai lingkungan keluarga, lingkungan teman bermain, maupun

menganalisis dari maraknya balapan liar dari anak remaja tersebut.

Untuk memahaminya diperlukan informasi (data) yang lengkap dan dapat

dipercaya. Namun informasi (data) yang dibutuhkan tersebut tidaklah mudah

Page 61: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

61

untuk didapat, kendalanya adalah karena umumnya anak remaja yang sering

mengikuti balapan liar cenderung agak curiga terhadap kehadiran pihak lain

yang mengharapkan informasi darinya.

Untuk memperoleh informasi (data) yang diinginkan tersebut diperlukan

kesabaran untuk tidak langsung mendapatkannya. Upaya ini bertujuan untuk

mendapatkan sikap penerimaan dan kepercayaan anak-anak remaja tersebut

yang sering berperilaku balapan liar ditengah malam hari terhadap pihak lain

yang memerlukan informasi.

Dan tidak jarang pula menyebabkan peneliti mendapatkan kesulitan

untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dari tiap-tiap anak remaja yang

berperilaku balapan liar yang diamati dilapangan secara langsung. Akibatnya,

dari sekian banyak anak remaja yang berperilaku menyimpang dengan balapan

liar dijalan raya yang ada didaerah kijang tersebut, hanya 5 (lima) orang anak

remaja yang sering balapan liar saja yang dapat diamati selama penelitian

dilakukan.

Gambaran umum mengenai identitas 5 (lima) orang informan dan sejarah

singkat awal mulai melakukan proses balapan liar, akan dijelaskan dalam

uraian-uraian berikut :

Page 62: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

62

� Data informan Muhayat ( MA )

MA adalah anak kedua dari 4 bersaudara, MA berusia 15 tahun, adik

perempuannya yang ketiga berusia 13 tahun masih duduk dibangku SMP dan

adik paling bungsunya berusia 5 tahun, dan abang tertuanya berusia 20 tahun

juga sudah bekerja. MA sekarang berusia 15 tahun, di usia 10 tahun MA sudah

bekerja kecil-kecilan menjaga ikan lele untuk membantu orang tuanya mencari

nafkah dan biaya sekolah untuk dirinya dan adik-adiknya. Orang tua MA

bekerja diluar negeri dan jarang pulang ke Indonesia sebagai pekerja buruh.

Perilaku balapan liar sudah dilakukan oleh MA sejak satu tahun yang

lalu. Awalnya iseng saja, lama kelamaan menjadi ketagihan dan ingin menjadi

pembalap sungguhan. Ajakan teman-teman serta pujian dalam beradu kebut

dijalan raya membuat MA tidak pernah melewatkan dalam memacu kecepatan

kendaraan bermotor miliknya. Baginya, balapan liar itu merupakan suatu sensasi

dimana dengan begitu ia bisa lebih dikenal dan diakui sebagai pembalap

jalanan.

MA juga menjelaskan, baginya balapan liar merupakan hoby nya, dan itu

merupakan suatu tantangan dan bisa meningkatkan adrenalinnya dalam

berkendara beradu kebut. Dengan balapan liar, ia juga bilang bisa mendapatkan

teman pergaulan yang banyak dan bertukar pikiran antar sesama pembalap

jalanan. Dalam balapan liar itu sebenarnya berbahaya buat saya yang masih

muda belum juga kalau kita tertangkap oleh polisi pasti kita akan ditilang dan

Page 63: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

63

didenda oleh polisi, tetapi mau diapakan lagi karena balapan liar sudah

termasuk hobi saya.

Orang tua saya sih tidak akan mencari saya, karena saya merasa anak

laki-laki jadi orang tua saya tidak akan mencari saya jika waktu sudah larut

malam. Terkadang saya sering dimarahin juga, tapi itu lama kelamaan jadi biasa

saja tambahnya.

� Data informan Ijal lanon ( IL )

IL adalah anak ketiga dari 3 bersaudara, abangnya yang paling tua

berusia 23 tahun sudah bekerja, sedangkan abangnya yang nomor 2 juga sudah

bekerja. IL sekarang berusia 15 tahun, IL tidak tamat sekolah sejak SD dan

bekerja disalah satu bengkel motor dikijang sebagai mekanik, dan ia sudah

mulai bekerja untuk belanja kebutuhannya. Orang tua dari IL bekerja jualan

kue dipagi hari.

Ketertarikan IL untuk mengikuti balapan liar karena ia juga bekerja

sebagai mekanik kendaraan bermotor. Sehingga ia tahu persis bagaimana untuk

memodifikasi motornya supaya bisa berlari lebih kencang. Jadi balapan itu

merupakan bagian dari pekerjaannya sebagai mekanik untuk menarik anak-anak

yang lain agar supaya bengkel ditempatnya bekerja menjadi ramai.

Hampir setiap malam minggu IL bersama teman-temanya berkumpul dan

nongkrong dipinggir jalan. IL menjelaskan tentang balapan liar itu baginya

adalah untuk mencari teman yang lebih banyak lagi, bertukar pikiran tentang

Page 64: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

64

motor, mesin dan sebagainya. Disamping itu juga, ia bisa memamerkan motor-

motornya yang sudah dimodifikasi dan bisa berlari kencang diantara motor-

motor lainnya.

Kalau kami sudah berkumpul dan balapan hingga larut malam, orang tua

saya sering telepon saya. Terkadang saya bilang saja kalau saya akan tidur

dirumah teman dan tidak pulang kerumah. Kalau kan saya ketahuan ikut

balapan pasti akan kena marah tambahnya.

� Data informan Rio ( R )

R adalah anak paling sulung diantara 4 keluarga bersaudaranya. R dan

MA adalah kakak beradik yang sama-sama berusia 15 tahun dan sekolah

ditempat yang sama. R mulai hoby ikut balapan liar karena dilingkungan teman-

teman pergaulannya banyak yang hoby ikut balapan liar. Karena itu R sering

ikut menonton bahkan ikut balapan liar.

Bagi R balapan liar itu adalah suatu kebanggaan baginya. Karena dengan

begitu bisa memompa adrenalinnya sebagai pembalap. Disamping itu, dengan

balapan liar namanya bisa dikenal dengan teman-teman yang lain dan disegani.

Hampir setiap hari libur, R dan teman-temannya sudah nongkrong dipinggir

jalan untuk melihat aksi balapan liar dan bersiap-siap untuk mengikuti aksi

balapan liar tersebut dengan teman-teman lainnya.

R sendiri sudah mengetahui resiko dari balapan liar itu sendiri dan

efek-efeknya dimata masyarakat sekitar dan pengguna jalan. Tetapi dengan

Page 65: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

65

ajakan teman-temannya, semua itu tidak dihiraukan lagi. Karena semua teman-

teman yang lain juga tidak menghiraukan resikonya.

Saya jika hari libur kalau tidak pulang kerumah, orang tua saya tahu nya

saya tidur dirumah kawan. Sebelum itu saya pasti sudah bilang ke orang tua

saya untuk tidur dirumah kawan. Kalau sudah di kasih, pada malam itu juga

saya pasti ikut bersama genk lainnya untuk menonton balap. Dari situ saya

mencari akal bagaimana untuk tidak ketahuan orang tua saya, tambahnya.

� Data informan Hardiyanto ( HY )

HY adalah anak kedua dari 2 bersaudara, HY berusia 19 tahun dan

masih duduk di bangku sekolah SMA. Kakaknya yang pertama sudah lulus

kuliah disalah satu Universitas di Tg.pinang. Orang tua HY kesehariannya

berkerja sebagai nelayan.

HY sangat gemar memodifikasi motor, jika untik motor ia tidak segan-

segan mengeluarkan uang yang banyak untuk memodifikasi motornya dan

ngumpul bersama teman-temanya dengan mabuk-mabukan ditepi jalan. Jika

waktu balapan telah dimulai, ia bersama teman-temannya juga ikut meramaikan

balapan liar.

Bagi HY balapan liar itu adalah hal yang menantang dan penuh resiko.

Tidak semua orang berani melakukan aksi tersebut dikejar-kejar polisi, apalagi

dilintasan jalan raya atau jalan umum. HY sudah sejak lama bergelut didunia

Page 66: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

66

balap. Ia sudah sering mengikuti berbagai event balapan, jadi baginya balapan

liar itu sudah biasa ia lakukan.

Sebenarnya orang tua saya sangat melarang saya untuk ikut balapan

liar, disamping itu juga saya butuh waktu untuk mengasah skill balap saya.

Mau tak mahu saya iseng-iseng saja ikutan balap liar walau saya sudah sering

ikut balapan resmi, ya mau bagaimana lagi tambahnya.

� Data informan Wawan ( W )

W adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Wawan sekarang berusia 16

yang masih sekolah di SMP. Orang tua W bekerja sebagai buruh. Hobi W

adalah memodif motor dan balapan ditengah malam hari. W mulai mengenal

dunia balap sejak 3 tahun yang lalu. Disaat hari libur W sering kali menonton

bahkan mengikuti balapan liar dengan para pembalap lainnya.

W sangat senang merombak motornya, karena itu ia sering sekali

mengutak atik motornya. Tantangan dan pujian adalah alasan utama W

mengikuti balapan liar dijalan raya. Karena semakin ramai yang menonton, ia

akan semakin terpacu untuk memacu kencang motornya dihadapan kawan-

kawannya.

Semua resiko yang terjadi dilapangan baik itu kecelakaan maupun

dikejar-kejar dengan polisi baginya sudah biasa. W juga menambahkan, bagi

orang-orang yang takut dengan balapan sebaiknya untuk tidak mengikuti

Page 67: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

67

balapan liar karena memiliki resiko yang sangat besar. Hanya orang yang

mempunyai nyali besar saja yang bisa ikut kegiatan balap tersebut tambahnya.

Orang tua saya sudah tau saya sering ikut balapan, saya sering

dimarahin juga terkadang. Tapi lama-kelamaan pun orang tua saya tidak

menghiraukan lagi apa yang saya ingin perbuat. Saya pulang hingga shubuh

hari pun kadang sudah tidak di tanya lagi, kecuali selain hari libur pasti saya

sangat dimarahi tambahnya.

4.3 Penyebab Terjadinya Balap Liar.

4.3.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga.

Didalam hasil penelitian ini, kurangnya suasana harmonis dan rasa

kekeluargaan terhadap anak ditambah kurangnya perhatian hal-hal ini yang

membuat para remaja informan menjadi tidak terkendali dalam pengawasan

orang tuanya. Sehingga mereka para remaja informan menjadi bebas dalam

pergaulan dengan teman-temannya.

Pengawasan dan bimbingan orang tua adalah hal terpenting untuk

membuat anak menjadi apa nantinya ia dikemudian hari, pola bimbingan orang

tua akan membentuk jati dirinya, dengan menjadi orang tua yang dapat

memahami dan mengerti bagaimana yang seharusnya dilakukan terhadap anak,

akan membuat anak pun menjadi nyaman.

Page 68: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

68

Perlu adanya ditanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan didalam

keluarga mereka, dan orang tua harus mampu memberi teladan kepada anak-

anaknya. Karena peneliti melihat, orang tua dari para informan kurang

memberikan pengawasan yang baik terhadap anak-anaknya.

Terlebih halnya keluarga pelaku adalah keluarga yang broken home atau

perceraian orang tua dapat memicu perilaku negatif pada anak. Sehingga anak

terjerumus dalam perilaku balapan liar dan hal-hal yang merugikan dirinya

sendiri. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa memberikan teguran atau

larangan terhadap mereka.

Menurut kata ibu Hamidah salah seorang orang tua dari Hardiyanto :

“anak saya sudah tidak bisa diberitahu lagi, setiap apa kata dia mesti

dituruti. Kadang saya sendiri sudah merasa jengkel dan tidak urus lagi apa

yang mau diperbuatnya. Biar saja dia menuruti apa kata hati dia, entar

nantinya dia akan tau sendiri resiko dan menanggung sendiri apa yang telah

diperbuatnya”.(wawancara tanggal 10 desember 2015)

Berdasarkan dari wawancara tersebut menunjukan keluarga atau orang

tua remaja para informan cenderung kurangnya mengembangkan komunikasi

dan hubungan yang akrab dengan anak. Seperti halnya meluangkan waktu untuk

mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus memberikan bimbingan

atau solusi jika anak mendapatkan kesulitan.

Page 69: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

69

Masa remaja merupakan masa paling rentan dalam hal pergaulan,

terlebih lagi para remaja tersebut ikut kedalam genk motor dan ikut balapan

liar. Para remaja informan tersebut sepenuhnya tidak mengetahui baik buruknya

akibat dari balapan liar itu sendiri. Dan orang tua para informan sepertinya

tidak tahu cara mengatasi seorang anak dan cara membimbingnya dengan benar

itu seperti apa.

Disamping itu, orang tua informan kurang tegas dalam membuat aturan

dan cenderung tidak tahu apa yang selama ini anaknya lakukan diluar tanpa

pengawasan dari orang tuanya. Seperti melakukan aturan jam malam terhadap

anak-anaknya, melakukan proses belajar disaat malam, tidak keluyuran hingga

larut malam, dan memberikan pengawasan terhadap apa yang dilakukannya

diluar bersama temannya.

Perlu adanya bimbingan dan keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat

dibutuhkan, orang tua memegang peran utama dalam membentuk perwatakan

dan membina sikap anak-anaknya. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan

figure utama anak yang dijadikan panutan dan tuntutan didalam keluarga.

Sehingga sudah sepantasnya jika orang tua harus mampu memberi teladan bagi

anak-anaknya.

Melalui lingkungan keluarga anak mengenal dunia sekitarnya dan pola

pergaulan sehari-hari. Orang tua umumnya mencurahkan perhatian dan mendidik

Page 70: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

70

anak agar memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik

melalu penanaman disiplin, kebebasan, dan penyerasian.

4.3.2 Pengaruh Di Lingkungan Bermain.

Proses sosialisasi yang berlangsung dengan teman sepermainan berbeda

dengan yang terjadi dalam keluarga. Dalam lingkungan permainan seorang anak

belajar berinteraksi dengan orang atau teman sebaya. Peranan positif dari

kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak antara lain yaitu

remaja merasa aman dan dianggap penting, remaja dapat tumbuh dengan baik,

remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran perasaannya, remaja dapat

bersikap lebih dewasa, dan remaja dapat mengembangkan ketrampilannya.

Lingkungan tempat para informan peneliti tinggal, motor merupakan

salah satu hoby mereka untuk di geluti. Hampir setiap hari mereka berkumpul

dan membahas tentang motor yang mereka miliki. Jadi bisa dibilang mereka

para informan peneliti sudah membuat suatu perkumpulan atau suatu genk

yang dapat menjadi wadah bagi mereka untuk berkumpul dan melakukan hal-

hal yang kurang bermanfaat. Seperti minum-minuman keras, nongkrong ditepi

jalan dan terkadang membuat rusuh yang membuat terjadi perkelahian antar

genk lainnya.

Page 71: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

71

Kata Wawan salah seorang informan peneliti yaitu :

“kami merasa sudah besar dan bebas tidak ada yang melarang. Apa yang

saya lakukan tidak ada yang urus terserah dari saya mau lakukan apa. Apalagi jika

ada yang membeli minum-minuman keras, pasti semuanya akan datang berkumpul

dan tak aad yang berani larang. disaat semua sudah mabuk, kami akan beramai-

ramai ketempat balapan dan balapan disana dan disitulah jika ada yang berani

menantang kami, pasti kami layan”(wawancara tanggal 10 desember 2015)

Lanjut dari salah satu informan lainnya, yaitu Ijal lanon menambahkan :

“kami biasa melakukan balapan ini karena dari situ bisa membuat

tumbuhnya rasa kekeluargaan. Kami biasa nongkrong ditepi jalan hingga

shubuh hari. Apalagi dihari libur sekolah kami sering nonton balapan liar

bersama. Dan dari genk kami sering ikut juga dalam balapan liar. Semua itu

kami lakukan hanya kesenangan saja, agar perkumpulaan genk lain tahu

akannya keberadaan kami”.(wawancara tanggal 10 desember 2015)

Dari hasil wawancara kepada informan peneliti, dapat disimpulkan bahwa

pengaruh teman bermain para informan sudah sangat memperihatinkan. Hampir

tidak ada yang memperhatikan mereka dan melakukan pengawasan didalam

pergaulan mereka. Para remaja tersebut seperti tidak mempunyai orang tua yang

selalu mengkabari dan menasehati tentang keadaan anaknya.

Kepada para remaja informan peneliti, peneliti melihat para remaja

tersebut lebih menuruti egonya dari pada keselamatan dirinya. Mereka

melakukan balapan hanya untuk mencari status atau identitas untuk diri mereka

dan genk mereka sendiri. Disamping itu faktor prestise atau suatu bentuk

Page 72: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

72

sanjungan atau pujian menjadi penyebab mengapa para remaja tersebut terlibat

dalam aksi balapan liar.

4.3.3 Pengaruh Lingkungan Masyarakat.

Didalam lingkungan masyarakat, para informan peneliti konteks sosialnya

kurang baik dalam hal bermasyarakat. Para remaja atau para informan lebih

sering sekali berkumpul dan nongkrong bersama teman-temannya. Hal yang

mereka sering lakukan tidak ada sisi positifnya. Mereka berkumpul hanya untuk

mabuk-mabukan dan balapan liar, tidak ada hal lain yang dapat mereka

lakukan.

Para remaja ini kurang mengembangkan kerukunan antar warga

masyarakat, seperti kepedulian terhadap gotong-royong. Jika didalam suatu

masyarakat terciptanya suatu kekompakan, maka perilaku penyimpangan dapat

diminimalisirkan. Membudayakan perilaku disiplin bagi warga atau anak remaja

seperti penetapan jam belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan

sebagainya.

Kata Bang Erick selaku masyarakat berkomentar :

“anak-anak zaman sekarang sudah tidak tahu lagi apa itu artinya gotong

royong. Mereka lebih asyik melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti

ngumpul-ngumpul yang tidak jelas, utak atik motor, balapan, dan kadang tiap hari

mabuk-mabukan dikampung sendiri. Kalau dikasih tau meraka malah marah.

Kadang saya capek mengajak mereka untuk bergotong royong setiap minggu pagi.

Page 73: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

73

Semua pada tidur disaat masyarakat lainnya sedang bekerja membersihkan

kampung. Itu efek begadang mereka sendiri tambahnya”.(wawancara tanggal 12

desember 2015)

Menurut hasil wawancara dari salah seorang masyarakat, pemberian cap

labeling kepada para remaja tersebut sudah sepantasnya dilakukan. Mengingat

kelakuan dari para remaja tersebut sudah tidak bisa diberitahu lagi. Sebagai

makhluk sosial, para remaja tersebut seharusnya bisa melakukan hal yang

sepantasnya dan tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban dimasyarakat.

Perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja tersebut

dikampung sendiri merupakan hal yang tidak patut ditiru oleh teman-teman

sepermainannya. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan mereka setiap

malam itu merupakan hal yang kurang baik didalam konteks sosial.

Lingkungan pergaulan dalam masyarakat sangat mampu mempengaruhi

pola pikir seseorang. Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu. Dalam hal ini, perlu

terciptanya lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat

dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter yang baik.

Banyak hal yang bermanfaat yang bisa dilakukan seperti

mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti

perkumpulan karang taruna, perkumpulan PKK, atau berbagai kegiatan lain yang

mengarah pada peningkatan kemampuan anak remaja yang lebih maju dan

Page 74: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

74

dinamis. Jika beberapa upaya tersebut dapat diterapkan dalam suatu lingkungan

msyarakat, maka kelompok pelaku penyimpangan sosial akan merasa risih dan

jengah, sehingga mereka akan merasa malu jika melakukan tindakan

penyimpangan sosial dilingkungan tempat tinggalnya.

4.4 Respon Masyarakat Di Sekitar Arena Balap Liar.

Respon masyarakat sekitar terhadap gerombolan anak remaja yang

melakukan balapan liar sudah sangat meresahkan. Apalagi arena balapan yang

mereka atau para pelaku balap pergunakan adalah jalanan umum disekitar

rumah warga.

Kata Bapak Bakri salah seorang masyarakat :

“para pelaku balap liar tersebut hampir setiap malam minggu atau

hari-hari libur mereka melakukan kegiatan balapan liar tersebut. Mereka para

pelaku balap liar memulai aksi balapan liar disaat tengah malam atau disaat

jam tidur masyarakat. jelas apa yang mereka lakukan tersebut sangat

mengganggu disaat jam istirahat masyarakat. Ditambah lagi suara kebisingan

yang ditimbulkan dari suara knalpot kendaraan bermotor yang mereka

gunakan menambah geram masyarakat”.(wawancara tanggal 15 desember 2015)

Menurut kata dari salah seorang masyarakat, yaitu Bapak Haji Saleh :

“anak-anak remaja ini sudah tidak bisa dikasih tahu lagi. Mereka tidak

tahu apa yang mereka lakukan itu sangat mengganggu ketenangan tidur orang.

Jika mereka dibubarkan polisi, mereka pasti bubar semua dan tidak lama

Page 75: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

75

kemudian mereka akan berkumpul kembali ke arena tersebut dan memulai

balapan lagi.

Sudah banyak masyarakat sini melakukan tindakan terhadap gerombolan

remaja yang nongkrong dan balapan liar tersebut. Seperti mengusir mereka

dari lokasi balapan dan meletakkan suatu benda kejalanan yang membuat

mereka tidak bisa melakukan balap lagi. Kalau kami tidak melakukan tindakan

yang lebih, mereka akan tetap melakukan balapan liar hingga shubuh hari

tambahnya”.(wawancara tanggal 15 desember 2015)

Berdasarkan hasil dari wawancara kepada masyarakat sekitar, terlihat

jelas bahwa apa yang dilakukan oleh anak remaja tersebut sangat mengganggu

masyarakat sekitar. Terlebih halnya efek dari suara yang dihasilkan oleh motor

tersebut yang sangat membuat masyarakat tidak nyaman untuk beristirahat.

Setiap hari libur mereka atau gerombolan remaja tersebut mulai

berkumpul dimalam hari hingga shubuh hari. Yang pada waktu itu seharusnya

mereka para pelajar dipergunakan untuk tidur dan istirahat dirumah. Suara

bising dan aksi kebut-kebutan dijalan raya membuat masyarakat sekitar dan

pengguna jalan lain menjadi terganggu.

Banyak masyarakat yang mengeluh dengan gerombolan remaja balapan

liar ini. Mulai dari suara kebisingan knalpot motor, kebut-kebutan, bahkan

sempat adanya perkelahian sehingga membuat rusuh disekitar rumah

masyarakat. Masyarakat sekitar sering sekali menghubungi polisi untuk

Page 76: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

76

membubarkan aksi balapan liar tersebut, namun terkadang tidak dihiraukan oleh

para remaja tersebut dan memulai aksinya kembali ketika keadaan sudah mulai

sepi.

Page 77: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

77

BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisa dalam karya tulis kami, dapat disimpulkan

bahwa pada anak muda atau remaja yang telah masuk kedalam dunia balap

liar dikarenakan oleh faktor pengaruh pergaulan dan lingkungan yang kurang

baik. Kurangnya pengawasan dan bimbingan orang tua terhadap anaknya yang

membuat anak remaja tersebut dengan mudah dan bebas untuk ikut dalam

dunia balap liar.

Anak remaja yang terlibat dalam balap liar di Kijang Kota masih

berusia sangat muda. Anak remaja tersebut tidak terlalu memikirkan resiko

balap liar dan ikut masuk kedalam dunia balap liar dikarenakan remaja

tersebut lebih menuruti egonya sendiri dari pada keselamatan dirinya. Sebagian

besar anak remaja tersebut lebih memilih balapan liar hanya untuk

mendapatkan sanjungan dan di akui dari teman pergaulannya.

Kurangnya peranan orang tua yang cenderung apatis terhadap anaknya

untuk tidak mengikuti balapan liar dan pergaulan yang buruk merupakan

masalah utama bagi orang tua dari pelaku. Kurangnya suasana harmonis dan

rasa kekeluargaan terhadap anaknya, membuat remaja tersebut menjadi tidak

terkendali dalam pengawasan orang tuanya.

Page 78: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

78

5.2 Saran

� Saran untuk pelaku remaja balap liar.

Jangan mencoba balapan liar dijalanan umum, karena bisa membahayakan

diri sendiri dan pengguna jalan umum lainnya. Masih banyak hal yang lebih

bermanfaat untuk dilakukan tanpa menimbulkan resiko yang besar. Jadilah

pembalap yang resmi, menangkanlah pertandingan tersebut dan menjadi seorang

pembalap yang profesional dan berprestasi.

� Saran untuk orang tua remaja.

Peranan orang tua sangat diperlukan dengan mengarahkan si anak agar

bisa lebih menghormati dan menghargai dirinya sendiri. Memberikan bimbingan

dan pengawasan terhadap diri si anak akan lebih penting, jika memang si anak

memiliki bakat dalam adu balap inilah saatnya orang tua bisa memberi arahan

dan mengikut sertakan pada kegiatan lomba balapan yang resmi.

Kebijaksanaan orang tua dalam menunjang proses sosialisasi anak-anak

antara lain mengusahakan agar anak selalu berdekatan dengan orang tua,

memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak

tidak merasa tertekan, mendorong anak membedakan yang baik dan yang salah,

memperlakukan anak sebaik mungkin, dan menasihati anak jika melakukan

kesalahan.

Page 79: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

79

DAFTAR REFERENSI

Desmita. 2005. psikologi perkembangan, PT REMAJA ROSDAKARYA

Amiek. 2003. Sosiologi. Solo : Cv Haka MJ.

Idianto. 2005, sosiologi SMA, PENERBIT ERLANGGA

Arief, dkk. 2009. Detik-Detik UN Sosiologi. Klaten : PT Intan Pariwara.

Budirahayu, Tuti. 2013. Sosiologi Perilaku Menyimpang. Surabaya : PT Revka Petra

Media.

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Widyastuti, Dyah Ayu.2013. Studi Deskriptif mengenai Pelabelan dan

TindakanSosial Polisi. Skripsi pada Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.

Rumiyati, dkk. 2006. Tuntas Tuntunan ke Universitas. Jakarta : Graha Pustaka

Jakarta.

Soekanto , Soerjono.2007. Sosiologi Suatu Pengantar .Jakarta : PT Raja Grafindo.

Soetomo. 2013. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya.Celeban Timur : Pustaka

Pelajar.

Page 80: Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja Skripsi Diajukan ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2.2 Teori Penyimpangan Sosial 31 2.3 Agen-agen

80

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumber :

1. http://www.anneahira.com/balap-liar.htm

2. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Balap%2520Motor%2520Liar-EDITOR

3. http://www.duniapsikologi.com/remaja-pengertian-dan-definisinya/

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang

5. http://www.pengertian ahli.com

6. http://www.sarjanaku.com

7. http://m.kompasiana.com

8. http://herrystw.wordpress.com

9. http://sumber ilmu islam.com